6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Pengertian Belajar Manusia

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Pengertian Belajar
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, artinya yaitu bahwa manusia bagaimanapun
juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Maka, secara kodrati manusia
akan selalu hidup bersama yang nantinya antar manusia akan terjadi berbagai
bentuk komunikasi dan situasi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan
selalu dibarengi dengan proses interaksi.
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat
antara guru, siswa, kurikulum, sarana, dan prasarana. Guru mempunyai tugas
untuk mengajar, sehingga seorang guru harus memilih model atau media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya
tujuan pendidikan.
Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta sikap. Perubahan ini bersifat relatif
konstan dan berbekas. Dengan demikian, belajar merupakan suatu kegiatan yang
tidak dapat terpisahkan dari tata kehidupan manusia, sejak manusia lahir hingga
liang lahat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengetahuan, keterampilan,
6
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
7
kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan
berkembang disebabkan karena belajar. Oleh karena itu, seseorang dikatakan
belajar dapat diasumsikan pada diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Berhasil tidaknya kegiatan belajar
akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar itu
sendiri, yaitu : peserta didik, pengajar, sarana dan prasarana serta penilaian
(Hudojo, 1988:6-7). Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Sardiman (2007: 21), belajar adalah “berubah”. Dalam hal ini,
arti dari belajar berarti usaha mengubah tingkah laku yang nantinya akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan yang
terjadi dalam hal ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri yang menyangkut segala aspek
organisme dan tingkah laku seseorang.
Menurut Sagala (2009: 37), belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pegalaman tertentu.
Belajar membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan,
perubahan tersebut pada dasarnya diperoleh dari kecakapan baru dan suatu usaha
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
8
yang disengaja. Aliran psikologi kognitif menganggap bahwa belajar merupakan
peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmani.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
terbentuknya tingkah laku baru dari rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik
dalam membentuk pribadi manusia seutuhnya, termasuk unsur cipta, rasa dan
karya, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan dari interaksi
individu dengan lingkungannya.
H. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Creative Problem Solving (CPS), menurut istilahnya terbentuk dari tiga
unsur. Kata ”creative” yang bermakna memiliki daya cipta, kata ”problem” yang
bermakna masalah, dan kata ”solving” yang bermakna memecahkan. Oleh
karana itu, model pembelajaran CPS dapat bermakna suatu daya cipta untuk
memecahkan masalah yang dimiliki oleh siswa.
Model pembelajaran CPS adalah model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan untuk memecahkan masalah pada
pembelajaran matematika. Model pembelajaran CPS adalah suatu model
pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan,
yakni pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Pada saat
dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan memecahkan
masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Oleh karena itu,
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
9
siswa tidak hanya menghafal tanpa berpikir, tetapi ketrampilan memecahkan
masalah dapat memperluas proses berpikir pada siswa (Pepkin, 2004: 1).
Menurut Pepkin (2004: 1), model pembelajaran CPS merupakan
representasi dimensi-dimensi proses yang alami, bukan suatu usaha yang
dipaksakan. CPS merupakan model pembelajaran yang dinamis, siswa menjadi
lebih terampil sebab siswa mempunyai prosedur internal yang tersusun dari awal.
Dalam memecahkan masalah pada pembelajaran matematika harus
mengetahui strategi yang digunakan, sehingga mendapatkan solusi. Strategi
adalah bagian dari langkah yang saling terkait untuk memecahkan masalah.
Dalam model pembelajaran CPS mempunyai kelebihan dan kelemahan,
kelebihannya yaitu: dapat membantu proses belajar siswa dan melatih siswa
untuk berfikir abstrak sesuai dengan karakteristik matematika. Hal ini
dikarenakan, siswa SMP kelas VIII masih dalam tahap peralihan dari tahap
perkembangan optimal konkrit ke tahap operasional astrak. Sedangkan
kelemahannya yaitu: kurang efektif untuk kelas besar, model pembelajaran CPS
lebih efektif untuk kelas dengan jumlah 20 – 25 siswa atau 4 – 5 kelompok.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
10
I.
Tujuan Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Pepkin (2004: 2), tujuan model pembelajara CPS sebagai
berikut:
1. Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.
2. Siswa mampu memilih strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
3. Siswa mampu menemukan strategi untuk memecahkan masalah.
4. Siswa mampu mengembangkan rencana dalam mengimplementasikan
strategi pemecahan masalah.
5. Siswa mampu mengimplementasikan model pembelajaran CPS.
6. Siswa mendapatkan solusi yang optimal dalam menyelasaikan masalah.
J.
Prosedur Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Pepkin (2004: 2), prosedur dalam pembelajaran CPS sebagai
berikut:
1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan
meneliti data informasi yang bersangkutan.
2. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi
gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
3. menemukan solusi, yaitu proses evalutif sebagai puncak pemecahan masalah.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
11
K. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Dua fase proses kreatif dalam pemecahan masalah menurut Von Oech
(1990), yaitu fase imaginatif dan fase praktis. Dalam fase imaginatif gagasan
strategi pemecahan masalah diperoleh, dan dalam fase praktis, gagasan tersebut
dievaluasi dan dilaksanakan. Pepkin (2004:2), menuliskan langkah-langkah
model pembelajaran creative problem solving dalam pembelajaran matematika
sebagai hasil gabungan prosedur Von Oech dan Osborn sebagai berikut:
1. Klarifikasi masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang
masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian
yang diharapkan.
2. Pengungkapan gagasan
Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam
strategi penyelesaian masalah.
3. Evaluasi dan seleksi
Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi
yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
4. Implementasi
Siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan
masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari
masalah tersebut.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
12
Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif
dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk
mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika. Implementasi model
pembelajaran CPS dalam pembelajaran matematika yaitu:
a) Tahap awal
Guru
menanyakan
kesiapan
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
matematika, kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dijadikan
prasayarat materi yang akan dipelajari siswa dan menjelaskan aturan main
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model creative
problem solving. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa tentang
pentingnya pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Tahap inti
Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan small discussion. Tiap
kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang dibentuk oleh guru dan bersifat
permanen. Tiap kelompok mendapat LKS yang berisi materi pembelajaran
dan permasalahan untuk dibahas bersama dalam kelompoknya. Secara
berkelompok, siswa memecahkan permasalahan yang terdapat dalam LKS
sesuai dengan petunjuk yang tersedia di dalamnya. Siswa mendapat
bimbingan dan arahan dari guru dalam memecahkan masalah. Peranan guru
dalam hal ini adalah menciptakan situasi yang dapat memudahkan
munculnya pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming dalam
rangka menjawab pertanyaan atas dasar interest siswa. Penekanan dalam
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
13
pendampingan siswa dalam menyelesaikan permasalahan adalah sebagai
berikut:
(1) Klarifikasi masalah
Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran matematika, siswa
dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil dan menerima
beberapa masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru bersama
siswa mengklarifikasi permasalahan yang ada dalam masalah tersebut
sehingga siswa mengetahui solusi yang diharapkan dari masalah tersebut.
Dalam tahap ini, masing-masing kelompok mencari permasalahan,
kemudian diajukan kepada guru tentang masalah yang akan dipecahkan
permasalahannya.
(2) Pengungkapan gagasan
Pada tahap ini, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat
tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah yang dihadapi
dalam permasalahan tersebut.
(3) Evaluasi dan seleksi
Setelah diperoleh daftar strategi, kemudian pada tahap ini, siswa bersama
bersama kelompoknya, guru dan teman lainnya mengevaluasi atau
mendiskusikan dan menyeleksi strategi pemecahan masalah yang sesuai,
sehingga diperoleh suatu strategi penyelesaian yang optimal dan tepat.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
14
(4) Implementasi
Dalam tahap ini, siswa bersama kelompoknya memutuskan tentang
strategi penyelesaian yang tepat dalam penyelesaian permasalahannya,
kemudian
menerapkannya
sampai
memperoleh
penyelesaian
dari
permasalahan tersebut. Setelah selesai mengerjakan, siswa bersama
kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan
menggunakan media sesuai dengan kreatifitasnya untuk menyampaikan
gagasannya dan mendapatkan saran dan kritik dari pihak lain, sehingga
diperoleh solusi yang optimal berkaitan dengan pemecahan masalah.
Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran ke
arah matematika formal.
c) Tahap Penutup
Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
diajarkan. Sebagai pemantapan materi, secara individual siswa mengerjakan
pop quiz yang ditampilkan dengan media pembelajaran dan guru
memberikan poin bagi siswa yang mampu memecahkan permasalahan
sebagai upaya memotivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal.
Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan
keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya. Masalah
berbeda dengan soal latihan. Pada soal latihan, siswa telah mengetahui cara
menyelesaikannya, karena telah jelas hubungan antara yang diketahui dengan
yang ditanyakan, dan umumnya telah ada contoh soal. Pada masalah, siswa
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
15
tidak tahu cara menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran,
memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan
penyelesaian dari suatu masalah.
L. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu
dalam pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga
pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajarn sebagai pelangkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). LKS adalah sumber belajar atau media cetak yang terdiri
dari beberapa lembar kegiatan yang disertai dengan ringkasan materi, contoh
soal, dan latihan-latihan soal yang diberikan kepada siswa, LKS membantu
siswa dalam memahami bahan kajian yang menjadi isi tujuan pembelajaran
khusus dari pokok bahasan tertentu. LKS bertujuan untuk menemukan konsep
atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran
yang akan disajikan secara tertulis, sehingga dalam penulisannya perlu
memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik
perhatian siswa. Paling tidak LKS dapat digunakan sebagai media kartu,
sedangkan isi pesan LKS memperhatikan unsur-unsur peulisan media grafis,
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
16
hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai
stimulus yang efisien dan efektif (Hidayah, 2007: 8).
Lembar Kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang digunakan
sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian teretentu.. LKS sangat baik
dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam
strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing,
sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan
pengembangan. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar
(Darmojo dan Kaligis, 1991; Depdiknas, 2004; Yuningsih, 2006).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah
media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan
kepada setiap siswa disatu kelas dengan tujuan untuk melakukan aktivitas
belajar mengajar. LKS harus disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas.
Adapun tujuan meliputi: (1) Memberikan pengetahuan dan sikap serta
ketrampilan yang perlu dimiliki siswa, (2) Mengecek tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang telah disajikan, (3) Mengembangkan dan
menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Sedang prinsipnya
meliputi: (1) Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi
penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan
bagi siswa yang mengalami kesulitan, (2) Mengandung permasalahan, (3)
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
17
Sebagai
alat
pengajaran,
(4)
Mengecek
tingkat
pemahaman,
(3)
Pengembangan dan penerapannya, (5) Semua permasalahan sudah dijawab
dengan benar setelah selesai pembelajaran (Yuningsih, 2006).
Manfaat LKS dalam proses belajar mengajar adalah 1) Mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran, 2) Membantu siswa dalam pengembangan
konsep, 3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses, 4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, 5) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang
dipelajari, dan 6) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno, 1997: 40).
2. Kriteria Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang digunakan siswa harus dirancang atau dibuat dalam bentuk
yang menarik, dari pendesainan cover, isi, sampai dengan latihan-latihan soal.
Sehingga dengan bentuk LKS yang menarik, dapat menarik perhatian siswa
untuk mengerjakan latihan-latihan soal yang telah disediakan dalam LKS
dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. Menurut Tim Penatar
Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususunan
LKS adalah
a) Berdasarkan GBPP berlaku, AMP, buku pegangan, siswa (buku paket).
b) Mengutamakan bahan yang penting.
c) Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
18
3. Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peran LKS sangat besar dalam proses belajar mengajar, karena LKS
dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam belajar untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah ada dalam LKS tersebut. Dalam
pembelajaran, LKS dapat membantu guru untuk mengarahkan dan
mengaktifkan peran siswa dalam proses belajar mengajar, memacu siswa
menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya. Disamping itu, LKS juga
dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan
dapat mengoptimalkan hasil belajar.
LKS mempunyai fungsi antara lain; 1) Untuk tujuan latihan, 2) Untuk
menerangkan penerapan (aplikasi), dan 3) Untuk kegiatan penelitian. Dalam
penelitian ini, LKS yang akan digunakan yaitu LKS untuk tujuan latihan. LKS
yang digunakan sebagai tujuan latihan yaitu LKS yang digunakan baik untuk
latihan individu maupun untuk kelompok, disini siswa belajar untuk
mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal latihan secara mandiri, dalam
artian tanpa bantuan dari guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Namun, tidak
sepenuhnya membiarkan siswa belajar sendiri, disini guru melatih siswa agar
dapat belajar mandiri, guru memantao, mengarahkan dan menjelaskan tentang
materi yang berkaitan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung, dan
siswa dapat menanyakan kepada guru apabila ada yang belum dimengerti.
Sehingga, siswa dapat mengukur tingkat kemampuan dalam menyelesaikan
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
19
masalah. Lembar Kerja siswa digunakan untuk memotivasi siswa ketika
sedang melakukan tugas latihan, sehingga siswa mampu belajar mandiri dan
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi pelajaran.
4. Langkah-langkah menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam penyusunan LKS dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Analisis kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan kompetensi atau
materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Analisis dilakukan
dengan cara mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok, pengalaman belajar, dan indicator ketercapaian belajarnya.
b) Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Urutan
LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisannya.
c) Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar
atau pokok-pokok materi yang terdapat dalam kurikulum. Satu
kompetensi dasar dapat dijadikan judul LKS, apabila komponen tersebut
tidak terlalu besar, sedangkan untuk mengetahui besarnya komponen dasar
dapat diketahui antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
20
pokok (MP) terdapat maksimal empat MP, maka kompetensi itu telah
dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun, apabila diuraikan
menjadi lebih dari empat MP, maka perlu direncanakan kembali apakah
perlu dipecah menjadi dua judul LKS. Judul LKS tidak harus sama dengan
yang tercantum pada kurikulum, yang lebih penting adalah kompetensi
dasar harus dicapai secara esensi tidak berubah. Penentuan judul akan
lebih mudah apabila pengalaman belajar siswa diuraikan terlebih dahulu.
d) Penulisan LKS
Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan
analisis kurikulum. Langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut:
(1).Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar LKS langsung diturunkan dari buku
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus.
(2).Menentukan alat penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan siswa.
Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,
dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka
alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan
demikian, guru dapat menilai berdasrkan proses dan hasil kegiatannya.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
21
(3).Penyusunan Materi
Materi LKS tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai.
Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umun
atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat
diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal
hasil penelitian, dan masih banyak lagi sumber lain yang berhubungan
dengan materi pada LKS. Agar pemahaman siswa terhadap materi
lebih kuat, maka dalam penulisan LKS dapat ditunjukan referensi yang
digunakan agar siswa belajar lebih mendalam tentang materi tersebut.
Tugas-tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan
pada
siswa
tentang
hala-hal
yang
seharusnya
siswa
dapat
melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan
secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi, dan berapa lama waktu yang diberikan untuk
diskusi.
(4).Struktur LKS
Struktur LKS secara umum sebagai berikut:
 Halaman Depan (Cover)
 Kata Pengantar
 Daftar isi
 Petunjuk Penggunaan LKS
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
22
 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
 Tujuan Pembelajaran
 Pokok Bahasan fungsi
 Sub Pokok Bahasan
 Kegiatan Siswa
 Latiahan Soal
 Diskusi Soal
 Daftar Pustaka
5. Macam-macam Lembar Kerja Siswa (LKS)
a) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar Kegiatan siswa tak berstruktur adalah lembaran yang
berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan siswa
yang dipakai untuk menyampaiakan materi pelajaran. LKS merupakan alat
bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran,
memberi dorongan belajar siswa, berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan
untuk mengarahkan kegiatan siswa.
b) Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar Kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan
tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing siswa dalam
mempelajari materi pelajaran yang terkait dengan konsep, prinsip atau
pengenalan suatu program kegiatan dalam proses pembelajaran. Pada LKS
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
23
telah disusun petunjuk dan pengarahannya, namun LKS ini tidak dapat
menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas,
memberi dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
LKS berstruktur memuat komponen-komponen antara lain: 1) Judul, 2)
Tujuan pembelajaran, 3) Petunjuk pembelajaran, dan 4) Kegiatan belajar.
Penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan LKS ini
termasuk dalam penelitian pengembangan LKS yang berstruktur, karena
terdapat komponen-komponen tersebut.
6. Syarat-syarat Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang baik
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang
baik harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat konstruksi, syarat
didaktik, dan syarat teknis. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Syarat Konstruksi
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
24
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang meliputi penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang
pada hakekatnya haruslah tepat guna, yang artinya dapat dimengerti oleh
pengguna LKS yaitu siswa. Kriteria dari syarat konstruksi sebagai berikut:
(1).Harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kemampuan
pemahaman siswa.
(2).Menggunakan struktur kata yang jelas.
(3).Tata urutan pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, dari
tingkat yang mudah dipahami siswa sampai tingkat yang sukar untuk
dipahami, sehingga siswa harus berfikir ekstra dalam menggunakan
penalaran atau dengan keahliannya sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa.
(4).Menghindari pertanyaan yang bersifat terbuka.
(5).Hindari
penggunaan
buku
sumber
yang
diluar
kemampuan
keterbacaan siswa.
(6).Sediakan lembar jawab yang cukup, agar siswa mudah untuk menulis
jawaban dari pertanyaan maupun untuk menggambar pada LKS.
(7).Gunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
(8).Gunakan ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam memahami apa
yang dimaksudkan atau diisyaratkan LKS.
(9).Tulislah tujuan dan manfaat yang jelas dari pelajaran tersebut,
sehingga menjadi sumber motivasi bagi siswa.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
25
(10). Memiliki identitas, sehingga mudah dalam administrasinya.
b) Syarat Didaktif
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan guru
atau pengajar dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar
mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. LKS harus
memenuhi syarat didaktif, artinya yaitu suatu LKS harus sesuai dengan
asas belajar mengajar yang efektif. Kriteria dari syarat didaktif sebagai
berikut:
(1).Memperhatikan adanya perbedaan individual siswa, artinya suatu LKS
yang baik adalah LKS yang dapat digunakan semua siswa, baik oleh
siswa yang lamban, sedang, maupun yang pandai dalam mengikuti
pembelajaran.
(2).Lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep
pemecahan masalah, sehingga LKS berfungsi sebagai petunjuk
penyelesaian masalah bagi siswa.
(3).Memiliki variasi stimulus dalam berbagai kegiatan siswa.
(4).Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa.
(5).Keberhasilan belajarnya ditentukan oleh tingkat kemampuan masingmasing siswa (intelektual, emosional, dan sebagainya), bukan
ditentukan dari materi bahan pelajaran.
c) Syarat Teknis
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
26
Syarat teknis merupakan syarat dari keseluruhan LKS yaitu:
(1).Tulisan
Tulisan dalam LKS haruslah mudah dimengerti dan dipahami
oleh pengguna LKS. Besar kecilnya tulisan pada LKS juga harus
dibedakan, agar pengguna LKS lebih mudah dalam memahami isi atau
makna yang terdapat dalam LKS. Dengan demikian, LKS dapat
berfungsi sebagi sumber belajar yang efektif dan efisien dalam proses
belajar mengajar. Syarat-syarat tulisan dalam LKS yaitu:
(a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi.
(b) Menggunakan huruf tebal yang agak tebal, bukan huruf biasa yang
diberi garis bawah.
(c) Menggunakan tanda baca yang sesuai dengan kalimat, sehingga
dapat membedakan antara kalimat perinntah dengan jawaban
siswa.
(d) Perbandingan antara besarnya huruf dengan gambar harus sesuai,
sehingga menarik perhatian pengguna LKS yaitu siswa.
(2).Gambar
Dalam LKS haruslah memuat gambar-gambar yang dapat
dijadikan sebagai ilustrasi dalam penyampaian pesan atau isi, sehingga
pengguna LKS tertarik dan tidak jenuh untuk mempelajari LKS
tersebut. Gambar yang baik dalam LKS adalah gambar yang dapat
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
27
menyampaikan pesan atau isi secara efektif kepada pengguna LKS.
Dalam hal ini, yang lebih penting adalah kejelasan pesan atau isi dari
gambar tersebut secara keseluruhan.
(3).Penampilan
Selain tulisan dan gambar yang terdapat dalam LKS, yang
tidak kalah pentingnya yaitu penampilan dari LKS tersebut.
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam LKS. Penampilan
dari LKS juga mempengaruhi minat pengguna LKS untuk membaca
dan mempelajari isi dari LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan
penuh kata-kata, kemudian ada sederet pertanyaan yang harus dijawab
oleh pengguna LKS yaitu siswa, hal ini akan menimbulkan kesan
jenuh, sehingga LKS tersebut membosankan dan menjadi tidak
menarik. Namun, apabila ditampilkan dengan gambar saja, hal itu juga
tidak mungkin, karena pesan atau isinya tidak dapat disampaikan.
Oleh karena itu, penampilan LKS yang baik adalah LKS yang
memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.
7. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran menggunakan LKS
Setiap penggunaan bahan ajar pada proses pembelajaran, pasti
memiliki kelebihan dan kekuranagn, begitu juga dengan LKS. LKS memiliki
kelebihan dan kekuranagan dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a) Kelebihan
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
28
(1).Meningkatkan aktivitas belajar
(2).Mendorong siswa mampu bekerja sendiri
(3).Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep.
(4).Materi yang ada di LKS sesuai dengan kurikulum.
(5).Pemberian latihan soal teratur, yaitu denngan adannya latihan soal
terkontrol siswa diberi cara-cara mengerjakan soal.
(6).Setiap memasuki sub pokok bahasan baru ditulis TIK, sehingga siswa
mengetahui apa yang dicapai pada sub pokok bahasan tersebut.
(7).Ringkasan materi lengkap pada pokok bahasan.
b) Kelemahan
(a) Tanda baca kurang diperhatikan, sehingga ada kata-kata atau kalimat
yang keliru dalam penulisan.
(b) Dalam pemberian soal kurang memperhtikan gambar, sehingga kurang
jelas yang mengakibatkan salah cetak.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
29
8. Materi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pokok bahasan yang akan dibahas dalam LKS adalah funsi, sebagai
berikut:
a) Relasi
(1).Membahas pengertian relasi melalui contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
(2).Membahas pengertian relasi dari himpunan A ke B dinyatakan
dengan:
(a) Diagram panah
(b) Diagram cartesius
(c) Dengan himpunan pasangan berurutan
b) Fungsi dan koresponden satu-satu
(1).Membahas pengertian fungsi dan koresponden-korespondenya, seperti
daerah asal, daerah kawan, dan daerah hasil.
(2).Membahas fungsi dalam bentuk diagrm panah, diagram cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan.
(3).Menentukan banyaknya pemetaan yang memungkinkan dari dua
himpunan yang banyak anggotanya.
(4).Membahas pengertian korespondensi satu-satu.
(5).Menyelesaikan soal cerita yang berakitan dengan fungsi.
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
30
c) Menentukan nilai fungsi
(1).Mencari dan menghitung banyaknya nilai fungsi.
(2).Menyusun tabel fungsi.
(3).Menghitung nilai perubahan fungsi, jika variabel berubah.
(4).Menentukan nilai fungsi, jika nilai dan data fungsi diketahui
Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011
Download