penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar ips

advertisement
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN
BERENG BENGKEL
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL
Oleh :
ENGRIPIN
Dosen FKIP Universitas Palangka Raya
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar IPS siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD dengan standar kompetensi memahami
lingkungan dan melaksanakan kerjasama sekitar rumah dan sekolah di kelas III SDN
Bereng Bengkel dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang dengan cara bermitra dengan
guru dan penelitian dilaksanakan pada semester I. Kenyataan di lapangan menunjukan
bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah sehingga siswa kurang
termotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan berdampak bagi hasil belajar siswa,
untuk mengatasi rendahnya aktivitas belajar IPS siswa di kelas maka guru
menggunakan media gambar untuk melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) peningkatan aktivitasitas belajar
siswa dan aktivitas mengajar guru dengan media gambar dalam pembelajaran, 2)
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bermaksud memperbaiki situasi
pelajaran di kelas yaitu mencakup 4 langkah dalam satu siklus 1) Penyusunan rencana,
2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Oleh sebab
itu disarankan kepada guru agar benar-benar memperhatikan media dalam mengajar
yang diterapkan dalam kelas.
Kata Kunci: Media Gambar, PTK
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam tahapan-tahapan kehidupannya senantiasa membutuhkan
pendidikan agar dapat melakukan aktifitas sosial di masyarakat tempat mereka berada,
suatu kenyataan anak sebagai mahluk yang belum dewasa harus dibantu, dibimbing,
serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka kepada anak perlu mendapatkan pendidikan melalui kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu maka kepada anak diberikan pelajaran dari
berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu pengetahuan sosial. Menurut
Depdiknas (2003:10) bahwa pelajaran IPS di sekolah diarahkan untuk menciptakan
pengetahuan-pengetahuan yang dapat menimbulkan daya pikir yang kreatif bagi siswa
sendiri.
15 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4
Berdasarkan akar permasalahan yang dikemukakan atas, menurut Nur dan Muclas
dalam Arnyana (2004:5)mengemukakan pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
belajar, perkembangan pengetahuan anak tergantung pada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Maka untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa, peneliti akan mencoba menggunakan media gambar yang tepat untuk
menarik minat siswa. Tindakan ini sangat mungkin dilaksanakan, mengingat gambar
dapat memberikan gambaran situasi nyata di luar kelas yang selanjutnya dapat di bawa
ke dalam kelas sebagai bagian penting untuk mempermudah siswa memahami isi
pelajaran yang akan disampaikan, termasuk tentang kegiatan pembelajaran IPS dengan
sesungguhnya pada siswa.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang, serta pengamatan peneliti seharihari di SDN 1 Sei Pinang, beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran
IPS adalah sebagai berikut :
a. siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS
b. penggunaan media yang kurang bervariasi
c. kurang tersedianya sumber-sumber belajar IPS
d. sebagian besar pembelajaran menggunakan metode ceramah
1.3.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar dalam proses penelitian ini dapat terfokus
pada masalah yang berkaitan dengan Agar masalah terjawab secara tuntas maka perlu
kiranya ditentukan batasan-batasan ruang lingkup masalah yang diteliti yaitu :
1. Penelitian ini hanya untuk mengetahui peningkatan hasil dan aktivitas
belajar
siswa kelas III pada mata pelajaran IPS dengan standar kompetensi memahami
lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah setelah
menggunakan media gambar.
2. Aspek penelitian terbatas pada :
a. Aktivitas guru dan siswa di dalam proses pembelajaran yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran, penguasaan materi, menggunakan media, kesesuaian tema,
mengaktifkan siswa menguasai kelas, kemampuan melibatkan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, memotivasi siswa, memberikan petunjuk/bimbingan
kegiatan diskusi, kemampuan mengelola kelas, kemampuan merencanakan
tindakan, mengamati kegiatan siswa, tanya jawab antar siswa dan guru.
Sedangkan aktivitas siswa yaitu mendengar/memperhatikan penjelasan guru,
semangat siswa dalam belajar, siswa mengerjakan tugas sesuai dengan arahan
guru, siswa berani mengemukakan pendapat, siswa melaksanakan tugas diskusi
dengan tertib, siswa bisa menghargai pendapat orang lain, berdiskusi bertanya
antar guru dan siswa, keaktifan belajar siswa, kerja sama, berdiskusi bertanya
antar siswa dan ketertarikan siswa dengan materi.
b. Tugas di sekolah yang dikerjakan oleh siswa yaitu tugas kelompok dan
menjawab soal per individu.
c. Hasil belajar adalah hasil belajar IPS siswa di kelas III.
1.4. Rumusan Masalah
16 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
1.4.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
1. Peningkatan hasil belajar siswa pada penggunaan media gambar pada pelajaran IPS
pokok bahasan memahami lingkungan sekitar..
2. Peningakatan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran
bidang studi IPS pokok bahasan memamahi
lingkungan sekitar dengan
menggunakan media gambar.
3.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa yaitu, dapat membantu dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPS.
2. Bagi guru SD yaitu, sebagai masukan dan informasi tentang pengaruh media gambar
dalam pembelajaran yang menciptakan suasana belajar sambil bermain.
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah bidang studi yang mempelajari tentang kehidupan sosial
masyarakat serta mengembangkan diri menjadi warga negara yang baik. Sedangkan
hakikat IPS adalah bidang studi yang membekali peserta didik menjadi Negara
Indonesia yang ber keterampilan sosial dan intelektual sebagai warga negara yang
memiliki perhatian dan kepedulian sosial serta tanggung jawab memajukan bangsa
Indonesia.
Menurut Sanusi dalam Budiman (1998:242-247) pendidikan ilmu pengetahuan
sosial berupaya membentuk kesadaran
untuk merangsang gagasan bagi
pembangunan, terutama bagi siswa supaya bisa menjaga kredibilitas, disiplin,
reputasi serta nama baik sekolah dan pribadi dalam arti luas. Sedangkan mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inguiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam
masyarakat majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
Pengemasan pembelajaran IPS di SD seharusnya diorientasikan pada
aktivitas-aktivitas yang mendukung terjadinya pemahaman terhadap konten materi
pelajaran dan keterkaitannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari di luar
sekolah. Kondisi yang ada pada saat ini justru terjadi sebaliknya guru kurang kreatif
untuk menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mampu
17 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
mengintegrasikan konstruksi pengalaman kehidupannya sehari-hari di luar kelas
atau sekolah dengan pengetahuannya di kelas, intinya bahwa kualitas dan hasil
pembelajaran IPS sangat rendah. Dengan demikian cukup beralasan kiranya jika
dilakukan inovasi-inovasi yang berorientasi pada pembelajaran untuk pemahaman
dan keterampilan berpikir kritis.
Sedangkan menurut Dunlop dalam Warpala (2006:13) dilaporkan bahwa
potensi lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Dikatakan pula bahwa pembelajaran menjadi sebuah sistem
yang komprehensif, yang dapat mendorong inisiatif, perhatian, dan tanggung jawab
siswa, mengembangkan studi dan investigasi dalam konteks yang kaya informasi
dan penuh arti, mewujudkan aktivitas dinamis yang menumbuh kembangkan proses
berpikir tingkat tinggi.
Sehingga dengan demikian pembelajaran IPS memerlukan aktivitas-aktivitas
seperti mengamati, menafsirkan, pengamatan, meramalkan, menggunakan alat atau
bahan, menerapkan konsep, mengkomunikasikan ide-ide dan mengajukan berbagai
pertanyaan semua aktivitas tersebut pada intinya menyiapkan siswa ke dalam
kondisi untuk pembelajaran bermakna.
Menurut Warpala dalam Arnyana (2006:14) empat hal penting dari aktivitas
mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah, keempat hal tersebut dipaparkan
sebagai berikut : (1) pembelajaran di sekolah berpusat pada kinerja siswa secara
individual, sementara di luar sekolah kerja mental melibatkan kerjasama dengan
orang lain, (2) pembelajaran di sekolah berpusat pada proses berpikir tanpa
bantuan, sementara bantuan, sementara aktifitas material di luar sekolah selalu
melibatkan alat-alat kognotif seperti komputer atau kalkulator dan instrumen
lainnya (3) Pembelajaran disekolah mengembangkan cara berfikir simbolik
berkaitan dengan situasi, sementara aktifitas mental di luar sekolah dipusatkan pada
keterampilan umum, sementara diluar sekolah memerlukan kemampuan khusus.
2.2. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut
Gerlach dalam Russel (1971:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan atau sikap.
2.3. Pengertian Gambar
Diantara berbagi media pendidikan, menurut Robert dalam Miarso
(1977:275), media gambar adalah media paling umum dipakai, media merupakan
bahasa yang paling umum dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh
karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih
banyak daripada seribu kata.
Kelebihan dan kelemahan dari media gambar:
1. Kelebihan media gambar
a) Sifatnya kongkrit, gambarnya lebih realistis menunjukan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal
18 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruangan dan waktu, tidak semua objek
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua anakanak dapat dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar dapat
mengatasi hal tersebut, air terjun Niagara atau Danau Toba dapat
disajikan ke kelas lewat gambar peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
lampau, kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak
dapat kita lihat seperti apa adanya, gambar amat bermanfaat dalam hal
ini.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan mengkaji dan merefleksi secara kritis, dengan tujuan
untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas hingga dalam penelitian ini
digunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan menurut pendekatan
kualitatif pelaksanaan penelitian ini mencakup 4 ( empat) langkah dalam setiap
siklusnya, sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.
3.1.Rancangan Tindakan
Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan tindakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan dalam beberapa siklus pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
Siklus I
1. Perencanaan
Menyangkut segala persiapan yang akan dilakukan berkenaan dengan penelitian
tindakan dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan (1) menyusun
rencana pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan, (3) menyiapkan format observasi dan, (4) menyiapkan tes evaluasi
yang terdiri dari : 10 soal pilihan ganda, 10 menjodohkan, 10 benar atau salah, 20
isian dan 5 essay dengan jumlah soal seluruhnya 55 dengan skor total 75.
2. Tindakan
Tindakan yang harus dilakukan oleh guru dalam upaya perbaikan, peningkatan, dan
perubahan sebagai berikut : (1) melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP
seperti menjelaskan materi sesuai rencana pembelajaran, (2) membentuk kelompok,
(3) memberikan petunjuk dan penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan oleh
masing-masing kelompok, (4) diskusi kelompok, (5) membantu dan membimbing
pada masing-masing kelompok, (6) melaksanakan diskusi, (7) menarik kesimpulan
dan (8) melaksanakan evaluasi.
19 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati aktifitas yang dilakukan guru
dan siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer.
Sebagai observer diminta bantuan rekan sejawat dari guru SD tempat
pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan mengisi
format observasi yang telah dikembangkan pada perencanaan yaitu
melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang meliputi : (1)
mengamati perilaku siswa dan melihat siswa yang aktif dalam belajar, (2)
memantau diskusi kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok, (3)
kemandirian dalam mengerjakan soal yaitu mengerjakan soal-soal yang
diberikan seperti pilihan ganda, isian, benar atau salah, menjodohkan dan
essay.
4. Refleksi
Pada tahapan ini peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan dan
catatan yang diperoleh selama observasi secara sistematis dari hasil
pembelajaran dan pengamatan tersebut didefleksi, dianalisis kemudian
disimpulkan untuk menentukan solusinya berdasarkan hasil observasi atau
temuan pada saat pembelajaran berlangsung antara: (1) mencatat hasil
observasi yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa dan, (2) mengevaluasi
hasil observasi yaitu menilai pengamatan terhadap guru dan siswa dan (3)
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
3.2.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mendapatkan data. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Dengan demikian maka
instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengamati
aktivitas guru, aktivitas siswa, kelompok siswa, dan soal tes
3.3.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN Bereng
Bengkel dengan jumlah siswa 32 orang siswa. Selama kegiatan penelitian
peneliti dibantu oleh guru kelas yang bertindak sebagai pengamat
(observer).
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
1. Pengambilan data dengan menggunakan tes awal dan tes akhir,
yaitu untuk mengetahui kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS.
2. Lembar observasi untuk guru.
Lembar observasi yang digunakan untuk menilai kemampuan
peneliti sebagai guru pada saat proses belajar mengajar
berlangsung dinilai oleh seorang observer sebagai rekan atau
teman sejawat selama pelaksanaan pembelajaran yang berdasarkan
lembar observasi dengan ketentuan-ketentuan yang harus dikuasai
oleh seorang guru, antara lain : (1) menyampaikan tujuan
pembelajaran, (2) penguasaan terhadap materi pelajaran, (3)
20 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
3.
4.
1.
memberikan petunjuk/membimbing kegiatan diskusi, (4)
mengamati kegiatan siswa, (5) memotivasi siswa, (6) kemampuan
mengelola kelas, (7) kemampuan merencanakan tindakan.
Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk menilai kemampuan
siswa sebagai subjek penelitian pada saat proses belajar mengajar
berlangsung yang dimana sistem penilaian itu dinilai oleh seorang
peneliti sebagai guru, atau teman sejawat sebagai observer selama
pelaksanaan pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar
observasi tersebut memuat ketentuan-ketentuan yang harus
dikuasai oleh siswa, antara lain: (1) mendengarkan/
memperhatikan penjelasan guru, (2) semangat siswa dalam
belajar, (3) siswa mengerjakan tugas sesuai dengan arahan guru,
(4) berani mengemukakan pendapat, (5) siswa melaksanakan tugas
diskusi dengan tertib, (6) siswa bisa menghargai dan menerima
pendapat orang lain,(7) diskusi antar siswa, (8) ke aktifan belajar
siswa, (9) kerjasama.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini setelah didapat jawaban dari siswa, maka
penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : yaitu
melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi terhadap
guru dan siswa.
Data hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes awal
diidentifikasi dengan rumus:
F
P  x 100% (Sutomo,2004 : 135)
N
P = Persentase yang dicari
F = Jumlah skor yang didapat
N = Total skor
Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya
tindakan pembelajaran pada siklus I digunakan kriteria sebagai
berikut:
80% - 100%
60% - 79%
50% - 59%
40% - 49%
0% - 39%
2.
= sangat tercapai
= tercapai
= cukup tercapai
= kurang tercapai
= sangat kurang tercapai
Data observasi tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dan data kerja kelompok siswa pada saat pembelajaran dianalisa dengan
rumus:
F
P  x 100% (Sutomo,2004 : 135)
N
21 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
P = Persentase yang dicari
F = Jumlah skor yang didapat
N = Total skor
Menurut Soraji (2003:45) untuk penelitian aktivitas guru, siswa dan
tugas belajar pokok, dengan kriteria tingkat penugasan siswa sebagai
penilaian dalam menentukan skor dengan pedoman pada rumus di
bawah ini:
86 - 100 = A sangat baik
76 - 85 = B baik
56 - 65 = C kurang
0 - 55 = D sangat kurang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Bereng Bengkel terletak di Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah. SDN Bereng Bengkel didirikan pada
tahun 1986 dengan nama SD Inpres Bereng Bengkel
Sampai tahun 2011 ini, SDN Bereng Bengkel memiliki 1 unit
bagunan sekolah yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah
dan 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan. Jumlah siswa sampai tahun
ajaran 2011/2012 sebanyak 182 orang siswa dari siswa kelas I sampai
kelas VI.
4.2. Deskripsi Data
Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, maka untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar untuk topik kerjasama di
lingkungan rumah, sekolah dan sekitar, maka terlebih dahulu dilakukan
pre tes pada siswa kelas kelas III di SDN Bereng Bengkel dengan
jumlah siswa 32 orang siswa.
4.3.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus II
Kegiatan siklus II yang telah dilaksanakan supaya pemahaman
siswa terhadap materi lebih meningkat dan pembelajaran lebih baik
lagi sehingga aktivitas siswa meningkat. Kegiatan yang akan
dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan
Menyangkut segala persiapan yang akan dilakukan berkenaan
dengan penelitian tindakan dan kegiatan yang dilakukan dalam
tahap perencanaan (1) menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran atau RPP, (2) menyiapkan materi pembelajaran yang
akan disampaikan, (3) menyampaikan format observasi dan (4)
menyiapkan tes evaluasi yang terdiri dari : 10 soal pilihan ganda,
10 menjodohkan, 10 benar atau salah, 20 isian dan 5 essay dengan
jumlah seluruhnya 55 dengan skor total 75.
22 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
KESIMPULAN dan SARAN
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperolah dari penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan mengunakan media berupa gambar, maka dapat lebih
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, hal
ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus I dan siklus II.
2. Selain peningkatan hasil belajar siswa, juga terjadi peningkatan aktivitas
siswa dalam belajar, karena siswa tertarik dengan media yang digunakan
dalam pembelajaran. Demikian juga dengan aktivitas guru, guru lebih
bergairah dalam mengajar topik ini karena siswa dengan antusias
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar yang baik maka diharapkan agar para guru
dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan dan
dianjurkan agar para guru dapat menggunakan media gambar agar siswa tidak
bosan, suasana lebih antusias dan siswa dapat bisa bekerjasama dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aryana.2000.Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah
Dipandu Materi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah
Atas Terhadap Pelajaran Ekosistem. Tidak Dipublikasikan. Malang: PPS
UPM
Budiman.1998.Profesionalisme Guru Masa Depan. Jakarta: CV. Rajawali
Depdiknas.2003.Pengembagan Kurikulum dan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Idris.1985. Wawasan Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Lavin.1997. Teori Belajar dan Teori-Teori Pembelajaran. Direktorat jenderal
pendidikan
tinggi. Departemen pendidikan dan kebudayaan
23 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
24 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
25 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III
SDN BERENG BENGKEL
26 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4
27 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
Download