8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Teori Komunikasi Massa
Dalam definisi dari komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan
melalui media massa. Media massa antara lain: televisi, radio, bioskop, surat kabar,
majalah. Menurut Wright dalam (Dewi, 2008:84), unsur unsur komunikasi massa
adalah:
1. Jumlah khalayak relatif besar, heterogen, sumber informasi anonim.
2. Pengalaman terpaan informasi bersifat publik dan cepat.
3. Sumber bekerja lewat suatu organisasi media yang rumit.
4. Pesan mungkin mewakili banyak orang/pihak yang berbeda.
Menurut John Vivian, dalam bukunya yang berjudul teori komunikasi massa
menjelaskan definisi dari komunikasi massa. Komunikasi massa adalah proses
penggunaan sebuah media massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas
untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk. (Vivian, 2008:450)
Menurut peneliti, komunikasi massa adalah pertukaran pesan dan informasi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok. Proses tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung, bisa juga
dengan bantuan media yang mendukung, media pesan ini meliputi media elektronik
(radio, televisi, handphone), media cetak (koran, majalah), media online (sosial
media, web)
2.1.2 Pengertian Hubungan Masyarakat
Humas adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih
baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau
organisasi/perusahaan (Ardianto, 2013:9).
8
9
Menurut Frank Jefkin (Morrisan, 2008:8), terdapat banyak definisi humas
namun ia sendiri memberikan batasan humas, yaitu:
“Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana,
baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.” Menurutnya, humas pada intinya
senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan
muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif.
Sedangkan menurut Dominick (Morrisan, 2008:8-9) Humas mencakup halhal sebagai berikut:
1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik.
Praktisi Humas berusaha untuk mempengaruhi publik agar memberi opini yang
positif bagi organisasi atau perusahaan, dan juga Humas mempunyai tugas untuk
mengumpulkan informasi dari khalayak, menginterpretasikan informasi itu dan
melaporkannya kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh
terhadap keputusan manajemen.
2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi.
Praktisi Humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada
khalyak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang
dilakukan perusahaan. Praktisi Humas harus memberikan perhatian terhadap
pikiran dan perasaan khalyak terhadap organisasi. Humas harus menjadi saluran
arus bolak balik antara organisasi dan khalyaknya. Organisasi pada dasarnya
berhubungan dengan berbagai macam khalyak. Secara umum khalyak humas
terbagi atas khalayak internal: karyawan, organisasi buruh serta pemegang
saham yang namanya tercatat pada perusahaan dan khalayak eksternal: badan
atau instansi pemerintah, pemasok, masyarakat sekitar, media massa dan
pemegang saham yang tidak tercatat pada daftar pemegang saham.
3. Humas merupakan fungsi manajemen.
Humas berfungsi dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Humas juga harus secara
rutim memberikan saran kepada manajemen. Humas harus memiliki kegiatan
10
yang terencana dengan baik. Bagian humas harus mampu mengorganisir dan
mengarahkan dirinuya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa Humas adalah kegiatan yang
bersifat internal dan eksternal dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan
berpengaruh pada perusahaan terutama terhadap citra perusahaan itu sendiri. selain
itu juga humas mempunyai kegiatan yaitu membangun kerja sama dengan media.
2.1.2.1 Humas Pemerintah dan BUMN
Perbedaan antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang
terdapat di instansi pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial walaupun
Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi
dan periklanan. Humas Pemerintah juga lebih menekankan pelayanan publik demi
meningkatkan pelayanan umum. (Ruslan, 2012:341)
Menurut John D. Millet (Ruslan, 2012:341), Humas dalam dinas
instansi/lembaga kepemerintahan mempunyai beberapa tugas penting, yaitu sebagai
berikut:
1. Mengamati dan mempelajari tentang bagaimana keinginan-keinginan yang
terdapat dalam masyarakat.
2. Memberikan nasihat atau saran untuk menanggapi apa dilakukan oleh
instansi/lembaga pemerintahan seperti yang dihendaki oleh pihak publiknya.
3. Mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara
hubungan publik dengan para aparat-aparat pemerintahan.
4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan
oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan.
2.1.2.2 Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia
Menurut Ruslan (2012:343), Humas pemerintah Indonesia mempunyai
berbagai macam tugas yang harus dilakukan, berikut beberapa tugas Humas
pemerintah Indonesia yang secaara umum wajib dikerjakan untuk menjaga reputasi
pemerintahan Indonesia, yaitu:
11
a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
b. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan dan nformasi mengenai
kebijaksanaan dan program-program kerja secara umum kepada masyarakat.
c. Menjadi komunikator dan sekaligus menjadi mediator yang proaktif dalam
menghubungkan kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung
aspirasi, serta memperhatikann keinginan-keinginan publiknya.
d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi
mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.3 Media Massa
Dalam melaksanakan Media Relations sangatlah penting adanya media
massa, pengertian media massa dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:
Media massa adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak dalam jumlah besar atau sering disebut massa. Secara
etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti ‘tengah’ , ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media
adalah perantara atau pengantar dari komunikator (pengirim pesan) kepada
komunikan (penerima pesan) sedangkan massa merupakan kata serapan yang
berasal dari bahasa Inggris mass yang artinya massa atau jumlah besar yang
diartikan dengan massa, rakyat, atau masyarakat. (Darmastuti, 2012:57)
Dalam memahami media massa, pentingnya juga bagi Humas untuk
mengetahui fungsi-fungsi dan cara kerja media massa, pada umumnya fungsi media
massa ini terbagi menjadi 5, (Iriantara, 2008:154) sebagai berikut, yaitu:
1. Media massa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, contohnya
berita.
2. Media massa menerapkan fungsi kontrol, misalnya menyiarkan informasi
yang menunjukan kekeliruan yang terjadi di masyarakat.
3. Media massa menyampaikan materi pendidikan kepada masyarakat.
12
4. Media massa menyampaikan pesan yang menghibur masyarakat. Misalnya
menayangkan acara musik, kartun dll.
5. Media massa menyampaikan pesan yang mempengaruhi masyarakat,
misalnya menyiarkan acara gosip.
Dalam uraian diatas maka peneliti mendefinisikan bahwa media massa adalah
suatu objek yang sangat penting dalam kegiatan humas karena media massa bekerja
sebagai penyambung antara perusahaan dan khalayak dengan cara memberitakan
atau menginformasikan hal-hal yang penting untuk diketahui oleh publik.
2.1.3.1 Jenis – jenis media massa
Media massa yang dapat digunakan oleh praktis Humas dalam menjalankan
kegiatan media relations sangat beragam sekali, yaitu:
1. Media elektronik
Media elektronik yang dipakai atau dapat digunakan oleh praktisi Humas adalah
film, televisi, radio.
2. Media cetak
Praktisi Humas juga menggunakan media cetak dalam kegiatan media relations
yaitu surat kabar, koran, majalah.
3. Media online/internet
Media online atau internet juga merupakan media yang sangat sering digunakan
oleh praktisi Humas diera globalisasi ini karena setiap khalayak pasti
menggunakan media ini, dari yang muda sampai yang tua pun bersosialisasi
memakai media online atau internet. Media online ini meliputi sosial media
(facebook, twitter, blog, dan lain-lain). Selain sosial media juga setiap
perusahaan dapat membuat web khusus untuk perusahaan tersebut, agar
khalayak bisa melihat atau mengakses kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan
perusahaan tersebut.
(Darmastuti, 2012, 61-62)
13
Dalam uraian diatas maka peneliti mendefinisikan jenis-jenis media massa yang
berkaitan dengan penelitian yang diambil itu untuk dapat digunakan praktisi
humas dalam menjalankan media relations di Perum BULOG. Karena ketiga
jenis media massa diatas sangat mempengaruhi dalam setiap strategi dan
kegiatan media relations pada Perum BULOG.
2.1.3.2 Prinsip kerja media massa
Setelah mengetahui fungsi dari media massa terhadap praktisi humas,
kini praktisi humas juga harus mempelajari prinsip-prinsip kerja media
massa. Prinsip media massa terbagi menjadi 8 dalam (Iriantara, 2008:155),
yaitu:
1. Media massa menyajikan kenyataan dengan cara tertentu, misalnya kenyataan
yang dibuat media massa menjadi menarik agar masyarakat tertarik dengan
media massa tersebut.
2. Media massa membentuk kenyataan, karena media massa memberikan
gambaran kepada kita untuk memahami suatu kenyataan, sehingga kenyataan
tersebut bisa terbayang dibenak kita.
3. Media massa memberikan makna kepada masyarakat. Masyarakat menilai
media massa berdasarkan dari pemikiran, pengetahuan, pandangan.
4. Media massa
mempunyai nilai komersial, media massa membuat
mempertimbangkan
untung-rugi
dalam
membuat
isi
pesan
tau
menyebarluaskan informasi.
5. Media massa dipengaruhi oleh nilai-nilai pengelola dan nilai-nilai pemasang
iklan.
6. Media massa mempengaruhi sosial dan politik.
7. Bentuk dan isi mempengaruhi dalam media. Bentuk media yaitu media
elektronik dan media cetak. Sedangkan isi media yaitu terkaitnya dengan
bentuk media massa.
8. Media massa memiliki wujud keindahan. Media cetak dan media elektronik
memilik keindahan yang berbeda-beda.
14
Pada uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa praktasi humas sangat penting
mempelajari prinsip kerja media massa, karena apabila praktisi humas memahami
apa prinsip kerja media massa, maka kegiatan media relations akan berjalan seperti
ysng diinginksn dan perusahaan mendapatkan hasilnya yaitu publik akan mempunyai
opini baik dan perusahaan mendapatkan citra positif.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 MEDIA RELATIONS
Salah
satu
kegiatan
humas
dalam
memberikan
informasi
kepada
publik/masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah
kegiatan media relations (hubungan media). (Ardianto, 2011:294)
Hubungan baik yang terbangun antara humas dengan Media Massa (institusi
Media dan Wartawan) bukanlah tujuan utama dari kegiatan Media Relations yang
dilakukan oleh humas. Tujuan utama dari Media Relations adalah menciptakan
hubungan baik antara perusahaan dengan stakeholder-nya sehingga tercipta
kepercayaan diri masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi tersebut.
(Darmastuti, 2012:177)
Menurut Lesly (Iriantara, 2008:29)
menjelaskan bahwa media relations
yaitu:
“Hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas
atau merespon kepeningan media terhadap organisasi”.
Menurut Frank Jefkins (Darmastuti 2012:42,43) memberikan definisi media
relations sebagai berikut:
“Media Relations atau sering disebut dengan hubungan pers adalah
usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas
suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi
perusahaan yang bersangkutan”. Frank Jefkins mengategorisasikan
media relations dalam pemaknaan yang sama dengan press relations,
yaitu usaha publikasi yanag maksimum atas suatu pesan atau
informasi dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman
bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
15
Berdasarkan definsi yang diberikan oleh Frank Jefkins di atas, maka
ada beberapa hal pokok yang perlu digarisbawahi pentingnya media relations
itu dilakukan pada saat ini, yaitu:
1. Yang dimaksud hubungan dengan pers bukan hanya hubungan dengan
media cetak, tetapi hubungan dengan semua media massa (radio,
televisi) dan tidak terkecuali dengan media-media baru yang
bermuculan dan sedang berkembang pada saat ini (misalnya : internet,
facebook).
2. Tujuan pokok hubungan dengan media massa (pers) adalah
menciptakan pengetahuan dan pemahaman kepada khalayak, bukan
sekedar menyiarkan pemberitaan sesuai keinginan perusahaan. Justru
yang terpenting adalah membuuat masyarakat mengetahui dan
memahami perusahaan atau organisasi yang diberitakan.
3. Sesuai visi Public Relations, informasi yang disampaikan haruslah
informasi yang benar sehingga kejujuran menjadi tuntutan dalam
setiap pemberitaan. (Darmastuti, 2012:43,44)
Jadi kesimpulan peneliti dari berbagai definisi tentang Media
Relations dari berbagai ahli di atas, Media Relations adalah suatu kegiatan
humas yang memberikan pesan atau informasi kepada khalayak melalui
media untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman kepada khalayak
sehingga terjadi perubahan konsep berpikir dalam kehidupan masyarakat dan
akhirnya terjadi perubahan sikap dan perilaku.
2.2.1.1 Membentuk citra melalui media relations
Hubungan dengan media merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan
seorang humas untuk mencapai tujuan dari setiap kegiatan yang dilakukan humas.
Salah satu tujuan pekerjaan humas adalah membangun citra yang positif dan saling
pengertian antara publik dan organisasi. Tetapi yang menjadi masalah, selama ini
hubungan antara humas dan wartawan sering kali tidak harmonis. Sering kali seorang
humas merasa bahwa wartawan adalah profesi yang sering mengganggu
pekerjaannya. Sedangkan dalam pandangan wartawan, humas adalah profesi yang
sangat pelit informasi. Informasi yang dimiliki oleh humas sering kali di
16
sembunyikan. Tindakan ini jelas sangat menyulitkan wartawan untuk mendapatkan
informasi. Oleh karena itu dibutuhkan cara-cara yang tepat untuk menjalin hubungan
baik antara humas dengan institusi media maupun pekerja-pekerja media.
(Darmastuti, 2012:44)
Agar citra perusahaan mengalami peningkatan haruslah melakukan media
relations dengan baik dan benar. Kegiatan media relations akan membawa efek yang
sangat besar apabila dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja yang tepat.
2.2.1.2 Fungsi Media Relations
Menurut Glen Griswold mendefinisikan fungsi Media Relations dengan
sendirinya mengacu atau diacukan pada fungsi Humas secara keseluruhan. (Iriantara,
2008:38).
Berikutnya fungsi humas menurut Lesley dalam (Nova, 2009:210)
hubungan dengan pers yaitu:
1.
Fungsi Pasif dan Pelayanan
Fungsi pasif berarti humas hanya permintaan pers dan tidak
melakukan inisiatif tertentu.
2.
Fungsi Setengah Aktif
Secara kontinyu humas menyiapkan penyebaran informasi tentang
berbagai kejadian di organisasi kepada beberapa media.
3.
Fungsi Aktif
Humas menggunakan inisiatif dalam melakukan pendekatandengan
media.
Jadi kesimpulan peneliti dari definisi diatas tentang fungsi media relations,
bahwa fungsi media relations itu sangat penting dibutuhkan untuk mengetahui apa
saja yang kegiatan media relations dan apa yang berkaitan dengan penelitian strategi
media relations Perum Bulog dalam membentuk citra positif.
17
2.2.1.3 Tahapan media relations
Dalam menjalin hubungan dengan media (media relations) haruslah
memahami tahapan-tahapan yang harus dilakukan, beberapa tahapan-tahapan
media relations dalam (Darmastuti, 2012:47-48-49), sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi krisis, untuk menindentifikasi suatu krisis, seorang
Humas perlu melakukan penelitian.
b) Menganalisis krisis, seorang Humas bukanlah sekadar petugas
penerangan yang selalu mengandalkan aksi. Analisis ini adalah
pekerjaaan yang dilakukan di belakang meja dengan keahlian
membaca permasalahan.
c) Mengisolasi krisis, krisis adalah penyakit. Kadang juga diartikan lebih
dari sekedar penyakit biasa. Oleh karena itu, untuk mencegah krisis
menyebar lebih luas ia harus diisolasi, dikarantina sebelum tindakan
serius dilakukan.
d) Menerapkan pilihan strategi menghadapi krisis, ada tiga strategi
generik untuk menangani krisis, yaitu: Strategi Defernsif, langkahlangkah yang di ambil: mengulur waktu, tidak melakukan apaapa,membentengi diri dengan kuat. Strategi Adaptif, langkahlangkah yang mencakup hal-hal yang lebih luas, yaitu: mengubah
kebijakan, modifikasi operasional, kompromi, meluruskan citra.
e) Menjalankan program pengendalian, program pengendalian adalah
langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang
dirumuskan.
Implementasi
pengendalian
diterapkan
pada:
perusahaan(beserta cabang), industri(gabungan usaha sejenis),
komunitas, divisi-divisi perusahaan.
Jadi kesimpulan peneliti tentang tahapan media relations ini yang
berkaitan dengan strategi media relations Perum BULOG dalam membentuk
citra positif itu untuk mengetahui bagaimana tahapan media relations yang
ada di Perum BULOG sangat bermanfaat.
18
2.2.1.4 Strategi Humas dalam membangun hubungan dengan media (media
relations)
Seorang humas dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik termasuk media
relations kalau didukung oleh strategi yang tepat dan efektif. Tetapi humas sering
kali mengalami kegagalan dalam melakukan media relations,bukan karena dia tidak
melakukan kegiatan media relations melainkan karena tidak mengerti apa itu strategi
komunikasi dan strategi media relations. Soemirat dan Ardianto memberikan rincian
sangat jelas tentang strategi media relations, strategi media relations tersebut adalah:
1.
By serving the media, strategi ini adalah strategi yang memberikan pelayanan
kepada media. Pada tatanan ini, seorang Humas dituntut untuk memberikan
pelayanan kepada media massa, sesuai yang dibutuhkan oleh media massa
tersebut. Pelayanan ini yang harus diberikan oleh Humas kepada media massa
adalah pelayanan untuk memberikan salinan pers.
2.
By establishing a reputations for reliability, adalah strategi yang dilakukan
humas sebagai upaya untuk menegakan reputasi perusahaan agar perusahaan
tersebut tetap dapat dipercaya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
membangun reputasi suatu perusahaan.
3.
By supplying good copy, adalah strategi dengan memasok informasi yang
baik. Dengan memberikan naskah yang baik yang disertai dengan pembuatan
teks dan gambar atau foto yang baik. Selain pengiriman naskah informasi,
strategi by supplying good copy ini dapat dilakukan dengan cara pengiriman
news release yang baik. Tujuannya supaya release yang dikirimkan dapat dan
sesuaidengan ‘selera’ media massa.
4.
By cooperations in providing material, adalah strategi yang dilakukan dengan
kejasama yang baik. Pada prinsipnya strategi ini adalah strategi yang dibuat
untuk menciptakan kerja sama yang baik antara Humas dengan media.
5.
By Providing verification facilities, Selain keempat strategi diatas, seorang
Humas juga harus memikirkan fasilitas yang harus disediakan bagi pekerjapekerja media. Tujuannya adalah pekerja media merasa nyaman dalam
bekerja, yaitu ketika mereka melakukan liputan terhadap perusahaan tempat
Humas itu berada.
19
6. By building personal relationship with the media, strategi ini merupakan
strategi yang dilakukan dengan membangun hubungan secara personal
antara Humas dengan media massa (baik itu orang-orang yang ada di
Institusi media maupun dengan wartawan dan pekerja media lainnya).
Hubungan personal yang baik antara Humas dengan pekerja media
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun keterbukaaan
dan saling menghormati antar profesi masing-masing. (Darmastuti,
2012:156,157,158,159)
Pada uraian diatas peneliti berpendapat, strategi Humas dalam membangun
hubungan dengan media (media relations) yang mencangkup ke enam strategi maka
peneliti mengkaitkan dengan penelitian yang berjudul strategi media relations Perum
BULOG dalam membentuk citra positif.
2.2.1.5 Aktifitas Media Relations
Dalam menjalin hubungan dengan media, aktifitas media relations pada
umumnya dijalan oleh praktis Humas. Berikut bentuk-bentuk kegiatan media
relations:
1. Pengiriman siaran pers
Jefkin memberikan pengertian yang lebih luas tentang press release. Dalam
pandangan Jefkin, sebuah release bukan sekedar tulisan pers tetapi bisa juga
dalam bentuk artikel dan foto-foto caption yang memiliki nilai berita yang
tinggi. (Darmastuti, 2012:183)
2. Menyelenggarakan konferensi pers
Menurut Frank Jefkin, konfrensi pers merupakan sebuah pertemuan para
jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Bisa juga
konfrensi pers ini sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk menjelaskan
permasalahan-permasalahan yang ada diperusahaan tersebut kepada jurnalis.
Perusahaan biasanya mengadakan konfrensi pers ini ketika perusahaan
sedang mengalami permasalahan atau sedang berkonflik dengan pihak lain.
Konfrensi pers ini diadakan dengan tujuan untuk melakukan klarifikasi atau
untuk memperbaiki citra perusahaan yang sempat rusak. Tidak jarang
konfrensi pers diadakan secara mendadak, dengan tempat seadanya.
(Darmastuti, 2012:181)
20
3. Menyelenggarakan media gathering
Media gathering adalah pertemuan pers secara informal, khususnya
hubungan natara praktis PR dan wartawan media massa dalam acara sosial
keagamaan dan aktivitas olahraga. (Iriantara, 2008:193)
4. Press tour (wisata media)
Acara ini di selenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk
mengunjungi daerah tertentu dan mereka pun (media) diajak menikmati objek
wisata yang menarik. Misalnya, suatu departemen mengajak wartawan sambil
berwisata meninjau proyek-proyek pembangunan seperti bendungan,
pelabuhan atau suatu perusahaan kayu yang berkantor pusat di Jakarta
mengajak pers sambil berwisata melihat pabrik kayu lapisnya di Kalimantan.
(Ardianto, 2011:268)
5. Menyelenggarakan wawancara khusus
Wawancara khusus biasanya merupakan inisiatif dari pihak pers/wartawan
setelah melalui perjanjian atau konfirmasi dengan narasumbernya. Hasil
wawancara tersebut disiarkan atau tidaknya di media bersangkutan adalah
sepenuhnya ada di tangan pewawancara. (Iriantara, 2008:193).
Pada uraian diatas tentang aktifitas media relations maka peneliti berpendapat bahwa
penelitian strategi media relations Perum BULOG dalam membentuk citra positif ini
salah satunya untuk mengetahui aktifitas atau kegiatan media relations yang ada di
Perum BULOG.
2.2.1.6 Arus komunikasi dalam Media Relations
Berikut gambar arus komunikasi dalam praktik media relations:
Media massa
Organisasi
Publik(-publik)
21
Arus Komunikasi dalam Media Relations. Sumber: (Iriantara, 2008:31)
(Gambar 2.2.1.6)
Gambar tersebut menjelaskan tentang bagaimana organisasi menyampaikan
informasi kepada publik melalui media massa. Kemudian publik menyatakana
aspirasinya tentang organisasi melalui media massa ataupun secara langsung kepada
organisasi melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisasi.
2.2.1.7 Tujuan dan manfaat Media Relations
Tujuan media relations adalah:
1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah
organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2. Memperoleh tempat dalam pemberitan media secara objektif, wajar dan
berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi.
3. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi.
4. Melengkapi
data
bagi
pimpinan
organisasi
untuk
keperluan
kebijaksanaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi
saling percaya dan menghormati.
(Nova, 2009:210,211)
Manfaat Media Relations adalah:
1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi
dan media massa.
2. Membangun keparcayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati
dan menghargai serta kejujuran dan kepercayaan.
3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur, dan mampu
memberikan pencerahan bagi publik.
(Nova, 2009:211)
22
2.2.2 Citra
Dalam kegiatan media relations sangatlah penting untuk memperhatikan cara
kerjanya, karena tentu saja praktisi humas ingin mencapai keberhasilan. Keberhasilan
tersebut yaitu citra, citra disini merupakan cermin dari hasil kegiatan media relations.
Dibawah ini adalah pengertian tentang citra. Yaitu:
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi
yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan).
Pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis,
tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti
penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya
datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya. (Ruslan, 2012:75)
Definisi citra lainnya disampaikan darin para ahli, dibawah ini salah satu pengertian
citra menurut Siswanto Sutojo. Yaitu:
Citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang
perseorangan, benda dan organisasi. Citra sebagai persepsi masyarakat
terhadap jati diri perusahaan atau organisasi. Persepsi seseorang terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan
bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting.
Contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan
(konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang
lain. (Ardianto, 2011, hal. 63)
Dari uraian para ahli di atas maka peneliti mendefinisikan citra yaitu suatu
kesan yang ditimbulkan dari pemikiran masyarakat terhadap perusahaan. Pemikiran
masyarakat terhadap perusahaan itu tergantung dari kinerja perusahaan, kegiatan
perusahaan itu sendiri.
2.2.2.1 Jenis Citra
Frank Jefkin memaparkan beberapa jenis citra dalam (Ardianto, 2011:63)
yaitu:
1. Citra Bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang
atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu
hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya.
2. Citra Yang Berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi.
23
3. Citra Yang Diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang dinginkan
oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari citra yang
ada.
4. Citra Perusahaan (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan. Perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih
mudah menjual produk atau jasanya.
5. Citra Majemuk (multiple image) banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau
perusahaan secara keseluruhan.
Definisi yang diuraikan oleh Frank Jefkin, maka peneliti berpendapat jenis
citra yaitu suatu pandangan yang berbeda-beda terhadap organisasi ataupun
perusahaan yang harus dipelajari oleh praktisi humas, karena humas sangat terlibat
dengan masalah reputasi atau citra.
2.2.2.2 Manfaat citra bagi perusahaan
Sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memperhatikan citra yang
dimiliki. Hendaknya perusahaan harus memperhatikan kegiatan-kegiatannya.
Menurut Sutojo dalam (Ardianto, 2011:63) citra perusahaan yang baik dan kuat
memiliki manfaat sebagai berikut: 1.Daya saing jangka menengah dan panjang
mantap. 2.Menjadi perisai selam masa krisis. 3.Menjadi daya tarik eksekutif handal.
4.Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. 5.Penghematan biaya operasional
karena citranya baik.
Setelah uraian diatas, peneliti mendefinisikan manfaat citra bagi perusahaan
yaitu: citra bagi perushaan sangatlah penting untuk mempertahankan reputasi
perusahaan agar publik mempercayai perusahaan tersebut untuk terus berjalan.
2.3
Penelitian Terdahulu
2.3.1 Jurnal Nasional
PERANAN
HUMAS
DALAM
PENCITRAAN
UNIVERSITAS
SAM
RATULANGI MANADO OLEH CHRISTIAN S. TENDEAN
Di era modern sekarang ini, Humas (Hubungan Masyarakat) bukan lagi
sekedar sebagai suatu kelengkapan organisasi, perusahaan atau lembaga semata,
24
namun telah menjadi tulang-punggung utama atau garda depan yang sangat
menentukan bagi kesuksesan atau keberhasilan institusi dimaksud.
Sesuai dengan tugas dan fungsi utama dari humas itu sendiri adalah untuk
berusaha membentuk opini atau citra yang positif dan favourable bagi orgnisasi atau
lembaga di mana humas tersebut berinduk.
Universitas Sam Ratulangi sebagai suatu lembaga pendidikan yang cukup
dikenal di Sulawesi Utara bahkan sampai ke tingkat Nasional, memiliki bagian
Hubungan Masyarakat yang sangat diandalkan dalam rangka membentuk citra positif
terhadap masyarakat atau publik baik secara internal maupun eksternal.
Penelitian ini berusaha untuk mengkaji dan mengungkap bagaimana peranan
dari Humas Universitas Sam Ratulangi itu sendiri dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tersebut sehingga opini publik atau masyarakat dapat dibimbing dan
dibina ke arah citra yang positif sehingga tentunya akan sangat menguntungkan bagi
pengembangan Unsrat ke depan.
AKTIVITAS MEDIA RELATIONS YANG DILAKUKAN OLEH PUBLIC
RELATIONS
HOTEL
CIPUTRA
JAKARTA
DITINJAU
DARI
INTEREFFICATION MODEL OLEH CHRISTINA YULIANI
Media relations adalah pembentukan hubungan antara perusahaan dan media.
Artikel ini berlaku Intereffication Model untuk menggambarkan netral hubungan
antara PR dan media. Model ini mencakup dua proses: induksi dan adaptasi. Induksi
didefinisikan sebagaimana dimaksud dan diarahkan penawaran komunikatif atau
rangsangan, yang mengakibatkan resonansi yang lain masing-masing sistem.
Adaptasi dapat didefinisikan sebagai proses komunikatif dan organisasi penyesuaian.
Keterkaitan penelitian ini bagi penelitian yang peneliti sedang lakukan
adalah, penelitian ini sama-sama meneliti tentang media relations, untuk tetap
memberikan image yang positif dari stakeholder mereka, dengan melakukan
kegiatan-kegiatan media relations atau hubungan dengan media dan memberikan
manfaat dari perusahaan, kepada publik atau khalayak.
25
2.3.2 Jurnal Internasional
THE IMPACT OF NEWSROOM CHANGES AND THE RISE OF SOCIAL
MEDIA ON THE PRACTICE OF MEDIA RELATIONS
Perubahan terbaru dalam media Amerika telah mengakibatkan dampak
langsung pada pekerjaan profesional PR , dari pengurangan ruang berita di media
tradisional untuk munculnya media sosial . Penelitian ini menguji perubahan dalam
hubungan media dinamis dengan kualitatif , wawancara mendalam dari 12
profesional PR di media , timur kota AS . Temuan meliputi praktisi PR melakukan
hubungan kurang tradisional media, sebagian besar disebabkan newsroom
dirampingkan , dan frustrasi dengan kelangkaan dihasilkan pengetahuan institusional
, masuknya muda, wartawan berpengalaman , dan cerita dangkal . Sementara peserta
melihat peluang untuk menyuntikkan pesan tanpa filter di media, secara keseluruhan
mereka menghargai hubungan wartawan dan menggunakan media sosial dalam
komunikasi dengan mereka dan dalam pekerjaan mereka . Meskipun media baru
dipandang sebagai salah satu tugas yang lebih di piring PR sudah sangat penuh ,
peserta mengakui pentingnya mereka dan berkembang relevansi . Secara keseluruhan
, praktisi PR melihat mereka dan masa depan industri termasuk media lama dan baru.
FACE TO FACE: HOW THE CLEVELAND CLINIC MANAGED MEDIA
RELATIONS FOR THE FIRST U.S FACE TRANSPLANT.
Ketika pertama transplantasi wajah AS dilakukan di Klinik Cleveland di akhir
tahun 2008 , para praktisi PR di pusat kesehatan akademik nirlaba di Ohio
memainkan peran penting dalam membantu untuk menentukan apakah operasi
berisiko dan kontroversial akan dinilai sukses oleh medis masyarakat , media massa ,
dan masyarakat . Studi kasus deskriptif menggunakan teori agenda - bangunan dan
konsep terkait subsidi informasi untuk memeriksa bagaimana praktisi direncanakan
dan diimplementasikan hubungan media untuk salah satu cerita medis atas tahun ,
cerita disertai dengan menantang isu-isu etis . Sangat dipengaruhi oleh apa yang
mereka yakini adalah hubungan kegagalan media yang melibatkan transplantasi
wajah pertama di dunia , yang telah dilakukan tiga tahun sebelumnya di Perancis ,
praktisi Klinik efektif digunakan subsidi informasi dengan wartawan sementara erat
mengendalikan informasi tentang dan akses ke pasien . Studi ini menemukan bahwa
aktivitas hubungan media Clinic menghasilkan liputan media yang sangat positif
26
yang meningkatkan reputasi Clinic sementara juga muncul untuk membantu
membentuk kembali media agenda AS pada transplantasi wajah .
IDENTIFYING THE BEST PRACTICES OF MEDIA CATCHING: A
NASIONAL SURVEY OF MEIDA RELATIONS PRACTITIONERS.
Dalam penelitian ini akan membahas tentang layanan berbasis web , seperti
Bantuan - A - Reporter - Out ( HARO ), yang memungkinkan wartawan untuk
mengirim permintaan konten ke banyak agen public relations menjadi lebih populer
di kalangan praktisi hubungan media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengkaji bagaimana praktisi menggunakan HARO dan untuk mengukur tingkat
keberhasilan penempatan media yang melawan praktek-praktek terbaik yang
diusulkan " media yang menangkap " . Sebuah survei online dilakukan anggota
Humas Society of America yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bekerja dalam
hubungan media. Analisis mengungkapkan lima praktik terbaik yang memiliki
korelasi positif yang signifikan terhadap tingkat respons jurnalis dan tingkat
keberhasilan penempatan . Hasil penelitian juga menunjukkan apa yang praktisi
media outlet suka membalas menggunakan layanan Haro. Karena semakin banyak
praktisi yang mengintegrasikan media menangkap layanan dalam rutinitas sehari-hari
mereka , adalah penting untuk memastikan mereka menerapkan praktek terbaik
dalam rangka untuk mengembangkan dan memelihara hubungan kerja yang positif
dengan wartawan .
27
2.4
Kerangka Teori
2.4.1 Bagan Kerangka Teori
Teori umum
Teori komunikasi
massa
Humas
definisi
Unsur – unsur komunikasi massa
dan Definisi komunikasi massa
definisi
a. Humas pemerintah dan BUMN
b. Fungsi pokok Humas dan
Pemerintah Indonesia
Media massa
definisi
a. Jenis – jenis media massa
b. Prinsip kerja media massa
Teori khusus
Media relations
definisi
a. Membentuk citra positif melalui
media relations
b. Fungsi media relations
c. Tahapan media relations
d. Strategi humas dalam
membangun hubungan dengan
media (media relations)
e. Aktifitas media relations
f. Arus komunikasi dalam media
relations
g. Tujuan dan manfaat media
relations
citra
definisi
a. Jenis media massa
b. Manfaat citra bagi perusahaan
(Gambar 2.1.4)
28
2.5
Kerangka Pemikiran
2.5.1 Kerangka Pemikiran Peneliti
Perum BULOG
1. Perum BULOG menangani pangan yang berhubungan dengan publik
2. Adanya isu-isu negatif tentang Perum BULOG yang keluar di media
massa
Strategi media relations
1. By serving the media
2. By establishing a reputations for reliability
3. By supplying good copy
4. By cooperations in providing material
5. By providing verivications facilities
6. By building personal relatioinship with the media
Membentuk citra
positif
(Gambar 2.1.5)
Download