peningkatan prestasi belajar siswa kelas ii dengan menerapkan

advertisement
Mugiyanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas II ...
81
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II DENGAN
MENERAPKAN METODE AKTIVITAS PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA
MATERI HITUNG CAMPURAN DI SDN 3 KENDALREJO KECAMATAN
DURENAN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014
Oleh:
Mugiyanto
SDN 3 Kendalrejo, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Implementasi metode berbasis
aktivitas diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SDN 3 Kendalrejo
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek; (2) Sikap siswa terhadap pembelajaran yang
menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 3
Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan Obyek dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor
perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Objek
penelitian ini adalah siswa Kelas II Semester I SDN 2 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten
Trenggalek yang berjumlah 15 siswa. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus
sebelum siklus Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 64,53 dan pada nilai rata-rata
siklus I yaitu 72,20 menjadi 81,40 pada akhir siklus II serta ketuntasan belajar siswa dapat
meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 90,32% pada siklus II.
Kata Kunci: Metode Berbasis Aktivitas, Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari
empat wawasan yang luas ialah Aritmatika,
Aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika mencakup antara
lain teori bilangan dan statistik. Matematika
adalah dasar pertama yang akan berkutat
pada masalah hitungan dan rumus-rumus.
Matematika juga dapat mencerminkan kepandaian yang baik maupun yang buruk. Misalnya dari penghitungan serta pendapat yang
rasional kita dapat menangkap atau tidak
maksud dan keinginan orang tersebut, tetapi
juga kenyataan keinginannya itu dapat
diterima oleh akal atau tidak. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk
mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di
kelas.
Obyek langsung dalam Matematika
ialah fakta, keterampilan proses dan aturan
(principal) untuk mempelajari obyek-obyek
langsung ataupun untuk mempelajari topiktopik dalam Matematika tidak dapat sembarangan. Topik-topik dalam Matematika itu
tersusun secara hirarki mulai dari yang
mendasar atau sudah sampai kepada yang
paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar
Matematika dengan baik harus melalui jalurjalur pasti telah tersusun secara logis.
Disamping itu setelah anak memahami fakta,
keterampilan konsep dan aturan obyekobyek langsung itu harus dilatih dan di
fahamkannya juga. Disini siswa harus hafal
simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lainnya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai
pemahaman suatu konsep atau dalil yang
merupakan prasarat itu dapat secara intensif
dan dapat pula secara deduktif.
81
82
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Dalam kenyataannya prestasi belajar
Matematika pada siswa kelas II SDN 3
Kendalrejo Kecamatan Durenan Tahun
2013/2014 tentang Operasi Hitung Campuran Perkalian Dan Pembagian rendah, hal
itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan
raport sebelumnya. Nilai ulangan harian
siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai 64,53. Hal tersebut di atas disebabkan
oleh guru yang hanya menggunakan metode
ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis,
dan guru tidak menggunakan metode yang
tepat.
Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Strategi belajar
berbasis aktivitas, karena faktor penyebab
yang lain menjadi bidang kajian tersendiri.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Strategi belajar berbasis aktivitas untuk
mengatasi masalah tersebut di atas. Strategi
belajar berbasis aktivitas dimaksudkan
bahwa pembelajaran ini didasarkan pada
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga semua siswa beraktivitas sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian diharapkan dalam proses
belajar mengajar ini didapatkan hasil belajar
yang optimal. Dalam aktivitas pembelajaran
di sekolah, guru harus mengusahakan agar
siswa dapat melakukan pengamatan yang
efektif agar memperoleh hasil pembelajaran
yang sebaik-baiknya. Dalam mengajar, hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pengamatan yang
sebaik-baiknya.
Menurut Hamalik (2001) mengatakan
bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas
sendiri. Dalam kemajuan metodologi dewasa
ini asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui
suatu program unit activity, sehingga
kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk
mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih
memadai. Ada beberapa jenis aktivitas yang
disampaikan oleh para ahli, diantaranya: (1)
kegiatan-kegiatan visual, (2) kegiatan-kegiatan lisan (oral), (3) mendengarkan, (4) menulis, (5) menggambar, (6) metrik, (7) metal,
dan (8) emosional.
Bertolak dari permasalahan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui: (1) Implementasi metode berbasis aktivitas diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SDN 3
Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten
Trenggalek; (2) Sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar
berbasis aktivitas.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan jenis penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 3 Kendalrejo Kecamatan Durenan
Kabupaten Trenggalek. Objek penelitian ini
adalah siswa Kelas II Semester II SDN 3
Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten
Trenggalek yang berjumlah 15 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang
lebih dua bulan. Pada awal bulan Maret
penelitian ini mulai dilakukan dan berakhir
pada akhir bulan Pebruari sampai Maret
tahun 2013/2014.
Penggunaan prosedur pengumpulan
data yang tepat dapat diperoleh data yang
objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa
teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1)
Observasi; (2) Wawancara; (3) Dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif
Mugiyanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas II ...
dirancang untuk memperoleh informasi
tentang status gejala pada saat penelitian
dilakukan. Setelah data hasil penelitian
terkumpul maka, selanjutnya data tersebut
disusun secara sistematis. Dengan cara
diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahan
yang penting sesuai dengan topik yang sesuai
dengan permasalahan. Dalam kegiatan
penelitian tindakan ini, agar didapatkan hasil
penelitian yang optimal dan mendekati keabsahan data hasil penelitian, maka langkah
peneliti melakukan kegiatan ini menjadi 2
siklus kegiatan. Masing-masing kegiatan persiklus merupakan upaya peningkatan dan
membuktikan keabsahan data yang diperoleh.
83
metode berbasis aktivitas; (b) Mempersiapkan lembar kerja siswa; (c) Mempersipkan
instrument observasi; (d) Menyusun format
penilaian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus 1
Refleksi awal
Dari hasil identifikasi permasalahan
di kelas II yang dilakukan oleh peneliti
dengan dibantu oleh kolaborator penelitian
diketahui bahwa rendahnya pretasi belajar
siswa disebabkan oleh penerapan metode
belajar siswa yang tidak bervariasi sehingga
terkesan monoton dan membosankan dan
cenderung membuat para siswa malas dan
kurang memperhatikan saat guru menerangkan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dilakukan perubahan penerapan metode
pembelajaran lama yang telah dimodifikasi
dengan menggunakan metode berbasis aktivitas.
Pelaksanaan (Action)
Pertemuan 1 terdiri dari: Kegiatan
awal meliputi: (a) Guru mengeluarkan 5 kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap
kelereng berisi 4 buah; (b) Siswa diminta
untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.
Kegiatan inti meliputi: (a) Guru membagikan LKS; (b) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan; (c) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi
kelompok lain; (d) Menyimpulkan hasil diskusi; (e) Pemajangan hasil kerja kelompok;
(f) Selama kegiatan diadakan penilaian
dalam proses. Kegiatan akhir meliputi: (a)
Mencatat hasil diskusi; (b) Pemberian tugas
rumah.
Pertemuan 2 terdiri dari: Kegiatan
awal meliputi: (a) Guru mengeluarkan 5
kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap
kelereng berisi 4 buah; (b) Siswa diminta untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.
Kegiatan inti meliputi: (a) Guru membagikan LKS; (b) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan (c) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi
kelompok lain; (d) Menyimpulkan hasil diskusi; (e) Pemajangan hasil kerja kelompok;
(f) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir meliputi: (a)
Mencatat hasil diskusi; (b) Pemberian informasi tes pada pertemuan berikutnya.
Perencanaan (Planning)
Pada siklus pertama ini didalam perencanaan materi pembelajaran yang diajukan adalah sebagai berikut: (a) Menyusubn
rencana pembelajaran dengan menggunakan
Pengamatan (Observation)
Evaluasi terhadap tindakan kelas
dilakukan dengan menggunakan observasi
dan tes. Melalui observasi diharapkan perilaku siswa di kelas yang berkaitan dengan
83
84
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
pembelajaran materi pelajaran dapat diamati.
Peneliti mengukur produk pembelajaran
dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh
siswa.
Di samping pengukuran nilai siswa,
dalam pengukurannya juga akan diperhitungkan daya serap dan ketuntasannya. Dilihat
dari perilaku siswa di kelas, nampak siswa
menjadi lebih aktif. Kekompakan dalam
kelompok sudah mulai tampak, akan tetapi
siswa masih canggung saat menjawab pertanyaan dari siswa lain. Proporsi siswa dalam
metode berbasis aktivitas baru mencapai
62,50%, artinya proporsi siswa dalam
kegiatan proses pembelajaran di kelas sudah
menunjukkan aktivitas yang “baik“. Hal ini
sejalan dengan proporsi yang diberikan guru
dalam proses pembelajaran yang menunjukkan proporsi aktivitas yang baik dengan
persentase 58,20%.
Refleksi
Dari hasil obervasi diketahui bahwa
prestasi belajar belum mampu mencapai
keriteria yang telah ditentukan yaitu dengan
nilai rata-rata sebesar 72,20 dan tingkat
ketuntasan belajar siswa yang masih mencapai 60,00% dari ketuntasan minimal yang
telah ditentukan sebesar 85%. Melihat hasil
prestasi belajar siswa inilah, peneliti perlu
melakukan tindakan perencaan lebih lanjut
pada siklus selanjutnya.
Siklus 2
Perencanaan (planning)
Dari hasil tindakan siklus I dijumpai
bahwa hasil tes masih rendah. Oleh karena itu
perlu dilakukan tindakan siklus II. Adapun
hal-hal
yang
direncanakan
dalam
pembelajaran ini adalah: (a) Guru harus
mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan sera memberikan perhatian
kepada siswa secara merata; (b) Guru mengurangi dominasi dalam kegiatan diskusi
serta lebih menggunakan bahasa yang komunikatif; (c) Guru memberikan kesempatan
secara luas kepada siswa untuk mendemonstrasikan banguan ruang secara bergilir.
Pelaksanaan (Action)
Pertemuan 1 terdiri dari: Kegiatan
awal meliputi: (a) Guru mengeluarkan 5
kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap
kelereng berisi 4 buah; (b) Siswa diminta
untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.
Kegiatan inti meliputi: (a) Guru membagikan LKS; (b) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan; (c) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi
kelompok lain; (d) Menyimpulkan hasil diskusi; (e) Pemajangan hasil kerja kelompok;
(f) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir meliputi: (a)
Mencatat hasil diskusi; (b) Pemberian tugas
rumah.
Pertemuan 2 terdiri dari: Kegiatan
awal meliputi: (a) Guru mengeluarkan 5
kantung plastik yang berisi kelereng. Setiap
kelereng berisi 4 buah; (b) Siswa diminta
untuk menebak jumlah kelerang seluruhnya.
Kegiatan inti meliputi: (a) Guru membagikan LKS; (b) Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah yang diberikan; (c) Melaporkan hasil kerja kelompok dan ditanggapi
kelompok lain; (d) Menyimpulkan hasil diskusi; (e) Pemajangan hasil kerja kelompok;
(f) Selama kegiatan diadakan penilaian dalam proses. Kegiatan akhir meliputi: (a)
Mencatat hasil diskusi; (b) Pemberian informasi tes pada pertemuan berikutnya.
Pengamatan (Observation)
Dari hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti menunjukkan keaktifan siswa
Mugiyanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas II ...
dikelas menjadi lebih, sudah ada interaksi
yang relevan, baik itu interaksi siswa dengan
siswa, maupun siswa dengan guru. Dengan
demikian prestasi siswa dalam proses
pembelajaran meningkat sangat baik. Pada
pertemuan selanjutnya guru sudah dapat melaksanakan skenario pembelajaran secara optimal karena didukung oleh suasana belajar
yang responsive dan ceria. Aktivitas siswa
dalam KBM di kelas sudah mencapai
71,43%. Artinya siswa memberikan proporsi
aktivitas yang sangat baik pada siklus II selama pembelajaran berlngsung. Hal ini tentu
berkat guru dalam memberikan proporsi aktivitas yang sangat baik pula dalam melaksanakan metode pembelajaran dan perubahan
perencanaan tindakan dengan prosentase
sebesar 72,13%. Sesuai dengan perencanaan
evaluasi hasil tindakan yang telah dirancang
nampaknya keberhasilan metode berbasis
aktivitas dalam mata pelajaran matematika
mangalami peningkatan baik yang dilihat
dari respon yang ditunjukkan siswa maupun
prestasi akhir yang dicapai.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tindakan
yang dilakukan, ternyata mengalami peningkatan dalam membangkitkan motivasi siswa.
Pada siklus II juga terjadi peningkatan prestasi hasil belajar karena Metode berbasis
aktivitas telah berjalan lebih efektif. Dilihat
dari proses pembelajaran dengan metode
demosntrasi, terjadi peningkatan-peningkatan pada siswa ini membuktikan adanya peningkatan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil
nilai rata-rata sebesar 81,40 dan ketuntasan
belajar siswa sebesar 86,67%. Penelitian
tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus
I, siswa menerima proses pembelajaran
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada
saat diskusi materi pelajaran di kelas,
masing-masing siswa asyik bertukar pendapat di dalam kelompoknya.
86.67
81.40
90.00
80.00
70.00
72.20
64.53
60.00
60.00
50.00
40.00
NILAI RATA-RATA
33.33
KETUNTASAN
30.00
20.00
10.00
0.00
SEB. SIKLUS
85
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
85
86
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Peningkatan prestasi siswa dapat ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut: (a)
Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus 64,53 dan pada nilai rata-rata
siklus I yaitu 72,20 menjadi 81,40 pada akhir
siklus II; (b) Ketuntasan belajar siswa dapat
meningkat dari 60,00% pada siklus I menjadi
86,67% pada siklus II; (c) Respon terhadap
pembelajaran matematikadi kelas II SDN 3
Kendalrejo
menunjukkan respon yang
positif dengan hasil respon pada siklus I
sebesar 1,69% dan siklus II sebesar 1,96%.
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui peranan metode berbasis aktivitas dalam upaya untuk meningkatkan prestasi
hasil belajar bidang studi matematika pada
siswa kelas II SDN 3 Kendalrejo maka
tindakan yang dilakukan tergolong berhasil.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penelitian ini metode berbasis
aktivitas dipersiapkan alat peraga yang
mendukung pembelajaran, menggunakan
benda-benda yang disukai oleh siswa seperti
permen. Guru juga memberi kesempatan
kepada siswa untuk beraktivitas dalam
menentukan hasil operasi hitung campuran
perkalian dan bilangan dengan menggunakan
benda konkrit yang telah disiapkan oleh
peneliti.. Dalam kegiatan diskusi guru
bertindak sebagai fasilitator dan motivator
dalam pembelajaran. Maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan nilai rata-rata dari
sebelum siklus sebelum siklus. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus
64,53 dan pada nilai rata-rata siklus I yaitu
72,20 menjadi 81,40 pada akhir siklus II
serta ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dari 60,00% pada siklus I menjadi
86,67% pada siklus II.
Saran
Model pembelajaran yang menggunakan Strategi belajar berbasis aktivitas perlu
terus dilakukan, karena pembelajaran ini
lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong
dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Dan
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengembangkan model pembelajaran yang
menggunakan Strategi belajar berbasis
aktivitas, pelatihan perlu diberikan agar guru
dapat mengembangkan kemampuannya.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin 1989. Petunjuk Teknis Praktikum
Mata Kuliah Seminar Masalah Sosial
Dan Pembangunan FIP IKIP Malang.
Malang: Proyek P3T IKIP Malang
Djarwanto Ps, Drs. dkk. 1985. Statistik
Induktif, Edisi Keempat. Yogyakarta:
B PFE
Hamalik 2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Herman Hudoyo. 1976. Pengantar analisa
sederhana. Malang: Proyek PMPT
IKIP Malang
Lincoln dan Guba & Moleong. 2000.
Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Moleong. 2001. Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Poerwodarminto. 1988. Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Yayasan Penerbit Fak Psikologi Universitas Gajah Mada.
Waseso. 1994. Sikap dan anatominya.
Malang: Proyek OPF IKIP Malang
Mugiyanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas II ...
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalarn
Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
Pertarna. Malang: Bayu Media
Publishing
87
Spradley 1980. Issues in cultural anthropology. Boston: Little, Brown and
Company
87
Download