“a date with mr. bigfoot” dengan menggabungkan jenis

advertisement
PEMBUATAN VIDEO CLIP “A DATE WITH MR.
BIGFOOT” DENGAN MENGGABUNGKAN JENIS
PERFORMANCE CLIP DAN ART CLIP
Giovanni Dananjaya 1)
1) D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, email: [email protected]
Abstract
Music video is one of the media promotion of a music producer. Which can later be publicized
through television, internet and other media. Many musicians now are competing to make a music
video as attractive as possible. One of which is Porn Ikebana band. Porn Ikebana is a band whom
using poetic lyric and fantasy theme with their concept. To visualize the lyrics with the image and still
remains one of the media promotion, there are 2 kind of music video that can be used which are
performance clip and art clip. Performance clip used as a media campaign because showing the
performance of the band itself. And art clip used as a media to visualize the lyrics with the image with
conceptual style. So, this music video can be used to public as media promotion and media to
visualize the lyrics.
Keywords: Video Clip, Performance Clip, Art Clip.
Sekelompok grup band musik selalu
identik dengan video klip. Eratnya hubungan
grup band musik dengan video klip tersebut
diperjelas dalam sebuah buku elektronik
(Carlsson, 1999) dijelaskan,
“Music video is a form of audio-visual
communication in which the meaning is created
via carriers of information such as; the music,
the lyrics and the moving images.”
Terjemahan:
“Bahwa video klip adalah bentuk
komunikasi audio visual yang maknanya
diciptakan dengan membawa informasi seperti
musik, lirik dan gambar yang bergerak.”
Dari penjelasan tentang grup band musik
dan video klip di atas, dapat disimpulkan bahwa
grup band musik dan video klip saling
berhubungan. Terlebih musik tersebut datang
dari sebuah grup band musik baru yang ingin
berkiprah di ajang blantika musik. Oleh karena
itu para grup band musik baru yang menginjakan
kaki dalam karir bermusik berlomba membuat
klip semenarik mungkin.
Dalam buku elektronik (Carlsson, 1999)
juga dijelaskan lebih lanjut bahwa,
“There are three pure forms of visual
tradition in music video: performance
clip, narrative clip, and art clip. If a
music video clip contains mostly filmed
performance then it is a performance
clip. If a music video clip is most
appropriately understood as a short
silent movie to a musical background, it
is a narrative clip. If a music video clip
contains no perceptable visual narrative
and contains no lip-synchronized singing
then it is a pure art clip.”
Terjemahan:
“Terdapat 3 bentuk murni dari tradisi
visual video klip yaitu Narrative Clip,
Performance Clip dan Art Clip.
Narrative Clip adalah klip yang
mengedepankan cerita dibandingkan
performa
musisinya.
Sedangkan
Performance Clip adalah video yang
mengedepankan performa musisinya.
Video klip yang tidak mengandung unsur
1
cerita maupun unsur performa maka itu
disebut Art Clip murni.”
vokalis Porn Ikebana yang kemunculannya
dapat ditemui dalam tiap lagu yang mereka
ciptakan. Lagu a Date With Mr. Bigfoot
merupakan salah satu lagu andalan Porn Ikebana
dalam mini album mereka yang akan segera
dipublikasikan.
Grup musik Porn Ikebana adalah grup
musik yang beraliran Pop yang terbentuk pada
pertengahan tahun 2010 dan banyak mengambil
beberapa unsur jenis musik lain seperti aliran
Swedish Pop dan Folk. Lirik yang dibawakan
menggunakan bahasa inggris yang puitis dan
banyak mengangkat tema imajinasi maupun
fantasi.
Dengan lirik yang puitis dan membawa
tema fantasi, maka dipilihlah jenis Art Clip.
Jenis ini dipilih karena dengan Art Clip kita
dapat memvisualisasikan lirik yang puitis dan
fantasi secara konseptual bukan secara naratif.
Performance Clip digunakan untuk memenuhi
promosi grup band musik. Jenis Performance
Clip digunakan untuk memperlihatkan performa
dari band itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan
dari sisi promosi grup band musik dan untuk
menjembatani lirik lagu maka pada tugas akhir
ini dibuat video klip yang menggabungkan jenis
Performance Clip dan Art Clip. Diharapkan
video klip ini dapat menghasilkan visual yang
sesuai dengan lirik lagu dan dapat
mempromosikan grup band musik itu sendiri.
Ide dan Konsep Awal Video Klip
Video klip merupakan sarana bagi para
produsen musik untuk memasarkan produknya
lewat medium televisi (Wahana Komputer,
2008). Sedangkan Carlsson dalam buku
elektroniknya (Carlsson, 1999) dijelaskan bahwa
video klip adalah bentuk komunikasi audio
visual yang maknanya diciptakan dengan
membawa informasi seperti musik, lirik dan
gambar yang bergerak.
Carlsson dalam buku elektroniknya
(Carlsson, 1999) video klip dibagi atas 3 jenis,
yaitu:
1. Performance Clip
If a music video clip contains mostly filmed
performance then it is a performance clip.
A performance clip is a video that shows
the vocalist(s) in one or more settings.
The performance can be of three types:
song performance, dance performance and
instrumental performance. Almost every
music video includes song performance.
Some videos combines song and dance
performances. Michael Jackson’s videos
often contain dance performance.
Instrumental performance is not so
common, but it occurs occasionally.
Terjemahan:
Jika video klip banyak menampilkan
performa maka dapat disebut Performance
Clip. Performance Clip melainkan adalah
video klip yang menampilkan vokalis satu
atau lebih dalam satu lokasi atau lebih.
Performance Clip dapat dibagi menjadi 3
tipe:
song
performance,
dance
performance,
dan
instrumental
performance.
Beberapa
video
menggabungkan song performance dan
dance performance. Video klip Michael
Jackson sering mengandung unsur dance
METODE
Wawancara
Metode wawancara ini dilakukan langsung
untuk mendapatkan informasi-informasi lebih
dalam mengenai lagu a Date With Mr.Bigfoot
dan musisi Por Ikebana itu sendiri. Dari hasil
wawancara didapat kesimpulan bahwa Porn
Ikebana merupakan musisi yang mengusung
jenis musik campuran antara Swedish Pop dan
Folk. Grup band musik ini beranggotakan 6
orang yaitu Era (vokalis), Haris Hermawan
(gitaris 1), Andre (gitaris 2), Eri Rukmana
(keyboard), Denis Kurniawan (bassis), dan
Giovanni Dananjaya (drummer). Konsep yang
dibawa Porn Ikebana adalah naturalisme dan
cenderung bergaya old fashion. Lagu-lagu yang
diciptakan mengandung unsur fantasi dan
imajinasi serta penggunaan lirik yang puitis.
Mascha adalah karakter imajinatif ciptaan
2
performance. Instrumental performance
tidak begitu umum dipakai, tetapi sering
kali terjadi.
2.
yang muncul dari warna biru adalah damai
(Wulansari, 2007) yang disesuaikan dengan beat
pada bagian reff yang cenderung santai.
Sedangkan
warna
jingga
dan
kuning
memunculkan emosi yang hangat, nyaman,
cerah dan ceria (Wulansari, 2007) untuk
menyesuaikan adegan Performance Clip dan Art
Clip penggunaan set lokasinya dominan outdoor
di pagi dan sore hari.
Untuk transisi adegan digunakan efek cut,
dissolve, film burn dan twitch. Penggunaan efek
cut dipakai hampir pada keseluruhan lagu.
Transisi dissolve dipakai untuk perpindahan
adegan-adegan yang memerlukan transisi yang
halus. Sedangkan efek film burn dan twitch
dipakai untuk menjembatani beberapa bagian
lagu yang mengalami perubahan tempo atau
beat.
Narrative Clip
If a music video clip is most appropriately
understood as a short silent movie to a
musical background, it is a narrative clip.
A narrative clip contains a visual story that
is easy to follow. A pure narrative clip
contains no lip-synchronized singing.
Terjemahan:
Jika video klip lebih mengarah seperti film
pendek dengan latar belakang musik maka
bisa disebut sebagai Narrative Clip.
Narrative Clip mengandung sebuah cerita
yang gampang dicerna. Narrative Clip
murni tidak mengandung unsur sinkronasi
gerak bibir.
PRODUKSI
Dalam pembuatan video klip ini digunakan
2 jenis video klip yaitu Performance Clip dan
Art Clip dengan proses produksi yang berbeda.
Di bawah ini akan dijabarkan langkah-langkah
produksi dari Performance Clip dan Art Clip.
3.
Art Clip
If a music video clip contains no
perceptable visual narrative and contains
no lip-synchronized singing then it is a
pure art clip. The main difference between
a music video art clip and a contemporary
artistic video is the music. While the music
video uses popular music the artistic video
uses more modern, experimental music,
such as electro-acoustic music.
Terjemahan:
Jika video klip tidak mengandung narasi
visual sejara jelas dan tidak ada unsur
sinkronasi bibir maka disebut Art Clip
murni. Perbedaan utama antara video klip
Art Clip dan sebuah video artistik
kontemporer adalah musiknya. Video klip
menggunakan
musik
yang
popular
sedangkan artistik video menggunakan
yang lebih modern, musik eksperimental
seperti akustik-elektro musik.
Dari hasil wawancara dan beberapa
referensi, maka tercetus ide untuk membuat
video klip dengan menggabungkan jenis
Performance Clip dan Art Clip. Didapat pilihan
tone warna untuk keseluruhan video klip ini
adalah biru menuju jingga dan kuning. Emosi
Performance Clip
Dalam tahap ini yang pertama dilakukan
adalah meninjau set lokasi outdoor untuk
suasana alam yang luas yaitu pepohonan sekitar
Tretes sehingga dapat mengerti lokasi
menyesuaikan dengan story board.
Gambar 1 Survey lokasi outdoor 1
Selain itu meninjau sebuah studio indoor
yang dapat menampung seluruh alat musik band
dan properti-properti yang mendukung proses
produksi video klip
3
Hal ini ditujukan untuk mempermudah
mencari lokasi-lokasi yang sesuai dengan
storyboard yang telah dibuat. Selain itu juga
mempertimbangkan jatuhnya matahari sebagai
lighting utama karena adegan akan diambil pada
saat sore hari. Adegan akan diambil langsung
dari tiap adegan sesuai dengan storyboard yang
telah dibuat. Terakhir dilakukan memindahkan
file video yang berada di kamera menggunakan
kabel USB ke dalam komputer dan menyunting
adegan demi adegan yang telah diambil
menggunakan software video editing dan untuk
finishing dilakukan proses render menjadi file
.MOV.
Dalam tahap ini akan digunakan beberapa
peralatan dan software diantaranya:
a. DSLR dengan kemampuan record video
b. Lensa EFS 18 - 135mm
c. Software video editing
Gambar 2 Survey lokasi indoor
Lalu mempersiapkan kendaraan beserta kru
untuk membawa seluruh set alat musik dan
properti yang akan digunakan. Setelah itu
diarahkan seorang cameraman untuk mengambil
adegan performa band untuk set outdoor dan
indoor sesuai dengan storyboard yang telah
dibuat. Terakhir memindahkan file video yang
berada di kamera menggunakan kabel USB ke
dalam komputer dan menyunting adegan demi
adegan yang telah diambil menggunakan
software video editing. Untuk finishing
dilakukan proses render menjadi file .MOV.
PENYUNTINGAN
Setelah proses produksi selesai, data yang
telah dipindah ke komputer kemudian disunting
untuk diatur kembali urutan adegannya sesuai
dengan storyboard yang dibuat dan dilakukan
penyelarasan lagu dengan gambar. Proses
penyuntingan ini menggunakan software video
editing yang kemudian diberi efek tambahan
yaitu level, brightness, contras dan curve untuk
membuat komposisi warna yang sesuai dengan
konsep video. Efek optical flares dan film burn
untuk memberikan efek dramatis pada beberapa
adegan. Dan untuk efek transisi digunakan efek
twitch dan cut to cut.
Dalam tahap penyuntingan digunakan
software editing video seperti terlihat dalam
gambar dibawah ini :
Dalam tahap ini menggunakan beberapa
peralatan dan software diantaranya:
a. DSLR dengan kemampuan record video
b. Lensa EFS 18 – 135mm
c. Tripod
d. Lighting
e. Proyektor
f.
Reflektor
Art Clip
Dalam tahap ini yang pertama dilakukan
adalah meninjau set lokasi yang akan digunakan
yaitu Bosem Wonorejo.
Gambar 3 Penyuntingan video dengan
software editing video
Gambar 3 Survey lokasi outdoor 2
4
Pada tahap akhir dilakukan proses render
yaitu proses menyatukan semua adegan mulai
dari performance clip dan art clip dalam satu
kesatuan utuh sebuah video klip dengan format
video .MOV.
SARAN
Dari tugas akhir ini maka muncul saran
untuk mengerjakan penggabungan 2 jenis video
klip Performance Clip dan Art Clip, yaitu:
1. Diperlukan pendalaman konsep secara
keseluruhan mulai dari konsep band itu
sendiri, tempo dan beat lagu, kostum
personil band, sampai dengan lirik yang
dipakai sehingga pemilihan visual yang
digunakan untuk menjembatani lirik tidak
jauh melenceng.
2. Tata pencahayaan harus diperhatikan agar
saat proses penyuntingan tidak terjadi
jumping antara jenis yang satu dengan yang
lain, terlebih untuk set lokasi outdoor
karena lighting yang dipakai adalah
matahari yang merupakan sumber cahaya
alami
yang
intensitas
cahayanya
dipengaruhi cuaca.
3. Spesial efek dipergunakan untuk efek
transisi agar perpindahan adegan suatu
jenis menuju jenis yang lain tidak terkesan
tiba-tiba.
KESIMPULAN
Dari laporan ini dapat disimpulkan, bahwa:
1. Tahap awal yang dilakukan dalam
membuat video klip ini adalah proses praproduksi
yaitu
merancang
konsep,
wawancara bersama band dan melakukan
survey lokasi maupun properti.
2. Pendalaman konsep band, lirik, beat dan
tempo lagu membantu memvisualisasikan
adegan yang akan diambil.
3. Persentase Performance Clip sebanyak
52%, Art Clip 15% dan sisa (transisi, judul,
spesial efek, shot yang bukan keduanya)
33% dari total durasi keseluruhan lagu
dapat membuat penonton lebih mengenal
grup band musik.
5
DAFTAR PUSTAKA
Carlsson, S. E. (1999). Audiovisual poetry or
Commercial Salad of Images?
Perspective on Music Video Analysis.
Swedia.
Wahana Komputer. (2008). Dalam Video Editing
dan Video Production (hal. 6). Jakarta:
PT.Elex Media Komputindo.
Wulansari, N. (2007). Dalam Menata Kamar
Anak (hal. 31-32). Depok: Penebar
Swadaya.
6
Download