PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, KOMPENSASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Padang) ARTIKEL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Oleh: DORIS FLANTIKA 2009/13064 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2017 PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, KOMPENSASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KOTA PADANG) Doris Flantika Fakultas ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya (1) Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial, (2) Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Manajerial dan (3) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Manajerial. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di kota Padang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan teknik pengumpulan data kuesioner. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan uji model, uji t dan uji F. Hasil pengujian ini menunjukkan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Manajerial, sedangkan Kompensasi dan Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial. Kata kunci: Sistem Pengukuran Kinerja, Kompensasi, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Manajerial Abstract This research aimed to investigate (1) the Influence of Performance Measurement System, (2 Compensation, and (3) Leadership Style on Managerial Performance in Manufacturing Companies. The population of the study was manufacturing companies in Padang. The sample was selected by purposive. The data was collected using questionnaire. Analisys employed the multiple linier regression using model test, t test and F test. Result of study showe the Performance Measurement System has a positive significant effect on Managerial Performance, on the other hand the Compensation and Leadership Style has not significant effect on Managerial Performance. Keyword: Performance Measurement System, Compensation, Leadership Style And Managerial Performance. 1 diharapkan PENDAHULUAN Setiap dengan perusahaan didirikan mempunyai tujuan. Tujuan serangkaian perusahaan mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan yang dipimpinnya. dapat Kinerja menurut Suwanto dan berupa profitabilitas, memaksimalkan Doni (2011) adalah hasil yang dicapai nilai pemegang saham, meminimalkan seseorang resiko dan bertanggung-jawab kepada berlaku, dalam kurun waktu tertentu, banyak stakeholder (Anthony dan berkenaan Govindaradjan, Manajemen tindakannya. Kinerja sangat penting sebagai penanggung-jawab operasional bagi organisasi sebagai tolak ukur perusahaan akan selalu berusaha agar untuk menentukan tingkat keefektifan tujuan perusahaan tercapai sehingga dari perusahaan memiliki kenaikan nilai Ketika (value). Untuk mengukur ketercapaian terbilang baik, tentunya hal tersebut tujuan akan 2005). manajemen diperlukan tersebut pengukuran maka terhadap kinerja manajerial. ukuran dengan seorang prilaku manajer kinerja yang perusahaan. seorang meningkatkan dan manajer produktifitas perusahaan. Kinerja manajerial juga akan Menurut Mahoney dan Sipomo menurut menentukan tidaknya target tercapai penjualan sebuah dalam Hertalia (2009), yang dimaksud perusahaan dengan adalah manajerial sangat dibutuhkan dalam kinerja individu anggota organisasi perusahaan manufaktur, karena dengan dalam kegiatan manajerial. Kinerja kinerja manajerial yang maksimal manajerial diharapkan kinerja meliputi investigasi, evaluasi, manajerial perencanaan, pengkoordinasian, pengawasan staff, manufaktur. atau mampu Kinerja membawa keberhasilan bagi perusahaan yang dipimpinnya. pengaturan, negosiasi dan perwakilan. Kim dan Larry Kinerja manajerial sangat dibutuhkan menjelaskan, dalam dengan kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja manajerial yang maksimal kinerja pada manajer dalam unit organisasi karena 2 sistem (1998) pengukuran organisasi yang dipimpin melalui Kompensasi merupakan kualitas dalam aktivitas operasional penghargaan yang diberikan karyawan perusahaan. umumnya, baik langsung maupun tidak langsung, pengukuran kinerja sebuah perusahaan finansial maupun non finansial yang ditekankan pada adil kepada manajer serta karyawan keuangan. Sehingga Pada sudut pandang hal ini atas sumbangan mereka dalam menghilangkan sudut padang lain yaitu mencapai tujuan perusahaan, sehingga pengukuran kinerja non keuangan. pemberian Pengukuran kinerja non keuangan juga dibutuhkan oleh perusahaan manapun bisa digunakan untuk melengkapi fitur guna meningkatkan kinerja manajer. pengukuran kinerja keuangan jangka Menurut Wibowo (2012), kompensasi pendek dan sebagai indikator kinerja merupakan jangka panjang. ditawarkan organisasi kepada manajer Sistem pengukuran kompensasi sejumlah sangat paket yang kinerja atau pekerja sebagai imbalan atas akan membuat manajer termotivasi penggunaan tenaga mereka. Dengan untuk terus berusaha meningkatkan adanya kompensasi, manajer akan kinerjanya. Selain sistem pengukuran cenderung merasa dihargai kinerjanya. kinerja, pemberian kompensasi juga Selain itu, kinerja juga berperan penting dalam meningkatkan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. kinerja manajerial. Kompensasi yang Masing-masing manajer memiliki gaya adil dan layak terhadap manajer akan kepemimpinan yang berbeda. Gaya meningkatkan prestasi kerja manajer kepemimpinan tersebut. Dengan adanya kompensasi seorang manajer akan menentukan yang memadai, manajer akan merasa tingkat keberhasilan yang berbeda pula betah terhadap dan nyaman terhadap yang berbeda perusahaan yang pekerjaannya. Begitu juga sebaliknya, dipimpinannya, semakin buruk pembagian kompensasi melakukan terhadap manajer semakin buruk juga perusahaan yang sama dimana mereka prestasi kerja manajer tersebut. melakukan 3 terlebih dari penelitian jika pada penggantian kita suatu manajer, disana akan terlihat jelas rendah) untuk melaksanakan kinerja perbedaanantara gaya kepemimpinan yang efisien. Teori ini mengasumsikan yang bahwa kinerja organisasi ditentukan diterapkan dengan performa perusahaan secara keseluruhan. oleh usaha dan pengaruh kondisi Melalui penelitian ini peneliti lingkungan. ingin mengetahui pengaruh sistem Teori ini secara umum pengukuran kinerja, kompensasi dan mengasumsikan bahwa pemilik netral gaya kepemimpinan terhadap kinerja terhadap manajerial perusahaan sementara agen menyukai resiko (risk manufaktur yang ada di kota Padang. and afford averse). Agen dan pemilik Hasil penelitian ini diharapkan bisa diasumsikan digunakan kepentingannya sendiri dan sering pada oleh manajer dalam mengambil keputusan. TELAAH resiko(risk-neutral) dimotivasi kepentingan LITERATUR DAN antara oleh keduanya berbenturan. Dalam suatu perusahaan, PENGEMBANGAN HIPOTESIS pemegang saham merupakan pemilik Teori Agensi dan CEO (Chief Executive Officer) Teori agensi mendasarkan pada adalah agen mereka. Pemegang saham pemikiran bahwa adanya perbedaan menyewa CEO dan mengharapkan informasi antara atasan dan bawahan untuk atau antara kantor pusat dan kantor mereka. Ditingkat lebih rendah, CEO cabang atau adanya informasi asimetri adalah pemilik dan manajer unit bisnis yang adalah agennya. mempengaruhi penggunaan sistem akuntansi (Shield dan Young, 1993). Teori agensi menjelaskan bertindak Tantangan bagaimana cara bagi kepentingan prinsipal memotivasi adalah agen hubungan keagenan antara prinsipal sedemikian rupa sehingga mereka akan dan agen. Dari sudut pandang Teori menjadi sama produktifnya seperti jika Agensi, principal (pemilik atau top mereka adalah pemilik. Salah satu management) agen elemen kunci dari teori agensi adalah (karyawan atau manajer yang lebih bahwa pemilik dan agen memiliki membawahi 4 preferency atau tujuan yang berbeda panjang akan tercapai. Keberhasilan (Anthony dan Govindarajan, 2005). suatu perusahaan dalam mencapai Para manajer memiliki tujuan pribadi tujuan dan keberhasilan strategi yang dan juga tujuan organisasi. Masalah dijalankan perusahaan harus diukur, utamanya bagaimana oleh karena itu diperlukan suatu adalah mempengaruhi manajer untuk pengukuran kinerja yang merupakan bertindak mencapai tujuan alat manajemen dalam pengevaluasi demi pribadi mereka dengan sedemikian rupa sekaligus juga kinerja tersebut. membantu Menurut Horngren et al (1995), pencapaian tujuan organisasi, sehingga sistem pengukuran kinerja merupakan tujuan anggota organisasi konsisten faktor dengan pengendalian manajemen perusahaan. tujuan organisasi demi penting bagi tercapainya keselarasan tujuan atau Beberapa goal congruence. pengukuran kinerja yang baik, antara Kinerja Manajerial lain: memberi efek pada tindakan Menurut Kim dan Larry karyawan, indikator mudah bagi sistem dipahami system oleh (1998), sistem pengukuran kinerja karyawan, objektif dan dapat diukur, adalah frekuensi pengukuran kinerja dipergunakan sebagai dasar evaluasi pada manajer dalam unit organisasi kinerja, dipergunakan sebagai dasar yang sistem dipimpin dalam mengenai aktivitas kualitas penghargaan perusahaan, operasional seimbang antara jangka panjang dan perusahaan. Sistem pengukuran kinerja jangka pendek, dipergunakan secara merupakan faktor penting bagi sistem berkala dan teratur, serta dipergunakan pengendalian manajemen perusahaan. sebagai standarisasi bagi karyawan Melalui strategi dan sistem pengendalian diciptakan manajemen maka segala yang lainnya. Sistem Pengukuran Kinerja aktivitas Menurut Kim dan Larry perusahaan ditujukan untuk mencapai (1998), sistem pengukuran kinerja tujuan jangka pendek maupun jangka adalah frekuensi pengukuran kinerja 5 pada manajer dalam unit organisasi menyediakan kriteria seleksi yang dan evaluasi program pelatihan dipimpin dalam mengenai aktivitas kualitas operasional karyawan. perusahaan. Sistem pengukuran kinerja d. Menyediakan umpan balik bagi merupakan faktor penting bagi sistem karyawan mengenai bagaimana pengendalian manajemen perusahaan. atasan mereka menilai kinerja Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok untuk mereka. memotivasi e. Menyediakan suatu dasar bagi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam distribusi penghargaan/reward. mematuhi f. Memotivasi para manajer agar standar perilaku yang telah ditetapkan secara konsisten sebelumnya mengoperasikan divisinya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. sesuai dengan tujuan pokok Menurut Mulyadi (2009), manfaat perusahaan. sistem Kriteria pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : sistem pengukuran kinerja a. Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui Kriteria a) Relevan. untuk Relevan meningkatkan kinerja. b. Membantu mempunyai beberapa makna antara lain : 1) pengambilan terdapat kaitan yang erat antara keputusan yang bersangkutan standar dengan tertentu karyawan sistem pengukuran kinerja, yaitu: pemotivasian karyawan secara maksimum dari seperti untuk pekerjaan dengan tujuan promosi, pemberhentian dan organisasi, dan 2) terdapat mutasi. keterkaitan yang jelas antara c. Mengidentifikasi kebutuhan elemen-elemen kritis pelatihan dan pengembangan pekerjaan karyawan diidentifikasi melalui analisis dan untuk 6 yang suatu telah jabatan dengan dimensi yang disepakati mudah dimengerti akan dinilai. oleh pihak-pihak yang terkait b) Sensitivitas. dengan Sensitivitas proses penilaian berarti tersebut. Dari penjelasan di adanya kemampuan sistem atas, sistem pengukuran kinerja penilain kinerja dalam menunjukkan membedakan pegawai yang bahwa sistem harus didesain sedemikian rupa efektif dan pegawai yang tidak terutama efektif. berkaitan dengan apa yang c) Reliabilitas. tentang hal yang harus dikerjakan. Reliabilitas dalam Kompensasi konteks ini berarti konsistensi Kompensasi merupakan penilaian. Dengan kata lain imbalan terhadap penggunaan tenaga sekalipun instrumen tersebut atau jasa yang telah diberikan oleh digunakan oleh dua orang yang tenaga kerja. Kompensasi merupakan berbeda jumlah dalam karyawan, maka menilai hasil paket yang ditawarkan organisasi kepada pekerja sebagai penilaiannya akan cenderung imbalan sama. kerjanya. Werther dan Davis (1996) d) Akseptabilitas. atas dalam penggunaan Wibowo tenaga (2012), Akseptabilitas berarti mendefenisikan kompensasi sebagai pengukuran kinerja apa yang diterima pekerja sebagai yang dirancang dapat diterima tukaran atas kontribusinya kepada oleh organisasi. bahwa pihak-pihak menggunakan yang sistem pengukuran tersebut. Muyadi (2001), usaha seorang manajer e) Praktis. untuk berprestasi ditentukan oleh dua Praktis berarti bahwa instrument Hal ini sejalan juga dengan penilaian faktor, yang 7 yaitu keyakinan seorang manajer terhadap keberhasilan kerja 5) Mengawasi biaya dan penghargaan yang diterima. 6) Mematuhi peraturan Menurut Hasibuan (2010), 7) Memfasilitasi kompensasi adalah semua pendapatan pengertian yang berbentuk uang, barang langsung 8) Efisiensi atau tidak langsung yang diterima saling Gaya Kepemimpinan karyawan sebagai imbalan atas jasa Menurut Lord dan Maher (Nye yang diberikan kepada perusahaan. dan Simonetta, 1996, dalam Muh Kompensasi berbentuk uang artinya Su’ud, kompensasi dibayar dengan sejumlah pemimpin karena dipersepsikan pihak uang karyawan lain sebagai pemimpin. Pemimpin bersangkutan. Sedangkan kompensasi adalah obyek persepsi, apakah akan berbentuk barang adalah kompensasi dipersepsikan sebagai yang dibayar dengan barang. kredibel, juga tergantung pada pelaku kartal kepada Secara umum 2000), seseorang menjadi orang yang tujuan persepsi (perceiver) dalam menyeleksi, kompensasi adalah untuk membantu mengorganisasikan, dan menafsirkan organisasi informasi yang diterimanya. mencapai keberhasilan strategis sambil memastikan keadilan internal dan eksternal. Menurut Lebih lanjut, kepemimpinan dikemukakan Gaya oleh Werther dan Davis (2001) dalam Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, Wibowo (2012) tujuan kompensasi 2001), adalah: diperlihatkan oleh seorang individu 1) Memperoleh personel yaitu pola perilaku yang pada saat mempengaruhi aktivitas berkualitas seseorang seperti yang dipersepsikan 2) Mempertahankan orang lain. Gaya kepemimpinan yang karyawan yang ada dimaksudkan dalam pengertian ini 3) Memastikan keadilan merupakan 4) Menghargai perilaku yang pengikut diinginkan 8 persepsi atau orang bawahan lain, yang dipengaruhi perilakunya dan bukannya dalam memberikan kontribusi dapat persepsi pemimpin itu sendiri. dilakukan melalui lima cara yaitu: a) Pemimpin Studi yang dilakukan Redmond et al (1993), melaporkan mengklarifikasi bahwa pemimpin menerima kognitif ketidaksesuaian. apabila para pemimpin b) Pemimpin tersebut. memiliki c) Pemimpin kriteria tugas-tugas kreatif karyawan, pada balik ketika karyawan telah mencapai sasaran. pekerja, kinerja yang tinggi akan e) Pemimpin terwujud apabila kedua-belah pihak telah mereka capai. Tinjauan Literatur dilepaskan dari peran pemimpinnya. (1990), seorang pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi atau kelompok kerja. Pemimpin memiliki peran yang optimal terhapadap kinerja karyawan. Peran pimpinan/atasan mengalokasikan imbalan berdasarkan hasil yang sama-sama memberikan kontribusi. Bass melakukan d) Pemimpin memberikan umpan mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan Menurut dalam efektif. pekerja itu sendiri (Tierney, et.al, Kinerja pegawai tidak dapat mengemukakan evaluasi dari kinerja secara akhirnya akan mempengaruhi kinerja Untuk menjelaskan bagaimana memenuhi harapan juga dorongan motivasi yang kuat terhadap 1999). yang dari kinerja mereka. dan Demikian apa dari segi tujuan dan sasaran dan menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan khusus diharapkan dari karyawan, baik kreatifitas pekerja dapat meningkat jika secara Hasil penelitian Ittner dan Larcker (1995). Menemukan semakin besar penggunaan sistem akuntansi manajemen termasuk pengukuran kinerja non-keuangan dan pemberian insentif mempunyai berdasarkan kinerja hubungan (asosiasi) dengan kinerja yang semakin tinggi 9 pada perusahaan. Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh sehubungan dengan hal ini juga pernah Herdiandito (2010), tentang pengaruh dilakukan Ia kompensasi terhadap kinerja karyawan menemukan hubungan positif antara PT. Slamet Langgeng Purbalingga informasi dengan motivasi kerja sebagai variabel oleh Kren yang (1992). berkaitan dengan pekerjaan dan kinerja manajerial. Ia intervening menyatakan bahwa informasi kinerja kompensasi berpengaruh positif dan yang sistem signifikan terhadap motivasi dan pada pengukuran kinerja akan memberikan hasil analisis regresi linier 2 diketahui informasi yang lebih spesifik dan bahwa relevan untuk proses pengambilan berpengaruh positif dan signifikan keputusan, terhadap kinerja, namun pengaruh komprehensif sehingga dari meningkatkan kinerja manajerial. Selain itu, menghubungkan dengan kompensasi hasil dan bahwa motivasi tidak langsung kompensasi terhadap penelitian antara yang sistem kinerja melalui motivasi kerja lebih besar dibanding pengaruh secara pengukuran kinerja dan kompensasi langsung kompensasi terhadap kinerja. insentif telah dilakukan oleh beberapa Penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kaplan (1984 dan 1990); Sandi Johnson dan Kaplan (1987) dan Pengaruh Banker menyatakan Kompensasi Terhadap Kerja karyawan bahwa kinerja perusahaan yang rendah pada PT. Federal International Finance disebabkan oleh ketergantungannya (FIF) terhadap sistem akuntansi manajemen pengujian perusahaan tersebut, dimana mereka kepemimpinan gagal dalam menentukan sasaran- memiliki pengaruh yang signifikan sasaran terhadap prestasi kerja PT. Federal et.al, yang (1993) tepat, pengukuran- pengukuran kinerja dan penghargaan Saputra (2010), mengenai Kepemimpinan Samarinda, hipotesis dan dan dengan hasil bahwa atribut kompensasi International Finance Samarinda. atau reward system. 10 Hipotesis Sistem pengukuran kinerja mampu Sistem Pengukuran Kinerja memperkuat Sistem pengukuran kinerja pengetahuan manajer akan strategi dan prioritas merupakan faktor yang sangat penting sebuah dalam meningkatkan pengendalian perusahaan karena informasi yang manajemen menyediakan relevan seorang organisasi sehingga kemampuan dapat mereka untuk mempengaruhi dan bertindak dalam sesuai prioritas perusahaan. Dengan pengambilan keputusan. Selain itu adanya sistem pengukuran kinerja sistem pengukuran kinerja ini juga yang baik, diharapkan manajer dapat berguna sebagai tolak ukur perusahaan menghasilkan suatu kinerja manajerial dalam mencapai keberhasilan baik yang tinggi. dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, Kren (1992) dalam penelitiannya menemukan bukti Keberhasilan empiris adanya hubungan diketahui melalui strategi-strategi yang antara informasi yang diciptakan oleh manajemen puncak. dengan Dengan adanya sistem pengukuran manajerial. kinerja ini, manajer dapat memberikan informasi kinerja yang komprehensif motivasi dari sistem pengukuran kinerja, akan kepada ini karyawan dapat untuk pekerjaan Ia positif berkaitan dan kinerja menyatakan bahwa selalu mematuhi standar prilaku yang memberikan informasi berlaku agar spesifik dan relevan untuk proses membuahkan hasil yang diinginkan. pengambilan keputusan, sehingga hal Selain itu, sistem pengukuran kinerja itu ini manajerial. dalam sangat perusahaan menentukan kecakapan dapat yang lebih meningkatkan Berdasarkan kinerja penjelasan manajer dalam melaksanakan kegiatan tersebut, maka diusulkan hipotesis manajerialnya. sebagai berikut: Sistem pengukuran kinerja memandu proses pengambilan H1 : Sistem keputusan yang baik dan membantu Berpengaruh mengevaluasi keputusan dimasa lalu. Terhadap Kinerja Manajerial 11 Pengukuran Kinerja Signifikan Positif semakin Kompensasi tinggi. Kemudian Narsa Kompensasi merupakan salah (2003), melakukan penelitian pada satu imbalan yang diberikan oleh perusahaan jasa. Hasil penelitiannya perusahaan kepada karyawan atas adalah penggunaan tenaga atau jasa yang berpengaruh positif dan signifikan diberikan perusahaan. terhadap kinerja manajerial. Dengan merupakan adanya kompensasi yang diberikan kepada Kompensasi biasanya pendapatan yang berbentuk uang, sistem kepada manajer, kinerja manajer akan barang langsung atau tidak langsung meningkat, yang merupakan diterima konstribusinya karyawan kepada atas perusahaan. penghargaan karena kompensasi penghargaan dari perusahaan terhadap karyawan atas Bagi perusahaan, manajer merupakan kontribusi yang salah satu sumber daya yang amat perusahaan, sehingga dibutuhkan untuk mencapai tujuan nilai tambah bagi perusahaan dan perusahaan. Sedangkan manajer meningkatkan mempunyai berbagai macam kebutuhan. salah Perusahaan satu tempat merupakan yang dapat dimata meningkatkan kepada memberikan kinerja publik. kompensasi baik perusahaan Semakin yang diberikan kinerja besar akan manajerial. memuaskan kebutuhannya. Didalam Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kompensasi terdapat sistem insentif diusulkan hipotesis sebagai berikut: yang menghubungkan kompensasi dengan kinerja. H2 : Kompensasi Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Kinerja Kurnianingsih dan Indriantoro Manajerial. (2001) telah melakukan penelitian Gaya Kepemimpinan pada perusahaan manufaktur. Hasil Kepemimpinan mengandung penelitiannya yaitu penerapan TQM arti sifat dan kapasitas seseorang (Total Quality Manajement) dengan dalam desain penghargaan dalam sebuah organisasi memiliki arti manajerial penting karena dengan kepemimpinan sistem menyebabkan kinerja 12 memimpin. Kepemimpinan sebuah organisasi dapat mencapai keikutsertaannya tujuannya. Kepemimpinan yang baik perusahaan dalam mencapai tujuan sangat membantu perusahaan bekerja perusahaan, maka kinerja manajerial lebih karyawan efektif dan efisien dalam dalam akan kegiatan meningkat dan mencapai tujuan yang diinginkan. karyawan akan semakin bersemangat Setiap manajer memiliki gaya khas dalam sendiri-sendiri memimpin diinginkan. Berdasarkan penjelasan karyawannya, namun mereka dituntut tersebut maka diusulkan hipotesis untuk tetap terus bisa beradaptasi sebagai berikut : dengan semua pihak dan menerapkan H3 : gaya kepemimpinan yang cocok di Berpengaruh dalam berbagai situasi. Terhadap Kinerja Manajerial. dalam Kreativitas pekerja dapat mencapai tujuan Gaya yang Kepemimpinan Signifikan Positif METODE PENELITIAN meningkat jika pemimpin menerima Penelitian ini tergolong penelitian dan kausatif. Populasi penelitian ini adalah menunjukkan terhadap perbedaan penghargaan kognitif dan perusahaan manufaktur yang ada di ketidaksesuaian. Selain itu apabila kota para pemimpin memiliki dorongan penelitian ini adalah data subjek. Data motivasi yang kuat terhadap tugas- yang tugas kreatif karyawan, pada akhirnya primer. hal itu akanmempengaruhi kinerja kuesioner. Sampel yang digunakan pekerja Pentingnya dalam penelitian ini dibatasi hanya perilaku pemimpin dalam memotivasi beberapa perusahaan saja yang masuk karyawan telah diuji oleh para peneliti, ke dalam kriteria peneliti. seperti Swieringa dan Mancur (1972) Instrumen dan Fertakis (1976) dan Brownell Pengukuran Variabel (1983). Gaya kepemimpinan berarti Sistem Pengukuran Kinerja (X1) itu sendiri. adanya keterbukaan yang dimiliki oleh pemimpin. Disertai dengan Padang. Jenis digunakan Data Sistem data dalam merupakan diperoleh data melalui Penelitian pengukuran dan kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja 13 pada manajer dalam unit organisasi seperti yang dipersepsikan orang lain. yang Gaya dipimpin dalam mengenai aktivitas kualitas operasional perusahaan. kepemimpinan dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan Alternatif jawaban atas daftar yang pengikut persepsi atau orang bawahan lain, yang pernyataan tersebut di ukur dengan dipengaruhi perilakunya dan bukannya menggunakan instrumen dari daftar persepsi pemimpin itu sendiri. pertanyaan yang di kembangkan oleh Untuk melakukan penelitian Amrullah (2012). Alternatif jawaban tentang gaya kepemimpinan, peneliti tersebut diukur dengan menggunakan menggunakan seperangkat pernyataan skala likert dengan rentang nilai 1 yang dikembangkan oleh Amrullah (terendah) sampai dengan 5 (tertinggi). (2012), angket atau kuesioner tersebut Kompensasi (X2) disusun berdasarkan indikator dan Kompensasi merupakan jumlah variabel yang organisasi dituangkan dalam bentuk item-item kepada manajer dan pekerja sebagai pernyataan yang harus dijawab oleh imbalan anggota paket ditawarkan atas pengguna tenaga yang diteliti sampel atau responden. kerjanya. Kompensasi menggunakan Alternatif instrumen dari daftar pernyataan yang dengan di kembangkan oleh Amrullah (2012). dengan rentang nilai 1 (terendah) Alternatif jawaban tersebut diukur sampai 5 (tertinggi). dengan Kinerja Manajerial (Y) menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 (terendah) jawaban kemudian menggunakan Kinerja sampai 5 (tertinggi) kecakapan Gaya Kepemimpinan (X3) melaksanakan Gaya kepemimpinan manajer dalam kegiatan-kegiatan pola perilaku yang diperlihatkan oleh investigasi, koordinasi, seorang pengaturan staf, mempengaruhi aktivitas saat seseorang likert adalah seperti pada skala diukur manajerial manajerial individu adalah diatas perencanaan, supervisi, negoisasi dan representasi. Kinerja manajerial diukur 14 dengan menggunakan seperangkat Perusahaan yang pernyataan yang dikembangkan oleh menerima Amrullah perusahaan dimana tiap perusahaan (2012), angket atau kuesioner bersedia mengisi indikator dan variabel yang diteliti kuesioner yang disebar sebanyak 52 kemudian dituangkan dalam bentuk perusahaan. Dari item-item kuesioner tidak yang harus kuesioner 13 kuesioner tersebut disusun berdasarkan pernyataan 4 sebanyak sehingga jumlah itu, kembali. 10 Jadi dijawab oleh anggota sampel atau kuesioner yang dapat diolah sebanyak responden. Alternatif jawaban tersebut 42. diukur dengan menggunakan skala Uji Validitas dan Reliabilitas likert dengan rentang nilai 1 (terendah) Uji Validitas sampai 5 (tertinggi). Untuk melihat validitas dari masing- Teknik Analisis masing item kuesioner, digunakan Teknik analisis data yang digunakan Corrected Item-Total Colleration. Jika untuk penelitian rhitung>rtabel, maka data dikatakan valid, mengukur hasil adalah regesi berganda. Analisi dimana rtabel untuk N = 42 adalah statistik yang dilakukan meliputi 0,420. Berdasarkan hasil pengolahan analisis statistik deskriptif, pengujian data didapatkan bahwa nilai Corrected asumsi klasik yang terdiri dari uji Item-Total Colleration untuk masing– normalitas uji masing item variabel X1, X2, X3 dan uji Y semuanya diatas rtable (tabel 16 residual, multikoleniaritas, dan heterokedastisitas. Model analisis uji F lampiran). dan koefisien determinasi. Hipotesis Uji Reliabilitas diuji dengan melihat tingkat signifikan Uji nilai t. menggunakan HASIL PENELITIAN DAN reliabilitas dilakukan metode dengan cronbach’s alpha. Kriteria yang ditetapkan adalah PEMBAHASAN apabila nilai cronbach’s alpha kurang Data Deskriptif dari 0,60 maka alat ukur yang digunakan dinyatakan tidak reliabel. 15 Sebaliknya, apabila nilai cronbach’s terjadi gejala heterokedastisita dan alpha lebih dari 0,60 maka alat ukur layak untuk diteliti. yang Uji Statistik F digunakan dapat diterima. Berdasarkan hasil olahan diketahui Hasil pengolahan data menunjukkan seluruh menunjukkan hasil yang signifikan variabel memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,60. pada 0,04 (sig 0,004 < 0,05). Hal ini Uji Asumsi Klasik berarti bahwa persamaan regresi yang Sebelum dilakukan persamaan regresi pengujian berganda data diperoleh dapat diandalkan atau model yang digunakan sudah fix atau secara memenuhi kriteria normalitas. simultan Berdasarkan tabel (lampiran), dijelaskan oleh variasi variabel sistem terlihat bahwa hasil uji normalitas pengukuran kinerja, kompensasi dan menunjukkan level signifikan lebih gaya kepemimpinan pada tabel 20 besar dari α (α = 0,05) yaitu 0,490 > (lampiran). 0,05 yang berarti data terdistribusi Koefisien Determinasi secara normal. Nilai Adjusted R Square menunjukkan Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat 0,233. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil kontribusi variabel independen yaitu perhitungan tolerance. 18 nilai VIF Masing-masing dan variabel sistem kinerja manajerial pengukuran dapat kinerja, bebas tersebut memiliki nilai VIF < 10 kompensasi dan gaya kepemimpinan dan nilai tolerance > 0,1, sehingga terhadap dapat kinerja disimpulkan bahwa tidak variabel manajerial dependen adalah yaitu sebesar terdapat gejala multikolinearitas antar 23,3% sedangkan 76,7% ditentukan variabel independen. oleh Berdasarkan gambar scatterplot dapat penelitian. Nilai Adjusted R Square dilihat bahwa titik-titik menyebar dan dapat dilihat pada tabel 21 (lampiran). membentuk Analisis Regresi Berganda pola bergelombang sehingga pada penelitian ini tidak faktor lain diluar model Hasil analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh 16 variabel bebas secara keseluruhan Hasil terhadap diketahui variabel terikat yaitu perhitungan pada tabel bahwa koefisien 22 β pengaruh sistem pengukuran kinerja, kompensasi bernilai negatif sebesar - kompensasi dan gaya kepemimpinan 0.073 dan nilai thitung < ttabel yaitu - terhadap kinerja manajerial. 0.834 < 2.032, dengan signifikansi Y = 21.211 + 0.280 (X1) + 0.062 (X2) 0.410 > 0,05. Hal ini berarti bahwa - 0.073 (X3) + . gaya Pengujian Hipotesis negatif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan perhitungan pada tabel 22 Dengan demikian hipotesis tiga (H3) (lampiran) dapat ditolak. diketahui bahwa variabel sistem pengukuran kinerja atau nilai thitung > ttabel yaitu 3.835 > 2.032. Hal ini berarti bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima. Hasil diketahui bahwa Hipotesis penelitian koefisien ini pengukuran pertama dalam adalah sistem kinerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Horngren(1996), yang bahwa perhitungan pada tabel berpengaruh Pembahasan memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α 0,05 (sig 0,000 < 0,05) kepemimpinan sistem menyatakan pengukuran kinerja 22 merupakan faktor penting bagi sistem β pengendalian manajemen perusahaan. kompensasi bernilai positif sebesar Melalui 0,062 dan pengendalian nilai thitung < ttabel yaitu strategi dan sistem manajemen yang 0.637 < 2.032, dengan signifikansi diciptakan maka segala 0,528 > 0,05. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang ditujukan kompensasitidak berpengaruh terhadap mencapai tujuan jangka kinerja manajerial. Dengan demikian maupun jangka panjang akan tercapai. hipotesis kedua (H2) ditolak. Keberhasilan suatu perusahaan dalam 17 aktivitas untuk pendek mencapai tujuan dan keberhasilan (2010), yang menyatakan bahwa upah, strategi yang dijalankan harus diukur, gaji, insentif, reward, tunjangan, dan oleh karena itu diperlukan suatu promosi pengukuran kinerja yang baik sehingga penting dalam mempengaruhi kinerja dapat manajer. dijadikan manajemen sebagai dalam alat mengevaluasi kinerja. jabatan Hal ini sangat berperan juga tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hasil penelitian juga Handoko (2001), yaitusuatu cara untuk didukung oleh data distribusi frekuensi meningkatkan prestasi kerja, motivasi (TCR), dimana dari 42 responden yang dan kepuasan kerja karyawan adalah diteliti dengan terlihat ini bahwa tanggapan memberikan kompensasi. terhadap sistem pengukuran kinerja ini Handoko cukup baik, yaitu dengan rata-rata kompensasi penting bagi karyawan distribusi frekuensi sebesar 81,07%. dan Dari penjelasan diatas, secara logika kompensasi dapat disimpulkan nilai karya mereka diantara karyawan bahwa sistem pengukuran kinerja akan berpengaruh mengemukakan individu karena bahwa besarnya mencerminkan ukuran sendiri, keluarga dan masyarakat. positif terhadap kinerja manajerial, hal Pengujian hipotesis ketiga (H3) ini dikarenakan semakin tinggi sistem dalam penelitian ini adalah gaya pengukuran kinerja, berarti semakin kepemimpinan banyak informasi yang diperoleh oleh terhadap kinerja manajerial. Hasil manajer penelitian ini tidak sejalan dengan dalam mengidentifikasi kinerja perusahaan. penelitian kompensasi tidak berpengaruh yang dikemukakan oleh Evans dalam Pengujian hipotesis kedua (H2) dalam tidak ini House dan Mitchell (1974) tentang adalah teori Path Goal, yang mengatakan berpengaruh bahwa pemimpin mendorong kinerja terhadap kinerja manajerial. Hasil yang penelitian ini tidak dapat membuktikan memberikan kegiatan-kegiatan yang teori yang dikemukakan oleh Hasibuan mempengaruhi 18 lebih tinggi dengan bawahannya cara agar percaya bahwa hasil yang berharga gaya kepemimpinan tidak berpengaruh bisa dicapai dengan usaha yang serius, terhadap kinerja manajerial, hal ini kepemimpinan yang berlaku secara dapat terjadi kemungkinan disebabkan universal menghasilkan tingkat kinerja karena pernyataan yang disusun oleh dan kepuasan bawahan yang tinggi. peneliti di dalam koesionerbanyak Hasil penelitian ini juga tidak bersifat bias atau memiliki makna sesuai dengan yang dikemukakan oleh ganda, sehingga responden jadi ragu – Decoster (2002), ragu seorang yang ada di dalam kuesioner tersebut. pemimpin seringkali dianggap sebagai Apabila pernyataanyang disusun di faktor terpenting dalam keberhasilan dalam kuesioner bias atau salah, maka atau suatu organisasi atau kelompok jawaban kerja responden pun akan salah. Akibatnya dan bahwasanya Fertakis kualitas karena memberikan dari pemimpin perintah dapat sekaligus dalam menjawab pernyataan adalah yang hasil dihasilkan penelitian oleh terkait wewenang kepada bawahannya dan kompensasi dan gaya kepemimpinan juga pemimpin dapat memberikan yang dihasilkan oleh peneliti pun tugas – tugas yang harus dikerjakan berkemungkinan akan salah. oleh anggota secara terperinci dan PENUTUP sangat jelas sehingga kinerja masing- Kesimpulan masing individu mudah Dari hasil pengolahan data dan diukur. Menurut hasil penelitian yang pembahasan terhadap hasil penelitian sudah gaya pengaruh sistem pengukuran kinerja, berpengaruh kompensasi, dan gaya kepemimpinan peneliti kepemimpinan menjadi lakukan, tidak terhadap kinerja manajerial. terhadap kinerja manajerial, maka Penjelasan ilmiah tentang Hipotesis dapat diambil kesimpulan sebagai 2 (H2) dan Hipotesis 3 (H3) berikut : Terkait dengan hasil penelitian a) Sistem pengukuran kinerja untuk hipotesis 2 dan hipotesis 3 yang berpengaruh signifikan positif menunjukkan bahwa kompensasi dan terhadap kinerja manajerial 19 perusahaan manufaktur di kuesioner kota Padang. terbatas. Sedangkan, apabila dilakukan b) Kompensasi tidak dengan berpengaruh terhadap kinerja manajerial perusahaan kepemimpinan teknik wawancara, responnya menjadi tidak bias. c) Terdapatnya manufaktur di kota Padang. c) Gaya sangat pernyataan beberapa pada kuesioner tidak yang memiliki makna ganda berpengaruh terhadap kinerja sehingga responden menjadi manajerial bingung perusahaan manufaktur di kota Padang. kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan menjawab pernyataan yang ada di dalam Keterbatasan Penelitian beberapa dalam Saran penelitian, Berdasarkan hasil penelitian adapun keterbatasan tersebut adalah pembahasan, sebagai berikut : keterbatasan penelitian seperti yang a) Sedikitnya dapat kuesioner diolah banyak menolak yang memberikan yang untuk mengisi dan diuraikan sebelumnya, maka penulis dikarenakan perusahaan kesimpulan, saran-saran sebagai berikut: a) Bagi Peneliti selanjutnya, agar kuesioner, sehingga tidak dapat melakukan penelitian lanjutan dengan digeneralisasikan terhadap jumlah sampel yang lebih besar (tidak seluruh perusahaan manufaktur hanya didaerah kota Padang). Selain yang ada di kota Padang. itu, apabila menggunakan data primer b) Terdapatnya respon bias atas dengan kuesioner sebagai metode jawaban pada kuesioner yang pengumpulan peneliti disebabkan oleh latar belakang selanjutnya pendidikan memperhatikan proporsi jumlah item manajer dan pengalaman bekerja manajer datanya, diharapkan untuklebih pernyataan setiap variabel penelitian. karena pilihan jawaban pada 20 b) Beberapa pernyataan yang ada d) Agar hasil penelitian ini lebih di dalam kuesiner harus dirubahkarena baik, sebaiknya peneliti selanjutnya pernyataan tersebut masih bersifat bias juga menambahkan teknik wawancara dan memiliki makna ganda, oleh dalam pengumpulan data sehingga karena itu, agar mudah dipahami oleh peneliti dapat memperoleh jawaban responden dan dihasilkan benar dimanfaatkan jawaban yang dari – dapat diharapkan. benar untuk penelitian e) responden Karena sesuai penelitian ini selanjutnya, maka beberapa pernyataan mempunyai harus dirubah. sedikitnya kuesioner yang dapat diolah c) Penelitian ini masih terbatas dikarenakan banyak perusahaan yang pada sistem kinerja, menolak untuk mengisi kuesioner, kompensasi dan gaya kepemimpinan maka sangat diharapkan kesediaan terhadap saja. perusahaan dalam memberikan ruang dapat untuk peneliti selanjutnya agar dapat Untuk pengukuran kinerja peneliti manajerial selanjutnya menambahkan variabel-variabel yang keterbatasan yang menyebar kuesioner. belum pernah diteliti sebelumnya. 21 yaitu