implementasi program listrik gratis di kecamatan curug kota serang

advertisement
IMPLEMENTASI PROGRAM LISTRIK GRATIS
DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
Nur Laila Sari
6661112351
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2016
ABSTRAK
Nur Laila Sari, NIM. 6661112351, Skripsi. Implementasi Program Listrik Gratis
di Kecamatan Curug Kota Serang. Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D., dan
Pembimbing II: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.
Program listrik gratis adalah program pemberian hibah dari pemerintah Provinsi
Banten dalam bentuk pemasangan instalasi listrik secara gratis yang diberikan
kepada rumah tangga prasejahtera. Namun, pembahasan program listrik gratis
belum dilaksanakan secara baik. Realisasi program listrik gratis setiap tahunnya
belum mencapai target. Selain itu masih ada rumah tangga yang belum berlistrik
sebanyak 735 rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai implementasi program listrik
gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Penelitian ini bertitik tolak dari teori
implementasi kebijakan publik dari Van Metter Van Horn (1975) yang terdiri dari
Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Agen Pelaksana,
Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana, Sikap atau
Kecenderungan Para Pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara terstruktur,
observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut Miles
dan Huberman. Hasil penelitian ini cukup berhasil namun belum sepenuhnya
optimal masih banyak rumah tangga dalam satu kelurahan belum mendapatkan
realisasi program listrik gratis. Selain itu, kurang terbukanya dinas terkait dalam
pelaksanaan program listrik gratis. Sarannya adalah perlu adanya peningkatan
koordinasi dan terbukanya informasi bagi kelurahan yang belum mendapatkan
realisasi listrik gratis.
Kata Kunci: Program Listrik Gratis, Implementasi.
ABSTRACT
Nur Laila Sari, NIM 6661112351, Research Paper, The Implementation of free electricity
program in Curug district, Serang city. Advisor I : Leo Agustino, Ph.D., and Advisor II : Titi
Stiawati, S. Sos., M.Si.
Free electricity program is a grant program from Banten province government which give free
electricity installation to disadvantaged society. However, the discussion of free electricity
program had been done well. The realization of this program had not yet reached the target in
years. Otherwise, there were 735 housing in Curug distric whom had not yet got the electricity.
The objective of this research was to find the implementation of the free electricity in Curug
district, Serang City. This research was emphasizing in theory of public policy implementation by
Van Metter Van Horn (1975) which were consists of the measurement policy and the objective
policy, sources, Character of the implementer, communication between organization and
implementer activity, behaviour of the implementer, economy environment, social and politic.
The research method for this research was descriptive method with qualitative approach. The
technique of collecting data was structured interview, observation and documentation. The data
analysis was used according to Miles and Huberman. The result of this search is succed, yet there
are several things fully optimal a lot of society in one of area had been got the realization of the
free electricity program. The suggestion of this research, the implementer needs improve in
coordination and open-communication for all societies whom had been got the realization of the
free electricity program.
Key words: Free electricity program, implementation.
Alhamdulillahi Robbil’lamin . . .
‘13 Oktober 2016’
KARENA ALLAH DAN ORANG TUA akhirnya aku sampai pada gerbang masa
depanku ini. Untukmu Bapakku, Jamak Sari dan Mamahku, Nani Suminah. Terima
kasih Pak, Mah. Kalian berdua sudah berusaha jadi orang tua yang selalu berjuang
demi anakmu ini. Untuk adik laki-lakiku, Fikri Nurul Hidayat serta adik
perempuanku, Ananda Rizkya Ramadhani, aku sayang kalian..
“Ya Allah aku percaya semua yang Engkau rencanakan adalah Demi Masa Depanku
yang sangat cerah, maka Ridhoi aku untuk membahagiakan kedua orang tuaku.
Amin…”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Listrik
Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu
secara moril maupun materil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran skripsi
ini. Secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih
payah yang tulus ikhlas dalam mendidik serta yang menyayangiku. Sehubungan
dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
5.
Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7.
Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Ibu Riny Handayani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
9. Bapak Leo Agustino, PhD.,
selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
mengarahkan, memberikan masukan
atau
kritikan yang membangun,
memberikan semangat, dan motivasi.
10. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,
memberikan semangat dan motivasi.
11. Ibu Hj. Ima Maisaroh, M.Si., selaku Dosen Penguji pada Seminar Proposal
Skripsi
yang
telah
memberikan
telah
membagikan
waktu
dan
pengetahuannya untuk peneliti.
12. Kepada seluruh Staf Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik umumnya, dan seluruh Civitas Akademika Prodi Ilmu Administrasi
Negara UNTIRTA khususnya.
iii
13. Kepada seluruh Staf Bidang Distamben Provinsi Banten yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Terima
kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
14. Kepada Kepala Camat Curug beserta Staf Bagian Ekonomi Pembangunan
khususnya yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di lokus Kecamatan Curug. Terima kasih atas bantuannya,
motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini.
15. Terima kasih kepada para informan. Karena dengan adanya mereka,
skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik.
16. Terima kasih kepada kedua orang tuaku tersayang, Ibu Nani Suminah dan
Bapak Jamak Sari karena doa orang tua yang tiada henti dan selalu
membuat peneliti menjadi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
17. Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan, khususnya kepada
teman-teman angkatan 2011 dan 2012 Ilmu Administrasi Negara FISIP
UNTIRTA, baik reguler ataupun non reguler. Yang telah mengajarkan
banyak hal dan saling berbagi cerita semasa kuliah dan telah memberikan
ilmu mengenai kebersamaan dan saling berbagi.
18. Terima kasih teruntuk sahabat-sahabat terdekatku yang begitu banyak
yang sedari dulu selalu setia padaku dan tidak bisa disebutkan namanya
satu persatu. Semoga silaturrahmi tetap selalu terjaga dan sukses selalu
untuk kita.
iv
19. Terima Kasih kepada kawan-kawan KKM 55 Desa Pengarengan Kp.
Kentir Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang tahun 2015, yang
pernah memberikan warna dalam hidup peneliti, makna kebersamaan dan
jiwa kemandirian.
20. Terima kasih kepada Brigadir Polisi M. Ridwan Hermansyah. Lelaki yang
selalu meluangkan waktu untuk menemani selama proses penelitian skripsi
ini dan memberikan motivasi penuh dalam penyelesaian penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.
Serang,
Agustus 2016
Penulis
Nur Laila Sari
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................................ x
DAFTAR BAGAN...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 12
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 13
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 13
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 13
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 14
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 15
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN
ASUMSI DASAR
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 22
2.1.1 Konsep Kebijakan Publik .................................................................... 23
2.1.2 Implementasi Kebijakan ...................................................................... 26
2.1.3 Konsep Program................................................................................... 32
2.1.4 Konsep Program Listrik Gratis ............................................................ 33
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 35
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian...................................................................... 39
2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 43
3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian.................................................................. 44
3.3 Lokasi Penelitian............................................................................................ 44
3.4 Variabel Penelitian ......................................................................................... 44
3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................... 44
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 45
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 46
3.6 Informan Penelitian........................................................................................ 47
3.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 51
vii
3.7.1 Sumber Data Primer............................................................................. 51
3.7.2 Sumber Data Sukender ........................................................................ 58
3.8 Teknik Analisis Data...................................................................................... 60
3.8.1 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 65
3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 67
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 68
4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ............................................................ 68
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Curug ................................................... 70
4.1.3 Gambaran Umum Distamben Provinsi Banten .................................... 76
4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 77
4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ............................................................. 80
4.2.2 Analisis Data ........................................................................................ 82
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 84
4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang .............................................................................................. 84
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 105
4.4.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ........................................................... 105
4.4.2 Sumber Daya...................................................................................... 106
4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana ............................................................ 111
viii
4.4.4 Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana .................... 112
4.4.5 Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) Para Pelaksana ..................... 114
4.4.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik .......................................... 115
4.5 Faktor Pendukung dan Pengahambat .......................................................... 117
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 120
5.2 Saran ........................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten .............................. 6
1.2 Jumlah Realisasi RTS Kota Serang ................................................................ 8
1.3 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug............................. 10
3.1 Kategori Informan Penelitian......................................................................... 48
3.2 Pedoman Wawancara ..................................................................................... 55
3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 67
4.1 Nama Kelurahan di Kecamatan Curug .......................................................... 75
4.2 Informan Penelitian ....................................................................................... 81
4.3 Jumlah Realisasi listrik gratis Kecamatan Curug ....................................... 109
4.4 Ringkasan Pembahasan Teori Van dan Van Horn ...................................... 119
x
DAFTAR BAGAN
2.1 Tahap-tahap Kebijakan .................................................................................. 25
2.2 Alur Berfikir................................................................................................... 41
3.1 Analisis Miles dan Huberman ........................................................................ 63
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Izin Penelitian
2. Dokumentasi Foto
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kondisi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat penduduk di
Indonesia saat ini masih pada tingkat yang mengkhawatirkan, situasi masyarakat
Indonesia yang masih berhadapan dengan sejumlah masalah perekonomian dan
kesenjangan sosial serta pembangunan infrastruktur yang belum merata di semua
daerah yang ada di Indonesia. Masalah kemiskinan adalah masalah yang paling
disoroti, di mana kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu untuk
membiayai pendidikan dan membiayai kebutuhan jasmaninya yang akan
menunjang kehidupan seseorang menjadi layak. Hal tersebut membuat pemerintah
pada tingkat nasional maupun daerah selalu berupaya dalam mengeluarkan
kebijakan-kebijakan
maupun
program
bantuan
yang
diturunkan
kepada
masyarakat miskin di daerah guna mensejahterakan masyarakatnya.
Sejalan
dengan
itu
cita-cita
pemerintah
dalam
mensejahterahkan
masyarakat Indonesia pun sudah tertuang dalam Isi Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 Republik Indonesia. Cita-cita tersebut sejalan dengan tujuan bangsa
Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke
empat, Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
1
2
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Semakin berkembangnya jaman, Administrasi Negara secara tidak
langsung mempunyai peran sangat luas dalam sebuah kebijakan pemerintah yang
mana kebijakan tersebut untuk menunjang pembangunan di setiap daerah.
Kebijakan dibuat oleh administrator di mana mulai dari proses pembuatan
kebijakan tersebut, kemudian dianalisis serta dikaji secara mendalam sampai pada
hasil atau pengukuran kebijakan yang telah dibuat. Hal ini telah dibuktikan
dengan dikeluarkannya produk-produk kebijakan yang digagas oleh pemerintah
guna mensejahterakan pembangunan di seluruh daerah. Salah satu bentuk dari
kebijakan
yang
telah
dibuat
tersebut
adalah
program-program
untuk
mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan usaha bersama antara
pemerintah, swasta dan masyarakat. Untuk mengubah setiap aspek kehidupan
bangsa dari kondisi yang ada sekarang kearah penghidupan masyarakat yang lebih
baik di masa yang akan datang. Pembangunan merupakan proses yang
berkesinambungan
dengan mencakup seluruh
aspek lapisan
masyarakat.
Termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan tujuan utama ialah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan nasional di
Indonesia ialah mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan merata. Berbagai
pembangunan yang direalisasikan di setiap daerah guna meminimalisir
kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Begitu pula dengan pembangunan
tenaga listrik pada setiap daerah. Pemerintah harus mampu melayani dan
3
menyediakan pasokan tenaga listrik di setiap titik. Pembangunan listrik adalah
pembangunan yang bersifat terus menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan.
Upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat dan
mengentaskan kemiskinan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 2 Ayat 2. Di mana tujuan dari UndangUndang Nomor 30 tentang Ketenagalistrikan tersebut menjamin ketersediaan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, harga yang wajar
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil
dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan tersebut
sebagai dasar bahan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam
menanggulangi masalah belum meratanya energi listrik untuk di setiap daerahdaerah yang masih minim akan kebutuhan listrik.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
seakan telah menjawab turunan dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan. Di mana Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah memberikan keleluasaan seluas-luasnya kepada
pemerintah daerah untuk dapat mengelola kebutuhan masyarakat yang ada di
daerah. Khususnya kebutuhan pelayanan akan energi listrik. Pada era otonomi
daerah saat ini pemerintah daerah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang sangat baik kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 menjelaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
4
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan
kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Sistem
pemerintahan di Indonesia menganut sistem desentralisasi yang mana penyerahan
urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan
asas otonomi.
Dengan adanya sistem otonomi daerah maka Pemerintah Provinsi Banten
membuat program-program bantuan sosial bagi masyarakat miskin yang
dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sebagaimana
yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten. Merujuk Peraturan Gubernur
Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Banten Pasal 3 Ayat (3), pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian
sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat.
Melalui Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, salah satu
realisasi program yang telah dilaksanakan adalah “Banten Terang” yang mana
program tersebut bertujuan untuk menerangkan Provinsi Banten ke seluruh
pelosok pedesaan dan meningkatkan rasio eletrifikasi yang ada di Provinsi
Banten. Di Kota Serang program tersebut adalah program listrik gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang. Program listrik gratis ini adalah bentuk dari
pemberian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
5
Provinsi Banten untuk diberikan kepada rumah tangga sasaran yang masih dalam
kategori prasejahtera. Dalam Pasal 4 Ayat (1) menjelaskan, hibah yang diberikan
berupa uang, barang atau jasa.
Demikian pula upaya yang kemudian dilakukan oleh pemerintah daerah
Provinsi Banten yang memliki 4 Kabupaten dan 4 Kota di antaranya Kota
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Serang,
Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.
Kabupaten dan Kota inilah yang menjadi perhatian pemerintah Provinsi Banten
dalam memberikan dana hibah untuk mengentaskan kemiskinan.
Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan
sebagai penunjang masyarakat dalam menjalankan seluruh kegiatan sehari-hari
serta membantu dalam perekenomian diera digital saat ini. Listriklah energi yang
sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk bertahan hidup. Selain untuk
penerangan pada malam hari, dengan adanya listrik manusia dapat menjalankan
segala aktivitasnya dan mendapatkan banyak informasi melalui energi listrik.
Tanpa listrik kehidupan masyarakat akan lumpuh, roda perekonomian di tingkat
nasional maupun daerah tidak akan berjalan. Masyarakat di daerah terpencil tidak
akan bisa mengakses segala informasi dari luar daerah. Program Listrik Gratis
adalah program bantuan dari pemerintah pusat diturunkan melalui pemerintah
daerah untuk dialokasikan bagi rumah tangga miskin yang belum memiliki aliran
listrik di rumahnya atau keluarga prasejatera yang belum pernah menikmati
pelayanan listrik Negara (PLN). Program lisdes atau Listrik Gratis ini dibiayai
dari dana APBD Provinsi Banten (www.indopos.go.id 26 Maret 2016).
6
Hal demikian pula yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi
(Distamben) Pemerintah Provinsi Banten dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya dengan cara mengeluarkan dan memberikan program bantuan
pemasangan listrik gratis atau lebih dikenal oleh masyarakat adalah program
listrik perdesaan (Lisdes). Program pemasangan listrik gratis atau program lisdes
ini sendiri merupakan program nasional sejak tahun 2003 sampai 2010 yang
sudah di canangkan dan di sosialisasikan oleh pemerintah Provinsi Banten melalui
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.
(https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=599441843501700&id=5369
91779746707, 25 Maret 2016).
Tabel 1.1
Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten
Jumlah Realisasi Listrik Gratis Rumah Tangga Sasaran (RTS)
Provinsi Banten Tahun 2010-2015
NO Kabupaten/Kota
2010
2011
1
7500
6985
Kabupaten Pandeglang
2
7250
5015
Kabupaten Lebak
3
2000
1500
Kabupaten Tangerang
4
6203
5650
Kabupaten Serang
5
Kota Tangerang
6
526
205
Kota Cilegon
7
1376
1145
Kota Serang
8
Kota Tangerang Selatan
24855 20500
TOTAL
Sumber: Distamben Provinsi Banten (2016)
2012
6500
6500
1000
5347
453
1200
21000
2013
6590
5410
5687
5794
231
975
313
24687
2014
6000
6000
5730
5900
139
961
270
24730
2015
6000
6000
5000
6655
446
899
25000
Berdasarkan data jumlah realisasi program listrik gratis pada rumah tangga
sasaran (RTS) dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2010-2015,
7
Distamben Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya adalah 25000
sambungan rumah tangga (SR).
Dapat diketahui dari data di atas Kota Tangerang tidak mendapat program
listrik gratis dikarenakan semua masyarakat yang berada dalam wilayah Kota
Tangerang di anggap sudah sejahtera sehingga tidak ada realisasi program listrik
gratis selama 5 tahun berjalan. Namun pada Kota Tangerang Selatan, pada tahun
2010 sampai tahun 2012 tidak mendapatkan program listrik gratis, tetapi pada
tahun 2013 sampai 2014 mendapatkan realisasi program listrik gratis. Jumlah
realisasi Pada tahun 2013 mendapatkan 313 rumah tangga sasaran dan pada tahun
2014 mendapatkan sebanyak 270 rumah tangga sasaran sedangkan pada tahun
2015 Kota Tangerang Selatan tidak lagi mendapatkan program listrik gratis.
Di kota Serang program listrik gratis yang dikeluarkan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi sudah ada sejak tahun 2003 terus berlanjut hingga 2010
sampai 2015. Kota Serang yang memiliki enam Kecamatan, yaitu Kecamatan
Serang, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug,
Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Taktakan. Setiap tahunnya dari enam
Kecamatan ini selalu mengajukan proposal bantuan program listrik gratis bagi
warganya yang belum memiliki aliran listrik di rumahnya.
8
Tabel 1.2
Jumlah Realisasi RTS Kota Serang
No
1
2
3
Kecamatan
TAKTAKAN
4
5
KASEMEN
CURUG
WALANTAKA
CIPOCOK JAYA
6
SERANG
TOTAL
Jumlah Realisasi Rumah Tangga Sasaran
di Kota Serang
2010
2011
2012
2013
2014
2015
599
145
150
260
170
52
1,376
438
238
174
106
151
38
1,145
297
439
173
227
47
17
1,200
164
436
249
85
41
0
975
32
339
238
161
191
0
961
183
394
230
0
92
0
899
Sumber: Distamben Provinsi Banten, 2016
Berdasarkan Data jumlah realisasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kota
Serang dari tahun 2010 sampai 2015, enam kecamatan diantaranya Kecamatan
Walantaka pada tahun 2015 tidak ada realisasi program listrik gratis sedangkan
Kecamatan Serang dari tahun 2010 sampai 2012 masih menerima realisasi
program listrik gratis namun pada tahun 2013 sampai 2015 Kecamatan Serang
sudah tidak lagi menerima realisasi program listrik gratis. Untuk kecamatan
lainnya sepertinya Taktakan, Kasemen, Kecamatan Curug dan Kecamatan
Cipocok Jaya setiap tahunnya menerima realisasi program listrik gratis.
Syarat untuk mengajukan dan mendapatkan program bantuan listrik gratis
adalah setiap kelurahan atau desa yang ada di dalam satu wilayah Kecamatan
Curug mengajukan proposal pengajuan dengan dilampirkan data jumlah rumah
tangga miskin yang belum memiliki aliran listrik di rumahnya kepada Distamben
Provinsi Banten melalui Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) dan
dikoordinasikan kepada pihak Kelurahan. Data jumlah rumah tangga yang sudah
diserahkan dari pihak RT/RW diserahkan kepada pihak kelurahan untuk
9
dilaporkan kepada pihak Kecamatan Curug untuk direkap kembali dan kemudian
diserahkan kepada Distamben Provinsi Banten untuk dilakukan survei ke
desa/kelurahan yang mengajukan proposal tersebut. Belakangan diketahui
mekanisme tersebut sudah jarang dilakukan kembali dikarenakan pihak kelurahan
langsung menyerahkan data jumlah rumah tangga miskin kepada Distamben
Provinsi Banten tidak melalui Kecamatan Curug.
Namun pada kenyataannya program listrik gratis di Kecamatan Curug ini
tidak serta merta berjalan dengan baik. Di dalam penelitian ini, peneliti
memusatkan untuk meneliti pada Kecamatan Curug. Kecamatan Curug adalah
salah satu titik target dari Distamben Provinsi Banten dalam program listrik gratis
yang ada di Kota Serang. Di tengah kehidupan yang semakin maju akan teknologi
canggih di satu sisi wilayah dan lokasi Kecamatan Curug dekat dengan Kantor
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), namun pada kenyataannya tidak
semua masyarakat atau rumah tangga sudah di aliri oleh energi listrik untuk
menunjang segala aktivitas sehari-harinya.
10
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug
Data Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug
No Nama Kelurahan
1 Kel. Curug
2 Kel. Curug manis
3 Kel. Kemanisan
4 Kel. Sukalaksana
5 Kel. Sukawana
6 Kel. Sukajaya
7 Kel. Cilaku
8 Kel. Cipete
9 Kel. Pancalaksana
10 Kel. Tinggar
Total
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Penduduk Rumah
Penduduk
Miskin
Tangga
4219
4409
7853
4335
3939
3597
7320
4247
4329
5417
49665
Sumber: Kecamatan Curug (2015)
168
323
273
345
170
106
269
297
326
247
2524
838
1950
1182
971
1050
830
818
1050
1700
1636
12025
Jumlah
PLN
Rumah
(Sudah
Tangga
Berlistrik) belum
berlistrik
642
1888
1159
865
1005
800
780
954
1652
1545
11290
196
62
23
106
45
30
38
96
48
91
735
Berdasarkan data pada Tahun 2015 jumlah penduduk dan jumlah rumah
tangga di Kecamatan Curug Kota Serang tahun 2015 terdapat 49.665 jiwa yang
ada di Kecamatan Curug dan 2.524 jiwa yang masih dalam kategori penduduk
miskin. Data diatas menunjukan dari 12.025 rumah tangga ada rumah tangga
sasaran yang belum memiliki aliran listrik sebanyak 735 dari 10 Kelurahan yang
ada di Kecamatan Curug Kota Serang dan jumlah rumah tangga terbanyak yang
belum teraliri listrik adalah Kelurahan Curug sebanyak 196 rumah tangga.
Berdasarkan observasi awal dan data pada tahun 2015 terdapat
permasalahan dalam pogram listrik gratis di Kecamatan Curug. Untuk
permasalahan pertama, masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di
Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa.
11
Masalah kedua, kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten
(KP3B) namun pada kenyataannya walaupun dekat dengan KP3B dan Ibukota
Provinsi Banten berdasarkan data kecamatan yang peneliti dapatkan ada 735
rumah tangga dari 10 Kelurahan di Kecamatan Curug Kota Serang yang masih
yang belum dialiri listrik.
Ketiga, ketidaksesuaian atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan
rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data
jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. Hal ini seperti yang di
ungkapkan oleh Bapak Miad staf bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan
Curug Manis yang menuturkan bahwa jumlah pengajuan yang selalu diajukan
setiap tahunnya ketika direalisasi tidak sama. Saat ditanyakan oleh beliau kepada
Distamben Provinsi Banten mengapa jumlah realisasi sangat sedikit beliau tidak
pernah diberi kejelasan oleh Distamben karena itu, data jumlah yang diajukan dan
saat verifikasi sampai realisasi tidak sama dengan yang diajukan oleh pihak
Kelurahan Curug manis kepada pihak Distamben Provinsi Banten (Miad, staf
bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug Manis pada 28 Maret 2016).
Keempat, tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang
ditetapkan dan diberikan oleh Distamben Provinsi sehingga menyebabkan tidak
tepat sasarannya pengalokasian program listrik gratis ini. Peneliti melihat
langsung ke lapangan masyarakat yang masih mampu yang berada dalam wilayah
Kelurahan Cipete mendapat program ini, rumah yang terlihat sangat layak,
fasilitas di dalam rumah yang terlihat lengkap mendapat bantuan program listrik
gratis. Tidak tepat sasaran ini memicu timbulnya konflik sosial di masyarakat.
12
Pihak kelurahan yang mendata rumah tangga sasaran penerima bantuan hibah
tidak mengacu pada rumah tangga yang kondisinya benar-benar memprihatinkan.
Jelas ini menjadi sebuah masalah karena seharusnya listrik gratis tersebut dapat
dialokasikan kepada rumah tangga yang lain yaitu rumah tangga miskin.
Kemudian ada pula rumah tangga yang memanfaatkan kesempatan program listrik
gratis dengan mengaku-ngaku mereka tidak mampu untuk membeli dan
memasang listrik karena tidak punya uang agar bisa mendapatkan program
bantuan listrik gratis.
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas maka
peneliti tertarik untuk meneliti Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan maka
dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di Kecamatan
Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa
2.
Kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten,
namun masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik.
3. Ketidaksesuaiannya atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan
rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug
dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten.
13
4. Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang
ditetapkan oleh Distamben Provinsi Banten menyebabkan tidak tepat
sasasaran alokasi rumah tangga program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang.
1.3
Batasan Masalah
Banyak hal yang mempengaruhi dalam implementasi program listrik gratis
di Kecamatan Curug Kota Serang, akan tetapi dalam penelitian ini, penelitian
membatasi ruang lingkup permasalahan pada bagaimana implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih
penelitian di Kecamatan Curug adalah Kecamatan Curug berada dekat dengan
Ibukota Provinsi, namun berdasarkan data pada Tahun 2015 masih banyak rumah
tangga yang belum memiliki aliran listrik.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah di dalam
penelitian ini adalah untuk “Bagaimana Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug, Kota Serang?”
1.5
Tujuan Penelitian
Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana mempunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini.
Adapun tujuan penelitian tentang implementasi Program Listrik Gratis di
14
Kecamatan Curug Kota Serang ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi Program Listrik di Kecamatan Curug, serta mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang.
1.6
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini baik secara teroitis dan praktis
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a.
Bagi peneliti, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian
diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang
dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
b.
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam program Listrik
Gratis agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan
umum dari program Listrik Gratis dapat tercapai, yaitu meningkatkan
kondisi kesejahteraan sosial bagi Rumah Tangga Sasaran; mengurangi
angka dan memutus rantai kemiskinan; meningkatkan kualitas sumber
daya manusia; dan berubahnya perilaku yang kurang mendukung
peningkatan kesejahteraan dari Rumah Tangga Sasaran di Provinsi
Banten.
15
2. Manfaat Teoritis
a.
Untuk
menambah
dilaksanakan
ilmu
sehingga
pengetahuan
memberikan
melalui
penelitian
yang
kontribusi
pemikiran
bagi
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya.
b.
Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun
mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih
mendalam
mengenai
Implementasi
Program
Listrik
Gratis
di
Kecamatan Curug, Kota Serang.
1.7
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil
judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan
dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber
dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar
ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik.
Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas,
faktual dan logika.
16
1.2
Identifikasi Masalah
Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari
judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan
diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi
pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke
berbagai
sumber
sehingga
semua
permasalahan
dapat
diidentifikasi.
1.3
Batasan Masalah
Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan
judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan
masalah ini adalah kalimat pernyataan.
1.4
Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang
telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi
operasional.
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang
telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan
isi dan rumusan masalah.
1.6
Manfaat Penelitian
Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis
maupun teoritis.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1
Landasan Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan
variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi
yang digunakan untuk merumuskan masalah.
2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber
ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah
jurnal yang digunakan minimal 2 (dua) jurnal.
2.3
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca
mengenai
hipotesisnya.
Kerangka
berfikir
dapat
dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir
peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti.
2.4
Asumsi Dasar Penelitian
Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai
hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal
penelitian.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian
3.2
Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian
penelitian yang akan dilakukan.
3.3
Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan
tempat penelitian, serta alasan memilihnya. Jika dipandang perlu
dapat diberi deskripsi tentang tempat penelitian dilaksanakan.
3.4
Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konsep memberikan penjelasan tentang konsep
dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti
berdasarkan kerangka teori yang digunakan
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau
variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator
penelitian). Variabel penelitian dilengkapi dengan tabel
matriks variabel, indikator, sub indikator dan nomor
pertanyaan sebagai lampiran.
19
Dalam penelitian kualitatif tidak perlu dijabarkan menjadi
indikator maupun sub indikator tetapi cukup menjabarkan
fenomena yang akan diamati.
3.5
Instrumen Penelitian
Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah peneliti itu sendiri.
3.6
Informan penelitian
Dalam penelitian kualitatif istilah populasi dan sampel penelitian
diganti dengan menggunakan istilah informan penelitian. Jelaskan
teknik yang digunakan dalam menentukan informan penelitian.
3.7
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui pengamatan
berperanserta, wawancara, dokumen, dan bahan-bahan visual.
Analisis data dilakukan melalui pengkodean dan pengkodingan
data (berdasarkan kategorisasi data), reduksi data, triangulasi,
penulisan laporan hasil dan keabsahan data.
3.8
Jadwal Penelitian
Menjelaskan jadwal penelitian secara rinci beserta tahapan
penelitian yang akan dilakukan. Jadwal penelitian ditulis dalam
bentuk tabel.
20
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi informan yang telah
ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek
penelitian.
4.2
Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, yaitu
analisis data kualitatif.
4.3
Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,
jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis
penelitian.
5.2
Saran
Berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari
sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara
teoritis maupun praktis.
21
DAFTAR PUSTAKA
Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam
penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang
mutakhir.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Memuat tentang hal-hal yang perlu dilampirkan untuk menunjang
penyusunan skripsi, seperti lampiran tabel-tabel, lampiran grafik,
instrumen penelitian, riwayat hidup peneliti, dll.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1.
Tinjauan Pustaka
Sugiyono (2012: 43) mendefinisikan bahwa teori adalah seperangkat
konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan
dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi, baik organisasi formal
maupun organisasi informal. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan ada
empat kegunaan teori di dalam penelitian yaitu:
1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis.
2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi
perilaku yang memiliki keteraturan.
3. Teori
sebagai
stimulant
dan
panduan
untuk
mengembangkan
pengetahuan.
4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.
Dalam penelitian mengenai implementasi program listrik gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang, peneliti menggunakan beberapa istilah yang
berkaitan dengan masalah penelitian dengan mengklasifikasikan kedalam teori.
Adapun penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah
penelitian, yaitu sebagai berikut:
22
23
2.1.1. Konsep Kebijakan Publik
Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” menurut Anderson dalam
Winarno (2014: 19) digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya
seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau
sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Menurut Charles O. Jones
dalam Winarno (2014: 19) istilah kebijakan (Policy term) digunakan dalam
praktek sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau
keputusan yang sangat berbeda.
Definisi kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Winarno (2014:
20) mengemukakan “Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan” Proses pembuatan kebijakan
publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses
maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu, beberapa ahli politik yang
menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses
penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti
ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun
demikian beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang
berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn dalam Winarno
(2014: 35-37) adalah sebagai berikut:
24
1. Tahap penyusunan agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat
masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke
agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu
masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan
menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan
tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
2. Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari
berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options)
yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan
masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha
untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.
3. Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para
perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut
diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur
lembaga atau putusan peradilan.
4. Tahap implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika
program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badanbadan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah.
Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan
yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap
implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa
implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors),
namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.
5. Tahap evaluasi kebijakan
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih
dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria
yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah
dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau
belum.
25
Secara singkat, tahap-tahap kebijakan adalah seperti gambar dibawah ini
Bagan 2.1.
Tahap-Tahap Kebijakan:
Penyusunan kebijakan
Formulasi kebijakan
Adopsi kebijakan
Implementasi kebijakan
Evaluasi kebijakan
Sumber: William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2014: 35-37)
Setelah peneliti memaparkan beberapa konsep kebijakan publik dari
berbagai ahli, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebijakan publik
adalah suatu proses keputusan yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh
pemerintah untuk memecahkan suatu permasalahan di masyarakat baik itu
berdampak yang diinginkan ataupun tidak diinginkan.
26
2.1.2. Implementasi Kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi sia-sia jika program tersebut
tidak diimplementasikan dan dilaksanakan oleh badan-badan administrasi
maupun
agen-agen
pemerintah
ditingkat
daerah
maupun
nasional.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusisal dalam proses
kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar
mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan (dalam Winarno 2014: 146).
Beberapa pengertian implementasi menurut para ahli politik mendeskripsikan
implementasi sebagai berikut:
Lester dan stewart dalam Winarno (2014: 147) yaitu:
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas,
merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan UndangUndang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna
pelaksanaan Undang-Undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur,
dan tehnik bekerja sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk
meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.
Selain itu Ripley dan Franklin juga berpendapat sebagaimana dikutip
dalam winarno (2014: 148) sebagai berikut:
Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan
yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit) atau
suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). Istilah implementasi
menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud
tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang dinginkan oleh para
pejabat pemerintah. Implememntasi mencakup tindakan-tindakan (tanpa
tindakan-tindakan) oleh beberapa aktor, khususnya para birokrat, yang
dimaksudkan untuk membuat program berjalan.
Sementara itu menurut Grindle dalam Winarno (2014: 149) sebagai
berikut:
Tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang
memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak
dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, tugas implementasi
mencakup terbentuknya “a policy delivery system,” dimana sarana –
sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada
tujuan – tujuan yang diinginkan.
27
Selanjutnya Van Metter dan Van Horn yang dikutip dalam Winarno (2014:
149-150) memaparkan pendapatnya tentang implementasi:
“Implementasi kebijakan adalah sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh individu-individu (atau kelompok) pemerintah maupun swasta yang
diarahkan untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dalam
keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini
mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi
tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam
rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan
besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.
Sementara itu menurut Grindle dalam Agustino (2008: 139), yaitu:
“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,
dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa
yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual
projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.”
Dalam perkembangannya, studi implementasi kebijakan memiliki dua
pendekatan dalam memahaminya yaitu:
1. Pendekatan top down. Dalam pendekatan top down, implementasi
kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan mulai dari aktor tingkat
pusat, dan keputusannyapun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top
down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik
(kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus
dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat
pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah sejauhmana
tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai dengan
prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat
kebijakan di tingkat pusat.
2. Pendekatan bottom up. Dalam pendekatan buttom up, memandang
bahwa implementasi kebijakan tidak dirumuskan oleh lembaga yang
tersentralisir dari pusat, akan tetapi berpangkal dari keputusankeputusan yang ditetapkan pada level warga atau masyarakat tersebut.
adalah implementasi kebijakan
Jadi intinya pendekatan bottom up
dimana formulasi kebijakan berada ditingkat warga, sehingga mereka
dapat lebih memahami dan mampu menganalisis kebijakan-kebjakan
apa yang cocok dengan sumber daya yang tersedia di daerahnya, sistem
sosio-kultur yang mengada agar kebijakan tersebut tidak
kontroproduktif, yang dapat menunjang keberhasilan kebijakan itu
sendiri.
28
Dari beberapa pengertian diatas yang telah dipaparkan oleh para ahli teori
tersebut. Masing-masing memliki beberapa model proses implementasi kebijakan.
Salah satu dari ahli teori Van Metter dan Van Horn,
menggunakan model
pendekatan Top Down
1) Implementasi kebijakan publik model Donald Van Metter dan Carl
Van Horn (1975) disebut juga dengan A model of the policy. Model
pendekatan ini menjelaskan bahwa proses implementasi merupakan
abstraki suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara
sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik
yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel.
Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan
secara linier dari keputusan politik/kebijakan publik, implementor dan
kinerja kebijakan publik. ada enam variabel yang mempengaruhi
kinerja kebijakan publik tersebut, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ukuran dan tujuan kebijakan
Sumberdaya
Karakteristik agen pelaksana
Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana
Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana
Lingkungan ekonomi, sosial dan politik
2) Implementasi kebijakan publik model Mazmanian dan Sabatier (1983:
5-8) dalam Agustino (2008: 144) disebut juga dengan A frame for
policy implementation. Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran
penting dari implementasi kebijakan publik adalah kemampuan dalam
mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya
29
tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi, variabelvariabel tersebut adalah:
1. Mudah atau Tidaknya Masalah yang Akan Digarap
a. Kesukaran-kesukaran teknis
b. Kebergaman perilaku yang diatur
c. Presentase totalitas penduduk yang
d. Tercakup dalam kelompok sasaran
e. Tingkat dan ruang lingkup perubahan perilaku yang dikehendaki
2.
Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara
Tepat. Para pembuat kebijakan mendayagunakan wewenang yang
dimilikinya untuk menstruktur proses implementasi secara tepat
melalui beberapa cara:
a. Kecermatan dan kejelasan perjenjangan tujuan-tujuan resmi
yang akan dicapai
b. Keterandalan teori kausalitas yang diperlukan
c. Ketetapan alokasi sumberdana
d. Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan di antara lembagalembaga atau instansi-instansi pelaksana
e. Aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan pelaksana
f. Kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termaktub dalam
undang-undang
g. Akses formal pada pihak luar
3.
Variabel-variabel diluar Undang-Undang yang mempengaruhi
Implementasi
a.
b.
c.
d.
Kondisi sosial-ekonomi dan teknologi
Dukungan publik
Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat
Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan pejabat pelaksana.
3) Implementasi kebijakan publik model George C. Edward III (1980)
dalam Subarsono (2005: 90) disebut juga dengan Direct dan Impact on
Implementation. Dalam pendekatan yang diterbitkan oleh Edward III,
30
terdapat empat variabel yang menentukan keberhasilan implementasi
suatu kebijakan, yaitu:
Komunikasi, terdapat tiga indikator yang dipakai yaitu tranmisi,
kejelasan dan konsistensi.
2. Sumberdaya, terdapat empat indikator yang dipakai, yaitu: staf,
informasi, wewenang dan fasilitas
3. Disposisi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: pengangkatan
birokrat.
4. Struktur birokrasi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu:
standar operating prosedurs (SOP) dan fragmentasi.
1.
4) Implementasi kebijakan model Merille S Grindle dalam Subarsono
(2005: 167). Pendekatan dikenal dengan Implementation as a politocal
and administrative proces. Menurut Grindle, ada dua variable yang
mempengaruhi implementasi kebijakan publik, dapat diukur dari
proses pencapaian hasil akhir (outcome) yaitu tercapai atau tidaknya
tujuan yang ingin dicapai dengan melihat pada proses serta pencapaian
tujuan kebijakan yaitu pada dampak atau efek pada masyarakat secara
individu dan kelompok serta tingkat perubahan yang terjadi dan
penerima
kelompok
sasaran.
Keberhasilan
suatu
implementasi
kebijakan juga di tentukan oleh variabel besar, yakni terdiri atas isi
kebijakan (Content of Policy) dan lingkungan implementasinya
(Context of Implementation).
1. Variabel Isi kebijakan (Content of Policy) mencakup: sejauh mana
kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam
isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group, sejauh
mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah
letak sebuah program sudah tepat, apakah sebuah kebijakan telah
menyebutkan implementornya dengan rinci dan apakah sebuah
program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
31
2. Variabel Lingkungan Kebijakan (Context of Policy) mencakup:
kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor
yang terlibat dalam implementasi kebijakan, karakteristik institusi
dan rezim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan dan
responsivitas kelompok sasaran.
5) Implementasi kebijakan publik model Hoogwood dan Gun (1978: 20).
Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan implementasi kebijakan
diperlukan beberapa syarat:
1. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/
badan tidak akan menimbulkan masalah yang besar.
2. Apakah untuk melaksanakannya tersedia sumberdaya yang
memadai, termasuk sumberdaya waktu.
3. Apakah keterpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar
ada.
4. Apakah kebijakan yang diimplementasikan didasari hubungan
kausal yang andal.
5. Seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi
6. Apakah hubungan saling ketergantungan kecil.
7. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.
8. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan diurutkan dalam urutan yang
benar.
6) Model pendekatan bottom up ini disusun oleh Elmore (1979), Lipsky
(1971), Hjren dan O’Porter (1981). Model ini dimulai dari identifikasi
jaringan aktor yang terlibat di dalam proses pelayanan dan
menanyakan kepada mereka: tujuan, strategi, aktivitas, dan kontakkontak yang mereka miliki. Model implementasi kebijakan ini di
dasarkan kepada jenis kebijakan publik yang mendorong masyarakat
untuk mengerjakan sendiri implementasi kebijakannya atau masih
melibatkan pejabat pemerintah, namun hanya tataran bawah. Oleh
karena itu, kebijakan yang dibuat harus sesuai dengan harapan,
keiingian publik yang menjadi target atau kliennya dan sesuai pula
dengan pejabat eselon rendah yang menjadi pelaksananya. Kebijakan
32
model ini diprakarsai oleh masyarakat baik secara langsung ataupun
melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Berdasarkan beberapa teori dan model pendekatan implementasi kebijakan
publik yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di atas, maka peneliti
menggunakan teori dan model pendekatan kebijakan publik yang diungkapkan
oleh Van Metter dan Van Horn. Peneliti memilih model Van Metter dan Van
Horn berdasarkan variable yang terdapat dalam model pendekatan ini yang
mampu menjawab permasalahan yang terjadi dalam Implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
Selain itu Model variabel teori Van Metter dan Van Horn juga tidak terlalu
sulit untuk mencocokan dengan identifikasi masalah yang peneliti paparkan pada
bab sebelumnya. Teori dari Van Metter dan Van Horn memiliki enam variabel,
sehingga
dari
variabel
yang
sedikit
ini
memudahkan
peneliti
untuk
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam tentang program
listrik gratis di Kecamatan Curug.
2.1.3. Konsep Program
Program dapat diartikan sebagai wujud aksi untuk mencapai tujuan
khusus. Tujuan tersebut telah ditentukan sebelumnya secara spesifik dan
kebijakan tersebut dicapai melalui program. Program dapat dijelaskan sebagai
kebijakan dalam hal tujuan yang ingin dicapai. Program tersebut merupakan
langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kebijakan dan
program merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang disengaja dengan variasi
33
intensitas yang berbeda-beda dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
pada lokasi tertentu. Hubungan antara kebijakan dengan program saling berkaitan
satu sama lain karena kebijakan mencakup sejumlah program.
Kebijakan selalu berhubungan dengan dorongan dan regulasi. Program
membutuhkan baik itu dorongan, aturan maupun implementasi. Kebijakan
memiliki cakupan yang luas daripada Program. Program merupakan cara untuk
mencapai suatu kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu bentuk Pogram yang
dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Banten adalah Program Listrik Gratis.
2.1.4. Konsep Program Listrik Gratis
Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan
sebagai penunjang masyarakat dalam menjalankan seluruh kegiatan sehari-hari
serta membantu dalam perekenomian di era digital saat ini. Listriklah energi yang
sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk bertahan hidup. Selain untuk
penerangan pada malam hari, dengan adanya listrik manusia dapat menjalankan
segala aktivitasnya dan mendapatkan banyak informasi melalui energi listrik.
Tanpa listrik kehidupan masyarakat akan lumpuh, roda perekonomian di tingkat
nasional maupun daerah tidak akan berjalan. Masyarakat di daerah terpencil tidak
akan bisa mengakses segala informasi dari luar daerah.
Program Listrik Gratis menurut Naskah Perjanjian Hibah Daerah adalah
program bantuan hibah berupa barang/jasa dari pemerintah Provinsi Banten
melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) untuk dialokasikan bagi
rumah tangga miskin yang berada di daerah pedesaan dan belum memiliki aliran
34
listrik dirumahnya atau keluarga prasejatera yang belum pernah menikmati
pelayanan listrik Negara (PLN). Kriteria kemiskinan yang ditentukan oleh
Distamben sendiri menggunakan dan mempadupadankan kriteria kemiskinan yang
ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang atau Provinsi Banten
dan
Tim
Nasional
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan
(TNP2K).
Pembayaran biaya serta penyambungan instalasi listrik sambungan rumah tangga
bekerjasama antara Distamben Provinsi Banten dengan PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Banten Selatan.
Bentuk bantuan hibah yang diterima oleh rumah tangga yaitu berupa satu
set instalasi listrik dalam rumah yang terdiri dari 4 titik dengan rincian 3 untuk
mangkuk lampu dan 1 stop kontak, sertifikat layak operasi, biaya penyambungan
ke PLN, serta voucher listrik sebesar Rp. 20.000,- . Menurut Pasal 7 Ayat 1
Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dam Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Provinsi Banten, persyaratan pengajuan permohonan hibah baik
secara tertulis maupun melaului situs web Pemerintah Daerah. Dalam hal ini
Kelurahan melengkapi dan menyerahkan dokumen proposal yang ditujukan
kepada Distamben Provinsi Banten yang diketahui dan ditandatangi oleh Lurah
dan Pihak Kecamatan. Kemudian di dalam proposal yang diajukan tersebut
melampirkan foto copy KTP dan KK rumah tangga sasaran. Setelah semua berkas
dokumen lengkap, Distamben Provinsi Banten akan mendata untuk penentuan
calon penerima listrik gratis dan memberikan Berita Acara Pelaksanaan pendataan
rumah tangga belum berlistrik calon penerima listrik perdesaan.
35
2.2.
Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil
penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang tentunya sejenis
dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau
memecahkan masalah yang timbul dalam Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang. Walaupun lokusnya dan masalahnya tidak sama
persis tapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan
masalah penelitian ini. Berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ilhami Dyah Puspitoningrum
yang berjudul Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP Negeri 1
Polokarto Tahun Ajaran 2008/2009 dari Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tahun 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP Negeri 1 Polokarto.
Kekurangan dari penelitian ini adalah antara hasil yang dipaparkan dengan
temuan sangat berbanding terbalik. Kelebihan penelitian ini data-data yang
disajikan cukup detail dalam membahas kebijakan pendidikan gratis. Hasil dari
penelitian ini adalah implementasi Kebijakan yang dilaksanakan sudah berjalan
dengan baik, Ini terlihat dari warga sekolah terutama siswa dan orangtua siswa
yang sudah bisa mendapatkan manfaat dari kebijakan pendidikan gratis ini karena
dari kebijakan ini dapat meringankan beban orangtua dalam membiayai
pendidikan anaknya. Tetapi masih terdapat beberapa masalah yang ditemukan.
Persamaan penelitian Ilhami Dyah Puspitoningrum dengan penelitian yang
peneliti teliti adalah menggunakan Metodelogi yang sama yaitu Metodelogi
36
Kualitatif deskriptif. Perbedaannya
lokus penelitian Ilhami Dyah di Polokarto,
Surakarta. Sedangkan fokus penelitiannya adalah Program Kebijakan Pendidikan
Gratis yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian teori yang digunakan meskipun
sama-sama berjudul Implementasi namun tidak sama dengan teori Implementasi
kebijakan yang dipergunakan oleh peneliti, Ilhami Dyah menggunakan teori
pendidikan.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jusdin Puluhulawa, M.Si.
Jurnal berjudul Implementasi Kebijakan Pendidikan (Studi Kasus di Provinsi
Gorontalo) dari Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis implementasi Kebijakan Pendidikan
Gratis di Provinsi Gorontalo. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi yang
dilaksanakan dalam Kebijakan Pendidikan Gratis belum berjalan optimal adanya
hambatan dan gesekan dari sisi koordinasi pemerintah antara Pemerintah Provinsi
dengan para bupati/walikota, baik secara teknis maupun secara administratif oleh
karena belum adanya regulasi yang tegas memberi tugas ke pemerintah
kabupaten/kota. Persamaan penelitian dengan Dr. Jusdin Puluhulawa, M.Si
dengan penelitian yang di teliti adalah menggunakan Metodelogi penelitian yang
sama yaitu Metodelogi penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaannya pada lokus
dan fokus dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Lokus dalam penelitian
Jurnal ini adalah Provinsi Gorontola dan fokusnya adalah tentang Implementasi
Kebijakan Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. Teori yang digunakan oleh
Dr. Jusdin hampir sama dengan peneliti gunakan yaitu teori kebijakan hanya
perbedaannya ialah penelitian Dr. Jusdin mencakup semua tahap-tahap kebijakan
37
mulai dari Analisis, formulasi, implementasi sampai evaluasi. Sedangkan peneliti
hanya mengkaji pada tahap implementasi saja.
Ketiga, adalah Jurnal Administrasi Publik Volume 1 No. 1 Tahun 2010
yang berjudul Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP) di Kota Gorontalo. Penelitian yang dilakukan oleh Dosen
Universitas Negeri Gorontalo Asna Aneta ini secara garis besar bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis tingkat responsivitas pemerintah Kota Gorontalo
dalam implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa respon pemerintah Kota Gorontalo tinggi dalam
implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan ini dan masyarakat
menerima sangat baik program ini. Persamaan penelitian Asna Aneta dengan
penelitian Implementasi Program Listrik terletak pada Metode Penelitian
Kualitatif, kemudian kajian teori yang dipaparkan kurang lebih sama dengan
peneliti paparkan pada penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug. Perbedaannya terletak pada lokus, fokus dan teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh Asna Aneta. Lokus penelitian Asna Aneta
bertempat di Kota Gorontalo, sedangkan fokus kajian jurnal ini adalah
implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2PK).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada jurnal ini adalah Teknik IndeptInterview Analysis dan dan Teknik Focus Group Discussion (FGD), sedangkan
pada penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug
menggunakan Teknik Wawancara dan Observasi.
38
Keempat, adalah Tesis yang dilakukan oleh Hasbi Iqbal yang berjudul
Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di
Kabupaten Kudus. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mendukung dan yang menghambat jalannya pelaksanaan program bantuan
langsung tunai tahun 2008 di Kabupaten Kudus. Hasil dari kajian tesis ini adalah
program bantuan langsung tunai berjalan dengan lancar seperti sosialisasi
program, verifikasi data, pembagian kartu, pencairan dana dan pembuatan
laporan. Namun faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program ini
adalah sikap pelaksana yang kurang baik, kondisi sosial ekonomi yang sama pada
masyarakat menimbulkan kecemburuan, kondisi politik yang mendukung dan
menolak
program,
keterampilan
pelaksana
program
yang
masih
perlu
ditingkatkan, serta koordinasi antara pelaksana program yang masih perlu
ditingkatkan. Persamaan tesis dari Hasbi Iqbal dengan Penelitian Implementasi
Program Listrik
gratis terletak pada metode penelitian yang digunakan sama-
sama menggunakan kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokus, fokus, dan teori
yang digunakan. Lokus tesis ini di Kabupaten Kudus, kemudian fokus penelitian
adalah Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai. Kemudian
teori yang digunakan berbeda dengan teori kebijakan yang dipakai oleh penelitian
Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
39
Kerangka Pemikiran Penelitian
2.3.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Implementasi
Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Sehingga, peneliti
menilai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
tersebut dengan apa senyatanya yang terjadi di lapangan dan peneliti
menggambarkan kondisi nyata yang terjadi di lapangan dengan konsep yang telah
dirancang oleh pemerintah. Sehingga, peneliti memperoleh banyak data dan
informasi mengenai banyak ketidaksesuaian antara aturan atau prosedur yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan realisasi dilapangan. Pada penelitian ini,
fokus penelitian ini adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang dengan menggunakan indikator pengukuran berdasarkan
kriteria implementasi menurut Van Metter dan Van Horn, yaitu:
1. Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai
ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang.
2. Sumberdaya, yakni mengamati fenomena terkait sumberdaya dalam
implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
baik sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, maupun sumberdaya
waktu.
3. Karakteristik agen pelaksana, yakni meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
40
4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi respon,
pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi
antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik Gratis
di Kecamatan Curug Kota Serang.
6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik, yakni mengamati fenomena
kondisi ekonomi lingkungan, dukungan kelompok-kelompok kepentingan
dan elite politik, karakteristik para partisipan, serta opini publik mengenai
pelaksanaan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
41
Bagan 2.2.
Alur Berfikir
Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
Permasalahan yang terjadi:
Kecamatan Curug
1.
2.
3.
4.
Proses
Untuk menangani masalah ini,
peneliti menggunakan Teori Van
Metter dan Van Horn mengenai
Implementasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ukuran dan tujuan kebijakan
Sumberdaya
Karakteristik agen pelaksana
Komunikasi antara organisasi
dan aktivitas pelaksana
Sikap atau kecenderungan
(disposition) para pelaksana
Lingkungan ekonomi, sosial
dan politik
Masih ada jumlah penduduk dengan
kategori miskin di Kecamatan Curug
sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk
49.665 jiwa
Kendati dekat dengan Kantor Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten, namun
masih ada 735 rumah tangga yang belum
berlistrik.
Ketidaksesuaiannya atau tidak singkronnya
jumlah data pengajuan rumah tangga
sasaran yang diajukan dari pihak
Kecamatan Curug dengan data jumlah yang
direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten.
Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah
tangga sasaran yang ditetapkan oleh
Distamben Provinsi Banten menyebabkan
tidak tepat sasasaran alokasi rumah tangga
program listrik gratis di Kecamatan Curug
Kota Serang.
Output
Dengan menggunakan Teori Implementasi Van
Metter dan Van Horn, diharapkan Program Listrik
Gratis di Kecamatan Curug dapat berjalan dengan
optimal dan mengurangi tingkat kemiskinan di
wilayah Kecamatan Curug Kota Serang
khususnya agar semua masyarakat dapat
menikmati fasilitas aliran listrik dirumahnya.
(Sumber: Data diolah Peneliti, 2016)
42
2.4.
Asumsi Dasar
Pada penelitian ini peneliti memiliki asumsi dasar sebagai bahan untuk
menilai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
Melalui tahap awal penelitian maka peneliti berasumsi bahwa Program Listrik
Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang belum berhasil dan masih buruk.
43
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Metode penelitian ilmiah adalah suatu cara yang logis, sistematis, objektif,
untuk menemukan kebenaran secara keilmuan. Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis
artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis dalam Sugiyono (2012: 2).
Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik di Kecamatan
Curug Kota Serang berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2006: 3) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
43
44
dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistik (menyeluruh).
3.2
Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian
Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan
sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah terhadap Implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
3.3
Lokasi Penelitian
Dengan melihat judul penelitian ini mengenai Implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, maka peneliti menunjuk tempat
penelitian atau yang akan menjadi lokus penelitian ini adalah berlokasi di Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dan Tiga Kelurahan yang ada di
wilayah Kecamatan Curug Kota Serang, yaitu Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete
dan Kelurahan Sukalaksana.
3.4
Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Fenomena yang diamati dalam penelitian ini adalah mengenai
Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Konsep
implementasi kebijakan dalam proses kebijakan sangatlah penting. Karena dalam
program tanpa diimplementasikan dengan baik tidak akan menghasilkan sebuah
tujuan kebijakan yang sesuai dengan harapan yaitu mensejahterakan masyarakat.
Agar proses Implementasi dapat berjalan baik sesuai dengan keinginan
45
masyarakat dan pemerintah, dengan ini, program listrik gratis harusnya bersifat
merata dan sesuai dengan tujuan kebijakan yang semestinya.
Ada pun definisi mengenai implementasi program atau implementasi
kebijakan dari beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi
kebijakan adalah suatu tindakan dalam tahapan kebijakan publik yang di
laksanakan oleh individu-individu, kelompok, pemerintah maupun swasta untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan atau kebijakan.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Karena peneliti menggunakan
metode penelitian kualitiatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan
dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang
digunakan yaitu enam variabel menurut Van Metter dan Van Horn yang
mempengaruhi implementasi kebijakan publik, yaitu:
1.
Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai
ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang.
2. Sumberdaya, yakni mengamati fenomena terkait sumberdaya dalam
implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
baik sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, maupun sumberdaya
waktu.
46
3.
Karakteristik agen pelaksana, yakni meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi
respon, pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor
program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi
antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik
Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik, yakni mengamati fenomena
kondisi
ekonomi
lingkungan,
dukungan
kelompok-kelompok
kepentingan dan elite politik, karakteristik para partisipan, serta opini
publik mengenai pelaksanaan Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang.
3.5
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tentang Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang yang menjadi instrumen utama penelitian adalah
peneliti sendiri. Menurut Moleong (2011: 19) pencari tahu alamiah (peneliti)
dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat
pengumpul data, sedangkan menurut Irawan (2006: 17) dalam sebuah penelitian
kualitatif yang menjadi instrument terpenting adalah peneliti sendiri. Oleh karena
47
itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian
kualitatif pada awalnya di mana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang
menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi, setelah masalah yang akan
dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangkan satu instrumen.
3.6
Informan Penelitian
Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang, penentuan informannya menggunakan teknik
Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau
situasi sosial yang diteliti dalam Sugiyono (2005: 54)
Menurut Bungin (2007: 53), prosedur sampling yang terpenting dalam
penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan)
atau situasi sosial tertentu yang serat informan sesuai dengan fokus penelitian.
Melihat pada kepentingan data yang dibutuhkan peneliti maka informan dibagi
menurut kelompok dan tidak dibatasi pada jumlah tertentu. Ada pun yang menjadi
informan dalam penelitian ini di antaranya ialah:
48
Tabel 3.1
Kategori Informan Penelitian
Jenis
Kode
Kategori Informan Penelitian
Informan
Kode
Keterangan
Informan
Jumlah
Informan
Staf Bidang Energi dan
Ketenagalistrikan Distamben
Provinsi Banten/Seksi
Instansi
Distamben
Provinsi
I.1
Banten
I.1.1
Key
Informan
1
Pengawasan
Staf Bidang Energi dan
Ketenagalistrikan Distamben
Provinsi Banten/Seksi
I.1.2
Key
Informan
1
Perencanaan
Kepala Kecamatan Curug Kota
Kecamatan
Curug
Serang
I.2
I.2.1
Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan Kecamatan
I.2.2
Curug Kota Serang
Key
Informan
Secondary
Informan
1
1
Dinas Tata
Kota dan
PJU Kota
I.3
Kasi Dinas Tata Kota dan PJU
Kota Serang
I.3.1
Secondary
Informan
1
Serang
Sekretaris Kelurahan Curug
Kelurahan
Curug,
Sukalaksana
I.4
dan Cipete
Sekretaris Kelurahan
Sukalaksana
Sekretaris Kelurahan Cipete
I.4.1
I.4.2
I.4.3
Masyarakat Miskin Kelurahan
Curug Yang Mendapat Listrik
Masyarakat
Kecamatan
Curug
I.5
I.5.1
Gratis
Masyarakat Miskin Kelurahan
Curug Yang Tidak Mendapat
I.5.2
Secondary
Informan
Secondary
Informan
Secondary
Informan
Secondary
Informan
Secondary
Informan
1
1
1
1
1
49
Listrik Gratis
Tokoh Masyarakat Kelurahan
Curug
I.5.3
Masyarakat Miskin Kelurahan
Sukalaksana Yang mendapat
I.5.4
Listrik Gratis
Masyarakat Miskin Kelurahan
Sukalaksana Yang Tidak
I.5.5
Mendapat Listrik gratis
Tokoh Masyarakat Kelurahan
Sukalaksana
I.5.6
Masyarakat Miskin Kelurahan
Cipete Yang Mendapat Listrik
I.5.7
Gratis
Masyarakat Miskin Kelurahan
Cipete Yang tidak Mendapat
I.5.8
Listrik Gratis
Tokoh Masyarakat Kelurahan
Cipete
I.5.9
Total
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
Secondary
1
Informan
17
(Sumber: Peneliti, 2016)
Data jumlah informan pada tabel kategori informan penelitian menunjukan
alasan peneliti menentukan jumlah informan sebanyak 17 informan menurut
Sugiyono (2005: 54) berdasarkan teknik penentuan informan yaitu teknik
purposive sampling (sampel bertujuan) dan tentunya dengan pertimbanganpertimbangan yang cukup matang dan sangat mengetahui tentang penelitian listrik
gratis di Kecamatan Curug. Di antaranya satu Staf Bidang Energi dan
Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi Pengawasan serta Staf bidang
50
Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi/Seksi Perencanaan Banten
dipilih sebagai key informan karena bidang Distamben tersebut yang pada
awalnya mengusulkan program listrik gratis khususnya di Kecamatan Curug Kota
Serang dan sangat memahami tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug
Kota Serang, sedangkan Kepala Kecamatan Curug dipilih sebagai key informan
karena beliau yang peneliti anggap sangat mengetahui kondisi masyarakat di
Kecamatan Curug Kota Serang.
Untuk jumlah secondary informan terdiri dari satu Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih informan
tersebut karena Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan yang berkoordinasi
langsung kepada semua pihak kelurahan yang ada di Kecamatan Curug.
Secondary informan selanjutnya ialah tiga orang sekretaris Kelurahan Curug,
Kelurahan Sukalaksana dan Kelurahan Cipete yang khusus di bidang ekonomi
pembangunan dan pendataan serta pengajuan proposal program listrik gratis.
Alasan peneliti memilih informan tersebut, berdasarkan data jumlah rumah tangga
belum berlistrik diketahui kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete adalah
kelurahan dengan kategori terbanyak rumah tangga yang belum berlistrik.
Secondary informan terakhir ialah sembilan orang masyarakat Kecamatan
Curug serta tokoh masyarakat yang dipilih berdasarkan data jumlah terbanyak
rumah tangga belum berlistrik. Dari 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Curug,
peneliti memilih masing-masing tiga masyarakat Kelurahan Curug, Kelurahan
Sukalaksana, dan Kelurahan Cipete di antaranya masyarakat yang mendapat
program listrik gratis dan tidak mendapatkan program listrik gratis serta salah
51
seorang tokoh masyarakat di Kelurahan tersebut. Secondary informan di sini juga
berfungsi menjawab kebenaran pertanyaan yang sudah diajukan oleh peneliti
kepada key informan.
3.7.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang merupakan kombinasi dari beberapa
teknik yaitu:
3.7.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli
atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
penelitian harus mengumpulkannya secara langsung dari sumbernya dan masih
bersifat mentah. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
primer antara lain wawancara dan observasi. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumbernya dan masih bersifat mentah karena belum
diolah. Data ini diperoleh melalui:
1. Wawancara
Esterbeg (2002) mendefinisikan interview atau wawancara dalam
Sugiyono (2005: 73) sebagai berikut:
52
“a meeting of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and joint construction of
meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Selain itu pengertian lain dari wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Maksud dari kegiatan wawancara dalam penelitian seperti yang
ditegaskan Lincoln dan Guba dalam Moleong (2006: 186) antara lain:
“Mengkonstruksi
mengenai
orang,
kejadian,
organisasi,
perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatankebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatankebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang,
memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang
lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi,
mengubah dan memperluas konstruksi yang akan dikembangkan oleh si peneliti
sebagai pengecekan anggota.”
Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau dangan menggunakan panduan wawancara.
Dalam Nazir (2009: 193) Wawancara berdasarkan cara pelaksanaanya dibagi dua,
yaitu:
53
1.
Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
2. Wawancara
tak
berstruktur
adalah wawancara
yang tidak
berpedoman pada daftar pertanyaan.
Wawancara yang akan digunakan pada penelitian program listrik gratis di
Kecamatan Curug adalah wawancara berstruktur yang mana wawancara secara
terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Namun saat wawancara berlangsung, peneliti boleh mengajukan
pertanyaan lain di luar pertanyaan yang telah disusun tetapi tidak keluar dari
konteks penelitian dan pertanyaan yang sudah disiapkan sehingga, hasil yang
didapatkan tidak bias dan kaya akan informasi.
2.
Observasi
Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono (2005: 64) menyatakan
bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para imuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan
berbagai alat yang sangat canggih.
Selain itu observasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain
yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Konsep
macam-macam dalam Sugiyono (2005: 64) yang mengklasifikasikan observasi
sebagai berikut:
54
a. Observasi berpartisipasi (participant observation)
b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation
and convert observation), dan
c. Observasi yang tidak terstuktur (unstructured observation)
Jadi berdasarkan pengklasifikasian observasi di atas, observasi yang
dilakukan peneliti dalam penelitian listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
adalah
observasi
terang-terangan,
di
mana
peneliti
dalam
melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data atau informan,
bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Maka pihak-pihak yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu
saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang di cari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti
tidak akan di ijinkan untuk melakukan observasi.
Di bawah ini adalah Pedoman wawancara dalam penelitian mengenai
Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang menurut
Van Metter dan Van Horn 1975.
55
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
No
Dimensi
1
Uraian Pertanyaan
Informan
1. Apa tujuan dari program
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang?
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Camat
Curug, Kepala Seksi
Ekonomi Pembangunan
Kecamatan Curug
Ukuran Dan
2. Apa
Tujuan Kebijakan
standar
dari
Distamben Provinsi
keberhasilan
program Banten, Kepala Camat
Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kepala Seksi
Curug Kota Serang?
Ekonomi Pembangunan
Kecamatan Curug
3. Bagaimana
kesiapan
aparatur
dari
Program
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang?
2
4. Bagaimana sarana dan
prasarana yang ada dalam
menunjang dari program
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota?
Sumber Daya
5. Bagaimana
dana
dan
anggaran dalam menunjang
dari program Listrik Gratis
di Kecamatan Curug Kota
Serang?
6. Sejak
kapan
Program
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang mulai
berjalan?
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Seksi
Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Camat
Curug, Kepala Seksi
Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug,
Dinas Tata Kota
Serang
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Seksi
Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Camat
Curug Kota Serang,
Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug
56
7. Apa saja Peran dari para
aparatur dalam
program
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang?
3
Karakteristik
Agen Pelaksana
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Camat
Curug Kota Serang,
Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug, Staf
Bidang Ekonomi
Pembangunan
Kelurahan Curug,
Sukalaksana dan
Cipete, Dinas Tata
Kota Serang
8. Sejauh
ini
bagaimana
Distamben Provinsi
Pelaksanaan dari program Banten, Kepala Camat
Listrik Gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang,
Curug Kota Serang?
Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug,
Staf Bidang Ekonomi
Pembangunan
Kelurahan Curug,
Sukalaksana dan
Cipete.
9. Bagaimana
mekanisme
sistem
pengajuan
dan
penerimaan Program Listrik
Gratis di Kecamatan Curug
Kota Serang?
Distamben Provinsi
Banten, Kepala
Camat Curug Kota
Serang, Kepala Seksi
Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug,
Staf Bidang Ekonomi
Pembangunan
Kelurahan Curug,
Sukalaksana dan
Cipete, Masyarakat
Kec. Curug, Tokoh
Masyarakat Kec.
Curug.
57
10. Bagaimana
pemahaman
masyarakat
terhadap
Program Listrik gratis
di
Kecamatan Curug Kota
Serang ?
4
Sikap/
Kecenderungan
(Disposisi) Para
Implementor
Pelaksana
11. Bagaimana
pemahaman
Distamben Provinsi Banten
yang bertanggung jawab
terkait dengan Listrik gratis
di Kecamatan Curug Kota
Serang ?
12. Bentuk
dukungan
dan
persetujuan dari Kecamatan
Curug terhadap
program
Listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang?
5
Kepala Camat Curug
Kota Serang, Kepala
Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug,
Staf Bidang Ekonomi
Pembangunan
Kelurahan Curug,
Sukalaksana dan Cipete
Distamben Provinsi
Banten
Distamben Provinsi
Banten, Kepala Camat
Curug Kota Serang,
Kepala Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug
13. Bagaimana koordinasi yang
Distamben Provinsi
dilakukan
terhadap Banten, Kepala Camat
Implementasi
program
Curug Kota Serang,
Listrik gratis di Kecamatan
Kepala Seksi Ekonomi
Curug?
Pembangunan
Komunikasi
Kecamatan Curug,
Antar Distamben
Dinas Tata Kota, Staf
Prov BantenKecamatan
Bidang Ekonomi
Curug-PLNPembangunan
KelurahanKelurahan Curug,
RT/RW- dan
Sukalaksana dan Cipete
Aktivitas
Pelaksana
14. Bagaimana Sosialisasi yang
Distamben Provinsi
dilakukan
dalam Banten, Kepala Camat
memberikan
pemahaman
Curug Kota Serang,
tentang program Listrik
Kepala Seksi Ekonomi
gratis
di Kecamatan
Pembangunan
Curug?
Kecamatan Curug
58
15. Bagaimana
Kondisi
Ekonomi dari Masyarakat
yang mendapatkan bantuan
tentang program Listrik
gratis
di Kecamatan
Curug?
6
Lingkungan
Ekonomi, Sosial
Dan Politik
16. Bagaimana kondisi sosial
dari
Masyarakat
yang
mendapatkan
program
Listrik gratis di Kecamatan
Curug ?
17. Bagaimana kondisi politik
Kecamatan Curug di Kota
Serang?
Distamben Provinsi
Banten, Kepala
Camat Curug Kota
Serang, Kepala Seksi
Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug,
Staf Bidang Ekonomi
Pembangunan
Kelurahan Curug,
Sukalaksana dan
Cipete,Masyarakat
Kec. Curug, Tokoh
Masyarakat Kec.
Curug
Kepala Camat Curug
Kota Serang, Kepala
Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug.
Kepala Camat Curug
Kota Serang, Kepala
Seksi Ekonomi
Pembangunan
Kecamatan Curug.
(Sumber : peneliti, 2016)
3.7.2. Sumber Data Sekunder
Data adalah bahan keterangan tentang semua objek penelitian yang
diperoleh di lokasi penelitian dalam Bungin (2005: 19). Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
59
sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal dan lain-lain.
Data sekunder terbagi dua, yaitu studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh melalui
kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data
yang diteliti.
1. Studi kepustakaan
Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi yang relevan
dengan penelitian yang dijalankan dan teknik ini berdasarkan text
books maupun jurnal ilmiah.
2. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang bersumber dari
dokumen yang resmi dan relevan dengan permasalahan yang akan
diteliti.
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
khususnya dalam melakukan wawancara dalam Sugiyono (2005: 82) adalah:
1.
Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data. pencatatan dengan sumber data
2. Handphone recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan
atau pembicaraan dengan informan/sumber data, karena jika hanya
menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan
informasi yang telah diberikan oleh informan.
3. Camera: berfungsi untuk memotret/mengambil gambar peneliti sedang
melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Kemudian
60
Memotret semua kegiatan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan dari suatu penelitian
lebih terjamin.
Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi atas
data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari informan
penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara (intervi ew).
Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung berasal dari informan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data -data
dan dokomen-dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti. Data-data
tersebut merupakan data yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini.
3.8.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan dalam Sugiyono
(2005: 88)
“Data analysis is the process of systematically searching and arranging
the interview transcrips, fieldnotes, and other materials that you accumulate to
increase your own understanding of them and to enable you to present what you
have discovered to others”. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan
kepada
orang
lain.
Analisis
data
dilakukan
dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
61
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. Jadi, dalam analisis data pada penelitian kualitatif
bersifat induktif (grounded) dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian
adalah dengan cara mangabstaraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari
lapangan dan mencari pola-pola yang terdapat di dalam data-data tersebut.
Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai
seluruh proses pengumpulan data selesai dilaksanakan. Menurut Nasution dalam
Sugiyono (2005: 89) Analisis dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung secara terus menerus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis itu
dilaksanakan secara paralel pada saat pengumpulan data dan dianggap selesai
manakala peneliti merasa telah memiliki data sampai tingkat “titik jenuh” atau
reliable (data yang didapat telah seragam dan telah menemukan pola aturan yang
peneliti cari). Maka, tidak heran bila dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung
berbulan-bulan.
62
Maksud dari analisis data adalah untuk penyederhanaan data ke dalam
formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan.
Maksudnya analisis data di sisni tidak saja memberikan kemudahan interpretasi
tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati
sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan simpulan akhir penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti
melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis
data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat
jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono
(2005: 91), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan
penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
dan verifikasi (verification).
63
Apabila digambarkan proses tersebut akan nampak seperti berikut ini:
Bagan 3.1
Analisis Data Menurut Miles & Huberman
Data
Collecting
Data
Display
Data
Reduction
Verification/
Conclusion
Sumber: Sugiyono (2005:92)
Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada proses peneliti akan
melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal
utama itu tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga di atas dapat
diuraikan menurut Sugiyono (2005: 92) sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data
yang
dikumpulkan
diperoleh
dengan
menggunakan
teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya, data-data yang
berupa data variabel dari hasil wawancara diubah menjadi bentuk tulisan.
64
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat
dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan
memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
3. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Kalau dalam sebuah penelitian kualitatif, penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984)
menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative
research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat narasi.
4. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan (Verification)
Langkah ketiga dalam tahapan analisis interaktif menurut Miles &
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan
pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan,
mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar
dan kesimpulan awal yang dikemukakan dimuka masih bersifat sementara,
65
dan akan terus berubah selama proses pengumpulan data masih terus
berlangsung. Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut didukung oleh
bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten yang peneliti temukan di
lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
3.8.1. Uji Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2012: 267), keabsahan data atau validitas
adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data dalam penelitian
kualitatif, dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti.
Adapun dalam menguji validitas data, peneliti menggunakan dua
cara yakni:
1. Triangulasi
Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada menurut Sugiyono (2012: 241). Terdapat beberapa macam
triangulasi diantaranya:
a. Triangulasi Sumber yaitu mengecek data yang diperoleh dari
sumber yang berbeda dengan teknik yang berbeda.
66
b. Triangulasi Teknik yaitu mengecek data yang diperoleh kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi Waktu yaitu mengecek data yang diperoleh di waktu
yang berbeda.
Dalam penelitian Program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Kemudian proses check dan recheck data yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara mewawancarai informan satu dengan informan
lainnya yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga agar mendapatkan
keabsahan data yang benar-benar valid.
2. Member Check
Member Check adalah dalam Sugiyono (2012: 276) proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya
adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan valid,
maka semakin dipercaya. Member Check yang peneliti lakukan disini ialah
dengan memperlihatkan kembali kepada informan jawaban-jawaban atas
pertanyaan yang peneliti simak dan peneliti tulis.
68
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian merupakan penjelasan tentang objek
penelitian yang meliputi penjelasan tentang lokasi penelitian yang diteliti
dengan memberikan gambaran umum tentang lokasi penenlitian, gambaran
umum Kota Serang, gambaran umum Kecamatan Curug dan gambaran umum
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten hal tersebut dipaparkan di
bawah ini:
4.1.1
Gambaran Umum Kota Serang
Kota Serang merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten
Serang, Provinsi Banten. Kehadirannya adalah konsekuensi logis dari
keberadaan Provinsi Banten. Kota Serang diresmikan pada tanggal 2
NovemPber 2007 berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kota Serang. Kota serang secara geografis terletak antara 5 o.50’6o.21’ Lintang selatan dan 105o7’ – 106o22’ Bujur timur. Kota Serang juga
terkenal sebagai pusat sejarah kesultanan Banten yang pernah Berjaya pada
abad
ke-XVII.(https://guntarabanten.wordpress.com/pemekaran-kota-serang-
langkah-awal-banten/)
Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan
Provinsi Banten, juga sebagai daerah Ibukota Provinsi Banten Wilayah kota
serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang
68
69
lebih dari 500m dan beriklim tropis. Adapun batas wilyah Kota Serang terdiri
dari:
a.
Sebelah Utara: Teluk Banten, yang dahulu merupakan salah satu
jalur lalu lintas perairan yang sangat sibuk.
b.
Sebelah Timur: Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas dan
Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
c.
Sebelah Selatan: Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir, dan
Kecamatan Baros Kabupaten Serang.
d.
Sebelah Barat: Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin
Kurung, Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
Secara administrative Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi
Banten memiliki total luas wilayah sebesar 366.74 km2. Luas wilayah tersebut
terbagi atas 20 kelurahan dari 46 Desa, yang termasuk dalam 6 kecamatan,
yaitu Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug,
Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen.
Menurut sensus penduduk dengan jumlah penduduk Kota Serang pada tahun
2010 adalah 576,961 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Serang
diperkirakan sebesar 1,05% per tahun.
70
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Curug
Kecamatan Curug merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kota
Serang, terletak di bagian Selatan dari wilayah Kota Serang. Kecamatan
Curug merupakan wilayah pembangunan bagian Selatan dari Kota Serang.
Wilayah pembangunan bagian Selatan diarahkan dengan fungsi utama
pemerintahan/perkantoran, perumahan perdagangan dan jasa serta berbagai
fasilitas umum. Kecamatan Curug merupakan wilayah Kota Serang yang
menjadi pusat menjadi pusat kawasan Pemerintahan Provinsi Banten.
Tepatnya di Desa Sukajaya telah dibangun beberapa kantor Pemerintahan
Provinsi dan hingga saat ini masih terus berkembang yang disebut dengan
KP3B yaitu Kasawan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten
Kecamatan Curug adalah lembaga teknis daerah yang merupakan
unsur pendukung tugas kepala daerah penyusunan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan atau kantor. Kecamatan Curug
dibentuk di wilayah Kota Serang dengan berpedoman Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Implementasi
kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik
secara
structural,
fungsional
maupun
kultural
dalam
tatanan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Salah satu perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut
kedudukan, tugas pokok dan fungsi Kecamatan yang sebelumnya merupakat
perangkat wilayah dalam kerangka Asas Dekonsentrasi, berubah statusnya
menjadi perangkat daerah dalam kerangka Asas Desentralisasi. Kecamatan
71
Curug dipimpin oleh Camat yang dalam tugas pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan sebagai wewenang Walikota untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah. Mengacu pada Peraturan Daerah Kota
Serang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang, dalam Bab III Pasal 3
Ayat 2 menjelaskan Camat dalam menjalankan tugasnya mendapat
pelimpahan sebagian kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. (Sumber: Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Kecamatan Curug, Tahun 2015)
Pengaturan penyelenggaraan Kecamatan baik dari sisi pembentukan,
kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Kecamatan mengemban pula penyelenggaraan tugas-tugas
umum pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah.
Kecamatan selain melaksanakan tugas diatas menyelenggarakan
fungsi:
a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum,
c. Mengkoordinasikan
penerapan
dan
penegakan
peraturan
perundang-undangan,
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan
umum,
72
e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di
tingkat kecamatan,
f. Membina penyelenggaraan pemerintah desa dan / atau Kelurahan,
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintah
Desa atau Kelurahan.
Kecamatan Curug, sebagai lembaga pada Pemerintahan Kota Serang
yang bertanggung jawab dan bertugas mengelola bidang pemerintahan
umum, pembangunan dan kemasyarakatan serta mempunyai fungsi seperti
diatas, dan akan terus menjembatani setiap langkah dan kegiatan dalam
rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat di Kecamatan Curug.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kecamatan Curug memiliki
Visi dan Misi sebagai berikut:
a) Visi Kecamatan Curug
“Terdepan dalam pelayanan prima menuju kecamatan curug yang
sejahtera dengan potensi perdagangan jasa yang madani”.
b) Misi Kecamatan Curug:
1. Meningkatkan kapasitas su,ber daya aparatur dan kelembagaan
guna meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat;
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
wilayah melalui peran aktif masyarakat dalam budaya gotong
royong dan swadaya masyarakat;
73
3. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan di wilayah
kecamatan melalui pemberdayaan kelurahan;
4. Mengembangkan
potensi
wilayah
melalui
peningkatan
kapasitas SDM dan lingkungan.
Kemudian susunan organisasi Kecamatan Curug menurut Peraturan
Walikota Serang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Tugas pokok dan Fungsi
Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang, terdiri dari:
a) Unsur pimpinan adalah Camat
b) Unsur pembantu pimpinan adalah Sekretariat Kecamatan
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
c) Unsur pelaksana adalah Seksi, terdiri dari:
1. Seksi Kesejahteraan Sosial
2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Kelurahan
3. Seksi Pemerintahan
4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan
5. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
d) Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara geografis Kecamatan Curug berada di wilayah selatan Kota
Serang. Terbagi atas:
74
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Walantaka dan
Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Serang.
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cipocok Jaya.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Baros Kabupaten
Serang.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang dalam data Statistik
Daerah Kecamatan Curug Tahun 2015, bentuk topografi wilayah Kecamatan
Curug sebagian besar merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata
kurang dari 60 m dari permukaan air laut. Kecamatan Curug memiliki luas
wilayah 39,40 km2. Kelurahan Kamanisan merupakan Kelurahan terluas di
Kecamatan Curug yaitu memiliki luas wilayah sebesar 5,31 km 2 atau sebesar
13,48 % dari luas wilayah Kecamatan Curug.
Secara administratif Kecamatan Curug terdiri dari sepuluh (10)
Kelurahan, terdiri atas Kelurahan Curug, Kelurahan Sukawana, Kelurahan
Cilaku,
Kelurahan
Curug
Manis,
Kelurahan
Sukajaya,
Kelurahan
Sukalaksana, Kelurahan Pancalaksana, Kelurahan Kamanisan, Kelurahan
Cipete dan Kelurahan Tinggar dengan 41 RW dan 160 RT dengan rincian
sebagai berikut:
75
Tabel 4.1
Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Curug
Nama Kelurahan Serta Jumlah RT/RW Kecamatan Curug
NO
Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah RT
Jumlah RW
Curug
13
Sukawana
11
Cilaku
23
Curug Manis
17
Sukajaya
11
Sukalaksana
17
Pancalaksana
17
Kamanisan
17
Cipete
17
Tinggar
17
Jumlah
160
Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Kecamatan Curug, Tahun 2015
7
3
4
4
3
4
5
4
4
3
41
(LAKIP)
Berdasarkan dari hasil proyeksi Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah
penduduk Kecamatan Curug tahun 2014 berjumlah 49.665 orang yang terdiri
dari 25.728 orang laki-laki dan 23.937 orang perempuan. Jumlah penduduk
terbanyak di Kelurahan Kamanisan yaitu berjumlah 7.853 orang yang terdiri
4.176 orang laki-laki dan 3.667 orang perempuan. Kemudian Kelurahan
yang paling sedikit penduduknya adalah Kelurahan Sukajaya yakni
berjumlah 3.597 orang yang terdiri dari 1.905 orang laki-laki dan 1.692
orang perempuan.
76
4.1.3 Gambaran Umum Distamben Provinsi Banten
Kedudukan
Dinas Pertambangan
Merupakan
Unsur
Pelaksana
Otonomi daerah di Bidang Pertambangan dan Energi. Tugas pokok Dinas
Pertambangan dan Energi Mempunyai Tugas Pokok Dan Melaksanakan
Tugas-Tugas Pemerintahan, Pembangunan, Kewenangan Dekonsentrasi dan
Pembantuan Dalam Bidang Pertambangan Dan Energi. Kewenangan
Provinsi dalam Pengelolaan Bidang Pertambangan dan Energi, secara
administrasi pemerintahan, diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota. Dalam PP tersebut, diatur detail
kewenangan Provinsi dalam bidang energi dan sumber daya mineral,
meliputi:
1. Mineral, Batubara dan Air Tanah;
2. Geologi;
3. Ketenagalistrikan;
4. Minyak dan Gas;
5. DIKLAT.
Visi Distamben Provinsi Banten
Dengan mempertimbangkan kedudukan, tugas dan fungsinya maka
Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan memerhatikan
perencanaan strategis yang mencantumkan pada Renstra pada Kementrian
ESDM Tahun 2010-2014: “Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi
77
serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan
lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakuran rakyat” menetapkan Visi 2012-2017 sebagai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan, yaitu:
“Pemerataan Infrastruktur Energi Serta Peningkatan Pemanfaatan
Potensi Pertambangan Yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung
Terwujudnya Rakyat Banten Sejahtera”
Misi Distamben Provinsi Banten
Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten 2012-2017 maka perlu ditetapkan misi sebagai upaya-upaya
umum yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, misinya yaitu:
1. Meningkatkan pemerataan akses masyarakat terhadap energi
melalui pemerataan instfrastruktur energi.
2. Meningkatkan
pemanfaatan
dan
pengusahaan
potensi
pertambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
3. Melaksanakan Tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih
(Good Governance)
4.2
Deskripsi Data
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang
telah didapatkan dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, selama
proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Implementasi
78
Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug menggunakan teori Implementasi
Kebijakan Publik menurut Van Metter dan Van Horn, meliputi:
1. Ukuran dan tujuan kebijakan
2. Sumberdaya
3. Karakteristik agen pelaksana
4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana
5. Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana
6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik
Adapun data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata,
kalimat dari program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, baik dari
hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil observasi lapangan, catatan
lapangan penelitian, atau hasil dokumentasi lainnya, yang relevan dengan fokus
penelitian ini. Proses pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan peneliti
secara investigasi di mana peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah
informan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini, sehingga
peneliti mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diharapkan. Informan
dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan informan dari awal dengan
menggunakan teknik purposive sampling.
Data-data yang peneliti dapatkan adalah data yang berkaitan dengan
program listrik gratis di Kecamatan Curug yang ada. Hasil yang diperoleh dari
wawancara, observasi lapangan dan kajian pustaka kemudian dibentuk secara
tertulis dengan dibentuk pola serta dibuat kode-kode pada aspek tertentu
berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan
79
permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun
jawaban hasil wawancara, peneliti memberikan kode-kode sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Kode Q1,2,3 dan seterusnya untuk menunjukan item pertanyaan
Kode A untuk menunjukan item jawaban
Kode I1.1 untuk menunjukan Kepala Seksi Bidang Energi dan
Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten
Kode I1.2 untuk menunjukan Staf bidang Energi dan
Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten
Kode I2.1 untuk menunjukan Kepala Kecamatan Curug Kota Serang
Kode I2.2 untuk menunjukan Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan
Kecamatan Curug Kota Serang
Kode I3.1 untuk menunjukan Kepala Seksi Energi dan PJU Dinas
Tata Kota, Kota Serang
Kode I4.1 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Curug
Kode I4.2 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Sukalaksana
Kode I4.3 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Cipete
Kode I5.1 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Curug Yang Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.2 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Curug Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.3 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 02
Kampung Cipecung Kelurahan Curug
Kode I5.4 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Sukalaksana Yang Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.5 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Sukalaksana Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.6 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 01
Kampung Tinggar Kelurahan Sukalaksana
Kode I5.7 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Cipete Yang Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.8 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran
Kelurahan Cipete Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis
Kode I5.9 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 01
Kampung Kelurahan Cipete
80
4.2.1. Deskripsi Informan Penelitian
Pada penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang, dalam menentukan informan peneliti
menggunakan teknik purposive merupakan teknik penentuan informan dengan
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan informasi
yang dibutuhkan.
Adapun
informan-informan
yang peneliti
tentukan,
merupakan orang-orang yang menurut peneliti ahli atau mengetahui banyak
mengenai program listrik gratis. Dalam penelitian mereka (informan) adalah
orang-orang yang kesehariannya berurusan dengan permasalahan yang sedang
peneliti teliti.
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terikat dalam
Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang diantaranya,
Kecamatan Curug, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dan pihakpihak lain yang terlibat. Untuk keabsahan data dan untuk menggali secara
mendalam mengenai penelitian ini, maka peneliti mengambil informan dari
beberapa masyarakat atau rumah tangga sasaran dan tokoh masyarakat terkait
yang telah peneliti tentukan sebelumnya yang peneliti temui. Berikut informan
yang telah bersedia diwawancarai adalah:
81
Tabel 4.2
Informan Penelitian
NO
Informan Penelitian
Kode
Informan
Keterangan
Staf Bidang Energi dan
1
Kesumba, ST
I.1.1
Ketenagalistrikan
Distamben Provinsi
Banten/Seksi Pengawasan
Staf Bidang Energi dan
2
Dodi Iskandar, ST
I.1.2
Ketenagalistrikan
Distamben Provinsi
Banten/Seksi Perencanaan
3
Drs. Budi Martono, M.Si
I.2.1
Kepala Kecamatan Curug
Kota Serang
Kepala Seksi Ekonomi
4
Siti Rahayu, Amd
I.2.2
Pembangunan Kecamatan
Curug Kota Serang
Kasi Energi dan PJU
5
Yayat Hidayat, ST
I.3.1
Dinas Tata Kota, Kota
Serang
6
Atok Sastrawijaya
I.4.1
7
Asep
I.4.2
8
Mardi
I.4.3
Sekretaris Kelurahan
Curug
Staf Kelurahan
Sukalaksana
Sekretaris Kelurahan
Cipete
Masyarakat Miskin
9
Sariah
I.5.1
Kelurahan Curug Yang
Mendapat Listrik Gratis
Masyarakat Msikin
10
Katih
I.5.2
Kelurahan Curug Yang
Tidak Mendapat Listrik
82
Gratis
11
Darwis
I.5.3
12
Ketua RT Kp.Cipecung
Kelurahan Curug
Masyarakat Miskin
Dewi
I.5.4
Kelurahan Sukalaksana
Yang mendapat Listrik
Gratis
13
Masyarakat Miskin
Murni
I.5.5
Kelurahan Sukalaksana
Yang Tidak Mendapat
Listrik gratis
14
Udin
I.5.6
15
Ketua RT Kp. Tinggar
Kelurahan Sukalaksana
Masyarakat Miskin
Kamsinah
I.5.7
Kelurahan Cipete Yang
Mendapat Listrik Gratis
16
Masyarakat Miskin
Dedeh Sukaesih
I.5.8
Kelurahan Cipete Yang
tidak Mendapat Listrik
Gratis
17
Asmariyah
I.5.9
Ketua RT Kp. Kelurahan
Cipete
(Sumber: Peneliti, 2016)
4.2.2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian Implementasi Program
Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang menggunakan Model analisis
data menurut Miles dan Huberman, yang mana prosesnya mencakup beberapa
langkah, yaitu yang pertama data collection (pengumpulan data). Pada
penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik Gratis di Kecamatan Curug
83
Kota Serang, dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan review program
listrik gratis yang ada, wawancara, observasi, pengumpulan data melalui kajian
pustaka dan dokumentasi. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan dalam
penelitian ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah selanjutnya yaitu data reduction (reduksi data). Reduksi data
artinya merangkum atau memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan hal
yang sama penting. Dalam penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik
Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, pada tahap reduksi data dilakukan
dengan cara membaca ulang data yang didapatkan saat pengumpulan data, dan
memilih data-data yang sesuai dengan fokus penelitian untuk kemudian
disajikan.
Kemudian langkah selanjutnya adalah data display (penyajian data).
Penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik Gratis di Kecamatan Curug
Kota Serang, dalam tahap penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan
secara sistematis dan dalam bentuk uraian singkat, bagan, kategori dan
disajikan berupa teks naratif. Dengan menyajikan data dapat mudah memahami
masalah apa yang terjadi.
Langkah keempat yakni melakukan penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan didukung dengan bukti-bukti yang
kuat berupa data yang valid dan temuan di lapangan. Dengan menghubungkan
hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan data yang ada kemudian
dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat dipertangungjawabkan.
84
4.3
Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan dan analisis dalam penelitian merupakan data dan fakta
yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan dan disesuaikan dengan teori
yang
peneliti
gunakan.
Dalam
pemaparan
hasil
penelitian,
peneliti
menuliskannya dalam bentuk deskriptif berupa uraian dan kutipan langsung
dari narasumber. Untuk mengetahui bagaimana mengenai Implementasi
Program
Listrik
Gratis di
Kecamatan
Curug
Kota
Serang,
dengan
menggunakan model teori Implementasi kebijakan Van Metter dan Van Horn
(1975) dalam implementasi kebijakan meliputi enam tahapan, yaitu:
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
2. Sumberdaya
3. Karakteristik Agen Pelaksana
4. Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana
5. Sikap atau Kecenderungan (disposition) Para Pelaksana
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang
Analisis data dan temuan di lapangan yang peneliti lakukan dengan
menggunakan model implementasi kebijakan menurut Van Metter dan Van
Horn (1975) di mana untuk mengimplementasi kebijakan meliputi enam
indikator, yaitu Ukuran dan Tujuan Kebijakan. Berikut penjabarannya:
85
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran
dan tujuan kebijakan melalui sebuah program. Dimana ukuran keberhasilan
dan tujuan menurut Van Metter dan Van Horn mengemukakan implementasi
kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai
oleh para pelaksana kebijakan.
Program listrik gratis merupakan program pemerintah yang harus
dilaksanakan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan
rasio elektrofikasi di Banten. Di mana rasio elektrofikasi di Banten harus
mencapai 100%, sebagaimana target yang diinginkan. Di Banten, rasio
elektrofikasi yang berhasil dicapai sebesar 90% dari target yang ditetapkan
(100%).
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1
“Program listrik gratis ini mempunyai tujuan secara globalnya adalah
untuk peningkatan rasio elektrifikasi di Banten. (wawancara dengan I1.1, 22
Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa program
listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Banten. Sesuai
dengan yang peneliti ketahui bahwa rasio elektrifikasi belum sesuai target
sebagaimana data yang peneliti lampirkan pada Bab 1 halaman 6.
Hal serupapun diungkapkan oleh I1.2
“Program listrik gratis bertujuan untuk secara makro meningkatkan
rasio elektrifikasi di Provinsi Banten. Dimana rasio elektrifikasi adalah
jumlah rumah tangga berlistrik dibagi dengan rumah tangga total.
(Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
86
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa secara
global program listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.
Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1
“Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten
Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten”.
(Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor
Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan
program listrik gratis untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% se-Provinsi
Banten.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten, tujuan dari
program listrik gratis ini adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
“Tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada
masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu
jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa
meningkatkan sosial ekonominya dari penerangan”. (Wawancara
dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan
khusus dari program listrik gratis adalah untuk memberi akses listrik kepada
masyarakat yang kurang mampu agar bisa memanfaatkan listrik dan
meningkatkan sosial serta perekonomian untuk masyarakat.
87
Seiring dengan yang diungkapkan oleh informan diatas, begitu juga yang
diungkapkan oleh I1.2
“Program listrik gratis bertujuan juga diantaranya yaitu penyediaan
akses energi listrik pada rumah tangga prasejahtera, Kemudian tujuan
lainnya sebagai rasa keadilan, karena Provinsi Banten banyak
ditempati pembangkit energi listrik, Suralaya Cilegon, PLTU Labuan
dan tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan
sampai ada masyarakat atau rumah tangga yang belum bisa menikmati
fasilitas energi listrik”. (wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul
10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan
lain dari program listrik gratis adalah penyediaan akses energi listrik pada
rumah tangga prasejahtera dan sebagai rasa keadilan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1
“Untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau
kurang mampu”. (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul
15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan
program listrik untuk memberi bantuan kepada yang kurang mampu.
Ukuran keberhasilan dari program listrik gratis ini dapat dilihat dari yang
diungkapkan oleh I1.1
“Kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran
keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah
nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan
anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia”. (Wawancara dengan I1.1, 22
Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten)
88
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran
keberhasilan program listrik secara teknis adalah rumah tangga yang sudah
nyala oleh energi listrik dan secara administrasi penyerapan anggaran bisa
tercapai dan tidak terbuang sia-sia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh I1.2
“Ukuran keberhasilannya jadi manakala rumah-rumah yang jadi
sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau
belum nyala ya kita masih berhutang”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni
2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran
keberhasilan program listrik gratis adalah manakala rumah tangga sasaran
menjadi nyala tetapi kalau belum nyala masih berhutang.
Hampir serupa yang diucapkan oleh I2.1
“Standar keberhasilannya adalah terlaksananya semaksimal mungkin
rencana program tersebut di masyarakat, ya artinya terealisasi”.
(Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor
Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa
keberhasilan program listrik gratis adalah terealisasi semaksimal mungkin
program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
Dapat peneliti simpulkan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan dari program
listrik gratis ini adalah mana kala rumah tangga sasaran semua menjadi nyala
89
sehingga rasio elektrifikasi di Provinsi Banten yang menjadi tujuan utama
adalah sebesar 100% sehingga tujuan dari kebijakan program listrik gratis ini
dapat tercapai.
2. Sumber daya
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya terdiri dari sumber
daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya waktu menjadi
perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
Selain Distamben Provinsi Banten sebagai pelaksana program listrik
gratis di Kecamatan Curug, ada pula pihak lain yang terlibat dalam
pelaksanaan implementasi program listrik gratis ini.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1
“Kalau di provinsi kepala daerah dan instansi terkait, distamben
kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa/Kelurahan level
bawah seperti ketua RT. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga
ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai
melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah Kota
Serang. Kemudian kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim
pengawasan atau konsultan pengawasan fungsinya personel ini untuk
monitoring dilapangan”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul
13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten)
Hal yang sama diungkapkan oleh I1.2
“Selain tim verifikasi dari kita, ada juga tim survey dari luar.
Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, Jumlahnya pun
banyak, mereka berteam. Serta dibantu oleh aparat setempat, aparat
setempat itu desa/kelurahan, kecamatan, serta dinas tata kota Serang”.
(Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 wib, di kantor
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
90
Berdasarkan wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selain Distamben
Provinsi Banten, ada pula pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program listrik
gratis adalah Dinas Tata Kota Serang, Konsultan pendataan dan Konsultan
Pengawasan.
Hal yang sama juga diucapkan oleh I2.2
“Kelurahan, Kecamatan, Dinas tata kota Serang, nah Dinas tata kota itu
sebagai koordinator di Kota Serang setelah dari Tata Kota baru ke
Distamben”. (Wawancara dengan I2.2, 09 Juni 2016, Pukul 14.30 Wib, di
kantor Kecamatan Curug Kota Serang).
Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa selain
Kelurahan, Kecamatan Curug dan Distamben Provinsi Banten,
Dinas Tata
Kota Serang juga sebagai Koordinator di Kota Serang sebelum ke Distamben
Provinsi Banten.
Dalam penggolongan rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang,
pendataan rumah tangga dilakukan oleh Konsultan Pendataan yang ditunjuk
langsung oleh Dinas Tata Kota Serang.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I3.1
“Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak
2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari
pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan
ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan
hasilnya. Kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan seKota
Serang dan ke Distamben Provinsi Banten”
Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa Konsultan
pendataan melakukan pendataan dan melaporkan pendataan sejak awal bulan
Februari sampai Mei 2015, laporan tersebut dibuat buku oleh Dinas Tata Kota
91
Serang untuk dibagikan kepada seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Curug atau
seluruh Kecamatan yang ada diwiliyah Kota Serang dan Distamben Provinsi Banten.
Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial yang cukup juga
sangat berpengaruh dalam menunjang program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
“Anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran
anggarannya untuk satu rumah tangga yang pastinya saya lupa, tapi itu
ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi
rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde
yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok
lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya seperti
terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk biaya sambungan
rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800.000,- dengan 450kwh.
selama ini anggaran yang di keluarkan sudah cukup karena dilelang
jadi harganya lebih murah”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016,
pukul 13.35 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran anggaran
yang dikeluarkan untuk satu instalasi rumah sebesar 800.000,- dan anggaran
yang dikeluarkan karena dilelang sehingga lebih murah sehingga sudah cukup.
Hal berbeda yang diungkapkan oleh I1.2
“Anggaran program listrik gratis berasal dari APBD Provinsi, dari
tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes atau
program listrik gratis ini satu rumah tangga pasang instalasinya itu
700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada
yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama
dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah
tangga sasaran itu 1,1jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau
dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran
92
semurah-murahnya dengan barang yang bagus. Anggaran yang
dikeluarkan sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran itu setahun
sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah
cukup, bahkan setelah di lelang ada sisa anggaran. Kalau tidak habis
kita kembalikan pada kas daerah”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni
2016 pukul 10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa besaran
anggaran yang disiapkan untuk satu rumah tangga sebesar 1.400.000,anggaran yang dikeluarkan tersebut setelah dilelang ada sisa anggaran dan
dikembalikan pada kas daerah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1
“Anggaran yang di keluarkan dari APBD Provinsi Banten”.
(Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor
Kecamatan Curug Kota Serang).
Hal serupa yang diungkapkan oleh I2.2
“Anggaran program listrik gratis dari APBD Provinsi Banten”.
(Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.30 wib, di Kantor
Kecamatan Curug Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
peneliti ketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk program listrik gratis
dari APBD Provinsi Banten.
Selain sumber daya manusia dan finansial, dalam pelaksanaan program
listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang setiap tahun Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya
25.000 sambungan rumah.
Sebagaimana hal tersebut diungkapkan oleh I1.1
93
“Kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini dari tahun 2010 sampai 2015
Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun
sudah 25.000 rumah tangga yang dipasang sudah tercapai”.
(Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016 pukul 13.35 wib, di kantor Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selama
lima tahun berjalannya program listrik gratis dari tahun 2010 sampai 2015
sudah tercapai sebanyak 25.000 sambungan rumah tangga.
Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.8
“Sudah lama banget itu, soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau
ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya
diajuinnya 2 tahunan. Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur,
kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur
suruh sabar aja katanya”. (Wawancara dengan I5.8, 24 Juli 2016 pukul
15.00 wib, di Kp.Buah Kel.Cipete Kec.Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
informan telah diajukan namanya sejak dua tahunan sebagai calon penerima
hibah program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang namun belum
dapat.
Sebagaimana yang diungkapkan juga oleh I1.2
“Alhamdulillah
pelaksanaan, karena ini kan pembangunan sama
kontraktor ya pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih
waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancar-lancar
saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat
penyambungan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga
terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun
karena barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya
ada lancar-lancar saja”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016 pukul
10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
pembangunan yang lancar dilakukan oleh kontraktor dan diberikan waktu
94
selama beberapa bulan dalam pengerjaan instalasi rumah tangga. Namun
disaat penyambungan oleh PLN pernah terjadi keterlambatan sampai lewat
tahun.
Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.6
“Diajuinnya sudah lama sekali ada dari 2011, ya 2011 aja sampai
sekarang tahun 2016 belum ada aja”. (Wawancara dengan I5.6, 20 Juni
pukul 15.00 wib, di kp. Tinggar Kel. Sukalaksana, Kec. Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
informan sudah diajukan sejak tahun 2011 namun sampai 2016 belum ada
realisasi.
Dapat peneliti simpulkan bahwa pada ketiga sumber daya yang dimaksud
dalam program listrik gratis ini adalah yang pertama sumber daya manusia
yang mana selain Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi
Banten sebagai penanggung jawab program listrik gratis. Program listrik gratis
ini dilakukan dengan sistem lelang kepada perusahaan yang memenangkan
tender yang mana perusahaan tersebutlah yang menjalankan pemasangan
instalasi listrik kepada rumah tangga sasaran. Sumber daya yang kedua adalah
sumber daya finansial, dapat diketahui bahwa sumber anggaran program listrik
gratis ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Banten. Sumber daya yang ketiga adalah sumber daya waktu, yang
mana dapat diketahui bahwa Distamben Provinsi Banten memiliki target
sebesar 25.000 sambungan rumah tangga untuk setiap tahunnya. Namun
berdasarkan data jumlah realisasi listrik gratis rumah tangga sasaran pada
tahun 2010 sampai 2015 diketahui bahwa target 25.000 sambungan rumah
95
tangga belum sepenuhnya mencapai angka 25.000 sambungan rumah tangga.
Tetapi baru hampir mencapai 250.000 sambungan rumah tangga. (Data
terlampir pada Bab I, halaman 06, Tabel 1.1)
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Dalam karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi,
norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang
semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. Dalam hal ini
selain Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sebagai penanggung
jawab program listrik gratis, peran aparatur yang lainnya juga sangat
berpengaruh penting dalam berjalannya program ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1
“Ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak
terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan
dikecamatan curug ini”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul
13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa peran
Kecamatan Curug adalah mendesak pihak terkait agar dapat menyelesaikan
program listrik gratis.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I3.1
96
“Jadi kita sebagai pemberi data, karena output kita adalah data. Kita
melakukan pendataan ke seluruh rumah tangga yang belum berlistrik
dan berlistrik diseluruh kecamatan se kota serang. Setelah kita punya
data kita berikan pada Distamben Provinsi” (Wawancara dengan I3.1, 03
Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata
Ruang Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas
Tata Kota, Kota Serang berperan sebagai pemberi data dan mendata seluruh
rumah tangga yang berlistrik dan belum berlistrik diseluruh kota serang.
Selain peran para aparatur pelaksana program listrik gratis, norma-norma
dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan adalah aturan-aturan
atau syarat-syarat yang ada dalam mekanisme sistem pengajuan program
listrik gratis.
Sebagaimana yang diucapkan oleh I1.2
“Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan
satu proposal dengan melampirkan foto copy ktp kepala rumah tangga
sasaran yang akan diajukan” (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016,
pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
pengajuan program listrik gratis satu kelurahan mengajukan satu proposal
dengan melampirkan fotocopy KTP kepala rumah tangga sasaran yang
diajukan.
Hal serupa yang diungkapan oleh I4.3
97
“Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah
itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benar-benar tidak
mampu”. (Wawancara dengan I4.3, 24 Juni 2016, Pukul 15.00 Wib, di
Kantor Kelurahan Cipete Kecamatan Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten meminta langsung kepada pihak
Kelurahan dengan berdasarkan kriteria rumah tangga yang tidak mampu.
Dapat peneliti simpulkan bahwa karakteristik agen pelaksana dalam
program listrik gratis ini dimana selain Distamben Provinsi Banten, Dinas Tata
Kota Serang juga berperan dalam pemberi data jumlah rumah tangga yang
berlistrik dan belum berlistrik, data tersebut kemudian diberikan kepada
Distamben Provinsi Banten. Selain peran aparatur tersebut, norma-norma
dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan mekanisme sistem
pengajuan dalam program listrik gratis yaitu dengan menyerahkan proposal
beserta lampiran foto copy KTP kepala rumah tangga dan Kartu Keluarga
kemudian di serahkan kepada Distamben Provinsi Banten.
4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana
Dalam pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug ini terdapat
dinas-dinas terkait diantaranya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten dimana Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, Dinas Tata
Kota dan Tata Ruang Kota Serang, Kecamatan Curug, Konsuil Wilayah
Banten dan PT PLN.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
98
“Kita koordinasi singkronisasi data tentu takutnya seperti dobel data
kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita
tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan
sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas
tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan
Distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara
provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka
yang punya kawasan atau wilayah tersebut”. (Wawancara dengan I1.1,
22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
Distamben melakukan koordinasi kepada Dinas Tata Kota Serang dan PLN
dengan melakukan singkronisasi data untuk menghindari dobel data.
Pernyataan sama yang diungkapkan oleh I1.2
“Koordinasinya ya kita saling kroscek data, Distamben sama PLN
saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang
kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke
kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran
yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data
dan sharing data, koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap”.
(Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
koordinasi yang dilakukan saling kroscek data dan sharing data antara Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten dengan
PLN kemudian
memberikan hasil data rumah tangga sasaran yang akan dipasang instalasi
listrik kepada Kecamatan Curug dan Kelurahan-Kelurahan yang ada di
wilayah Kecamatan Curug.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh I2.1
99
“Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu
ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”. ( Wawancara dengan I2.1, 09
Juni 2016, Pukul 13.40 Wib, di Kantor Kecamatan Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa ada
koordinasi yang dilakukan tetapi tidak maksimal.
Hal yang sama diungkapkan oleh I2.2
“Koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi
ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya
gitu”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.30 wib, di
Kantor Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
Distamben kurang berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Curug sehingga
tiba-tiba instalasi sudah dipasang pada rumah tangga sasaran tanpa
berkoordinasi dengan Kecamatan Curug.
Selain koordinasi, pemberian informasi yang sangat cepat dan tepat waktu
juga sangat penting dalam pelaksanaan program listrik gratis.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I4.1
“Sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada
waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan
dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa
kelurahan curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi
dengan pa lurah juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga dapat
program tersebut. akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada
kelurahan lain yang ada di Kecamatan Curug”. (Wawancara dengan
I4.1, 24 Juli 2016, Pukul 10.00 Wib, bertempat di Kantor Kelurahan
Curug Kecamatan Curug Kota Serang)
100
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa program
listrik gratis sudah ada sejak lama. Namun terkendala pada pergantian staf
kelurahan kemudian di tahun 2014 informan menanyakan informasi kepada
kelurahan yang lain.
Serupa dengan yang dikatakan oleh I4.3
“Itu sejak tahun berapa ya kita juga telat tahunya, baru tahu tahun 2013
kemudian kita ngajuin baru ditahun 2014 kita dapet realisasi”.
(Wawancara dengan I4.3, 24 Juni 2016, Pukul 15.00 Wib, bertempat di
Kantor Kelurahan Cipete Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
informan telat informasi, informan mengetahui ada program pada tahun 2013.
Dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi antara organisasi dan
aktivitas pelaksana dalam program listrik gratis ini terdapat koordinasi dan
komunikasi antara pihak Distamben Provinsi Banten dan pihak Kecamatan
Curug namun koordinasi yang dilakukan kurang begitu optimal sehingga
menyebabkan beberapa kelurahan yang berada di Kecamatan Curug
mengalami keterlambatan informasi tentang listrik gratis.
5. Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana
Menurut Van Metter dan Van Horn (1974) menjelaskan disposisi bahwa
implementasi kebijakan diawali penyaringan (befiltered) lebih dahulu melalui
persepsi dari pelaksana (implementors) dalam batas mana kebijakan itu
dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat mempengaruhi
kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain
101
terdiri dari pertama, pengetahuan (cognition), pemahaman dan pendalaman
(comprehension and understanding) terhadap kebijakan. Kedua, arah respon
mereka apakah menerima, netral atau menolak (acceptance, neutrality, and
rejection). kemudian ketiga, intensitas terhadap kebijakan.
Dalam pelaksanaan program listrik gratis, Distamben dituntut untuk
mampu memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat atau rumah
tangga yang menjadi sasaran program listrik gratis.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
“Kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada
dari PLN narasumbernya. Jadi pemahaman tentang listrik gratis,
sampai pada keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu”.
(Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
masyarakat diberi pemahaman saat sosialisasi berlangsung serta mengundang
narasumber terkait guna memberikan pemahaman lebih pada masyarakat atau
rumah tangga sasaran program.
Hal Serupa yang diucapkan oleh I1.2
“Jadi dengan sosialisasi, nah pada saat sosialisasi dari awal kita
jelaskan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon
jangan marah jangan kesal karena kita juga punya aturan karena
program ini untuk rumah tangga yang miskin, sedangkan program ini
terbatas. Dijelaskan lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak
dipungut biaya. Kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan
segera kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya
102
jangan dikasih nanti akan datang petugas-petugas pada rumah tangga”.
(Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas
Pertambangan Energi dan Pertambangan Provinsi Banten memberikan
pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi. Masyarakat diberi
himbauan bahwa apabila ada tindak kecurangan agar melapor pada Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.
Hal serupa diungkapkan juga oleh I5.7
“Ya dikasih tahu ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi
kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk
makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu”.
(Wawancara dengan I5.7, 24 Juni 2016, Pukul 15.00, bertempat di
Kp.Buah Kel.Cipete Kec. Curug Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa
penerima program listrik gratis diberitahu oleh Dinas Pertambangan dan
Energi kalau program ini bersifat gratis tidak ada pungutan biaya apapun.
Dapat peneliti simpulkan bahwa sikap atau kecenderungan (disposisi) para
pelaksana dalam program listrik gratis ini, Distamben Provinsi Banten telah
melakukan sosialisasi kepada bakal calon penerima hibah program listrik
gratis. Serta Distamben Provinsi Banten memberikan pemahaman juga
himbauan lebih kepada masyarakat bahwa hibah tersebut bersifat gratis tidak
dipungut biaya.
103
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal
yang kondusif. Diantaranya lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Ketiga
lingkungan tersebut haruslah mendukung sebuah program yang akan
dikeluarkan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.2
“Reaksi rumah tangga kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang
tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya
secara baik-baik”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15
Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa reaksi
masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis merasa senang.
Sedangkan yang tidak akan dijelaskan secara baik-baik oleh pihak kelurahan.
Hal serupapun diungkapkan oleh I2.1
“Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan
pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada
akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa
diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang memang
tidak bisa ya datang ke kecamatan menghadap ke camat dan memang sudah
fatal ya akan dibawa ke polsek atau pihak berwajib”. (Wawancara dengan
I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.00 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota
Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa ada
kecemburuan sosial antara masyarakat yang mendapatkan program listrik
gratis dengan yang tidak mendapatkan. Namun demikian mereka diberikan
pengertian oleh aparat dikelurahan sehingga reaksinya masih bisa diredam.
Tetapi jika tidak bisa diredam, bisa datang untuk menghadap kepada camat
atau diselesaikan dipihak yang berwajib.
104
Kondisi ekonomi masyarakat yang menjadi sasaran program listrik gratis
adalah masyarakat dalam kategori prasejahtera.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.2
“Kondisi ekonomi yang mendapatkan miskin atau tidak mampu. Nah
ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN”. (Wawancara
dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa kondisi
ekonomi bagi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis adalah
masyarakat yang tidak mampu untuk memasang sendiri ke PLN.
Hal serupa diungkapkan oleh I2.1
“Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang ekonomi lebih
kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu”. (Wawancara dengan
dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.00 wib, di Kantor Kecamatan
Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa kondisi
ekonomi yang mendapatkan program listrik gratis adalah masyarakat yang
membutuhkan.
Dapat peneliti simpulkan bahwa lingkungan ekonomi, sosial dan politik
dalam program listrik ini yang mana masyarakat dengan kategori prasejahtera
dan ekonomi tidak mampulah yang mendapat program listrik gratis ini. Serta
lingkungan sosial yang kondusif dan tidak adanya unsur politik atau
kekuasaan dalam program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
105
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian adalah mencakup lebih lanjut dari hasil
analisis data yang ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait masingmasing indikator teori dari Van Metter dan Van Horn dapat diketahui yaitu
Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Agen Pelaksana,
Komunikasi
antara
Organisasi
dan
aktivitas
pelaksana,
Sikap
atau
Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan
Politik. Kemudian untuk mengetahui juga faktor-faktor penunjang apa saja
yang membuat program listrik gratis ini dapat berjalan dan faktor-faktor
penghambat apa yang membuat terhambatnya program listrik gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang.
Berikut adalah pembahasan dari masing-
masing indikator dalam penelitian “Implementasi Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang”
4.4.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang dapat diketahui bahwa ukuran dan tujuan
kebijakan merupakan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh
para pelaksana program. Dimana dinas pertambangan dan energi Provinsi
Banten adalah sebagai penanggung jawab dari program listrik gratis ini.
Sebuah program dikatakan sudah berhasil apabila sudah mencapai target
yang di tetapkan sebelum pelaksanaan. Apabila berhasil maka tujuan dari
program tersebut bisa tercapai dengan optimal.
106
Adapun ukuran dan tujuan pada program listrik gratis ini, tujuan
secara khususnya dari program ini adalah untuk meningkatkan rasio
eletrifikasi yang ada di Provinsi Banten. Rasio eletrifikasi adalah
perbandingan rumah tangga berlistrik dibagi dengan jumlah rumah tangga
total. Di Provinsi Banten, jumlah rasio elektrifikasinya sudah mencapai 90%
dibandingkan dengan rasio elektrifikasi di provinsi lain. Selain bertujuan
untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten, tujuan secara
umum dari program listrik gratis ini juga adalah sebagai rasa kemanusiaan
untuk membantu rumah tangga pra sejahtera dibidang penyediaan akses
energi listrik bagi rumah tangga yang membutuhkan dan tidak mampu untuk
membeli sendiri pada Perusahaan Listrik Negara atau PT PLN. Sasaran dari
program listrik gratis ini adalah rumah tangga dengan kategori pra sejahtera.
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten memiliki target
25.000 sambungan rumah tangga setiap tahunnya yang ingin dicapai. Namun
pada kenyataannya data pada Bab I Halaman 06 dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 menunjukan belum mencapai 25.000 sambungan rumah
tangga. Artinya, jika sebuah program belum mencapai target yang ditetapkan
maka program tersebut belum bisa dikatakan berhasil atau tidak maksimal.
4.4.2 Sumber Daya
Sumber daya terbagi dalam tiga jenis diantaranya sumber daya
manusia, sumber daya finansial dan sumber daya waktu. Ketiga sumber daya
ini adalah sebagai penunjang keberhasilan program listrik gratis. Dalam
107
pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang,
aparatur yang melaksanakan program tersebut selain Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi Banten, adapun Kelurahan Curug, Cipete dan
Sukalaksana atau Kecamatan Curug yang menjadi objek sasaran program
dan Dinas Tata Kota Kota Serang. Selain SKPD terkait yang melaksanakan
program tersebut, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten juga
memiliki tim khusus yang ditunjuk langsung untuk mendata dan
memverifikasi nama-nama calon rumah tangga sasaran program dan sampai
pada pengawasan instalasi rumah tangga sasaran. Tim pendataan dan
verifikasi tersebut adalah konsultan perencanaan yang melakukan survei
langsung ke rumah tangga yang telah diajukan dalam proposal pengajuan
hibah program listrik gratis. Layak tidaknya rumah tangga tersebut
mendapatkan program listrik gratis itu dipertimbangkan oleh tim konsultan
perencanaan dan Dinas Pertambangan dan Energi saat verifikasi kembali.
Namun dalam pelaksanaan pemasangan instalasi rumah tangga, Dinas
pertambangan dan Energi Provinsi Banten melakukan sistem lelang.
Perusahaan atau kontraktor yang memenangkan lelang tersebutlah yang akan
melakukan pembangunan atau pemasangan instalasi rumah tangga. Dalam
hal ini peneliti tidak diberitahu perusahaan mana yang memenangkan tender
dan melaksanakan pemasangan instalasi tersebut oleh informan penelitian.
Selain pendataan calon rumah tangga sasaran program listrik gratis sampai
pada
pembangunan
instalasi
rumah
tangga,
pengawasan
terhadap
pembangunan instalasi rumah tangga juga dilakukan oleh pihak lain, dimana
108
pihak lain ini adalah konsultan pengawas yang ditunjuk langsung oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten untuk mengawasi pembangunan
instalasi rumah tangga.
Konsultan pengawas ini dipantau atau dimonitoring secara langsung
oleh Dinas Pertambangan dan Energi selaku penanggung jawab program
listrik gratis di Provinsi Banten. Alasan Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten menunjuk konsultan pengawas karena keterbatasan tenaga
dan jumlah rumah tangga sasaranpun sangat banyak sehingga diperlukan
konsultan pengawas untuk mengawasi lebih detail pekerjaan yang dilakukan
oleh kontraktor. Namun Dinas Pertambangan dan Energi juga tetap
memonitoring atau mengawasi langsung pekerjaan yang dilakukan oleh
konsultan pengawasan.
Sumber daya yang kedua adalah sumber daya financial atau
keuangan. Dalam program listrik gratis ini anggaran yang digunakan untuk
program listrik gratis adalah Hibah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Derah Provinsi Banten. Menurut berita acara serah
terima barang/ jasa program listrik gratis biaya anggaran instalasi rumah
untuk satu rumah tangga sasaran adalah senilai Rp. 687.640,- dan untuk
biaya sambungan rumah untuk satu rumah tangga sasaran adalah senilai Rp.
359.534,- untuk pembayaran biaya penyambungan listrik dan stroom awal
dibayarkan pada PT. PLN. Namun amat disayangkan keterbatasan anggaran
yang diberikan dari pemerintah Provinsi Banten membuat terbagi-baginya
kuota realisasi listrik gratis. Prioritas utama realisasi listrik gratis adalah
109
lebih memprioritaskan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak seperti
yang sudah dipaparkan melalui tabel Bab satu (1), Tabel 1.1, Halaman 06
menjelaskan bahwa Kabupaten Pandeglang dan Lebak sangat diprioritaskan
oleh Dinas Pertambangan dan Energi mempertimbangkan bahwa masyarakat
yang ada dipedesaan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak itu lebih
membutuhkan akses energi listrik bila dibandingkan dengan masyarakat
Kota Serang. Seperti pada tabel dibawah ini adalah jumlah realisasi listrik
gratis di Kota Serang tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
Tabel 4.3
Jumlah Realisasi Listrik Gratis Tahun 2010-2015
Di Kecamatan Curug, Kota Serang
Nama kelurahan
Curug
Tinggar
Kemanisan
Cipete
Cilaku
Pancalaksana
Sukawana
Sukalaksana
Curugmanis
Sukajaya
Total Kecamatan Curug
2010
2011
40
50
40
50
50
44
Tahun
2012
2013
45
50
28
50
30
65
45
2014
35
55
35
59
35
50
50
78
150 174
173
249
238
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2016
2015
71
44
32
56
27
230
Sumber daya terakhir adalah sumber daya waktu, program listrik
gratis ini sudah ada sejak Kota Serang masih menjadi Kabupaten Serang dari
110
sejak tahun 2003. Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas Dari tahun 2010
sampai tahun 2015, Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan
Sukalaksana masing-masing hanya terjadi satu kali realisasi dalam lima
tahun berjalannya program setiap tahunnya. Ada beberapa hal alasan kenapa
Kelurahan Curug hanya mendapat satu kali realisasi di Tahun 2015, ini
dikarenakan staf kelurahan curug yang mengajukan proposal pada tahun
2010 tidak mengerti akan mekanisme pengajuan program listrik gratis. Saat
tahun 2013 ada pergantian staf kelurahan kemudian staf tersebut
menanyakan kepada kelurahan lain yang sudah mendapatkan realisasi listrik
gratis tersebut. Barulah pada tahun 2015 Kelurahan Curug mendapatkan
realisasi listrik gratis.
Kemudian alasan Kelurahan Cipete adalah disebabkan karena
program listrik baru masuk ke Kelurahan Cipete pada tahun 2013. Kemudian
ditahun yang sama pula Kelurahan Cipete mengajukan proposal, dan ditahun
2014 Kelurahan Cipete mendapatkan realisasi sebanyak 35. Sedangkan
Kelurahan Sukalaksana hanya satu kali mendapatkan realisasi ditahun 2010
karena ditahun selanjutnya tidak ada pihak kelurahan atau staf yang
mengajukan proposal kembali. Staf kelurahan yang digantikan oleh staf yang
barupun tidak mengetahui mekanisme pengajuan proposal program listrik
gratis dan cenderung tidak peduli terhadap gejolak masyarakat yang belum
mendapatkan program listrik di Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Curug
Kota Serang.
111
Selain beberapa kendala realisasi ditahun 2010 sampai 2015, Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten juga memiliki target 25.000.
berdasarkan data pada Bab 1 halaman 06 Tabel 1.1 sambungan rumah
tanggapun tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Waktu yang
ditetapkan setiap tahunnya 25.000 sambungan rumah tangga, akan tetapi
data yang peneliti dapatkan pada tahun 2010 sampai 2014 dari Dinas
Pertambangan dan Energi pada kenyataannya tidak mencapai target.
4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana
Selain Dinas Pertambangan sebagai penanggung jawab penuh atas
program listrik gratis, peran aparatur lainnya juga berpengaruh penting
dalam program listrik gratis ini. Selain Kecamatan Curug sebagai objek
sasaran program, Dinas Tata Kota Kota Serang juga sebagai pemberi data.
Dinas Tata Kota melakukan pendataan ke seluruh rumah tangga berlistrik
dan yang belum berlistrik di wilayah Kota Serang di seluruh Kecamatan dan
Kelurahan yang ada di wilayah Kota Serang. Setelah pendataan selesai,
barulah diberikan kepada kelurahan atau kecamatan dan ke Distamben
Provinsi Banten.
Selain peran para aparatur pelaksana program listrik gratis, normanorma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan adalah aturanaturan atau syarat-syarat yang ada dalam mekanisme sistem pengajuan
program listrik gratis. Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini adalah
dengan pengajuan satu kelurahan satu proposal dengan melampirkan foto
112
copy KTP kepala keluarga yang akan diajukan. Setelah itu diserahkan
melalui RT ke sekretaris kelurahan kemudian barulah di berikan kepada
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.
Dalam realisasi program listrik gratis, fasilitas sambungan listrik
rumah tangga diberikan melalui lurah yang tercantum dalam Naskah
Perjanjian Hibah Daerah Antara Pemerintah Provinsi Banten dengan
Kelurahan yang menjadi sasaran program listrik gratis. Serta Berita Acara
Serah Terima Barang/Jasa yang didalamnya memuat komponen serta jumlah
harga spesifikasi barang instalasi rumah yang ditandatangi oleh Kepala
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sebagai pemberi dan
Kelurahan sebagai penerima program.
4.4.4 Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitasi Pelaksana
Koordinasi adalah bentuk atau cara komunikasi yang baik dalam
pelaksanaan sebuah program kebijakan. Karena tanpa koordinasi program
tersebut tidak berjalan secara optimal. Koordinasi yang dilakukan antara
Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten, Kecamatan Curug, Dinas
Tata Kota Kota Serang, Konsuil Banten dan PT. PLN adalah dengan saling
kroscek data. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten mengundang
rapat seluruh Dinas Tata Kota dan Tata Ruang seluruh Provinsi Banten baik
itu Kabupaten/Kota untuk memberitahukan berapa kuota rumah tangga yang
diberikan untuk masing-masing wilayah yang ada di Provinsi Banten.
113
Namun sejak tahun 2010 sampai 2013, antara Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi Banten dengan Dinas Tata Kota Serang hanya
berkoordinasi saja tanpa memberikan data. Ini disebabkan karena Dinas Tata
Kota Serang sejak tahun 2010 sampai 2013 tidak memiliki bidang energi
ketenagalistrikan. Sejak tahun 2014 barulah Dinas Tata Kota Serang
memiliki bidang tersebut. kemudian ditahun 2014 barulah Dinas Tata Kota
Serang melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang belum memiliki
listrik.
Konsuil Banten adalah pemeriksa instalasi listrik yang sudah
dikerjakan oleh kontraktor. Dimana peran konsuil adalah sebagai pemberi
sertifikat laik operasi bagi rumah tangga sasaran yang sudah dipasang oleh
instalasi rumah oleh kontraktor. Konsuil sendiri akan mengecek satu persatu
rumah tangga yang sudah terpasang instalasi listrik dirumahnya. Fungsi
pengecekan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh Konsuil ini adalah untuk
mengetahui apakah kontraktor tersebut memasang instalasi rumah sudah
dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak, kemudian komponenkomponen yang digunakan oleh kontraktor guna memasang instalasi tersebut
apakah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau tidak, membahayakan
bagi rumah tangga tersebut atau tidak. Jika sudah benar dan sesuai dengan
SNI maka Konsuil akan memberikan Sertifikat Laik Operasi (SLO) itu akan
diberi tahukan kepada Distamben dan PT. PLN. Setelah pemeriksaan dan
Konsuil Banten memberikan SLO, maka tugas terakhir adalah PLN untuk
114
menyambungkan aliran listrik atau stroom awal ke setiap rumah tangga
yang sudah diberikan SLO oleh Konsuil Banten.
4.4.5 Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) Para Pelaksana
Dalam pelaksanaan program listrik gratis, sikap para pelaksana
dituntut dapat memberi pemahaman lebih kepada masyarakat. Pemahaman
tersebut dibentuk saat sosialisasi, saat sosialisasi masyarakat diberikan
pemahaman-pemahaman tentang program listrik gratis. Bahwa listrik gratis
adalah bantuan hibah dari pemerintah provinsi banten yang mana dalam hal
ini melalui Distamben Provinsi Banten menghimbau dan menenkankan
kepada masyarakat bahwa program ini secara gratis diberikan kepada
masyarakat atau rumah tangga sasaran.
Masyarakat juga dihimbau jika ada oknum-oknum yang tidak
bertanggung dengan meminta biaya administrasi atas nama kelurahan atau
kecamatan atau Distamben jangan dikasih. Masyarakat yang diundang saat
sosialisasipun masyarakat yang bakal calon penerima program listrik gratis.
Umumnya masyarakat kini sudah mengerti akan program listrik gratis yang
diberikan oleh Distamben Provinsi Banten.
Namun dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten
hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bakal calon saja.
Artinya Dinas Pertambangan dan Energi tidak melakukan sosialisasi secara
besar-besaran kepada seluruh kecamatan/kelurahan sehingga tidak semua
kelurahan tahu akan adanya program listrik gratis. Kemudian pemahaman
115
akan pengajuan proposal yang dibuat oleh pihak kelurahanpun tidak semua
pihak kelurahan memahaminya. Disini sikap Dinas Pertambangan dan
Energi yang kurang terbuka memberikan informasi mengenai realisasi yang
tidak setiap tahun direalisasi atau mengapa hanya beberapa yang di realisasi
dari sekian jumlah yang mengajukan proposal. Serta kurangnya memberikan
pemahaman yang lebih kepada pihak kelurahan untuk menjelaskan kapan
dan bagaimana proposal pengajuan itu diajukan sehingga Kelurahan Curug,
Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana mengalami sehingga ketiga
kelurahan tersebut mengalami keterlambatan informasi dan realisasi.
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten seharusnya bisa
lebih terbuka dan memberikan pemahaman lebih kepada pihak kelurahan
akan informasi yang semestinya diinformasikan kepada kelurahan. Sehingga
pihak kelurahan dapat melaksanakan program dan masyarakatpun paham
akan yang terjadi saat ini sehingga tidak bertanya-tanya terus menerus
kepada pihak kelurahan.
4.4.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Lingkungan ekonomi atau kondisi ekonomi rumah tangga yang
mendapatkan program listrik gratis ini sesuai dengan tujuan secara
umumnya adalah membantu rumah tangga pra sejahtera yang sangat
membutuhkan dan tidak mampu untuk memasang sendiri ke PT.PLN. Jadi,
masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis ini adalah rumah
tangga dengan kategori pra sejahtera.
116
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten menyatakan dalam
wawancara kepada peneliti bahwa dalam memverifikasi rumah tangga yang
diajukan dalam proposal semua indikator kemiskinan dari berbagai sumber
seperti yang sering digunakan untuk sensus ekonomi dan indikator
kemiskinan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun dalam hal ini
artinya Dinas Pertambangan dan energi tidak memiliki indikator khusus
selain pra sejahtera/ketidakmampuan untuk memasang sendiri ke PT.PLN
untuk program listrik gratis.
Jika melihat dari sisi wilayah, Kecamatan Curug adalah wilayah yang
sangat dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun
akan tetapi masih banyak masyarakat di Kecamatan Curug dengan kategori
penduduk miskin sebanyak 2.524 Jiwa dari total penduduk 49.665 dan 735
rumah tangga yang belum berlistrik. Data tersebut tentu amat disayangkan
mengingat keberadaan Kecamatan Curug berada di wilayah Kota Serang
namun
setelah
peneliti
mengkonfirmasi
kembali
kepada
Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, apakah setelah diberikan
program listrik gratis berpengaruh pada tingkat kemiskinan ataupun
perekonomian di Kecamatan Curug. Jawabannya ialah belum adanya studi
khusus yang meneliti kembali apakah setelah adanya program listrik gratis
berpengaruh atau tidak pada kemiskinan di Kecamatan Curug. Memang
seharusnya ada studi khusus kembali yang dilakukan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten untuk mengetahui bahwa setelah
adanya program listrik berpengaruh walaupun tidak terlalu banyak tapi
117
setidaknya bermanfaat terhadap pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
yang menerima hibah program listrik gratis ini.
Selain itu kondisi sosial dan politik di wilayah Kecamatan Curug juga
sangat mendukung program listrik gratis. Masyarakat yang kondusif dan
tidak ada unsur kekuasaan didalam penyeleksian data instalasi rumah tangga
sasaran. Semua kembali pada verifikasi data yang dilakukan oleh pihak
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, terlepas didalam proposal
tersebut terdapat nama-nama rumah tangga yang memiliki kekerabatan
dengan pihak kelurahan atau kepala desa setempat. Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Banten, tetap menjalankan sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan.
4.5
Faktor Pendukung dan Penghambat Program Listrik Gratis
Dalam implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang, adapun faktor pendukung dan penghambat program listrik gratis ini
antara lain Kecamatan Curug, dimana Kepala Camat Curug sangat mendukung
program listrik gratis ini dan sangat memahami benar alasan program listrik
gratis yang setiap tahunnya berbeda-beda jumlah realisasi yang diberikan oleh
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi. Namun disisi lain faktor
penghambat juga sangat mempengaruhi tidak mulusnya implementasi program
listrik gratis ini, antara lain sumber daya finansial yang dimaksud adalah
keterbatasannya anggaran yang diberikan dari pemerintah Provinsi Banten
menyebabkan
terbagi-baginya
kuota
realisasi listrik
gratis,
sehingga
118
masyarakat di Kota Serang khususnya di Kecamatan Curug lebih sedikit
mendapatkan realisasi. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Banten lebih
memprioritaskan pada daerah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.
Faktor penghambat lainnya yaitu kurang optimalnya komunikasi antara
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan pihak kelurahan
dalam memberikan pemahaman lebih tentang mekanisme atau tata cara
pengajuan proposal program listrik gratis ini. Meskipun Distamben Provinsi
Banten telah melakukan sosialisasi, masih ada beberapa kelurahan yang belum
paham atau enggan menanyakan mekanisme pengajuan listrik gratis bagi
rumah tangga di kelurahannya. Hal ini yang terjadi pada Kelurahan
Sukalaksana, pihak kelurahan yang cenderung cuek dan enggan menanyakan
hal-hal terkait dengan mekanisme pengajuan proposal program listrik gratis.
Padahal di masyarakat sudah ada sedikit gejolak sosial, antara kelurahan satu
dengan kelurahan yang lain. Jika Distamben Provinsi Banten lebih
memberikan pemahaman ataupun komunikasi secara personal kepada pihak
kelurahan yang mengalami keterlambatan realisasi maka kelurahan tersebut
tidak akan mengalami keterlambatan informasi atau keterlambatan dalam
realisasi.
119
120
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah peneliti paparkan diatas, maka
peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa implementasi program listrik
gratis di Kecamatan Curug cukup berhasil namun belum sepenuhnya optimal,
dikarenakan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kendala-kendala dan
usaha yang dilakukan belum mampu memenuhi enam indikator dari implementasi
kebijakan publik menurut Van Metter dan Van Horn. Pada tahap Ukuran dan
Tujuan Kebijakan, target yang ingin dicapai dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 sebesar 25.000 sambungan rumah tangga, namun berdasarkan data yang
diperoleh peneliti, hanya pada tahun 2015 saja yang mencapai target 25.000
sambungan rumah tangga sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2014 hampir
mencapai 25.000 sambungan rumah tangga tetapi belum mencapai target 25.000
sambungan rumah tangga. Kemudian dapat dikatakan tujuan kebijakan tersebut
sudah tercapai.
Kemudian Pada tahap sumber daya, anggaran yang terbatas membuat
terbagi-baginya kuota realisasi listrik gratis dengan daerah lain yang lebih
membutuhkan seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Sehingga
menyebabkan tidak singkronnya antara jumlah data pengajuan rumah tangga
sasaran dengan jumlah realisasi. Pada tahap sikap dan kecenderungan para
120
121
implementor pelaksana, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten kurang
memberi pemahaman lebih dan cenderung tertutup untuk memberikan alasan
kepada pihak kelurahan yang belum menerima realisasi program listrik gratis.
Pada tahap karakteristik agen pelaksana, Distamben Provinsi Banten sudah
berhasil menggunakan indikator kemiskinan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah maka dari itu kriteria sasaran yang diharuskan adalah rumah tangga
dengan kategori prasejahtera. Kemudian pada tahap komunikasi antara organisasi
dan aktivitas pelaksana, koordinasi yang dilakukan sudah ada namun kurang
optimal antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan
Kecamatan Curug menyebabkan pihak kelurahan yang berada dalam wilayah
Kecamatan Curug mengalami keterlambatan informasi tentang program listrik
gratis di Kecamatan Curug. Kemudian pada tahap lingkungan ekonomi, sosial dan
politik sudah berhasil karena secara target sasaran program ialah masyarakat
Kecamatan Curug dengan kategori prasejahtera sehingga didalam pelaksanaan
program listrik tersebut tidak ada unsur kekuasaan dalam penyeleksian instalasi
rumah tangga.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas,
maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dalam
implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, adapun
saran-saran tersebut sebagai berikut:
122
1.
Sebaiknya, jumlah anggaran yang diajukan agar dilebihkan supaya
pembagian listrik gratis lebih adil dan tidak hanya memprioritaskan
hanya pada satu daerah saja. Sehingga kebutuhan akan penyediaan
energi listrik bisa merata ke semua penjuru daerah yang ada di
Provinsi Banten, agar target 25.000 sambungan pertahun dapat
terpenuhi. Sehingga ukuran dan tujuan dari kebijakan program listrik
gratis dapat tercapai secara optimal.
2. Sebaiknya, dinas pertambangan dan energi lebih terbuka dan
memberikan pemahaman lebih serta memberikan informasi kepada
pihak kelurahan yang sampai saat ini belum mendapatkan realisasi
ataupun mengalami keterlambatan realisasi. Mengingat, ada beberapa
warga kelurahan yang belum menerima realisasi program listrik gratis
(Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana)
yang tidak mengetahui penjelasan secara rinci terkait belum
direalisasikannya listrik gratis, sehingga komunikasi antara organisasi
dan aktivitas pelaksana dapat tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Bungin,
Burhan. 2005. Manajemen Strategi (Manajemen Strategi Konsep) Buku I.
Jakarta: Salemba Empat.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: FISIP UI.
Islamy, M. Irfan. 2007. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta:
Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rosdakarya.
. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Press
Group.
Nazir, 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugroho D, Riant. 2003. KEBIJAKAN PUBLIK Formulasi, Implementasi dan
Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
. 2012. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Subarsono. 2005. ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK KONSEP, TEORI DAN
APLIKASI. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wahab. 2012. ANALISIS KEBIJAKAN dari Formulasi ke Penyusunan Modelmodel Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. 2014. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Center Of
Academic Publishing Service.
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sumber Dokumen:
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Banten
Katalog BPS 1102001.3673, Kota Serang Dalam Angka Tahun 2015
Katalog BPS 1101002.3673.010, Statistik Daerah Kecamatan Curug Tahun 2015
Sumber Lain:
Skripsi
Puspitoningrum, Ilhami Dyah. Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP
Negeri 1 Polokarto Tahun Ajaran 2008/2009. SKRIPSI. Program Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Surakarta: 2009
Tesis
Iqbal, Hasbi. Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun
2008 di Kabupaten Kudus. TESIS. Program Studi Magister Ilmu Administrasi
Negara Pascasarjana Universitas Dipenogoro. Semarang: 2008.
Jurnal
Aneta, Asna. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP). JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK VOL.1 NO.1 Tahun
2010. Universitas Negeri Gorontalo: 2010.
Puluhulawa, Jusdin. Implementasi Kebijakan Pendidikan Studi Kasus di Provinsi
Gorontalo. JURNAL. Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
Program Studi Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu. Gorontalo: 2013
Website:
indopos.go.id diunduh pada : sabtu, 26 maret 2016, 10.08 wib
https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=599441843501700&id=53699
1779746707, diunduh pada 25 maret 2016, 20:40 wib
http://www.pelita.org.id/baca.php?id=97228
https://googleweblight.com/?lite_url=https://detikposbanten.wordpress.com/&ei=s
mqcgmx8&lc=idid&m=69&host=www.google.co.id.&ts=1462075327&sig=ap4536wp4up8mwmy
jk4udxlprw2rucb6w
http://googleweblight.com/?lite_url=http://pencariilmugoresantinta.blogspot.com/
2012/09/kebijakan-program-dan-proyek.html?m%3di&ei=c4jimzmh&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=14620698io&sig=ap4536w80xj930j
d8-vn60iieu4nd5zhlq
http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.jppn.com/read/2015/08/30/323285/p
asang-listrik-gratis-untuknelayan-dan-warga-tidak-mampu-&ei=nftkks5&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=1462028054&sig=ap4536zotv54pw7hcj9eqw7vdtjatfpag
http://googleweblight/?lite_url=http://www.elisakaramoy.com/2014/10/era-barupln-listrik-untuk-kehidupan.html?m%3di&ei=mbg7rsn_&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=1462021723&sig=ap4536xz4_nm52
luss2fhhrjcutjrvkkwq
https://googleweblight.com/?lite_url=https://guntarabanten.wordpress.com/pemek
aran-kota-serang-langkah-awal-memajukan-banten/&ei=uX_kfF25&lc=idID&s=1&m=69&host=www.google.co.id&ts=1466512279&sig=AKOVD67ILpf
unOq8zLFgVevXaZaFfcGCBSw
http://googleweblight.com/?lite_url=https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/
04/13/implementasi-kebijakan-publik-model-van-meter-van-horn-the-policyimplementation-process/&ei=2yHa_nZb&lc=idID&s=18m=69&host=www.google.co.id&ts=1466923222&sig=AKOVD658b1ia9165Vjb4fYynjiF3TzxiA
MEMBER CHECK
Nama Informan
Pekerjaan/Jabatan
: Kesumba, ST
: Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben
Provinsi Banten
Kode Informan
: I1.1
Waktu
: 22 Juli 2016
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: pemberian listrik gratis kepada masyarakat yang membutuhkan terutama
dengan kategori miskin.
2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini?
Jawab: kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio
elektrifikasi, nah kebetulan lisdes atau listrik gratis ini ada sejak 2003 dan rasio
nya masih sekitar 48% nah kalau sekarang ada peningkatan 90% ada pengaruh
sedikitlah dari lisdes ini atau listrik gratis ini walaupun tidak berpengaruh besar.
selain itu juga perbandingan dengan provinsi lain di Banten sangat besar rasio
eletrifikasinya sudah masuk kedalam 5 besar dan diatas rata-rata rasio
elektrifikasinya, kalau provinsi yang lain paling hanya 75%. Nah kalau tujuan
secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang
lebih
membutuhkan
terutama
yang kurang mampu
jadi
mereka
bisa
memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya
bisa buat penerangan segala macam.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
ini?
Jawab: kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya
kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi
kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia.
4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis?
Jawab: iya kita pake undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
ketenagalistrikan
5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini?
Jawab: Ya, ada.
6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten?
Jawab: ya tadi tahun 2003 ya
7. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program
listrik gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: kalau kesiapan, ya kan kita ada persiapan tahap perencanaan
pembangunan dan tahap pelaksanaan atau tahap akhir. Nah biasanya kan
sebelumnya ada perencanaan atau pendataan calon konsumen atau calon
penerima program, iya proposal yang masuk kita seleksi dari desa atau kelurahan
yang masuk memenuhi syaratkah atau tidak. Syarat tersebut bisa dari sosial
ekonominya dan teknisnya juga, nah teknisnya apakah ada jaringan disitu. Nah
mereka sudah pasang listrik apa belum atau dulunya pernah pasang listrik atau
tidak nah itu tidak boleh. Nah itu dicek seperti itu dari pendataan baru pada saat
tahun sebelumnya kita buat DPA atau Dokumen Penyusunan Anggaran, nah datadata tersebut kita masukan untuk ditahun depan nah berapa konsumen dan
disesuaikan juga dengan anggaran yang kita peroleh. Nah nanti kan ada tahap
persiapan, ada rapat-rapat, tahap pelelangan siapa pemenangnya barulah tahap
pelaksanaan. Kemudian paling kita lebih banyak koordinasi ke kontraktor
pelaksana, nah kalau di lisdes ini atau listrik gratis ini namanya IR atau Instalasi
Rumah jadi kontraktor tersebut yang masang instalasi rumah semuanya sudah
ditentukan RAB nya nah mereka yang ngejalanin. Kalau pelaksanaan itu kan kita
butuh monitoring, nah makanya ada monitoring di pengawasan kalau tidak ada
monitoring kan takutnya menyimpang. Namanya dilapangan kan ada saja
penimpangan tapi Alhamdulillah bisa diatasi. Nah setelah instalasi rumah selesai
ada lagi namanya SR atau Sambungan Rumah, itu yang melaksanakan PLN jadi
mau nyala atau tidak tergantung PLN. Sebenarnya kalau di lisdes ini yang paling
penting itu adalah IR nya atau instalasi rumah, kemudian kan nanti di cek ada
masa pemeliharaan takut ada yang belumnya nyala itu di cek lagi. Tapi nanti
sebelumnya ada pengujian lagi namanya SLO atau sertifikat laik operasi jadi
sebelum PLN masuk untuk menyalur listrik dari jaringan oleh Konsuil nah
setelah pengerjaan IR tersebut instalasi bener ga sesuai standart engga,
sambungannya bener engga, konslet engga, kebakar engga. Setelah beres baru
mereka memberikan sertifikat laik operasi biasanya dirumah itu suka dipasang
stiker oleh konsuil telah selesai nanti PLN masuk gitu.
8. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini?
Jawab: kalau sarana prasarana kita sih yang ada ya, biasanya kan kalau lisdes ini
kan kedaerah ya paling kita butuh yang mobile, butuh tenaga yang banyak untuk
memonitoring. Makanya ada konsultan pengawasan, kan itu membutuhkan
kendaraan yang cukup juga, bahkan sampai nginep juga. Nah untuk jalan juga
kan namanya juga desa ya ada yang bagus ada yang engga apa adanya gitu.
9. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah
sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya?
Jawab: iya cukup menunjang untuk sarana prasarananya.
10. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: dari APBD Provinsi Banten
11. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis?
Jawab: tergantung ya, kita ada rencana jangka menengah yang secara 5 tahun nah
125rb rumah tangga nah setiap tahunnya 25ribu rumah tangga nah kita acuan itu
harus terpasang. Jadi total rumah tangga itulah yang kita anggarkan. Kemudian
kan dari sosialisasi juga kan dianggarkan. Untuk fisiknya, misalnya alat-alat
kelistrikannya kalau pada naik kan kita naikin anggarannya. Untuk biaya
penyambungan ke PLN, kalau mengalami kenaikan kan pasti ada penambahan
dan yang mengatur anggaran itu program. Nah kalau besarannya yang pasti saya
lupa tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk
instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde
yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja,
saklar, stop kontak terus ada pendukungnya itu seperti terminalnya. Yang
mahalnya itu adalah untuk sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar
800rb’an itu untuk biaya penyambungannya dengan 450watt.
12. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program
listrik gratis?
Jawab: ya selama ini cukup. Biasanya kan kalau dilelang itu kan ada namanya
pagu anggaran atau harga spek khususnya gitu nah kalau sudah kontrak kan
harganya memang lebih murah lagi jadi bisa efisiensi beberapa persen. Nah kalau
ada sisa dari efisiensi anggaran tersebut kita tergantung dari TPKD apakah
dikembalikan lagi pad akas daerah atau dimanfaatkan kembali tapi kita juga
nunggu
program
dulu
bagaimana
caranya
dan
keputusannya.
Apakah
dimanfaatkan kembali untuk lisdes lagi dengan konsumen yang lain atau untuk
kegiatan lain selain lisdes atau program listrik gratis ini. Tapi selama ini sampai
tahun 2015 itu udah cukup tidak ada penambahan lagi.
13. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta
terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug?
Jawab: ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait, distamben kan
kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa level bawah seperti ketua
RT. Karena kan kita harus koordinasi ya. Khusus untuk kota serang kita
koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan
sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah
kabupaten/kota punya juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel
data antara kabupaten serang dengan provinsi banten karena pernah ada data
dobel kejadian di kabupaten serang itu mah jadi ada satker dari PLN karena
satker itupun ada program listrik gratis ini lisdes nah jangan sampai kota serang
seperti itu dan yang terakhir adalah PLN area serang.
14. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di
kecamatan curug?
Jawab: iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan
nah mereka juga punya personel untuk monitoring survey dilapangan apakah
sudah sesuai dengan perencanaan disamping ada laporan dari tim pengawasan.
Misalnya ada temuan lapangan nanti dilaporkan kepada PPTK nanti konsultan
pengawasan itu komplen ke pelaksana nanti ada perbaikan. Jadi memang harus
ada orang survey atau memonitoring pelaksanaan ini memang. Nah kalau
pelaksanaanya setelah pelelangan kontraktor masuk untuk pemasangan IR ini
setelah selesai kemudian baru konsuil masuk untuk melihat laik atau tidaknya
sesuai standart yang sudah ditentukan atau tidak SNI atau tidak aman atau tidak
bagi rumah tangga tersebut barulah nanti konsuil memberikan surat laik operasi.
Nah caranya nanti konsuil itu memasang stiker jadi PLN sudah tau bahwa rumah
tersebut sudah diperiksa oleh konsuil.
15. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit
dari luar?
Jawab: kalau tim pembangun nah itu dari kita sendiri, tapi kita juga terbatas ga
bisa kita sedetail mungkin nah makanya dikita ada pengawasan yang dilakukan
oleh konsultan pengawasan. nah yang konsultan pengawasan inilah yang bekerja
sedetail mungkin ngawasin pekerjaan mereka dari peralatan sampai selesai,
kadang kita juga bertanya-tanya bener ga dia kerja ga nih pengawas ini nah kita
ngawasin mereka. Pernah kita kelokasi ada temuan tapi mereka tidak ada nah kita
komplen tuh ke konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. iya kita kan ada
konsultan dari luar juga ya, karena kalau kita sendiri semua yang mengerjakan itu
kita ga sanggup. Apalagi kan lisdes ini termasuk banyak, kalau misalnya 1 desa
atau kelurahan 50 rumah. Paling cepat dirumahnya yang tidak ada flavonnya itu
cepet kalau ada flavonnya kan kita harus keatas dulu ya kan butuh waktu lama.
Nah konsultan kontraktor itu harus siap harus selalu standby disitu. Kemudian
tiap bulan juga kita ada rapat evaluasi untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan
IR itu temuannya apa sudah diberesin apa belum jadi sangat penting sekali itu
survey karena fungsinya untuk membackup kalau pengawasannya kurang
maksimal.
16. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug
dari tahun 2010-2015?
Jawab: kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah sesuai
dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah tangga yang dipasang
sudah tercapai. Kalau hambatannya paling dari teknis sih misalnya yang
pasangnya asal gitu, kalau secara administrasi yah ada saja yang namanya beda
seperti itu. Nah kemudian dari tahun-tahun sebelumnya juga mengalami
kenaikan, dari tahun 2003 kesana saja kita sudah 10rb pemasangan, rasio
elektrifikasi juga naik, kemudian anggaran juga mengalami kenaikan dan
proposal juga banyak. Tapi ternyata pada ga habis-habis, dibagian perencanaan
masih ada aja belum habis. Namanya juga penduduk ya makin berkembang,
mungkin anaknya menikah tapi ekonominya masih kategori prasejahtera
kemudian mereka belum punya listrik akhirnya ngajuin.
17. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada
tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Jawab: kita belum tahu pasti karena sebenernya harus ada studi lagi apakah
setelah adanya listrik gratis dari program lisdes ini berpengaruh pada tingkat
perekenomian atau kemiskinan di kecamatan curug.
18. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Jawab: iya kita ada kegiatan perencanaan listrik pedesaan hasil pelaksanaannya
itu nanti dipakai untuk tahun berikutnya jadi kegiatan fisik jalan, perencanaan
juga jalan untuk mencari calon konsumen jadi dalam 2-3tahun bisa dapat jika
dalam satu tahun banyak mendata calon konsumen. Nah penyusunan anggaran
juga ditahun itu juga sama jadi tahun 2016 untuk 2017 seperti itu. Cuma kita
kalau sudah pasti untuk 25ribu pertahun nah kan ada pengesahan segala macam,
ditahun berikutnya baru pelaksanaan diawal-awal tahun biasanya. Tim
pembangunan itu biasanya ada merencanakan segala sesuatunya kemudian
pendukungnya seperti sosialisasi sebelum ada pelaksanaan penyiapan untuk
pelelangan nah pertengahan triwulan kedua bulan april baru masuk pelelangan,
siapa pemenangnya dari sekitar juni/juli pelaksanaan pembangunan listrik
pedesaan dilapangan dan disesuaikan dengan jumlah konsumen dan kontrak.
Pada saat jalan itu kan ada pengawasan ada temuan ataupun hambatan dievaluasi
disitu sampai akhirnya pelaksanaan IR itu beres setelah SLO ada juga baru PLN
masuk untuk pemasangan SR kemudian listrik sudah nyala semua nanti ada masa
pemeliharaan kalau sudah selesai semua ya sudah tercapai tujuan kita.
19. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis
di Kecamatan Curug Kota Serang?
Jawab: dengan proposal yang masuk. Tetapi kan kita koordinasi ke kelurahan
dulu. Karena kan melalui lurah nanti diserahkannya fasilitas lisdesnya itu.
20. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk
mendapatkan program listrik gratis?
Jawab: iya proposal yang mereka ajukan ke kita.
21. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi
banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan
mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang
diajukan itu di realisasi?
Jawab: iya tidak semua seperti yang tadi sudah saya katakan, kemudian pernah
ada kendala dari PLN juga keterlambatan realisasi itu dikarenakan kekurangan
kabel dan kwhnya/tokennya kurang banyak/kurang lengkap untuk penyambungan
SR jadi sampai lintas tahun realisasinya jadi ada beberapa rumah yang
pemasangannya lewat tahun karena PLN ga sanggup padahal kontrak sudah jalan
jadi masalahnya juga ada dari PLN sendiri, tapi karena orang-orang dan
masyarakat taunya distamben provinsi masyarakat komplennya ya ke kita tapi
tetap itu kita realisasikan, kita followup terus sampai PLN itu benar-benar
pasang. Kita koordinasi ke PLN.
22. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis?
Jawab: iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada
dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman tentang listrik gratis, sampai pada
keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu.
23. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik
gratis?
Jawab: ya masyarakat sih paham, tapi kadang ada masyarakat yang masih awam
token itu kalau mati kan pulsanya berarti habis dan harus beli pulsa jadi
anggapannya listrik mati itu karena tokennya bermasalah padahal memang harus
beli pulsa lagi. Umumnya sih paham tapi kan ada yang bener-bener lugu banget
gitu masyarakat jadi dibohongin masalah gratisnya ini. Tapi kan ada sosialisasi
juga.
24. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program
listrik gratis ini?
Jawab: iya itu dibagian perencanaan.
25. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur?
Jawab: iya dilaporkan ke gubernur lewat kepala dinas, biasanya ada laporan
bulanan. Karena gubernur juga suka ninjau, waktu itu ninjau ke tangerang
kemudian kita menyerahkan program lisdes ini secara simbolis kepada
masyarakat.
26. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur?
Jawab: kalau kita
kan laporan itu secara kolektif ya diberikan pada program
kemudian kepala dinas barulah ke gubernur.
27. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa?
Jawab: kalau kita sih laporan fisik dan keuangan menyebutkan laporan itu
namanya progress ya, jadi biasanya kepala seksi itu minta laporan ke kita kirakira bagaimana kegiatan sudah sampai mana kemudian dengan keuangan terserap
tidak untuk lisdes ini kalau itu sih setiap hari juga ada.
28. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung
program listrik gratis?
Jawab: oh iya pasti.
29. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik
gratis?
Jawab: ya mereka cooperative mau memberikan data mau berkoordinasi terutama
kelurahannya/kepala desanya ya.
30. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, Dinas
Tata Kota Serang, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah
tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
Jawab: iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti dobel
data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita
tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada
SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota
serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan distamben provinsi.
biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota
serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah
tersebut.
31. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis
ini?
Jawab: iya ada sosialisasi tentang administrasi dan persyaratan lisdes ini, tapi kita
juga menekankan pada sosialisasi bahwa ini kan listrik gratis jadi jangan sampai
ada oknum-oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan
ini semua.
32. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Jawab: kalau sosialisasi biasanya awal-awal tahun ya sekitar maret-april atau
sebelum pelaksanaan pembangunan IR itu
33. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program
listrik gratis?
Jawab: tentunya masyarakat yang sangat membutuhkan ya dalam artian mereka
yang dalam kategori prasejahtera.
34. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat
miskin?
Jawab: iya kita usahakan
35. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan
program listrik gratis?
Jawab: ya kita sih pengennya semua dapat dikecamatan curug ini apalagi kan
kp3b berada dikawasan kecamatan curug, Cuma kan kita harus adil dan merata
karena proposal juga yang datang banyak. Tetapi ada yang lebih butuh lagi dari
kecamatan curug, yaitu daerah kabupaten lebak dan kabupaten pandeglang. Jadi
banyak pertimbangannya, kan tiap kabupaten kota itu ada jatahnya, nanti kan dari
kota serang inilah dilihat kecamatan mana pokoknya dipertimbangkan segala
macamnya. Tapi kita berusaha seadil-adilnya sesuai dengan proposal yang
diajukan dan anggaran yang ada. Kalau semua diabisin dikecamatan curug nanti
didaerah lain juga inginnya seperti itu takutnya timbul kecemburuan seperti itu.
36. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis?
Jawab: tentunya kan kalau orang yang mampu akan memasang sendiri, jadi kita
usahakan yang mendapatkan program ini tepat sasaran.
37. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis?
Jawab: pada umumnya mereka siap karena kan mereka diajukan untuk
mendapatkan listrik gratis ini berarti mereka sudah sangat siap.
Serang, 22 Juli 2016
(
Kesumba, ST )
MEMBER CHECK
Nama Informan
Pekerjaan/Jabatan
: Dodi Iskandar, ST
: Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben
Provinsi Banten
Kode Informan
: I1.2
Waktu
: 09 Juni 2016
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: program bantuan yang diberikan pada rumah tangga sasaran yang layak
untuk mendapatkan dengan kriteria miskin. Tujuannya supaya rumah tangga
tersebut mempunyai akses energi listrik.
2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini?
Jawab: yang pertama yaitu penyediaan akses energy listrik pada rumah tangga
yang miskin, tujuan kedua yaitu secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi
banten. rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga berlistrik
dengan rumah tangga total atau presentase. Nah kebetulan kan kalau dibanten
sudah tinggi 93% tetapi kalau untuk daerah lebak selatan itu masih kecil. Masih
dibawah rata-rata wilayah lain daerah tangerang, serang dan cilegon jadi daerah
situ yang lebih banyak kita kasih bantuan agar bisa imbang rasionya. Dan yang
ketiga juga itu adalah sebagai rasa keadilan, karna banten itu adalah banyak
ditempati pembangkit energi listrik, suralaya cilegon, PLTU Labuan dan nanti
juga tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai
masyarakat ada yang tidak bisa menikmati listrik padahal pabriknya ada dibanten
sendiri. Walaupun kita dapurnya listrik tapi ada masyarakat yang belum berlistrik
karna rumah tangga tersebut tidak mampu ya kita bantu. Jangan sampai
jomplang.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
ini?
Jawab: jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe
nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang.
4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis?
Jawab: aturannya banyak, ada permen, ada pergub hibah
5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini?
Jawab: Ada, tapi karna berbenturan dengan adanya peraturan yang baru jadi
dirubah lagi. Tapi kalau prosedur yang bakunya ya seperti ini mekanismenya dari
dulu. Nah SOP bikin proposal ini ada di Pergub, pendataan verifikasi nah adalagi
di pergub, ada juga namanya Kerangka Acuan Kerja atau KAK. Misalnya
pendataan rumah tangga miskin, kalau miskin oke atau kalau engga coret nah itu
adanya di KAK.
6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten?
Jawab: tahun 2003. Saat itu ada perencanaan gubernur “Banten Terang”
7. Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang mulai di
laksanakan?
Jawab: sebenarnya sejak Kota Serang masih Kabupaten Serang sudah ada
program listrik gratis ini sudah kita kasih.
8. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program
listrik gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: setahun sebelum pelaksanaan itu kita sudah koordinasi pada dinas terkait
seperti kab.serang kab.tangerang, kab.pandeglang, kab lebak itu punya lisdes nah
makanya kita koordinasi supaya sasaran yang ada kab.serang misalnya tidak
bentrok dengan sasaran desa yang kita tuju. Setelah itu kita lakukan sosialisasi
pada tingkat kecamatan serta sosialisasi ke tingkat rumah tangga sasaran (RTS).
Jadi ke kecamatanpun kita koordinasi jadi jangan sampai mereka tidak tentang
adanya program bantuan ini.
9. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini?
Jawab: Jaringan PLN, yang penting itu adalah jaringan PLN yang ada di
desa/rumah tangga sasaran yang akan kita pasang.
10. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah
sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya?
Jawab: kalau yang ada jaringan ya sudah cukup menunjang, ketika ya sudah
dibangun kita akan melakukan pembayarannya ke PLN. Pada saat nama-nama
terverifikasi kita masukan ke kab/kota dan ke PLN karna mereka juga siap sedia.
Kalau kita kasih bantuan itu 300 maka PLN harus menyiapkan KWH dan kabelkabelnya pun 300. Biasanya itu setahun sebelumnya atau di awal tahun.
11. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: anggaran dari APBD Provinsi
12. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis?
Jawab: dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes itu satu
rumah tangga buat masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah
dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau
penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau
di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,4jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi
kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran
semurah-murahnya dengan barang yang bagus.
13. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program
listrik gratis?
Jawab: Ya, sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran kan setahun
sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup,
bahkan setelah di lelang nih ada sisa. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas
Negara.
14. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta
terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug?
Jawab: desa/kelurahan, kecamatan, distamben, instansi terkait di kab serta dinas
tata kota
15. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di
kecamatan curug?
Jawab: Ada, jadi kita itu mendata 2 kali. Pertama mendata verifikasi proposal.
Kedua, sesaat sebelum dipasang kita lakukan verifikasi yang kedua juga. Supaya
apa, siapa tahu nama-nama yang diajukan itu pindah rumah itu kita coret dari
daftar.
16. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit
dari luar?
Jawab: selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya kita
lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna PLN yang tahu
teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat. Jumlahnyapun banyak, mereka
berteam. Karena setiap tahunnya lisdes ini lebih dari 400 desa pelaksanaannya.
Satu rumah tangga ada yang 4 orang. Yah pokoknya banyak lah.
17. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug
dari tahun 2010-2015?
Jawab: Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama kontraktor
ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama
beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancar-lancar saja, tepat waktu dan juga
sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang
kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan
nyebrang tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau
barangnya ada lancar-lancar saja.
18. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada
tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Jawab: kita sih berharap dengan adanya program ini kesejahteraan masyarakat
meningkat. Cuma kalau seperti itu harus dilihat lagi, harus di studi lagi. Setelah
adanya program ini balik lagi ke masyarakat. Nah belum melakukan studi itu dan
tidak punya data itu. Tapi harapan kita seperti itu.
19. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Jawab: Dari desa/kelurahan mengajukan proposal kemudian ada tembusan ke
kecamatan untuk diketahui dan distempel atau minta cap untuk tembusannya.
Jadi camat tahu di desa/kelurahannya mengajukan berapa jumlah rumah tangga.
Kemudian barulah diserahkan ke distamben.
20. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis
di Kecamatan Curug Kota Serang?
Jawab: mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu
proposal dengan melampirkan fotocopy ktp kepala rumah tangga sasaran yang
akan diajukan.
21. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk
mendapatkan program listrik gratis?
Jawab: syarat untuk mendapatkan cukup proposal saja.
22. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi
banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan
mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang
diajukan itu di realisasi?
Jawab: ada yang semua, ada yang ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi.
Tidak kita ratakan presentasenya tapi kita lihat verifikasinya. Saat saya Tanya
kepada surveyornya kenapa ini ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi
ternyata rumah tersebut bukan adalah rumah kontrakan. Nah itu kita coret, jadi
realisasi itu mengikuti saat pendataan verifikasi. Tapi memang saat pengajuan
desa/kelurahan selalu meminta semua diberikan bantuan agar semua rumah
tangga dapat menerima, dan kitapun tidak menyalahkan desa saat pengajuan pasti
ada yang kaya yang miskin pokoknya yang berlistrik dimasukan kedalam
pengajuan proposal juga namun kan ada tahapan serta aturan di pendataan
verifikasi. Jadi nanti akan terfilter
23. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis?
Jawab: jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita jelaskan,
kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja kerasnya pak lurah/ pak
kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon
jangan marah jangan kesal karna kita juga punya aturan karena program ini untuk
rumah tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapak-bapak
yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan lisdes itu apa jadi
program listrik gratis yang tidak dipungut biaya. Jadi diberitahu barang-barang
yang akan dapat apa, seperti kabel-kabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk
pemasangan instalasi, kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera
kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan
datang petugas-petugas pada rumah tangga.
24. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik
gratis?
Jawab: harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti mereka
faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga bener kemudian ada
rumah tangga yang ngadu ke distamben kemudian kita tindak lanjuti dan
kontraktor tersebut disuruh memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu
lagi, kita blacklist.
25. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program
listrik gratis ini?
Jawab: Ya, disurvei.
26. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur?
Jawab: Ya, kita suka laporan. Kalau di distamben itu program ini namanya
Progres. Kita laporan tiap bulan yang tertulis.
27. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur?
Jawab: Disini namanya Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan nanti kita lapor ke
bappeda nanti bappeda lapor lagi ke biro Ekbang, nah ekbang kan nanti ujungujungnya ke sekda ke gubernur. Nah setiap triwulan kita suka dipanggil ke biro
ekbang tentang progress kita, suka meriksa minta keterangan kenapa progresnya
dibawah ada hambatan apa
28. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa?
Bentuknya laporan akhir kegiatan, karna ini adalah team dari kontraktor juga
PLN jadi laporannya berisi nama-nama yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dilapangan. Serta nama-nama rumah tangga yang sudah terpasang
dan sudah tersambung. Jadi isi laporannya detail nama-nama rumah tangga.
Laporan dari PLN itu biasanya perdua minggu jadi progresnya bisa terpantau.
29. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung
program listrik gratis?
Jawab: oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini.
30. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik
gratis?
Jawab: dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda tangan
untuk mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian yang kedua yaitu,
distamben kan selalu melakukan sosialisasi nah itu mereka memberikan
tempatnya untuk kita mengadakan sosialisasi. Pokoknya cooperative lah.
Kemudian kalau ada konflik sosial mereka mau menengahi. Seperti itu
31. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN,
Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan
bagaimana?
Jawab: koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN saling
kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita
berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin,
data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih
kepada kroscek data dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya
merekapun siap
32. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis
ini?
Jawab: ya ada
33. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Jawab: sosialisasi biasanya dilakukan bulan maret-april sebelum pelaksanaan
jaraknya 4 bulanan, karena pelaksanaan program biasanya empat bulanan.
34. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis?
Jawab: miskin atau tidak mampu. Nah ukurannya mereka tidak mampu untuk
pasang sendiri ke PLN.
35. Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang?
Jawab: ya kita seluruh desa/kelurahan di kota serang maupun diseluruh banten.
36. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program
listrik gratis?
Jawab: Masyarakat miskin, masyarakat diperbatasan, dipelosok, nah yang
terakhir masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang miskin atau hampir
miskin tapi tidak kaya nah itu bisa dikasih. Kalau masyarakat perkotaan kan
masuknya masyarakat miskin ya nah diperkotaan kan ada yang miskin, nah
alasannya kenapa lisdes adanya di kota serang karena termasuk kategori
masyarakat miskin.
37. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat
miskin?
Jawab: iya betul-betul. kita pilih yang benar-benar berhak mendapatkannya.
Memang kalau di proposal itu semua dimasukan, rumah yang baru jadipun ada
yang dimasukan tapi tetap kita pilih berdasarkan kategori yang sudah ditentukan.
38. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik
ini?
Jawab: secara fisik maupun kesejahteraannya kita tanya juga, bisa saja memang
rumahnya bagus tapi mungkin itu dulu saat orangtuanya masih ada. Tapi dia tidak
punya pekerjaan atau kerjanya serabutan nah seperti itu.
39. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan
program listrik gratis?
Jawab: tidak semua, karena kita juga bagi dengan daerah lainnya. Seperti daerah
selatan itu lebih banyak yang belum punya listrik jadi kita lebih memprioritaskan
kesana.
40. Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang mendapatkan
program listrik gratis ini?
Jawab: semua indikator kemiskinan kita pakai dan dipadupadankan tetapi kita
juga kelapangan untuk kroscek dan makanya nanti ada di verifikasi.
41. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis?
Jawab: tidak kalau yang mampu.
42. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis?
Jawab: kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih
pemahaman, kita kasih informasi sehingga program datang mereka sudah siap.
Dan tidak bertanya-tanya lagi agar lebih paham. Nah masyarakat yang disanapun
semangat dan sangat siap menerima bantuan.
43. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan
yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Jawab: kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori
nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik.
Serang, 09 Juni 2016
(
Dody Iskandar
)
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Drs. Budi Martono, M.Si
Pekerjaan/Jabatan
: PNS/ Kepala Camat Curug
Kode Informan
: I2.1
Waktu
: 09 Juni 2016
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan
sambungan energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum
mempunyai energy listrik dirumahnya. Sebenernya punya tapi mereka
masih nyalur dari rumah orang. Nah dengan program itu mereka punya
sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat kami
2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini?
Jawab:
tujuan
untuk
supaya
masyarakat
bisa
menerima
sarana
pembangunan dibidang kelistrikan, bahwa pembangunan dari pemerintah
salah satunya adalah penerangan. Masa dikota tidak ada penerangan.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota
Serang ini?
Jawab: standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana
program tersebut di masyarakat, terealisasi.
4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis?
Jawab: ada beberapa intinya kalau dari peraturan menteri energi ya, apa sih
namanya karena berubah-ubah sih yah pokoknya itulah nomor berapanya
saya lupa maklum ya, pokoknya itu peraturan yang mengikatnya dan
beberapa peraturan provinsi yang mengatur kesana.
5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini?
Jawab: secara umum saja, kalau secara rinciannya kan ada tim teknis dari
mereka ya. Kalau kita hanya sebatas bahwa masyarakat kami beberapa
kelurahan saja yang dapat biasanya ga sekaligus kan yah. Ada 3 kelurahan
dulu yang terpenting program itu berjalan
6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten?
Jawab: sudah lama ya
7. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran
program listrik gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data
saja atau menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum dapet
aliran listrik dalam artian belum memiliki KWH sendiri.
8. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini?
Jawab: kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan
data kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan mereka
yang mengerjakan.
9. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: Anggaran provinsi melalui distamben provinsi
10. Apa saja peran aparatur yang terlibat dalam program listrik gratis?
Jawab: ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak
terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan
dikecamatan curug ini. Maksudnya saya kan pengen semuanya terealisasi
tapi kan harus bertahap. Saya juga paham saya mendorong itu dan juga
mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersabar menunggu gilirannya.
11. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan
serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan
Curug?
Jawab: Ya RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan sendiri.
12. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan
Curug dari tahun 2010-2015?
Jawab: kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit
kendala
kadang
banyak
kadang
sedikit
kuantitasnya.
Kadang
pembagiannya banyak kadang sedikit gimana ya saya juga kurang
mengerti tapi ya selama ini sih berjalan.
13. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh
pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Jawab: berpengaruh tingkat kemiskinan secara signifikan sih tidak terlalu
ya tapi berpengaruh terhadap perekonimian pasti ada manfaatnya.
14. Mengapa pada tahun 2014 masih ada penduduk miskin sebanyak 2524
Jiwa dari Total penduduk di Kecamatan Curug?
Jawab: jadi penduduk miskin itu kan kategori ya, yang dikategorikan oleh
pemerintah yaitu dikategorikan penduduk miskin. Ya kita berusaha tapi
bukan camat aja kan harus semua terkait, masyarakat kemudian saya dan
instansi diatas untuk mengentaskan kemiskinan itu bukan camat tok.
Masyarakat sekitar harus membantu tapi dikategorikan masyarakat miskin
bukan artian mereka tidak bisa makan. Jadi semua elemen itu harus samasama berusaha mengentaskan kemiskinan tersebut. masyarakat setempat,
kelurahan, kecamatan, kota dan provinsi semualah.
15. Mengapa di tahun 2015 masih ada 735 rumah tangga yang belum
berlistrik?
Jawab: belum berlistrik disini bukan gelap-gelapan juga ya. Nah iya kita
berusaha karena kan dinas yang terkait itu kan yang punya kewenangannya
pihak provinsi sehingga kami kecamatan berusaha mulai dari masyarakat
juga yang bersangkutan ya RT, RW kelurahan, camat berusaha
menyampaikan dan menyajikan kepada dinas terkait di tingkat kota
maupun provinsi agar supaya segera diselesaikan masalah listrik ini. Ya
saya mah hanya tinggal nunggu dari mereka, kalau data sudah saya
sampaikan kesana tinggal mereka memilihnya silahkan. Ya saya sih
pengennya semuanya di berikan listrik gratis rumah tangga yang ada di
kecamatan curug. Tapi upaya saya selalu menanyakan kepada distamben
provinsi dan jawabannya karena keterbasan anggaran maka dari itu tidak
bisa direalisasikan sekaligus artinya bertahap.
16. Kecamatan Curug adalah Kecamatan yang wilayahnya sangat dekat
dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) mengapa
masih ada penduduk dengan kategori miskin?
Jawab: sebenarnya kalau saya mau ngomong kerasnya, sebelum yang jauh
yang dekat dulu dibenahi karena apa malu dong provinsi masa wilayah
KP3B masih ada masyarakat dengan kategori miskin dan rumah tangga
yang belum terealisasi program listrik ini. Seharusnya selesaikan dulu
daerah yang dekat karena orang akan melihat, ternyata dekat dengan KP3B
masih ada masyarakat miskinnya. Tapi kan saya tidak malu karena toh itu
faktanya yang malu kan provinsi sendiri
17. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik
gratis?
Jawab: ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat
seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun
dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara bertahap
sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar.
18. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program
listrik gratis?
Jawab: masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan
mereka tidak mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur.
19. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan
program listrik gratis ini?
Jawab: iya, mereka kan yang survei ke rumah tangga bersama aparat
dibawah RT, RW dan Kelurahan
20. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program
listrik gratis?
Jawab:
ya
tentunya
memberikan
kemudahan-kemudahan
dalam
pelaksanaan program ini sehingga yang akan melaksanakan program ini
juga akan menjadi mudah bahkan yang menerimanya juga mudah.
21. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT
PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran
seperti apa dan bagaimana?
Jawab: Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu
ditingkatkan. Artinya tidak maksimal.
22. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik
gratis ini?
Jawab: sosialisasi dari mereka ada
23. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Jawab: bulan-bulannya ada sih ya mereka mensosialisasika, biasanya
mereka mengundang kami atau mereka datang kesini.
24. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik
gratis?
Jawab: ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang
ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu.
25. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat
miskin?
Jawab: iya dong, itu kan data kita dapatkan dari aparat dibawah RT,RW
dan kelurahan dan sampai di kami. Kalau orang mampu dapat bantuan itu
tidak mungkin karena mereka sudah duluan pasang KWH sendiri.
26. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan
program listrik gratis?
Jawab: tidak semua ya, karena kan namanya program listrik ini kan ada
tahapannya juga
27. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis?
Jawab: tentu tidak, karena kalau yang mampu mah mereka pasang sendiri.
28. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis?
Jawab: masyarakat itu sangat siap menerima program listrik ini karena
mereka memang membutuhkan sarana itu.
29. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis
dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Jawab: pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan
pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada
akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa
diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang
memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep ke camat dan memang
sudah fatal ya akan ke polsek.
Serang,
(
09 Juni 2016
)
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Siti Rahayu, A.Md
Pekerjaan/Jabatan
: Kasie Ekbang Kecamatan Curug
Kode Informan
: I2.2
Waktu
: 09 Juni 2016
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka ya kan kebanyakan
itu tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang dapet subsidi itu. Rumah
tangga yang tidak mampu.
2. Apakah tujuan dari program listrik gratis ini untuk membantu rumah tangga yang
kurang mampu?
Jawab: iya iya, tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
ini?
Jawab: makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin berkurang
rumah tangga yang tidak berlistriknya itu.
4. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program
listrik gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya, kita kan
hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang tahu juga kelurahan
karena mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja yang harus dikasih. Selama ini
kami siap aja selama ini disuruh apa saja ya kita siap aja.
5. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben.
6. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis?
Jawab: Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran.
7. Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik gratis ini?
Jawab: ya perannya memantau juga ya.
8.
Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga sasaran program listrik
gratis ini?
Jawab: oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke kelurahan
9.
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug
dari tahun 2010-2015?
Jawab: kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada
kendala apa-apa.
10. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan?
Jawab: menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik ini.
11. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Jawab: dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata
kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata
Kota baru ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi setelah tahun 2015 langsung lagi ke
ngajuin ke Distamben.
12. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis?
Jawab: itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah
Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang
lebih tau sama distamben.
13. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik
gratis?
Jawab: iya mereka ngerti sih karena memang sudah lama ya ini programnya jadi
mereka udah paham.
14. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program
listrik gratis ini?
Jawab: Ya, disurvei. Kan disurvei sama distambennya langsung. Diliat
rumahnya apakah layak atau tidak. Kalau yang mampu ya ga akan dikasih,
lagipula kalau yang mampu diajukan dalam program listrik gratis yang malu kan
kelurahan juga kenapa diajukan.
15. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN,
Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan
bagaimana?
Jawab: kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang
koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah
tangganya gitu. Jadi pertamanya Distamben ngundang rapat kita disuruh
mengusulkan kuotanya berapa kita usulkan. Kemudian nanti mereka survey,
mereka sendiri yang kapan pelaksanaan mereka sendiri yang tau. Layak atau
tidak tidaknya rumah tangga mereka yang menentukan. Jadi kecamatan hanya
mengetahui saja bahwa dikelurahan ini lagi ada pasang listrik gratis. Ya jadi rapat
koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang aja oleh distamben,
kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan.
16. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis
ini?
Jawab: sosialisasi besar-besaran sih engga ya saya rasa. Tapi kalau sosialisasi di
kelurahan-kelurahan ya ada.
17. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat
miskin?
Jawab: iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan mereka
sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak akan dipasang.
18. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik
ini?
Jawab: rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah
tangga tersebut.
19. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis atau adapula
yang mengaku-ngaku miskin?
Jawab: ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin.
20. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan
yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Jawab: ya paling juga nanya yang dari kelurahannya “Bu kenapa ko saya belum
dapet-dapet aja”. Ya tapi kan itu distamben yang tau kenapa diterima dan
tidaknya. kalau yang menerima itu pasti senang.
Serang,
(
09 Juni 2016
)
MEMBER CHECK
Nama Informan
Pekerjaan/Jabatan
: Yayat Hidayat, ST
: PNS/ Kasi Energi dan PJU DTK Kota Serang
Kode Informan
: I3.1
Waktu
: 03 Agustus 2016
1. Apa tujuan dari program listrik gratis ini?
Jawab: tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang”
untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan untuk memberikan
bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu.
2. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang
ini?
Jawab: ya bertambahnya masyarakat yang tadinya ga punya listrik jadi punya.
Kemudian ada efek yang lainnya bisa aja dari sisi pendidikan yang tadinya pake
cempol kemudian ada listrik kan jadi terang nah kearah sana. Tapi intinya tadi itu
karena tujuannya banten terang jadi yang tidak berlistriknya sedikit demi sedikit
berkurang.
3. Sejak kapan Dinas Tata Kota Kota Serang melakukan pendataan terkait program
listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?
Jawab: Sejak Tahun 2015, Sebelumnya belum pernah karena instansi Dinas Tata
Kotanya yang menangani listriknya itu baru ada 2014 adanya. Jadi sebelumnya
selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari
sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk
pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku
kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada
sekian, kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan dan ke
distamben provinsi.
4. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program
listrik gratis?
Jawab: kan kita punya target, target itu kan didukung dari anggaran. Targetnya
kan misalnya 1000 rumah tangga lagi mau dicapai dalam 2 tahun misalnya
anggaran yang dibutuhkan dihitung-hitung 1 milyar misalnya yang turun
anggarannya ternyata 500jt otomatis kan target tersebut tidak tercapai memang
salah satunya itu adalah anggaran atau dana APBD itu yang belum mencukupi
atau belum sesuai untuk target tersebut karena keterbatasan dana.
5. Apa peran dari Dinas Tata Kota, Kota Serang dalam program listrik gratis di
Kecamatan Curug, Kota Serang?
Jawab: ya kita kan kalau ada program harus punya data dulu, nah kita melakukan
pendataan setelah punya data kita berikan pada Distamben Provinsi sebagai data
masukan bahwa dikota serang ada segini lagi yang belum berlistrik nah itu kan
jadi dasar juga mau membangun. Jadi kita sebagai pemberi data karena output
kita adalah data. Karena kan kelurahan ga punya data, kalau kita pintapun mereka
ga punya. Secara tidak langsung mereka juga punya karena pendataan dari kita.
6. Apakah aparatur pendataan untuk rumah tangga yang belum berlistrik di
Kecamatan Curug dari Dinas Tata Kota Kota Serang atau merekruit dari luar?
Jawab: iya kita dari Konsultan Pendataan. Pendataan dilapangan itu full
konsultan kalau kit amah udah hasilnya kan paling kita kasih tahu ini loh.
Kemudian untuk kriteria awalnya sih kita ingin mengetahui ada berapa lagi
rumah tangga yang belum berlistrik dikota serang secara globalnya seperti itu nah
total rumah tangga yang di kelurahan itu. Jadi kita secara global aja berapa rumah
tangga lagi dikota serang yang belum berlistrik tanpa dikategorikan kearah
mampu atau tidak. Tetapi memang dalam pendataan kondisinya yang kurang
mampu banyaknya yang belum berlistrik.
7. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Jawab: secara global ya se Kabupaten dan Kota ya rapat koordinasi di provinsi
ditanyakan usulannya berapa. Rencana usulannya berapa misalkan 1000 dikota
serang nanti sama distamben dicatet nanti kita suruh melengkapi kelurahan mana
aja kecamatan mana aja nah lampiran pengajuannya itu kana da di proposal kan.
Tapi dari pengajuan itu tidak semuanya karena kan disesuaikan juga dengan
anggaran provinsi juga. Nanti sebelum direalisasi juga dicek lagi sama distamben
provinsi turun kelapangan diperiksa secara teknisnya didampingi oleh orang
PLN. Nanti kalau sudah begitu sudah fix kan di nama-nama calon penerima hibah
tersebut dimasukan kedalam Daftar penerima anggaran ( DPA) dicantumin nama-
nama penerima listrik gratis tersebut. nah kan kalau sudah dimasukan gitu kan
berarti dia adalah bakal calon kan setelah itu barulah melakukan sosialisasi
tentang pemasangan kepada yang akan dapat. Nah setelah sosialisasi barulah
pemasangan
8. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Dinas Tata Kota Kota Serang,
Distamben, Kecamatan Curug, Kelurahan, RT/RW?
Jawab: kan awalnya kita rapat di Distamben untuk menentukan berapa kuota
rumah tangga yang akan diberikan di seluruh kab/kota yang ada di wiliyah
provinsi banten. Misalnya, serang sekian, pandeglang sekian, cilegon sekian
awalnya setelah itu kan disesuaikan lagi dengan kondisi anggaran. Nanti kalau
sudah selesai atau kalau yang sudah dapat atau provinsi akan menginformasikan
bahwa kota serang dapat jatah sekian itu nanti ada rapat lagi kita diundang karena
seluruh banten rapatnya.
9. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis
ini?
Jawab: setiap tahun ada, tapi sosialisasinya kepada yang mendapatkan listrik
gratis. Tapi kita juga diundang sebagai narasumber. Karena kan yang pertama
kita yang punya wilayah ya kita memberi pengertian kepada masyarakat
programnya seperti apa kemudian tujuannya seperti apa kemudian kita meminta
masyarakat untuk menjaga dan melaksanakan jangan sampai ada ribu-ribut jadi
kita pemahaman seperti itu.
Serang, 03 Agustus 2016
(
Yayat Hidayat, ST
)
MEMBER CHECK
Nama Informan
: Katih
Pekerjaan/Jabatan
: Warga Kel.Curug Yang tidak mendapatkan listrik gratis
Kode Informan
: I5.2
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan?
Jawab: kapan ya, udah lama banget itu. Tapi ga turun-turun
2. Sudah berapa lama belum ada realisasi?
Jawab: ya udah lama banget
3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi?
Jawab: pernah sih sekali tapi ke orang yang ngajuinnya dulu tapi dikasi tau
sabar-sabar aja
4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben
di Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: engga pernah.
5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk
mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK.
6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: ga ada
Serang,
(
24 Juni 2016
)
MEMBER CHECK
Nama Informan
: Asmariyah
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/ Ketua RT 01, Kel. Cipete
Kode Informan
: I5.9
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Mulai sejak kapan Ibu mengetahui adanya Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug?
Jawab: Iya sudah lama, ada kali 2 tahunan lebih
2. Apakah ada Sosialisasi dari Distamben Provinsi ke Kelurahan atau ke
Kecamatan Curug?
Jawab: iya ada, saya ke kelurahan disuruh ke kelurahan sama pak seklur
ngasih tahu yang dapat listrik gratis ke kelurahan gitu buat dapat
pengarahan gitu ya.
3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: ya dikasih tahu kalau listrik ini gratis, kalau ada yang minta
bayaran buat jangan dikasih.
4. Apa saja syarat yang diberikan dari Distamben Provinsi untuk
mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: saya mah cuma ngasih fotocopy KTP aja ke pak seklur soalnya
yang dipintanya Cuma itu
5. Berapa rumah tangga sasaran yang diajukan ke Distamben Provinsi
Banten?
Berapa ya banyak, lupa lagi sih udah lama soalnya
6. Berapa jumlah rumah tangga sasaran yang diterima saat realisasi?
Jawab: sebenernya banyak ya tapi itu kan dibagi-bagi ya, kalau ditempat
saya dapatnya 2 rumah yang dapat listrik gratis
7. Bagaimana dengan masyarakat yang diajukan namun tidak mendapatkan
realisasi hibah listrik gratis ini?
Jawab: ya nanyain aja, ko saya belum dapat gitu nanya ke saya karena kan
saya RT nya ya, tapi saya jelasin saya kasih tau suruh sabar aja gitu nanti
juga dapat. Saya tanya lagi ke pak seklur kata pak seklur ya sabar aja ini
kan sudah diajukan lagi.
8. Apakah rumah tangga sasaran yang diajukan dengan kategori miskin?
Jawab: iya dong neng. Yang tidak mampu
9. Apakah yang tidak termasuk dalam kategori miskin juga ikut dimasukan
kedalam pengajuan hibah listrik gratis ini?
Jawab: engga kan untuk yang tidak mampu
10. Apakah terjadi konflik sosial diantara yang mendapatkan dan tidak
mendapatkan hibah listrik gratis ini?
Jawab: engga sih ya pada ngerti, ya paling Cuma ngeluh aja gitu kenapa
katanya saya mah belum dapat aja. Kalau sampai ribut sih engga.
Serang, 24 Juni 2016
(
Asmariyah
)
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka yak an kebanyakan itu
tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang dapet subsidi itu. Rumah tangga
yang tidak mampu.
2. Apakah tujuan dari program listrik gratis ini untuk membantu rumah tangga yang
kurang mampu?
Jawab: iya iya, tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini?
Jawab: makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin berkurang rumah
tangga yang tidak berlistriknya itu.
Sumber Daya
4. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik
gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya, kita kan
hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang tahu juga kelurahan karena
mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja yang harus dikasih. Selama ini kami siap aja
selama ini disuruh apa saja ya kita siap aja.
5. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben.
6. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis?
Jawab: Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran.
Karakteristik Agen Pelaksana
7. Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik gratis ini?
Jawab: ya perannya memantau juga ya.
8. Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga sasaran program listrik gratis
ini?
Jawab: oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke kelurahan
9. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari
tahun 2010-2015?
Jawab: kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada kendala
apa-apa.
10. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan?
Jawab: menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik ini.
11. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Jawab: dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata kota,
nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata Kota baru
ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi setelah tahun 2015 langsung lagi ke ngajuin ke
Distamben.
Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) Para Implementor Pelaksana
12. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis?
Jawab: itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah
Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang lebih
tau sama distamben.
13. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik
gratis?
Jawab: harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti mereka
faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga bener kemudian ada
rumah tangga yang ngadu ke distamben kemudian kita tindak lanjuti dan kontraktor
tersebut disuruh memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu lagi, kita
blacklist.
14. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik
gratis ini?
Jawab: Ya, disurvei.
15. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program
listrik gratis?
Jawab: oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini.
16. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis?
Jawab: dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda tangan untuk
mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian yang kedua yaitu, distamben
kan selalu melakukan sosialisasi nah itu mereka memberikan tempatnya untuk kita
mengadakan sosialisasi. Pokoknya cooperative lah. Kemudian kalau ada konflik
sosial mereka mau menengahi. Seperti itu
Komunikasi Antar Distamben Prov. Banten Kecamatan Curug-PT PLN-KelurahanRT/RW-dan Aktivitas Pelaksana
17. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN,
Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan
bagaimana?
Jawab: kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke
kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu. Jadi
pertamanya Distamben ngundang rapat kita disuruh mengusulkan kuotanya berapa
kita usulkan. Kemudian nanti mereka survey, mereka sendiri yang kapan pelaksanaan
mereka sendiri yang tau. Layak atau tidak tidaknya rumah tangga mereka yang
menentukan. Jadi kecamatan hanya mengetahui saja bahwa dikelurahan ini lagi ada
pasang listrik gratis. Ya jadi rapat koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang
aja oleh distamben, kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan.
18. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini?
Jawab: sosialisasi besar-besaran sih engga ya.
Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
19. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin?
Jawab: iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan mereka
sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak akan dipasang.
20. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini?
Jawab: rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah tangga
tersebut.
21. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis atau adapula yang
mengaku-ngaku miskin?
Jawab: ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin.
22. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis?
Jawab: kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih pemahaman,
kita kasih informasi sehingga program datang mereka sudah siap. Dan tidak bertanya tanya lagi agar lebih paham. Nah masyarakat yang disanapun semangat dan sangat
siap menerima bantuan.
23. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang
tidak mendapatkan listrik gratis?
Jawab: kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti
kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik.
MEMBER CHECK
Nama Informan
: Dewi
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kel. Sukalaksana
Kode Informan
: I5.4
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug?
Jawab: Udah lama banget.
2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis?
Jawab: ada kali 4 tahunan lebih mah soalnya udah lama banget sih
3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini?
Jawab: engga
4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis?
Jawab: ya token listriknya
5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di
Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: iya saya mah suami aja sih
6. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan
Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: cuma KTP sama KK
7. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: ada kayanya mah waktu udah lama banget.
Serang, 24 Juni 2016
(
)
Nama Informan
: Kamsinah
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete
Kode Informan
: I5.7
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug?
Jawab: Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK buat
syaratnya. Ya ibu mah kasih aja.
2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis?
Jawab: kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya.
3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini?
Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah.
4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis?
Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi
lampunya mah saya beli sendiri.
5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di
Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya.
6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau
ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang
masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu.
7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan
Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: iya itu KTP sama KK
8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah
engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja neng.
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Kamsinah
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete
Kode Informan
: I5.7
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug?
Jawab: Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK buat
syaratnya. Ya ibu mah kasih aja.
2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis?
Jawab: kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya.
3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini?
Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah.
4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis?
Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi
lampunya mah saya beli sendiri.
5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di
Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya.
6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau
ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang
masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu.
7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan
Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: iya itu KTP sama KK
8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah
engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja neng.
MEMBER CHECK
Nama Informan
: Dedeh Sukaesih
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete
Kode Informan
: I5.8
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan?
Jawab: kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya yang
kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya
diajuinnya
2. Sudah berapa lama belum ada realisasi?
Jawab: ada mungkin ya 2 tahunan.
3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi?
Jawab: pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum
dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya.
Diajukan mah sudah tapi sabar soalnya kan ada beberapa kali tahapan.
Saya juga ga terlalu ngerti gitu ya.
4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben
di Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: engga pernah.
5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk
mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK. Dipinta sama Bu RT
fotocopy KTP
6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: ada sekali, waktu itu sudah lama. Ditanyain suaminya kerja apa
kerja dimana, berapa penghasilannya tiap bulan. Ya saya jawab kerjanya
kadang kerja kadang engga, serabutan aja gitu. Kalau ada yang suruh
petukang yang petukang kalau engga mah ya engga, mau dagang ya ga
punya modalnya.
Serang, 24 Juli 2016
(
Dedeh Sukaesih
)
MEMBER CHECK
Nama Informan
: Murni
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Tinggar Kelurahan
Sukalaksana
Kode Informan
: I5.6
Waktu
: 20 Juni 2016
1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan?
Jawab: Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya.
2. Sudah berapa lama belum ada realisasi?
Jawab: ya 2011 aja sampai sekarang belum ada aja.
3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi?
Jawab: sering saya tanyakan tapi ga ada kepastian terus.
4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di
Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: engga pernah.
5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan
Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: fotocopy Ktp sama Kartu Keluarga
6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: Ga ada tuh. Sama sekali ga ada yang survei dari kecamatan atau dari PLN
7. Apakah Selama ini gelap-gelapan kalau tidak ada listrik?
Jawab: ya engga gelap juga, nyalur dari tetangga yang disini nanti tiap bulannya
kalau ada uang ya bayar kalau ga ada juga ga apa-apa gitu.
Serang, 20 Juni 2016
(
)
Nama Informan
: Sariah
Pekerjaan/Jabatan
: Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Cipecung Kel.Curug
Kode Informan
: I5.1
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan
Curug?
Jawab: Udah lama. Taunya dari Pak RT diminta KTP sama KK buat syaratnya.
Ya ibu mah kasih aja.
2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis?
Jawab: kapan ya, ya udah lama.
3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini?
Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah, semuanya juga dari pemerintah.
4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis?
Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi
lampunya mah saya beli sendiri.
5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di
Kelurahan atau di Kecamatan?
Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya.
6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau
ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang
masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu.
7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan
Hibah Listrik Gratis ini?
Jawab: iya itu KTP sama KK
8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah
engga kerja udah tua.
Serang,
(
24 Juni 2016
)
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Ato
Pekerjaan/Jabatan
: Sekretaris Kelurahan Curug
Kode Informan
: I4.1
Waktu
: 06 Juni 2016
1. Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program listrik gratis
yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Jawab: sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada
waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan
dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa kelurahan
curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi dengan pa lurah
juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga dapat program tersebut.
akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada kelurahan lain yang ada di
Kecamatan Curug.
2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten
tentang program listrik gratis?
Jawab: iya ada sosialisasinya kepada yang berhak
dimana disini adalah
rumah tangga sasaran yang menerima program listrik gartis tersebut
kumpul di kantor kelurahan.
3. Kapan Distamben datang untuk melakukan sosialisasi?
Jawab: itu 4 bulan sebelum realisasi.
4. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: iya memberi tahu bahwa akan dipasang listrik gratis, kepada rumah
tangga yang sudah ditentukan nama-namanya oleh distamben.
5. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini?
Jawab: Ya kita membuat pengajuan proposal beserta data masyarakat yang
belum punya listrik. Serta dilampirkan KTP dan Kartu Keluarga rumah
tangga tersebut dalam proposal tersebut. kemudian saya langsung ngadep
ke Distamben Provinsi barulah orang Distamben datang untuk survei
kerumah tangga sasaran tersebut.
6. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu?
Jawab: waktu itu saya mengajukan tahun 2014 kemudian setahun
kemudian di tahun 2015 realisasinya. Jumlah yang saya ajukan waktu itu
tahun 2014 sebanyak 210 tapi yang direalisasi hanya 71 rumah tangga
sasaran.
7. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga
sasaran?
Jawab: nah iya dicek disurvei dari pihak Distamben. Jaringan-jaringannya
nomor tiangnya juga.
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Jawab: itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan sambungan
energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum mempunyai energy listrik
dirumahnya. Sebenernya punya tapi mereka masih nyalur dari rumah orang. Nah
dengan program itu mereka punya sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi
masyarakat kami
2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini?
Jawab: tujuan untuk supaya masyarakat bisa menerima sarana pembangunan dibidang
kelistrikan, bahwa pembangunan dari pemerintah salah satunya adalah penerengan.
Masa dikota tidak ada penerangan.
3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini?
Jawab: standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut
di masyarakat, terealisasi.
4. Apa tolak ukur keberhasilan dari program listrik gratis di kecamatan curug kota
serang?
5. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis?
Jawab: ada beberapa intinya kalau dari peraturan menteri energi ya, apa sih namanya
karena berubah-ubah sih yah pokoknya itulah nomor berapanya saya lupa maklum ya,
pokoknya itu peraturan yang mengikatnya dan beberapa peraturan provinsi yang
mengatur kesana.
6. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini?
Jawab: secara umum saja, kalau secara rinciannya kan ada tim teknis dari mereka ya.
Kalau kita hanya sebatas bahwa masyarakat kami beberapa kelurahan saja yang dapat
biasanya ga sekaligus kan yah. Ada 3 kelurahan dulu yang terpenting program itu
berjalan
Sumber Daya
7. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten?
Jawab: sudah lama, waktu saya diwalantaka juga ada 5 tahun program itu
8. Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang mulai di laksanakan?
9. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik
gratis dalam melaksanakan program ini?
Jawab: kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data saja atau
menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum dapet aliran listrik dalam
artian belum memiliki KWH sendiri.
10. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini?
Jawab: kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan data
kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan mereka yang
mengerjakan.
11. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah
cukup menunjang dalam pelaksanaanya?
12. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Jawab: Anggaran provinsi melalui distamben provinsi
13. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis?
14. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik
gratis?
Karakteristik Agen Pelaksana
15. Apa saja peran aparatur yang terlibat dalam program listrik gratis?
Jawab: ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang
punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan dikecamatan curug ini.
Maksudnya saya kan pengen semuanya terealisasi tapi kan harus bertahap. Saya juga
paham saya mendorong itu dan juga mensosialisasikan kepada masyarakat agar
bersabar menunggu gilirannya.
16. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat
dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug?
17. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan
curug?
18. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari
luar?
19. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari
tahun 2010-2015?
Jawab: kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit kendala kadang
banyak kadang sedikit kuantitasnya. Kadang pembagiannya banyak kadang sedikit
gimana ya saya juga kurang mengerti tapi ya selama ini sih berjalan.
20. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan?
Jawab:
21. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat
kemiskinan di kecamatan curug?
22. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
23. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di
Kecamatan Curug Kota Serang?
24. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan
program listrik gratis?
25. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten,
bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan
proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di
realisasi?
Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) Para Implementor Pelaksana
26. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis?
Jawab: ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat seharusnya
mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun dengan demikian
sehubungan program ini berjalan secara bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk
bersabar.
27. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik
gratis?
Jawab: masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan mereka tidak
mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur.
28. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik
gratis ini?
29. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur?
30. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur?
31. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa?
32. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program
listrik gratis?
33. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis?
Jawab: ya tentunya memberikan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan program
ini sehingga yang akan melaksanakan program ini juga akan menjadi mudah bahkan
yang menerimanya juga mudah.
Komunikasi Antar Distamben Prov. Banten Kecamatan Curug-PT PLN-KelurahanRT/RW-dan Aktivitas Pelaksana
34. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN,
Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan
bagaimana?
35. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini?
36. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
37. Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang?
Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
38. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis?
39. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program
listrik gratis?
40. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin?
41. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini?
42. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program
listrik gratis?
43. Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang mendapatkan program
listrik gratis ini?
44. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis?
45. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis?
46. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang
tidak mendapatkan listrik gratis?
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Darwis
Pekerjaan/Jabatan
: Ketua RT Cipecung Kel. Curug
Kode Informan
: I5.3
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program listrik gratis
yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Jawab: itu sejak tahun berapa ya, taunya sih udah lama dari pak atok orang
kelurahan itu Cuma ya kita ngajuin lama dapetnya baru tahun 2015
2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten
tentang program listrik gratis?
Jawab: sosialisasi ada
3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: isinya ya kita dikasih tau kalau dapet sekian orang terus kalau ada
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti takut ada yang
meminta bayaran atau pungutan liar pemasangan listrik dirumah tangga
jangan dikasih.
4. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini?
Jawab: saya mah Cuma disuruh ngasih fotocopy ktp sama kk aja terus
dikasih ke pa atok kekelurahan
5. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu?
Jawab: berapa ya, banyak sih
6. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga
sasaran?
Jawab: iya disurvei. Orang Distambennya datang sama pa atok dari
kelurahan itu
Serang,
(
Juni 2016
)
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Mardi
Pekerjaan/Jabatan
: Sekretaris Kelurahan Cipete
Kode Informan
: I4.3
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Sejak kapan kelurahan cipete mengetahui adanya program listrik gratis
yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Jawab: itu sejak tahun berapa ya kita juga telat tahunya, baru tahu tahun
2013 kemudian kita ngajuin baru ditahun 2014 kita dapet realisasi.
2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten
tentang program listrik gratis?
Jawab: sosialisasi ada, dilakukan distamben provinsi itu dibalai desa.
Kemudian masyarakat juga diundang
3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Jawab: isinya tentang mensiasati kalau ada oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab seperti takut ada yang meminta bayaran atau pungutan
liar terhadap pemasangan instalasi listrik dirumah tangga. Yang datang
juga masyarakat yang sudah dapat artinya data-data rumah tangga yang
akan menerima Kwh gratis ini itu yang diundang untuk mengikuti
sosialisasi.
4. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini?
Jawab: orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya.
Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benar-benar
tidak mampu. Tapi masalahnya juga gini sih ya, kadang-kadang rumah
tersebut juga ada lampu tapi dia tidak punya KWH sendiri nah dia nyalur
dari rumah sodaranya. Jadi yang pertama itu adalah didahulukan yang
tidak mampu dulu gitu yang sama sekali ga mampu. Jadi datanya dari RT
ke Kelurahan kemudian diverifikasi oleh kelurahan juga kemudian
diberikan kepada Distamben.
5. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu?
Jawab: berapa ya, banyak sih 50 lebih, tapi kita mengajukan lagi 2013
turun di 2014 realisasinya 35. maaf karena datanya waktu itu lengkap cuma
ada kendala waktu itu kena virus komputernya jadi semua data-data
dikelurahan hilang semua.
6. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga
sasaran?
Jawab: iya disurvei. Orang Distamben Provinsi akan turun memverifikasi
ulang data tersebut mencocokan dan menyesuaikan dengan kategori layak
atau tidaknya rumah tangga tersebut mendapat bantuan. Kemudian
mencocokan dengan nomor tiang termasuk gardu listriknya.
Serang,
(
Juni 2016
)
CATATAN WAWANCARA
Nama Informan
: Asep
Pekerjaan/Jabatan
: Staf Kelurahan Sukalaksana
Kode Informan
: I4.2
Waktu
: 24 Juni 2016
1. Sejak kapan kelurahan sukalaksana mengetahui adanya program listrik
gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Jawab: sebenarnya sudah lama ada, tapi dulu bukan saya stafnya
2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten
tentang program listrik gratis?
Jawab: Saya juga ga tahu tuh kalau ada sosialisasi apa engga soalnya
emang bukan saya yang ngurusinnya karena orangnya udah pindah. Tapi
belum ada sosialisasi apa-apa
3. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini?
Jawab: ktp sama kk aja. Itu juga saya ajuin lagi ditahun 2015 ke distamben
provinsi soalnya masyarakat banyak yang mendesak karena sejak pertama
baru sekali di ajukan waktu itu udah lama banget sebelum saya.
4. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu?
Jawab: aduh berapa ya saya juga ga tahu. Karena tidak punya datanya.
5. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga
sasaran?
Jawab: iya mungkin pada saat itu disurvei. karena ya itu tadi, saya mah
baru disini.
(
)
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I1.1
Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan – Seksi
Pengawasan
Catatan Lapangan
Q
: Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 22 Juli
2016 di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten
I
I1
Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Q1
Q2
Q3
Q4
“pemberian listrik gratis kepada masyarakat yang membutuhkan
terutama dengan kategori miskin”
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio
elektrifikasi, nah kebetulan lisdes atau listrik gratis ini ada sejak
2003 dan rasio nya masih sekitar 48% nah kalau sekarang ada
peningkatan 90% ada pengaruh sedikitlah dari lisdes ini atau listrik
gratis ini walaupun tidak berpengaruh besar. selain itu juga
perbandingan dengan provinsi lain di Banten sangat besar rasio
eletrifikasinya sudah masuk kedalam 5 besar dan diatas rata-rata
rasio elektrifikasinya, kalau provinsi yang lain paling hanya 75%.
Nah kalau tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses
listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang
kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak
mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya bisa buat penerangan
segala macam.”
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
“kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran
keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah
nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya
penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia.”
Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis
ini?
“ya ada”
Q5
Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi
Banten?
“tahun 2003 ya”
Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi
sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program
ini?
Q6
“kalau kesiapan, ya kan kita ada persiapan tahap perencanaan
pembangunan dan tahap pelaksanaan atau tahap akhir. Nah
biasanya kan sebelumnya ada perencanaan atau pendataan calon
konsumen atau calon penerima program, iya proposal yang masuk
kita seleksi dari desa atau kelurahan yang masuk memenuhi
syaratkah atau tidak. Syarat tersebut bisa dari sosial ekonominya
dan teknisnya juga, nah teknisnya apakah ada jaringan disitu. Nah
mereka sudah pasang listrik apa belum atau dulunya pernah pasang
listrik atau tidak nah itu tidak boleh. Nah itu dicek seperti itu dari
pendataan baru pada saat tahun sebelumnya kita buat DPA atau
Dokumen Penyusunan Anggaran, nah data-data tersebut kita
masukan untuk ditahun depan nah berapa konsumen dan disesuaikan
juga dengan anggaran yang kita peroleh. Nah nanti kan ada tahap
persiapan, ada rapat-rapat, tahap pelelangan siapa pemenangnya
barulah tahap pelaksanaan. Kemudian paling kita lebih banyak
koordinasi ke kontraktor pelaksana, nah kalau di lisdes ini atau
listrik gratis ini namanya IR atau Instalasi Rumah jadi kontraktor
tersebut yang masang instalasi rumah semuanya sudah ditentukan
RAB nya nah mereka yang ngejalanin. Kalau pelaksanaan itu kan
kita butuh monitoring, nah makanya ada monitoring di pengawasan
kalau tidak ada monitoring kan takutnya menyimpang. Namanya
dilapangan kan ada saja penimpangan tapi Alhamdulillah bisa
diatasi. Nah setelah instalasi rumah selesai ada lagi namanya SR
atau Sambungan Rumah, itu yang melaksanakan PLN jadi mau nyala
atau tidak tergantung PLN. Sebenarnya kalau di lisdes ini yang
paling penting itu adalah IR nya atau instalasi rumah, kemudian kan
nanti di cek ada masa pemeliharaan takut ada yang belumnya nyala
itu di cek lagi. Tapi nanti sebelumnya ada pengujian lagi namanya
SLO atau sertifikat laik operasi jadi sebelum PLN masuk untuk
menyalur listrik dari jaringan oleh Konsuil nah setelah pengerjaan
IR tersebut instalasi bener ga sesuai standart engga, sambungannya
bener engga, konslet engga, kebakar engga. Setelah beres baru
mereka memberikan sertifikat laik operasi biasanya dirumah itu suka
dipasang stiker oleh konsuil telah selesai nanti PLN masuk gitu.”
Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik
gratis ini?
Q7
Q8
“kalau sarana prasarana kita sih yang ada ya, biasanya kan kalau
lisdes ini kan kedaerah ya paling kita butuh yang mobile, butuh
tenaga yang banyak untuk memonitoring. Makanya ada konsultan
pengawasan, kan itu membutuhkan kendaraan yang cukup juga,
bahkan sampai nginep juga. Nah untuk jalan juga kan namanya juga
desa ya ada yang bagus ada yang engga apa adanya gitu.”
Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis
tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya?
“iya cukup menunjang untuk sarana prasarananya.”
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Q9
“dari APBD Provinsi Banten”
Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program
listrik gratis?
Q10
Q11
“tergantung ya, kita ada rencana jangka menengah yang secara 5
tahun nah 125rb rumah tangga nah setiap tahunnya 25ribu rumah
tangga nah kita acuan itu harus terpasang. Jadi total rumah tangga
itulah yang kita anggarkan. Kemudian kan dari sosialisasi juga kan
dianggarkan. Untuk fisiknya, misalnya alat-alat kelistrikannya kalau
pada naik kan kita naikin anggarannya. Untuk biaya penyambungan
ke PLN, kalau mengalami kenaikan kan pasti ada penambahan dan
yang mengatur anggaran itu program. Nah kalau besarannya yang
pasti saya lupa tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil
sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,54x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting
lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus
ada pendukungnya itu seperti terminalnya. Yang mahalnya itu
adalah untuk sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar
800rb’an itu untuk biaya penyambungannya dengan 450watt.”
Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang
untuk program listrik gratis?
“ya selama ini cukup. Biasanya kan kalau dilelang itu kan ada
namanya pagu anggaran atau harga spek khususnya gitu nah kalau
sudah kontrak kan harganya memang lebih murah lagi jadi bisa
efisiensi beberapa persen. Nah kalau ada sisa dari efisiensi anggaran
tersebut kita tergantung dari TPKD apakah dikembalikan lagi pad
akas daerah atau dimanfaatkan kembali tapi kita juga nunggu
program dulu bagaimana caranya dan keputusannya. Apakah
dimanfaatkan kembali untuk lisdes lagi dengan konsumen yang lain
atau untuk kegiatan lain selain lisdes atau program listrik gratis ini.
Tapi selama ini sampai tahun 2015 itu udah cukup tidak ada
penambahan lagi”
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
Q12
Q13
Q14
“ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait,
distamben kan kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa
level bawah seperti ketua RT. Karena kan kita harus koordinasi ya.
Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota
Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu
kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah kabupaten/kota
punya juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel
data antara kabupaten serang dengan provinsi banten karena pernah
ada data dobel kejadian di kabupaten serang itu mah jadi ada satker
dari PLN karena satker itupun ada program listrik gratis ini lisdes
nah jangan sampai kota serang seperti itu dan yang terakhir adalah
PLN area serang.”
Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program
listrik gratis di kecamatan curug?
“iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim
pengawasan nah mereka juga punya personel untuk monitoring
survey dilapangan apakah sudah sesuai dengan perencanaan
disamping ada laporan dari tim pengawasan. Misalnya ada temuan
lapangan nanti dilaporkan kepada PPTK nanti konsultan
pengawasan itu komplen ke pelaksana nanti ada perbaikan. Jadi
memang harus ada orang survey atau memonitoring pelaksanaan ini
memang. Nah kalau pelaksanaanya setelah pelelangan kontraktor
masuk untuk pemasangan IR ini setelah selesai kemudian baru
konsuil masuk untuk melihat laik atau tidaknya sesuai standart yang
sudah ditentukan atau tidak SNI atau tidak aman atau tidak bagi
rumah tangga tersebut barulah nanti konsuil memberikan surat laik
operasi. Nah caranya nanti konsuil itu memasang stiker jadi PLN
sudah tau bahwa rumah tersebut sudah diperiksa oleh konsuil.”
Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben
langsung atau merekruit dari luar?
“kalau tim pembangun nah itu dari kita sendiri, tapi kita juga
terbatas ga bisa kita sedetail mungkin nah makanya dikita ada
pengawasan yang dilakukan oleh konsultan pengawasan. nah yang
konsultan pengawasan inilah yang bekerja sedetail mungkin
ngawasin pekerjaan mereka dari peralatan sampai selesai, kadang
kita juga bertanya-tanya bener ga dia kerja ga nih pengawas ini nah
kita ngawasin mereka. Pernah kita kelokasi ada temuan tapi mereka
tidak ada nah kita komplen tuh ke konsultan pengawas dan
kontraktor pelaksana. iya kita kan ada konsultan dari luar juga ya,
karena kalau kita sendiri semua yang mengerjakan itu kita ga
sanggup. Apalagi kan lisdes ini termasuk banyak, kalau misalnya 1
desa atau kelurahan 50 rumah. Paling cepat dirumahnya yang tidak
ada flavonnya itu cepet kalau ada flavonnya kan kita harus keatas
dulu ya kan butuh waktu lama. Nah konsultan kontraktor itu harus
siap harus selalu standby disitu. Kemudian tiap bulan juga kita ada
rapat evaluasi untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan IR itu
temuannya apa sudah diberesin apa belum jadi sangat penting sekali
itu survey karena fungsinya untuk membackup kalau pengawasannya
kurang maksimal.”
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
Q15
“kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah
sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah
tangga yang dipasang sudah tercapai. Kalau hambatannya paling
dari teknis sih misalnya yang pasangnya asal gitu, kalau secara
administrasi yah ada saja yang namanya beda seperti itu. Nah
kemudian dari tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kenaikan,
dari tahun 2003 kesana saja kita sudah 10rb pemasangan, rasio
elektrifikasi juga naik, kemudian anggaran juga mengalami kenaikan
dan proposal juga banyak. Tapi ternyata pada ga habis-habis,
dibagian perencanaan masih ada aja belum habis. Namanya juga
penduduk ya makin berkembang, mungkin anaknya menikah tapi
ekonominya masih kategori prasejahtera kemudian mereka belum
punya listrik akhirnya ngajuin.”
Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat
berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Q16
Q17
“kita belum tahu pasti karena sebenernya harus ada studi lagi
apakah setelah adanya listrik gratis dari program lisdes ini
berpengaruh pada tingkat perekenomian atau kemiskinan di
kecamatan curug.”
Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
“iya kita ada kegiatan perencanaan listrik pedesaan hasil
pelaksanaannya itu nanti dipakai untuk tahun berikutnya jadi
kegiatan fisik jalan, perencanaan juga jalan untuk mencari calon
konsumen jadi dalam 2-3tahun bisa dapat jika dalam satu tahun
banyak mendata calon konsumen. Nah penyusunan anggaran juga
ditahun itu juga sama jadi tahun 2016 untuk 2017 seperti itu. Cuma
kita kalau sudah pasti untuk 25ribu pertahun nah kan ada
pengesahan segala macam, ditahun berikutnya baru pelaksanaan
diawal-awal tahun biasanya. Tim pembangunan itu biasanya ada
merencanakan segala sesuatunya kemudian pendukungnya seperti
sosialisasi sebelum ada pelaksanaan penyiapan untuk pelelangan
nah pertengahan triwulan kedua bulan april baru masuk pelelangan,
siapa pemenangnya dari sekitar juni/juli pelaksanaan pembangunan
listrik pedesaan dilapangan dan disesuaikan dengan jumlah
konsumen dan kontrak. Pada saat jalan itu kan ada pengawasan ada
temuan ataupun hambatan dievaluasi disitu sampai akhirnya
pelaksanaan IR itu beres setelah SLO ada juga baru PLN masuk
untuk pemasangan SR kemudian listrik sudah nyala semua nanti ada
masa pemeliharaan kalau sudah selesai semua ya sudah tercapai
tujuan kita”
Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan
program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?
Q18
Q19
“dengan proposal yang masuk. Tetapi kan kita koordinasi ke
kelurahan dulu. Karena kan melalui lurah nanti diserahkannya
fasilitas lisdesnya itu”.
Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan
Curug untuk mendapatkan program listrik gratis?
“iya proposal yang mereka ajukan ke kita”.
Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian
hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari Anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat
untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan
mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah
semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi?
Q20
“iya tidak semua seperti yang tadi sudah saya katakan, kemudian
pernah ada kendala dari PLN juga keterlambatan realisasi itu
dikarenakan kekurangan kabel dan kwhnya/tokennya kurang
banyak/kurang lengkap untuk penyambungan SR jadi sampai lintas
tahun realisasinya jadi ada beberapa rumah yang pemasangannya
lewat tahun karena PLN ga sanggup padahal kontrak sudah jalan
jadi masalahnya juga ada dari PLN sendiri, tapi karena orang-orang
dan masyarakat taunya distamben provinsi masyarakat komplennya
ya ke kita tapi tetap itu kita realisasikan, kita followup terus sampai
PLN itu benar-benar pasang. Kita koordinasi ke PLN”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
Q21
“iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat
sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman
tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat
pemakaian listrik seperti itu”.
Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti
tentang program listrik gratis?
Q22
Q23
“ya masyarakat sih paham, tapi kadang ada masyarakat yang masih
awam token itu kalau mati kan pulsanya berarti habis dan harus beli
pulsa jadi anggapannya listrik mati itu karena tokennya bermasalah
padahal memang harus beli pulsa lagi. Umumnya sih paham tapi kan
ada yang bener-bener lugu banget gitu masyarakat jadi dibohongin
masalah gratisnya ini. Tapi kan ada sosialisasi juga”.
Apakah masyarakat disurvei terlebih
mendapatkan program listrik gratis ini?
“iya itu dibagian perencanaan”.
dahulu
sebelum
Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur?
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
Q29
Q30
“iya dilaporkan ke gubernur lewat kepala dinas, biasanya ada
laporan bulanan. Karena gubernur juga suka ninjau, waktu itu
ninjau ke tangerang kemudian kita menyerahkan program lisdes ini
secara simbolis kepada masyarakat”.
Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada
Gubernur?
“kalau kita kan laporan itu secara kolektif ya diberikan pada
program kemudian kepala dinas barulah ke gubernur”.
Bentuk pelaporan tersebut seperti apa?
“kalau kita sih laporan fisik dan keuangan menyebutkan laporan itu
namanya progress ya, jadi biasanya kepala seksi itu minta laporan
ke kita kira-kira bagaimana kegiatan sudah sampai mana kemudian
dengan keuangan terserap tidak untuk lisdes ini kalau itu sih setiap
hari juga ada”.
Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan
mendukung program listrik gratis?
“oh iya pasti”.
Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap
program listrik gratis?
“ya mereka cooperative mau memberikan data mau berkoordinasi
terutama kelurahannya/kepala desanya ya”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian
sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
“iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti
dobel data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai
dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain
karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN
atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program
yang sama dengan distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai
dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang
ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”.
Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang
program listrik gratis ini?
“iya ada sosialisasi tentang administrasi dan persyaratan lisdes ini,
tapi kita juga menekankan pada sosialisasi bahwa ini kan listrik
gratis jadi jangan sampai ada oknum-oknum atau pihak yang tidak
bertanggung jawab yang memanfaatkan ini semua”.
Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Q31
Q32
Q33
“kalau sosialisasi biasanya awal-awal tahun ya sekitar maret-april
atau sebelum pelaksanaan pembangunan IR itu”.
Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam
pelaksanaan program listrik gratis?
“tentunya masyarakat yang sangat membutuhkan ya dalam artian
mereka yang dalam kategori prasejahtera”.
Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk
masyarakat miskin?
“iya kita usahakan”.
Semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug
diberikan program listrik gratis?
Q34
Q35
“Ya kita sih pengennya semua dapat dikecamatan curug ini apalagi
kan kp3b berada dikawasan kecamatan curug, Cuma kan kita harus
adil dan merata karena proposal juga yang datang banyak. Tetapi
ada yang lebih butuh lagi dari kecamatan curug, yaitu daerah
kabupaten lebak dan kabupaten pandeglang. Jadi banyak
pertimbangannya, kan tiap kabupaten kota itu ada jatahnya, nanti
kan dari kota serang inilah dilihat kecamatan mana pokoknya
dipertimbangkan segala macamnya. Tapi kita berusaha seadiladilnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan anggaran yang
ada. Kalau semua diabisin dikecamatan curug nanti didaerah lain
juga inginnya seperti itu takutnya timbul kecemburuan seperti itu”.
Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik
gratis?
“tentunya kan kalau orang yang mampu akan memasang sendiri, jadi
kita usahakan yang mendapatkan program ini tepat sasaran”.
Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program
listrik gratis?
Q36
“pada umumnya mereka siap karena kan mereka diajukan untuk
mendapatkan listrik gratis ini berarti mereka sudah sangat siap”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I1.2
Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan – Seksi
Perencanaan
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni
2016 di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten
I
I1.2
Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Q1
Q2
“program bantuan yang diberikan pada rumah tangga sasaran yang
layak untuk mendapatkan dengan kriteria miskin. Tujuannya supaya
rumah tangga tersebut mempunyai akses energi listrik.”
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“yang pertama yaitu penyediaan akses energy listrik pada rumah
tangga yang miskin, tujuan kedua yaitu secara makro meningkatkan
rasio elektrifikasi banten. rasio elektrifikasi adalah perbandingan
jumlah rumah tangga berlistrik dengan rumah tangga total atau
presentase. Nah kebetulan kan kalau dibanten sudah tinggi 93%
tetapi kalau untuk daerah lebak selatan itu masih kecil. Masih
dibawah rata-rata wilayah lain daerah tangerang, serang dan
cilegon jadi daerah situ yang lebih banyak kita kasih bantuan agar
bisa imbang rasionya. Dan yang ketiga juga itu adalah sebagai rasa
keadilan, karna banten itu adalah banyak ditempati pembangkit
energi listrik, suralaya cilegon, PLTU Labuan dan nanti juga tahun
2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai
masyarakat ada yang tidak bisa menikmati listrik padahal pabriknya
ada dibanten sendiri. Walaupun kita dapurnya listrik tapi ada
masyarakat yang belum berlistrik karna rumah tangga tersebut tidak
mampu ya kita bantu. Jangan sampai jomplang”.
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
Q3
“Jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau
sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih
berhutang.”
Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis
ini?
Q4
Q5
Q6
Q7
“Ada, tapi karna berbenturan dengan adanya peraturan yang baru
jadi dirubah lagi. Tapi kalau prosedur yang bakunya ya seperti ini
mekanismenya dari dulu. Nah SOP bikin proposal ini ada di Pergub,
pendataan verifikasi nah adalagi di pergub, ada juga namanya
Kerangka Acuan Kerja atau KAK. Misalnya pendataan rumah
tangga miskin, kalau miskin oke atau kalau engga coret nah itu
adanya di KAK.”
Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi
Banten?
“Tahun 2003. Saat itu ada perencanaan gubernur “Banten
Terang”.”
Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang
mulai di laksanakan?
“Sebenarnya sejak Kota Serang masih Kabupaten Serang sudah ada
program listrik gratis ini sudah kita kasih”
Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi
sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program
ini?
“setahun sebelum pelaksanaan itu kita sudah koordinasi pada dinas
terkait seperti kab.serang kab.tangerang, kab.pandeglang, kab lebak
itu punya lisdes nah makanya kita koordinasi supaya sasaran yang
ada kab.serang misalnya tidak bentrok dengan sasaran desa yang
kita tuju. Setelah itu kita lakukan sosialisasi pada tingkat kecamatan
serta sosialisasi ke tingkat rumah tangga sasaran (RTS). Jadi ke
kecamatanpun kita koordinasi jadi jangan sampai mereka tidak
tentang adanya program bantuan ini”.
Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik
gratis ini?
Q8
“Jaringan PLN, yang penting itu adalah jaringan PLN yang ada di
desa/rumah tangga sasaran yang akan kita pasang”.
Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis
tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya?
Q9
“ kalau yang ada jaringan ya sudah cukup menunjang, ketika ya
sudah dibangun kita akan melakukan pembayarannya ke PLN. Pada
saat nama-nama terverifikasi kita masukan ke kab/kota dan ke PLN
karna mereka juga siap sedia. Kalau kita kasih bantuan itu 300 maka
PLN harus menyiapkan KWH dan kabel-kabelnya pun 300. Biasanya
itu setahun sebelumnya atau di awal tahun”.
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Q10
“Anggaran dari APBD Provinsi”.
Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program
listrik gratis?
Q11
“Dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes itu
satu rumah tangga buat masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi
kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani
harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan
nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah
tangga sasaran itu 1,4jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau
dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran
semurah-murahnya dengan barang yang bagus”.
Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang
untuk program listrik gratis?
Q12
Q13
“Ya, sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran kan setahun
sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi
adalah cukup, bahkan setelah di lelang nih ada sisa. Kalau tidak
habis kita kembalikan pada kas daerah”.
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
“desa/kelurahan, kecamatan, distamben, instansi terkait di kab serta
dinas tata kota”.
Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program
listrik gratis di kecamatan curug?
Q14
“Ada, jadi kita itu mendata 2 kali. Pertama mendata verifikasi
proposal. Kedua, sesaat sebelum dipasang kita lakukan verifikasi
yang kedua juga. Supaya apa, siapa tahu nama-nama yang diajukan
itu pindah rumah itu kita coret dari daftar”.
Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben
langsung atau merekruit dari luar?
Q15
“Selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya
kita lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna
PLN yang tahu teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat.
Jumlahnyapun banyak, mereka berteam. Karena setiap tahunnya
lisdes ini lebih dari 400 desa pelaksanaannya. Satu rumah tangga
ada yang 4 orang. Yah pokoknya banyak lah”.
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
Q16
“Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama
kontraktor ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita
kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancarlancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat
penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah
juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang
tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau
barangnya ada lancar-lancar saja”.
Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat
berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Q17
“kita sih berharap dengan adanya program ini kesejahteraan
masyarakat meningkat. Cuma kalau seperti itu harus dilihat lagi,
harus di studi lagi. Setelah adanya program ini balik lagi ke
masyarakat. Nah belum melakukan studi itu dan tidak punya data itu.
Tapi harapan kita seperti itu”.
Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Q18
“Dari desa/kelurahan mengajukan proposal kemudian ada tembusan
ke kecamatan untuk diketahui dan distempel atau minta cap untuk
tembusannya. Jadi camat tahu di desa/kelurahannya mengajukan
berapa jumlah rumah tangga. Kemudian barulah diserahkan ke
distamben”.
Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan
program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?
Q19
Q20
Q21
“Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu
desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan fotocopy ktp
kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan”.
Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan
Curug untuk mendapatkan program listrik gratis?
“Syarat untuk mendapatkan cukup proposal saja”.
Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian
hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari Anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat
untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan
mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah
semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi?
“Ada yang semua, ada yang ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang
direalisasi. Tidak kita ratakan presentasenya tapi kita lihat
verifikasinya. Saat saya Tanya kepada surveyornya kenapa ini
ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi ternyata rumah tersebut
bukan adalah rumah kontrakan. Nah itu kita coret, jadi realisasi itu
mengikuti saat pendataan verifikasi. Tapi memang saat pengajuan
desa/kelurahan selalu meminta semua diberikan bantuan agar semua
rumah tangga dapat menerima, dan kitapun tidak menyalahkan desa
saat pengajuan pasti ada yang kaya yang miskin pokoknya yang
berlistrik dimasukan kedalam pengajuan proposal juga namun kan
ada tahapan serta aturan di pendataan verifikasi. Jadi nanti akan
terfilter
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
Q22
“Jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita
jelaskan, kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja
kerasnya pak lurah/ pak kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak
dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal
karna kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah
tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapakbapak yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan
lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya.
Jadi diberitahu barang-barang yang akan dapat apa, seperti kabelkabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk pemasangan instalasi,
kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke
distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan
datang petugas-petugas pada rumah tangga”.
Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti
tentang program listrik gratis?
Q23
Q24
“harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti
mereka faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga
bener kemudian ada rumah tangga yang ngadu ke distamben
kemudian kita tindak lanjuti dan kontraktor tersebut disuruh
memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu lagi, kita
blacklist”.
Apakah masyarakat disurvei terlebih
mendapatkan program listrik gratis ini?
dahulu
sebelum
“Ya, disurvei”.
Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur?
Q25
“Ya, kita suka laporan. Kalau di distamben itu program ini namanya
Progres. Kita laporan tiap bulan yang tertulis”.
Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada
Gubernur?
Q26
“Disini namanya Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan nanti kita
lapor ke bappeda nanti bappeda lapor lagi ke biro Ekbang, nah
ekbang kan nanti ujung-ujungnya ke sekda ke gubernur. Nah setiap
triwulan kita suka dipanggil ke biro ekbang tentang progress kita,
suka meriksa minta keterangan kenapa progresnya dibawah ada
hambatan apa”.
Bentuk pelaporan tersebut seperti apa?
Q27
Q28
“Bentuknya laporan akhir kegiatan, karna ini adalah team dari
kontraktor juga PLN jadi laporannya berisi nama-nama yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan dilapangan. Serta namanama rumah tangga yang sudah terpasang dan sudah tersambung.
Jadi isi laporannya detail nama-nama rumah tangga. Laporan dari
PLN itu biasanya perdua minggu jadi progresnya bisa terpanta”.
Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan
mendukung program listrik gratis?
“Oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini”.
Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap
program listrik gratis?
Q29
“Dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda
tangan untuk mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian
yang kedua yaitu, distamben kan selalu melakukan sosialisasi nah itu
mereka memberikan tempatnya untuk kita mengadakan sosialisasi.
Pokoknya cooperative lah. Kemudian kalau ada konflik sosial
mereka mau menengahi. Seperti itu”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada
rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
Q30
Q31
“Koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN
saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang
kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke
kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran
yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data
dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap”
Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang
program listrik gratis ini?
“ya ada”.
Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Q32
“Sosialisasi biasanya dilakukan bulan maret-april sebelum
pelaksanaan jaraknya 4 bulanan, karena pelaksanaan program
biasanya empat bulanan”.
Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat
program listrik gratis?
Q33
“Miskin atau tidak mampu, nah ukurannya mereka tidak mampu
untuk pasang sendiri ke PLN”.
Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang?
Q34
“ya kita seluruh desa/kelurahan di kota serang maupun diseluruh
banten”.
Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam
pelaksanaan program listrik gratis?
Q35
“Masyarakat miskin, masyarakat diperbatasan, dipelosok, nah yang
terakhir masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang miskin
atau hampir miskin tapi tidak kaya nah itu bisa dikasih. Kalau
masyarakat perkotaan kan masuknya masyarakat miskin ya nah
diperkotaan kan ada yang miskin, nah alasannya kenapa lisdes
adanya di kota serang karena termasuk kategori masyarakat
miskin”.
Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk
masyarakat miskin?
Q36
“iya betul-betul. kita pilih yang benar-benar berhak
mendapatkannya. Memang kalau di proposal itu semua dimasukan,
rumah yang baru jadipun ada yang dimasukan tapi tetap kita pilih
berdasarkan kategori yang sudah ditentukan”.
Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan
program listrik ini?
Q37
“secara fisik maupun kesejahteraannya kita tanya juga, bisa saja
memang rumahnya bagus tapi mungkin itu dulu saat orangtuanya
masih ada. Tapi dia tidak punya pekerjaan atau kerjanya serabutan
nah seperti itu”.
Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug
diberikan program listrik gratis?
Q38
“Tidak semua, karena kita juga bagi dengan daerah lainnya. Seperti
daerah selatan itu lebih banyak yang belum punya listrik jadi kita
lebih memprioritaskan kesana”.
Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang
mendapatkan program listrik gratis ini?
Q39
Q40
“semua indikator kemiskinan kita pakai dan dipadupadankan tetapi
kita juga kelapangan untuk kroscek dan makanya nanti ada di
verifikasi”.
Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik
gratis?
“tidak kalau yang mampu”.
Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program
listrik gratis?
Q41
“Kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih
pemahaman, kita kasih informasi sehingga program datang mereka
sudah siap. Dan tidak bertanya-tanya lagi agar lebih paham. Nah
masyarakat yang disanapun semangat dan sangat siap menerima
bantuan”.
Bagaimana
reaksi masyarakat yang mendapatkan program
listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Q42
“Kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk
kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara
baik-baik”
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I2.1
Kepala Camat Curug Kota Serang
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni
2016 di kantor Kecamatan Curug, Kota Serang
I
I2.1
Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
“Itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan
sambungan energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum
mempunyai energy listrik dirumahnya. Sebenernya punya tapi
mereka masih nyalur dari rumah orang. Nah dengan program itu
mereka punya sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi
masyarakat kami”.
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“tujuan untuk supaya masyarakat bisa menerima sarana
pembangunan dibidang kelistrikan, bahwa pembangunan dari
pemerintah salah satunya adalah penerangan. Masa dikota tidak ada
penerangan.”
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
“Standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana
program tersebut di masyarakat, terealisasi.”
Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi
Banten?
“Sudah lama ya”
Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi
sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program
ini?
“Kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data
saja atau menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum
dapet aliran listrik dalam artian belum memiliki KWH sendiri”.
Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik
gratis ini?
Q6
“kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan
data kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan
mereka yang mengerjakan”.
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
Q7
Q8
“Anggaran provinsi melalui distamben provinsi”.
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
“Ya RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan sendiri”
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
Q9
“kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit
kendala kadang banyak kadang sedikit kuantitasnya. Kadang
pembagiannya banyak kadang sedikit gimana ya saya juga kurang
mengerti tapi ya selama ini sih berjalan”.
Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat
berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug?
Q10
“Berpengaruh tingkat kemiskinan secara signifikan sih tidak terlalu
ya tapi berpengaruh terhadap perekonimian pasti ada manfaatnya”.
Mengapa pada tahun 2014 masih ada penduduk miskin sebanyak
2524 Jiwa dari Total penduduk di Kecamatan Curug?
Q11
“Jadi penduduk miskin itu kan kategori ya, yang dikategorikan oleh
pemerintah yaitu dikategorikan penduduk miskin. Ya kita berusaha
tapi bukan camat aja kan harus semua terkait, masyarakat kemudian
saya dan instansi diatas untuk mengentaskan kemiskinan itu bukan
camat tok. Masyarakat sekitar harus membantu tapi dikategorikan
masyarakat miskin bukan artian mereka tidak bisa makan. Jadi
semua elemen itu harus sama-sama berusaha mengentaskan
kemiskinan tersebut. masyarakat setempat, kelurahan, kecamatan,
kota dan provinsi semualah.
Mengapa di tahun 2015 masih ada 735 rumah tangga yang belum
berlistrik?
Q12
“Belum berlistrik disini bukan gelap-gelapan juga ya. Nah iya kita
berusaha karena kan dinas yang terkait itu kan yang punya
kewenangannya pihak provinsi sehingga kami kecamatan berusaha
mulai dari masyarakat juga yang bersangkutan ya RT, RW
kelurahan, camat berusaha menyampaikan dan menyajikan kepada
dinas terkait di tingkat kota maupun provinsi agar supaya segera
diselesaikan masalah listrik ini. Ya saya mah hanya tinggal nunggu
dari mereka, kalau data sudah saya sampaikan kesana tinggal
mereka memilihnya silahkan. Ya saya sih pengennya semuanya di
berikan listrik gratis rumah tangga yang ada di kecamatan curug.
Tapi upaya saya selalu menanyakan kepada distamben provinsi dan
jawabannya karena keterbasan anggaran maka dari itu tidak bisa
direalisasikan sekaligus artinya bertahap”.
Kecamatan Curug adalah Kecamatan yang wilayahnya sangat
dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten
(KP3B) mengapa masih ada penduduk dengan kategori miskin?
Q13
“Sebenarnya kalau saya mau ngomong kerasnya, sebelum yang jauh
yang dekat dulu dibenahi karena apa malu dong provinsi masa
wilayah KP3B masih ada masyarakat dengan kategori miskin dan
rumah tangga yang belum terealisasi program listrik ini. Seharusnya
selesaikan dulu daerah yang dekat karena orang akan melihat,
ternyata dekat dengan KP3B masih ada masyarakat miskinnya. Tapi
kan saya tidak malu karena toh itu faktanya yang malu kan provinsi
sendiri”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
Q14
“Ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat
seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya
namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara
bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar”.
Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti
tentang program listrik gratis?
Q15
“Masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan
mereka tidak mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur”.
Apakah masyarakat disurvei terlebih
mendapatkan program listrik gratis ini?
Q16
dahulu
sebelum
“Iya, mereka kan yang survei ke rumah tangga bersama aparat
dibawah RT, RW dan Kelurahan”.
Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap
program listrik gratis?
Q17
“Ya
tentunya
memberikan
kemudahan-kemudahan
dalam
pelaksanaan program ini sehingga yang akan melaksanakan
program ini juga akan menjadi mudah bahkan yang menerimanya
juga mudah”.
Q18
Q19
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada
rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
“Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu
ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”.
Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang
program listrik gratis ini?
“Sosialisasi dari mereka ada”.
Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan?
Q20
“Bulan-bulannya ada sih ya mereka mensosialisasikan, biasanya
mereka mengundang kami atau mereka datang kesini”.
Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat
program listrik gratis?
Q21
“Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang
ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu”.
Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk
masyarakat miskin?
Q22
“Iya dong, itu kan data kita dapatkan dari aparat dibawah RT,RW
dan kelurahan dan sampai di kami. Kalau orang mampu dapat
bantuan itu tidak mungkin karena mereka sudah duluan pasang
KWH sendiri”.
Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug
diberikan program listrik gratis?
Q23
Q24
“Tidak semua ya, karena kan namanya program listrik ini kan ada
tahapannya juga”.
Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik
gratis?
“Tentu tidak, karena kalau yang mampu mah mereka pasang sendiri”.
Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program
listrik gratis?
Q25
“Masyarakat itu sangat siap menerima program listrik ini karena
mereka memang membutuhkan sarana itu”.
Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program
listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Q26
“Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan
pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang
pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi
masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan
kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep
ke camat dan memang sudah fatal ya akan ke polsek”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I2.2
Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Kota
Catatan Lapangan
Q
I
:Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni
2016 di kantor Kecamatan Curug Kota Serang
I2.2
Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan?
Q1
“Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka ya kan
kebanyakan itu tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang
dapet subsidi itu. Rumah tangga yang tidak mampu”.
Q2
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu”.
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
Q3
“makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin
berkurang rumah tangga yang tidak berlistriknya itu.”
Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi
sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program
ini?
Q4
Q5
Q6
Q7
“Sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya,
kita kan hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang
tahu juga kelurahan karena mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja
yang harus dikasih. Selama ini kami siap aja selama ini disuruh apa
saja ya kita siap aja”.
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
“Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”.
Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program
listrik gratis?
“Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran”.
Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik
gratis ini?
“ya perannya memantau juga ya”.
Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga
sasaran program listrik gratis ini?
Q8
“Oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke
kelurahan”.
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
Q9
“Kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada
kendala apa-apa”.
Apakah mengalami kenaikan atau penurunan?
Q10
“menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik
ini”.
Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini?
Q11
“Dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke
dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang
nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi
setelah tahun 2015 langsung lagi ke ngajuin ke Distamben”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
Q12
“Itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang
pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih
kelurahan ya yang lebih tau sama distamben.”
Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti
tentang program listrik gratis?
Q13
“Iya mereka ngerti sih karena memang sudah lama ya ini
programnya jadi mereka udah paham”.
Apakah masyarakat disurvei terlebih
mendapatkan program listrik gratis ini?
Q14
dahulu
sebelum
“Ya, disurvei. Kan disurvei sama distambennya langsung. Diliat
rumahnya apakah layak atau tidak. Kalau yang mampu ya ga akan
dikasih, lagipula kalau yang mampu diajukan dalam program listrik
gratis yang malu kan kelurahan juga kenapa diajukan”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada
rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
Q15
“Kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang
koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja
rumah tangganya gitu. Jadi pertamanya Distamben ngundang rapat
kita disuruh mengusulkan kuotanya berapa kita usulkan. Kemudian
nanti mereka survey, mereka sendiri yang kapan pelaksanaan mereka
sendiri yang tau. Layak atau tidak tidaknya rumah tangga mereka
yang menentukan. Jadi kecamatan hanya mengetahui saja bahwa
dikelurahan ini lagi ada pasang listrik gratis. Ya jadi rapat
koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang aja oleh
distamben, kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan”.
Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang
program listrik gratis ini?
Q16
“sosialisasi besar-besaran sih engga ya saya rasa. Tapi kalau
sosialisasi di kelurahan-kelurahan ya ada”.
Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk
masyarakat miskin?
Q17
“Iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan
mereka sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak
akan dipasang”.
Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan
program listrik ini?
Q18
Q19
“Rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah
tangga tersebut”.
Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik
gratis atau adapula yang mengaku-ngaku miskin?
“Ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin”.
Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program
listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
Q20
“Ya paling juga nanya yang dari kelurahannya “Bu kenapa ko saya
belum dapet-dapet aja”. Ya tapi kan itu distamben yang tau kenapa
diterima dan tidaknya. kalau yang menerima itu pasti senang”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I3.1
Kasi Energi dan PJU DTK Kota Serang
Catatan Lapangan
Q
I
Q1
:Wawancara dilakukan pada hari Rabu, tanggal 03
Agustus 2016 di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang
Kota Serang
I3.1
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten
Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan
untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau
kurang mampu”.
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
Q2
“Ya bertambahnya masyarakat yang tadinya ga punya listrik jadi
punya. Kemudian ada efek yang lainnya bisa aja dari sisi pendidikan
yang tadinya pake cempol kemudian ada listrik kan jadi terang nah
kearah sana. Tapi intinya tadi itu karena tujuannya banten terang
jadi yang tidak berlistriknya sedikit demi sedikit berkurang”.
Sejak kapan Dinas Tata Kota Kota Serang melakukan
pendataan terkait program listrik gratis di Kecamatan Curug
Kota Serang?
Q3
“Sejak Tahun 2015, Sebelumnya belum pernah karena instansi Dinas
Tata Kotanya yang menangani listriknya itu baru ada 2014 adanya.
Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu
sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita
kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu
konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian
kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada
sekian, kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan
dan ke distamben provinsi”.
Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang
untuk program listrik gratis?
Q4
“Kan kita punya target, target itu kan didukung dari anggaran.
Targetnya kan misalnya 1000 rumah tangga lagi mau dicapai dalam
2 tahun misalnya anggaran yang dibutuhkan dihitung-hitung 1
milyar misalnya yang turun anggarannya ternyata 500jt otomatis kan
target tersebut tidak tercapai memang salah satunya itu adalah
anggaran atau dana APBD itu yang belum mencukupi atau belum
sesuai untuk target tersebut karena keterbatasan dana”.
Apa peran dari Dinas Tata Kota, Kota Serang dalam program
listrik gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang?
Q5
“Ya kita kan kalau ada program harus punya data dulu, nah kita
melakukan pendataan setelah punya data kita berikan pada
Distamben Provinsi sebagai data masukan bahwa dikota serang ada
segini lagi yang belum berlistrik nah itu kan jadi dasar juga mau
membangun. Jadi kita sebagai pemberi data karena output kita
adalah data. Karena kan kelurahan ga punya data, kalau kita
pintapun mereka ga punya. Secara tidak langsung mereka juga
punya karena pendataan dari kita”.
Apakah aparatur pendataan untuk rumah tangga yang belum
berlistrik di Kecamatan Curug dari Dinas Tata Kota Kota
Serang atau merekruit dari luar?
Q6
“Iya kita dari Konsultan Pendataan. Pendataan dilapangan itu full
konsultan kalau kit amah udah hasilnya kan paling kita kasih tahu ini
loh. Kemudian untuk kriteria awalnya sih kita ingin mengetahui ada
berapa lagi rumah tangga yang belum berlistrik dikota serang secara
globalnya seperti itu nah total rumah tangga yang di kelurahan itu.
Jadi kita secara global aja berapa rumah tangga lagi dikota serang
yang belum berlistrik tanpa dikategorikan kearah mampu atau tidak.
Tetapi memang dalam pendataan kondisinya yang kurang mampu
banyaknya yang belum berlistrik”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Dinas Tata Kota Kota
Serang, Distamben, Kecamatan Curug, Kelurahan, RT/RW?
Q7
“Iya kita koordinasi ke kecamatan kemudian sama RT/RW karena
kan mereka yang tahu masyarakat”.
Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang
program listrik gratis ini?
Q9
“Setiap tahun ada, tapi sosialisasinya kepada yang mendapatkan
listrik gratis. Tapi kita juga diundang sebagai narasumber. Karena
kan yang pertama kita yang punya wilayah ya kita memberi
pengertian kepada masyarakat programnya seperti apa kemudian
tujuannya seperti apa kemudian kita meminta masyarakat untuk
menjaga dan melaksanakan jangan sampai ada ribu-ribut jadi kita
pemahaman seperti itu”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I4.1
Sekretaris Kelurahan Curug, Kecamatan Curug
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 06 Juni
2016 di kantor Kelurahan Curug, Kecamatan Curug
I
I4.1
Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program
listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Q1
“Sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada
waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan
dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa
kelurahan curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi
dengan pa lurah juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga
dapat program tersebut. akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada
kelurahan lain yang ada di Kecamatan Curug”.
Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi
Banten tentang program listrik gratis?
Q2
“Iya ada sosialisasinya kepada yang berhak dimana disini adalah
rumah tangga sasaran yang menerima program listrik gartis tersebut
kumpul di kantor kelurahan”.
Kapan Distamben datang untuk melakukan sosialisasi?
Q3
“Itu 4 bulan sebelum realisasi”.
Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Q4
“iya memberi tahu bahwa akan dipasang listrik gratis, kepada
rumah tangga yang sudah ditentukan nama-namanya oleh
distamben”.
Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis
ini?
Q5
“Ya kita membuat pengajuan proposal beserta data masyarakat yang
belum punya listrik. Serta dilampirkan KTP dan Kartu Keluarga
rumah tangga tersebut dalam proposal tersebut. kemudian saya
langsung ngadep ke Distamben Provinsi barulah orang Distamben
datang untuk survei kerumah tangga sasaran tersebut.
Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada
saat itu?
Q6
“Waktu itu saya mengajukan tahun 2014 kemudian setahun
kemudian di tahun 2015 realisasinya. Jumlah yang saya ajukan
waktu itu tahun 2014 sebanyak 210 tapi yang direalisasi hanya 71
rumah tangga sasaran”.
Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke
rumah tangga sasaran?
Q7
“Nah iya dicek disurvei dari pihak Distamben. Jaringan-jaringannya
nomor tiangnya juga”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I4.3
Sekretaris Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug
Catatan Lapangan
Q
I
:Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni
2016 di kantor Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug
I4.3
Sejak kapan kelurahan cipete mengetahui adanya program
listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten?
Q1
“Itu sejak tahun 2012 kita tahu kemudian kita mengajukan juga
tahun 2012 namun 2013 kita mengajukan lagi baru ditahun 2014 kita
dapet realisasi”.
Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi
Banten tentang program listrik gratis?
Q2
“Sosialisasi ada, dilakukan distamben provinsi itu dibalai desa.
Kemudian masyarakat juga diundang”.
Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Q3
“Isinya tentang mensiasati kalau ada oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab seperti takut ada yang meminta bayaran atau
pungutan liar terhadap pemasangan instalasi listrik dirumah tangga.
Yang datang juga masyarakat yang sudah dapat artinya data-data
rumah tangga yang akan menerima Kwh gratis ini itu yang diundang
untuk mengikuti sosialisasi”.
Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis
ini?
Q4
Q5
“Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya.
Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benarbenar tidak mampu. Tapi masalahnya juga gini sih ya, kadangkadang rumah tersebut juga ada lampu tapi dia tidak punya KWH
sendiri nah dia nyalur dari rumah sodaranya. Jadi yang pertama itu
adalah didahulukan yang tidak mampu dulu gitu yang sama sekali ga
mampu. Jadi datanya dari RT ke Kelurahan kemudian diverifikasi
oleh kelurahan juga kemudian diberikan kepada Distamben”.
Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada
saat itu?
“Berapa ya, banyak sih 50 lebih, tapi kita mengajukan lagi 2013
turun di 2014 realisasinya 35. maaf karena datanya waktu itu
lengkap cuma ada kendala waktu itu kena virus komputernya jadi
semua data-data dikelurahan hilang semua”.
Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke
rumah tangga sasaran?
Q6
“Iya disurvei. Orang Distamben Provinsi akan turun memverifikasi
ulang data tersebut mencocokan dan menyesuaikan dengan kategori
layak atau tidaknya rumah tangga tersebut mendapat bantuan.
Kemudian mencocokan dengan nomor tiang termasuk gardu
listriknya”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I5.6
Rumah tangga yang tidak menerima listrik gratis,
Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Curug
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 20 Juni
2016 di Kp. Tinggar Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan
Curug
I
Q1
I5.6
Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh
Kelurahan?
“Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya”.
Sudah berapa lama belum ada realisasi?
Q2
Q3
Q4
“Ya 2011 aja sampai sekarang belum ada aja”.
Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada
realisasi?
“Sering saya tanyakan tapi ga ada kepastian terus”.
Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari
Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan?
“Engga pernah”.
Q5
Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi
untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
“Fotocopy Ktp sama Kartu Keluarga”.
Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Q6
“Ga ada tuh. Sama sekali ga ada yang survei dari Distamben
kecamatan atau dari PLN
Apakah Selama ini gelap-gelapan kalau tidak ada listrik?
Q7
ya engga gelap juga, nyalur dari tetangga yang disini nanti tiap
bulannya kalau ada uang ya bayar kalau ga ada juga ga apa-apa gitu.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I5.7
Rumah tangga penerima listrik gratis, Kelurahan Cipete,
Kecamatan Curug
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni
2016 di Kp. Buah Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug
I
Q1
I5.7
Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di
Kecamatan Curug?
“Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK
buat syaratnya. Ya ibu mah kasih aja”.
Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis?
Q2
“Kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya”.
Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini?
Q3
“Engga, gratis ini mah dari pemerintah”.
Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis?
Q4
Q5
“Ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya.
Tapi lampunya mah saya beli sendiri”.
Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari
Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan?
“Iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya”.
Apa isi materi dari sosialisasi tersebut?
Q6
“Ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi
kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih
untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja
gitu”.
Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi
Q7
untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
“ iya itu KTP sama KK”
Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN?
Q8
“Iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang
saya mah engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja
neng”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA
Keterangan
: I5.8
Rumah tangga yang tidak menerima listrik gratis
Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug
Catatan Lapangan
Q
:Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni
2016 di Kp. Buah Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug
I
I5.8
Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh
Kelurahan?
Q1
“Kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya
yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi
udah lama saya diajuinnya”
Sudah berapa lama belum ada realisasi?
Q2
“Ada mungkin ya 2 tahunan”.
Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa
belum ada realisasi?
Q3
Q4
“Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya
belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh
sabar aja katanya. Diajukan mah sudah tapi sabar soalnya kan
ada beberapa kali tahapan. Saya juga ga terlalu ngerti gitu
ya”.
Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis
dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan?
“Engga pernah”.
Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi
untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini?
Q5
“Ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK. Dipinta sama Bu RT
fotocopy KTP”
Apakah ada survei dari pihak Distamben?
Q6
“Ada sekali, waktu itu sudah lama. Ditanyain suaminya kerja
apa kerja dimana, berapa penghasilannya tiap bulan. Ya saya
jawab kerjanya kadang kerja kadang engga, serabutan aja gitu.
Kalau ada yang suruh petukang yang petukang kalau engga
mah ya engga, mau dagang ya ga punya modalnya”.
MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI DATA
Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Q
I
I1.1
PERTANYAAN/JAWABAN
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio
elektrifikasi, kalau tujuan secara khususnya adalah untuk memberi
akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama
yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling
tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya bisa buat
penerangan”.
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
“kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran
keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah
nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya
penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia.”
I1.2
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“ tujuan secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi Banten. rasio
elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga berlistrik
dengan rumah tangga total atau presentase. Selain itu tujuan yaitu
penyediaan akses energy listrik pada rumah tangga yang miskin dan
yang ketiga juga itu adalah sebagai rasa keadilan, karna banten itu
adalah banyak ditempati pembangkit energi listrik, suralaya cilegon,
PLTU Labuan dan nanti juga tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU
Bojonegara jadi jangan sampai masyarakat ada yang tidak bisa
menikmati listrik padahal pabriknya ada dibanten sendiri
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
I2.1
“Jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau
sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih
berhutang.”
Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan
Curug Kota Serang ini?
“Standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana
program tersebut di masyarakat, terealisasi.”
Apa tujuan Program Listrik Gratis?
“Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten
Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan
untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau
kurang mampu”.
I3.1
Sumber Daya
Q
I
PERTANYAAN/JAWABAN
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
“ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait,
distamben kan kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa
level bawah seperti ketua RT. Karena kan kita harus koordinasi ya.
Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota
Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu
kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah kabupaten/kota punya
juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel data”.
Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program
listrik gratis di kecamatan curug?
I1.1
“iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim
pengawasan nah mereka juga punya personel untuk monitoring
survey dilapangan”.
Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program
listrik gratis?
“ Nah kalau besarannya yang pasti saya lupa tapi itu ada di RAB
saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah
(IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde yang
ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya
saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya itu seperti
terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk sambungan rumahnya
atau SR ke PLNnya itu sekitar 800rb’an itu untuk biaya
penyambungannya dengan 450watt.”
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
“kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah
sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah tangga
yang dipasang sudah tercapai
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
Selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya
kita lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna
PLN yang tahu teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat.
Jumlahnyapun banyak, mereka berteam
Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program
listrik gratis?
I1.2
“dari APBD Provinsi Banten, dari tahun ke tahun berbeda
besarannya, anggaran untuk lisdes itu satu rumah tangga buat
masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang
biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb.
Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang
lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,1jt itu
anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa
turun karena mereka memberikan penawaran semurah-murahnya
dengan barang yang bagus. sudah cukup. Kita kan mengajukan
anggaran kan setahun sebelumnya, dan itu sudah kita
pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di
lelang nih ada sisa. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas
daerah”.
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
“Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama
kontraktor ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita
kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancarlancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat
penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah
juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang
tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau
barangnya ada lancar-lancar saja”.
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
I2.1
“Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”.
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
“Dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke
dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang
nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben”.
I2.2
Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini?
“Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”.
Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang
melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini
khususnya di Kecamatan Curug?
“Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu
sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih
waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan
pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose
dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada sekian, kita
kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan dan ke
distamben provinsi”.
I3.1
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
I5.6
“Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya, Ya 2011 aja
sampai sekarang belum ada aja”.
Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di
Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015?
“Kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya
yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi
udah lama saya diajuinnya, Pernah sih saya tanya sekali ke pak
seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin
sama pak seklur suruh sabar aja katanya. Diajukan mah sudah
tapi sabar soalnya kan ada beberapa kali tahapan. Saya juga
ga terlalu ngerti gitu ya”.
I5.8
Karakteristik Agen Pelaksana
Q
I
PERTANYAAN/JAWABAN
Apa peran Kecamatan Curug dalam program listrik?
I2.1
“Ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak
terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan di
kecamatan curug ini”.
Apa peran Kecamatan Curug dalam program listrik?
I3.1
“Jadi kita sebagai pemberi data karena output kita adalah data. nah
kita melakukan pendataan setelah punya data kita berikan pada
Distamben Provinsi sebagai data masukan.”
Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan
program listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?
I1.1
“Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu
desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan fotocopy ktp
kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan”.
Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan
program listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?
I4.3
“Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya.
Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benarbenar tidak mampu”.
Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana
Q
I
PERTANYAAN/JAWABAN
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian
sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
I1.1
I1.2
“iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti
dobel data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai
dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain
karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN
atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program
yang sama dengan distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai
dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang
ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian
sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
“Koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN
saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang
kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke
kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran
yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data
dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap.”
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada
rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
I2.1
“Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu
ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”.
Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan
Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada
rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana?
I2.2
“Kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang
koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja
rumah tangganya gitu.
Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana
Q
I
PERTANYAAN/JAWABAN
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
I1.1
I1.2
“iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat
sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman
tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat
pemakaian listrik seperti itu”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
“Jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita
jelaskan, kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja
kerasnya pak lurah/ pak kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak
dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal
karna kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah
tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapakbapak yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan
lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya.
Jadi diberitahu barang-barang yang akan dapat apa, seperti kabelkabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk pemasangan instalasi,
kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke
distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan
datang petugas-petugas pada rumah tangga”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
I2.1
“Ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat
seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya
namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara
bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar”.
Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang
program listrik gratis?
I2.2
“Itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang
pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih
kelurahan ya yang lebih tau sama distamben.”
Apakah Bapak/Ibu Memahami tentang listrik gratis ini?
I5.7
“Ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi
kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih
untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu”.
Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik
Q
I
PERTANYAAN/JAWABAN
Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program
listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
I1.2
“Kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk
kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara
baik-baik”
Bagaimana kondisi ekonomi yang mendapatkan listrik gratis?
“kondisi ekonomi yang mendapatkan miskin atau tidak mampu. Nah
ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN”.
Bagaimana
reaksi masyarakat yang mendapatkan program
listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis?
I2.1
“Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan
pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang
pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi
masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan
kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep
ke camat dan memang sudah fatal ya akan ke polsek”.
Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat
program listrik gratis?
“Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang
ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu”
DOKUMENTASI PENELITI
PROGRAM LISTRIK GRATIS
DI KECAMATAN CURUG
KOTA SERANG
Ket:
Staf
Bidang
Energi
dan
Ketenagalistrikan,
seksi
Perencanaan
Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sedang menjelaskan kepada peneliti alur
dan mekanisme program listrik gratis di kecamatan Curug Kota Serang
Ket: Peneliti sedang mewawancarai dan menanyakan tentang Program listrik
Gratis kepada Pak Kesumba, Staf Bidang Energi dan ketenagalistrikan, seksi
Pengawasan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.
Ket: Peneliti mewawancarai Kepala Camat Curug, Bpk. Drs.Budi
Martono., M.Si . 09 Juni 2016 di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang
Ket: Peneliti mewawancarai tentang Program Listrik Gratis kepada Kasi
Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, 09 Juni 2016. Di Kantor
Ket: Peneliti dengan Ibu Murni, warga kelurahan Sukalaksana yang tidak
mendapatkan realisasi listrik gratis, 20 Juni 2016, di Kediaman Ibu Murni Kp. Tinggar
Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Curug.
Ket: Peneliti sedang mewawancarai Ibu Dedeh Sukaesih, warga kelurahan cipete yang
tidak mendapat realisasi di kediaman ibu dedeh, didampingi oleh Ibu Kamsinah Ketua
RT Kp. Buah, Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug 24 Juli 2016
Ket: Rumah kediaman Ibu Sariah. Rumah tangga sasaran yang mendapatkan
program listrik gratis di Kelurahan Curug. Peneliti di damping oleh Bapak
Darwin sebagai tokoh masyarakat atau Ketua RT di Kelurahan Curug Kp.
Cipecung RT 02
Ket: Peneliti bertemu dengan Ketua Forum RT/RW sekaligus Staf Kelurahan
Curug, Bpk. Atok Sastrawijaya yang mengurusi program listrik gratis di
Kelurahan Curug, Kecamatan Curug.
Ket: peneliti sedang wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Cipete,
menanyakan 24 Juni 2016 di Kantor Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug.
Ket: Token yang terpasang pada rumah tangga
sasaran, dengan kapasitas daya tegangan 450 KWH.
Kemudian diisikan pulsa 20 ribu didalamnya.
Ket: Distamben Provinsi juga memasang stiker pemberitahuan atau himbauan
kepada rumah tangga sasaran yang mendapatkan realisasi listrik gratis ini.
Ket: Kediaman Ibu Kamsinah. Warga Kelurahan Cipete yang mendapatkan realisasi
program listrik gratis tahun 2015.
Ket: Peneliti meminta konfirmasi kepada Kepala Administrasi Konsuil Banten
H. Marsudi Basukendro, M.Sc. Di Kantor Konsuil Banten, pada 27 Juli 2016
Ket: Peneliti melakukan wawancara dengan Kasi Energi dan PJU Dinas
Tata Kota Serang. Di Kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota
Serang. Pada 25 Juli 2016.
Ket: Kediaman rumah Ibu Dewi, Kelurahan Sukalaksana yang mendapatkan
program listrik gratis. Pada 20 Juni 2016
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap
: Nur Laila Sari
Tempat, Tangal Lahir
: Jakarta, 22 Desember 1991
Alamat
: Komplek RSS Pemda Blok E 2 No.9
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Golongan Darah
: AB
Telepon/HP
: 083807534116
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Banjarsari II Kota Serang (Tahun 1997-2003)
2. SMP Negeri 1 Cipocok Jaya Kota Serang (Tahun 2003-2006
3. SMA Informatika Kota Serang (Tahun 2006-2009)
4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Ilmu Administrasi Negara
(Tahun 2011-2016)
Download