Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KONSEP DIRI POSITIF 1. Pengertian Konsep Diri Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari. Konsep diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan sebab pemahaman seseorang mengenai konsep dirinya akan menentukan dan mengarahkan perilaku dalam berbagai situasi. Konsep diri dapat digambarkan sebagai sistem operasi yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Setelah ter-install, konsep diri akan masuk ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang pada suatu waktu. Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri positif seseorang akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya diri, antusias, merasa diri beharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir positif. Konsep diri didefinisikan secara berbeda oleh para ahli. Menurut William H.Fitts dalam Agustiani (2009:138) “konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 10 merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Seifert dan Hoffunung dalam Desmita (2014:163) “konsep diri sebagai suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri. Studi dari Meichenbaum membuktikan bahwa bila siswa dibantu menyatakan hal-hal yang positif mengenai dirinya sendiri dan diberikan penguatan (reinforcement), Maka hal ini akan menghasilkan suatu konsep diri, bila sesuai dengan kenyataan. Perubahan akan mudah dilakukan bila konsep diri yang dimiliki siswa tidak realistis (Slameto,2013:184). Menurut Awater dalam Desmita (2014:164) menyebutkan bahwa “konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk. Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya”. William H.Fitts dalam Agustiani (2009:138) mengemukakan “bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena diri seseorang meupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 11 Menurut Fitts dalam Agustiani (2009:139) juga mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingakah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih muda meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut. Pendapat tersebut dapat diartikan bahawa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Menurut Burns dalam Wandora (2014:10) “konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan”. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa di peroleh melalui informasi yang diberikan orang lain pada diri individu. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang memandang dirinya yang tercermin dari keseluruhan perilakunya, artinya perilaku individu akan selaras dengan cara individu memandang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Studi dari Meichenbaum membuktikan bahwa bila siswa dibantu menyatakan hal-hal yang positif mengenai dirinya sendiri dan diberikan penguatan (reinforcement), maka hal ini akan Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 12 menghasilkan suatu konsep diri, bila sesuai dengan kenyataan. Perubahan akan mudah dilakukan bila konsep diri yang dimiliki siswa tidak realistis (Slameto,2013:184). Menurut Burns konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri ini merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orang tua, guru, dan temanteman (Slameto,2013:182). Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagsan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaiman kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Secara teoritis maupun praktis tampaknya penelitian tentang konsep diri diperlukan. Secara teoritis pengertian konsep diri akan memberikan pemahaman terhadap situasi sosiokultural sehubungan dengan konsep diri para individu yang ada di masyarakat tersebut. Secara praktis, pada dasarnya konsep diri memainkan peranan penting dalam berbagai tingkah laku. Struktur dan isi dari konsep diri baik secara individual dan khususnya secara kultural dapat dibedakan dengan jelas. Penelitian mengenai konsep Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 13 diri bukan hanya secara langsung berhubungan dengan isi dari konsep diri tetapi juga dengan aspek-aspek lainnya. Pada dasarnya konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Individu yang memiliki konsep diri yang positif menegenai dirinya sendiri dan diberikan penguatan, maka hal itu akan menghasilkan suatu konsep diri yang lebih positif. Jadi konsep diri merupakan faktor pembentukan dari pengalaman individu selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara berkesinambungan. 2. Aspek – Aspek Konsep Diri Positif Menurut Brooks& Emmert dalam Desmita (2009) ciri-ciri konsep diri positif yaitu : a. Percaya diri - Yakin akan kemampuannya menyelesaikan masalah. Orangini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi - Tidak lari dari masalah, dan - Percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. b. Sikap positif - Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 14 - Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. - Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat. c. Intropeksi diri - Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak disenangi dan ingin berubah. - Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. 3. Pembentukan Konsep Diri Proses pembentukan konsep diri dimulai sejak kecil, dan masa kritis pembentuksn konsep diri seseorang berada saat anak masuk sekolah dasar. Individu tidak lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembangan hidup individu. Konsep diri merupakan faktor yang dipelajari oleh seseorang yang terbentuk dan pengalaman seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 15 Diri (self) berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari orang lain. Ketika ibu dikenalinsebagai orang yang terpisah dari dirinya dan ia mulai mengenali wajah-wajah orang lain, seorang bayi membentuk pandangan yang masih kabur tentang dirinya sebagai seorang individu. Selama masa anak pertengahan dan akhir, kelompok teman sebaya mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan orang tua sebagai orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka. Selama masa anak akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil. Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastis pada konsep diri. Nilainilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa remaja cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkah laku yang bersifat permanen (Agustiani,2009:144). 4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Menurut Fitts dalam Agustiani (2009:139) Konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain c. Aktuliasasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 16 5. Dimensi – Dimensi Konsep Diri Menurut Calhoun dan Acocella dalam Desmiati (2014:166) menyebutkan 3 dimensi utama dari konsep diri yaitu : a. Dimensi pengetahuan adalah dimensi pertama dari konsep diri, apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau penjelasan dari “ siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Pandangan kita tentang watak kepribadian yang kita rasakan pada diri kita, seperti jujur, setia, gembira, bersahabat, aktif. Singkatnya , dimensi pengetahuan dati konsep diri mencakup segala sesuatu yamg kita pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi, seperti “ saya pintar”, “ saya cantik”, saya anak baik”, dst. b. Dimensi harapan adalah dimensi kedua dari konsep diri yang dicitacitakan dimasa depan. Ketika mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa kita sebenarnya, kita juga mempunyai pengharapan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ini merupakan diri-ideal atau diri yang dicitacitakan, yang terdiri atas dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita. Tetapi perlu diingat bahwa cita-cita diri belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dimiliki seseorang. Cita-cita diri anda akan menentukan konsep diri anda dan menjadi faktor paling penting dalam menentukan perilaku anda. c. Dimensi penilaian adalah dimensi ketiga dari konsep diri. Penilaian diri sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi. Penilaian membentuk apa yang disebut dengan Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 17 rasa harga diri, yaitu sebarapa besar kita menyukai diri sendiri. Orang yang hidup dengan standar dan harapan-harapan untuk dirinya sendiriyang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang dikerjakannya, dan akan kemana dirinya-akan memiliki rasa harga diri yang tinggi. 6. Usaha – Usaha Guru Mengembangkan Konsep Diri Berikut usaha guru dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri siswa adalah sebagai berikut: a. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru. Dalam mengembangkan konsep diri positif yang positif, siswa perlu mendapat dukungan dari guru. Dukungan guru ini dapat ditunjukkan dalam bentuk dukungan emosional support, seperti ungkapan empati, kepedulian, perhatian dan umpan balik, dan dapat pula berupa dukungan penghargaan melalui penghargaan positif terhadap siswa, dorongan untuk maju atau perasaan siswa dan perbandingan positif antara satu siswa dengan siswa lain. Bentuk dukungan ini memungkinkan siswa untuk membangun perasaan memiliki harga diri, memiliki kemampuan atau kompeten dan berarti. b. Membuat siwa merasa bertanggung jawab. Memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan ebagai upaya guru untuk memberi tanggung jawab kepada siswa. Tanggung jawab ini akan mengarahkan sikap positif siwa terhadap diri sendiri, yang diwujudkan dengan usaha pencapaian Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 18 prestasi belajar yang tinggi, sehingga siswa merasa dirinya mempunyai peranan dan diikutsertakan dalam kegiatan pendidikan. c. Membuat siswa merasa mampu. Ini dapat dilakukan dengan cara menunjukan sikap dan pandangan yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki siswa. Guru harus berpandangan bahwa semua siswa pada dasarnya memiliki kemampuan, hanya saja mungkin belum dikembangkan. Dengan sikap dan pandangan positif terhadap kemampuan siswa ini, maka siswa juga akan berpandangan positif terhadap kemampuan dirinya. d. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis. Dalam meningkatkan konsep diri siswa, guru harus membentuk siswa untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai secara realistis mungkin, yakni tujuan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga siswa akan terbantu untuk bersikap positif terhadap kemampuan dirinya sendiri. e. Membantu siswa menilai diri mreka secara realistis. Dengan membandingkan prestasi siswa pada masa lampau dan prestasi siswa disaat ini. Hal ini pada gilirannya dapat membangkitkan motivasi, minat, dan sikap siswa terhadap seluruh tugas sekolah. f. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis. Upaya lain yang harus dilakukan guru dalam membantu mengembangkan konsep diri peserta didik adalah dengan memberikan dorongan kepada siswa agar bangga dengan prestasi yang telah dicapai nya. Ini adalah Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 19 penting, karena perasaan bangga atas prestasi yang dicapai merupakan salah satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang kemampuan yang dimiliki. B. HASIL BELAJAR 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Lebih lanjut di jelaskan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajarimateri pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Hamalik dalam Susanto (2003:3) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap serta apsersepsi dan abilitas. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Purwanto(2011:46) hasil belajar merupakan pencampaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 20 perubahan perilaku yang relative menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap.konsep diri dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, konsep diri, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajarn yang diberikan kepada siswa. Sedangkan, menurut Djamarah dan Zain dalam Susanto (2013:3) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah terpenuhi dua indicator berikut, yaitu: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. 2. Macam-Macam Hasil Belajar Macam-macam hasil belajar meliputi: a. Pemahaman konsep (aspek kognitif) Orang yang telah memiliki konsep, bearti orang trsebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 21 gagasan yang abstrak.Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat di dalam diri siswa. Sedangkan menurut W.S.Winkel dalam Susanto (2013:8) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai. Semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa. b. Keterampilan proses (aspek psikomotor) Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses, dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. MenurutUsman dan Setiawati dalam Susanto (2013:9) Mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. c. Sikap siswa (aspek afektif) Sikap merupakan faktor penting dalam belajar. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan sangat tergantung pada pendirian,kepribadian, dan Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 22 keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (Hakim, 2000:11). a. Faktor Internal Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis. 1) Faktor biologis (Jasmaniah), Meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini diantaranya: yang pertama (kondisi fisik, kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang), yang kedua (kondisikesehatanfisik, kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. 2) Faktor psikologis(Rohaniah), yang berasal dari kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi: pertama (intelegensi, intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 23 seseorang memang berpengaruh bsar terhadap keberhasilan belajar seseorang), kedua (kemauan, kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang), ketiga(bakat, bakat itu bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampun seseorang dalam suatu bidang), keempat(dayaingat, daya ingat dapat di defenisikan sebagai daya jiwa untuk memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan (dayakonsentrasi, kembali daya suatu konsentrasi kesan), kelima merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca indra ke satu objek di dalam satu aktivitas tertentu). b. Faktor eksternal Faktor ekternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu. 1) Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang harmonis, keadaan ekonomiyang cukup, suasana lingkungan rumah yang Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 24 cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap proses belajar anak-anaknya. 2) Faktorlingkungan sekolah Kondisi lingkungan sekolah yang juga mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang lengkap, gedung sekolah yang memenuhi syarat, proses belajar yang baik, teman yang baik dan adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah. 3) Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya lembaga-lembaga pendidikan nonformalyangmelaksanakankursus-kursus tertentu,keterampilan tertentu, kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar disekolah, dan lain sebagainya. 4) Faktor waktu Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang, Adanya kesimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan itu sangat perlu. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal. Sedangkan menurut Sudjana dalam Susanto (2013:15), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 25 dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya adalah sebagai berikut: a. Kecerdasan anak Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya. b. Kesiapan atau kematangan Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan siswa. c. Bakat anak Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 26 memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Bakat atau potensi yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. d. Kemauan belajar Kemauan belajar siswa yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraih nya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar. e. Minat Minat berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa yang mempunyai minat besar terhadap pelajaran tersebut untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. f. Model penyajian materi pelajaran Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan,menarik, dan mudah dimengerti oleh siswa Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 27 tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar. g. Pribadi dan sikap guru Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan. h. Suasana pengajaran Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal. i. Kompetensi guru Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 28 Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tetap sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya. j. Masyarakat Didalamdunia pendidikan, lingkungan masyarakat pun akan ikut mempengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah. C. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI POSITIF DAN HASIL BELAJAR Fenomena saat ini menunjukan bahwa konsep diri positif yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan gambaran dari interaksi dalam dirinya dan mempunyai hubungan yang sangat menentukan dalam hasil belajarnya. Misalnya saja peserta didik akan bersikap poptimis, penuh percaya diri, Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 29 berantusias, berani sukses dan berani pula gagal, serta bersikap dan berpikir secara positif dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Jika siswa atau peserta didik yang memiliki konsep diri yang positif terhadap teman sebaya, guru, serta orang tua. Maka sangat berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Siswa atau peserta didik tersebut memiliki potensi akademik-non akademik yang tinggi, menaruh minat atau keinginan yang besar terhadap pelajaran, mampu beradaptasi dengan baik tehadap orang lain, selalu mempunyai pikiran yang positif terhadap orang lain, mempunyai kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Menurut Aldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf) berdasarkan hasil penelitian mereka dapat diartikan ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri siswa dengan hasil belajar siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelasXI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan disamping faktor-faktor lain yang tidak dijadikan fokus utama dalam penelitian ini. Maka konsep diri siswa perlu mendapatkan perhatian oleh semua personil sekolah. Karena siswa yang berhasil adalah siswa yang memiliki konsep diri yang baik untuk mendukung hasil belajarnya. Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Fernald dalamAldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah konsep diri Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 30 yang dimiliki oleh individu, jika individu menganggap dirinya mampu untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan memperlihatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak memiliki konsep diri yang positf.Konsep diri yang dimaksudkan disini adalah gambaran seseorang mengenai diri sendiri baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis yang mencakup citra diri,penilaian diri dan harga diri yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain. Secara teori dapat dikatakan bahwa konsep diri siswa memiliki keterkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Kontribusi tersebut disebabkan karena konsep diri yang dimiliki siswa dapat memberikan pengetahuan kepada siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Ananda dalam Aldi,Yusmansyah&Widiastuti(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/pdf), menjelaskan bahwa konsep diri berkaitan dengan perilaku siswa yang mungkin perlu memperhatikan kondisi sekolah yang lebih menyenangkan, meminimalkan ketidak nyamanan lingkungan sekolah, jam mengajar yang proporsional sehingga memungkinkan adanya waktu untuk santai (kebutuhan dasar), (b) ketaatan pada lingkungan sekolah, rencana belajar, dan pemenuhan terhadap otoritas (kebutuhan rasa aman), dan (c) aturan di kelas yang memungkinkan bagi pertumbuhan personal, perolehan hasil belajar, dan kepuasan (kebutuhan aktualisasi diri). Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 31 Hasil belajar dalam konteks penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa berupa pengetahuan mengenai materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya,setelah melalui kegiatan belajar di sekolah. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai raport siswa. Siswa kelas XI SMA Swadhipa mempunyai indikator-indikator konsep diri seperti penjelasan di atas, tetapi indikator konsep diri yang dimiliki siswa kelas XI SMA Swadhipa belum optimal (sedang), sehingga mengakibatkan hubungan antara konsep diri siswa dengan hasil belajar siswa kelas XI SMA Swadhipa Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 berkualitas sedang. Maka di sinilah peranan bimbingan dan konseling yaitu guru pembimbing sebagai orang yang melakukan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam proses pembentukan konsep diri siswa. Karena hal tersebut sangat sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling yaitu membentu siswa belajar secara optimal. Tujuan bimbingan dan konseling yang lain adalah membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan kepribadian, sosial, dan karier. Sehingga program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik. Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui terjadi dinamika dalam hubungan antarakonsep diri positif dan hasil belajar siswa yaitu : 1. Dengan konsep diri yang positif, maka siswa akan memiliki hasil belajar yang baik. 2. Dengan adanya konsep diri yang positif, maka siswa akan memiliki rasa percaya diri dan merasa setara dengan siswa lainnya. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c891d81944d4610493f77 32 Dari uraian diatas, maka dapat kita lihat bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara konsep diri siswa dan hasil belajar siswa. Sehingga bila semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa tersebut di sekolah.