kalimat - anregurutta

advertisement
KALIMAT
a. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikir dan
perasaan (Alwi dkk., 2002: 494).Selanjutnya, Chaer (1994: 240) mendefenisikan
kalimat sebagai SUSWlall kata-kata yang teratur dan bens! pikiran yang lengkap.
Dalam buku pengantar Jinguistik, kalimat di defenisikan sebagai ujaran yang
berisi pikiran lengkap yang tersusun dari objek dan predikat, dengan pengertian
bahwa subjek adalah tentang hal sesuatu yang dikatakan (about which something
is said) dan predikat adalah hal subjek (what this said about the subject)
\Vardihan dan Hamsa.1999:32).
Menurut Keraf (1996: 34}, kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang
mencoba menyusun dan menuangkan gagasan seseorang secara
6
Bahas..1 indonesia, kaiim3t di3r1ik3n sebag3i baglan terkecii dar! ajaran atau
teks (wacana) yang Inengungkapkan
pikiran
yang utuh
ketatabahasaan (Moeliono, 1988: 254).
Enre (1994: 57) mengemukakan bahwa kaillnat merupakan
sekoiompok kata yang mempunYaJ am tertentu, terdiri atas subjek dan
predikat dan tidak bergantung pada sllatu konstrllksi gramatikal yang iebih
besar. Selain itu, Sudaryanto (1986: 1(4) mengartl kan kalimat sebagai suatu
bagian ujaran yang didahuiui dan diakhiri kesenyapan, sedangkan
iintonasinya menunjukkan bahwa uJaran Itl! sudah lengkap. Alwi, dkk.
(2000: 311) berpendapat bahwa kaiimat ada/ah satuan bahasa terkecil da/am
wujud lisan atau tuiisan yang mengungkapkan pikiran lllllh.
Oaiam pandangan gramatikal, yang menganggap tata bahasa sebagai
subsisitem yang hirarkis, kaiimat merupakan salah satu satuan yang letap
terikat pada satuan yang lebih besar atau dapal berdlri sendin. Secara relatiC
ada kemungkinan satuan yang Jebih besar itu berdiri sendiri, mempunYaJ
pola iintonasi final dan secara aktual maupun· potensial terdiri atas klausa.
Klausa bebas yang menJadl haglan kognlLlf percakapan: satuan proposisi
yang merupakan suatu k!ausa yang membenluk saluan yang be bas; jawaban
minimal, seruan, salam, dan sebagalT1ya Konstruksl gramatlkal yang terdm
atas satu atau lebih kiausa yang ditata mcnurut poia tcrtcntu dan dapat
berdiri sendiri sebagai saw satuan.
secara
atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pala tertentu dan dapat berdiri
sendiri sebagai satu satuan.
Junus (2002: 22) mengatakan: "Kalimat adaJah bagjan terkecil ujaran atau
teks (waeana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan",
sedangkan rnenurut F aisal (1999: 21), "Kalirnat adalah untaian kata yang
mengungkapkan pikiran secara utuh". Menurut RamJan (1986: 27), "Kalimat
adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir tumn atau naik". T.stilah kalimat sekurang-kurangnya mengandung
unsur subjek (S) dan predikat (P), tetapt telab diberi intonasi selesai atau tanda
baea. Zainuddin (1991: 59) berpendapat bahwa kalimat adalah kesatuan ujaran
yang terkeci~ berintonasi, dan mengandung pikiran lengkap serta didukung oleh
situasi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli baha<;a ten tang pengertian kalimat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan satuan ujaran yang
mengandung pikiran lengkap, seeara relatif dapat berdiri sendiri, terdiri atas
klatlsa, dan mempunyai po]a intonasi akhir.
Contoh kalimat yang berpola lengkap dapat dilihat berikut ini:
(1) Nenek membaca buku di kamar.
(2) Parnan sedang menyiram bunga di halarnan.
Pada kalimat (J), yang berfungsi sebagai subjek adalah nenek,
9
predikat adalah membaca, objek adalah buku, clan kctcrangan adalah di kamar.
Pada kalimat (2), yang berfungsi sebagai subjek adalah paman, predikat adalah
sedang menyiram, objek adalah bunga, dan kcterangan di halaman.
b. Pota Kalimat Dasar
Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat
yang benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendill.
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam ballasa Indonesia
adalah sebagai berikut (Arifin dan Tasai, 2000: 63).
1) KB + KK
: Mahasiswa berd iskusi. :
2)KB+KS
Dosen itu ramah.
3) KB + K Bil
: Harga buku itu sepuJuh ribu rupiah. :
4)KB+(KD+KB)
Tinggalnya di Palembang.
5)KBl+KK+KB2
: .Mereka men on ton fIlm.
6) KB, + KK + KB2 + KB3
: Paman mencarikan saya pekerjaan. :
7) KBI + KB2
Rustarn peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan
dan dapat pula poJa-po/a dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi
luas dan kompleks.
1
0
c. Fungsi KaJimat
. Kata atau kelompok kata yang dipakai membentuk kalimat
menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam struktur kalimat Sebagai unsur
yang terintegrasi ke dalam suatu struktur, kata-kata tersebut dapat
menemp<,.ti unsur inti yang terdapat pada kalimat, yaitu subjek (S) dan
prcdikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang t3k dapat dihilangkan
dalam struktur kalimat. predikat kalimat berfungsi sebagai penjelasan
terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (0) atau
keterangan (K).
Setiap kalimat sebagai bentuk pemyataan pikiran mempunyai subjek
dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersirat maUpllTI tersurat. Sllbjek
sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh
predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat tumt
menentukan isi pikiran yang dimaksud. Kata-kata yang digarisbawahi pada
contoh berikut bertimgsi sebagai sllbjek (S) dan predikat (P) kalimat.
Contoh
(1) Saya sebaiknya beristirahat sejenak.
S
p
(2) Perusahaannva makin berkembang akhir-akhir ini.
S
p
1
1
(3) Kami telah bekeria keras selama ini.
S
p
(4) Persoalannya akan diselesaikan dalam waktu singkat.
S
p
Kalimat-kalirnat di alas masing-masing rnengguriakan kata berfungsi
menjeiaskan predikat, yaitu keterangan sebaiknya dan sejenak kalimat (I),
akhir-akhir ini pada kalimat (2), selama ini pada kalimat (3)~ dan dalam
waktu singkat pada kalimat (4). Kata-kata yang tergolong keterangan
tersebllt melengkapi penjelasan predikat terhadap sllbjek kalimat.
bermacam-macam keterangan yang dapat dipakai untuk melengkapi
predikat menjelaskan subjek kalimat dan digolongkan sebagai bagian inti
kalimat.
Is; pikiran yang terdapat pada kalimat tcrcermin pada hubungan
subjek dan predikat Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam
kalimat menjadi tidak jelas. Situasi yang meliputi subjek tidak jelas.
I
Bagaimana saya?
subjck
I
(sebaiknya) beristirahat
(sejenak)
bagaimana perusahaannya? telah bekerja keras (selama ini)
bagaimana engkau? belajar (dengan tekun) bagaimana persoalan? akan
diselesaikan (dalam waktu singkat)
12
I
predikat
I
siapa yang sebaiknya beristirahat sejenak?
apa yang makin berkembang?
t subjck
~
I
saya
perusahaannya
apa yang akan diselesaikan
dalam waktu singkat?
persoalannya
Pikiran yang dinyatakan pada setiap kalimat selalu utuh atau
lengkap, tetapi bentuk pernyataannya (pengungkapannya) tidak sclalu
lengkap. Dalam situasi tertentu, pemakai bahasa kadang-kadang tidak
menyebutkan secaralengkap bagian kalirnat.
Perlu dijelaskan bahwa kaJimat pasif yang mengacu kepada persona
ketiga menggunakan kata ketja berawalan di-, sedangkan kalimat pa<>if
yang mengacu kepada persona pertarna kedua rnenggunakan kara kerja tak
berawaJan. Hubungan antara kata persona dan kata kerjanya sangat erat
sehingga tidak boleh disisipi kata lain. Bentuk pasif juga ditandai oleh
pemakaian kata kerja bera\valan ter-, dengan beberapa pengecuahan.
1a membaca buku itu beberapa kali. (kalimat aktif)
o
Bukl} itu dibacanya beberapa kali. (kalimat pasif)
S
T anpa mengganggu makna kalimat, unsur katimat yang tidak
disebntkan itu harus dipahami secara tersirat dalam struktur kalimat.
l3
Struktur kalimat yang demikian disebut kalimat elips. Karya ilmiah sebaik-nya
menggunakan kalimat-kalimat yang berisi pemyat.'lan yang lengkap.
Contoh:
Bentuk Pengungkapan
I
I
Isi pikiran
I
Datanglah cngbu kc rumah nant!
Datanglah ke rumah nanti siang!
siang!
Saya di pabrik itll sejak tahlln 1987. saya beker:la di pabrik itu sejak tahun
1987.
Kemarin ia ke sana.
kemarin ia pergi ke sana.
Diminta datang segera.
Anda/ia diminta olehnya datang
segera.
Duduklah!
Kemana?
Duduklal1 engkau !
Ke mana saudara akan pergi?
1) Subjek (S)
Subjek juga diartikan sebagai sesllatu yang dipercakapkan (Fokker~
1983: 15). Kridalaksana (1993: 204) mengemukan bahwa subjek adalah bagian
kJausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang menandai apa yang
dikatakan oleh pembicara. Sannang?(1988: 43) mengatakan bahwa
14
subjek adalah unsur yang menjadi dasar kalimat sehingga menjadi bagianba~ian
yang penting sebagai pangkal pembicaraan dan yang terdiri dari kata benda awu
sesuatu yang dianggap sebagai kata benda maupufl kata ganti. Selanjutnya,
Alisjahbana (1983: 94) rnengatakan bahwa subjek adalah sesuatu yang dianggap
berdiri sendiri dan tentangnya diberitakan sesuatu. Contoh pemakaian subjek
dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
(1 ) Ayah membeli baju barn.
(2) Ibu pergi ke kantor.
(3) Parnan membaca koran.
Pada kalimat (I) subjeknya adalah ayah" pada kalirnat (2) subjeknya
adalah ibu, dan pada kalimat (3) sl.lbjeknya adaJah paman.
Penempatan subjek dalam kalirnat tidak selamanya berada di depan.
Fungsi subjek sebUM kalimat hams diternpatkall pada posisi yang tepat agar tidak
terjadi kesalahan struktur kalirnat. Kesalahan posisi subjek dapat dilihat pad a
contoh berikut ini.
(Ia) Ayah baju barn membeli.
(lb) Membeli baju barn ayah.
Kalimat (1 a) dan (1 b) d i atas tidak berterirna karcna dapat
menimbulkan kesalahan baik dari segi bunyi bahasa maupull dari segi anti.
15
2) Predikat (P)
Wiryosoedarmo (dalam Sannang, 1988: 45) mengatakan bahwa
predikat ialah bagian kalimat yang memberikan penjeJasan tentang subjek
yang berupa kata benda maupun kata lain yang bukan kata benda, yakni kata
keIja, kata keadaan atau kata sifat, kata bi[angan~ dan kata ganti. Ramlan
(1987: 30) mengikutsertakan intonasi untllk memberikan pengertian pred ikat.
Alisjahbana (1983: 95) juga memberikan pengertian predikat sebagai
"bagian yang memberikan keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri
atau subjek". Alwi (2000: 786) mengatakan "predikat adalah bagian kalimat
yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek~ sebutan
dalam kalimat". Jadi, predikat merupakan konstituen pokok yang disertai
konstituen subjek di sebelah kiri~ objek, pe1engkap, dan keterangan di sebelan
kanan jika ada. Selanj utnya, Kridalaksana (1993: 159) mengatakan bahwa
predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan
olehpembicara tentang subjek.
Adapun ciri-ciri predikat adalah:
a) memberikan penjeIasan tentang subjek~
b) memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana, mengapa,
mengeIjakan apa, dan dalam keadaan apa subjek itu~
1
6
c) intonasi predikat lebih rendah apabila dibandingkan dengan intonasi
subjek.
Pemakaian predikat dapat dilihat pada contoh berikut ini. (I)
lbu sedang menjahit jilbab.
(2) Adik membcli pennell.
Pada kalimat (I) predikatnya adalah scdang menjahit, s.edangkan pada
kalimat (2) predikatnya adalah membeli. Apabila kalimat (1) dan (2) yang
merupakan kalimat aktif diubah menjadl kalimat pasif, kalimatnya menjadi:
(la) Jilbab dijahit o1eh ibu.
( 1 b) Permen dibeli oleh adik.
Subjek pada kalimat aktif bergeser kedudukannya ke sebelah kanan
predikat pada kalimat pasit: objek pada kalimat aktif bergeser kedud ukannyake
sebelah kiTi predikat pada kalimat pasif
Predikat suatu kalimat biasanya berupa frasa preposisional selain frasa
verbal dan frasa adjektivaL Fungsi predikat sebuah kalimat atau klausa sangat
penting karena predikat mempakan unsur pokok yang hams dimiliki oleh
suatukalimat atau klausa. OIeh karena itlL, ftingsi predikat suatu kalimat atau
klausa tidak boleh hilang.
Apabila suatu konstituen tidak memiliki predikat~ konstituen itu
1
7
tidak dapat dikategorikan sebagai kahmat meskipun memiliki subjek, objek,
pelengkap, atau keterangan.
3) Objek (0)
Sannang (1988: 50) yang mengatakan bahwa objek adalah keterangan
predikat yang erat sekali hubungannya dengan predikat Alisjahbana (1983: 101)
mendefinisikan objek sebagai "keterangan predikat yaJ.lg sangat rapat
hubl1ngannya dengan predikat .
Moeliono (1988: 262) mengemukakan bahwa objek dapat dikenal meJaJui
dua cara, yaitu: dengan menyatakan ciri khas objekitu sendiri dan dilihat dad segi
predikatnya yang ditandai oleh afiks tertentu yang menyatakan ketransitifan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang d ikemukakan oleh para ahli bahasa
tersebut, dapat diketahui bahwa ciri-ciri objek dalam suatl1 kalimat adalah:
a) berkategori kata nomina atau nomina[~
b) berada di belakang predikat yang berupa verba transitif,
c) dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif;
d) dapat diganti dengan -nya.
1
8
4) PeJengkap (PeJ)
Pengertian pelengkap dan objek sering dic.ampuradukkan. Hal itu dapat
dimengerti karena kedua konsep ill! rnemang terdapat kemiripan. Alwi (2000:
329) mengemukakan bahwa baik objek maupun pelengkap sering berwujud
nomina dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sam a, yakni di
belakang verba. Selanjutnya, Alwi (2000: 337) mengatakan bahwa objek dan
pelengkap dapat d ibedakan berdasarkan ciri-<:irinya. Objek rnempunyai elri:
(1) kategori kata nomina; (2) berlangsung di belakang verba transitif: (3) dapat
menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan (4) dapat diganti dengan bentuk -nya.
Sementara itu, pelengkap mempunyai eiri-eiri: (1) kategori katanya dapat
berupa nomina, verba, dan adjek1iva; (2) berada di belakang verba intransitit:
(3) tidak dapat menjadi subjek apabila dipasifkan; dan (4) tidak dapat diganti
dengan bentuk -I1J'U.
Ramlan (1986: 118) mengemukakan bahwa pelengkap mempunyai
persamaan dengan objek, baik objek pertama maupun objek kedua, yaitu selalu
berada di belakang predikat Pelengkap pada sebuah kalirnat dapat diketahui
dengan mengubahposisi kata atau frasa di belakang predikat menjadi subjek
kalimat pasif. Kalau kata atau frasa di belakang predikat itu tidak dapat digeser
rnenjadi subjek kalimat pasil: kata atm frasa itu adalah peJengkap. PeJengkap
ini dapat berupa kata dan iI-asa.
19
Misalnya:
(1) Mereka suka berenang pada pagi hari (berupa kata).
(2) Ini merupakan masalah penting yang hams djdjskusjkan (bempa
frasa).
Pad a contoh (1) tampak bahwa berenang merupakan kategori kata
benda (nomina) dan berada di belakang predikat suka. Demikian pula halnya
dengan frasa masalah penting yang juga berfungsi sebagai pelengkap. Frasa
nomina itu berada di belakang predikat dan tidak dapat digeser menjadi subjek
pada kalimat pasif.
Pelengkap dalam sebuah kaIimat bukan hanya dapat melengkapi
predikat, melainkanjuga subjek dan predikat
Misalnya:
(1) Bunga yang indah itu layu (peL Subjek).
(2) Mereka memilih saya sebagai ketua panitia (pel. Objek).
(3) Perempuan itu berbaju bim (pel. Predikat).
Unsur indah dalam kaIimat (1) berfungsi sebagai pelengkap subjek;
unsur sebagai ketua panitia pada kalimat berfungsi sebagai pelengkap objek;
dan unsur him pada kalimat (3) berfungsi sebagai pelengkap predikat berbaju.
20
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bah\va pelcngkap
dalam sebuah kalimat adalah unsur kalimat, baik berupa kata atau frasa, yang
dapat meJengkapi subjek, objek, atau predikat yang berupa kata kerja
intransitif
Maehono (1988: 263) mengemukakan beberapa em pelengkap,
yaitu:
a) katcgori katanya dapat berupa nomina, verba, dan adjektiva~
b) berada di belakang verba semitransitif atau dwitransiti[ dan dapat
didahlllui oleh preposjsi~
c) kalimatnya tidak dapat dijadikan bentuk pasi(jika dipasifkan
pelengkap itu tidak dapat menjadi objek,:
d) tidak dapat diganti dengan -nya kecuali jika didahului oleh preposisi
se.ain di, ke, dari, dan akan.
5) Keterangan
Menurut MusIich (dalam Nurhawa, 2001: 19), bahwa keterangan dapat
diartikan se~agai unsur kalimat bukan inti yang memberikan penjelasan
tambahan kepada unsur inti. Keterangan dapat diartikan sebagai bagian
kalimat yang memberi penjelasan pada predikat, tetapi bukan pelengkap atau
objek.
21
Ramlan (1987: 96) mengatakan bahwa unsur klausa yang tidak menduduki
fungsi subjek, predikat, objek, dan pelengkap dapat diperkirakan menduduki
fungsi keterangan. wfakna suatu ketenmgan ditentukan oleh perpaduan makna di
antara unsurnya masing-masing. Pada
utnumnya, keterangan mempunyai kmpat yang b~has Artinya, <Iapa!
terletak dj depan subjek dan predikat, dapat ter!etak di antara sul'>jek dan
predikat, dan dapat juga terletak di akhir kalimat. Namun, kcterangan tidak
mungkin terletak antara predikat dengan objek dan di antara predikat dengan
pelengkap karena objek dan pelengkap selalu menduduki tempat Iangsung di
beIakang predikat
Keraf (1996: 59) yang mengatakan hahwa keterangan tidak lain adalah
suatu kata atau kelompok kata yang menduduk suatu fungsi uni menerangkan kata
kerja atau kata sifat yang masing-masing menduduki suatu .iabatan dalam kalimat
Jadi, fungsi keterangan yang terdapat di dalam suatu kalimat bersifat menerangkan
kata keIja atau kata sitat yang menduduki jabatan tertentu dalam sebuah kalimat
Berdasarkanpendapat dan beberapa ahli bahasa di atas, dapat disimpulkan
ciri-ciri fungsi keterangan yang terdapat pada sebuah kalimat yaitu:
a) unsur yang hanya memberi keterangan tambahan pada unSUf inti~
2
2
b) unsur yang hubungannya dengan llnSllf pllsat alau inti tidak tedalu erat
c) unsur yang bersifat manasuka~
d) biasanya didahului oleh preposisi.
Keterangan yang menyertai predikat kalimat bervariasi seSUaI dengan
fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubllngan yang agak longgar antara
keterangan dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur
kalimat lebih bebas daripada penempatan objek kalimat. Achmad (1996: 79)
membedakan fungsi keterangan berdasarkan mal'1la subjek atan predikat atas
tujuh belas bagian, yaitu:
a) Keterangan akibat, adalah bagian kalimat yang merupakan akibat
teIjadinya predikat, misalnya: Penjahat itu ditembak mati polisi.
b) Keterangan alasan, iaJah bagian kalim~H yang rnenyatakan alasall
terjadinyapredikat, misalnya: Berdasarkan pertimbangan itu, is tidak jadi
datang.
c) Keterangan alat, adalah bagian kalimat yang berupa nomina atau frasa
nominal yang menyatakan alat yang dipakaj untuk melakukan tindakan
yang dinyatakan oleh predikat, misalnya: AIi memotong rumput dengan
gunting.
23
d) Keterangan asal, ialah bagian kalimat yang menyatakan bahan
terbuatnya predikat, misalnya: Piring besar ini terbuat dari logam.
,
e) Keterangan kualitas, ialah bagian kalimat yang menyatakan
bagaimana atau dalam kaitan apa predikat, misalnya: la berjalan lambat.
t) Keterangan kuantitas, adalah bagian kalimat yang menyatakan jumlah
derajat keterangan atau perbandingan antara predikat dan yang lain,
misalnya: Wajah kedua anak itu seperti pinang di belah dua.
g) Keterangan modaJitas, adalah bagian kaJimat yang mengungkapkan
kepastian, kemungkinan, harapan, kesenyapan, atau kebalikan dari itu
semua, misalnya: Mustahil pamanmu datang malam begini.
h)Keterangan perlawanan, ialah bagian kalimat yang menyatakan keadaan
atau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang disebut predikat,
misalnya: Meskipun hujan deras, ia pergi juga ke sekolah. i) Keterangan
peserta, ialah bagian kalimat yang berupa nomina atau [rasa nominal yang
ikut serta melakukan tindakan yang dinyatakan oleh predikat, misalnya:
Kakek pergi ke dokter bersama nenek.
,
j) Keterangan, perbatasan, adalah bagian kalimat yang mengadakan
batasbatas predikat, misalnya: la dengan gembira menceritakannya Lebih
jauh lagi.
24
lebih jauh lagi.
k) Keterangan objek, adalah bagian kalimat yang mennCI atau
memberikan objek, misalnya: Ia mencari suami yang gaga11 dan
perkasa.
1) Keterangan sebab, adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang
menjadi sebab terjadinya predikat, misaJnya: Ia tidak JuJus ujian
karena malas.
m) Keterangan subjek, adalah bagian kalimat yang memennCl atau
memperluas subjek itl! sendiri, misainya: Gurl! baru itu sangat rajin.
n) Keterangan syarat, adalah bagian kalimat yang haflls ada untuk
mencapai apa yang dinyatakan dalam predikat, misalnya: Kalau tidak
hujan, ia pasti datang.
0) Keterangan tempat, adalah bagian kalimat yang menyatakan tempat
teIjadinya predikat yakni yang berkaitan dengan tempat usaJ, arab,
atau tempat yang ditinggalkan.Misalnya: la belajar di kamar.
p) Keterangan tujuan, adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang
dituju oleh predikat, misaJnya: ]a bekeIja kerns untuk menghidupi
•
keluarganya.
q) Keterangan waktu, adalah bagian kalimat yang mcnyatakan bahw.1
waktu teIjadinya predikat, yaknj yang berhubungan dengan
25
bilamana~ berapa lama, jangkalama, beberapa~ sejak, dan sampal
kapan, misalnya: Gunung itu meletus kemarin sore.
Jenis jenis keterangan yang bennacam-macam itu dapat dilihat pada
contoh berikut.
la berdiri di tempat itu sejak tadi.
K (tempat)
Ujian berlangsung selama dua iam.
K (waktu)
Anak itu lulus ujian karena raiin beJaiar.
K (sebab)
Orang itu terlalu sibuk bekerja sehingga is iatuh sakit.
K (akibat)
Download