BAB II - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Tugas Akhir
BAB IV
ANALISA KECACATAN PEMBAKARAN PADA CNC
WIRE CUT
Pada bab ini ditampilkan data–data perhitungan analisa kecacatan
pembakaran pada CNC Wire cut diambil dari mesin Fanuc robocut.
Tabel IV. 1 Kondisi Setinggan Mesin untuk perbedaan kawat Elelektroda
diameter
Wire /
Kawat
Tegangan yang menentukan dalam
mesin (N)
Tegangan yang
menentukan dalam setting
Ø0.30
20 ~ 22
13
Ø0.25
15 ~ 19
10 ~ 11
Ø0.20
20 ~ 22
7~8
(Data operasi Operasi Fanuc Robocut)
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
34
Tugas Akhir
Wire
Diameter
Wire Tension /
Tegangan
0,05mm
250g
0,07mm
280g
0,10mm
300g
0,20mm
1100g
0,25mm
1400g
0,30mm
1800g
4.1 Identifikasi Kecacatan
Mengindentiikasi masalah ketika kita akan memotong suatu benda besi
stenlees bahkan besi harden hingga baja menggunakan pembakaran yang berbeda
beda apabila tidak menggunakan pembakaran yang berbeda sehingga timbul
kecacatan pembakaran yang cukup signifikan. Besi biasa dan besi harden dapat
terlihat kecacatan yang sering banyak terjadi yaitu besi harden ini disebabkan oleh
pertama kalinya besi dipanaskan dan panas yang terdapat dibesi tersebut tidak
merata sehingga ketika kita memotong besi harden maka terlihat banyak
kecacatan lain halnya dengan menggunakan baja, apabila menggunakan baja kita
tidak/sedikit mengalami kecacatan.
4.2 Hasil Analisa
Berdasarkan setelah melakukan percobaan pemotongan berbagai macam
seperti bahan yang sudah di hardent / di keraskan dan bahan besi biasa dengan
demikian sudah dapat di lihat kecacatan dan bahan yang baik untuk digunakan
dalam membuat cetakan dies tau pun punch untuk mesin wire cut.
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
35
Tugas Akhir
Ketika akan memotong Nozzle mengeluarkan listrik sebesar 70 Volt kemudian
ketika memotong dengan ketinggian 10-50 mm mengalami penurunan Volt
menjadi 32 – 40 Volt sehingga mengalami berubahan temperatur dalam ketika
akan memotong.
Gambar IV. 1 saat pembakaran berlangsung
Gambar IV. 2 Terjadinya Kecacatan Keadaaan Taper 10 º
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
36
Tugas Akhir
Gambar IV. 3 Terjadinya Kecacatan Keadaaan Taper 10 º diketinggia
100mm dengan cacat 15 %
Gambar IV. 4 Terjadinya Kecacatan Keadaaan Taper 10 º diketinggia 50mm
dengan cacat 25 %
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
37
Tugas Akhir
Gambar IV. 5Terjadinya Kecacatan Keadaaan Taper 10 º diketinggia 1-25
mm dengan cacat 10 %
Dengan demikian ketika wire mengalami pembakaran maka yang terkena
pembakaran yaitu di bagian atas 100mm itu kita lihat bagian atas mengalami
pembakaran sempurna / baik tetapi sekitar ketinggian 75 mm mengalami
kecacatan di karnakan pembakaran yang tidak merata, selain itu keadaan nozzle
yang mengalami kemiringan maka terjadilah pebakaran yang kurang sempurna.
Gambar IV. 6 Kedaan Taper 4 º
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
38
Tugas Akhir
Gambar IV. 7 3D nozzle
Selain itu kita bisa melihat volt ataupun AC power , Wire tension, Wire
Feed hingga kondisi pendigin yaitu air untuk merendam ketika akan memotong.
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
39
Tugas Akhir
Gambar IV. 8 Kondisi settingan program ketika di masukkan
4.3 Parameter
4.3.1 Kondisi mesin
- Mesin Yang dingunakan Pembuatan tahun–layak pakainya
- Meja pada mesin yang masih presisi untuk di dial
4.3.2 Konsidi Sistem Pendingin
- Sistem pendingin yaitu apabila dalam keadaan memotong pendingin
atau air yang bekerja kurang maksimal maka dapat menimbukan
bahan akan cepat panas.
4.3.3 Kondisi Kemiringan / Taper
- Nozzle sering kali terbakar atau cacat sehingga ketka memotong
kurang maksimal
- Kemiringan yang terlalu banyak dapat menimbulkan pembakaran
yang kurang merata.
4.2.4 Kondisi Bahan
-
Besi biasa mengalami pembakaran yang sempurna
-
Besi harden / besi dikeraskan mengalami banyak kecacatan
dikarnakan panas ketika bahan dikeraskan tidak merata
-
Baja mengalami pembakaran yang sempurna hanya sedikit
Kecacataannya.
- Stainless stell mengalai pembakaran yang sangat sempurna
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
40
Tugas Akhir
Tabel IV. 2 Kekerasan Bahan
Bahan
Kekerasan
Besi
80,52 %
Baja
76,91 %
Besi Harden
73.94 %
Stainless
Tabel IV. 3 Bahan Saat Pembakaran dengan beberapa kali potongan
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
41
Tugas Akhir
Tabel IV. 4
Besar ukuran pembakaran saat memotong
Wire diameter
satu kali potong
akhir pemotongan
Ø 0.10
Gap 0.1 mm
Gap 0.1-0.12 mm
Ø 0.20
Gap 0.2 mm
Gap 0.2-0.22 mm
Ø 0.25
Gap 0.25 mm
Gap 0.25-0.27 mm
Ø 0.30
Gap 0.3mm
Gap 0.3-0.32 mm
4.4 Pencegahan Kecacatan
4.3.1 Diameter Kawat
Dalam memilih kawat untk wire cut lebih baik menggunakan kawat yang
berukuran kecil sehingga dapat mencegah
pembakaran
yang
besar
dikarnakan apabila kawat atau diameter kawat besar maka menimbulkan
pembakaran yang kurang sempurna.
4.3.2 Air atau pendingin
Air sangat berpengaruh pada hasil pemotongan apabila air yang kita
ingin pakai kotor maka akan berpengaruh terjadinya karat sehingga
ketika memotong tidak presisi dan tidak sempurna.
4.3.3 Filter / Penyaring Kotoran
Filter berpengaruh pada air apabila filter tidak diganti dengan yang
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
42
Tugas Akhir
bersih/ baru maka air yang
akan
kita pakai akan
cepat
kotor
menimbulkan karat , apabila filter sering diganti bahan dan mesin tidak
cepat karat.
4.3.4 Volt Pada Mesin
Volt pada mesin biasanya sangat berpengaruh pada pembakaran dan
kecepatan kawat maka dari itu kawat putran lebih baik diperlambat
sehingga volt pada pembakaran akan mengalami kesempurnaan
sehingga tidak terjadi kecacatan
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
43
Download