Modul ke: Antropologi Psikologi Ragam Budaya dan Peradaban Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. E.B. Tylor (1871) “Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat‐istiadat dan kemampuan‐kemampuan lain serta kebiasaan‐kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.” Matsumoto dan Juang (2004) medefenisikan Culture sebagai sistem dinamik aturan, eksplisit dan implisit, yang didirikan oleh kelompok‐kelompok untuk memastikan kelangsungan hidup mereka, yang melibatkan sikap, nilai‐nilai, keyakinan, norma, dan perilaku, bersama oleh sebuah kelompok tetapi terdapat perbedaan oleh setiap unit tertentu dalam kelompok, dikomunikasikan lintas generasi, relatif stabil tetapi berpotensi untuk berubah dalam jangka waktu lama. • “peradaban” merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus maju, dan indah, seperti; kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun dalam pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. . Berikut faktor yang mempengaruhi kebudayan: • Lingkungan dimana kebudayaan itu berada. • Kepadatan pendudukan. Masyarakat dengan padat penduduk membutuhkan tatanan social yang lebih besar agar dapat berfungsi secara efektif. • Kemakmuran mempengaruhi budaya. Masyarakat yang mamkur lebih mampu untuk memperoleh sumber daya dan mengurangi ketergantungan pada orang lain. • Teknologi. Teknologi komunikasi (seperti, surat elektronik, handphone). Hal ini menjadikan budaya komunikasi yang baru dimana komunikasi dan hubungan interpersonal yang direspon dengan cepat. • Iklim. Kelompok yang tinggal di kutub utara memiliki budaya berbeda dengan kelompok yang tinggal di bawah garis khatulistiwa. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “susunan sistem‐sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum” Perubahan budaya terjadi ketika label budaya tidak lagi menggambarkan mayoritas dari individu‐individu dalam budaya tersebut termasuk didalamya karakteristik psikologi yang berpengaruh terhadap budaya tersebut. Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian Penelitian anak – anak kembar identik yang dilakukan William Stern menunjukkan bahwa anak – anak kembar yang hidup di kebudayaan berbeda mengalami pembentukan kepribadian yang berbeda pula. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah pengalaman umum yang membentuk kepribadian individu. Faktor pengalaman berperan penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Terdapat dua macam pengalaman yang dapat mempengaruhi kepribadian: 1. Pengalaman Unik (Unique Experience) Pengalaman pribadi yang bersifat unik akan ikut memperngaruhi kepribadian individu yang mengalaminya. Misalnya, seorang anak yang kehilangan orangtuanya, sehingga membuatnya menjadi pesimis menjalani kehidupan. Kematian orang tua, kecelakaan traumatis, juga merupakan pengalaman unik yang membentuk pribadi seseorang. Macam Pranata 2. Pengalaman Umum (Common Experience) Setiap orang di dunia hidup dan berkembang di lingkungan yang berbeda – beda. Hal inilah yang membuat kepribadian mereka berbeda – beda. Orang yang dibesarkan di perkotaan akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang yang dibesarkan di pedesaan. Orang perkotaan cenderung individualis, sedangkan orang pedesaan lebih menyukai segala sesuatu yang berbau gotong royong. Kebudayaan dan Kepribadian • • Kebudayaan‐kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu‐individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing‐masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan‐kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat‐istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat‐istiadat melamar mempelai di Lampung. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman‐temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). Kebudayaan dan Kepribadian • • • Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda‐beda pula di kalangan umatnya. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara‐cara mereka bergaul. Referensi : Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Herimanto & Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Matsumoto, David dan Linda Juang. 2004. Culture and Psychology. Third Edition. United States: Thomson Learning. Terima Kasih Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi, Psi