PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Galuh Mas Raya No. No. 1 Telp.( 0267) 640444,640555,6401F18a,x .640666 KARAWANG KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARAWANG Nomor : 445 / Kep. 93 12007 Tentang Kebijakan Pelayanan Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Menimbang Mengingat : : a.Bahwa untuk kelancaran pelayanan dan mutu pelayanan gawat darurat dilingkungan Rumah Sakit Karawang, maka dipandang perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur tetap pelayanan gawat darurat.. b.bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1045 tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum. 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1333/MenKes/SK/XII/1999 tahun 1999 tentang standard pelayanan RS . 3. Peraturan Menkes No 856 tahun 2009 tentang standar pelayanan IGD MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA Menetapkan kebijakan pengelolaan pelayanan gawat darurat pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang sebagaimana terlampir dalam surat Keputusan ini KEDUA Kebijakan ini merupakan acuan staf dan karyawan dalam melaksanakan tugas bidang pelayanan gawat darurat di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang KETIGA Keptusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila didaptkan kesalahan dikemudian hari. DITETAPKAN DI KARAWANG Pada Tanggal ........................... Direktur Rumah sakit Dr DjoniDarmadjaja, SpB, MARS Pembina Utama Muda NIP : 140088949 LAMPIRAN SK DIREKTUR Nomor : 445 / Kep. 93 12007 Tentang Kebijakan Pelayanan Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karawang 1. Pelayanan medis di IGD dilakukan oleh dokter umum sebagai dokter jaga onsite dengan pengaturan dinas 3 shift dan dokter spesialis sebagai dokter jaga konsulen oncall dengan pengaturan dinas setiap hari. 2. Pelayanan keperawatan di IGD dilakukan oleh perawat jaga onsite dengan pengaturan dinas 3 shift. 3. Pasien yang datang ke IGD rumah sakit dilayani selama 24 jam dengan pola pelayanan sesuai kebutuhan penanganan kegawatannya, yang ditentukan melalui proses triase.Ada 4 kelompok pasien IGD yaitu : pasien gawat (terancam jiwa/gangguan ABC), pasien darurat (perlu penanganan segera walaupun tidak terancam jiwa/tidak ada gangguan ABC), pasien tidak gawat dan tidak darurat/false emergency, pasien datang dalam keadaan sudah meninggal (DOA). 4. Pasien IGD yang berdasarkan proses triase ternyata bukan merupakan kasus gawat darurat, dikirim ke poliklinik rawat jalan. Apabila poliklinik rawat jalan sudah tutup atau pada hari libur, maka pasien dapat dilayani di IGD dengan prioritas kedua setelah pasien gawat darurat. 5. *Fasilitas radiologi di IGD disediakan untuk pelayanan bagi pasien-pasien gawat darurat, dan pasien rawat inap yang memerlukan pemeriksaan radiologi segera. 6. *Fasilitas laboratorium di IGD disediakan untuk pelayanan bagi pasien-pasien gawat darurat, dan pasien rawat inap yang memerlukan pemeriksaan laboratorium segera. 7. Semua petugas jaga di IGD harus dibuat jadual dinas bulanan oleh pejabat yang berwenang serta disahkan oleh direktur. 8. Daftar semua petugas jaga yang berdinas setiap harinya dibuat oleh kepala IGD, dipasang dipapan pengumuman agar dapat dibaca oleh semua orang yang berkepentingan. 9. Semua peralatan medis IGD harus dilakukan pemeliharaan secara berkala, dan peralatan yang menggunakan ukuran harus dilakukan kalibrasi setiap tahun untuk menjaga akurasinya. 10. Semua peralatan medis yang digunakan di IGD harus dibuat SPO penggunaannya. 11. Semua tindakan medis, tindakan keperawatan dan tindakan penunjang harus dibuat SPO nya, dan dilakukan informed consent sesuai pedoman yang ditetapkan dalam Permenkes 290 tahun 2008. 12. Semua penggunaan obat, alat habis pakai dan linen harus dibuat SPO pelaksanaannya. 13. Pengadaan obat dan alat medis di IGD harus dibuat SPO nya 14. Penggunaan alat komunikasi, muatan informasi dan tata cara komunikasi di IGD ditetapkan dengan SPO sistim komunikasi dan informasi gawat darurat. 15. Tata cara pelayanan ambulans di IGD ditetapkan dengan SPO. 16. Pasien yang diperkirakan tidak dapat ditangani di RS harus dirujuk kerumah sakit lain yang dianggap mampu menanganinya agar pasien mendapat penanganan yang optimal .Alasan dan kriteria pasien yang harus dirujuk ditetapkan dengan juknis dan SPO merujuk pasien. 17. Guna mendukung pelayanan di Instalasi Gawat Darurat disediakan obat/alat dan perbekalan farmasi, untuk itu Instalasi gawat Darurat diberi kewenangan untuk mengelola alat dan obat perbekalan farmasi yang termasuk kelompok obat dan alat life saving dan obat essensial. 18. Obat dan alat untuk kepentingan penyelamatan jiwa atau life saving di Instalasi Gawat Darurat dapat langsung di gunakan setelah ada perintah dari dokter, baru kemudian diselesaikan prosedur administrasinya. Penggunaan alat dan obat life saving di IGD ditetapkan dengan SPO. Dalam pengelolaan obat dan alat untuk life saving, kepala Instalasi Gawat Darurat berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Farmasi agar tidak terjadi obat yang kadaluarsa. 19. Penanganan bencana dan KLB harus mengacu kepada buku pedoman penanggulangan bencana dan KLB rumah sakit. Perlu dibuat SPO agar semua petugas dapat bekerja secara sinergi dan koordinatif, serta dibuat program pelatihan keterampilan penanganan KLB/Bencana dan dilakukan simulasi. 20. Semua pegawai baru yang akan bekerja di IGD harus mengikuti program orientasi dan bimbingan. Tata cara orientasi dan bimbingan diatur dalam program,kerangka acuan dan SPO serta dilakukan laporan dan evaluasi . 21. Semua petugas IGD harus harus ditingkatkan keterampilannya melalui program diklat, yang dibuat kerangka acuan programnya setiap tahun oleh Kepala IGD mengacu pada program SDM rumah sakit berdasrkan training need assesment. 22. Keterampilan dalam penanggulangan kegawat darutan sederhana (BLS) harus diberikan pada seluruh pegawai rumah sakit secara berkala untuk menjaga/mempertahankan keterampilan pribadi petugas. 23. Syarat jabatan bagi dokter yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat ATLS/PPGD/GELS. 24. Syarat jabatan bagi perawat yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat BTCLS/PPGD. 25. Pelayanan di IGD harus memperhatikan konsep pencegahan infeksi dan keselamatan pasien, mengacu pada pedoman yang ditetapkan rumah sakit. 26. Semua pelayanan IGD harus berorientasi pada mutu dan kepuasan pasien. &&&&&&&&&&&