TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

advertisement
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
Norma Puspitasari, M.Pd
Politeknik Indonusa Surakarta
ABSTRAK
Media Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa sebanyak 93,7% remaja pernah melakukan
perilaku seks pranikah, 62,7% remaja sudah tidak perawan, 21,2% remaja melakukan aborsi dan
sebanyak 97% remaja melakukan penyimpangan dengan melihat atau mengunduh film porno.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah menemukan kasus HIV tahun 2011 meningkat hampir 2 kali lipat
dibanding tahun 2010 dan kasus baru IMS lainnya di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 ini
sebanyak 10.752 kasus. Media Indonesia juga mencatat bahwa grafik aborsi di Indonesia masuk
kategori tinggi dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta , didapatkan data 7 dari 10
orang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, pada kurun waktu 3 tahun terdapat 5 siswi
yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan berupaya untuk melakukan aborsi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan
data dilakukan secara langsung melalui kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh
siswi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40
responden, teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling.
Hasil penelitian yang didapat adalah Tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta dalam katagori baik sebanyak 7 siswi (17,5%),
dalam kategori cukup sebanyak 29 siswi (72,5%), dalam kategori kurang 4 siswi (10%).
Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan pembinaan terhadap siswi-sisiwi sehingga mereka
mampu untuk lebih memahami tentang kesehatan reproduksi melalui berbagai progam pembinaan.
Kata Kunci
: Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi
1
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
LEVEL OF KNOWLEDGE OF ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH IN CLASS XI
SMK 2 SURAKARTA MUHAMMADIYAH
ABSTRACT
Media Indonesia had reported that 93.7% of teenagers had done premarital sexual behavior, 62.7%
of teenagers had not virgins, 21.2% of teenagers had abortions and 97% of teenagers do aberration
with watching or downloading pornographic contents. In 2011, the Central Java Health Office
found HIV cases increased by almost 2 times higher than in 2010 and new cases of other IMS in
Central Java province as many as 10752 cases. Media Indonesia also noted that the graph of
abortion in Indonesia are in the category of high with the average reach to 2.4 million people
annually. Based on the preliminary study conducted at muhammadiyah 2 vocational High School
Surakarta, obtained that 7 of 10 people have not known about reproductive health. In the 3-year
period there were 5 girls who have unwanted pregnancies and try to have an abortion.
The purpose of this study was to describe the female adolescents’ knowledge about reproductive
health at muhammadiyah 2 vocational High School Surakarta.
This study used descriptive method with cross-sectional approach and data collection was
conducted directly through questionnaires. The population in this study was the female eleventh
graders at muhammadiyah 2 vocational High School Surakarta with samples were 40 respondents.
The data sampling used simple random sampling technique.
The research results obtained are level of knowledge about reproductive health of young women in
SMK 2 Surakarta Muhammadiyah in both categories were 7 students (17.5%), in the category of
pretty much as 29 students (72.5%), in the category of less than 4 students (10 %).The school
stakeholders are expected to provide guidance to the students so that they are more understand
about reproductive health through various of development programs.
Keywords
I.
: Knowledge, Reproductive health
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek
atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 21 tahun bagi wanita dan 13 - 22 tahun bagi
pria (Rumini dkk, 2004).
SIECUS (Sexsuality Information And
Education Council United State) menulis
tentang materi pokok yang harus terdapat
dalam pendidikan seksual dan kesehatan
reproduksi diantaranya pertumbuhan dan
perkembangan
manusia,
perubahan
fisiologi sistem reproduksi manusia,
perilaku seks pranikah, penyakit dan infeksi
menular
seksual,
kehamilan
tidak
diinginkan (KTD), HIV/Aids, aborsi
(Suarta, 2002).
Media
indonesia
tahun 2011
menunjukkan bahwa Sebanyak 93,7 %
remaja pernah melakukan perilaku seks
pranikah, 62,7% remaja sudah tidak
perawan, 21,2% remaja melakukan aborsi
dan sebanyak 97% remaja melakukan
penyimpangan
dengan
melihat
atau
mengunduh film porno (Liputan 6 SCTV).
Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah
pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
kecenderungan (trend) kasus HIV maupun
AIDS selalu mengalami peningkatan setiap
tahun. Penemuan kasus HIV tahun 2011
meningkat sangat tajam hampir 2 kali lipat
lebih dibanding tahun 2010. Jumlah kasus baru
HIV/AIDS tertinggi dalah di Kota Semarang
(189/59 kasus), jumlah kematian karena AIDS
terbanyak di Kabupaten Banyumas sebanyak
10 kasus. Jumlah kasus baru IMS lainnya di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 ini sebanyak
10.752 kasus. Jumlah tersebut dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Meskipun demikian
kemungkinan kasus yang sebenarnya di
populasi masih banyak yang belum terdeteksi.
Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Seksual mempunyai target
bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan
harus diobati sesuai standar (Dinkes Jateng,
2011).
Data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
dari 801 orang remaja yang telah melakukan
2
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang
atau 11% berakhir dengan kehamilan yang
tidak diharapkan. Diantara remaja yang
hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5%
mengakhiri
kehamilaannya
dengan
melakukan aborsi. Dalam hal ini
perempuan tetap menjadi pihak yang paling
dirugikan karena perempuanlah yang
mempertaruhkan nyawanya (Tukiran dkk,
2010).
Data SDKI tahun 2010 menunjukkan
pada kelompok perempuan usia 15 - 19
tahun, sebanyak 9% pernah melahirkan
bayi. Di negara berkembang mortalitas dan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin
adalah
masalah
besar
di
negara
berkembang. Di negara miskin sekitar 25 30 % kematian wanita subur disebabkan
oleh kehamilan, persalinan dan nifas.
Tahun 1996 WHO memperkirakan
lebih dari 585.000 ibu per-tahunnya
meninggal saat hamil, bersalin dan nifas
(Prawirohardjo, 2002).
Tingginya angka kehamilan pada
remaja di Indonesia saat ini dapat
dibuktikan dari data Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia
menunjukkan hamil diluar nikah karena
diperkosa sebanyak 2,3 %; karena samasama mau sebanyak 8,5 % dan tidak
terduga sebanyak 39%. Seks bebas sendiri
mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil
diluar nikah karena diperkosa sebanyak
3,2%; karena sama-sama mau sebanyak
12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%.
Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Di
Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006
sekitar 26% mengalami hamil diluar nikah.
Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37%
mengalami hamil diluar nikah. Angka ini
meningkat 11% dari tahun 2006.
Selain itu, menurut data yang
diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata
terdapat 17% kehamilan yang terjadi pertahun, merupakan kehamilan yang tidak
diinginkan. Sebagian dari jumlah tersebut
bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi
di Indonesia masuk kategori lumayan
tinggi. Pada tahun 2011 dengan jumlah
rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa.
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi, Penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia seperti
halnya di negara lain adalah perdarahan,
infeksi dan eklampsia. Sekitar 11 - 13% Angka
Kematian Ibu tersebut diakibatkan adanya
kematian karena tindakan aborsi tidak aman
(unsafe abortion). Tindakan aborsi tersebut
menyebabkan terjadinya perdarahan dan
infeksi pada ibu (Budi, 2009).
Data
Departemen Kesehatan tahun
2009 mencatat unsafe abortion memberikan
kontribusi hingga 50 persen pada Angka
Kematian Ibu di Indonesia. Beberapa faktor
yang menyebabkan kehamilan pada remaja
antara lain hubungan seks di masa subur,
renggangnya hubungan antara remaja dengan
orang tuanya, rendahnya interaksi di tengahtengah keluarga, keluarga yang tertutup
terhadap informasi seks dan seksualitas,
mengabaikan masalah seks dan seksualitas,
kesibukan orang tua (Surbakti, 2009:135 -139).
Dampak dari kehamilan pada usia
remaja antara lain abortus, komplikasi secara
fisik akibat aborsi yang paling utama adalah :
infeksi,
perdarahan
hebat,
embolisme
(tersumbatnya pembuluh darah oleh bekuan
darah), rahim yang terkoyak atau bolong,
komplikasi anastesi, kejang, luka leher rahim.
Bila kondisinya parah, rahim terpaksa
diangkat, bahkan tak jarang nyawa pun harus
dikorbankan (Damar 2012, dalam Detik
Health).
Berdasarkan hasil study pendahuluan
yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2
Surakarta yang dilakukan terhadap 10 orang
remaja putri kelas XI, didapat 7 orang yang
tidak tahu adanya dampak dari kehamilan
remaja. . Peneliti juga memperoleh data dalam
kurun waktu 3 tahun terdapat beberapa siswi
yang mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan
(KTD) dan berupaya untuk melakukan aborsi
dan akhirnya dikeluarkan.
Remaja khususnya remaja putri yang
ada di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta kelas
XI sedang mempelajari alat-alat reproduksi
secara umum dan mereka belum pernah
mendapat penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi khususnya tentang dampak
kehamilan remaja.
Berdasarkan fenomena di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Kesehatan Reproduksi Di Kelas Xi
Smk Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun
2011”.
3
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
II.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif bertujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara obyektif.
Variabel dalam penelitian ini
menggunakan variabel tunggal yaitu
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi.
Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple random
sampling
yaitu pengambilan sampel
dengan cara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam anggota populasi.
Hal ini dilakukan dengan cara sampel
diambil dengan membuat daftar elemen
atau anggota populasi secara acak semua
kelas XI (XI AK, XI AP, XI Penjualan)
Sampel
yang
diambil
dalam
penelitian ini sebanyak 40 sampel.
Sebanyak 40 siswi dari seluruh siswi kelas
XI yang berjumlah 3 kelas, sehingga 2
kelas diambil 13 siswi dan 1 kelas diambil
14 siswi dengan cara diundi..
Teknik analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis univariat Anilisis univariat
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengidentifikasi setiap variabel yang
diteliti secara terpisah dengan cara
membuat tabel distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel. Analisis ini hanya
menggambarkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari setiap variabel.
III.
berjenis kelamin perempuan sebanyak 40
responden (100%).
Analisa Gambaran tingkat pengetahuan remaja
putri tentang pengertian kesehatan reproduksi.
Tabel 4.2 Kuantitas Responden
Berdasarkan Kategori Pengetahuan
tentang Kesehatan Reproduksi
KATEGORI
JUMLAH
RESPONDEN
PROSENTASE
BAIK
7
17.5
CUKUP
29
72.5
KURANG
4
10
Jumlah
40
100
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Surakarta dengan katagori baik ada 7
responden (17,5%), kategori cukup ada 29
responden (72,5%), dan kategori kurang ada 4
responden (10%). Dapat disimpulkan tingkat
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Surakarta dalam katagori cukup. Selanjutnya
dapat disajikan dalam grafik berikut :
Grafik Tingkat Pengetahuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Karakteristik responden
Jenis kelamin
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi jenis
kelamin responden di SMK
Muhammadiyah 2 surakarta
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
P
40
100,0
Total
40
100,0
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa distribusi frekuensi berdasarkan
jenis kelamin remaja secara keseluruhan
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi di kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Surakarta dengan kategori baik ada 7
responden (17,5%), kategori cukup ada 29
responden (72,5%), dan kategori kurang ada 4
responden (10%).
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan
ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, penciuman,
4
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
pendengaran,
perasa,
dan
peraba.
Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah tingkat
pendidikan,
informasi,
budaya,
pengalaman,
sosial
ekonomi,
dan
kepribadian. Proses belajar – mengajar
yang berkualitas akan menimbulkan
perubahan kearah yang lebih baik. Sumber
informasi dari pengajar maupun media,
sikap, kepercayaan, budaya masyarakat
sangat dibutuhkan para siswi guna
memperluas pengetahuan. Pengalaman
pribadi serta perilaku seseorang akan
dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula
dengan tingkat kemampuan seseoarang
akan menambah pengetahuan ( Soekanto,
2003).
Remaja
diharapkan
memiliki
pengetahuan yang luas khususnya tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),
sehingga remaja mampu mempersiapkan
diri serta berpikir positif dalam menghadapi
masa remaja yang penuh gejolak dan
permasalahan.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sehat yang menyeluruh meliputi aspek fisik,
mental, dan sosial. Para remaja diharapkan
mempunyai sikap tanggungjawab, sehingga
mereka mampu berpikir sebab – akibat dari
apapun yang akan dilakukan ( Hurlock,
2004).
Kurangnya tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja di Indonesia
menyebabkan pergeseran perilaku seksual
pada remaja, namun remaja tidak mau
berdiskusi tentang kesehatan reproduksi
khususnya seksualitas karena dianggap
sesuatu yang tabu meskipun dengan
keluarga (Taufik, 2007). Remaja akan
melakukan eksplorasi sendiri lewat
teknologi informasi dan komunikasi, buku,
majalah, film, internet, begitu bebas
didapatkan, namun tidak semua informasi
yang tersedia merupakan informasi yang
benar,
tepat,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan bagi kehidupan
remaja, jika remaja mendapatkan informasi
yang tidak benar maka hal tersebut dapat
berpengaruh pada nilai kehidupan mereka
(Ibrahim, 2008).
IV. PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengetahuan Berdasarkan hasil pengolahan
data dapat disimpulkan bahwa Tingkat
pengetahuan siswa tentang reproduksi
dapat dikategorikan menjadi 3 kategori :
2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan
reproduksi
di
SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta dalam
katagori baik sebanyak 7 siswi (17,5%)
3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan
reproduksi
di
SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta dalam
kategori cukup sebanyak 29 siswi (72,5%)
4. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan
reproduksi
di
SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta dalam
kategori kurang 4 siswi (10%). cukup
sebanyak 15 responden (33,3%), dan
responden dengan pengetahuan yang
kurang sebanyak 8 responden (17,8%).
Saran
1. Bagi sekolah
Sekolah bekerjasama dengan petugas
kesehatan
atau
instansi
kesehatan
mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas atau dengan
memberikan penambahan pelajaran mulok
kesehatan reproduksi dengan tujuan agar
siswi
mendapat
informasi
serta
pengetahuan
yang
lengkap
seputar
kesehatan reproduksi dan seksualitas,
sehingga
siswi
tidak
melakukan
penyimpangan seksual.
2. Bagi responden
Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dan seks dengan cara membaca
buku, dan mencari sumber – sumber
informasi di media massa misalnya internet,
Koran, majalah, berkonsultasi, dengan
pakar – pakar tentang kesehatan reproduksi
dan seks misalnya dokter spesialis
kandungan dan kebidanan. Diharapkan
responden mampu menjaga kesehatan
reproduksinya
agar
tidak
terjadi
penyimpangan seksual yang saat ini
semakin benyak terjadi.
5
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
3. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan bekerjasama dengan
instansi kesehatan mengadakan kegiatan
penyuluhan atau ceramah di sekolah –
sekolah tentang kesehatan reproduksi
dan seksualitas secara lebih mendalam
diluar jam pelajaran dengan tujuan agar
siswi
mendapat
informasi
serta
pengetahuan yang lengkap seputar
kesehatan reproduksi dan seksualitas.
4. Bagi keluarga dan lingkungan
Keluarga sebagai unit terkecil yang
bertanggungjawab dalam kelangsungan
perkembangan anak, perlu memberikan
informasi serta pendidikan tentang
kesehatan reproduksi dan seksualitas
sejak dini agar remaja tidak mencari
informasi kepada orang yang kurang
tepat. Bagi keluarga yang kurang
kompeten perlu mendapat pembinaan
secara intensif melalui Program Bina
Keluarga Anak dan Remaja (BKR).
Agar keluarga lebih memperhatikan
perilaku remaja saat berpacaran agar
tidak
menjurus
pada
perilaku
menyimpang.
5. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang tertarik dan
berminat
untuk
melakukan
dan
mengembangkan
penelitian
ini
diharapkan melakukan penelitian yang
lebih banyak sampelnya, lebih luas
pembahasan materinya, mengguankan
metode dan teknik yang berbeda, serta
memperluas ruang lingkup penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M dan Asrori, M.2010. Psikologi
Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Ayu, S. 2005. Perbedaan Tingkat
Pengetahuan Antara Remaja
Laki– laki dan Perempuan
Mengenai Kesehatan Reproduksi
di SMU Muhammadiyah II
Yogyakarta. KTI. D3 Kebidanan
Politeknik Kesehatan
Yogyakarta. Tidak
dipublikasikan
Bakti, M. 2010. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Dengan Perilaku
Seksual Remaja Siswa – Siswi
SMA Negeri 1 Sukoharjo. KTI.
Program Studi DIV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Tidak
dipublikasikan
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan
Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Depkes RI. 2007. Yang perlu diketahui
petugas Kesehatan Tentang
kesehatan Reproduksi. Availabel
Online : [http: //www.depkes.go.id].
tgl 2/03/2011.
-------------. 2007. Jumlah kejadian
penyimpangan remaja. Availabel
Online :
[http//www.bkkbn.com/rubrik.
Php?id_rubrik]. Tgl 02/03/2011.
Hurlock, B dan Elizabeth.2004. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan
(Edisi 5). Jakarta. Erlangga.
Hidayat, A. A. 2007. “Metode Penelitian
Kebidanan & Teknik Analisis Data”.
Jakarta : Salemba Medika
-----------------. 2009. Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba medika
------------------. 2009. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Ibrahim, 2008. Masalah Remaja. Availabel
Online : [http://www.susenas.go.id]. tgl
04/03/2011
Kartono, M. 2001. Kontraindikasi dalam
Kesehata Reproduksi. Bandung: Pustaka Sinar
Harapan
Notoatmodjo, S. 2002. Pendidikan dan
Perilaku kesehatan. Jakarta: sagung seto
--------------------. 2002. Pengantar kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: rineka Cipto
--------------------. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan.Edisi Revisi VI. Jakarta: rineka
Cipto
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Rihama Pustaka
Sayogo, S. 2007. Kesehatan Reproduksi
Remaja. Jakarta: FKUI
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Administrasi. Alfabeta:Jakarta
Soekanto, S. 2002. Sosial Budaya Dasar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
----------------. 2003. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Remaja.
Jakarta: Raja Grafindo persada
6
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
-------------------. 2004. Psikologi Remaja.
Jakarta: Raja Grafindo persada
Susenas. 2007. Pendidikan kesehatan
Reproduksi dan kesetaraan
Gender. Availabel Online:
[http//www.susenas.go.id].tgl
20/2/ 2011
Saryono, A, S. 2010. Metodologi penelitian
kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika
Taufik, 2007. Sikap dan Perilaku Remaja.
Availabel Online :
[http//www.Perilaku/Referen s/htm]
Wardani, I T. 2009. Gambaran Pengetahuan
Tentang Kesehatan Reproduksi dan
Perilaku Seks Pranikah Pada
Remaja Laki – Laki dan Perempuan
Kelas XI SMA Negeri 1 Karangdowo
Kabupaten Klaten. KTI. D3
Kebidanan Akademi Kusuma
Husada Surakarta. Tidak
dipublikasikan.
7
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 3 Tahun 2015
8
Download