KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Lia Anggraeni NIM 11108241011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2015 i Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 1 KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA SLOW LEARNER DI KELAS III SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA INTERPERSONAL INTELLEGENCE OF SLOW LEARNER STUDENTS IN 3rd CLASS SD NEGERI JLABAN DISTRICT OF SENTOLO KULON PROGO REGENCY YOGYAKARTA Oleh : Lia Anggraeni, PPSD/PGSD, UNY [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa slow learner di kelas III SD Negeri Jlaban berjumlah dua orang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Aspek yang diamati dalam kecerdasan interpersonal meliputi menghargai perbedaan (toleransi), kerjasama dengan orang lain, dan membantu orang lain.Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa slow learner berjumlah dua orang. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas 3, orang tua siswa slow learner, guru pendamping khusus dan siswa lain sebagai teman. Objek penelitian ini berupa kecerdasan interpersonal. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa slow learner kelas III SD Negeri Jlaban dengan inisial TT dan NA tidak memiliki kecerdasan interpersonal yang dominan. Aspek yang diamati dalam kecerdasan interpersonal meliputi menghargai perbedaan (toleransi), kerjasama dengan orang lain, dan membantu orang lain menunjukkan tidak ada yang terpenuhi oleh kedua siswa slow learner tersebut. Kata kunci : kecerdasan interpersonal, siswa slow learner Abstract This research is aimed to describe the interpersonal intelligence which is owned by the slow learner students in the 3rd class at SD Negeri Jlaban numbered two people. This research is a qualitative descriptive study. Aspects observed in interpersonal intelligence includes respecting differences ( tolerance ) , cooperation with others , and help others .The subjects which is used in this research is a slow learner students numbered two people. Informants in this study were teachers of the 3rd class, slow learner parents, special assistant teachers and other students as friends. The object of this research in the form of interpersonal intelligence. The Data Collection that is used in this study using observation, interview and documentation. Data is analyzed using data reduction, data display, and making conclusion. Validity test of the data using triangulation source and triangulation techniques. The results showed that slow learner student in the 3rd class at SD Negeri Jlaban with initials TT and NA do not have a dominant interpersonal intelligence. Aspects observed in interpersonal intelligence includes respecting differences (tolerance), cooperation with others, and help others showed that nothing fulfilled by both of the slow learner. Keywords: interpersonal intelligence, slow learner students PENDAHULUAN Interaksi antar individu menjadi hal sebagai pencipta alam menganugerahkan beragam jenis kecerdasan kepada manusia. penting yang harus dikembangkan oleh setiap Apabila kecerdasan tersebut tidak individu. Interaksi antar individu ini dapat dimanfaatkan secara maksimal maka manusia disebut sebagai kemampuan individu dalam tersebut dapat dianggap sebagai manusia yang mengelola kecerdasan yang dimiliki. Tuhan kurang bersyukur. 2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 Berbagai faktor yang menggambarkan berpusat pada kemampuan untuk peka terhadap kecerdasan manusia dari berbagai lingkungan perasaan orang lain. Kepekaan ini terwujud masyarakat dianalisis untuk memberi gambaran dalam kemampuan untuk memahami dan yang lebih mendalam tentang kecerdasan. berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah Gardner (Franc Andri Yanuarita, 2014:20) bersosialisasi mengungkapkan teori kecerdasan majemuk sekelilingnya. dengan lingkungan di atau multiple intelegence. Teori ini menyatakan Kecerdasan interpersonal tidak hanya bahwa setiap individu memiliki 9 bentuk dibutuhkan oleh setiap orang dengan kondisi kecerdasan pada yang menggambarkan umumnya. Kecerdasan kebutuhan Kecerdasan tersebut berkesinambungan untuk Kehidupan di sekolah, kecerdasan interpersonal memenuhi manusia. tidak hanya dibutuhkan bagi siswa pada Selama ini hanya kecerdasan yang berorientasi umumnya. Kecerdasan ini merupakan inti dari pada bagaimana kecerdasan hidup akademik yang lebih orang tanpa menjadi keanekaragaman bentuk kecerdasan manusia. kelangsungan setiap ini seorang terkecuali. individu dapat diutamakan misalnya kecerdasan Matematika- bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di Logika, sedangkan kecerdasan lain yang tidak sekitarnya. Peran sosialisasi ini menjadi syarat berorientasi pada akademik seperti kecerdasan utama bagi seorang individu untuk diakui interpersonal dikesampingkan. keberadaannya. Kecerdasan interpersonal atau biasa disebut kecerdasan sosial merupakan Bagi siswa berkebutuhan khusus, kecerdasan interpersonal akan menjadi kebutuhan utama. Keistimewaan anak kecerdasan yang berorientasi pada hubungan berkebutuhan khusus yang harus diterima antar manusia. Menurut Dwi Siswoyo dkk dengan lapang dada tidak selamanya akan (2007: 123) kecerdasan interpersonal adalah mudah diterima oleh individu lain, termasuk di kemampuan untuk dalamnya siswa sekolah dasar yang tidak akan mempersepsikan dan menangkap perbedaan – mudah menerima siswa lain yang ternyata perbedaan berbeda. Sehingga modal utama bagi siswa yang mood, dimiliki siswa tujuan, motivasi dan perasaan –perasaan orang lain, termasuk di berkebutuhan dalamnya adalah kepekaan terhadap ekspresi- pengembangan diri untuk dapat menjalin ekspresi wajah, suara dan sosok postur serta hubungan. kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal. khusus terletak pada Umumnya, anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik sikap yang cenderung Kecerdasan interpersonal mempunyai menutup diri dari kehidupan dengan teman peran strategis dalam aktivitas pembelajaran sekitar. Anak bekebutuhan khusus cenderung maupun aktivitas di luar pembelajaran. Hal ini malu dengan kondisi yang terjadi. Siswa dikarenakan inti dari kecerdasan interpersonal berkebutuhan khusus dalam kategori slow Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 3 learner sering diberi label sebagai anak bodoh Hasil observasi pra penelitian dan baik oleh teman-teman sekelas atau bahkan wawancara pra penelitian yang dilakukan oleh diragukan peneliti dihasilkan gambaran awal mengenai oleh guru dapat mengikuti pembelajaran. Anak ini cenderung sering siswa tinggal kelas. Anak slow learner Kecenderungan dapat dengan kategori slow learner. karakteristik hubungan mengikuti pelajaran dengan metode khusus, interaksi dengan individu lain, siswa slow karena kalau sukar mengikuti, anak-anak learner yang ada di kelas III SD Negeri Jlaban tersebut akan mengalami frustasi. Karakteristik terbagi atas dua kategori. Kategori pertama, lain yang berhubungan dengan pengembangan siswa slow learner yang aktif dan kategori dirinya adalah siswa slow learner cenderung kedua, siswa slow learner yang kurang aktif. tidak dapat menjalin sosialisasi yang baik Kedua kategori siswa tersebut menunjukkan dengan yang lain. Hal ini sejalan seperti yang karakteristik yang berbeda, siswa slow learner diungkapkan oleh Nani Triani dan Amir pertama walaupun aktif namun dijauhi oleh (2013:4) anak-anak dengan lamban belajar atau teman yang lain, sedangkan siswa slow learner slow pada kedua menunjukkan sikap diam. Sikap aktif kemampuan akademik melainkan juga pada namun dijauhi dan sikap diam menunjukkan kemampuan-kemampuan yang lain seperti pada siswa slow learner tersebut cenderung belum aspek bahasa atau komunikasi, emosi, sosial memiliki karakteristik kecerdasan interpersonal atau moral. yang dominan. learner tidak hanya Berdasarkan data terbatas pra Sikap kedua siswa slow penelitian, menunjukkan learner peneliti mengkaji hasil assesment tahun 2014 tersebut yang dilakukan SD negeri Jlaban dengan pihak kekurangmampuan untuk bersosialisasi dengan terkait, terdapat dua belas siswa dengan lingkungan dan warga sekolah. Walaupun kategori berkebutuhan khusus. Dari hasil terdapat guru pendamping khusus (GPK) assessment tersebut diperoleh hasil tiga orang namun tidak ada layanan khusus untuk siswa mengalami tuna laras, satu orang siswa menangani kecenderungan siswa slow learner mengalami tuna daksa, dan delapan orang yang kurang mampu dalam menjalin hubungan lamban belajar (slow learner). Berdasarkan dengan orang-orang yang ada di sekitar. Siswa hasil assessment dari tahun 2012 sampai slow dengan tahun 2014, anak berkebutuhan khusus mengembangkan kecerdasan interpersonal yang dengan kategori slow learner lebih sering dimiliki. mendominasi. Keadaan demikian, membuat mengakibatkan masalah besar apabila tidak ada peneliti tertarik untuk mendiskripsikan tentang upaya untuk menangani kesulitan siswa slow kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh learner siswa slow learner. interpersonal. Selama ini baik guru maupun learner tersebut Kesulitan dalam kecenderungan kesulitan tersebut mengelola untuk dapat kecerdasan 4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 guru pendamping khusus hanya melakukan Progo Yogyakarta ?”. Berdasarkan rumusan pendampingan yang berorientasi pendampingan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin akademik dicapai dalam penelitian ini adalah untuk dan tidak mementingkan pendampingan sikap sehingga mengurangi mendeskripsikan kemampuan bersosialisasi dengan yang lain. siswa Kemampuan berhubungan bersosialisasi dengan Jlaban kecamatan sentolo kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. seringnya ditunjukkan oleh siswa slow learner Metode Penelitian pertama Jenis Penelitian sikap yang agresif sehingga interpersonal slow learner di kelas III SD Negeri kurang dengan orang atau kecerdasan beberapa siswa merasa terganggu dengan sikap Penelitian ini menggunakan metode siswa Slow Learner ketika sedang berinteraksi penelitian kualitatif karena peneliti menyajikan baik pada saat pembelajaran maupun di luar data dalam bentuk kata-kata yang bersifat pembelajaran. Sikap mudah tersinggung dan induktif. ringan tangan baik kepada siswa laki-laki Waktu dan Tempat Penelitian maupun perempuan menyulitkan siswa tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah bulan Januari-Februari. untuk dapat bersosialisasi. Hasil Waktu sementara Tempat penelitian adalah SD Negeri Jlaban, menunjukkan bahwa kategori pertama maupun kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon Progo, kedua Yogyakarta. belum interpersonal pengamatan mencerminkan yang dominan. kecerdasan Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam menanggapi perasaan orang lain belum berjalan penelitian ini adalah siswa slow learner yang dengan maksimal. Selain itu, kedua siswa merupakan siswa kelas 3 berjumlah dua orang. tersebut merupakan siswa slow learner, namun Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas karakteristik bertolak yang menjadi wali kelas siswa slow learner belakang satu sama lain. Berdasarkan uraian di tersebut yaitu guru kelas 3, orang tua masing- atas, masing siswa slow learner, guru pendamping peneliti yang ditunjukkan tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Kecerdasan khusus dan siswa lain sebagai teman. Interpersonal siswa Slow Learner di kelas III Teknik Pengumpulan Data SD Negeri Jlaban, kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “ Bagaimana kecerdasan interpersonal Teknik digunakan pengumpulan dalam penelitian data ini yang adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik Analisis Data siswa Slow Learner di kelas III SD Negeri Penelitian ini menggunakan teknik Jlaban, kecamatan Sentolo, kabupaten Kulon analisis model Miles and Huberman (Sugiyono, Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 5 2010 : 337 ) meliputi reduksi data, display data berbeda kelas jarang. Namun teman-teman lain dan penarikan kesimpulan. selalu berusaha untuk mengajak NA. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Hasil Penelitian Menghargai Perbedaan (Toleransi) Aspek Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dua perbedaan pertama (toleransi), yaitu menghargai peneliti membagi orang siswa kelas 3 di SD Negeri Jlaban yang menjadi tiga indikator meliputi menghormati berinisial TT dan NA. TT dan NA termasuk pribadi siswa slow learner di kelas 3. Kedua siswa diskriminasi serta menunjukkan perhatian dan tersebut empati kepada orang lain. membutuhkan waktu lama dan pengulangan agar dapat memahami materi yang diberikan guru. orang lain, Berdasarkan tidak hasil melakukan wawacara, observasi, dan studi dokumentasi, TT dan NA Subjek pertama, TT pernah tinggal tampak menghormati guru di luar kelas satu kali ketika TT berada di bangku pembelajaran, kelas 1. TT masih belum lancar membaca. TT pembelajaran TT tampak kurang menghormati sangat aktif di kelas namun aktif dalam artian guru. Satu yang menjadi catatan untuk NA, NA sering tampak menghormati guru di luar proses mengganggu teman. TT sering namun ketika di dalam berinteraksi dengan teman di kelas yang sama pembelajaran dengan TT ataupun berbeda, namun tanggapan ditunjukkan, sehingga NA lebih tampak kurang negatif selalu didapatkan oleh TT. TT tampak menghormati nakal, sering mengganggu teman, jahil dan usil. menghormati keberadaan guru di dalam kelas, Anggapan demikian membuat TT dijauhi oleh yang dilakukan TT bermain, berjalan-jalan di teman-teman. Lebih lanjut, TT mudah untuk kelas ataupu hal lain walaupun apa yang guru tersinggung sehingga mudah marah dan bahkan perintahkan belum diselesaikan. sampai terjadi perkelahian. dengan guru. sikap TT diam terlihat yang tidak Ketika berinteraksi dengan teman, TT Subjek kedua, yaitu NA pada saat tampak kurang menghormati karena jika TT penelitian berumur 10 tahun dan berada di sudah tersinggung maka tidak akan bersedia kelas 3. NA merupakan anak kedua dari dua mengalah dengan teman yang lain, bahkan bersaudara. Kakak NA duduk di kelas 3 SMK apabila TT yang bersalah, TT tidak akan mau berjenis kelamin laki-laki. NA pernah tinggal mengakui kesalahan. Interaksi yang dilakukan kelas satu kali ketika berada di kelas II. NA oleh TT dan NA tidak mengandung unsur belum lancar dalam membaca dibandingkan diskriminasi. TT dan NA bersedia untuk dengan TT. NA sangat pendiam ketika di berinteraksi dengan teman sekelas, teman yang dalam kelas maupun di luar kelas. Interaksi berbeda kelas dan teman yang berbeda jenis yang dilakukan kepada teman sekelas ataupun kelamin. Hanya terkadang, TT 6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 didiskriminasikan, ketika TT sudah tidak dapat perkelahian sedangkan NA untuk memulai mengendalikan emosi. sebuah interaksi sudah sulit maka TT dan NA tampak menunjukkan terlibat dalam konflik sangat untuk kecil perhatian dan empati kepada orang lain. kemungkinannya. Sehingga dapat dinyatakan Namun, TT tampak lebih perhatian dan empati pada aspek kerjasama dengan orang lain TT kepada orang lain. dan NA tidak dapat melakukan kerjasama Kerjasama dengan orang lain dengan orang lain. Aspek kerjasama dengan orang lain Membantu Orang lain dilihat dari beberapa indikator meliputi mampu bekerjasama dengan masyarakat, bertanggung kelompok, mampu teman Aspek membantu orang lain dapat dan anggota dilihat dari indikator melakukan tindakan jawab dalam positif membantu sesama. Hasil observasi dan dan wawancara didukung studi dokumentasi berupa berkompromi, gambar yang menunjukkan TT dan NA tampak mengatasi konflik. wawancara, jarang melakukan tindakan positif membantu observasi, dan studi dokumentasi TT dan NA sesama dalam bentuk mengajari teman yang tampak tidak dapat diajak bekerja sama dalam kesulitan dan membantu teman. TT dan NA kelompok. Ketika bekerja kelompok TT dan lebih sering terlihat diajari ataupun dibantu NA menggantungkan diri dan tidak berperan oleh orang lain. Namun, TT tampak lebih aktif dalam kelompok. TT dan NA tidak memiliki inisiatif untuk membentu orang lain, bertanggung jawab dalam kelompok, karena sedangkan NA tampak idak berinisiatif. seperti yang telah dikemukakan TT dan NA Pembahasan menggantungkan diri, selain itu TT dan NA Menghargai Perbedaan (Toleransi) Berdasarkan hasil Aspek tidak bersedia untuk menjadi ketua kelas ataupun ketua kelompok. Selanjutnya TT dan menghargai perbedaan (toleransi) dapat dilihat melalui tiga indikator NA sulit diajak berkompromi, karena walaupun TT banyak melakukan interaksi namun interaksi yang dilakukan biasanya mengganggu teman sedangkan NA lebih cenderung diam sehingga sangat jarang terlihat meliputi menghormati pribadi orang lain, tidak melakukan diskriminasi dan menunjukkan perhatian dan empati kepada orang lain. sedang berinteraksi dengan teman. TT tidak dapat mengatasi konflik sedangkan NA mampu mengatasi konflik Pertama, TT dan NA dianggap kurang menghormati pribadi orang lain. TT dinilai kurang menghormati guru terutama ketika namun dengan catatan NA lebih banyak diam. TT akan meledak-ledak ketika bertengkar, mudah terpancing emosi dan sering terlibat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Karen Mackay (2001) menyatakan Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 7 bahwa karakteristik siswa slow learner pada aspek sosial memiliki tingkah laku sosial yang mencoba untuk melakukan hal lain yang dapat dilakukan. Hal ini berbeda ketika di luar pembelajaran, TT menghormati guru karena belum matang, sehingga tampak bahwa TT dan NA tidak menghormati keberadaan guru di dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut Nani selalu mengucapkan salam, menyalami semua guru baik pada saat berangkat maupun pulang, berbeda dengan NA yang cenderung diam. Selanjutnya, TT kurang menghormati teman Triani dan Amir (2010 : 15) menyatakan bahwa siswa slow learner mengalami kelambatan kematangan meliputi fungsi neurologis, sedangkan NA menghormati teman. Faktor penyebabnya adalah TT termasuk siswa yang tidak mau mengalah, ketika TT salah maka orang lain yang akan disalahkan. Sikap TT kognitif, dan motorik. Hal yang perlu diwaspadai oleh guru atau orang tua bahwa pemberian program pembelajaran seperti yang tidak mau mengalah kepada teman lain tidak sesuai dengan pendapat May Lwin dkk (2008:205) yang menjelaskan beberapa indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi, penyampaian materi dan tuntutan-tuntutan yang tidak sesuai dengan kematangan siswa slow learner menyebabkan timbulnya masalah. salah satunya adalah mengalah kepada anakanak lain. Sehingga dapat dinyatakan bahwa TT pada aspek ini memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah sedangkan NA masih Lebih lanjut Ranjana Ruhela (2014: 196) menjelaskan bahwa, dalam sikap sama yaitu dominasi diam. Hal ini sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy, dkk (2006: 64-66) menjelaskan bahwa siswa Sebuah kesenjangan antara belajar dan proses pengajaran juga ada. Guru kelas mengajarkan kelas untuk anakanak dengan IQ rata-rata, tetapi lambat belajar tidak bisa cocok diri dengan ajaran rata-rata, karena siswa lamban belajar tidak dapat menangkap dengan pengajaran yang rata-rata. diskriminasi. TT dan NA tidak membeda- Fakta di dalam proses pembelajaran, bedakan dalam berteman hanya saja interaksi guru menyamakan materi yang disampaikan yang dilakukan TT dan NA kepada teman baik kepada siswa slow learner maupun siswa sekelas, teman yang berbeda kelas dan teman lain. Guru kelas menyampaikan muatan materi yang berbeda jenis kelamin lebih banyak yang sama dengan siswa lain yang memiliki IQ dilakukan oleh TT dibandingkan NA. TT lebih rata-rata. Siswa slow learner yang ada di kelas sering melakukan hubungan interaksi dengan tersebut yaitu TT dan NA tampak tidak dapat siswa lain berbanding terbalik dengan NA yang mengikuti materi yang disampaikan, sehingga cenderung menarik diri. Hal ini sesuai dengan slow learner tidak memiliki teman atau dikucilkan karena tidak memiliki keterampilan berbaur dengan siswa yang lain. Kedua, TT dan NA tidak melakukan 8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 pendapat Muhammad Yaumi (2012: 147) yang lebih bersikap ramah dan bersahabat dan menyatakan individu yang memiliki kecerdasan muncul ketika berhadapan dengan orang asing. interpersonal Sejalan dengan pendapat May Lwin dkk yang karakteristiknya dominan adalah salah semakin satu banyak (2008:205) yang menjelaskan beberapa orang lain semakin indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi, merasa bahagia. Berbanding terbalik dengan salah satunya adalah ramah terhadap orang NA asing. Berbanding terbalik dengan NA yang berhubungan dengan yang cenderung menarik diri dari hubungan dengan orang lain. Sejalan dengan bersikap kurang ramah. pendapat dari Nani Triani dan Amir (2013: 10) Pada indikator pertama yaitu yang menjelaskan karakteristik siswa slow menghormati pribadi orang lain, TT dan NA learner pada aspek sosial yang cenderung sama-sama menghormati guru dan orang tua, menjadi pemain pasif, penonton, atau bahkan sedangkan dalam hal menghormati teman, TT sampai menarik diri. Berbeda dengan TT yang dinilai kurang menghormati dibandingkan NA. cenderung aktif berinteraksi dengan siswa Indikator lain.Hal ini sesuai dengan pendapat May Lwin diskriminasi, TT dan NA tidak membeda- dkk tanda-tanda bedakan dalam berteman. TT dan NA mau kecerdasan interpersonal yang rendah jika anak berteman dengan teman sekelas, teman yang menarik diri dari orang lain. Kecerdasan berbeda kelas dan teman yang berbeda jenis interpersonal yang tinggi ditunjukkan dengan kelamin. TT terkadang yang dibeda-bedakan kemampuannya oleh (2008:205) menjelaskan untuk menjalin hubungan kedua temannya yaitu karena tidak melakukan dianggap nakal. dengan orang lain. Sehingga dapat dinyatakan Indikator ketiga yaitu perhatian dan empati TT memiliki kecerdasan interpersonal lebih kepada orang lain, TT tampak lebih perhatian tinggi dibandingkan NA. dan empati kepada orang lain dibandingkan Ketiga, TT dan NA memberikan rasa dengan NA. Namun ketiga indikator tadi perhatian dan empati kepada orang lain. Sesuai bertitik tolak pada kualitas interaksi yang dengan pendapat Munif Chatib (2011:137) diberikan oleh TT dan NA. Interaksi yang yang menyatakan bahwa Kompetensi yang dilakukan oleh TT kepada orang tua, guru dan ingin dicapai dalam kecerdasan interpersonal teman lebih banyak dilakukan dibandingkan beberapa memiliki yang dilakukan oleh NA. TT lebih mudah kepekaan sosial yang tinggi dan memiliki bergaul dan beradaptasi dengan yang lain empati yang tinggi. Bentuk perhatian yang sedangkan NA cenderung pendiam. Sehingga diberikan oleh TT kepada orang lain lebih besar dapat dinyatakan dari aspek menghormati dibandingkan perhatian yang diberikan oleh pribadi orang lain TT dan NA bertolak NA, sehingga dapat dinyatakan bahwa TT lebih belakang karena TT lebih banyak berinteraksi besar memiliki kecerdasan interpersonal. TT dibandingkan NA. diantaranya adalah Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 9 kecerdasan interpersonal salah satunya adalah Kerjasama dengan orang lain Sikap kerjasama dengan orang lain bekerja sama. Sehingga dapat dinyatakan TT dilihat dari empat sub indikator meliputi dan NA memiliki kecerdasan interpersonal mampu bekerjasama dengan teman anggota yang rendah. dalam TT dan NA takut ketika sudah menjadi kelompok, mampu berkompromi dan mengatasi ketua kelas nanti sehingga dapat dinyatakan konflik. TT dan NA suka bekerjasama dalam tanggung jawab yang dimiliki kurang. Hal ini kelompok, namun hal ini dilatarbelakangi TT sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy, dan NA dapat menggantungkan diri dan dapat dkk (2006: 64-66) yang menjelaskan bahwa bebas mengerjakan tugas. Keadaan tersebut siswa lamban belajar (slow learner) memiliki sesuai dengan pendapat G. Lokanadha Reddy, masalah emosional mereka lebih tergantung dkk (2006: 64-66) menyatakan bahwa siswa pada orang lain. Sejalan dengan pendapat di slow learner memiliki masalah emosional yaitu atas Munif Chatib (2011: 137) menyatakan lebih tergantung kepada orang lain dan bahwa kompetensi yang ingin dicapai dalam memiliki tanggung jawab yang sedikit. Hal ini kecerdasan interpersonal salah satunya adalah tidak sesuai dengan pendapat Muhammad kompetensi untuk memimpin. masyarakat, bertanggung jawab Satu hal yang membuat TT dijauhi Yaumi (2012: 147) menjelaskan karakteristik kecerdasan adalah TT meledak-ledak ketika bertengkar. interpersonal dominan, salah satunya adalah Emosi TT termasuk emosi yang tidak stabil. TT belajar dengan sangat baik ketika berada dalam mudah sekali untuk marah dan ketika sudah situasi yang membangun interaksi antara satu bertengkar TT bisa memukul teman, memukul dengan yang lainnya serta sangat produktif dan barang yang ada di sekitar misalnya meja dan berkembang dengan pesat ketika belajar secara berteriak-teriak. Seperti yang diungkapkan oleh kooperatif dan kolaboratif. TT dan NA tidak Nani Triani dan Amir (2013:13) menjelaskan belajar dengan baik karena memanfaatkan bahwa karakteristik siswa slow learner pada kesempatan ini untuk menggantungkan kepada aspek emosi itu emosi siswa slow learner orang lain. Selain itu, TT dan NA tidak cenderung kurang stabil. Siswa tersebut cepat produktif marah dan meledak-ledak serta sensitif. Sikap individu yang dan memiiki tidak berkembang karena keduanya tidak memiliki peran yang besar TT ketika belajar berkelompok. pendapat Kualitas kerjasama dalam kelompok yang menjelaskan meledak-ledak May Lwin sesuai dkk tanda-tanda dengan (2008:205) kecerdasan yang rendah ditunjukkan oleh TT dan NA. Hal interpersonal yang rendah, salah satunya jika tersebut tidak sejalan dengan pendapat Munif anak menjadi agresif dan berteriak-teriak ketika Chatib (2011:137) yang menyatakan bahwa tidak mendapatkan apa yang diinginkan. NA kompetensi cenderung diam dan lebih suka menyendiri. Hal yang ingin dicapai dalam 10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 ini sejalan dengan pendapat Nani Triani dan bersama mainannya dan beragi permen dengan Amir (2013: 13) yang menjelaskan bahwa teman. TT akan lebih berinisiatif untuk siswa pemalu membantu orang lain. Hal ini tidak sesuai kemudian menarik diri dari lingkungan sosial. dengan pendapat Nani Triani dan Amir (2013 : NA tampak tidak pernah meleak-ledak ketika 10) menyatakan bahwa karakteristik siswa slow bertengkar karena untuk menjalin interaksi learner dengan individu yang lain sulit dilakukan. bersosialisasi umumnya kurang baik. Namun Lebih pendapat slow learner lanjut, TT cenderung sering terlibat dalam pada aspek sosial terutama dalam ini sesuai dengan sikap yang perekelahian. Bertolak belakang dengan NA ditunjukkan NA, karena tampak tidak cepat yang terus diam sehingga untuk berkelahi berinisiatif. Sehingga dapat dinyatakan pada belum pernah dilakukan. Sikap TT yang sering aspek membantu orang lain, TT tampak terlibat perkelahian sesuai dengan pendapat memiliki kecerdasan interpersonal sedangkan May Lwin dkk (2008:205) menjelaskan tanda- NA tidak tampak. tanda kecerdasan interpersonal yang rendah, salah satunya Berdasarkan hasil wawancara, jika anak memukul dan observasi, dan studi dokumentasi TT dan NA menendang anak lain dan secara teratur terliat tampak bertolak belakang perihal kecerdasan dalam perkelahian. interpersonal yang dimiliki. TT tampak mampu Berdasarkan masing-masing untuk berinteraksi dengan individu lain namun pembahasan di atas TT dan NA tampak kurang memiliki keterbatasan dalam mengatasi konflik dalam memiliki sikap kerjasama dengan orang sedangkan NA tampak mengalami kesulitan lain, walaupun TT memiliki satu kelebihan untuk melakukan interaksi dengan individu dibandingkan NA yaitu memiliki kualitas lain, NA lebih cenderung diam. Peneliti interaksi yang lebih besar dibandingkan yang mencoba dilakukan yang terjadinya perbedaan sikap TT dan NA. Ketika menimbulkan peneliti melakukan wawancara di rumah TT, konflik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada peneliti melihat dukungan orang tua TT, seperti aspek kerjasama dengan orang lain, TT dan NA orang tua TT tampak memahami keistimewaan tampak TT diberikan NA. TT tidak Kualitas lebih interaksi sering memiliki kecerdasan dan untuk orang mencari tua TT komunikasi tahu penyebab tampak dengan sering interpersonal yang dominan. mengadakan TT. Membantu orang lain Dukungan dan komunikasi yang baik dari TT lebih cepat berinisiatif untuk orang tua TT membuat TT tampak mampu membantu. Hal ini sesuai dengan pendapat menjalin interaksi dengan individu lain. Hal ini May Lwin dkk (2008:205) yang menjelaskan sejalan beberapa indikator kecerdasan interpersonal Warnemuende (2001) tentang perlakuan yang yang tinggi, salah satunya menggunakan dengan pendapat Carolyne Kecerdasan Interpersonal Siswa .... (Lia Anggraeni) 11 diberikan kepada siswa slow learner oleh orang Kenali kekuatan anak anda. Perhatikan tua. apa yang anak anda tidak baik. Menjaga pintu komunikasi terbuka. Membantunya membangun kekuatan Tetap ada untuk membahas sekolah, ini. Beberapa orang tua dari anak-anak persahabatan, atau aspek lain dari yang hidupnya tanpa bersikeras kepada overprotective. Anak overprotected anak untuk berbagi hal tersebut. mengakui bahwa orang tua mereka Menyadari keberhasilan akademik dan tidak menghormati atau mempercayai sosial, dan menunjukkan penghargaan kemampuan mereka. Tidak khawatir atas pertimbangan yang baik dan tentang anak Anda mungkin sulit. pilihan hati membantu dia untuk Biarkan dia bebas untuk berhasil dan menyadari perilaku yang tepat nya. beri dukungan saat mengajar dia Mengeksplorasi pilihan akademik dan dalam kegagalannya. karir bersama-sama membantu anak Orang lambat tua NA menjadi tampak memahami efektif. menghormati atau mempercayai kemampuan yang tampak pada TT NA, lebih sehingga kurang dalam pengambilan keputusan yang Sikap NA, belajar lanjut tampak sikap tidak overprotective menunjukkan bahwa terdapat dukungan dari ditunjukkan dengan mengatur jawaban NA orang tua TT dan terjalin komunikasi yang ketika melakukan wawancara, menyebabkan terbuka antara TT dengan orang tua TT. NA tampak merasa orang tua NA tidak Berbeda ketika, peneliti melakukan wawancara mempercayai kemampuan NA. Hal tersebut di rumah NA, tidak tampak dukungan yang menyebabkan NA terkuasai oleh sikap minder diberikan orang tua NA kepada NA. Orang tua akibat keterbatasan yang dimiliki, sehingga NA NA menganggap bahwa NA adalah anak yang lebih banyak diam dan tidak menjalin interaksi. “bodoh” sehingga tampak bahwa orang tua NA Berdasarkan hasil tersebut peneliti kurang memahami, lebih lanjut selama peneliti menemukan melakukan wawancara NA seperti diatur oleh perbedaan dalam berinteraksi yang dilakukan orang tua NA tentang jawaban yang harus oleh TT dan NA sehingga mempengaruhi diberikan, sehingga membuat NA tampak kecerdasan kurang mampu mengadakan interaksi dengan Kecenderungan individu lain. Hal ini sejalan dengan pendapat perilaku orang tua terhadap siswa slow learner. Carolyne Warnemuende (2001) perlakuan yang Orang tua TT tampak memahami keistimewaan diberikan kepada siswa slow learner oleh orang TT tua. mengadakan komunikasi dengan TT. Berbeda dan kecenderungan interpersonal orang tersebut tua penyebab yang adalah TT dimiliki. perbedaan tampak sering 12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015 dengan orang tua NA, tampak kurang memahami keistimewaan NA. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil adalah kecerdasan interpersonal siswa slow learner tampak bervariasi. Variasi tersebut ditunjukkan oleh kesamaan pada aspek kerjasama dengan orang lain, yaitu TT dan NA tampak tidak mampu pada aspek kerjasama dengan orang lain. Sedangkan perbedaan terletak pada aspek menghargai perbedaan (toleransi), yaitu TT tampak mampu menghargai perbedaan (toleransi) ketika di luar pembelajaran berbeda dengan NA tampak tidak mampu. Ketika di dalam pembelajaran, TT tampak tidak mampu menghargai perbedaan (toleransi) sedangkan NA tampak mampu. Perbedaan selanjutnya pada aspek membantu orang lain, TT tampak memiliki inisiatif untuk membantu orang lain, berbeda dengan NA tampak belum memiliki inisiatif. Ketiga aspek tersebut menunjukkan tidak ada satupun siswa slow learner baik TT maupun NA yang tampak memiliki kecerdasan interpersonal yang dominan. DAFTAR PUSTAKA Dwi Siswoyo dkk. 2011. Ilmu Pendidikan . Yogyakarta : UNY Press. Franc. Andri Yanuarita. 2014. Rahasia Otak & Kecerdasan Anak. Yogyakarta : Teranova Books. May Lwin dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta : PT Indeks. Muhammad Yaumi. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelelligences. Jakarta : PT DIAN RAKYAT Munif Chatib. 2011. Gurunya Manusia : Menjadikan semua Anak Istimewa dan semua Anak Juara. Bandung : Kaifa. Nani Triani dan Amir. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar (Slow Learner). Jakarta : PT LUXIMA METRO MEDIA. Reddy, G. Lokanadha, dkk. 2006. Slow Learners :Their Psycholoy and Istruction. New Delhi : Discovery Publishing House. Ruhela, Ranjana. 2014. The Pain of the Slow Learner. Online International Interdisciplinary Research Journal, 196. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA. Warnemuende, Carolyne. 2001. The Slow Learner. Diakses tanggal 3 April 2015 dari http://informedparent.com/articles/view/theslow-learner.