BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amobilisasi sel mikrobia telah banyak digunakan dalam industri fermentasi. Keuntungan dari teknologi amobilisasi sel ini adalah penggunaan yang berkelanjutan, stimulasi produksi metabolit, dan perlindungan sel terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Amobilisasi sel ini mengarah pada peningkatan kepadatan sel secara optimal dan efisiensi proses. Potensi penggunaan sel amobil pada industri susu fermentasi telah diuji secara luas (Denkova, 2004). Susu fermentasi merupakan produk susu yang dihasilkan oleh bakteri pemfermentasi susu. Susu sapi merupakan medium yang kaya akan protein, lemak, air, garam, dan laktosa. Kebanyakan proses fermentasi susu sapi selalu melibatkan bakteri asam laktat, seperti pada produksi keju, yogurt, yakult, kefir, dan krim. Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang mempunyai kemampuan menghasilkan asam laktat dari metabolisme karbohidrat dan tumbuh pada lingkungan pH yang rendah Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua bakteri tersebut merupakan bakteri gram positif, tidak membentuk spora, tidak motil, mikroaerofilik. Lactobacillus bulgaricus mempunyai kebutuhan akan nutrisi yang kompleks, 1 termasuk ketidakmampuannya memfermentasi sembarang gula kecuali laktosa. Lactobacillus bulgaricus bersifat homofermentatif dan heterofermentatif, serta tumbuh secara optimal pada pH rendah (4.6-5.4). Sedangkan Streptococcus thermophilus merupakan bakteri homofermentatif yang tumbuh secara optimal pada pH yang lebih tinggi (6.8). Kedua bakteri tersebut terbukti dapat tumbuh bersama secara simbiosis mutualisme. Streptococcus thermophilus akan berkembang lebih cepat mengawali pembentukan asam laktat melalui fermentasi laktosa, pertumbuhan ini terus berlangsung sampai mencapai pH 5,5. Kondisi ini memberikan lingkungan yang sangat baik untuk pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Streptococcus thermophilus tumbuh karena distimulir adanya histidin dan lisin hasil degradasi protein oleh Lactobacillus bulgaricus. Lactobacillus bulgaricus tumbuh dengan cepat setelah Streptococcus thermophilus mencapai fase stationer. Lactobacillus bulgaricus bersifat lebih tahan terhadap keadaan asam yang tinggi, serta pertumbuhannya dipacu oleh CO2 dan asam format yang dihasilkan Streptococcus thermophilus, sehingga asam laktat yang terbentuk lebih maksimal. Kedua starter ini memang sering digunakan pada beberapa macam produksi susu fermentasi. Walaupun kedua mikroorganisme tersebut dapat digunakan secara terpisah, penggunaan keduanya dalam fermentasi susu secara bersama-sama terbukti meningkatkan efisiensi kerja kedua bakteri tersebut. Melihat karakteristik pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, maka kombinasi starter yang optimal penting untuk meningkatkan 2 produktifitas dari kedua bakteri tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang amobilisasi bakteri asam laktat pada fermentasi susu sapi diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mencari kombinasi starter yang optimal dari Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. B. Rumusan masalah Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah perbedaan kombinasi starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus berpengaruh terhadap pola pertumbuhan sel dan produksi asam. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang optimal digunakan pada fermentasi susu sapi, dengan menganalisa sifat-sifat kimia dan mikrobiologi selama proses fermentasi. 3