Pengalaman Ibu pada Periode Intranatal dengan Ketuban Pecah

advertisement
5
BAB II
Tinjauan pustaka
2.1 Pengalaman
Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan
beberapa experiece itu sendiri yaitu pengalaman adalah tempat belajar
yang bagus, tetapi bayarannya tinggi. pengalaman bukanlah sesuatu
yang terjadi kepada anda, pengalaman adalah tindakan yang anda
lakukan
ketika
sesuatu
terjadi
kepada
anda
(Aldous
Huxley),
pengalaman adalah seorang guru yang keras, pengalaman memberikan
kita ujian terlebih dahulu, baru kemudian pelajarannya (hernon Law) ,
apa yang harus kita pelajari untuk dilakukan, akan kita pelajari melalui
tindakan secara langsung (Aristotles) dan pengalaman adalah nama
yang diberikan oleh setiap orang untuk setiap kesalahan yang mereka
lakukan (Oscar Wilde).
Pengalaman
adalah
guru
yang
terbaik.
Salah
satu
pengalaman yang terbaik adalah memberikan kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang akhirnya belum tentu benar. Pengalaman yang
lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih (Christ, 1993).
Pengalaman berasal dari kata dasar “Alami” yang mempunyai arti yaitu
mengalami,
menemui,
mengarungi
menghadapi,
menyeberangi,
menyelami, menanggung, mendapat, menikmati dan merasakan.
(Endarmoko, 2006).
6
Menurut Paul B.Horton, pengalaman mengandung pengertian
bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang
persis satu sama lainnya dan tidak seorang pun mempunyai latar
belakang pengalaman yang sama.Pengalaman tidak lepas dari keadaan
lingkungan sekitar, pengalaman dipengaruhi oleh pendidikan dan
lingkungan sosial secara umum, juga sering kali dipandang bersifat
subjektif karena terjadi perbedaan tahan antara subjek dan objek yang
dipandang (Sarwono, 1998).
2.2 Intranatal
2.2.1
Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai denganadanya
kontraksi uterusyang menyebabkan terjadinyadilatasi progresif dari
serviks, kelahiran bayi, dankelahiran plasenta, dan proses tersebut
merupakann proses alamiah (Rohani, 2011).
2.2.2
Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan yaitu :
Manuaba (2008), menjelaskan teori-teori yang menyebabkan
persalinan yaitu :
a. Teori Penurunan Hormone
Satu sampai dua minggu sebelum portus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
7
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta
turunnya
yang
sudah
kadarestrogen
tua
dan
akan
menyebabkan
progesteron
yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori dissensi Rahim
Rahim
yang
menjadi
besar
dan
merenggang
menyebabkan iskemia otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi uterus-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fcexus
frankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan tekan,
misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Induksi partus Yaitu dengan jalan Gangan laminaria,
Amniotomi, Oksitosin drips.
2.2.3
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Yaitu:
a. Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kontraksi
uterusadalah.
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama
kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan
8
derajat
kontraktilitas
uterus,
sedikitnya
terjadi
karena
estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel
otot polos uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun
progesteron
disekresikan
dalam
jumlah
yang
secara
progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai
kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus
meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan
atau mungkin sedikit menurun.Oleh karena itu, diduga bahwa
rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat
menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan
sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh Oksitosin Pada Uterus
Oksitosin
disekresikan
oleh
merupakan
neurohipofise
suatu
yang
hormon
secara
yang
khusus
sehingga menyebabkan kontraksi.
2.2.4Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut:
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
9
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi lemah uterus, kadang disebut false labor pains
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
2.2.5 Tanda-tanda Inpartum
Tanda-tanda inpartu adalah Rasa sakit oleh adanya his
yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.Keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil
pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya. Saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan
serviks mendatar dan penmbukaan telah ada.
2.2.6 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
a) Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His
adalah
persalinan.Pada
kontraksi
waktu
otot-otot
kontraksi
rahim
pada
otot-otot
rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
b. Faktor janin
Faktor janin Janin pada usia kehamilan 36
minggu sudah masuk PAP, Placenta dan Cairan
10
amnion yang mulai dihasilkan usiakehamilan 10-36
minggu dengan jumlah normal1000 cc.
c. Faktor jalan lahir
Faktor jalan lahir yaitu Panggul, Otot-otot
dasar panggulUterus.
2.2.7 Tahap Persalinan
a. Kala I (kala pembukaan)
In partum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka
(dilatasi)
dan
mendatar
(effacement).Darah
berasal
dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda
dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat,
Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm,
Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur
darah, Sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah
menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:
1. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7–8 jam
2. Fase aktif: berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub
fase yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dengan
pembukaan 4 cm, periode dilatasi maksimal (steady) selama
11
2 jam berlangsung cepat 9 cm dan periode deselarasi
berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm atau lengkap.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan
lebih lama kira-kira 2 – 3 menit sekali.Kepala janin telah turun
masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otototot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengendan.Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti
mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.Pada waktu
his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ 2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini
adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulua dan anus
membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala
telah turun didasar panggul.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Urin)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam
waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
12
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan
dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 mnt setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan
anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara fisik setelah
melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama
satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan
perineum.Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100–
300cc,
bila
perdarahan
diatas
500cc
maka
dianggap
patologi.Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan
belum boleh dipindahkan kekamarnya.
2.3Ketuban Pecah Dini
2.3.1 Pengertian
KPD merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan
dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas
13
dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.KPD
didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 810%
perempuan
hamil
aterm
akan
mengalami
KPD
(Sarwono,2008).
KPD
disebabkan
oleh
karena
berkurangnya
kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua
faktor tersebut.Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks Selain
itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut:
a.
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia
serviks
adalah
istilah
untuk
menyebutkan kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim
(serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu
menahan desakan janin yang semakin besar.
serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata,
disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau
merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang
memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan
nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau
14
awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan
robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi
(Manuaba, 2002).
b.
Peningkatan tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah
dini, Misalnya:
1. Trauma: Hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
amniosintesis
2. Gemelli:Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan
dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi
distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan
adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini
terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih
besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil
sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan
sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan
mudah pecah (Saifudin. 2002).
3. Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000
gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan
distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah
sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan
15
selaput ketuban menjadi teregang tipis, dan kekuatan
membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput
ketuban mudah pecah (Winkjosastro, 2006).
4. Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan
amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan
dalam jumlah yang sangat banyak Hidramnion kronis
adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi
secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume
tersebut
meningkat
tiba-tiba
dan
uterus
akan
mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari
saja.
c. Kelainan letak janin dan rahim: letak sungsang, letak lintang.
d. Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum
masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
e. Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya
disebabkan oleh penyebaran organism vagina ke atas. Dua
faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput
ketuban lebih dari 24 jam dan persalinan lama.
f. Penyakit Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput
ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
16
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik
sehingga memudahkan ketuban pecah.
g. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah,
kelainan genetik).
h. Riwayat KPD sebelumya dan Kelainan atau kerusakan selaput
ketuban.
I. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu.
2.3.3 Tanda dan gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban
merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan
tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna
darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau
berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
17
2.4 Kerangka Konsep
KPD terdiri dari faktor bayi, ibu dan keadan sosial ekonomi. Faktor
bayi terdiri dari:
1. Gemeli.
Gemeli adalah Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan
dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi
uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya
ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena
jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung
(selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah
tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput
ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin, 2002).
2. Malposisi atau malpresentasi janin
Malposisi atau malpresentasi janin adalah posisi janin
sebelum keluar atau berada di PAP.
Sedangkan faktor penyebab KPD dari ibu yaitu:
1. Paritas.
Paritas
adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo
18
(2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara
dan grandemultipara.
2. Anemia
Anemia
Haemoglobin
adalah
(HB)
kondisi
dalam
darah
ibu
dengan
kurang
dari
kadar
12gr
(wiknjosastro, 2002).
3. Faktor merokok
Faktor merokok atau kebiasaan merokok saat sebelum hamil
sampai saat hamil.
4. Riwayat KPD
Riwayat KPD atau sudah melahirkan sebelumnya dengan
Kasus KPD.
5. Serviks yang inkompen
Serviks yang inkompen atau suatu kondisi dimana mulut
rahim
mengalami pembukaan dan penipisan sebelum
waktunya.
6. Faktor turunan atau faktor dari keluarga yang juga memiliki
riwayat KPD.
Faktor lain yang juga menyebabkan KPD adalah Keadaan sosial
ekonomi karena faktor ekonomi kurang sehingga menyebabkan ibu tidak
melakukan perawatan saat hamil dan juga Faktor psikologis. Adapun faktor
psikologis yang
menyebabkan pecahnya ketuban misalnya trauma
hubungan seksual. Hubungan intim yang tidak wajar (disertai kekerasan
19
dan posisi yang tidak lazim) mengakibatkan trauma pada ibu hamil.
Terlebih lagi jika sampai terjadi pendarahan pada vagina.
KPD merupakan masalah penting karena kasus KPD sangat
berpengaruh terhadap proses persalinan ibu dan janin. Seorang ibu yang
mengalami KPD akan sangat cemas dan takut terjadi sesuatu hal baik
kepada ibu sendiri , bayi ataupun kedua nya. Hal ini merupakan
pengalaman hidup yang sangat berarti dalam menjalani proses persalinan
saat mengalami KPD.
20
Faktor Bayi
1. Gemeli
2. malposisi atau
malpresentasi Janin
Ketuban
Pecah Dini
Faktor Ibu
1. Paritas
2. Anemia
3. Perilaku Merokok
4. Riwayat KPD
5. Serviks yang
inkompeten
6. faktor turunan
7. infeksi
Keadaan sosial ekonomi
8. usia
9. riwayat hubungan sex
baru-baru ini
10.asma
Gambar 1
kerangka konsep
Sumber : Morgan (2009), Manuaba (2009), Getahun D, Ananth
(2007), Helen (2003) , stuart & sundeen (1998).
Download