KERAGUAN KEPADA TUHAN PADAREMAJA Muhammad ldrus Universitas Islam Indonesia Abstract This article Is an efforl. to describe the development faith from childhood to adolescence. The Fowler's theory of faith development is used as reference. The focus of this article is to answer the question on how children who already developed ( /ea med f rom child) can later on show doubt In their religion. The failure to overcome the life crisis and social influence Is believed to be the important factor for the emergence of religious doubts. Keywords: Religious doubt, fa;th development, adolescence lni Pengantar leblh menguatkan dilakukan Peran orangtua kepercayaan dalam atas Tuhan menanamkan kepada anak dan remaja pastilah sangat penting. pandangan ini dlsampaikan Kebenaran sekurang-kurangnya Artanto (2006) melalui pembentukan Kongkrit. orang gagasan­ eksistensi Akhlr Operas/anal bahwa sangat anak yang bahwa kunci kepercayaan dibangkltkan ( i m a n ) . dari anak dan 01 mengembangkan tegas menyatakan perkembangan adalah rumah, diterimanya r u m a h tempat kepercayaan a n a k - a n a k pemahaman ntuk terhadap mengungkap U akan d i gunakan mes Ja owler W. F mengenai kepercayaan, teoretis memahaml diajarkan dan pada menerima mereka Mereka apa tanpa yang kritlk, ang y yang perintis teori dimaksudkan nelitian pe mpiris dan e mentara se ni diakui l untuk eksi refl ecara s intemasionar sebagai psikologi agama yang sangat nting pa yang (Cremers, bahkan memposisikan psikologl agama angan sama, 1995). tu1isannya sebagai ames J perkembangan mencontoh kepercayaan orang sekitar dan menjadikannya tersebut per ke mbangan adalah tahap dewasa mereka. masalah eori kepercayaan atau keimanan menurut menunjukkan sekitar t W. Fowler (1978, 1982, 1988, 1995, 2001). Tuhan dengan memproyeksi ide dari orang di mungkin Teori Perkembangan Kepercayaan Fowler tentang siapa dan bagaimana Tuhan. Trttley lebih kepada dak ti orangtua dan gurunya anak-anak memilikl gambaran secara menjadi maja menjadi memilikl keraguan terhadap keberadaan Tuhan? (2001a) dengan akan yakin Apakah re pengajaran bahwa remaja benar-benar uhan? T lebih merupakan doktrin yang dihasilkan dari Melalul dalam keberagamaan benar dan gagasan yang dimitiki anak mengenai Tuhan pengajaran. panting komitmen apakah Anak mengungkapkan yang menyimpulkan remaja.Yang kemudian menjadl pertanyaan adalah: sendirinya Usia penetitian bahwa peranan orangtua dan pola asuh yang dilaksanakannya penelitlan yang bertopik Konsep Tuhan pada Artanto hasil Hart (1990) yang antara dua remers C lam Da 995) (1 owler pada F macam psikologi kepercayaan bagi dirlnya. Alma dan Heitink persil (1994) mengungkap bahwa orangtua adalah perkembangan model identifikasi yang sangat penting bagi berpengaruh keberkembangan agama anak. perkembangan yang bercorak psikoanalisls Pemyataan PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun X1 Januari 2006 paradigmatis dewasa nJ, l ang y yaitu paling psikologi 27 Muhammad ldrus dan psikologi perkembangan konotatif yang Khusus bercorak perkembanqan struktural-konstruktif. tahap diadopsi Fowler dari Piaget (Fowler, bahwa pemikiran Jean yang 1978) manusia Konsep menunjukkan mengembangkan tersebut sama ke lo m po k untuk seluruh ataupun kelompok­ budaya-budaya (universal). yang digunakan Fowler merujuk pada dikemukakan Smith. Smith tahap (1) primal literal faith; (4) synthetic-conventional faith. Pada Tahap Faith. Primal terjadi pada usia awalnya kepercayaan O tahun Fowler sampai ini 2 tahun. menamakan (1981) tahap awal ini sebagai undifferentiated faith, oleh (Fowler, Wilfred pribadi, yaitu benih rasa. baik rasa Cantwell kasih sayang masih bersatu dan tidak dapat dibedakan. (1981) Lebih bahwa Janjut diungkap kepercayaan Fowler elementer orientasi ada1ah suatu rasa yang menyusun gambaran kepribadian seseorang menanggapi nilai dan tentang suatu realitas yang dapat diandatkan kekuasaan anak untuk membentuk kualitas mutualitas, transenden, suatu berbagai percaya, otonomi, keberanian, harapan dan menyatakan 1981) karena apa bahwa kepercayaan eksistensial merupakan kualitas remaja adalah kepercayaan yang belum dibedakan. Hal inl Konsep tentang agama dan kepercayaan yang dan mereka faith; (2) intuitive-projective faith; (3) mythic­ proses mentalnya melalui tahapan, dan tahap..tahap anak orientasi terhadap dirinya, sesamanya dan alam semesta yang kuatnya kepercayaan, otonomi, harapan dan dilihat, dan keberanian tradisi kumulatif. menurut dipahami lewat bentuk-bentuk Kepercayaan Smith (Fowler, itu sendiri bersifat 1981) manusia. manusia yang merupakan dimifiki dengan bahwa Artinya hal kepercayaan satu manusia. ini Smith manusia kodrat, Dalam (1981) standar bagi alamiah kaitannya menyatakan adalah manusia yang berkepercayaan. Fowler adalah pola eksistensial Dalam tentang mengulas pendapat kepercayaan awal mengungkap (1995) kepercayaan awal ini, Fowler Cremers bahwa dan tahap elementer yang ditandai oleh cita rasa yang bersifat praverbal terhadap kondisi-kondisi eksistensi, yaitu rasa percaya dan setia yang elementer pada menyebut (1978) sesuatu menghadapi kepercayaan selanjutnya. universal yang dimiliki bersama oleh semua umat dalam perkembangan yang kepercayaan universal, ciri semua orang dan lingkungan yang dari mengasuh sang bayi, serta pada gambaran seluruh hidup, tindakan dan pengertian diri kenyataan yang paling akhir dan mendasar. semua manusia, entah mereka menyatakan Lebih lanjut diungkap oleh Cremers (1995) diri sebagai orang yang percaya dan orang bahwa berkeagamaan pengalaman tidak percaya tampak atau pada betapa sebagai semata, tetapi Dalam kepercayaan atau yang sebagai atau dalam yang hal tidak terutama hidup disebutnya eksistensial, apapun. orang kepercayaan dipahami kepercayaan sebagai ini harus religius sebagai ofeh Fowler kepercayaan bahasa Dalam teorinya, memberi nteraksl (1981, 1995) dan mutual, saling antara i yang secara dan di dalam berupa saling menerima yang bersyarat Jika anak dan pengasuhnya, onsisten memenuhi ebutuhan k memberi yang Fowler berakar faith relasi dirituatisasikan dafam semacam permainan agama disebut sebagai iman. B primal perhatian k serta nta tak ci epada anak. k merujuk diajukan merupakan pada tahapan kson Eri tahapan (1963), pslkososial ahapan ni t terjadinya s i dan krisi menggambarkan tujuh tahap perkembangan k kepercayaan sebagai kejadian penting yang sebagal tahapan awal yang diajukan paling menentukan perjatanan religius setiap dalam orang. (1963) menyadari bahwa kepercayaan yang Ketujuh tahapan tersebut adalah (1) onflik antara epercayaan dan k tahapan ecurigaan, k psikososialnya. Erikson kson Eri primal faith; (2) intuitive-projective fa#h; (3) dihasilkan dari pengalaman masa bayl mythic-literal faith; (4) synthetic-conventional bergantung pada banyaknya makanan atau faith; demontrasi (5) indMduative-reflective conjunctive 28 faith; (7 ) faith; universalizing (6) faith. namun kasih lebih sayang pada yang ualitas k ak tid drberlxan, hubungan PSIKOLOGIKA Nornor 21 Tahun XJ Januari 2006 KERAGUAN KEPAOA TUHAN PADA REMAJA pengasuhan. (terutama percaya Bagi ibu) Erikson,·· Orangtua-1ah yang pada diri menciptakan anak mereka rasa dengan sebagai masa meletakkan undffferentiated dasar yang� faith, kepercayaan dan mutualitas, tahapan berikut dari kepercayaan model pengasuhan sensitif yang berkualitas, merupakan gabungan hasil pengajaran dan dan bayi. contoh-contoh signifikan dari orang dewasa, Selanjutnya jika bayi merasa kebutuhannya anak-anak masih dikuasi oleh egosentrisme terpenuhi, maka dia akan mengembangkan kognitif rasa aman dan percaya. imajinasi atas dasar Pada Fowler kebutuhan situasi individual semacam itulah terbentuknya (1981) menurut kepercayaan dan pengembangan (Fowler, kemampuan Pad a 1981 ). kondisi tersebut menurut Cremers (1995) dan Wulff anak (1991), tidak mampu membedakan pada diri bayi, baik rasa percaya pada cara perspektifnya pengasuhan lain, sehingga tidak sanggup mengambil allh yang diberikan, lingkungan sendiri dari perspektif orang diri perspektif orang lain, serta daya imajinasinya sendiri, kepercayaan pada dunia yang lebih merajalela dan menguasai pikirannya tanpa luas dimulai dari lingkungan sang bayi dan dihalangi pengasuhnya, yang dimediasikan oleh tubuh hukum-hukum pemikiran yang logis. yang dan disiapkan, suara kepercayaan mereka, serta pada pola-pola pengasuhan anak yang diberikan. Carver & Scheier menengarai (1996) bahwa rasa dan dikendalikan Cremers sedikitpun oleh menenqarai (1995) pada kondisl tersebut proses berpikir anak bersifat agak episodis, anak mengalami dan percaya oleh bayi direfleksikan dengan cara memikirkan dunia sebagian demt sebagian, makan yang mudah, tidurdengan nyaman. masing-masing unsur belum berkaitan satu Lebih lanjut diungkap Carver & Scheier, bahwa (1996) ditingkatkan rasa percaya dengan ini interaksi dapat dengan dengan yang lain secara mantap, tetapi lebih diasosiasikan pemberian perhatian secara tepat, responsif Ditambahkan terhadap dialog anak, Sebaliknya muncu/ rasa dan ketidakpercayaan karena per1akuan, tersebut atau tidak menyayanginya. akan ketidak-konsistenan secara emosional diinginkan atau hal adanya dengan saatnya menurut irama dan aturan perasaan serta fantasinya. yang Fowler {1981) muncul pada bahwa masa dialog­ intuitive­ projective faith bercirikan dual-monologues, setiap pembicaraan menyimpulkan pengalaman tentang dan sebagai minat ca r a identitasnya, persepsinya yang tidak erkait dengan perspektif orang lain. penolakan. t Cremers (1995) mengungkap bahwa pengalaman pemisahan dan ketidakhadiran sementara sang menjadikan anak ibu dan bapak menyadari akan akan adanya Sebagaimana diungkap Fowler (1981) bahwa kepercayaan anak masih merupakan gabungan hasiJ pengajaran dan contoh­ contoh signifikan dari orang dewasa, dengan dunia yang terpisah dari dirinya. Se!ain itu ha! begitu pengenalan kepercayaan anak-anak tersebut sifatnya masih bahwa menumbuhkan juga orang ternyata lain, Cremers, dari akhirnya bagaimanapun tetap mengkhianatinya. se t!e Lebih pengalaman manusia tidak diungkap tersebut dasar tetap akan kebijaksanaan juga, dan jauh pengalaman menjadi keteraturan, kesadaran tahap faith. kepercayaan Fowler Tahap ini adalah yang intuitive-projective bertangsung antara usia 2 menya me r angsang, l perhatian urkan, dan spontan serta Pada akhirnya contoh-contoh yang diberikan daya dewasa merupakan pembentuk tahapan yang kepercayaan alat paling religi bantu kuat dan dalam seorang anak sesuai dengan persepsinya. Mythic-Literal tahun hingga 6 tahun, atau 7 tahun. Setelah dalam melalui masa yang oleh Fowler disebutnya menurut PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 berhas i l gambaran intuitif dan proyektifnya pada llahi. orang eksistensial anak mengarahkan Intuitive-Projective Faith. Tahapan kedua dari epercayaan autoritatif lahiriah orang bagi posisinya ni Cremers i k membentuk, sebagai bawahan. diajukan bentuk dewasa, pada kekuasaan. dan ruan. Dalam hal ti {1995) menambahkan bahwa dengan meniru fase Faith. Tahapan rkembangan pe Fowler adalah tahap etiga k kepercayaan mythic-literal 29 Muhammad ldrus yaitu faith, kepercayaan mistis harfiah. operasional formal menandai permulaan Tahapan lni dialami anak usia antara 7 tahun tahap kepercayaan ini. Tahap ini bagi Fowler hingga 11 tahun. Sesuai tahapan kognisinya, (1981) merupakan tahap konformlstis. Hal ini pada masa ini anak mulai dapat berpikir log is, karena adanya penyesuaian individu dengan dan harapan mengatur kategori baru. sistematis dunla dengan Pada tahap mengambil masyarakatnya. menemukan lni anak makna Anak koherensi kategori­ bahwa cerita jauh diungkap orientasi menjadl pada karena cerita dipilih Pola kepercayaan yang dibangun remaja pada afektif, dan sosla1 Fowler yang penting bagi dirinya (significant others), dan naratif dan dengan mayoritas orang. Pada tahapan ini, pokok tahap ini, utama muncul keinginan penyesuaian Dengan kesetiakawanan menciptakan, untuk diri kelompok, anak remaja lain (1981) sebagai sarana lni seorang menyesuaikan diri dengan orang untuk menyatukan dan menllai pengalaman. sarana orang­ berstfat konvensional, sebab secara kognitif, makna hal yang orientasi penilaian-penllaian tradisi bentuk-bentuk naratif (Fowler, 1981 ). Lebih dan orang yang panting (significant others). khusus dari secara dan secara melakukan dengan sedangkan kelompok­ loyalitas antar pribadl dan dalam menyusun, menyimpan dan menyampaikan ketompok tampak begitu tinggi. Di fain sisl, seluruh remaja menyadari artJ eksistensinya, dan dengan juga sudah mulal bantuan cerlta anak mampu memberikan arti keunikan dirinya, yang mungkin tidak dapat dan dikomunikaslkannya kesatuan pada pengalamannya. seluruh Carita cakrawala naratif tersebut dapat berupa mitos, cerita drama, ataupun cerita-cerita dalam kitab sucl. Pada tahapan inl, atau gambaran bertindak dengan secara keras seorang tentang konsekuen, (Cremers, penguasa sikap 1995). dan Lebih bahwa lanjut dalam mempunyal Kelemahan pada pegangan sendiri, cerita diproyeksikan otonom yang selalu keadllan tidak dan kewajaran. bermasalah dalam cerita, kejujuran, Hal manakela lingkungan digambarkan slkap inl mungkin enek hidup menghadapl dari dalam luar, dirinya, memunculkan pertu antropomolf, datang dari kelompok­ selalu serta yang pertanyaan "sfapakah saya?". tahap lni adalah semua pelaku dalam cerita­ memllikl diri yang jika secara kepada Remaja berasal kemudian yang memperhatikan tegas, gambaran yang Tuhan difbaratkan sebagal seorang pribadl, orangtua, ketompoknya. diungkap tahap suatu yang dan ini belum tentang penllaian menyusun suatu dan identltasnya mempunyai untuk mempertahankan (1981) pemahaman pasti belum Fowler remaja dan perspektif yang bebas. Pergumulan inilah yang oleh Erikson disebutnya (1963) "idea!" sebagaimana diri, namun kenyataannya terjadi yang dalam sebagai krlsls gambaran karena Jdentitas Fowler (1981) ketidaksesuaian dan kehidupan selalu diwamai dengan pola yang kejanggalan antara gambaran-gambaran diri kerap dengan bersebrangan dengan nilai ideal. Di laln sisi, anak belum dapat menjauhkan diri dari medan secara cerita kritis abstrak, arti dan sedangkan tidak arti untuk merefleksikan umumnya harfiah harfiah yang (arti bersifat simbolis), menentukan dan membatasl pengertlan anak. adalah convenlional faith, tentang Pada Tuhan yaitu tahapan sebagal Tuhan Faith. tahap Tahap synthetic­ 30 transisi pada kepercayaan dewasa. pada dipantulkan memandang "konvensional", diyaklni oleh sintetls kumpulan berbagai usia kemampuan Terjadlnya 12 tahun, berpikir macam sikap, nllai, gambar, dan keyaklnan kepercayaan umum yang konvensional (Cremers, 1995). Sistem mencerminkan menuju remaja yang sebagalmana tahun perubahan yang pandangan konvensi mayoritas masyarakat. kepercayaan usia inl suatu konvenslonal. Tahap ini dialami pada usla 12 sampai diri Seakan-akan wajah Allah tersusun bagaikan Synthetic-Conventional keempat nilal oleh orang lain yang pen ting bagi dirinya. masyarakat kesadaran yang pada dialami pola umumnya, kritisnya remaja kepercayaan sesuai namun tahapan PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 KERAGUAN KEPAOA TU HAN PADA REMA.JA operasional formal- melakukan krltik diberikan menjadikan atas remaja ajaran-ajaran lembaga keagamaan yang resmi kepadanya. Meski demikian, kesadaran dirl dan refleksi peranan remaja yang keterbatasan belum berarti, dalam memalnkan karena adanya penggunaan daya refleksinya. mitos slmbol dan upacara, yang dlsatukan orang dengan keterkaitan, simbol-simbol kedalaman akhimya Allah arti itu sendiri. dlpandang sebagai "Pdbadi lain" yang berperan sangat penting dalam hidup remaja hanya itu terhadap diberlkan nilai mencintainya tanpa syarat. Muncul dan nl tahap inl. pada dalam ringkas. ahap T ndividuatif-reflektif. dialami pada owler orang masa ) menandai kesadaran (1995 andangan dunia yang p ain, ndlvidu l T saat adanya F (1 ) mengambil l terhadap asumsi-asumsi terdahulu; kepercayaan faith, ahap i ni i relativitas kritis diterangkan angat s dengan i Bukan intim, kepribadian; ni terjadl dan i individuative-reflectlve awal. hapan ta pribadi paling adalah dewasa mengetahui yang tidak kecuali lnl. sebagai 1981). dipandang ang berada kepercayaan jarak prlbadi mengenal remaja, (Fowler, juga epercayaan k y kepercayaan yang sahabat pallng Allah at-slfat khas sif dewasa kelima memiliki e dalam k Tahap perkembangan kepercayaan pada simbol sebagaimana diungkap Fowler (1981) saling dalam mengfntegraslkan menguasal masa remaja, tetapi banyak juga tulisan Pada leh o (4) meski tahap dianggapnya sakral. Pada tahap ini arti dan identik seseorang yang masa depan yang diantisipasfkan orang dewasa melalul diri iman, satu gambaran mengenai realitas dasar yang Rasa bersatu dengan Yang Transenden dicapai menjadikan identitas dan (2) terhadap slstem mengabaikan otoritas eksternal pengakuan bahwa Allah lebih dekat pada diri dengan munculnya "ego eksekutif' sebagai remaja, ketimbang remaja itu dengan dirinya tanggungjawab sendiri. prioritas Kesadaran memunculkan ini rasa pada akhirnya komitmen dalam dirl kepada Allah dan Fowler(1981) dapat berpengaruh kuat dalam akhir). upaya menata identitas dan tata nilai pe engan begitu rang seo secara tidak konjungktif. pada usla ahap tahap sebelumnya sungguh-sungguh mungkin kepada sebab Allah, dentitas seseorang. iman harus hal ni i t e rhadap i komitmen elain S memberikan akan sangat dimensi tunggal, er, Fowl dasar bagi man I sintetis-konvensional, ciri-ciri berada tahap tahap pada ni l (1 ) yakni Mideologi", keyakinan tetapl yang belum untuk (2) pemegang tradisional; pribadi tidak otoritas ) ebih l mitos yang bersikap perpindahan lainnya, kesatuan alasan karena yang inilah dari polar yang satu keduanya dialeklis menjadikan Fowler pada awalnya menamakan tahapan dan objek ebagai pada otoritas muncu1 prlbadi, kini ia mulai mulai model ini s dilokallsasi lndividu berpikir Pada konslsten, sebagai tidak suatu nllai disadari kemampuan mbentukan pe itu. memillki peranan-peranan (3 kutub merupakan seperangkat kurang ke (barangkali kepercayaan menjadikannya diselidiki mlliknya-; adalah setiap dan kemungklnan kutub 81) (19 utuh. k e1 emahan dan dipersatukan oleran terhadap ambiguitas dan paradoks, seseorang Fowler manakala kini pada sebagai t serta ntang te terpisah kesatuan tu bagi i suatu akhir paparannya memberlkan satu menyadari ldentitas dan pandangan. Pada bagian dalam pembentukan yang dirasakan diperdamaikan, muncul (dewasa menyatukan kontradiksi, akan berpengaruh akan ini baya berusaha dan langsung paparan yang dikemukakan Fowler entingnya Tahap tengah ini T rtentangan mengingatkan p antara yang ahap keenam adalah conjunctive faith, kepercayaan kira-kira D memitih T gambaran diri yang berhubungan dengan-Nya, menurut remaja. dalam komitmen membantunya membentuk identitas d1ri. remaja terhadap Sang Sahabat Karib. Komitmen dan altu y PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 dengan tahap kepercayaan polar­ dialektis). ahap ketujuh dari tahapan kepercayaan T yang dlajukan Fowler adalah faith, kepercayaan yang universalizing universal. Tahap kepercayaan universal lni berkembang pada usia lanjut, sangat dan arang j menengarai menurut terjadi. tahapan ini Fowler Ciri ( khas adalah 1981 ) yang adanya 31 Muhammad ldrus desentrasasi (emptying diri, dan desentrasi pengosongan (Wulff, self) diri menganalisisnya ini diri 1991). Tentang Fowler (1987) secara epistemologi dan dengan sifat-sifat kebapakannya. Simpulan yang dibuat al-Mafigy di atas sejalan dengan pendapat Freud (Crapps, 1994) yang menyatakan bahwa Tuhan tak lain hanyalah aksiologi. Secara epistemologis, desentrasi orangtua ego berarti kemampuan untuk mencocokkan ditegaskan dan Tuhan pertama anak-anak adalah orangtua, menyelaraskan pandangannya perspektif perspektif sendiri orang lain dengan yang semua masuk jangkauan universal yang paling dan Dalam diproyeksikan. Freud (Crapps, Selanjutnya 1994) Tahap kedua, 1992), sewaktu menurut al-Maligy (Nizar, menginjak masa konteks ini, seseorang akan mengenal dunia merasakan dorongan--dorongan rnelalui dorongan seks orang pengalaman lain, dan sehingga kebenaran, tradisi dalam seseorang akan banyak kebenaran dari banyak religius memandang menerima pandang titik bahwa yang biasanya terdiri dari bapak dan ibu. dalam luas. yang perkembangan terjadi yang dalam yang dan timbul akibat yang Dorongan-dorongan sebagai dengan kebenaran universal, namun agama maupun nilai-nilai dalam masyarakat. bersangkutan tidak menghilangkan pemah asal titik pandang kebenaran, dijadikannya parsial sebagai dalam malah justru kekhasan upaya kebenaran menyingkap tabir yang bertentangan yang berbeda, yang justru akan memperkaya yang nilai-nilai ia terutama pertumbuhan dirinya. dianggap remaja baik Hal ini menyebabkan muncul dalam azab dirinya neraka. dan darl berdosa mendapat karenanya bantuan nilai-nilai rasa ia takut akan Oleh membutuhkan melepaskannya kebenaran universal. ada ia merasa Allah azab untuk tersebut. Keimanannya pada tahap ini untuk mencari Keraguan kepada Jerslld, dkk biasanya Tuhan (1978) anak orangtuanya pada menyatakan beragama beragama, sandaran dan bantuan moral. Remaja atau Tahap ketiga, menurut al-Maligy (Nizar, bahwa karena menirukan 1992), dengan bertambahnya orangtuanya yang beragama. Ungkapan ini maka sejalan mengarah dengan dilakukan oleh menemukan penelitian anak penelitian ldrus bahwa beragama orangtuanya. hasil (1998) seorang karena yang yang remaja "warts an" dari Hal senada sekali lagi sesuai Artanto memiliki berdasarkan (2006) bahwa gagasan pengajaran Tuhan orangtuanya. pemahaman dan ah ngaturan ni alam. sudah pengajaran optimum, memitiki orangtuanya. serangkaian proses yang dinamis. 199 5 ) Rumke (MOnks, dkk. 2001) menunjukkan yang mencerminkan masyarakat beberapa hasil stadium. Hal penelitian yang Mun'im 'Abdul yang berlangsung ' Azjz sejalan dengan dilakukan oleh 'Abdul al-Maligy (Nizar, menyimpulkan anak tentang Allah ini melalui bahwa mulai dari 1992) pemahaman masa anak­ kesadaran diberikan lembaga peranan anak k Allah ia membayangkan Allah sebagai tokoh bapak 32 berbeda Cremers, ( bahwa sistem pada remaja kepercayaan sesua i namun tahapan menjadikan atas guru remaja remaja ajaran-ajaran keagamaan yang esmi r kepadanya. Meski demikian, kesadaran diri penahapan. Tahap pertama, pada saat anak­ tentang formalkritik yang umumn y a, kritisnya operasional dan berpikir pola pada melakukan anak sampai remaja mengalami tiga proses mulai ada dan adi j Fowler mengungkapkan kepercayaan bahwa perkembangan kepercayaan kepada sehat eh bol keyakinan Tuhan yang orangtua namun akhimya melalui dan dari ebagaimana diungkapkan sebelumnya, dengan bergerak engalaman bersumber S sekalipun bersifat la la penciptaan orangtua dan guru. Namun, kepercayaan anak terhadap Tuhan, dinamis. mulai P terutama i Allah filosofis. dengan All pe awasan w tentang kepada menghubungkan seorang tentang pengalaman, wawasan dan perkembangan daya pikimya refleksi remaja yang eterbatasan belum berarti, dalam memainkan karena a penggunaan danya daya refleksinya. PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun Xl Januari 2006 KERA.GUAN KEPADA TUHAN PAOA REMA.IA Oalam tulisannya Tambunan (2001) mengungkap bahwa masa remaja sering kali ditandai dengan meragukan mulainya konsep agamanya di masa dan mereka keyakinan akan maka kegagalan kematangan kegagalan individu dalam untuk beragama mengatasi meraih disebabkan krisis pada tahap sebelumnya. kanak-kanak, sehingga Mengambil analogi dari teori Erikson periode in! disebut sebagai periode keraguan (1968) religius (religious doubt). Penelitian al-Maligy epigenetik- (Nizar, kepercayaan individu juga akan mengalami 1992) menemukan bahwa keraguan yang menggunakan maka prinsip perkembangan tahap remaja akan agamanya mutai ban yak dialami situasi yang sama remaja yang berusia 17 tahun, dan kemudian perkembangan siklus menurun pada usia 21 tahun. Hasil penelitian kematangan pada tahap sebetumnya seiring yang Verhoeven . dengan persentase dasar dilakukan Hutsebaut (1991) menyimpulkan subjek yang tidak dan bahwa percaya pada Tuhan bertambahnya bagi individu. sebagaimana hidup. usia- akan perkembangan Jlka pada Artinya, menjadi kepercayaan tahap sebelumnya semakin meningkat pada usia akhir remaja, individu tidak mengalami kematangan dalam sedangkan persentase mereka yang sangat satu percaya menurun pada usia yang sama. maka dtyakini yang bersangkutan tidak dapat tahap kepercayaan eksistensialnya, juga meningkat pada terungkap dari dialog antara Nelson (1997) eksistensial berikutnya. dengan Laura seorang remaja yang tinggal di Sanders Wisconsin, inclividu yang tidak matang dalam satu tahap Keraguan terhadap USA, Tuhan sebagaimana tertuang (1998) psikososial dalam kutipan berikut: tahap kepercayaan Hasil penelitian menunjukkan sebagaimana diajukan bahwa Erikson, akan berdampak pada rendahnya keyaklnan •1 don't know who and where God is, dalam beragama. but I care. I feel a pressure t o fi nd out, to know. God Bila I guess my general idea of is largely influenced by tahap mempengaruhi thought perkembangannya menghadapi gaga! menghadaplnya, childhood views ... • ".... / never really satu seseorang setiap seriously tahap krisis maka hidup hal lni kepercayaannya. perkembangan dan dapat Pada kehidupan, about God is recently; Ijust took it for seseorang akan dihadapkan pada dua titik granted .... • . ekstrim sebagaimana dipaparkan Erikson (1963)-pada setiap tahap selalu terjadi krisis antara dua poslsi ekstrim, positif dan negatif, Dampak Keraguan kepada Tuhan Paparan terjadinya di atas keraguan ber1angsung pada mengisyaratkan terhadap masa Tuhan remaja. yang Hal lni dan beragama keragu-raguan (religious merupakan kehidupan bahwa salah beragama memang doubt) satu pada yang dengan terjadi perkembangan masa Ketidakmampuan juga remaja dalam kepercayaan menjadi hal yang beragama merujuk krisis pada memang manakala remaja tidak dapat bersangkutan menyelesaikan jika hal yang prinsip terjadi. Artinya, epigenetik yang diajukan Erikson (1968) bahwa keberhasilan penyelesaian menjadi krisis landasan mengatasi krisis pada bagi pada tahap awal keberhasilan tahap akan untuk berikutnya, PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 komitmen­ dalam untuk pada usaha akan Rasionalnya, berkembang menyelesaikan satu sendirinya karakteristik remaja melakukan Ketidakmampuan krisis yang sangat menonjol. Keraguan dan konflik yang serius, akan tertentu meny8'esaikan konfliknya. sejalan dengan ungkapan Clark (1958) yang menyatakan individu k omit men tahap, tahap tersebut berikutnya. pada mempengaruhi eksistenslal seharusnya tlngkat eksistensialnya, akan mengganggu akhimya tingkat seseorang. individu telah kepercayaan hanya saja karena kegagalan penyelesaian krisls yang dengan sendirinya kehklupannya- mengganggu maka indvidu siklus tersebut juga akan mengalami hambatan untuk meningkat dari tingkat kepercayaan eksistensial yang 33 Muhammad ldrus saat !tu diataminya. perkembangan Hasil penelitian yang dilakukan Sanders adatah kepercayaan keanggotaan eksistensial dalam kelompok. (1998) menunjukkan bahwa lndividu dengan Biasanya status reference group yang menjadi pusat aktivitas difusi komitmen) (tanpa eksplorasi, ternyata dan memiliki tanpa tingkat kematangan yang rendah dalam keyakinan beragama. difusi Artinya yang individu tidak dengan mampu status menyelesaikan bagi setiap dirinya. lkatan konsekuensi logis ditampilkannya. pula bahwa mengembangkan kepercayaan Kegagalan atas, bila yang memiliki muncul keanggotaannya dari pada teman perilaku Lingren sebaya yang (tt) harus menyatakan memainkan peranan panting dalam kehidupan remaja, dan secara menangani krisis bertemu eksternal akan kelompok tersebut, akan dengan sendirinya mempengaruhi krisis pada tahap difusi temyata tidak dapat beragamanya. individu yang perkembangan dengan tidak internal di lingkungan khas menggantikan ketuarga sebagai pusat aktivitas sosiat remaja. mendukung kepercayaan, akan Begitu juga dalam beragamanya, menjadikan remaja terseret dalam pengaruh mempengaruhi cara lingkungan. Jika tersebut Seorang indiviclu hidup dalam lingkungan sosial yang lebih luas, dan dirinya kelompok aktivitas kelompok seseorang akan beragama. membangun iklim beragama yang sehat, maka dimungkinkan tidak mungkin untuk melepaskan lingkungan individu tersebut. terdorong untuk melakukan aktivitas agama dan Bila pengaruh lingkungan itu kuat bersifat mendukung kepercayaan atau yang Krisis akan dibantu krislsnya. untuk menyelesaikan Sebaliknya, bila pengaruh menjadi semakin keyakinan yang dimiliki remaja, maka remaja terbantu yang lama kepercayaan Sebaliknya, jika memperhalikan matah malah mengganggu krisis kepercayaan dialami remaja, kepada remaja mengalami Tuhan yang Keraguannya putra Tuhan yang kepercayaan dari terselesaikan. agama. menjadi ingkar Tuhan. Apa yang dapat terhadap terjadi pada cenderung nuansa pada anti akan disetesaikan. kurang religiusitas reJigiusitas, yang oleh agama Krisis muncul bahkan kepada Tuhan seorang remaja kelompok tidak untuk atau maka adalah menentang yang dialami dibantu oleh mendapatkan penyelesaiannya. Nabl Nuh dapat membenarkan pandangan ini. Nabi Nuh telah menanamkan keyakinan meningkat. Tuhan ketompok tersebut masalah kecenderungan tidak Tuhan untuk akan anggota akan larut pada aklivitas yang sepl krisis kepada menyebabkannya keberadaan penyelesaian maka akan mengakibatkan kepada kisah proses cenderung terhadap kelompok lingkungan itu kuat dan tidak membantu atau anggotanya kepada Tuhan anaknya, sedemikian namun saat anaknya luar, keyakinan memperoleh pengaruh dari yang temyata ditanamkan Nuh kalah Penutup rupa oleh Penjelasan yang dipaparkan di atas menggariskan suatu pemikiran bahwa boleh jadi pengajaran yang Nuh yang orangtua dan guru. yang tahap perkembangannya remaja mengalaml tidak dalam percaya dipercaya bahwa Nabi ia dibangun datang ia kepada Dalam Tuhan dituliskan percayanya kekuasaan enggan ayahnya, termasuk orang sejarah tidak kepada menyebabkan yang lagi Nuh. sedemikian Nuh kelompok putra Tuhan, menglkuti kapal dan banjir salah saat seorang yang Faktor terakhir yang oleh Fow1er (1988) 34 yang ditanamkan oleh Namun, sesuai dengan menyebabkannya memitiki keraguan kepada Tuhan. Kemampuan untuk mengatasl sukses krisis akan menjalani selanjutnya. membantu tahap Kegagalan remaja perkembangan untuk mengatasi krisis yang berupa keraguan terhadap Tuhan rnenyebabkan remaja mengalami hambatan menjadi korban. diidentifikasikan krisis telah kepercayaan kepada masuk Tuhan berisi pengaruh lingkungan. Ak.ibatnya, putra Nabi berpengaruh terhadap dalam dafam mengikuti perkembangan berikutnya. PSIKOLOGIKA Nomot 21 Tahun XI Januari 2006 KERAGUAN KEPADA TUHAN PADA REMAJA Daftar Pustaka Fowler, J. W . Psychology 1995. Aksan. I/mu dan Sosrokarlono. Laku Ors. Surabaya: RMP. Theology in Study the Development. Citra PT. 1982. Tracy, Jaya Murti. 0. Dalam (Eds.). and of Faith Kepnes, The S., Challenge of Psychology to Faith. Edinburgh: T. & T. Clark LTD: 87-90. Manto, 2006. D.R. Anak Carver, Konsep Akhir Usia Tuhan pada Operasional Fowler, J. W. Pastoral Care. Philadelphia: Fortress 5-21 Press. & S C. Scheier, Perspective on M. F. 1996. Personality: 1968. H.W. Religion. The New Faith The Development Theory. Journal of Empirical Theology, 1, 1, 29-42. Psychology York: 1988. The Enlightenment and Fowler, J. W. Third Edition. Boston:Allyn and Bacon. Clark, 1987. Faith Development and Kongkrit. Jumal Psikologika, XI, (1), of Fowler, McMillan J. 1995. W. Teori Kepercayaan. Company. Cremers. Perkembangan Alih Editor Bahasa A. Agus Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius. Crapps, 1994. R.W. Dialog Psiko/ogi dan Agama: Sejak Wilfiam James Hingga Gordon Allport. Fowler, A.M. Pentenemah J. W. 2001. Theories. Hardjana. Yogyakarta: Kanisius. From 2001. Faith Retrieved the Development November World Wide rn, Web: http://www,youtb,co.za.modeVfaith2. Cremers, 1995. A. Tahap-tahap Perkembangan Menurot James htm Kepercayaan W Fowler. Sebuah Hart, Gagasan Baru da/am J. 1990. D., Impact of Religious Psikologi Socialization in the Family. Oalam Agama. Yogyakarta: Kanisius. Journal of Empirical Theology 3, 1, 59-78. 1963. Childhood and Society. Erikson, E.H. (Second Edition). New York: W.W. ldrus, M. 1998. Otonomi Moral Keagamaan Norton & Company. Inc Mahasiswa Universitas Fakultas Islam Tarbiyah Indonesia. Tesis. Erikson, E.H. 1968. Identity: Youth and Crisis: Yogyakarta: Program Pasca Sarjana New York: W.W. Norton & Company. IKIPYogyakarta. Inc Jersild, Fowler, J. 1978. Life Faith Structural of Trust and Loyalty. Dalam Fowler, J., & S. Keen, A.T., Brooks, J.S., & Brook, D.W. Patterns: Ufe (Eds.). Maps: Conversations on the Journey 1978. The Psychology of Adolescence. :1'1 (Edition). New York: McMillan Publ. Co. Inc. of Faith. Edited by Jerome Berryman. Waco, Texas: Word Books Publisher: MOnks,F.J., Koers, A.M.P & Haditono, 2001. 14-101. Psikologi Pengantar Fowler, J. W. 1981. Stages of Faith: The Psychology of Human Development and the Quest for Meaning. bagiannya. dalam Cet. S.R. Perkembangan: 13. berbagai Yogyakarta: Gadjah Mada University New York: Harper & Row Publishers. PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006 35 Muhammad ldrus Nizar, H. 1992. Pemahaman Keagamaan Oleh Nilai-nilai Remaja Sumatera Barat. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Pascasarjana dan Pendidikan Doktor IAIN Tittley, M .. 2001a. Youth and Discipleship In the di t h e J.L. Level Model. W o r l d W i d e W e b : http://www,youth.co.zalmodel/ages/ Sunan Kalijaga. Sanders, Commitment Retrieved November 10, 2001. From l!lm- 1998. Religious Ego Identity Tittley, M. 2001b. Youth Culture and the and Its Relationship to Faith Maturity. Commitment Level Model. Retrieved 132 (6). November 10, 2001. From the World The Journal of Psychology, 653-658. From Retrieved the World May 5, Wide 2002. W i d e Web: htto:/fWNW.youth.co.za/model/vcultu htto;//proguest.umi.com/oodweb?Oi W e b : res/htm. d=000000036632597&Emt=40eli= l &Mtd=1&1dx=3&Sid=6&RQT=309&L Verhoeven, 0. & Hutsebaut, 0. 1995. Identity and =1 Reliousity. Journal Empirical Theology 8, 1, 46-64. Tambunan, R. 2001. Remaja dan Agama. Retrieved March, 28. 2003. From The Wortd Wide Web: htto://www.e­ psikoloqi.com/remaia/aaama.htm 36 Wulff, 0. M. 1 99 1 . Psychology of Religion: Classic and Contemporary Views. New York: John Wiley & Sons. PSIKOLOGIKA Nornor 21 Tahon XI Januari 2006