IMPLEMENTASI PROGRAM LISTRIK GRATIS DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Nur Laila Sari 6661112351 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2016 ABSTRAK Nur Laila Sari, NIM. 6661112351, Skripsi. Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D., dan Pembimbing II: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si. Program listrik gratis adalah program pemberian hibah dari pemerintah Provinsi Banten dalam bentuk pemasangan instalasi listrik secara gratis yang diberikan kepada rumah tangga prasejahtera. Namun, pembahasan program listrik gratis belum dilaksanakan secara baik. Realisasi program listrik gratis setiap tahunnya belum mencapai target. Selain itu masih ada rumah tangga yang belum berlistrik sebanyak 735 rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Penelitian ini bertitik tolak dari teori implementasi kebijakan publik dari Van Metter Van Horn (1975) yang terdiri dari Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Agen Pelaksana, Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana, Sikap atau Kecenderungan Para Pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara terstruktur, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini cukup berhasil namun belum sepenuhnya optimal masih banyak rumah tangga dalam satu kelurahan belum mendapatkan realisasi program listrik gratis. Selain itu, kurang terbukanya dinas terkait dalam pelaksanaan program listrik gratis. Sarannya adalah perlu adanya peningkatan koordinasi dan terbukanya informasi bagi kelurahan yang belum mendapatkan realisasi listrik gratis. Kata Kunci: Program Listrik Gratis, Implementasi. ABSTRACT Nur Laila Sari, NIM 6661112351, Research Paper, The Implementation of free electricity program in Curug district, Serang city. Advisor I : Leo Agustino, Ph.D., and Advisor II : Titi Stiawati, S. Sos., M.Si. Free electricity program is a grant program from Banten province government which give free electricity installation to disadvantaged society. However, the discussion of free electricity program had been done well. The realization of this program had not yet reached the target in years. Otherwise, there were 735 housing in Curug distric whom had not yet got the electricity. The objective of this research was to find the implementation of the free electricity in Curug district, Serang City. This research was emphasizing in theory of public policy implementation by Van Metter Van Horn (1975) which were consists of the measurement policy and the objective policy, sources, Character of the implementer, communication between organization and implementer activity, behaviour of the implementer, economy environment, social and politic. The research method for this research was descriptive method with qualitative approach. The technique of collecting data was structured interview, observation and documentation. The data analysis was used according to Miles and Huberman. The result of this search is succed, yet there are several things fully optimal a lot of society in one of area had been got the realization of the free electricity program. The suggestion of this research, the implementer needs improve in coordination and open-communication for all societies whom had been got the realization of the free electricity program. Key words: Free electricity program, implementation. Alhamdulillahi Robbil’lamin . . . ‘13 Oktober 2016’ KARENA ALLAH DAN ORANG TUA akhirnya aku sampai pada gerbang masa depanku ini. Untukmu Bapakku, Jamak Sari dan Mamahku, Nani Suminah. Terima kasih Pak, Mah. Kalian berdua sudah berusaha jadi orang tua yang selalu berjuang demi anakmu ini. Untuk adik laki-lakiku, Fikri Nurul Hidayat serta adik perempuanku, Ananda Rizkya Ramadhani, aku sayang kalian.. “Ya Allah aku percaya semua yang Engkau rencanakan adalah Demi Masa Depanku yang sangat cerah, maka Ridhoi aku untuk membahagiakan kedua orang tuaku. Amin…” KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran skripsi ini. Secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih payah yang tulus ikhlas dalam mendidik serta yang menyayangiku. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. ii 5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 8. Ibu Riny Handayani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 9. Bapak Leo Agustino, PhD., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat, dan motivasi. 10. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat dan motivasi. 11. Ibu Hj. Ima Maisaroh, M.Si., selaku Dosen Penguji pada Seminar Proposal Skripsi yang telah memberikan telah membagikan waktu dan pengetahuannya untuk peneliti. 12. Kepada seluruh Staf Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik umumnya, dan seluruh Civitas Akademika Prodi Ilmu Administrasi Negara UNTIRTA khususnya. iii 13. Kepada seluruh Staf Bidang Distamben Provinsi Banten yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 14. Kepada Kepala Camat Curug beserta Staf Bagian Ekonomi Pembangunan khususnya yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lokus Kecamatan Curug. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 15. Terima kasih kepada para informan. Karena dengan adanya mereka, skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik. 16. Terima kasih kepada kedua orang tuaku tersayang, Ibu Nani Suminah dan Bapak Jamak Sari karena doa orang tua yang tiada henti dan selalu membuat peneliti menjadi semangat dalam mengerjakan skripsi ini. 17. Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan, khususnya kepada teman-teman angkatan 2011 dan 2012 Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA, baik reguler ataupun non reguler. Yang telah mengajarkan banyak hal dan saling berbagi cerita semasa kuliah dan telah memberikan ilmu mengenai kebersamaan dan saling berbagi. 18. Terima kasih teruntuk sahabat-sahabat terdekatku yang begitu banyak yang sedari dulu selalu setia padaku dan tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga silaturrahmi tetap selalu terjaga dan sukses selalu untuk kita. iv 19. Terima Kasih kepada kawan-kawan KKM 55 Desa Pengarengan Kp. Kentir Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang tahun 2015, yang pernah memberikan warna dalam hidup peneliti, makna kebersamaan dan jiwa kemandirian. 20. Terima kasih kepada Brigadir Polisi M. Ridwan Hermansyah. Lelaki yang selalu meluangkan waktu untuk menemani selama proses penelitian skripsi ini dan memberikan motivasi penuh dalam penyelesaian penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti. Serang, Agustus 2016 Penulis Nur Laila Sari v DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................................ x DAFTAR BAGAN...................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 12 1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 13 1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 13 1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 13 1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 14 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 15 vi BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR 2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 22 2.1.1 Konsep Kebijakan Publik .................................................................... 23 2.1.2 Implementasi Kebijakan ...................................................................... 26 2.1.3 Konsep Program................................................................................... 32 2.1.4 Konsep Program Listrik Gratis ............................................................ 33 2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 35 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian...................................................................... 39 2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 43 3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian.................................................................. 44 3.3 Lokasi Penelitian............................................................................................ 44 3.4 Variabel Penelitian ......................................................................................... 44 3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................... 44 3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 45 3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 46 3.6 Informan Penelitian........................................................................................ 47 3.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 51 vii 3.7.1 Sumber Data Primer............................................................................. 51 3.7.2 Sumber Data Sukender ........................................................................ 58 3.8 Teknik Analisis Data...................................................................................... 60 3.8.1 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 65 3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 67 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 68 4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ............................................................ 68 4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Curug ................................................... 70 4.1.3 Gambaran Umum Distamben Provinsi Banten .................................... 76 4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 77 4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ............................................................. 80 4.2.2 Analisis Data ........................................................................................ 82 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 84 4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang .............................................................................................. 84 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 105 4.4.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ........................................................... 105 4.4.2 Sumber Daya...................................................................................... 106 4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana ............................................................ 111 viii 4.4.4 Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana .................... 112 4.4.5 Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) Para Pelaksana ..................... 114 4.4.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik .......................................... 115 4.5 Faktor Pendukung dan Pengahambat .......................................................... 117 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 120 5.2 Saran ........................................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR TABEL 1.1 Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten .............................. 6 1.2 Jumlah Realisasi RTS Kota Serang ................................................................ 8 1.3 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug............................. 10 3.1 Kategori Informan Penelitian......................................................................... 48 3.2 Pedoman Wawancara ..................................................................................... 55 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 67 4.1 Nama Kelurahan di Kecamatan Curug .......................................................... 75 4.2 Informan Penelitian ....................................................................................... 81 4.3 Jumlah Realisasi listrik gratis Kecamatan Curug ....................................... 109 4.4 Ringkasan Pembahasan Teori Van dan Van Horn ...................................... 119 x DAFTAR BAGAN 2.1 Tahap-tahap Kebijakan .................................................................................. 25 2.2 Alur Berfikir................................................................................................... 41 3.1 Analisis Miles dan Huberman ........................................................................ 63 xi DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Izin Penelitian 2. Dokumentasi Foto xii 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat penduduk di Indonesia saat ini masih pada tingkat yang mengkhawatirkan, situasi masyarakat Indonesia yang masih berhadapan dengan sejumlah masalah perekonomian dan kesenjangan sosial serta pembangunan infrastruktur yang belum merata di semua daerah yang ada di Indonesia. Masalah kemiskinan adalah masalah yang paling disoroti, di mana kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu untuk membiayai pendidikan dan membiayai kebutuhan jasmaninya yang akan menunjang kehidupan seseorang menjadi layak. Hal tersebut membuat pemerintah pada tingkat nasional maupun daerah selalu berupaya dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan maupun program bantuan yang diturunkan kepada masyarakat miskin di daerah guna mensejahterakan masyarakatnya. Sejalan dengan itu cita-cita pemerintah dalam mensejahterahkan masyarakat Indonesia pun sudah tertuang dalam Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia. Cita-cita tersebut sejalan dengan tujuan bangsa Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat, Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, 1 2 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semakin berkembangnya jaman, Administrasi Negara secara tidak langsung mempunyai peran sangat luas dalam sebuah kebijakan pemerintah yang mana kebijakan tersebut untuk menunjang pembangunan di setiap daerah. Kebijakan dibuat oleh administrator di mana mulai dari proses pembuatan kebijakan tersebut, kemudian dianalisis serta dikaji secara mendalam sampai pada hasil atau pengukuran kebijakan yang telah dibuat. Hal ini telah dibuktikan dengan dikeluarkannya produk-produk kebijakan yang digagas oleh pemerintah guna mensejahterakan pembangunan di seluruh daerah. Salah satu bentuk dari kebijakan yang telah dibuat tersebut adalah program-program untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan usaha bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Untuk mengubah setiap aspek kehidupan bangsa dari kondisi yang ada sekarang kearah penghidupan masyarakat yang lebih baik di masa yang akan datang. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dengan mencakup seluruh aspek lapisan masyarakat. Termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan tujuan utama ialah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan nasional di Indonesia ialah mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan merata. Berbagai pembangunan yang direalisasikan di setiap daerah guna meminimalisir kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Begitu pula dengan pembangunan tenaga listrik pada setiap daerah. Pemerintah harus mampu melayani dan 3 menyediakan pasokan tenaga listrik di setiap titik. Pembangunan listrik adalah pembangunan yang bersifat terus menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan. Upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 2 Ayat 2. Di mana tujuan dari UndangUndang Nomor 30 tentang Ketenagalistrikan tersebut menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan tersebut sebagai dasar bahan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah belum meratanya energi listrik untuk di setiap daerahdaerah yang masih minim akan kebutuhan listrik. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah seakan telah menjawab turunan dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Di mana Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan keleluasaan seluas-luasnya kepada pemerintah daerah untuk dapat mengelola kebutuhan masyarakat yang ada di daerah. Khususnya kebutuhan pelayanan akan energi listrik. Pada era otonomi daerah saat ini pemerintah daerah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang sangat baik kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya 4 saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem desentralisasi yang mana penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Dengan adanya sistem otonomi daerah maka Pemerintah Provinsi Banten membuat program-program bantuan sosial bagi masyarakat miskin yang dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten. Merujuk Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Pasal 3 Ayat (3), pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat. Melalui Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, salah satu realisasi program yang telah dilaksanakan adalah “Banten Terang” yang mana program tersebut bertujuan untuk menerangkan Provinsi Banten ke seluruh pelosok pedesaan dan meningkatkan rasio eletrifikasi yang ada di Provinsi Banten. Di Kota Serang program tersebut adalah program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Program listrik gratis ini adalah bentuk dari pemberian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 5 Provinsi Banten untuk diberikan kepada rumah tangga sasaran yang masih dalam kategori prasejahtera. Dalam Pasal 4 Ayat (1) menjelaskan, hibah yang diberikan berupa uang, barang atau jasa. Demikian pula upaya yang kemudian dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Banten yang memliki 4 Kabupaten dan 4 Kota di antaranya Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Kabupaten dan Kota inilah yang menjadi perhatian pemerintah Provinsi Banten dalam memberikan dana hibah untuk mengentaskan kemiskinan. Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan sebagai penunjang masyarakat dalam menjalankan seluruh kegiatan sehari-hari serta membantu dalam perekenomian diera digital saat ini. Listriklah energi yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk bertahan hidup. Selain untuk penerangan pada malam hari, dengan adanya listrik manusia dapat menjalankan segala aktivitasnya dan mendapatkan banyak informasi melalui energi listrik. Tanpa listrik kehidupan masyarakat akan lumpuh, roda perekonomian di tingkat nasional maupun daerah tidak akan berjalan. Masyarakat di daerah terpencil tidak akan bisa mengakses segala informasi dari luar daerah. Program Listrik Gratis adalah program bantuan dari pemerintah pusat diturunkan melalui pemerintah daerah untuk dialokasikan bagi rumah tangga miskin yang belum memiliki aliran listrik di rumahnya atau keluarga prasejatera yang belum pernah menikmati pelayanan listrik Negara (PLN). Program lisdes atau Listrik Gratis ini dibiayai dari dana APBD Provinsi Banten (www.indopos.go.id 26 Maret 2016). 6 Hal demikian pula yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Pemerintah Provinsi Banten dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan cara mengeluarkan dan memberikan program bantuan pemasangan listrik gratis atau lebih dikenal oleh masyarakat adalah program listrik perdesaan (Lisdes). Program pemasangan listrik gratis atau program lisdes ini sendiri merupakan program nasional sejak tahun 2003 sampai 2010 yang sudah di canangkan dan di sosialisasikan oleh pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. (https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=599441843501700&id=5369 91779746707, 25 Maret 2016). Tabel 1.1 Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten Jumlah Realisasi Listrik Gratis Rumah Tangga Sasaran (RTS) Provinsi Banten Tahun 2010-2015 NO Kabupaten/Kota 2010 2011 1 7500 6985 Kabupaten Pandeglang 2 7250 5015 Kabupaten Lebak 3 2000 1500 Kabupaten Tangerang 4 6203 5650 Kabupaten Serang 5 Kota Tangerang 6 526 205 Kota Cilegon 7 1376 1145 Kota Serang 8 Kota Tangerang Selatan 24855 20500 TOTAL Sumber: Distamben Provinsi Banten (2016) 2012 6500 6500 1000 5347 453 1200 21000 2013 6590 5410 5687 5794 231 975 313 24687 2014 6000 6000 5730 5900 139 961 270 24730 2015 6000 6000 5000 6655 446 899 25000 Berdasarkan data jumlah realisasi program listrik gratis pada rumah tangga sasaran (RTS) dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2010-2015, 7 Distamben Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya adalah 25000 sambungan rumah tangga (SR). Dapat diketahui dari data di atas Kota Tangerang tidak mendapat program listrik gratis dikarenakan semua masyarakat yang berada dalam wilayah Kota Tangerang di anggap sudah sejahtera sehingga tidak ada realisasi program listrik gratis selama 5 tahun berjalan. Namun pada Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2010 sampai tahun 2012 tidak mendapatkan program listrik gratis, tetapi pada tahun 2013 sampai 2014 mendapatkan realisasi program listrik gratis. Jumlah realisasi Pada tahun 2013 mendapatkan 313 rumah tangga sasaran dan pada tahun 2014 mendapatkan sebanyak 270 rumah tangga sasaran sedangkan pada tahun 2015 Kota Tangerang Selatan tidak lagi mendapatkan program listrik gratis. Di kota Serang program listrik gratis yang dikeluarkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi sudah ada sejak tahun 2003 terus berlanjut hingga 2010 sampai 2015. Kota Serang yang memiliki enam Kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Taktakan. Setiap tahunnya dari enam Kecamatan ini selalu mengajukan proposal bantuan program listrik gratis bagi warganya yang belum memiliki aliran listrik di rumahnya. 8 Tabel 1.2 Jumlah Realisasi RTS Kota Serang No 1 2 3 Kecamatan TAKTAKAN 4 5 KASEMEN CURUG WALANTAKA CIPOCOK JAYA 6 SERANG TOTAL Jumlah Realisasi Rumah Tangga Sasaran di Kota Serang 2010 2011 2012 2013 2014 2015 599 145 150 260 170 52 1,376 438 238 174 106 151 38 1,145 297 439 173 227 47 17 1,200 164 436 249 85 41 0 975 32 339 238 161 191 0 961 183 394 230 0 92 0 899 Sumber: Distamben Provinsi Banten, 2016 Berdasarkan Data jumlah realisasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kota Serang dari tahun 2010 sampai 2015, enam kecamatan diantaranya Kecamatan Walantaka pada tahun 2015 tidak ada realisasi program listrik gratis sedangkan Kecamatan Serang dari tahun 2010 sampai 2012 masih menerima realisasi program listrik gratis namun pada tahun 2013 sampai 2015 Kecamatan Serang sudah tidak lagi menerima realisasi program listrik gratis. Untuk kecamatan lainnya sepertinya Taktakan, Kasemen, Kecamatan Curug dan Kecamatan Cipocok Jaya setiap tahunnya menerima realisasi program listrik gratis. Syarat untuk mengajukan dan mendapatkan program bantuan listrik gratis adalah setiap kelurahan atau desa yang ada di dalam satu wilayah Kecamatan Curug mengajukan proposal pengajuan dengan dilampirkan data jumlah rumah tangga miskin yang belum memiliki aliran listrik di rumahnya kepada Distamben Provinsi Banten melalui Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) dan dikoordinasikan kepada pihak Kelurahan. Data jumlah rumah tangga yang sudah diserahkan dari pihak RT/RW diserahkan kepada pihak kelurahan untuk 9 dilaporkan kepada pihak Kecamatan Curug untuk direkap kembali dan kemudian diserahkan kepada Distamben Provinsi Banten untuk dilakukan survei ke desa/kelurahan yang mengajukan proposal tersebut. Belakangan diketahui mekanisme tersebut sudah jarang dilakukan kembali dikarenakan pihak kelurahan langsung menyerahkan data jumlah rumah tangga miskin kepada Distamben Provinsi Banten tidak melalui Kecamatan Curug. Namun pada kenyataannya program listrik gratis di Kecamatan Curug ini tidak serta merta berjalan dengan baik. Di dalam penelitian ini, peneliti memusatkan untuk meneliti pada Kecamatan Curug. Kecamatan Curug adalah salah satu titik target dari Distamben Provinsi Banten dalam program listrik gratis yang ada di Kota Serang. Di tengah kehidupan yang semakin maju akan teknologi canggih di satu sisi wilayah dan lokasi Kecamatan Curug dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), namun pada kenyataannya tidak semua masyarakat atau rumah tangga sudah di aliri oleh energi listrik untuk menunjang segala aktivitas sehari-harinya. 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug Data Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug No Nama Kelurahan 1 Kel. Curug 2 Kel. Curug manis 3 Kel. Kemanisan 4 Kel. Sukalaksana 5 Kel. Sukawana 6 Kel. Sukajaya 7 Kel. Cilaku 8 Kel. Cipete 9 Kel. Pancalaksana 10 Kel. Tinggar Total Jumlah Jumlah Jumlah Penduduk Rumah Penduduk Miskin Tangga 4219 4409 7853 4335 3939 3597 7320 4247 4329 5417 49665 Sumber: Kecamatan Curug (2015) 168 323 273 345 170 106 269 297 326 247 2524 838 1950 1182 971 1050 830 818 1050 1700 1636 12025 Jumlah PLN Rumah (Sudah Tangga Berlistrik) belum berlistrik 642 1888 1159 865 1005 800 780 954 1652 1545 11290 196 62 23 106 45 30 38 96 48 91 735 Berdasarkan data pada Tahun 2015 jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang tahun 2015 terdapat 49.665 jiwa yang ada di Kecamatan Curug dan 2.524 jiwa yang masih dalam kategori penduduk miskin. Data diatas menunjukan dari 12.025 rumah tangga ada rumah tangga sasaran yang belum memiliki aliran listrik sebanyak 735 dari 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Curug Kota Serang dan jumlah rumah tangga terbanyak yang belum teraliri listrik adalah Kelurahan Curug sebanyak 196 rumah tangga. Berdasarkan observasi awal dan data pada tahun 2015 terdapat permasalahan dalam pogram listrik gratis di Kecamatan Curug. Untuk permasalahan pertama, masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa. 11 Masalah kedua, kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) namun pada kenyataannya walaupun dekat dengan KP3B dan Ibukota Provinsi Banten berdasarkan data kecamatan yang peneliti dapatkan ada 735 rumah tangga dari 10 Kelurahan di Kecamatan Curug Kota Serang yang masih yang belum dialiri listrik. Ketiga, ketidaksesuaian atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Miad staf bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug Manis yang menuturkan bahwa jumlah pengajuan yang selalu diajukan setiap tahunnya ketika direalisasi tidak sama. Saat ditanyakan oleh beliau kepada Distamben Provinsi Banten mengapa jumlah realisasi sangat sedikit beliau tidak pernah diberi kejelasan oleh Distamben karena itu, data jumlah yang diajukan dan saat verifikasi sampai realisasi tidak sama dengan yang diajukan oleh pihak Kelurahan Curug manis kepada pihak Distamben Provinsi Banten (Miad, staf bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug Manis pada 28 Maret 2016). Keempat, tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang ditetapkan dan diberikan oleh Distamben Provinsi sehingga menyebabkan tidak tepat sasarannya pengalokasian program listrik gratis ini. Peneliti melihat langsung ke lapangan masyarakat yang masih mampu yang berada dalam wilayah Kelurahan Cipete mendapat program ini, rumah yang terlihat sangat layak, fasilitas di dalam rumah yang terlihat lengkap mendapat bantuan program listrik gratis. Tidak tepat sasaran ini memicu timbulnya konflik sosial di masyarakat. 12 Pihak kelurahan yang mendata rumah tangga sasaran penerima bantuan hibah tidak mengacu pada rumah tangga yang kondisinya benar-benar memprihatinkan. Jelas ini menjadi sebuah masalah karena seharusnya listrik gratis tersebut dapat dialokasikan kepada rumah tangga yang lain yaitu rumah tangga miskin. Kemudian ada pula rumah tangga yang memanfaatkan kesempatan program listrik gratis dengan mengaku-ngaku mereka tidak mampu untuk membeli dan memasang listrik karena tidak punya uang agar bisa mendapatkan program bantuan listrik gratis. Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa 2. Kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik. 3. Ketidaksesuaiannya atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. 13 4. Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang ditetapkan oleh Distamben Provinsi Banten menyebabkan tidak tepat sasasaran alokasi rumah tangga program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 1.3 Batasan Masalah Banyak hal yang mempengaruhi dalam implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, akan tetapi dalam penelitian ini, penelitian membatasi ruang lingkup permasalahan pada bagaimana implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih penelitian di Kecamatan Curug adalah Kecamatan Curug berada dekat dengan Ibukota Provinsi, namun berdasarkan data pada Tahun 2015 masih banyak rumah tangga yang belum memiliki aliran listrik. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah untuk “Bagaimana Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang?” 1.5 Tujuan Penelitian Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana mempunyai tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Adapun tujuan penelitian tentang implementasi Program Listrik Gratis di 14 Kecamatan Curug Kota Serang ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi Program Listrik di Kecamatan Curug, serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini baik secara teroitis dan praktis adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam program Listrik Gratis agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan umum dari program Listrik Gratis dapat tercapai, yaitu meningkatkan kondisi kesejahteraan sosial bagi Rumah Tangga Sasaran; mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan; meningkatkan kualitas sumber daya manusia; dan berubahnya perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari Rumah Tangga Sasaran di Provinsi Banten. 15 2. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dilaksanakan ilmu sehingga pengetahuan memberikan melalui penelitian yang kontribusi pemikiran bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya. b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih mendalam mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logika. 16 1.2 Identifikasi Masalah Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi. 1.3 Batasan Masalah Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah kalimat pernyataan. 1.4 Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah. 1.6 Manfaat Penelitian Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis maupun teoritis. 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan masalah. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 2 (dua) jurnal. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai hipotesisnya. Kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. 2.4 Asumsi Dasar Penelitian Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian. 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian 3.2 Fokus Penelitian Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. 3.3 Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan tempat penelitian, serta alasan memilihnya. Jika dipandang perlu dapat diberi deskripsi tentang tempat penelitian dilaksanakan. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Definisi Konsep Definisi konsep memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan 3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel penelitian dilengkapi dengan tabel matriks variabel, indikator, sub indikator dan nomor pertanyaan sebagai lampiran. 19 Dalam penelitian kualitatif tidak perlu dijabarkan menjadi indikator maupun sub indikator tetapi cukup menjabarkan fenomena yang akan diamati. 3.5 Instrumen Penelitian Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri. 3.6 Informan penelitian Dalam penelitian kualitatif istilah populasi dan sampel penelitian diganti dengan menggunakan istilah informan penelitian. Jelaskan teknik yang digunakan dalam menentukan informan penelitian. 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui pengamatan berperanserta, wawancara, dokumen, dan bahan-bahan visual. Analisis data dilakukan melalui pengkodean dan pengkodingan data (berdasarkan kategorisasi data), reduksi data, triangulasi, penulisan laporan hasil dan keabsahan data. 3.8 Jadwal Penelitian Menjelaskan jadwal penelitian secara rinci beserta tahapan penelitian yang akan dilakukan. Jadwal penelitian ditulis dalam bentuk tabel. 20 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi informan yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. 4.2 Deskripsi Data Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, yaitu analisis data kualitatif. 4.3 Pembahasan Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian. 5.2 Saran Berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis. 21 DAFTAR PUSTAKA Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang mutakhir. LAMPIRAN-LAMPIRAN Memuat tentang hal-hal yang perlu dilampirkan untuk menunjang penyusunan skripsi, seperti lampiran tabel-tabel, lampiran grafik, instrumen penelitian, riwayat hidup peneliti, dll. 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Sugiyono (2012: 43) mendefinisikan bahwa teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi informal. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan ada empat kegunaan teori di dalam penelitian yaitu: 1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis. 2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan. 3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan. 4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian. Dalam penelitian mengenai implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan mengklasifikasikan kedalam teori. Adapun penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut: 22 23 2.1.1. Konsep Kebijakan Publik Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” menurut Anderson dalam Winarno (2014: 19) digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Menurut Charles O. Jones dalam Winarno (2014: 19) istilah kebijakan (Policy term) digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Definisi kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Winarno (2014: 20) mengemukakan “Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan” Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu, beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun demikian beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn dalam Winarno (2014: 35-37) adalah sebagai berikut: 24 1. Tahap penyusunan agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama. 2. Tahap formulasi kebijakan Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik. 3. Tahap adopsi kebijakan Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan. 4. Tahap implementasi kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badanbadan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana. 5. Tahap evaluasi kebijakan Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum. 25 Secara singkat, tahap-tahap kebijakan adalah seperti gambar dibawah ini Bagan 2.1. Tahap-Tahap Kebijakan: Penyusunan kebijakan Formulasi kebijakan Adopsi kebijakan Implementasi kebijakan Evaluasi kebijakan Sumber: William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2014: 35-37) Setelah peneliti memaparkan beberapa konsep kebijakan publik dari berbagai ahli, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebijakan publik adalah suatu proses keputusan yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan suatu permasalahan di masyarakat baik itu berdampak yang diinginkan ataupun tidak diinginkan. 26 2.1.2. Implementasi Kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi sia-sia jika program tersebut tidak diimplementasikan dan dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah ditingkat daerah maupun nasional. Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusisal dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan (dalam Winarno 2014: 146). Beberapa pengertian implementasi menurut para ahli politik mendeskripsikan implementasi sebagai berikut: Lester dan stewart dalam Winarno (2014: 147) yaitu: Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan UndangUndang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan Undang-Undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan tehnik bekerja sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program. Selain itu Ripley dan Franklin juga berpendapat sebagaimana dikutip dalam winarno (2014: 148) sebagai berikut: Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit) atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang dinginkan oleh para pejabat pemerintah. Implememntasi mencakup tindakan-tindakan (tanpa tindakan-tindakan) oleh beberapa aktor, khususnya para birokrat, yang dimaksudkan untuk membuat program berjalan. Sementara itu menurut Grindle dalam Winarno (2014: 149) sebagai berikut: Tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, tugas implementasi mencakup terbentuknya “a policy delivery system,” dimana sarana – sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada tujuan – tujuan yang diinginkan. 27 Selanjutnya Van Metter dan Van Horn yang dikutip dalam Winarno (2014: 149-150) memaparkan pendapatnya tentang implementasi: “Implementasi kebijakan adalah sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (atau kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”. Sementara itu menurut Grindle dalam Agustino (2008: 139), yaitu: “Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.” Dalam perkembangannya, studi implementasi kebijakan memiliki dua pendekatan dalam memahaminya yaitu: 1. Pendekatan top down. Dalam pendekatan top down, implementasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan mulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannyapun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat. 2. Pendekatan bottom up. Dalam pendekatan buttom up, memandang bahwa implementasi kebijakan tidak dirumuskan oleh lembaga yang tersentralisir dari pusat, akan tetapi berpangkal dari keputusankeputusan yang ditetapkan pada level warga atau masyarakat tersebut. adalah implementasi kebijakan Jadi intinya pendekatan bottom up dimana formulasi kebijakan berada ditingkat warga, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mampu menganalisis kebijakan-kebjakan apa yang cocok dengan sumber daya yang tersedia di daerahnya, sistem sosio-kultur yang mengada agar kebijakan tersebut tidak kontroproduktif, yang dapat menunjang keberhasilan kebijakan itu sendiri. 28 Dari beberapa pengertian diatas yang telah dipaparkan oleh para ahli teori tersebut. Masing-masing memliki beberapa model proses implementasi kebijakan. Salah satu dari ahli teori Van Metter dan Van Horn, menggunakan model pendekatan Top Down 1) Implementasi kebijakan publik model Donald Van Metter dan Carl Van Horn (1975) disebut juga dengan A model of the policy. Model pendekatan ini menjelaskan bahwa proses implementasi merupakan abstraki suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik/kebijakan publik, implementor dan kinerja kebijakan publik. ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ukuran dan tujuan kebijakan Sumberdaya Karakteristik agen pelaksana Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana Lingkungan ekonomi, sosial dan politik 2) Implementasi kebijakan publik model Mazmanian dan Sabatier (1983: 5-8) dalam Agustino (2008: 144) disebut juga dengan A frame for policy implementation. Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari implementasi kebijakan publik adalah kemampuan dalam mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya 29 tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi, variabelvariabel tersebut adalah: 1. Mudah atau Tidaknya Masalah yang Akan Digarap a. Kesukaran-kesukaran teknis b. Kebergaman perilaku yang diatur c. Presentase totalitas penduduk yang d. Tercakup dalam kelompok sasaran e. Tingkat dan ruang lingkup perubahan perilaku yang dikehendaki 2. Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara Tepat. Para pembuat kebijakan mendayagunakan wewenang yang dimilikinya untuk menstruktur proses implementasi secara tepat melalui beberapa cara: a. Kecermatan dan kejelasan perjenjangan tujuan-tujuan resmi yang akan dicapai b. Keterandalan teori kausalitas yang diperlukan c. Ketetapan alokasi sumberdana d. Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan di antara lembagalembaga atau instansi-instansi pelaksana e. Aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan pelaksana f. Kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termaktub dalam undang-undang g. Akses formal pada pihak luar 3. Variabel-variabel diluar Undang-Undang yang mempengaruhi Implementasi a. b. c. d. Kondisi sosial-ekonomi dan teknologi Dukungan publik Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan pejabat pelaksana. 3) Implementasi kebijakan publik model George C. Edward III (1980) dalam Subarsono (2005: 90) disebut juga dengan Direct dan Impact on Implementation. Dalam pendekatan yang diterbitkan oleh Edward III, 30 terdapat empat variabel yang menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu: Komunikasi, terdapat tiga indikator yang dipakai yaitu tranmisi, kejelasan dan konsistensi. 2. Sumberdaya, terdapat empat indikator yang dipakai, yaitu: staf, informasi, wewenang dan fasilitas 3. Disposisi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: pengangkatan birokrat. 4. Struktur birokrasi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: standar operating prosedurs (SOP) dan fragmentasi. 1. 4) Implementasi kebijakan model Merille S Grindle dalam Subarsono (2005: 167). Pendekatan dikenal dengan Implementation as a politocal and administrative proces. Menurut Grindle, ada dua variable yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, dapat diukur dari proses pencapaian hasil akhir (outcome) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dengan melihat pada proses serta pencapaian tujuan kebijakan yaitu pada dampak atau efek pada masyarakat secara individu dan kelompok serta tingkat perubahan yang terjadi dan penerima kelompok sasaran. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan juga di tentukan oleh variabel besar, yakni terdiri atas isi kebijakan (Content of Policy) dan lingkungan implementasinya (Context of Implementation). 1. Variabel Isi kebijakan (Content of Policy) mencakup: sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group, sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program sudah tepat, apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci dan apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai. 31 2. Variabel Lingkungan Kebijakan (Context of Policy) mencakup: kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran. 5) Implementasi kebijakan publik model Hoogwood dan Gun (1978: 20). Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan implementasi kebijakan diperlukan beberapa syarat: 1. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/ badan tidak akan menimbulkan masalah yang besar. 2. Apakah untuk melaksanakannya tersedia sumberdaya yang memadai, termasuk sumberdaya waktu. 3. Apakah keterpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada. 4. Apakah kebijakan yang diimplementasikan didasari hubungan kausal yang andal. 5. Seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi 6. Apakah hubungan saling ketergantungan kecil. 7. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan. 8. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan diurutkan dalam urutan yang benar. 6) Model pendekatan bottom up ini disusun oleh Elmore (1979), Lipsky (1971), Hjren dan O’Porter (1981). Model ini dimulai dari identifikasi jaringan aktor yang terlibat di dalam proses pelayanan dan menanyakan kepada mereka: tujuan, strategi, aktivitas, dan kontakkontak yang mereka miliki. Model implementasi kebijakan ini di dasarkan kepada jenis kebijakan publik yang mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi kebijakannya atau masih melibatkan pejabat pemerintah, namun hanya tataran bawah. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat harus sesuai dengan harapan, keiingian publik yang menjadi target atau kliennya dan sesuai pula dengan pejabat eselon rendah yang menjadi pelaksananya. Kebijakan 32 model ini diprakarsai oleh masyarakat baik secara langsung ataupun melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berdasarkan beberapa teori dan model pendekatan implementasi kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di atas, maka peneliti menggunakan teori dan model pendekatan kebijakan publik yang diungkapkan oleh Van Metter dan Van Horn. Peneliti memilih model Van Metter dan Van Horn berdasarkan variable yang terdapat dalam model pendekatan ini yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi dalam Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Selain itu Model variabel teori Van Metter dan Van Horn juga tidak terlalu sulit untuk mencocokan dengan identifikasi masalah yang peneliti paparkan pada bab sebelumnya. Teori dari Van Metter dan Van Horn memiliki enam variabel, sehingga dari variabel yang sedikit ini memudahkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug. 2.1.3. Konsep Program Program dapat diartikan sebagai wujud aksi untuk mencapai tujuan khusus. Tujuan tersebut telah ditentukan sebelumnya secara spesifik dan kebijakan tersebut dicapai melalui program. Program dapat dijelaskan sebagai kebijakan dalam hal tujuan yang ingin dicapai. Program tersebut merupakan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kebijakan dan program merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang disengaja dengan variasi 33 intensitas yang berbeda-beda dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan pada lokasi tertentu. Hubungan antara kebijakan dengan program saling berkaitan satu sama lain karena kebijakan mencakup sejumlah program. Kebijakan selalu berhubungan dengan dorongan dan regulasi. Program membutuhkan baik itu dorongan, aturan maupun implementasi. Kebijakan memiliki cakupan yang luas daripada Program. Program merupakan cara untuk mencapai suatu kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu bentuk Pogram yang dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Banten adalah Program Listrik Gratis. 2.1.4. Konsep Program Listrik Gratis Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan sebagai penunjang masyarakat dalam menjalankan seluruh kegiatan sehari-hari serta membantu dalam perekenomian di era digital saat ini. Listriklah energi yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk bertahan hidup. Selain untuk penerangan pada malam hari, dengan adanya listrik manusia dapat menjalankan segala aktivitasnya dan mendapatkan banyak informasi melalui energi listrik. Tanpa listrik kehidupan masyarakat akan lumpuh, roda perekonomian di tingkat nasional maupun daerah tidak akan berjalan. Masyarakat di daerah terpencil tidak akan bisa mengakses segala informasi dari luar daerah. Program Listrik Gratis menurut Naskah Perjanjian Hibah Daerah adalah program bantuan hibah berupa barang/jasa dari pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) untuk dialokasikan bagi rumah tangga miskin yang berada di daerah pedesaan dan belum memiliki aliran 34 listrik dirumahnya atau keluarga prasejatera yang belum pernah menikmati pelayanan listrik Negara (PLN). Kriteria kemiskinan yang ditentukan oleh Distamben sendiri menggunakan dan mempadupadankan kriteria kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang atau Provinsi Banten dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pembayaran biaya serta penyambungan instalasi listrik sambungan rumah tangga bekerjasama antara Distamben Provinsi Banten dengan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Banten Selatan. Bentuk bantuan hibah yang diterima oleh rumah tangga yaitu berupa satu set instalasi listrik dalam rumah yang terdiri dari 4 titik dengan rincian 3 untuk mangkuk lampu dan 1 stop kontak, sertifikat layak operasi, biaya penyambungan ke PLN, serta voucher listrik sebesar Rp. 20.000,- . Menurut Pasal 7 Ayat 1 Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dam Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Banten, persyaratan pengajuan permohonan hibah baik secara tertulis maupun melaului situs web Pemerintah Daerah. Dalam hal ini Kelurahan melengkapi dan menyerahkan dokumen proposal yang ditujukan kepada Distamben Provinsi Banten yang diketahui dan ditandatangi oleh Lurah dan Pihak Kecamatan. Kemudian di dalam proposal yang diajukan tersebut melampirkan foto copy KTP dan KK rumah tangga sasaran. Setelah semua berkas dokumen lengkap, Distamben Provinsi Banten akan mendata untuk penentuan calon penerima listrik gratis dan memberikan Berita Acara Pelaksanaan pendataan rumah tangga belum berlistrik calon penerima listrik perdesaan. 35 2.2. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang tentunya sejenis dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Walaupun lokusnya dan masalahnya tidak sama persis tapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini. Berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ilhami Dyah Puspitoningrum yang berjudul Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP Negeri 1 Polokarto Tahun Ajaran 2008/2009 dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP Negeri 1 Polokarto. Kekurangan dari penelitian ini adalah antara hasil yang dipaparkan dengan temuan sangat berbanding terbalik. Kelebihan penelitian ini data-data yang disajikan cukup detail dalam membahas kebijakan pendidikan gratis. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi Kebijakan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, Ini terlihat dari warga sekolah terutama siswa dan orangtua siswa yang sudah bisa mendapatkan manfaat dari kebijakan pendidikan gratis ini karena dari kebijakan ini dapat meringankan beban orangtua dalam membiayai pendidikan anaknya. Tetapi masih terdapat beberapa masalah yang ditemukan. Persamaan penelitian Ilhami Dyah Puspitoningrum dengan penelitian yang peneliti teliti adalah menggunakan Metodelogi yang sama yaitu Metodelogi 36 Kualitatif deskriptif. Perbedaannya lokus penelitian Ilhami Dyah di Polokarto, Surakarta. Sedangkan fokus penelitiannya adalah Program Kebijakan Pendidikan Gratis yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian teori yang digunakan meskipun sama-sama berjudul Implementasi namun tidak sama dengan teori Implementasi kebijakan yang dipergunakan oleh peneliti, Ilhami Dyah menggunakan teori pendidikan. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jusdin Puluhulawa, M.Si. Jurnal berjudul Implementasi Kebijakan Pendidikan (Studi Kasus di Provinsi Gorontalo) dari Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi yang dilaksanakan dalam Kebijakan Pendidikan Gratis belum berjalan optimal adanya hambatan dan gesekan dari sisi koordinasi pemerintah antara Pemerintah Provinsi dengan para bupati/walikota, baik secara teknis maupun secara administratif oleh karena belum adanya regulasi yang tegas memberi tugas ke pemerintah kabupaten/kota. Persamaan penelitian dengan Dr. Jusdin Puluhulawa, M.Si dengan penelitian yang di teliti adalah menggunakan Metodelogi penelitian yang sama yaitu Metodelogi penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaannya pada lokus dan fokus dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Lokus dalam penelitian Jurnal ini adalah Provinsi Gorontola dan fokusnya adalah tentang Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. Teori yang digunakan oleh Dr. Jusdin hampir sama dengan peneliti gunakan yaitu teori kebijakan hanya perbedaannya ialah penelitian Dr. Jusdin mencakup semua tahap-tahap kebijakan 37 mulai dari Analisis, formulasi, implementasi sampai evaluasi. Sedangkan peneliti hanya mengkaji pada tahap implementasi saja. Ketiga, adalah Jurnal Administrasi Publik Volume 1 No. 1 Tahun 2010 yang berjudul Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) di Kota Gorontalo. Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Universitas Negeri Gorontalo Asna Aneta ini secara garis besar bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat responsivitas pemerintah Kota Gorontalo dalam implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respon pemerintah Kota Gorontalo tinggi dalam implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan ini dan masyarakat menerima sangat baik program ini. Persamaan penelitian Asna Aneta dengan penelitian Implementasi Program Listrik terletak pada Metode Penelitian Kualitatif, kemudian kajian teori yang dipaparkan kurang lebih sama dengan peneliti paparkan pada penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug. Perbedaannya terletak pada lokus, fokus dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Asna Aneta. Lokus penelitian Asna Aneta bertempat di Kota Gorontalo, sedangkan fokus kajian jurnal ini adalah implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2PK). Teknik pengumpulan data yang digunakan pada jurnal ini adalah Teknik IndeptInterview Analysis dan dan Teknik Focus Group Discussion (FGD), sedangkan pada penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug menggunakan Teknik Wawancara dan Observasi. 38 Keempat, adalah Tesis yang dilakukan oleh Hasbi Iqbal yang berjudul Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di Kabupaten Kudus. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat jalannya pelaksanaan program bantuan langsung tunai tahun 2008 di Kabupaten Kudus. Hasil dari kajian tesis ini adalah program bantuan langsung tunai berjalan dengan lancar seperti sosialisasi program, verifikasi data, pembagian kartu, pencairan dana dan pembuatan laporan. Namun faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah sikap pelaksana yang kurang baik, kondisi sosial ekonomi yang sama pada masyarakat menimbulkan kecemburuan, kondisi politik yang mendukung dan menolak program, keterampilan pelaksana program yang masih perlu ditingkatkan, serta koordinasi antara pelaksana program yang masih perlu ditingkatkan. Persamaan tesis dari Hasbi Iqbal dengan Penelitian Implementasi Program Listrik gratis terletak pada metode penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokus, fokus, dan teori yang digunakan. Lokus tesis ini di Kabupaten Kudus, kemudian fokus penelitian adalah Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai. Kemudian teori yang digunakan berbeda dengan teori kebijakan yang dipakai oleh penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 39 Kerangka Pemikiran Penelitian 2.3. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Sehingga, peneliti menilai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang tersebut dengan apa senyatanya yang terjadi di lapangan dan peneliti menggambarkan kondisi nyata yang terjadi di lapangan dengan konsep yang telah dirancang oleh pemerintah. Sehingga, peneliti memperoleh banyak data dan informasi mengenai banyak ketidaksesuaian antara aturan atau prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan realisasi dilapangan. Pada penelitian ini, fokus penelitian ini adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang dengan menggunakan indikator pengukuran berdasarkan kriteria implementasi menurut Van Metter dan Van Horn, yaitu: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 2. Sumberdaya, yakni mengamati fenomena terkait sumberdaya dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang baik sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, maupun sumberdaya waktu. 3. Karakteristik agen pelaksana, yakni meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang 40 4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi respon, pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik, yakni mengamati fenomena kondisi ekonomi lingkungan, dukungan kelompok-kelompok kepentingan dan elite politik, karakteristik para partisipan, serta opini publik mengenai pelaksanaan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 41 Bagan 2.2. Alur Berfikir Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang Permasalahan yang terjadi: Kecamatan Curug 1. 2. 3. 4. Proses Untuk menangani masalah ini, peneliti menggunakan Teori Van Metter dan Van Horn mengenai Implementasi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ukuran dan tujuan kebijakan Sumberdaya Karakteristik agen pelaksana Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana Lingkungan ekonomi, sosial dan politik Masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa Kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik. Ketidaksesuaiannya atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang ditetapkan oleh Distamben Provinsi Banten menyebabkan tidak tepat sasasaran alokasi rumah tangga program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Output Dengan menggunakan Teori Implementasi Van Metter dan Van Horn, diharapkan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug dapat berjalan dengan optimal dan mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah Kecamatan Curug Kota Serang khususnya agar semua masyarakat dapat menikmati fasilitas aliran listrik dirumahnya. (Sumber: Data diolah Peneliti, 2016) 42 2.4. Asumsi Dasar Pada penelitian ini peneliti memiliki asumsi dasar sebagai bahan untuk menilai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Melalui tahap awal penelitian maka peneliti berasumsi bahwa Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang belum berhasil dan masih buruk. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ilmiah adalah suatu cara yang logis, sistematis, objektif, untuk menemukan kebenaran secara keilmuan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis dalam Sugiyono (2012: 2). Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik di Kecamatan Curug Kota Serang berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2006: 3) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang 43 44 dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (menyeluruh). 3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah terhadap Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 3.3 Lokasi Penelitian Dengan melihat judul penelitian ini mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, maka peneliti menunjuk tempat penelitian atau yang akan menjadi lokus penelitian ini adalah berlokasi di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dan Tiga Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Curug Kota Serang, yaitu Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Definisi Konsep Fenomena yang diamati dalam penelitian ini adalah mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Konsep implementasi kebijakan dalam proses kebijakan sangatlah penting. Karena dalam program tanpa diimplementasikan dengan baik tidak akan menghasilkan sebuah tujuan kebijakan yang sesuai dengan harapan yaitu mensejahterakan masyarakat. Agar proses Implementasi dapat berjalan baik sesuai dengan keinginan 45 masyarakat dan pemerintah, dengan ini, program listrik gratis harusnya bersifat merata dan sesuai dengan tujuan kebijakan yang semestinya. Ada pun definisi mengenai implementasi program atau implementasi kebijakan dari beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu tindakan dalam tahapan kebijakan publik yang di laksanakan oleh individu-individu, kelompok, pemerintah maupun swasta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan atau kebijakan. 3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu enam variabel menurut Van Metter dan Van Horn yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, yaitu: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 2. Sumberdaya, yakni mengamati fenomena terkait sumberdaya dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang baik sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, maupun sumberdaya waktu. 46 3. Karakteristik agen pelaksana, yakni meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang 4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi respon, pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik, yakni mengamati fenomena kondisi ekonomi lingkungan, dukungan kelompok-kelompok kepentingan dan elite politik, karakteristik para partisipan, serta opini publik mengenai pelaksanaan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 3.5 Instrumen Penelitian Dalam penelitian tentang Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong (2011: 19) pencari tahu alamiah (peneliti) dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data, sedangkan menurut Irawan (2006: 17) dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi instrument terpenting adalah peneliti sendiri. Oleh karena 47 itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya di mana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi, setelah masalah yang akan dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangkan satu instrumen. 3.6 Informan Penelitian Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, penentuan informannya menggunakan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti dalam Sugiyono (2005: 54) Menurut Bungin (2007: 53), prosedur sampling yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang serat informan sesuai dengan fokus penelitian. Melihat pada kepentingan data yang dibutuhkan peneliti maka informan dibagi menurut kelompok dan tidak dibatasi pada jumlah tertentu. Ada pun yang menjadi informan dalam penelitian ini di antaranya ialah: 48 Tabel 3.1 Kategori Informan Penelitian Jenis Kode Kategori Informan Penelitian Informan Kode Keterangan Informan Jumlah Informan Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi Instansi Distamben Provinsi I.1 Banten I.1.1 Key Informan 1 Pengawasan Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi I.1.2 Key Informan 1 Perencanaan Kepala Kecamatan Curug Kota Kecamatan Curug Serang I.2 I.2.1 Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan I.2.2 Curug Kota Serang Key Informan Secondary Informan 1 1 Dinas Tata Kota dan PJU Kota I.3 Kasi Dinas Tata Kota dan PJU Kota Serang I.3.1 Secondary Informan 1 Serang Sekretaris Kelurahan Curug Kelurahan Curug, Sukalaksana I.4 dan Cipete Sekretaris Kelurahan Sukalaksana Sekretaris Kelurahan Cipete I.4.1 I.4.2 I.4.3 Masyarakat Miskin Kelurahan Curug Yang Mendapat Listrik Masyarakat Kecamatan Curug I.5 I.5.1 Gratis Masyarakat Miskin Kelurahan Curug Yang Tidak Mendapat I.5.2 Secondary Informan Secondary Informan Secondary Informan Secondary Informan Secondary Informan 1 1 1 1 1 49 Listrik Gratis Tokoh Masyarakat Kelurahan Curug I.5.3 Masyarakat Miskin Kelurahan Sukalaksana Yang mendapat I.5.4 Listrik Gratis Masyarakat Miskin Kelurahan Sukalaksana Yang Tidak I.5.5 Mendapat Listrik gratis Tokoh Masyarakat Kelurahan Sukalaksana I.5.6 Masyarakat Miskin Kelurahan Cipete Yang Mendapat Listrik I.5.7 Gratis Masyarakat Miskin Kelurahan Cipete Yang tidak Mendapat I.5.8 Listrik Gratis Tokoh Masyarakat Kelurahan Cipete I.5.9 Total Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan Secondary 1 Informan 17 (Sumber: Peneliti, 2016) Data jumlah informan pada tabel kategori informan penelitian menunjukan alasan peneliti menentukan jumlah informan sebanyak 17 informan menurut Sugiyono (2005: 54) berdasarkan teknik penentuan informan yaitu teknik purposive sampling (sampel bertujuan) dan tentunya dengan pertimbanganpertimbangan yang cukup matang dan sangat mengetahui tentang penelitian listrik gratis di Kecamatan Curug. Di antaranya satu Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi Pengawasan serta Staf bidang 50 Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi/Seksi Perencanaan Banten dipilih sebagai key informan karena bidang Distamben tersebut yang pada awalnya mengusulkan program listrik gratis khususnya di Kecamatan Curug Kota Serang dan sangat memahami tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, sedangkan Kepala Kecamatan Curug dipilih sebagai key informan karena beliau yang peneliti anggap sangat mengetahui kondisi masyarakat di Kecamatan Curug Kota Serang. Untuk jumlah secondary informan terdiri dari satu Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih informan tersebut karena Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan yang berkoordinasi langsung kepada semua pihak kelurahan yang ada di Kecamatan Curug. Secondary informan selanjutnya ialah tiga orang sekretaris Kelurahan Curug, Kelurahan Sukalaksana dan Kelurahan Cipete yang khusus di bidang ekonomi pembangunan dan pendataan serta pengajuan proposal program listrik gratis. Alasan peneliti memilih informan tersebut, berdasarkan data jumlah rumah tangga belum berlistrik diketahui kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete adalah kelurahan dengan kategori terbanyak rumah tangga yang belum berlistrik. Secondary informan terakhir ialah sembilan orang masyarakat Kecamatan Curug serta tokoh masyarakat yang dipilih berdasarkan data jumlah terbanyak rumah tangga belum berlistrik. Dari 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Curug, peneliti memilih masing-masing tiga masyarakat Kelurahan Curug, Kelurahan Sukalaksana, dan Kelurahan Cipete di antaranya masyarakat yang mendapat program listrik gratis dan tidak mendapatkan program listrik gratis serta salah 51 seorang tokoh masyarakat di Kelurahan tersebut. Secondary informan di sini juga berfungsi menjawab kebenaran pertanyaan yang sudah diajukan oleh peneliti kepada key informan. 3.7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang merupakan kombinasi dari beberapa teknik yaitu: 3.7.1 Sumber Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, penelitian harus mengumpulkannya secara langsung dari sumbernya dan masih bersifat mentah. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain wawancara dan observasi. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan masih bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui: 1. Wawancara Esterbeg (2002) mendefinisikan interview atau wawancara dalam Sugiyono (2005: 73) sebagai berikut: 52 “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu pengertian lain dari wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari kegiatan wawancara dalam penelitian seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba dalam Moleong (2006: 186) antara lain: “Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatankebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatankebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang akan dikembangkan oleh si peneliti sebagai pengecekan anggota.” Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau dangan menggunakan panduan wawancara. Dalam Nazir (2009: 193) Wawancara berdasarkan cara pelaksanaanya dibagi dua, yaitu: 53 1. Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. 2. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan. Wawancara yang akan digunakan pada penelitian program listrik gratis di Kecamatan Curug adalah wawancara berstruktur yang mana wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Namun saat wawancara berlangsung, peneliti boleh mengajukan pertanyaan lain di luar pertanyaan yang telah disusun tetapi tidak keluar dari konteks penelitian dan pertanyaan yang sudah disiapkan sehingga, hasil yang didapatkan tidak bias dan kaya akan informasi. 2. Observasi Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono (2005: 64) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para imuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih. Selain itu observasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Konsep macam-macam dalam Sugiyono (2005: 64) yang mengklasifikasikan observasi sebagai berikut: 54 a. Observasi berpartisipasi (participant observation) b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and convert observation), dan c. Observasi yang tidak terstuktur (unstructured observation) Jadi berdasarkan pengklasifikasian observasi di atas, observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang adalah observasi terang-terangan, di mana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data atau informan, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Maka pihak-pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang di cari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan di ijinkan untuk melakukan observasi. Di bawah ini adalah Pedoman wawancara dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang menurut Van Metter dan Van Horn 1975. 55 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No Dimensi 1 Uraian Pertanyaan Informan 1. Apa tujuan dari program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Ukuran Dan 2. Apa Tujuan Kebijakan standar dari Distamben Provinsi keberhasilan program Banten, Kepala Camat Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kepala Seksi Curug Kota Serang? Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug 3. Bagaimana kesiapan aparatur dari Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? 2 4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang dari program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota? Sumber Daya 5. Bagaimana dana dan anggaran dalam menunjang dari program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? 6. Sejak kapan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang mulai berjalan? Distamben Provinsi Banten, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Serang Distamben Provinsi Banten, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug 56 7. Apa saja Peran dari para aparatur dalam program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? 3 Karakteristik Agen Pelaksana Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Staf Bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete, Dinas Tata Kota Serang 8. Sejauh ini bagaimana Distamben Provinsi Pelaksanaan dari program Banten, Kepala Camat Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, Curug Kota Serang? Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Staf Bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete. 9. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Staf Bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete, Masyarakat Kec. Curug, Tokoh Masyarakat Kec. Curug. 57 10. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap Program Listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ? 4 Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) Para Implementor Pelaksana 11. Bagaimana pemahaman Distamben Provinsi Banten yang bertanggung jawab terkait dengan Listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ? 12. Bentuk dukungan dan persetujuan dari Kecamatan Curug terhadap program Listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? 5 Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Staf Bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete Distamben Provinsi Banten Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug 13. Bagaimana koordinasi yang Distamben Provinsi dilakukan terhadap Banten, Kepala Camat Implementasi program Curug Kota Serang, Listrik gratis di Kecamatan Kepala Seksi Ekonomi Curug? Pembangunan Komunikasi Kecamatan Curug, Antar Distamben Dinas Tata Kota, Staf Prov BantenKecamatan Bidang Ekonomi Curug-PLNPembangunan KelurahanKelurahan Curug, RT/RW- dan Sukalaksana dan Cipete Aktivitas Pelaksana 14. Bagaimana Sosialisasi yang Distamben Provinsi dilakukan dalam Banten, Kepala Camat memberikan pemahaman Curug Kota Serang, tentang program Listrik Kepala Seksi Ekonomi gratis di Kecamatan Pembangunan Curug? Kecamatan Curug 58 15. Bagaimana Kondisi Ekonomi dari Masyarakat yang mendapatkan bantuan tentang program Listrik gratis di Kecamatan Curug? 6 Lingkungan Ekonomi, Sosial Dan Politik 16. Bagaimana kondisi sosial dari Masyarakat yang mendapatkan program Listrik gratis di Kecamatan Curug ? 17. Bagaimana kondisi politik Kecamatan Curug di Kota Serang? Distamben Provinsi Banten, Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, Staf Bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete,Masyarakat Kec. Curug, Tokoh Masyarakat Kec. Curug Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug. Kepala Camat Curug Kota Serang, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug. (Sumber : peneliti, 2016) 3.7.2. Sumber Data Sekunder Data adalah bahan keterangan tentang semua objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian dalam Bungin (2005: 19). Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai 59 sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal dan lain-lain. Data sekunder terbagi dua, yaitu studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh melalui kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti. 1. Studi kepustakaan Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian yang dijalankan dan teknik ini berdasarkan text books maupun jurnal ilmiah. 2. Studi dokumentasi Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang resmi dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya dalam melakukan wawancara dalam Sugiyono (2005: 82) adalah: 1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. pencatatan dengan sumber data 2. Handphone recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan dengan informan/sumber data, karena jika hanya menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan informasi yang telah diberikan oleh informan. 3. Camera: berfungsi untuk memotret/mengambil gambar peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Kemudian 60 Memotret semua kegiatan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan dari suatu penelitian lebih terjamin. Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari informan penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara (intervi ew). Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung berasal dari informan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data -data dan dokomen-dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti. Data-data tersebut merupakan data yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 3.8. Teknik Analisis Data Teknik analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan dalam Sugiyono (2005: 88) “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcrips, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, 61 menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Jadi, dalam analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif (grounded) dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian adalah dengan cara mangabstaraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari pola-pola yang terdapat di dalam data-data tersebut. Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai seluruh proses pengumpulan data selesai dilaksanakan. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2005: 89) Analisis dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung secara terus menerus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis itu dilaksanakan secara paralel pada saat pengumpulan data dan dianggap selesai manakala peneliti merasa telah memiliki data sampai tingkat “titik jenuh” atau reliable (data yang didapat telah seragam dan telah menemukan pola aturan yang peneliti cari). Maka, tidak heran bila dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung berbulan-bulan. 62 Maksud dari analisis data adalah untuk penyederhanaan data ke dalam formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan. Maksudnya analisis data di sisni tidak saja memberikan kemudahan interpretasi tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian. Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman dalam Sugiyono (2005: 91), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification). 63 Apabila digambarkan proses tersebut akan nampak seperti berikut ini: Bagan 3.1 Analisis Data Menurut Miles & Huberman Data Collecting Data Display Data Reduction Verification/ Conclusion Sumber: Sugiyono (2005:92) Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada proses peneliti akan melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga di atas dapat diuraikan menurut Sugiyono (2005: 92) sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya, data-data yang berupa data variabel dari hasil wawancara diubah menjadi bentuk tulisan. 64 2. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. 3. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam sebuah penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat narasi. 4. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan (Verification) Langkah ketiga dalam tahapan analisis interaktif menurut Miles & Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan dimuka masih bersifat sementara, 65 dan akan terus berubah selama proses pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten yang peneliti temukan di lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 3.8.1. Uji Keabsahan Data Menurut Sugiyono (2012: 267), keabsahan data atau validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data dalam penelitian kualitatif, dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Adapun dalam menguji validitas data, peneliti menggunakan dua cara yakni: 1. Triangulasi Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada menurut Sugiyono (2012: 241). Terdapat beberapa macam triangulasi diantaranya: a. Triangulasi Sumber yaitu mengecek data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dengan teknik yang berbeda. 66 b. Triangulasi Teknik yaitu mengecek data yang diperoleh kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi Waktu yaitu mengecek data yang diperoleh di waktu yang berbeda. Dalam penelitian Program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Kemudian proses check dan recheck data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mewawancarai informan satu dengan informan lainnya yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga agar mendapatkan keabsahan data yang benar-benar valid. 2. Member Check Member Check adalah dalam Sugiyono (2012: 276) proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan valid, maka semakin dipercaya. Member Check yang peneliti lakukan disini ialah dengan memperlihatkan kembali kepada informan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang peneliti simak dan peneliti tulis. 68 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian merupakan penjelasan tentang objek penelitian yang meliputi penjelasan tentang lokasi penelitian yang diteliti dengan memberikan gambaran umum tentang lokasi penenlitian, gambaran umum Kota Serang, gambaran umum Kecamatan Curug dan gambaran umum Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten hal tersebut dipaparkan di bawah ini: 4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang Kota Serang merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Kehadirannya adalah konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Kota Serang diresmikan pada tanggal 2 NovemPber 2007 berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang. Kota serang secara geografis terletak antara 5 o.50’6o.21’ Lintang selatan dan 105o7’ – 106o22’ Bujur timur. Kota Serang juga terkenal sebagai pusat sejarah kesultanan Banten yang pernah Berjaya pada abad ke-XVII.(https://guntarabanten.wordpress.com/pemekaran-kota-serang- langkah-awal-banten/) Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Banten, juga sebagai daerah Ibukota Provinsi Banten Wilayah kota serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang 68 69 lebih dari 500m dan beriklim tropis. Adapun batas wilyah Kota Serang terdiri dari: a. Sebelah Utara: Teluk Banten, yang dahulu merupakan salah satu jalur lalu lintas perairan yang sangat sibuk. b. Sebelah Timur: Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. c. Sebelah Selatan: Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir, dan Kecamatan Baros Kabupaten Serang. d. Sebelah Barat: Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung, Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Secara administrative Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah sebesar 366.74 km2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dari 46 Desa, yang termasuk dalam 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Menurut sensus penduduk dengan jumlah penduduk Kota Serang pada tahun 2010 adalah 576,961 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar 1,05% per tahun. 70 4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Curug Kecamatan Curug merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kota Serang, terletak di bagian Selatan dari wilayah Kota Serang. Kecamatan Curug merupakan wilayah pembangunan bagian Selatan dari Kota Serang. Wilayah pembangunan bagian Selatan diarahkan dengan fungsi utama pemerintahan/perkantoran, perumahan perdagangan dan jasa serta berbagai fasilitas umum. Kecamatan Curug merupakan wilayah Kota Serang yang menjadi pusat menjadi pusat kawasan Pemerintahan Provinsi Banten. Tepatnya di Desa Sukajaya telah dibangun beberapa kantor Pemerintahan Provinsi dan hingga saat ini masih terus berkembang yang disebut dengan KP3B yaitu Kasawan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Kecamatan Curug adalah lembaga teknis daerah yang merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah penyusunan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan atau kantor. Kecamatan Curug dibentuk di wilayah Kota Serang dengan berpedoman Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik secara structural, fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi Kecamatan yang sebelumnya merupakat perangkat wilayah dalam kerangka Asas Dekonsentrasi, berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam kerangka Asas Desentralisasi. Kecamatan 71 Curug dipimpin oleh Camat yang dalam tugas pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagai wewenang Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Mengacu pada Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang, dalam Bab III Pasal 3 Ayat 2 menjelaskan Camat dalam menjalankan tugasnya mendapat pelimpahan sebagian kewenangan dari dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. (Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Kecamatan Curug, Tahun 2015) Pengaturan penyelenggaraan Kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Kecamatan mengemban pula penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Kecamatan selain melaksanakan tugas diatas menyelenggarakan fungsi: a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, d. Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan umum, 72 e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan, f. Membina penyelenggaraan pemerintah desa dan / atau Kelurahan, g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintah Desa atau Kelurahan. Kecamatan Curug, sebagai lembaga pada Pemerintahan Kota Serang yang bertanggung jawab dan bertugas mengelola bidang pemerintahan umum, pembangunan dan kemasyarakatan serta mempunyai fungsi seperti diatas, dan akan terus menjembatani setiap langkah dan kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat di Kecamatan Curug. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kecamatan Curug memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: a) Visi Kecamatan Curug “Terdepan dalam pelayanan prima menuju kecamatan curug yang sejahtera dengan potensi perdagangan jasa yang madani”. b) Misi Kecamatan Curug: 1. Meningkatkan kapasitas su,ber daya aparatur dan kelembagaan guna meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat; 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah melalui peran aktif masyarakat dalam budaya gotong royong dan swadaya masyarakat; 73 3. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan di wilayah kecamatan melalui pemberdayaan kelurahan; 4. Mengembangkan potensi wilayah melalui peningkatan kapasitas SDM dan lingkungan. Kemudian susunan organisasi Kecamatan Curug menurut Peraturan Walikota Serang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Tugas pokok dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan Kota Serang, terdiri dari: a) Unsur pimpinan adalah Camat b) Unsur pembantu pimpinan adalah Sekretariat Kecamatan 1. Sub Bagian Keuangan 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan c) Unsur pelaksana adalah Seksi, terdiri dari: 1. Seksi Kesejahteraan Sosial 2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Kelurahan 3. Seksi Pemerintahan 4. Seksi Ekonomi dan Pembangunan 5. Seksi Ketentraman dan Ketertiban d) Kelompok Jabatan Fungsional. Secara geografis Kecamatan Curug berada di wilayah selatan Kota Serang. Terbagi atas: 74 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Walantaka dan Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang. 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang. 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cipocok Jaya. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang dalam data Statistik Daerah Kecamatan Curug Tahun 2015, bentuk topografi wilayah Kecamatan Curug sebagian besar merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari permukaan air laut. Kecamatan Curug memiliki luas wilayah 39,40 km2. Kelurahan Kamanisan merupakan Kelurahan terluas di Kecamatan Curug yaitu memiliki luas wilayah sebesar 5,31 km 2 atau sebesar 13,48 % dari luas wilayah Kecamatan Curug. Secara administratif Kecamatan Curug terdiri dari sepuluh (10) Kelurahan, terdiri atas Kelurahan Curug, Kelurahan Sukawana, Kelurahan Cilaku, Kelurahan Curug Manis, Kelurahan Sukajaya, Kelurahan Sukalaksana, Kelurahan Pancalaksana, Kelurahan Kamanisan, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Tinggar dengan 41 RW dan 160 RT dengan rincian sebagai berikut: 75 Tabel 4.1 Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Curug Nama Kelurahan Serta Jumlah RT/RW Kecamatan Curug NO Kelurahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah RT Jumlah RW Curug 13 Sukawana 11 Cilaku 23 Curug Manis 17 Sukajaya 11 Sukalaksana 17 Pancalaksana 17 Kamanisan 17 Cipete 17 Tinggar 17 Jumlah 160 Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Kecamatan Curug, Tahun 2015 7 3 4 4 3 4 5 4 4 3 41 (LAKIP) Berdasarkan dari hasil proyeksi Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kecamatan Curug tahun 2014 berjumlah 49.665 orang yang terdiri dari 25.728 orang laki-laki dan 23.937 orang perempuan. Jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan Kamanisan yaitu berjumlah 7.853 orang yang terdiri 4.176 orang laki-laki dan 3.667 orang perempuan. Kemudian Kelurahan yang paling sedikit penduduknya adalah Kelurahan Sukajaya yakni berjumlah 3.597 orang yang terdiri dari 1.905 orang laki-laki dan 1.692 orang perempuan. 76 4.1.3 Gambaran Umum Distamben Provinsi Banten Kedudukan Dinas Pertambangan Merupakan Unsur Pelaksana Otonomi daerah di Bidang Pertambangan dan Energi. Tugas pokok Dinas Pertambangan dan Energi Mempunyai Tugas Pokok Dan Melaksanakan Tugas-Tugas Pemerintahan, Pembangunan, Kewenangan Dekonsentrasi dan Pembantuan Dalam Bidang Pertambangan Dan Energi. Kewenangan Provinsi dalam Pengelolaan Bidang Pertambangan dan Energi, secara administrasi pemerintahan, diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota. Dalam PP tersebut, diatur detail kewenangan Provinsi dalam bidang energi dan sumber daya mineral, meliputi: 1. Mineral, Batubara dan Air Tanah; 2. Geologi; 3. Ketenagalistrikan; 4. Minyak dan Gas; 5. DIKLAT. Visi Distamben Provinsi Banten Dengan mempertimbangkan kedudukan, tugas dan fungsinya maka Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan memerhatikan perencanaan strategis yang mencantumkan pada Renstra pada Kementrian ESDM Tahun 2010-2014: “Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi 77 serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakuran rakyat” menetapkan Visi 2012-2017 sebagai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yaitu: “Pemerataan Infrastruktur Energi Serta Peningkatan Pemanfaatan Potensi Pertambangan Yang Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Terwujudnya Rakyat Banten Sejahtera” Misi Distamben Provinsi Banten Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten 2012-2017 maka perlu ditetapkan misi sebagai upaya-upaya umum yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, misinya yaitu: 1. Meningkatkan pemerataan akses masyarakat terhadap energi melalui pemerataan instfrastruktur energi. 2. Meningkatkan pemanfaatan dan pengusahaan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 3. Melaksanakan Tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance) 4.2 Deskripsi Data Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, selama proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Implementasi 78 Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik menurut Van Metter dan Van Horn, meliputi: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumberdaya 3. Karakteristik agen pelaksana 4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana 5. Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana 6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik Adapun data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata, kalimat dari program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, baik dari hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil observasi lapangan, catatan lapangan penelitian, atau hasil dokumentasi lainnya, yang relevan dengan fokus penelitian ini. Proses pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan peneliti secara investigasi di mana peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini, sehingga peneliti mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diharapkan. Informan dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan informan dari awal dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data-data yang peneliti dapatkan adalah data yang berkaitan dengan program listrik gratis di Kecamatan Curug yang ada. Hasil yang diperoleh dari wawancara, observasi lapangan dan kajian pustaka kemudian dibentuk secara tertulis dengan dibentuk pola serta dibuat kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan 79 permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban hasil wawancara, peneliti memberikan kode-kode sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Kode Q1,2,3 dan seterusnya untuk menunjukan item pertanyaan Kode A untuk menunjukan item jawaban Kode I1.1 untuk menunjukan Kepala Seksi Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten Kode I1.2 untuk menunjukan Staf bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten Kode I2.1 untuk menunjukan Kepala Kecamatan Curug Kota Serang Kode I2.2 untuk menunjukan Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Kota Serang Kode I3.1 untuk menunjukan Kepala Seksi Energi dan PJU Dinas Tata Kota, Kota Serang Kode I4.1 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Curug Kode I4.2 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Sukalaksana Kode I4.3 untuk menunjukan Sekretaris Kelurahan Cipete Kode I5.1 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Curug Yang Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.2 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Curug Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.3 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 02 Kampung Cipecung Kelurahan Curug Kode I5.4 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Sukalaksana Yang Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.5 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Sukalaksana Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.6 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 01 Kampung Tinggar Kelurahan Sukalaksana Kode I5.7 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Cipete Yang Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.8 untuk menunjukan Masyarakat/Rumah Tangga Sasaran Kelurahan Cipete Yang Tidak Mendapatkan Listrik Gratis Kode I5.9 untuk menunjukan Tokoh Masyarakat/ Ketua RT 01 Kampung Kelurahan Cipete 80 4.2.1. Deskripsi Informan Penelitian Pada penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive merupakan teknik penentuan informan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan. Adapun informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti ahli atau mengetahui banyak mengenai program listrik gratis. Dalam penelitian mereka (informan) adalah orang-orang yang kesehariannya berurusan dengan permasalahan yang sedang peneliti teliti. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terikat dalam Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang diantaranya, Kecamatan Curug, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dan pihakpihak lain yang terlibat. Untuk keabsahan data dan untuk menggali secara mendalam mengenai penelitian ini, maka peneliti mengambil informan dari beberapa masyarakat atau rumah tangga sasaran dan tokoh masyarakat terkait yang telah peneliti tentukan sebelumnya yang peneliti temui. Berikut informan yang telah bersedia diwawancarai adalah: 81 Tabel 4.2 Informan Penelitian NO Informan Penelitian Kode Informan Keterangan Staf Bidang Energi dan 1 Kesumba, ST I.1.1 Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi Pengawasan Staf Bidang Energi dan 2 Dodi Iskandar, ST I.1.2 Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten/Seksi Perencanaan 3 Drs. Budi Martono, M.Si I.2.1 Kepala Kecamatan Curug Kota Serang Kepala Seksi Ekonomi 4 Siti Rahayu, Amd I.2.2 Pembangunan Kecamatan Curug Kota Serang Kasi Energi dan PJU 5 Yayat Hidayat, ST I.3.1 Dinas Tata Kota, Kota Serang 6 Atok Sastrawijaya I.4.1 7 Asep I.4.2 8 Mardi I.4.3 Sekretaris Kelurahan Curug Staf Kelurahan Sukalaksana Sekretaris Kelurahan Cipete Masyarakat Miskin 9 Sariah I.5.1 Kelurahan Curug Yang Mendapat Listrik Gratis Masyarakat Msikin 10 Katih I.5.2 Kelurahan Curug Yang Tidak Mendapat Listrik 82 Gratis 11 Darwis I.5.3 12 Ketua RT Kp.Cipecung Kelurahan Curug Masyarakat Miskin Dewi I.5.4 Kelurahan Sukalaksana Yang mendapat Listrik Gratis 13 Masyarakat Miskin Murni I.5.5 Kelurahan Sukalaksana Yang Tidak Mendapat Listrik gratis 14 Udin I.5.6 15 Ketua RT Kp. Tinggar Kelurahan Sukalaksana Masyarakat Miskin Kamsinah I.5.7 Kelurahan Cipete Yang Mendapat Listrik Gratis 16 Masyarakat Miskin Dedeh Sukaesih I.5.8 Kelurahan Cipete Yang tidak Mendapat Listrik Gratis 17 Asmariyah I.5.9 Ketua RT Kp. Kelurahan Cipete (Sumber: Peneliti, 2016) 4.2.2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang menggunakan Model analisis data menurut Miles dan Huberman, yang mana prosesnya mencakup beberapa langkah, yaitu yang pertama data collection (pengumpulan data). Pada penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik Gratis di Kecamatan Curug 83 Kota Serang, dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan review program listrik gratis yang ada, wawancara, observasi, pengumpulan data melalui kajian pustaka dan dokumentasi. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan dalam penelitian ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Langkah selanjutnya yaitu data reduction (reduksi data). Reduksi data artinya merangkum atau memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan hal yang sama penting. Dalam penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, pada tahap reduksi data dilakukan dengan cara membaca ulang data yang didapatkan saat pengumpulan data, dan memilih data-data yang sesuai dengan fokus penelitian untuk kemudian disajikan. Kemudian langkah selanjutnya adalah data display (penyajian data). Penelitian mengenai Implementasi Proram Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, dalam tahap penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara sistematis dan dalam bentuk uraian singkat, bagan, kategori dan disajikan berupa teks naratif. Dengan menyajikan data dapat mudah memahami masalah apa yang terjadi. Langkah keempat yakni melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan didukung dengan bukti-bukti yang kuat berupa data yang valid dan temuan di lapangan. Dengan menghubungkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan data yang ada kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat dipertangungjawabkan. 84 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pembahasan dan analisis dalam penelitian merupakan data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan dan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Dalam pemaparan hasil penelitian, peneliti menuliskannya dalam bentuk deskriptif berupa uraian dan kutipan langsung dari narasumber. Untuk mengetahui bagaimana mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, dengan menggunakan model teori Implementasi kebijakan Van Metter dan Van Horn (1975) dalam implementasi kebijakan meliputi enam tahapan, yaitu: 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan 2. Sumberdaya 3. Karakteristik Agen Pelaksana 4. Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana 5. Sikap atau Kecenderungan (disposition) Para Pelaksana 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik 4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang Analisis data dan temuan di lapangan yang peneliti lakukan dengan menggunakan model implementasi kebijakan menurut Van Metter dan Van Horn (1975) di mana untuk mengimplementasi kebijakan meliputi enam indikator, yaitu Ukuran dan Tujuan Kebijakan. Berikut penjabarannya: 85 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan Implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan melalui sebuah program. Dimana ukuran keberhasilan dan tujuan menurut Van Metter dan Van Horn mengemukakan implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan. Program listrik gratis merupakan program pemerintah yang harus dilaksanakan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan rasio elektrofikasi di Banten. Di mana rasio elektrofikasi di Banten harus mencapai 100%, sebagaimana target yang diinginkan. Di Banten, rasio elektrofikasi yang berhasil dicapai sebesar 90% dari target yang ditetapkan (100%). Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1 “Program listrik gratis ini mempunyai tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio elektrifikasi di Banten. (wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa program listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Banten. Sesuai dengan yang peneliti ketahui bahwa rasio elektrifikasi belum sesuai target sebagaimana data yang peneliti lampirkan pada Bab 1 halaman 6. Hal serupapun diungkapkan oleh I1.2 “Program listrik gratis bertujuan untuk secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten. Dimana rasio elektrifikasi adalah jumlah rumah tangga berlistrik dibagi dengan rumah tangga total. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). 86 Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa secara global program listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1 “Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten”. (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan program listrik gratis untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% se-Provinsi Banten. Selain meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten, tujuan dari program listrik gratis ini adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1 “Tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya dari penerangan”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan khusus dari program listrik gratis adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang kurang mampu agar bisa memanfaatkan listrik dan meningkatkan sosial serta perekonomian untuk masyarakat. 87 Seiring dengan yang diungkapkan oleh informan diatas, begitu juga yang diungkapkan oleh I1.2 “Program listrik gratis bertujuan juga diantaranya yaitu penyediaan akses energi listrik pada rumah tangga prasejahtera, Kemudian tujuan lainnya sebagai rasa keadilan, karena Provinsi Banten banyak ditempati pembangkit energi listrik, Suralaya Cilegon, PLTU Labuan dan tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai ada masyarakat atau rumah tangga yang belum bisa menikmati fasilitas energi listrik”. (wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan lain dari program listrik gratis adalah penyediaan akses energi listrik pada rumah tangga prasejahtera dan sebagai rasa keadilan. Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1 “Untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu”. (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan program listrik untuk memberi bantuan kepada yang kurang mampu. Ukuran keberhasilan dari program listrik gratis ini dapat dilihat dari yang diungkapkan oleh I1.1 “Kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten) 88 Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran keberhasilan program listrik secara teknis adalah rumah tangga yang sudah nyala oleh energi listrik dan secara administrasi penyerapan anggaran bisa tercapai dan tidak terbuang sia-sia. Hal yang sama juga diungkapkan oleh I1.2 “Ukuran keberhasilannya jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran keberhasilan program listrik gratis adalah manakala rumah tangga sasaran menjadi nyala tetapi kalau belum nyala masih berhutang. Hampir serupa yang diucapkan oleh I2.1 “Standar keberhasilannya adalah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, ya artinya terealisasi”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa keberhasilan program listrik gratis adalah terealisasi semaksimal mungkin program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Dapat peneliti simpulkan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan dari program listrik gratis ini adalah mana kala rumah tangga sasaran semua menjadi nyala 89 sehingga rasio elektrifikasi di Provinsi Banten yang menjadi tujuan utama adalah sebesar 100% sehingga tujuan dari kebijakan program listrik gratis ini dapat tercapai. 2. Sumber daya Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Selain Distamben Provinsi Banten sebagai pelaksana program listrik gratis di Kecamatan Curug, ada pula pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi program listrik gratis ini. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1 “Kalau di provinsi kepala daerah dan instansi terkait, distamben kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa/Kelurahan level bawah seperti ketua RT. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah Kota Serang. Kemudian kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan atau konsultan pengawasan fungsinya personel ini untuk monitoring dilapangan”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten) Hal yang sama diungkapkan oleh I1.2 “Selain tim verifikasi dari kita, ada juga tim survey dari luar. Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, Jumlahnya pun banyak, mereka berteam. Serta dibantu oleh aparat setempat, aparat setempat itu desa/kelurahan, kecamatan, serta dinas tata kota Serang”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). 90 Berdasarkan wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selain Distamben Provinsi Banten, ada pula pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program listrik gratis adalah Dinas Tata Kota Serang, Konsultan pendataan dan Konsultan Pengawasan. Hal yang sama juga diucapkan oleh I2.2 “Kelurahan, Kecamatan, Dinas tata kota Serang, nah Dinas tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang setelah dari Tata Kota baru ke Distamben”. (Wawancara dengan I2.2, 09 Juni 2016, Pukul 14.30 Wib, di kantor Kecamatan Curug Kota Serang). Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa selain Kelurahan, Kecamatan Curug dan Distamben Provinsi Banten, Dinas Tata Kota Serang juga sebagai Koordinator di Kota Serang sebelum ke Distamben Provinsi Banten. Dalam penggolongan rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang, pendataan rumah tangga dilakukan oleh Konsultan Pendataan yang ditunjuk langsung oleh Dinas Tata Kota Serang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I3.1 “Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan seKota Serang dan ke Distamben Provinsi Banten” Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa Konsultan pendataan melakukan pendataan dan melaporkan pendataan sejak awal bulan Februari sampai Mei 2015, laporan tersebut dibuat buku oleh Dinas Tata Kota 91 Serang untuk dibagikan kepada seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Curug atau seluruh Kecamatan yang ada diwiliyah Kota Serang dan Distamben Provinsi Banten. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial yang cukup juga sangat berpengaruh dalam menunjang program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1 “Anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran anggarannya untuk satu rumah tangga yang pastinya saya lupa, tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya seperti terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk biaya sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800.000,- dengan 450kwh. selama ini anggaran yang di keluarkan sudah cukup karena dilelang jadi harganya lebih murah”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.35 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran anggaran yang dikeluarkan untuk satu instalasi rumah sebesar 800.000,- dan anggaran yang dikeluarkan karena dilelang sehingga lebih murah sehingga sudah cukup. Hal berbeda yang diungkapkan oleh I1.2 “Anggaran program listrik gratis berasal dari APBD Provinsi, dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes atau program listrik gratis ini satu rumah tangga pasang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,1jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran 92 semurah-murahnya dengan barang yang bagus. Anggaran yang dikeluarkan sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran itu setahun sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di lelang ada sisa anggaran. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas daerah”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016 pukul 10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa besaran anggaran yang disiapkan untuk satu rumah tangga sebesar 1.400.000,anggaran yang dikeluarkan tersebut setelah dilelang ada sisa anggaran dan dikembalikan pada kas daerah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1 “Anggaran yang di keluarkan dari APBD Provinsi Banten”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang). Hal serupa yang diungkapkan oleh I2.2 “Anggaran program listrik gratis dari APBD Provinsi Banten”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.30 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk program listrik gratis dari APBD Provinsi Banten. Selain sumber daya manusia dan finansial, dalam pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang setiap tahun Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya 25.000 sambungan rumah. Sebagaimana hal tersebut diungkapkan oleh I1.1 93 “Kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini dari tahun 2010 sampai 2015 Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25.000 rumah tangga yang dipasang sudah tercapai”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016 pukul 13.35 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selama lima tahun berjalannya program listrik gratis dari tahun 2010 sampai 2015 sudah tercapai sebanyak 25.000 sambungan rumah tangga. Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.8 “Sudah lama banget itu, soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya diajuinnya 2 tahunan. Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya”. (Wawancara dengan I5.8, 24 Juli 2016 pukul 15.00 wib, di Kp.Buah Kel.Cipete Kec.Curug). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa informan telah diajukan namanya sejak dua tahunan sebagai calon penerima hibah program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang namun belum dapat. Sebagaimana yang diungkapkan juga oleh I1.2 “Alhamdulillah pelaksanaan, karena ini kan pembangunan sama kontraktor ya pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancar-lancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun karena barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya ada lancar-lancar saja”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016 pukul 10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa pembangunan yang lancar dilakukan oleh kontraktor dan diberikan waktu 94 selama beberapa bulan dalam pengerjaan instalasi rumah tangga. Namun disaat penyambungan oleh PLN pernah terjadi keterlambatan sampai lewat tahun. Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.6 “Diajuinnya sudah lama sekali ada dari 2011, ya 2011 aja sampai sekarang tahun 2016 belum ada aja”. (Wawancara dengan I5.6, 20 Juni pukul 15.00 wib, di kp. Tinggar Kel. Sukalaksana, Kec. Curug). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa informan sudah diajukan sejak tahun 2011 namun sampai 2016 belum ada realisasi. Dapat peneliti simpulkan bahwa pada ketiga sumber daya yang dimaksud dalam program listrik gratis ini adalah yang pertama sumber daya manusia yang mana selain Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten sebagai penanggung jawab program listrik gratis. Program listrik gratis ini dilakukan dengan sistem lelang kepada perusahaan yang memenangkan tender yang mana perusahaan tersebutlah yang menjalankan pemasangan instalasi listrik kepada rumah tangga sasaran. Sumber daya yang kedua adalah sumber daya finansial, dapat diketahui bahwa sumber anggaran program listrik gratis ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten. Sumber daya yang ketiga adalah sumber daya waktu, yang mana dapat diketahui bahwa Distamben Provinsi Banten memiliki target sebesar 25.000 sambungan rumah tangga untuk setiap tahunnya. Namun berdasarkan data jumlah realisasi listrik gratis rumah tangga sasaran pada tahun 2010 sampai 2015 diketahui bahwa target 25.000 sambungan rumah 95 tangga belum sepenuhnya mencapai angka 25.000 sambungan rumah tangga. Tetapi baru hampir mencapai 250.000 sambungan rumah tangga. (Data terlampir pada Bab I, halaman 06, Tabel 1.1) 3. Karakteristik Agen Pelaksana Dalam karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. Dalam hal ini selain Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sebagai penanggung jawab program listrik gratis, peran aparatur yang lainnya juga sangat berpengaruh penting dalam berjalannya program ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1 “Ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan dikecamatan curug ini”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa peran Kecamatan Curug adalah mendesak pihak terkait agar dapat menyelesaikan program listrik gratis. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I3.1 96 “Jadi kita sebagai pemberi data, karena output kita adalah data. Kita melakukan pendataan ke seluruh rumah tangga yang belum berlistrik dan berlistrik diseluruh kecamatan se kota serang. Setelah kita punya data kita berikan pada Distamben Provinsi” (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas Tata Kota, Kota Serang berperan sebagai pemberi data dan mendata seluruh rumah tangga yang berlistrik dan belum berlistrik diseluruh kota serang. Selain peran para aparatur pelaksana program listrik gratis, norma-norma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan adalah aturan-aturan atau syarat-syarat yang ada dalam mekanisme sistem pengajuan program listrik gratis. Sebagaimana yang diucapkan oleh I1.2 “Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan foto copy ktp kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan” (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa pengajuan program listrik gratis satu kelurahan mengajukan satu proposal dengan melampirkan fotocopy KTP kepala rumah tangga sasaran yang diajukan. Hal serupa yang diungkapan oleh I4.3 97 “Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benar-benar tidak mampu”. (Wawancara dengan I4.3, 24 Juni 2016, Pukul 15.00 Wib, di Kantor Kelurahan Cipete Kecamatan Curug). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten meminta langsung kepada pihak Kelurahan dengan berdasarkan kriteria rumah tangga yang tidak mampu. Dapat peneliti simpulkan bahwa karakteristik agen pelaksana dalam program listrik gratis ini dimana selain Distamben Provinsi Banten, Dinas Tata Kota Serang juga berperan dalam pemberi data jumlah rumah tangga yang berlistrik dan belum berlistrik, data tersebut kemudian diberikan kepada Distamben Provinsi Banten. Selain peran aparatur tersebut, norma-norma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan mekanisme sistem pengajuan dalam program listrik gratis yaitu dengan menyerahkan proposal beserta lampiran foto copy KTP kepala rumah tangga dan Kartu Keluarga kemudian di serahkan kepada Distamben Provinsi Banten. 4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana Dalam pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug ini terdapat dinas-dinas terkait diantaranya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dimana Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang, Kecamatan Curug, Konsuil Wilayah Banten dan PT PLN. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1 98 “Kita koordinasi singkronisasi data tentu takutnya seperti dobel data kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan Distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Distamben melakukan koordinasi kepada Dinas Tata Kota Serang dan PLN dengan melakukan singkronisasi data untuk menghindari dobel data. Pernyataan sama yang diungkapkan oleh I1.2 “Koordinasinya ya kita saling kroscek data, Distamben sama PLN saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data dan sharing data, koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa koordinasi yang dilakukan saling kroscek data dan sharing data antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan PLN kemudian memberikan hasil data rumah tangga sasaran yang akan dipasang instalasi listrik kepada Kecamatan Curug dan Kelurahan-Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Curug. Hal yang berbeda diungkapkan oleh I2.1 99 “Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”. ( Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, Pukul 13.40 Wib, di Kantor Kecamatan Curug). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa ada koordinasi yang dilakukan tetapi tidak maksimal. Hal yang sama diungkapkan oleh I2.2 “Koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.30 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Distamben kurang berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Curug sehingga tiba-tiba instalasi sudah dipasang pada rumah tangga sasaran tanpa berkoordinasi dengan Kecamatan Curug. Selain koordinasi, pemberian informasi yang sangat cepat dan tepat waktu juga sangat penting dalam pelaksanaan program listrik gratis. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I4.1 “Sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa kelurahan curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi dengan pa lurah juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga dapat program tersebut. akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada kelurahan lain yang ada di Kecamatan Curug”. (Wawancara dengan I4.1, 24 Juli 2016, Pukul 10.00 Wib, bertempat di Kantor Kelurahan Curug Kecamatan Curug Kota Serang) 100 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa program listrik gratis sudah ada sejak lama. Namun terkendala pada pergantian staf kelurahan kemudian di tahun 2014 informan menanyakan informasi kepada kelurahan yang lain. Serupa dengan yang dikatakan oleh I4.3 “Itu sejak tahun berapa ya kita juga telat tahunya, baru tahu tahun 2013 kemudian kita ngajuin baru ditahun 2014 kita dapet realisasi”. (Wawancara dengan I4.3, 24 Juni 2016, Pukul 15.00 Wib, bertempat di Kantor Kelurahan Cipete Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa informan telat informasi, informan mengetahui ada program pada tahun 2013. Dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana dalam program listrik gratis ini terdapat koordinasi dan komunikasi antara pihak Distamben Provinsi Banten dan pihak Kecamatan Curug namun koordinasi yang dilakukan kurang begitu optimal sehingga menyebabkan beberapa kelurahan yang berada di Kecamatan Curug mengalami keterlambatan informasi tentang listrik gratis. 5. Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana Menurut Van Metter dan Van Horn (1974) menjelaskan disposisi bahwa implementasi kebijakan diawali penyaringan (befiltered) lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana (implementors) dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain 101 terdiri dari pertama, pengetahuan (cognition), pemahaman dan pendalaman (comprehension and understanding) terhadap kebijakan. Kedua, arah respon mereka apakah menerima, netral atau menolak (acceptance, neutrality, and rejection). kemudian ketiga, intensitas terhadap kebijakan. Dalam pelaksanaan program listrik gratis, Distamben dituntut untuk mampu memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat atau rumah tangga yang menjadi sasaran program listrik gratis. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1 “Kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya. Jadi pemahaman tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa masyarakat diberi pemahaman saat sosialisasi berlangsung serta mengundang narasumber terkait guna memberikan pemahaman lebih pada masyarakat atau rumah tangga sasaran program. Hal Serupa yang diucapkan oleh I1.2 “Jadi dengan sosialisasi, nah pada saat sosialisasi dari awal kita jelaskan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal karena kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah tangga yang miskin, sedangkan program ini terbatas. Dijelaskan lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya. Kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya 102 jangan dikasih nanti akan datang petugas-petugas pada rumah tangga”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas Pertambangan Energi dan Pertambangan Provinsi Banten memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi. Masyarakat diberi himbauan bahwa apabila ada tindak kecurangan agar melapor pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. Hal serupa diungkapkan juga oleh I5.7 “Ya dikasih tahu ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu”. (Wawancara dengan I5.7, 24 Juni 2016, Pukul 15.00, bertempat di Kp.Buah Kel.Cipete Kec. Curug Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa penerima program listrik gratis diberitahu oleh Dinas Pertambangan dan Energi kalau program ini bersifat gratis tidak ada pungutan biaya apapun. Dapat peneliti simpulkan bahwa sikap atau kecenderungan (disposisi) para pelaksana dalam program listrik gratis ini, Distamben Provinsi Banten telah melakukan sosialisasi kepada bakal calon penerima hibah program listrik gratis. Serta Distamben Provinsi Banten memberikan pemahaman juga himbauan lebih kepada masyarakat bahwa hibah tersebut bersifat gratis tidak dipungut biaya. 103 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif. Diantaranya lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Ketiga lingkungan tersebut haruslah mendukung sebuah program yang akan dikeluarkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.2 “Reaksi rumah tangga kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis merasa senang. Sedangkan yang tidak akan dijelaskan secara baik-baik oleh pihak kelurahan. Hal serupapun diungkapkan oleh I2.1 “Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan menghadap ke camat dan memang sudah fatal ya akan dibawa ke polsek atau pihak berwajib”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.00 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa ada kecemburuan sosial antara masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan. Namun demikian mereka diberikan pengertian oleh aparat dikelurahan sehingga reaksinya masih bisa diredam. Tetapi jika tidak bisa diredam, bisa datang untuk menghadap kepada camat atau diselesaikan dipihak yang berwajib. 104 Kondisi ekonomi masyarakat yang menjadi sasaran program listrik gratis adalah masyarakat dalam kategori prasejahtera. Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.2 “Kondisi ekonomi yang mendapatkan miskin atau tidak mampu. Nah ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa kondisi ekonomi bagi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis adalah masyarakat yang tidak mampu untuk memasang sendiri ke PLN. Hal serupa diungkapkan oleh I2.1 “Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu”. (Wawancara dengan dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.00 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa kondisi ekonomi yang mendapatkan program listrik gratis adalah masyarakat yang membutuhkan. Dapat peneliti simpulkan bahwa lingkungan ekonomi, sosial dan politik dalam program listrik ini yang mana masyarakat dengan kategori prasejahtera dan ekonomi tidak mampulah yang mendapat program listrik gratis ini. Serta lingkungan sosial yang kondusif dan tidak adanya unsur politik atau kekuasaan dalam program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. 105 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian adalah mencakup lebih lanjut dari hasil analisis data yang ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait masingmasing indikator teori dari Van Metter dan Van Horn dapat diketahui yaitu Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Agen Pelaksana, Komunikasi antara Organisasi dan aktivitas pelaksana, Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik. Kemudian untuk mengetahui juga faktor-faktor penunjang apa saja yang membuat program listrik gratis ini dapat berjalan dan faktor-faktor penghambat apa yang membuat terhambatnya program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Berikut adalah pembahasan dari masing- masing indikator dalam penelitian “Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang” 4.4.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan Berdasarkan pemaparan diatas mengenai Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang dapat diketahui bahwa ukuran dan tujuan kebijakan merupakan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana program. Dimana dinas pertambangan dan energi Provinsi Banten adalah sebagai penanggung jawab dari program listrik gratis ini. Sebuah program dikatakan sudah berhasil apabila sudah mencapai target yang di tetapkan sebelum pelaksanaan. Apabila berhasil maka tujuan dari program tersebut bisa tercapai dengan optimal. 106 Adapun ukuran dan tujuan pada program listrik gratis ini, tujuan secara khususnya dari program ini adalah untuk meningkatkan rasio eletrifikasi yang ada di Provinsi Banten. Rasio eletrifikasi adalah perbandingan rumah tangga berlistrik dibagi dengan jumlah rumah tangga total. Di Provinsi Banten, jumlah rasio elektrifikasinya sudah mencapai 90% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi di provinsi lain. Selain bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten, tujuan secara umum dari program listrik gratis ini juga adalah sebagai rasa kemanusiaan untuk membantu rumah tangga pra sejahtera dibidang penyediaan akses energi listrik bagi rumah tangga yang membutuhkan dan tidak mampu untuk membeli sendiri pada Perusahaan Listrik Negara atau PT PLN. Sasaran dari program listrik gratis ini adalah rumah tangga dengan kategori pra sejahtera. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten memiliki target 25.000 sambungan rumah tangga setiap tahunnya yang ingin dicapai. Namun pada kenyataannya data pada Bab I Halaman 06 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan belum mencapai 25.000 sambungan rumah tangga. Artinya, jika sebuah program belum mencapai target yang ditetapkan maka program tersebut belum bisa dikatakan berhasil atau tidak maksimal. 4.4.2 Sumber Daya Sumber daya terbagi dalam tiga jenis diantaranya sumber daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya waktu. Ketiga sumber daya ini adalah sebagai penunjang keberhasilan program listrik gratis. Dalam 107 pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, aparatur yang melaksanakan program tersebut selain Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, adapun Kelurahan Curug, Cipete dan Sukalaksana atau Kecamatan Curug yang menjadi objek sasaran program dan Dinas Tata Kota Kota Serang. Selain SKPD terkait yang melaksanakan program tersebut, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten juga memiliki tim khusus yang ditunjuk langsung untuk mendata dan memverifikasi nama-nama calon rumah tangga sasaran program dan sampai pada pengawasan instalasi rumah tangga sasaran. Tim pendataan dan verifikasi tersebut adalah konsultan perencanaan yang melakukan survei langsung ke rumah tangga yang telah diajukan dalam proposal pengajuan hibah program listrik gratis. Layak tidaknya rumah tangga tersebut mendapatkan program listrik gratis itu dipertimbangkan oleh tim konsultan perencanaan dan Dinas Pertambangan dan Energi saat verifikasi kembali. Namun dalam pelaksanaan pemasangan instalasi rumah tangga, Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten melakukan sistem lelang. Perusahaan atau kontraktor yang memenangkan lelang tersebutlah yang akan melakukan pembangunan atau pemasangan instalasi rumah tangga. Dalam hal ini peneliti tidak diberitahu perusahaan mana yang memenangkan tender dan melaksanakan pemasangan instalasi tersebut oleh informan penelitian. Selain pendataan calon rumah tangga sasaran program listrik gratis sampai pada pembangunan instalasi rumah tangga, pengawasan terhadap pembangunan instalasi rumah tangga juga dilakukan oleh pihak lain, dimana 108 pihak lain ini adalah konsultan pengawas yang ditunjuk langsung oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten untuk mengawasi pembangunan instalasi rumah tangga. Konsultan pengawas ini dipantau atau dimonitoring secara langsung oleh Dinas Pertambangan dan Energi selaku penanggung jawab program listrik gratis di Provinsi Banten. Alasan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten menunjuk konsultan pengawas karena keterbatasan tenaga dan jumlah rumah tangga sasaranpun sangat banyak sehingga diperlukan konsultan pengawas untuk mengawasi lebih detail pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. Namun Dinas Pertambangan dan Energi juga tetap memonitoring atau mengawasi langsung pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan pengawasan. Sumber daya yang kedua adalah sumber daya financial atau keuangan. Dalam program listrik gratis ini anggaran yang digunakan untuk program listrik gratis adalah Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah Provinsi Banten. Menurut berita acara serah terima barang/ jasa program listrik gratis biaya anggaran instalasi rumah untuk satu rumah tangga sasaran adalah senilai Rp. 687.640,- dan untuk biaya sambungan rumah untuk satu rumah tangga sasaran adalah senilai Rp. 359.534,- untuk pembayaran biaya penyambungan listrik dan stroom awal dibayarkan pada PT. PLN. Namun amat disayangkan keterbatasan anggaran yang diberikan dari pemerintah Provinsi Banten membuat terbagi-baginya kuota realisasi listrik gratis. Prioritas utama realisasi listrik gratis adalah 109 lebih memprioritaskan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak seperti yang sudah dipaparkan melalui tabel Bab satu (1), Tabel 1.1, Halaman 06 menjelaskan bahwa Kabupaten Pandeglang dan Lebak sangat diprioritaskan oleh Dinas Pertambangan dan Energi mempertimbangkan bahwa masyarakat yang ada dipedesaan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak itu lebih membutuhkan akses energi listrik bila dibandingkan dengan masyarakat Kota Serang. Seperti pada tabel dibawah ini adalah jumlah realisasi listrik gratis di Kota Serang tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Tabel 4.3 Jumlah Realisasi Listrik Gratis Tahun 2010-2015 Di Kecamatan Curug, Kota Serang Nama kelurahan Curug Tinggar Kemanisan Cipete Cilaku Pancalaksana Sukawana Sukalaksana Curugmanis Sukajaya Total Kecamatan Curug 2010 2011 40 50 40 50 50 44 Tahun 2012 2013 45 50 28 50 30 65 45 2014 35 55 35 59 35 50 50 78 150 174 173 249 238 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, 2016 2015 71 44 32 56 27 230 Sumber daya terakhir adalah sumber daya waktu, program listrik gratis ini sudah ada sejak Kota Serang masih menjadi Kabupaten Serang dari 110 sejak tahun 2003. Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas Dari tahun 2010 sampai tahun 2015, Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana masing-masing hanya terjadi satu kali realisasi dalam lima tahun berjalannya program setiap tahunnya. Ada beberapa hal alasan kenapa Kelurahan Curug hanya mendapat satu kali realisasi di Tahun 2015, ini dikarenakan staf kelurahan curug yang mengajukan proposal pada tahun 2010 tidak mengerti akan mekanisme pengajuan program listrik gratis. Saat tahun 2013 ada pergantian staf kelurahan kemudian staf tersebut menanyakan kepada kelurahan lain yang sudah mendapatkan realisasi listrik gratis tersebut. Barulah pada tahun 2015 Kelurahan Curug mendapatkan realisasi listrik gratis. Kemudian alasan Kelurahan Cipete adalah disebabkan karena program listrik baru masuk ke Kelurahan Cipete pada tahun 2013. Kemudian ditahun yang sama pula Kelurahan Cipete mengajukan proposal, dan ditahun 2014 Kelurahan Cipete mendapatkan realisasi sebanyak 35. Sedangkan Kelurahan Sukalaksana hanya satu kali mendapatkan realisasi ditahun 2010 karena ditahun selanjutnya tidak ada pihak kelurahan atau staf yang mengajukan proposal kembali. Staf kelurahan yang digantikan oleh staf yang barupun tidak mengetahui mekanisme pengajuan proposal program listrik gratis dan cenderung tidak peduli terhadap gejolak masyarakat yang belum mendapatkan program listrik di Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang. 111 Selain beberapa kendala realisasi ditahun 2010 sampai 2015, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten juga memiliki target 25.000. berdasarkan data pada Bab 1 halaman 06 Tabel 1.1 sambungan rumah tanggapun tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Waktu yang ditetapkan setiap tahunnya 25.000 sambungan rumah tangga, akan tetapi data yang peneliti dapatkan pada tahun 2010 sampai 2014 dari Dinas Pertambangan dan Energi pada kenyataannya tidak mencapai target. 4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana Selain Dinas Pertambangan sebagai penanggung jawab penuh atas program listrik gratis, peran aparatur lainnya juga berpengaruh penting dalam program listrik gratis ini. Selain Kecamatan Curug sebagai objek sasaran program, Dinas Tata Kota Kota Serang juga sebagai pemberi data. Dinas Tata Kota melakukan pendataan ke seluruh rumah tangga berlistrik dan yang belum berlistrik di wilayah Kota Serang di seluruh Kecamatan dan Kelurahan yang ada di wilayah Kota Serang. Setelah pendataan selesai, barulah diberikan kepada kelurahan atau kecamatan dan ke Distamben Provinsi Banten. Selain peran para aparatur pelaksana program listrik gratis, normanorma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan adalah aturanaturan atau syarat-syarat yang ada dalam mekanisme sistem pengajuan program listrik gratis. Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini adalah dengan pengajuan satu kelurahan satu proposal dengan melampirkan foto 112 copy KTP kepala keluarga yang akan diajukan. Setelah itu diserahkan melalui RT ke sekretaris kelurahan kemudian barulah di berikan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. Dalam realisasi program listrik gratis, fasilitas sambungan listrik rumah tangga diberikan melalui lurah yang tercantum dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah Antara Pemerintah Provinsi Banten dengan Kelurahan yang menjadi sasaran program listrik gratis. Serta Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa yang didalamnya memuat komponen serta jumlah harga spesifikasi barang instalasi rumah yang ditandatangi oleh Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sebagai pemberi dan Kelurahan sebagai penerima program. 4.4.4 Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitasi Pelaksana Koordinasi adalah bentuk atau cara komunikasi yang baik dalam pelaksanaan sebuah program kebijakan. Karena tanpa koordinasi program tersebut tidak berjalan secara optimal. Koordinasi yang dilakukan antara Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Banten, Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Kota Serang, Konsuil Banten dan PT. PLN adalah dengan saling kroscek data. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten mengundang rapat seluruh Dinas Tata Kota dan Tata Ruang seluruh Provinsi Banten baik itu Kabupaten/Kota untuk memberitahukan berapa kuota rumah tangga yang diberikan untuk masing-masing wilayah yang ada di Provinsi Banten. 113 Namun sejak tahun 2010 sampai 2013, antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan Dinas Tata Kota Serang hanya berkoordinasi saja tanpa memberikan data. Ini disebabkan karena Dinas Tata Kota Serang sejak tahun 2010 sampai 2013 tidak memiliki bidang energi ketenagalistrikan. Sejak tahun 2014 barulah Dinas Tata Kota Serang memiliki bidang tersebut. kemudian ditahun 2014 barulah Dinas Tata Kota Serang melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang belum memiliki listrik. Konsuil Banten adalah pemeriksa instalasi listrik yang sudah dikerjakan oleh kontraktor. Dimana peran konsuil adalah sebagai pemberi sertifikat laik operasi bagi rumah tangga sasaran yang sudah dipasang oleh instalasi rumah oleh kontraktor. Konsuil sendiri akan mengecek satu persatu rumah tangga yang sudah terpasang instalasi listrik dirumahnya. Fungsi pengecekan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh Konsuil ini adalah untuk mengetahui apakah kontraktor tersebut memasang instalasi rumah sudah dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak, kemudian komponenkomponen yang digunakan oleh kontraktor guna memasang instalasi tersebut apakah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau tidak, membahayakan bagi rumah tangga tersebut atau tidak. Jika sudah benar dan sesuai dengan SNI maka Konsuil akan memberikan Sertifikat Laik Operasi (SLO) itu akan diberi tahukan kepada Distamben dan PT. PLN. Setelah pemeriksaan dan Konsuil Banten memberikan SLO, maka tugas terakhir adalah PLN untuk 114 menyambungkan aliran listrik atau stroom awal ke setiap rumah tangga yang sudah diberikan SLO oleh Konsuil Banten. 4.4.5 Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) Para Pelaksana Dalam pelaksanaan program listrik gratis, sikap para pelaksana dituntut dapat memberi pemahaman lebih kepada masyarakat. Pemahaman tersebut dibentuk saat sosialisasi, saat sosialisasi masyarakat diberikan pemahaman-pemahaman tentang program listrik gratis. Bahwa listrik gratis adalah bantuan hibah dari pemerintah provinsi banten yang mana dalam hal ini melalui Distamben Provinsi Banten menghimbau dan menenkankan kepada masyarakat bahwa program ini secara gratis diberikan kepada masyarakat atau rumah tangga sasaran. Masyarakat juga dihimbau jika ada oknum-oknum yang tidak bertanggung dengan meminta biaya administrasi atas nama kelurahan atau kecamatan atau Distamben jangan dikasih. Masyarakat yang diundang saat sosialisasipun masyarakat yang bakal calon penerima program listrik gratis. Umumnya masyarakat kini sudah mengerti akan program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten. Namun dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten hanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bakal calon saja. Artinya Dinas Pertambangan dan Energi tidak melakukan sosialisasi secara besar-besaran kepada seluruh kecamatan/kelurahan sehingga tidak semua kelurahan tahu akan adanya program listrik gratis. Kemudian pemahaman 115 akan pengajuan proposal yang dibuat oleh pihak kelurahanpun tidak semua pihak kelurahan memahaminya. Disini sikap Dinas Pertambangan dan Energi yang kurang terbuka memberikan informasi mengenai realisasi yang tidak setiap tahun direalisasi atau mengapa hanya beberapa yang di realisasi dari sekian jumlah yang mengajukan proposal. Serta kurangnya memberikan pemahaman yang lebih kepada pihak kelurahan untuk menjelaskan kapan dan bagaimana proposal pengajuan itu diajukan sehingga Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana mengalami sehingga ketiga kelurahan tersebut mengalami keterlambatan informasi dan realisasi. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten seharusnya bisa lebih terbuka dan memberikan pemahaman lebih kepada pihak kelurahan akan informasi yang semestinya diinformasikan kepada kelurahan. Sehingga pihak kelurahan dapat melaksanakan program dan masyarakatpun paham akan yang terjadi saat ini sehingga tidak bertanya-tanya terus menerus kepada pihak kelurahan. 4.4.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Lingkungan ekonomi atau kondisi ekonomi rumah tangga yang mendapatkan program listrik gratis ini sesuai dengan tujuan secara umumnya adalah membantu rumah tangga pra sejahtera yang sangat membutuhkan dan tidak mampu untuk memasang sendiri ke PT.PLN. Jadi, masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis ini adalah rumah tangga dengan kategori pra sejahtera. 116 Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten menyatakan dalam wawancara kepada peneliti bahwa dalam memverifikasi rumah tangga yang diajukan dalam proposal semua indikator kemiskinan dari berbagai sumber seperti yang sering digunakan untuk sensus ekonomi dan indikator kemiskinan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun dalam hal ini artinya Dinas Pertambangan dan energi tidak memiliki indikator khusus selain pra sejahtera/ketidakmampuan untuk memasang sendiri ke PT.PLN untuk program listrik gratis. Jika melihat dari sisi wilayah, Kecamatan Curug adalah wilayah yang sangat dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun akan tetapi masih banyak masyarakat di Kecamatan Curug dengan kategori penduduk miskin sebanyak 2.524 Jiwa dari total penduduk 49.665 dan 735 rumah tangga yang belum berlistrik. Data tersebut tentu amat disayangkan mengingat keberadaan Kecamatan Curug berada di wilayah Kota Serang namun setelah peneliti mengkonfirmasi kembali kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, apakah setelah diberikan program listrik gratis berpengaruh pada tingkat kemiskinan ataupun perekonomian di Kecamatan Curug. Jawabannya ialah belum adanya studi khusus yang meneliti kembali apakah setelah adanya program listrik gratis berpengaruh atau tidak pada kemiskinan di Kecamatan Curug. Memang seharusnya ada studi khusus kembali yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten untuk mengetahui bahwa setelah adanya program listrik berpengaruh walaupun tidak terlalu banyak tapi 117 setidaknya bermanfaat terhadap pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat yang menerima hibah program listrik gratis ini. Selain itu kondisi sosial dan politik di wilayah Kecamatan Curug juga sangat mendukung program listrik gratis. Masyarakat yang kondusif dan tidak ada unsur kekuasaan didalam penyeleksian data instalasi rumah tangga sasaran. Semua kembali pada verifikasi data yang dilakukan oleh pihak Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, terlepas didalam proposal tersebut terdapat nama-nama rumah tangga yang memiliki kekerabatan dengan pihak kelurahan atau kepala desa setempat. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, tetap menjalankan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. 4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Program Listrik Gratis Dalam implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, adapun faktor pendukung dan penghambat program listrik gratis ini antara lain Kecamatan Curug, dimana Kepala Camat Curug sangat mendukung program listrik gratis ini dan sangat memahami benar alasan program listrik gratis yang setiap tahunnya berbeda-beda jumlah realisasi yang diberikan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi. Namun disisi lain faktor penghambat juga sangat mempengaruhi tidak mulusnya implementasi program listrik gratis ini, antara lain sumber daya finansial yang dimaksud adalah keterbatasannya anggaran yang diberikan dari pemerintah Provinsi Banten menyebabkan terbagi-baginya kuota realisasi listrik gratis, sehingga 118 masyarakat di Kota Serang khususnya di Kecamatan Curug lebih sedikit mendapatkan realisasi. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Banten lebih memprioritaskan pada daerah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Faktor penghambat lainnya yaitu kurang optimalnya komunikasi antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan pihak kelurahan dalam memberikan pemahaman lebih tentang mekanisme atau tata cara pengajuan proposal program listrik gratis ini. Meskipun Distamben Provinsi Banten telah melakukan sosialisasi, masih ada beberapa kelurahan yang belum paham atau enggan menanyakan mekanisme pengajuan listrik gratis bagi rumah tangga di kelurahannya. Hal ini yang terjadi pada Kelurahan Sukalaksana, pihak kelurahan yang cenderung cuek dan enggan menanyakan hal-hal terkait dengan mekanisme pengajuan proposal program listrik gratis. Padahal di masyarakat sudah ada sedikit gejolak sosial, antara kelurahan satu dengan kelurahan yang lain. Jika Distamben Provinsi Banten lebih memberikan pemahaman ataupun komunikasi secara personal kepada pihak kelurahan yang mengalami keterlambatan realisasi maka kelurahan tersebut tidak akan mengalami keterlambatan informasi atau keterlambatan dalam realisasi. 119 120 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah peneliti paparkan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug cukup berhasil namun belum sepenuhnya optimal, dikarenakan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kendala-kendala dan usaha yang dilakukan belum mampu memenuhi enam indikator dari implementasi kebijakan publik menurut Van Metter dan Van Horn. Pada tahap Ukuran dan Tujuan Kebijakan, target yang ingin dicapai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebesar 25.000 sambungan rumah tangga, namun berdasarkan data yang diperoleh peneliti, hanya pada tahun 2015 saja yang mencapai target 25.000 sambungan rumah tangga sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2014 hampir mencapai 25.000 sambungan rumah tangga tetapi belum mencapai target 25.000 sambungan rumah tangga. Kemudian dapat dikatakan tujuan kebijakan tersebut sudah tercapai. Kemudian Pada tahap sumber daya, anggaran yang terbatas membuat terbagi-baginya kuota realisasi listrik gratis dengan daerah lain yang lebih membutuhkan seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Sehingga menyebabkan tidak singkronnya antara jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran dengan jumlah realisasi. Pada tahap sikap dan kecenderungan para 120 121 implementor pelaksana, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten kurang memberi pemahaman lebih dan cenderung tertutup untuk memberikan alasan kepada pihak kelurahan yang belum menerima realisasi program listrik gratis. Pada tahap karakteristik agen pelaksana, Distamben Provinsi Banten sudah berhasil menggunakan indikator kemiskinan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah maka dari itu kriteria sasaran yang diharuskan adalah rumah tangga dengan kategori prasejahtera. Kemudian pada tahap komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana, koordinasi yang dilakukan sudah ada namun kurang optimal antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan Kecamatan Curug menyebabkan pihak kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Curug mengalami keterlambatan informasi tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug. Kemudian pada tahap lingkungan ekonomi, sosial dan politik sudah berhasil karena secara target sasaran program ialah masyarakat Kecamatan Curug dengan kategori prasejahtera sehingga didalam pelaksanaan program listrik tersebut tidak ada unsur kekuasaan dalam penyeleksian instalasi rumah tangga. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dalam implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, adapun saran-saran tersebut sebagai berikut: 122 1. Sebaiknya, jumlah anggaran yang diajukan agar dilebihkan supaya pembagian listrik gratis lebih adil dan tidak hanya memprioritaskan hanya pada satu daerah saja. Sehingga kebutuhan akan penyediaan energi listrik bisa merata ke semua penjuru daerah yang ada di Provinsi Banten, agar target 25.000 sambungan pertahun dapat terpenuhi. Sehingga ukuran dan tujuan dari kebijakan program listrik gratis dapat tercapai secara optimal. 2. Sebaiknya, dinas pertambangan dan energi lebih terbuka dan memberikan pemahaman lebih serta memberikan informasi kepada pihak kelurahan yang sampai saat ini belum mendapatkan realisasi ataupun mengalami keterlambatan realisasi. Mengingat, ada beberapa warga kelurahan yang belum menerima realisasi program listrik gratis (Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana) yang tidak mengetahui penjelasan secara rinci terkait belum direalisasikannya listrik gratis, sehingga komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana dapat tercapai secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. . 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan. 2005. Manajemen Strategi (Manajemen Strategi Konsep) Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: FISIP UI. Islamy, M. Irfan. 2007. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rosdakarya. . 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Press Group. Nazir, 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nugroho D, Riant. 2003. KEBIJAKAN PUBLIK Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA . 2012. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Subarsono. 2005. ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK KONSEP, TEORI DAN APLIKASI. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Wahab. 2012. ANALISIS KEBIJAKAN dari Formulasi ke Penyusunan Modelmodel Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Winarno, Budi. 2014. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Center Of Academic Publishing Service. Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumber Dokumen: Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Katalog BPS 1102001.3673, Kota Serang Dalam Angka Tahun 2015 Katalog BPS 1101002.3673.010, Statistik Daerah Kecamatan Curug Tahun 2015 Sumber Lain: Skripsi Puspitoningrum, Ilhami Dyah. Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMP Negeri 1 Polokarto Tahun Ajaran 2008/2009. SKRIPSI. Program Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: 2009 Tesis Iqbal, Hasbi. Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di Kabupaten Kudus. TESIS. Program Studi Magister Ilmu Administrasi Negara Pascasarjana Universitas Dipenogoro. Semarang: 2008. Jurnal Aneta, Asna. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK VOL.1 NO.1 Tahun 2010. Universitas Negeri Gorontalo: 2010. Puluhulawa, Jusdin. Implementasi Kebijakan Pendidikan Studi Kasus di Provinsi Gorontalo. JURNAL. Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo Program Studi Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu. Gorontalo: 2013 Website: indopos.go.id diunduh pada : sabtu, 26 maret 2016, 10.08 wib https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=599441843501700&id=53699 1779746707, diunduh pada 25 maret 2016, 20:40 wib http://www.pelita.org.id/baca.php?id=97228 https://googleweblight.com/?lite_url=https://detikposbanten.wordpress.com/&ei=s mqcgmx8&lc=idid&m=69&host=www.google.co.id.&ts=1462075327&sig=ap4536wp4up8mwmy jk4udxlprw2rucb6w http://googleweblight.com/?lite_url=http://pencariilmugoresantinta.blogspot.com/ 2012/09/kebijakan-program-dan-proyek.html?m%3di&ei=c4jimzmh&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=14620698io&sig=ap4536w80xj930j d8-vn60iieu4nd5zhlq http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.jppn.com/read/2015/08/30/323285/p asang-listrik-gratis-untuknelayan-dan-warga-tidak-mampu-&ei=nftkks5&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=1462028054&sig=ap4536zotv54pw7hcj9eqw7vdtjatfpag http://googleweblight/?lite_url=http://www.elisakaramoy.com/2014/10/era-barupln-listrik-untuk-kehidupan.html?m%3di&ei=mbg7rsn_&lc=idid&s=i&m=69&host=www.google.co.id&ts=1462021723&sig=ap4536xz4_nm52 luss2fhhrjcutjrvkkwq https://googleweblight.com/?lite_url=https://guntarabanten.wordpress.com/pemek aran-kota-serang-langkah-awal-memajukan-banten/&ei=uX_kfF25&lc=idID&s=1&m=69&host=www.google.co.id&ts=1466512279&sig=AKOVD67ILpf unOq8zLFgVevXaZaFfcGCBSw http://googleweblight.com/?lite_url=https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/ 04/13/implementasi-kebijakan-publik-model-van-meter-van-horn-the-policyimplementation-process/&ei=2yHa_nZb&lc=idID&s=18m=69&host=www.google.co.id&ts=1466923222&sig=AKOVD658b1ia9165Vjb4fYynjiF3TzxiA MEMBER CHECK Nama Informan Pekerjaan/Jabatan : Kesumba, ST : Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten Kode Informan : I1.1 Waktu : 22 Juli 2016 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: pemberian listrik gratis kepada masyarakat yang membutuhkan terutama dengan kategori miskin. 2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini? Jawab: kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio elektrifikasi, nah kebetulan lisdes atau listrik gratis ini ada sejak 2003 dan rasio nya masih sekitar 48% nah kalau sekarang ada peningkatan 90% ada pengaruh sedikitlah dari lisdes ini atau listrik gratis ini walaupun tidak berpengaruh besar. selain itu juga perbandingan dengan provinsi lain di Banten sangat besar rasio eletrifikasinya sudah masuk kedalam 5 besar dan diatas rata-rata rasio elektrifikasinya, kalau provinsi yang lain paling hanya 75%. Nah kalau tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya bisa buat penerangan segala macam. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia. 4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis? Jawab: iya kita pake undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan 5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? Jawab: Ya, ada. 6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? Jawab: ya tadi tahun 2003 ya 7. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: kalau kesiapan, ya kan kita ada persiapan tahap perencanaan pembangunan dan tahap pelaksanaan atau tahap akhir. Nah biasanya kan sebelumnya ada perencanaan atau pendataan calon konsumen atau calon penerima program, iya proposal yang masuk kita seleksi dari desa atau kelurahan yang masuk memenuhi syaratkah atau tidak. Syarat tersebut bisa dari sosial ekonominya dan teknisnya juga, nah teknisnya apakah ada jaringan disitu. Nah mereka sudah pasang listrik apa belum atau dulunya pernah pasang listrik atau tidak nah itu tidak boleh. Nah itu dicek seperti itu dari pendataan baru pada saat tahun sebelumnya kita buat DPA atau Dokumen Penyusunan Anggaran, nah datadata tersebut kita masukan untuk ditahun depan nah berapa konsumen dan disesuaikan juga dengan anggaran yang kita peroleh. Nah nanti kan ada tahap persiapan, ada rapat-rapat, tahap pelelangan siapa pemenangnya barulah tahap pelaksanaan. Kemudian paling kita lebih banyak koordinasi ke kontraktor pelaksana, nah kalau di lisdes ini atau listrik gratis ini namanya IR atau Instalasi Rumah jadi kontraktor tersebut yang masang instalasi rumah semuanya sudah ditentukan RAB nya nah mereka yang ngejalanin. Kalau pelaksanaan itu kan kita butuh monitoring, nah makanya ada monitoring di pengawasan kalau tidak ada monitoring kan takutnya menyimpang. Namanya dilapangan kan ada saja penimpangan tapi Alhamdulillah bisa diatasi. Nah setelah instalasi rumah selesai ada lagi namanya SR atau Sambungan Rumah, itu yang melaksanakan PLN jadi mau nyala atau tidak tergantung PLN. Sebenarnya kalau di lisdes ini yang paling penting itu adalah IR nya atau instalasi rumah, kemudian kan nanti di cek ada masa pemeliharaan takut ada yang belumnya nyala itu di cek lagi. Tapi nanti sebelumnya ada pengujian lagi namanya SLO atau sertifikat laik operasi jadi sebelum PLN masuk untuk menyalur listrik dari jaringan oleh Konsuil nah setelah pengerjaan IR tersebut instalasi bener ga sesuai standart engga, sambungannya bener engga, konslet engga, kebakar engga. Setelah beres baru mereka memberikan sertifikat laik operasi biasanya dirumah itu suka dipasang stiker oleh konsuil telah selesai nanti PLN masuk gitu. 8. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Jawab: kalau sarana prasarana kita sih yang ada ya, biasanya kan kalau lisdes ini kan kedaerah ya paling kita butuh yang mobile, butuh tenaga yang banyak untuk memonitoring. Makanya ada konsultan pengawasan, kan itu membutuhkan kendaraan yang cukup juga, bahkan sampai nginep juga. Nah untuk jalan juga kan namanya juga desa ya ada yang bagus ada yang engga apa adanya gitu. 9. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya? Jawab: iya cukup menunjang untuk sarana prasarananya. 10. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: dari APBD Provinsi Banten 11. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Jawab: tergantung ya, kita ada rencana jangka menengah yang secara 5 tahun nah 125rb rumah tangga nah setiap tahunnya 25ribu rumah tangga nah kita acuan itu harus terpasang. Jadi total rumah tangga itulah yang kita anggarkan. Kemudian kan dari sosialisasi juga kan dianggarkan. Untuk fisiknya, misalnya alat-alat kelistrikannya kalau pada naik kan kita naikin anggarannya. Untuk biaya penyambungan ke PLN, kalau mengalami kenaikan kan pasti ada penambahan dan yang mengatur anggaran itu program. Nah kalau besarannya yang pasti saya lupa tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya itu seperti terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800rb’an itu untuk biaya penyambungannya dengan 450watt. 12. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Jawab: ya selama ini cukup. Biasanya kan kalau dilelang itu kan ada namanya pagu anggaran atau harga spek khususnya gitu nah kalau sudah kontrak kan harganya memang lebih murah lagi jadi bisa efisiensi beberapa persen. Nah kalau ada sisa dari efisiensi anggaran tersebut kita tergantung dari TPKD apakah dikembalikan lagi pad akas daerah atau dimanfaatkan kembali tapi kita juga nunggu program dulu bagaimana caranya dan keputusannya. Apakah dimanfaatkan kembali untuk lisdes lagi dengan konsumen yang lain atau untuk kegiatan lain selain lisdes atau program listrik gratis ini. Tapi selama ini sampai tahun 2015 itu udah cukup tidak ada penambahan lagi. 13. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? Jawab: ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait, distamben kan kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa level bawah seperti ketua RT. Karena kan kita harus koordinasi ya. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah kabupaten/kota punya juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel data antara kabupaten serang dengan provinsi banten karena pernah ada data dobel kejadian di kabupaten serang itu mah jadi ada satker dari PLN karena satker itupun ada program listrik gratis ini lisdes nah jangan sampai kota serang seperti itu dan yang terakhir adalah PLN area serang. 14. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? Jawab: iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan nah mereka juga punya personel untuk monitoring survey dilapangan apakah sudah sesuai dengan perencanaan disamping ada laporan dari tim pengawasan. Misalnya ada temuan lapangan nanti dilaporkan kepada PPTK nanti konsultan pengawasan itu komplen ke pelaksana nanti ada perbaikan. Jadi memang harus ada orang survey atau memonitoring pelaksanaan ini memang. Nah kalau pelaksanaanya setelah pelelangan kontraktor masuk untuk pemasangan IR ini setelah selesai kemudian baru konsuil masuk untuk melihat laik atau tidaknya sesuai standart yang sudah ditentukan atau tidak SNI atau tidak aman atau tidak bagi rumah tangga tersebut barulah nanti konsuil memberikan surat laik operasi. Nah caranya nanti konsuil itu memasang stiker jadi PLN sudah tau bahwa rumah tersebut sudah diperiksa oleh konsuil. 15. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari luar? Jawab: kalau tim pembangun nah itu dari kita sendiri, tapi kita juga terbatas ga bisa kita sedetail mungkin nah makanya dikita ada pengawasan yang dilakukan oleh konsultan pengawasan. nah yang konsultan pengawasan inilah yang bekerja sedetail mungkin ngawasin pekerjaan mereka dari peralatan sampai selesai, kadang kita juga bertanya-tanya bener ga dia kerja ga nih pengawas ini nah kita ngawasin mereka. Pernah kita kelokasi ada temuan tapi mereka tidak ada nah kita komplen tuh ke konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. iya kita kan ada konsultan dari luar juga ya, karena kalau kita sendiri semua yang mengerjakan itu kita ga sanggup. Apalagi kan lisdes ini termasuk banyak, kalau misalnya 1 desa atau kelurahan 50 rumah. Paling cepat dirumahnya yang tidak ada flavonnya itu cepet kalau ada flavonnya kan kita harus keatas dulu ya kan butuh waktu lama. Nah konsultan kontraktor itu harus siap harus selalu standby disitu. Kemudian tiap bulan juga kita ada rapat evaluasi untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan IR itu temuannya apa sudah diberesin apa belum jadi sangat penting sekali itu survey karena fungsinya untuk membackup kalau pengawasannya kurang maksimal. 16. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah tangga yang dipasang sudah tercapai. Kalau hambatannya paling dari teknis sih misalnya yang pasangnya asal gitu, kalau secara administrasi yah ada saja yang namanya beda seperti itu. Nah kemudian dari tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kenaikan, dari tahun 2003 kesana saja kita sudah 10rb pemasangan, rasio elektrifikasi juga naik, kemudian anggaran juga mengalami kenaikan dan proposal juga banyak. Tapi ternyata pada ga habis-habis, dibagian perencanaan masih ada aja belum habis. Namanya juga penduduk ya makin berkembang, mungkin anaknya menikah tapi ekonominya masih kategori prasejahtera kemudian mereka belum punya listrik akhirnya ngajuin. 17. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Jawab: kita belum tahu pasti karena sebenernya harus ada studi lagi apakah setelah adanya listrik gratis dari program lisdes ini berpengaruh pada tingkat perekenomian atau kemiskinan di kecamatan curug. 18. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Jawab: iya kita ada kegiatan perencanaan listrik pedesaan hasil pelaksanaannya itu nanti dipakai untuk tahun berikutnya jadi kegiatan fisik jalan, perencanaan juga jalan untuk mencari calon konsumen jadi dalam 2-3tahun bisa dapat jika dalam satu tahun banyak mendata calon konsumen. Nah penyusunan anggaran juga ditahun itu juga sama jadi tahun 2016 untuk 2017 seperti itu. Cuma kita kalau sudah pasti untuk 25ribu pertahun nah kan ada pengesahan segala macam, ditahun berikutnya baru pelaksanaan diawal-awal tahun biasanya. Tim pembangunan itu biasanya ada merencanakan segala sesuatunya kemudian pendukungnya seperti sosialisasi sebelum ada pelaksanaan penyiapan untuk pelelangan nah pertengahan triwulan kedua bulan april baru masuk pelelangan, siapa pemenangnya dari sekitar juni/juli pelaksanaan pembangunan listrik pedesaan dilapangan dan disesuaikan dengan jumlah konsumen dan kontrak. Pada saat jalan itu kan ada pengawasan ada temuan ataupun hambatan dievaluasi disitu sampai akhirnya pelaksanaan IR itu beres setelah SLO ada juga baru PLN masuk untuk pemasangan SR kemudian listrik sudah nyala semua nanti ada masa pemeliharaan kalau sudah selesai semua ya sudah tercapai tujuan kita. 19. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Jawab: dengan proposal yang masuk. Tetapi kan kita koordinasi ke kelurahan dulu. Karena kan melalui lurah nanti diserahkannya fasilitas lisdesnya itu. 20. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan program listrik gratis? Jawab: iya proposal yang mereka ajukan ke kita. 21. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi? Jawab: iya tidak semua seperti yang tadi sudah saya katakan, kemudian pernah ada kendala dari PLN juga keterlambatan realisasi itu dikarenakan kekurangan kabel dan kwhnya/tokennya kurang banyak/kurang lengkap untuk penyambungan SR jadi sampai lintas tahun realisasinya jadi ada beberapa rumah yang pemasangannya lewat tahun karena PLN ga sanggup padahal kontrak sudah jalan jadi masalahnya juga ada dari PLN sendiri, tapi karena orang-orang dan masyarakat taunya distamben provinsi masyarakat komplennya ya ke kita tapi tetap itu kita realisasikan, kita followup terus sampai PLN itu benar-benar pasang. Kita koordinasi ke PLN. 22. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu. 23. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: ya masyarakat sih paham, tapi kadang ada masyarakat yang masih awam token itu kalau mati kan pulsanya berarti habis dan harus beli pulsa jadi anggapannya listrik mati itu karena tokennya bermasalah padahal memang harus beli pulsa lagi. Umumnya sih paham tapi kan ada yang bener-bener lugu banget gitu masyarakat jadi dibohongin masalah gratisnya ini. Tapi kan ada sosialisasi juga. 24. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: iya itu dibagian perencanaan. 25. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur? Jawab: iya dilaporkan ke gubernur lewat kepala dinas, biasanya ada laporan bulanan. Karena gubernur juga suka ninjau, waktu itu ninjau ke tangerang kemudian kita menyerahkan program lisdes ini secara simbolis kepada masyarakat. 26. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur? Jawab: kalau kita kan laporan itu secara kolektif ya diberikan pada program kemudian kepala dinas barulah ke gubernur. 27. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa? Jawab: kalau kita sih laporan fisik dan keuangan menyebutkan laporan itu namanya progress ya, jadi biasanya kepala seksi itu minta laporan ke kita kirakira bagaimana kegiatan sudah sampai mana kemudian dengan keuangan terserap tidak untuk lisdes ini kalau itu sih setiap hari juga ada. 28. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? Jawab: oh iya pasti. 29. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Jawab: ya mereka cooperative mau memberikan data mau berkoordinasi terutama kelurahannya/kepala desanya ya. 30. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Serang, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Jawab: iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti dobel data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut. 31. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: iya ada sosialisasi tentang administrasi dan persyaratan lisdes ini, tapi kita juga menekankan pada sosialisasi bahwa ini kan listrik gratis jadi jangan sampai ada oknum-oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan ini semua. 32. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Jawab: kalau sosialisasi biasanya awal-awal tahun ya sekitar maret-april atau sebelum pelaksanaan pembangunan IR itu 33. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program listrik gratis? Jawab: tentunya masyarakat yang sangat membutuhkan ya dalam artian mereka yang dalam kategori prasejahtera. 34. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Jawab: iya kita usahakan 35. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Jawab: ya kita sih pengennya semua dapat dikecamatan curug ini apalagi kan kp3b berada dikawasan kecamatan curug, Cuma kan kita harus adil dan merata karena proposal juga yang datang banyak. Tetapi ada yang lebih butuh lagi dari kecamatan curug, yaitu daerah kabupaten lebak dan kabupaten pandeglang. Jadi banyak pertimbangannya, kan tiap kabupaten kota itu ada jatahnya, nanti kan dari kota serang inilah dilihat kecamatan mana pokoknya dipertimbangkan segala macamnya. Tapi kita berusaha seadil-adilnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan anggaran yang ada. Kalau semua diabisin dikecamatan curug nanti didaerah lain juga inginnya seperti itu takutnya timbul kecemburuan seperti itu. 36. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? Jawab: tentunya kan kalau orang yang mampu akan memasang sendiri, jadi kita usahakan yang mendapatkan program ini tepat sasaran. 37. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Jawab: pada umumnya mereka siap karena kan mereka diajukan untuk mendapatkan listrik gratis ini berarti mereka sudah sangat siap. Serang, 22 Juli 2016 ( Kesumba, ST ) MEMBER CHECK Nama Informan Pekerjaan/Jabatan : Dodi Iskandar, ST : Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi Banten Kode Informan : I1.2 Waktu : 09 Juni 2016 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: program bantuan yang diberikan pada rumah tangga sasaran yang layak untuk mendapatkan dengan kriteria miskin. Tujuannya supaya rumah tangga tersebut mempunyai akses energi listrik. 2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini? Jawab: yang pertama yaitu penyediaan akses energy listrik pada rumah tangga yang miskin, tujuan kedua yaitu secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi banten. rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga berlistrik dengan rumah tangga total atau presentase. Nah kebetulan kan kalau dibanten sudah tinggi 93% tetapi kalau untuk daerah lebak selatan itu masih kecil. Masih dibawah rata-rata wilayah lain daerah tangerang, serang dan cilegon jadi daerah situ yang lebih banyak kita kasih bantuan agar bisa imbang rasionya. Dan yang ketiga juga itu adalah sebagai rasa keadilan, karna banten itu adalah banyak ditempati pembangkit energi listrik, suralaya cilegon, PLTU Labuan dan nanti juga tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai masyarakat ada yang tidak bisa menikmati listrik padahal pabriknya ada dibanten sendiri. Walaupun kita dapurnya listrik tapi ada masyarakat yang belum berlistrik karna rumah tangga tersebut tidak mampu ya kita bantu. Jangan sampai jomplang. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang. 4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis? Jawab: aturannya banyak, ada permen, ada pergub hibah 5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? Jawab: Ada, tapi karna berbenturan dengan adanya peraturan yang baru jadi dirubah lagi. Tapi kalau prosedur yang bakunya ya seperti ini mekanismenya dari dulu. Nah SOP bikin proposal ini ada di Pergub, pendataan verifikasi nah adalagi di pergub, ada juga namanya Kerangka Acuan Kerja atau KAK. Misalnya pendataan rumah tangga miskin, kalau miskin oke atau kalau engga coret nah itu adanya di KAK. 6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? Jawab: tahun 2003. Saat itu ada perencanaan gubernur “Banten Terang” 7. Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang mulai di laksanakan? Jawab: sebenarnya sejak Kota Serang masih Kabupaten Serang sudah ada program listrik gratis ini sudah kita kasih. 8. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: setahun sebelum pelaksanaan itu kita sudah koordinasi pada dinas terkait seperti kab.serang kab.tangerang, kab.pandeglang, kab lebak itu punya lisdes nah makanya kita koordinasi supaya sasaran yang ada kab.serang misalnya tidak bentrok dengan sasaran desa yang kita tuju. Setelah itu kita lakukan sosialisasi pada tingkat kecamatan serta sosialisasi ke tingkat rumah tangga sasaran (RTS). Jadi ke kecamatanpun kita koordinasi jadi jangan sampai mereka tidak tentang adanya program bantuan ini. 9. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Jawab: Jaringan PLN, yang penting itu adalah jaringan PLN yang ada di desa/rumah tangga sasaran yang akan kita pasang. 10. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya? Jawab: kalau yang ada jaringan ya sudah cukup menunjang, ketika ya sudah dibangun kita akan melakukan pembayarannya ke PLN. Pada saat nama-nama terverifikasi kita masukan ke kab/kota dan ke PLN karna mereka juga siap sedia. Kalau kita kasih bantuan itu 300 maka PLN harus menyiapkan KWH dan kabelkabelnya pun 300. Biasanya itu setahun sebelumnya atau di awal tahun. 11. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: anggaran dari APBD Provinsi 12. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Jawab: dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes itu satu rumah tangga buat masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,4jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran semurah-murahnya dengan barang yang bagus. 13. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Jawab: Ya, sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran kan setahun sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di lelang nih ada sisa. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas Negara. 14. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? Jawab: desa/kelurahan, kecamatan, distamben, instansi terkait di kab serta dinas tata kota 15. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? Jawab: Ada, jadi kita itu mendata 2 kali. Pertama mendata verifikasi proposal. Kedua, sesaat sebelum dipasang kita lakukan verifikasi yang kedua juga. Supaya apa, siapa tahu nama-nama yang diajukan itu pindah rumah itu kita coret dari daftar. 16. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari luar? Jawab: selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna PLN yang tahu teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat. Jumlahnyapun banyak, mereka berteam. Karena setiap tahunnya lisdes ini lebih dari 400 desa pelaksanaannya. Satu rumah tangga ada yang 4 orang. Yah pokoknya banyak lah. 17. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama kontraktor ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancar-lancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya ada lancar-lancar saja. 18. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Jawab: kita sih berharap dengan adanya program ini kesejahteraan masyarakat meningkat. Cuma kalau seperti itu harus dilihat lagi, harus di studi lagi. Setelah adanya program ini balik lagi ke masyarakat. Nah belum melakukan studi itu dan tidak punya data itu. Tapi harapan kita seperti itu. 19. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Jawab: Dari desa/kelurahan mengajukan proposal kemudian ada tembusan ke kecamatan untuk diketahui dan distempel atau minta cap untuk tembusannya. Jadi camat tahu di desa/kelurahannya mengajukan berapa jumlah rumah tangga. Kemudian barulah diserahkan ke distamben. 20. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Jawab: mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan fotocopy ktp kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan. 21. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan program listrik gratis? Jawab: syarat untuk mendapatkan cukup proposal saja. 22. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi? Jawab: ada yang semua, ada yang ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi. Tidak kita ratakan presentasenya tapi kita lihat verifikasinya. Saat saya Tanya kepada surveyornya kenapa ini ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi ternyata rumah tersebut bukan adalah rumah kontrakan. Nah itu kita coret, jadi realisasi itu mengikuti saat pendataan verifikasi. Tapi memang saat pengajuan desa/kelurahan selalu meminta semua diberikan bantuan agar semua rumah tangga dapat menerima, dan kitapun tidak menyalahkan desa saat pengajuan pasti ada yang kaya yang miskin pokoknya yang berlistrik dimasukan kedalam pengajuan proposal juga namun kan ada tahapan serta aturan di pendataan verifikasi. Jadi nanti akan terfilter 23. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita jelaskan, kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja kerasnya pak lurah/ pak kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal karna kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapak-bapak yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya. Jadi diberitahu barang-barang yang akan dapat apa, seperti kabel-kabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk pemasangan instalasi, kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan datang petugas-petugas pada rumah tangga. 24. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti mereka faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga bener kemudian ada rumah tangga yang ngadu ke distamben kemudian kita tindak lanjuti dan kontraktor tersebut disuruh memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu lagi, kita blacklist. 25. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: Ya, disurvei. 26. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur? Jawab: Ya, kita suka laporan. Kalau di distamben itu program ini namanya Progres. Kita laporan tiap bulan yang tertulis. 27. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur? Jawab: Disini namanya Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan nanti kita lapor ke bappeda nanti bappeda lapor lagi ke biro Ekbang, nah ekbang kan nanti ujungujungnya ke sekda ke gubernur. Nah setiap triwulan kita suka dipanggil ke biro ekbang tentang progress kita, suka meriksa minta keterangan kenapa progresnya dibawah ada hambatan apa 28. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa? Bentuknya laporan akhir kegiatan, karna ini adalah team dari kontraktor juga PLN jadi laporannya berisi nama-nama yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dilapangan. Serta nama-nama rumah tangga yang sudah terpasang dan sudah tersambung. Jadi isi laporannya detail nama-nama rumah tangga. Laporan dari PLN itu biasanya perdua minggu jadi progresnya bisa terpantau. 29. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? Jawab: oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini. 30. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Jawab: dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda tangan untuk mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian yang kedua yaitu, distamben kan selalu melakukan sosialisasi nah itu mereka memberikan tempatnya untuk kita mengadakan sosialisasi. Pokoknya cooperative lah. Kemudian kalau ada konflik sosial mereka mau menengahi. Seperti itu 31. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Jawab: koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap 32. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: ya ada 33. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Jawab: sosialisasi biasanya dilakukan bulan maret-april sebelum pelaksanaan jaraknya 4 bulanan, karena pelaksanaan program biasanya empat bulanan. 34. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? Jawab: miskin atau tidak mampu. Nah ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN. 35. Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang? Jawab: ya kita seluruh desa/kelurahan di kota serang maupun diseluruh banten. 36. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program listrik gratis? Jawab: Masyarakat miskin, masyarakat diperbatasan, dipelosok, nah yang terakhir masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang miskin atau hampir miskin tapi tidak kaya nah itu bisa dikasih. Kalau masyarakat perkotaan kan masuknya masyarakat miskin ya nah diperkotaan kan ada yang miskin, nah alasannya kenapa lisdes adanya di kota serang karena termasuk kategori masyarakat miskin. 37. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Jawab: iya betul-betul. kita pilih yang benar-benar berhak mendapatkannya. Memang kalau di proposal itu semua dimasukan, rumah yang baru jadipun ada yang dimasukan tapi tetap kita pilih berdasarkan kategori yang sudah ditentukan. 38. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? Jawab: secara fisik maupun kesejahteraannya kita tanya juga, bisa saja memang rumahnya bagus tapi mungkin itu dulu saat orangtuanya masih ada. Tapi dia tidak punya pekerjaan atau kerjanya serabutan nah seperti itu. 39. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Jawab: tidak semua, karena kita juga bagi dengan daerah lainnya. Seperti daerah selatan itu lebih banyak yang belum punya listrik jadi kita lebih memprioritaskan kesana. 40. Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: semua indikator kemiskinan kita pakai dan dipadupadankan tetapi kita juga kelapangan untuk kroscek dan makanya nanti ada di verifikasi. 41. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? Jawab: tidak kalau yang mampu. 42. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Jawab: kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih pemahaman, kita kasih informasi sehingga program datang mereka sudah siap. Dan tidak bertanya-tanya lagi agar lebih paham. Nah masyarakat yang disanapun semangat dan sangat siap menerima bantuan. 43. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Jawab: kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik. Serang, 09 Juni 2016 ( Dody Iskandar ) CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Drs. Budi Martono, M.Si Pekerjaan/Jabatan : PNS/ Kepala Camat Curug Kode Informan : I2.1 Waktu : 09 Juni 2016 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan sambungan energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum mempunyai energy listrik dirumahnya. Sebenernya punya tapi mereka masih nyalur dari rumah orang. Nah dengan program itu mereka punya sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat kami 2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini? Jawab: tujuan untuk supaya masyarakat bisa menerima sarana pembangunan dibidang kelistrikan, bahwa pembangunan dari pemerintah salah satunya adalah penerangan. Masa dikota tidak ada penerangan. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, terealisasi. 4. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis? Jawab: ada beberapa intinya kalau dari peraturan menteri energi ya, apa sih namanya karena berubah-ubah sih yah pokoknya itulah nomor berapanya saya lupa maklum ya, pokoknya itu peraturan yang mengikatnya dan beberapa peraturan provinsi yang mengatur kesana. 5. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? Jawab: secara umum saja, kalau secara rinciannya kan ada tim teknis dari mereka ya. Kalau kita hanya sebatas bahwa masyarakat kami beberapa kelurahan saja yang dapat biasanya ga sekaligus kan yah. Ada 3 kelurahan dulu yang terpenting program itu berjalan 6. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? Jawab: sudah lama ya 7. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data saja atau menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum dapet aliran listrik dalam artian belum memiliki KWH sendiri. 8. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Jawab: kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan data kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan mereka yang mengerjakan. 9. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: Anggaran provinsi melalui distamben provinsi 10. Apa saja peran aparatur yang terlibat dalam program listrik gratis? Jawab: ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan dikecamatan curug ini. Maksudnya saya kan pengen semuanya terealisasi tapi kan harus bertahap. Saya juga paham saya mendorong itu dan juga mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersabar menunggu gilirannya. 11. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? Jawab: Ya RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan sendiri. 12. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit kendala kadang banyak kadang sedikit kuantitasnya. Kadang pembagiannya banyak kadang sedikit gimana ya saya juga kurang mengerti tapi ya selama ini sih berjalan. 13. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Jawab: berpengaruh tingkat kemiskinan secara signifikan sih tidak terlalu ya tapi berpengaruh terhadap perekonimian pasti ada manfaatnya. 14. Mengapa pada tahun 2014 masih ada penduduk miskin sebanyak 2524 Jiwa dari Total penduduk di Kecamatan Curug? Jawab: jadi penduduk miskin itu kan kategori ya, yang dikategorikan oleh pemerintah yaitu dikategorikan penduduk miskin. Ya kita berusaha tapi bukan camat aja kan harus semua terkait, masyarakat kemudian saya dan instansi diatas untuk mengentaskan kemiskinan itu bukan camat tok. Masyarakat sekitar harus membantu tapi dikategorikan masyarakat miskin bukan artian mereka tidak bisa makan. Jadi semua elemen itu harus samasama berusaha mengentaskan kemiskinan tersebut. masyarakat setempat, kelurahan, kecamatan, kota dan provinsi semualah. 15. Mengapa di tahun 2015 masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik? Jawab: belum berlistrik disini bukan gelap-gelapan juga ya. Nah iya kita berusaha karena kan dinas yang terkait itu kan yang punya kewenangannya pihak provinsi sehingga kami kecamatan berusaha mulai dari masyarakat juga yang bersangkutan ya RT, RW kelurahan, camat berusaha menyampaikan dan menyajikan kepada dinas terkait di tingkat kota maupun provinsi agar supaya segera diselesaikan masalah listrik ini. Ya saya mah hanya tinggal nunggu dari mereka, kalau data sudah saya sampaikan kesana tinggal mereka memilihnya silahkan. Ya saya sih pengennya semuanya di berikan listrik gratis rumah tangga yang ada di kecamatan curug. Tapi upaya saya selalu menanyakan kepada distamben provinsi dan jawabannya karena keterbasan anggaran maka dari itu tidak bisa direalisasikan sekaligus artinya bertahap. 16. Kecamatan Curug adalah Kecamatan yang wilayahnya sangat dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) mengapa masih ada penduduk dengan kategori miskin? Jawab: sebenarnya kalau saya mau ngomong kerasnya, sebelum yang jauh yang dekat dulu dibenahi karena apa malu dong provinsi masa wilayah KP3B masih ada masyarakat dengan kategori miskin dan rumah tangga yang belum terealisasi program listrik ini. Seharusnya selesaikan dulu daerah yang dekat karena orang akan melihat, ternyata dekat dengan KP3B masih ada masyarakat miskinnya. Tapi kan saya tidak malu karena toh itu faktanya yang malu kan provinsi sendiri 17. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar. 18. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan mereka tidak mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur. 19. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: iya, mereka kan yang survei ke rumah tangga bersama aparat dibawah RT, RW dan Kelurahan 20. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Jawab: ya tentunya memberikan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan program ini sehingga yang akan melaksanakan program ini juga akan menjadi mudah bahkan yang menerimanya juga mudah. 21. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Jawab: Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu ditingkatkan. Artinya tidak maksimal. 22. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: sosialisasi dari mereka ada 23. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Jawab: bulan-bulannya ada sih ya mereka mensosialisasika, biasanya mereka mengundang kami atau mereka datang kesini. 24. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? Jawab: ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu. 25. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Jawab: iya dong, itu kan data kita dapatkan dari aparat dibawah RT,RW dan kelurahan dan sampai di kami. Kalau orang mampu dapat bantuan itu tidak mungkin karena mereka sudah duluan pasang KWH sendiri. 26. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Jawab: tidak semua ya, karena kan namanya program listrik ini kan ada tahapannya juga 27. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? Jawab: tentu tidak, karena kalau yang mampu mah mereka pasang sendiri. 28. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Jawab: masyarakat itu sangat siap menerima program listrik ini karena mereka memang membutuhkan sarana itu. 29. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Jawab: pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep ke camat dan memang sudah fatal ya akan ke polsek. Serang, ( 09 Juni 2016 ) CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Siti Rahayu, A.Md Pekerjaan/Jabatan : Kasie Ekbang Kecamatan Curug Kode Informan : I2.2 Waktu : 09 Juni 2016 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka ya kan kebanyakan itu tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang dapet subsidi itu. Rumah tangga yang tidak mampu. 2. Apakah tujuan dari program listrik gratis ini untuk membantu rumah tangga yang kurang mampu? Jawab: iya iya, tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin berkurang rumah tangga yang tidak berlistriknya itu. 4. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya, kita kan hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang tahu juga kelurahan karena mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja yang harus dikasih. Selama ini kami siap aja selama ini disuruh apa saja ya kita siap aja. 5. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben. 6. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Jawab: Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran. 7. Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik gratis ini? Jawab: ya perannya memantau juga ya. 8. Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga sasaran program listrik gratis ini? Jawab: oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke kelurahan 9. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada kendala apa-apa. 10. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan? Jawab: menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik ini. 11. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Jawab: dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi setelah tahun 2015 langsung lagi ke ngajuin ke Distamben. 12. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang lebih tau sama distamben. 13. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: iya mereka ngerti sih karena memang sudah lama ya ini programnya jadi mereka udah paham. 14. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: Ya, disurvei. Kan disurvei sama distambennya langsung. Diliat rumahnya apakah layak atau tidak. Kalau yang mampu ya ga akan dikasih, lagipula kalau yang mampu diajukan dalam program listrik gratis yang malu kan kelurahan juga kenapa diajukan. 15. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Jawab: kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu. Jadi pertamanya Distamben ngundang rapat kita disuruh mengusulkan kuotanya berapa kita usulkan. Kemudian nanti mereka survey, mereka sendiri yang kapan pelaksanaan mereka sendiri yang tau. Layak atau tidak tidaknya rumah tangga mereka yang menentukan. Jadi kecamatan hanya mengetahui saja bahwa dikelurahan ini lagi ada pasang listrik gratis. Ya jadi rapat koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang aja oleh distamben, kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan. 16. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: sosialisasi besar-besaran sih engga ya saya rasa. Tapi kalau sosialisasi di kelurahan-kelurahan ya ada. 17. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Jawab: iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan mereka sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak akan dipasang. 18. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? Jawab: rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah tangga tersebut. 19. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis atau adapula yang mengaku-ngaku miskin? Jawab: ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin. 20. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Jawab: ya paling juga nanya yang dari kelurahannya “Bu kenapa ko saya belum dapet-dapet aja”. Ya tapi kan itu distamben yang tau kenapa diterima dan tidaknya. kalau yang menerima itu pasti senang. Serang, ( 09 Juni 2016 ) MEMBER CHECK Nama Informan Pekerjaan/Jabatan : Yayat Hidayat, ST : PNS/ Kasi Energi dan PJU DTK Kota Serang Kode Informan : I3.1 Waktu : 03 Agustus 2016 1. Apa tujuan dari program listrik gratis ini? Jawab: tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu. 2. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: ya bertambahnya masyarakat yang tadinya ga punya listrik jadi punya. Kemudian ada efek yang lainnya bisa aja dari sisi pendidikan yang tadinya pake cempol kemudian ada listrik kan jadi terang nah kearah sana. Tapi intinya tadi itu karena tujuannya banten terang jadi yang tidak berlistriknya sedikit demi sedikit berkurang. 3. Sejak kapan Dinas Tata Kota Kota Serang melakukan pendataan terkait program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Jawab: Sejak Tahun 2015, Sebelumnya belum pernah karena instansi Dinas Tata Kotanya yang menangani listriknya itu baru ada 2014 adanya. Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada sekian, kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan dan ke distamben provinsi. 4. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Jawab: kan kita punya target, target itu kan didukung dari anggaran. Targetnya kan misalnya 1000 rumah tangga lagi mau dicapai dalam 2 tahun misalnya anggaran yang dibutuhkan dihitung-hitung 1 milyar misalnya yang turun anggarannya ternyata 500jt otomatis kan target tersebut tidak tercapai memang salah satunya itu adalah anggaran atau dana APBD itu yang belum mencukupi atau belum sesuai untuk target tersebut karena keterbatasan dana. 5. Apa peran dari Dinas Tata Kota, Kota Serang dalam program listrik gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang? Jawab: ya kita kan kalau ada program harus punya data dulu, nah kita melakukan pendataan setelah punya data kita berikan pada Distamben Provinsi sebagai data masukan bahwa dikota serang ada segini lagi yang belum berlistrik nah itu kan jadi dasar juga mau membangun. Jadi kita sebagai pemberi data karena output kita adalah data. Karena kan kelurahan ga punya data, kalau kita pintapun mereka ga punya. Secara tidak langsung mereka juga punya karena pendataan dari kita. 6. Apakah aparatur pendataan untuk rumah tangga yang belum berlistrik di Kecamatan Curug dari Dinas Tata Kota Kota Serang atau merekruit dari luar? Jawab: iya kita dari Konsultan Pendataan. Pendataan dilapangan itu full konsultan kalau kit amah udah hasilnya kan paling kita kasih tahu ini loh. Kemudian untuk kriteria awalnya sih kita ingin mengetahui ada berapa lagi rumah tangga yang belum berlistrik dikota serang secara globalnya seperti itu nah total rumah tangga yang di kelurahan itu. Jadi kita secara global aja berapa rumah tangga lagi dikota serang yang belum berlistrik tanpa dikategorikan kearah mampu atau tidak. Tetapi memang dalam pendataan kondisinya yang kurang mampu banyaknya yang belum berlistrik. 7. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Jawab: secara global ya se Kabupaten dan Kota ya rapat koordinasi di provinsi ditanyakan usulannya berapa. Rencana usulannya berapa misalkan 1000 dikota serang nanti sama distamben dicatet nanti kita suruh melengkapi kelurahan mana aja kecamatan mana aja nah lampiran pengajuannya itu kana da di proposal kan. Tapi dari pengajuan itu tidak semuanya karena kan disesuaikan juga dengan anggaran provinsi juga. Nanti sebelum direalisasi juga dicek lagi sama distamben provinsi turun kelapangan diperiksa secara teknisnya didampingi oleh orang PLN. Nanti kalau sudah begitu sudah fix kan di nama-nama calon penerima hibah tersebut dimasukan kedalam Daftar penerima anggaran ( DPA) dicantumin nama- nama penerima listrik gratis tersebut. nah kan kalau sudah dimasukan gitu kan berarti dia adalah bakal calon kan setelah itu barulah melakukan sosialisasi tentang pemasangan kepada yang akan dapat. Nah setelah sosialisasi barulah pemasangan 8. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Dinas Tata Kota Kota Serang, Distamben, Kecamatan Curug, Kelurahan, RT/RW? Jawab: kan awalnya kita rapat di Distamben untuk menentukan berapa kuota rumah tangga yang akan diberikan di seluruh kab/kota yang ada di wiliyah provinsi banten. Misalnya, serang sekian, pandeglang sekian, cilegon sekian awalnya setelah itu kan disesuaikan lagi dengan kondisi anggaran. Nanti kalau sudah selesai atau kalau yang sudah dapat atau provinsi akan menginformasikan bahwa kota serang dapat jatah sekian itu nanti ada rapat lagi kita diundang karena seluruh banten rapatnya. 9. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: setiap tahun ada, tapi sosialisasinya kepada yang mendapatkan listrik gratis. Tapi kita juga diundang sebagai narasumber. Karena kan yang pertama kita yang punya wilayah ya kita memberi pengertian kepada masyarakat programnya seperti apa kemudian tujuannya seperti apa kemudian kita meminta masyarakat untuk menjaga dan melaksanakan jangan sampai ada ribu-ribut jadi kita pemahaman seperti itu. Serang, 03 Agustus 2016 ( Yayat Hidayat, ST ) MEMBER CHECK Nama Informan : Katih Pekerjaan/Jabatan : Warga Kel.Curug Yang tidak mendapatkan listrik gratis Kode Informan : I5.2 Waktu : 24 Juni 2016 1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan? Jawab: kapan ya, udah lama banget itu. Tapi ga turun-turun 2. Sudah berapa lama belum ada realisasi? Jawab: ya udah lama banget 3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi? Jawab: pernah sih sekali tapi ke orang yang ngajuinnya dulu tapi dikasi tau sabar-sabar aja 4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: engga pernah. 5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK. 6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: ga ada Serang, ( 24 Juni 2016 ) MEMBER CHECK Nama Informan : Asmariyah Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/ Ketua RT 01, Kel. Cipete Kode Informan : I5.9 Waktu : 24 Juni 2016 1. Mulai sejak kapan Ibu mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? Jawab: Iya sudah lama, ada kali 2 tahunan lebih 2. Apakah ada Sosialisasi dari Distamben Provinsi ke Kelurahan atau ke Kecamatan Curug? Jawab: iya ada, saya ke kelurahan disuruh ke kelurahan sama pak seklur ngasih tahu yang dapat listrik gratis ke kelurahan gitu buat dapat pengarahan gitu ya. 3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: ya dikasih tahu kalau listrik ini gratis, kalau ada yang minta bayaran buat jangan dikasih. 4. Apa saja syarat yang diberikan dari Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: saya mah cuma ngasih fotocopy KTP aja ke pak seklur soalnya yang dipintanya Cuma itu 5. Berapa rumah tangga sasaran yang diajukan ke Distamben Provinsi Banten? Berapa ya banyak, lupa lagi sih udah lama soalnya 6. Berapa jumlah rumah tangga sasaran yang diterima saat realisasi? Jawab: sebenernya banyak ya tapi itu kan dibagi-bagi ya, kalau ditempat saya dapatnya 2 rumah yang dapat listrik gratis 7. Bagaimana dengan masyarakat yang diajukan namun tidak mendapatkan realisasi hibah listrik gratis ini? Jawab: ya nanyain aja, ko saya belum dapat gitu nanya ke saya karena kan saya RT nya ya, tapi saya jelasin saya kasih tau suruh sabar aja gitu nanti juga dapat. Saya tanya lagi ke pak seklur kata pak seklur ya sabar aja ini kan sudah diajukan lagi. 8. Apakah rumah tangga sasaran yang diajukan dengan kategori miskin? Jawab: iya dong neng. Yang tidak mampu 9. Apakah yang tidak termasuk dalam kategori miskin juga ikut dimasukan kedalam pengajuan hibah listrik gratis ini? Jawab: engga kan untuk yang tidak mampu 10. Apakah terjadi konflik sosial diantara yang mendapatkan dan tidak mendapatkan hibah listrik gratis ini? Jawab: engga sih ya pada ngerti, ya paling Cuma ngeluh aja gitu kenapa katanya saya mah belum dapat aja. Kalau sampai ribut sih engga. Serang, 24 Juni 2016 ( Asmariyah ) Ukuran dan Tujuan Kebijakan 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka yak an kebanyakan itu tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang dapet subsidi itu. Rumah tangga yang tidak mampu. 2. Apakah tujuan dari program listrik gratis ini untuk membantu rumah tangga yang kurang mampu? Jawab: iya iya, tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin berkurang rumah tangga yang tidak berlistriknya itu. Sumber Daya 4. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya, kita kan hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang tahu juga kelurahan karena mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja yang harus dikasih. Selama ini kami siap aja selama ini disuruh apa saja ya kita siap aja. 5. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben. 6. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Jawab: Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran. Karakteristik Agen Pelaksana 7. Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik gratis ini? Jawab: ya perannya memantau juga ya. 8. Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga sasaran program listrik gratis ini? Jawab: oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke kelurahan 9. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada kendala apa-apa. 10. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan? Jawab: menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik ini. 11. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Jawab: dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi setelah tahun 2015 langsung lagi ke ngajuin ke Distamben. Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) Para Implementor Pelaksana 12. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang lebih tau sama distamben. 13. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti mereka faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga bener kemudian ada rumah tangga yang ngadu ke distamben kemudian kita tindak lanjuti dan kontraktor tersebut disuruh memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu lagi, kita blacklist. 14. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? Jawab: Ya, disurvei. 15. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? Jawab: oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini. 16. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Jawab: dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda tangan untuk mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian yang kedua yaitu, distamben kan selalu melakukan sosialisasi nah itu mereka memberikan tempatnya untuk kita mengadakan sosialisasi. Pokoknya cooperative lah. Kemudian kalau ada konflik sosial mereka mau menengahi. Seperti itu Komunikasi Antar Distamben Prov. Banten Kecamatan Curug-PT PLN-KelurahanRT/RW-dan Aktivitas Pelaksana 17. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Jawab: kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu. Jadi pertamanya Distamben ngundang rapat kita disuruh mengusulkan kuotanya berapa kita usulkan. Kemudian nanti mereka survey, mereka sendiri yang kapan pelaksanaan mereka sendiri yang tau. Layak atau tidak tidaknya rumah tangga mereka yang menentukan. Jadi kecamatan hanya mengetahui saja bahwa dikelurahan ini lagi ada pasang listrik gratis. Ya jadi rapat koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang aja oleh distamben, kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan. 18. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Jawab: sosialisasi besar-besaran sih engga ya. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik 19. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Jawab: iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan mereka sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak akan dipasang. 20. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? Jawab: rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah tangga tersebut. 21. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis atau adapula yang mengaku-ngaku miskin? Jawab: ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin. 22. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Jawab: kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih pemahaman, kita kasih informasi sehingga program datang mereka sudah siap. Dan tidak bertanya tanya lagi agar lebih paham. Nah masyarakat yang disanapun semangat dan sangat siap menerima bantuan. 23. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Jawab: kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik. MEMBER CHECK Nama Informan : Dewi Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kel. Sukalaksana Kode Informan : I5.4 Waktu : 24 Juni 2016 1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? Jawab: Udah lama banget. 2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis? Jawab: ada kali 4 tahunan lebih mah soalnya udah lama banget sih 3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini? Jawab: engga 4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis? Jawab: ya token listriknya 5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: iya saya mah suami aja sih 6. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: cuma KTP sama KK 7. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: ada kayanya mah waktu udah lama banget. Serang, 24 Juni 2016 ( ) Nama Informan : Kamsinah Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete Kode Informan : I5.7 Waktu : 24 Juni 2016 1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? Jawab: Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK buat syaratnya. Ya ibu mah kasih aja. 2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis? Jawab: kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya. 3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini? Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah. 4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis? Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi lampunya mah saya beli sendiri. 5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya. 6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu. 7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: iya itu KTP sama KK 8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja neng. CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Kamsinah Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete Kode Informan : I5.7 Waktu : 24 Juni 2016 1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? Jawab: Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK buat syaratnya. Ya ibu mah kasih aja. 2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis? Jawab: kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya. 3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini? Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah. 4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis? Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi lampunya mah saya beli sendiri. 5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya. 6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu. 7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: iya itu KTP sama KK 8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja neng. MEMBER CHECK Nama Informan : Dedeh Sukaesih Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Buah Kel.Cipete Kode Informan : I5.8 Waktu : 24 Juni 2016 1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan? Jawab: kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya diajuinnya 2. Sudah berapa lama belum ada realisasi? Jawab: ada mungkin ya 2 tahunan. 3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi? Jawab: pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya. Diajukan mah sudah tapi sabar soalnya kan ada beberapa kali tahapan. Saya juga ga terlalu ngerti gitu ya. 4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: engga pernah. 5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK. Dipinta sama Bu RT fotocopy KTP 6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: ada sekali, waktu itu sudah lama. Ditanyain suaminya kerja apa kerja dimana, berapa penghasilannya tiap bulan. Ya saya jawab kerjanya kadang kerja kadang engga, serabutan aja gitu. Kalau ada yang suruh petukang yang petukang kalau engga mah ya engga, mau dagang ya ga punya modalnya. Serang, 24 Juli 2016 ( Dedeh Sukaesih ) MEMBER CHECK Nama Informan : Murni Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Tinggar Kelurahan Sukalaksana Kode Informan : I5.6 Waktu : 20 Juni 2016 1. Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan? Jawab: Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya. 2. Sudah berapa lama belum ada realisasi? Jawab: ya 2011 aja sampai sekarang belum ada aja. 3. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi? Jawab: sering saya tanyakan tapi ga ada kepastian terus. 4. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: engga pernah. 5. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: fotocopy Ktp sama Kartu Keluarga 6. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: Ga ada tuh. Sama sekali ga ada yang survei dari kecamatan atau dari PLN 7. Apakah Selama ini gelap-gelapan kalau tidak ada listrik? Jawab: ya engga gelap juga, nyalur dari tetangga yang disini nanti tiap bulannya kalau ada uang ya bayar kalau ga ada juga ga apa-apa gitu. Serang, 20 Juni 2016 ( ) Nama Informan : Sariah Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga/Warga Kp.Cipecung Kel.Curug Kode Informan : I5.1 Waktu : 24 Juni 2016 1. Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? Jawab: Udah lama. Taunya dari Pak RT diminta KTP sama KK buat syaratnya. Ya ibu mah kasih aja. 2. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis? Jawab: kapan ya, ya udah lama. 3. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini? Jawab: engga, gratis ini mah dari pemerintah, semuanya juga dari pemerintah. 4. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis? Jawab: ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi lampunya mah saya beli sendiri. 5. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? Jawab: iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya. 6. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu. 7. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Jawab: iya itu KTP sama KK 8. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Jawab: iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah engga kerja udah tua. Serang, ( 24 Juni 2016 ) CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Ato Pekerjaan/Jabatan : Sekretaris Kelurahan Curug Kode Informan : I4.1 Waktu : 06 Juni 2016 1. Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Jawab: sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa kelurahan curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi dengan pa lurah juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga dapat program tersebut. akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada kelurahan lain yang ada di Kecamatan Curug. 2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Jawab: iya ada sosialisasinya kepada yang berhak dimana disini adalah rumah tangga sasaran yang menerima program listrik gartis tersebut kumpul di kantor kelurahan. 3. Kapan Distamben datang untuk melakukan sosialisasi? Jawab: itu 4 bulan sebelum realisasi. 4. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: iya memberi tahu bahwa akan dipasang listrik gratis, kepada rumah tangga yang sudah ditentukan nama-namanya oleh distamben. 5. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Jawab: Ya kita membuat pengajuan proposal beserta data masyarakat yang belum punya listrik. Serta dilampirkan KTP dan Kartu Keluarga rumah tangga tersebut dalam proposal tersebut. kemudian saya langsung ngadep ke Distamben Provinsi barulah orang Distamben datang untuk survei kerumah tangga sasaran tersebut. 6. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? Jawab: waktu itu saya mengajukan tahun 2014 kemudian setahun kemudian di tahun 2015 realisasinya. Jumlah yang saya ajukan waktu itu tahun 2014 sebanyak 210 tapi yang direalisasi hanya 71 rumah tangga sasaran. 7. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Jawab: nah iya dicek disurvei dari pihak Distamben. Jaringan-jaringannya nomor tiangnya juga. Ukuran dan Tujuan Kebijakan 1. Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Jawab: itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan sambungan energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum mempunyai energy listrik dirumahnya. Sebenernya punya tapi mereka masih nyalur dari rumah orang. Nah dengan program itu mereka punya sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat kami 2. Apa tujuan dari program listrik gratis ini? Jawab: tujuan untuk supaya masyarakat bisa menerima sarana pembangunan dibidang kelistrikan, bahwa pembangunan dari pemerintah salah satunya adalah penerengan. Masa dikota tidak ada penerangan. 3. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Jawab: standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, terealisasi. 4. Apa tolak ukur keberhasilan dari program listrik gratis di kecamatan curug kota serang? 5. Peraturan apa yang mengatur program listrik gratis? Jawab: ada beberapa intinya kalau dari peraturan menteri energi ya, apa sih namanya karena berubah-ubah sih yah pokoknya itulah nomor berapanya saya lupa maklum ya, pokoknya itu peraturan yang mengikatnya dan beberapa peraturan provinsi yang mengatur kesana. 6. Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? Jawab: secara umum saja, kalau secara rinciannya kan ada tim teknis dari mereka ya. Kalau kita hanya sebatas bahwa masyarakat kami beberapa kelurahan saja yang dapat biasanya ga sekaligus kan yah. Ada 3 kelurahan dulu yang terpenting program itu berjalan Sumber Daya 7. Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? Jawab: sudah lama, waktu saya diwalantaka juga ada 5 tahun program itu 8. Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang mulai di laksanakan? 9. Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Jawab: kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data saja atau menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum dapet aliran listrik dalam artian belum memiliki KWH sendiri. 10. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Jawab: kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan data kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan mereka yang mengerjakan. 11. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya? 12. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Jawab: Anggaran provinsi melalui distamben provinsi 13. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? 14. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Karakteristik Agen Pelaksana 15. Apa saja peran aparatur yang terlibat dalam program listrik gratis? Jawab: ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan dikecamatan curug ini. Maksudnya saya kan pengen semuanya terealisasi tapi kan harus bertahap. Saya juga paham saya mendorong itu dan juga mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersabar menunggu gilirannya. 16. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? 17. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? 18. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari luar? 19. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Jawab: kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit kendala kadang banyak kadang sedikit kuantitasnya. Kadang pembagiannya banyak kadang sedikit gimana ya saya juga kurang mengerti tapi ya selama ini sih berjalan. 20. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan? Jawab: 21. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? 22. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? 23. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? 24. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan program listrik gratis? 25. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi? Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) Para Implementor Pelaksana 26. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Jawab: ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar. 27. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Jawab: masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan mereka tidak mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur. 28. Apakah masyarakat disurvei terlebih dahulu sebelum mendapatkan program listrik gratis ini? 29. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur? 30. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur? 31. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa? 32. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? 33. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Jawab: ya tentunya memberikan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan program ini sehingga yang akan melaksanakan program ini juga akan menjadi mudah bahkan yang menerimanya juga mudah. Komunikasi Antar Distamben Prov. Banten Kecamatan Curug-PT PLN-KelurahanRT/RW-dan Aktivitas Pelaksana 34. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? 35. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? 36. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? 37. Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang? Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik 38. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? 39. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program listrik gratis? 40. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? 41. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? 42. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? 43. Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang mendapatkan program listrik gratis ini? 44. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? 45. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? 46. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Darwis Pekerjaan/Jabatan : Ketua RT Cipecung Kel. Curug Kode Informan : I5.3 Waktu : 24 Juni 2016 1. Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Jawab: itu sejak tahun berapa ya, taunya sih udah lama dari pak atok orang kelurahan itu Cuma ya kita ngajuin lama dapetnya baru tahun 2015 2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Jawab: sosialisasi ada 3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: isinya ya kita dikasih tau kalau dapet sekian orang terus kalau ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti takut ada yang meminta bayaran atau pungutan liar pemasangan listrik dirumah tangga jangan dikasih. 4. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Jawab: saya mah Cuma disuruh ngasih fotocopy ktp sama kk aja terus dikasih ke pa atok kekelurahan 5. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? Jawab: berapa ya, banyak sih 6. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Jawab: iya disurvei. Orang Distambennya datang sama pa atok dari kelurahan itu Serang, ( Juni 2016 ) CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Mardi Pekerjaan/Jabatan : Sekretaris Kelurahan Cipete Kode Informan : I4.3 Waktu : 24 Juni 2016 1. Sejak kapan kelurahan cipete mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Jawab: itu sejak tahun berapa ya kita juga telat tahunya, baru tahu tahun 2013 kemudian kita ngajuin baru ditahun 2014 kita dapet realisasi. 2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Jawab: sosialisasi ada, dilakukan distamben provinsi itu dibalai desa. Kemudian masyarakat juga diundang 3. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Jawab: isinya tentang mensiasati kalau ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti takut ada yang meminta bayaran atau pungutan liar terhadap pemasangan instalasi listrik dirumah tangga. Yang datang juga masyarakat yang sudah dapat artinya data-data rumah tangga yang akan menerima Kwh gratis ini itu yang diundang untuk mengikuti sosialisasi. 4. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Jawab: orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benar-benar tidak mampu. Tapi masalahnya juga gini sih ya, kadang-kadang rumah tersebut juga ada lampu tapi dia tidak punya KWH sendiri nah dia nyalur dari rumah sodaranya. Jadi yang pertama itu adalah didahulukan yang tidak mampu dulu gitu yang sama sekali ga mampu. Jadi datanya dari RT ke Kelurahan kemudian diverifikasi oleh kelurahan juga kemudian diberikan kepada Distamben. 5. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? Jawab: berapa ya, banyak sih 50 lebih, tapi kita mengajukan lagi 2013 turun di 2014 realisasinya 35. maaf karena datanya waktu itu lengkap cuma ada kendala waktu itu kena virus komputernya jadi semua data-data dikelurahan hilang semua. 6. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Jawab: iya disurvei. Orang Distamben Provinsi akan turun memverifikasi ulang data tersebut mencocokan dan menyesuaikan dengan kategori layak atau tidaknya rumah tangga tersebut mendapat bantuan. Kemudian mencocokan dengan nomor tiang termasuk gardu listriknya. Serang, ( Juni 2016 ) CATATAN WAWANCARA Nama Informan : Asep Pekerjaan/Jabatan : Staf Kelurahan Sukalaksana Kode Informan : I4.2 Waktu : 24 Juni 2016 1. Sejak kapan kelurahan sukalaksana mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Jawab: sebenarnya sudah lama ada, tapi dulu bukan saya stafnya 2. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Jawab: Saya juga ga tahu tuh kalau ada sosialisasi apa engga soalnya emang bukan saya yang ngurusinnya karena orangnya udah pindah. Tapi belum ada sosialisasi apa-apa 3. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Jawab: ktp sama kk aja. Itu juga saya ajuin lagi ditahun 2015 ke distamben provinsi soalnya masyarakat banyak yang mendesak karena sejak pertama baru sekali di ajukan waktu itu udah lama banget sebelum saya. 4. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? Jawab: aduh berapa ya saya juga ga tahu. Karena tidak punya datanya. 5. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Jawab: iya mungkin pada saat itu disurvei. karena ya itu tadi, saya mah baru disini. ( ) MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I1.1 Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan – Seksi Pengawasan Catatan Lapangan Q : Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 22 Juli 2016 di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten I I1 Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Q1 Q2 Q3 Q4 “pemberian listrik gratis kepada masyarakat yang membutuhkan terutama dengan kategori miskin” Apa tujuan Program Listrik Gratis? “kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio elektrifikasi, nah kebetulan lisdes atau listrik gratis ini ada sejak 2003 dan rasio nya masih sekitar 48% nah kalau sekarang ada peningkatan 90% ada pengaruh sedikitlah dari lisdes ini atau listrik gratis ini walaupun tidak berpengaruh besar. selain itu juga perbandingan dengan provinsi lain di Banten sangat besar rasio eletrifikasinya sudah masuk kedalam 5 besar dan diatas rata-rata rasio elektrifikasinya, kalau provinsi yang lain paling hanya 75%. Nah kalau tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya bisa buat penerangan segala macam.” Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? “kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia.” Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? “ya ada” Q5 Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? “tahun 2003 ya” Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Q6 “kalau kesiapan, ya kan kita ada persiapan tahap perencanaan pembangunan dan tahap pelaksanaan atau tahap akhir. Nah biasanya kan sebelumnya ada perencanaan atau pendataan calon konsumen atau calon penerima program, iya proposal yang masuk kita seleksi dari desa atau kelurahan yang masuk memenuhi syaratkah atau tidak. Syarat tersebut bisa dari sosial ekonominya dan teknisnya juga, nah teknisnya apakah ada jaringan disitu. Nah mereka sudah pasang listrik apa belum atau dulunya pernah pasang listrik atau tidak nah itu tidak boleh. Nah itu dicek seperti itu dari pendataan baru pada saat tahun sebelumnya kita buat DPA atau Dokumen Penyusunan Anggaran, nah data-data tersebut kita masukan untuk ditahun depan nah berapa konsumen dan disesuaikan juga dengan anggaran yang kita peroleh. Nah nanti kan ada tahap persiapan, ada rapat-rapat, tahap pelelangan siapa pemenangnya barulah tahap pelaksanaan. Kemudian paling kita lebih banyak koordinasi ke kontraktor pelaksana, nah kalau di lisdes ini atau listrik gratis ini namanya IR atau Instalasi Rumah jadi kontraktor tersebut yang masang instalasi rumah semuanya sudah ditentukan RAB nya nah mereka yang ngejalanin. Kalau pelaksanaan itu kan kita butuh monitoring, nah makanya ada monitoring di pengawasan kalau tidak ada monitoring kan takutnya menyimpang. Namanya dilapangan kan ada saja penimpangan tapi Alhamdulillah bisa diatasi. Nah setelah instalasi rumah selesai ada lagi namanya SR atau Sambungan Rumah, itu yang melaksanakan PLN jadi mau nyala atau tidak tergantung PLN. Sebenarnya kalau di lisdes ini yang paling penting itu adalah IR nya atau instalasi rumah, kemudian kan nanti di cek ada masa pemeliharaan takut ada yang belumnya nyala itu di cek lagi. Tapi nanti sebelumnya ada pengujian lagi namanya SLO atau sertifikat laik operasi jadi sebelum PLN masuk untuk menyalur listrik dari jaringan oleh Konsuil nah setelah pengerjaan IR tersebut instalasi bener ga sesuai standart engga, sambungannya bener engga, konslet engga, kebakar engga. Setelah beres baru mereka memberikan sertifikat laik operasi biasanya dirumah itu suka dipasang stiker oleh konsuil telah selesai nanti PLN masuk gitu.” Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Q7 Q8 “kalau sarana prasarana kita sih yang ada ya, biasanya kan kalau lisdes ini kan kedaerah ya paling kita butuh yang mobile, butuh tenaga yang banyak untuk memonitoring. Makanya ada konsultan pengawasan, kan itu membutuhkan kendaraan yang cukup juga, bahkan sampai nginep juga. Nah untuk jalan juga kan namanya juga desa ya ada yang bagus ada yang engga apa adanya gitu.” Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya? “iya cukup menunjang untuk sarana prasarananya.” Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Q9 “dari APBD Provinsi Banten” Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Q10 Q11 “tergantung ya, kita ada rencana jangka menengah yang secara 5 tahun nah 125rb rumah tangga nah setiap tahunnya 25ribu rumah tangga nah kita acuan itu harus terpasang. Jadi total rumah tangga itulah yang kita anggarkan. Kemudian kan dari sosialisasi juga kan dianggarkan. Untuk fisiknya, misalnya alat-alat kelistrikannya kalau pada naik kan kita naikin anggarannya. Untuk biaya penyambungan ke PLN, kalau mengalami kenaikan kan pasti ada penambahan dan yang mengatur anggaran itu program. Nah kalau besarannya yang pasti saya lupa tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,54x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya itu seperti terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800rb’an itu untuk biaya penyambungannya dengan 450watt.” Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? “ya selama ini cukup. Biasanya kan kalau dilelang itu kan ada namanya pagu anggaran atau harga spek khususnya gitu nah kalau sudah kontrak kan harganya memang lebih murah lagi jadi bisa efisiensi beberapa persen. Nah kalau ada sisa dari efisiensi anggaran tersebut kita tergantung dari TPKD apakah dikembalikan lagi pad akas daerah atau dimanfaatkan kembali tapi kita juga nunggu program dulu bagaimana caranya dan keputusannya. Apakah dimanfaatkan kembali untuk lisdes lagi dengan konsumen yang lain atau untuk kegiatan lain selain lisdes atau program listrik gratis ini. Tapi selama ini sampai tahun 2015 itu udah cukup tidak ada penambahan lagi” Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? Q12 Q13 Q14 “ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait, distamben kan kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa level bawah seperti ketua RT. Karena kan kita harus koordinasi ya. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah kabupaten/kota punya juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel data antara kabupaten serang dengan provinsi banten karena pernah ada data dobel kejadian di kabupaten serang itu mah jadi ada satker dari PLN karena satker itupun ada program listrik gratis ini lisdes nah jangan sampai kota serang seperti itu dan yang terakhir adalah PLN area serang.” Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? “iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan nah mereka juga punya personel untuk monitoring survey dilapangan apakah sudah sesuai dengan perencanaan disamping ada laporan dari tim pengawasan. Misalnya ada temuan lapangan nanti dilaporkan kepada PPTK nanti konsultan pengawasan itu komplen ke pelaksana nanti ada perbaikan. Jadi memang harus ada orang survey atau memonitoring pelaksanaan ini memang. Nah kalau pelaksanaanya setelah pelelangan kontraktor masuk untuk pemasangan IR ini setelah selesai kemudian baru konsuil masuk untuk melihat laik atau tidaknya sesuai standart yang sudah ditentukan atau tidak SNI atau tidak aman atau tidak bagi rumah tangga tersebut barulah nanti konsuil memberikan surat laik operasi. Nah caranya nanti konsuil itu memasang stiker jadi PLN sudah tau bahwa rumah tersebut sudah diperiksa oleh konsuil.” Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari luar? “kalau tim pembangun nah itu dari kita sendiri, tapi kita juga terbatas ga bisa kita sedetail mungkin nah makanya dikita ada pengawasan yang dilakukan oleh konsultan pengawasan. nah yang konsultan pengawasan inilah yang bekerja sedetail mungkin ngawasin pekerjaan mereka dari peralatan sampai selesai, kadang kita juga bertanya-tanya bener ga dia kerja ga nih pengawas ini nah kita ngawasin mereka. Pernah kita kelokasi ada temuan tapi mereka tidak ada nah kita komplen tuh ke konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. iya kita kan ada konsultan dari luar juga ya, karena kalau kita sendiri semua yang mengerjakan itu kita ga sanggup. Apalagi kan lisdes ini termasuk banyak, kalau misalnya 1 desa atau kelurahan 50 rumah. Paling cepat dirumahnya yang tidak ada flavonnya itu cepet kalau ada flavonnya kan kita harus keatas dulu ya kan butuh waktu lama. Nah konsultan kontraktor itu harus siap harus selalu standby disitu. Kemudian tiap bulan juga kita ada rapat evaluasi untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan IR itu temuannya apa sudah diberesin apa belum jadi sangat penting sekali itu survey karena fungsinya untuk membackup kalau pengawasannya kurang maksimal.” Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Q15 “kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah tangga yang dipasang sudah tercapai. Kalau hambatannya paling dari teknis sih misalnya yang pasangnya asal gitu, kalau secara administrasi yah ada saja yang namanya beda seperti itu. Nah kemudian dari tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kenaikan, dari tahun 2003 kesana saja kita sudah 10rb pemasangan, rasio elektrifikasi juga naik, kemudian anggaran juga mengalami kenaikan dan proposal juga banyak. Tapi ternyata pada ga habis-habis, dibagian perencanaan masih ada aja belum habis. Namanya juga penduduk ya makin berkembang, mungkin anaknya menikah tapi ekonominya masih kategori prasejahtera kemudian mereka belum punya listrik akhirnya ngajuin.” Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Q16 Q17 “kita belum tahu pasti karena sebenernya harus ada studi lagi apakah setelah adanya listrik gratis dari program lisdes ini berpengaruh pada tingkat perekenomian atau kemiskinan di kecamatan curug.” Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? “iya kita ada kegiatan perencanaan listrik pedesaan hasil pelaksanaannya itu nanti dipakai untuk tahun berikutnya jadi kegiatan fisik jalan, perencanaan juga jalan untuk mencari calon konsumen jadi dalam 2-3tahun bisa dapat jika dalam satu tahun banyak mendata calon konsumen. Nah penyusunan anggaran juga ditahun itu juga sama jadi tahun 2016 untuk 2017 seperti itu. Cuma kita kalau sudah pasti untuk 25ribu pertahun nah kan ada pengesahan segala macam, ditahun berikutnya baru pelaksanaan diawal-awal tahun biasanya. Tim pembangunan itu biasanya ada merencanakan segala sesuatunya kemudian pendukungnya seperti sosialisasi sebelum ada pelaksanaan penyiapan untuk pelelangan nah pertengahan triwulan kedua bulan april baru masuk pelelangan, siapa pemenangnya dari sekitar juni/juli pelaksanaan pembangunan listrik pedesaan dilapangan dan disesuaikan dengan jumlah konsumen dan kontrak. Pada saat jalan itu kan ada pengawasan ada temuan ataupun hambatan dievaluasi disitu sampai akhirnya pelaksanaan IR itu beres setelah SLO ada juga baru PLN masuk untuk pemasangan SR kemudian listrik sudah nyala semua nanti ada masa pemeliharaan kalau sudah selesai semua ya sudah tercapai tujuan kita” Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Q18 Q19 “dengan proposal yang masuk. Tetapi kan kita koordinasi ke kelurahan dulu. Karena kan melalui lurah nanti diserahkannya fasilitas lisdesnya itu”. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan program listrik gratis? “iya proposal yang mereka ajukan ke kita”. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi? Q20 “iya tidak semua seperti yang tadi sudah saya katakan, kemudian pernah ada kendala dari PLN juga keterlambatan realisasi itu dikarenakan kekurangan kabel dan kwhnya/tokennya kurang banyak/kurang lengkap untuk penyambungan SR jadi sampai lintas tahun realisasinya jadi ada beberapa rumah yang pemasangannya lewat tahun karena PLN ga sanggup padahal kontrak sudah jalan jadi masalahnya juga ada dari PLN sendiri, tapi karena orang-orang dan masyarakat taunya distamben provinsi masyarakat komplennya ya ke kita tapi tetap itu kita realisasikan, kita followup terus sampai PLN itu benar-benar pasang. Kita koordinasi ke PLN”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Q21 “iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu”. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Q22 Q23 “ya masyarakat sih paham, tapi kadang ada masyarakat yang masih awam token itu kalau mati kan pulsanya berarti habis dan harus beli pulsa jadi anggapannya listrik mati itu karena tokennya bermasalah padahal memang harus beli pulsa lagi. Umumnya sih paham tapi kan ada yang bener-bener lugu banget gitu masyarakat jadi dibohongin masalah gratisnya ini. Tapi kan ada sosialisasi juga”. Apakah masyarakat disurvei terlebih mendapatkan program listrik gratis ini? “iya itu dibagian perencanaan”. dahulu sebelum Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur? Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 “iya dilaporkan ke gubernur lewat kepala dinas, biasanya ada laporan bulanan. Karena gubernur juga suka ninjau, waktu itu ninjau ke tangerang kemudian kita menyerahkan program lisdes ini secara simbolis kepada masyarakat”. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur? “kalau kita kan laporan itu secara kolektif ya diberikan pada program kemudian kepala dinas barulah ke gubernur”. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa? “kalau kita sih laporan fisik dan keuangan menyebutkan laporan itu namanya progress ya, jadi biasanya kepala seksi itu minta laporan ke kita kira-kira bagaimana kegiatan sudah sampai mana kemudian dengan keuangan terserap tidak untuk lisdes ini kalau itu sih setiap hari juga ada”. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? “oh iya pasti”. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? “ya mereka cooperative mau memberikan data mau berkoordinasi terutama kelurahannya/kepala desanya ya”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? “iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti dobel data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? “iya ada sosialisasi tentang administrasi dan persyaratan lisdes ini, tapi kita juga menekankan pada sosialisasi bahwa ini kan listrik gratis jadi jangan sampai ada oknum-oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan ini semua”. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Q31 Q32 Q33 “kalau sosialisasi biasanya awal-awal tahun ya sekitar maret-april atau sebelum pelaksanaan pembangunan IR itu”. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program listrik gratis? “tentunya masyarakat yang sangat membutuhkan ya dalam artian mereka yang dalam kategori prasejahtera”. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? “iya kita usahakan”. Semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Q34 Q35 “Ya kita sih pengennya semua dapat dikecamatan curug ini apalagi kan kp3b berada dikawasan kecamatan curug, Cuma kan kita harus adil dan merata karena proposal juga yang datang banyak. Tetapi ada yang lebih butuh lagi dari kecamatan curug, yaitu daerah kabupaten lebak dan kabupaten pandeglang. Jadi banyak pertimbangannya, kan tiap kabupaten kota itu ada jatahnya, nanti kan dari kota serang inilah dilihat kecamatan mana pokoknya dipertimbangkan segala macamnya. Tapi kita berusaha seadiladilnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan anggaran yang ada. Kalau semua diabisin dikecamatan curug nanti didaerah lain juga inginnya seperti itu takutnya timbul kecemburuan seperti itu”. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? “tentunya kan kalau orang yang mampu akan memasang sendiri, jadi kita usahakan yang mendapatkan program ini tepat sasaran”. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Q36 “pada umumnya mereka siap karena kan mereka diajukan untuk mendapatkan listrik gratis ini berarti mereka sudah sangat siap”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I1.2 Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan – Seksi Perencanaan Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni 2016 di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten I I1.2 Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Q1 Q2 “program bantuan yang diberikan pada rumah tangga sasaran yang layak untuk mendapatkan dengan kriteria miskin. Tujuannya supaya rumah tangga tersebut mempunyai akses energi listrik.” Apa tujuan Program Listrik Gratis? “yang pertama yaitu penyediaan akses energy listrik pada rumah tangga yang miskin, tujuan kedua yaitu secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi banten. rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga berlistrik dengan rumah tangga total atau presentase. Nah kebetulan kan kalau dibanten sudah tinggi 93% tetapi kalau untuk daerah lebak selatan itu masih kecil. Masih dibawah rata-rata wilayah lain daerah tangerang, serang dan cilegon jadi daerah situ yang lebih banyak kita kasih bantuan agar bisa imbang rasionya. Dan yang ketiga juga itu adalah sebagai rasa keadilan, karna banten itu adalah banyak ditempati pembangkit energi listrik, suralaya cilegon, PLTU Labuan dan nanti juga tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai masyarakat ada yang tidak bisa menikmati listrik padahal pabriknya ada dibanten sendiri. Walaupun kita dapurnya listrik tapi ada masyarakat yang belum berlistrik karna rumah tangga tersebut tidak mampu ya kita bantu. Jangan sampai jomplang”. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Q3 “Jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang.” Apakah ada juklak/juknis/SOP untuk Program Listrik Gratis ini? Q4 Q5 Q6 Q7 “Ada, tapi karna berbenturan dengan adanya peraturan yang baru jadi dirubah lagi. Tapi kalau prosedur yang bakunya ya seperti ini mekanismenya dari dulu. Nah SOP bikin proposal ini ada di Pergub, pendataan verifikasi nah adalagi di pergub, ada juga namanya Kerangka Acuan Kerja atau KAK. Misalnya pendataan rumah tangga miskin, kalau miskin oke atau kalau engga coret nah itu adanya di KAK.” Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? “Tahun 2003. Saat itu ada perencanaan gubernur “Banten Terang”.” Sejak kapan khususnya program listrik gratis di Kota Serang mulai di laksanakan? “Sebenarnya sejak Kota Serang masih Kabupaten Serang sudah ada program listrik gratis ini sudah kita kasih” Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? “setahun sebelum pelaksanaan itu kita sudah koordinasi pada dinas terkait seperti kab.serang kab.tangerang, kab.pandeglang, kab lebak itu punya lisdes nah makanya kita koordinasi supaya sasaran yang ada kab.serang misalnya tidak bentrok dengan sasaran desa yang kita tuju. Setelah itu kita lakukan sosialisasi pada tingkat kecamatan serta sosialisasi ke tingkat rumah tangga sasaran (RTS). Jadi ke kecamatanpun kita koordinasi jadi jangan sampai mereka tidak tentang adanya program bantuan ini”. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Q8 “Jaringan PLN, yang penting itu adalah jaringan PLN yang ada di desa/rumah tangga sasaran yang akan kita pasang”. Bagaimana dengan sarana dan prasarana program listrik gratis tersebut apakah sudah cukup menunjang dalam pelaksanaanya? Q9 “ kalau yang ada jaringan ya sudah cukup menunjang, ketika ya sudah dibangun kita akan melakukan pembayarannya ke PLN. Pada saat nama-nama terverifikasi kita masukan ke kab/kota dan ke PLN karna mereka juga siap sedia. Kalau kita kasih bantuan itu 300 maka PLN harus menyiapkan KWH dan kabel-kabelnya pun 300. Biasanya itu setahun sebelumnya atau di awal tahun”. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Q10 “Anggaran dari APBD Provinsi”. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? Q11 “Dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes itu satu rumah tangga buat masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,4jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran semurah-murahnya dengan barang yang bagus”. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Q12 Q13 “Ya, sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran kan setahun sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di lelang nih ada sisa. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas daerah”. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? “desa/kelurahan, kecamatan, distamben, instansi terkait di kab serta dinas tata kota”. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? Q14 “Ada, jadi kita itu mendata 2 kali. Pertama mendata verifikasi proposal. Kedua, sesaat sebelum dipasang kita lakukan verifikasi yang kedua juga. Supaya apa, siapa tahu nama-nama yang diajukan itu pindah rumah itu kita coret dari daftar”. Apakah aparatur program listrik ditunjuk dari Distamben langsung atau merekruit dari luar? Q15 “Selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna PLN yang tahu teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat. Jumlahnyapun banyak, mereka berteam. Karena setiap tahunnya lisdes ini lebih dari 400 desa pelaksanaannya. Satu rumah tangga ada yang 4 orang. Yah pokoknya banyak lah”. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Q16 “Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama kontraktor ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancarlancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya ada lancar-lancar saja”. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Q17 “kita sih berharap dengan adanya program ini kesejahteraan masyarakat meningkat. Cuma kalau seperti itu harus dilihat lagi, harus di studi lagi. Setelah adanya program ini balik lagi ke masyarakat. Nah belum melakukan studi itu dan tidak punya data itu. Tapi harapan kita seperti itu”. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Q18 “Dari desa/kelurahan mengajukan proposal kemudian ada tembusan ke kecamatan untuk diketahui dan distempel atau minta cap untuk tembusannya. Jadi camat tahu di desa/kelurahannya mengajukan berapa jumlah rumah tangga. Kemudian barulah diserahkan ke distamben”. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrtik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Q19 Q20 Q21 “Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan fotocopy ktp kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan”. Apa syarat yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Curug untuk mendapatkan program listrik gratis? “Syarat untuk mendapatkan cukup proposal saja”. Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat untuk mendapat hibah listrik gratis ini adalah dengan mengajukan proposal kepada Distamben Provinsi. Apakah semua pengajuan yang diajukan itu di realisasi? “Ada yang semua, ada yang ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi. Tidak kita ratakan presentasenya tapi kita lihat verifikasinya. Saat saya Tanya kepada surveyornya kenapa ini ngajuin 200 tapi Cuma 50 yang direalisasi ternyata rumah tersebut bukan adalah rumah kontrakan. Nah itu kita coret, jadi realisasi itu mengikuti saat pendataan verifikasi. Tapi memang saat pengajuan desa/kelurahan selalu meminta semua diberikan bantuan agar semua rumah tangga dapat menerima, dan kitapun tidak menyalahkan desa saat pengajuan pasti ada yang kaya yang miskin pokoknya yang berlistrik dimasukan kedalam pengajuan proposal juga namun kan ada tahapan serta aturan di pendataan verifikasi. Jadi nanti akan terfilter Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Q22 “Jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita jelaskan, kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja kerasnya pak lurah/ pak kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal karna kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapakbapak yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya. Jadi diberitahu barang-barang yang akan dapat apa, seperti kabelkabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk pemasangan instalasi, kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan datang petugas-petugas pada rumah tangga”. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Q23 Q24 “harapan sih faham, tapi kalau terjadi apa-apa seperti lapor berarti mereka faham. Kalau ada oknum yang nakal kontraktor kerjanya ga bener kemudian ada rumah tangga yang ngadu ke distamben kemudian kita tindak lanjuti dan kontraktor tersebut disuruh memperbaiki. Nah kita ga akan pakai kontraktor itu lagi, kita blacklist”. Apakah masyarakat disurvei terlebih mendapatkan program listrik gratis ini? dahulu sebelum “Ya, disurvei”. Apakah program listrik gratis ini di laporkan kepada Gubernur? Q25 “Ya, kita suka laporan. Kalau di distamben itu program ini namanya Progres. Kita laporan tiap bulan yang tertulis”. Bagaimana mekanisme pelaporan program listrik gratis kepada Gubernur? Q26 “Disini namanya Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan nanti kita lapor ke bappeda nanti bappeda lapor lagi ke biro Ekbang, nah ekbang kan nanti ujung-ujungnya ke sekda ke gubernur. Nah setiap triwulan kita suka dipanggil ke biro ekbang tentang progress kita, suka meriksa minta keterangan kenapa progresnya dibawah ada hambatan apa”. Bentuk pelaporan tersebut seperti apa? Q27 Q28 “Bentuknya laporan akhir kegiatan, karna ini adalah team dari kontraktor juga PLN jadi laporannya berisi nama-nama yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dilapangan. Serta namanama rumah tangga yang sudah terpasang dan sudah tersambung. Jadi isi laporannya detail nama-nama rumah tangga. Laporan dari PLN itu biasanya perdua minggu jadi progresnya bisa terpanta”. Apakah Kepala Kecamatan Curug khususnya sangat setuju dan mendukung program listrik gratis? “Oh sangat mendukung sekali akan program listrik gratis ini”. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Q29 “Dukungannya yang pertama dengan memberi Acc serta tanda tangan untuk mempermudah proses pengajuan proposal. Kemudian yang kedua yaitu, distamben kan selalu melakukan sosialisasi nah itu mereka memberikan tempatnya untuk kita mengadakan sosialisasi. Pokoknya cooperative lah. Kemudian kalau ada konflik sosial mereka mau menengahi. Seperti itu”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Q30 Q31 “Koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap” Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? “ya ada”. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Q32 “Sosialisasi biasanya dilakukan bulan maret-april sebelum pelaksanaan jaraknya 4 bulanan, karena pelaksanaan program biasanya empat bulanan”. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? Q33 “Miskin atau tidak mampu, nah ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN”. Apakah sosialisasi dilakukan di seluruh daerah di Kota Serang? Q34 “ya kita seluruh desa/kelurahan di kota serang maupun diseluruh banten”. Kategori Masyarakat seperti apa yang menjadi objek dalam pelaksanaan program listrik gratis? Q35 “Masyarakat miskin, masyarakat diperbatasan, dipelosok, nah yang terakhir masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang miskin atau hampir miskin tapi tidak kaya nah itu bisa dikasih. Kalau masyarakat perkotaan kan masuknya masyarakat miskin ya nah diperkotaan kan ada yang miskin, nah alasannya kenapa lisdes adanya di kota serang karena termasuk kategori masyarakat miskin”. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Q36 “iya betul-betul. kita pilih yang benar-benar berhak mendapatkannya. Memang kalau di proposal itu semua dimasukan, rumah yang baru jadipun ada yang dimasukan tapi tetap kita pilih berdasarkan kategori yang sudah ditentukan”. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? Q37 “secara fisik maupun kesejahteraannya kita tanya juga, bisa saja memang rumahnya bagus tapi mungkin itu dulu saat orangtuanya masih ada. Tapi dia tidak punya pekerjaan atau kerjanya serabutan nah seperti itu”. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Q38 “Tidak semua, karena kita juga bagi dengan daerah lainnya. Seperti daerah selatan itu lebih banyak yang belum punya listrik jadi kita lebih memprioritaskan kesana”. Indikator kemiskinan yang bagaimana dan seperti apa yang mendapatkan program listrik gratis ini? Q39 Q40 “semua indikator kemiskinan kita pakai dan dipadupadankan tetapi kita juga kelapangan untuk kroscek dan makanya nanti ada di verifikasi”. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? “tidak kalau yang mampu”. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Q41 “Kesiapannya memang kita bentuk di sosialisasi, mereka kita kasih pemahaman, kita kasih informasi sehingga program datang mereka sudah siap. Dan tidak bertanya-tanya lagi agar lebih paham. Nah masyarakat yang disanapun semangat dan sangat siap menerima bantuan”. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Q42 “Kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik” MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I2.1 Kepala Camat Curug Kota Serang Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni 2016 di kantor Kecamatan Curug, Kota Serang I I2.1 Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 “Itu program dari Distamben Provinsi banten yaitu pemasangan sambungan energi listrik baru kepada rumah tangga yang belum mempunyai energy listrik dirumahnya. Sebenernya punya tapi mereka masih nyalur dari rumah orang. Nah dengan program itu mereka punya sendiri. Dan yang pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat kami”. Apa tujuan Program Listrik Gratis? “tujuan untuk supaya masyarakat bisa menerima sarana pembangunan dibidang kelistrikan, bahwa pembangunan dari pemerintah salah satunya adalah penerangan. Masa dikota tidak ada penerangan.” Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? “Standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, terealisasi.” Sejak kapan awal mula listrik gratis ini dicanangkan di Provinsi Banten? “Sudah lama ya” Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? “Kesiapan dalam program ini kan kita hanya mengembangkan data saja atau menyajikan bahwa inilah masyarakat di curug yang belum dapet aliran listrik dalam artian belum memiliki KWH sendiri”. Apa saja sarana dan prasarana guna menunjang program listrik gratis ini? Q6 “kalau secara kan mereka yang memasang kita hanya menyajikan data kemudian pihak kelurahan juga membantu mengarahkan dan mereka yang mengerjakan”. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? Q7 Q8 “Anggaran provinsi melalui distamben provinsi”. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? “Ya RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan sendiri” Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Q9 “kalau secara terprogram ya ini berjalan walaupun ada sedikit kendala kadang banyak kadang sedikit kuantitasnya. Kadang pembagiannya banyak kadang sedikit gimana ya saya juga kurang mengerti tapi ya selama ini sih berjalan”. Apakah 5 tahun berjalannya program listrik gratis ini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan di kecamatan curug? Q10 “Berpengaruh tingkat kemiskinan secara signifikan sih tidak terlalu ya tapi berpengaruh terhadap perekonimian pasti ada manfaatnya”. Mengapa pada tahun 2014 masih ada penduduk miskin sebanyak 2524 Jiwa dari Total penduduk di Kecamatan Curug? Q11 “Jadi penduduk miskin itu kan kategori ya, yang dikategorikan oleh pemerintah yaitu dikategorikan penduduk miskin. Ya kita berusaha tapi bukan camat aja kan harus semua terkait, masyarakat kemudian saya dan instansi diatas untuk mengentaskan kemiskinan itu bukan camat tok. Masyarakat sekitar harus membantu tapi dikategorikan masyarakat miskin bukan artian mereka tidak bisa makan. Jadi semua elemen itu harus sama-sama berusaha mengentaskan kemiskinan tersebut. masyarakat setempat, kelurahan, kecamatan, kota dan provinsi semualah. Mengapa di tahun 2015 masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik? Q12 “Belum berlistrik disini bukan gelap-gelapan juga ya. Nah iya kita berusaha karena kan dinas yang terkait itu kan yang punya kewenangannya pihak provinsi sehingga kami kecamatan berusaha mulai dari masyarakat juga yang bersangkutan ya RT, RW kelurahan, camat berusaha menyampaikan dan menyajikan kepada dinas terkait di tingkat kota maupun provinsi agar supaya segera diselesaikan masalah listrik ini. Ya saya mah hanya tinggal nunggu dari mereka, kalau data sudah saya sampaikan kesana tinggal mereka memilihnya silahkan. Ya saya sih pengennya semuanya di berikan listrik gratis rumah tangga yang ada di kecamatan curug. Tapi upaya saya selalu menanyakan kepada distamben provinsi dan jawabannya karena keterbasan anggaran maka dari itu tidak bisa direalisasikan sekaligus artinya bertahap”. Kecamatan Curug adalah Kecamatan yang wilayahnya sangat dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) mengapa masih ada penduduk dengan kategori miskin? Q13 “Sebenarnya kalau saya mau ngomong kerasnya, sebelum yang jauh yang dekat dulu dibenahi karena apa malu dong provinsi masa wilayah KP3B masih ada masyarakat dengan kategori miskin dan rumah tangga yang belum terealisasi program listrik ini. Seharusnya selesaikan dulu daerah yang dekat karena orang akan melihat, ternyata dekat dengan KP3B masih ada masyarakat miskinnya. Tapi kan saya tidak malu karena toh itu faktanya yang malu kan provinsi sendiri”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Q14 “Ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar”. Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Q15 “Masyarakat sangat memahami dan mengerti yang terpentingkan mereka tidak mati tidak pernah engga nyala walaupun nyalur”. Apakah masyarakat disurvei terlebih mendapatkan program listrik gratis ini? Q16 dahulu sebelum “Iya, mereka kan yang survei ke rumah tangga bersama aparat dibawah RT, RW dan Kelurahan”. Seperti apa bentuk dukungan dari kecamatan Curug terhadap program listrik gratis? Q17 “Ya tentunya memberikan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan program ini sehingga yang akan melaksanakan program ini juga akan menjadi mudah bahkan yang menerimanya juga mudah”. Q18 Q19 Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? “Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? “Sosialisasi dari mereka ada”. Sejak kapan sosialisasi program listrik gratis dilakukan? Q20 “Bulan-bulannya ada sih ya mereka mensosialisasikan, biasanya mereka mengundang kami atau mereka datang kesini”. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? Q21 “Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu”. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Q22 “Iya dong, itu kan data kita dapatkan dari aparat dibawah RT,RW dan kelurahan dan sampai di kami. Kalau orang mampu dapat bantuan itu tidak mungkin karena mereka sudah duluan pasang KWH sendiri”. Apakah semua masyarakat miskin yang ada dikecamatan curug diberikan program listrik gratis? Q23 Q24 “Tidak semua ya, karena kan namanya program listrik ini kan ada tahapannya juga”. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis? “Tentu tidak, karena kalau yang mampu mah mereka pasang sendiri”. Bagaimana kesiapan masyarakat dalam menerima program listrik gratis? Q25 “Masyarakat itu sangat siap menerima program listrik ini karena mereka memang membutuhkan sarana itu”. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Q26 “Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep ke camat dan memang sudah fatal ya akan ke polsek”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I2.2 Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Kota Catatan Lapangan Q I :Wawancara dilakukan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni 2016 di kantor Kecamatan Curug Kota Serang I2.2 Apa itu Program Listrik Gratis atau Listrik Perdesaan? Q1 “Apa ya, mungkin untuk meringankan beban mereka ya kan kebanyakan itu tidak mampu yang diajukan listrik gratis itu, yang dapet subsidi itu. Rumah tangga yang tidak mampu”. Q2 Apa tujuan Program Listrik Gratis? “tujuannya arahnya kesitu ya kerumah tangga yang tidak mampu”. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Q3 “makin tahun ya yang kita lihat itu makin berkurang, makin berkurang rumah tangga yang tidak berlistriknya itu.” Bagaimana dengan kesiapan aparatur daerah yang menjadi sasaran program listrik gratis dalam melaksanakan program ini? Q4 Q5 Q6 Q7 “Sebenarnya ya kalau dikecamatan curug sendiri ya harus siap ya, kita kan hanya mengusulkan saja usulannya dari kelurahan yang tahu juga kelurahan karena mereka yang sangat tahu siapa-siapa aja yang harus dikasih. Selama ini kami siap aja selama ini disuruh apa saja ya kita siap aja”. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? “Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? “Ga tau ya, kita ga pernah dikasih tahu masalah anggaran”. Lalu apa peran Kecamatan Curug dalam dalam program listrik gratis ini? “ya perannya memantau juga ya”. Apakah Kecamatan Curug ikut mensurvei rumah tangga sasaran program listrik gratis ini? Q8 “Oh engga, jadi yang survey itu distambennya langsung ke kelurahan”. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? Q9 “Kalau selama ini sih baik-baik aja ya pelaksanaannya ya tidak ada kendala apa-apa”. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan? Q10 “menurun dong karena berarti semuanya sudah mendapatkan listrik ini”. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program listrik gratis ini? Q11 “Dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben. Itu tahun 2014 tapi setelah tahun 2015 langsung lagi ke ngajuin ke Distamben”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? Q12 “Itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang lebih tau sama distamben.” Apakah masyarakat benar-benar memahami dan mengerti tentang program listrik gratis? Q13 “Iya mereka ngerti sih karena memang sudah lama ya ini programnya jadi mereka udah paham”. Apakah masyarakat disurvei terlebih mendapatkan program listrik gratis ini? Q14 dahulu sebelum “Ya, disurvei. Kan disurvei sama distambennya langsung. Diliat rumahnya apakah layak atau tidak. Kalau yang mampu ya ga akan dikasih, lagipula kalau yang mampu diajukan dalam program listrik gratis yang malu kan kelurahan juga kenapa diajukan”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? Q15 “Kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu. Jadi pertamanya Distamben ngundang rapat kita disuruh mengusulkan kuotanya berapa kita usulkan. Kemudian nanti mereka survey, mereka sendiri yang kapan pelaksanaan mereka sendiri yang tau. Layak atau tidak tidaknya rumah tangga mereka yang menentukan. Jadi kecamatan hanya mengetahui saja bahwa dikelurahan ini lagi ada pasang listrik gratis. Ya jadi rapat koordinasi di distamben, kita mah nunggu diundang aja oleh distamben, kemudian datang dan kita kasih tau ke kelurahan”. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Q16 “sosialisasi besar-besaran sih engga ya saya rasa. Tapi kalau sosialisasi di kelurahan-kelurahan ya ada”. Apakah program listrik diberikan benar-benar diberikan untuk masyarakat miskin? Q17 “Iya dong karena kan itu syarat utamanya. Kalau yang mampu kan mereka sudah bisa pasang sendiri. Kalau yang tidak mampu tidak akan dipasang”. Masyarakat miskin seperti apa yang berhak mendapat bantuan program listrik ini? Q18 Q19 “Rumah ya, rumah yang tidak layak huni kemudian pekerjaan rumah tangga tersebut”. Apakah orang yang mampu menerima hibah program listrik gratis atau adapula yang mengaku-ngaku miskin? “Ya engga lah, kan nanti disurvei. Apalagi dia pura-pura miskin”. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? Q20 “Ya paling juga nanya yang dari kelurahannya “Bu kenapa ko saya belum dapet-dapet aja”. Ya tapi kan itu distamben yang tau kenapa diterima dan tidaknya. kalau yang menerima itu pasti senang”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I3.1 Kasi Energi dan PJU DTK Kota Serang Catatan Lapangan Q I Q1 :Wawancara dilakukan pada hari Rabu, tanggal 03 Agustus 2016 di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang I3.1 Apa tujuan Program Listrik Gratis? “Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu”. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? Q2 “Ya bertambahnya masyarakat yang tadinya ga punya listrik jadi punya. Kemudian ada efek yang lainnya bisa aja dari sisi pendidikan yang tadinya pake cempol kemudian ada listrik kan jadi terang nah kearah sana. Tapi intinya tadi itu karena tujuannya banten terang jadi yang tidak berlistriknya sedikit demi sedikit berkurang”. Sejak kapan Dinas Tata Kota Kota Serang melakukan pendataan terkait program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Q3 “Sejak Tahun 2015, Sebelumnya belum pernah karena instansi Dinas Tata Kotanya yang menangani listriknya itu baru ada 2014 adanya. Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada sekian, kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan dan ke distamben provinsi”. Apakah anggaran yang dikeluarkan sudah cukup menunjang untuk program listrik gratis? Q4 “Kan kita punya target, target itu kan didukung dari anggaran. Targetnya kan misalnya 1000 rumah tangga lagi mau dicapai dalam 2 tahun misalnya anggaran yang dibutuhkan dihitung-hitung 1 milyar misalnya yang turun anggarannya ternyata 500jt otomatis kan target tersebut tidak tercapai memang salah satunya itu adalah anggaran atau dana APBD itu yang belum mencukupi atau belum sesuai untuk target tersebut karena keterbatasan dana”. Apa peran dari Dinas Tata Kota, Kota Serang dalam program listrik gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang? Q5 “Ya kita kan kalau ada program harus punya data dulu, nah kita melakukan pendataan setelah punya data kita berikan pada Distamben Provinsi sebagai data masukan bahwa dikota serang ada segini lagi yang belum berlistrik nah itu kan jadi dasar juga mau membangun. Jadi kita sebagai pemberi data karena output kita adalah data. Karena kan kelurahan ga punya data, kalau kita pintapun mereka ga punya. Secara tidak langsung mereka juga punya karena pendataan dari kita”. Apakah aparatur pendataan untuk rumah tangga yang belum berlistrik di Kecamatan Curug dari Dinas Tata Kota Kota Serang atau merekruit dari luar? Q6 “Iya kita dari Konsultan Pendataan. Pendataan dilapangan itu full konsultan kalau kit amah udah hasilnya kan paling kita kasih tahu ini loh. Kemudian untuk kriteria awalnya sih kita ingin mengetahui ada berapa lagi rumah tangga yang belum berlistrik dikota serang secara globalnya seperti itu nah total rumah tangga yang di kelurahan itu. Jadi kita secara global aja berapa rumah tangga lagi dikota serang yang belum berlistrik tanpa dikategorikan kearah mampu atau tidak. Tetapi memang dalam pendataan kondisinya yang kurang mampu banyaknya yang belum berlistrik”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Dinas Tata Kota Kota Serang, Distamben, Kecamatan Curug, Kelurahan, RT/RW? Q7 “Iya kita koordinasi ke kecamatan kemudian sama RT/RW karena kan mereka yang tahu masyarakat”. Apa ada sosialisasi kepada masyarakat sebelumnya tentang program listrik gratis ini? Q9 “Setiap tahun ada, tapi sosialisasinya kepada yang mendapatkan listrik gratis. Tapi kita juga diundang sebagai narasumber. Karena kan yang pertama kita yang punya wilayah ya kita memberi pengertian kepada masyarakat programnya seperti apa kemudian tujuannya seperti apa kemudian kita meminta masyarakat untuk menjaga dan melaksanakan jangan sampai ada ribu-ribut jadi kita pemahaman seperti itu”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I4.1 Sekretaris Kelurahan Curug, Kecamatan Curug Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 06 Juni 2016 di kantor Kelurahan Curug, Kecamatan Curug I I4.1 Sejak kapan kelurahan curug mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Q1 “Sebenarnya sudah ada sejak lama program tersebut namun pada waktu itu bukan saya yang mengurusinya kemudian ada benturan dimasyarakat banyak yang bertanya-tanya kepada saya. Kenapa kelurahan curug belum dapat saja, nah kemudian saya berdiskusi dengan pa lurah juga bagaimana caranya agar kelurahan kita juga dapat program tersebut. akhirnya tahun 2014 saya menanyakan pada kelurahan lain yang ada di Kecamatan Curug”. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Q2 “Iya ada sosialisasinya kepada yang berhak dimana disini adalah rumah tangga sasaran yang menerima program listrik gartis tersebut kumpul di kantor kelurahan”. Kapan Distamben datang untuk melakukan sosialisasi? Q3 “Itu 4 bulan sebelum realisasi”. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Q4 “iya memberi tahu bahwa akan dipasang listrik gratis, kepada rumah tangga yang sudah ditentukan nama-namanya oleh distamben”. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Q5 “Ya kita membuat pengajuan proposal beserta data masyarakat yang belum punya listrik. Serta dilampirkan KTP dan Kartu Keluarga rumah tangga tersebut dalam proposal tersebut. kemudian saya langsung ngadep ke Distamben Provinsi barulah orang Distamben datang untuk survei kerumah tangga sasaran tersebut. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? Q6 “Waktu itu saya mengajukan tahun 2014 kemudian setahun kemudian di tahun 2015 realisasinya. Jumlah yang saya ajukan waktu itu tahun 2014 sebanyak 210 tapi yang direalisasi hanya 71 rumah tangga sasaran”. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Q7 “Nah iya dicek disurvei dari pihak Distamben. Jaringan-jaringannya nomor tiangnya juga”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I4.3 Sekretaris Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug Catatan Lapangan Q I :Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni 2016 di kantor Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug I4.3 Sejak kapan kelurahan cipete mengetahui adanya program listrik gratis yang diberikan oleh Distamben Provinsi Banten? Q1 “Itu sejak tahun 2012 kita tahu kemudian kita mengajukan juga tahun 2012 namun 2013 kita mengajukan lagi baru ditahun 2014 kita dapet realisasi”. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan oleh Distamben Provinsi Banten tentang program listrik gratis? Q2 “Sosialisasi ada, dilakukan distamben provinsi itu dibalai desa. Kemudian masyarakat juga diundang”. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Q3 “Isinya tentang mensiasati kalau ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti takut ada yang meminta bayaran atau pungutan liar terhadap pemasangan instalasi listrik dirumah tangga. Yang datang juga masyarakat yang sudah dapat artinya data-data rumah tangga yang akan menerima Kwh gratis ini itu yang diundang untuk mengikuti sosialisasi”. Bagaimana prosedur atau mekanisme pengajuan listrik gratis ini? Q4 Q5 “Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benarbenar tidak mampu. Tapi masalahnya juga gini sih ya, kadangkadang rumah tersebut juga ada lampu tapi dia tidak punya KWH sendiri nah dia nyalur dari rumah sodaranya. Jadi yang pertama itu adalah didahulukan yang tidak mampu dulu gitu yang sama sekali ga mampu. Jadi datanya dari RT ke Kelurahan kemudian diverifikasi oleh kelurahan juga kemudian diberikan kepada Distamben”. Berapa jumlah pengajuan rumah tangga yang diajukan pada saat itu? “Berapa ya, banyak sih 50 lebih, tapi kita mengajukan lagi 2013 turun di 2014 realisasinya 35. maaf karena datanya waktu itu lengkap cuma ada kendala waktu itu kena virus komputernya jadi semua data-data dikelurahan hilang semua”. Apakah ada survei terlebih dahulu dari pihak Distamben ke rumah tangga sasaran? Q6 “Iya disurvei. Orang Distamben Provinsi akan turun memverifikasi ulang data tersebut mencocokan dan menyesuaikan dengan kategori layak atau tidaknya rumah tangga tersebut mendapat bantuan. Kemudian mencocokan dengan nomor tiang termasuk gardu listriknya”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I5.6 Rumah tangga yang tidak menerima listrik gratis, Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Curug Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 20 Juni 2016 di Kp. Tinggar Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Curug I Q1 I5.6 Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan? “Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya”. Sudah berapa lama belum ada realisasi? Q2 Q3 Q4 “Ya 2011 aja sampai sekarang belum ada aja”. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi? “Sering saya tanyakan tapi ga ada kepastian terus”. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? “Engga pernah”. Q5 Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? “Fotocopy Ktp sama Kartu Keluarga”. Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Q6 “Ga ada tuh. Sama sekali ga ada yang survei dari Distamben kecamatan atau dari PLN Apakah Selama ini gelap-gelapan kalau tidak ada listrik? Q7 ya engga gelap juga, nyalur dari tetangga yang disini nanti tiap bulannya kalau ada uang ya bayar kalau ga ada juga ga apa-apa gitu. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I5.7 Rumah tangga penerima listrik gratis, Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni 2016 di Kp. Buah Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug I Q1 I5.7 Mulai sejak kapan mengetahui adanya Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug? “Udah lama. Taunya dari sekretaris lurah diminta KTP sama KK buat syaratnya. Ya ibu mah kasih aja”. Kapan mendapatkan realisasi program listrik gratis? Q2 “Kapan ya, ya udah lama ada setahunan lebih kali ya”. Apakah ada pungutan biaya untuk Program listrik gratis ini? Q3 “Engga, gratis ini mah dari pemerintah”. Apa saja yang didapat dari Program listrik gratis? Q4 Q5 “Ya token listriknya, pulsanya 20rb, kabelnya sama stop kontaknya. Tapi lampunya mah saya beli sendiri”. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? “Iya ikut disuruh ke kelurahan gitu ya”. Apa isi materi dari sosialisasi tersebut? Q6 “Ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu”. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi Q7 untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? “ iya itu KTP sama KK” Apakah ada survei dari pihak Distamben/PT.PLN? Q8 “Iya ada, difoto rumahnya. Ditanya ibu kerja apa, ya saya bilang saya mah engga kerja udah tua. Dapet uangnya dari ya gini aja neng”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA Keterangan : I5.8 Rumah tangga yang tidak menerima listrik gratis Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug Catatan Lapangan Q :Wawancara dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 Juni 2016 di Kp. Buah Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug I I5.8 Sejak kapan diajukan kedalam program listrik gratis oleh Kelurahan? Q1 “Kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya diajuinnya” Sudah berapa lama belum ada realisasi? Q2 “Ada mungkin ya 2 tahunan”. Pernah menanyakan kepada pihak kelurahan, kenapa belum ada realisasi? Q3 Q4 “Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya. Diajukan mah sudah tapi sabar soalnya kan ada beberapa kali tahapan. Saya juga ga terlalu ngerti gitu ya”. Apakah pernah mengikuti sosialisasi program listrik gratis dari Distamben di Kelurahan atau di Kecamatan? “Engga pernah”. Apa saja syarat yang diberikan kepada Distamben Provinsi untuk mendapatkan Hibah Listrik Gratis ini? Q5 “Ya saya kasih Fotocopy KTP sama KK. Dipinta sama Bu RT fotocopy KTP” Apakah ada survei dari pihak Distamben? Q6 “Ada sekali, waktu itu sudah lama. Ditanyain suaminya kerja apa kerja dimana, berapa penghasilannya tiap bulan. Ya saya jawab kerjanya kadang kerja kadang engga, serabutan aja gitu. Kalau ada yang suruh petukang yang petukang kalau engga mah ya engga, mau dagang ya ga punya modalnya”. MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI DATA Ukuran dan Tujuan Kebijakan Q I I1.1 PERTANYAAN/JAWABAN Apa tujuan Program Listrik Gratis? “kalau tujuan secara globalnya adalah untuk peningkatan rasio elektrifikasi, kalau tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya bisa buat penerangan”. Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? “kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia.” I1.2 Apa tujuan Program Listrik Gratis? “ tujuan secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi Banten. rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga berlistrik dengan rumah tangga total atau presentase. Selain itu tujuan yaitu penyediaan akses energy listrik pada rumah tangga yang miskin dan yang ketiga juga itu adalah sebagai rasa keadilan, karna banten itu adalah banyak ditempati pembangkit energi listrik, suralaya cilegon, PLTU Labuan dan nanti juga tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai masyarakat ada yang tidak bisa menikmati listrik padahal pabriknya ada dibanten sendiri Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? I2.1 “Jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang.” Apa standar keberhasilan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ini? “Standarnya ialah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, terealisasi.” Apa tujuan Program Listrik Gratis? “Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten, dan untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu”. I3.1 Sumber Daya Q I PERTANYAAN/JAWABAN Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? “ya kalau di provinsi kan kepala daerah dan instansi terkait, distamben kan kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa level bawah seperti ketua RT. Karena kan kita harus koordinasi ya. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah kabupaten/kota punya juga program listrik gratis itu jadi jangan sampai ada dobel data”. Apakah ada aparat khusus untuk tim survey dalam program listrik gratis di kecamatan curug? I1.1 “iya biasanya kan kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan nah mereka juga punya personel untuk monitoring survey dilapangan”. Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? “ Nah kalau besarannya yang pasti saya lupa tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya itu seperti terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800rb’an itu untuk biaya penyambungannya dengan 450watt.” Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? “kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25ribu rumah tangga yang dipasang sudah tercapai Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? Selain tim verifikasi selain kita, juga surveyor dari luar. Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, dan juga sama PLN karna PLN yang tahu teknisnya. Serta dibantu oleh aparat setempat. Jumlahnyapun banyak, mereka berteam Berapa besaran anggaran yang di keluarkan untuk program listrik gratis? I1.2 “dari APBD Provinsi Banten, dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes itu satu rumah tangga buat masang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,1jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran semurah-murahnya dengan barang yang bagus. sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran kan setahun sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di lelang nih ada sisa. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas daerah”. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? “Alhamdulillah pelaksanaan, karna ini kan pembangunan sama kontraktor ya nah pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancarlancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan kan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun karna barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya ada lancar-lancar saja”. Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? I2.1 “Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? “Dari kelurahan ke kecamatan, kalau dari di Kota Serang itu ke dinas tata kota, nah tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang nah setelah dari Tata Kota baru ke Distamben”. I2.2 Darimana anggaran untuk program listrik gratis ini? “Anggaran dari APBD Provinsi, Anggaran Distamben”. Siapa saja aparatur pelaksana dan SKPD mana saja yang melaksanakan serta terlibat dalam program listrik gratis ini khususnya di Kecamatan Curug? “Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kelurahan bapak ada sekian, kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan dan ke distamben provinsi”. I3.1 Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? I5.6 “Diajuinnya sudah lama sekali, ada dari 2011 kayanya, Ya 2011 aja sampai sekarang belum ada aja”. Selama ini bagaimana pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug dari tahun 2010-2015? “Kapan ya, udah lama banget itu. soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya diajuinnya, Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya. Diajukan mah sudah tapi sabar soalnya kan ada beberapa kali tahapan. Saya juga ga terlalu ngerti gitu ya”. I5.8 Karakteristik Agen Pelaksana Q I PERTANYAAN/JAWABAN Apa peran Kecamatan Curug dalam program listrik? I2.1 “Ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan di kecamatan curug ini”. Apa peran Kecamatan Curug dalam program listrik? I3.1 “Jadi kita sebagai pemberi data karena output kita adalah data. nah kita melakukan pendataan setelah punya data kita berikan pada Distamben Provinsi sebagai data masukan.” Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? I1.1 “Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan fotocopy ktp kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan”. Bagaimana mekanisme sistem pengajuan dan penerimaan program listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? I4.3 “Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benarbenar tidak mampu”. Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana Q I PERTANYAAN/JAWABAN Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? I1.1 I1.2 “iya kita koordinasi singkronisasi data tentunya takutnya ya seperti dobel data kan kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, Dinas Tata Kota Serang, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? “Koordinasinya ya kita saling kroscek data, distamben sama PLN saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data dan sharing data. Koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap.” Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? I2.1 “Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”. Koordinasi yang dilakukan antara pihak Distamben, Kecamatan Curug, PT PLN, Kelurahan, RT/RW kemudian sampai pada rumah tangga sasaran seperti apa dan bagaimana? I2.2 “Kalau koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi ke kita, Distamben itu jadi tau-tau sudah dipasang aja rumah tangganya gitu. Sikap atau Kecenderungan (Disposisi) para pelaksana Q I PERTANYAAN/JAWABAN Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? I1.1 I1.2 “iya kita beri pemahaman disaat sosialisasi, karena saat sosialisasipun ada dari PLN narasumbernya jadi. Jadi pemahaman tentang listrik gratis, sampai pada keamanan dan menghemat pemakaian listrik seperti itu”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? “Jadi dengan sosialisasi. Nah pada saat sosialisasi dari awal kita jelaskan, kita puji-puji kades/pak lurahnya karna ini hasil kerja kerasnya pak lurah/ pak kades semua diajukan. Nah bagi yang tidak dapat atau tidak terealisasi dimohon jangan marah jangan kesal karna kita juga punya aturan karena program ini untuk rumah tangga yang miskin. Sedangkan program ini terbatas. Dan bapakbapak yang datangnya pun yang sudah terpilih karna dijelaskan lisdes itu apa jadi program listrik gratis yang tidak dipungut biaya. Jadi diberitahu barang-barang yang akan dapat apa, seperti kabelkabel. Jadi nanti ada PLN datang untuk pemasangan instalasi, kemudian diberitahu jika ada tindak kecurangan segera kasih tahu ke distamben. Jika ada yang minta-minta biaya jangan dikasih. Akan datang petugas-petugas pada rumah tangga”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? I2.1 “Ya pehamanan kepada masyarakat bahwa memang masyarakat seharusnya mendapatkan fasilitas kelistrikan dan penerangan ya namun dengan demikian sehubungan program ini berjalan secara bertahap sehingga masyarakat dimohon untuk bersabar”. Bagaimana cara memberi pemahaman masyarakat tentang program listrik gratis? I2.2 “Itu sih yang memberi pemahamannya kelurahan ya. Ada sih yang pernah Komplain sudah ngajuin belum dipasang-pasang. Ya itu sih kelurahan ya yang lebih tau sama distamben.” Apakah Bapak/Ibu Memahami tentang listrik gratis ini? I5.7 “Ya dikasih tau ini kan kalau dapet dari pemerintah gratis gitu, jadi kalau ada yang minta bayaran jangan dikasih. Kalau mau kasih untuk makan buat yang masang listriknya ga apa-apa kasih aja gitu”. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik Q I PERTANYAAN/JAWABAN Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? I1.2 “Kalau yang menerima itu pasti senang, kalau yang tidak masuk kategori nanti kan bisa dijelaskan oleh orang kelurahannya secara baik-baik” Bagaimana kondisi ekonomi yang mendapatkan listrik gratis? “kondisi ekonomi yang mendapatkan miskin atau tidak mampu. Nah ukurannya mereka tidak mampu untuk pasang sendiri ke PLN”. Bagaimana reaksi masyarakat yang mendapatkan program listrik gratis dengan yang tidak mendapatkan listrik gratis? I2.1 “Pasti ada sedikit kecemburuan sosial namun demikian kita berikan pengertian kepada mereka yang mana ini kan program berjalan yang pada akhirnya akan bermanfaat. Tapi selama ini sih reaksi masyarakat bisa diredam dibawah, tapi selama ini sih belum ada dan kalau ada yang memang tidak bisa ya datang ke kecamatan ngadep ke camat dan memang sudah fatal ya akan ke polsek”. Seperti apa kondisi ekonomi masyarakat yang mendapat program listrik gratis? “Ya, masyarakat yang membutuhkan. Kalau masyarakat yang ekonomi lebih kan engga. Yang membutuhkan prasarana listrik itu” DOKUMENTASI PENELITI PROGRAM LISTRIK GRATIS DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG Ket: Staf Bidang Energi dan Ketenagalistrikan, seksi Perencanaan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sedang menjelaskan kepada peneliti alur dan mekanisme program listrik gratis di kecamatan Curug Kota Serang Ket: Peneliti sedang mewawancarai dan menanyakan tentang Program listrik Gratis kepada Pak Kesumba, Staf Bidang Energi dan ketenagalistrikan, seksi Pengawasan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten. Ket: Peneliti mewawancarai Kepala Camat Curug, Bpk. Drs.Budi Martono., M.Si . 09 Juni 2016 di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang Ket: Peneliti mewawancarai tentang Program Listrik Gratis kepada Kasi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug, 09 Juni 2016. Di Kantor Ket: Peneliti dengan Ibu Murni, warga kelurahan Sukalaksana yang tidak mendapatkan realisasi listrik gratis, 20 Juni 2016, di Kediaman Ibu Murni Kp. Tinggar Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Curug. Ket: Peneliti sedang mewawancarai Ibu Dedeh Sukaesih, warga kelurahan cipete yang tidak mendapat realisasi di kediaman ibu dedeh, didampingi oleh Ibu Kamsinah Ketua RT Kp. Buah, Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug 24 Juli 2016 Ket: Rumah kediaman Ibu Sariah. Rumah tangga sasaran yang mendapatkan program listrik gratis di Kelurahan Curug. Peneliti di damping oleh Bapak Darwin sebagai tokoh masyarakat atau Ketua RT di Kelurahan Curug Kp. Cipecung RT 02 Ket: Peneliti bertemu dengan Ketua Forum RT/RW sekaligus Staf Kelurahan Curug, Bpk. Atok Sastrawijaya yang mengurusi program listrik gratis di Kelurahan Curug, Kecamatan Curug. Ket: peneliti sedang wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Cipete, menanyakan 24 Juni 2016 di Kantor Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug. Ket: Token yang terpasang pada rumah tangga sasaran, dengan kapasitas daya tegangan 450 KWH. Kemudian diisikan pulsa 20 ribu didalamnya. Ket: Distamben Provinsi juga memasang stiker pemberitahuan atau himbauan kepada rumah tangga sasaran yang mendapatkan realisasi listrik gratis ini. Ket: Kediaman Ibu Kamsinah. Warga Kelurahan Cipete yang mendapatkan realisasi program listrik gratis tahun 2015. Ket: Peneliti meminta konfirmasi kepada Kepala Administrasi Konsuil Banten H. Marsudi Basukendro, M.Sc. Di Kantor Konsuil Banten, pada 27 Juli 2016 Ket: Peneliti melakukan wawancara dengan Kasi Energi dan PJU Dinas Tata Kota Serang. Di Kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang. Pada 25 Juli 2016. Ket: Kediaman rumah Ibu Dewi, Kelurahan Sukalaksana yang mendapatkan program listrik gratis. Pada 20 Juni 2016 CURRICULUM VITAE Nama Lengkap : Nur Laila Sari Tempat, Tangal Lahir : Jakarta, 22 Desember 1991 Alamat : Komplek RSS Pemda Blok E 2 No.9 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Belum Menikah Golongan Darah : AB Telepon/HP : 083807534116 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Banjarsari II Kota Serang (Tahun 1997-2003) 2. SMP Negeri 1 Cipocok Jaya Kota Serang (Tahun 2003-2006 3. SMA Informatika Kota Serang (Tahun 2006-2009) 4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Ilmu Administrasi Negara (Tahun 2011-2016)