GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN

advertisement
GAMBARAN PENERAPAN TINDAKAN KESELAMATAN PASIEN
OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD TUGUREJO SEMARANG
Sukiman*), Eko Susilo**), Puji Pranowowati***)
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk pasien selain tuntutan perawat
yang profesional, kinerja perawat harus cepat, tepat, akurat dan harus mengedepankan aspek
keselamatan pasien untuk meminimalisir angka KTD. Dari observasi peneliti masih banyak
perawat di ruang IGD dalam melakukan tindakan medis tidak memperhatikan unsur
keselamtan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran penerapan tindakan
keselamatan pasien oleh perawat di ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang.
Desain penelitian menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang IGD RSUD Tugurejo
Semarang. Penentuan jumlah sampel menggunakan metiode Total Sampling yaitu sebanyak
30 perawat. Alat ukur penelitian ini berupa lembar kuesioner tentang enam sasaran penerapan
tindakan keselamatan pasien yang dianalisis secara univariat dan ditampilkan dalam distribusi
frekuensi.
Hasil penelitian sebagian besar responden berada pada kategori penerapan tindakan
keselamatan pasien baik sebanyak 16 responden (53%) dengan rincian sebagai berikut:
ketepatan identifikasi pasien kategori baik 30 responden (100%), peningkatan komunikasi
yang efektif kategori baik 18 responden (60%), peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai kategori baik 25 responden (83%), kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien operasi kategori baik 30 responden (100%), pengurangan resiko infeksi kategori baik
30 responden (100%), pengurangan resiko jatuh kategori baik 18 (60%).
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi perawat yang bekerja di RSUD Tugurejo
Semarang yang masih tidak dapat menerapkan komunikasi yang efektif dengan pasien
maupun sesama tenaga medis, menyimpan obat-obatan yang perlu diwaspadai pada
tempatnya, dan pengurangan resiko jatuh secara baik untuk dapat mengevaluasi diri dalam
memberikan pelayanan yang baik kepada pasien untuk meminimalisir KTD.
Kata kunci : Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
ABSTRACT
Emergency as one entrance patients besides demands nurses professional , nurses to be
quick performance , right , accurate and must prioritize on the patient safety to minimize the
number of ktd. Researchers from observation still many nurses in emergency rooms in the act
of medical do not paying attention to the element of patient safety. The purpose of research to
know picture the application of the act of patient safety by nurses in emergency rooms rsud
tugurejo semarang .
Design the research uses descriptive with the approach cross sectional. The population
of the research is all nurse who work in emergency rooms tugurejo semarang hospital. The
determination of the total sample using metode sampling namely total as many as 30 nurse.
Measuring instrument this research in the form of a questionnaire about sheets six targets the
application of the act of patient safety analyzed in univariat and displayed in a frequency
distribution.
The research results most respondents are in the category the application of the act of
patient safety good as many as 16 respondents ( 53 % ) with details as follows : The accuracy
of identification patients good category 30 respondents ( 100 % ) , the communication that
effective good category 18 respondents ( 60 % ) , improved security drug needed to be alert
good category 25 respondents ( 83 % ) , certainty exact location , proper procedures , and
precise surgery patients good category 30 respondents ( 100 % ) , reduced risk of infection
good category 30 respondents ( 100 % ) , reduced risk fall good category 18 ( 60 % )
Based on the results of research is expected for nurse who work in rsud tugurejo
semarang who still cannot apply communication effective with a patient and other medical
workes, hold medicines that need to be alert in place, and risk reduction fall a good to be
evaluating my self in provide good service to thepatient to minimize ktd.
Keywords : Application of Patient’s Safety Action
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelayanan keperawatan berperan
penting dalam penyelenggaraan upaya
menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Salah satu pelayanan
kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat adalah dengan adanya
pelayanan Instalasi Gawat Darurat yang
ada di Rumah sakit. Instalasi gawat darurat
merupakan salah satu unit yang
memberikan pelayanan terbaik kepada
penderita gawat darurat dan merupakan
bagian dari rangkaian yang perlu di
organisir. Pelayanan kesehatan dan
keperawatan yakni instalasi gawat darurat
ini
harus
dikembangkan
dengan
memperhatikan dua aspek yaitu: sistem
rujukan penderita gawat darurat dan beban
2
kerja dalam menanggulangi penderita
gawat darurat (Depkes RI, 2006).
Seiring dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kualitas maka diperlukan peningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan
yang
berorientasi pada tindakan keselamatan
pasien
(patient
safety).
Tindakan
keselamatan pasien adalah menerapkan 6
sasaran keselamatan pasien sesuai
permenkes Republik Indonesia Nomor
1691/ Menkes/ per/ VIII/2011 dengan
prosedur yang tepat dan benar. Dalam
meningkatkan tindakan keselamatan pasien
yang berpatokan pada 6 sasaran
keselamatan di ruang gawat darurat harus
ada upaya berupa peran dari petugas
kesehatan itu sendiri, seperti peran dokter
dan perawat yang aktif dan tanggap dalam
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
memberikan pelayanan terbaik kepada
penderita gawat darurat tersebut.
Perawat bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang
salah satunya adalah tentang keselamatan
penderita gawat darurat baik yang bersifat
sederhana sampai dengan yang kompleks.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/Menkes/per/VIII/
2011 menerbitkan peraturan tentang
sasaran keselamatan pasien di rumah sakit
yang antara lain: Ketepatan identifikasi
pasien; Peningkatan komunikasi yang
efektif; Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high allert); Kepastian
tepat lokasi, tepatprosedur, tepat pasien
operasi; Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan dan pengurangan
resiko pasien jatuh. Pemilihan 6 sasaran
keselamatan pasien tersebut dalam
penelitian ini atas dasar ada kesesuaian
dengan SOP Patient Safety yang
diterapkan RSUD Tugurejo Semarang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh calon peneliti pada 6 orang
perawat di ruang IGD RSUD Tugurejo
Semarang pada Desember 2015 tentang
tindakan keselamatan yang diberikan oleh
perawat yang merujuk pada sasaran
keselamatan pasien saat melakukan
pelayanan keperawatan. Pertama, tentang
ketetapan identifikasi identitas pasien
diketahui bahwa 4 orang perawat
mengatakan
melakukan
identifikasi
identitas pasien saat melakukan tindakan
dan 2 orang perawat lainnya mengatakan
tidak memperhatikan identitas pasien.
Kedua, tentang peningkatan komunikasi
yang efektif diketahui bahwa 2 orang
perawat mengatakan dirinya melakukan
komunikasi
saat
tindakan
dengan
memberikan penjelasan mengenai tindakan
yang dilakukan kepada pasien dan 4 orang
perawat lainnya mengatakan dirinya
langsung melakukan tindakan tanpa
terlebih dahulu memberikan penjelasan
mengenai tindakan yang dilakukan.
Ketiga, tentang peningkatan keamanan
obat yang perlu diwaspadai diketahui
bahwa 2 orang perawat mengatakan selalu
memperhatikan
nama
obat
dan
memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai obat yang diberikan dan 4 orang
perawat lainnya mengatakan tidak
memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai obat yang diberikan.
Rumusan Masalah
“Bagaimanakah gambaran penerapan
tindakan keselamatan pasien oleh perawat
di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang?
Tujuan Penelitian
Mengetahui
gambaran
umum
penerapan tindakan keselamatan pasien
oleh perawat di Ruang IGD RSUD
Tugurejo Semarang.
Manfaat Penelitian
Bagi pelayanan kesehatan, sebagai
bahan masukan, acuan dan pertimbangan
terkait penerapan tindakan keselamatan
pasien di IGD, dalam upaya meningkatkan
mutu
pelayanan
khususnya
pada
pelaksanaan patient safety.
Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan dalam
program budaya keselamatan pasien dalam
pengembangan
ilmu
keperawatan
khususunya penerapan keselamatan pasien
di rumah sakit, pelatihan sumber daya
manusia
(SDM)
keperawatan
dan
monitoring/evaluasi program keselamatan
pasien.
Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan data sebagai literatur
dalam
pengembangan
penelitian
selanjutnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yang artinya
pengumpulan data untuk variabel dan sub
variabel penelitian dilakukan pada satu
waktu yang bersamaan.
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
3
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Ruang IGD
RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal
22-23 Januari 2016.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh perawat yang bertugas di Ruang
IGD RSUD Tugurejo Semarang yang
berjumlah 30 orang.
Sampel
Adapun sampel pada penelitian ini
adalah populasi perawat yang bertugas di
Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
jumlahnya sebanyak 30 orang yang
diambil secara non probabilitas (non
probability
sampling)
menggunakan
metode total sampling.
Pengumpulan Data
Data primer
Data primer dalam penalian ini
diambil secara langsung mencakup
karakteristik
responden,
ketepatan
identifikasi
pasien,
peningkatan
komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai,
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi, pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan, pengurangan
risiko pasien jatuh,
Data sekunder
Gambaran umum lokasi penelitian
yaitu RSUD Tugurejo Semarang, dengan
instrumen penelitian yang digunakan yaitu
kuesioner.
Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan
analisis univariat dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap-tiap
variabel penelitian.
HASIL PENELITIAN
Gambaran
Penerapan
Tindakan
Keselamatan Pasien secara umum
Tabel 1
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Penerapan Tindakan
No
f
%
Keselamatan Pasien
1
Baik
16
53
2
Kurang
14
47
Jumlah
30
100
Ketepatan Identifikasi Pasien
Tabel 2
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan
No
f
%
Identifikasi Pasien
1
Baik
30
100
2
Kurang
0
0
Jumlah
30
100
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Tabel 3
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Peningkatan
No
f
%
Komunikasi Efektif
1
Baik
18
60
2
Kurang
12
40
Jumlah
30
100
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu
Diwaspadai
Tabel 4
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu
Diwaspadai
Peningkatan
No Keamanan Obat yang
f
%
Perlu Diwaspadai
1
Baik
25
83
2
Kurang
5
17
Jumlah
30
100
Tepat Lokasi, Prosedur, dan Pasien
Operasi
Tabel 5
DistribusiRespondenBerdasarkanKepastian
Tepat Lokasi, Prosedur, dan Pasien Operasi
No Tepat Lokasi, Prosedur,
4
f
%
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
Pasien Operasi
1
2
Baik
Kurang
30
0
30
Jumlah
100
0
100
Pengurangan Resiko Infeksi
Tabel 6
Distribusi
Responden
Pengurangan Resiko Infeksi
Pengurangan Resiko
No
Infeksi
1
Baik
2
Kurang
Jumlah
Berdasarkan
f
%
30
0
30
100
0
100
Pengurangan Resiko Jatuh
Tabel 7
Distribusi
Responden
Pengurangan Resiko Jatuh
Pengurangan Resiko
No
Jatuh
1 Baik
2 Kurang
Jumlah
Berdasarkan
f
%
18
12
30
60
40
100
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Umur
Tabel 8
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Umur Responden
Umur
Responden
(Tahun)
21-30
31-40
Total
Penerapan Tindakan
Keselamatan Pasien
Baik
Kurang
f
%
f
%
9
30 11 37
7
23
3
10
16 53 14 47
Total
f
20
10
30
%
67
33
100
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 9
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Penerapan Tindakan
Keselamatan Pasien
Baik
Kurang
f
%
f
%
Laki-Laki
4
13 10 34
Perempuan 12 40
4
13
Total
16 53 14 47
Total
Jenis
Kelamin
f
14
16
30
%
47
53
100
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 10
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan
Responden
Tingkat
Pendidikan
Responden
D3
S1
S1 Profesi
Total
Penerapan Tindakan
Keselamatan Pasien
Baik
Kurang
f
%
f
%
12
40 11
37
0
0
1
3
4
13
2
7
16
53 14
47
Total
f
%
16
14
53
47
30
100
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Berdasarkan Lama Kerja Responden
Tabel 11
Identifikasi
Penerapan
Tindakan
Keselamatan Pasien Berdasarkan Lama
Kerja Responden
Lama
Kerja
(Tahun)
1-6
7-15
Penerapan Tindakan
Keselamatan Pasien
Baik
Kurang
f
%
f
%
9
30 10 33
7
24
4
13
16 54 14 46
Total
f
19
11
30
%
63
37
100
PEMBAHASAN
Gambaran
Penerapan
Tindakan
Keselamatan Pasien
Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien
Perawat yang sering melaksanakan
penerapan tindakan keselamatan pasien
secara baik adalah perawat yang berjenis
kelamin perempuan dan berumur 21-40
tahun. Dari hasil penelitian diperoleh data
bahwa responden yang menerapkan
tindakan keselamatan pasien secara baik
sebagian
besar
berjenis
kelamin
perempuan sebanyak 12 responden (40%)
dan memiliki umur 21-40 tahun sebanyak
16 responden (53%). Angka tersebut
menunjukan bahwa perawat yang memiliki
jensi kelamin perempuan dan memiliki
umur lebih tua akan mampu menerapkan
tindakaan keselamatan pasien secara baik.
Tindakan keselamatan pasien yang
jarang dilakukan perawat di IGD RSUD
Tugurejo
Semarang
antara
lain,
komunikasi yang kurang efektif saat
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
5
menerima operan pasien sesama perawat,
tidak menjelaskan kepada pesawat
mengenai tindakan medis yang akan
dilaksankan, penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai tidak pada tempatnya, tidak
memasang stickker “fallrisk” di gelang
identitas pasien, dan tidak memasang
bedside ril pada tempat tidur pasien.
Penerapan tindakan keselamatan pasien
oleh perawat dengan kategori kurang harus
dimonitor dan dievaluasi agar kinerja
dalam menerapkan sasaran keselamatan
pasien meningkat dengan baik. RSUD
Tugurejo setiap hari mensosialisasikan
tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan keselamatan pasien seperti
mensosialisasikan gerakan cuci tangan
yang benar.
Ketepatan Identifikasi Pasien
Jika dilihat dari keseluruhan jawaban
responden berdasarkan pada aspek yang
diukur dan sesuai dengan kategori
jawaban, dapat dikatakan rata-rata perawat
IGD rumah sakit Tugurejo melakukan
identifikasi kebenaran identitas pasien dan
melakukan identifikasi sebelum tindakan
dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
keselamatan pasien sangat penting
dilakukan, segala upaya telah di lakukan
termasuk mengidentifikasi pasien secara
benar sesuai dengan standar operasional
prosedur. Hasil penelitian juga didukung
karena rumah sakit membuat aturan bahwa
100% perawat harus melaksanakan
identifikasi pasien secara tepat.
Potter & Perry (2005), menjelaskan
ketepatan identifikasi pasien merupakan
komponen penting dalam pelayanan
kesehatan
untuk
pencegahan
penyakit/resiko
terhadap
penyakit.
Pencegahan penyakit adalah suatu bentuk
pelayanan yang akan membantu klien dan
keluarga menurunkan faktor resiko
terhadap penyakit sehingga keselamatan
klien
dapat
tepenuhi.
Ketepatan
identifikasi pasien sangat penting karena
merupakan salah satu sasaran yang
terdapat dalam Standar Akreditasi Rumah
Sakit Tugurejo Semarang dan sebagai alat
6
untuk memastikan individu yang akan
mendapatkapan
pelayanan
kesehatan
sehingga mengurangi potensi risiko yang
dapat membahayakan keselamatan pasien.
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Identifkasi peningkatan komunikasi
yang efektif dilakukan pada 30 responden
di ruang UGD rumah sakit Tugurejo
berdasarkan pada aspek keakuratan dalam
melihat hasil pemeriksaan pasien ketika
berkomunikasi dengan perawat lainnya
saat operan dan keakuratan komunikasi
pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Dari
hasil
penelitian
menunjukkan ada 18 perawat (60%)
melakukan komunikasi efektif pada pasien
dan tenaga medis lainnya secara baik dan
sebanyak 12 perawat (40%) kurang
menerapkan kemunikasi yang efektif.
Berdasarkan
distribusi
jawaban
responden secara keseluruhan didapatkan
kesimpulan bahwa rata-rata perawat ruang
IGD rumah sakit Tugurejo menerapkan
komunikasi yang efektif pada pasien. Hal
tersebut didukung juga karena di RSUD
Tugurejo Semarang sudah menerapkan
SOP bahwa 90% perawat harus
memperhatikan komunikasi yang efektif
dalam melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien dan sebagian besar perawat
yang bekerja di Ruang IGD RSUD
Tugurejo Semarang berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 16 responden
(53%). Hal ini disebabkan karena
perempuan lebih cenderung untuk senang
berkomunikasi dengan orang lain termasuk
dalam hal ini adalah pasien.
Hal ini didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Meliyana
Handayani tentang Determinan Kepatuhan
Perawat Di Ruangan Rawat Inap Rumah
Sakit Stella Maris Makasar yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara jenis kelamin
perawat
dengan
kepatuhan
dalam
penerapan
patient
safety.
Hasil
menunjukan bahwa yang menerapkan
patient safety secara efektif adalah perawat
yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
disebabkan karena perempuan lebih
bersedia untuk mematuhi kebijakan yang
sudah ditentukan. Dlaam hal ini
komunikasi efektif merupakan salah satu
kebijakan
Rumah
Sakit
untuk
meningkatkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang telah diberikan.
Keselamatan pasien di rumah sakit
menjadi bagian yang sangat penting dan
krusial, sehingga harus menjadi perhatian
khusus, hal tersebut tentunya harus
dilakukan berdasarkan dengan sistem yang
diterapkan rumah sakit dalam hal ini
RSUD
Tugurejo
Semarang
yaitu
komunikasi efektif. Penelitian Nilasari
(2010), menunjukkan ada peningkatan
bermakna pada komunikasi perawat
tentang keselamatan pasien (p= 0.00, α=
0.05). Tommy (2009), menjelaskan
komunikasi
yang
efektif
dapat
memberikan informasi kepada seseorng
mengenai suatu kondisi. Kondisi tersebut
meliputi situasi yang potensial pada
keadaan pasien, sehingga perawat tahu
bagaimana dan apa yang harus dilakukan
sehingga mencegah resiko pada pasien.
Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu
Diwaspadai
Keamanan obat merupakan hal yang
krusial, merupakan bagian yang perlu
menjadi perhatian dan diwaspadai.
Identifikasi peningkatan keamanan obat
dilakukan dengan hasil penelitian terhadap
30 responden di ruang IGD RSUD
Tugurejo Semarang yaitu perawat yang
menerapkan pengamanan untuk obatobatan yang perlu diwaspadai secara baik
sebayak 25 perawat (83%) dan 5 perawat
(17%) kurang menerapkan pengamanan
untuk obat-obatan.
RSUD Tugurejo Semarang telah
menetapkan kebijakan bahwa 100%
Perawat atau pun tenaga medis lainnya
harus menyimpan obat yang perlu
diwaspadai pada tempatnya. Akan tetapi,
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
bahwa beberapa perawat kadang-kadang
menerapkan pengamanan obat-obatan dan
sebagian perawat sering menerapkan
pengamanan obat-obatan yang perlu
diwaspadai. Tidak terlaksanya 100%
perawat melakukan penyimpanan obat
yang perlu diwaspadai secara tepat
disebabkan oleh tingkat pendidikan tenaga
perawat di Ruang IGD sebagian besar
berpendidikan D3 Keperawatan yaitu
sebanyak 23 responden (77%). Seorang
perawat yang berpendidikan rendah
cenderung memiliki pengetahuan yang
tidak terlalu luas mengenai akibat yang
terjadi jika obat disalahgunakan.
Tepat Lokasi, Prosedur, dan Pasien
Operasi
Adapun hasil penelitian terhadap 30
responden di ruang IGD RSUD Tugurejo
Semarang diperoleh hasil bahwa perawat
yang menerapkan tepat lokasi, prosedur,
pasien operasi untuk setiap tindakan medis
secara baik sebayak 30 perawat (100%).
Hal tersebut diidentifikasi berdasarkan
hasil distribusi jawaban responden
berdasarkan pengukuran beberapa aspek
yaitu pertama, memverifikasi lokasi,
prosedur, dan pasien yang benar sebelum
melakukan tindakan medis pembedahan
dan tindakan medis non pembedahan.
Kedua, meminta persetujuan pasien dan
keluarga sebelum melakukan tindakan
medis dan ketiga, memastikan kebenaran
semua dokumen , hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia sebelum mengambil
keputusan untuk tindakan medis. Dimana
terdapat 8 item pertanyaan berdasarkan
kategori tidak pernah, kadang-kadang,
sering dan selalu.
Hal tersebut menunjukkan rata-rata
perawat selalu menerapkan tepat lokasi
dan tepat prosedur untuk setiap tindakan
medis yang akan dilakukan. Hal ini sejalan
dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh
RSUD Tugurejo Semarang bahwa setiap
perawat yang akan melakukan tindakan
operasi minor di Ruang IGD 100% harus
memperhatikan ketepatan lokasi, prosedur
dan tepat pasien karena jika hal tersebut
tidak terlaksana sesuai prosedur akan
berakibat fatal pada pasien.
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
7
Pengurangan Resiko Infeksi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa dari 30 responden yang diteliti
seluruh perawat di Ruang IGD RSUD
Tugurejo
Semarang
menerapkan
pengurangan resiko infeksi dengan baik
sesuai prosedur sebanyak 30 responden
(100%).Hal
tersebut
diidentifikasi
berdasarkan hasil distribusi jawaban
responden
berdasarkan
pengukuran
beberapa aspek yaitu pertama, penerapan
pencegahan infeksi dan kedua pelaksanaan
dari kebijakan atau standar operasional
untuk pengurangan resiko infeksi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi
sesuai dengan kebijakan atau prosedur
merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan. Hal ini
merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan
kesehatan karena resiko terjadinya infeksi
biasanya dijumpai dalam semua bentuk
pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah
(bloodstream infections) dan pneumonia
(sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis) (Depkes, 2006). Hal hal yang
perlu diperhatikan didalam eliminasi
infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain
adalah cuci tangan (hand hygiene) yang
tepat, penggunaan alat pelindung tindakan
seperti sarung tangan, masker, dll,
pelaksanaan
pembuangan
sampah
infeksius dan non infeksius pada
tempatnya.
Pengurangan Resiko Jatuh
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa dari 30 responden yang diteliti
sebagian besar perawat di Ruang IGD
RSUD Tugurejo Semarang menerapkan
pengurangan resiko jatuh pasien dengan
baik sesuai prosedur sebanyak 18
responden
(60%).Hal
tersebut
diidentifikasi berdasarkan hasil distribusi
jawaban
responden
berdasarkan
pengukuran beberapa aspek yaitu pertama,
penerapan pencegahan infeksi dan kedua
8
pelaksanaan dari kebijakan atau standar
operasional untuk pengurangan resiko
infeksi.
Untuk meningkatkan budaya aman
pada pasien dengan resiko jatuh harus
dilakukan penandaan pasien resiko jatuh.
Tanda pasien risiko jatuh adalah tanda
yang dipasang pada tempat tidur pasien
yang berisiko jatuh saat di UGD. Pada
indikator pemasangan tanda pada pasien
risiko jatuh meliputi tanda risiko jatuh
dipasangkan begitu pasien dikaji berisiko
jatuh tidak dilaksanakan secara maksimal.
Beberapa perawat juga tidak selalu
menerapkan komunikasi efektif. Hasil ini
dipengaruhi juga karakkteristik perawat
yang bekerja di ruang IGD RSUD
Tugurejo Semarang yang sebagian besar
juga berjenis kelamin laki-laki sebanyak
14 perawat (47%). Teori psikologis
menjumpai bahwa laki-laki kurang
bersedia untuk mematuhi wewenang dan
kebijakan yang sudah ditetapkan.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan penelitian yang meliputi
penelitian dilaksanakan di sela-sela
kegiatan
responden
melaksanakan
tugasnya yaitu menangani pasien di Ruang
IGD. Hal ini menyebabkan data yang
diperoleh
dari
pembagian
lembar
kuesioner tidak begitu maksimal karena
sepenuhnya responden tidak terfokus pada
kuesioner yang diberikan, tetapi juga
memikirkan keadaan pasien yang dirawat.
Hal tersebut terjadi karena keterbatasan
waktu bagi setiap perawat yang bekerja di
Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh hasil
sebagian besar perawat melakukan
penerapan tindakan keselamatan pasien
secara baik sebanyak 16 responden (53%)
yang diikuti dengan hasil masing-masing
sub
variabel
penerapan
tindakan
keselamatan pasien berkontribusi secara
baik
juga
diantaranya
ketepatan
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
identifikasi pasien sebanyak 30 responden
(100%), peningkatan komunikasi yang
efektif sebanyak 18 responden (60%),
peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai sebanyak 25 responden (83%),
tepat lokasi, prosedur, dan pasien operasi
sebanyak
30
responden
(100%),
pengurangan resiko infeksi sebanyak 30
responden (100%), dan pengurangan
resiko jatuh sebanyak 18 responden (60%).
SARAN
Diharapkan kepada seluruh perawat di
RSUD
Tugurejo
Semarang
untuk
menerapkan tindakan keselamatan pasien
sesuai dengan sasaran keselamatan pasien
dan standar keselamatan pasien dengan
menggunakan langkah-langkah menuju
keselamatan pasien di rumah sakit
sehingga pasien akan merasa puas terhadap
layanan dengan mutu baik dan berorientasi
patient safety.
Manajemen rumah sakit diharapkan
selalu memberikan monitoring dan
evaluasi
terhadap
pelayanan
yang
dilakukan perawat khususnya dalam
penanganan patient safety dan memberikan
pelatihan patient safety bagi perawat baru
dan melakukan penyegaran pelatihan bagi
perawat lama, sosialisasi pelayanan
berbasis
peningkatan
mutu
dan
keselamatan pasien.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan
sebagai
literatur
dalam
pengembangan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aditama, T.Y. (2004). Manajemen
administrasi rumah sakit. Edisi 2.
Jakarta:
Penerbit
Universitas
Indonesia.
[2] Alimul A.Aziz Hidayat, 2004.
Pengantar
Konsep
Dasar
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba
Medika.
[3] Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur
penelitian suatu pendekatan praktik.
Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.
[4] Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
Keperawatan : Konsep dan aplikasi
kebutuhan dasar klien. Jakarta:
Salemba Medika.
[5] Dessler, G. (2003). Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi 10 Jilid
1. Jakarta: PT. Indeks.
[6] Depkes RI. (2006). Pedoman kusta
nasional pemberantasan penyakit
kusta. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
[7] Depkes RI. (2006). Panduan nasional
keselamatan pasien rumah sakit
(patient safety). Jakarta: Bakti Husada
[8] Hidayat, A. Aziz Alimul (2007). Riset
keperawatan dan teknik penulisan.
Jakarta: Salemba Medika.
[9] Joint Commission Accreditation of
Health Organization. (2010). National
patient safety goals.
[10] Notoadmodjo,
Soekidjo.
(2005).
Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
[11] Nursalam. (2011). Konsep dan
penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan: pedoman skripsi, tesis,
dan
instrument
penelitian
keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
[12] Permenkes RI No 1691 (2010).
Keselamatan pasien rumah sakit.
Jakarta : Menteri Kesehatan RI.
[13] Perry dan Potter (2006). Buku ajar
fundamental
keperawatan.konsep,
proses dan praktik Edisi 4.
Jakarta.EGC.
[14] Perry dan Potter (2006). Buku ajar
fundamental keperawatan.Edisi 3.
Jakarta.EGC.
[15] PERSI-KARS .(2006). Membangun
budaya keselamatan pasien rumah
sakit. Lokakarya Program KP-RS.
[16] Pohan, Imbalo S. (2006). Jaminan
mutu layanan kesehatan: dasar-dasar
pengertian dan penerapan. Jakarta :
EGC.
[17] Sugiyono. (2007). Statistik untuk
penelitian. Bandung: Alfa Beta
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
9
[18] Supranto, J. (2006). Pengukuran
tingkat kepuasan pelanggan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
[19] Undang-Undang Dasar. No 38. 2014.
Keperawatan. Jakarta.
10
[20] WHO. (2007). WHO collaborating
center for patient safety. Joint
Commission and Join Commission
International
Solution.
http://www.who.int.com.
Gambaran Penerapan Tindakan Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang IGD RSUD Tugurejo Semarang
Download