Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XIII. Penganggaran Modal (Capital Budgting) Lanjutan 1. P r o y e k d e n g a n U si a B e r b e d a Misal, ada 2 proyek investasi yaitu A dan B. Investasi A membutuhkan dana Rp700.000 dan menghasilkan kas masuk sebesar Rp300.000 per tahun selama 3 tahun. Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp900.000 dan menghasilkan kas masuk sebesar Rp200.000 per tahun selama 6 tahun. Tingkat keuntungan yang disyaratkan 10% per tahun. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 266 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Tahun PV Cash Flow PV of Cash Flow 1 0,9091 Rp300.000,- Rp272.727,27 2 0,8264 Rp300.000,- Rp247.933,88 3 0,7513 Rp300.000,- Rp225.394,44 Total Rp746.055,60 Investasi Rp700.000,00 NPV Rp46.055,60 Tahun PV Cash Flow (Rp) PV of Cash Flow (Rp) 1 0,9091 Rp250.000,- Rp227.272,73 2 0,8264 Rp250.000,- Rp206.611,57 3 0,7513 Rp250.000,- Rp187.828,70 4 0,6830 Rp250.000,- Rp170.753,36 5 0,6209 Rp250.000,- Rp155.230,33 6 0,5645 Rp250.000,- Rp141.118,48 Jumlah Rp1.088.815,17 Investasi Rp900.000,00 NPV Rp188.815,17 Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 267 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa NPV(B) > NPV(A). Karena itu proyek B akan dipilih. Tetapi NPV merupakan fungsi dari usia proyek, semakin lama usia proyek akan semakin tinggi nilai NPV. Hal tersebut tidak menjadi masalah jika proyek tersebut independent, namun menjadi masalah jika proyek tersebut mutually exclusive (saling meniadakan). Untuk memperoleh perbandingan yang lebih valid, kita perlu menyamakan usia kedua proyek tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan: 1. Menyamakan Usia. 2. Equivalent Annual NPV (EANPV). 1.1. Menyamakan Usia Proyek A memiliki usia 3 tahun, sedangkan proyek B memiliki usia 6 tahun. Keduanya bisa disamakan menjadi usia 6 tahun. Proyek A mengalami dua siklus, proyek B mengalami satu siklus. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 268 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Metode ini mempunyai kelemahan, jika horison waktu suatu proyek cukup panjang. Misal, proyek “A” mempunyai usia 11 tahun, sedangkan proyek lainnya 19 tahun. Common factor untuk keduanya adalah 11 × 19 = 209 tahun. Untuk mengatasi kelemahan tersebut digunakan metode Equivalent Annual NPV . 1.2. Equivalent Annual NPV (EAN) Metode ini merubah NPV yang dihitung menjadi angka NPV tahunan. Asumsi metode ini adalah proyek dilakukan terus menerus. NPVn Equivalent Annual NPV = —————— PVIFA(r,n) Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 269 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta NPVn = Net present value proyek PVIFA(r,n) = Present value factor annuity didasarkan pada tingkat keuntungan yang disyaratkan (r) dan usia proyek (n). Contoh Keterangan NPV PVIFA(10,3) Proyek A Proyek B Rp46.055,60 Rp188.815,17 2,4869 PVIFA(10,6) Equivalent annual NPV 18.519,28 4,3553 43.352,97 Oleh karena proyek A dan Proyek B “mutually exclusive” maka dipilih Proyek B karena memiliki equivalent annual NPV yang lebih besar. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 270 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta 1.3. Pertimbangan Lanjut Analisis investasi ini untuk dua proyek dengan usia berbeda dan mutually exclusive (saling meniadakan) dan kita harus memilih salah satu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengasumsikan kondisi yang sama (tingkat inflasi dan teknologi) selama umur proyek. Jika kita memperkirakan tingkat inflasi atau teknologi berbeda, akan menyebabkan aliran kas keduanya berbeda, maka kita harus memperhitungkan efek tersebut ke dalam perkiraan aliran kas. 2. P e n g a r u h I n f l a s i Inflasi tidak berpengaruh jika aliran kas dan tingkat keuntungan yang disyaratkan menggunakan aliran kas nominal dengan tingkat inflasi yang sama karena, tingkat inflasi keduanya akan saling menghilangkan. Jika tingkat inflasi keduanya tidak sama menyebabkan kecenderungan downward bias (bias karena hasil analisis NPV lebih rendah dari yang seharusnya). Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 271 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam kaitannya dengan inflasi: a. Pengaruh inflasi atau dis-inflasi harus dimasukkan ke dalam aliran kas, karena tingkat keuntungan yang disyaratkan biasanya sudah memasukkan inflasi. b. Jika inflasi tidak homogen di dalam suatu perekonomian, lebih baik menggunakan tingkat inflasi per-sektor perekonomian. c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi namun mempengaruhi aliran kas, sebaiknya dimasukkan ke dalam analisis. Misal, perubahan permintaan dan penawaran. 3 . An a l i s i s R i s i ko I n ve s t a s i 3.1. Analisis Sensitivitas Untuk melengkapi analisis NPV dapat menggunakan analisis sensitivitas dengan cara menghitung NPV jika parameter dalam analisis berubah. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 272 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Misalkan ada 3 variabel yang dianggap relevan: a. Penjualan = Q x P b. Biaya tetap. c. Investasi awal. Kemudian menentukan prakiraan kondisi yang berbeda, yaitu: pesimis, normal, optimis. Dengan melakukan analisis sensitivitas, manajer keuangan bisa memperoleh informasi variabel yang penting (critical), yang harus diwaspadai. Kelemahan pendekatan sensitivitas (pertimbangan subyektif) Menggunakan pertimbangan subyektif untuk menentukan angka pada kondisi pesimis maupun optimis. Pada satu sisi, pendekatan subyektif barangkali memang sebaiknya digunakan. Di sisi lain, pendekatan subyektif bisa menghasilkan bias tertentu, misal ada kecenderungan merubah variabel sedemikian rupa sehingga NPV yang dihasilkan bisa tetap positif. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 273 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Metode obyektif Sebagai pelengkap, metode obyektif juga bisa digunakan dalam analisis sensitivitas. Dalam metode ini, kita akan mengetahui pengaruh perubahan variabel penjualan (misal, 20%) terhadap NPV atau mengidentifikasi sensitivitas NPV karena perubahan harga per unit dan jumlah kuantitas yang terjual. Kita bisa mengulangi langkah yang sama dengan merubah angka perubahan menjadi 30%, 10%, 5%, dan melihat efeknya terhadap NPV. 3.2. Analisis Skenario Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenario tersebut. Pada analisis skenario ini , dua variabel bisa berubah secara bersamaan untuk setiap skenarionya. Misal manajer keuangan memperkirakan tiga skenario, yaitu kondisi ekonomi jelek, normal, dan baik. Seberapa besar risiko proyek dipengaruhi kondisi perekonomian yang jelek. Berbeda dengan Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 274 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta analisis sensitivitas, hanya satu variabel berubah, dan variabel lain konstan. 3.3 Analisis Simulasi Analisis simulasi dapat memperhalus analisis sensitivitas. Dalam analisis simulasi, manajer keuangan merubah beberapa variabel yang relevan, kemudian melihat efeknya terhadap NPV. Perubahan dilakukan secara simultan, kemudian dianalisis dengan NPV beberapa kali sehingga akan diperoleh distribusi NPV. Simulasi akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan software atau program komputer. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: a. Menghitung distribusi probabilitas penjualan berdasarkan data historis atau perkiraan lainnya. Setelah diperoleh distribusinya, kita bisa menentukan angka random yang berkaitan dengan masing-masing skenario tingkat penjualan. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 275 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta b. Memperoleh angka random. Tabel angka random atau program komputer bisa digunakan untuk menghasilkan angka random dengan skala 0 sampai 99. 3.4. Analisis Break-Even (Pulang Pokok) 3.4.1. Analisis Break-Even Akuntansi Analisis break-even bisa digunakan untuk melihat seberapa besar penjualan minimal agar bisa menutup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya Tetap – Depresiasi BEP = ——————————————————————— Harga jual per unit – Biaya variabel per unit atau Biaya Tetap – Depresiasi BEP = ——————————————————————— 1 – (Total penjualan / Total biaya variabel) Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 276 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta 3.4.2. Analisis Break Even Present Value Aliran Kas Manajemen keuangan mempunyai fokus pada aliran kas, bukannya laba akuntansi. Meskipun terjadi break-even akuntansi, sebenarnya perusahaan masih rugi secara eknomis. Untuk menghapus kelemahan tersebut, dapat digunakan perhitungan break-even dengan memasukkan present value aliran kas. Untuk menghitung tingkat penjualan dimana NPV = 0 PV Kas Masuk – PV Kas Keluar = 0 Metode alternatif dalam perhitungan break-even dengan present value aliran kas, menggunakan equivalent annual cost (EAC). EAC = Investasi Awal / PVIFA(r% %;;TT)) EAC bisa diinterpretasikan sebagai komponen investasi awal yang harus “dicover” agar investasi bisa ditutup (break- even). Dengan kata lain, EAC merupakan komponen aliran kas. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 277 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta BEP = EAC + {Biaya Tetap (1 – T)} – {Depresiasi (T)} ———————————————————————— (Harga jual – Biaya Variabel) (1 – T) T = penghematan pajak karena depresiasi. 3.5. Pohon Keputusan dan Analisis Opsi Salah satu cara untuk menganalisis ketidakpastian adalah dengan menggunakan pohon keputusan. Dengan menggunakan pohon keputusan, manajer keuangan bisa menganalisis keputusan yang dilakukan secara berurutan, setiap pilihan akan selalu mempunyai nilai. Diagram pohon keputusan bermanfaat untuk menggambarkan situasi dengan pilihan. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 278 Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Daftar Pustaka Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi 1, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal – Lanjutan 279