BIOMARKER PAJAN~ DAN DOSIS RADIASI PENGION ZubaidahAlatas Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BATAN ABSTRAK BIOMARKER PAJANAN DAN OOSIS RADIASI PENGION. Tindakan medis pada suahl kecelakaan radiasi melibatkan penggunaan sejumlah parameter dosimetri fisik, dosimetri biologis, dan dosimetri klinik. Sangat dibutuhkan biomarker yang dapat membedakan kerusakan biologis yang diinduksi radiasi dengan kerusakan yang disebabkan oleh bahan lain. Karena biomarker adalah indikator dari proses perubahan pada sistem biologis, maka waktu pengambilannya bergantung pada jenis pajanan, jenis jaringan yang disampel dan efek yang ditimbulkan. Berdasarkan aplikasinya, biomarker dapat diklasifikasikan atas biomarker pajanan dan dosis, biomarker risiko dan sensitivitas, dan biomarker penyakit. Makalah ini terutama membahas biomarker pajanan dan dosis sebagai biomarker yang unik akibat radiasi pengion. Biomarker yang dimaksud adalah clustereddamagepada DNA, aberasi kromosom jenis pertukaran yang dapat berupa inter kromosom dan intra kromosom, dan profil ekspresi gen pada sellimfositdarah tepi manusia. ABSTRACT BIOMARKER OF IONIZING RADIATION EXPOSURE AND DOSE. Medical response for radiation accidents involves the use of multiple measures of physical dosimetry, biological dosimetry, and clinical dosimetry. A biomarker that can distinguish radiation-induced biological damage from damage produced by other agents is badly needed. Since a biomarker is an indicator of alteration processes in biological systems, so the time at which it should be sampled depends upon the type of exposure, the type of tissue to be sampled and the end point. According to their application, biomarker can be classified as biomarker of exposure dan dose, biomarker Q{ risk and sensitivity, and biomarker of disease.The selection of proper biomarker of radiation exposure and dose depends on the exposure scenario and the tissues available to be sampled. This article will discuss mainly biomarker of exposure and dose as a unique biomarker due to ionizing radiation. Those are clustered DNA damages, exchange type chromosomal aberrations that can be interchromosomal and intra-chromosomal aberrations, and gene expression profiles in human pheripheral blood lympocytes. I. PENDAHULUAN Sebuah biomarker yang clapat mem- semakin besar perhatian terhadap'pengembangan marker biologis yang dapat meng- bedakankerusakanbiologis yang diinduk- identifikasi si radiasi dengan kerusakan yang disebab- pajanradiasi. populasi manusia yang ter- kan oleh bahan lain telah lama menjadi Terdapat sejumlah biomarker radiasi salahsatu tujuan penelitian dalambidang yang telah dikembangkan, tetapi tidak ada radiobiologi. Kekawatiran dengan bertam. satupunyang memuaskanuntuk diapIika- bahnya limbah nuklir clan sumber radiasi sikan pada semua kondisi pajanan. Metode buatan manusia lainnya, menyebabkan yang di~nakan sebelumnya untuk mem- PuslitbangKeselamatan Radiasidan BiomedikaNuklir-BadanTenagaNuklir Nasional 172 Prasiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi ItoteJ Kartika Chandra. dan Lingkungan .14 Vesember X 2004 perkirakan pajanan radiasi setelah kecela- dengan prosedur dekontaminasi yang kaan nuklir sesuai. Biodosim:etri dikombinasi dengan antara lain penghitungan aberasi kromosom dalam gel limfosit dosimetri fisik kemudian menjadi prioritas perifer, uji mutasi glycophorin A pada karenaindividu yang terpajankemungkin- eritrosit dan electron spin resonancepada an akan merespon secaraberbeda terhadap enamelgigi. Teknik biomonitoring paling dosis radiasi yang diterima. Respon tingkat sering menggunakan sel limfosit molekuler, seluler clan jaringan bervariasi perifer sebagai sel tubuh yang paling sensitif pada setiap individu terhadap radiasi dan mudah unttik di- demikian sampel. Revolusi yang sedang berlang- sangat berguna dalam menentukan risiko sung dalam analisa genom dan informasi yang diderita clan demikian juga menentu- dalam kan kemungkinan intervensi medis yang perkembangan profil ekspresi gen sebagai harus dilakukan. Konsep yang mendasari indikator biologis yang dapat digunakan biodosimetri clan biomarker ditampilkan akibat pajanan radiasi [1,2]. pacta Gambar 1 yang menggambarkan diharapkan Pada dapat kasus berperan kecelakaan radiasi, .terpajan, dengan biomarker yang sesuai akan hubungan antara pajanan dengan efek penanganan medis terhadap kerusakanf biologis luka yang mengancam jiwa kesakitan) [3].. individu (yaitu suatu penyakit atau terpajan, harus diprioritaskan clan diikuti ~~ Marker ~ ~ Oasis "'" / I Marker I (;=) Sensitivitas I I \=/ Bagaimana penyakit berhubungan dengan pajanan ? Gambar 1. Hubungan antara pajanan radiasi dengan efek. Respon molekuler, seluler clan sel bervariasi antar individu; biomarker yang sesuai dapat berguna untuk mengetahui fisiko clan juga intervensi terapi yang diperlukan [3]. PuslitbangKeselamatanRadiasiann BiomedikaNuklir-Badan TenagaNuklir Nasional 173 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan /toteJ Radiasi Kartika Chandra. dan Lingkungan .1'4 Vesember X :J,O04 Masalah utama penggunaan bio- sebagai suatu parameter dosis radiasi marker adalah bahwa setiap biomarker terhadap gel, organ atau organisma. Deter- mempunyai minasi kerusakan inisial ini yang diinduk- latar yang dapat berubah karena faktor umur, pola hidup, ling- si radiasi pengion menunjukkan bahwa kungan, clan faktor genetik endogenous single strand breaks(SSB)pada DNA sekitar clan fisiologis. Oleh karena itu penting 2000 ssbI sell Gy. Kerusakan SSB ini dapat untuk diperbaiki secara e~atis dikembangkan menunjukkan metode yang bahwa perubahan pada dengan cepat clan efisien [4]. biomarker hanya berhubungan dengan Radiasi jug~ menginduksi double pajanan radiasi clan bukan karena faktor strand breaks (DSB) sebagai kerusakan lingkungan clan fisiologi. Biomarker dapat kompleks yang tersusun paling tidak dari diklasifikasikan dua kerusakanf patahan pada strand ber- yaitu berdasarkan aplikasinya sebagai biomarker pajanan daD lawanan pada sekitar 20 bp DNA:"'Teknik dosis, biomarker fisiko dan sensitivitas, molekuIer memtmgkinkan unv.lk mengeta- clan biomarker hui jumlah dan distribusi dsb dalam DNA penyakit [3], Seleksi biomarker yang tepat untuk yang diinduksi oleh radiasi. Kerusakan pajanan clan dosis radiasi bergantung yang diinduksi radiasi dapat diperbaiki Facia skenario pajanan clan jaringan yang dengan cara yang unik clan Bering kali tersedia untuk menyebabkan dianalisa. Makalah ini membahas secara mendalam biomarker kondisi yang ntengarah Faciakematian sel [4,5] pajananclandosissebagaibiomarkeryang Radiasi LET tinggi clan dosis tinggi unik akibat pajanan radiasi pengion baik radiasi LET rendah menyebabkan sekum- secara ekstema maupun interna. Sedang- pulan kerusakan yang padat (clustered kan biomarker sensitivitas clan penyakit damage)pada suatu lokasi tertentu pada hanya akan diuraikan secarasingkat. DNA. Distribusi kerusakan yang tidak homogen ini lebih sulit untuk diperbaiki II. BIOMARKER SPESIFIKRADIASI PENGION dibandingkan dengan kerusakan DNA yang random. Clustered damagedidefinisi- 11.1. Kerusakan DNA kan sebagaidua atau lebih kerusakan (basa Kerusakan Facia DNA menimbul- teroksidasi, basa hilang, atau strand breaks) kan perubahanyang diturunkan, seperti yang terjadi pada suatu tempat tertentu mutasi, sehingga beralasan untuk meng- dalam struktur heliks DNA. Dosis sangat gunakan kerusakan awal rendah sekitar 0,01 Gy dapat menimbulkan Puslitbang Keselamatan Radiasidan pada DNA Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 174 )"'" --~ ./ Prosiding Presentasi Iltniah Keselatnatan Hotel Kartika Radiasi dan Lingkungan Chandra, X .14 1;>esember ~O04 kerusakan clusteredDNA, yang keselu- semua kerusakan yang dapat diperbaiki. ruhan terdiri dari 20% dsb. clan 80% jenis Rasio clustereddamagerelatif terhadap fre- kerusakan DNA lainnya. Total clustered damage akibat radiasi pengion 3-4 kali kuensi total patahan DNA. Ini berpotensi sebagai IIsidik jari" dalam mengidentifikasi lebih besar dari dsb dan nampaknya tidak kerusakan DNA yang unik akibat radiasi terjadi pada sel yang tidak diiradiasi. relatif Tingkat ditirnbulkan oleh sumber endogenous atau segera clustered damage yang terjadi setelah pajanan radiasi dapat terhadap kerusakan DNA yang eksterna lain [4]. digunakan sebagai dosimeter yang relatif sensitif akibat pajanan radiasi. Karena 11.2.Aberasi Kromosom sejumlah cluster atau sekumpulan ke- Setelah DSB pada DNA ditimbulkan rusakan tersebut tidak dapat diperbaiki oleh radiasi pengion, alan terjadi rekombi- clan terakumulasi dalam sel, maka dapat nasi antara DSB dalam rangkaian proses dideteksi pada waktu yang lebih lama perbaikan dengan mekanisme penggabu- setelah pajanan [4,5]. Clustereddamageberpotensi sebagai parameter kerusakan yang dilakukan yang dapat berupa inter kromosom (disen- segera pada gel atau Jarmgan yang trik clan translokasi) atau intra kromosom dipanen setelah irradiasi (cincin clan inversi parasentrik) [6]. dan sebagai biologis seseorang dilakukan sempurna setelah terhadap /' / \ / / ~--~ Gambar 2. Ilustrasi kesalahanpada proses penggabungan kembali patahan inter kromosom (translokasi) clan intra kromosom (inversi parasentrik) akibat radiasi [6]. --- PuslitbanK Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga NuklirNasional 175 Jatuhan 176 Prosiding Presentasi llmiah ~ Keselamatan UoteJ Aberasi inter kromosommerupakan Radiasi KaJtika dan Lingkungan Chandra, .14 Vesember X ~O04 tempatjlokasi kerusakan multipel DNA hasil penggabungan DSB pada dua kro- clan mosom yang berbeda, sedangkan intra dalam sebuah aberasi tunggal memerlu- kromosom terjadi jika penggabungan DSB kan studi tambahan. Sejak adanya hubu- teIjadi pada satu kromosom yang sarna ngan yang baik antara aberasi kromosom baik pada lengan kromosom yang berbeda dengan kanker, hubungan antara aberasi (inter lengan) rnaupun pada lengan kro- multipel mosom lengan). mungkin memberikan gambaran sekilas Kenyataannya, pasangan patahan yang penelitian dari kejadian molekuler inisial berdekatan adalah lebih mudah berinter- ke yang sarna (intra keterlibatan multipel kromosom perubahan kromosom dengan seluler dosis clan terhadap kanker [3,6] perbedaanjenis aberasi kromosom, yaitu rasio inter kromosom terhadap intra kromosom inter lengan (rasio F) dan rasio inter kromosom terhadap intra kromosom intra lengan (rasio H) dapat digunakan untuk menentukanjenis pajanan radiasi yang terlibat dalam induksi aberasi kromosom [6,7]. III. BIOMARKER PAJANAN DAN DOS IS Responmedis terhadapkecelakaan radiasi melibatkan penggunaan sejuInlah parameter dari dosimetri fisik, dosimetri biologis, clan dosimetri klinik." Karena sebuah biomarker adalah suatu 'ii1dikator proses perubahan atau kerusakan pada Penelitian terakhir dengan meng- sistembiologis, maka waktu pengambilan sampel bergantung pada jells pajanan, jells jaringan clan efek yang ditimbulkan. setiap kromosom dapat diidentifikasi, menunjukkan bahwa beberapa aberasi Ill.I. Biomarker Pajanan Radiasi Interna dan pertukaran kromosom yang sebelum- kan pajanan tidak merata dari deposisi nya dianggap sebagai interaksi kromosom bahan radioaktif secara eksterna atau yang sederhana, sesungguhnya melibat- interna. Pada kasus kecelakaan nuklir, kan lebih daTi dua kromosom khususnya radioaktif dapat menyebab- kontaminasi interna setelah pajanan radiasi dosis tinggi. Meka- pada tubuh akan terjadi. nisme kerusakan kromosom perlu dieva- interna menjadi masalah efek tertunda luasi kembali clan ketika pajanan kontaminan yang relatif hubungan antara PuslitbangKeselal1latan Radiasi dan Biomedikq Nuklir-BaJJi1J1 Tenaga NukJir N~sional isotop radioaktif Kontaminsi ~l Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan JIOte!Kartika Radiasi dan Lingkungan Chandra, .14 Vesember X .:lO04 lama dari lingkungan clan memungkinkan sulit materi kecelakaan yang akan menghasilkan radioaktif tersebut pindah ke untuk mengembangkan skenario dalam tubuh dengan berbagai jalur eko- konsentrasi aerosol cukup tinggi yang logis. Masuknya radioisotop berumur mampu menghasilkan kerusakan radiasi panjang secara ingesi menyebabkan leta- akut litas akut yang lebih rendah karena atau suatu penyakit. Aerosol partikulat dengan mudah diterbangkan pajanan radiasi terjadi secara protraksi, angin, sehingga tidak menetap pada satu tetapi tetap dapat menginduksi kerusakan lokasi dan juga konsentrasinya menurun jaringan tertentu daD meningkatkan fisiko bersama waktu, Semua faktor ini menu- kanker [8]. runkan fisiko efek radiasi akut 18] Inhalasi adalah jalur utama masuk bahan radioaktif ke dalam tubuh. Sangat Tabell. Biomarker pajanan radiasiinterna [3] Cairan tubuh (darah, urin, air Pencacahanberulang kali sete.lah ludah), udara ekshalasi, apusan pajanan hidung clan sampel feses Pemancarpartikel a atau iarU1!!;andari or!!;antarget Callan tubuh (darah, urin, air ludah), udaI'a ekshalasi, artisan hidung clan sampel feses Kavan saia se!elahpajanan Pencacahan segera clan berulang kali setelah pajanan Sel atau jaringan dari organ target Kapansajasetelahpajanan Model biokinetika dapat digunakan ngan mempunyai kegunaanyang terbatas untuk mendeterminasi dosis materi radio- untuk materi radioaktif yang terdeposisi aktif yang terdeposisi secaraintema dengan dalam tubuh karena distribusi dosis radi- menggunakan data masukan radionuklida asi yang tidak homogen clan jaringanj berdasarkan penghibunganjpencacahan organ target radionuklida tidak mudah seluruh tubuh clan organ target clan pengu- disampel sehingga perlu dikarakteristik kuran dengan cairan biologis yang ada untuk sampel clarah, urin, clan feses. Sebagian besar biomarker kerusakan jari. keperluan evaluasi. lni khususnya terjadi - Puslitbaug Keselamatan Radiasi dan Biome4ik~ Nuklir-J3Jldan Tenaga Nuklir Nasional 177 I Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Uotel Kaltika Radiasi Chandra. dan Lingkungan .14 Vesember X 2004 untuk radionukIida pemancar alpa yang nuklida dalam tubuh yang merefleksikan lintasannya perubahan biologis dalam organ yang dalam jaringan hanya bebe- rapa puluh micrometer. Biomarker lain menjadi target radionuklida [1]. perlu dikembangkan untuk deposisi radio- 111.2.Biomarker Pajanan Radiasi Ekstema Tabe12. Biomarker pajanan radiasi eksterna [3]. Akut SeluruhTubuh Seldarahlimfosit Selmukosabuccal Enamel ,gi,gi Kronik seluruh tubuh Sel darah limfosit Jumlah sel clan Perubahan molekuler clan seluler pada jaringan segerasetelah pajanan I ESR kapan saj~setelah pajanan I Aberasi kromosom kapan saja "setelah :., "f" ..~ pajanan ESR kapan saia setelah vaianan Akut sebagiantubuh ~~a~:~~i~_t:~A;" Seldarah limfosit Perubahan molekuler dan seluler pada jaringansegerasetelahpajanan Organ target Uji fungsi organ, biopsi bila munl!kin 111.2.1.Biomarker SitogenetikjSitologik Biomarker Gold standard untuk an teknik pengecatan kromoso~~cuntuk pajanan ekstema adalah aberasi kromo- mendeteksi aberasi kromosom stabil jenis som disentrik pada sel1imfosit darah tepi pertukaran yang diinduksi radiasi, telah yang diamati pada saat sel berada pada memungkinkan untuk dilakukan tahap metafase daTi siklus sel. Aberasi terhadap radiasi dosis rendah. Dengan kromosom mempunyai sejarah yang teknik ini, dapat ditentukan perubahan panjang sebagai biomarker pajanan dan frekuensi aberasi pada populasi manusia dosis dan masih tetap sebagaibiomarker yang besar sebagai fungsi daTi sen itivitas clan dosirnetri biologis yang paling sensitif radiasi, gaya hidup clan penuaan [1,9]. pada pajanan akibat kecelakaan clan kerja. studi Marker lain pada sel limfosit antara Telah digunakan untuk menentukan paja- lain jumlah absolut sel limfosit, Premature nan radiasi masa lalu ketika dosimetri Chromosome Condensation (PCC), clan ~ Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Ifotel Kaltika Radiasi Chandra. dan Lingkungan .14 Vesember X !J,0l)4 sensitif mengalami kematian, oleh karena clan tingkat keparahan dapat diketahui itu setelah pajanan radiasi dosis relatif dari deplesi absolut gel limfosit darah tinggi akan terjadi penurunan populasi perifer yang terjadi segera (1-7 hari) setelah sebagai fungsi dari dosis clan waktu. Pada pajanan [3]. rentang dosis 1,5 -7 Gy, perkiraan dosis Interphase Gambar 3. Bioassai'pada tahap metafase dan interfase terhadap sellimfosit yang diirradiasi. Sel limfosit distimulasi dengan suatu mitogen supaya keluar dari lase Go (fase istirahat) dan masuk ke dalam siktus set untuk melakukan mitosis dalam waktu kultur 48 jam sehingga bisa dilakukan pengamatan aberasi kromosom saat metafase. Sedangkan PCC dan dilesi DNA mitokondria (mtDNA) dilakukan padasaat interfase baik,yang sedang bersiklusmaupun istirahat [9J. Teknik FCC dapat digunakan untuk dengan pajanan lokalf parsial, clan juga mengevaluasi aberasi kromosom Facia sel sebagai bioindikator .limfosit dalam tahap interfase yang di fusi untuk keputusan tindakan transplantasi dengan sel ChineseHamster OvanJ (CHO) sel stem sumsum tulang pada kasus atau sel HeLa dalam tahap mitosis clan pajanandosistinggi [9} diagnostik penting 111.2.2.Profit Ekspresi Gen Sel marnalia rnernpunyai respon molekuler yang kompleks terhadap tekaradiasi LET rendah clan tinggi. Selain ifu, nan fisiologis dan genotoksik, dan sebagi- dapat pula untuk mendiskriminasi secara an dari akurat antara pajanan seluruh tubuh respon tersebut ditunjukkan melalui perubahan ekspresi gen. Sel line waktu 24 jam. Induksi DDB2, CDKNIA dan XPC menunjukkan hubungan dosis respon antara 0,2 -2 Gy pada 24 dan 48 dalam ekspresi gen pada gel tersebut. Ini jam membuat sellimfosit perifer sebagai pilihan menunjukkan untuk profil ekspresi gen yang diinduksi ekspresi gen dalam gel lim-fosit perifer radiasi dalam gel indukjprimer. Respon manusia dari sekelompokgen baik yang teraktivasi perkiraan atau terinaktivasi [1,2]. oleh pajanan radiasi sebagai fungsi dosis, laju dosis, LET, fluks, setelah irradiasi. bahwa berpotensi Hasil tingkat in relatif menye-diakan pajanan radiasi lingkungan Penelitian lain mengidentifikasi clan latar genetik dapat sebagai biomarker ekspresi tinggi yang informatif akibat radiasi [2]. limfosit perifer manusia 12 jam setelah Biomarker ini sedang dikembangkan pada gen dalam sel irradiasi 1 Gy. Diperoleh 4 gen yaitu dengan menggunakan cDNA microarray TRAIL reseptor 2, DRAL (sekarang hybridization yang dapat mengidentifikasi dikenal sebagai FHL2), ClJclinG, dan gen terjadinya peningkatan ekspresi sejumlah protein cyclin, yang menunjukkan > 85% gen pada sellimfosit manusia yang dipajan kesesuaian radiasi pengion. Gen yang paling responsif dengan microarray analisis dan dengan adalah DDB2, yang mengkode untuk p48 RT-PCR. FHL2 adalah kelompoI< GTPase subunit XPE, sebuah protein yang berperan yang terlibat dalam interaksi antar protein dalam proses perbaikan kerusakan DNA clan dalam regulasi transkripsional apop- akibat radiasi UV. Teljadi pula perubahan tosis. Gen protein CtJclin clan CtJclin G tingkat mRNA pada gen CDKNIA (sebe- mengatur siklus gel yang menandakan lumnya adanya perubahan dalam pengaturan disebut CIPI/WAFl), GADD45, antara gen yang diinduksi '? MDM2, A TF3 daD BAX dalam set ML-l siklus gel setelah irradiasi. Data ini meng- kanker leukemia mieloid manusia yang indikasikan bahwa ke 4 gen ini adalah diirradiasi sinar gamma dengan dosis 0,02- kandidat yang berpotensi untuk diguna- 0,5 Gy. Diketahui pula bahwa kelima gen kan sebagai biomarker akibat pajanan tersebut mencapal ekspresi maksimum radiasi. Suatu pendekatan untuk meng- pada sel ML-l clan selline kanker manusia lainnya pada 4 jam setelah pemberian 20 Gy sinar gamma, kemudian secara cepat menurun mendekati tingkat kontrol dalam an yang lebih akurat [10] 180 Pranding Presentasi llmiah Keselamatan lfoteJ 111.3.Biomarker Pajanan :rladiasi LET Tinggi Kartika Radiasi Chandra, dan Lingkungan .14 Vesember X IlO04 lengan yang kecil ini, terjadi baik untuk aberasi stabil Terdapat sejumlah kerusakan biolo- (translokasi vs inversi perisentrik) maupun untuk aberasi tidak gis yang unik akibat radiasi LET tinggi stabil (disentrik vs cincin). Aberasi tidak yang dapat digunakan sebagai biomarker stabil bersifat letal terhadap gel yang spesifik terhadap radiasi jenis ini. membelah, sedangkan aberasi stabil ber- Biomarker ini dapat secara nyata mening- suat tidak letal sehingga masih dapat katkan kekuatan studi epidemiologi pada diamati pada sel yang diirradiasi dan individu terpajan radiasi LET tinggi seperti turunannya beberapa tahun kemudian partikel alpa (dari radon, plutonium, urani- setelah pajanan. Dengan demikian, nilai F urn) atau netron (pada pekerja radiasi, aberasi stabil berpotensi sebagai biomar- awak pesawat terbang). Adanya mutasi ker akibat pajanan LET tinggi di masa lalu titik TP53 yang tidak urnum pada 7 (37%) [6] dari 19 tumor paro dari penambang Nilai F in vitro konsisten dengan in uranium yaitu pada kodon 146-161 clan vivo clan keduanya 195-208 serta tidak ada transversi G:C nyata nilai lebih rendah untuk LET tinggi menjadi T:A sebagai inversi paling umum dibandingkan pada kanker paru akibat rokokjtobako, gamma. Data ini rnenunjukkan bahwa secara luas telah dianggap sebagai finger- nilai F sekitar 6 adalah karakteristik dari print kerusakan biologis akibat radon. radiasi LET ringgi, sedangkan nilai sekitar Radiasi LET tinggi menunjukkan dengan secara sinar-X atau menimbulkan 15 atau lebih untuk sinar-X atau gamma deposisi energi tidak homogen dengan clan karsinogen kimia [7]. Meski sejurnlah demikian studi DSB yang dihasilkan berdekatan dibandingkan dengan saling menunjukkan adanya perbedaan DSB rasio F antara LET tinggi dengan rendah, yang dihasilkan oleh Tadiasi LET rendah tetapi dengan adanya teknik pengecatan seperti sinar-X atau gamma atau klastogen kromosom FISH, temyata kimia. Konsekuensinya, dapat diharapkan diperoleh menunjukkan perbedaan rasio bahwa jumlah aberasi intra kromosom akan F tidak cukup konsisten [7,12,13,14,15]. lebih banyak dibandingkan dengan aberasi Bahkan dapat dibuktikan bahwa rasio F inter kromosom; menghasilkan nilai F yang tidak secara nyata dapat digunakan lebih kecil yang kemudian dapat menjadifingerprint sebagai sidik radiasi LET tinggi. Nilai F inter kromosom terhadap intra kromosom, inter data Jan terhadap radiassi LETtinggi [14,15} paJanan lasannya 182 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan -Hotel Lebih jauh lagi, :umumnya pata'.tan Kartika Radiasi Chandra, dan Lingkungan .14 Vesember X .rIO04 akan memberikanbasil yang lebih diskri- pada DNA yang menyebabkan aberasiintra minatif daTi niIai F yang kromosom intra lengan bahkan lebih berde- sebelumnya. Karena aberasistabil intra katan satu sarna lain dibandingkan dengan kromosom inb-a lengan relatif sering dan patahan yang menyebabkan pembentukan dapat diamati pada waktu yang lama aberasi intra kromosom inter lengan. Ini setelah terpajan, nilai H ini nampaknya adalah dasar untuk mempredik-si bahwa sebagai biomarker yang praktis terhadap nilai H (rasio aberasi inter kromosom pajanan LET tinggi. Oleh karena itu nilai terhadap aberasi intra kromosom intra H yang lebih kecil merupakan fingerprint lengan) lebih bergantung pada LET radiasi yang berpotensi terhadap pajanan radiasi dibandingkan dengan nilai F (TabeI3)[7]. LET tinggi. Nilai H pada aberasi stabil Sturn secara penelitian clan teori diusulkan dapat, secara prinsip, diukur pada sel menunjukkan bahwa rasio H berbeda (dan turunannya) sekitar 3 faktor antara radiasi LET tinggi terpajan radiasi beberapa tahun yang dengan klastogen lain yang serupa, dan lampau [7] dari individu yang Tabe13. Relevansi jenis da..'1raBiDaberasi kromosom [7] Secara spesifik aberasi intra kromosom telah dianggap sebagai kerusakanpada D~A yang banyak dan biomarker padat pada suatu lokasi pada kromosom. pajanan radiasi LET tinggi di masa lalu. lni sangat berbeda dengan kerusakan adalah bahwa radiasi LET tinggi akibat hampir semua mutagen kimia, menimbulkan clustered damage sebagai Duslitbang KeselamatanRadiasi smar-X atau proses penuaan umum yang dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 183 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan lIOteJ me-rimbulkan kerusakatt DNA hampir menyebar merata. Kerusakan DNA yang Kartika Radiasi dan Lingkungan Chandra, .1'4 Vesember X :1;004 hanya 0,25 % pada mitosis ketiga. dasarkandatayang diperolehnampaknya padat dalam kromosom tunggal umumnya radiasi LET tinggi memang secaraunik akan mengalami kesalahan dalam proses menghasilkan nilai perbaikan, bahkan tidak dapat diperbaiki. mempresentasikan sebagai suatu Konsekuensinya, kerusakan yang saling marker dengan dasar teori yang kuat. berdekatan akibat radiasi LET tinggi ini Secara praktis, teknologi untuk penguku- berpotensi besar menimbulkan aberasi intra ran inverse parasentrik masih dalam kromosom. Sedangkan mutagen kimia, tahap sangatawal dan masih dibutuhkan sinar-X clan proses endogenous umumnya evaluasi menghasilkan patahan kromosom yang biomarker atas H rendah, potensinya sebaga: [7], didistribusi relatif merata pada beberapa Teknik pengecatankromosomFISH atau semuakromosom akan menimbuIkan dengan satu atau duaftiga wama seperti aberasiinter kromosom [16] tidak memungkinkan pengarnatan aberasi Contoh aberasi intra adalah inversi perisentrik kromosom (kesalahan per- yang terjadi pada satu kromosom. Tetapi teknik FISH multicolor banding (mBAND) lengan memungkinkan sebuah kromosom untuk berbeda dari satu kromosom), inversi para- diwamai dengan sejumlah band warna sentrik (kesalahan perbaikan pada dua yang mengindikasikkan adanya aberasi patahan pada satu lengan krornosorn yang intra kromosom. Teknik ini sangat ber- sarna) clan dilesi mterstisial. Sernua aberasi manfaat untuk mengetahui keberadaan ini berpotensi stabil dan dapat diturunkan, biomarker aberasi kromosorn intra kro- Oleh karena itu memungkinkal1 untuk mosom akibat pajanan radiasi LET tiilggi memeriksa frekuensi aberasi intra kromo- di masa lalu [6]. baikan pada dua patahan pada som pada limfosit dati individu terpajan masa lalu clan menggunakan hasilnya untuk memperkirakan apakah individu tersebut pernah terpajan clan pada dosis radiasi LETtinggi berapa [16]. IV BIOMARKER SENSITIVIT AS DAN PENYAKIT Sulit untuk menghubungkansecara langsung perubahan sensitivitas terhadap Aberasi kompleks umunmya tidak tingkat dosis atau pajanan karena faktor dapat ditransmisikan. Secara in vitro, paja- genetikataulainnya yang mungkinmem- nan 0,5 Gy partikel alpa menyebabkan 5% pengaruhi aberasi kompleks pacla mitosis pertama clan Setelah suatu proses penyakit diinisiasi, perubahan Puslitbang Keselamatan Radiasi datI Blomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional yang diamati. Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi UoteJ Kartika dan Lingkungan Chandra, 14 Vesember X ~O04 terdapat beberapa perubahan biologis yang dernikian semakin menegaskan bahwa berhubungan dengan penyakit tersebut. pengukuran Frekuensi biomarker penyakit sering relatif menjadi test yang paling dalam tinggI suatu populasi yang translokasi sensitif untuk dengan FISH akurat clan pajanan dengan dosis menunjukkan bahwa penyakit itu ada dan relatif rendah pada masa lamp au untuk bahwa marker merupakan bagian dari digunakan sebagai biomarker prediksi proses berkembangnya penyakit tersebut, yang menggantikan metode sitogenetik tetapi informasi yang ada sangat terbatas yang lebih klasik [16]. untuk menunjukkan bahwa pajanan radiasi bertanggung jawab terhadap penyakit [3]. Terdapat sejumlah kecil penyakit genetik yang menunjukkan adanya peningkatan sensitivitas penderita terhadap radiasi pengion. Ini dapat diasumsikan sebagai biomarker sensitivitas radiasi. Sebagian besar simptom k1inis berhubungan dengan penyakit diekspresikan dalam kondisi homozigous.Terdapat pula sebagian indi- vidu mempunyai peningkatan sensitivitas terhadap radiasi ketika mereka sebagai pembawa gen heterozigous [3]. kromosom Aberasi prediktor paling PENUTUP Keberadaan biomarker tidak berarti akan berguna untuk manusia secara langsung pada isu kesehatan masyarakat. Adanya suatu biomarker stabil pada genom yang bergantung pada dosis clan kualitas radiasi akan memberi-kan nilai penting terhadap epidemiologi radiasi. Hanya sedikit biomarker yang diketahui jelas manfaatnya untuk sturn epidemiclogi terapan. Studi manusia yang mengkaji clan memvaliclasi bio-marker merupakan efektif terhadap fisiko kanker yang diketahui dengan peningkatan frekuensi v. aberasi kromosom pada sel limfosit darah tepi yang berhubungan dengan peningkatan frekuensi kanker pada dikenal sebagaitransisional.Transisional dalam arti menjembatani gap antara penelitian di laboratorium dengan di lapangan, dimana suatu respon adalah variabelyang bergantungpada parameter yang diuji yaitu pajanan.. sedangkan efek atau susceptibilitas adalah 'lJariablebebas. Setelah tervalidasi, terpajan meningkatkankemampuanuntuk memprediksi dapat lwllmark kanker karena aberasi ini ditransrnisikan darj ~-j induksij ~~ yan,g...; merupakan kanker Dengan respon biomarker memberikan data yang renting digunakan dalam untuk pengkajian fisiko kesehatan clan sebagai petunjuk untuk program survelilens medis individual PuslitbangKeselamatan Radiasidan BiomedikaNuklir-Badan TenagaNuklir Nasional - 184 2. s. B. .E., Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi lfoteJ Kartika Chandra, dan Lingkungan .14 Vesember X ~O04 Masyarakat yang tinggal di ling- sebagai biodosimeter untuk memperkira- kungan dengan pajanan radon yang tinggi, kan baik dosis maupun jenis pajanan juga para pekerja clan peneliti energi nuklir, radiasi masa lalu pada suatu populasi. awak pesawat clan korban born atom H&N secara nyata terpajan radiasi LET tinggi seperti partikel alpa atau DAFfAR PUSTAKA netron. Konsekuensinya,determinasi apakah indi- 1 AMUNDSON, S.A. and FORNACE, vidu tersebut khususnya yang menderita A.J.Jr. Gene Expression Profiles for kartker, secara nyata Monitoring benar pemah Radiation Exposure. menerima dosis radiasi LET tinggi adalah Radiation Protection Dosimetry. 97(1), isu sosial dan legal yang penting. Tetapi 11-16.2001 biomarker untuk mengindikasikan pajanan AMUNDSON,S., DO, K.T., SHAl-{AB, radiasi masa lalu belum seluruhnya me- BITTNER, muaskan. Tantangannya adalah mencoba TRENT, menghubungkan ketiga jenis biomarker ini Identification hubungkan pajanan inisial MELTZER,P. J. Biomarkers in memungkinkan untuk meng- sehingga M" Perpheral Blood Lymphocytes for Human Exposure to dosis-respon dengan perubahan dalam frekuensi penya- Ionizing Radiation. Radiation Research kit dalam suatu populasi. Perkembangan 154, 342 -346. 2000. teknik analisis ekspresigen memungkinkan 3. COLEMAN, C.N., BLAKELY, W.F., untuk dilakukan studi identifikasi perubah- FIKE, an ekspresi pada sejumlah gen akibat METTING, irradiasi di masa lalu. MOULDER, Dengan teknik FISH, aberasi kromo- J.R., MacVmIE, T.J., N.Fo, MITCHELL, PRESTON, R.I., SEED, T.M., STONE, H.B., TOFILON, sam semakin terbuktisebagai gold standard P.H. and WONG, R.S.L. Molecular biomarkeryang paling sensitif untuk radiasi and Cellular Biology of Moderate~ dosis rendah clan retrospektif biodosimetri. Dose Sensitivitas menggambarkan Potential Mechanisms .of Radiation hubungan khusus antara patahan kromo- Protecction: Report of a Workshop at som dengan radiasi pengion. Aberasi intra Bethesda, Maryland, December 17-18, kromosom oleh karena itu 2001 Radiation Research159,812-834 translokasi berpotensi sebagai biomarker stabil akibat pajanan (1-10 Gy) Radiation and 2003. radiasi LET tinggi berpeluang digunakan Puslitbang Keselamutan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 185 Prosiding Presentasi ~ 4. HALL, lilniah -', E.J. Radiobiology Radiologist. 5rd ed. for the Philadelphia, Keselalnatan lfo~ Radiasi Kartika Chandra, of Ionizing dan Lingkungan .14 Vesember X :J,O04 Radiation Exposure in Human Blood Peripheral Lippincott William & Wilkins. 2000. Lymphocytes. Radiation Research159, SUTHERLAND, B.M., BENNETT,P.V., 312-319.2003. SAPARBAEV, M., SUTHERLAND,I.C. and LA VAL, Oustered DNA 11. VAHAKANIAS, K.H., SAMET,I.Mo, METCAILF, R.Ao, WELSH,].A Damages as Dosemeters for Ionising BENNETT, W.P., LANE, D.P. and Radiation Exposure and Biological HARRIS/C.C. Mutation of p53 and ras Responses. Radiation Protection Dosimetry.97(1),33-38. 2001. 6. BRENNER, D.J. and SACHS, Genes in Lung Cancer from Uranium Miners. Lancet 339,576-580.1992. Chromosomal "Fingerprints" of Prior Exposure to Densely Ionizing Radiation. 7 RadiationResearch 140,134-142.1994. Chromosome-Type BRENNER, D.J., OKLADNIKOV A, N., changes to Centric Rings for Track- HANDE, P. BURAK, L., GEARD, C.R. Clustered Compared with and AZIZOV A, T. Biomarkers Specific Dicentric Inter- Random Radiation Research146, 236240.1996. SCHWARTZ, ].L. and HSli, A. W. metnj. 97(1),69-73.2001 Genetic and Cytogenetic Markers of GUSEVII. A" Exposure GUSKOV A, A.K., and to High-Linear ME1TLER, F.A. Medical Management Transfer Radiation. Radiation Research of Radiation Accidents. 2nd ed. CRC 148,587-592.1997. Press,Boca Raton. 2001 SASAKI, M.S., TAKA TSUJI, T. and BLAKELY, W.F., PRASANNA, P.G.S. EJIMA, Y. The F Value Cannot be GRACE, M.B. and Ruled MILLER, Out as a Chromosomal Radiation Exposure Assessment Using Fingerprint of Cytological and Molecular Biomarkers. RadiationResearch150,253-258.1998. Radiation Quality Radiation Protection Dosimetnj. 97(1), 1723. 2001 PARK,K., SONG, 10. KANG 5. J. Radon-associated R.K. Breaks. 13. 8. Energy 14. 9. A.C. JEOUNG, Theoretica ,EE, D., CHO, C., KIM, T., BAE, S. LEE, S. and Y. Possible Biomarkers GEORGE,K. WU,H and YANG, T. OWEN~ C.L. and Experimental Tests of a Chromosomal C.R., 2. Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan JioteJ Fingerprint for Densely Ionizing Radiation Bassedon F Ratios Calculated Radiasi Kartika Chandra, dan Lingkungan .14 Vesember X :lO04 Jawab: 1. Kerusakan kromosom yang berupa from Stable and Unstable Chromosome translokasi (intra kromosom atau inter Aberrations. Radiation Research151, 85- kromosom) clan dilesijhilang bersifat 91.1999. stabil atau permanen sehingga bisa T.V" dijumpai pada sel anak bila sel yang HANDE, M.P., BURAK, L.E., TSAKOK, mengalami defect kromosom im I.M., KHOKHRYAKOV, V.F., GEARD, berproliferasi. AZIZOV A, 16. MITCHELL, C.R. and BRENNER, D.]. Stable 2. Bisa dikatakan tldak akan dapat Intrachromosomal Biomarkers of Past dikembalikan ke posisi semula karena Exposure to Densely Ionizing Radiation efek radiasi termasuk pada kromosom in Several Chromosomes of Exposed bersifat individuals. Radiation Research162, 257- terjadi secara acak. Pemberian radiasi 263. 2004. ulang pada krornosorn yang sarna random, artinya patahan kemungkinan besar akan menimbulkan DISKUSI aberasi tambahan, bukan perbaikan. 3. Kromosom dr. Bagaswoto Poedjomartono, Sp.KN (FK-UGMj RS Dr. Sardjito Yogjakarta) Tentang kromosom, defect kromosom akibat radiasi kadang terjadi dislokasi ataupun hilang atau berpindah tempat yang dapat mengakibatkan kelainan genetik, bersifat permanen atautidak? hilang bukan karena overlap atau tersembunyi tetapi sebagaiakibat dari proses dilesi baikintertestial atau terminal yang menyebabkan patahan lenganj fragmen kromosom lepas. Patahan ini berpotensi membentuk struktur yang disebut mikronuklei atau akanhancur. Ke depan, dengan kemajuan teknologi, apakah bisa kelainan yang terjadi akibat radiasi dilakukan back slide dengan radiasiyang berlawanandenganradiasi semula sehingga kromosom Himawan Anwar (PT. Pindo Deli) Mana yang lebih berbahaya antara radiasi alpa dengan radiasi beta? dapat kembali ke tempatsemula ? Hilangnya kromosom itu karena overlap/ tersembunyi atau hilang karena Jawab: Kedua jenis radiasi ini tidak terlalu berbahaya bagi tubuh bila berada 188 di luar tubuh (sebagai sumber radiasi eksterna) karena lintasannya di udara 2. Kerusakan Facia sel limfosit yang spesifik disebabkan oleh radiasi sangat pendek. Kedua jenis radiasi ini adalah penurunan berbahaya hila sebagai sumber radiasi absolut segera setelah pajanan clan interna yang dapat masuk tubuh melalui aberasi kromosom yang spesifik inhalasi, ingesi atau kulit. Di dalam tubuh, terjadi adalah kromosom disentrik, tingkat kerusakan yang ditimbulkan par- cincin, tikel aIpa lebih besar dari beta karena parasentrik clan inversi perisentrik. tingkat ionisasinya yang lebih besar meski volumefluasan kerusakannya lebih kecil dari yang ditimbulkan partikel beta dr. Fadil Nazir (P3KRBiN-BATAN) Dengan teknik FISH, apakah kita dapat membedakan kerusakan kromosom sornatikdengankromosomsexual? 2. Bagaimanakita membedakankerusak- an pada set limfosit akibat radiasi dengan keracunan zat kimia atau obat- obatan Jawab 1 Teknik FISH khususnya multicolor banding FISH akan lebih jelas menunjukkan kerusakan baik pada kromosom autosom maupun kromosom sex. Aberasi pada kedua jenis kromosom dapat dibedakan selama kita dapat membedakan kedua kromosom ter- dengan mudah dibuat kariotip kromOSOff dilesi jumlah interstisial, limfosit inversi