KALIMAT a. Pengertian Kalimat Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikir dan perasaan (Alwi dkk., 2002: 494).Selanjutnya, Chaer (1994: 240) mendefenisikan kalimat sebagai SUSWlall kata-kata yang teratur dan bens! pikiran yang lengkap. Dalam buku pengantar Jinguistik, kalimat di defenisikan sebagai ujaran yang berisi pikiran lengkap yang tersusun dari objek dan predikat, dengan pengertian bahwa subjek adalah tentang hal sesuatu yang dikatakan (about which something is said) dan predikat adalah hal subjek (what this said about the subject) \Vardihan dan Hamsa.1999:32). Menurut Keraf (1996: 34}, kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan seseorang secara 6 Bahas..1 indonesia, kaiim3t di3r1ik3n sebag3i baglan terkecii dar! ajaran atau teks (wacana) yang Inengungkapkan pikiran yang utuh ketatabahasaan (Moeliono, 1988: 254). Enre (1994: 57) mengemukakan bahwa kaillnat merupakan sekoiompok kata yang mempunYaJ am tertentu, terdiri atas subjek dan predikat dan tidak bergantung pada sllatu konstrllksi gramatikal yang iebih besar. Selain itu, Sudaryanto (1986: 1(4) mengartl kan kalimat sebagai suatu bagian ujaran yang didahuiui dan diakhiri kesenyapan, sedangkan iintonasinya menunjukkan bahwa uJaran Itl! sudah lengkap. Alwi, dkk. (2000: 311) berpendapat bahwa kaiimat ada/ah satuan bahasa terkecil da/am wujud lisan atau tuiisan yang mengungkapkan pikiran lllllh. Oaiam pandangan gramatikal, yang menganggap tata bahasa sebagai subsisitem yang hirarkis, kaiimat merupakan salah satu satuan yang letap terikat pada satuan yang lebih besar atau dapal berdlri sendin. Secara relatiC ada kemungkinan satuan yang Jebih besar itu berdiri sendiri, mempunYaJ pola iintonasi final dan secara aktual maupun· potensial terdiri atas klausa. Klausa bebas yang menJadl haglan kognlLlf percakapan: satuan proposisi yang merupakan suatu k!ausa yang membenluk saluan yang be bas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagalT1ya Konstruksl gramatlkal yang terdm atas satu atau lebih kiausa yang ditata mcnurut poia tcrtcntu dan dapat berdiri sendiri sebagai saw satuan. secara atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pala tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Junus (2002: 22) mengatakan: "Kalimat adaJah bagjan terkecil ujaran atau teks (waeana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan", sedangkan rnenurut F aisal (1999: 21), "Kalirnat adalah untaian kata yang mengungkapkan pikiran secara utuh". Menurut RamJan (1986: 27), "Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir tumn atau naik". T.stilah kalimat sekurang-kurangnya mengandung unsur subjek (S) dan predikat (P), tetapt telab diberi intonasi selesai atau tanda baea. Zainuddin (1991: 59) berpendapat bahwa kalimat adalah kesatuan ujaran yang terkeci~ berintonasi, dan mengandung pikiran lengkap serta didukung oleh situasi. Berdasarkan beberapa pendapat ahli baha<;a ten tang pengertian kalimat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan satuan ujaran yang mengandung pikiran lengkap, seeara relatif dapat berdiri sendiri, terdiri atas klatlsa, dan mempunyai po]a intonasi akhir. Contoh kalimat yang berpola lengkap dapat dilihat berikut ini: (1) Nenek membaca buku di kamar. (2) Parnan sedang menyiram bunga di halarnan. Pada kalimat (J), yang berfungsi sebagai subjek adalah nenek, 9 predikat adalah membaca, objek adalah buku, clan kctcrangan adalah di kamar. Pada kalimat (2), yang berfungsi sebagai subjek adalah paman, predikat adalah sedang menyiram, objek adalah bunga, dan kcterangan di halaman. b. Pota Kalimat Dasar Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendill. Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam ballasa Indonesia adalah sebagai berikut (Arifin dan Tasai, 2000: 63). 1) KB + KK : Mahasiswa berd iskusi. : 2)KB+KS Dosen itu ramah. 3) KB + K Bil : Harga buku itu sepuJuh ribu rupiah. : 4)KB+(KD+KB) Tinggalnya di Palembang. 5)KBl+KK+KB2 : .Mereka men on ton fIlm. 6) KB, + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan. : 7) KBI + KB2 Rustarn peneliti. Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula poJa-po/a dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks. 1 0 c. Fungsi KaJimat . Kata atau kelompok kata yang dipakai membentuk kalimat menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam struktur kalimat Sebagai unsur yang terintegrasi ke dalam suatu struktur, kata-kata tersebut dapat menemp<,.ti unsur inti yang terdapat pada kalimat, yaitu subjek (S) dan prcdikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang t3k dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. predikat kalimat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (0) atau keterangan (K). Setiap kalimat sebagai bentuk pemyataan pikiran mempunyai subjek dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersirat maUpllTI tersurat. Sllbjek sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat tumt menentukan isi pikiran yang dimaksud. Kata-kata yang digarisbawahi pada contoh berikut bertimgsi sebagai sllbjek (S) dan predikat (P) kalimat. Contoh (1) Saya sebaiknya beristirahat sejenak. S p (2) Perusahaannva makin berkembang akhir-akhir ini. S p 1 1 (3) Kami telah bekeria keras selama ini. S p (4) Persoalannya akan diselesaikan dalam waktu singkat. S p Kalimat-kalirnat di alas masing-masing rnengguriakan kata berfungsi menjeiaskan predikat, yaitu keterangan sebaiknya dan sejenak kalimat (I), akhir-akhir ini pada kalimat (2), selama ini pada kalimat (3)~ dan dalam waktu singkat pada kalimat (4). Kata-kata yang tergolong keterangan tersebllt melengkapi penjelasan predikat terhadap sllbjek kalimat. bermacam-macam keterangan yang dapat dipakai untuk melengkapi predikat menjelaskan subjek kalimat dan digolongkan sebagai bagian inti kalimat. Is; pikiran yang terdapat pada kalimat tcrcermin pada hubungan subjek dan predikat Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam kalimat menjadi tidak jelas. Situasi yang meliputi subjek tidak jelas. I Bagaimana saya? subjck I (sebaiknya) beristirahat (sejenak) bagaimana perusahaannya? telah bekerja keras (selama ini) bagaimana engkau? belajar (dengan tekun) bagaimana persoalan? akan diselesaikan (dalam waktu singkat) 12 I predikat I siapa yang sebaiknya beristirahat sejenak? apa yang makin berkembang? t subjck ~ I saya perusahaannya apa yang akan diselesaikan dalam waktu singkat? persoalannya Pikiran yang dinyatakan pada setiap kalimat selalu utuh atau lengkap, tetapi bentuk pernyataannya (pengungkapannya) tidak sclalu lengkap. Dalam situasi tertentu, pemakai bahasa kadang-kadang tidak menyebutkan secaralengkap bagian kalirnat. Perlu dijelaskan bahwa kaJimat pasif yang mengacu kepada persona ketiga menggunakan kata ketja berawalan di-, sedangkan kalimat pa<>if yang mengacu kepada persona pertarna kedua rnenggunakan kara kerja tak berawaJan. Hubungan antara kata persona dan kata kerjanya sangat erat sehingga tidak boleh disisipi kata lain. Bentuk pasif juga ditandai oleh pemakaian kata kerja bera\valan ter-, dengan beberapa pengecuahan. 1a membaca buku itu beberapa kali. (kalimat aktif) o Bukl} itu dibacanya beberapa kali. (kalimat pasif) S T anpa mengganggu makna kalimat, unsur katimat yang tidak disebntkan itu harus dipahami secara tersirat dalam struktur kalimat. l3 Struktur kalimat yang demikian disebut kalimat elips. Karya ilmiah sebaik-nya menggunakan kalimat-kalimat yang berisi pemyat.'lan yang lengkap. Contoh: Bentuk Pengungkapan I I Isi pikiran I Datanglah cngbu kc rumah nant! Datanglah ke rumah nanti siang! siang! Saya di pabrik itll sejak tahlln 1987. saya beker:la di pabrik itu sejak tahun 1987. Kemarin ia ke sana. kemarin ia pergi ke sana. Diminta datang segera. Anda/ia diminta olehnya datang segera. Duduklah! Kemana? Duduklal1 engkau ! Ke mana saudara akan pergi? 1) Subjek (S) Subjek juga diartikan sebagai sesllatu yang dipercakapkan (Fokker~ 1983: 15). Kridalaksana (1993: 204) mengemukan bahwa subjek adalah bagian kJausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara. Sannang?(1988: 43) mengatakan bahwa 14 subjek adalah unsur yang menjadi dasar kalimat sehingga menjadi bagianba~ian yang penting sebagai pangkal pembicaraan dan yang terdiri dari kata benda awu sesuatu yang dianggap sebagai kata benda maupufl kata ganti. Selanjutnya, Alisjahbana (1983: 94) rnengatakan bahwa subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri dan tentangnya diberitakan sesuatu. Contoh pemakaian subjek dapat dilihat pada kalimat berikut ini. (1 ) Ayah membeli baju barn. (2) Ibu pergi ke kantor. (3) Parnan membaca koran. Pada kalimat (I) subjeknya adalah ayah" pada kalirnat (2) subjeknya adalah ibu, dan pada kalimat (3) sl.lbjeknya adaJah paman. Penempatan subjek dalam kalirnat tidak selamanya berada di depan. Fungsi subjek sebUM kalimat hams diternpatkall pada posisi yang tepat agar tidak terjadi kesalahan struktur kalirnat. Kesalahan posisi subjek dapat dilihat pad a contoh berikut ini. (Ia) Ayah baju barn membeli. (lb) Membeli baju barn ayah. Kalimat (1 a) dan (1 b) d i atas tidak berterirna karcna dapat menimbulkan kesalahan baik dari segi bunyi bahasa maupull dari segi anti. 15 2) Predikat (P) Wiryosoedarmo (dalam Sannang, 1988: 45) mengatakan bahwa predikat ialah bagian kalimat yang memberikan penjeJasan tentang subjek yang berupa kata benda maupun kata lain yang bukan kata benda, yakni kata keIja, kata keadaan atau kata sifat, kata bi[angan~ dan kata ganti. Ramlan (1987: 30) mengikutsertakan intonasi untllk memberikan pengertian pred ikat. Alisjahbana (1983: 95) juga memberikan pengertian predikat sebagai "bagian yang memberikan keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek". Alwi (2000: 786) mengatakan "predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek~ sebutan dalam kalimat". Jadi, predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri~ objek, pe1engkap, dan keterangan di sebelan kanan jika ada. Selanj utnya, Kridalaksana (1993: 159) mengatakan bahwa predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan olehpembicara tentang subjek. Adapun ciri-ciri predikat adalah: a) memberikan penjeIasan tentang subjek~ b) memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana, mengapa, mengeIjakan apa, dan dalam keadaan apa subjek itu~ 1 6 c) intonasi predikat lebih rendah apabila dibandingkan dengan intonasi subjek. Pemakaian predikat dapat dilihat pada contoh berikut ini. (I) lbu sedang menjahit jilbab. (2) Adik membcli pennell. Pada kalimat (I) predikatnya adalah scdang menjahit, s.edangkan pada kalimat (2) predikatnya adalah membeli. Apabila kalimat (1) dan (2) yang merupakan kalimat aktif diubah menjadl kalimat pasif, kalimatnya menjadi: (la) Jilbab dijahit o1eh ibu. ( 1 b) Permen dibeli oleh adik. Subjek pada kalimat aktif bergeser kedudukannya ke sebelah kanan predikat pada kalimat pasit: objek pada kalimat aktif bergeser kedud ukannyake sebelah kiTi predikat pada kalimat pasif Predikat suatu kalimat biasanya berupa frasa preposisional selain frasa verbal dan frasa adjektivaL Fungsi predikat sebuah kalimat atau klausa sangat penting karena predikat mempakan unsur pokok yang hams dimiliki oleh suatukalimat atau klausa. OIeh karena itlL, ftingsi predikat suatu kalimat atau klausa tidak boleh hilang. Apabila suatu konstituen tidak memiliki predikat~ konstituen itu 1 7 tidak dapat dikategorikan sebagai kahmat meskipun memiliki subjek, objek, pelengkap, atau keterangan. 3) Objek (0) Sannang (1988: 50) yang mengatakan bahwa objek adalah keterangan predikat yang erat sekali hubungannya dengan predikat Alisjahbana (1983: 101) mendefinisikan objek sebagai "keterangan predikat yaJ.lg sangat rapat hubl1ngannya dengan predikat . Moeliono (1988: 262) mengemukakan bahwa objek dapat dikenal meJaJui dua cara, yaitu: dengan menyatakan ciri khas objekitu sendiri dan dilihat dad segi predikatnya yang ditandai oleh afiks tertentu yang menyatakan ketransitifan. Berdasarkan beberapa pendapat yang d ikemukakan oleh para ahli bahasa tersebut, dapat diketahui bahwa ciri-ciri objek dalam suatl1 kalimat adalah: a) berkategori kata nomina atau nomina[~ b) berada di belakang predikat yang berupa verba transitif, c) dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif; d) dapat diganti dengan -nya. 1 8 4) PeJengkap (PeJ) Pengertian pelengkap dan objek sering dic.ampuradukkan. Hal itu dapat dimengerti karena kedua konsep ill! rnemang terdapat kemiripan. Alwi (2000: 329) mengemukakan bahwa baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sam a, yakni di belakang verba. Selanjutnya, Alwi (2000: 337) mengatakan bahwa objek dan pelengkap dapat d ibedakan berdasarkan ciri-<:irinya. Objek rnempunyai elri: (1) kategori kata nomina; (2) berlangsung di belakang verba transitif: (3) dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan (4) dapat diganti dengan bentuk -nya. Sementara itu, pelengkap mempunyai eiri-eiri: (1) kategori katanya dapat berupa nomina, verba, dan adjek1iva; (2) berada di belakang verba intransitit: (3) tidak dapat menjadi subjek apabila dipasifkan; dan (4) tidak dapat diganti dengan bentuk -I1J'U. Ramlan (1986: 118) mengemukakan bahwa pelengkap mempunyai persamaan dengan objek, baik objek pertama maupun objek kedua, yaitu selalu berada di belakang predikat Pelengkap pada sebuah kalirnat dapat diketahui dengan mengubahposisi kata atau frasa di belakang predikat menjadi subjek kalimat pasif. Kalau kata atau frasa di belakang predikat itu tidak dapat digeser rnenjadi subjek kalimat pasil: kata atm frasa itu adalah peJengkap. PeJengkap ini dapat berupa kata dan iI-asa. 19 Misalnya: (1) Mereka suka berenang pada pagi hari (berupa kata). (2) Ini merupakan masalah penting yang hams djdjskusjkan (bempa frasa). Pad a contoh (1) tampak bahwa berenang merupakan kategori kata benda (nomina) dan berada di belakang predikat suka. Demikian pula halnya dengan frasa masalah penting yang juga berfungsi sebagai pelengkap. Frasa nomina itu berada di belakang predikat dan tidak dapat digeser menjadi subjek pada kalimat pasif. Pelengkap dalam sebuah kaIimat bukan hanya dapat melengkapi predikat, melainkanjuga subjek dan predikat Misalnya: (1) Bunga yang indah itu layu (peL Subjek). (2) Mereka memilih saya sebagai ketua panitia (pel. Objek). (3) Perempuan itu berbaju bim (pel. Predikat). Unsur indah dalam kaIimat (1) berfungsi sebagai pelengkap subjek; unsur sebagai ketua panitia pada kalimat berfungsi sebagai pelengkap objek; dan unsur him pada kalimat (3) berfungsi sebagai pelengkap predikat berbaju. 20 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bah\va pelcngkap dalam sebuah kalimat adalah unsur kalimat, baik berupa kata atau frasa, yang dapat meJengkapi subjek, objek, atau predikat yang berupa kata kerja intransitif Maehono (1988: 263) mengemukakan beberapa em pelengkap, yaitu: a) katcgori katanya dapat berupa nomina, verba, dan adjektiva~ b) berada di belakang verba semitransitif atau dwitransiti[ dan dapat didahlllui oleh preposjsi~ c) kalimatnya tidak dapat dijadikan bentuk pasi(jika dipasifkan pelengkap itu tidak dapat menjadi objek,: d) tidak dapat diganti dengan -nya kecuali jika didahului oleh preposisi se.ain di, ke, dari, dan akan. 5) Keterangan Menurut MusIich (dalam Nurhawa, 2001: 19), bahwa keterangan dapat diartikan se~agai unsur kalimat bukan inti yang memberikan penjelasan tambahan kepada unsur inti. Keterangan dapat diartikan sebagai bagian kalimat yang memberi penjelasan pada predikat, tetapi bukan pelengkap atau objek. 21 Ramlan (1987: 96) mengatakan bahwa unsur klausa yang tidak menduduki fungsi subjek, predikat, objek, dan pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. wfakna suatu ketenmgan ditentukan oleh perpaduan makna di antara unsurnya masing-masing. Pada utnumnya, keterangan mempunyai kmpat yang b~has Artinya, <Iapa! terletak dj depan subjek dan predikat, dapat ter!etak di antara sul'>jek dan predikat, dan dapat juga terletak di akhir kalimat. Namun, kcterangan tidak mungkin terletak antara predikat dengan objek dan di antara predikat dengan pelengkap karena objek dan pelengkap selalu menduduki tempat Iangsung di beIakang predikat Keraf (1996: 59) yang mengatakan hahwa keterangan tidak lain adalah suatu kata atau kelompok kata yang menduduk suatu fungsi uni menerangkan kata kerja atau kata sifat yang masing-masing menduduki suatu .iabatan dalam kalimat Jadi, fungsi keterangan yang terdapat di dalam suatu kalimat bersifat menerangkan kata keIja atau kata sitat yang menduduki jabatan tertentu dalam sebuah kalimat Berdasarkanpendapat dan beberapa ahli bahasa di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri fungsi keterangan yang terdapat pada sebuah kalimat yaitu: a) unsur yang hanya memberi keterangan tambahan pada unSUf inti~ 2 2 b) unsur yang hubungannya dengan llnSllf pllsat alau inti tidak tedalu erat c) unsur yang bersifat manasuka~ d) biasanya didahului oleh preposisi. Keterangan yang menyertai predikat kalimat bervariasi seSUaI dengan fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubllngan yang agak longgar antara keterangan dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur kalimat lebih bebas daripada penempatan objek kalimat. Achmad (1996: 79) membedakan fungsi keterangan berdasarkan mal'1la subjek atan predikat atas tujuh belas bagian, yaitu: a) Keterangan akibat, adalah bagian kalimat yang merupakan akibat teIjadinya predikat, misalnya: Penjahat itu ditembak mati polisi. b) Keterangan alasan, iaJah bagian kalim~H yang rnenyatakan alasall terjadinyapredikat, misalnya: Berdasarkan pertimbangan itu, is tidak jadi datang. c) Keterangan alat, adalah bagian kalimat yang berupa nomina atau frasa nominal yang menyatakan alat yang dipakaj untuk melakukan tindakan yang dinyatakan oleh predikat, misalnya: AIi memotong rumput dengan gunting. 23 d) Keterangan asal, ialah bagian kalimat yang menyatakan bahan terbuatnya predikat, misalnya: Piring besar ini terbuat dari logam. , e) Keterangan kualitas, ialah bagian kalimat yang menyatakan bagaimana atau dalam kaitan apa predikat, misalnya: la berjalan lambat. t) Keterangan kuantitas, adalah bagian kalimat yang menyatakan jumlah derajat keterangan atau perbandingan antara predikat dan yang lain, misalnya: Wajah kedua anak itu seperti pinang di belah dua. g) Keterangan modaJitas, adalah bagian kaJimat yang mengungkapkan kepastian, kemungkinan, harapan, kesenyapan, atau kebalikan dari itu semua, misalnya: Mustahil pamanmu datang malam begini. h)Keterangan perlawanan, ialah bagian kalimat yang menyatakan keadaan atau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang disebut predikat, misalnya: Meskipun hujan deras, ia pergi juga ke sekolah. i) Keterangan peserta, ialah bagian kalimat yang berupa nomina atau [rasa nominal yang ikut serta melakukan tindakan yang dinyatakan oleh predikat, misalnya: Kakek pergi ke dokter bersama nenek. , j) Keterangan, perbatasan, adalah bagian kalimat yang mengadakan batasbatas predikat, misalnya: la dengan gembira menceritakannya Lebih jauh lagi. 24 lebih jauh lagi. k) Keterangan objek, adalah bagian kalimat yang mennCI atau memberikan objek, misalnya: Ia mencari suami yang gaga11 dan perkasa. 1) Keterangan sebab, adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang menjadi sebab terjadinya predikat, misaJnya: Ia tidak JuJus ujian karena malas. m) Keterangan subjek, adalah bagian kalimat yang memennCl atau memperluas subjek itl! sendiri, misainya: Gurl! baru itu sangat rajin. n) Keterangan syarat, adalah bagian kalimat yang haflls ada untuk mencapai apa yang dinyatakan dalam predikat, misalnya: Kalau tidak hujan, ia pasti datang. 0) Keterangan tempat, adalah bagian kalimat yang menyatakan tempat teIjadinya predikat yakni yang berkaitan dengan tempat usaJ, arab, atau tempat yang ditinggalkan.Misalnya: la belajar di kamar. p) Keterangan tujuan, adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang dituju oleh predikat, misaJnya: ]a bekeIja kerns untuk menghidupi • keluarganya. q) Keterangan waktu, adalah bagian kalimat yang mcnyatakan bahw.1 waktu teIjadinya predikat, yaknj yang berhubungan dengan 25 bilamana~ berapa lama, jangkalama, beberapa~ sejak, dan sampal kapan, misalnya: Gunung itu meletus kemarin sore. Jenis jenis keterangan yang bennacam-macam itu dapat dilihat pada contoh berikut. la berdiri di tempat itu sejak tadi. K (tempat) Ujian berlangsung selama dua iam. K (waktu) Anak itu lulus ujian karena raiin beJaiar. K (sebab) Orang itu terlalu sibuk bekerja sehingga is iatuh sakit. K (akibat)