Berangkat dengan Semangat Baru

advertisement
Musik | 17
SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA
BREAK
T-Cash dari Multiswara
DENGAN 10 tembang dalam album perdana, Di Ujung Nirwana,
T-Cash berpijak pada kawasan musik pop. Tetapi, grup pendatang
baru asal Yogyakarta ini cukup berani untuk tidak berkiblat ke
musik pop mendayu-dayu yang diminati pasar kini.
Dengan personel-personel--pemain keyboard Andrew, gitaris
Nouval, pemain drum Buyung, vokalis Alex, dan pemain bas
Bimo--T-Cash terdengar berusaha keras meracik unsur-unsur
pop jazz hingga rock menjadi satu kesatuan musik yang padu
dalam album ini. Nomor Di Ujung Nirwana, yang judulnya juga
mereka pakai untuk judul album ini, menjadi penjelas karakter
musik mereka.
DOK. FACEBOOK
DOK. MI/TERESIA AAN MELIANA
ALBUM BARU: Grup band BIP tampil dalam perhelatan konser musik yang bertajuk Indonesia Live di Lapangan D, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Band ini kembali merilis
album baru berjudul Berangkat yang menjadi semangat baru setelah sebelumnya mereka nyaris bubar.
Berangkat dengan
Semangat Baru
Berangkat. Ada nuansa semangat dari kata itu. Barangkali semangat itulah yang sedang
menyala-nyala dalam diri para personel BIP yang baru sekarang ini beredar kembali.
Eri Anugerah
L
AMA memang Parlin Burman atau Pay
(gitar), Bongky Marcel Ismail alias Bongky (bas), dan Indra Chandra
Setiadi alias Indra (keyboard),
dan Irfan Fahri Lazuardy atau
Ipang (vokal) tak merilis album, setelah album Udara Segar
dirilis pada 2004.
Di pengujung 2010 ini, BIP
mengeluarkan album baru
berjudul Berangkat di bawah
Fame Music dengan formasi
baru. Bongky (bas, vokal), Indra (keyboard), Ipang (vokal),
Pay (gitar), dan Dede (additional
drums). Album ini memuat
enam lagu baru dengan aneka
ragam warna musiknya.
Barangkali album ini bisa
menjadi pelepas dahaga para
Bippers (sebutan penggemar
BIP), juga penikmat musik di
Indonesia yang selalu menantikan karya-karya baru yang
bernas dan berkualitas.
“Ya memang banyak fan atau
Bippers yang terus bertanya
kapan album baru BIP keluar.
Nah, setelah enam tahun va-
kum, baru sekarang kami bisa
rilis,” ungkap Bongky.
Keberadaan fan atau penggemar merupakan energi tambahan bagi musisi. Penerimaan
dan sambutan yang baik dari
mereka adalah dorongan yang
luar biasa bagi sang musisi untuk bisa terus berkarya.
Itu barangkali yang membuat
BIP kini mempunyai semangat
baru membuat album. Padahal,
sebelumnya mereka nyaris
bubar. Sebab setiap personel
memang memiliki beragam kesibukan yang tentunya menyita
waktu, yang menyebabkan keberadaan BIP kian tenggelam.
Seperti diketahui, personel
BIP merupakan nama yang
familier dan memiliki reputasi
dalam industri musik di negeri
ini. Pay dikenal sebagai produser yang produktif dalam
mencipta lagu dan melahirkan
banyak band atau penyanyi
berbakat.
Bongky juga sama, malah dia
sempat merilis album bersama
grup Warteg Boys. Sementara
itu, Indra Q dikenal sebagai
sound engineer laris manis untuk
banyak album rekaman. Ipang
sendiri punya banyak proyek
Boyong studio
Single Berangkat,
yang dipilih sebagai
judul album, tak
lain hanya untuk
menunjukkan
bahwa BIP memiliki
semangat baru.”
Parlin Burman
Personel BIP
solo, soundtrack film, dan sering tampil bersama artis lain.
“Sampai sibuknya, bahkan
untuk menyatakan kami bubar
pun tidak sempat,” ujar Pay
seraya tertawa. Ya untungnya,
mereka tidak bubar.
Fame mengungkapkan bahwa BIP adalah salah satu band
besar di Tanah Air. “Karena itu,
karya-karya mereka dipastikan
banyak ditunggu publik musik
di Indonesia,” ujar Yudhis Tjoe
dari Fame Music. Semangat BIP
pun akhirnya menyala untuk
membuat album baru lagi.
Akhirnya setelah bertahuntahun, BIP jadi juga rekaman.
Belajar dari pengalaman, dipilih cara karantina. Semua dikumpulin di suatu tempat dan
fokus menyelesaikan album,
tidak boleh terganggu oleh
urusan lain.
“Komitmennya, jika album
belum kelar, kami pantang
pulang,” ungkap Bongky. Maka
di pertengahan Februari 2010,
BIP beserta tim memboyong
semua isi studio dan peralatan, menginap di sebuah vila
di Pandeglang, di tengah areal
persawahan.
“Beberapa ruangan di rumah
kami sulap menjadi studio
rekaman, lengkap dengan tata
akustik dan segala instalasinya.
Rumit memang karena harus
mengalami kendala cuaca,
lis trik yang biarpet, akustik
bocor, dan masalah lainnya,”
kata Indra.
Namun, dengan susah payah
meski diwarnai rasa gembira,
toh akhirnya album itu jadi.
“Hitung-hitung ya refreshing
deh,” kata Indra lagi. “Jadi,
kalau capek, cari tukang pijit,
bawa koki sendiri biar selera
makan terjaga. Pokoknya suasana rekaman jadi fresh dan
efisien. Yang pasti, tidak usah
saling menunggu karena kalau
mau take tinggal panggil saja.”
Setelah berproses dan bereksplorasi di studio ‘alam’
itu akhirnya terciptalah enam
judul lagu. Yakni Mane-Mane
Bole, dengan Bongky ikut jadi
penyanyi, Fenomenal, Matahari
& Pelangi, Seluk Beluk Hatimu,
Berangkat, dan Kucing Garong.
Meski berisi enam lagu, para
personel BIP sepakat bahwa
album itu merupakan album
terbaik mereka.
“Di album ini kami berusaha orisinal dan jujur,” kata
Bongky.
Menurut Pay, single Berangkat, menunjukkan bahwa BIP
memiliki semangat baru.
“Semangat Atlantis,” kata
Bongky. Mereka berharap Indonesia memiliki semangat yang
hebat. Seperti orang Atlantis.
Karena itu, di cover album, BIP
pun menggunakan lambang
Atlantis untuk menunjukkan
identitas mereka. (Eri/M-6)
miweekend@
mediaindonesia.com
Uniknya, menjelang intro, di lagu dengan tempo medium
tersebut terdengar suara syahdu seorang sinden Jawa. Lalu, saat
memasuki interlude kedua, olah vokal sinden muncul kembali,
tetapi kali ini nadanya sesuai dengan akor yang mengalun.
Dipegang oleh Multiswara, label baru yang juga berasal dari
Yogyakarta, tekad T-Cash memasuki industri pop menjelang tutup 2010 cukup mantap. “Dalam masa sulit saat ini, kami justru
mencoba untuk terus berkarya dan tetap survive,” ujar pemilik
label tersebut, Dwi Putri Hermawati.
Multiswara sendiri selain bergerak di seni rekam suara juga di
bidang gambar (film dan sinetron), serta dalam bidang pengelolaan manajemen artis. (Eri/M-6)
Debut Projecto
SATU lagi band yang lahir dari Gang Potlot. Namanya Projecto.
Grup dengan formasi Otniel Yosua (vokal), Agus Soeroso (bas),
Ingga Dipta (gitar), Rendy Rali (drum), dan Lingga Rachman
(gitar) berharap mengikuti jejak Slank, saudara tuanya.
Di tangan Iffet Sidharta atau Bunda Iffet--sosok yang selama ini
menjadi roh penopang keberadaan Slank--Projecto siap merengkuh mimpi dalam industri musik Tanah Air. Bunda sendiri sekarang melebarkan sayap dengan membuat manajemen bernama
Rock N’ Roll Mom Management.
DOK. FACEBOOK
Namun, secara tegas, Projecto mengatakan bahwa mereka tak
akan mengekor trademark Slank. “Kami lebih ke pop kreatif, memadukan banyak unsur musik. Ada lagu yang bernuansa blues,
pop rock, ada juga orkestra,” kata Otniel.
Soal penggarapan musik, Projecto mendapat suntikan energi
dari Ivanka dan Indra ‘BIP’, yang juga besar di Gang Potlot.
Bukan hal gampang bagi Projecto untuk bisa diproduseri Bunda
Iffet. Setidaknya butuh waktu satu tahun untuk menjalani tes
kelayakan. Tak hanya soal konsep bermusik, tapi juga berkenaan
dengan karakter setiap personelnya. (Eri/M-6)
NEW RELEASE
Artis : Syafir
Album : Terima Kasih Kawan
Label : Aquarius
NAMA band ini Syafir, diambil dari gabungan nama panggilan
tiap personelnya. Selain itu, nama tersebut merupakan modifikasi
dari nama sebuah batu mulia, yakni batu safir.
Kuburan tidak Mau Pengotakan Musik
TIGA grup berbeda genre bersatu. Bisa dipastikan memang
menghasilkan sesuatu yang
menarik. Buktinya adalah ketika tiga band, yakni Kuburan,
Bottlesmoker, dan The Bannery
dipertemukan dalam satu
panggung. Mereka tampil dalam ajang LA Lights Indiefest
yang putaran terakhirnya akan
digelar Jumat (10/12) .
Bottlesmoker, duo musikus
elektropop yaitu Angkuy dan
Nobbie, bersama The Banery
yang digawangi Yudhi, Rafly,
Oddo, Egi dan Adam, serta
grup musik Kuburan dengan
personel-personel ajaibnya
seperti Priya (vokal), Dino
(drum), Raka (gitar), Denny
(bas), Donny (gitar), dan Udhe
(keyboard), memberikan kolaborasi unik ketika membawakan
lagu Cinta Satu Malam, sebuah
tembang dangdut remix yang
populer lewat suara Melinda.
Meski sama-sama berasal
dari Bandung, Priya mengaku
penampilannya bersama The
Banery dan Bottlesmoker menjadi kolaborasi yang paling
menyenangkan.
Kuburan, yang memang
mengaku tidak memiliki genre
DOK. INDIEFEST
ANTIGENRE: Band Kuburan mengaku tidak memiliki genre khusus. Oleh karena itu mereka sangat senang
berkolaborasi dengan musisi lain seperti yang terjadi di LA Lights Indiefest.
khusus dalam album mereka,
merasa senang ketika harus
melebur bersama dengan musikus-musikus yang menyandang genre tertentu. “Kita kan
enggak punya genre jelas. Makanya, kolaborasi ini menjadi
sesuatu yang menyenangkan,”
ujar Priya.
Menurutnya, ia bersama teman-temannya memang tidak
mematok genre tertentu dalam
memainkan musik. “Kita pop
boleh, rock oke, jazz ya kadangkadang bisa, pokoknya kita
mau semuanya bisa. Lagi pula
kita tidak pernah mau mengotak-ngotakkan musik,” kata
Raka yang ikutan nimbrung
ketika dijumpai di Jakarta,
beberapa hari lalu.
Pemilihan lagu Cinta Satu
Malam sebagai pengikat antara
Kuburan dengan Bottlesmoker
dan The Banery pun diakui
Priya dipilih untuk dapat
menghibur penonton yang datang ke konser musik indie
yang digelar di tiga kota, yakni
Surabaya, Bandung, dan Semarang, itu.
Kuburan sendiri dikenal
sebagai sebuah band beraliran
metal hidrolik dari Bandung,
dibentuk pada 11 September
2001, bertepatan dengan insiden 9/11.
lagu Lupa-Lupa Ingat menjadi lagu yang melambungkan
nama band ini ke belantika
musik Indonesia. “Padahal,
kami sudah lebih dari 7 tahun
luntang-lantung dari kafe ke
kafe, tetapi baru bisa masuk
rekaman pada 2009, dan syukur
alhamdulillah bisa terkenal
seperti sekarang,” ujar Priya.
Dengan moto ‘The 2nd most
gothic band in the world’, pada
dasarnya band ini mampu
memainkan jenis musik yang
kompleks seperti musik keras,
dangdut, pop, rock, hingga
musik bertema jenaka.
Yang paling mencolok
dari penampilan band
ini ialah tata busana
mereka yang menyerupai
band Kiss asal Amerika
Serikat.
Meski demikian,
Kuburan mengklaim penampilan mereka terinspirasi dari kelompok humor
legen daris Ria Jenaka
yang pernah disiarkan
TVRI. (Eri/M-6)
DOK. AQUARIUS
Sebagai lagu andalannya, band asal Medan, Sumatra Utara, ini
memilih lagu ciptaan duo musikus aandal Pay dan Dewiq yang
bertajuk Bukan Aku, Tapi kamu. Sebuah lagu bernuansa pop rock ini
sangat mudah diterima di telinga pendengarnya.
Mengusung tema cinta, lagu ini bercerita tentang perpisahan
yang terjadi karena kurangnya komunikasi.
Sementara tembang Terima Kasih Kawan menyajikan musik pop
yang easy listening, tetapi kaya dengan harmonisasi. (Eri/M-6)
Artis : Aditya
Album : I’m Yours
Label : Task Records
ALBUM I’m Yours memajang lima
lagu, masing-masing berjudul
Hingga Akhir Waktu, Siapa Dirimu,
Tak Ingin, Tercantik, serta lagu
daur ulang Juwita yang pernah
dipopulerkan penyanyi legendaris Indonesia alm Chrisye.
Dalam proses produksi album
ini, Adit dibantu beberapa musikus muda seperti Andre Dinuth,
Rifka Rachman, Adrian Martadinata,
Rayendra (Parkdrive/Glenn), Barry
Likumahuwa, Adrian ‘Kitut’ Rahmat.
(Eri/M-6)
DOK. TASK RECORDS
Download