pengembangan media pembelajaran ipa fisika

advertisement
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA FISIKA BERBASIS
MULTIMEDIA FLASH CS5 POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 WINONGAN
Wahyuni Ainun Fakhriyah (1), Muhardjito, Sentot Kusairi
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5, Malang 65145 ∙ Telp. (0341) 551-312
(1)
[email protected]
ABSTRAK: Media berperan sebagai alat untuk menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran. Adanya media dapat menggambarkan dan menyajikan fenomena fisika
yang menyerupai keadaan sebenarnya sehingga dapat membantu siswa memahami
konsep. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan media
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian pengembangan
ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi.
Langkah-langkah pengembangan terdiri atas tiga bagian pokok yaitu studi lapangan, uji
coba, dan pengujian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
berupa angket terhadap ahli media, ahli materi, dan audien. Untuk mengukur tingkat
pemahaman konsep siswa dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dan postes.
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif. Instrumen tes terlebih dahulu diuji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelayakan media pembelajaran menurut ahli media sebesar 80,28% dan menurut
ahli materi 88,62%, kelayakan media pembelajaran dari tahap uji coba terbatas sebesar
85,21%, dan dari tahap uji coba lebih luas sebesar 85.5%. Hasil pretes pada kelas yang
menggunakan media adalah 28,83% dan hasil postes adalah 71,64%. pembelajaran yang
dikembangkan sudah memenuhi kriteria layak dan secara keseluruhan dinyatakan baik
serta dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa.
Kata Kunci: media, animasi, konsep
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian suatu pesan. Komunikasi dapat terjadi jika komponenkomponennya terpenuhi. Komponen proses komunikasi terdiri atas pesan, sumber pesan,
media perantara, dan penerima pesan (Yanto, 2011:1). Proses komunikasi pada
pembelajaran juga memiliki komponen. Analogi komponen pada proses pembelajaran
yaitu isi ajaran dalam kurikulum sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan,
media pembelajaran sebagai media perantara, dan siswa sebagai penerima pesan.
Saat ini guru sudah memanfaatkan media komputer sebagai alat bantu mengajar
(Ucar dan Trundle, 2011). Media komputer ini digunakan sebagai media penyampaian
pembelajaran kepada siswa secara langsung atau digunakan sebagai alat bantu penilaian.
Sebagai media penyampaian, komputer dapat memberikan visualisasi interaktif suatu
1
2
fenomena atau gejala fisika yang dapat meningkatkan motivasi siwa dalam belajar.
Visualisasi pada komputer ini juga memberikan kesempatan setiap siswa belajar secara
dinamis, interaktif dan perorangan (Retno,2010).
Kenyataan di lapangan menggambarkan pemanfaatan komputer sebagai alat
bantu mengajar kurang optimal. Hal ini bisa dilihat berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pengembang. Guru sebenarnya sudah menggunakan komputer sebagai media
pembelajaran tetapi masih sebatas tampilan tulisan. Penyebabnya, yaitu guru mengalami
kesulitan dalam membuat media animasi. Selain itu, pemanfaatan yang kurang optimal
ini juga dikarenakan guru mengalami kendala untuk mendapatkan media pembelajaran
komputer yang tepat. Padahal, pemanfaatan media komputer yang tepat dapat
membantu siswa dalam memahami materi.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Winongan, siswa merasa kesulitan
untuk memahami konsep materi optika geometri. Optika geometri terdiri atas materi
cahaya dan alat-alat optik yang menyajikan fenomena tak kasat mata. Materi optika
geometri merupakan materi yang kompleks, sehingga membutuhkan waktu lama untuk
mempelajarinya. Akan tetapi, waktu yang tersedia dianggap tidak mencukupi oleh guru,
sehingga guru berusaha memampatkan materi yang diberikan pada setiap pertemuan.
Akibatnya, siswa yang mencapai angka ketuntasan pada materi optika geometri hanya
berkisar 41,51 % dalam satu kelas.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah
untuk menghasilkan produk media pembelajaran pembelajaran IPA Fisika berbasis
multimedia Flash CS 5 pokok bahasan optika geometri untuk meningkatkan
pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Winongan.
METODE
Desain penelitian ini memanfaatkan modifikasi dari sepuluh langkah penelitian
dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Sukmadinata, 2012: 169). (a)
studi pendahuluan terdiri atas studi kepustakaan, survai lapangan, (b) pengembangan
model/produk terdiri atas draft model, uji coba terbatas, uji coba lebih luas serta model
final hipotesis, (c) validitas mode/produk terdiri dari eksperimen pre test, treatment,
posttest dan model teruji (Sukmadinata, 2010:190).
3
Studi pendahuluan berisi tentang kegiatan (1) telaah kurikulum dan identifikasi
SK dan KD, (2) analisis kebutuhan guru, (3) penyusunan draft produk. Pada tahap
pengembangan produk, meliputi tahap-tahap yaitu (1) uji coba terbatas, (2) uji coba
lebih luas. Pada tahap pengujian, meliputi pretes, perlakuan, dan postes. Lebih
lengkapnya disajikan dalam Gambar 1 berikut.
Studi Pendahuluan
Pengembangan
Pengujian
Uji coba
terbatas
Studi
kepustakaan
Penyusunan
draft
produk
Survei lapangan
Uji coba
lebih luas
Pretes
Pengujian
Pos tes
Gambar 1 Alur Penelitian Pengembangan
Uji kelayakan produk pada penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu uji
validitas, uji coba terbatas, dan uji coba lebih luas. Uji validitas bertujuan untuk menilai
kelayakan media. Uji coba terbatas dan uji coba lebih luas bertujuan untuk menilai
kelayakan media pada audien atau pengguna.
Subjek coba pada uji validitas terdiri dari 4 validator yaitu 2 orang validator ahli
media dan 2 orang validator ahli materi. Validator ahli media pertama dan validator
ahli materi pertama adalah dosen Universitas Negeri Malang yang berkompeten dalam
bidangnya masing-masing. Ahli materi kedua adalah guru mata pelajaran fisika,
sedangkan ahli media kedua adalah guru TIK di SMP Negeri 1 Winongan. Keduanya
telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan program studi pendidikan fisika.
Subjek coba pada uji coba terbatas adalah siswa SMP Negeri 1 Winongan kelas
IX sebanyak 12 siswa terdiri dari 4 siswa berkemampuan tinggi, 4 siswa
berkemampuan sedang, dan 4 siswa berkemampuan rendah. Subjek uji kelompok lebih
luas adalah siswa kelas VIII B.
4
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan angket. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Subjek Uji Coba
Subjek Uji Coba
Aspek yang Dinilai
Desain dan pengaturan warna background, pengaturan letak tombol,kesesuaian
1. Ahli media
objek gambar, kejelasan animasi, tampilan animasi, kemudahan bahasa,
pemilihan jenis dan ukuran font, pemilihan warna teks, kecocokan materi untuk
multimedia, kemenarikan multimedia.
Kesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuaian materi dengan konsep fisika,
2. Ahli materi
keruntutan materi, kejelasan materi yang disajikan, penggunaan bahasa yang
mudah dipahami, sistematika penulisan, kesesuaian soal dengan materi,
kesesuaian gambar dan animasi dengan materi.
Ketertarikan untuk menggunakan media, kemudahan untuk mempelajari materi
3. Pengguna
dan pendapat apabila media ini diterapkan dalam pembelajaran
Dari tiap butir angket, para subjek uji coba memberikan penilaian. Penilaian
tersebut dilakukan cukup dengan memberi tanda centang (√) pada tempat yang sudah
tersedia. Angket yang digunakan disusun menggunakan skala likert. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis nilai rata-rata.
Setelah diadakan uji coba, tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian.
Pengujian dilakukan dengan melakukan pretes terlebih dahulu sebelum media
digunakan dalam proses pembelajaran, kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan
postes untuk mengetahui perolehan nilai akhir siswa dalam pembelajaran. Soal yang
digunakan untuk pretes terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah
menempuh materi optika geometri untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda soal.
Rata-rata sekor pretes dan postes yang menunjukkan pemahaman konsep
dianalisis untuk menentukan gain atau peningkatannya dengan rumus Hake (Hariyati,
2013:111) sebagai berikut.
𝑔 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Produk pengembangan media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk CD
dengan format file .exe sehingga memungkinkan program dapat digunakan pada
komputer tanpa menginstal software yang digunakan untuk membuat program. Pada
5
awal penelitian dilakukan analisis kebutuhan kepada 109 siswa kelas VIII SMPN 1
Winongan. Data yang diperoleh disajikan dalam grafik sebagai berikut.
Penyajian mata pelajaran fisika
dalam media pembelajaran
multimedia
Persentase penguasaan konsep fisika
60
50
40
30
55
20
10
0
11
20
34
75%-100%
80
50%-75%
60
25%-50%
40
0-25%
20
sangat setuju
setuju
63
kurang setuju
32 6
8
0
tidak setuju
(a)
(b)
Gambar 2 (a) Persentase Penguasaan Konsep Fisika (b) Respon terhadap Penyajian Fisika dalam
Media Pembelajaran Multimedia
Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan siswa, maka dibuat media
pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsep. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data untuk mengembangkan media. Langkah selanjutnya yaitu mengkaji
materi optika geometri. Hasil kajian digunakan untuk membuat draft media.
Pada awal penyusunan dilakukan identifikasi program. Program yang
dikembangkan yaitu media pembelajaran berbasis multimedia. Produk mengunggulkan
gambar, animasi, dan video sederhana. Sasaran pengguna adalah siswa kelas VIII
dengan materi optika geometri. Format program yang digunakan adalah .exe yang dapat
dijalankan minimal pada OS Windows XP, Windows 7, dan Windows 8.
Setelah dilakukan identifikasi program, dilakukan pembuatan story board
media. Pada story board ditampilkan halaman media, isi materi, dan kode
pemrograman. Salah satu story board media ditampilkan pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Salah Satu Tampilan Story Board Media
6
Media pembelajaran yang dihasilkan merupakan media berbasis multimedia
yang memadukan animasi dan gambar statis serta video. Media ini memuat menu home,
pendahuluan, peta konsep, materi, flash back, evaluasi, tebak-kata, profil, dan bantuan.
Menu-menu ini selalu tampil di layar di seluruh scene, sehingga pengguna dapat
memilih menu atau materi sesuai dengan keinginan. Tampilan media dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut.
Gambar 4a. Tampilan Intro
Gambar 4c. Tampilan Menu Pendahuluan
Gambar 4b. Tampilan Menu Welcome
Gambar 4d. Tampilan Menu Peta Konsep
Gambar 4e. Tampilan Menu Sifat Cahaya
Gambar 4f. Tampilan Menu Flash back
Gambar 4g. Tampilan Menu Tebak Kata
Gambar 4h. Tampilan Menu Evaluasi
7
Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi produk media terhadap ahli
media dan ahli materi. Hasil analisis media disajikan dalam Gambar 5 berikut.
100
100
80
80
60
60
40
79.17 %
81.25 %
80.21 %
40
20
20
0
0
Validator 1
Validator 2
Rata-rata
89.58 %
87.65 %
Validator 1 Validator 2
(a)
88.62 %
Rata-Rata
(b)
Gambar 5 (a) Grafik Perhitungan Hasil Validasi Media (b) Grafik Perhitungan Hasil
Validasi Materi
Pada tahap validasi juga diperoleh data kualitatif berupa saran dan komentar dari
ahli media dan ahli materi. Data kualitatif ahli media dapat dilihat pada Tabel 2,
sedangkan data kualitatif ahli materi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Analisis Data Kualitatif Hasil Validasi Ahli Media
Ahli Media
Kritik
Validator 1
Pengaturan tata letak tombol perlu diperbaiki
Icon/gambar tombol untuk fungsi yang sama perlu
disamakan
Animasi cermin cekung terlalu cepat perlu diperbaiki
Validator 2
Pada dasarnya media pembelajaran yang dibuat
sudah layak untuk digunakan sebagai media berbasis
multimedia. Namun demikian harus lebih diperbaiki
untuk pengisian suara/narasi dari media tersebut.
Tombol next/back harap diperjelas untuk
mempermudah usernya dalam mengoperasikan
media berbasis multimedia
Saran
Perbaiki tata letak tombol
Perbaiki dan samakan gambar
tombol yang memiliki fungsi
yang sama
Perlambat jalannya animasi
cermin cekung
Memberikan narasi pada
media pembelajaran.
Perlu ditambahkan narasi,
gunakan tombol next/back
yang sudah umum.
8
Tabel 3. Analisis Data Kualitatif Kelayakan Materi
Ahli Media
Kritik
Validator 1 Apa contoh gejala cahaya merambat lurus
dalam kehidupan sehari-hari.
Validator 2
Simbol atau lambang besaran ada yang tidak
sesuai.
Animasi jangan terlalu cepat.
Petunjuk untuk operasional (menklik tombol)
sebaiknya tidak perlu ditulis, cukup disediakan
kontrol-kontrol/panel-panelnya saja.
Saran
Memberikan contoh gejala cahaya
merambat lurus dalam kehidupan
sehari.
Sesuaikan simbol atau lambang
besaran.
Perlambat jalannya animasi.
Perbaiki kalimat yang ada, dan
gunakan icon tombol yang biasa
dikenal siswa.
Setelah produk direvisi ulang sesuai saran dan komentar para validator,
kemudian produk diujicobakan secara terbatas pada siswa. Berdasarkan teknis analisis
data yang sama, hasil persentase keseluruhan pada uji coba terbatas sebesar 85,53% .
Hasil analisis angket pada uji coba terbatas dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
100.0
75.0
50.0
84.8 %
87.8 %
Desain Media
Animasi
82.8 %
86.3 %
25.0
0.0
Penjelasan Materi Ketertarikan Media
Gambar 6. Grafik Perhitungan Hasil Validasi Media
Hasil validitas butir soal telah diperoleh 32 butir soal yang valid dari 34 butir
soal dengan nilai rtab(76;0.05) adalah 0,2227. Rerata validitas butir soal sebesar 0,3571
berarti bahwa butir soal yang dibuat adalah valid. Butir soal yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki reliabilitas sebesar 0,723 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat reliabilitas butir soal tinggi karena berada dalam kriteria reliabilitas 0,600< r11 ≤
0,800. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat soal dengan kriteria mudah sebanyak
6 butir, kriteria sedang sebanyak 19 butir, dan kriteria sukar sebanyak 7 butir. Rerata
daya beda sebesar 0,4003 berarti bahwa butir soal yang dibuat adalah cukup baik.
Perolehan persentase rata-rata hasil pretes sebesar 28,83%, sedangkan
perolehan rata-rata hasil postes sebesar 71,64%. Persentase kenaikan atau gain sebesar
41,78%. Dari hasil pretes dan postes dihitung nilai gain ternomalisasi dan dihasilkan
9
nilai 0,6015 termasuk pada kriteria sedang. Nilai gain ternormalisasi menunjukkan
adanya peningkatan pemahaman konsep pada kelas pengujian. Hasil analisis data pretes
dan postes dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.
22.925
25
20
15
pretes
9.225
10
postes
5
0
Gambar 7. Grafik Perhitungan Hasil Pretes dan Postes
KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Produk yang telah direvisi menjadi produk jadi berupa media pembelajar-an
yang dikemas dalam bentuk CD pembelajaran pokok bahasan optika geometri. File
dalam CD pembelajaran ini disimpan dalam format .exe, sehingga program media dapat
dijalankan tanpa harus memiliki software Flash Player.
Pengoperasian media pembelajaran optika geometri dibuat mudah sehingga
pengguna tidak merasa kesulitan dalam menggunakannya. Penggunaan media yang
mudah ini menunjukkan salah satu prinsip pembuatan media komputer yaitu user
friendly. Selain itu, pengoperasian dapat dilakukan secara berurutan melalui tombol next
(
) dan back (
) ataupun secara acak melalui tombol pilihan sub menu materi yang
ditampilkan. Pengoperasian semacam ini akan melibatkan pemikiran siswa secara
internal dan mengikuti prinsip pengembangan media CAI yang dikemukakan oleh
Arsyad (2013:159) yaitu unsur keluasan dalam interaktivitas.
Berdasarkan hasil uji coba, desain dan tampilan media tergolong kriteria layak.
Kelayakan ini berarti bahwa desain dan tampilan media menarik secara keseluruhan.
Desain dan tampilan ini juga merupakan salah satu keunggulan media, sehingga hasil
nilai rata-rata media mendapatkan nilai yang tinggi yaitu 80,28% dari ahli media.
Menurut Wena (Yanto, 2011: 15), salah satu keuntungan dari media pembelajaran
komputer adalah dapat membangkitkan motivasi siswa. Desain dan tampilan media
10
yang menarik ini, merupakan salah satu faktor yang dapat membangkitkan motivasi
siswa untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Revisi produk dilakukan dengan tujuan agar media lebih menarik dan materi
yang disampaikan lebih jelas. Perubahan yang bisa diamati adalah perubahan icon
tombol next dan back. Penulisan simbol-simbol pada materi juga telah diganti sehingga
tidak akan menimbulkan pengertian ganda. Beberapa kalimat yang ada juga telah
dihapus agar kalimat pada media lebih efektif. Revisi yang dilakukan merujuk pada
prinsip pengembangan media yang dinyatakan oleh Arsyad (2013:96) terutama
mengenai cara penulisan teks pada media.
Produk media memiliki kelebihan yaitu urutan tampilan dapat dikendalikan oleh
pengguna tanpa harus runtut, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna,
media dapat menjelaskan gejala fisika yang tak tampak mata menjadi lebih mudah
dipahami melalui animasi sederhana, produk media pembelajaran termasuk media
audio-visual yang memuat gambar dan backsound musik, media pembelajaran ini
dilengkapi dengan video percobaan yang dapat memberikan gambaran pada siswa
tentang percobaan terkait materi, dan media ini menyajikan latihan soal dalam bentuk
permainan tebak kata yang lebih disenangi oleh siswa.
Selain kelebihan di atas, produk ini juga memiliki kekurangan yaitu animasi pada
media perlu dikembangkan lagi agar gambar pada animasi tidak terlalu kaku, dan
pengguna juga dapat mengendalikan jalannya animasi. Kekurangan lainnya yaitu pada
tebak kata, pertanyaan pada tebak kata masih belum bisa muncul secara acak, sehingga
pengguna akan disajikan pertanyaan dengan urutan yang sama setiap kali memilih menu
ini. Selain itu, pada komponen penjelasan materi media mendapatkan nilai rata-rata
rendah. Hal ini disebabkan tidak terdapat narasi sebagai pendukung penjelasan materi.
Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan terkait kelemahan produk. Pengembangan lebih
lanjut diperlukan agar dihasilkan media yang lebih baik dan bisa mendukung
berlangsungnya proses pembelajaran.
Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Lebih Lanjut
Berdasarkan hasil validasi dan hasil uji coba terhadap audien, produk media
pembelajaran memiliki kriteria layak. Pada saat digunakan dalam pembelajaran fisika,
produk media pembelajaran ini memberikan dampak positif untuk meningkatkan
11
pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep pada kelas pengujian
memiliki kriteria sedang.
Produk media pembelajaran ini dapat langsung digunakan sebagai pendukung
berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Pemanfaatan produk media yaitu
dengan menggunakan produk sebagai bahan ajar oleh guru ketika menyajikan materi
optika geometri dalam kelas. Produk media pembelajaran dapat digunakan siswa
sebagai sumber belajar mandiri di rumah. Selain itu, produk media pembelajaran ini
juga dapat digunakan sebagai e-learning dengan mengunggah ke halaman web.
Produk media pembelajaran dapat disebarkan kepada guru fisika dan siswa yang
berkenan atau membutuhkan. Diseminasi juga dapat dilakukan dengan mengunggah
produk media ke blog ataupun web. Saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah agar
dikembangkan produk yang serupa atau memperbaiki produk yang telah ada. Perbaikan
perlu dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan produk yang ada, sebelum
melanjutkan ke tahap berikutnya. Penelitian dalam bentuk eksperimen juga diperlukan
untuk mengetahui perbandingan peningkatan pemahaman konsep pada kelas ekperimen
yang menggunakan media dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hariyati, Rina., Iwan Junaedi, dan Budi Waluya. 2013. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Strategioptimize Menggunakan Thinktalk Write untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis. Unnes Journal of Mathematics Education
Research (UJMER), 2 (2), (Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer), diakses 13 Desember 2013.
Retno, Anggraeni Dian dan Rudy Kustijono. 2010. Pengembangan Media Animasi
Fisika pada Materi Cahaya dengan Aplikasi Flash berbasis Android.Jurnal
Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 3 (1), (Online),
(http://fisikaunesa.net/ojs/index.php/JPFA/article/viewFile/48/45,html), diakses
15 Agustus 2013.
Sudjana, Nana. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukmadinata, S.N. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ucar, Sedat dan Kathy Cabe Trundle. 2011. Conducting Guided Inquiry in Science
Classes Using Authentic, Archived, Web-Based Data. Computers &
Education 57, (Online), (http://www.elsevier.com/locate/compedu), diakses
15 September 2012.
Yanto. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Visual Berbasis
Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Cahaya Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sulang.
Download