analisis aliran informasi vertikal dan horizontal dalam komunikasi

advertisement
ANALISIS ALIRAN INFORMASI VERTIKAL
DAN HORIZONTAL DALAM KOMUNIKASI
INTERNAL MELALUI GAYA
KEPEMIMPINAN PADA DIVISI HUMAS
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN
KEUANGAN
SYARIFAH ALIA
Jurusan Marketing Communication, Universitas Bina Nusantara
Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia
Telp (021) 53696969/Fax. (021) 5300655
E-mail Penulis : [email protected]
Yuanita Safitri S.Sos.,M.I.Kom
Abstract
The aims of this reseacrh is to determine to understand the type of information vertical,
horizontal communication functions, horizontal communication metods and how the PR
leader control, direct, and give rewards to subordinates in the public relations division
of the Ministry of Finance. The method of this research used qualitative methods, and
data collection techniques are observation, interviews with four informants, and
literature. The results show that participative leadership style with subordinates
oriented. Leader encourage open communication, communication between leaders and
subordinates through face-to-face interpersonal
provide guidance, direction,
motivation, and supervision through periodic monitoring meetings, reward employees
for good performance, giving information that builds unity in the team. the opinion of
subordinate importance in decision making, allowing subordinates to complaints and
give opinions, allow formal and informal communication in work team via google talk
and face to face communication. The conclusion of this research is PR leadership styles
support the flow of information both vertical and horizontal in the PR division of the
Ministry of Finance. (SA)
Keywords : information flow, vertical information flow, horizontal information flow,
leadership style
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis informasi vertikal, fungsi
komunikasi horizontal, metode komunikasi horizontal serta bagaimana pimpinan humas
mengendalikan, mengarahkan, memberi ganjaran kepada bawahan dalam divisi humas
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Metode penelitian deskriptif kualitatif serta
teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara kepada empat informan, dan
studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif
dengan orientasi kepada bawahan. Pimpinan mendorong kebebasan berkreasi dan
berkomunikasi. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan melalui tatap muka secara
interpersonal. Memberi bimbingan, arahan, motivasi, dan pengawasan melalui rapat
monitoring berkala. Memberi penghargaan atas kinerja bawahan, memberi informasi
yang membangun kebersamaan dalam tim. pendapat dari bawahan penting dalam
pembuatan keputusan, memperkenankan bawahan untuk menyampaikan keluhan dan
saran, memperkenankan komunikasi formal dan informal dalam tim humas melalui
google talk. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala humas
tersebut mendukung kelancaran aliran informasi baik secara vertikal dan secara
horizontal dalam divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. (SA)
Kata Kunci : aliran informasi, aliran informasi vertikal, aliran informasi horizontal,
gaya kepemimpinan.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam
kebanyakan organisasi. Untuk dapat memperoleh hasil kerja yang diinginkan dari bawahan,
seorang pemimpin harus memperhatikan komunikasi yang dapat membantu bawahan dalam
melaksanakan tugas melalui informasi-informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Gaya
kepemimpinan meliputi sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Gaya kepemimpinan mendukung distribusi pesan baik
secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, bagaimana pimpinan mengendalikan,
mengarahkan, mendorong, melibatkan, memberi ganjaran kepada bawahan serta jenis informasi
vertikal. Secara horizontal meliputi bagaimana informasi untuk koordinasi tugas tim kerja,
informasi mengenai pembuatan rencana kegiatan, informasi untuk menengahi perbedaan
pendapat, dan menumbuhkan hubungan antarpersonal. Sebuah penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa kinerja positif didukung oleh seberapa baik staff diberikan informasi, dan
tingkat kepuasan dengan arah aliran komunikasi baik secara vertikal dan horizontal (European
Scientific Journal, 2012). Selain itu penelitian sebelumnya juga menemukan hasil bahwa peran
kepemimpinan diantaranya sebagai informational roles dan kepemimpinan mengandung makna
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mengubah perilaku pihak lain seperti
yang diinginkannya (International Journal of Administrative Science & Organization, 2012) .
Penelitian ini ingin melihat bagaimana aliran informasi vertikal dan horizontal dalam
komunikasi internal melalui gaya kepemimpinan pada divisi humas Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan. Fokus dalam penelitian ini adalah “Analisis Aliran Informasi Vertikal
dan Horizontal dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan periode Maret sampai
dengan Juni 2014 pada Divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan”. Tujuan
penelitian ini diantaranya untuk mengetahui jenis informasi yang dikomunikasikan pemimpin
kepada bawahan dan informasi yang disampaikan bawahan kepada pimpinan, untuk mengetahui
fungsi komunikasi horizontal dalam divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan,
mengetahui metode komunikasi horizontal yang digunakan dalam divisi humas Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan dan mengetahui bagaimana pimpinan humas mengendalikan,
mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota
divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.
Penelitian ini mengggunakan landasan konseptual diantaranya teori sistem sosial yang
dikemukakan Katz dan Kahn (Teori Komunikasi Organisasi) serta teori gaya kepemimpinan
diantaranya teori empat sistem gaya kepemimpinan yang dikemukakan Likert, Teori
Kepribadian Perilaku (Riset dari Michigan University) dan Teori Kontinum.
METODE PENELITIAN
Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dimana dengan penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu (Basrowi dan Suwandi, 2008). Jenis
penelitian deskriptif dengan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan objek penelitian (Kriyanto, 2012). Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah dimana dalam penelitian, bebas mengamati
objek, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian (Ardianto,
2011). Teknik pengumpulan data menggunakan sumber primer diantaranya observasi partisipan
dan wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara, serta melalui sumber sekunder
diantaranya buku-buku ilmu komunikasi, jurnal, dan studi pustaka. Teknik analisis data yang
dikemukakan Miller dan Huberman diantaranya reduksi data untuk proses pemilihan, pemusatan
perhatian, pengabstraksikan dan pentransformasikan data kasar dari lapangan (Kriyanto, 2012),
kemudian penyajian data dalam bentuk naratif dan mengelompokkan hasil berdasarkan kategori
pertanyaan penelitian, serta penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber yakni membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan informasi
yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Kriyanto , 2012:72). Berdasarkan uraian tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
Koleksi data
Display data
Reduksi data
Pemaparan Kesimpulan
Gambar : Teknik Analisis Data
HASIL DAN BAHASAN
Hasil Penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini,
1. Hasil penelitian pertanyaan penelitian pertama yakni jenis informasi dari pimpinan
kepada bawahan dan informasi dari bawahan kepada pimpinan (vertikal) :
Reduksi data – Jenis Informasi Vertikal
No Narasumber
Hasil
1
Budi Prayitno Jenis informasi vertikal antara lain informasi mengenai arahan disampaikan
(Kepala Divisi pimpinan dengan terlebih dahulu menentukan bawahannya sebagai PIC
Humas)
melalui konsep “the right man in the right place” sesuai kompetensi dan
kenyamanan bawahan. Ada yang bertugas mengkoordinir auditorial, ada pula
yang mengkoordinir website. Pimpinan mengembangkan rasa memiliki tugas
dengan mengusung ide kreatif atau gagasan program bawahannya kepada
tingkat atas (Inspektorat Jenderal) dan dengan mempersilahkan bawahan untuk
mengikuti program pelatihan yang bermanfaat seperti diklat fotografi,
kehumasan, dan sebagainya. Selain itu dengan ikut terjun langsung melakukan
tugas bawahan, seperti mencari tools humas. Hal itu adalah cara pimpinan
mendekati bawahan dan mengetahui bagaimana pekerjaan bawahannya.
Bawahan dapat mengungkapkan keluhan kepada atasan baik mengenai dirinya
sendiri atau pekerjaan secara interpesonal.
2
Rahma
Setyaningsih
(Staff Divisi
Humas)
Informasi disampaikan pimpinan kepada bawahan mengenai peraturan,
kebijakan, informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun
sebelumnya, pengalaman tahun sebelumnya yang dijadikan dasar untuk
melakukan kegiatan di tahun ini, informasi mengenai koordinasi dengan unit
lain, benchmarking pada unit lain yang telah melaksanakan kegiatan tersebut
sebelumnya. Informasi mengenai kinerja disampaikan pimpinan dalam aplikasi
“e-performance”, yang dinilai tiga bulan sekali. Informasi dari bawah ke atas
berupa laporan capaian kinerja. Disampaikan pula hambatan-hambatan dalam
mencapai target kerja. Pimpinan memanggil setiap bawahannya pada awal
tahun untuk mengungkapkan keluh kesah, kemudian pimpinan mencatat apa
yang disampaikan bawahan.
3
Putu Chandra
(Staff Divisi
Humas)
Informasi disampaikan pimpinan kepada bawahan yaitu mengenai arahan
pelaksanaan kerja dalam rapat monitoring, pemberian arahan berdasarkan
penentuan PIC (Person In Charge). Pimpinan menentukan PIC berdasarkan
kompetensi dan kenyamanan bawahan. Informasi untuk mengembangkan rasa
memiliki tugas juga dilakukan pimpinan dalam bentuk gathering agar
hubungan dengan tim erat. Pimpinan tidak hanya memberikan informasi tetapi
mengumpulkan informasi dari bawahan-bawahannya dan setelah itu
mengambil keputusan yang tepat. Jadi ada umpan balik atau feedback.
Komunikasi terjalin dua arah, tidak hanya bersifat instruksi. Feedback dari
bawahan kepada pemimpin, yaitu informasi mengenai keluhan, masalah, dan
ide. Bawahan selalu terbuka mencari solusi dan konsultasi kepada atasan.
4
Mujaini (Staff
Divisi Humas)
Jenis informasi vertikal diantaranya informasi mengenai kinerja dari atasan ke
bawahan berdasarkan pada peraturan setiap tahun. Selain informasi mengenai
kinerja, terdapat informasi mengenai penilaian perilaku. misalnya antara
pimpinan menilai perilaku bawahan dan bawahan menilai perilaku pimpinan.
Penilaian tersebut melalui aplikasi bernama e-performance. Pimpinan memberi
informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas dengan membentuk grup
internal pada google talk untuk dijadikan media komunikasi anggota divisi
humas mengenai pekerjaan dan bincang-bincang informal. Bawahan secara
terbuka dapat mengungkapkan permasalahannya kepada pimpinan.
2. Hasil penelitian pertanyaan penelitian kedua yaitu fungsi komunikasi horizontal pada
divisi humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Reduksi data – Fungsi Komunikasi Horizontal
No
1
Narasumber
Rahma
Setyaningsih
(Staff
Divisi
Humas)
Hasil
Fungsi komunikasi horizontal untuk berbagi koordinasi tugas
dalam tim humas, disesuaikan kepada kompetensi anggota.
Misalnya dalam mempersiapkan acara, yang bertanggung jawab
pada bidang desain visual, pengadaan tools kehumasan, peliputan
atau pengelolaan website disesuaikan pada kompetensi tiap
anggota. Tim humas juga melakukan briefing dan meeting
beberapa minggu sebelum pelaksanaan acara guna berbagi gagasan
akan program. ketidaksepakatan atau perbedaan pendapat pasti
ada. Pemecahannya adalah dengan diskusi dengan semua anggota
untuk dicari langkah terbaik.
2
Putu
Chandra Fungsi komunikasi horizontal untuk koordinasi tugas tim.
(Staff
Divisi Informasi mengenai pembagian tugas antara anggota tim humas
Humas)
berdasarkan jobdesk masing-masing, tetapi antara satu sama lain
dalam tim humas memiliki hubungan interpersonal yang cukup
kuat dan kekeluargaan. Sehingga, anggota yang tugasnya sedang
tidak padat, akan membantu tugas rekan lain yang lebih padat. Hal
yang terpenting, sebagai tim goalnya dapat tercapai. Dalam
mempersiapkan acara besar, koordinasi bersama tim humas secara
tatap muka. Pertemuan sehari-sehari dan diskusi selalu dilakukan
secara langsung. Perbedaan pendapat dipandang sebagai hal yang
wajar dikarenakan rekan satu tim adalah lawan berpikir dan
bertukar informasi, hal positif dapat diambil dari pendapat yang
berlawanan antara satu dengan yang lainnya
3
Mujaini (Staff Fungsi komunikasi horizontal untuk koordinasi tugas tim melalui
penetapan PIC atau kompetensi masing-masing anggota. Fungsi
Divisi Humas)
komunikasi horisontal selanjutnya untuk berdiskusi untuk mencari
jalan keluar atas perbedaan pendapat. Jika tim tidak dapat
menemukan solusi maka unit lain yang memiliki kompetensi akan
dilibatkan.
3. Hasil Penelitian pertanyaan penelitian ketiga yakni metode komunikasi horizontal:
Reduksi data – Metode Komunikasi Horizontal
Hasil
Metode komunikasi horizontal melalui rapat, interaksi pribadi secara
tatap muka, telefon. Kegiatan informal juga dilakukan anggota tim
seperti family gathering, outbond, merayakan ulang tahun anggota tim.
Hubungan interpersonal antar anggota membawa manfaat positif pada
pekerjaan dalam menghilangkan gap seperti rasa sungkan dimana
junior dan senior tidak tampak. Kepercayaan antar anggota yang besar
dikarenakan setiap anggota bertanggung jawab pada bidang yang
sesuai dengan kompetensi atau dapat dikatakan Right man on the right
place.
No
1
Narasumber
Rahma
Setyaningsih
(Staff Divisi
Humas)
2
Putu Chandra Metode komunikasi tim yang paling sering adalah face to face. Dan
(Staff Divisi pertemuan langsung dirasa lebih menarik daripada sosial media.
Humas)
metode tatap muka tersebut dapat memberikan kontribusi bagi
hubungan antarpersonal dan pekerjaan dimana pembicaraan dalam
pertemuan formal maupun informal dalam hal tukar pikiran mengenai
pekerjaan tim. Dengan pertemuan face to face ini, tiap anggota bebas
dan terbuka menyampaikan gagasan dan ide satu sama lainnya.
3
Mujaini
Metode komunikasi horisontal dilakukan melalui kegiatan informal
(Staff Divisi dalam tim humas yang dilakukan setiap akhir pekan, seperti nonton
Humas)
bersama dan makan bersama. Dimana kegiatan tersebut dilakukan
dengan tujuan agar anggota dapat saling bercerita mengenai masalah
pribadi dan juga masalah pekerjaan. Sehingga dapat memperkuat
hubungan antar anggota dalam tim.
4. Hasil pertanyaan penelitian keempat yaitu Cara pimpinan humas mengendalikan,
mengarahkan, mendorong, melibatkan, serta memberi ganjaran kepada bawahan atau
anggota divisi humas
Reduksi data - Cara pimpinan humas mengendalikan, mengarahkan, mendorong, melibatkan,
serta memberi ganjaran kepada bawahan atau anggota divisi humas
No
Narasumber
Hasil
1
Budi Prayitno
Bentuk pengawasan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan
(Kepala Divisi
kerja dengan memberi kebebasan kepada bawahan, selama tidak
Humas)
melanggar peraturan maka hal apapun akan didukung guna
mengembangkan kreatifitas bawahan. Pimpinan memperkenankan
bawahan berkomunikasi dengan anggota unit lain, bila hal itu positif
untuk bawahannya. Metode untuk memberi intruksi melalui google
talk, tatap muka dan forum rapat. Pimpinan lebih menyukai tatap muka
karena daya serap setiap bawahannya berbeda-beda sehingga pimpinan
menyesuaikan pada pribadi bawahannya. Motivasi oleh pimpinan
dalam bentuk dukungan, kepercayaan, dan secara verbal pimpinan
menyatakan “baik atau buruk harus berjuang bersama-sama”. Dalam
membuat keputusan pimpinan menghargai ide dan kritik, dan selalu
dilakukan dengan mengumpilkan pendapat dari bawahan. Pimpinan
dapat memposisikan diri sejajar dengan bawahan saat berbincangbincang secara informal.
2
Rahma
Setyaningsih
(Staff Divisi
Humas)
Pengawasan melalui rapat monitoring satu kali dalam satu minggu
untuk membahas mengenai hambatan bawahan dalam pelaksanaan
tugas dan. Pemberian arahan pimpinan kepada bawahan dilakukan
melalui tatap muka atau tertulis yakni melalui lembar disposisi.
Bimbingan dilakukan pimpinan dalam bentuk mitigasi resiko, dimana
bawahan dipersilahkan meginformasikan hambatan yang dihadapi,
kemudian pimpinan mencari jalan keluar seperti action, pembuatan
kebijakan atau koordinasi dengan unit lain. Dalam pembuatan
keputusan, pimpinan amat terbuka akan saran dan gagasan dari
pimpinan dijadikan dasar pembuatan kebijakan. Penghargaan diberikan
pimpinan kepada bawahan secara verbal melalui pujian dan financial
melalui honorarium kepada bawahan yang berprestasi.
3
Putu Chandra
(Staff Divisi
Humas)
Pengawasan pimpinan kepada bawahan dilakukan dengan mengecek
tugas secara berkala, dua hari sebelum deadline. Pimpinan memberi
kebebasan berkreasi pada bawahan dalam melaksanakan tugas, dan
jika sudah selesai baru dilaporkan untuk kemudian diberikan saran
perbaikan. Di awal, pimpinan tidak menentukan batasan-batasan.
Pemberian arahan dilakukan secara tatap muka, didukung oleh jarak
ruangan yang dekat. Motivasi dilakukan oleh pimpinan dengan
memberikan ilmu atau mengformasikan materi mengenai konsep
management kepada bawahan. Dalam pembuatan keputusan, pimpinan
memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat – pendapat
dari bawahan. Pembuatan keputuasan melalui suara terbanyak dari
bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Komunikasi yang terjadi
pada unit humas terbuka, supel. Pimpinan mengetahui bagaimana
memposisikan diri secara vertikal dan horizontal, sehingga bawahan
juga dapat memposisikan diri dan tahu waktu kapan seharusnya serius
4
Mujaini (Staff
Divisi Humas)
bekerja dan berbicang-bincang informal. Penghargaan dari pimpinan
dalam bentuk apresiasi kinerka baik dari bawahan yaitu berupa
gathering atau mengajak makan bersama, pimpinan memberikan pujian
langsung, tatap muka dan melalui sosial media. Contohnya: setelah
event membuat ucapan terima kasih pada sosial media atau datang
langsung ke ruangan bawahan untuk memberikan pujian.
Pengawasan dilakukan secara tatap muka, pimpinan mendatangi
bawahan secara langsung untuk menanyakan pencapaian kerja sejauh
apa. Dalam penyampaian arahan pimpinan lebih sering secara langsung
karena didukung jarak ruangan yang dekat. Selain tatap muka,
pengawasan juga dilakukan melalui google talk. Pimpinan memberikan
kebebasan kepada bawahan untuk berkomunikasi dan berkreasi dalam
pelaksanaan tugas selama tidak melanggar peraturan dan disiplin
pegawai seperti tindakan korupsi dan nepotisme. Bimbingan diberikan
pimpinan kepada bawahan apabila tugas yang diberikan kepada
bawahan merupakan hal yang baru. Pimpinan sangat mempercayai
kemampuan bawahan karena hal itu dianggap dapat mengembangkan
kreatifitas setiap bawahan dalam divisi humas. Dalam pengambilan
keputusan, pimpinan dan bawahan membahas melalui sudut pandang
pimpinan dan bawahan. Apresiasi atas kinerja yang baik dilakukan
pimpinan dalam bentuk makan siang bersama.
Pembahasan pada hasil penelitian menggunakan teori komunikasi organisasi yakni teori sistem
sosial Katz dan Kahn yang mendekatkan sistem pada sistem dan komunikasi terbuka dalam
organisasi, dan analisis mengenai jenis informasi vertikal menggunakan konsep yang
dikemukakan Katz dan Kahn dalam (Pace dan Faules, 2010), analisis mengenai komunikasi dari
bawahan kepada atasan dengan menggunakan konsep dari Ronald Adler dan George.
Selanjutnya analisis mengenai fungsi komunikasi horisontal menggunakan konsep yang
dikemukakan Pace dan Faules. Kemudian analisis mengenai gaya kepemimpinan kepala divisi
humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan menggunakan teori empat sistem gaya
kepemimpinan yang dikemukakan likert, dan hasilnya gaya kepemimpinan partisipatif.
Informasi berjalan ke segala arah, komunikasi secara formal dan informal. Pimpinan mendukung
integritas pribadi dan kelompok secara bersama-sama melalui kebebasan berkreasi,
berkomunikasi , dan menjamin integrasi tujuan pribadi dan tujuan organisasi yang sebenarnya.
Selain itu analisis teori kepribadian perilaku menunjukkan bahwa pimpinan berorientasi pada
bawahan. Memberi dukungan penuh dan pengambilan keputusan berorientasi pada bawahan,
serta untuk melihat bagaimana sifat pimpinan ketika mengambil keputusan, menggunakan teori
kontinum yang dikemukakan Tannenbaum dan Schmidt.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam menjawab fokus penelitian yaitu “Analisis Aliran Informasi Vertikal dan Horizontal
dalam Komunikasi Internal melalui Gaya Kepemimpinan periode Maret sampai dengan Juni
2014 pada Divisi Humas Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan”, disimpulkan bahwa :
1. Jenis informasi vertikal yang disampaikan berupa informasi mengenai arahan yakni penentuan
PIC(Person in Charge) berdasarkan kompetensi dan kenyamanan bawahan, informasi mengenai
kebijakan, kinerja dan penilaian perilaku, informasi mengembangkan rasa memiliki tugas dan
informasi dari bawahan kepada atasan berupa keluhan, saran, laporan capaian kerja dan
pendapat.
2. Fungsi komunikasi horisontal diantaranya untuk koordinasi penugasan kerja tim, berbagi ide dan
gagasan program, menengahi perbedaan pendapat dan menumbuhkan dukungan antar personal.
3. Metode komunikasi horisontal yang digunakan terbagi atas formal dan informal. Formal yaitu
melalui rapat dan diskusi tim dan informal yaitu berupa komunikasi informal dimana pimpinan
memperkenankan bawahan untuk berkomunikasi secara informal diruang kerja secara langsung
dan melalui google talk. Selain itu, kegiatan informal tim seperti makan siang atau nonton
bersama selalu dilakukan setiap akhir pekan untuk meningkatkan hubungan tim.
4. Gaya Kepemimpinan kepala humas jika dikaitkan dengan teori kepemimpinan 4 sistem Likert,
yaitu gaya kepemimpinan partisipatif, mendorong partisipasi nyata pegawai, informasi berjalan
ke segala arah, setiap orang berkomunikasi terbuka dan berterus terang serta sistem komunikasi
formal dan informal identik. Pimpinan melakukan pengawasan melalui rapat monitoring satu
kali dalam satu minggu guna memberi bimbingan, motivasi dan membahas hambatan-hambatan
bawahan nya dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan mitigasi resiko berupa action dan
kebijakan, kebebasan berkreasi diberikan pada bawahan selama tidak melanggar integritas dan
disiplin pegawai. Arahan disampaikan secara tatap muka, disposisi (surat perintah) atau google
talk.
Dalam membuat keputusan, pimpinan memberi solusi sementara, selanjutnya meminta pendapat
dari bawahan. Suara terbanyak dari bawahan untuk mendapat keputusan akhir. Orientasi
pimpinan adalah kepada bawahan. Penghargaan diberikan pimpinan dalam bentuk verbal berupa
pujian, gathering dan honorarium kepada pegawai berprestasi, dan ikut terjun langsung dalam
tugas bawahan. Adapun saran diantaranya, saran akademis yakni dengan adanya hasil
penelitian ini, akan lebih baik jika ada peneliti lainnya yang melakukan penelitian dengan topik
yang sama, mengembangkan dengan teori komunikasi organisasi lain yang tidak digunakan
dalam penelitian ini, sehingga menjadi lebih kaya dalam memberi kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai komunikasi organisasi. Kemudian saran praktis
yaitu pada subbagian humas, rapat yang dilakukan satu mingu satu kali untuk monitoring
kendala-kendala, keluhan dan progress pekerjaan dipandang amat membantu bawahan dalam
melaksanakan tugas. Namun, akan lebih baik lagi jika ada program pertemuan formal setiap hari
seperti sharing pagi, dimana seluruh anggota tim humas dan kepala subbagian humas hadir, dan
saling berkomunikasi, bertukar informasi-informasi yang baru, sehingga jika ada salah satu
anggota yang belum mengetahui ada informasi terkini atau baru, baik mengenai masalah
pekerjaan ataupun perkembangan organisasi dapat segera mengetahui dengan adanya program
tersebut. Jadi, informasi lebih menyebar secara merata dan menyeluruh. Serta saran untuk
masyarakat umum yakni dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat
umum untuk dapat melihat pentingnya peran humas pemerintah tidak hanya secara eksternal
yaitu untuk masyarakat, tetapi juga secara internal. Unit humas pemerintah juga harus
mendukung aliran informasi dalam unit tersebut berjalan lancar di dukung oleh gaya
kepimpinan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin mencerminkan bagaimana pemimpin
tersebut mengarahkan, mengawasi, memberi bimbingan, memberi informasi mengenai pekerjaan
juga memberi dukungan dan penghargaan kepada bawahan. Hal-hal tersebut mendorong
bawahan dalam berkreasi juga melaksanakan tugas, dimana pada ahirnya hasil kerja yang baik
dari anggota tim humas pemerintah ini juga akan dirasakan juga oleh masyarakat umum.
REFERENSI
Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung, Indonesia:
Simbiosa Rekatama Media.
Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta, Indonesia:
Rineka Cipta.
Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, Indonesia: Kencana
Prenada Media Group.
Pace, W. R., & Faules, D. F. (2010). Komunikasi Organisasi : Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (D.Mulyana, Penyunt.) Bandung,
Indonesia: PT Remaja Rosdakarya.
Jurnal :
Azis., Hariyati. Mei 2012. “The Role Of Leadership in Bureaucracy Reform”. International
Journal
of
Administrative
Science
&
Organization”.
Volume
19,
No.2,
http://journal.ui.ac.id/home/, 24 April 2014
Tariszka., Semegine. phD, Juli 2013, “Organizational Internal Communication As A Means Of
Improving Efficiency”. European Scientific Journal. Volume 8, No. 15, www.proquest.com, 30
Maret 2014.
RIWAYAT PENULIS
Syarifah Alia, lahir di Kota Bumi pada tanggal 4 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran pada tahun 2014.
Download