STRATEGI PERENCANAAN LABA OPERASI DENGAN ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA PADA PT SAHID DETOLIN TEXTILE Stacey, Engelwati Gani Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone +62.21 534 5830 - +62.21 535 0660 Fax +62.21 530 0244 [email protected] ABSTRAK Analisis biaya-volume-laba merupakan alat perencanaan laba jangka pendek yang digunakan oleh managemen dalam membuat keputusan bisnis dengan memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba. Dengan analisis biaya-volume-laba, perusahaan dapat menganalisis volume penjualan dan bauran produk yang harus dijual untuk memperoleh laba maksimum. Tujuan penelitian ini dilakukan pada PT Sahid Detolin Textile untuk mengetahui volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar mencapai batas titik impas dan membuat perencanaan laba operasi untuk memperoleh laba operasi maksimum yang diharapkan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku biaya, pemisahan biaya semivariabel dengan metode kuadrat terkecil, menyusun laporan laba-rugi pendekatan kontribusi, analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk pada periode 2008-2011 dan perencanaan laba operasi pada periode 2012, serta perhitungan lainnya seperti margin kontribusi dan rasio margin kontribusi, margin pengaman dan rasio margin pengaman, serta degree of operating leverage (DOL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat volume penjualan dan unit produk PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008-2011 sudah mencapai batas titik impas serta perencanaan laba operasi yang dibuat pada periode 2012 dengan meningkatkan harga jual sebesar 5%, biaya variabel 10%, biaya tetap 5%, dan laba yang diharapkan sebesar 20% menunjukkan bahwa titik impas akan dicapai pada tingkat volume penjualan sebesar Rp 19.404.311.716 atau sebanyak 137.566 kg dan laba operasi maksimum dicapai pada tingkat volume penjualan sebesar Rp 24.063.704.640 atau sebanyak 170.598 kg produk. Penulis memberikan saran sebaiknya perusahaan melakukan analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas Multiproduk, dan Perencanaan Laba Operasi ABSTRACT Analysis of cost-volume-profit is a short-term profit planning tool used by management in making business decisions by understanding the interrelationship between cost, volume, and profit. With cost-volume-profit, the company can analyze the sales volume and product mix to be sold for maximum profit. The purpose of this research conducted at PT Sahid Detolin Textile to know the minimum sales volume that must be achieved so that the company reached break even and make profit planning operations to obtain the maximum expected operating profit. The method of analysis used in this research that classifies costs based on cost behavior, cost segregation semivariabel by least squares method, preparing income statement contribution approach, cost-volume-profit with the calculation of the breakeven point in the period 2008- 2011 multiproduk and operating profit planning the period of 2012, as well as other calculations such as margin contribution and contribution margin ratio, margin of safety and the safety margin ratios, as well as the degree of operating leverage (DOL). The results showed that the level of sales volume and unit PT Sahid Detolin Textile products in the period 2008-2011 has reached break-even point and operating profit planning are made in the period 2012 to increase the selling price by 5%, 10% variable costs, fixed costs of 5% , and the expected profit of 20% indicates that the breakeven point will be reached on the level of sales volume amounting to Rp 19,404,311,716, or as many as 137 566 kg and a maximum operating profit achieved at the level of sales volume amounting to Rp 24,063,704,640, or as many as 170 598 kg of product. The author should advise the company to analyze the cost-volume-profit with the calculation of the breakeven point multiproduk to assist management in planning and decision making. Key words: Analysis of Cost-Volume-Profit, Break-Even Point Multiproduk, and Operating Profit Planning PENDAHULUAN Dalam era globalisasi ini, perkembangan kemajuan dunia usaha semakin meningkat. Banyak perusahaan yang bermunculan untuk mendirikan dunia usaha sehingga menimbulkan persaingan diantara perusahaanperusahaan di bidang yang sejenis. Perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan yang terjadi untuk keberlangsungan kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, manajemen berkewajiban untuk merencanakan masa depan perusahaan dengan meningkatkan eksistensi dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba serta mempertimbangkan kemungkinan- kemungkinan kesempatan yang ada di masa depan. Pada umumnya, tujuan perusahaan didirikan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat serta memperoleh laba maksimum untuk keberlangsungan kinerja perusahaan baik di masa kini maupun di masa depan. Besar kecil laba yang diperoleh oleh perusahaan merupakan tolak ukur berhasil atau tidak manajemen dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi perencanaan laba operasi yang dapat mengkombinasikan kedua tujuan tersebut. Salah satu strategi yang digunakan untuk perencanaan laba operasi adalah analisis biaya-volume-laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan alat perencanaan laba jangka pendek yang digunakan oleh managemen dalam membuat keputusan bisnis dengan memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba. Analisis biaya-volume-laba juga dapat menganalisis dampak dari perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba. Dengan analisis biaya-volume-laba, perusahaan dapat menganalisis volume penjualan dan bauran produk yang harus dijual untuk memperoleh laba maksimum. Jadi, analisis biaya-volume-laba dapat digunakan sebagai strategi perencanaan laba operasi perusahaan. Strategi perencanaan laba operasi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena dapat menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba maksimum. Untuk mencapai laba maksimum, manajemen perusahaan dapat melakukan beberapa langkah yaitu menekan biaya produksi maupun operasi dengan mempertahankan harga jual dan volume penjualan, menentukan harga jual sesuai dengan laba yang diharapkan, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena ketiga langkah itu mempunyai hubungan yang saling berkaitan yaitu biaya menentukan harga jual, harga jual menentukan volume penjualan, volume penjualan mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya. PT Sahid Detolin Textile merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang textile dengan memproduksi damask, sheet, dan towel. Kondisi penjualan dan harga pokok penjualan PT Sahid Detolin Textile mengalami peningkatan pada periode 2008 sampai periode 2010 dan mengalami penurunan pada periode 2011, sedangkan beban operasi perusahaan mengalami peningkatan pada periode 2008 sampai periode 2011. Peningkatan dan penurunan penjualan, harga pokok penjulan, dan beban operasi akan berdampak langsung pada laba operasi yang dihasilkan oleh PT Sahid Detolin Textile. Laba operasi yang dihasilkan oleh PT Sahid Detolin Textile mengalami peningkatan pada periode 2008 sampai periode 2009 dan mengalami penurunan pada periode 2010 serta mengalami peningkatan kembali pada periode 2011. Melihat situasi tersebut, sangat penting bagi PT Sahid Detolin Textile untuk melakukan perencanaan laba operasi dengan memperhatikan perencanaan penjualan serta biaya agar memberikan laba yang maksimum. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif dengan sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari PT Sahid Detolin Textile dengan melakukan wawancara (interview) dan pengamatan (observation) untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan, data sekunder diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti melalui literatur-literatur dari studi pustaka yang berkaitan dengan analisis biaya-volume-laba. Selain itu, metode analisis data yang digunakan dalam melakukan analisis biaya-volume-laba adalah mengklasifikasikan biaya PT Sahid Detolin Textile berdasarkan perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel;menggunakkan metode kuadrat terkecil (Least Square Method) untuk melakukan perhitungan pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel;mengubah format laporan laba-rugi PT Sahid Detolin Textile dari pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontribusi;menggunakkan perhitungan titik impas multiproduk pada produk textile PT Sahid Detolin Textile periode 2008 sampai periode 2011 dan perencanaan laba operasi pada periode 2012;menggunakkan perhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi pada periode 2008-2012;menggunakkan perhitungan margin pengaman dan rasio margin pengaman pada periode 2008-2012;dan menggunakkan perhitungan degree of operating leverage (DOL) periode 2008-2012. HASIL DAN BAHASAN Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut : • Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya Dalam melakukan analisis biaya-volume-laba, perusahaan harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku biaya karena analisis tersebut hanya menggunakkan dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. PT Sahid Detolin Textile belum mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku biaya. Oleh karena itu, PT Sahid Detolin Textile harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Berikut ini, klasifikasi biaya PT Sahid Detolin Textile berdasarkan perilaku biaya: Tabel 1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya Biaya Tetap Biaya tetap manufaktur : -Biaya tenaga kerja langsung - Biaya tenaga kerja tidak langsung - Biaya pembuangan limbah - Biaya jamsostek Biaya tetap pemasaran : - Biaya gaji - Biaya iklam - Biaya perlengkapan kantor - Biaya pos & materai - Biaya training - Biaya pemeliharaan peralatan kantor - Biaya jamsostek Biaya tetap umum & administrasi : - Biaya gaji - Biaya honorarium - Biaya perlengkapan kantor - Biaya sewa - Biaya administrasi bank - Biaya perijinan - Biaya perjalanan dinas - Biaya entertain - Biaya pos & materai - Biaya depresiasi kendaraan - Biaya depresiasi mesin - Biaya training - Biaya asuransi - Biaya pemeliharaan gedung - Biaya pemeliharaan peralatan kantor - Biaya sumbangan - Biaya jamsostek - Biaya umum & administrasi lain Biaya Variabel Biaya variabel manufaktur : - Biaya bahan baku langsung - Biaya lembur-TKL - Biaya bahan pembantu langsung - Biaya lembur-TKTL - Biaya perlengkapan produksi - Biaya bahan bakar produksi - Biaya packing - Biaya ongkos angkut pembelian - Biaya overhead lain Biaya variabel pemasaran : - Biaya lembur - Biaya perjalanan dinas - Biaya komisi sales - Biaya entertain - Biaya pengiriman barang - Biaya pemasaran lain Biaya variabel umum & administrasi : - Biaya lembur Biaya Semivariabel Biaya semivariabel manufaktur : - Biaya listrik dan air - Biaya pemeliharaan mesin Biaya semivariabel pemasaran : - Biaya transportasi - Biaya pemeliharaan kendaraan Biaya semivariabel umum&administrasi: - Biaya transportasi - Biaya telepon - Biaya listrik dan air - Biaya pemeliharaan kendaraan • Total biaya tetap,variabel, dan semivariabel Setelah melakukan klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya, maka dapat diperoleh total biaya tetap, variabel, dan semivariabel pada periode 2008-2011 sebagai berikut : Tabel 2 Total Biaya Tetap, Variabel, dan Semivariabel 2008 2009 2010 2011 Biaya Tetap Biaya Variabel Rp 5,978,111,896 Rp 10,890,208,745 Rp 6,205,765,189 Rp 11,024,609,095 Rp 6,496,927,460 Rp 13,409,530,576 Rp 6,855,413,067 Rp 11,555,051,103 Biaya Semivariabel Rp 584,814,739 Rp 581,508,018 Rp 614,978,325 Rp 578,385,724 • Pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel Berdasarkan klasifikasi biaya yang telah dilakukan di atas, maka biaya yang mengandung unsur semivariabel harus dipisahkan untuk mengetahui unsur biaya tetap dan unsur biaya variabelnya. Pemisahan biaya semivariabel dilakukan dengan menggunakkan metode kuadrat terkecil (least square method). Berikut ini, pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel di PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008-2011 : Tabel 3 Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel 2008 2009 2010 2011 Biaya Tetap Rp 6,429,768,2854 Rp 6,533,682,097 Rp 6,854,300,816 Rp 7,004,049,205 Biaya Variabel Rp 11,023,367,0956 Rp 11,278,200,205 Rp 13,667,135,546 Rp 11,984,800,690 • Mengubah format laporan laba-rugi tradisional menjadi kontribusi Dalam melakukan analisis biaya-volume-laba hanya menggunakkan dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Format laporan laba-rugi pendekatan kontribusi membagi biaya ke dalam kelompok biaya tetap dan biaya variabel. PT Sahid Detolin Textile masih menerapkan format laporan laba-rugi pendekatan tradisional. Perusahaan sebaiknya mengubah laporan laba-rugi pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontribusi. Hal ini dilakukan untuk keperluan tujuan pelaporan internal perusahaan sehingga memudahkan perusahaan mengetahui perubahan volume kegiatan dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. Berikut ini format laporan laba-rugi pendekatan tradisional dan pendekatan kontribusi periode 2008-2011 : Tabel 4 Hasil Format Laporan Laba-Rugi Tradisional Menjadi Kontribusi Format Tradisional Format Kontribusi Perbedaan 2008 Rp 1,861,512,120 Rp 1,861,512,120 Tidak Ada 2009 2010 Rp Rp 2,217,528,424 1,409,891,139 Rp Rp 2,217,528,424 1,409,891,138 Tidak Ada Rp 1,- 2011 Rp 1,471,595,106 Rp 1,471,595,105 Rp 1,Berdasarkan perbandingan kedua tabel di atas, maka laba operasi yang dihasilkan format laporan laba-rugi tradisional dengan format laporan laba-rugi pendekatan kontribusi pada periode 2008 dan 2009 sama serta pada periode 2010 dan 2011 terdapat selisih Rp 1,-. Perbedaan selisih tersebut disebabkan karena pembulatan. Selain itu juga, hal ini disebabkan karena unit produksi dan unit penjualan PT Sahid Detolin Textile sama sehingga tidak terdapat FOH tetap yang dibebankan dan FOH tetap yang dilepaskan. Perbedaannya hanya terletak pada pembebanan nilai factory overhead tetap. Nilai factory overhead tetap dalam laporan laba-rugi pendekatan tradisional akan langsung dibebankan pada harga pokok penjualan, sedangkan nilai factory overhead tetap dalam laporan laba-rugi pendekatan kontribusi tidak dibebankan langsung pada harga pokok penjualan dan langsung dibebankan sebagai biaya tetap pada laporan laba-rugi. • Analisis biaya –volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk periode 2008 2011 Setelah melakukan klasifikasi biaya, pemisahan biaya semivariabel, dan penyusunan laporan laba-rugi kontibusi, maka dapat dilakukan analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multi produk pada PT Sahid Detolin Textile. Analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multi produk dilakukan pada produk damask, sheet, dan towel dari PT Sahid Detolin Textile untuk mengetahui volume penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mendapat keuntungan maupun kerugian serta memperoleh laba yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang diperlukan dalam melakukan analisis biayavolume-laba dengan perhitungan titik impas multi produk diantaranya harga jual, volume penjualan, biaya variabel, biaya tetap, dan bauran produk. Berikut ini rumus untuk menghitung titik impas multi produk : 1) Biaya variabel per rupiah penjualan : V = 2) Titik impas dalam pendapatan penjualan: R (BE) = 3) Titik impas dalam bauran penjualan : Q(BE) = 4) Titik impas untuk masing-masing produk : Q (BE) x Bauran produk Hasil perhitungan analisis biaya-volume-laba dengan menggunakkan perhitungan titik impas multiproduk : Tabel 5 Perhitungan Analisis CVP dengan Titik Impas Multiproduk Periode 2008-2011 2008 2009 2010 2011 177,195 Rp 19,314,647,500 173,572 Rp 20,029,410,726 173,243 Rp 21,931,327,500 153,356 Rp 20,460,445,000 Penjualan Aktual Unit Rupiah Titik Impas Unit 137,413 129,590 143,687 126,729 Rupiah Rp 14,978,230,366 Rp 14,954,022,871 Rp 18,189,789,975 Rp 16,907,972,811 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka PT Sahid Detolin Textile sudah mencapai batas titik impas pada periode 2008-2011. Selain melakukan perhitungan analisis biaya-volume-laba secara matematis dengan menggunakkan titik impas multiproduk, maka perhitungan titik impas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik. Berikut ini grafik titik impas PT Sahid Detolin Textile periode 2008-2011 : Gambar 1 Grafik Titik Impas Periode 2008 Gambar 2 Grafik Titik Impas Periode 2009 Gambar 3 Grafik Titik Impas Periode 2010 Gambar 4 Grafik Titik Impas Periode 2011 • Perhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi pada periode 2008-2011 Selain melakukan perhitungan titik impas,diperlukan juga perhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi. Margin kontribusi dan rasio margin kontribusi menunjukkan jumlah dan presentase yang tersisa dari selisih penjualan dan biaya variabel untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Margin kontribusi = Penjualan – Biaya variabel Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi Penjualan Berikut ini perhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi periode 2008-2011 : Tabel 6 Perhitungan Margin Kontribusi dan Rasio Margin Kontribusi 2008 2009 2010 2011 CM Rp 8,291,280,404 Rp 8,751,210,521 Rp 8,264,191,954 Rp 8,475,644,310 % CM 42.93% 43.69% 37.68% 41.42% Berdasarkan tabel di atas, maka prerhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi di atas menunjukkan bahwa hasil dari selisih penjualan dan biaya variabel dapat untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Jika biaya tetap yang diperoleh sama dengan CM/%CM, maka perusahaan akan mencapai titik impas; jika biaya tetap melebihi dari CM/%CM, maka perusahaan akan mengalami kerugian; dan jika biaya tetap yang diperoleh lebih kecil dari CM/%CM, maka perusahaan akan memperoleh laba. • Perhitungan margin pengaman dan rasio margin pengaman pada periode 2008-2011 Perhitungan margin pengaman dan rasio margin pengaman juga diperlukan dalam analisis titik impas. Margin pengaman digunakan untuk menunjukkan seberapa besar penjualan baik dalam rupiah penjualan maupun dalam unit produk boleh turun sampai mencapai titik impas atau sebelum kerugian terjadi, sedangkan rasio margin pengaman digunakan untuk menunjukkan seberapa besar presentase penjualan boleh turun sampai mencapai titik impas atau sebelum kerugian terjadi. Margin Pengaman (dalam rupiah) = Penjualan aktual – Penjualan titik impas Margin Pengaman (dalam unit) = Margin Pengaman (dalam rupiah) Harga jual /unit Rasio Margin Pengaman = Penjualan aktual – Penjualan titik impas Penjualan aktual Tabel 7 Perhitungan Margin Pengaman dan Rasio Margin Pengaman MoS / % MoS Damask Unit Rupiah 2008 Rp Rp % MoS Towel Unit Rupiah % MoS Sheet Unit Rupiah % MoS 2009 17,264 1,985,390,113 Rp Rp 22.45% Rp Rp Rp 17,149 1,800,677,598 22.45% 5,369 2010 20,919 2,614,864,553 Rp Rp 2011 5,376 712,300,500 25.34% Rp Rp Rp 15,532 1,669,685,122 25.34% 7,532 Rp Rp 9,195 1,333,311,393 17.06% Rp Rp 18,811 2,398,376,149 17.06% Rp 5,369 17.36% Rp 10,192 Rp 1,350,376,258 17.36% Rp 7,240 Rp 550,349,423 Rp 790,838,180 Rp 630,860,876 Rp 868,784,538 22.45% 25.34% 17.06% 17.36% Perhitungan margin pengaman dalam rupiah dan unit serta rasio margin pengaman di atas berarti penjualan untuk produk sheet boleh turun dari penjualan aktual perusahaan dan dalam presentase penjualan untuk mencapai titik impas atau sebelum kerugian terjadi. • Perhitungan degree of operating leverage (DOL) periode 2008-2011 Perhitungan degree of operating leverage ini juga diperlukan dalam melakukan analisis biaya-volume-laba. Perhitungan degree of operating leverage ini digunakan untuk menunjukkan bagaimana perubahan persentase penjualan PT Sahid Detolin Textile akan mempengaruhi laba perusahaannya. DOL = Margin Kontribusi EBIT Berikut ini, perhitungan degree of operating leverage (DOL) PT Sahid Detolin Textile periode 2008-2011 : Tabel 7 Perhitungan Degree Of Operating Leverage (DOL) 2008 2009 2010 2011 DOL 4.45 3.95 5.86 5.76 Degree of Operating Leverage (DOL) periode 2008 sebesar 4,45 berarti jika penjualan perusahaan meningkat 15%, maka kenaikan laba akan meningkat sebesar 4,45 x 15% = 66,75% atau sebanyak 4,45 kali. Kemudian, Degree of Operating Leverage (DOL) periode 2009 sebesar 3,95 berarti jika penjualan perusahaan meningkat 15%, maka kenaikan laba akan meningkat sebesar 3,95 x 15% = 59,25 % atau sebanyak 3,95 kali. Lalu, Degree of Operating Leverage (DOL) periode 2010 sebesar 5,86 berarti jika penjualan perusahaan meningkat 15%, maka kenaikan laba akan meningkat sebesar 5,86 x 15% = 87,9 % atau sebanyak 5,86 kali serta Degree of Operating Leverage (DOL) periode 2011 sebesar 5,76 berarti jika penjualan perusahaan meningkat 15%, maka kenaikan laba akan meningkat sebesar 5,76 x 15% = 86,4% atau sebanyak 5,76 kali. • Perencanaan laba operasi dengan analisis biaya-volume-laba pada PT Sahid Detolin Tetxile periode 2012 Perencanaan laba operasi dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk memperoleh laba maksimum. Pada dasarnya, laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu biaya, harga jual, dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lainnya. Biaya menentukan harga jual, harga jual mempengaruhi volume penjualan, dan volume penjualan mempengaruhi volume produksi. Berdasarkan data-data historis pada periode 2011, maka penulis akan membuat perencanaan laba untuk PT Sahid Detolin Textile pada periode 2012. Beberapa hal yang diperkirakan akan meningkat dari periode 2011 sebagai berikut : Tabel 8 Perencanaan Laba Operasi Periode 2012 Data Aktual Keterangan % kenaikan Periode 2011 Harga Jual / unit Produk Damask Perencanaan Laba Periode 2012 Rp 145,000 5% Rp 152,250 Produk Towel Produk Sheet Biaya Variabel/unit Produk Damask Rp Rp 132,500 120,000 5% 5% Rp Rp 139,125 126,000 Rp 91,963 10% Rp 101,159 Produk Towel Produk Sheet Rp Rp 84,253 52,015 Rp Rp 92,679 57,217 Biaya Tetap Rp 7,004,049,185 10% 10% 5% Rp 7,354,251,665 Rp 1,471,595,106 20% Rp 1,765,914,126 Laba Operasi Setelah mengetahui data-data yang akan dibuat perencanaan pada periode 2012, maka dapat dilakukan perhitungan titik impas multiproduk dengan hasil sebagai berikut : Tabel 9 Perhitungan Titik Impas Multiproduk Periode 2012 2012 Penjualan Aktual Unit 170,598 Rupiah Rp 24,063,704,640 Titik Impas Unit 137,566 Rupiah Rp 19,404,311,716 Berdasarkan data di atas, penjualan titik impas yang dicapai PT Sahid Detolin Textile berdasarkan perencanaan laba operasi pada periode 2012 sebesar Rp 19.404.311.716 atau 137.566 kg dan perusahaan harus melakukan tingkat volume penjualan sebesar Rp 24.063.704.640 atau 170.598 kg untuk mencapai laba yang diharapkan. Selain melakukan perhitungan analisis biaya-volume-laba secara matematis dengan menggunakkan titik impas multiproduk, maka perhitungan titik impas juga dapat disajikan dalam bentuk grafik. Berikut ini grafik titik impas PT Sahid Detolin Textile periode 2012 : Gambar 5 Grafik Titik Impas Periode 2012 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. PT Sahid Detolin Textile melakukan klasifikasi biaya berdasarkan produk yang terdiri dari biaya manufaktur dan beban operasi dengan format laporan laba-rugi pendekatan tradisional. Biaya manufaktur PT Sahid Detolin Textile terdiri dari biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan factory overhead. Beban operasi PT Sahid Detolin Tetxile terdiri dari biaya pemasaran, biaya umum & administrasi, dan biaya selisih kurs. Namun, klasifikasi biaya yang dilakukan belum tepat karena terdapat tiga unsur biaya yaitu biaya bunga, biaya selisih kurs, dan biaya pajak dimasukkan ke dalam beban operasional perusahaan. Ketiga unsur biaya tersebut termasuk beban di luar operasional perusahaan dan tidak mempengaruhi laba operasi perusahaan. 2. PT Sahid Detolin Textile belum melakukan klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel serta belum melakukan analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk untuk perencanaan laba operasi perusahaan. 3. Hasil dari klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel serta pemisahan biaya semivariabel menjadi unsur biaya tetap dan biaya variabel maka diperoleh jumlah biaya tetap dan biaya variabel pada periode 2008 sampai 2011. Jumlah biaya tetap pada periode 2008 sebesar Rp 6.429.768.284, pada periode 2009 sebesar Rp 6.533.682.097, pada periode 2010 sebesar Rp 6.854.300.816 ,dan pada periode 2011 sebesar Rp 7.004.049.205 serta jumlah biaya variabel pada periode 2008 sebesar Rp 11.023.367.096, pada periode 2009 sebesar Rp 11.278.200.206, pada periode 2010 sebesar Rp 13.667.135.546, dan pada periode 2011 sebesar Rp 11.984.800.691. 4. Hasil dari mengubah format laporan laba-rugi pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontribusi pada periode 2008-2011 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan laba operasi pada format laporan laba-rugi pendekatan tradisional dan pendekatan kontribusi. Hal ini menunjukkan bahwa unit produksi dan unit penjualan PT Sahid Detolin Textile sama sehingga tidak terdapat FOH tetap yang dibebankan dan FOH tetap yang dilepaskan. Perbedaannya hanya terletak pada pembebanan nilai factory overhead tetap. 5. Hasil dari perhitungan analisis biaya-volume-laba sebagai berikut : • Hasil analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk pada periode 2008 sampai periode 2011 menunjukkan bahwa tingkat volume penjualan dan unit produk PT Sahid Detolin Textile sudah mencapai batas titik impas. Penjualan titik impas yang dicapai oleh PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008 sebesar Rp 14.978.230.366 atau 137.412 kg produk, periode 2009 sebesar Rp 14.954.022.871 atau sebanyak 129.590 kg produk, periode 2010 sebesar Rp 18.189.789.975 atau sebanyak 143.687 kg produk, dan periode 2011 sebesar Rp 16.907.972.811 atau sebanyak 126.729 kg produk. • Hasil perhitungan margin kontribusi dan rasio margin kontribusi yang diperoleh PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008-2011 menunjukkan bahwa perusahaan telah menghasilkan margin kontribusi yang dapat menutup biaya tetap dan menghasilkan laba maksimum. Margin kontribusi dan rasio margin kontribusi yang diperoleh perusahaan pada periode 2008 sebesar Rp 8,291,280,404 atau 42,93%, pada periode 2009 sebesar Rp 8.751.210.521 atau 43,69 %, pada periode 2010 sebesar Rp 8.264.191.954 atau 37,68 %, dan pada periode 2011 sebesar Rp 8.475.644.310 atau 41,42 %. • Hasil perhitungan margin pengaman dan rasio margin pengaman yang diperoleh PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008 sampai periode 2011 menunjukkan bahwa perusahaan sudah melewati batas aman dari penjualan aktual yang diperoleh perusahaan. Hal ini berarti perusahaan sudah melewati batas titik impas dengan memperoleh laba operasi maksimum pada periode 2008 sampai periode 2011. • Hasil perhitungan degree of operating leverage (DOL) yang diperoleh PT Sahid Detolin Textile pada periode 2008 sampai periode 2011 yaitu DOL pada periode 2008 sebesar 4.45, DOL pada periode 2009 sebesar 3.95, DOL pada periode 2010 sebesar 5.86, dan DOL pada periode 2011 sebesar 5.76. Hal ini berarti jika penjualan meningkat 15% maka laba pada periode 2008 sampai periode 2011 akan mengalami peningkatan sebesar 66.75% pada periode 2008, 59.25 % pada periode 2009 , 87.9 % pada periode 2010, dan 86.4% pada periode 2011. 6. Perencanaan laba operasi dengan analisis biaya-volume-laba menggunakkan perhitungan titik impas multiproduk pada periode 2012 berdasarkan peningkatan harga jual 5%, biaya variabel 10%, biaya tetap 5%, dan laba operasi 20% dari periode 2011 dengan bauran penjualan 1.6268 : 1.6352 : 1.0000 menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan tingkat volume penjualan sebesar Rp 19.404.311.716 atau sebanyak 137.566 kg untuk mencapai batas titik impas dan melakukan tingkat volume penjualan sebesar Rp 24.063.704.640 atau sebanyak 170.598 kg produk untuk mencapai laba operasi maksimum yang diharapkan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan kepada PT Sahid Detolin Textile sebagai berikut: 1. PT Sahid Detolin Textile sebaiknya melakukan alokasi biaya yang tepat dalam melakukan klasifikasi biaya yang terdiri dari biaya manufaktur, beban operasi, dan beban di luar operasional perusahaan dalam membuat laporan laba-rugi pendekatan tradisional. 2. Dalam melakukan analisis biaya-volume-laba, PT Sahid Detolin Textile sebaiknya melakukan klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Biaya yang mengandung unsur semivariabel harus dipisahkan untuk mengetahui unsur biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakkan metode kuadrat terkecil (least square method). Selain itu, PT Sahid Detolin Textile sebaiknya mengubah laporan laba-rugi pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontribusi. Hal ini dilakukan untuk keperluan tujuan pelaporan internal perusahaan sehingga memudahkan perusahaan mengetahui perubahan volume kegiatan dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. 3. PT Sahid Detolin Textile sebaiknya menerapkan analisis biaya-volume-laba dengan perhitungan titik impas multiproduk untuk mengetahui volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar mencapai batas titik impas dan membuat perencanaan laba untuk memperoleh laba operasi maksimum yang diharapkan. 4. Perusahaan juga sebaiknya melakukan perhitungan lainnya yang berkaitan dengan analisis biaya-volumelaba, seperti : a. Margin kontribusi dan rasio margin kontribusi menunjukkan jumlah dan presentase yang tersisa dari selisih penjualan dan biaya variabel untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. b. Margin pengaman dan rasio margin pengaman untuk menunjukkan seberapa besar penjualan baik dalam rupiah penjualan, unit produk, maupun presentase boleh turun sampai mencapai titik impas atau sebelum kerugian terjadi. c. Degree of operating leverage (DOL) untuk menunjukkan bagaimana perubahan persentase penjualan perusahaan akan mempengaruhi laba perusahaan. REFERENSI Blocher,E.J., Chen,K.H., Cokins,G. & Lin,T.W. Alih bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba. (2007). Manajemen biaya penekanan strategis buku 1 (edisi 3). Jakarta : Salemba Empat. Carter,W.K. & Usry,M.F. Alih bahasa oleh Krista. (2006). Akuntansi biaya buku 1 (edisi 13). Jakarta : Salemba Empat. . Alih bahasa oleh Krista. (2005). Akuntansi biaya buku 2 (edisi 13). Jakarta : Salemba Empat. Cullen,J.B. & Parboteeah,K.P. (2008). Multinational management : A strategic approach (4rd ed). South Western : Thomson Corporation. David,F.R. Alih bahasa oleh Saroso,K. (2004). Manajemen strategis : Konsep-konsep (edisi 9). Jakarta : PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Drury,C. (2003). Cost & management accounting : An introduction (5rd ed). British : Thomson Learning. Hansen, D.R. & Mowen, M.M. Alih bahasa oleh Fitriasari,D., Kwary,D.A. (2006). Akuntansi manajemen buku 1 (edisi 7). Jakarta : Salemba Empat. Hilton,R.W. (2002). Managerial accounting creating value in a dynamic business environment (5rd ed). New York : Mc Graw-Hill. Horngren, C.T., Datar, S.M. & Foster, G. Alih bahasa oleh Adhariani,D. (2005). Akuntansi biaya : Penekanan Manajerial jilid 1 (edisi 11). Jakarta : PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Garrison,R.H., Noreen,E.W. & Brewer,P.C. Alih bahasa oleh Hinduan,N. (2006). Akuntansi manajerial buku 1 (edisi 11). Jakarta : Salemba Empat. Gitman, L.J. (2006). Principles of managerial finance (11rd ed). United States : Person International Edition. Jiamblavo, J. (2004). Managerial accounting (2rd ed). United States of America : John Wiley & Sons, Inc. Martusa,R. & Wijaya,V. (2011). Peranan analisis cost-volume-profit dalam upaya merencanakan laba perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4(2) :1-20. (Diakses 21 Maret 2012). Munawir,H.S. (2004). Analisis laporan keuangan (edisi 4). Yogyakarta : Liberty Raiborn,C.A. & Kinney,M.R. (2009). Cost accounting : Foundation and evaluations (7rd ed). South Western : Cengage Learning. Shim,J.K. & Siegel,J.G. (2009). Budgeting basics and beyond (3rd ed). Canada : John Wiley & Sons, Inc. Simamora,H. (2002). Akuntansi Manajemen (edisi 2). Jakarta : UPP AMP YKPN Subramanyam,K.R. & Wild,J.J. (2009). Financial Statement Analysis (10rd ed). New York : McGraw-Hill. Utami,W.M.P. & Kuang,T.M. (2003). Aplikasi cost-volume-profit analysis sebagai alat perencanaan laba jangka pendek (regression method). Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(2): 1-19. RIWAYAT PENULIS Stacey lahir di Bogor pada 27 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi dan keuangan pada 2012. Saat ini bekerja sebagai staff accounting di PT Bali Sunrise Beach.