Ringkasan Khotbah - 19 Feb'12 Yesus Mengutuk Pohon Ara Mat.21:18-22 Ev. Joseph Yisrael, M.Div. Dalam perikop yang kita baca ini, ayat 22 seringkali menjadi ayat favorit banyak orang Kristen. Namun bagian ini juga sering disalahmengerti. Apakah Yesus itu sungguh-sungguh Allah? Mengapa masih pagi-pagi buta Yesus menemukan pohon ara yang tidak berbuah langsung dikutuki-Nya? Ada juga orang yang mengatakan Yesus tidak dapat mengendalikan diri karena lapar. Bagaimana seharusnya kita mengerti bagian ini? Bagi orang-orang liberal bagian ini hanya dianggap sebagai dongeng. Padahal waktu kita mengerti bagian ini tidak boleh terlepas dari konteksnya. Kita harus mengerti alurnya. Hari sebelumnya Yesus baru saja memporak-porandakan alat-alat berjualan para pedagang di Bait Allah. Yesus berkata, “Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Spirit kemarahan Yesus karena dosa umat-Nya ini masih melekat di hati Yesus. Kerajaan Allah sudah datang, firman Allah sudah disampaikan tetapi kebebalan tetap ada di hati mereka. Suasana pagi itu sebenarnya adalah suasana yang menegangkan karena apa yang dilakukan Yesus pasti membuat galau hati imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat (ayat 15). Sekarang pagi-pagi, Tuhan seolah-olah sudah menghadang orang-orang yang mau datang ke Bait Suci. Tuhan berperkara dengan mereka. Para murid pun pasti masih tegang (20:17-19). Tuhan sudah mengutarakan apa yang akan dialami-Nya untuk ketiga kalinya. Tuhan mengutarakannya dengan sangat serius kepada para murid-Nya tersendiri di dalam perjalanan. Ini perjalanan yang serius. Kemudian masuk bagian yang kita baca di mana pagi-pagi sekali Yesus mengutuk pohon ara. Apa maksudnya? Apa hubungannya? Jika memang karena Tuhan Yesus lapar dan mau makan, mengapa Ia harus langsung mengutuk pohon tersebut? Bukankah pasti ada pohon yang lain di sepanjang jalan itu? Apalagi zaman itu belum seperti sekarang, pasti banyak pohon. Tetapi mengapa hanya pohon Ara ini? Matius di dalam pimpinan Roh Kudus sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu. Matius menuliskan kitabnya untuk orang-orang Yahudi Kristen, orang-orang yang punya latar belakang Taurat dengan begitu kental dan kuat. Ketika Injil disampaikan kepada mereka, Matius harus menuliskannya dengan latar belakang yang jelas dan benar. Maka sejak pasal 1 Matius sudah menonjolkan bahwa Yesus adalah Anak Daud dan Anak Abraham. Matius langsung mengaitkan silsilah kelahiran Yesus dengan tokoh-tokoh penting dalam Perjanjian Lama. Jelas orang-orang Yahudi yang membacanya sangat memahami kaitan ini. Pohon Ara adalah lambang dari bangsa Israel. Ketika Tuhan menemukan pohon Ara ini tidak berbuah sebenarnya mengacu kepada bangsa Israel yang sudah sekian lama Tuhan nantikan 1/3 Ringkasan Khotbah - 19 Feb'12 untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa – seperti janji Allah kepada Abraham – namun tetap tidak berbuah. Tuhan kecewa terhadap bangsa ini. Bangsa yang sudah dipilih-Nya untuk menjadi berkat bagi bangsa lain terus melakukan hal-hal yang tidak beres. Bertahun-tahun lamanya bangsa Israel begitu bebal sampai kemudian lahirlah Yohanes Pembaptis yang menyerukan, “Bertobatlah!” tetapi sampai pelayanan Yesus mencapai puncak akhirnya tetap tidak ditemukan buah pertobatan itu. Pada saat itulah Matius melihat bahwa perbuatan Tuhan Yesus ini sebenarnya mengarah kepada bangsa Israel. Pohon Ara yang tidak berbuah ini pantasnya mati. Dalam pasal 24:1-2, sebelum Yesus naik ke atas kayu salib Ia menubuatkan bahwa Yerusalem akan habis, terutama Bait Suci. Dalam sejarah, pada tahun 70, hal ini tergenapi. Jadi apa yang menjadi perhatian Tuhan Yesus yang dihayati oleh Matius ini? Bangsa yang sudah tidak bisa diharapkan lagi oleh Allah. Dosa yang sudah mengakar begitu dalam berada pada pucuk pimpinan para rohaniwan yaitu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Ketika Yesus hendak menyucikan wilayah itu, mereka jengkel. Yesus mungkin masih dianggap muda pada saat itu. Tetapi Matius mau menunjukkan bahwa Kerajaan Allah, Raja Israel, Raja di atas segala raja ini sudah datang dan Dia punya otoritas untuk melakukan tindakan seperti ini. Berita yang mau disampaikan oleh Matius ini adalah mau mengajak kita pembacanya untuk memandang kepada Kristus yang berkuasa dan memimpin sejarah. Bangsa Israel sudah terkungkung di bawah kekuasaan Romawi tetapi ketika apa yang mereka lakukan tidak beres-beres, bukan hanya Romawi tetapi bangsa Yahudi sendiri pun dihabisi. Waktu Yesus mengutuk pohon Ara, Ia mau mengajar murid-murid-Nya bahwa yang berotoritas adalah Diri Yesus sendiri. Ketika kita menemukan ketidakberesan dosa dalam hidup kita, yang bahkan sudah menjadi karakter kita, di dalam Kristus dosa itu bisa dibereskan. (Ayat 21) Gunung yang dimaksudkan di sini adalah Gunung Yerusalem tempat Bait Suci berdiri. Tempat yang penuh dengan dosa. Jika pemimpinnya sudah tidak beres maka pengikutnya pasti tidak beres. Kata gunung juga menunjukkan suatu kekuatan yang tidak dapat dihalau. Gunung menggambarkan adanya kekuatan magma yang tidak dapat dibendung keluar. Hal ini menggambarkan dosa. Siapa yang bisa menghentikan dan menyelesaikan kuasa dan kekuatan dosa? Hanya Kristus Yesus yang bisa menyelesaikannya. Maka waktu mengabarkan Injil berita ini bukan kabar bohong. Kita harus mantap memberitakannya. Kristus sudah naik ke atas kayu salib dan di atas kayu salib inilah jaminan keselamatan itu berada. Inilah yang diutarakan Yesus kepada murid-murid-Nya di ayat 21 bahwa kekuatan dosa yang tidak dapat diselesaikan oleh siapapun, Kristuslah yang akan menyelesaikannya! Maka pesan dalam ayat 22 ini pun menjadi jelas. Segala sesuatu yang kamu minta dalam 2/3 Ringkasan Khotbah - 19 Feb'12 Nama-Ku akan diberikan. Pengertian ayat ini adalah menyangkut kerohanian kita. Ketika kita mengalami halangan-halangan dalam pertumbuhan rohani kita, untuk bisa hidup kudus, bisa mengenal kasih Tuhan, mengenal kebaikan dan anugerah Allah, untuk mengatasi godaan-godaan dan keinginan dalam hati kita yang tidak dapat kita bendung – semua ini dapat kita sampaikan kepada-Nya dan Tuhan akan menjawabnya. Tuhan akan tolong kita. Jangan menyalahgunakan ayat ini dengan meminta keinginan kedagingan kita sendiri. Jangan memaksakan ayat ini kemudian kita tafsir seturut kehendak sendiri. Kesimpulan: 1.Konteks bagian ini adalah soal dosa di mana tidak ada satu orang pun yang dapat membereskannya. Tuhan tidak kompromi dengan yang namanya dosa. Ia menghadapinya dengan serius sampai pohon Ara itu dikutuk sampai layu. Berarti, ketika kesempatan Tuhan berikan pada kita tetapi kita masih terus mau berkanjang dalam dosa, akan tiba waktunya di mana Tuhan katakan: Selesai! Pada waktu itu tidak akan ada kesempatan lagi. 2.Di dalam kesulitan kita menghadapi pemberesan dosa, kita mungkin diperlakukan kasar dan keras oleh dunia. Orang-orang akan membenci peran dan fungsi kita, bahkan mungkin nyawa kita. Tetapi Yesus mau mengatakan pada kita ‘jangan takut! Akulah yang memimpin sejarah. Akulah yang memimpin hidup manusia dari awal sampai akhir.’ Yesus pernah berkata, “Barangsiapa mencintai nyawanya dan mau melindungi nyawanya, ia akan kehilangannya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” Ayat ini berada dalam konteks kebenaran, orang-orang yang mau hidup dalam kebenaran. 3.Marilah menggumuli terus pertumbuhan rohani kita sebelum Tuhan bertindak memberesi kita. Mari kita menggunakan akal budi dan pengertian dalam terang Roh Kudus untuk hidup bersama Tuhan. Kita harus rajin mengoreksi dan membenahi diri kemudian dengan segala kesungguhan memohon dan mendoakannya kepada Tuhan. Tuhan berjanji bahwa segala sesuatu yang kita minta dengan penuh kepercayaan, kita akan menerimanya. Kita akan menikmati sukacita dan damai surgawi dengan limpah dari Tuhan. Mari kita bertumbuh. Tuhan sudah menyertai kita. Imanuel. Kita tidak berjuang sendiri. Tuhan pun mau kita semakin serupa dengan-Nya sehingga waktu kita menjadi saksi-Nya kita dapat menjadi saksi yang penuh kuasa dan hikmat dari Tuhan, dan anugerah Tuhan boleh sampai pada orang-orang di sekeliling kita. Doakan jugalah orang-orang di sekeliling kita supaya kita sama-sama bertumbuh. Jangan sengit dengan orang-orang yang sulit bertumbuh, kita pun mungkin sama keras dan sulitnya untuk bertumbuh. Mari kita membawanya dalam doa kepada Tuhan. (Ringkasan belum diperiksa pengkotbah. VP) 3/3