BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Seni Musik Disadari atau tidak, dalam kehidupan kita sehari – hari banyak melibatkan musik karena definisi paling mendasar dari musik itu sendiri adalah merupakan bunyi yang teratur. Musik sendiri mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan sehari hari. Terkait dengan seni musik Kamtimi dkk (2005:9) mengemukakan bahwa musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupannya. Kehidupan manusia tidak lepas dari pangaruh musik karena dari dalam diri manusia sendiripun memiliki sumber musik. Seperti pita suara atau dengup jantung yang mirip seperti suara drum band. Wikipedia (2009:1) mengemukakan bahwa saat mulai belajar tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik adalah wadah segala jenis pendidikan. Hal itu muncul secara alami menjadi kebutuhan anak – anak. Menurut Jamalus (1988,3) berpendapat bahwa Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian 7 8 tangga nada bunyi-bunyi tersebut. Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh dari memainkan alat-alat musik. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan dengan setiap orang, sebagaimana sesorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1993,7), dari prespektif interpretasi atau penikmatnya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan itu Machlis (1963:4) berpendapat memahami musik sebagai bahasa emosi – emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata – kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada - nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada – nada yang lain. Masduki (2006:53) musik adalah produk kebudayaan manusia. Keterkaitan antara musik dan manusia selalu menjadi fokus kajian karena kebudayaan musik adalah produk konseptual (cognitive) dan perilaku (behavior) masyarakat. Musik adalah ungkapan rasa indah dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada – nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu 9 bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan. Ewen ( 1993: 33) musik adalah pengetahuan dan seni tantang kombinasi ritmik dari nada – nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi, harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diuangkapkan terutama aspek emosional. Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain diluar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari suatu kenyataan yang selama ini tersembunyi. Musik merupakan ciri khusus species manusia karena musik merupakan aspek perilaku manusia yang ada dimana – mana. Musik bukan hanya bersifat moral normatif, melainkan juga diakui selaras berdasarkan perhitungan para ahli ilmu fisika. Dengan mengenal musik sesorang dapat memperoleh tambahan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara menghargai nilai seni dari suatu musik. Musik diciptakan oleh manusia sebagai ungkapan perasaan dari seorang penulis musik. Tidak lepas dari penghargaan terhadap seni maka Seorang pencipta lagu akan menuangkan segala perasaannya melalui syair – syair lagu yang dia ciptakan, sehingga menyebabkan syair – syair lagu yang berragam sesuai dengan suasana hati sang penulis lagu tersebut. 10 Heru Susanto (2008:13) medium seni mempunyai ciri – ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Ciri medium seni disebut unsur seni. Unsur seni meliputi : 1. Ruang Salah satu unsur seni yang banyak terdapat di beberapa cabang seni adalah ruang. Ruang terdapat dap seni rupa juga terdapat pada seni tari dan seni drama. Akan tetapi ruang tidak terdapat pada seni sastra dan seni musik. Seni suara atau musik tidak mengenal adanya ruang. Ruang yang dimaksudkan adalah ruang yang bersangkutan dengan karya seni musik. Akan tetapi untuk keperluan pementasan sendiri masih tetap memerlukan ruang atau tempat Musik sebenarnya adalah bukan untuk dilihat, tetapi untuk didengar saja. Jadi pagelaran musik, apa yang ditonton sebenarnya adalah di luar musiknya, sedangkan yang termasuk musik adalah apa yang didengar saja 2. Warna Istilah warna dalam musik digunakan dalam hubungan dengan istilah warna nada. Warna nada atau timbre digunakan dalam musik untuk menyebutkan perbedaan kualitas nada yang sebabkan oleh perbedaan bahan sumber nada. Misalnya, nada yang dihasilkan oleh seruling akan berbeda dengan nada yang dihasilkan oleh piano, walaupun nada 11 kedua instrumen itu sama. Perbedaan itu terjadi karena berbeda bahan sumber nada. 3. Nada dan Vokal Nada merupakan unsur musik yang paling utama, sedangkan pada seni rupa, seni tari dan seni drama tidak mengenal nada. Nada merupakan unsur pokok pada musik. Nada adalah suara yang mempunyai frekuensi yang teratur. Sedangkan suara yang mempunyai frekuensi yang tidak teratur disebut dengan “desah”. Nada dapat dihasilkan oleh suara alat atau instrumen musik, tetapi dapat pula dihasilkan oleh suara manusia atau vokal. Musik yang menggunakan nada dari instrumen musik disebut musik instrumen. Musik yang menggunakan nada dari vokal disebut musik vokal dan musik yang menggunakan nada dari instrumen musik dan vokal disebut musik campuran. Ada beberapa sistem nada yang dikenal di dunia. Sistem nada yang menggunakan lima nada disebut “pentatonis” dan yang menggunakan tujuh nada disebut “diatonis”. Contoh sistem nada pentatonis adalah sistem nada karawitan Jawa, karawitan Bali, karawitan Sunda dan sebagainya. Contoh sistem nada Diatonis adalah sistem nada musik barat. 4. Gerak Dalam seni suara atau musik, gerak tampak dalam kekuatan suara – suara nada. Nada dapat disuarakan dengan kaut dan dapat pula disuarakan dengan lemah. Kuat dan lemanya nada inilah yang 12 menjadikan sebuah gerak dalam musik. Gerak dalam musik disebut “Dinamik”. Dinamik dapat menggambarkan semangat yang dikehendaki dalam sebuah lagu. Lagu yang bersemangat misalnya lagu perjuangan akan lebih terasa apabila disuarakan dengan keras dan tegas. 5. Ritme Ritme dalam bahasa indonesia disebut juga irama. Irama itu terbentuk dengan adanya cepat atau lambatnya sesuatu. Dalam seni suara, irama itu terbentuk dengan adanya percepatan atau perlambatan nada – nadanya dengan teratur. Unsur – unsur musik yang dapat berpengaruh mencerdaskan anak antara lain musik yang mengandung nada pendek dan panjang. Nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, trasplantasi suara (mengukur ketinggian nada dari satu nada ke nada lain). Dengan unsur tersebut anak akan belajar matematika dan mengekspresikan nada tinggi dan nada rendah yang berbeda – beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi. Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa pembelajarn seni memiliki keunggulan untuk mengembangkan nalar, emosi serta rasa menghayati terhadap sebuah lagu yang dinyanyikan atau yang didengar sehingga berpengaruh terhadap perkembangan jiwa siswa. 13 2.1.2 Fungsi Musik Bicara mengenai musik Merriam (1964:32) mengemukakan bahwa musik sebagai suatu lambang dari hal – hal yang berkaitan dengan ide – ide maupun perilaku suatu masyarakat. Selain itu Merriam (1964:33) menyatakan 10 fungsi musik yaitu : 1. Fungsi pengungkapan emosional Disini musik berfungsi sebagai suatu media bagi sesorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain si pemain dapat menngungkapkan perasaan atau emosinya melalui musik. 2. Fungsi penghayatan estetis Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila dia memiliki unsur keindahan dan estetika didalamnya. Melalui musik kita dapat merasakan nilai – nilai keindahan baik melalui melodi ataupun dinamikanya. 3. Fungsi hiburan Musik memilki fungsi hiburan mengacu pada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur – unsur yang besrifat menghibur. Hal ini dapat dinilai dari melodi ataupun liriknya. 4. Fungsi komunikasi Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah musik yang berlaku disuatu daerah kebudayaan mengandung isyarat – isyarat tersendiri yang hanya diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari teks ataupun melodi musik tersebut. 14 5. Fungsi perlambangan Musik memiliki fungsi dalam melambangkan suatu hal. Hal ini dapat dilihat dari aspek – aspek musik tersebut, misalnya tempo sebuah musik. Jika tempo sebuah musik lambat, maka kebanyakan teksnya menceritakan hal – hal yang menyedihkan. Sehingga musik itu melambangkan akan kesediahan. 6. Fungsi reaksi jasmani Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat merangsang sel – sel saraf manusia sehingga menyebabkan tubuh kita bergerak mengikuti irama musik tersebut. Jika musiknya cepat maka gerakan kita cepat, demikian pula sebaliknya. 7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma – norma atau peraturan – peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui teks – teks nyanyian yang beisi aturan – aturan. 8. Fungsi pengesahan lembaga sosial Fungsi musik disini berarti bahwa sebuah musik memiliki peranan yang sangat penting dan menjadi bagian dalam upacara, bukan hanya sebagai pengiring. 9. Fungsi kesinambungan budaya Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang berkaitan dengan norma sosial. Dalam hal ini musik berisi tentang ajaran – ajaran untuk meneruskan sebuah sistem dalam kebudayaan terhadapat generasi selanjutnya. 15 10. Fungsi pengintegrasian masyarakat Musik memiliki fungsi dalam pengintegrasian masyarakat. Suatu musik jika dimainkan secara bersama – sama maka tanpa disadari musik tersebut menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik. Selain itu Boedhisantoso, (1982:23) mengemukakan fungsi musik yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai media pendidikan Dalam proses belajar, musik sangat berperan dalam pembentukan berfikir kreatif, sebagai media pendidikan lagu – lagu musik nusantara harus dapat menanamkan jiwa dan budi pekerti yang luhur, misalnya: keagungan Tuhan, cinta orang tua, cinta tanah air dan perilaku yang baik lainnya. 2. Sebagai media hiburan Dalam media hiburan, musik nusantara menempati ruang yang paling luas. Baik musik tradisional sampai musik modern, telah banyak digunakan manusia sebagai sarana rekreatif untuk melepas kecapekan atau kepenatan hidup sehari – hari. 3. Sebagai media apresiasi Musik seni adalah musik yang dinikmati semata – mata karena unsur keindahannya. Musik yang digunakan sebagai media apresiasi di wilayah nusantara sebagian besar masih berkisar pada lagu – lagu seriosa, dikarenakan masih kurangnya apresiasi masyarakat indonesia terhadap musik barat. 16 2.1.3 Hakikat Membirama Birama adalah pengelompokkan ketukan menjadi unit-unit hitungan, dimana musik dihitung dalam hubungannya dengan kerangka waktu. Birama atau maat (Belanda) atau Metrum (Latin) adalah ketukan-ketukan yang datangnya berulang-ulang dengan teratur dalam waktu yang sama pada lagu, yang dalam penulisannya dibatasi oleh garis-garis vertical (Shanti, 2011/10). Jenis birama terdiri dari 2 jenis, yakni binair dan ternair (tunggal dan susun) dan gantung. Pengelompokkan birama berkaitan dengan elemen-elemen musik seperti: melodi, ritmik, dan sebagainya. Shanti (2011/10) menguraikan macam-macam birama, yakni: b) Birama 4/4, artinya dalam tiap, tiap batas garis (yang dinamakan 1 birama)ada 4 ketukan dengan hitungan 1, 2, 3, dan 4; c) Birama 3/4, artinya dalam tiap-tiap batas garis (yang dinamakan 1 birama) ada ketukan dengan hitungan 1, 2, dan 3; d) Birama 6/8 artinya dalam tiap-tiap batas garis ketukan dengan hitungan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6; e) Birama 2/4 artinya dalam tiap-tiap batas garis ketukan dengan hitungan 1, dan 2. Senada dengan pendapat diatas, akhmad (2011/07) mengemukakan bahwa tanda birama sangat menentukan bentuk not, nilai not dan tanda diam. Untuk itu cara membaca setiap karya musik, harus memperhatikan tanda birama. Karya musik ada yang menggunakan birama ¾, 4/4, dan 2/4. Perbedaannya bukan hanya pada pengelompokkan not pada setiap bar, akan tetapi juga berbeda dalam 17 membirama (mengetuk). Cara membirama atau memberi ketukan dasar harus dapat dirasakan baik oleh pembaca itu sendiri maupun oleh pendengar yang lain. Fungsi tanda birama adalah untuk mempertegas perasaan metris (ketukan bertekanan dan tidak bertekanan), menentukan jumlah ketukan dalam setiap birama, dan menentukan not yang digunakan untuk ketukan dasar (kerangka dasar) (Akhmad, 2011). Tim Bina Karya (2007:56) mengemukakan bahwa birama adalah ayunan gerak beberapa pulsa yang pulsa pertamanya mendapat aksen kuat secara berulang dan teratur. Kita mengenal 4 birama, yaitu 2/4, ¾, 4/4, dan 6/8. Tiap birama tersebut memiliki pola dasar memimpin lagu yang berbeda. Pola gerakan ini dipakai oleh dirgen atau pemimpin lagu. Dirgen membirama sesuai birama lagu. Ia bertugas memberi aba – aba agar lagu dapat dinyanyikan dengan baik. 1. Birama 2/4 Pola birama 2/4 dilakukan dengan gerakan menurun diikuti dengan gerakan naik. 1 2 2 1 Pola Gerakan aba aba Pola Gerakan ekspresif 18 2. Birama ¾ Pola birama ¾ dilakukan dengan gerakan menurun diikuti dengan gerakan membuka tangan keluar dan gerakan naik 3 3 1 2 2 1 Pola Gerakan aba aba Pola Gerakan ekspresif 3. Birama 4/4 Pola birama 4/4 dilakukan dengan gerakan menurun, diikuti dengan gerakan tangan menutup dan membuka, setelah itu, dilanjutkan dengan gerakan naik. 1 2 4 4 3 3 2 1 Pola Gerakan aba aba Pola Gerakan ekspresif 19 4. Birama 6/8 Pola birama 6/8 dilakukan dengan gerakan yang mirip dengan pola birama 4/4, namun gerakan menutup dan membukanya dilakukan 2 kali. 6 1 3 6 5 2 4 5 Pola Gerakan aba aba 4 3 2 1 Pola Gerakan ekspresif Tim Bina Karya (2007:54) mengemukakan bahwa ada 3 macam pola irama yaitu pola irama birama 2 memiliki 2 hitungan, pola irama birama 3 memiliki 3 hitungan dan pola irama 4 memiliki 4 hitungan. 1. Birama 2/4 Dalam tiap birama terdapat 2 hitungan yang masing – masing bernilai seperempat. Lagu berirama 2/4 artinya tiap birama terdiri atas dua ketukan. Ketukan pertama dimainkan kuat dan ketukan kedua lemah 2. Birama ¾ Dalam tiap birama terdapat 3 hitungan yang masing – masing bernilai seperempat. Lagu berirama empat artinyatiap birama terdiri atas empat ketukan, ketukan pertama dimainkan kuat, ketukan kedua dan keempat lemah 20 3. Birama 4/4 Dalam tiap birama terdapat 4 hitungan yang masing – masing bernilai seperempat. Pada penulisan not balok, birama 4/4 sering ditulis dengan lambang huruf C. Lagu berirama empat, artinya tiap birama terdiri atas empar ketukan, ketukan pertama kuat, ketukan keempat agak kuat, ketukan kedua dan keempat lemah. Lahardika ( 2009:1 ) mengemukakan bahwa birama adalah suatu ketukan tetap yang berulang-ulang dalam sebuah lagu. Ketukan tetap ini dapat menentukan tempo, dan estetika perpindahan chord. Birama memiliki tanda yang mengandung arti bagaimana ketukan lagu tersebut ditetapkan. Selain birama juga ada istilah membirama, yakni keterampilan yang berwujud pola-pola isyarat dengan menggunakan gerakan tangan dalam memimpin sajian music secara bersama-sama misalnya pada paduan suara. Membirama juga memiliki pengertian memimpin atau memberikan aba-aba kepada segenap atau sekumpulan orang untuk menyanyi bersama. Gerakan membirama berupa gerak ke atas, ke bawah dan ke samping (vertical and horizontal). Gerakan dapat dilakukan dengan tangan atau bantuan tongkat. Dengan adanya birama dan membirama dalam irama maka akan terdengar alunan lagu yang indah dan merdu. 2.1.4 Hakikat Metode Praktek Langsung Metode adalah mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu pendekatan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Mappa dan Anisa, (1994:40) menjelaskan 21 bahwa metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Suryosubroto (1997:26) mengemukakan metode dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran akan berlangsung baik sehingga mencapai hasil yang baik pula. Metode juga merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode praktek langsung. Ahmad (2004:1) mengemukakan Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu katakata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain. Metode praktek langsung dapat digunakan oleh guru, jika materi yang diajarkan membutuhkan penguasaan suatu keterampilan. Metode ini dapat membantu siswa lebih memahami dan menguasai keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Anisa (2011/04) menguraikan kelebihan metode praktek langsung sebagai berikut: a. Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan memecahkan masalah secara langsung, 22 b. Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfisik dalam memecahkan masalah. Selanjutnya kelemahannya antara lain (Anisa, 2011/04): a. Terkadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap alat-alat tertentu, b. Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya. 2.1.5 Meningkatkan keterampilan membirama melalui motode praktek langsung Keterampilan membirama siswa dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran praktek langsung, dimana siswa melakukan sendiri kegiatan membirama dengan pola birama yang telah disajikan oleh guru. Berikut ini langkah langkah penerapan metode praktek langsung pada materi membirama siswa: - Guru memperkenalkan topik membirama kepada siswa - Guru mendemonstrasikan cara membirama yang baik kepada siswa. - Siswa dilatih untuk mempraktekkan secara langsung membirama dengan baik secara kalsikal - Memberi waktu kepada siswa untuk berkonsentrasi berpikir, untuk melahirkan berkreasi berdasarkan hasil pengamatannya sehingga dapat membirama dengan baik. 23 - Menugaskan siswa secara berpasangan untuk membirama dan saling memberikan masukan dalam pasangan masing-masing. - Menilai tingkat keterampilan siswa dalam membirama memberikan penguatan terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam membirama. - Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan. Penggunaan metode praktek langsung siswa diharapkan dapat melakukan sendiri pola birama yang ada sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung yang akan memudahkannya dalam mengingat setiap birama pola birama yang telah dikenalnya. 2.2 Kajian Penelitian yang relevan Suatu penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan oleh Marganingsih Prasetyo, yakni pengembangan perilaku tertib makan melalui metode praktek langsung pada anak kelompok B1 TK pertiwi 24 Sampangan Wirokerten Banguntapan Bantul. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengembangkan perilaku tertib makan pada anak kelompok B1 TK Pertiwi 24 Sampangan Wirokerten Banguntapan Bantul melalui metode praktek langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tertib makan pada anak kelompok B1 TK Pertiwi 24 Sampangan dapat kembangkan melalui pembiasaan dengan metode praktek langsung. Hal ini ditunjukkan dengan anak sudah dapat memegang dan menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu, dengan benar. Secara keseluruhan ada 24 anak (96%) yang sudah 24 mampu memegang dan menggunakan alat makan dengan benar, dan satu anak (4%) yang belum mampu memegang dan menggunakan alat makan dengan benar. Pada siklus II diupayakan untuk dapat meningkatkan keterampilan membirama melalui metode praktek langsung dan dapat mengoreksi kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Dari hasil pengamatan yang ditunjukkan pada siklus II maka terjadi peningkatan menjadi 23 orang siswa yang terampil dalam membirama dan 5 orang yang belum terampil. Jika dirata-ratakan menjadi 82,14% keterampilan membirama telah berhasil. Dengan melihat hasil yang telah dicapai, maka berarti indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini telah tercapai. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tidak perlu melaksanakan lagi siklus berikutnya, sebab dengan melakukan tindakan perbaikan terhadap hal-hal yang menjadi kelemahan-kelemahan, peneliti telah mendapat gambaran hasilnya telah sesuai dengan harapan. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian tindaka kelas ini adalah sebagai berikut: “Jika guru menggunakan metode praktek langsung, maka kemampuan membirama siswa kelas IV SDN 1 Buhu meningkat” 25 2.4 Indikator Pencapaian Apabila 75% dari jumlah subyek penelitian sudah terampil dalam membirama atau meningkat 50% dari hasil observasi awal yakni 25% atau 7 orang menjadi 75% atau 21 orang. Maka penelitian ini dianggap berhasil dan tindakan tidak harus dilanjutkan ke siklus berikutnya.