i KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI

advertisement
KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS
III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO
KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Lia Anggraeni
NIM 11108241011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2015
i
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 1
KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD
NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO
YOGYAKARTA
INTERPERSONAL INTELLEGENCE OF SLOW LEARNER STUDENTS IN 3rd CLASS SD
NEGERI JLABAN DISTRICT OF SENTOLO KULON PROGO REGENCY YOGYAKARTA
Oleh
: Lia Anggraeni, PPSD/PGSD, UNY
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa slow
learner di kelas III SD Negeri Jlaban berjumlah dua orang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Aspek yang diamati dalam kecerdasan interpersonal meliputi menghargai
perbedaan (toleransi), kerjasama dengan orang lain, dan membantu orang lain.Subjek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa slow learner berjumlah dua orang. Informan dalam penelitian ini adalah guru
kelas 3, orang tua siswa slow learner, guru pendamping khusus dan siswa lain sebagai teman. Objek penelitian
ini berupa kecerdasan interpersonal. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data,
dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa slow learner kelas III SD Negeri Jlaban dengan inisial TT dan NA tidak
memiliki kecerdasan interpersonal yang dominan. Aspek yang diamati dalam kecerdasan interpersonal meliputi
menghargai perbedaan (toleransi), kerjasama dengan orang lain, dan membantu orang lain menunjukkan tidak
ada yang terpenuhi oleh kedua siswa slow learner tersebut.
Kata kunci : kecerdasan interpersonal, siswa slow learner
Abstract
This research is aimed to describe the interpersonal intelligence which is owned by the slow learner students in the
3rd class at SD Negeri Jlaban numbered two people. This research is a qualitative descriptive study. Aspects observed in
interpersonal intelligence includes respecting differences ( tolerance ) , cooperation with others , and help others .The
subjects which is used in this research is a slow learner students numbered two people. Informants in this study were
teachers of the 3rd class, slow learner parents, special assistant teachers and other students as friends. The object of this
research in the form of interpersonal intelligence. The Data Collection that is used in this study using observation,
interview and documentation. Data is analyzed using data reduction, data display, and making conclusion. Validity test of
the data using triangulation source and triangulation techniques. The results showed that slow learner student in the 3rd
class at SD Negeri Jlaban with initials TT and NA do not have a dominant interpersonal intelligence. Aspects observed in
interpersonal intelligence includes respecting differences (tolerance), cooperation with others, and help others showed that
nothing fulfilled by both of the slow learner.
Keywords: interpersonal intelligence, slow learner students
PENDAHULUAN
Interaksi antar individu menjadi hal
sebagai
pencipta
alam
menganugerahkan
beragam jenis kecerdasan kepada manusia.
penting yang harus dikembangkan oleh setiap
Apabila
kecerdasan
tersebut
tidak
individu. Interaksi antar individu ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal maka manusia
disebut sebagai kemampuan individu dalam
tersebut dapat dianggap sebagai manusia yang
mengelola kecerdasan yang dimiliki. Tuhan
kurang bersyukur.
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
Berbagai faktor yang menggambarkan
berpusat pada kemampuan untuk peka terhadap
kecerdasan manusia dari berbagai lingkungan
perasaan orang lain. Kepekaan ini terwujud
masyarakat dianalisis untuk memberi gambaran
dalam kemampuan untuk memahami dan
yang lebih mendalam tentang kecerdasan.
berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah
Gardner (Franc Andri Yanuarita, 2014:20)
bersosialisasi
mengungkapkan teori kecerdasan majemuk
sekelilingnya.
dengan
lingkungan
di
atau multiple intelegence. Teori ini menyatakan
Kecerdasan interpersonal tidak hanya
bahwa setiap individu memiliki 9 bentuk
dibutuhkan oleh setiap orang dengan kondisi
kecerdasan
pada
yang
menggambarkan
umumnya.
Kecerdasan
kebutuhan
Kecerdasan tersebut berkesinambungan untuk
Kehidupan di sekolah, kecerdasan interpersonal
memenuhi
manusia.
tidak hanya dibutuhkan bagi siswa pada
Selama ini hanya kecerdasan yang berorientasi
umumnya. Kecerdasan ini merupakan inti dari
pada
bagaimana
kecerdasan
hidup
akademik
yang
lebih
orang tanpa
menjadi
keanekaragaman bentuk kecerdasan manusia.
kelangsungan
setiap
ini
seorang
terkecuali.
individu
dapat
diutamakan misalnya kecerdasan Matematika-
bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di
Logika, sedangkan kecerdasan lain yang tidak
sekitarnya. Peran sosialisasi ini menjadi syarat
berorientasi pada akademik seperti kecerdasan
utama bagi seorang individu untuk diakui
interpersonal dikesampingkan.
keberadaannya.
Kecerdasan interpersonal atau biasa
disebut
kecerdasan
sosial
merupakan
Bagi
siswa
berkebutuhan
khusus, kecerdasan interpersonal akan menjadi
kebutuhan
utama.
Keistimewaan
anak
kecerdasan yang berorientasi pada hubungan
berkebutuhan khusus yang harus diterima
antar manusia. Menurut Dwi Siswoyo dkk
dengan lapang dada tidak selamanya akan
(2007: 123) kecerdasan interpersonal adalah
mudah diterima oleh individu lain, termasuk di
kemampuan
untuk
dalamnya siswa sekolah dasar yang tidak akan
mempersepsikan dan menangkap perbedaan –
mudah menerima siswa lain yang ternyata
perbedaan
berbeda. Sehingga modal utama bagi siswa
yang
mood,
dimiliki
siswa
tujuan, motivasi dan
perasaan –perasaan orang lain, termasuk di
berkebutuhan
dalamnya adalah kepekaan terhadap ekspresi-
pengembangan diri untuk dapat menjalin
ekspresi wajah, suara dan sosok postur serta
hubungan.
kemampuan untuk membedakan berbagai tanda
interpersonal.
khusus
terletak
pada
Umumnya, anak berkebutuhan khusus
memiliki karakteristik sikap yang cenderung
Kecerdasan interpersonal mempunyai
menutup diri dari kehidupan dengan teman
peran strategis dalam aktivitas pembelajaran
sekitar. Anak bekebutuhan khusus cenderung
maupun aktivitas di luar pembelajaran. Hal ini
malu dengan kondisi yang terjadi. Siswa
dikarenakan inti dari kecerdasan interpersonal
berkebutuhan khusus dalam kategori slow
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 3
learner sering diberi label sebagai anak bodoh
Hasil observasi pra penelitian dan
baik oleh teman-teman sekelas atau bahkan
wawancara pra penelitian yang dilakukan oleh
diragukan
peneliti dihasilkan gambaran awal mengenai
oleh
guru
dapat
mengikuti
pembelajaran. Anak ini cenderung sering
siswa
tinggal kelas. Anak slow learner
Kecenderungan
dapat
dengan
kategori
slow
learner.
karakteristik
hubungan
mengikuti pelajaran dengan metode khusus,
interaksi dengan individu lain, siswa slow
karena kalau sukar mengikuti, anak-anak
learner yang ada di kelas III SD Negeri Jlaban
tersebut akan mengalami frustasi. Karakteristik
terbagi atas dua kategori. Kategori pertama,
lain yang berhubungan dengan pengembangan
siswa slow learner yang aktif dan kategori
dirinya adalah siswa slow learner cenderung
kedua, siswa slow learner yang kurang aktif.
tidak dapat menjalin sosialisasi yang baik
Kedua kategori siswa tersebut menunjukkan
dengan yang lain. Hal ini sejalan seperti yang
karakteristik yang berbeda, siswa slow learner
diungkapkan oleh Nani Triani dan Amir
pertama walaupun aktif namun dijauhi oleh
(2013:4) anak-anak dengan lamban belajar atau
teman yang lain, sedangkan siswa slow learner
slow
pada
kedua menunjukkan sikap diam. Sikap aktif
kemampuan akademik melainkan juga pada
namun dijauhi dan sikap diam menunjukkan
kemampuan-kemampuan yang lain seperti pada
siswa slow learner tersebut cenderung belum
aspek bahasa atau komunikasi, emosi, sosial
memiliki karakteristik kecerdasan interpersonal
atau moral.
yang dominan.
learner
tidak hanya
Berdasarkan
data
terbatas
pra
Sikap kedua siswa slow
penelitian,
menunjukkan
learner
peneliti mengkaji hasil assesment tahun 2014
tersebut
yang dilakukan SD negeri Jlaban dengan pihak
kekurangmampuan untuk bersosialisasi dengan
terkait, terdapat dua belas siswa dengan
lingkungan dan warga sekolah. Walaupun
kategori berkebutuhan khusus. Dari hasil
terdapat guru pendamping khusus (GPK)
assessment tersebut diperoleh hasil tiga orang
namun tidak ada layanan khusus untuk
siswa mengalami tuna laras, satu orang siswa
menangani kecenderungan siswa slow learner
mengalami tuna daksa, dan delapan orang
yang kurang mampu dalam menjalin hubungan
lamban belajar (slow learner). Berdasarkan
dengan orang-orang yang ada di sekitar. Siswa
hasil assessment dari tahun 2012 sampai
slow
dengan tahun 2014, anak berkebutuhan khusus
mengembangkan kecerdasan interpersonal yang
dengan kategori slow learner lebih sering
dimiliki.
mendominasi. Keadaan demikian, membuat
mengakibatkan masalah besar apabila tidak ada
peneliti tertarik untuk mendiskripsikan tentang
upaya untuk menangani kesulitan siswa slow
kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh
learner
siswa slow learner.
interpersonal. Selama ini baik guru maupun
learner
tersebut
Kesulitan
dalam
kecenderungan
kesulitan
tersebut
mengelola
untuk
dapat
kecerdasan
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
guru pendamping khusus hanya melakukan
Progo Yogyakarta ?”. Berdasarkan rumusan
pendampingan yang berorientasi pendampingan
masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
akademik
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
dan
tidak
mementingkan
pendampingan sikap sehingga mengurangi
mendeskripsikan
kemampuan bersosialisasi dengan yang lain.
siswa
Kemampuan
berhubungan
bersosialisasi
dengan
Jlaban kecamatan sentolo kabupaten Kulon
Progo Yogyakarta.
seringnya ditunjukkan oleh siswa slow learner
Metode Penelitian
pertama
Jenis Penelitian
sikap
yang
agresif
sehingga
interpersonal
slow learner di kelas III SD Negeri
kurang
dengan
orang
atau
kecerdasan
beberapa siswa merasa terganggu dengan sikap
Penelitian ini menggunakan metode
siswa Slow Learner ketika sedang berinteraksi
penelitian kualitatif karena peneliti menyajikan
baik pada saat pembelajaran maupun di luar
data dalam bentuk kata-kata yang bersifat
pembelajaran. Sikap mudah tersinggung dan
induktif.
ringan tangan baik kepada siswa laki-laki
Waktu dan Tempat Penelitian
maupun perempuan menyulitkan siswa tersebut
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah bulan Januari-Februari.
untuk dapat bersosialisasi.
Hasil
Waktu
sementara
Tempat penelitian adalah SD Negeri Jlaban,
menunjukkan bahwa kategori pertama maupun
kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon Progo,
kedua
Yogyakarta.
belum
interpersonal
pengamatan
mencerminkan
yang
dominan.
kecerdasan
Kemampuan
untuk menjalin hubungan dengan orang lain,
Subjek Penelitian
Subjek
yang
digunakan
dalam
menanggapi perasaan orang lain belum berjalan
penelitian ini adalah siswa slow learner yang
dengan maksimal. Selain itu, kedua siswa
merupakan siswa kelas 3 berjumlah dua orang.
tersebut merupakan siswa slow learner, namun
Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas
karakteristik
bertolak
yang menjadi wali kelas siswa slow learner
belakang satu sama lain. Berdasarkan uraian di
tersebut yaitu guru kelas 3, orang tua masing-
atas,
masing siswa slow learner, guru pendamping
peneliti
yang
ditunjukkan
tertarik
untuk
melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul Kecerdasan
khusus dan siswa lain sebagai teman.
Interpersonal siswa Slow Learner di kelas III
Teknik Pengumpulan Data
SD
Negeri
Jlaban,
kecamatan
Sentolo,
kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah, “ Bagaimana kecerdasan interpersonal
Teknik
digunakan
pengumpulan
dalam
penelitian
data
ini
yang
adalah
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Teknik Analisis Data
siswa Slow Learner di kelas III SD Negeri
Penelitian ini menggunakan teknik
Jlaban, kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon
analisis model Miles and Huberman (Sugiyono,
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 5
2010 : 337 ) meliputi reduksi data, display data
berbeda kelas jarang. Namun teman-teman lain
dan penarikan kesimpulan.
selalu berusaha untuk mengajak NA.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Diskripsi Hasil Penelitian
Menghargai Perbedaan (Toleransi)
Aspek
Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua
perbedaan
pertama
(toleransi),
yaitu
menghargai
peneliti
membagi
orang siswa kelas 3 di SD Negeri Jlaban yang
menjadi tiga indikator meliputi menghormati
berinisial TT dan NA. TT dan NA termasuk
pribadi
siswa slow learner di kelas 3. Kedua siswa
diskriminasi serta menunjukkan perhatian dan
tersebut
empati kepada orang lain.
membutuhkan
waktu
lama
dan
pengulangan agar dapat memahami materi yang
diberikan guru.
orang
lain,
Berdasarkan
tidak
hasil
melakukan
wawacara,
observasi, dan studi dokumentasi, TT dan NA
Subjek pertama, TT pernah tinggal
tampak
menghormati
guru
di
luar
kelas satu kali ketika TT berada di bangku
pembelajaran,
kelas 1. TT masih belum lancar membaca. TT
pembelajaran TT tampak kurang menghormati
sangat aktif di kelas namun aktif dalam artian
guru. Satu yang menjadi catatan untuk NA, NA
sering
tampak menghormati guru di luar proses
mengganggu
teman.
TT
sering
namun
ketika
di
dalam
berinteraksi dengan teman di kelas yang sama
pembelajaran
dengan TT ataupun berbeda, namun tanggapan
ditunjukkan, sehingga NA lebih tampak kurang
negatif selalu didapatkan oleh TT. TT tampak
menghormati
nakal, sering mengganggu teman, jahil dan usil.
menghormati keberadaan guru di dalam kelas,
Anggapan demikian membuat TT dijauhi oleh
yang dilakukan TT bermain, berjalan-jalan di
teman-teman. Lebih lanjut, TT mudah untuk
kelas ataupu hal lain walaupun apa yang guru
tersinggung sehingga mudah marah dan bahkan
perintahkan belum diselesaikan.
sampai terjadi perkelahian.
dengan
guru.
sikap
TT
diam
terlihat
yang
tidak
Ketika berinteraksi dengan teman, TT
Subjek kedua, yaitu NA pada saat
tampak kurang menghormati karena jika TT
penelitian berumur 10 tahun dan berada di
sudah tersinggung maka tidak akan bersedia
kelas 3. NA merupakan anak kedua dari dua
mengalah dengan teman yang lain, bahkan
bersaudara. Kakak NA duduk di kelas 3 SMK
apabila TT yang bersalah, TT tidak akan mau
berjenis kelamin laki-laki. NA pernah tinggal
mengakui kesalahan. Interaksi yang dilakukan
kelas satu kali ketika berada di kelas II. NA
oleh TT dan NA tidak mengandung unsur
belum lancar dalam membaca dibandingkan
diskriminasi. TT dan NA bersedia untuk
dengan TT. NA sangat pendiam ketika di
berinteraksi dengan teman sekelas, teman yang
dalam kelas maupun di luar kelas. Interaksi
berbeda kelas dan teman yang berbeda jenis
yang dilakukan kepada teman sekelas ataupun
kelamin.
Hanya
terkadang,
TT
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
didiskriminasikan, ketika TT sudah tidak dapat
perkelahian sedangkan NA untuk memulai
mengendalikan emosi.
sebuah interaksi sudah sulit maka
TT dan NA tampak menunjukkan
terlibat
dalam
konflik
sangat
untuk
kecil
perhatian dan empati kepada orang lain.
kemungkinannya. Sehingga dapat dinyatakan
Namun, TT tampak lebih perhatian dan empati
pada aspek kerjasama dengan orang lain TT
kepada orang lain.
dan NA tidak dapat melakukan kerjasama
Kerjasama dengan orang lain
dengan orang lain.
Aspek kerjasama dengan orang lain
Membantu Orang lain
dilihat dari beberapa indikator meliputi mampu
bekerjasama
dengan
masyarakat,
bertanggung
kelompok,
mampu
teman
Aspek membantu orang lain dapat
dan
anggota
dilihat dari indikator melakukan tindakan
jawab
dalam
positif membantu sesama. Hasil observasi dan
dan
wawancara didukung studi dokumentasi berupa
berkompromi,
gambar yang menunjukkan TT dan NA tampak
mengatasi konflik.
wawancara,
jarang melakukan tindakan positif membantu
observasi, dan studi dokumentasi TT dan NA
sesama dalam bentuk mengajari teman yang
tampak tidak dapat diajak bekerja sama dalam
kesulitan dan membantu teman. TT dan NA
kelompok. Ketika bekerja kelompok TT dan
lebih sering terlihat diajari ataupun dibantu
NA menggantungkan diri dan tidak berperan
oleh orang lain. Namun, TT tampak lebih
aktif dalam kelompok. TT dan NA tidak
memiliki inisiatif untuk membentu orang lain,
bertanggung jawab dalam kelompok, karena
sedangkan NA tampak idak berinisiatif.
seperti yang telah dikemukakan TT dan NA
Pembahasan
menggantungkan diri, selain itu TT dan NA
Menghargai Perbedaan (Toleransi)
Berdasarkan
hasil
Aspek
tidak bersedia untuk menjadi ketua kelas
ataupun ketua kelompok. Selanjutnya TT dan
menghargai
perbedaan
(toleransi) dapat dilihat melalui tiga indikator
NA sulit diajak berkompromi, karena walaupun
TT
banyak
melakukan
interaksi
namun
interaksi yang dilakukan biasanya mengganggu
teman sedangkan NA lebih cenderung diam
sehingga
sangat
jarang
terlihat
meliputi menghormati pribadi orang lain, tidak
melakukan diskriminasi dan menunjukkan
perhatian dan empati kepada orang lain.
sedang
berinteraksi dengan teman.
TT tidak dapat mengatasi konflik
sedangkan NA mampu mengatasi konflik
Pertama,
TT
dan
NA
dianggap
kurang
menghormati pribadi orang lain. TT dinilai
kurang menghormati guru terutama ketika
namun dengan catatan NA lebih banyak diam.
TT akan meledak-ledak ketika bertengkar,
mudah terpancing emosi dan sering terlibat
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Karen Mackay (2001) menyatakan
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 7
bahwa karakteristik siswa slow learner pada
aspek sosial memiliki tingkah laku sosial yang
mencoba untuk melakukan hal lain yang dapat
dilakukan. Hal ini berbeda ketika di luar
pembelajaran, TT menghormati guru karena
belum matang, sehingga tampak bahwa TT dan
NA tidak menghormati keberadaan guru di
dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut Nani
selalu mengucapkan salam, menyalami semua
guru baik pada saat berangkat maupun pulang,
berbeda dengan NA yang cenderung diam.
Selanjutnya, TT kurang menghormati teman
Triani dan Amir (2010 : 15) menyatakan bahwa
siswa slow learner mengalami kelambatan
kematangan
meliputi
fungsi
neurologis,
sedangkan NA menghormati teman. Faktor
penyebabnya adalah TT termasuk siswa yang
tidak mau mengalah, ketika TT salah maka
orang lain yang akan disalahkan. Sikap TT
kognitif,
dan
motorik.
Hal
yang
perlu
diwaspadai oleh guru atau orang tua bahwa
pemberian
program
pembelajaran
seperti
yang tidak mau mengalah kepada teman lain
tidak sesuai dengan pendapat May Lwin dkk
(2008:205)
yang
menjelaskan
beberapa
indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi,
penyampaian materi dan tuntutan-tuntutan yang
tidak sesuai dengan kematangan siswa slow
learner
menyebabkan
timbulnya
masalah.
salah satunya adalah mengalah kepada anakanak lain. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
TT pada aspek ini memiliki kecerdasan
interpersonal yang rendah sedangkan NA masih
Lebih lanjut Ranjana Ruhela (2014: 196)
menjelaskan bahwa,
dalam sikap sama yaitu dominasi diam. Hal ini
sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy,
dkk (2006: 64-66) menjelaskan bahwa siswa
Sebuah kesenjangan antara belajar dan
proses pengajaran juga ada. Guru
kelas mengajarkan kelas untuk anakanak dengan IQ rata-rata, tetapi lambat
belajar tidak bisa cocok diri dengan
ajaran rata-rata, karena siswa lamban
belajar tidak dapat menangkap dengan
pengajaran yang rata-rata.
diskriminasi. TT dan NA tidak membeda-
Fakta di dalam proses pembelajaran,
bedakan dalam berteman hanya saja interaksi
guru menyamakan materi yang disampaikan
yang dilakukan TT dan NA kepada teman
baik kepada siswa slow learner maupun siswa
sekelas, teman yang berbeda kelas dan teman
lain. Guru kelas menyampaikan muatan materi
yang berbeda jenis kelamin lebih banyak
yang sama dengan siswa lain yang memiliki IQ
dilakukan oleh TT dibandingkan NA. TT lebih
rata-rata. Siswa slow learner yang ada di kelas
sering melakukan hubungan interaksi dengan
tersebut yaitu TT dan NA tampak tidak dapat
siswa lain berbanding terbalik dengan NA yang
mengikuti materi yang disampaikan, sehingga
cenderung menarik diri. Hal ini sesuai dengan
slow learner
tidak memiliki teman atau
dikucilkan karena tidak memiliki keterampilan
berbaur dengan siswa yang lain.
Kedua, TT dan NA tidak melakukan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
pendapat Muhammad Yaumi (2012: 147) yang
lebih bersikap ramah dan bersahabat dan
menyatakan individu yang memiliki kecerdasan
muncul ketika berhadapan dengan orang asing.
interpersonal
Sejalan dengan pendapat May Lwin dkk
yang
karakteristiknya
dominan
adalah
salah
semakin
satu
banyak
(2008:205)
yang
menjelaskan
beberapa
orang lain semakin
indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi,
merasa bahagia. Berbanding terbalik dengan
salah satunya adalah ramah terhadap orang
NA
asing. Berbanding terbalik dengan NA yang
berhubungan dengan
yang
cenderung
menarik
diri
dari
hubungan dengan orang lain. Sejalan dengan
bersikap kurang ramah.
pendapat dari Nani Triani dan Amir (2013: 10)
Pada
indikator
pertama
yaitu
yang menjelaskan karakteristik siswa slow
menghormati pribadi orang lain, TT dan NA
learner pada aspek sosial yang cenderung
sama-sama menghormati guru dan orang tua,
menjadi pemain pasif, penonton, atau bahkan
sedangkan dalam hal menghormati teman, TT
sampai menarik diri. Berbeda dengan TT yang
dinilai kurang menghormati dibandingkan NA.
cenderung aktif berinteraksi dengan siswa
Indikator
lain.Hal ini sesuai dengan pendapat May Lwin
diskriminasi, TT dan NA tidak membeda-
dkk
tanda-tanda
bedakan dalam berteman. TT dan NA mau
kecerdasan interpersonal yang rendah jika anak
berteman dengan teman sekelas, teman yang
menarik diri dari orang lain. Kecerdasan
berbeda kelas dan teman yang berbeda jenis
interpersonal yang tinggi ditunjukkan dengan
kelamin. TT terkadang yang dibeda-bedakan
kemampuannya
oleh
(2008:205)
menjelaskan
untuk
menjalin
hubungan
kedua
temannya
yaitu
karena
tidak
melakukan
dianggap
nakal.
dengan orang lain. Sehingga dapat dinyatakan
Indikator ketiga yaitu perhatian dan empati
TT memiliki kecerdasan interpersonal lebih
kepada orang lain, TT tampak lebih perhatian
tinggi dibandingkan NA.
dan empati kepada orang lain dibandingkan
Ketiga, TT dan NA memberikan rasa
dengan NA. Namun ketiga indikator tadi
perhatian dan empati kepada orang lain. Sesuai
bertitik tolak pada kualitas interaksi yang
dengan pendapat Munif Chatib (2011:137)
diberikan oleh TT dan NA. Interaksi yang
yang menyatakan bahwa Kompetensi yang
dilakukan oleh TT kepada orang tua, guru dan
ingin dicapai dalam kecerdasan interpersonal
teman lebih banyak dilakukan dibandingkan
beberapa
memiliki
yang dilakukan oleh NA. TT lebih mudah
kepekaan sosial yang tinggi dan memiliki
bergaul dan beradaptasi dengan yang lain
empati yang tinggi. Bentuk perhatian yang
sedangkan NA cenderung pendiam. Sehingga
diberikan oleh TT kepada orang lain lebih besar
dapat dinyatakan dari aspek menghormati
dibandingkan perhatian yang diberikan oleh
pribadi orang lain TT dan NA bertolak
NA, sehingga dapat dinyatakan bahwa TT lebih
belakang karena TT lebih banyak berinteraksi
besar memiliki kecerdasan interpersonal. TT
dibandingkan NA.
diantaranya
adalah
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 9
kecerdasan interpersonal salah satunya adalah
Kerjasama dengan orang lain
Sikap kerjasama dengan orang lain
bekerja sama. Sehingga dapat dinyatakan TT
dilihat dari empat sub indikator meliputi
dan NA memiliki kecerdasan interpersonal
mampu bekerjasama dengan teman anggota
yang rendah.
dalam
TT dan NA takut ketika sudah menjadi
kelompok, mampu berkompromi dan mengatasi
ketua kelas nanti sehingga dapat dinyatakan
konflik. TT dan NA suka bekerjasama dalam
tanggung jawab yang dimiliki kurang. Hal ini
kelompok, namun hal ini dilatarbelakangi TT
sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy,
dan NA dapat menggantungkan diri dan dapat
dkk (2006: 64-66) yang menjelaskan bahwa
bebas mengerjakan tugas. Keadaan tersebut
siswa lamban belajar (slow learner) memiliki
sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy,
masalah emosional mereka lebih tergantung
dkk (2006: 64-66) menyatakan bahwa siswa
pada orang lain. Sejalan dengan pendapat di
slow learner memiliki masalah emosional yaitu
atas Munif Chatib (2011: 137) menyatakan
lebih tergantung kepada orang lain dan
bahwa kompetensi yang ingin dicapai dalam
memiliki tanggung jawab yang sedikit. Hal ini
kecerdasan interpersonal salah satunya adalah
tidak sesuai dengan pendapat Muhammad
kompetensi untuk memimpin.
masyarakat,
bertanggung
jawab
Satu hal yang membuat TT dijauhi
Yaumi (2012: 147) menjelaskan karakteristik
kecerdasan
adalah TT meledak-ledak ketika bertengkar.
interpersonal dominan, salah satunya adalah
Emosi TT termasuk emosi yang tidak stabil. TT
belajar dengan sangat baik ketika berada dalam
mudah sekali untuk marah dan ketika sudah
situasi yang membangun interaksi antara satu
bertengkar TT bisa memukul teman, memukul
dengan yang lainnya serta sangat produktif dan
barang yang ada di sekitar misalnya meja dan
berkembang dengan pesat ketika belajar secara
berteriak-teriak. Seperti yang diungkapkan oleh
kooperatif dan kolaboratif. TT dan NA tidak
Nani Triani dan Amir (2013:13) menjelaskan
belajar dengan baik karena memanfaatkan
bahwa karakteristik siswa slow learner pada
kesempatan ini untuk menggantungkan kepada
aspek emosi itu emosi siswa slow learner
orang lain. Selain itu, TT dan NA tidak
cenderung kurang stabil. Siswa tersebut cepat
produktif
marah dan meledak-ledak serta sensitif. Sikap
individu
yang
dan
memiiki
tidak
berkembang
karena
keduanya tidak memiliki peran yang besar
TT
ketika belajar berkelompok.
pendapat
Kualitas kerjasama dalam kelompok
yang
menjelaskan
meledak-ledak
May
Lwin
sesuai
dkk
tanda-tanda
dengan
(2008:205)
kecerdasan
yang rendah ditunjukkan oleh TT dan NA. Hal
interpersonal yang rendah, salah satunya jika
tersebut tidak sejalan dengan pendapat Munif
anak menjadi agresif dan berteriak-teriak ketika
Chatib (2011:137) yang menyatakan bahwa
tidak mendapatkan apa yang diinginkan. NA
kompetensi
cenderung diam dan lebih suka menyendiri. Hal
yang
ingin
dicapai
dalam
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
ini sejalan dengan pendapat Nani Triani dan
bersama mainannya dan beragi permen dengan
Amir (2013: 13) yang menjelaskan bahwa
teman. TT akan lebih berinisiatif untuk
siswa
pemalu
membantu orang lain. Hal ini tidak sesuai
kemudian menarik diri dari lingkungan sosial.
dengan pendapat Nani Triani dan Amir (2013 :
NA tampak tidak pernah meleak-ledak ketika
10) menyatakan bahwa karakteristik siswa slow
bertengkar karena untuk menjalin interaksi
learner
dengan individu yang lain sulit dilakukan.
bersosialisasi umumnya kurang baik. Namun
Lebih
pendapat
slow
learner
lanjut,
TT
cenderung
sering
terlibat
dalam
pada aspek sosial terutama dalam
ini
sesuai
dengan
sikap
yang
perekelahian. Bertolak belakang dengan NA
ditunjukkan NA, karena tampak tidak cepat
yang terus diam sehingga untuk berkelahi
berinisiatif. Sehingga dapat dinyatakan pada
belum pernah dilakukan. Sikap TT yang sering
aspek membantu orang lain, TT tampak
terlibat perkelahian sesuai dengan pendapat
memiliki kecerdasan interpersonal sedangkan
May Lwin dkk (2008:205) menjelaskan tanda-
NA tidak tampak.
tanda kecerdasan interpersonal yang rendah,
salah satunya
Berdasarkan
hasil
wawancara,
jika anak memukul dan
observasi, dan studi dokumentasi TT dan NA
menendang anak lain dan secara teratur terliat
tampak bertolak belakang perihal kecerdasan
dalam perkelahian.
interpersonal yang dimiliki. TT tampak mampu
Berdasarkan
masing-masing
untuk berinteraksi dengan individu lain namun
pembahasan di atas TT dan NA tampak kurang
memiliki keterbatasan dalam mengatasi konflik
dalam memiliki sikap kerjasama dengan orang
sedangkan NA tampak mengalami kesulitan
lain, walaupun TT memiliki satu kelebihan
untuk melakukan interaksi dengan individu
dibandingkan NA yaitu memiliki kualitas
lain, NA lebih cenderung diam. Peneliti
interaksi yang lebih besar dibandingkan yang
mencoba
dilakukan
yang
terjadinya perbedaan sikap TT dan NA. Ketika
menimbulkan
peneliti melakukan wawancara di rumah TT,
konflik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada
peneliti melihat dukungan orang tua TT, seperti
aspek kerjasama dengan orang lain, TT dan NA
orang tua TT tampak memahami keistimewaan
tampak
TT
diberikan
NA.
TT
tidak
Kualitas
lebih
interaksi
sering
memiliki
kecerdasan
dan
untuk
orang
mencari
tua
TT
komunikasi
tahu
penyebab
tampak
dengan
sering
interpersonal yang dominan.
mengadakan
TT.
Membantu orang lain
Dukungan dan komunikasi yang baik dari
TT lebih cepat berinisiatif untuk
orang tua TT membuat TT tampak mampu
membantu. Hal ini sesuai dengan pendapat
menjalin interaksi dengan individu lain. Hal ini
May Lwin dkk (2008:205) yang menjelaskan
sejalan
beberapa indikator kecerdasan interpersonal
Warnemuende (2001) tentang perlakuan yang
yang tinggi, salah satunya menggunakan
dengan
pendapat
Carolyne
Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 11
diberikan kepada siswa slow learner oleh orang
Kenali kekuatan anak anda. Perhatikan
tua.
apa yang anak anda tidak baik.
Menjaga pintu komunikasi terbuka.
Membantunya membangun kekuatan
Tetap ada untuk membahas sekolah,
ini. Beberapa orang tua dari anak-anak
persahabatan, atau aspek lain dari
yang
hidupnya tanpa bersikeras kepada
overprotective. Anak overprotected
anak untuk berbagi hal tersebut.
mengakui bahwa orang tua mereka
Menyadari keberhasilan akademik dan
tidak menghormati atau mempercayai
sosial, dan menunjukkan penghargaan
kemampuan mereka. Tidak khawatir
atas pertimbangan yang baik dan
tentang anak Anda mungkin sulit.
pilihan hati membantu dia untuk
Biarkan dia bebas untuk berhasil dan
menyadari perilaku yang tepat nya.
beri dukungan saat mengajar dia
Mengeksplorasi pilihan akademik dan
dalam kegagalannya.
karir bersama-sama membantu anak
Orang
lambat
tua
NA
menjadi
tampak
memahami
efektif.
menghormati atau mempercayai kemampuan
yang
tampak
pada
TT
NA,
lebih
sehingga
kurang
dalam pengambilan keputusan yang
Sikap
NA,
belajar
lanjut
tampak
sikap
tidak
overprotective
menunjukkan bahwa terdapat dukungan dari
ditunjukkan dengan mengatur jawaban NA
orang tua TT dan terjalin komunikasi yang
ketika melakukan wawancara, menyebabkan
terbuka antara TT dengan orang tua TT.
NA tampak merasa orang tua NA tidak
Berbeda ketika, peneliti melakukan wawancara
mempercayai kemampuan NA. Hal tersebut
di rumah NA, tidak tampak dukungan yang
menyebabkan NA terkuasai oleh sikap minder
diberikan orang tua NA kepada NA. Orang tua
akibat keterbatasan yang dimiliki, sehingga NA
NA menganggap bahwa NA adalah anak yang
lebih banyak diam dan tidak menjalin interaksi.
“bodoh” sehingga tampak bahwa orang tua NA
Berdasarkan hasil tersebut peneliti
kurang memahami, lebih lanjut selama peneliti
menemukan
melakukan wawancara NA seperti diatur oleh
perbedaan dalam berinteraksi yang dilakukan
orang tua NA tentang jawaban yang harus
oleh TT dan NA sehingga mempengaruhi
diberikan, sehingga membuat NA tampak
kecerdasan
kurang mampu mengadakan interaksi dengan
Kecenderungan
individu lain. Hal ini sejalan dengan pendapat
perilaku orang tua terhadap siswa slow learner.
Carolyne Warnemuende (2001) perlakuan yang
Orang tua TT tampak memahami keistimewaan
diberikan kepada siswa slow learner oleh orang
TT
tua.
mengadakan komunikasi dengan TT. Berbeda
dan
kecenderungan
interpersonal
orang
tersebut
tua
penyebab
yang
adalah
TT
dimiliki.
perbedaan
tampak
sering
12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
dengan
orang
tua
NA,
tampak
kurang
memahami keistimewaan NA.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil
adalah kecerdasan interpersonal siswa slow
learner tampak bervariasi. Variasi tersebut
ditunjukkan
oleh
kesamaan
pada
aspek
kerjasama dengan orang lain, yaitu TT dan NA
tampak tidak mampu pada aspek kerjasama
dengan orang lain. Sedangkan perbedaan
terletak pada aspek menghargai perbedaan
(toleransi),
yaitu
TT
tampak
mampu
menghargai perbedaan (toleransi) ketika di luar
pembelajaran berbeda dengan NA tampak tidak
mampu. Ketika di dalam pembelajaran, TT
tampak tidak mampu menghargai perbedaan
(toleransi) sedangkan NA tampak mampu.
Perbedaan selanjutnya pada aspek membantu
orang lain, TT tampak memiliki inisiatif untuk
membantu orang lain, berbeda dengan NA
tampak belum memiliki inisiatif. Ketiga aspek
tersebut menunjukkan tidak ada satupun siswa
slow learner baik TT maupun NA yang tampak
memiliki
kecerdasan
interpersonal
yang
dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Siswoyo dkk. 2011. Ilmu Pendidikan .
Yogyakarta : UNY Press.
Franc. Andri Yanuarita. 2014. Rahasia Otak &
Kecerdasan Anak. Yogyakarta : Teranova
Books.
May Lwin dkk. 2008. Cara Mengembangkan
Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta :
PT Indeks.
Muhammad Yaumi. 2012. Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelelligences. Jakarta :
PT DIAN RAKYAT
Munif Chatib. 2011. Gurunya Manusia :
Menjadikan semua Anak Istimewa dan
semua Anak Juara. Bandung : Kaifa.
Nani Triani dan Amir. 2013. Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar
(Slow Learner). Jakarta : PT LUXIMA
METRO MEDIA.
Reddy, G. Lokanadha, dkk. 2006. Slow
Learners :Their Psycholoy and Istruction.
New Delhi : Discovery Publishing House.
Ruhela, Ranjana. 2014. The Pain of the Slow
Learner.
Online
International
Interdisciplinary Research Journal, 196.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung : ALFABETA.
Warnemuende, Carolyne. 2001. The Slow
Learner. Diakses tanggal 3 April 2015 dari
http://informedparent.com/articles/view/theslow-learner.
Download