RSU. PROKLAMASI KARAWANG Jl. Raya Rengas Dengklok, Km 2 Telp.( 0267) 482192, 483658, Fax (0267) 484495 KARAWANG KEPUTUSAN DIREKTUR RSU PROKLAMASI Nomor : 25/ RSUP/ SK-DIR /VI/ 2011 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi a.Bahwa untuk kelancaran pelayanan dan mutu pelayanan gawat darurat dilingkungan Rumah Sakit Umum prokalamsi, maka dipandang perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur tetap pelayanan gawat darurat.. b.bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang 1. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Menimbang Mengingat : : 2. Undang Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan RS 4. Peraturan menteri kesehatan No 129 tahun 2008, tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan sarana kesehatan lain. 5. Peraturan Menkes No. 856 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan IGD MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA Menetapkan kebijakan pengelolaan pelayanan gawat darurat pada Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang sebagaimana terlampir dalam surat Keputusan ini KEDUA Kebijakan ini merupakan acuan staf dan karyawan dalam melaksanakan tugas bidang pelayanan gawat darurat di lingkungan Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang KETIGA Keptusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila didaptkan kesalahan dikemudian hari. DITETAPKAN DI KARAWANG Pada Tanggal ........................... Direktur Rumah sakit Dr DjoniDarmadjaja, SpB, MARS LAMPIRAN SK DIREKTUR Nomor : Nomor : 25/ RSUP/SK-DIR/VI/2011 Tentang Kebijakan Pelayanan Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang 1. Pelayanan medis di IGD dilakukan oleh dokter umum sebagai dokter jaga onsite dengan pengaturan dinas 3 shift dan dokter spesialis sebagai dokter jaga konsulen oncall dengan pengaturan dinas setiap hari. 2. Pelayanan keperawatan di IGD dilakukan oleh perawat jaga onsite dengan pengaturan dinas 3 shift. 3. Pasien yang datang ke IGD rumah sakit dilayani selama 24 jam dengan pola pelayanan sesuai kebutuhan penanganan kegawatannya, yang ditentukan melalui proses triase.Ada 4 kelompok pasien IGD yaitu : pasien gawat (terancam jiwa/gangguan ABC), pasien darurat (perlu penanganan segera walaupun tidak terancam jiwa/tidak ada gangguan ABC), pasien tidak gawat dan tidak darurat/false emergency, pasien datang dalam keadaan sudah meninggal (DOA). 4. Pasien IGD yang berdasarkan proses triase ternyata bukan merupakan kasus gawat darurat, dikirim ke poliklinik rawat jalan. Apabila poliklinik rawat jalan sudah tutup atau pada hari libur, maka pasien dapat dilayani di IGD dengan prioritas kedua setelah pasien gawat darurat. 5. Fasilitas radiologi di RSU Proklamasi disediakan untuk pelayanan bagi pasien-pasien gawat darurat,rawat jalan dan rawat inap dengan prioritas pertama diberikan pada pada pasien IGD. 6. Fasilitas laboratorium di RSU Proklamasi disediakan untuk pelayanan bagi pasienpasien gawat darurat, rawat jalan dan pasien rawat inap dengan prioritas pertama diberikan pada pasien IGD. 7. Semua petugas jaga di IGD harus dibuat jadual dinas bulanan oleh pejabat yang berwenang serta disahkan oleh direktur. 8. Daftar semua petugas jaga yang berdinas setiap harinya dibuat oleh kepala IGD, dipasang dipapan pengumuman agar dapat dibaca oleh semua orang yang berkepentingan. 9. Semua peralatan medis IGD harus dilakukan pemeliharaan secara berkala, dan peralatan yang menggunakan ukuran harus dilakukan kalibrasi setiap tahun untuk menjaga akurasinya. 10. Semua peralatan medis yang digunakan di IGD harus dibuat SPO penggunaannya. 11. Semua tindakan medis, tindakan keperawatan dan tindakan penunjang harus dibuat SPO nya, dan dilakukan informed consent sesuai pedoman yang ditetapkan dalam Permenkes 290 tahun 2008. 12. Semua penggunaan obat, alat habis pakai dan linen harus dibuat SPO pelaksanaannya. 13. Pengadaan obat dan alat medis di IGD harus dibuat SPO nya 14. Penggunaan alat komunikasi, muatan informasi dan tata cara komunikasi di IGD ditetapkan dengan SPO sistim komunikasi dan informasi gawat darurat. 15. Penyediaan dan penyampaian informasi pelayanan IGD kepada masyarakat ditetapkan dan diatur dengan pedoman sistim informasi gawat darurat dan SPO. 16. Tata cara pelayanan ambulans di IGD ditetapkan dengan SPO. 17. Pasien yang diperkirakan tidak dapat ditangani di RS harus dirujuk kerumah sakit lain yang dianggap mampu menanganinya agar pasien mendapat penanganan yang optimal.Alasan dan kriteria pasien yang harus dirujuk ditetapkan dengan juknis dan SPO merujuk pasien. 18. Guna mendukung pelayanan di Instalasi Gawat Darurat disediakan obat/alat dan perbekalan farmasi, untuk itu Instalasi gawat Darurat diberi kewenangan untuk mengelola alat dan obat perbekalan farmasi yang termasuk kelompok obat dan alat life saving dan obat essensial. 19. Obat dan alat untuk kepentingan penyelamatan jiwa atau life saving di Instalasi Gawat Darurat dapat langsung di gunakan setelah ada perintah dari dokter, baru kemudian diselesaikan prosedur administrasinya. Penggunaan alat dan obat life saving di IGD ditetapkan dengan SPO. Dalam pengelolaan obat dan alat untuk life saving, kepala Instalasi Gawat Darurat berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Farmasi agar tidak terjadi obat yang kadaluarsa. 20. Penanganan bencana dan KLB harus mengacu kepada buku pedoman penanggulangan bencana dan KLB rumah sakit. Perlu dibuat SPO agar semua petugas dapat bekerja secara sinergi dan koordinatif, serta dibuat program pelatihan keterampilan penanganan KLB/Bencana dan dilakukan simulasi. 21. Semua pegawai baru yang akan bekerja di IGD harus mengikuti program orientasi dan bimbingan. Tata cara orientasi dan bimbingan diatur dalam program,kerangka acuan dan SPO serta dilakukan laporan dan evaluasi . 22. Semua petugas IGD harus harus ditingkatkan keterampilannya melalui program diklat, yang dibuat kerangka acuan programnya setiap tahun oleh Kepala IGD mengacu pada program SDM rumah sakit berdasarkan training need assesment. 23. Keterampilan dalam penanggulangan kegawat darutan sederhana (BLS) harus diberikan pada seluruh pegawai rumah sakit secara berkala untuk menjaga/mempertahankan keterampilan pribadi petugas. 24. Syarat jabatan bagi dokter yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat ATLS/ACLS/PPGD/GELS. 25. Syarat jabatan bagi perawat yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat BTCLS/PPGD. 26. Pelayanan di IGD harus memperhatikan konsep pencegahan infeksi dan keselamatan pasien, mengacu pada pedoman yang ditetapkan rumah sakit. 27. Semua pelayanan IGD harus berorientasi pada mutu, keselamatan dan kepuasan pasien. &&&&&&&&&&&