1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Proses

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara dua
unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar. Penekanan proses pembelajaran dalam interaksi antara guru dan
siswa adalah siswa sebagai subjek pokoknya.
Siswa bukanlah objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur semuanya
oleh guru. Proses pembelajaran yang sesungguhnya ditekankan pada peran siswa
sebagai subyek dalam belajar. Sebagai subyek dalam pembelajaran, siswa
diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat dan segala potensi yang
dimiliki siswa. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik keaktifan secara fisik
maupun keaktifan mental.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki
posisi yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Tugas guru
tidak hanya berperan mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi
membelajarkan siswa untuk membentuk kompetensi dan pencapaian makna
tertinggi. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator
yaitu membantu siswa sehingga mengantarkan siswa ke dalam proses
pembelajaran yang bermakna.
Komunikasi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar
proses pembelajaran bermakna dapat berlangsung efektif. Komunikasi berperan
penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya yakni untuk menyampaikan pesan
atau informasi yang bersifat mendidik kepada siswa. Demikian halnya siswa
sebagai subjek belajar tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru, tetapi
juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan
maupun mengungkapkan gagasan. Proses pembelajaran melalui komunikasi aktif
guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru dapat tercapai jika terjadi sinergi antara
berbagai komponen di antaranya metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
penataan lingkungan sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.
2
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas
X2 SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 43 siswa, diketahui bahwa proses
pembelajaran biologi belum melibatkan keaktifan berkomunikasi siswa secara
menyeluruh. Penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru adalah dengan peta
konsep yang disertai dengan pemberian sejumlah pertanyaan kepada siswa untuk
merangsang keaktifan berkomunikasi siswa terhadap pembelajaran. Pada awalnya,
siswa antusias menjawab pertanyaan dari guru, namun jawaban yang diberikan
merupakan jawaban yang serempak. Saat di tengah proses belajar mengajar, siswa
tidak bersemangat menjawab pertanyaan dari guru dan hanya bersedia menjawab
bila ditunjuk oleh guru. Bahkan meski sudah dipancing dengan pertanyaan dan
contoh-contoh yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terdapat
keengganan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. Antusiasme siswa
semakin lama semakin berkurang dan siswa tampak bosan dengan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Setelah dirata-rata dari dua kali observasi diketahui
bahwa siswa yang menjawab pertanyaan sebesar 25,58%. Keaktifan siswa dalam
bertanya sebesar 13,95% dan hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Selama
proses pembelajaran, tidak satupun siswa yang berani berpendapat dan
menanggapi pendapat.
Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif
selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang
menyatakan selama pembelajaran keaktifan siswa dalam bertanya sangat kurang,
apalagi untuk mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat, tidak ada
siswa yang berani berpendapat. Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan
siswa untuk bertanya kepada guru karena malu, takut, tidak tahu, dan bila ada halhal yang kurang jelas lebih memilih bertanya kepada teman. Selama kegiatan
belajar mengajar, komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa berlangsung satu
arah,
karena
kurangnya
keaktifan
berkomunikasi
dari
siswa
terhadap
pembelajaran yang berlangsung.
Keaktifan berkomunikasi dalam belajar siswa yang meliputi keaktifan
dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat,
dan menanggapi pendapat masih rendah dan hanya didominasi oleh siswa tertentu
3
saja. Keaktifan berkomunikasi dalam proses pembelajaran didominasi oleh siswa
tertentu dapat disebabkan oleh tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang
lambat dan ada yang cepat. Melihat keberagaman pribadi yang dimiliki siswa,
maka perlu diterapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat keseluruhan
siswa aktif berkomunikasi dalam proses belajar.
Menurut keterangan guru, selama ini strategi pembelajaran yang
digunakan belum bervariasi karena pengajaran terfokus untuk menghabiskan
materi sehingga kurang memperhatikan segi keaktifan siswa. Sementara menurut
siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah
sehingga pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan
siswa menunjukkan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga perlu penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
Salah satu strategi pembelajaran yang menampung semua perbedaan dan
karakteristik yang dimiliki siswa serta merangsang siswa aktif dalam
pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran
aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif.
Siswa dikondisikan dalam sikap mencari bukan sekedar menerima, melalui proses
penyelidikan atau proses bertanya, sehingga hasil belajar yang maksimum dapat
diperoleh siswa. Pembelajaran aktif dapat dikombinasikan dengan pembelajaran
kolaborasi yaitu siswa bekerja dalam tim dan terdapat pertanggungjawaban
individual untuk mencapai tujuan bersama. Siswa dengan kemampuan akademik
yang lebih tinggi dapat mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa
lain sehingga terjadi komunikasi aktif dalam pembelajaran. Ada banyak teknik
dalam pembelajaran aktif, salah satunya adalah Card Sort.
Card Sort merupakan teknik pembelajaran aktif yang digunakan untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pemberian tugas terkait dengan
konsep, karakteristik klasifikasi, fakta, atau menilai informasi yang dilakukan
dalam kelompok kecil siswa melalui cara yang menyenangkan. Card Sort
diterapkan dalam pembelajaran dengan cara siswa diberi kartu indeks yang berisi
informasi yang cocok dengan satu atau beberapa kategori dan diminta untuk
4
mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama. Siswa
berkelompok dalam kategori yang sama kemudian mempresentasikan kategorinya
di depan kelas. Gerakan fisik yang ada di dalamnya dapat membantu
menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran.
Alasan pemilihan Card Sort adalah melalui teknik Card Sort siswa
dilibatkan secara aktif dalam situasi yang menyenangkan. Kejenuhan dan
kebosanan siswa dapat teratasi melalui gerak aktif saat siswa berkeliling mencari
kartu indeks yang kategorinya sama yang dimiliki oleh siswa lainnya. Keaktifan
berkomunikasi siswa dalam belajar dapat terakomodasi saat kerja kelompok dan
presentasi. Keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dapat
dilatih melalui kerja kelompok dan presentasi. Siswa tidak hanya aktif fisik, tetapi
juga secara mental aktif yang meliputi kegiatan bertanya, berpendapat, menjawab
pertanyaan dan menanggapi pendapat.
Penggunaan strategi pembelajaran aktif Card Sort dapat dilengkapi dengan
media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Media pembelajaran secara
umum berperan sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa yaitu
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih efektif dan
lebih mudah ditangkap oleh siswa. Sementara pelajaran Biologi merupakan materi
pelajaran yang disajikan tidak hanya secara verbal saja, tetapi membutuhkan
pengalaman langsung minimal melalui media pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang sedang berkembang adalah
macromedia flash. Macromedia flash merupakan salah satu software yang mampu
menyajikan audio visual secara jelas kepada siswa dan materi yang bersifat
abstrak dapat diilustrasikan lebih menarik dengan berbagai gambar animasi.
Melalui penggunaan macromedia flash, pembelajaran biologi menjadi lebih
menarik dan dapat diajarkan secara efektif dan efisien. Perhatian siswa ke
pelajaran lebih terfokus dengan adanya media macromedia flash, sehingga siswa
dapat dibimbing untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaaan
media macromedia flash sangat didukung oleh sarana dan prasarana di SMA
Batik 1 Surakarta yang telah memiliki ruang audio visual.
5
Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis mengambil judul penelitian: “PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT
DILENGKAPI
MACROMEDIA
FLASH
UNTUK
MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS X2 SMA BATIK 1 SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu apakah keaktifan
berkomunikasi siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditingkatkan dengan
penerapan strategi pembelajaran aktif Card Sort dilengkapi macromedia flash
pada siswa kelas X2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran biologi dengan
penerapan strategi pembelajaran aktif Card Sort dilengkapi macromedia flash
pada siswa kelas X2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan keaktifan berkomunikasi siswa terhadap pembelajaran
biologi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
berkomunikasi dalam belajar.
2. Bagi guru
a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
membutuhkan penyelesaian melalui penerapan pembelajaran aktif Card
Sort dilengkapi macromedia flash.
6
b. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif strategi
pembelajaran yang dapat digunakan.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan
proses pembelajaran pada tahap berikutnya.
Download