Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 ISOLASI LACTOBACILLUS, BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES DAN ORGAN SALURAN PENCERNAAN AYAM (Isolation of Lactobacillus Lactic Acid Bacteria from Faeces and Digestive Tracts of Chickens) ZAHIROTUL HIKMAH HASSAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat no. 4 Banjarbaru 70711 Kalimantan Selatan E-mail : [email protected] ABSTRACT Lactic acid bacteria is known to have advantageous effects for health, not only for human but also for animals. The objective of this research was to isolate lactic acid bacteria Lactobacillus from feces and digestive tracts of chickens, i.e. crop, colon, small intestine, large intestine and caecum. The samples was conducted from 5 commercial layer chicken farm and 2 local chicken farm located at D.I. Yogyakarta. The isolation technique was carried out by the spread plate method using neutral GYP (glucose-yeast extractpeptone) )+10 ppm sodium azide and acidic GYP (pH 4 and 5)+10 ppm sodium azide+0.2% oxgall as the media, added with CaCO3. Incubation was done at 37°C for 48 hours. Primary identification to determine the genus of Lactobacillus was based on the cellular morphology, Gram-stains, and catalase test. Among 17 times sampling with 41 sample, 9 colonies of Lactobacillus were isolated, four colonies (IS-1 to IS-4) from caecum were identified as Lactobacillus murinus, while 5 isolates from crop were identified as Lactobacillus acidophilus (IS-5) and Lactobacillus murinus (IS-6 to IS-9). All colonies are from digestive tracts of local chickens. Isolation of Lactobacillus from faeces has not been succeeded yet. Key Words: Lactobacillus, Isolation, Chicken, Probiotics ABSTRAK Bakteri asam laktat diketahui mempunyai efek yang menguntungkan bagi kesehatan, tidak hanya bagi manusia tapi juga bagi hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri asam laktat Lactobacillus dari feses dan organ saluran pencernaan ayam, yaitu crop, colon, usus halus, usus besar dan caecum. Pengambilan sampel dilakukan dari 5 peternakan ayam petelur dan 2 peternakan ayam kampung yang berada di D.I. Yogyakarta. Teknik isolasi dlakukan dengan metode goresan (spread plate) menggunakan media GYP (glucose-yeast extract-peptone)+10 ppm natrium azida dan GYP asam (pH 4 dan 5)+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall. Inkubasi dilakukan pada suhu 37°C selama 48 jam. Identifikasi awal untuk menentukan genus Lactobacillus didasarkan pada bentuk morfologi, pewarnaan Gram, dan uji katalase. Dari 17 kali pengambilan sampel dengan jumlah sampel sebanyak 41, diperoleh isolat Lactobacilllus sebanyak 9 isolat, empat isolat (IS-1 s/d IS-4) dari caecum diduga sebagai Lactobacillus murinus, sedang 5 isolat dari crop diduga sebagai Lactobacillus acidophilus (IS-5) dan Lactobacillus murinus (IS-6 s/d IS-9). Belum berhasil diperoleh isolat Lactobacillus dari feses. Kata kunci: Lactobacillus, Isolasi, Ayam, Probiotik PENDAHULUAN Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai kelompok bakteri yang membentuk asam laktat, baik sebagai satu-satunya produk maupun sebagai produk utama pada metabolisme karbohidrat. Beberapa ciri yang dimiliki oleh bakteri asam laktat adalah termasuk dalam Gram positif, tidak membentuk spora, berbentuk bulat atau batang, dan pada umumnya tidak memiliki katalase. Bakteri asam laktat banyak ditemukan pada produk makanan olahan, baik produk hewani seperti daging dan ikan yang difermentasi, susu fermentasi, maupun pada produk nabati seperti fermentasi sayuran dan buah-buahan, serta 735 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 silase. Selain itu bakteri asam laktat juga banyak terdapat pada organ dalam makhluk hidup, seperti pada saluran pembuangan, jalur genital, jalur intestin, maupun jalur respiratori pada manusia dan hewan (STAMER, 1979). Didasarkan pada klasifikasi bakteri asam laktat revisi terbaru, ada 10 genera yang termasuk dalam kelompok bakteri asam laktat, yaitu Aerococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, dan Vagococcus (RAHAYU dan MAGINO, 1997). Lactobacillus merupakan salah satu genus bakteri asam laktat yang paling banyak dijumpai pada saluran gastro-intestinal baik pada manusia maupun pada hewan. Pada usus halus, jumlahnya dapat mencapai 106 – 107 sel/g, sedangkan pada usus besar jumlahnya berkisar antara 1010 – 1011 sel/g (RAY, 1996b). Beberapa spesies Lactobacillus telah banyak diisolasi dari saluran usus halus manusia dan hewan. Beberapa diantaranya adalah Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus lactis, Lactobacillus casei, dan Lactobacillus fermentum. Dari beberapa spesies tersebut diatas, Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri asam laktat yang paling dominant dan paling banyak dipelajari. Hinggi kini, telah berhasil diperoleh 6 galur Lactobacillus acidophilus, yaitu Lactobacilllus acidophilus, Lactobacillus crispatus, Lactobacillus amylovarus, Lactobacillus gallinaru, Lactobacillus gasseri, dan Lactobacillus johnsonii (RAY, 1996a). Penelitian yang dilakukan oleh PURWANDHARI (1998) telah berhasil mengisolasi bakteri asam laktat dari feses bayi berumur 1 – 2 bulan sebanyak 11 isolat, 8 isolat diidentifikasi sebagai Lactobacillus acidophilus dan 3 isolat lainnya merupakan Lactobacillus reuteri. Enterococcus merupakan bakteri asam laktat penghuni usus halus yang dominan disamping Lactobacillus. Jumlahnya mampu mencapai 1010 sel/g dalam usus halus dan berkurang hingga 108 sel/g dalam feses (MITSUOKA, 1989). Studi mengenai bakteri asam laktat menunjukkan bahwa banyak efek 736 menguntungkan yang diberikan dari aktivitas bakteri ini. Penggunaannya sebagai probiotik yang ditambahkan pada bahan makanan kini banyak dipelajari. FULLER (1989) mendefinisikan probiotik sebagai suplemen makanan yang mengandung mikrobia hidup yang memiliki efek yang menguntungkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki keseimbangan mikrobia. Sedang pengertian probiotik yang dianggap paling tepat dan sering digunakan sampai sekarang adalah kultur tunggal ataupun campuran dari mikrobia hidup yang dikonsumsi manusia dan/atau hewan, dan memiliki efek menguntungkan bagi inangnya (manusia maupun hewan) dengan cara menjaga keseimbangan mikroflora alami yang ada dalam tubuh (HAVENAAR et al., 1992). Beberapa manfaat yang ditimbulkan dari pemberian probiotik dalam campuran pakan terhadap ayam antara lain untuk mempertahankan mikroflora bermanfaat dalam saluran pencernaan dan sebaliknya menghambat pertumbuhan bakteri pathogen, meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi ammonia, meningkatkan asupan dan pencernaan makanan serta menetralisir enterotoksin dan menstimulir system kekebalan (JIN et al., 1998). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh HADDADIN et al. (1996), dilaporkan bahwa penambahan probiotik Lactobacillus acidophilus pada pakan ayam diketahui dapat meningkatkan produksi telur, memperbaiki konversi pakan (Feed Conversion Ratio) dan mengurangi konsentrasi kolesterol kuning telur, sedang lipida dan trigliserida dalam kuning telur dan serum darah tidak mengalami penurunan. Penambahan kultur L. acidophilus pada pakan yang paling efektif adalah pada konsentrasi 106 cfu/g diet (JIN et al., 1998). Dari penemuan-penemuan tersebut, kemudian dicoba untuk mengisolasi lebih banyak lagi bakteri asam laktat dari berbagai sumber. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri asam laktat Lactobacillus dari feses dan organ saluran pencernaan ayam yang berpotensi sebagai agensia probiotik. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 MATERI DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan sebagai sumber isolasi Lactobacillus adalah feses dan beberapa organ pencernaan ayam. Feses diambil dari jenis ayam petelur, final stock. Organ-organ pencernaan yang diambil antara lain dari bagian crop, colon, usus halus, usus besar dan caecum. Organ-organ pencernaan in diambil dari jenis ayam kampung, sehat, dewasa, berumur ± 8 bulan. Semua sampel ayam diperoleh dari beberapa peternakan ayam di DI Yogyakarta. Media yang digunakan untuk isolasi, purifikasi dan pemeliharaan kultur adalah media GYP (glucose-yeast extract-peptone) yang ditambah dengan natrium azida. Adapun komposisi media GYP yang dipakai adalah sebagai berikut: glukosa 1%(b/v), yeast ekstrak 1%(b/v), peptone 0,5%(b/v), Na-asetat 0,2%(b/v), natrium azida 10 ppm (b/v), larutan garam/salt solution 0,5%(v/v), Tween 80 1%(v/v). Variasi media dilakukan dengan penambahan oxgall 0,2%(b/v). Pengkayaan bakteri asam laktat Sampel feses dan organ-organ pencernaan ayam yang masih segar diinokulasikan pada media cair GYP dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam untuk membiarkan terjadinya perbanyakan bakteri asam laktat. Isolasi Lactobacillus dan purifikasi Metode yang digunakan untuk isolasi Lactobacillus pada penelitian ini adalah metode goresan (spread plate) pada media agar GYP yang ditambah dengan 1% CaCO3 dan 10 ppm natrium azida. Sampel dalam media pengkayaan yang menunjukkan adanya bakteri berbentuk batang (dari pengamatan mikroskopis), digoreskan pada media agar GYP, lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam. Bakteri asam laktat akan memberikan zona jernih disekitar koloninya, yang berarti adanya produksi asam laktat oleh bakteri tersebut. Koloni-koloni ini dipisahkan dan dilakukan purifikasi serta identifikasi lebih lanjut untuk menentukan spesiesnya. Identifikasi spesies Lactobacillus Identifikasi spesies isolat Lactobacillus ditentukan melalui serangkaian pengujian untuk mengetahui karakter isolat, yaitu uji pertumbuhan pada dua suhu (15 dan 45ºC), uji pertumbuhan pada dua pH (pH 3,5 dan 9), uji kemampuan pembentukan asam dari berbagai sumber karbon, dan uji tipe peptidoglikan. Uji pewarnaan dengan pengecatan Gram dengan menggunakan 4 reagen, yaitu larutan violet kristal (cat utama), larutan iodine (mordan), alkohol (bahan peluntur/decolorizing agent, dan safranin (cat penutup). Uji katalase dengan menggunakan larutan H2O2 3%. Hasil pengujian digunakan sebagai kunci untuk menentukan spesies bakteri Lactobacillus dengan cara membandingkan pada Bergey’s Mannual Systematic Bacteriology (DAVID, 2001). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi Lactobacillus dari feses dan beberapa organ pencernaan ayam dapat dilihat pada Tabel 1. Pada pengambilan sampel 1 – 5, pengkayaan dilakukan dengan menginokulasikan sample pada media cair GYP pH ± 6,8 dengan penambahan natrium azida sebanyak 0,1 ppm. Penambahan natrium azida ini dimaksudkan untuk menghambat rantaian respiratori/pertumbuhan mikrobia aerob dengan cara mengikat O2 bebas. Lactobacillus yang ada pada feses ayam merupakan bakteri asam laktat yang anaerob atau mikroaerotoleran (DRASAR dan BARROW, 1985). Jadi, penambahan natrium azida ini sudah merupakan seleksi awal untuk menekan bakteri aerob, sehingga bakteri anaerob lebih cepat tumbuh. Pada pengambilan sampel 6-17, pengkayaan bakteri asam laktat dilakukan dengan menginokulasikan sampel pada media cair GYP yang telah diturunkan pH-nya sampai pH 4 dan 5. Pengaturan pH ini dilakukan dengan cara menambahan larutan HCl pada media GYP. Penurunan pH awal media ini dimaksudkan untuk memberikan kondisi asam yang menyerupai kondisi dalam saluran pencernaan ayam yang rata-rata berkisar pada pH 5. Lactobacillus yang ada pada feses 737 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 Tabel 1. Hasil isolasi Lactobacillus dari feses dan organ pencernaan ayam Jenis ayam Lokasi asal, DIY Petelur Kaliurang Feses GYP + 10 ppm natrium azida 6,8 2 Petelur Pakem Feses GYP + 10 ppm natrium azida 6,8 2 Petelur Kodya Yogyakarta Feses GYP + 10 ppm natrium azida 6,8 2 Petelur Prambanan Feses GYP + 10 ppm natrium azida 6,8 3 Petelur Kalasan Feses GYP + 10 ppm natrium azida 6,8 3 Petelur Kaliurang Feses GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 3 Petelur Kaliurang Feses GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 4,0 3 Kampung Perumahan Sawitsari Feses GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 3 Kampung Perumahan Sawitsari Feses GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 4,0 3 Kampung Fakultas Peternakan UGM Usus besar GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 1 Kampung Fakultas Peternakan UGM Usus besar GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 4,0 1 Kampung Fakultas Peternakan UGM Usus halus GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 1 Kampung Fakultas Peternakan UGM Usus halus GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 4,0 1 Kampung Fakultas Peternakan UGM Caecum GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 5 Kampung Fakultas Peternakan UGM Caecum GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 4,0 2 Kampung Fakultas Peternakan UGM Colon GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 1 Kampung Fakultas Peternakan UGM Crop GYP + 10 ppm natrium azida + 0,2% oxgall 5,0 5 738 Bagian yang diambil Media pengkayaan pH awal media pengkayaan Σ sampel Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 diduga berasal dari saluran pencernaan, sehingga lebih sesuai hidup pada pH ± 5 seperti pH pada saluran pencernaan. Selain penurunan pH awal media, juga dilakukan penambahan oxgall sebanyak 2% pada media awal untuk isolasi. Penambahan oxgall ini dimaksudkan sebagai seleksi awal untuk memperoleh bakteri asam laktat, sebab sifat oxgall hampir sama dengan bile salt/garam empedu yang ada pada saluran pencernaan ayam. Setelah dilakukan pengkayaan bakteri asam laktat, selanjutnya dilakukan pengamatan mikroskopik. Ternyata bakteri yang paling dominan adalah bakteri berbentuk batang. Selanjutnya dari media cair GYP ini digoreskan pada media agar GYP. Dari hasil inkubasi selama 48 jam pada media agar GYP, diperoleh koloni yang memberikan zona jernih sebanyak 28, yaitu 11 koloni dari sampel 1, 1 koloni dari sampel 2, 7 koloni dari sampel 3, 4 koloni dari sampel 14, 5 koloni dari sampel 17. Zona jernih disekitar koloni bakteri asam laktat terbentuk sebagai akibat penetralan oleh CaCO3 terhadap asam yang dihasilkan bakteri. Setelah dilakukan pewarnaan Gram, ke-28 isolat ini memberikan pewarnaan ungu, yang berarti masuk dalam Gram positif. Terbentuknya warna ungu pada bakteri Gram positif disebabkan karena komponen utama penyusun dinding sel bakteri Gram positif adalah peptidoglikan, sehingga mampu mengikat cat kristal violet. Bakteri asam laktat termasuk dalam golongan bakteri Gram positif (STAMER, 1979). Hasil uji katalase menunjukkan bahwa hanya 9 dari 28 isolat yang diperoleh yaitu dari sampel 14 dan 17 yang menunjukkan reaksi negative terhadap uji ini. Sembilan belas isolat yang lain menunjukkan reaksi positif terhadap uji ini, yang ditunjukkan dengan timbulnya gelembung udara. Timbulnya gelembung udara ini memberikan indikasi terbentuknya gas O2 dari pemecahan H2O2 oleh enzim katalase bakteri tersebut, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut: 2 H2O2 → 2H2O + O2. Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang tidak mampu memproduksi enzim katalase (STAMER, 1979). Jadi, hanya 9 isolat yang tergolong dalam bakteri asam laktat. Sedang sembilan belas isolat lain dimungkinkan dari genus Propionobacterium, Eubacterium atau Bacillus. Sebab ketiga genus ini memiliki cirri-ciri berbentuk batang, Gram positif, dan memiliki enzim katalase (MITSUOKA, 1989). Hasil isolasi dan identifikasi awal Lactobacillus yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2. Dari 17 kali pengambilan sampel, belum berhasil diisolasi Lactobacillus dari feses. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan DRASAR dan BARROW (1985) yang mengatakan bahwa populasi lactobacilli pada feses cukup tinggi. Ini mungkin disebabkan karena ayam yang digunakan sebagai sampel adalah ayam dari peternakan yang secara rutin mengkonsumsi antibiotika, sehingga keseimbangan mikroflora alami dalam tubuhnya sudah berubah. Jadi antibiotika yang diberikan pada ayam tidak hanya mematikan, melemahkan, dan mengurangi bakteri patogen, tapi juga berpengaruh pada semua bakteri yang ada, termasuk lactobacilli, sehingga keseimbangan berubah, yaitu keseimbangan yang bergantung pada antibiotika. Selain itu perubahan lingkungan dari kondisi aerob didalam tubuh ayam ke kondisi anaerob pada saat dilakukan pengambilan sampel, bisa juga menyebabkan bakteri Lactobacillus tidak mampu bertahan hidup lebih lama. Pada isolasi dari bagian organ pencernaan ayam antara lain crop, colon, usus halus, usus besar, dan caecum berhasil diperoleh 9 isolat Lactobacillus, yaitu 4 isolat dari caecum dan 5 isolat dari crop. Semuanya berasal dari ayam dengan jenis yang sama yaitu ayam kampung. Keberhasilan mendapatkan isolat Lactobacillus ini kemungkinan disebabkan ayam yang digunakan sebagai sampel adalah ayam yang tidak mengkonsumsi antibiotika, sehingga populasi lactobacilli-nya masih cukup tinggi, sesuai pernyataan DRASAR dan BARROW (1985). Selanjutnya dilakukan purifikasi terhadap 9 isolat yang diperoleh ini dengan menggunakan media yang sama dengan media isolasi yaitu GYP. Isolat murni yang diperoleh selanjutnya diidentifikasi lanjut guna menentukan spesiesnya. Sebagai stock, isolat juga disimpan dalam media penyimpanan yang disimpan pada suhu 4°C. Identifikasi untuk menentukan spesies isolat Lactobacillus yang diperoleh dilakukan melalui beberapa pengujian, yaitu uji pertumbuhan pada dua suhu (15 dan 45°C), uji pertumbuhan pada dua pH (pH 3,5 dan 9), 739 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 Tabel 2. Hasil isolasi dan identifikasi awal Lactobacillus Bagian yg diambil Media pengkayaan pH awal media Σ sampel Σ zona jernih Uji pewarnaan Uji katalase Feses Feses GYP+10 ppm natrium azida 6,8 2 11 + + GYP+10 ppm natrium azida 6,8 2 1 + + Feses GYP+10 ppm natrium azida 6,8 2 7 + + Feses GYP+10 ppm natrium azida 6,8 3 0 TD TD Feses GYP+10 ppm natrium azida 6,8 3 0 TD TD Feses GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 3 0 TD TD Feses GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 4,0 3 0 TD TD Feses GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 3 0 TD TD Feses GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 4,0 3 0 TD TD Usus besar GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 1 0 TD TD Usus besar GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 4,0 1 0 TD TD Usus halus GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 1 0 TD TD Usus halus GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 4,0 1 0 TD TD Caecum GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 5 4 + - Caecum GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 4,0 2 0 TD TD Colon GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 1 0 TD TD Crop GYP+10 ppm natrium azida+0,2% oxgall 5,0 5 5 + - TD: Tidak diuji 740 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 Tabel 3. Hasil identifikasi spesies Lactobacillus IS-1 IS-2 IS-3 IS-4 IS-5 IS-6 IS-7 IS-8 IS-9 L.m BM L.a BM Bentuk sel R R R R R R R R R R R Gram + + + + + + + + + + + Produksi gas - - - - - - - - - - - Karakteristik Katalase - - - - - - - - - - - Pertumbuhan 15°C + + + + - + + + + + - Pertumbuhan 45°C + + + + + + + + + - + Pertumbuhan pH 3,5 + + + + + + + + + + + Pertumbuhan pH 9,0 + + + + + + + + + + - ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND Tipe DAP Pembentukan asam dari sumber karbon Arabinosa d d + + - + + + + + - Selabiosa + + + + - + d d + + + Fruktosa + + + + + + + + + + Galaktosa + + + + + - + - + + Glukosa + + + + + + + + + + Glukonat + + + + d + d d + Laktosa d d - d + - d + + Maltosa + + + + + + + + + Manitol + + + + + + + + + Manosa + + + + + + + + + - + + d + Melibiosa d d d d d - d d d + - Melezitosa + + + + - - - d - - d + d + - Rafinosa Rhamnosa - d - + - - d d d Ribosa + + + + d D + d + Salisin + + + + - - d d - Sorbitol + + + + + + + + + Pati d - - - - - - - - Sukrosa + + + + + + + + + Trehalosa + + - + + + + + + Xylosa - d - d - D - - - L.m L.m L.m L.m L.a L.m L.m L.m L.m (Dugaan) spesies R ND d L.m BM L.a BM L.m L.a + - + + + d - - : Rod/batang : Non-DAP : lambat difermentasi : Lactobacillus murinus menurut Bergey’s Mannual Syst. Bact : Lactobacillus acidophilus menurut Bergey’s Mannual Syst. Bact : Lactobacillus murinus : Lactobacillus acidophilus 741 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006 uji kemampuan pembentukan asam dari berbagai sumber karbon, dan uji tipe peptidoglikan. Dari hasil pengujian yang diperoleh, kemudian dilakukan taksonomi dengan Bergey’s Mannual Systematic Bacteriology. Diperoleh hasil bahwa empat isolat (IS-1 s/d IS-4) dari caecum diduga sebagai Lactobacillus murinus, sedang lima isolat dari crop diduga sebagai Lactobacillus acidophilus (IS-5) dan Lactobacillus murinus (IS-6 s/d IS-9). Hasil identifikasi selengkapnya disajikan pada Tabel 3. KESIMPULAN Dalam penelitian ini telah berhasil diperoleh 9 isolat bakteri asam laktat Lactobacillus dari organ saluran pencernaan ayam kampung, empat isolat (IS-1 s/d IS-4) dari caecum diduga sebagai Lactobacillus murinus, sedang 5 isolat dari crop diduga sebagai Lactobacillus acidophilus (IS-5) dan Lactobacillus murinus sebanyak 4 isolat (IS-6 s/d IS-9). Belum berhasil diisolasi bakteri asam laktat Lactobacillus dari feses ayam petelur. DAFTAR PUSTAKA HADDADIN, M.S.Y., S.M. ABDULRAHIM, E.A. R. HASHLAMOUN and R.K. ROBINSON. 1996. The effect of Lactobacillus acidophilus on the production and chemical composition on hen’s eggs. Poult. Sci. 75: 491 – 494. HAVENAAR, R., B.T. BRINK and J.H.J. HUIS IN’T VELD. 1992. Selection of Strains for Probiotics Use. In: Probiotics the Scientific Bases. FULLER, R. (Ed.). Chapman & Hall, London. pp. 209 – 224. JIN, L.Z., Y.W. HO, N. ABDULLAH and S. JALALUDIN. 1998. Probiotic in poultry : modes of action. World’s Poult. Sci. J. 53: 351 – 368. MITSUOKA, T. 1989. Microbe in The Intestine Our Lifelong Partners, Yakult Honska Co. LTd. Japan. PURWANDHANI, S.N. 1998. Isolasi dan Seleksi Lactobacillus yang Berpotensi Sebagai Agensia Probiotik. Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. RAHAYU, E.S. dan S. MARGINO. 1997. Bakteri Asam Laktat: Isolasi dan Identifikasi. Materi Workshop. Diselenggarakan di PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 13 – 14 Juni 1997. RAY, B. 1996a. Fundamental Food Microbiology. CRC Press, Boca Raton, New York. DAVID, R.B. 2001. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Second Edition. Volume One. The Archaea and the Deeply Branching and Phototropic Bacteria. Springer-Verlag. New York Berlin Heidelberg. 2001. RAY, B. 1996b. Probiotics of Lactic Acid Bacteria: Science or Myth? In Lactic Acid Bacteria: Current Advance in Metabolism, Genetics, and Application. BOZOGLU, T.F. and B. RAY (Ed.). NATO ASI Series, H 98. SpringerVerlag, Germany. DRASAR, B.S. dan P.A. BARROW. 1985. Intestinal Microbiology. American Society for Microbiology. STAMER, J.R. 1979. The Lactic Acid Bacteria. Microbes of Diversity. J. Food Technol. 1: 60 – 65. FULLER, R. 1989. Probiotic in man and animals. J. Applied Bacteriol. 66: 365 – 378. 742