ANALISIS ALIRAN INFORMASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL DALAM KOMUNIKASI INTERNAL MELALUI GAYA KEPEMIMPINAN PADA DIVISI HUMAS INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN SYARIFAH ALIA Jurusan Marketing Communication, Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp (021) 53696969/Fax. (021) 5300655 E-mail Penulis : [email protected] Yuanita Safitri S.Sos.,M.I.Kom Abstract The aims of this reseacrh is to determine to understand the type of information vertical, horizontal communication functions, horizontal communication metods and how the PR leader control, direct, and give rewards to subordinates in the public relations division of the Ministry of Finance. The method of this research used qualitative methods, and data collection techniques are observation, interviews with four informants, and literature. The results show that participative leadership style with subordinates oriented. Leader encourage open communication, communication between leaders and subordinates through face-to-face interpersonal provide guidance, direction, motivation, and supervision through periodic monitoring meetings, reward employees for good performance, giving information that builds unity in the team. the opinion of subordinate importance in decision making, allowing subordinates to complaints and give opinions, allow formal and informal communication in work team via google talk and face to face communication. The conclusion of this research is PR leadership styles support the flow of information both vertical and horizontal in the PR division of the Ministry of Finance. (SA) Keywords : information flow, vertical information flow, horizontal information flow, leadership style Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis informasi vertikal, fungsi komunikasi horizontal, metode komunikasi horizontal serta bagaimana pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, memberi ganjaran kepada bawahan dalam divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Metode penelitian deskriptif kualitatif serta teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara kepada empat informan, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dengan orientasi kepada bawahan. Pimpinan mendorong kebebasan berkreasi dan berkomunikasi. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan melalui tatap muka secara interpersonal. Memberi bimbingan, arahan, motivasi, dan pengawasan melalui rapat monitoring berkala. Memberi penghargaan atas kinerja bawahan, memberi informasi yang membangun kebersamaan dalam tim. pendapat dari bawahan penting dalam pembuatan keputusan, memperkenankan bawahan untuk menyampaikan keluhan dan saran, memperkenankan komunikasi formal dan informal dalam tim humas melalui google talk. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala humas tersebut mendukung kelancaran aliran informasi baik secara vertikal dan secara horizontal dalam divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. (SA) Kata Kunci : aliran informasi, aliran informasi vertikal, aliran informasi horizontal, gaya kepemimpinan. PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Untuk dapat memperoleh hasil kerja yang diinginkan dari bawahan, seorang pemimpin harus memperhatikan komunikasi yang dapat membantu bawahan dalam melaksanakan tugas melalui informasi-informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Gaya kepemimpinan meliputi sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Gaya kepemimpinan mendukung distribusi pesan baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, bagaimana pimpinan mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, memberi ganjaran kepada bawahan serta jenis informasi vertikal. Secara horizontal meliputi bagaimana informasi untuk koordinasi tugas tim kerja, informasi mengenai pembuatan rencana kegiatan, informasi untuk menengahi perbedaan pendapat, dan menumbuhkan hubungan antarpersonal. Sebuah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kinerja positif didukung oleh seberapa baik staff diberikan informasi, dan tingkat kepuasan dengan arah aliran komunikasi baik secara vertikal dan horizontal (European Scientific Journal, 2012). Selain itu penelitian sebelumnya juga menemukan hasil bahwa peran kepemimpinan diantaranya sebagai informational roles dan kepemimpinan mengandung makna kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mengubah perilaku pihak lain seperti yang diinginkannya (International Journal of Administrative Science & Organization, 2012) . Penelitian ini ingin melihat bagaimana aliran informasi vertikal dan horizontal dalam komunikasi internal melalui gaya kepemimpinan pada divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Fokus dalam penelitian ini adalah “Analisis Aliran Informasi Vertikal dan Horizontal dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan periode Maret sampai dengan Juni 2014 pada Divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan”. Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui jenis informasi yang dikomunikasikan pemimpin kepada bawahan dan informasi yang disampaikan bawahan kepada pimpinan, untuk mengetahui fungsi komunikasi horizontal dalam divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, mengetahui metode komunikasi horizontal yang digunakan dalam divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dan mengetahui bagaimana pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Penelitian ini mengggunakan landasan konseptual diantaranya teori sistem sosial yang dikemukakan Katz dan Kahn (Teori Komunikasi Organisasi) serta teori gaya kepemimpinan diantaranya teori empat sistem gaya kepemimpinan yang dikemukakan Likert, Teori Kepribadian Perilaku (Riset dari Michigan University) dan Teori Kontinum. METODE PENELITIAN Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dimana dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu (Basrowi dan Suwandi, 2008). Jenis penelitian deskriptif dengan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan objek penelitian (Kriyanto, 2012). Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah dimana dalam penelitian, bebas mengamati objek, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian (Ardianto, 2011). Teknik pengumpulan data menggunakan sumber primer diantaranya observasi partisipan dan wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara, serta melalui sumber sekunder diantaranya buku-buku ilmu komunikasi, jurnal, dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dikemukakan Miller dan Huberman diantaranya reduksi data untuk proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksikan dan pentransformasikan data kasar dari lapangan (Kriyanto, 2012), kemudian penyajian data dalam bentuk naratif dan mengelompokkan hasil berdasarkan kategori pertanyaan penelitian, serta penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber yakni membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Kriyanto , 2012:72). Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Koleksi data Display data Reduksi data Pemaparan Kesimpulan Gambar : Teknik Analisis Data HASIL DAN BAHASAN Hasil Penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini, 1. Hasil penelitian pertanyaan penelitian pertama yakni jenis informasi dari pimpinan kepada bawahan dan informasi dari bawahan kepada pimpinan (vertikal) : Reduksi data – Jenis Informasi Vertikal No Narasumber Hasil 1 Budi Prayitno Jenis informasi vertikal antara lain informasi mengenai arahan disampaikan (Kepala Divisi pimpinan dengan terlebih dahulu menentukan bawahannya sebagai PIC Humas) melalui konsep “the right man in the right place” sesuai kompetensi dan kenyamanan bawahan. Ada yang bertugas mengkoordinir auditorial, ada pula yang mengkoordinir website. Pimpinan mengembangkan rasa memiliki tugas dengan mengusung ide kreatif atau gagasan program bawahannya kepada tingkat atas (Inspektorat Jenderal) dan dengan mempersilahkan bawahan untuk mengikuti program pelatihan yang bermanfaat seperti diklat fotografi, kehumasan, dan sebagainya. Selain itu dengan ikut terjun langsung melakukan tugas bawahan, seperti mencari tools humas. Hal itu adalah cara pimpinan mendekati bawahan dan mengetahui bagaimana pekerjaan bawahannya. Bawahan dapat mengungkapkan keluhan kepada atasan baik mengenai dirinya sendiri atau pekerjaan secara interpesonal. 2 Rahma Setyaningsih (Staff Divisi Humas) Informasi disampaikan pimpinan kepada bawahan mengenai peraturan, kebijakan, informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya, pengalaman tahun sebelumnya yang dijadikan dasar untuk melakukan kegiatan di tahun ini, informasi mengenai koordinasi dengan unit lain, benchmarking pada unit lain yang telah melaksanakan kegiatan tersebut sebelumnya. Informasi mengenai kinerja disampaikan pimpinan dalam aplikasi “e-performance”, yang dinilai tiga bulan sekali. Informasi dari bawah ke atas berupa laporan capaian kinerja. Disampaikan pula hambatan-hambatan dalam mencapai target kerja. Pimpinan memanggil setiap bawahannya pada awal tahun untuk mengungkapkan keluh kesah, kemudian pimpinan mencatat apa yang disampaikan bawahan. 3 Putu Chandra (Staff Divisi Humas) Informasi disampaikan pimpinan kepada bawahan yaitu mengenai arahan pelaksanaan kerja dalam rapat monitoring, pemberian arahan berdasarkan penentuan PIC (Person In Charge). Pimpinan menentukan PIC berdasarkan kompetensi dan kenyamanan bawahan. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas juga dilakukan pimpinan dalam bentuk gathering agar hubungan dengan tim erat. Pimpinan tidak hanya memberikan informasi tetapi mengumpulkan informasi dari bawahan-bawahannya dan setelah itu mengambil keputusan yang tepat. Jadi ada umpan balik atau feedback. Komunikasi terjalin dua arah, tidak hanya bersifat instruksi. Feedback dari bawahan kepada pemimpin, yaitu informasi mengenai keluhan, masalah, dan ide. Bawahan selalu terbuka mencari solusi dan konsultasi kepada atasan. 4 Mujaini (Staff Divisi Humas) Jenis informasi vertikal diantaranya informasi mengenai kinerja dari atasan ke bawahan berdasarkan pada peraturan setiap tahun. Selain informasi mengenai kinerja, terdapat informasi mengenai penilaian perilaku. misalnya antara pimpinan menilai perilaku bawahan dan bawahan menilai perilaku pimpinan. Penilaian tersebut melalui aplikasi bernama e-performance. Pimpinan memberi informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas dengan membentuk grup internal pada google talk untuk dijadikan media komunikasi anggota divisi humas mengenai pekerjaan dan bincang-bincang informal. Bawahan secara terbuka dapat mengungkapkan permasalahannya kepada pimpinan. 2. Hasil penelitian pertanyaan penelitian kedua yaitu fungsi komunikasi horizontal pada divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Reduksi data – Fungsi Komunikasi Horizontal No 1 Narasumber Rahma Setyaningsih (Staff Divisi Humas) Hasil Fungsi komunikasi horizontal untuk berbagi koordinasi tugas dalam tim humas, disesuaikan kepada kompetensi anggota. Misalnya dalam mempersiapkan acara, yang bertanggung jawab pada bidang desain visual, pengadaan tools kehumasan, peliputan atau pengelolaan website disesuaikan pada kompetensi tiap anggota. Tim humas juga melakukan briefing dan meeting beberapa minggu sebelum pelaksanaan acara guna berbagi gagasan akan program. ketidaksepakatan atau perbedaan pendapat pasti ada. Pemecahannya adalah dengan diskusi dengan semua anggota untuk dicari langkah terbaik. 2 Putu Chandra Fungsi komunikasi horizontal untuk koordinasi tugas tim. (Staff Divisi Informasi mengenai pembagian tugas antara anggota tim humas Humas) berdasarkan jobdesk masing-masing, tetapi antara satu sama lain dalam tim humas memiliki hubungan interpersonal yang cukup kuat dan kekeluargaan. Sehingga, anggota yang tugasnya sedang tidak padat, akan membantu tugas rekan lain yang lebih padat. Hal yang terpenting, sebagai tim goalnya dapat tercapai. Dalam mempersiapkan acara besar, koordinasi bersama tim humas secara tatap muka. Pertemuan sehari-sehari dan diskusi selalu dilakukan secara langsung. Perbedaan pendapat dipandang sebagai hal yang wajar dikarenakan rekan satu tim adalah lawan berpikir dan bertukar informasi, hal positif dapat diambil dari pendapat yang berlawanan antara satu dengan yang lainnya 3 Mujaini (Staff Fungsi komunikasi horizontal untuk koordinasi tugas tim melalui penetapan PIC atau kompetensi masing-masing anggota. Fungsi Divisi Humas) komunikasi horisontal selanjutnya untuk berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas perbedaan pendapat. Jika tim tidak dapat menemukan solusi maka unit lain yang memiliki kompetensi akan dilibatkan. 3. Hasil Penelitian pertanyaan penelitian ketiga yakni metode komunikasi horizontal: Reduksi data – Metode Komunikasi Horizontal Hasil Metode komunikasi horizontal melalui rapat, interaksi pribadi secara tatap muka, telefon. Kegiatan informal juga dilakukan anggota tim seperti family gathering, outbond, merayakan ulang tahun anggota tim. Hubungan interpersonal antar anggota membawa manfaat positif pada pekerjaan dalam menghilangkan gap seperti rasa sungkan dimana junior dan senior tidak tampak. Kepercayaan antar anggota yang besar dikarenakan setiap anggota bertanggung jawab pada bidang yang sesuai dengan kompetensi atau dapat dikatakan Right man on the right place. No 1 Narasumber Rahma Setyaningsih (Staff Divisi Humas) 2 Putu Chandra Metode komunikasi tim yang paling sering adalah face to face. Dan (Staff Divisi pertemuan langsung dirasa lebih menarik daripada sosial media. Humas) metode tatap muka tersebut dapat memberikan kontribusi bagi hubungan antarpersonal dan pekerjaan dimana pembicaraan dalam pertemuan formal maupun informal dalam hal tukar pikiran mengenai pekerjaan tim. Dengan pertemuan face to face ini, tiap anggota bebas dan terbuka menyampaikan gagasan dan ide satu sama lainnya. 3 Mujaini Metode komunikasi horisontal dilakukan melalui kegiatan informal (Staff Divisi dalam tim humas yang dilakukan setiap akhir pekan, seperti nonton Humas) bersama dan makan bersama. Dimana kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar anggota dapat saling bercerita mengenai masalah pribadi dan juga masalah pekerjaan. Sehingga dapat memperkuat hubungan antar anggota dalam tim. 4. Hasil pertanyaan penelitian keempat yaitu Cara pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas Reduksi data - Cara pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas No Narasumber Hasil 1 Budi Prayitno Bentuk pengawasan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan (Kepala Divisi kerja dengan memberi kebebasan kepada bawahan, selama tidak Humas) melanggar peraturan maka hal apapun akan didukung guna mengembangkan kreatifitas bawahan. Pimpinan memperkenankan bawahan berkomunikasi dengan anggota unit lain, bila hal itu positif untuk bawahannya. Metode untuk memberi intruksi melalui google talk, tatap muka dan forum rapat. Pimpinan lebih menyukai tatap muka karena daya serap setiap bawahannya berbeda-beda sehingga pimpinan menyesuaikan pada pribadi bawahannya. Motivasi oleh pimpinan dalam bentuk dukungan, kepercayaan, dan secara verbal pimpinan menyatakan “baik atau buruk harus berjuang bersama-sama”. Dalam membuat keputusan pimpinan menghargai ide dan kritik, dan selalu dilakukan dengan mengumpilkan pendapat dari bawahan. Pimpinan dapat memposisikan diri sejajar dengan bawahan saat berbincangbincang secara informal. 2 Rahma Setyaningsih (Staff Divisi Humas) Pengawasan melalui rapat monitoring satu kali dalam satu minggu untuk membahas mengenai hambatan bawahan dalam pelaksanaan tugas dan. Pemberian arahan pimpinan kepada bawahan dilakukan melalui tatap muka atau tertulis yakni melalui lembar disposisi. Bimbingan dilakukan pimpinan dalam bentuk mitigasi resiko, dimana bawahan dipersilahkan meginformasikan hambatan yang dihadapi, kemudian pimpinan mencari jalan keluar seperti action, pembuatan kebijakan atau koordinasi dengan unit lain. Dalam pembuatan keputusan, pimpinan amat terbuka akan saran dan gagasan dari pimpinan dijadikan dasar pembuatan kebijakan. Penghargaan diberikan pimpinan kepada bawahan secara verbal melalui pujian dan financial melalui honorarium kepada bawahan yang berprestasi. 3 Putu Chandra (Staff Divisi Humas) Pengawasan pimpinan kepada bawahan dilakukan dengan mengecek tugas secara berkala, dua hari sebelum deadline. Pimpinan memberi kebebasan berkreasi pada bawahan dalam melaksanakan tugas, dan jika sudah selesai baru dilaporkan untuk kemudian diberikan saran perbaikan. Di awal, pimpinan tidak menentukan batasan-batasan. Pemberian arahan dilakukan secara tatap muka, didukung oleh jarak ruangan yang dekat. Motivasi dilakukan oleh pimpinan dengan memberikan ilmu atau mengformasikan materi mengenai konsep management kepada bawahan. Dalam pembuatan keputusan, pimpinan memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat – pendapat dari bawahan. Pembuatan keputuasan melalui suara terbanyak dari bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Komunikasi yang terjadi pada unit humas terbuka, supel. Pimpinan mengetahui bagaimana memposisikan diri secara vertikal dan horizontal, sehingga bawahan juga dapat memposisikan diri dan tahu waktu kapan seharusnya serius 4 Mujaini (Staff Divisi Humas) bekerja dan berbicang-bincang informal. Penghargaan dari pimpinan dalam bentuk apresiasi kinerka baik dari bawahan yaitu berupa gathering atau mengajak makan bersama, pimpinan memberikan pujian langsung, tatap muka dan melalui sosial media. Contohnya: setelah event membuat ucapan terima kasih pada sosial media atau datang langsung ke ruangan bawahan untuk memberikan pujian. Pengawasan dilakukan secara tatap muka, pimpinan mendatangi bawahan secara langsung untuk menanyakan pencapaian kerja sejauh apa. Dalam penyampaian arahan pimpinan lebih sering secara langsung karena didukung jarak ruangan yang dekat. Selain tatap muka, pengawasan juga dilakukan melalui google talk. Pimpinan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk berkomunikasi dan berkreasi dalam pelaksanaan tugas selama tidak melanggar peraturan dan disiplin pegawai seperti tindakan korupsi dan nepotisme. Bimbingan diberikan pimpinan kepada bawahan apabila tugas yang diberikan kepada bawahan merupakan hal yang baru. Pimpinan sangat mempercayai kemampuan bawahan karena hal itu dianggap dapat mengembangkan kreatifitas setiap bawahan dalam divisi humas. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan dan bawahan membahas melalui sudut pandang pimpinan dan bawahan. Apresiasi atas kinerja yang baik dilakukan pimpinan dalam bentuk makan siang bersama. Pembahasan pada hasil penelitian menggunakan teori komunikasi organisasi yakni teori sistem sosial Katz dan Kahn yang mendekatkan sistem pada sistem dan komunikasi terbuka dalam organisasi, dan analisis mengenai jenis informasi vertikal menggunakan konsep yang dikemukakan Katz dan Kahn dalam (Pace dan Faules, 2010), analisis mengenai komunikasi dari bawahan kepada atasan dengan menggunakan konsep dari Ronald Adler dan George. Selanjutnya analisis mengenai fungsi komunikasi horisontal menggunakan konsep yang dikemukakan Pace dan Faules. Kemudian analisis mengenai gaya kepemimpinan kepala divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan menggunakan teori empat sistem gaya kepemimpinan yang dikemukakan likert, dan hasilnya gaya kepemimpinan partisipatif. Informasi berjalan ke segala arah, komunikasi secara formal dan informal. Pimpinan mendukung integritas pribadi dan kelompok secara bersama-sama melalui kebebasan berkreasi, berkomunikasi , dan menjamin integrasi tujuan pribadi dan tujuan organisasi yang sebenarnya. Selain itu analisis teori kepribadian perilaku menunjukkan bahwa pimpinan berorientasi pada bawahan. Memberi dukungan penuh dan pengambilan keputusan berorientasi pada bawahan, serta untuk melihat bagaimana sifat pimpinan ketika mengambil keputusan, menggunakan teori kontinum yang dikemukakan Tannenbaum dan Schmidt. SIMPULAN DAN SARAN Dalam menjawab fokus penelitian yaitu “Analisis Aliran Informasi Vertikal dan Horizontal dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan periode Maret sampai dengan Juni 2014 pada Divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan”, disimpulkan bahwa : 1. Jenis informasi vertikal yang disampaikan berupa informasi mengenai arahan yakni penentuan PIC(Person in Charge) berdasarkan kompetensi dan kenyamanan bawahan, informasi mengenai kebijakan, kinerja dan penilaian perilaku, informasi mengembangkan rasa memiliki tugas dan informasi dari bawahan kepada atasan berupa keluhan, saran, laporan capaian kerja dan pendapat. 2. Fungsi komunikasi horisontal diantaranya untuk koordinasi penugasan kerja tim, berbagi ide dan gagasan program, menengahi perbedaan pendapat dan menumbuhkan dukungan antar personal. 3. Metode komunikasi horisontal yang digunakan terbagi atas formal dan informal. Formal yaitu melalui rapat dan diskusi tim dan informal yaitu berupa komunikasi informal dimana pimpinan memperkenankan bawahan untuk berkomunikasi secara informal diruang kerja secara langsung dan melalui google talk. Selain itu, kegiatan informal tim seperti makan siang atau nonton bersama selalu dilakukan setiap akhir pekan untuk meningkatkan hubungan tim. 4. Gaya Kepemimpinan kepala humas jika dikaitkan dengan teori kepemimpinan 4 sistem Likert, yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, mendorong partisipasi nyata pegawai, informasi berjalan ke segala arah, setiap orang berkomunikasi terbuka dan berterus terang serta sistem komunikasi formal dan informal identik. Pimpinan melakukan pengawasan melalui rapat monitoring satu kali dalam satu minggu guna memberi bimbingan, motivasi dan membahas hambatan-hambatan bawahan nya dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan mitigasi resiko berupa action dan kebijakan, kebebasan berkreasi diberikan pada bawahan selama tidak melanggar integritas dan disiplin pegawai. Arahan disampaikan secara tatap muka, disposisi (surat perintah) atau google talk. Dalam membuat keputusan, pimpinan memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat dari bawahan. Suara terbanyak dari bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Orientasi pimpinan adalah kepada bawahan. Penghargaan diberikan pimpinan dalam bentuk verbal berupa pujian, gathering dan honorarium kepada pegawai berprestasi, dan ikut terjun langsung dalam tugas bawahan. Adapun saran diantaranya, saran akademis yakni dengan adanya hasil penelitian ini, akan lebih baik jika ada peneliti lainnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama, mengembangkan dengan teori komunikasi organisasi lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini, sehingga menjadi lebih kaya dalam memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan mengenai komunikasi organisasi. Kemudian saran praktis yaitu pada subbagian humas, rapat yang dilakukan satu mingu satu kali untuk monitoring kendala-kendala, keluhan dan progress pekerjaan dipandang amat membantu bawahan dalam melaksanakan tugas. Namun, akan lebih baik lagi jika ada program pertemuan formal setiap hari seperti sharing pagi, dimana seluruh anggota tim humas dan kepala subbagian humas hadir, dan saling berkomunikasi, bertukar informasi-informasi yang baru, sehingga jika ada salah satu anggota yang belum mengetahui ada informasi terkini atau baru, baik mengenai masalah pekerjaan ataupun perkembangan organisasi dapat segera mengetahui dengan adanya program tersebut. Jadi, informasi lebih menyebar secara merata dan menyeluruh. Serta saran untuk masyarakat umum yakni dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat umum untuk dapat melihat pentingnya peran humas pemerintah tidak hanya secara eksternal yaitu untuk masyarakat, tetapi juga secara internal. Unit humas pemerintah juga harus mendukung aliran informasi dalam unit tersebut berjalan lancar di dukung oleh gaya kepimpinan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin mencerminkan bagaimana pemimpin tersebut mengarahkan, mengawasi, memberi bimbingan, memberi informasi mengenai pekerjaan juga memberi dukungan dan penghargaan kepada bawahan. Hal-hal tersebut mendorong bawahan dalam berkreasi juga melaksanakan tugas, dimana pada ahirnya hasil kerja yang baik dari anggota tim humas pemerintah ini juga akan dirasakan juga oleh masyarakat umum. REFERENSI Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung, Indonesia: Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta. Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, Indonesia: Kencana Prenada Media Group. Pace, W. R., & Faules, D. F. (2010). Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (D.Mulyana, Penyunt.) Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya. Jurnal : Azis., Hariyati. Mei 2012. “The Role Of Leadership in Bureaucracy Reform”. International Journal of Administrative Science & Organization”. Volume 19, No.2, http://journal.ui.ac.id/home/, 24 April 2014 Tariszka., Semegine. phD, Juli 2013, “Organizational Internal Communication As A Means Of Improving Efficiency”. European Scientific Journal. Volume 8, No. 15, www.proquest.com, 30 Maret 2014. RIWAYAT PENULIS Syarifah Alia, lahir di Kota Bumi pada tanggal 4 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran pada tahun 2014.