Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam

advertisement
EMBRYO VOL. 4 NO. 2
DESEMBER 2007
ISSN 0216-0188
Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung Dalam
Tumpangsari Melalui Pengaturan Baris Tanam Dan Perompesan
Daun Jagung
Amin Zuchri
Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan taraf
pengurangan hasil jagung sebagai dampak pengaturan baris tanam dan perompesan daun jagung dalam
tumpangsari.
Penelitian dirancang dalam percobaan faktorial, terdiri dua faktor. Faktor pertama (A)
Pengaturan baris tanam jagung dengan dua taraf : (A1) Tanaman jagung dalam baris tunggal, (A2)
Tanaman jagung dalam baris ganda. Faktor kedua (B) Perompesan daun jagung terdiri 4 taraf : (B0)
Tanpa perompesan sebagai kontrol / pembanding, (B1) Perompesan daun jagung 30%, (B2) Perompesan
daun jagung 40%, (B3) Perompesan daun jagung 50%. Perlakuan yang tersusun, dirancang dalam
rancangan petak terbagi (RPT). Sebagai petak utama (A) Pengaturan baris tanaman jagung dan anak petak
(B) Perompesan daun jagung. Data yang teramati/terhimpun dianalisis dalam analisis ragam Rancangan
petak terbagi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kacang tanah tertinggi dicapai dengan baris ganda
tanaman jagung, walaupun hasil jagung baris ganda lebih rendah dibanding baris tunggal. Demikian pula
dengan perompesan dengan perompesan daun jagung sebesar 50%, hasil kacang tanah tertinggi berturutturut berat kering biji (23,28 g/tan, berat kering 100 biji : 56,05 g dan ∑ biji/tan : 57,66 biji) namun hasil
jagung sangat tereduksi. Dengan memperhatikan taraf optimal hasil kacang tanah yang dapat dicapai dan
dengan minimum reduksi hasil jagung maka perompesan daun jagung dengan taraf 40 % yang disertai
dengan pengaturan baris tanam ganda baik dalam faktor tunggal maupun dalam interaksinya, dapat
mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan meminimumkan pengurangan hasil jagung.
Kata Kunci : Tanaman Jagung, Kacang Tanah,Tumpang sari, Kompotesi.
PENDAHULUAN
Tumpangsari tanaman merupakan salah satu
model penanaman tradisional di lahan kering.
Dalam model ini, dua atau lebih spesies
tanaman ditanam dalam waktu dan lahan yang
sama. Model penanaman tumpangsari
memiliki beberapa keuntungan yaitu :
mengurangi
resiko
kegagalan
panen,
memperbaiki
kesuburan,
mengurangi
terjadinya erosi dan meningkatkan pendapatan
petani (Sukoco et al., 1992). Keuntungan lain
(Rahmianna
et
al.,
1984)
mampu
meningkatkan efisiensi penggunaan faktor
lingkungan dan tenaga kerja, menekan
serangan gulma, penyakit. Selain itu
(Soegijadni et al., 1986) dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan air.
Problematik
dalam
model
tumpangsari ialah timbulnya persaingan di
antara dua atau lebih spesies yang ditanam.
Persaingan dapat mencakup (De Wit, 1960)
air, hara, cahaya dan ruang. Sebagai dampak
persaingan, baik tanaman utama maupun
tanaman
sela
mengalami
penurunan
pertumbuhan
dan
hasil
dibanding
pertumbuhan dan hasil tanaman monokultur
spesies tanaman tersebut (Nugroho, 1990).
Lebih lanjut Nugroho (1990) mengemukakan
bahwa spesies spesies tanaman yang memiliki
agresivitas tinggi lebih mampu bersaing.
Amin (2006) melaporkan bahwa tanaman
jagung lebih agresif dibanding tanaman
kedelai dalam tumpangsari, terutama jika
ketersediaan hara cukup tersedia sehingga
hasil kedelai sangat turun drastis.
Persaingan untuk memperoleh sinar
matahari memiliki arti penting bagi
keberlanjutan
pertumbuhan
tanaman.
Berkurangnya radiasi yang diterima organ
daun berdampak pada berkurangnya produk
Fotosintat. Menurut Salisbury dan Ross
156
Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 157 - 163 (Amin Zuchri)
(1995) fotosintat sangat penting dalam
mendukung proses proses metabolisme dalam
tanaman, sehingga kekurangan fotosintat akan
mengganggu berbagai proses metabolisme
yang
akgirnya
berakibat
menurunnya
pertumbuhan dan hasil tanaman.
Tanaman kacang tanah apabila selama
pertumbuhan
ternaungi
mengganggu
efektivitas fiksasi N dalam bakteroid bintil
akar, hal ini disebabkan berkurangnya suplai
fotosintat ke akar sebagai akibat rendahnya
fotosintesis tanaman (Suprapto, 1990).
Apabila naungan (Madjid, 1981) terjadi sejak
awal fase reproduksi hingga menjelang panen
dapat berdampak pada penurunan hasil biji
sebesar 45%. Dampak lain penaungan
(Suardji et al., 1979) ialah : ruas batang
bertambah panjang, jumlah daun dan indek
luas daun berkurang, sehingga mengakibatkan
tanaman sulit berkembang. Sehingga apabila
tanaman kacang tanah ditumpangsarikan
dengan tanaman jagung, pertumbuhan
tanaman kacang tanah dapat tereduksi akibat
berkurangnya radiasi yang diterima organ
daun (Jumin, 2002).
Dalam upaya menambah tangkapan
radiasi oleh organ daun kacang tanah dalam
tumpangsari dengan tanaman jagung, perlu
pengaturan baris tanaman tunggal ke arah
baris ganda dan perompesan daun jagung.
Pengaturan baris tanam jagung tersebut
dimungkinkan bertambahnya radiasi yang
diterima organ daun, sehingga dapat
menambah hasil kacang tanah, namun
pengaturan baris tanaman akan menambah
kompetisi antar tanaman jagung yang
berdampak dapat mengurangi hasil jagung.
Demikian pula, walaupun dengan perompesan
daun jagung dapat menambah radiasi yang
diterima oleh tanaman kacang tanah namun
hal tersebut dapat mengurangi organ
fotosintesis tanaman jagung, hal ini dapat
berdampak pada berkurangnya hasil jagung.
Oleh karenanya, penelitian ini
bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kacang
tanah
dengan
meminimumkan
taraf
pengurangan hasil jagung sebagai dampak
pengaturan baris tanam dan perompesan daun
jagung dalam tumpangsari.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di lahan
kering (mediteran merah kuning) desa
Keleyan, kecamatan Socah, Bangkalan dalam
periode Desember 2006 hingga April 2007.
Penelitian dirancang dalam percobaan
faktorial, terdiri dua faktor. Faktor pertama
(A) Pengaturan baris tanam jagung dengan
dua taraf : (A1) Tanaman jagung dalam baris
tunggal, (A2) Tanaman jagung dalam baris
ganda. Faktor kedua (B) Perompesan daun
jagung terdiri 4 taraf : (B0) Tanpa perompesan
sebagai kontrol / pembanding, (B1)
Perompesan daun jagung 30%, (B2)
Perompesan daun jagung 40%, (B3)
Perompesan daun jagung 50%. Perlakuan
yang tersusun, dirancang dalam rancangan
petak terbagi (RPT). Sebagai petak utama (A)
Pengaturan baris tanaman jagung dan anak
petak (B) Perompesan daun jagung. Data yang
teramati / terhimpun dianalisis dalam analisis
ragam RPT berdasar model
Yijk = µ + ρ i + λ j + ∑ ij + β k + (αβ ) jk + ∑ ijk
µ
= rerata umum, ρ1 pengaruh blok ke I, αj
pengaruh faktor utama ke j, Σij pengaruh galat
petak utama, βk pengaruh faktor tambahan,
(αβ)jk pengaruh interaksi Σijk pengaruh galat
anak petak. Apabila nilai F hitung > F tabel
(0,05) dan atau F tabel (0,01) dari faktor
perlakuan berarti faktor tersebut berpengaruh
terhadap variabel (Y) yang teramati.
Benih jagung ditanam dengan jarak
tanam 30 X 70 cm, sedang benih kacang tanah
berjarak 25 X 25 cm diantara dua barisan
tanaman jagung. Setiap titik tanam berisi satu
tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaturan baris tanaman jagung
tunggal ke baris ganda akan menambah ruang
terbuka bagi tanaman kacang tanah sebagai
tanaman sela. Penambahan ruang tersebut
berdampak pula pada penetrasi radiasi surya
ke organ daun kacang tanah atau menambah
tangkapan radiasi surya organ daun kacang
tanah. Demikian pula perompesan daun
jagung, akan menambah radiasi surya yang
diterima daun kacang tanah. Dalam penelitian
ini kedua faktor tersebut secara bersama
157
EMBRYO VOL. 4 NO. 2
DESEMBER 2007
(interaksi) berpengaruh terhadap panjang
tanam kacang tanah, 65 dan 75 hst (Tabel 1).
Apabila disimak Tabel 1 tersebut, baik pada
baris tunggal maupun ganda, perompesan
daun jagung yang bertambah cenderung
berdampak terhadap pengurangan panjang
tanaman kacang tanah, walaupun besaran
pengurangan tersebut berbeda. Demikian pula
jika diamati panjang tanaman dalam baris
tunggal dan ganda. Dalam baris ganda,
panjang tanaman kacang tanah lebih pendek
dibanding dalam kelompok baris tunggal.
Menurut Suardji et al. (1979) tanaman kacang
tanah yang ternaungi (radiasi yang berkurang)
mengakibatkan ruas batang, jumlah dan luas
daun
berkurang.
Hal
tersebut
mengindikasikan bertambahnya penetrasi
radiasi surya ke daun kacang tanah.
Bertambah tangkapan radiasi surya dapat
berarti menambah produk fotosintat tanaman
kacang, yang berperan terhadap aktivitas
metabolisme dan pertumbuhan kacang tanah.
Tabel 1. Dampak Pengaturan Baris Tanam
dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap
Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Pengaturan baris
tanam (cm/tan)
65 hst
Tunggal
Ganda
56,17 f
46,83 bc
52,23 e
43,33 ab
52,17 de
42,33 a
48,50 cd
42,00 a
R2 =
R6 =
3,67
4,02
R3 =
R7 =
3,82
4,05
R4 =
R8 =
3,94
4,07
R5 =
3,98
Pengaturan baris
tanam (cm/tan)
75 hst
Tunggal
Ganda
77,33 d
72,33 bc
76,67 d
71,50 bc
73,17 c
70,50 b
72,67 c
68,67 a
R2 =
R6 =
ISSN 0216-0188
1,82
R3 =
1,91
R4 =
1,97
R5 =
1,99
2,01
R7 =
2,02
R8 =
2,04
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji
Nyata Jarak Duncan 5%.
Peralihan baris tanam jagung tunggal
ke baris ganda ternyata menambah luas dan
indek luas daun kacang tanah secara
signifikan (Tabel 2).
Tabel 2.
Dampak Pengaturan Baris
Tanam Jagung Terhadap Luas Daun dan
Indeks Luas Daun Tanaman Kacang Tanah.
Baris tanam
jagung
Tunggal
Ganda
UNJD 5%
Tunggal
Ganda
UNJD 5%
Pengamatan, (cm/tan)
75 hst
85 hst
95 hst
Luas Daun (cm2/tan)
217,34 423,56 527,29
a
a
a
530,68 539,44 740,80
b
b
b
8,87
13,02
10,43
Indeks Luas Daun
0,247 a 0,484 a 0,516 a
0,586
0,616
0,961
b
b
b
0,243
0,244
0,357
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
Demikian pula, peralihan baris tanam tersebut
yang disertai dengan penambahan persentase
perompesan daun jagung interaksi dapat
menambah jumlah daun kacang tanah pada 65
dan 95 hst (Tabel 3).
158
Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 159 - 163 (Amin Zuchri)
Tabel 3.
Dampak Pengaturan Baris
Tanam Dan Pemangkasan Daun Jagung
Terhadap Jumlah Daun.
Perompesan daun
jagung
Tanpa
Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Tanpa
Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Pengaturan baris tanam
(lembar/tan)
65 hst
Tunggal
Ganda
56,67 a
Fenomena serupa, dampak interaksi kedua
faktor
tersebut
tampak
pula
pada
bertambahnya berat kering tanaman kacang
tanah
dengan
semakin
bertambahnya
persentase perompesan daun jagung baik
dalam baris tunggal maupun ganda, walaupun
dalam baris ganda berat kering kacang tanah
cenderung lebih berat dibanding dalam baris
tunggal (Tabel 5)
66,00 b
75,33 d
67,00 b
77,00 de
72,00 c
78,33 e
R2 = 1,85 R6 = 2,04
R3 = 1,94 R7 = 2,05
R4 = 2,00 R8 = 2,06
R5 = 2,01
95 hst
Tunggal
Ganda
85,67 d
81,00 b
82,67 c
85,33 d
R2 = 1,56
R3 = 1,63
R4 = 1,69
R5 = 1,70
87,33 e
90,00 f
92,33 g
R6 = 1,72
R7 = 1,73
R8 = 1,74
Tabel 5.
Dampak Pengaturan Baris
Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung
Terhadap Berat Kering Tanaman Kacang
Tanah.
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji
Nyata Jarak Duncan 5%.
UNJD 5%
Sedangkan pada 75 dan 85 hst, bertambahnya
jumlah daun kacang tanah diakibatkan oleh
bertambahnya persentase perompesan daun
jagung (Tabel 4)
Tabel 4.
Dampak Pemangkasan Daun
Jagung Terhadap Jumlah Daun Tanaman
Kacang Tanah.
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Pengamatan
(lembar/tan)
75 hst
85 hst
68,00 a
72,00 a
75,17 b
79,33 b
80,50 c
84,33 c
82,83 d
86,17 c
R2 =
R2 =
2,20
2,19
R3 =
2,30
R4 =
2,37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
72,67 c
70,67 a
R3 =
2,31
R4 =
2,38
Pengaturan baris
tanam (g/tan)
95 hst
Tunggal
Ganda
33,17 a
39,20 c
33,60 a
40,43 c
35,97 ab
41,30 c
38,67 bc
47,20 d
R2 =
R6 =
3,00
3,31
R3 =
R7 =
3,14
3,33
R4 =
R8 =
3,24
3,35
R5 =
3,27
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
Sedangkan jumlah cabang kacang tanah
cenderung bertambah dengan bertambahnya
persentase perompesan daun jagung (Tabel 6).
Data tersebut menunjukkan bahwa radiasi
surya merangsang percabangan kacang tanah.
159
EMBRYO VOL. 4 NO. 2
DESEMBER 2007
Menurut Gadner et. al., (1985) radiasi surya
dapat menekan produksi hormon auksin
sehingga dapat menghambat dominasi pucuk
dan memungkinkan munculnya tunas-tunas di
ketiak daun.
Tabel 7.
Dampak Pengaturan Baris
Tanam dan Pemangkasan Daun Jagung
Terhadap Berat Kering Polong, 100 Polong
dan Jumlah Polong Tanaman Kacang Tanah.
Tabel 6. Dampak
Pemangkasan
Daun
Jagung Terhadap Jumlah Cabang Tanaman
Kacang Tanah.
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Perlakuan
A. Baris
tanam jagung
Tunggal
Pengamatan
(lembar/tan)
65 hst
75 hst
7,33 a
7,83 a
8,50 b
9,17 b
9,17 bc
10,00 bc
9,67 c
10,67 c
R2 =
R2 =
1,03
1,08
R3 =
R3 =
1,08
1,13
R4 =
R4 =
1,12
1,17
85 hst
95 hst
8,33 a
8,33 a
9,67 b
9,83 b
10,67 c
11,00 c
11,33 c
12,33 d
R2 =
R2 =
0,83
0,61
R3 =
R3 =
0,87
0,63
R4 =
R4 =
0,90
0,65
ISSN 0216-0188
Ganda
Berat
kering
polong
(g/tan)
41,48 a
53,02
b
1,68
UNJD 5%
B.
Pemangkasan
Tanpa
7,32 a
Pemangkasan
Pemangkasan
10,10
30%
b
Pemangkasan
13,18 c
40%
Pemangkasan
16,88
50%
d
R2 =
UNJD 5%
1,57
R3 =
1,67
R4 =
1,70
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
Aspek komponen hasil dan hasil
kacang tanah dipengaruhi oleh pengaturan
baris tanam dan persentase perompesan daun
jagung, pengaruh tersebut sangat signifikan
(p=0,01), kecuali komponen berat kering 100
polong dan berat kering 100 biji tidak nyata
(p=0,05). Peralihan baris tanam tunggal ke
baris ganda dapat menambah secara signifikan
berat kering dan jumlah polong/tanaman,
berat kering biji dan jumlah biji/tanaman
(Tabel 7 dan Tabel 8).
100
polong
(g/tan)
Jumlah
polong
(tan)
141,43
17,33 a
180,44
95,67 b
tn
3,22
50,33 a
14,50 a
51,45 a
19,67 b
56,10
b
23,50 c
58,55 c
28,83 d
R2 =
1,41
R3 =
1,48
R4 =
1,53
R2 =
3,22
R3 =
3,38
R4 =
3,48
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
Tabel 8. Dampak Pengaturan Baris Tanam
dan Pemangkasan Daun Jagung Terhadap
Berat Kering Biji, 100 Biji dan Jumlah Biji
Tanaman Kacang Tanah.
Perlakuan
A. Baris
tanam jagung
Tunggal
Ganda
UNJD 5 %
160
Berat
kering
biji
(g/tan)
39,34 a
50,52
b
1,70
100
biji
(g/tan)
Jumlah
biji
(tan)
88,11
34,66 a
191,34
b
6,33
378,74
tn
Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 161 - 163 (Amin Zuchri)
B.
Pemangkasan
Tanpa
13,63 a 47,83 a
Pemangkasan
Pemangkasan
18,88
48,95 a
30%
b
Pemangkasan
53,60
24,91 c
40%
b
Pemangkasan
32,28
56,05 c
50%
d
R2 =
R2 =
UNJD 5%
1,70
1,41
R3 =
R3 =
1,78
1,48
R4 =
R4 =
1,83
1,53
29,00 a
39,34 b
47,00 c
57,66 d
R2 =
6,33
R3 =
6,64
R4 =
6,84
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
huruf huruf yang sama pada kolom yang sama
berarti tidak berbeda nyata pada Uji Nyata
Jarak Duncan 5%.
Kondisi tersebut mudah dipahami karena
dalam baris tanam ganda tercipta ruang cukup
luas yang dapat dimungkinkan radiasi surya
dapat diterima daun daun kacang tanah. Hal
ini berarti mendukung berlangsungnya proses
fotosintesis yang berguna dalam proses
pertumbuhan
kacang
tanah
sehingga
akumulasi fotosintat dapat didistribusikan ke
komponen hasil dan hasil biji kacang tanah.
Perluasan ruang yang memungkinkan
menambah intersepsi radiasi surya ke daun
daun kacang tanah dapat terjadi melalui
penambahan persentase perompesan daundaun jagung. Semakin banyak (%) daun-daun
jagung yang dirompas semakin besar berat
kering polong dan biji/tanaman, berat kering
100 polong dan biji serta jumlah polong dan
biji/tanaman (Tabel 7). Pertambahan nilai
tersebut signifikan dengan bertambahnya
persentase perompesan daun daun jagung.
Namun bagaimana dampak pengaturan baris
tanam jagung dan perompesan daun jagung
terhadap hasil tanaman jagung?
Dampak pengaturan baris tanam dan
perompesan daun jagung terhadap komponen
dan hasil jagung ternyata perompesan daun
jagung hanya mempengaruhi berat kering 100
biji jagung. Sedangkan interaksi kedua
perlakuan tersebut berpengaruh hanya pada
berat kering tongkol kupas. Komponen dan
hasil jagung, seperti panjang dan diameter
tongkol, jumlah biji/tongkol dan berat kering
biji/tongkol tidak dipengaruhi oleh perlakuan.
Pengaturan baris tanam jagung yang tidak
berpengaruh terhadap komponen hasil dan
hasil (kecuali berat kering tongkol kupas)
mengindikasikan bahwa taraf kompetisi yang
terjadi baik sesama tanaman jagung maupun
dengan kacang tanah, tidak mempengaruhi
terhadap komponen hasil dan hasil tersebut.
Dengan kata lain hanya berpengaruh terhadap
perubahan berat kering tongkol kupas.
Perompesan daun jagung yang
mempengaruhi
berat
kering100
biji
mengindikasikan bahwa jumlah organ daun
yang hilang (persentase perompesan) dapat
mengurangi berat satuan biji (100 biji). Hal ini
dapat dipahami bahwa hilangnya organ daun
berarti menghilangkan / mengurangi organ
penangkap radiasi surya sehingga proses
fotosintesis per tanaman akan berkurang. Hal
ini berdampak terhadap berkurangnya suplai
fotosintat pada saat pengisian biji jagung.
Tabel 9 (Tabel 3) menginformasikan besaran
berkurangnya berat kering 100 biji sebagai
dampak
perompesan
daun
jagung.
Perompesan daun jagung sebesar 50 % sangat
berdampak secara signifikan mengurangi
berat kering 100 biji jagung sebesar 15,09 %
dibanding kontrol. Sedangkan perompesan
daun hingga 40 % tidak berpengaruh terhadap
pengurangan berat kering 100 biji. Hal ini
dapat berarti perompesan daun 40 % dapat
ditoleransi, dapat menciptakan penetrasi
radiasi surya ke arah tanaman kacang tanah.
Tabel 4.
Dampak Pemangkasan Daun
Jagung Terhadap Berat Kering 100 Biji
Jagung.
Perompesan daun
jagung
Berat Kering 100 Biji
Jagung (g)
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
18,55 b
18,53 b
17,73 b
15,75 a
R2 = 1,36
R3 = 1,42
R4 = 1,47
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang
161
EMBRYO VOL. 4 NO. 2
DESEMBER 2007
sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji
Nyata Jarak Duncan 5%.
Apabila disimak berat kering tongkol
kupas (tanpa kulit) (Tabel 10), perompesan
daun jagung dalam baris tanam tunggal dapat
mengurangi berat kering tongkol kupas secara
signifikan
dibanding
kontrol
(tanpa
pemangkasan), terutama jika perompesan
tersebut sebesar 50 %. Sedangkan dalam baris
tanam ganda, perlakuan tersebut tidak
berpengaruh
walaupun
terdapat
kecenderungan perompesan 50 % cenderung
sangat mereduksi berat kering tongkol kupas.
ISSN 0216-0188
perompesan daun jagung sebesar 50 % sangat
berdampak negatif terhadap pengurangan
berat kering 100 biji jagung (Tabel 4) dan
tongkol kupas (Tabel 10) sehingga peluang
untuk mengoptimalkan hasil kacang tanah
dengan minimum pengurangan hasil jagung
dari dampak perlakuan-perlakuan tersebut
adalah perompesan daun jagung sebesar
(maksimum) 40 %, disertai pilihan baris
tanam ganda jika hasil kacang tanah lebih
diutamakan dibanding berat kering tongkol
kupas.
SIMPULAN
Tabel 10. Dampak Pengaturan Baris Tanam
dan Perompesan Daun Jagung Terhadap Berat
Kering Tongkol Kupas.
Perompesan daun
jagung
Tanpa Perompesan
Perompesan 30%
Perompesan 40%
Perompesan 50%
UNJD 5%
Baris tanam
Tunggal
49,37 d
39,97 c
35,87 c
29,47 b
R2 =
5,96
R3 =
6,25
R4 =
6,44
R5 =
6,50
Ganda
26,50 ab
24,57 ab
23,73 ab
20,23 a
R6 =
6,57
R7 =
6,61
R8 =
6,65
Keterangan : Angka-angka yang diikuti
oleh huruf huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti tidak berbeda nyata pada Uji
Nyata Jarak Duncan 5%.
Berdasarkan bahwa pada kedua aspek
(baik tanaman kacang tanah maupun tanaman
jagung) tersebut, ternyata peralihan baris
tanam jagung tunggal ke baris tanam ganda
dapat memperbaiki penampilan tanaman
kacang tanah (Tabel 1-8), namun peralihan
baris tanam tersebut cenderung mengurangi
hasil berat kering tongkol kupas jagung (Tabel
4). Demikian pula perompesan daun baik
sebagai faktor tunggal maupun dalam
interaksinya
cenderung
memperbaiki
penampilan
tanaman
kacang,
namun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil kacang tanah tertinggi dicapai dengan
baris ganda tanaman jagung, walaupun hasil
jagung baris ganda lebih rendah dibanding
baris tunggal. Demikian pula dengan
perompesan dengan perompesan daun jagung
sebesar 50%, hasil kacang tanah tertinggi
berturut-turut berat kering biji (23,28 g/tan,
berat kering 100 biji : 56,05 g dan ∑ biji/tan :
57,66 biji) namun hasil jagung sangat
tereduksi. Dengan memperhatikan taraf
optimal hasil kacang tanah yang dapat dicapai
dan dengan minimum reduksi hasil jagung
maka perompesan daun jagung dengan taraf
40 % yang disertai dengan pengaturan baris
tanam ganda baik dalam faktor tunggal
maupun
dalam
interaksinya,
dapat
mengoptimalkan hasil kacang tanah dengan
meminimumkan pengurangan hasil jagung.
SARAN
Penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut
pada berbagai lokasi dan musim, serta pada
taraf ketersediaan hara yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z.
2006. Minimalisasi Dampak
Persaingan Tanaman Jagung-Kedelai
Tumpangsari melalui Pengaturan
penempatan dan Dosis Pupuk N,P,K.
Embrio. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
3(2):71-82.
De Wit. 1960. On Competition Instr. for
Biological and chemical Research on
162
Optimalisasi Hasil Tanaman Kacang Tanah Dan Jagung….. 163 - 163 (Amin Zuchri)
Field Crops and Herbage. Wagenigen
Netherlands.
Gedner, F.R., R.B. Pearce, Mitchell, R.L.
1985. Physiology at Crop Plants.
Iowa State Univ. Press.
Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo
Persada. Jkt.
Madjid, A. 1981. Pengaruh naungan pada
berbagai fase perkembangan terhadap
pertumbuhan dan hasil kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) BPTP.
Malang.
Nugroho, W.H. 1990. Statical Analysis and
Interpretation
at
Intercropping
Research. Fac. at Agriculture,
Brawijaya Univ. Malang.
Rahmianna, A.A., J. Purnomo dan Marwoto.
1989. Produktivitas tanaman kacang
tanah dan jagung pada lingkungan
Tumpangsari di Lahan Tegal. Jurnal
Penelitian Palawija. BPTP Malang
4(2):18-27.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995.
Fisiologi tumbuhan (terjemahan)
ITB. Bandung.
Suardji, D., A. Purnomo dan Sugianto. 1979.
Pengaruh
naungan
terhadap
pertumbuhan dan hasil biji tanaman
kacang tanah. LP. Seri Fisiologi.
LP3. Bogor.
Sukoco, Y., C. Reintjes, Haverkort, B. dan
Woter. 1992. Pertanian masa depan.
Kamisius. Yogyakarta.
Suprapto. 2002. Pengaruh naungan jagung
terhadap pertumbuhan dan hasil
kacang tanah var kelinci dan kidang
di lahan marginal GerokgakBuleleng.
BPTP.
Bali.
163
Download