BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP DIRI POSITIF 1

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP DIRI POSITIF
1. Pengertian Konsep Diri
Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini
kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di
kemudian hari. Konsep diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan
sebab pemahaman seseorang mengenai konsep dirinya akan menentukan
dan mengarahkan perilaku dalam berbagai situasi. Konsep diri dapat
digambarkan sebagai sistem operasi yang menjalankan komputer mental
yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Setelah ter-install,
konsep diri akan masuk ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh
terhadap tingkat kesadaran seseorang pada suatu waktu.
Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan
semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri
positif seseorang akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru,
berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya diri, antusias, merasa
diri beharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir
positif.
Konsep diri didefinisikan secara berbeda oleh para ahli. Menurut
William H.Fitts dalam Agustiani (2009:138) “konsep diri merupakan
aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
10
merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Menurut Seifert dan Hoffunung dalam Desmita (2014:163) “konsep
diri sebagai suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri.
Studi dari Meichenbaum membuktikan bahwa bila siswa dibantu
menyatakan hal-hal yang positif mengenai dirinya sendiri dan diberikan
penguatan (reinforcement),
Maka hal ini akan menghasilkan suatu konsep diri, bila sesuai dengan
kenyataan. Perubahan akan mudah dilakukan bila konsep diri yang dimiliki
siswa tidak realistis (Slameto,2013:184).
Menurut Awater dalam Desmita (2014:164) menyebutkan bahwa
“konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi
seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya Atwater mengidentifikasi konsep
diri atas tiga bentuk. Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya,
yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self, yaitu
bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai dirinya.
Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya”.
William H.Fitts dalam Agustiani (2009:138) mengemukakan “bahwa
konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena diri
seseorang meupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
11
Menurut Fitts dalam Agustiani (2009:139) juga mengatakan bahwa
konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingakah laku seseorang. Dengan
mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih muda meramalkan dan
memahami tingkah laku orang tersebut. Pendapat tersebut dapat diartikan
bahawa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang
dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari interaksi
dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan,
melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan
terdiferensiasi.
Menurut Burns dalam Wandora (2014:10) “konsep diri adalah suatu
gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain
berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan”.
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu
bisa di peroleh melalui informasi yang diberikan orang lain pada diri
individu.
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah
laku seseorang memandang dirinya yang tercermin dari keseluruhan
perilakunya, artinya perilaku individu akan selaras dengan cara individu
memandang dirinya sendiri.
Konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri
sendiri yang relatif sulit diubah. Studi dari Meichenbaum membuktikan
bahwa bila siswa dibantu menyatakan hal-hal yang positif mengenai dirinya
sendiri dan diberikan penguatan (reinforcement), maka hal ini akan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
12
menghasilkan suatu konsep diri, bila sesuai dengan kenyataan. Perubahan
akan mudah dilakukan bila konsep diri yang dimiliki siswa tidak realistis
(Slameto,2013:184).
Menurut Burns konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki
seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri ini merupakan suatu
kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep
diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang
berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orang tua, guru, dan temanteman (Slameto,2013:182).
Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep diri adalah gagsan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri
terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi,
bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita
menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaiman kita menginginkan
diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan.
Secara teoritis maupun praktis tampaknya penelitian tentang konsep
diri diperlukan. Secara teoritis pengertian konsep diri akan memberikan
pemahaman terhadap situasi sosiokultural sehubungan dengan konsep diri
para individu yang ada di masyarakat tersebut. Secara praktis, pada
dasarnya konsep diri memainkan peranan penting dalam berbagai tingkah
laku. Struktur dan isi dari konsep diri baik secara individual dan khususnya
secara kultural dapat dibedakan dengan jelas. Penelitian mengenai konsep
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
13
diri bukan hanya secara langsung berhubungan dengan isi dari konsep diri
tetapi juga dengan aspek-aspek lainnya.
Pada dasarnya konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai
keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Individu yang memiliki konsep
diri yang positif menegenai dirinya sendiri dan diberikan penguatan, maka
hal itu akan menghasilkan suatu konsep diri yang lebih positif. Jadi konsep
diri merupakan faktor pembentukan dari pengalaman individu selama proses
perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi
dalam
waktu
singkat
melainkan
melalui
proses
interaksi
secara
berkesinambungan.
2. Aspek – Aspek Konsep Diri Positif
Menurut Brooks& Emmert dalam Desmita (2009) ciri-ciri konsep diri
positif yaitu :
a. Percaya diri
-
Yakin akan kemampuannya menyelesaikan masalah. Orangini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin
untuk mengatasi masalah yang dihadapi
-
Tidak lari dari masalah, dan
-
Percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
b. Sikap positif
-
Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
14
-
Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa
malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia
menerima
pujian
ia
tidak
membanggakan
dirinya
apalagi
meremehkan orang lain.
-
Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai
perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
c. Intropeksi diri
-
Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek
kepribadian yang tidak disenangi dan ingin berubah.
-
Ia
mampu
untuk
mengintrospeksi
dirinya
sendiri
sebelum
menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
3. Pembentukan Konsep Diri
Proses pembentukan konsep diri dimulai sejak kecil, dan masa kritis
pembentuksn konsep diri seseorang berada saat anak masuk sekolah dasar.
Individu tidak lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring
dengan perkembangan hidup individu. Konsep diri merupakan faktor yang
dipelajari oleh seseorang yang terbentuk dan pengalaman seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
15
Diri (self) berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya
terpisah dan berbeda dari orang lain. Ketika ibu dikenalinsebagai orang
yang terpisah dari dirinya dan ia mulai mengenali wajah-wajah orang lain,
seorang bayi membentuk pandangan yang masih kabur tentang dirinya
sebagai seorang individu.
Selama masa anak pertengahan dan akhir, kelompok teman sebaya
mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan orang tua sebagai
orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka. Selama masa anak
akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil. Tetapi dengan
mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastis pada konsep diri. Nilainilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir
masa remaja cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkah
laku yang bersifat permanen (Agustiani,2009:144).
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Fitts dalam Agustiani (2009:139) Konsep diri seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan
perasaan positif dan perasaan berharga
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain
c. Aktuliasasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi
yang sebenarnya.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
16
5. Dimensi – Dimensi Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella dalam Desmiati (2014:166) menyebutkan
3 dimensi utama dari konsep diri yaitu :
a. Dimensi pengetahuan adalah dimensi pertama dari konsep diri, apa
yang kita ketahui tentang diri sendiri atau penjelasan dari “ siapa saya”
yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Pandangan kita
tentang watak kepribadian yang kita rasakan pada diri kita, seperti
jujur, setia, gembira, bersahabat, aktif. Singkatnya , dimensi
pengetahuan dati konsep diri mencakup segala sesuatu yamg kita
pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi, seperti “ saya pintar”, “ saya
cantik”, saya anak baik”, dst.
b. Dimensi harapan adalah dimensi kedua dari konsep diri yang dicitacitakan dimasa depan. Ketika mempunyai sejumlah pandangan tentang
siapa kita sebenarnya, kita juga mempunyai pengharapan bagi diri kita
sendiri. Pengharapan ini merupakan diri-ideal atau diri yang dicitacitakan, yang terdiri atas dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi
diri kita. Tetapi perlu diingat bahwa cita-cita diri belum tentu sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya dimiliki seseorang. Cita-cita diri
anda akan menentukan konsep diri anda dan menjadi faktor paling
penting dalam menentukan perilaku anda.
c. Dimensi penilaian adalah dimensi ketiga dari konsep diri. Penilaian
diri sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran
kita sebagai pribadi. Penilaian membentuk apa yang disebut dengan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
17
rasa harga diri, yaitu sebarapa besar kita menyukai diri sendiri. Orang
yang hidup dengan standar dan harapan-harapan untuk dirinya sendiriyang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang dikerjakannya, dan
akan kemana dirinya-akan memiliki rasa harga diri yang tinggi.
6. Usaha – Usaha Guru Mengembangkan Konsep Diri
Berikut usaha guru dalam mengembangkan dan meningkatkan
konsep diri siswa adalah sebagai berikut:
a. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru. Dalam
mengembangkan konsep diri positif yang positif, siswa perlu mendapat
dukungan dari guru. Dukungan guru ini dapat ditunjukkan dalam
bentuk dukungan emosional support, seperti ungkapan empati,
kepedulian, perhatian dan umpan balik, dan dapat pula berupa
dukungan penghargaan melalui penghargaan positif terhadap siswa,
dorongan untuk maju atau perasaan siswa dan perbandingan positif
antara satu siswa dengan siswa lain. Bentuk dukungan ini
memungkinkan siswa untuk membangun perasaan memiliki harga diri,
memiliki kemampuan atau kompeten dan berarti.
b. Membuat siwa merasa bertanggung jawab. Memberi kesempatan
kepada siswa untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat
diartikan ebagai upaya guru untuk memberi tanggung jawab kepada
siswa. Tanggung jawab ini akan mengarahkan sikap positif siwa
terhadap diri sendiri, yang diwujudkan dengan usaha pencapaian
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
18
prestasi belajar yang tinggi, sehingga siswa merasa dirinya mempunyai
peranan dan diikutsertakan dalam kegiatan pendidikan.
c. Membuat siswa merasa mampu. Ini dapat dilakukan dengan cara
menunjukan sikap dan pandangan yang positif terhadap kemampuan
yang dimiliki siswa. Guru harus berpandangan bahwa semua siswa
pada dasarnya memiliki kemampuan, hanya saja mungkin belum
dikembangkan. Dengan sikap dan pandangan positif terhadap
kemampuan siswa ini, maka siswa juga akan berpandangan positif
terhadap kemampuan dirinya.
d. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis. Dalam
meningkatkan konsep diri siswa, guru harus membentuk siswa untuk
menetapkan tujuan yang hendak dicapai secara realistis mungkin,
yakni tujuan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
sehingga siswa akan terbantu untuk bersikap positif terhadap
kemampuan dirinya sendiri.
e. Membantu siswa menilai diri mreka secara realistis. Dengan
membandingkan prestasi siswa pada masa lampau dan prestasi siswa
disaat ini. Hal ini pada gilirannya dapat membangkitkan motivasi,
minat, dan sikap siswa terhadap seluruh tugas sekolah.
f. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis. Upaya
lain yang harus dilakukan guru dalam membantu mengembangkan
konsep diri peserta didik adalah dengan memberikan dorongan kepada
siswa agar bangga dengan prestasi yang telah dicapai nya. Ini adalah
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
19
penting, karena perasaan bangga atas prestasi yang dicapai merupakan
salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang
kemampuan yang dimiliki.
B. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Lebih lanjut di jelaskan lagi oleh Nawawi
dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajarimateri pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut Hamalik dalam Susanto (2003:3) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap serta apsersepsi dan abilitas.
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai
akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya.
Menurut Purwanto(2011:46) hasil belajar merupakan pencampaian
tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga
hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
20
perubahan perilaku yang relative menetap. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap.konsep diri dan
keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup
segala hal yang di pelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan,
sikap, konsep diri, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajarn
yang diberikan kepada siswa.
Sedangkan, menurut Djamarah dan Zain dalam Susanto (2013:3)
menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah terpenuhi dua
indicator berikut, yaitu:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
2. Macam-Macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar meliputi:
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Orang yang telah memiliki konsep, bearti orang trsebut telah
memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental
tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
21
gagasan yang abstrak.Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat
bergantung pada penguasaan sifat yang melekat di dalam diri siswa.
Sedangkan
menurut
W.S.Winkel
dalam
Susanto
(2013:8)
menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai
berapa jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai. Semua tujuan itu
merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses,
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.
MenurutUsman
dan
Setiawati
dalam
Susanto
(2013:9)
Mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan
yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan
social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri individu siswa.
c. Sikap siswa (aspek afektif)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar. Sikap seseorang dalam
belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar
tersebut. Sikap akan sangat tergantung pada pendirian,kepribadian, dan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
22
keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu
kesadaran diri yang penuh.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. (Hakim, 2000:11).
a. Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor
biologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor
biologis
(Jasmaniah),
Meliputi
segala
hal
yang
berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang
bersangkutan.
Keadaan
jasmani
yang
perlu
diperhatikan
sehubungan dengan faktor biologis ini diantaranya: yang pertama
(kondisi fisik, kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat
sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu
merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar
seseorang), yang kedua (kondisikesehatanfisik, kondisi kesehatan
fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar seseorang.
2) Faktor psikologis(Rohaniah), yang berasal dari kondisi mental
yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi: pertama
(intelegensi,
intelegensi
atau
tingkat
kecerdasan
dasar
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
23
seseorang memang berpengaruh bsar terhadap keberhasilan
belajar seseorang), kedua (kemauan, kemauan dapat dikatakan
sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang),
ketiga(bakat, bakat itu bukan menentukan mampu atau
tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih
banyak menentukan tinggi rendahnya kemampun seseorang
dalam suatu bidang), keempat(dayaingat, daya ingat dapat di
defenisikan sebagai daya jiwa untuk memasukan, menyimpan,
dan
mengeluarkan
(dayakonsentrasi,
kembali
daya
suatu
konsentrasi
kesan),
kelima
merupakan
suatu
kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan,
dan segenap panca indra ke satu objek di dalam satu aktivitas
tertentu).
b. Faktor eksternal
Faktor ekternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi: faktor lingkungan
keluarga,
faktor
lingkungan
sekolah,
faktor
lingkungan
masyarakat, dan faktor waktu.
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama
dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan
seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang harmonis,
keadaan ekonomiyang cukup, suasana lingkungan rumah yang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
24
cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap proses
belajar anak-anaknya.
2) Faktorlingkungan sekolah
Kondisi lingkungan sekolah yang juga mempengaruhi kondisi
belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah
yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang
ditentukan, peralatan belajar yang lengkap, gedung sekolah
yang memenuhi syarat, proses belajar yang baik, teman yang
baik dan adanya keharmonisan hubungan diantara semua
personil sekolah.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang
keberhasilan belajar diantaranya lembaga-lembaga pendidikan
nonformalyangmelaksanakankursus-kursus
tertentu,keterampilan tertentu, kursus pelajaran tambahan yang
menunjang keberhasilan belajar disekolah, dan lain sebagainya.
4) Faktor waktu
Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
seseorang, Adanya kesimbangan antara kegiatan belajar dan
kegiatan yang bersifat hiburan itu sangat perlu. Tujuannya agar
selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal.
Sedangkan menurut Sudjana dalam Susanto (2013:15),
bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
25
dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan anak
Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk
menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran
yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa
setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak
akan terlepas dari faktor lainnya.
b. Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana
individu
atau
organ-organ
sudah
berfungsi
sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan
atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam
belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan
lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat
kematangan
individu,
karena
kematangan
ini
erat
hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan siswa.
c. Bakat anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
26
memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu. Bakat atau potensi yang dimiliki siswa sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar.
d. Kemauan belajar
Kemauan belajar siswa yang tinggi disertai dengan rasa
tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif
terhadap hasil belajar yang diraih nya. Karena kemauan belajar
menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan
belajar.
e. Minat
Minat berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang siswa yang
menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa yang mempunyai minat besar terhadap
pelajaran tersebut untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan.
f. Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada model
penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan,
tidak membosankan,menarik, dan mudah dimengerti oleh siswa
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
27
tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan
belajar.
g. Pribadi dan sikap guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif
dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang
aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini
tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh
kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat
marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias
dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan
penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh
dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia
lakukan.
h. Suasana pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang
tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru,
dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya
akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara
maksimal.
i. Kompetensi guru
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
28
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu.
Kemampuan-kemampuan
itu
diperlukan
dalam
membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar
akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan
yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar
mengajar yang tetap sehingga pendekatan itu bisa berjalan
dengan semestinya.
j. Masyarakat
Didalamdunia pendidikan, lingkungan masyarakat pun akan
ikut mempengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern
dengan
keterbukaan
serta
kondisi
yang
luas
banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang
oleh keluarga dan sekolah.
C. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI POSITIF DAN HASIL
BELAJAR
Fenomena saat ini menunjukan bahwa konsep diri positif yang dimiliki
oleh peserta didik sesuai dengan gambaran dari interaksi dalam dirinya dan
mempunyai hubungan yang sangat menentukan dalam hasil belajarnya.
Misalnya saja peserta didik akan bersikap poptimis, penuh percaya diri,
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
29
berantusias, berani sukses dan berani pula gagal, serta bersikap dan berpikir
secara positif dalam kegiatan akademik maupun non akademik.
Jika siswa atau peserta didik yang memiliki konsep diri yang positif
terhadap teman sebaya, guru, serta orang tua. Maka sangat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar yang diraihnya. Siswa atau peserta didik tersebut
memiliki potensi akademik-non akademik yang tinggi, menaruh minat atau
keinginan yang besar terhadap pelajaran, mampu beradaptasi dengan baik
tehadap orang lain, selalu mempunyai pikiran yang positif terhadap orang lain,
mempunyai kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab
yang besar.
Menurut
Aldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf)
berdasarkan hasil penelitian mereka dapat diartikan ada hubungan yang positif
dan signifikan antara konsep diri siswa dengan hasil belajar siswa kelas XI
SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan. Hasil ini menunjukkan
bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa kelasXI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan
disamping faktor-faktor lain yang tidak dijadikan fokus utama dalam
penelitian ini. Maka konsep diri siswa perlu mendapatkan perhatian oleh
semua personil sekolah. Karena siswa yang berhasil adalah siswa yang
memiliki konsep diri yang baik untuk mendukung hasil belajarnya.
Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh
Fernald
dalamAldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf),
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah konsep diri
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
30
yang dimiliki oleh individu, jika individu menganggap dirinya mampu untuk
melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa
yang diinginkannya.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang
memiliki konsep diri yang positif akan memperlihatkan prestasi yang lebih
baik dibandingkan siswa yang tidak memiliki konsep diri yang positf.Konsep
diri yang dimaksudkan disini adalah gambaran seseorang mengenai diri
sendiri baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang mencakup citra
diri,penilaian diri dan harga diri yang diperoleh melalui interaksi dengan
orang lain.
Secara teori dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa memiliki
keterkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Kontribusi tersebut
disebabkan karena konsep diri yang dimiliki siswa dapat memberikan
pengetahuan kepada siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Ananda dalam Aldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf),
menjelaskan bahwa konsep diri berkaitan dengan perilaku siswa yang
mungkin perlu memperhatikan kondisi sekolah yang lebih menyenangkan,
meminimalkan ketidak nyamanan lingkungan sekolah, jam mengajar yang
proporsional sehingga memungkinkan adanya waktu untuk santai (kebutuhan
dasar), (b) ketaatan pada lingkungan sekolah, rencana belajar, dan pemenuhan
terhadap otoritas (kebutuhan rasa aman), dan (c) aturan di kelas yang
memungkinkan bagi pertumbuhan personal, perolehan hasil belajar, dan
kepuasan (kebutuhan aktualisasi diri).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
31
Hasil belajar dalam konteks penelitian ini adalah kemampuan yang
diperoleh siswa berupa pengetahuan mengenai materi pelajaran yang
diberikan oleh gurunya,setelah melalui kegiatan belajar di sekolah. Dalam
penelitian ini hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai raport siswa. Siswa
kelas XI SMA Swadhipa mempunyai indikator-indikator konsep diri seperti
penjelasan di atas, tetapi indikator konsep diri yang dimiliki siswa kelas XI
SMA Swadhipa belum optimal (sedang), sehingga mengakibatkan hubungan
antara konsep diri siswa dengan hasil belajar siswa kelas XI SMA Swadhipa
Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 berkualitas sedang. Maka di
sinilah peranan bimbingan dan konseling yaitu guru pembimbing sebagai
orang yang melakukan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam
proses pembentukan konsep diri siswa. Karena hal tersebut sangat sesuai
dengan tujuan bimbingan dan konseling yaitu membentu siswa belajar secara
optimal. Tujuan bimbingan dan konseling yang lain adalah membantu siswa
agar dapat mencapai tujuan-tujuan kepribadian, sosial, dan karier. Sehingga
program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui terjadi dinamika dalam
hubungan antarakonsep diri positif dan hasil belajar siswa yaitu :
1.
Dengan konsep diri yang positif, maka siswa akan memiliki hasil
belajar yang baik.
2.
Dengan adanya konsep diri yang positif, maka siswa akan memiliki
rasa percaya diri dan merasa setara dengan siswa lainnya.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c891d81944d4610493f77
32
Dari uraian diatas, maka dapat kita lihat bahwa terdapat hubungan
yang berbanding lurus antara konsep diri siswa dan hasil belajar siswa.
Sehingga bila semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh siswa maka
akan semakin baik pula hasil belajar siswa tersebut di sekolah.
Download