BAB I Pendahuluan

advertisement
 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I 1 BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Universal Access adalah komitmen pemerintah untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar air minum dan sanitasi masyarakat Indonesia. Melalui kerja sama
lintas sektor di pusat dan daerah, serta dukungan swasta, masyarakat dan lembaga
donor, Indonesia optimis mencapai Universal Access Air Minum dan Sanitasi pada
Tahun 2019 seperti yang diamanatkan RPJMN 2015-2019. Hal ini tentu saja
tidaklah mudah karena pada kenyataannya proses tersebut seringkali terkendala,
termasuk belum adanya penekanan regulasi hingga berdampak pada minimnya
penganggaran
maupun
implementasi.
Perencanaan
sanitasi
yang
ditolak
penganggarannya menjadi hal yang biasa terjadi di kabupaten/kota maupun
provinsi karena dianggap tidak ada dasar hukum yang melandasinya. Disamping itu
sanitasi belum menjadi prioritas pembangunan di daerah, padahal sanitasi saat ini
menjadi standar perpsektif kualitas hidup masyarakat. Sehubungan dengan target
universal access, maka realita tersebut sudah pasti akan sangat menghambat.
Menyadari akan hal ini, maka kementerian-kementerian terkait saling bersinergi
untuk mengupayakan lahirnya regulasi sebagai payung hukum pembangunan
sanitasi. Upaya ini diinisiasikan pada Oktober 2013 dan pada akhir Desember 2014
berhasil membuahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 185 Tahun 2014
tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi sebagai payung hukum
pembangunan sanitasi yang meneguhkan seluruh modalitas pembangunan sanitasi
yang telah diterapkan sejak 5 (lima) tahun terakhir di hampir seluruh
kabupaten/kota di Indonesia. Selain perpres, potensi lain sebagai modal advokasi
kabupaten/kota dan provinsi untuk meningkatkan anggaran air minum dan sanitasi
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I terkait aspek regulasi adalah dengan telah diterbitkannya Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004, yang menyebutkan bahwa sanitasi sebagai salah satu
urusan wajib pemerintah daerah. Sebelumnya, telah terbit pula Undang-Undang No.
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang juga erat kaitannya dengan pembangunan
sanitasi khususnya pasal 71.
Menindaklanjuti target pemenuhan akses sanitasi secara menyeluruh, maka
kebijakan
sanitasi
RPJMN
2015-2019
dalam
konteks
Program
Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahap II, lebih berorientasi pada
peralihan tahapan, dari fase perencanaan ke fase implementasi. Eksistensi Program
PPSP Tahap II sebagai bagian dari upaya akselerasi pencapaian Universal access
2019 memiliki peran penting, tidak hanya menjadi instrumen advokasi dan
pengarusutamaan pembangunan sanitasi serta penyiapan dokumen perencanaan
sanitasi
tetapi
saat
ini
yang
terpenting
adalah
penyiapan
implementasi
pembangunan sanitasi yang dituangkan dalam sebuah dokumen strategi sanitasi
kabupaten/kota.
Tahun 2010 s/d 2011, Pokja Sanitasi Kota Langsa telah menyusun Dokumen
Perencanaan Sanitasi, yakni Buku Putih Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK) serta Memorandum Program Sanitasi (MPS). Dokumen-dokumen ini
merupakan dokumen perencanaan sanitasi jangka menengah dan berlaku hingga 5
(lima) tahun. Namun Tahun 2015, Kota Langsa kembali menjadi peserta penyusun
dokumen perencanaan sanitasi, yang akan memutakhirkan kembali dokumen
sanitasi yang pernah disusun sebelumnya berupa Strategi Sanitasi Kota Langsa
(SSK). Penyusunan SSK kali ini diharapkan dapat dilaksanakan secara lebih efisien
dan efektif, baik dari sisi substansi maupun alokasi dana dan waktu karena
mengakomodir pemutakhiran BPS, SSK dan MPS Kota Langsa dalam 1 (satu)
dokumen. Kepesertaan Kota Langsa sebagai pelaksana Program Percepatan
Pembangunan
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Sanitasi
Permukiman
(PPSP)
Tahun
2015
didasarkan
pada
2 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 648- 565/Kep/Bangda/2014 tanggal 17
Desember 2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota sebagai pelaksana Program
PPSP Tahun 2015. Kota Langsa melaksanakan pemutakhiran dokumen perencanaan
sanitasi, antara lain karena dipandang perlunya adanya peningkatan dokumen yang
sudah ada, perlunya percepatan implementasi untuk pencapaian target Universal
Access 2019, serta perlunya dilakukan penyesuaian terhadap RPJMD Kota Langsa.
Terdapat korelasi yang kuat antara dokumen SSK yang pernah disusun sebelumnya
dengan dokumen SSK yang merupakan pemutakhiran dokumen perencanaan
sanitasi Kota Langsa. Disadari bahwa perubahan paradigma yang terjadi dalam
masyarakat, terus berkembang sehingga membutuhkan berbagai upaya preventif
melalui
perumusan
perencanaan
yang
representatif
terhadap
kebutuhan
masyarakat, termasuk penyediaan layanan sanitasi. Gerakan Membangun Langsa,
menuju Masyarakat yang Maju dan Mandiri dalam konteks Universal Access 2019
sebagaimana amanah RPJMN 2015-2019 merupakan upaya pembangunan yang
bersifat berkelanjutan. Jika SSK yang pernah disusun merupakan bagian dari fase
penyiapan dokumen perencanaan, maka SSK yang disusun saat ini menjadi bagian
dari fase implementasi. SSK yang pernah disusun sebelumnya akan menjembatani
peralihan dari kegiatan pembangunan sanitasi yang berfokus pada penyusunan
dokumen
perencanaan
menuju
fase
perencanaan
yang
berorientasi
pada
implementasi. Hal ini kemudian memposisikan dokumen- dokumen perencanaan
sanitasi yang pernah disusun sebelumnya menjadi referensi penting bagi
penyelesaian SSK Tahun 2015.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
3 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Gambar 1.1. Korelasi SSK dan Dokumen Perencanaan Sanitasi sebelumnya dengan
Pemutakhiran SSK Tahun 2015
Sampai Tahun 2014, 444 Kab/Kota di Indonesia Telah memiliki Dokumen (Strategi Sanitasi Kota) Fokus Pada Penyusunan Dokumen Perencanaan (SSK) Target MDGS BPS, SSK, MPS
Kota Langsa 2010 s/d 2011 Fase Perencanaan Menuju Implementasi
Pencapaian Target Universal Access (UA) Dokumen Pemutakhiran SSK Kota Langsa Tahun 2015 Sumber : Pokja Sanitasi Kota Langsa, Tahun 2015
Dokumen Strategi Sanitasi Kota Langsa yang disusun saat ini bersifat urgen
karena akan menjadi dokumen perencanaan berisi kebijakan dan strategi
pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten guna
memberikan arah yang jelas bagi pembangunan sektor sanitasi sehingga dalam
tahap
implementasi
dapat
dilakukan
secara
sistematis,
terintegrasi
serta
berkelanjutan.
Dengan tetap mengedepankan karakteristik dan kearifan lokal masyarakat
Kota Langsa, SSK difokuskan untuk mengoperasionalkan urusan wajib sekaligus
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
4 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I menjadi wujud perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah Kota Langsa terhadap
pengelolaan sanitasi. Secara spesifik, SSK Tahun 2015 diharapkan dapat
berkontribusi positif sebagai salah satu input penting dalam dokumen perencanaan
daerah, menjadi instrumen implementasi RPJMD Kota Langsa Tahun 2015-2019 dan
penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana tertuang dalam RTRW Kota Langsa
2015-2035 pada sektor sanitasi, yang bermuara pada peningkatan kondisi
lingkungan permukiman yang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat Kota Langsa. Dokumen Strategi Sanitasi Kota Langsa menyajikan data
yang esensial mengenai profil eksisting, strategi serta rencana tindak implementasi
pembangunan
sanitasi,
yang
membuat
dokumen
ini
bersifat
urgen
dan
memposisikannya sebagai salah satu dokumen strategis di antara dokumen
perencanaan daerah Kota Langsa, seperti RPJPD, RPJMD, Renstra serta RTRW.
Ilustrasi posisi Dokumen Strategi Sanitasi Kota Langsa direpresentasikan dalam
gambar berikut ini.
RPJPD
KOTA LANGSA
RPJMD
KOTA LANGSA
Gambar 1.2 Ilustrasi posisi
Dokumen Strategi Sanitasi
Kota Langsa
RENSTRA SKPD
KOTA LANGSA
RKPD
KOTA LANGSA
Dokumen Pemutakhiran
SSK Kota Langsa
Tahun 2015
DiImplementasikan ke dalam Dokumen
perencanaan Daerah Kota Langsa
RENJA SKPD
KOTA LANGSA
RTRW
KOTA LANGSA
RDTR
RTBL
Sumber : Pokja Sanitasi Kota Langsa, Tahun 2015
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
5 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Pembangunan sanitasi pada dasarnya terkait erat dengan kemiskinan,
tingkat pendidikan, kepadatan penduduk serta daerah kumuh yang memiliki
pengaruh terhadap kesehatan lingkungan, dan pada gilirannya akan sangat
mengintervensi dalam menentukan taraf produktifitas masyarakat. Pemerintah Kota
langsa
saat ini masih diperhadapkan pada beberapa persoalan termasuk belum
tertanganinya sektor sanitasi. Oleh karena itu Dokumen Pemutakhiran Strategi
Sanitasi Kota langsa diharapkan dapat berperan nyata sebagai rujukan sharing
peran stakeholders sanitasi yang partisifatif, kendali bagi realisasi pembangunan
sanitasi serta dijadikan salah satu instrumen dalam mengestimasi kebutuhan
pembiayaan pembangunan sanitasi. Berdasarkan posisinya, Dokumen Strategi
Sanitasi Kota langsa berfungsi sebagai acuan perencanaan pembangunan sanitasi
jangka menengah termasuk dalam mengakselerasi capaian target universal access
2019 yang pada akhirnya diharapkan dapat bermuara pada perbaikan kondisi
lingkungan dan peningkatan produktifitas masyarakat Kota langsa.
1.2
a.
Metodologi Penyusunan
Metode dan Jenis Data
Metode penyusunan dan mekanisme pemutakhiran SSK pada Program PPSP
II mengalami perubahan. Sistematika dokumen dirampingkan dengan maksud agar
pemerintah kabupaten/kota dapat lebih fokus pada implementasi kegiatan. Lebih
singkat dan berkurangnya kuantitas dokumen, diimbangi dengan jaminan bahwa
substansi penting SSK tidak akan berkurang. Produksi dokumen menjadi lebih
praktis dan mudah dipahami dengan dikembangkannya Instrumen Profil Sanitasi
dan Instrumen Perencanaan Sanitasi. Instrumen Profil Sanitasi digunakan untuk
memudahkan penentuan area beresiko berdasarkan risiko sanitasi. Adapun
Instrumen
Perencanaan
dirancang
untuk
memudahkan
kabupaten/kota
menentukan program dan kegiatan sanitasi khususnya dalam pembangunan
infrastruktur.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
6 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Penyusunan dokumen SSK yang dimutakhirkan pada dasarnya terdiri dari 5
(lima) proses, diawali dengan internalisasi dan penyamaan persepsi hingga
finalisasi. Setiap proses melahirkan output (keluaran) yang akan diterjemahkan
dalam bab dan sub bab serta menggunakan instrumen yang telah ditentukan.
Proses yang dimaksud dijabarkan dalam gambar dan tabel berikut.
Gambar 1.3. Proses Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota langsa
Sumber : Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, Modul 4 Pemutakhiran SSK, April 2015
Tabel 1.1. Penjabaran Proses, Output, Bab dalam Dokumen SSK serta Instrumen
Proses
Output
Proses 1 Internalisasi
dan Penyamaan
Persepsi
Terciptanya kesamaan persepsi
anggota Pokja terkait pemutakhiran
SSK dan kesepakatan atas rencana
kerja Pokja
Tergambarnya wilayah kajian serta
profil wilayah kabupaten/kota
Hasil studi EHRA dan kajian lainnya
Tergambarkannya profil sanitasi
Kabupaten/Kota
Teridentifikasinya
permasalahan
sanitasi (air limbah domestik,
sampah dan drainase)
Ditetapkannya area berisiko sanitasi
Proses 2
Pemetaan Kondisi dan
Kemajuan Sanitasi
Pembangunan
Sanitasi
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Bab dalam dokumen
ssk
Instrumen
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 :
Profil Sanitasi Saat Ini
1. DSS
2. KKL
3. Instrumen
Profil Sanitasi
7 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
Proses
BAB I Output
Proses 3
Skenario
Pembangunan
Sanitasi
Bab dalam dokumen
ssk
Ditetapkannya visi & misi sanitasi
Ditetapkannya zona dan sistem
sanitasi
Ditetapkannya tujuan dan sasaran
pembangunan sanitasi
Analisa kemampuan pendanaan
APBD kab/kota untuk sanitasi
Dirumuskannya
strategiPengembangan Sanitasi
Dihasilkannya daftar program dan
kegiatan pengembangan sanitasi
Dirumuskannya Monitoring Evaluasi
Capaian SSK Evaluasi Capaian SSK
Proses 4 Konsolidasi
Pengaanggaran dan
Pemasaran Sanitasi
Pendanaan indikatif dari APBD dan
non- APBD di Kabupaten/Kota
Proses 5 Finalisasi
Terlaksananya pembahasan untuk
pembangunan sanitasi
Kabupaten/Kota
Instrumen
Bab 3 : Kerangka
Pengembangan Sanitasi
1. Instrumen
Profil Sanitasi
2. KKL
Bab 4 :
Strategi Pengembangan
Sanitasi
Draft Bab 5 dan
Lampiran 4 Program,
Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sanitasi
1. SWOT
2. KKL
1. Instrumen
Perencanaan
2. Sanitasi
3. KKL
Bab 6 :
Monitoring dan Evaluasi
Capaian SSK
Bab 5 dan Lampiran 4
Program, Kegiatan dan
Indikasi Pendanaan
Sanitasi
Dokumen SSK
ditandatangani oleh
Ketua Pokja/Walikota
Sumber : Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, Modul 4 Pemutakhiran SSK, April 2015
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi
Kota langsa terdiri dari data primer dan data sekunder. Data Primer yakni data yang
diperoleh dari survei lapangan dan interview dengan narasumber. Sedangkan data
sekunder yakni data yang diperoleh dengan melakukan studi literatur terhadap
dokumen-dokumen strategis antara lain Kabupaten dan Kecamatan Dalam Angka,
RPJPD, RPJMD, APBD, RPI2JM, RTRW, termasuk dokumen kebijakan-kebijakan
pusat dan daerah terkait sanitasi lainnya. Demikian pula dengan referensi yang
berfokus pada sektor sanitasi seperti Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota langsa,
Strategi Sanitasi Kota langsa (SSK), dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kota
langsa.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
8 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I a). Teknik Pengumpulan Data
9 Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik, antara lain :
□
Desk Study (kajian Literature, data sekunder)
□
Field Research (Observasi, wawancara responden)
□
FGD dan indepth interview
b). Analisis dan Instrumen
Analisis dilakukan terhadap Hasil Survay Studi EHRA dimana penentuan
jumlah dan lokasi Studi EHRA akan menggunakan metode Sampling dan Stratifikasi
secara proporsional, kemudian diinput dan diolah dengan program Epi Info dan
SPSS hingga melahirkan nilai indeks risiko sanitasi. Area berisiko sanitasi diperoleh
dengan menggunakan 3 (tiga) instrumen, yakni hasil Studi EHRA, Data Sekunder,
serta Persepsi SKPD. Selain Studi EHRA, analisis juga dilakukan terhadap 6 (aspek)
lainnya seperti peranserta masyarakat dan dunia usaha, kelembagaan, keuangan
daerah dan sebagainya. Instrumen lain yang digunakan dalam penyelesaian
dokumen adalah Diagram Sistem Sanitasi (DSS), Kerangka Kerja Logis (KKL),
Instrumen Profil Sanitasi, Instrumen Perencanaan Sanitasi, serta Analisis SWOT.
b.
Proses Penulisan
Proses penulisan Dokumen Strategi Sanitasi Kota langsa dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, yakni :
1.
Tahap Prapenulisan;
Tahap prapenulisan berorientasi pada kegiatan awal yang diperoleh melalui
penyepakatan-penyepakatan anggota Pokja. Selain itu, dibutuhkan pula
proses pengumpulan data dan studi literatur terkait materi dokumen yang
akan disusun, baik yang diterbitkan oleh Pokja AMPL maupun sumber lain
yang relevan.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
2.
BAB I Tahap Penulisan Draft;
10 Penulisan draft berorientasi pada pengembangan ide yang masih bersifat
tentatif yang secara sistematik didasarkan pada outline yang telah ditetapkan
3.
Tahap Revisi;
Revisi adalah tahapan yang dilakukan untuk memperbaiki ide yang telah
dituangkan
dalam
draft,
berfokus
pada
penambahan,
pengurangan,
penghilangan dan penataan isi tulisan sesuai pedoman penyusunan SSK,
pembahasan internal, konsultasi publik, dan hasil penilaian / QA (quality
assurance).
4.
Tahap Penyuntingan;
Penyuntingan umumnya merupakan perbaikan / perubahan-perubahan yang
dilakukan terhadap struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format
dan lebih berorientasi pada aspek bahasa
5.
Tahap Publikasi
Tulisan akan berarti atau bermanfaat jika dapat dibaca oleh target yang
menjadi sasaran dilakukannya penulisan dokumen. Publikasi Dokumen SSK
akan dipublikasikan, baik dalam bentuk fisik / buku maupun dalam bentuk
digital / soft terutama melalui Sistem Monev berbasis web PPSP
c.
Proses Penyepakatan
Penyepakatan data serta teknis penyelesaian dokumen, termasuk hasil akhir
SSK diperoleh melalui diskusi (focus group discussion) yang dilakukan secara
partisipatif dengan melibatkan pihak terkait pembangunan sanitasi, tidak saja
didasarkan pada studi literatur tetapi juga melalui pendekatan empirik.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
1.3
BAB I Dasar Hukum
11 Peraturan-peraturan (nasional, provinsi, dan daerah) yang menjadi dasar
dalam penyusunan pemutakhiran strategi sanitasi kabupaten/kota dan juga
pemutakhirannya.
Undang-undang
1).
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;
3).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman;
4).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
5).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air;
6).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
7).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang;
8).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
9).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintahan
Daerah;
10). Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
11). Pengelolaan Sampah;
12). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
13). Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun
2009 tentang
14). Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Peraturan Pemerintah :
1)
12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air;
2)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air;
3)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai;
4)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
5)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
6)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Limbah B3;
7)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
8)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Standar Pelayanan Minimum;
10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
11) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
12) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Peraturan Presiden Republik Indonesia
1)
13 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Tahun 2014 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20152019;
2)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Keputusan Presiden :
1)
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan;
2)
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
3)
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun
2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
Peraturan Menteri Republik Indonesia
1)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1992
tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air;
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 294 Tahun
2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
3)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1995
tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang
Pekerjaan Umum;
4)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
5)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2010
tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
6)
BAB I Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;
7)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
8)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
Keputusan Menteri ;
1)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
1995 tentang Program Kali Bersih;
2)
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 269 Tahun
1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL Departemen
Pekerjaan Umum;
3)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 337
Tahun 1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen
Pekerjaan Umum;
4)
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 296 Tahun
1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL -UPL Proyek Bidang Pekerjaan
Umum;
5)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829 Tahun 1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan;
6)
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia
Nomor 534 Tahun 2000 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Permukiman;
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
14 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
7)
BAB I Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL;
8)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik;
9)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205 Tahun 2004
tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);
10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan;
11) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM);
12) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
13) Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 648-565 Tahun
2014
tentang
Penetapan
Kabupaten/Kota
sebagai
Pelaksana
Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015.
Peraturan Daerah :
1. Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Sekda Kota Langsa
2. Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa
3. Qanun Kota Langsa Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Lembaga Daerah Kota
Langsa
4. Qanun Kota Langsa Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Kesehatan
5. Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Sekda dan Setwan Kota
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
15 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I 6. Qanun Kota Langsa Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas, Lembaga Teknis
7. Qanun Kota Langsa Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Peraturan Walikota Langsa No. 30 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Langsa 2007- 2012
9. SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP
Daerah dan RPJM Daerah
1.4
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada pemutakhiran SSK terdiri dari 6 Bab dengan
rincian tiap Bab sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan pendahuluan yang mencakup: (1.1) Latar Belakang, (1.2)
Metodologi Penyusunan, (1.3) Dasar Hukum dan (1.4) Sistematika Penulisan
Pemutakhiran SSK.
Bab 2 Profil Sanitasi Saat Ini
Bab ini (Beserta Lampiran 1) menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum
Kabupaten/Kota yang mencakup: (2.1) Gambaran Wilayah meliputi administratif,
kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan perekonomian daerah,
kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab
setiap perangkat daerah, komunikasi dan media. (2.2) Kemajuan Pelaksanaan SSK,
(2.3) Profil Sanitasi Saat ini, dan (2.4) Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak
Sanitasi.
Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup informasi:
(3.1) Visi dan misi Sanitasi, (3.2) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan
zonasi) dengan sub penjelasan bab (3.2.1) Tahapan pengembangan sanitasi,
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
16 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I (3.2.2), Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi, (3.2.3) Skenario pencapaian
sasaran (3.3) Kemampuan pendanaan sanitasi daerah.
Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek
teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi,
partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan
keberpihakan pada masyakarat miskin). Strategi dapat disusun menggunakan
analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) atau perangkat analisis
lain (contoh: Gap analysis, balance score card dll) . Selain itu, bab ini juga
memberikan informasi detail mengenai program dan kegiatan yang dihasilkan dari
simulasi menggunakan Instrumen Perencanaan Sanitasi. Lengkapi dengan informasi
mengenai: lokasi kegiatan, kelompok sasaran/penerima manfaat (beneficieries),
tahun pelaksanaan, instansi pelaksana, dll.
Secara detail informasi dimasukkan
dalam Lampiran 4. Informasi Strategi Pengembangan Sanitasi meliputi: (4.1) Air
Limbah Domestik, (4.2) Pengelolaan Air Limbah, (4.3) Drainase Perkotaan.
Bab 5 Program, Kegiatan, dan Indikasi Pendanaan Pembangunan
Sanitasi.
Bab
ini
menjelaskan
mengenai:
(5.1)
Ringkasan
kebutuhan
investasi
pengembangan sanitasi (air limbah domestik, persampahan, dan drainase) 5 (lima)
tahun kedepan baik berdasarkan sumber anggaran (APBD Kabupaten/Kota, APBD
Provinsi, APBN dan partipasi swasta/CSR, Partisipasi Masyarakat berserta Funding
Gab, (5.2) Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan
Pemerintah, (5.3) Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber
Pendanaan non pemerintah, dan (5.4) Antisipasi Funding Gap.
Pada dasarnya Bab 5 (beserta Lampiran 4) merupakan hasil pembahasan yang
diperoleh saat internalisasi dan eksternalisasi program dan kegiatan setelah
dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa
17 Kota Langsa 2015 ‐ 2019 SSK
BAB I Bab 6 Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK
18 Bab ini menjelaskan mekanisme monev implementasi SSK 5 (lima) tahun kedepan.
Lampiran-lampiran
Pokja
Sanitasi
Kota Langsa

Lamp 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

Lamp 2: Hasil analisis SWOT

Lamp 3: Kerangka Kerja Logis

Lamp 4: Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi

Lamp 5: Deskripsi Program

Lamp 6: Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang potensial

Lamp 7: Kesiapan Implementasi

Lamp 8: Rencana Kerja Tahunan
Download