UJI PREFERENSI PARASITOID Trichogramma chilonis (Hymenoptera: Trichogrammatidae) TERHADAP TUMBUHAN Spilanthes paniculata Wall, Euphorbia hirta L., Bidens pilosa L.DAN Ageratum conyzoides L. Puspita Eka1, Fatchur Rohman2, Sofia Ery Rahayu2 Mahasiswa Program Studi Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2. Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] 1. ABSTRAK : Trichogramma chilonis merupakan parasitoid yang menjadi musuh alami serangga hama karena dapat memparasiti telur serangga hama. Pemanfaatan parasitoid sebagai agen pengendalian hayati perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan populasi T. chilonis yaitu dengan menyediakan mikrohabitat yang sesuai untuk perkembangan parasitoid. Penelitian bertujuan untuk mengetahui frekuensi preferensi dan waktu orientasi T. chilonis terhadap tumbuhan gulma Spilanthes paniculata Wall (bunga Jotang), Euphorbia hirta L. (Patikan Kebo), Bidens pilosa L. (Ajeran) dan Ageratum conyzoides L (bandotan). Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pengamatan secara visual. Prefrensi T. chilonis terhadap tumbuhan uji diketahui dengan menggunakan alat olfaktometer yang dilaksanakan di Laboratorium Ekologi FMIPA UM pada bulan Februari hingga April 2016. Hasil pengukuran preferensi berupa data frekuensi dan waktu orientasi yang dianalisis dengan ANAVA tunggal. Trichogramma chilonis memiliki ketertarikan (preferen) tertinggi pada tumbuhan S. paniculata berdasarkan senyawa kimia yang dikeluarkan oleh tubuhan tersebutWaktu orientasi tercepat T. chilonis juga pada tumbuhan S. paniculata disebabkan rangsangan senyawa volatile yang dikeluarkan tumbuhan tersebut. Kata kunci : preferensi, parasitoid, Trichogramma chilonis, tumbuhan gulma, senyawa volatil ABSTRACT : Trichogramma chilonis is parasitoid being used as natural enemies of insect pests because its ability to parasite eggs of insect pests. Utilization of parasitoid as a biological control agent needs to be improved by increasing the population of T. chilonis by providing appropriate microhabitat for parasitoid development. The research aims to determine the frequency and timing preferences orientation of T. chilonis toward weed herbs Spilanthes paniculata Wall (Jotang), Euphorbia hirta L. (Patikan Kebo), Bidens pilosa L. (Ajeran) and Ageratum conyzoides L (bandotan).The research used a descriptive analytic method with visual observation. The preference test of T. chilonis used weed herbs such as Spilanthes paniculata, Euphorbia hirta, Bidens pilosa and Ageratum conyzoides, used an olfaktometer conducted at the Ecology Laboratory of Mathematic and Science Faculty Malang State University on February until April 2016. The results of preference measurements is in the form of data frequency and time orientation analyzed with ANAVA.The results showed that Trichogramma chilonis has the highest interest (preferred) towards S. paniculata based on volatile compounds released by the plants. The fastest orientation time of T. chilonis orientation also on S. paniculata due to the stimulation of volatile compounds released by the plants. Keyword : preference, parasitoid, Trichogramma chilonis, weed herbs, volatile compounds PENDAHULUAN Budidaya tanaman pertanian sering terkendala oleh serangan hama terutama dari ordo Lepidoptera. Untuk mengatasi serangan hama tersebut, sampai saat ini petani pada umumnya masih menggunakan insektisida sintetik walaupun diketahui banyak menimbulkan dampak negatif yaitu matinya musuh alami. Salah satu musuh alami tersebuat adalah parasitoid yang berperan sebagai pengendali hama tanaman (Hidrayani, dkk. 2005). Parasitoid yang digunakan dalam pengendalian berdasarkan penelitian Nurindah & Sujak (2006) yaitu parasitoid Hymenoptera yang mempunyai dua fase berbeda dalam perkembangannya. Fase pradewasa mendapatkan nutrisi dari inang yang ditempatinya seperti yang terjadi pada parasitoid telur dan larva, serta fase dewasanya mendapatkan nutrisi dalam bentuk nektar dan tepung sari dari tumbuhan berbunga (Jervis, dkk., 1993). Menurut pegamatan Idris & Grafius (1995)menyatakan penggunaan musuh alami parasitoid telur umumnya banyak mengalami kegagalan yang disebabkan karena tidak tersedianya mikrohabitat. Baggen dan Gur (1998) melaporkan beberapa tumbuhan liar berbunga dapat memperpanjang lama hidup, meningkatkan keperidian dan tingkat parasitasi parasitoid. Jika tidak terdapat tumbuhan berbunga pada suatu lahan, parasitoid yang berada pada daerah tersebut dapat berpindah ke tempat lain akibat kurangnya pakan tambahan. Secara tidak langsung ketiadaan tumbuhan berbunga menurunkan populasi parasitoid Hymenoptera pada suatu lahan (Kartosuwondo, 1997). Berdasarkan penelitian Rohman & Rahayu (2013) bahwa tanaman Spilanthes paniculata, Capsella bursa-pastoris dan Ageratum conyzoides mempunyai nilai penting (INP) yang tinggi yang ditemukan dibeberapa lahan perkebunan tanaman holtikultura. Selain itu berdasarkan Harahap&Tjahyono (2003) menemukan bahwa tumbuhan gulma yang hidup diantara tanaman pertanian selain berpotensi sebagai gulma juga dapat dijadikan mikrohabitat suatu musuh alami yang diintroduksikan ke suatu lahan pertanian. Dengan demikian perlunya dilakukan uji preferensi menggunakan parasitoid sebagai agen hayati terhadap tumbuhan gulma berbunga. Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa kehadiran tumbuhan gulma di pertanian atau perkebunan memberikan manfaat yang nyata dalam usaha konservasi musuh alami. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah menanam tumbuhan liar penghasil bunga yang bermanfaat mikrohabitat musuh alami di pinggir lahan tanaman budidaya (Herlinda, 2004). Pada penelitan terdahulu musuh alami yang banyak dikaji adalah predator sedangkan parasitoid belum banyak dikajisehingga perlu dilakukan penelitian uji parasitoid dengan judul “Uji Preferensi Parasitoid Trichogramma Chilonis (Hymenoptera: Trichogrammatidae) terhadap Tumbuhan Gulma Spilanthes paniculata Wall, Euphorbia hirta L., Bidens pilosaL.dan Ageratum conyzoides L.”. METODOLOGI Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik yang menganalisis preferensi dengan pengamatan secara visual. Pengamatan dilakukan dengan menghitung frekuensi preferensi dan waktu orientasi parasitoid Trichogramma chilonis menuju tumbuhan uji dan dilakukan menggunakan 10 serangga uji setiap ulangan dengan 6 kali ulangan, total menggunakan 60 ekor serangga uji. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi: olfaktometer, corong kaca, kuas, stopwatch, polybag, kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu parasitoid T. chilonis serta tumbuhan gulma berbunga S. paniculata, E. hirta, B. pilosadan A. conyzoides. Prosedur dalam penelitian uji preferensi menggunakan alat olfaktometer. Masing-masing tumbuhan Spilanthes paniculata, Euphorbia hirta, Bidens pilosa dan Ageratum conyzoides diletakkan dalam kotak kaca yang ditutup rapat, pompa vacuum dihidupkan dan dimasukkan parasitoid T. chilonis 5 ekor untuk setiap memasukkan. Parasitoid yang telah berada dalam ruangan dihitung sebagai titik nol, lalu dihitung waktu orientasi T. chilonis menuju salah satu lengan uji dengan batas waktu 10 menit. T. chilonis yang menuju lengan uji olfaktometer dicatat sebagai frekuensi preferensi. Pengujian preferensi dilakukan 6 kali ulangan, setiap ulangan menggunakan 10 serangga uji.Analisis frekeuensi preferensi diinterprestasikan secara deskriptif., data preferensi ketertarikan dan data waktu orientasi dianalisis menggunakan Analisis Varian Tunggal Satu Jalur (ANAVA) dengan uji lanjut Duncan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data rerata frekuensi preferensiTrichogramma chilonis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata Data Frekuensi Preferensi Trichogramma chilonis terhadap Tanaman Uji Jenis Tanaman Ulangan Rerata 1 2 3 4 5 6 Spilanthes paniculata Euphorbia hirta 9,65 10,17 10,17 9,65 10,17 8,10 9,65 8,10 8,10 8,10 8,10 7,58 8,10 8,02 Ageratum conyzoides Bidens pilosa 7,58 7,58 7,07 7,07 7,07 7,58 7,32 8,10 7,58 7,07 7,07 7,07 7,07 7,32 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat frekuensi preferensi tertinggi T. chilonis pada tumbuhan S. paniculata. Berdasarkan Data frekuensi preferesi Tabel 1 dilanjutkan analisis dengan Anava nonfaktorial, hasil ringkasan uji Anava frekuensi preferensi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Frekuensi Preferensi Parasitoid Trichogramma chilonis Terhadap Tumbuhan Berbunga Spilanthes paniculata, Euphorbia hirta, Bidens pilosa dan Ageratum conyzoides SK Perlakuan Galat Total JK 17901.102 5242.245 23143.347 db 3 20 23 KT 5967.034 262.112 F 22.765 Sig. .000 Berdasarkan hasil perhitungan uji Anava pada Tabel2, diketahui bahwa nilai signifikasi T.chilonis yaitu 0,000<0,05, yang berarti bahwa perbedaan macam perlakuan tumbuhan gulma berbunga berpengaruh terhadap jumlah preferensi T. chilonis, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji lanjut yang telah dilakukan diringkas dalam Tabel 3. Tabel 3 Uji Lanjut Duncan Frekuensi Preferensi Trichogramma chilonis pada Tanaman Uji Serangga Uji Trichogramma Chilonis Tumbuhan Uji Bidens pilosaL. Ageratum conyzoidesL. Euphorbia hirtaL. Spilanthes paniculataWall Rerata 7,32a 7,32a 8,02b 9,65c Berdasarkan uji lanjut yang dilakukan dapat dilihat bahwa frekuensi preferensi T. chilonis tertinggi pada tanaman S. paniculata dan frekuensi preferensi terendah pada tubuhan B. pilosa dengan A. conyzoides. Berdasarkan data menunjukkan bahwa ketertarikan T. chilonis terhadap tumbuhan S. paniculata sangat tinggi, hal ini didukung dengan pernyataan Sabitha (2006) menyebutkan kebanyakan dari tumbuhan suku Asteraceae mengandung sesquiterpen (tiga unit aromatic) sebagai salah satu metabolit sekunder. Selain ituAsteraceae juga mengandung senyawa kimia lain seperti polifenol, flavanoida dan minyak atsiri. Ketertarikan T. chilonis karena tumbuhan S. paniculata mengandung banyak senyawa dari minyak atsiri yang mudah menguap karena titik uapnya rendah (Guenther. 1987). Menurut Sutisna (1988) bahwa senyawa sekunder yang cepat menguap (volatil) berperan khusus dalam penyerbukan dan pencarian makan oleh serangga. Ketertarikan Trichogramma chilonis terhadap tumbuhan B. pilosa dan A. conyzoides terbilang cukup rendah. B. pilosa memiliki senyawa insektisida alami seperti dikemukakan oleh Susiarti (2005) yang menyebutkan bahwa B. pilosa mengandung bahan-bahan kimia yaitu flavonoid, terpen, fenilpropanoid, lemak dan benzenoid. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini bersifat sebagai insektisida sehingga memungkinkan kecendenrungan T. chilonis hanya sedikit menghadiri tumbuhan tersebut. Sedangkan tumbuhan A. conyzoides merupakan salah satu tumbuhan sebagai pengendalian hama karena mengandung alkaloid (Sylvia. 2012). Renuga (2013) mengemukakan ekstrak A. conyzoides mampu menyebabkan efek repellent dan efek feeding deterrent yang dapat menyebabkan mortalitas serangga hama, sehingga hanya sedikit T. chilonis yang preferen terhadap tumbuhan tersebut. Perbedaan frekuensi ketertarikan serangga terhadap tanaman liar dipengaruhi oleh senyawa volatil yang disekresikan oleh tumbuhan liar. Menurut Yanuwiadi (2006) tumbuhan secara keseluruhan mengandung senyawa volatil yang dihasilkan daun, bunga ataupun buah dari tumbuhan liar tersebut menyebabkan perbedaan ketertarikan serangga. Serangga sendiri mampu memilih dan merespon senyawa volatil dari tumbuhan yang memang di alam bisa dikunjungi. Berdasarkan hasil penelitian Van der Pers (1981) dalam Metcalf (1992) diketahui bahwa serangga mampu merespon senyawa volatile tumbuhan yang disukainya yang merupakan habitat alternatifnya karena tingginya sensitivitas pada organ reseptor penciumannya.Data rerata waktu orientasiTrichogramma chilonis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rerata Waktu Orientasi Preferensi Trichogramma chilonis terhadap Tanaman Uji (detik) Jenis Tanaman Spilanthes paniculata Euphorbia hirta Ageratum conyzoides Bidens pilosa Ulangan 1 2 3 4 5 6 Rerata (detik) 82,59 101,26 88,68 66,59 104,56 44,24 81,32 43,79 53,64 27,81 48,14 30,86 52,25 42,75 18,87 23,58 7,07 7,07 7,07 7,07 11,79 52,82 27,23 7,07 7,07 7,07 7,07 18,05 Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat waktu orientasi T. chilonis terhadap beberapa tumbuhan gulma, waktu orientasi tertinggi pada tumbuhan S. paniculata. Waktu orientasi tertinggi didapatkan dari rerata T. chilonis mendatangi tumbuhan gulma uji. Data tersebut dianalisis dengan Anava nonfaktorial dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Perbedaan Waktu Orientasi Preferensi Parasitoid Trichogramma chilonis terhadap Tumbuhan Berbunga Spilanthes paniculata, Euphorbia hirta, Bidens pilosa dan Ageratum conyzoides SK Perlakuan Galat Total JK 21.737 4.778 26.516 db 3 20 23 KT 7.246 .239 F 30.327 Sig. .000 Berdasarkan hasil perhitungan uji Anava ditunjukkan pada Tabel5, diketahui bahwa nilai signifikasi T. chilonis menunjukkan hasil yang signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05, yang berarti bahwa perbedaan macam perlakuan tumbuhan gulma berbunga berpengaruh terhadap waktu orientasi T. chilonis, sedangkan berdasar perhitungan uji lanjut diringkas dalam Tabel 6. Tabel 6.Uji Lanjut Duncan Perbedaan Waktu Orientasi Trichogramma chilonis pada Tanaman Uji Serangga Uji Trichogramma Chilonis Tumbuhan Uji Bidens pilosa Ageratum conyzoides Euphorbia hirta Spilanthes paniculata Rerata 1,17a 1,80a 4,27b 8,13c Berdasarkan perhitungan uji lanjut yang diringkas dalam Tabel 6. hasil notasi waktu orientasi terlihat bahwa nilai rerata jumlah T.chilonis paling tinggi terdapat pada perlakuan menggunakan tumbuhan S. paniculata. Hal ini disebabkan S. paniculata mempunyai bau yang menyengat diantara tumbuhan lain karena mengeluarkan minyak atsiri yang mudah menguap, sehingga serangga dengan cepat dapat merespon bau yang telah dikeluarkan oleh tumbuhan atau kemungkinan serangga sudah terbiasa dengan bau tumbuhan tersebut. Mekanisme orientasi senyawa berdasarkan bau oleh Brantjes (1978) dalam Danangdwijosuwono (2000) dikatakan bahwa serangga dalam proses menanggapi bau selalu diawali dengan adanya orientasi terhadap sumber bau. Hasil analisis anava menunjukkan waktu orientasi T. chilonis terhadap A. conyzoides dan B. pilosa terbilang cukup rendah. Hal ini dapat disebabkan karena kedua tumbuhan tersebut mengeluarkan senyawa kimia yang tidak disukai serangga sehingga menyebabkan parasitoid T. chilonis tidak tertarik untuk mendatangi kedua tumbuhan. Penggunaan tumbuhan A. conyzoides maupun B. pilosa tidak begitu dibutuhkan dalam pengembangan mikrohabitat sebagai habitat alternatif musuh alami. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat dikembangkan strategi alami dalam pemberantasan hama di suatu lahan perkebunan atau pertanian dengan menggunakan agens hayati yang ramah lingkungan. Penggunaan parasitoid sebagai musuh alami serangga hama dinilai lebih aman tanpa harus menggunakan bahan-bahan kimia. Penggunaan parasitoid di alam perlu adanya mikrohabitat yang dapat digunakan untuk tempat hidup parasitoid, mikrohabitat yang disarankan yaitu tumbuhan gulma berbunga Spilanthes paniculata karena dapat menarik parasitoid untuk mendatanginya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Trichogramma chilonis memiliki perbedaan frekuensi preferensi terhadap beberapa jenis tumbuhan gulma. Ketertarikan tertinggi T. chilonis pada tumbuhan gulma Spilanthes paniculata dan ketertarikan T. chilonis terendah pada tumbuhan Bidens pilosa dan Ageratum conyzoides berdasarkan frekuensi preferensi T. chilonis.Trchogramma chilonis memiliki perbedaan orientasi tertinggi pada tumbuhan S. paniculata dibandingkan jenis tumbuhan gulma berbunga lainnya berdasarkan waktu orientasi preferensi T. chilonis. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan macam tumbuhan gulma sebagai mikrohabitat parasitoid berdasarkan ketertarikan T. chilonis,Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji preferensi dengan skala lapangan,Perlu dilakukan uji preferensi dengan mengkombinasi jenis tumbuhan gulma berbunga yang akan diujikan. DAFTAR RUJUKAN Boggen L.R., Gurr G.M. 1998. The Influence Of Food On Capidosoma koeheri (Hymenoptera: Enyrtidae), And The Use Of Flowering Plants As A Habitat Management Tool Enhance Biological Control Of Potato Moth Pthorimaea operculella (Lepidotera: Gelechiidae). Biol Cont 11: 9-11. Danangdwijosuwono, Y. 2000. Uji Preferensi Beberapa Serangga dari Familia Coccinelidae dalam Memilih Beberapa Tanaman Familia mimosaceae. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya. Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia. (Ebook Online) Harahap, I. S dan Tjahjono. B. 2003. Pengendalian Hama Penyakit Padi halaman. 72-73. Penebar Swadaya: Jakarta. Herlinda, Siti. 2004. Potensi Parasitoid Telur Trichogrammatoidea Sp. Dalam Mengatur Populasi Dan Serangan Plutella Xylostella (L.) (Lepidoptera: Plutellidae) Di Pertanaman Sawi. Jurnal Inovasi1(1):48-56. Hidrayani, Purnomo, Rauf A., Ridland P.M., Hoffman A.A. 2005. Pesticide Applications On Java Potato Fields Are Ineffective In Controlling Leafminers, And Have Antagonistic Effects On Natural Enemies Of Leafminers. International Journal Pest Manage. 51 (3):181-187. Idris A.B., Grafius E. 1995. Wildflowers As Nectar Sources For Diadema Insulare (Hymenoptera: Ichneumonidae), A Parasitoids Of Diamondback Moth (Lepidoptera: Yponomeutidae). Journal Enviro Entomol Vol. 24: 17271735. Jervis M.A., Kidd N.A.C., Fitton M.G., Hudleston T., Daweh A. 1993. Flower Visiting By Hymenopteran Parasitoids. Journal. Vol 27: page 67-105. Kartosuwondo U. 1987. Biologi Parasitoid Diadegma eucerophega Horstm (Hymenoptera: Ichneumodidae) Pada Inang Plutella xylostella Linn (Lepidoptera: Plutellidae) Yang Diberi Makan Kubis, Daun Lobak Dan Sawi Tanah. Tesis Tidak Diterbitkan. Bogor: ITB Program Sarjana. Metcalf, L.R & Metcalf, R.E. 1992. Plant kairomones in Insect Ecology and control. Journal of Chemical Ecology 3(2): 175-198. Nurindah dan Sujak. 2006. Keanekaragaman Spesies Parasitoid Telur Helicoverpa armigera (Hübner) Pada Sistem Tanam Monokultur Dan Polikultur Kapas. Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat. Jurnal Entomol. Indonesia. Vol. 3 (2): hal 84-93. Renuga, F.B. 2013. Growth Inhibitory Activities of Ageratum Conyzoides Linn and Artemesia Vulgaris Linn of Asteraceae Against Spodoptera litura Fab (Lepidoptera: Noctuidae). International Journal of Botany and Research (IJBR) Vol. 3 Issue 4. Susiarti, S. 2005. Indegenous Knowledge On The Uses Of Medicinal Plants By Dayak Benuaq Society. Journal Of Tropical Ethnobiologi. 2(1): 52-64 Yanuwiadi. 2006. Preferensi Serangga Familia Coccinelidae Untuk Memilih Kombinasi Tumbuhan Famili Asteraceae. Journal Bioscientiae. 3(1). 1318 (http://bioscientiae.tripod.com.)