peningkatan hasil belajar ipa melalui metode eksperimen pada

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 05
LEMBAH MELINTANG KABUPATEN
PASAMAN BARAT
FitriaDewi1, Gusmaweti2, Edrizon2
1
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta.
E-mail :[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the low achievement of public school science
classes V05 Valley Crossing West Pasaman. Student learning out comes during
the learning process teachers use lecture and question and answer method. One
way that can be used to overcome this problem is to use the experimental method.
Experimental method is a method of learning that involves students actively in
conducting experiments to seek answers and to prove a theory that is being
studied. The purpose of this research is to improve students' learning out comes
IPA class V. Type of research is a class act. The research was conducted in two
cycles. Based on there search that has been done can be seen that the average
percentage of mastery learning out comes in the cognitive aspects of the first
cycle and 56%, 68% affective aspect, psychomotor aspects of 70%, 81%
percentage aspect of teacherandstudent75% percentage aspect. In the second cycle
the average percentage of 81% cognitive, affective aspects of75%, 75%
psychomotor aspects. Of learning outcomes in the first cycle mastery
learningstudentsobtained56% and the second cycle increased to 81%. From the
results of this study concluded that learning science with experimental methods to
improve learning outcomes Elementary School fifth grade students 05 Valley
Crossing. Advisable for teachers to implement a variety of methods, especially
methods of experimentation.
Keywords: Learning science, experimental method, Learning Outcomes
mengungkapkan
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan
kumpulan
dari ilmu-ilmu
segala
sesuatu yang
berkaitan dengan alam semesta”. Pada
pembelajaran IPA siswa dituntut aktif
eksakta yang tersusun secara sistematis.
dalam
Menurut Abruscato (dalam Muslichah,
pembelajaran IPA merupakan serangkaian
2006:7)
kegiatan
“Bahwa
pengetahuan
yang
IPA
merupakan
diperoleh
melalui
serangkai proses yang sistematik untuk
belajar,
proses
sebab
ilmiah
kegiatan
antara
lain
penyelidikan (eksperimen), penyusunan
dan pengkajian gagasan serta konsep.
Oleh
sebab
dengan
diungkapkan oleh Usman (2006:5) bahwa
bereksperimen “Pembelajaran IPA dapat
dalam pembelajaran IPA ada beberapa
menjadi
aspek yang harus diperhatikan guru antara
wahana
mempelajari
itu
bagi
diri
siswa
sendiri
dan
untuk
alam
lain:
sekitarnya, serta prospek pengembangan
1)Pentingnya memahami bahwa
pada saat memulai kegiatan
pembelajaran IPA, siswa telah
memiliki berbagai konsepsi,
pengetahuan
yang
relevan
dengan apa yang mereka
pelajari, 2) aktivitas siswa
melalui berbagai kegiatan nyata
dengan alam menjadi hal utama
dalam pembelajaran IPA, 3)
bertanya merupakan ciri utama
dalam pembelajaran IPA dan
memiliki peran penting dalam
upaya membangun pengetahuan
selama
pembelajaran,
4)
pembelajaran IPA memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam menjelaskan
suatu masalah.
ke tahap yang lebih lanjut sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari “.
(Depdiknas, 2006:484).
Selanjutnya
Depdiknas
(2006:484)
mengatakan
bahwa”pembelajaran IPA SD bertujuan
untuk
menumbuhkan
kemampuan
berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah, serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup”.
Dari
pendapat
diatas
dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPA
di
SD
adalah
untuk
dapat
meningkatkan pemahaman konsep IPA
untuk menyelesaikandan
memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat pada aspek IPA yang
telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang
Pembelajaran IPA SD hendaklah
bersifat ilmu pasti yang meliputi berbagai
didesain sedemikian rupa sehingga dapat
aspek kehidupan yang diperoleh melalui
dipahami
pemikiran
oleh
siswa.
Good
(dalam
manusia
yang
logis
dan
Sunaryo, 1996:61) “anak usia SD adalah
terstruktur. Di samping itu IPA juga
anak yang usianya berkisar antara 7-12
bertujuan
tahun,
tahap
pemikiran, dan pengetahuan yang dapat
konkret”.
dijadikan modal dasar untuk IPA yang
Siswa pada tahap operasional konkret
lebih tinggi.Serta memiliki keterampilan
akan
yang
dan
perkembangan
lebih
berada
pada
operasional
memahami
apa
yang
dialaminya atau dilihatnya secara nyata.
supaya
dapat
siswa
dimanfaatkan
memiliki
dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu dalam pembelajaran IPA
Agar tercapai tujuan IPA tersebut
SD ada hal-hal tertentu yang harus
tentu tidak lepas dari peranan seorang
diperhatikan
guru. Guru harus memiliki strategi dalam
guru,
seperti
yang
belajar mengajar. Adapun pengertian
strategi dalam
Khususnya dalam pembelajaran
belajar mengajar adalah
materi pesawat sederhana. Pada awal
“suatu kegiatan pembelajaran yang harus
semester II penulis mencoba menyajikan
dikerjakan oleh guru dan siswa agar
pembelajaran pesawat sederhana dengan
tujuan dapat dicapai secara efektif dan
metode yang bervariasi seperti metode
efisien.”
ceramah, tanya jawab dan diskusi. Namun
Pembelajaran IPA akan menjadi
hasilnya juga belum memuaskan, hanya
suatu pengetahuan, keterampilan serta
berapa siswa saja yang aktif, artinya
pemahaman, sikap dan nilai bagi peserta
belum mencapai KKM yang ditetapkan di
didik, jika guru mampu menentukan cara
atas
terbik dalam penyampaian materi yang
UlanganHarian (UH) hanya 44,4 % siswa
terdapat
IPA
yang mencapai batas ketuntasan, yang
tersebut.Salah satu upaya yang dapat
tidak tuntas 55,5 % dengan nilai rata-rata
dilakukan
59,78 pada tahun ajaran 2012 / 2013.
dalam
mata
guru
pelajaran
adalah
dengan
65.
menggunakan metode yang bervariasi.
Mulyasa
Ketika
Salah
satu
guru
melakukan
usaha
untuk
(2007:107)
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
mengatakan,”Penggunaan metode yang
peneliti mencoba memilih metode yang
tepatakan turut menentukan efektivitas
sesuai, salah satunya adalah menerapkan
dan efisien pembelajaran. Penggunaan
metode eksperimen, dengan tujuan dapat
metode yang bervariasi akan Sangat
meningkatkan hasil pembelajaran IPA di
membantu peserta didik dalam mencapai
kelas VSDN 05 lembah melintang. Siswa
tujuan pembelajaran.”
paham dan mengerti dengan apa yang
Berdasarkan pengalaman peneliti
dipelajarinya
karna
mereka
terlibat
selaku guru kelas V SDN 05 Lembah
langsung dalam proses pembelajaran.
Melintang,
masalah-masalah
yang
Mereka
ditemukan
menyangkut
hasil
berdasarkan tahap-tahapnya, kemudian
dapat
pembelajaran yang belum mencapai KKM
mengamati
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65,
dilakukan.
mengerjakan
sesuatu
hasil dari eksperimen yang
yang telah ditetapkan sebagai patokan
Berdasarkan permasalahan yang
dasar untuk menentukan tuntas atau
telah diuraikan di atas peneliti bertujuan
belum tuntas pembelajaran IPA di SD
untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA
Negeri 05 Lembah Melintang. Namun
melalui metode eksperimen pada siswa
lebih 50 % siswa yang hasil belajarnya
kelas V SDN 05 Lembah Melintang
belum tuntas.
Kabupaten Pasaman Barat.
dari
Metodologi Penelitian
Jenis
penelitian
yang
akan
perencanaan
sampai
penulisan laporan hasil penelitian ini.
peneliti lakukan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK).
waktu
Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila 75% atau lebih siswa kelas V
Menurut Suharsimi dkk (2008:3)
SDN. 05 Lembah Melintang, telah
"PTK merupakan suatu pencermatan
mendapatkan nilai lebih atau sama
terhadap proses belajar berupa sebuah
dengan kriteria ketuntasan minimal
tindakan yang sengaja dimunculkan
65.
dan
Hasil Penelitiandan Pembahasan
terjadi
dalam
kelas
secara
bersama”.
Siklus I
Penelitian ini akan dilaksanakan
di kelas V SDN 05 Lembah Melintang
1. Pelaksanaan Tindakan Dari Aspek
Guru
tempat penulis mengajar. Berdasarkan
Pelaksanaan tindakan dari aspek
hasil diskusi dengan kepala sekolah,
guru dilakukan penilaian yang dimulai
dapatlah
untuk
dari kegiatan awal sampai akhir
eksperimen
pembelajaran sesuai dengan langkah-
kesepakatan
menerapkan
metode
dalam pembelajaran IPA khususnya
langkah
pembelajaran pesawat sederhana.
Penilaian diberikan pada masing-
Subjek adalah siswa kelas V
pendekatan
Eksperimen.
masing tahap pendekatan Eksperimen.
yang berjumlah 18 orang, terdiri dari
Pada
11 orang laki-laki dan 7 orang
pembelajaran
perempuan,penelitian ini melibatkan
pengamatan
guru kelas V yaitu peneliti sendiridan
pelaksanaan pembelajaran dari aspek
teman sejawat, yang mana teman
guru.
sejawat tersebut sebagai pengamat
(observer).
tahap
kegiatan
awal
sesuai
dengan
observer
tentang
Persentase pada skor penilaian
pelaksanaan tindakan dari aspek guru
Penulis melakukan penelitian
pada siklus 1 pertemuan 1 berjumlah
pada semester II tahun ajaran 2012 /
47 dengan skor maksimal 60, maka
2013 di SD tempat penulis mengajar,
diperoleh nilai 78% dengan kualifikasi
waktu
cukup.
yang
dibutuhkan
untuk
penelitian mulai Juni terhitung mulai
2. Pelaksanaan Tindakan dari Aspek
Siswa
dapat bekerja dalam kelompoknya,
supaya
siswa
termotifasi
untuk
Pelaksanaan tindakan dari aspek
melaporkan hasil kerjanya ke depan
siswa juga dilakukan penilaian yang
kelas, dan juga bisa memberikan
dimulai dari kegiatan awal sampai
tanggapan
akhir pembelajaran sesuai dengan
pertanyaan.
langkah-langkah
pendekatan
Eksperimen.
mengajukan
Hasil yang dicapai pada siklus I,
baik
Persentase skor untuk penilaian
dan
dari
aktifitas
pelaksanaan
serta
hasil
maupun
tes
belum
aspek siswa pada siklus I pertemuan I
maksimal seperti yang diharapkan,
berjumlah 43 dari skor maksimal 60,
masih banyak siswa belum tuntas,
dan diperoleh nilai 72% dengan
peneliti
kualifikasi cukup.
kreatif, lebih banyak bertanya dan
3. Hasil Belajar Siklus I
mau menjawab pertanyaan guru tanpa
berkeinginan
siswa
lebih
Hasil belajar pada siklus I
rasa takut dan malu-malu. Dengan
pertemuan I dan II dapat dilihat dari
demikian hasil yang dicapai siswa
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
akan
seperti yang terlihat pada tabel di
diharapkan. Rencana perbaikan siklus
bawah
I akan di perbaiki pada siklus II.
Tabel 1: Daftar Perolehan Nilai
Ketuntasan Siswa Pada
Siklus I.
siklus II
Sikl
us
Pertem
uan
I
I
II
Target yang
akan dicapai
Kogni
tif
50%
61%
Nilai
Afek Psikom
tif
otor
65%
69%
71%
71%
65%
sesuai
dengan
apa
yang
1. Pelaksanaan tindakan dan aspek
guru
Pelaksanaan tindakan dan aspek
guru dilakukan penilaian yang dimulai
dari kegiatan awal sampai akhir
pembelajaran sesuai dengan langkah-
Berdasarkan
refleksi
untuk
siklus II nanti, sebaiknya dalam
melakukan
hendaknya
eksperimen,
mendapat
siswa
bimbingan
penuh dari guru agar semua siswa
langkah metode Eksperimen.
Persentase pada skor penilaian
pelaksanaan tindakan dan aspek guru
pada siklusII pertemuan I berjumlah
52 dengan skor maksimal 60, maka
diperoleh nilai 87% dengan kualifikasi
peneliti
telah
baik.
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
dengan
2. Pelaksanaan Tindakan Dari Aspek
Siswa
Persentase skor untuk penilaian
aspek siswa pada siklus II pertemuan I
berjumlah 49 dan skor maksimal 60,
dan diperoleh nilai 82% dengan
berhasil
menggunkan
dalam
Pendekatan
Eksperimen pada siswa kelas V SDN
05 Lembah Melintang Kabupaten
Pasaman Barat.
Dimana pada siklus I memperoleh
nilai rata-rata 65% dengan kriteria
kurang. Pada siklus II diperoleh nilai
kualifikasi baik.
rata-rata 77% dengan kriteria cukup.
3. Hasil Belajar Siklus II
Hal ini dapat dilihat dengan adanya
Hasil belajar pada sikius II
peningkatan jumlah siswa yang tuntas.
pertemuan I dan II ini dapat dilihat
dan
aspek
kognitif,
afektif,
dan
Kesimpulan
psikomotor yaitusebagai berikut :
Dari
Perte
muan
I
II
II
Target yang
akan dicapai
Kogniti
f
72%
89%
Nilai
Afek
tif
74%
76%
77%
data
hasil
penelitian serta pembahasan diatas,
Tabel 2: Daftar Perolehan Nilai
Ketuntasan Siswa Pada
Siklus II.
Siklus
paparan
maka
peneliti
dapat
menarik
kesimpulan yaitu :
Psiko
motor
73%
76%
Dengan menggunakan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
siswa kelas V SDN 05 Lembah
melintang .
Dari analisis penelitian siklus II nilai
penerapan
Pendekatan
Eksperimen
telah tercapai sesuai dengan yang
diharapkan, baik dari penilaian proses
maupun
dari
penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Kesatuan
Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas
hasil.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
siklus II, maka pelaksanaan siklus II
telah terlaksana dengan baik dan
Maslichah, Masnur. 2006. KTSP dasar
pemahaman
dan
pengembangan. Jakarta :
Bumi Aksara
Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Sebuah
Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sunaryo,
Kartadinata.
1996.
Perkembangan
Peserta
Didik. Depdikbud; Jakarta
Usman, Samatowa. 2006. Bagaimana
Membelajarkan IPA di
Sekolah Dasar. Jakarta :
Depdiknas
Download