Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum Islam Oleh : Multazim A.A, [email protected] Abstract Human rights in Islam contains the basic principles of parity, freedom and respect for fellow human beings. The equation, meaning that Islam looks at all the human equivalent, the difference is achievement ketakwaanya. Thus it can be understood that human rights in Islam is defined as basic human rights – rights that are conferred by God Almighty. So human rights in Islam have a characteristic: 1) sourced from revelation, 2) not absolute because it is limited by respect for the freedom of other people's interests/3) right not to be separated from obligations. Keywords: human rights, democracy, islamic law PENDAHULUAN Pada saat ini hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi menjadi isu penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan kini perlindungan HAM merupakan prasyarat bagi kerja sama internasional. Suatu negara yang mengabaikan HAM dapat dipastikan menjadi sasaran kritik oleh dunia internasional, dan akan terasingkan dari pergaulan internasional. HAM, yang pada dasarnya bersifat moral dan bukan politis ini menjadi hal yang penting sekali setelah Perang Dunia II dengan lahirnya Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau DUHAM), pada 10 Desember 1948, yang didukung oleh sebagian besar anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hanya saja, pelaksanaan HAM di banyak negara kini masih mengalami banyak hambatan, termasuk di negara-negara Muslim. Berbeda dengan istilah dan sistem demokrasi yang sampai kini masih diperdebatkan di antara ulama serta intelektual dan aktivis Muslim, hampir semua mereka setuju dengan istilah hak-hak asasi manusia (HAM) ini, meskipun konsep yang mereka kemukakan tidak sepenuhnya sama dengan konsep liberal. Penerimaan ini disebabkan karena essensi dari HAM ini sudah diakui oleh Islam sejak masa permulaan sejarahnya. Di dalam Al-Quran dan Hadits disebutkan bahwa manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di atas bumi, yang dikaruniai kemuliaan dan martabat yang harus dihormati dan dilindungi. Di antara ayat Al-Quran yang menunjukkan hal ini adalah Q.S. Al-Isra’: 70, yakni “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam ...”. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia secara fitrah (natural) memiliki kemulian (karamah) dan oleh karenanya kemulian ini harus dilindungi. Di antara Hadits yang menunjukkan persamaan umat manusia dan penghormatan martabat mereka adalah “Manusia pada dasarnya adalah sama dan sederajat 131 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum bagaikan gigi-gigi sisir, tidak ada keistimewaan bagi orang Arab atas orang non-Arab kecuali karena ketaqwaannya”. Dalam persepektif Islam, konsep HAM itu dijelaskan melalui konsep maqâshid alsyarî’ah (tujuan syari’ah), yang sudah dirumuskan oleh para ulama masa lalu. Tujuan syari‘ah (maqâshid al-syarî’ah) ini adalah untuk mewujudkan kemaslahatan (mashlahah) umat manusia dengan cara melindungi dan mewujudkan dan melindungi hal-hal yang menjadi keniscayaan (dharûriyyât) mereka, serta memenuhi hal-hal yang menjadi kebutuhan (hâjiyyât) dan hiasan (tahsîniyyât) mereka”, Hanya saja, pelaksanaan HAM itu tidak bisa terlepas dari agama dan budaya suatu masyarakat tertentu, sehingga dalam beberapa kasus pelaksanaan HAM bersifat partikular dalam rangka penyesuaian ini dan bukan untuk mempertahankan kekuasaan suatu pemerintahan tertentu. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan peghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama. Satu-satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat AlHujarat ayat 13. “Hai manusia, sesungguhnya kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling takwa.” Kebebasan dalam islam memberikan jaminan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun, demkian pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut mutlak, tetapi dalam kebebasan tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati. Dalam Islam seluruh ras kebangsaan mendapat kehormatan yang sama. PEMBAHASAN A. Hak Asasi Manusia dalam Islam Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara transenden untuk kepentingan manusia melalui syariat Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut ajaran Islam manusia adalah makhluk yang bebas yang memiliki tugas dan tanggung jawab, oleh karenanya ia memiliki hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakan atas dasar persamaan atau egaliter tanpa pandang bulu. Maknanya tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak akan terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Hak asasi manusia dalam Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama 132 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia setara, yang membedakan adalah prestasi ketakwaanya. Hal ini sesuai dengan alQur’an Surat al-Hujurat ayat 13, yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangabangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang mulia diantara kamu adalah yang paling takwa”. Kebebasan merupakan elemen penting dalam ajaran Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan kepada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut secara mutlak, tetapi dalam kebebasan tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati pula. Mengenai penghormatan sesama manusia, dalam Islam seluruh ras kebangsaan mendapat kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut merupakan wujud dari kemuliaan manusia. Manusia dalam ajaran Islam adalah keturunan Adam dan seluruh anak cucu nya dimuliakan tanpa kecuali. Pernyataan ini termaktub dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 70, yang artinya: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di dataran dan lautan, Kami berikan mereka rezki yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. Islam memandang bahwa manusia itu mulia, karena kemuliaan yang dianugerahkan kepadanaya oleh Allah SWT. Kemuliaan itu dikaitkan dengan penyembahan manusia kepada Rabb-nya. Menurut Muhamad Ahmad Mufti dan Sami Salih al-Wakil, Pemikiran Barat memandang bahwa hak-hak asasi manusia merupakan hak-hak alamiyah (al-huquq athabi’iyyah/natural right) yang mengalir dari ide bahwa kedaulatan mutlak adalah milik manusia, tidak ada pihak lain yang lebih berdaulat dari manusia (antrophocentris). Sedangkan dalam Islam hak-hak dasar manusia sebagai anugerah yang diberikan Allah SWT (theosentris) Dari uraian diatas hak asasi manusia dalam Islam didefinisikan sebagai hak–hak dasar manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sehingga hak asasi manusia dalam Islam memiliki karakteristik : A. Bersumber dari wahyu. B. Tidak mutlak karena dibatasi dengan penghormatan terhadap kebebasan/kepentingan orang lain. C. Hak tidak dipisahkan dari kewajiban. 133 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum Adapun Hak Asasi Manusia dalam Islam antara lain: 1. Hak hidup 2. Hak-hak milik 3. Perlindungan kehormatan 4. Kemanan dan kesucian kehidupan peribadi 5. Keamanan kemerdekaan pribadi 6. Perlindungan dari hukuman penjara yang sewenang-wenang 7. Hak untuk memprotes kelaliman (Tirani) 8. Kebebasan ekspresi 9. Kebebasan hati nurani dan keyakinan 10. Status warga Nobmuslim dalam negara Islam 11. Kebebasan berserikat 12. Kebebasan berpindah 13. Persamaan hak dalam hukum 14. Hak mendapatkan keadilan 15. Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia 16. Hak mendapatkan pendidikan. B. Demokrasi dalam Islam Meski prinsip demokrasi itu lahir di barat dan begitu juga dengan trias politikanya, namun tidak selalu semua unsur dalam demokrasi itu bertentangan dengan ajaran Islam. Bila kita jujur memilahnya, sebenarnya ada beberapa hal yang masih sesuai dengan Islam. Beberapa di antaranya yang dapat kami sebutkan antara lain adalah: a. Prinsip syura (musyawarah) yang tetap ada dalam demokrasi meski bila deadlock diadakan voting. Voting atau pengambilan suara itu sendiri bukannya sama sekali tidak ada dalam syariat Islam. b. Begitu juga dengan sistem pemilihan wakil rakyat yang secara umum memang mirip dengan prinsip ahlus syuro. c. Memberi suara dalam pemilu sama dengan memberi kesaksian atas kelayakan calon. d. Termasuk adanya pembatasan masa jabatan penguasa. Sistem pertanggungjawaban para penguasa itu di hadapan wakil-wakil rakyat. e. Adanya banyak partai sama kedudukannya dengan banyak mazhab dalam fiqih. Namun memang ada juga yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam, yaitu bila pendapat mayoritas bertentangan dengan hukum Allah. Juga praktek-praktek penipuan, pemalsuan dan penyelewengan para penguasa serta kerjasama mereka dalam kemungkaran bersamasama dengan wakil rakyat. Dan yang paling penting, tidak adanya ikrar bahwa hukum tertinggi yang digunakan adalah hukum Allah SWT. Jadi tidak mengapa kita sementara waktu meminjam istilah-isitlah yang telanjur lebih akrab di telinga masyarakat awam, asal di dalam pelaksanaannya 134 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum tetap mengacu kepada aturan dan koridor syariat Islam. Bahkan sebagian dari ulama pun tidak ragu-ragu menggunakan istilah demokrasi, seperti Ustaz Abbas Al-`Aqqad yang menulis buku Ad-Dimokratiyah fil Islam. Begitu juga dengan ustaz Khalid Muhammad Khalid yang malah terang-terangan mengatakan bahwa demokrasi itu tidak lain adalah Islam itu sendiri. C. Konsep HAM dalam Islam Agama Islam memerintahkan umat manusia untuk mengikuti bimbingan Yang Maha Kuasa selama hidupnya. Seluruh bumi ini merupakan masjid tempat manusia harus bertindak dalam setiap aspek kehidupannya demi beribadah hanya kepada-Nya. tujuan eksistensi manusia di dunia menurut Islam adalah semata-mata untuk beribadah, menghambakan diri, serta patuh kepada Allah SWT. Dari pernyataan ini mungkin orang menyangka bahwa manusia (dalam islam) tidak memiliki hak-hak selain hanya kewajiban-kewajiban. Pandangan ini tentu saja keliru. Dalam penelitiannya, A.K. Brohi mengatakan,”Dalam totalis Islam, kewajiban manusia kepada Allah mencakup juga kewajibannya kepada setiap individu yang lain. Maka secara paradoks hak-hak setiap individu itu dilindungi oleh segala kewajiban di bawah hukum Ilahi. Sebagaimana suatu negara secara bersama-sama dengan rakyat harus tunduk kepada hukum, yang berarti negara juga harus melindungi hak-hak individual. Kewajiban yang di perintahkan kepada umat manusia di bawah petunjuk Ilahi dapat di bagi kedalam dua kategori, yaitu huquuqullah dan huquuquli-‘ibad. Huquuqullah (hak Allah) adalah kewajiban manusia terhadap Allah SWT yang diwujudkan dalam berbagai ritual ibadah, sedangkan huquuqul-‘ibad (hak manusia) merupakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap sesamanya dan terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya. Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat memaafkan suatu pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seseorang yang harus di penuhi haknya. Meskipun Allah sendiri yang telah menganugrahkan hak-hak ini, dan secara asalnya adalah tetap bagi-Nya serta di dalam-Nya-lah semua manusia wajib mempertanggungjawabkan, Allah tidak akan melaksanakan kekuasaanNya untuk mengampuni pelanggaran hak-hak pada hari akhir kelak. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat memaafkan hak-hak ini. Negara harus terikat memberi hukuman kepada para pelanggar dan memberi bantuan kepada pihak yang dirugikan, kecuali pihak yang dianiaya telah memaafkan pelakunya. 135 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum C. Ruanglingkup HAM dalam Perspektif Islam Selain hak-hak manusia, ada beberapa tujuan sosial tertentu lainnya seperti keadilan, kebahagiaan, keamanaan, serta kadar-kadar bervariasi persamaan hak yang merupakan nilai yang lebih tinggi. Hak-hak manusia yang di batasi untuk kepentingan nilai-nilai ini juga. Kesehatan, beberapa interprestasi yang menimbukkan konflik, dan perbedaan preoritas yang di berikan beberapa hak juga membentuk dasar penerapan pembatasan hak-hak manusia. Tidaklah terdapat hak-hak fundamental yang mengikat perlemen Inggris yang secara teoritis Maha Kuasa. Hak-hak di Inggris itu di bentuk di atas hukum biasa negara itu yang dapat saja diubah oleh perlemen seperti hukum-hukum lainnya. Dewan pengadilan di Inggris tidak mempunyai kekuatan untuk meninjau atau memeriksa pembuatan undang-undang (legislasi) dalam perlemen. Tak ada hukum yang dapat dideklarasikan secara ultra-vires dengan alasan bahwa ia bertentangan dengan hak alami ayau fundamental. Hak-hak disana berada dalam bentuk ketentuan (konvensi) pengadilan berlawanan dengan tindakan-tindakan eksekutif. Hak-hak itu kebal terhadap kekuatan-kekuatan bada legislatif tertinggi. Pernyataan hak-hak manusia (Bill og right) oleh Amerika Serikat yang terdapat pada sepuluh amandemen pertama kontitusi adalah samasama mengikat kongres dan dewan eksekutifnya. Di Amerika Serikat terdapat supermasi pengadilan sebagaimana kebalikan dari supermasi perlemen di Inggris. Badan-badan pengadilan di Inggris dapat mendeklarasikan bahwa legislasi atau perundangan-undangan perlemen tidak kontitusional dengan alasan bahwa ia beretentangan dengan ketentuan dan ketetapan Bill Of Right di Amerika itu. Hal ini diluar kompetensi kongres untuk memodifikasi atau menyesuaikan hak-hak fundamental dalam pandangan adanya keadaan darurat atau bahay terhadap negara itu. Kekuasaan itu terletak pada Mahkamah Agung Amerika Aserikat. Berarti bahwa hak-hak manusia di Amerika Serikat bersifat absolut. Pengadilan-pengadilan itu sendiri telah berkembang dan tersusun melalui berbagai kesempatan yang dalam hal ini hak-hak fundamnetal individu dapat di batasi dalam kepentingan kolektif. Dasardasar dimana negara itu dapat membatasi hak-hak individu itu berlaku dan berasal dari bagian keutamaan pengadilan di Amerika Serikat. Menurut pandangan Islam, tidak ada pihak manusia yang dapat mengurangi, mencabut, serta membatasi hak-hak yang telah di tetapkan oleh syariat. Suatu negara Islam tidak mempunyai pilihan lain kecuali menerapkan hak-hak ini tanpa ada syarat apapun. “dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai 136 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017 Multazim A.A Hak Azazi Manusia di Era Demokrasi dalam Perspektif Hukum Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”(QS al-Azhab: 36). Tidak ada seorang pun, baik dari kalangan umat Islam sendiri maupun dari masyarakat keseluruhan, yang berhak untuk mengganti, melarang, ataupun membatasi ketetapan manapun dari Al-Qur’an dan AsSunnah. HAM dalam Islam merupakan salah satu bagian dari pola umum syariat. Hak-hak ini sesuci hukum-hukumsyariat lainnya, dan dengan demikian hak-hak ini harus diindahlan sesuai dengan syariat. Tidak ada ketetapan Allah yang dapat dikurangi ataupun dibatasi demi hak-hak manusia. Jadi, jelaslah dari bahwa sanya semua hukum yang telah di tetapkan syariat itu membatasi ruanglingkup hak-hak manusia. SIMPULAN HAM dalam Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia setara, yang membedakan adalah prestasi ketakwaanya. Dengan demikian dapat di pahami bahwa hak asasi manusia dalam Islam didefinisikan sebagai hak– hak dasar manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sehingga hak asasi manusia dalam Islam memiliki karakteristik: 1) bersumber dari wahyu, 2) tidak mutlak karena dibatasi dengan penghormatan terhadap kebebasan/kepentingan orang lain 3) hak tidak dipisahkan dari kewajiban. DAFTAR PUSTAKA Hussain, S . 1996. HAM dalam Islam. Jakarta: Gema Insani Press Muawanah, E. 2009. Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Teras Rhona & Smith. 2005. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta:PUSHAM Zainuddin, R. 1979. Hak-Hak Asasi Manusia dalam Islam. Jakarta: Media Dakwah 137 Ar-Risalah, Vol. XV No. 1 April 2017