ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL PADA SAHAM LQ 45 DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS BETA Disusun Oleh : Nama : Susi Anggreyani NIM : 105081002448 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Susi Anggreyani NIM : 105081002448 Jurusan : Manajemen Tempat,Tanggal Lahir : Brebes, 16 Oktober 1986 Alamat : Jalan Palmerah Barat VI No.90 Rt.003/Rw.010 Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone : 0838 – 99 - 44 – 5095 Status : Belum Menikah Agama : Islam Hobi : Travelling, Browsing dan Membaca Latar Belakang Pendidikan : Lulus SDN 21 Pagi Palmerah Jakarta - 1998 Lulus SLTP N 127 Kebon Jeruk Jakarta – 2001 Lulus SMA N 16 Palmerah Jakarta - 2004 Pengalaman Kerja : - Pernah menjadi staff kantor notaris ANH Jakarta Barat (6 bulan) - Menjadi guru privat - Menjadi staff Tata Usaha di SD N 21 Pagi ABSTRAK Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada periode tertentu, di mana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dana yang diinvestasikan pada periode tertentu. Di dalam portofolio tersebut terdapat portofolio yang jumlahnya tidak terbatas atau banyak sekali, yang dalam pembentukannya investor akan memilih mana yang tepat dari sekian banyak portofolio yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara memperoleh tingkat keuntungan saham dan tingkat risiko dari tiap-tiap saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, untuk mengetahui cara memperoleh tingkat keuntungan dan risiko portofolio saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dan juga untuk mengetahui cara memperoleh pembentukan portofolio yang optimal di BEJ dengan menggunakan indeks beta. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEJ sebanyak 45 perusahaan pada periode Januari 2010 sampai Desember 2011. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, di mana pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja, dan dengan catatan sampel tersebut representatif atau mewakili populasi yaitu sebanyak 29 perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu Indonesian Capital Directory dan Jakarta Stock Exchange. Dari perhitungan data, nilai β (beta) atau systematic risk rata-rata saham perusahaan adalah sebesar 1,608454106. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa rata-rata risiko sebesar 0,055463935. Berdasarkan perhitungan portofolio tingkat keuntungan pasar rata-rata 0,0226399 dan risiko portofolio diperoleh sebesar 0,032022118. Dalam pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini dipilih saham yang mempunyai ERB positif kemudian dibandingkan dengan nilai Ci (Cut Of Rate). Sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan Ci dimasukkan dalam kandidat portofolio yang optimal sebanyak 23 perusahaan. Kata Kunci : Return Saham Individual dan Return Pasar i ABSTRACT The investment decision is essentially a matter of the management of funds at certain period, which the investor has hopes to earn revenue or profits fund invested in a particular period. Inside the portfolio there are an infinite number of portfolios or a lot, which is the formation of investors will choose exactly which of the many existing portfolio. The purpose of this study was to determine how to obtain the level of profit share and the level of risk of each stock in companies listed on the Jakarta Stock Exchange, to find out how to obtain the level of benefits and risks of portfolio shares listed on the Jakarta Stock Exchange, and also to find out how obtain the optimal portfolio formation on the JSE using beta index. The population is LQ 45 firms listed on the JSE as many as 45 companies in the period January 2010 to December 2011. Samples taken in this study using purposive sampling technique where the sampling is done on purpose, with a note or a representative sample of the population is represented by 29 companies. Methods of data collection using the Indonesian Capital Directory documentation and Jakarta Stock Exchange. From the calculation of the data, the value of β (beta) or the average systematic risk is equal to 1,608454106 shares of the company. The calculation result shows that the average risk of 0,055463935. Based on the calculation of the market portfolio rate of return on average 0,0226399 and portfolio risk obtained by 0,032022118. In the formation of optimal portfolios in the study were selected stocks that have positive ERB then compared with the value of Ci (Of Rate Cut). ERB securities have value greater than or equal to Ci candidates included in the optimal portfolio by 23 companies. Keywords: Individual Stock Return and Market Return i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Portofolio Saham yang Optimal pada Saham LQ 45 di BEJ dengan Menggunakan Indeks Beta”. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid,M. S, Dekan Fakultas Ekonomi dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Suhendra, S.Ag, MM, Ketua Jurusan Manajemen 4. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Dosen pembimbing II yang penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan moriil. 7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat satu sama lain. ii 8. Almamater UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta. 9. Calon pendamping hidupku Tata, yang selalu memberi semangat . 10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati apabila saran atau kritikan terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan. Amin. Jakarta, 2013 Penyusun iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK i ABSTRACK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakang 1 B. RumusanMasalah 6 C. TujuanPenelitian 7 D. ManfaatPenelitian 7 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi 9 1. PengertianInvestasi 9 2. Proses Investasi 10 3. Tipe-tipeInvestasi 11 B. Risiko 12 iv C. Saham 13 D. Portofolio 18 E. Beta 32 F. IndeksHargaSaham 35 G. Penelitian Terdahulu 36 H. Kerangka Berpikir 39 BAB III :METODE PENELITIAN A. RuangLingkupPenelitian 42 B. MetodePenentuanSampel 42 C. MetodePengumpulan Data 45 D. MetodeAnalisis Data 46 E. OperasionalVariabelPenelitian 49 BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.GambaranUmum 51 1.Pasar Modal 51 2. Bursa Efek Jakarta 52 B. DiskriptifObyekPenelitian 53 C.DiskriptifVariabelPenelitian 54 1. VariabelSaham Individual 54 2. Variabel Return Saham 56 D. AnalisisdanPembahasan 58 BAB V :KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan 73 B. Implikasi 74 C. Saran 75 DAFTAR PUSTAKA 76 LAMPIRAN 78 v DAFTAR TABEL No. Keterangan Hal. 2.1 Tingkat Keuntungan Kondisi 20 2.2 Penelitian Terdahulu 36 3.1 Daftar saham yang masuk dalam Indeks LQ 45 44 4.1 Tabel Return Saham 54 4.2 Daftar IHSG dan return pasar 57 4.3 Beta dan alpha saham individual 64 4.4 Saham kandidat portofolio (ERB>C*) 67 4.5 Saham non kandidat portofolio (ERB<C*) 68 iv DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Hal. 2.1 Risiko total 30 2.2 Risiko dan tingkat keuntungan 31 2.3 Kombinasi aktiva bebas risiko dan portofolio 31 2.4 Kerangka konseptual pemikiran 41 4.1 Grafik return saham individual 56 4.2 Grafik return pasar 58 v DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Hal. 1 Nama Sampel Perusahaan dan Close Price 78 2 Daftar Return Saham 79 3 Return IHSG 80 4 Beta dan Alpha Saham Individual 81 5 Perhitungan ERB 82 6 Kandidat dan Non Kandidat Portofolio 83 vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa efek atau pasar modal di Indonesia ada dua yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange). Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) sekarang Bursa Efek Indonesia pernah menjadi salah satu bursa terbaik di Asia Tenggara pada tahun 1996. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ini ternyata didorong oleh minat investor asing yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Dengan adanya pasar modal, para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai dengan keberanian mengambil risiko dimana para investor akan selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan risiko tertentu dalam setiap keputusan investasinya. Teori keuangan mengatakan apabila risiko suatu investasi meningkat maka disyaratkan tingkat keuntungan yang semakin besar. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad, 2004: 3). Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu arus kas dalam asset riil yang bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya, dan asset finasial atau asset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah 1 pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor perlu mengadakan analisa yang cermat. Dalam mengambil keputusan investasi para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan. Keuntungan investasi sangat tergantung banyak hal, tapi hal yang utama adalah tergantung pada kemampuan atau strategi penanaman modal atau investor dalam membaca keadaan dan situasi pasar yang tidak menentu. Bila harga saham naik maka keuntungan yang dimiliki pemodal akan meningkat. Kenaikan harga saham dan permintaan yang tinggi merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan untuk menerbitkan saham. Penanam modal yang membeli saham berarti mereka membeli prospek suatu perusahaan. Para investor mengambil return (hasil) yang maksimal pada risiko tertentu untuk memperoleh hasil tertentu pada risiko yang minimal. Bagi pihak yang kekurangan dana maka pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyediaan dana. Bila seorang penanam modal atau investor memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) maka sebelumnya ia harus percaya bahwa informasi yang diterima investor adalah informasi yang benar, dan tidak ada pihak manapun yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. 2 Jika seorang investor menginginkan keuntungan yang optimal, investor harus menentukan strategi yang baik, kalangan fund manager dan analis selalu merujuk nasehat-nasehat lama “Jangan taruh telur dalam satu ranjang’”. Didalam investasi sahampun demikian “Jangan meletakkan uang hanya dalam satu jenis saham” ini adalah yang disebut dengan istilah diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio saja tidak cukup, perlu diversifikasi waktu dan pola permainan. Diversifikasi waktu berarti jangan habiskan semua sekaligus. Lakukan alokasi sebagai antisipasi jika nilai portofolio turun. Menurut (Jogianto,2003) jika terdapat kemungkinan pembentukan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal. Kunci dari pemilihan portofolio investasi yang optimal adalah bagaimana kemampuan investor tersebut dalam mengukur tingkat risiko dan tingkat keuntungan yang diterimanya dalam memilih portofolio investasi tersebut. Jika seorang investor ingin membentuk portofolio maka investor harus benar-benar dapat menganalisa pasar yang ada secara tepat. Didalam portofolio terdapat portofolio yang jumlahnya tidak terbatas atau banyak sekali dan didalam pembentukan portofolio itu investor akan memilih mana yang tepat dari sekian banyak portofolio yang ada, oleh karena itu investor akan memilih portofolio yang optimal. Pemilihan portofolio yang optimal sangat tergantung pada analisa ketepatan para investor membaca dan mencermati pasar. 3 Diversifikasi pola permainan artinya bila memang ada waktu maka investor perlu mengalokasikan dana dalam dua pola permainan sekaligus, short term (hit dan run) dan long term (buy dan hold) artinya sebagian dana yang dimainkan dengan gaya buy and hold, sebagian lain hit and run dalam arus permainan transaksi harian, untuk mencapai keuntungan optimal maka harus dilengkapi kemampuan dan kesediaan melakukan analisis baik fundamental maupun teknikal. Dalam membentuk satu portofolio, maka sebaiknya investor berusaha memaksimalkan pengembalian (return) yang diharapkan dari investasi yang dilakukan dengan tingkat risiko tertentu. Portofolio seperti ini merupakan portofolio yang efisien. Investor yang sangat berhati-hati menghindari risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Bila investor memilki portofolio yang efisien lebih dari satu, maka portofolio yang optimal yang akan dipilih. Untuk menaksir keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk portofolio tersebut (Husnan, 2001: 102). Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (Volatility return) suatu sekuritas/return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2003: 265). Portofolio adalah sekumpulan efek atau aset lain yang dimiliki pemodal perorangan atau lembaga. Menurut Ardiyos (dalam Skripsi Aminah; 2004: 4). Tujuan dari portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan penganekaragaman efek (Ardiyos, 2001:102). 4 Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur suatu portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham yang dipilih adalah saham–saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, portofolio saham dapat mengurangi risiko yang timbul. Pada dasarnya investor mengharapkan investasi yang ditanamkan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan dari saham lain. Tetapi diversifikasi bukanlah suatu jaminan dalam mengusahakan risiko yang minimum dengan keuntungan maksimum sekaligus. Sehingga para investor yang rasional perlu mengadakan analisis sebelum melakukan investasi agar risiko dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Investor melakukan diversifikasi dalam berbagai portofolio dikarenakan hasil yang diharapkan dari tiap jenis sekuritas dapat saling menutup. Sedangkan kenyataannya adalah tiap-tiap investor mempunyai tanggapan risiko yang mungkin berbeda. Untuk itu para investor perlu mendiversifikasikan sahamnya agar investor dapat memilih portofolio yang efisien dan memilih risiko yang terkecil berbeda, kadang ada investor yang memilih risiko yang lebih besar dengan kompensasi return ekspektasi yang lebih besar juga dan ada investor yang tidak menyukai risiko. Pemodal mencoba meramal return yang diharapkan dengan memakai batas kemungkinan bahwa hasil tidak dapat 5 dicapai. Investor dihadapkan pada beberapa alternatif sekuritas yang beberapa diantaranya dapat dipilih. Kenapa dipilih saham-saham LQ45, karena saham yang masuk dalam LQ45 merupakan saham-saham unggulan berdasarkan kapitalisasi pasar 12 bulan terakhir dan masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular. Apa yang dibutuhkan pemodal adalah kemampuan untuk menyusun pilihannya dari tiap kombinasi kepuasan paling sedikit sampai kepuasan tertinggi. Investor yang rasional hanya tertarik dengan portofolio yang optimal. Hal tersebut menjadi landasan peneliti untuk mengambil judul “ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL PADA SAHAM LQ 45 DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS BETA” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko sekuritas individual saham pada perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimanakah tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko portofolio saham pada perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimanakah pembentukan portofolio yang optimal pada saham indeks LQ 45 di BEI dengan menggunakan indeks beta? 6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka untuk menganalisis portofolio yang optimal dengan menggunakan indeks beta, tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Menganalisis cara memperoleh tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko sekuritas individual saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis cara memperoleh tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko portofolio saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Menganalisis cara pembentukan portofolio yang optimal dengan menggunakan indeks beta di BEI. D. Manfaat Penelitian Dari tujuan yang telah disampaikan diatas maka penelitian ini berguna untuk: 1. Kegunaan praktis penelitian ini adalah: Manfaat bagi investor dan masyarakat a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan portofolio yang optimal. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan jualbeli saham di BEI (Bursa Efek Indonesia). 7 2. Kegunaan teoritis penelitian ini adalah: a. Manfaat Bagi Kalangan Akademis Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana yang telah dipelajari didalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan tentang pasar modal dan investasi. Bagi civitas akademika menambah informasi, sumbangan penelitian bahan kajian dalam penelitian. Bagi civitas akademika menambah informasi, sumbangan penelitianbahan kajian dalam penelitian. b. Manfaat Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai informasi mengenai portofolio yang optimal berpotensi mempengaruhi return saham yang dijual di pasar modal. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi 1. Pengertian Investasi Menurut Husnan (1998: 3) investasi adalah setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Sedangkan menurut Halim(2003: 2) investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000:5). Dari beberapa pengertian investasi dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan kegiatan dalam bidang finansial yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kekayaan atau asset yang ditanam. 2. Proses Investasi Menurut Husnan (2003: 49) proses investasi menunjukkan bagaimana seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang biasa dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut dilakukan langkah-langkah: a. Menentukan kebijakan investasi Disini pemodal perlu menentukan tujuan investasinya tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan 9 keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi, jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. b. Analisis Sekuritas Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasikan efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan analisis ini dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. c. Pembentukan Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain: preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya. d. Melakukan Revisi Portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan portofolio yang telah dimiliki. Apabila portofolio sekarang tidak optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. 10 e. Evaluasi Kinerja Dalam tahap ini pemodal atau investor melakukan penilaian terhadap kinerja( performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari potofolio lainnya. 3. Tipe-tipe Investasi Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung maupun tidak langsung. a. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan dipasar uang(Money Market). Macam-macam investasi langsung dapat disarikan sebgai berikut: 1) Invetasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan(tabungan, deposito) 2) Investasi langsung dapat diperjualbelikan(investai langsung dipasar uang, investasi langsung di pasar modal, investasi langsung di pasar turunan)(Jogiyanto, 2000:9) b. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan cara membeli suratsurat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan Investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik 11 dengan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolio (Jogiyanto, 2000:10). B. Risiko Menurut Ahmad (2003:100) risiko dapat didefinisikan sebagai kemungkinan untuk luka, rusak, atau hilang. Dalam investasi risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh dengan surat berharga. Berkaitan dengan uraian diatas maka klasifikasi risiko total terdiri dari: 1. Risiko Sistematik Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable) disebut pula risiko pasar yang berkaitan dengan perekonomian secara makro, misalnya purchasing power risk, political risk, foreign exchange, dan risiko lainnya. 2. Risiko Tidak Sistematik Disebut juga risiko khusus yang terdapat pada masing-masing perusahaan, seperti risiko kebangkrutan, risiko manajemen, dan risiko industri khusus perusahaan yang disebut juga risiko yang dapat didiversifikasikan atau unsystematis risk. 12 C. Saham 1. Pengertian Saham Sekuritas atau efek adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal primer maupun sekunder ( Gitosudarmo, 1999: 265). Sedangkan menurut Thian Hin (2001: 13). Saham yaitu surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Saham merupakan tanda bukti pengambilan pengambilan bagian saham, juga merupakan tanda bukti pengambilan bagian peserta dalam suatu perusahaan (Riyanto, 1999: 240). Saham adalah tanda penyertaan modal pada perusahaan perseroan terbatas. Jenis saham antara lain: a. Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasanya memperoleh hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan (Gitosudarmo:1999:265). b. Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto; 2003:67), saham preferen adalah saham yang memberikan hak deviden dan atau bagian kekayaan pada saat perubahan lebih dahulu dari saham biasa, dan disamping itu mempunyai preferen untuk digunakan dalam mengajukan pencalonan direksi/ komisaris (Gitosudarmo, 1999:266). c. Saham Treasury ( Treasury stock ) 13 Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri (Jogiyanto, 2003: 74). Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut ( binder produk–produk yang ada di pasar modal). Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan, pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud dari saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanam di perusahaan (Tjiptono dan Hendy, 1995:2001). Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai 3 tujuan investasi utama ( Kertonegoro, 1995: 108) adalah: a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chip dan saham nonspekulatif lainnya. b. Sebagai pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang sehingga mereka mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham, sumber penghasilan untuk mendapatkan deviden. 14 c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan deviden sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi. Menurut Koetien (1993) tujuan pencatatan saham dibursa adalah: a. Memberikan kepada bursa semua informasi yang dibutuhkan kepada Investor. b. Kepada masyarakat diberikan keterangan-keterangan hingga secara wajar dapat dianggap, masyarakat dapat membantunya menilai baik tidaknya efek yang bersangkutan. 2. Penilaian Saham Harga saham adalah harga yang dibentuk dan interaksi para penjual dan pembeli saham dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu para investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Menurut Ang (1997: 62) nilai dari saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga jenis : a. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam saham yang berfungsi untuk tujuan akuntansi, nilai ini tidak dapat digunakan untuk mengukur sesuatu. Nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca. b. Harga dasar (Base Price) 15 Harga dasar saham baru merupakan harga perdananya, harga saham diperoleh dari perkalian antara nilai par value dengan jumlah saham yang diterbitkan. Harga dasar suatu saham sangat erat hubungannya dengan harga pasar tersebut. Harga dasar diperhitungkan dalam perhitungan indeks harga saham, harga dasar akan berubah seiring dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split,warrant, redemtion. c. Harga Pasar (Market Price) Harga pasar merupakan harga dimana harga tersebut berlaku saat pasar sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan ( Closing Price), harga pasar adalah harga yang mencerminkan naik turunnya suatu saham. Jika harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan maka akan terbentuk market value. Harga saham dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang berarti saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran, karena permintaan dan penawaran atas saham berfluktuasi setiap harinya, maka harga sahampun akan mengikuti pada fluktuasi tersebut. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih banyak, maka harga saham akan cenderung meningkat . Faktorfaktor yang menentukan harga saham dipasar adalah: 1) Taksiran penghasilan yang akan diterima 2) Besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor, yang mana dipengaruhi oleh keuntungan yang bebas risiko serta risiko yang ditanggung investor. 16 Harga saham mencerminkan prestasi emiten, pergerakan harga saham dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilan dari operasi usaha semakin besar, hal ini berarti keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham juga semakin besar. Bagi investor, harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (underprice). Melalui penilaian saham inilah para investor akan bisa memutuskan untuk menentukan strategi invetasi melalui keputusan untuk membeli, menjual atau mempertahankan saham tertentu. Harga saham juga mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham maka, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan semakin rendah harga saham maka semakin rendah pula nilai perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga saham. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik namun, bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit meningkat lagi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka banyak perusahaan yang melakukan stock split terhadap sahamnya, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli(Ang, 1997: 65). 17 D. Portofolio 1. Pengertian portofolio Portofolio adalah kumpulan saham / aset lain yang dimiliki oleh pemodal perorangan atau lembaga. Menurut Ardiyos (dalam skripsi Aminah, 2004: 23) tujuan portofolio adalah mengurangi risiko dengan penganekaragaman kepemilikan efek. Portofolio secara harfiah memiliki sekumpulan surat–surat. Teori ini disebut teori portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam bentuk surat-surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilk modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan (penghasilan) yang lebih tinggi. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sejumlah pilihan portofolio efisien sesuai dengan preferensi terhadap return dan resiko. Dengan asumsi bahwa investor bersifat risk averse yaitu meminta tambahan tingkat keuntungan yang semakin besar untuk tambahan satu unit resiko yang sama. Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal. Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih saham-saham berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil investor (Brigham and Daves, 2004). 18 Dalam teori ini risiko investasi dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat keuntungan. Menurut Gitosudarmo(1999:266) teori portofolio memiliki 2 asumsi penting yaitu: a. Keuntungan surat berharga adalah berpola distribusi normal b. Para investor terkadang bersikap kurang atau tidak menyukai risiko (Risk averse) Risiko dari portofolio yang didiversifikasikan secara baik tergantung pada risiko pasar dari masing-masing saham yang di masukkan dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk portofolio yang memiliki risiko rendah, maka saham–saham yang dipilih bukanlah sahamsaham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, Kalau portofolio tersebut mewakili kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar (Husnan, 2001:104). Manajer uang yang ingin mengubah risiko pasar yang dihadapinya dapat melakukan hal tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan dalam proses minimisasi risiko portofolio, varian (standar deviasi) pengembalian merupakan alat ukur risiko portofolio, sebagai tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis risiko kerugian. Portofolio normal merupakan tolak ukur 19 yang disesuaikan terdiri dari sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan.pembentukan portofolio normal bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan (Fabozzi, 2000: 794). Prinsipnya adalah membentuk suatu portofolio yang merefleksikan gaya manajer uang membutuhkan penentuan saham yang akan dimasukkan kedalam potofolio normal dan penentuan cara penimbangan saham-saham tersebut (penimbangan setara atau penimbangan kapitalisasi)(Fabozzi, 2000: 795). Maka kesimpulan yang didapat portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. 2. Karakteristik Portofolio Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut dinyatakan dalam rumus: n E (Rp) = XiE ( Ri) i 1 Dalam hal ini E( Rp) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio, Xi adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i (i =1, N) dan E (Ri) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i. 20 Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 1998:85). Kalau kita mengatakan suatu investasi mempunyai risiko, berarti bahwa investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang akan diperoleh bersifat tidak pasti. Dalam keadaan seperti itu para pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Misalkan suatu investasi digambarkan sebagai berikut (Husnan, 2001:50) Tabel 2.1 Tingkat Keuntungan di Berbagai kondisi Kondisi Perekonomian Probabilitas Tingkat Keuntungan Makmur 0,20 0,30 Normal 0,60 0,20 Resesi 0,20 0,10 Penjelasan diatas menunjukkan bahwa situasi yang berisiko berarti pemodal dihadapkan pada ketidakpastian memperoleh tingkat keuntungan. Dengan kata lain, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Tetapi dalam portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan Investor seringkali dihadapkan pada pilihan antara aktiva berisiko pengembalian aktiva dari suatu portofolio aktiva sepanjang waktu tertentu secara langsung dapat diperhitungkan sebagai berikut: Rp = ω1 R1 + ω2 R2 + ... + ωG RG 21 Dimana: Rp = tingkat pengembalian portofolio Rg = tingkat pengembalian aktiva selama periode berjalan Wg = berat aktiva g pada portofolio (yaitu aktiva g sebagai bagian dari nilai pasar secara keseluruhan portofolio G = Jumlah aktiva pada portofolio Secara ringkas dapat dinyatakan: G Rp = WgRg g 1 Secara khusus Markowitz mengkuatisir risiko sebagai varians pengembalian yang diharapkan aktiva. Dalam pengembalian aktiva, varians adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian disekitar pengembalian yang diharapkan. Persamaan bagi varians pengembalian yang diharapkan bagi aktiva i, yang dinyatakan sebagai (Ri) adalah: Varians (Ri)P1[r1 – E(Ri)]+P2[R2(r2 – E(Ri)]+ . . . +Pn[rn- E(Rn)] Atau N Varians (Ri) = Pn[rn E ( Ri)] n 1 Karena varians dinyatakan dalam unit kuadarat, maka sering dilihat Varians diubah menjadi standar / akar kuadarat dari akar varians: SD(Ri) = Var (Ri) 22 Varians portofolio yang terdiri dari 2 aktiva sedikit lebih sulit dihitung, itu tergantung tak hanya pada varians dari dua aktiva, namun juga pada beberapa dengan hubungan antara kedua aktiva. Formulanya adalah: Var(Rp) = Wi2 Var (Ri )+ Wi2 Var Rj + 2WiWjCov( Ri, Rj) Dimana: Cov(Rij,Rj) = kovarians antara pengembalian bagian aktiva i dan aktiva j. Kovarians antara kedua aktiva I dan j dihitung: Cov(RiRj) = Pi[ri − E(Ri)][ri − E(Ri)]+ ... + Pn[rin − E(Ri)][ri + E(Ri)] Dimana: Rin = tingkat pengembalian ke-n yang mungkin bagi aktiva i Rm = tingkat pengembalian ke-m yang mungkin bagi aktiva j Pn = kemungkinan memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i dan j N = Jumlah hasil yang mungkin bagi tingkat pengembalian (Fabozzi;1999:70) Diversifikasi portofolio dapat juga diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial atau keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya dipasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasan dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi. 23 Dari segi lain, memilih portofolio optimal bukanlah hal yang mudah, ini disebut pemilihan portofolio. Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain. Teori pemilihan portofolio pertama kali dikembangkan oleh Markowitz dengan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Seorang pemodal mempunyai sejumlah uang tertentu. 2. Sejumlah uang tersebut di investasikan untuk jangka waktu tertentu disebut holding period. 3. Pada akhir masa tertentu (Holding Period) pemodal akan menjual sahamnya. 4. Pemodal akan selalu mencoba menghindari risiko(Risk Averse) 5. Untuk menghindari risiko, pemodal mencoba melakukan diversifikasi investasi 6. Pemodal menghadapi babarapa portofolio dimana harga sudah pasti. Masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan uang mereka diantara berbagai portofolio untuk memaksimalkan hasil yang dharapkan. 7. Semua portofolio secara sempurna dapat dibagi 8. Pilihan investasi tidak tergantung pemodal lain(Sunaryah,2004;194). Manajer yang ingin mengubah risiko pasar yang dihadapinya dapat melakukan hal tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio. Hal ini 24 dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan.( Fabozzi, 2000: 426). Dalam proses minimisasi risiko portofolio varian (standar deviasi) pengembalian merupakan alat ukur resiko portofolio. Sebagai tambahan, kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan portofolio dapat dihitung. Jenis analisis ini akan berguna dalam menentukan bauran yang paling tepat dari serangkaian alokasi portofolio yang optimal. Analisis ini disebut analisis risiko kerugian. Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan. Pembentukan portofolio normal bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Prinsipnya adalah membentuk suatu portofolio yang merefleksikan gaya manajer memilih dan menimbang uang membutuhkan penentuan cara penimbangan saham tersebut (penimbangan setara/ penimbangan kapitalisasi)(Fabozzi, 2000:794). Tujuan dari pembentukan portofolio adalah: 1. Pada risiko tertentu berusaha mencapai keuntungan maksimal mungkin. 2. Pada tingkat keuntungan tertentu berusaha mencapai risiko yang minimal (Sunaryah,2004:195). Beta dari sekuritas atau portofolio hanya bisa diestimasikan dengan menggunakan analisis statistik. Dalam teori portofolio tidak ada ketentuan pengembalian–pengembalian mingguan, bulanan atau harian yang mesti digunakan. Hasil perhitungan beta akan berbeda tergantung pada jarak waktu perhitungan pengembalian (misal: dari 1 Januari 1985 hingga 31 Desember 25 1989) dan indeks pasar yang dibuat oleh para investor terhadap harga sekuritas yaitu hubungan yang harus terjadi antara pengembalian dari sekuritas dengan risiko jika investor harus bertindak secara optimal. Bersama-sama dengan teori portofolio dan pasar modal menyediakan suatu kerangka untuk menentukan dan mengukur risiko investasi dan membangun hubungan antara pengembalian sekuritas yang diharapkan (expected security return) dengan risiko, antara risiko dengan pendapatan yang dipersyaratkan dari investasi. Pengembalian dari portofolio seorang investor selama suatu interval waktu tertentu sama dengan perubahan nilai portofolio ditambah distribusidistribusi yang ditentukan dari portofolio, jika ada yang diekspresikan sebagai presentasi dari nilai portofolio awal(Fabozzi,dkk,1999: 257). Prinsip portofolio, selain untuk menghindari (minimalkan) risiko, juga untuk memaksimalkan hasil, sebab tidak semua jenis investasi keuntungan akan meningkat bila kita menambahkan modal. Jangan menggunakan seluruh uang anda miliki untuk membeli satu jenis saham. Belilah berbagai saham untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan risiko. Para manager investasi dikenal sangat ahli dalam hal ini, karena mereka telah dididik dan dilatih untuk pekerjaan seperti itu (Arifin, 2004). Untuk dapat melakukan kegiatan portofolio ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar risiko minimal dapat dicapai salah satunya adalah langkah portofolio yang dilakukan John Dickonson yang meliputi: 26 1. Placement Analysis yaitu pengumpulan data kualitatif dan kuantiatif yang berhubungan dengan alat investasi yang akan dijadikan portofolio. 2. Portofolio construction yaitu pengumpulan alat investasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan investor. 3. Portofolio selection yaitu melakukan kombinasi dari berbagai alat investasi yang sudah dipilih sehinga didapat portofolio yang efisien(Ahmad, 2001: 4). Langkah lain yang ditempuh dalam melakukan pemilihan instrumen investasi menurut Ang (dalam Anoraga 2001:106) adalah sebagai berikut: 1. Melalui analisis yang cermat, dipilih instrumen investasi yang diinginkan 2.Pembobotan masing-masing investasi terhadap nilai portofolio secara keseluruhan. 3. Melakukan penentuan horison investasi (Invesment Horizon) 4. Masing-masing instrumen investasi ditentukan expected returnnya sesuai dengan horison investasi 5. Melakukan perhitungan expected return, rata-rata, seta standar deviasi dari portofolio sesuai dengan horison investasi. Hasil perhitungan beta akan berbeda, tergantung pada jarak waktu perhitungan pengembalian, jumlah observasi yang dipakai, perode waktu spesifik yang digunakan dan indeks pasar yang digunakan (Fabozzi, 1999: 266) Manajer investasi yang mengelola dana klien untuk investasi pada portofolio, perlu mengetahui preferensi risiko dan keuntungan klien. 27 Pemahaman akan preferensi risiko pemodal akan membantu memilih sekuritas-sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio yang dibentuk. Analisis akan menjadi lebih sederhana kalau dalam pembentukan portofolio dimasukkan kesempatan investasi yang bebas risiko. Apabila portofolio yang akan dibentuk terdiri dari kombinasi antara portofolio yang terdiri dari sekuritas yang berisiko dengan aset yang bebas risiko, maka serangkaian portofolio tersebut kalau digambarkan membentuk sumbu datar, akan membentuk garis lurus(Husnan,1999:466). Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah melakukan perbandingan langsung dan menggunakan ukuran kinerja tertentu. Ukuran kinerja tertentu ( one parameter performance measure) perlu dikaitkan dengan risiko salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual fund) adalah dengan membandingkan dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Mutual fund yaitu portofolio yang dikelola oleh managed investment companies (artinya para profesional) dibanding dengan portofolio yang dipilih secara acak (Husnan; 1999:466). Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja portofolio. Parameter tersebut dikaitkan dengan risiko baik risiko baik risiko total maupun risiko sistematis. Parameter tersebut adalah excess return to variability measures, different return dengan risiko sebagai deviasi standar, excess return to beta, differential return dengan risiko diukur sebagai beta. Perhitungan yang diperlukan dalam upaya mengurangi risiko adalah: 28 1. Memperkirakan tingkat keuntungan (expected return) probabilitas keuntungan saham individual 2. Mengurangi risiko (standar deviasi) yaitu varian dan standar deviasi saham individual. 3. Risiko atau standar deviasi dari saham-saham (portofolio) akan berkurang, maka perlu memilih kombinasi saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah atau bahkan korelasi negatif. 4. Expected Return (tingkat pengembalian) dari saham 5. Standar deviasi dari 2 saham (portofolio) Apabila seorang investor ingin mengetahui sumbangan suatu saham terhadap risiko suatu portofolio yang didiversifikasikan secara baik, sebaiknya melihat seberapa risiko saham tersebut terhadap perubahan pasar. Kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan-perubahan pasar biasa disebut beta investasi. Rata-rata beta seluruh saham tentu saja sama dengan 1,0. Deviasi standar dari suatu saham dengan beta sebesar 1,5 adalah sama dengan 1,5 kali portofolio pasar. Sedangkan saham yang mempunyai beta hanya 0,9 berarti deviasi standarnya adalah hanya 0,9 kali deviasi portofolio pasar(Husnan,1999;166). Beta bisa bernilai negatif, berarti kenaikan perolehan pasar menyebabkan penurunan perolehan aset atau saham (arah perolehan saham atau aset berlawanan dengan arah perolehan pasar) (Supranto,2004:296). Menurut Jogiyanto (2003:180) portofolio yang efisien (Eficient portfolio) didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi 29 terbesar dengan risiko yang sudah pasti atau memberikan risiko yang sudah pasti atau yang mengandumg risiko terkecil dengan tingkat return yang sudah pasti. Karena risiko portofolio adalah penjumlahan dari varian dan kovarian sesuai dengan proporsi masing-masing aktiva. Untuk 3 buah aktiva , risiko portofolio dapat dikalikan dalam perkalian matriks sebagai berikut: σp 2 = [ω1ω 2ω3] Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang dapat defersifikasikan atau risiko perusahaan (Company Risk) atau risiko spesifik ( Spesific Risk) atau risiko unik ( Unique Risk) atau risiko yang tidak sistematik (Unsystematic Risk). Sebaliknya risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan non diversifiable risk atau risiko pasar ( Market Risk). Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti infasi, resesi dan lain sebagainya. Risiko total (Total Risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan non diversifiable. Gambar.2.1 Risiko Total, risiko yang dapat didiversifikasikan dan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan RisikoPortofolio Risiko dapat dideversifikasikan Risiko Total Risiko tidak dapat dideversifikasikan Jumlah Saham Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang 30 dibentuk dari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Semua kombinasi antara suatu kesempatan investasi yang berisiko dengan investasi yang bebas risiko selalu akan menunjukkan persamaan garis lurus. Gambar.2.2 Risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan ketika dibentuk portofolio dengan aktiva yang bebas risiko E(RA ) A Rf Setelah ada kesempatan investasi yang bebas risiko maka akan tinggal hanya satu portofolio yang efisien. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan sebagai aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return yang sama dengan nol. Karena variannya (deviasi standar) sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko dengan aktiva beresiko yang lain akan menjadi nol dan untuk varian aktiva bebas risiko (σ BR) yang sama dengan nol, maka kovarian antara aktiva bebas risiko A σ dengan aktiva berisiko (σ Bri) adalah juga sama dengan nol. Berikut ini hubungan antara portofolio yang berisiko (Husnan,2001: 88). 31 Gambar.2.3. Kombinasi aktiva yang bebas risiko dengan portofolio E(RA) B G A Rf σp Dengan demikian semua pemodal akan memilih portofolio G( yang terdiri dari aktiva berisiko ) dengan (mungkin) berkombinasi pada investasi yang bebas risiko. Apabila investor memilih berada diantara RfG, berarti investor menginvestasikan sebagian dana investor pada risk free asset. Sebaliknya investorr memilih berada disebelah kanan titik G berarti investor meminjam ( dengan suku bunga yang bebas risiko) dan menginvestasikan seluruh dana tersebut pada G. E. Beta Rasio σim /σm2 adalah beta atau kepekaan pasar dari suatu saham. Saham dengan beta lebih besar dari 1,0 merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar dan sebaliknya. Saham yang lebih besar dari 1 disebut sebagai saham yang agresif, sedangkan saham yang mempunyai beta kurang dari satu disebut sebagai saham yang difensif. Dengan demikian untuk sahamsaham yang agresif, kalau terjadi perubahan ( baik naik E(RA)maupun turun) tingkat keuntungan portofolio pasar sebesar 10%, maka tingkat keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang sama sebaesar lebih dari 32 10%, keadaan sebaliknya berlaku untuk saham-saham yang defensif(Husnan; 2001: 168). Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut: Βp = n Wii n 1 Notasi : βp = Beta portofolio β i = Beta individual Wi = Proporsi sekuritas Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiaptiap individual sekuritas alasannya sebagai berikut: 1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu 2.Perhitungan beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran.(Jogiyanto,2003: 291) Dari analisis bisa saja mengunakan analisis investor dalam menentukan beta. Investor bisa juga menggunakan untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta dimasa yang akan datang. Formulanya adalah sebagai berikut: Ri = αi + βiRm + ei (Husnan;2001,40). Kesalahan pengukuran beta portofolio akan semakin kecil dengan semakin banyaknya sekuritas didalamnya, karena kesalahan perhitungan beta 33 untuk masing-masing sekuritas akan saling meniadakan. Kesalahan pengukuran beta portofolio yang semakin kecil akan mengakibatkan beta portofolio semakin stabil dari satu periode ke periode selanjutnya yang akibatnya korelasi keduanya akan semakin besar. Ini berarti bahwa portofolio dengan banyak aktiva merupakan prediktor yang lebih baik untuk beta masa depan dibandingkan dengan beta sekuritas atau portofolio dengan lebih sedikit sekuritas didalamnya. Menurut Supranto (2004,292) apabila suatu portofoio yang terdiri dari dua sekuritas yang berkorelasi tidak sempurna, tingkat portofolio secara keseluruhan pada umumnya akan menurun (berkurang) karena diversifikasi. Makin banyak sekuritas yang membentuk portofolio makin cepat penurunan tingkat risiko. Walaupun manfaat diversifikasi meningkat, semakin banyak sekuritas dimasukkan dalam porofolio, akan tetapi ada batas (limit) terhadap penurunan tangkat risiko. Beta merupakan konsep statistik untuk mengukur sensivitas perolehan suatu sekuritas terhadap perubahan pasar. Beta juga merupakan ukuran tingkat risiko. Beta bisa bernilai negatif, berarti kenaikan perolehan pasar menyebabkan penurunan perolehan aset atau saham (arah perolehan saham atau asat berlawanan dengan arah perolehan pasar), seperti halnya suatu aset mempunyai beta, portofolio yang terdiri dari beberapa aset juga mempunyai beta. Koefisien beta bagi suatu portofolio tidak hanya tergantung pada beta setiap aset yang membentuk portofolio tetapi juga besarnya proporsi masing-masing asset dalam portofolio. 34 F. Indeks Harga Saham Indeks harga saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kaejadian ekonomi. Indeks harga sering dikatakan merupakan cermin dari fenomena ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara(Halim, 2005: 12). 1. Indeks Harga Saham Individual Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan masing-masing saham, sampai pada tanggal tertentu. Dalam kondisi perekonamian yang wajar secara teoritis indeks harga saham berada diatas harga dasar(Sunaryah, 2004:138). Indeks harga saham individu hanya menunjukan perubahan dari harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan, kenaikan atau penuruna(Anoraga dan Piji Pakarti, 2001: 101). Dapat disimpulkan bahwa suatu indeks harga saham merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap harga pasarnya. 2. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks haraga saham gabungan menggambarkan suatu rangkaian historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas- 35 sekuritas(Sunaryah, 2004:142). Indeks harga saham menunjukkan pergerakan harga saham secara umum (Anoraga dan Piji Pakarti, 2001: 101). Jadi indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. G. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut: Tabel.2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Alat Analisis Yuliati (2007) ANALISIS 1.Tingkat PORTOFOLIO keuntungan (return) SAHAM YANG Metode OPTIMAL DI BEJ Beta Hasil Indeks dapat diperoleh dengan cara DENGAN menggunakan beta MENGGUNAKAN sekuritas dengan INDEKS BETA hasil return yang diperoleh rata-rata 2,54948984 dan resiko sekuritas individual 0,000429 yang berarti pasar cukup bergairah. 36 Peneliti Judul Alat Analisis Hasil 2. Tingkat keuntungan (return) portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan menggunakan indeks tunggal yaitu sebesar 0,115579866 dan risiko sekuritas saham individual -1,97555871. 3. Portofolio optimal dapat dilakukan dengan menggunakan indeks tunggal karena dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio yang 37 Peneliti Judul Alat Analisis Hasil didasarkan pada pengamatan, bahwa harga dari suatu ekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Ni Putu Santi (1) Berdasarkan Suryantini PERBEDAAN strategi aktif, (2007) KINERJA diperoleh expected PORTOFOLIO return portofolio BERDASARKAN Metode STRATEGI Tunggal Indeks sebesar 1,7% dengan resiko sebesar 0,34%. PORTOFOLIO (2) Berdasarkan AKTIF DAN stategi pasif, yaitu PASIF PADA mengikuti indeks LQ SAHAM LQ 45 DI 45 diperoleh BEJ expected return sebesar 1,0 % dengan varian (resiko) portofolio sebesar 0,25%. 38 Peneliti Judul Alat analisis Hasil Indari Fitnata ANALISIS Risk (2009) KINERJA performance JANGKA melalui PENDEK ratio, PORTOFOLIO ratio dan Jensen rata bulanan (2003- SAHAM ISLAMI ratio adjusted Berdasarkan perhitungan Sharpe, Sharpe Treynor dan Jensen Treynor Measure kinerja rata- 2007) Jakarta DI BURSA EFEK Islamic Index INDONESIA memiliki nilai kinerja PADA SAAAT yang lebih baik dari KRISIS indeks LQ 45. KEUANGAN GLOBAL 20072008 H. Kerangka Berpikir Dalam analisis ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan indeks beta. Penggunaaan indeks beta memerlukan penaksiran dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Beta yang digunakan adalah beta portofolio karena lebih akurat dari beta sekuritas individual. Pembentukan portofolio memungkinkan kesalahan tersebut diperkecil. Oleh karena itu semakin banyak sekuritas yang dipergunakan untuk membentuk suatu portofolio, maka semakin banyak pula koefisien 39 determinannya. Dengan demikian beta portofolio historis akan merupakan prediktor beta masa depan yang lebih baik daripada beta sekuritas individual. Portofolio optimal berisi aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi, aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak dimasukkan kedalam portofolio yang optimal, oleh karena itu diperlukan sebuah titik pembatas (Cut Off Point) yang menentukan nilai ERB itu dikatakan tinggi, sehigga sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci atau Cut off point, sedangkan sekuritas yang mempunyai lebih kecil dari Ci tidak diikut sertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Setelah dilakukan perhitungan pembentukan portofolio optimal adalah melakukan perhitungan alokasi jumlah modal yang akan ditanamkan dalam komposisi portofolio optimal. Maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah: 40 Gambar.2.4 Kerangka Konseptual Pemikiran Portofolio Optimal Menggunakan Indeks Tunggal Saham LQ45 Metode Indeks Beta Return dan Risiko Saham Individual Return dan Risiko Portofolio ERB > Ci Kandidat Portofolio Portofolio Optimal Saham LQ45 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk dalam kelompok indeks LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu yang diperoleh dari publikasi berupa data harga saham LQ 45 penutupan (close price) volume perdagangan saham bulanan publikasi BI dan SBI 1 bulanan selama tahun 2010 – 2011, dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Adapun saham-saham yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling dan saham-saham yang terus muncul serta terdaftar dalam kelompok indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010 sampai dengan 2011. B. Metode penentuan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2000; 55). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam indeks LQ 45 pada periode Januari 2010 sampai dengan Desember tahun 2011. Berikut 42 populasi yang memenuhi kriteria yaitu populasi yang digunakan adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI : Tabel.3.1 Saham-saham yang terdaftar dalam LQ 45 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. Kode Efek AALI ADRO ANTM ASII ASRI BBCA BBKP BBNI BBRI BBTN BDMN BJBR BMRI BNBR BRAU BSDE BTEL BUMI CPIN DOID ELSA ELTY ENGR GGRM GJTL INCO INDF INDY INTP ISAT ITMG JSMR KLBF Nama Emiten PT. Astra Argo Lestari Tbk PT. Adaro Energi Tbk. PT. Aneka Tambang Tbk. PT. Astra International Tbk. PT. Alam Sutra Realty Tbk. PT. Bank Central Asia Tbk. PT. Bank Bukopin Tbk. PT. Bank Negara Indonesia Tbk. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. PT. Bank Tabungan Negara Tbk. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. PT. BPD Jawa Barat Tbk. PT. Bank Mandiri Tbk. PT. Bakrie & Brothers Tbk. PT. Berau Coal Energi Tbk. PT. Bumi Serpong Damai Tbk. PT. Bakrie Telecom PT. Bumi Resources Tbk. PT. Charoen Pokphand Tbk. PT. Delta Dunia Makmur Tbk. PT. Elnusa Tbk. PT. Bakrieland Development Tbk. PT. Energi Mega Persada Tbk. PT. Gudang Garam Tbk. PT. Gajah Tunggal Tbk. PT. International Nickel Indonesia Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Indika Energi Tbk. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT. Indosat Tbk. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. PT. Jasa Marga Tbk. PT. Kalbe Farma Tbk. 43 No. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. Kode Efek LPKR LSIP MEDC PGAS PTBA SMCB SMGR TINS TLKM UNSP UNTR UNVR Nama Emiten PT. Lippo Karawaci Tbk. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. PT. Medco Energi Internasional Tbk. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk PT. Holcim Indonesia Tbk. PT. Semen Gresik Tbk PT. Timah Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. PT. United Tractors Tbk. PT. Unilever Tbk. Sampel menurut Sugiyono (2000: 56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Saham-saham yang dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dilakukan dalam sample dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi. Tabel.3.2 Daftar Saham yang Masuk dalam Indeks LQ45 Periode Januari 2010 s.d Desember 2011 No. Kode Efek Nama Emiten 1. AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2. ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 3. ANTM PT. Aneka Tambang Tbk. 4. ASII PT. Astra Internasional Tbk. 5. BBCA PT. Bank Central Asia Tbk. 6. BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 7. BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 8. BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. 9. BMRI PT. Bank Mandiri Tbk. PT. Bumi Resources Tbk. 10. BUMI 44 No. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Kode Efek ELTY INDF INDY INTP ISAT ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP MEDC PGAS PTBA SMGR TINS TLKM UNSP UNTR UNVR Nama Emiten PT. Bakrieland Development Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Indika Energy Tbk. PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. PT. Indosat Tbk. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. PT. Jasa Marga Tbk. PT. Kalbe Farma Tbk. PT. Lippo Karawaci Tbk. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. PT. Medco Energi International Tbk. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PT. Semen Gresik Tbk. PT. Timah Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT. United Tractors Tbk. PT. Unilever Indonesia Tbk. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh berupa harga penutupan saham tahunan yang terdapat dalam IDX Statistics dan membaca buku-buku serta jurnal yang berhubungan dengan penelitian. C. Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Serta keterangan lain yang 45 diperoleh dari studi pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini jenis data yang diambil adalah: a. Jumlah emiten yang termasuk ke dalam saham-saham indeks LQ 45. Sumber data dari Jakarta Stock Exchange Januari 2010-Desember 2011. b. Harga saham perusahaan. Sumber data dari Jakarta Stock Exchange Januari 2010-Desember 2011. c. Deviden perusahaan. Sumber data dari Indonesian Capital Directory. Data yang diperoleh dan digunakan dalm penelitian ini mencakup periode waktu Januari 2010 sampai Desember 2011. Selain data-data di atas, penulis menggunakan data index bulanan IHSG dan LQ 45. D. Metode Analisis Data Teknik yang digunakan data analisis portofolio adalah dengan menggunakan indeks beta berdasarkan pada pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi tingkat keuntungan pasar ( Husnan, 1998: 85). Model indeks beta disini dipergunakan untuk menentukan tingkat keuntungan (return) dan risiko saham secara individual dan portofolio serta menyusun kombinasi portofolio yang optimal. Standar dari perhitungan portofolio agar dapat dikatakan optimal bila Teknik analisis yang dilaksanakan dengan indeks beta dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.Teknik analisis untuk saham individual a) Menentukan return saham individual 46 Pt – Pt -1 + D Return saham = Pt - 1 Dimana: Pt = Harga investasi sekarang P t −1 = Harga investasi tahun lalu D = Deviden yang dibagikan b) Menentukan return pasar Return Pasar = A 2 M 2 Dimana: β A = Portofolio saham A σM = Varians pasar Atau dapat juga digunakan rumus: Rm = IHSGt IHSGt 1 IHSGt 1 Risiko saham individual i 2 i 2 x m ei Dimana: i2 = Varians saham i β i2= Kepekaan rate of return efek i terhadap rate of return indeks pasar σm = varians pasar σei = Varians dari kesalahan residu sekuritas ke i 47 2. Teknik analisis untuk saham portofolio a) Formula untuk menghitung return portofolio N XiE( Ri) E(Rp) = i 1 Dimana: E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i b) Formula untuk menghitung risiko portofolio diukur dari standar portofolio(σp ) dan unsur-unsur yang membentuknya,yaitu: (1) Varians tiap saham, yaitu hasil penguadratan standar deviasi tiap saham. (2) Korelasi antar saham yang tergabung dalam portofolio (3) Covarians yang sama dengan hasil koefisien korelasi dan standar deviasi Formula yang digunakan: N N i 1 i 1 2 X i 2 i 2 X i X j ij Dimana: σρ2 = Varians portofolio σi2 = Varians saham σij = kovarians saham i dengan saham j c) Menghitung nilai Ci Ci = m 2 [ E ( Ri ) Rm ] i 1 m 2 j2 j 1 ej J 48 d) Besarnya Cut Off point (C*) Cut off point adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Dengan formula sebagai berikut: I m 2 Ai i 1 Ci = 1m Dimana: Ai = 2 I i 1 i [ E ( Ri ) Rt ] i ei 2 i i 2 ei 2 Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB di titik C*. Sekuritassekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dari ERB di titik C* tidak diikut sertakan dalam pembentukan portofolio optimal. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Return Saham Individual Diskripsi variabel utama dalam penelitian ini adalah return saham individual. Return saham individual adalah adalah return yang diperoleh dari investasi yaitu yang capital gain dan deviden. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah : 49 a. Harga saham Harga saham adalah sejumlah dana yang harus dilakukan investor untuk mendapatkan saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) yaitu harga pasar saham atau harga bursa yang diperjualbelikan dilantai bursa pada akhir bursa. b. Return Saham Individual Return Saham = Pt Pt 1 D Pt 1 Return dalam penelitian ini adalah return saham (Y= variable dependen) adalah return yang diperoleh dari investasi saham yaitu capital gain dan deviden. 2. Variabel Return Pasar Return pasar diperoleh dari investasi pada saham yang ada di bursa saham yang mencerminkan dari perubahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan ) pada periode tertentu. Return pasar = IHSGt IHSGt 1 IHSGt 1 Dimana : IHSGt = nilai IHSG tahun sekarang IHSGt-1 = nilai IHSG tahun lalu 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi. Pada awal tahun 1939 terjadi penutupan di gejolak politik di Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, pemerintah kolonial Belanda menutup bursa efek di Surabaya dan Semarang yang kemudian memusatkan perdagangan efek di Jakarta. Kemudian pada tanggal 10 Mei 1940 bursa efek di Jakarta juga ditutup, yang disebabkan oleh perang dunia II. Dengan penutupan ketiga tersebut, maka kegiatan efek di Indonesia menjadi terhenti. Munculnya pasar modal di Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya Veneniging voor de effectenhandel di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. Perkembangan pasar modal di Jakarta pada waktu itu sangat menggembirakan, sehingga pemerintah kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di kota Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Tanggal 1 September 1951, setelah pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Darurat nomor 13 tentang Bursa untuk mengaktifkan kembali bursa efek di Indonesia. Berdasarkan undang-undang tersebut, kemudian ditetapkan sebagai Undang-undang nomor 15 tahun 1952 tentang Bursa. Sejak itu, bursa efek 51 dibuka kembali, dengan memperdagangkan efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia II. Namun, keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958 dan pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Republik Indonesia secara resmi membuka kembali pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong. Penutupan bursa efek saat itu berlangsung politis, terutama agar sistem perekonomian di Indonesia lebih mengarah ke sistem sosial. Sejak diaktifkannya kembali kegiatan pasar modal Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, bursa efek terus berkembang. Pemerintah memberi beberapa kemudahan yang mengatur operasional tentang pelaksanaan bursa efek. Terakhir pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyusun Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia Setelah tahun 1988 menunjukkan jumlah perkembangan yang signifikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pasar modal di Indonesia merupakan bursa berkembang paling cepat di dunia, meskipun hal tersebut belum dapat dibuktikan secara empiris. 2. Bursa Efek Jakarta PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Untuk membiayai semua aktivitasnya, salah satu sumber penghasilan BEJ adalah komisi dari broker akibat terjadinya transaksi (penghasilan lain adalah fee dari emiten yang mencatatkan sahamnya dibursa). Broker membayar komisi ke BEJ karena menggunakan fasilitas yang disediakan oleh BEJ. Sebaliknya broker memperoleh komisi dari investor karena order yang diinginkan oleh investor. 52 Bursa Efek Jakarta (BEJ) disebut juga Jakarta Stock Exchange (JSX) merupakan perseroan terbatas swasta yang sahamnya dimiliki oleh anggota bursa dan mendapat perizinan operasional dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Bursa Efek Jakarta merupakan institusi yang terpusat dan mempertemukan kekuatan penawaran dan permintaan efek. Disini proses transakasi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Transaksi perdagangan di BEI (Bursa Efek Indonesia) menggunakan order driven market system dan sistem lelang kontinyu (Countinous Auction System), dengan sistem ini berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi di lantai bursa. Lelang sistem kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran (Supply) dan permintaan (Demand) dari investor. Sistem Otomatisasi dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke work station JATS di lantai bursa, kemudian data itu akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan harga transaksi yang cocok waktu urutan dari order. Sistem lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga kesepakatan. B.Diskriptif Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah perusahaan yang LQ 45 yang listing di BEJ. Perusahaan yang dijadikan sampel ini adalah masing-masing mempunyai kelompok usaha. Istilah go public menurut Ang 53 (1997) adalah kegiatan menawarkan saham perusahaan untuk dijual kepada publik untuk pertama kalinya. Jumlah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Januari 2010 sampai dengan tahun Desember 2011 adalah sebanyak 45 emiten, yang terdiri dari berbagai macam industri. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini masing-masing mempunyai group atau kelompok dalam usahanya, manufaktur maupun non-manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi, seperti: tobacco (rokok), cement (semen), textile (kain), pharmaceutical (farmasi). Perusahaan non-manufaktur adalah perusahaan yang usahanya tidak mengolah bahan baku menjadi barang jadi seperti plantation (tanaman), fishery (perikanan), forestry (kehutanan), minning (pertambangan), bank (perbankan), telecommunication (telekomunikasi), tranportation (transportasi). C. Diskriptif Variabel Penelitian 1. Variabel Return Saham Individual Diskripsi variabel utama dalam penelitian ini adalah return saham individual. Return saham individual adalah adalah return yang diperoleh dari investasi yaitu yang capital gain dan deviden. 54 Tabel.4.1 Tabel Return Saham Sampel Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Close Price 2010 22429 2064 Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2241 Astra Internasional Tbk. 47596 Bank Central Asia Tbk. 5852 Bank Negara Indonesia Tbk. 2964 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 9292 Bank Danamon Indonesia Tbk. 5565 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5887 Bumi Resources Tbk. 2056 Bakrieland Development Tbk. 176 Indofood Sukses Makmur Tbk. 4346 Indika Energy Tbk. 3154 Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 15988 Indosat Tbk. 5313 Indo Tambangraya Megah Tbk. 39713 Jasa Marga (Persero) Tbk. 2574 Kalbe Farma Tbk. 2315 Lippo Karawaci Tbk. 555 PP London Sumatera Indonesia 9796 Tbk. Medco Energi International Tbk. 3035 Perusahaan Gas Negara (Persero) 4017 Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam 18204 (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. 8717 Timah (Persero) Tbk. 2504 Telekomunikasi Indonesia 8358 (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 409 United Tractors Tbk. 19746 Unilever Indonesia Tbk. 15021 Sumber: Bursa Efek Indonesia dan data diolah Close Price 2011 22196 2173 Deviden Return Saham 423 17,18 0,00847118 0,06113372 2241 1967 7421 3873 6158 5503 6783 2733 136 5300 3365 15962 5269 44258 3654 3356 663 3087 48,05 757,5 56,5 56,73 82,68 105,49 80,12 34,37 1 113 48 244 98,71 1040,5 87,91 25 2,88 135 0,02144132 -0,94275779 0,27776828 0,32581984 -0,3283814 0,00781492 0,1658094 0,3461722 -0,2215909 0,24551311 0,0821179 0,0136352 0,01029738 0,1406466 0,4537335 0,4604751 0,1997838 -0,671090 2569 3546 26,04 77,38 -0,1449621 -0,0979885 19583 273,31 0,09076631 9279 2336 7425 185,57 62,67 296,13 0,08576009 -0,04206469 -0,07619885 354 23717 16092 3,8 472,5 199,81 -0,12518337 0,2250329 0,08458159 55 Gambar.4.1 Grafik Return Saham Individual Ini menunjukkan bahwa rata-rata return saham individual masih banyak yang bertanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel selama tahun 2010 sampai dengan 2011 mempunyai kecenderungan penurunan harga saham. Grafik return return saham menunjukkan bahwa perolehan return tiap saham sangat bervariasi atau terdapat return yang sangat tinggi dan ada yang memperoleh return yang sangat rendah. 2. Variabel Return Pasar Return pasar diperoleh dari investasi pada saham yang ada di bursa saham yang mencerminkan dari perubahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan ) pada periode tertentu. IHSGt IHSGt 1 Return Pasar = IHSGt 1 Dimana : IHSGt = IHSG tahun ke-i IHSGt-1 = IHSG tahun lalu 56 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Tabel.4.2 Daftar IHSG dan Return Pasar Bulan IHSG Januari-10 2610,8 Februari-10 2549,3 Maret-10 2777,3 April-10 2971,25 Mei-10 2796,96 Juni-10 2913,68 Juli-10 3069,28 Agustus-10 3081,88 September-10 3501,3 Oktober-10 3635,32 November-10 3531,21 Desember-10 3703,51 Januari-11 3409,17 Februari-11 3819,62 Maret-11 3678,67 April-11 3819,62 Mei-11 3836,97 Juni-11 3888,57 Juli-11 4130,8 Agustus-11 3841,73 September-11 3549,03 Oktober-11 3709,85 November-11 3715,08 Desember-11 3821,99 Rm 0 -0,02356 0,089436 0,069834 -0,05866 0,041731 0,053403 0,004105 0,136092 0,038277 -0,02864 0,048793 -0,07948 0,120396 -0,0369 0,038315 0,004542 0,013448 0,062293 -0,06998 -0,07619 0,045314 0,00141 0,028777 Sumber : BEI dan data diolah. 57 Grafik.4.2 Grafik Return Pasar Berdasarkan Tabel.4.2 dan Grafik 4.2 Return saham pasar yang dihitung dengan mengetahui pergerakan perubahan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2010 sampai dengan 2011. D. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Penelitian Dalam penelitian ini perhitungan return dan risiko saham secara individual berdasarkan pada harga saham rata-rata dan indeks harga saham. Metode ini digunakan untuk mencari persamaan regresi. Beta sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang 58 dihasilkan dari data ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi, akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil adalah kurang tepat, karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu (Jogianto, 2003: 270). Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal dengan rumus: Ri = α i + βiRm + ei Dimana : Ri = Tingkat keuntungan saham individual masa depan α i = Nilai yang menunjukkan nilai pengharapan dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar atau αi adalah risiko tidak sistematis (unsystematic Risk) βi = Parameter yang mengukur perubahan yang diharapakan pada Ri kalau terjadi perubahan. Rm atau βi adalah risiko sistematis (Systematic Risk) Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar Ei = Menunjukkan elemen acak dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar E(ei) = 0 Persaman diatas merupakan persaman regresi linier sederhana, dengan Ri sebagai variabel independen. Jadi indeks harga saham individual dan indeks harga saham gabungan dimasukkan dalam analisis regresi linier untuk memperoleh nilai beta saham, alpha saham, tingkat keuntungan pasar saham dan tingkat risiko pasar saham. Penyimpangan standar atau standar deviasi masih merupakan pengukuran 59 yang digunakan untuk menghitung risiko yang berhubungan dengan return ekspektasi. Saham-saham yang terlibat dalam portofolio ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan : a. Tingkat keuntungan saham positif dan tinggi serta risiko yang kecil dari sampel yang diteliti. b. Korelasi antar saham Pemilihan saham untuk portofolio ini diperhatikan saham-saham yang negatif atau relatif lebih rendah dengan saham-saham yang lain. c. Besar beta saham sebagai pengukuran sensitifitas suatu saham terhadap pasar. Semakin besar nilai beta saham, semakin besar nilai risiko yang dihadapi saham tersebut. d. ERB dan C* sekuritas yang dimasukkan dalam portofolio optimal adalah sekuritas yang mempunyai nilai rasio ERB lebih tinggi atau sama dengan nilai C*, karena C* menunjukkan batas cut off point atau titik pembatas portofolio yang menghasilkan keuntungan yang optimal. Rumus perhitungan ERB adalah sebagai berikut: ERBi = Dimana: ERBi = Excess Return To Beta sekuritas ke i E(Ri) = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke i Rbr = Return aktiva bebas risiko 60 Β = Beta sekuritas ke i Berdasarkan perhitungan dapat dilihat dari beta saham individual yang sangat tinggi dan beta saham individual yang sangat rendah, nilai beta saham individual tertinggi diperoleh Kalbe Farma Tbk sebesar 1,128089 dan nilai beta saham individual terendah diperoleh Astra Internasional Tbk sebesar -2,30959. Nilai beta menunjukkan kepekaan pasar mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan. Jadi, beta menunjukkan kepekaan tingkat faktor risiko yang tidak bias dihilangkan dalam bentuk portofolio saham (non diversiable risk). Bila nilai beta semakin menjauhi nol (0), semakin besar pengaruh tingkat keuntungan pasar, sehingga semakin tinggi risiko saham tersebut. Dengan demikian nilai proporsi (Wi) dari masing-masing saham adalah sama yaitu 1/29 = 0,0345 Berikut ini adalah cara perhitungan portofolio yang optimal untuk salah satu emiten yaitu Jasa Marga Persero Tbk: 1) Perhitungan Ri (Tingkat keuntungan saham individual) Ri = Ri = Ri = 0,4537335 Rm = Rm = 61 Rm = 0,42276859 E(Rm) = E(Rm) = E(Rm) = 0,014578 β= β= β = 1,111572 E(Ri)= αi+βi(E(Rm) 0,453733= αi + 1,111572(0,014578) αi = 0,437529 2) Perhitungan Risiko Saham σi2 = β iσ 2m+σ 2ei σ 2ei.t = Ri.t-αi − (βiRmt) σ ei = 0,45373-0,43753 σ ei = 0,01620449 σ 2i =STDev Σ σ ei σ 2i = 0,0106466 σ 2m = 0,422161 3) Tingkat Keuntungan dan Risiko Portofolio 62 β p = Wi βi = 0,0345 x 1,11157 = 0,038349 α p = Wi αi = 0,0345 x 0,437529 = 0,150948 E(Rp) = α p + β p E(Rm) E(Rp) = 0,0150948 + 0,038349(0,014578) = 0,01565389 4) Keuntungan Portofolio Optimal Rbr = 6,5 % per bulan ERB = ERB = ERB = 0,3497152 Ai = = = 40,586051 Bi = Bi = 63 Bi = 104,4059 Ci = Ci = Ci = 0,0046995 Tingkat keuntungan pasar saham adalah rata-rata indeks harga saham selama periode pengamatan tersebut, sedangkan tingkat risiko pasar saham adalah standar deviasi dari rata-rata indeks harga saham tersebut. Selain dipengaruhi oleh risiko saham dan tingkat keuntungan saham juga dipengaruhi oleh besarnya nilai yang menunjukkan pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham individual yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Oleh karena itu semakin besar nilai beta maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham akan semakin besar. Berikut tabel nilai beta dan alpha saham individual: Tabel.4.3 Beta dan Alpha Saham Individual Sampel Nama Perusahaan βi Astra argo Lestari Tbk. 0,020753 Adaro Energy Tbk. 0,149767 Aneka Tambang (Persero) Tbk. 0,052528 Astra Internasional Tbk. -2,30959 Bank Central Asia Tbk. 0,680486 Bank Negara Indonesia Tbk. 0,798204 Bank Rakyat Indonesia Tbk. -0,80448 Bank Danamon Indonesia Tbk. 0,019145 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0,406205 Bumi Resources Tbk. 0,848064 Bakrieland Development Tbk. -0,54286 Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,60147 Indika Energy Tbk. 0,201175 Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 0,033404 Indosat Tbk. 0,025227 αi 0,0081686 0,058950 0,02068 -0,90909 0,26785 0,31418 -0,3166 0,00754 0,15988 0,333809 -0,21368 0,236745 0,079185 0,013148 0,009929 64 Sampel Nama Perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk. βi 0,344561 αi 0,135624 Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Medco Energi International Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Timah (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk. 1,111572 1,128089 0,489437 -1,64406 -0,355133 -0,240056 0,2223632 0,437529 0,444029 0,192649 -0,647123 -0,139785 -0,094489 0,087525 0,210098 -0,103052 -0,186674 -0,30668 0,5512932 0,0207211 0,082697 -0,040562 -0,0734775 -0,1207126 0,21699617 0,08156609 Sumber : Data diolah Nilai alpha terbesar dimiliki oleh Kalbe Farma Tbk sebesar 0,4440299 dan nilai terendah diperoleh Astra Internasional Tbk sebesar -0,90909. Selain itu besarnya return dan risiko saham secara individual dapat juga dipertimbangkan dengan melihat besarnya tingkat keuntungan yang diharapkan atau Expected Return dicari dengan cara mengalikan beta saham dengan tingkat keuntungan indeks pasar, kemudian dijumlahkan dengan alpha masing-masing saham (ERi = α i + β i.ERm). Risiko total saham individual atau varians saham adalah hasil dari penjumlahan risiko sistematis (β i2σm2) dan risiko tidak sistematis (σei2 ) yaitu dengan cara mengkuadratkan terlebihdahulu beta dengan standar deviasi indeks pasar, serta standar deviasi residual masing-masing saham (σei2=αi + m i β 2σ 2). Tingkat keuntungan saham yang diharapkan dari dana yang diinvestasikan pada saham, sedangkan varian saham yang besar menunjukkan semakin besarnya tingkat risiko suatu saham. 65 Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan saham yang diharapkan adalah sebesar 0,0226397. Nilai return yang diharapkan yang terendah Astra Internasional Tbk adalah -0,94275877 dan nilai return tertinggi terdapat pada Kalbe Farma Tbk sebesar 0,460475. Perhitungan return dan risiko saham secara portofolio pada dasarnya sama dengan perhitungan return dan risiko saham secara individual. Namun pada return dan risiko saham secara portofolio nilai alpha dan beta merupakan nilai rata-rata tertimbang dari nilai alpha dan beta saham yang membentuk portofolio. Dalam membentuk portofolio, risiko tidak sistematis nilainya semakin kecil karena dapat dikurangi atau diperkecil dengan cara didiversifikasi, sehingga risiko ini tidak relevan untuk mengambil keputusan dan yang relevan bagi investor untuk mengambil keputusan dalam pembentukan portofolio adalah risiko pasar atau systematic risk yang diukur dengan beta. Berdasarkan perhitungan menunjukkan masih banyaknya saham yang mempunyai nilai ERB negatif, Astra Argo Lestari Tbk sebesar -2,723891 ; Adaro Energy Tbk sebesar -0,025815; Aneka Tambang Tbk sebesar -0,829252 ; Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar -2,986909; Indocement Tunggal Perkasa Tbk sebesar -1,537682 dan Indosat Tbk sebesar -2,16843, yang berarti bahwa banyaknya saham yang mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih dibawah tingkat pengembalian bunga bebas risiko (Rbr). Hal ini berarti sebagian besar saham tidak layak untuk masuk portofolio karena memiliki pengembalian yang masih lebih rendah daripada suku bunga deposito. Dengan kata lain ERB masih bertanda negatif akan menunjukkan kerugian investasi yang akan diperoleh, 66 jika dibandingkan dengan mendepositokan uang di bank yang lebih menguntungkan. Excess Return adalah selisih ekspektasi dengan aktiva bebas risiko. Excess Return to Beta adalah kelebihan Return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Dengan demikian proses analisis akan menyaring saham-saham dengan melihat E(Ri) Expected Return, Beta dan ERB positif. Portofolio yang optimal akan berisi saham–saham yang mempunyai nilai E(Ri), Beta dan nilai ERB yang positif. Saham-saham dengan nilai ERB positif terbesar akan menjadi kandidat untuk dimasukkan kedalam portofolio optimal. Adapun saham-saham yang akan masuk ke proses selanjutnya diurutkan berdasarkan nilai ERB-nya. 2. Hasil Pembahasan dan Interpretasi a. Cut of Point Besarnya nilai Cut off point adalah nilai Ci terbesar, sedangkan sekuritas yang membentuk portofolio adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik Ci. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Ci terbesar adalah pada Bakrieland Development Tbk sebesar 0,0404611. Pada perhitungan menunjukkan hampir semua sampel masuk dalam kandidat portofolio yang optimal. Menurut perhitungan ERB dan Ci di atas menghasilkan 23 saham yang memiliki ERB lebih besar daripada nilai Ci. Dari 29 saham sampel yang tidak masuk dalam portofolio adalah Astra Argo Lestari Tbk, Adaro Energy Tbk, Aneka Tambang Tbk, Bank Danamon Indonesia 67 Tbk, Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan Indosat Tbk karena nilai Ci lebih besar daripada nilai ERB No Tabel.4.4 Saham Kandidat Portofolio (ERB>C*) SAMPEL NAMA PERUSAHAAN ERB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Astra Internasional Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero)Tbk Bumi Resources Tbk Bakrieland Development Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indyka Energi Tbk Indo Tambang Raya Megah Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbbk PP London Sumatera Indonesia Tbk Medco Enegy Tbk Perusahaan Gas Negara Tbk Tambang batu bara Tbk Semen Gresik Tbk Timah (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Bakrie Sumatera Plantation Tbk United Tractor Tbk Unilever Indonesia Tbk 0,4363341 0,3126710 0,3267582 0,4889886 0,2481735 0,3315457 0,5279270 0,3001218 0,0850897 0,2195451 0,3497152 0,3505714 0,2753853 0,4477273 0,591221 0,678962 0,115875 0,098811 1,038944 0,756391 0,620139 0,290286 0,094501 C* 0,0082389 0,003970 0,0042191 0,015196 0,0031255 0,0043110 0,0404611 0,0037718 0,0020323 0,0028558 0,0046995 0,0047196 0,0034337 0,0091448 -0,023764 -0,0074252 0,0021759 0,0020939 -0,0019433 -0,0046213 -0,0137742 0,0036297 0,00207416 Sumber: Data diolah. NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel.4.5 Saham Non Kandidat Portofolio (ERB<C*) SAMPEL NAMA ERB C* PERUSAHAAN Astra Argo Lestari Tbk -2,723891 0,0002893 Adaro Energi Tbk -0,025815 0,0016418 Aneka Tambang Tbk -0,829252 0,0006863 Bank Danamon Indonesia Tbk -2,986908 0,0002678 IndocementTunggal Perkasa Tbk -1,553768 0,0004536 Indosat Tbk -2,168426 0,0003484 Sumber: Data diolah. 68 b. Return dan Risiko Saham Portofolio Sebelum perhitungan ERB terlebih dahulu harus diketahui besarnya return bebas risikoyang besarnya bunga deposito yang diberikan oleh Bank Indonesia yang selanjutnya dinyatakan SBI. Selama tahun 2010 - 2011 besarnya SBI adalah 6,5%. Perhitungan portofolio diatas menunjukkan hasil return portofolio sebesar 0,0218702, return tersebut ternyata lebih rendah dari return bebas risiko (suku deposito) bulanan yang masing-masing sebesar 0,065 (6,5%). Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada saham-saham portofolio tersebut belum memberikan keuntungan yang lebih besar daripada investasi deposito. Ukuran portofolio yang efisien tidak terlepas dari unsur return dan risiko. Perhitungan ini memberikan nilai beta yang rendah. Nilai beta yang rendah menunjukkan bahwa risiko kecil, Jika return pasar mengalami kenaikan maka beta portofolio akan mengalami kenaikan juga. Hasil analisis penelitian memberikan suatu langkah yang akan ditempuh dalam pembentukan portofolio yang optimal. Pengambilan sampel dari berbagai sektor yang memiliki laba positif, akan memberikan kecenderungan peningkatan harga saham yang otomatis akan memberikan return saham yang positif, maka kemungkinan masuknya saham kedalam portofolio optimal akan lebih besar. Berdasar hasil penelitian sebanyak 64,44% yaitu sebesar 45 perusahaan atau emiten didapat sebanyak 29 emiten. Perhitungan return saham secara individual terhadap saham-saham dari berbagai sektor selama Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Sampel sebanyak 45 saham menunjukkan masih ada beberapa saham yang memberikan return saham yang negatif. Hal ini berati 69 bahwa beberapa perusahaan yang tidak mampu memberikan suatu keuntungan dalam berinvestasi. Beta portofolio ditentukan oleh beta saham individu. Beta portofolio cenderung stabil dan tidak selalu memberi arti. Sedangkan return saham terbesar yaitu Kalbe Farma Tbk sebesar 0,46048 dan beberapa saham lain memiliki return saham yang negatif di antaranya Astra International Tbk. (-0,94275), Bank Rakyat Indonesia Tbk (-0,32838), Bakrie Development Tbk. (-0,221590), PP London Sumatera Tbk(-0,67109) dan Bakrie Sumatera Plantation Tbk (-0,125183). Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya dengan kriteria jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harga naik. Jika harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Perhitungan portofolio saham dengan proporsi saham yang sama terhadap 45 saham sampel akan memberikan hasil yang kurang menguntungkan, karena masih banyak return dan beta portofolio yang bertanda negatif. Portofolio yang dibentuk menunjukkan kecenderungan tidak memberikan tingkat keuntungan saham yang positif bagi investor. Dengan demikian apabila dibentuk portofolio yang sama terhadap masing-masing variabel, diperoleh masih memberikan tingkat 70 keuntungan portofolio yang negatif, yang berarti portofolio yang terbentuk belum optimal. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko minimal. Guna menghindari atau memperkecil risiko, investor perlu melakukan strategi diversifikasi atas investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari atas beberapa saham yang dinilai efisien. Portofolio dikatakan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberi tingkat keuntungan yang lebih inggi atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah. Risiko portofolio yang saham-sahamnya dipilih secara secara random dikombinasikan untuk membentuk portofolio-portofolio tertimbang yang sama. Jika jumlah saham didalam portofolio yang dipilih secara acak meningkat, total risiko portofolio dikurangi. Pengurangan tersebut adalah pada tingkat yang menurun, karena itu proporsi dana yang besar dari portofolio dapat dihilangkan dengan jumlah rata-rata diversifikasi. Pemodal dalam menghadapi beberapa sekuritas harus membuat keputusan untuk pemilihan sekuritas, sekuritas apa yang dijual dan dibeli. Diversifikasi mengurangi risiko investasi pemodal sehingga pemodal akan memilih sekuritas yang menguntungkan. Pembentukan portofolio yang berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi risiko. Pembentukan portofolio akan memberikan manfaat berupa pengurangan risiko total. Keuntungan investasi di saham sangat tergantung pada banyak hal, tapi yang utama adalah tergantung pada 71 kemampuan atau strategi investor dalam mengelola portofolio investasinya serta kemampuan dalam membaca pasar. Keuntungan optimal merupakan suatu yang relatif. Masing-masing investor memiliki titik optimal yang berbeda, namun investor harus menentukan strategi investasi agar keuntungan yang didapat maksimal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk tiap basis periode waktu nilai ERB tiap saham mengalami perubahan sehingga saham yang menjadikandidat portofolio juga mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga saham antar waktu yang menyebabkan perbedaan return saham antar waktu dan selanjutnya menjadikan perbedaan koefisien beta antar waktu. Beta saham yang tidak stabil tersebut akan mempengaruhi nilai ERB tiap saham yang menjadi faktor penentu kandidat portofolio. 72 BAB V Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai portofolio optimal dengan menggunakan indeks beta pada indeks LQ45 tahun 2010-2011, maka dapat disimpulkan: 1. Tingkat keuntungan (return) dapat diperoleh dengan cara menggunakan beta sekuritas dengan hasil return yang diperoleh rata-rata 0,0226399 dan risiko sekuritas individual 0,0106466 yang berarti pasar cukup bergairah. 2. Tingkat keuntungan (return) portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan menggunakan indeks tunggal dan risiko sekuritas saham individual. Nilai Beta yang rendah menunjukkan bahwa risiko kecil, Jika return pasar mengalami kenaikan maka beta portofolio akan mengalami kenaikan juga. 3. Pada perhitungan menunjukkan hampir semua sampel masuk dalam kandidat portofolio yang optimal. Menurut perhitungan ERB dan Ci menghasilkan 23 saham yang memiliki ERB lebih besar daripada nilai Ci. Dari 29 saham sampel yang tidak masuk dalam portofolio adalah Astra Argo LestariTbk, Adaro Energy Tbk, Aneka Tambang Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan Indosat Tbk karena nilai Ci lebih besar daripada nilai ERB. 73 B. Implikasi Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis portofolio saham yang optimal pada saham LQ45. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 sampel dari 45 perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 pada periode 2010-2011. Adapun implikasi dari penelitian ini : 1. Bagi Investor dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya dengan kriteria jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harga naik. Jika harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Dalam berinvestasi, investor memperhitungkan return dan resiko sejumlah dana yang akan diinvestasikan sehingga diperoleh return yang optimal dan risiko sekuritas individual dapat digunakan untuk menentukan portofolio yang optimal. 2. Bagi peneliti lain, yang berminat untuk melakukan atau mengkaji ulang penelitian ini dapat melakukan beberapa perbedaaan seperti dengan memilih objek penelitian yang lebih luas dan menambahkan indikator lainnya. 74 C. Saran Dalam penelitian ini terdapat kekurangan dan keterbatasan baik secara teknis maupun teoritis, antara lain: 1. Data harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Indonesia yang digunakan adalah harga closing price bulanan sehingga kurang mencerminkan keadaan pada harian pengamatan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan harga closing price harian sehingga kemungkinan dapat memberikan hasil yang lebih baik. 2. IHSG yang digunakan sebagai indeks pasar menimbulkan bias karena dalam pembentukan IHSG terdapat juga saham-saham yang tidak aktif. Penelitian selanjutnya dapat mempergunakan return risk free rate dan indeks pasar yang lain atau dengan membentuk sendiri indeks pasar tersebut. 3. Return risk free rate yang digunakan adalah SBI-1 bulan yang pada kenyataannya tidak dijual bebas kepada masyarakat tetapi ditujukan kepada perbankan sehingga kurang tepat digunakan sebagai proxy return risk free rate. 4.Untuk penelitian selanjutnya perluasan penggunaan sampel dengan memperhatikan sektor industrinya dapat dilakukan agar diketahui pengaruh sektor industri terhadap hasil penelitian. 5. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya dua tahun, yaitu dari tahun 2010-2011. Oleh karena itu perlu untuk memperpanjang waktu pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat. 75 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-dasar Manejemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta. Aminah, Siti. 2004, Optimalisasi Peluang Investasi Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di BEJ. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Ang, Robert. 1997, Pasar Modal Indonesia.Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anoraga, Pandji dan Piji pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal.Jakarta. Rineka Cipta. Ardiyos, 2001. Kamus Istilah Pasar Modal Dan Perdagang Internasional.Jakarta: Citra Harta Prima. Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi. Brigham, F. Eugene and Philip R. Daves, 2004. Intermediate Financial Management. Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York. Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat. Fabozzi, 2000. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Fabozzi,FJ dkk.1999. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Gito Sudarmo, Indriyo.1999. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta. Salemba Empat. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE. JSX. 2010. Jakarta Stock Exchange, Inc. 76 JSX. 2011. Jakarta Stock Exchange, Inc. Kansil. C.S.T, dan Christine ST. Kansil. 1997. Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal. Jakarta: Pustaka. Koetien,E.A. 1993. Analisis Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta: BPFE. Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sunaryah. 2004. Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Supranto. J. 2004. Statistik Pasar Modal dan keuangan Perbankan.Jakarta: Rineka Cipta. Thian, L Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham. PT. Jakarta: Elex Media Komputindo. Umar, Husein. 1999. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yahoo. 2010. Yahoo finance, Inc. Yahoo. 2011. Yahoo finance, Inc. 77 Lampiran 1 Nama Sampel Perusahaan dan Close Price Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Astra Internasional Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Negara Indonesia Tbk. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bumi Resources Tbk. Bakrieland Development Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indika Energy Tbk. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Indosat Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Medco Energi International Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Timah (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Harga Saham 2010 Harga Saham 2011 22429 2064 2241 47596 5852 2964 9292 5565 5887 2056 176 4346 3154 15988 5313 39713 2574 2315 555 9796 3035 4017 18204 22196 2173 2241 1967 7421 3873 6158 5503 6783 2733 136 5300 3365 15962 5269 44258 3654 3356 663 3087 2569 3546 19583 8717 2504 8358 409 19746 15021 9279 2336 7425 354 23717 16092 Sumber : Bursa Efek Indonesia(BEI) 78 Lampiran 2 Daftar Return Saham Sampel Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Close Price Close Price Deviden 2010 2011 22429 22196 423 2064 2173 17,18 2241 2241 48,05 Astra Internasional Tbk. 47596 1967 757,5 Bank Central Asia Tbk. 5852 7421 56,5 Bank Negara Indonesia Tbk. 2964 3873 56,73 Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bumi Resources Tbk. Bakrieland Development Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indika Energy Tbk. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Indosat Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Medco Energi International Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Timah (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Jumlah Rata-Rata Sumber: BEI dan data diolah. 9292 5565 5887 2056 176 4346 3154 6158 5503 6783 2733 136 5300 3365 15988 5313 39713 2574 2315 555 15962 5269 44258 3654 3356 663 9796 3087 Return Saham 0,00847118 0,06113372 0,02144132 -0,94275779 0,27776828 0,32581984 -0,3283814 3035 4017 18204 8717 2504 8358 409 19746 15021 82,68 105,49 80,12 34,37 1 113 48 244 0,00781492 0,1658094 0,3461722 -0,2215909 0,24551311 0,0821179 0,0136352 98,71 1040,5 87,91 25 2,88 135 0,01029738 0,1406466 0,4537335 0,4604751 0,1997838 -0,671090 26,04 -0,1449621 77,38 -0,0979885 273,31 0,09076631 2569 3546 19583 9279 185,57 2336 62,67 296,13 7425 3,8 354 23717 472,5 16092 199,81 0,08576009 -0,04206469 -0,07619885 -0,12518337 0,2250329 0,08458159 0,65655649 0,022639879 79 Lampiran 3 Return IHSG No Bulan 1 Jan-10 2 Feb-10 3 Mar-10 4 Apr-10 5 Mei-10 6 Jun-10 7 Jul-10 8 Agst-10 9 Sep-10 10 Okt-10 11 Nov-10 12 Des-10 13 Jan-11 14 Feb-11 15 Mar-11 16 Apr-11 17 Mei-11 18 Jun-11 19 Jul-11 20 Agst-11 21 Sep-11 22 Okt-11 23 Nov-11 IHSG 2610.8 2549.3 2777.3 2971.25 2796.96 2913.68 3069.28 3081.88 3501.3 3635.32 3531.21 3703.51 3409.17 3819.62 3678.67 3819.62 3836.97 3888.57 4130.8 3841.73 3549.03 3709.85 3715.08 Ri 0 -0.02356 0.089436 0.069834 -0.05866 0.041731 0.053403 0.004105 0.136092 0.038277 -0.02864 0.048793 -0.07948 0.120396 -0.0369 0.038315 0.004542 0.013448 0.062293 -0.06998 -0.07619 0.045314 0.00141 Sumber : BEI dan data diolah 80 Lampiran 4 Beta dan Alpha Saham Individual Sampel Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. βi 0,020753 0,149767 0,052528 αi 0,0081686 0,058950 0,02068 Aneka Tambang (Persero) Tbk. Astra Internasional Tbk. -2,30959 -0,90909 Bank Central Asia Tbk. 0,680486 0,26785 Bank Negara Indonesia Tbk. 0,798204 0,31418 Bank Rakyat Indonesia Tbk. -0,80448 -0,3166 Bank Danamon Indonesia Tbk. 0,019145 0,00754 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0,406205 0,15988 Bumi Resources Tbk. 0,848064 0,333809 Bakrieland Development Tbk. -0,54286 -0,21368 Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,60147 0,236745 Indika Energy Tbk. 0,201175 0,079185 Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 0,033404 0,013148 Indosat Tbk. 0,025227 0,009929 Indo Tambangraya Megah Tbk. 0,344561 0,135624 Jasa Marga (Persero) Tbk. 1,111572 0,437529 Kalbe Farma Tbk. 1,128089 0,444029 Lippo Karawaci Tbk. 0,489437 0,192649 PP London Sumatera Indonesia Tbk. -1,64406 -0,647123 Medco Energi International Tbk. -0,355133 -0,139785 Perusahaan Gas Negara (Persero) -0,240056 -0,094489 Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam 0,2223632 0,087525 (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. 0,210098 0,082697 Timah (Persero) Tbk. -0,103052 -0,040562 Telekomunikasi Indonesia (Persero) -0,186674 -0,0734775 Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. -0,30668 -0,1207126 United Tractors Tbk. 0,5512932 0,21699617 Unilever Indonesia Tbk. 0,0207211 0,08156609 Sumber: Data diolah. Keterangan • Beta merupakan alatpengukur sistematikdari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar • Alpha merupakan nilai yang menunjukkan pengharapan dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. 81 Lampiran 5 Perhitungan ERB Sampel Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Astra Internasional Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Negara Indonesia Tbk. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bumi Resources Tbk. Bakrieland Development Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indika Energy Tbk. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Indosat Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Medco Energi International Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Timah (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Sumber: Data diolah Bi 1,949251 14,06711 4,933732 -216,9322 63,91557 74,97242 -75,56185 1,7982424 38,15339 79,65557 -50,98893 56,49353 18,8957 3,13752 2,36946 32,36334 104,4059 105,957 45,9710 -154,4205 Ai -0,110189 -0,05439 -0,214907 218,6152 13,59921 19,55429 29,7246 -0,102833 3,846221 22,39693 14,612965 10,197823 0,3234548 -0,161158 -0,129616 2,448178 40,586051 41,903416 6,196145 113,6674 σ2 0,0090762 0,0655003 0,0229728 -1,010096 0,2976085 0,3490923 -0,351837 0,0083731 0,177652 0,3708983 -0,23742 0,2630495 0,0879834 0,014609 0,011033 0,150693 0,486142 0,493366 0,214054 -0,719024 Ci 0,0002893 0,0016418 0,0006863 0,0082389 0,003970 0,0042191 0,015196 0,0002678 0,0031255 0,0043110 0,0404611 0,0037718 0,0020323 0,0004536 0,0003484 0,0028558 0,0046995 0,0047196 0,0034337 0,0091448 ERB -2,723891 -0,025815 -0,829252 0,4363341 0,3126710 0,3267582 0,4889886 -2,986908 0,2481735 0,3315457 0,5279270 0,3001218 0,0850897 -1,553768 -2,168426 0,2195451 0,3497152 0,3505714 0,2753853 0,4477273 -33,3563 -22,5475 7,003569 3,674992 -0,155316 -0,104987 -0,023764 -0,0074252 0,591221 0,678962 20,8857 0,538147 0,097249 0,0021759 0,115875 19,7337 -9,67925 -17,53365 0,409672 1,036306 2,475732 0,091885 -0,045069 -0,081642 0,0020939 -0,0019433 -0,0046213 0,098811 1,038944 0,756391 -28,8052 51,78096 19,46255 5,478267 8,286657 0,381108 -0,134125 0,241106 0,090623 -0,0137742 0,620139 0,0036297 0,290286 0,00207416 0,094501 82 Lampiran 6 Kandidat dan Non Kandidat Portofolio Sampel Nama Perusahaan Astra argo Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Astra Internasional Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Negara Indonesia Tbk. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bumi Resources Tbk. Bakrieland Development Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indika Energy Tbk. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Indosat Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Medco Energi International Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Timah (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk. βi 0,020753 0,149767 0,052528 ERB -2,723891 -0,025815 -0,829252 Ci (C*) 0,0002893 0,0016418 0,0006863 Keterangan Tidak Masuk Portofolio Tidak masuk Portofolio Tidak masuk portofolio -2,30959 0,680486 0,798204 -0,80448 0,019145 0,406205 0,848064 -0,54286 0,60147 0,201175 0,033404 0,4363341 0,3126710 0,3267582 0,4889886 -2,986908 0,2481735 0,3315457 0,5279270 0,3001218 0,0850897 -1,553768 0,0082389 0,003970 0,0042191 0,015196 0,0002678 0,0031255 0,0043110 0,0404611 0,0037718 0,0020323 0,0004536 Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio Tidak Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio MasukPortofolio Masuk Portofolio Tidak Masuk Portofolio 0,025227 0,344561 -2,168426 0,2195451 0,0003484 0,0028558 Tidak masuk Portofolio Masuk Portofolio 1,111572 1,128089 0,489437 -1,64406 0,3497152 0,3505714 0,2753853 0,4477273 0,0046995 0,0047196 0,0034337 0,0091448 Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio Masuk Portofolio -0,355133 0,591221 -0,023764 Masuk Portofolio -0,240056 0,678962 -0,0074252 Masuk Portofolio 0,2223632 0,115875 0,0021759 Masuk Portofolio 0,210098 -0,103052 -0,186674 0,098811 1,038944 0,756391 0,0020939 -0,0019433 -0,0046213 Masuk Portofolio Masuk Portofolio -0,30668 0,620139 -0,0137742 Masuk Portofolio 0,5512932 0,0207211 0,290286 0,094501 0,0036297 Masuk Portofolio 0,00207416 Masuk Portofolio Sumber : Data diolah. 83