EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 ISSN 0216-0188 Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam Tumpangsari Melalui Pengaturan Baris Tanam Dan Perompesan Daun Jagung Amin Zuchri Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan taraf pengurangan hasil jagung sebagai dampak pengaturan baris tanam dan perompesan daun jagung dalam tumpangsari. Penelitian dirancang dalam percobaan faktorial, terdiri dua faktor. Faktor pertama (A) Pengaturan baris tanam jagung dengan dua taraf : (A1) Tanaman jagung dalam baris tunggal, (A2) Tanaman jagung dalam baris ganda. Faktor kedua (B) Perompesan daun jagung terdiri 4 taraf : (B0) Tanpa perompesan sebagai kontrol / pembanding, (B1) Perompesan daun jagung 30%, (B2) Perompesan daun jagung 40%, (B3) Perompesan daun jagung 50%. Perlakuan yang tersusun, dirancang dalam rancangan petak terbagi (RPT). Sebagai petak utama (A) Pengaturan baris tanaman jagung dan anak petak (B) Perompesan daun jagung. Data yang teramati/terhimpun dianalisis dalam analisis ragam Rancangan petak terbagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kacang tanah tertinggi dicapai dengan baris ganda tanaman jagung, walaupun hasil jagung baris ganda lebih rendah dibanding baris tunggal. Demikian pula dengan perompesan dengan perompesan daun jagung sebesar 50%, hasil kacang tanah tertinggi berturutturut berat kering biji (23,28 g/tan, berat kering 100 biji : 56,05 g dan ∑ biji/tan : 57,66 biji) namun hasil jagung sangat tereduksi. Dengan memperhatikan taraf optimal hasil kacang tanah yang dapat dicapai dan dengan minimum reduksi hasil jagung maka perompesan daun jagung dengan taraf 40 % yang disertai dengan pengaturan baris tanam ganda baik dalam faktor tunggal maupun dalam interaksinya, dapat mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan pengurangan hasil jagung. Kata Kunci : Tanaman Jagung, Kacang Tanah,Tumpang sari, Kompotesi. PENDAHULUAN Tumpangsari tanaman merupakan salah satu model penanaman tradisional di lahan kering. Dalam model ini, dua atau lebih spesies tanaman ditanam dalam waktu dan lahan yang sama. Model penanaman tumpangsari memiliki beberapa keuntungan yaitu : mengurangi resiko kegagalan panen, memperbaiki kesuburan, mengurangi terjadinya erosi dan meningkatkan pendapatan petani (Sukoco et al., 1992). Keuntungan lain (Rahmianna et al., 1984) mampu meningkatkan efisiensi penggunaan faktor lingkungan dan tenaga kerja, menekan serangan gulma, penyakit. Selain itu (Soegijadni et al., 1986) dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air. Problematik dalam model tumpangsari ialah timbulnya persaingan di antara dua atau lebih spesies yang ditanam. Persaingan dapat mencakup (De Wit, 1960) air, hara, cahaya dan ruang. Sebagai dampak persaingan, baik tanaman utama maupun tanaman sela mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil dibanding pertumbuhan dan hasil tanaman monokultur spesies tanaman tersebut (Nugroho, 1990). Lebih lanjut Nugroho (1990) mengemukakan bahwa spesies spesies tanaman yang memiliki agresivitas tinggi lebih mampu bersaing. Amin (2006) melaporkan bahwa tanaman jagung lebih agresif dibanding tanaman kedelai dalam tumpangsari, terutama jika ketersediaan hara cukup tersedia sehingga hasil kedelai sangat turun drastis. Persaingan untuk memperoleh sinar matahari memiliki arti penting bagi keberlanjutan pertumbuhan tanaman. Berkurangnya radiasi yang diterima organ daun berdampak pada berkurangnya produk Fotosintat. Menurut Salisbury dan Ross 156 Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 157 - 163 (Amin Zuchri) (1995) fotosintat sangat penting dalam mendukung proses proses metabolisme dalam tanaman, sehingga kekurangan fotosintat akan mengganggu berbagai proses metabolisme yang akgirnya berakibat menurunnya pertumbuhan dan hasil tanaman. Tanaman kacang tanah apabila selama pertumbuhan ternaungi mengganggu efektivitas fiksasi N dalam bakteroid bintil akar, hal ini disebabkan berkurangnya suplai fotosintat ke akar sebagai akibat rendahnya fotosintesis tanaman (Suprapto, 1990). Apabila naungan (Madjid, 1981) terjadi sejak awal fase reproduksi hingga menjelang panen dapat berdampak pada penurunan hasil biji sebesar 45%. Dampak lain penaungan (Suardji et al., 1979) ialah : ruas batang bertambah panjang, jumlah daun dan indek luas daun berkurang, sehingga mengakibatkan tanaman sulit berkembang. Sehingga apabila tanaman kacang tanah ditumpangsarikan dengan tanaman jagung, pertumbuhan tanaman kacang tanah dapat tereduksi akibat berkurangnya radiasi yang diterima organ daun (Jumin, 2002). Dalam upaya menambah tangkapan radiasi oleh organ daun kacang tanah dalam tumpangsari dengan tanaman jagung, perlu pengaturan baris tanaman tunggal ke arah baris ganda dan perompesan daun jagung. Pengaturan baris tanam jagung tersebut dimungkinkan bertambahnya radiasi yang diterima organ daun, sehingga dapat menambah hasil kacang tanah, namun pengaturan baris tanaman akan menambah kompetisi antar tanaman jagung yang berdampak dapat mengurangi hasil jagung. Demikian pula, walaupun dengan perompesan daun jagung dapat menambah radiasi yang diterima oleh tanaman kacang tanah namun hal tersebut dapat mengurangi organ fotosintesis tanaman jagung, hal ini dapat berdampak pada berkurangnya hasil jagung. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan taraf pengurangan hasil jagung sebagai dampak pengaturan baris tanam dan perompesan daun jagung dalam tumpangsari. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di lahan kering (mediteran merah kuning) desa Keleyan, kecamatan Socah, Bangkalan dalam periode Desember 2006 hingga April 2007. Penelitian dirancang dalam percobaan faktorial, terdiri dua faktor. Faktor pertama (A) Pengaturan baris tanam jagung dengan dua taraf : (A1) Tanaman jagung dalam baris tunggal, (A2) Tanaman jagung dalam baris ganda. Faktor kedua (B) Perompesan daun jagung terdiri 4 taraf : (B0) Tanpa perompesan sebagai kontrol / pembanding, (B1) Perompesan daun jagung 30%, (B2) Perompesan daun jagung 40%, (B3) Perompesan daun jagung 50%. Perlakuan yang tersusun, dirancang dalam rancangan petak terbagi (RPT). Sebagai petak utama (A) Pengaturan baris tanaman jagung dan anak petak (B) Perompesan daun jagung. Data yang teramati / terhimpun dianalisis dalam analisis ragam RPT berdasar model Yijk = µ + ρ i + λ j + ∑ ij + β k + (αβ ) jk + ∑ ijk µ = rerata umum, ρ1 pengaruh blok ke I, αj pengaruh faktor utama ke j, Σij pengaruh galat petak utama, βk pengaruh faktor tambahan, (αβ)jk pengaruh interaksi Σijk pengaruh galat anak petak. Apabila nilai F hitung > F tabel (0,05) dan atau F tabel (0,01) dari faktor perlakuan berarti faktor tersebut berpengaruh terhadap variabel (Y) yang teramati. Benih jagung ditanam dengan jarak tanam 30 X 70 cm, sedang benih kacang tanah berjarak 25 X 25 cm diantara dua barisan tanaman jagung. Setiap titik tanam berisi satu tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaturan baris tanaman jagung tunggal ke baris ganda akan menambah ruang terbuka bagi tanaman kacang tanah sebagai tanaman sela. Penambahan ruang tersebut berdampak pula pada penetrasi radiasi surya ke organ daun kacang tanah atau menambah tangkapan radiasi surya organ daun kacang tanah. Demikian pula perompesan daun jagung, akan menambah radiasi surya yang diterima daun kacang tanah. Dalam penelitian ini kedua faktor tersebut secara bersama 157 EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 (interaksi) berpengaruh terhadap panjang tanam kacang tanah, 65 dan 75 hst (Tabel 1). Apabila disimak Tabel 1 tersebut, baik pada baris tunggal maupun ganda, perompesan daun jagung yang bertambah cenderung berdampak terhadap pengurangan panjang tanaman kacang tanah, walaupun besaran pengurangan tersebut berbeda. Demikian pula jika diamati panjang tanaman dalam baris tunggal dan ganda. Dalam baris ganda, panjang tanaman kacang tanah lebih pendek dibanding dalam kelompok baris tunggal. Menurut Suardji et al. (1979) tanaman kacang tanah yang ternaungi (radiasi yang berkurang) mengakibatkan ruas batang, jumlah dan luas daun berkurang. Hal tersebut mengindikasikan bertambahnya penetrasi radiasi surya ke daun kacang tanah. Bertambah tangkapan radiasi surya dapat berarti menambah produk fotosintat tanaman kacang, yang berperan terhadap aktivitas metabolisme dan pertumbuhan kacang tanah. Tabel 1. Dampak Pengaturan Baris Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Tinggi Tanaman Kacang Tanah Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Pengaturan baris tanam (cm/tan) 65 hst Tunggal Ganda 56,17 f 46,83 bc 52,23 e 43,33 ab 52,17 de 42,33 a 48,50 cd 42,00 a R2 = R6 = 3,67 4,02 R3 = R7 = 3,82 4,05 R4 = R8 = 3,94 4,07 R5 = 3,98 Pengaturan baris tanam (cm/tan) 75 hst Tunggal Ganda 77,33 d 72,33 bc 76,67 d 71,50 bc 73,17 c 70,50 b 72,67 c 68,67 a R2 = R6 = ISSN 0216-0188 1,82 R3 = 1,91 R4 = 1,97 R5 = 1,99 2,01 R7 = 2,02 R8 = 2,04 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Peralihan baris tanam jagung tunggal ke baris ganda ternyata menambah luas dan indek luas daun kacang tanah secara signifikan (Tabel 2). Tabel 2. Dampak Pengaturan Baris Tanam Jagung Terhadap Luas Daun dan Indeks Luas Daun Tanaman Kacang Tanah. Baris tanam jagung Tunggal Ganda UNJD 5% Tunggal Ganda UNJD 5% Pengamatan, (cm/tan) 75 hst 85 hst 95 hst Luas Daun (cm2/tan) 217,34 423,56 527,29 a a a 530,68 539,44 740,80 b b b 8,87 13,02 10,43 Indeks Luas Daun 0,247 a 0,484 a 0,516 a 0,586 0,616 0,961 b b b 0,243 0,244 0,357 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Demikian pula, peralihan baris tanam tersebut yang disertai dengan penambahan persentase perompesan daun jagung interaksi dapat menambah jumlah daun kacang tanah pada 65 dan 95 hst (Tabel 3). 158 Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 159 - 163 (Amin Zuchri) Tabel 3. Dampak Pengaturan Baris Tanam Dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Jumlah Daun. Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Pengaturan baris tanam (lembar/tan) 65 hst Tunggal Ganda 56,67 a Fenomena serupa, dampak interaksi kedua faktor tersebut tampak pula pada bertambahnya berat kering tanaman kacang tanah dengan semakin bertambahnya persentase perompesan daun jagung baik dalam baris tunggal maupun ganda, walaupun dalam baris ganda berat kering kacang tanah cenderung lebih berat dibanding dalam baris tunggal (Tabel 5) 66,00 b 75,33 d 67,00 b 77,00 de 72,00 c 78,33 e R2 = 1,85 R6 = 2,04 R3 = 1,94 R7 = 2,05 R4 = 2,00 R8 = 2,06 R5 = 2,01 95 hst Tunggal Ganda 85,67 d 81,00 b 82,67 c 85,33 d R2 = 1,56 R3 = 1,63 R4 = 1,69 R5 = 1,70 87,33 e 90,00 f 92,33 g R6 = 1,72 R7 = 1,73 R8 = 1,74 Tabel 5. Dampak Pengaturan Baris Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Berat Kering Tanaman Kacang Tanah. Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. UNJD 5% Sedangkan pada 75 dan 85 hst, bertambahnya jumlah daun kacang tanah diakibatkan oleh bertambahnya persentase perompesan daun jagung (Tabel 4) Tabel 4. Dampak Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah. Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Pengamatan (lembar/tan) 75 hst 85 hst 68,00 a 72,00 a 75,17 b 79,33 b 80,50 c 84,33 c 82,83 d 86,17 c R2 = R2 = 2,20 2,19 R3 = 2,30 R4 = 2,37 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. 72,67 c 70,67 a R3 = 2,31 R4 = 2,38 Pengaturan baris tanam (g/tan) 95 hst Tunggal Ganda 33,17 a 39,20 c 33,60 a 40,43 c 35,97 ab 41,30 c 38,67 bc 47,20 d R2 = R6 = 3,00 3,31 R3 = R7 = 3,14 3,33 R4 = R8 = 3,24 3,35 R5 = 3,27 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Sedangkan jumlah cabang kacang tanah cenderung bertambah dengan bertambahnya persentase perompesan daun jagung (Tabel 6). Data tersebut menunjukkan bahwa radiasi surya merangsang percabangan kacang tanah. 159 EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 Menurut Gadner et. al., (1985) radiasi surya dapat menekan produksi hormon auksin sehingga dapat menghambat dominasi pucuk dan memungkinkan munculnya tunas-tunas di ketiak daun. Tabel 7. Dampak Pengaturan Baris Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Berat Kering Polong, 100 Polong dan Jumlah Polong Tanaman Kacang Tanah. Tabel 6. Dampak Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah. Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Perlakuan A. Baris tanam jagung Tunggal Pengamatan (lembar/tan) 65 hst 75 hst 7,33 a 7,83 a 8,50 b 9,17 b 9,17 bc 10,00 bc 9,67 c 10,67 c R2 = R2 = 1,03 1,08 R3 = R3 = 1,08 1,13 R4 = R4 = 1,12 1,17 85 hst 95 hst 8,33 a 8,33 a 9,67 b 9,83 b 10,67 c 11,00 c 11,33 c 12,33 d R2 = R2 = 0,83 0,61 R3 = R3 = 0,87 0,63 R4 = R4 = 0,90 0,65 ISSN 0216-0188 Ganda Berat kering polong (g/tan) 41,48 a 53,02 b 1,68 UNJD 5% B. Pemangkasan Tanpa 7,32 a Pemangkasan Pemangkasan 10,10 30% b Pemangkasan 13,18 c 40% Pemangkasan 16,88 50% d R2 = UNJD 5% 1,57 R3 = 1,67 R4 = 1,70 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Aspek komponen hasil dan hasil kacang tanah dipengaruhi oleh pengaturan baris tanam dan persentase perompesan daun jagung, pengaruh tersebut sangat signifikan (p=0,01), kecuali komponen berat kering 100 polong dan berat kering 100 biji tidak nyata (p=0,05). Peralihan baris tanam tunggal ke baris ganda dapat menambah secara signifikan berat kering dan jumlah polong/tanaman, berat kering biji dan jumlah biji/tanaman (Tabel 7 dan Tabel 8). 100 polong (g/tan) Jumlah polong (tan) 141,43 17,33 a 180,44 95,67 b tn 3,22 50,33 a 14,50 a 51,45 a 19,67 b 56,10 b 23,50 c 58,55 c 28,83 d R2 = 1,41 R3 = 1,48 R4 = 1,53 R2 = 3,22 R3 = 3,38 R4 = 3,48 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Tabel 8. Dampak Pengaturan Baris Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Berat Kering Biji, 100 Biji dan Jumlah Biji Tanaman Kacang Tanah. Perlakuan A. Baris tanam jagung Tunggal Ganda UNJD 5 % 160 Berat kering biji (g/tan) 39,34 a 50,52 b 1,70 100 biji (g/tan) Jumlah biji (tan) 88,11 34,66 a 191,34 b 6,33 378,74 tn Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 161 - 163 (Amin Zuchri) B. Pemangkasan Tanpa 13,63 a 47,83 a Pemangkasan Pemangkasan 18,88 48,95 a 30% b Pemangkasan 53,60 24,91 c 40% b Pemangkasan 32,28 56,05 c 50% d R2 = R2 = UNJD 5% 1,70 1,41 R3 = R3 = 1,78 1,48 R4 = R4 = 1,83 1,53 29,00 a 39,34 b 47,00 c 57,66 d R2 = 6,33 R3 = 6,64 R4 = 6,84 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Kondisi tersebut mudah dipahami karena dalam baris tanam ganda tercipta ruang cukup luas yang dapat dimungkinkan radiasi surya dapat diterima daun daun kacang tanah. Hal ini berarti mendukung berlangsungnya proses fotosintesis yang berguna dalam proses pertumbuhan kacang tanah sehingga akumulasi fotosintat dapat didistribusikan ke komponen hasil dan hasil biji kacang tanah. Perluasan ruang yang memungkinkan menambah intersepsi radiasi surya ke daun daun kacang tanah dapat terjadi melalui penambahan persentase perompesan daundaun jagung. Semakin banyak (%) daun-daun jagung yang dirompas semakin besar berat kering polong dan biji/tanaman, berat kering 100 polong dan biji serta jumlah polong dan biji/tanaman (Tabel 7). Pertambahan nilai tersebut signifikan dengan bertambahnya persentase perompesan daun daun jagung. Namun bagaimana dampak pengaturan baris tanam jagung dan perompesan daun jagung terhadap hasil tanaman jagung? Dampak pengaturan baris tanam dan perompesan daun jagung terhadap komponen dan hasil jagung ternyata perompesan daun jagung hanya mempengaruhi berat kering 100 biji jagung. Sedangkan interaksi kedua perlakuan tersebut berpengaruh hanya pada berat kering tongkol kupas. Komponen dan hasil jagung, seperti panjang dan diameter tongkol, jumlah biji/tongkol dan berat kering biji/tongkol tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Pengaturan baris tanam jagung yang tidak berpengaruh terhadap komponen hasil dan hasil (kecuali berat kering tongkol kupas) mengindikasikan bahwa taraf kompetisi yang terjadi baik sesama tanaman jagung maupun dengan kacang tanah, tidak mempengaruhi terhadap komponen hasil dan hasil tersebut. Dengan kata lain hanya berpengaruh terhadap perubahan berat kering tongkol kupas. Perompesan daun jagung yang mempengaruhi berat kering100 biji mengindikasikan bahwa jumlah organ daun yang hilang (persentase perompesan) dapat mengurangi berat satuan biji (100 biji). Hal ini dapat dipahami bahwa hilangnya organ daun berarti menghilangkan / mengurangi organ penangkap radiasi surya sehingga proses fotosintesis per tanaman akan berkurang. Hal ini berdampak terhadap berkurangnya suplai fotosintat pada saat pengisian biji jagung. Tabel 9 (Tabel 3) menginformasikan besaran berkurangnya berat kering 100 biji sebagai dampak perompesan daun jagung. Perompesan daun jagung sebesar 50 % sangat berdampak secara signifikan mengurangi berat kering 100 biji jagung sebesar 15,09 % dibanding kontrol. Sedangkan perompesan daun hingga 40 % tidak berpengaruh terhadap pengurangan berat kering 100 biji. Hal ini dapat berarti perompesan daun 40 % dapat ditoleransi, dapat menciptakan penetrasi radiasi surya ke arah tanaman kacang tanah. Tabel 4. Dampak Pemangkasan Daun Jagung Terhadap Berat Kering 100 Biji Jagung. Perompesan daun jagung Berat Kering 100 Biji Jagung (g) Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% 18,55 b 18,53 b 17,73 b 15,75 a R2 = 1,36 R3 = 1,42 R4 = 1,47 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang 161 EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Apabila disimak berat kering tongkol kupas (tanpa kulit) (Tabel 10), perompesan daun jagung dalam baris tanam tunggal dapat mengurangi berat kering tongkol kupas secara signifikan dibanding kontrol (tanpa pemangkasan), terutama jika perompesan tersebut sebesar 50 %. Sedangkan dalam baris tanam ganda, perlakuan tersebut tidak berpengaruh walaupun terdapat kecenderungan perompesan 50 % cenderung sangat mereduksi berat kering tongkol kupas. ISSN 0216-0188 perompesan daun jagung sebesar 50 % sangat berdampak negatif terhadap pengurangan berat kering 100 biji jagung (Tabel 4) dan tongkol kupas (Tabel 10) sehingga peluang untuk mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan minimum pengurangan hasil jagung dari dampak perlakuan-perlakuan tersebut adalah perompesan daun jagung sebesar (maksimum) 40 %, disertai pilihan baris tanam ganda jika hasil kacang tanah lebih diutamakan dibanding berat kering tongkol kupas. SIMPULAN Tabel 10. Dampak Pengaturan Baris Tanam dan Perompesan Daun Jagung Terhadap Berat Kering Tongkol Kupas. Perompesan daun jagung Tanpa Perompesan Perompesan 30% Perompesan 40% Perompesan 50% UNJD 5% Baris tanam Tunggal 49,37 d 39,97 c 35,87 c 29,47 b R2 = 5,96 R3 = 6,25 R4 = 6,44 R5 = 6,50 Ganda 26,50 ab 24,57 ab 23,73 ab 20,23 a R6 = 6,57 R7 = 6,61 R8 = 6,65 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata Jarak Duncan 5%. Berdasarkan bahwa pada kedua aspek (baik tanaman kacang tanah maupun tanaman jagung) tersebut, ternyata peralihan baris tanam jagung tunggal ke baris tanam ganda dapat memperbaiki penampilan tanaman kacang tanah (Tabel 1-8), namun peralihan baris tanam tersebut cenderung mengurangi hasil berat kering tongkol kupas jagung (Tabel 4). Demikian pula perompesan daun baik sebagai faktor tunggal maupun dalam interaksinya cenderung memperbaiki penampilan tanaman kacang, namun Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kacang tanah tertinggi dicapai dengan baris ganda tanaman jagung, walaupun hasil jagung baris ganda lebih rendah dibanding baris tunggal. Demikian pula dengan perompesan dengan perompesan daun jagung sebesar 50%, hasil kacang tanah tertinggi berturut-turut berat kering biji (23,28 g/tan, berat kering 100 biji : 56,05 g dan ∑ biji/tan : 57,66 biji) namun hasil jagung sangat tereduksi. Dengan memperhatikan taraf optimal hasil kacang tanah yang dapat dicapai dan dengan minimum reduksi hasil jagung maka perompesan daun jagung dengan taraf 40 % yang disertai dengan pengaturan baris tanam ganda baik dalam faktor tunggal maupun dalam interaksinya, dapat mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan pengurangan hasil jagung. SARAN Penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut pada berbagai lokasi dan musim, serta pada taraf ketersediaan hara yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Amin, Z. 2006. Minimalisasi Dampak Persaingan Tanaman Jagung-Kedelai Tumpangsari melalui Pengaturan penempatan dan Dosis Pupuk N,P,K. Embrio. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 3(2):71-82. De Wit. 1960. On Competition Instr. for Biological and chemical Research on 162 Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 163 - 163 (Amin Zuchri) Field Crops and Herbage. Wagenigen Netherlands. Gedner, F.R., R.B. Pearce, Mitchell, R.L. 1985. Physiology at Crop Plants. Iowa State Univ. Press. Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jkt. Madjid, A. 1981. Pengaruh naungan pada berbagai fase perkembangan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) BPTP. Malang. Nugroho, W.H. 1990. Statical Analysis and Interpretation at Intercropping Research. Fac. at Agriculture, Brawijaya Univ. Malang. Rahmianna, A.A., J. Purnomo dan Marwoto. 1989. Produktivitas tanaman kacang tanah dan jagung pada lingkungan Tumpangsari di Lahan Tegal. Jurnal Penelitian Palawija. BPTP Malang 4(2):18-27. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan (terjemahan) ITB. Bandung. Suardji, D., A. Purnomo dan Sugianto. 1979. Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil biji tanaman kacang tanah. LP. Seri Fisiologi. LP3. Bogor. Sukoco, Y., C. Reintjes, Haverkort, B. dan Woter. 1992. Pertanian masa depan. Kamisius. Yogyakarta. Suprapto. 2002. Pengaruh naungan jagung terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah var kelinci dan kidang di lahan marginal GerokgakBuleleng. BPTP. Bali. 163