6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Pengertian Belajar Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, artinya yaitu bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Maka, secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama yang nantinya antar manusia akan terjadi berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana, dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk mengajar, sehingga seorang guru harus memilih model atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta sikap. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas. Dengan demikian, belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari tata kehidupan manusia, sejak manusia lahir hingga liang lahat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengetahuan, keterampilan, 6 Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 7 kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan karena belajar. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar dapat diasumsikan pada diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Berhasil tidaknya kegiatan belajar akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar itu sendiri, yaitu : peserta didik, pengajar, sarana dan prasarana serta penilaian (Hudojo, 1988:6-7). Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman (2007: 21), belajar adalah “berubah”. Dalam hal ini, arti dari belajar berarti usaha mengubah tingkah laku yang nantinya akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan yang terjadi dalam hal ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri yang menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku seseorang. Menurut Sagala (2009: 37), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pegalaman tertentu. Belajar membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan tersebut pada dasarnya diperoleh dari kecakapan baru dan suatu usaha Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 8 yang disengaja. Aliran psikologi kognitif menganggap bahwa belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmani. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terbentuknya tingkah laku baru dari rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik dalam membentuk pribadi manusia seutuhnya, termasuk unsur cipta, rasa dan karya, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan dari interaksi individu dengan lingkungannya. H. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Creative Problem Solving (CPS), menurut istilahnya terbentuk dari tiga unsur. Kata ”creative” yang bermakna memiliki daya cipta, kata ”problem” yang bermakna masalah, dan kata ”solving” yang bermakna memecahkan. Oleh karana itu, model pembelajaran CPS dapat bermakna suatu daya cipta untuk memecahkan masalah yang dimiliki oleh siswa. Model pembelajaran CPS adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan untuk memecahkan masalah pada pembelajaran matematika. Model pembelajaran CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan, yakni pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Pada saat dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Oleh karena itu, Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 9 siswa tidak hanya menghafal tanpa berpikir, tetapi ketrampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir pada siswa (Pepkin, 2004: 1). Menurut Pepkin (2004: 1), model pembelajaran CPS merupakan representasi dimensi-dimensi proses yang alami, bukan suatu usaha yang dipaksakan. CPS merupakan model pembelajaran yang dinamis, siswa menjadi lebih terampil sebab siswa mempunyai prosedur internal yang tersusun dari awal. Dalam memecahkan masalah pada pembelajaran matematika harus mengetahui strategi yang digunakan, sehingga mendapatkan solusi. Strategi adalah bagian dari langkah yang saling terkait untuk memecahkan masalah. Dalam model pembelajaran CPS mempunyai kelebihan dan kelemahan, kelebihannya yaitu: dapat membantu proses belajar siswa dan melatih siswa untuk berfikir abstrak sesuai dengan karakteristik matematika. Hal ini dikarenakan, siswa SMP kelas VIII masih dalam tahap peralihan dari tahap perkembangan optimal konkrit ke tahap operasional astrak. Sedangkan kelemahannya yaitu: kurang efektif untuk kelas besar, model pembelajaran CPS lebih efektif untuk kelas dengan jumlah 20 – 25 siswa atau 4 – 5 kelompok. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 10 I. Tujuan Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menurut Pepkin (2004: 2), tujuan model pembelajara CPS sebagai berikut: 1. Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah. 2. Siswa mampu memilih strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. 3. Siswa mampu menemukan strategi untuk memecahkan masalah. 4. Siswa mampu mengembangkan rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. 5. Siswa mampu mengimplementasikan model pembelajaran CPS. 6. Siswa mendapatkan solusi yang optimal dalam menyelasaikan masalah. J. Prosedur Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menurut Pepkin (2004: 2), prosedur dalam pembelajaran CPS sebagai berikut: 1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data informasi yang bersangkutan. 2. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 3. menemukan solusi, yaitu proses evalutif sebagai puncak pemecahan masalah. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 11 K. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dua fase proses kreatif dalam pemecahan masalah menurut Von Oech (1990), yaitu fase imaginatif dan fase praktis. Dalam fase imaginatif gagasan strategi pemecahan masalah diperoleh, dan dalam fase praktis, gagasan tersebut dievaluasi dan dilaksanakan. Pepkin (2004:2), menuliskan langkah-langkah model pembelajaran creative problem solving dalam pembelajaran matematika sebagai hasil gabungan prosedur Von Oech dan Osborn sebagai berikut: 1. Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan. 2. Pengungkapan gagasan Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah. 3. Evaluasi dan seleksi Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah. 4. Implementasi Siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 12 Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika. Implementasi model pembelajaran CPS dalam pembelajaran matematika yaitu: a) Tahap awal Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dijadikan prasayarat materi yang akan dipelajari siswa dan menjelaskan aturan main dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model creative problem solving. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Tahap inti Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan small discussion. Tiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang dibentuk oleh guru dan bersifat permanen. Tiap kelompok mendapat LKS yang berisi materi pembelajaran dan permasalahan untuk dibahas bersama dalam kelompoknya. Secara berkelompok, siswa memecahkan permasalahan yang terdapat dalam LKS sesuai dengan petunjuk yang tersedia di dalamnya. Siswa mendapat bimbingan dan arahan dari guru dalam memecahkan masalah. Peranan guru dalam hal ini adalah menciptakan situasi yang dapat memudahkan munculnya pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming dalam rangka menjawab pertanyaan atas dasar interest siswa. Penekanan dalam Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 13 pendampingan siswa dalam menyelesaikan permasalahan adalah sebagai berikut: (1) Klarifikasi masalah Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran matematika, siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil dan menerima beberapa masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru bersama siswa mengklarifikasi permasalahan yang ada dalam masalah tersebut sehingga siswa mengetahui solusi yang diharapkan dari masalah tersebut. Dalam tahap ini, masing-masing kelompok mencari permasalahan, kemudian diajukan kepada guru tentang masalah yang akan dipecahkan permasalahannya. (2) Pengungkapan gagasan Pada tahap ini, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah yang dihadapi dalam permasalahan tersebut. (3) Evaluasi dan seleksi Setelah diperoleh daftar strategi, kemudian pada tahap ini, siswa bersama bersama kelompoknya, guru dan teman lainnya mengevaluasi atau mendiskusikan dan menyeleksi strategi pemecahan masalah yang sesuai, sehingga diperoleh suatu strategi penyelesaian yang optimal dan tepat. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 14 (4) Implementasi Dalam tahap ini, siswa bersama kelompoknya memutuskan tentang strategi penyelesaian yang tepat dalam penyelesaian permasalahannya, kemudian menerapkannya sampai memperoleh penyelesaian dari permasalahan tersebut. Setelah selesai mengerjakan, siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan menggunakan media sesuai dengan kreatifitasnya untuk menyampaikan gagasannya dan mendapatkan saran dan kritik dari pihak lain, sehingga diperoleh solusi yang optimal berkaitan dengan pemecahan masalah. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran ke arah matematika formal. c) Tahap Penutup Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan. Sebagai pemantapan materi, secara individual siswa mengerjakan pop quiz yang ditampilkan dengan media pembelajaran dan guru memberikan poin bagi siswa yang mampu memecahkan permasalahan sebagai upaya memotivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya. Masalah berbeda dengan soal latihan. Pada soal latihan, siswa telah mengetahui cara menyelesaikannya, karena telah jelas hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan, dan umumnya telah ada contoh soal. Pada masalah, siswa Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 15 tidak tahu cara menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah. L. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu dalam pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajarn sebagai pelangkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). LKS adalah sumber belajar atau media cetak yang terdiri dari beberapa lembar kegiatan yang disertai dengan ringkasan materi, contoh soal, dan latihan-latihan soal yang diberikan kepada siswa, LKS membantu siswa dalam memahami bahan kajian yang menjadi isi tujuan pembelajaran khusus dari pokok bahasan tertentu. LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis, sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian siswa. Paling tidak LKS dapat digunakan sebagai media kartu, sedangkan isi pesan LKS memperhatikan unsur-unsur peulisan media grafis, Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 16 hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif (Hidayah, 2007: 8). Lembar Kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian teretentu.. LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar (Darmojo dan Kaligis, 1991; Depdiknas, 2004; Yuningsih, 2006). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan tujuan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. LKS harus disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Adapun tujuan meliputi: (1) Memberikan pengetahuan dan sikap serta ketrampilan yang perlu dimiliki siswa, (2) Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan, (3) Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Sedang prinsipnya meliputi: (1) Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan, (2) Mengandung permasalahan, (3) Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 17 Sebagai alat pengajaran, (4) Mengecek tingkat pemahaman, (3) Pengembangan dan penerapannya, (5) Semua permasalahan sudah dijawab dengan benar setelah selesai pembelajaran (Yuningsih, 2006). Manfaat LKS dalam proses belajar mengajar adalah 1) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, 2) Membantu siswa dalam pengembangan konsep, 3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, 4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam proses pembelajaran, 5) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari, dan 6) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno, 1997: 40). 2. Kriteria Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS yang digunakan siswa harus dirancang atau dibuat dalam bentuk yang menarik, dari pendesainan cover, isi, sampai dengan latihan-latihan soal. Sehingga dengan bentuk LKS yang menarik, dapat menarik perhatian siswa untuk mengerjakan latihan-latihan soal yang telah disediakan dalam LKS dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. Menurut Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususunan LKS adalah a) Berdasarkan GBPP berlaku, AMP, buku pegangan, siswa (buku paket). b) Mengutamakan bahan yang penting. c) Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 18 3. Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) Peran LKS sangat besar dalam proses belajar mengajar, karena LKS dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam belajar untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ada dalam LKS tersebut. Dalam pembelajaran, LKS dapat membantu guru untuk mengarahkan dan mengaktifkan peran siswa dalam proses belajar mengajar, memacu siswa menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya. Disamping itu, LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. LKS mempunyai fungsi antara lain; 1) Untuk tujuan latihan, 2) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi), dan 3) Untuk kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, LKS yang akan digunakan yaitu LKS untuk tujuan latihan. LKS yang digunakan sebagai tujuan latihan yaitu LKS yang digunakan baik untuk latihan individu maupun untuk kelompok, disini siswa belajar untuk mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal latihan secara mandiri, dalam artian tanpa bantuan dari guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Namun, tidak sepenuhnya membiarkan siswa belajar sendiri, disini guru melatih siswa agar dapat belajar mandiri, guru memantao, mengarahkan dan menjelaskan tentang materi yang berkaitan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung, dan siswa dapat menanyakan kepada guru apabila ada yang belum dimengerti. Sehingga, siswa dapat mengukur tingkat kemampuan dalam menyelesaikan Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 19 masalah. Lembar Kerja siswa digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan, sehingga siswa mampu belajar mandiri dan mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi pelajaran. 4. Langkah-langkah menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam penyusunan LKS dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Analisis kurikulum Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan kompetensi atau materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, dan indicator ketercapaian belajarnya. b) Menyusun peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisannya. c) Menentukan judul-judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar atau pokok-pokok materi yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan judul LKS, apabila komponen tersebut tidak terlalu besar, sedangkan untuk mengetahui besarnya komponen dasar dapat diketahui antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 20 pokok (MP) terdapat maksimal empat MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun, apabila diuraikan menjadi lebih dari empat MP, maka perlu direncanakan kembali apakah perlu dipecah menjadi dua judul LKS. Judul LKS tidak harus sama dengan yang tercantum pada kurikulum, yang lebih penting adalah kompetensi dasar harus dicapai secara esensi tidak berubah. Penentuan judul akan lebih mudah apabila pengalaman belajar siswa diuraikan terlebih dahulu. d) Penulisan LKS Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan analisis kurikulum. Langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut: (1).Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai Rumusan kompetensi dasar LKS langsung diturunkan dari buku Pedoman Khusus Pengembangan Silabus. (2).Menentukan alat penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian, guru dapat menilai berdasrkan proses dan hasil kegiatannya. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 21 (3).Penyusunan Materi Materi LKS tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umun atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan masih banyak lagi sumber lain yang berhubungan dengan materi pada LKS. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dalam penulisan LKS dapat ditunjukan referensi yang digunakan agar siswa belajar lebih mendalam tentang materi tersebut. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan pada siswa tentang hala-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi, dan berapa lama waktu yang diberikan untuk diskusi. (4).Struktur LKS Struktur LKS secara umum sebagai berikut: Halaman Depan (Cover) Kata Pengantar Daftar isi Petunjuk Penggunaan LKS Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 22 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan fungsi Sub Pokok Bahasan Kegiatan Siswa Latiahan Soal Diskusi Soal Daftar Pustaka 5. Macam-macam Lembar Kerja Siswa (LKS) a) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur Lembar Kegiatan siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan siswa yang dipakai untuk menyampaiakan materi pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar siswa, berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan kegiatan siswa. b) Lembar Kerja Siswa Berstruktur Lembar Kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang terkait dengan konsep, prinsip atau pengenalan suatu program kegiatan dalam proses pembelajaran. Pada LKS Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 23 telah disusun petunjuk dan pengarahannya, namun LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. LKS berstruktur memuat komponen-komponen antara lain: 1) Judul, 2) Tujuan pembelajaran, 3) Petunjuk pembelajaran, dan 4) Kegiatan belajar. Penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan LKS ini termasuk dalam penelitian pengembangan LKS yang berstruktur, karena terdapat komponen-komponen tersebut. 6. Syarat-syarat Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang baik Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat konstruksi, syarat didaktik, dan syarat teknis. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Syarat Konstruksi Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 24 Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang meliputi penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna, yang artinya dapat dimengerti oleh pengguna LKS yaitu siswa. Kriteria dari syarat konstruksi sebagai berikut: (1).Harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kemampuan pemahaman siswa. (2).Menggunakan struktur kata yang jelas. (3).Tata urutan pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, dari tingkat yang mudah dipahami siswa sampai tingkat yang sukar untuk dipahami, sehingga siswa harus berfikir ekstra dalam menggunakan penalaran atau dengan keahliannya sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. (4).Menghindari pertanyaan yang bersifat terbuka. (5).Hindari penggunaan buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan siswa. (6).Sediakan lembar jawab yang cukup, agar siswa mudah untuk menulis jawaban dari pertanyaan maupun untuk menggambar pada LKS. (7).Gunakan kalimat yang sederhana dan pendek. (8).Gunakan ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam memahami apa yang dimaksudkan atau diisyaratkan LKS. (9).Tulislah tujuan dan manfaat yang jelas dari pelajaran tersebut, sehingga menjadi sumber motivasi bagi siswa. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 25 (10). Memiliki identitas, sehingga mudah dalam administrasinya. b) Syarat Didaktif LKS merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan guru atau pengajar dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. LKS harus memenuhi syarat didaktif, artinya yaitu suatu LKS harus sesuai dengan asas belajar mengajar yang efektif. Kriteria dari syarat didaktif sebagai berikut: (1).Memperhatikan adanya perbedaan individual siswa, artinya suatu LKS yang baik adalah LKS yang dapat digunakan semua siswa, baik oleh siswa yang lamban, sedang, maupun yang pandai dalam mengikuti pembelajaran. (2).Lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep pemecahan masalah, sehingga LKS berfungsi sebagai petunjuk penyelesaian masalah bagi siswa. (3).Memiliki variasi stimulus dalam berbagai kegiatan siswa. (4).Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. (5).Keberhasilan belajarnya ditentukan oleh tingkat kemampuan masingmasing siswa (intelektual, emosional, dan sebagainya), bukan ditentukan dari materi bahan pelajaran. c) Syarat Teknis Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 26 Syarat teknis merupakan syarat dari keseluruhan LKS yaitu: (1).Tulisan Tulisan dalam LKS haruslah mudah dimengerti dan dipahami oleh pengguna LKS. Besar kecilnya tulisan pada LKS juga harus dibedakan, agar pengguna LKS lebih mudah dalam memahami isi atau makna yang terdapat dalam LKS. Dengan demikian, LKS dapat berfungsi sebagi sumber belajar yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Syarat-syarat tulisan dalam LKS yaitu: (a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. (b) Menggunakan huruf tebal yang agak tebal, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. (c) Menggunakan tanda baca yang sesuai dengan kalimat, sehingga dapat membedakan antara kalimat perinntah dengan jawaban siswa. (d) Perbandingan antara besarnya huruf dengan gambar harus sesuai, sehingga menarik perhatian pengguna LKS yaitu siswa. (2).Gambar Dalam LKS haruslah memuat gambar-gambar yang dapat dijadikan sebagai ilustrasi dalam penyampaian pesan atau isi, sehingga pengguna LKS tertarik dan tidak jenuh untuk mempelajari LKS tersebut. Gambar yang baik dalam LKS adalah gambar yang dapat Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 27 menyampaikan pesan atau isi secara efektif kepada pengguna LKS. Dalam hal ini, yang lebih penting adalah kejelasan pesan atau isi dari gambar tersebut secara keseluruhan. (3).Penampilan Selain tulisan dan gambar yang terdapat dalam LKS, yang tidak kalah pentingnya yaitu penampilan dari LKS tersebut. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam LKS. Penampilan dari LKS juga mempengaruhi minat pengguna LKS untuk membaca dan mempelajari isi dari LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederet pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna LKS yaitu siswa, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh, sehingga LKS tersebut membosankan dan menjadi tidak menarik. Namun, apabila ditampilkan dengan gambar saja, hal itu juga tidak mungkin, karena pesan atau isinya tidak dapat disampaikan. Oleh karena itu, penampilan LKS yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan. 7. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran menggunakan LKS Setiap penggunaan bahan ajar pada proses pembelajaran, pasti memiliki kelebihan dan kekuranagn, begitu juga dengan LKS. LKS memiliki kelebihan dan kekuranagan dalam proses pembelajaran sebagai berikut: a) Kelebihan Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 28 (1).Meningkatkan aktivitas belajar (2).Mendorong siswa mampu bekerja sendiri (3).Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep. (4).Materi yang ada di LKS sesuai dengan kurikulum. (5).Pemberian latihan soal teratur, yaitu denngan adannya latihan soal terkontrol siswa diberi cara-cara mengerjakan soal. (6).Setiap memasuki sub pokok bahasan baru ditulis TIK, sehingga siswa mengetahui apa yang dicapai pada sub pokok bahasan tersebut. (7).Ringkasan materi lengkap pada pokok bahasan. b) Kelemahan (a) Tanda baca kurang diperhatikan, sehingga ada kata-kata atau kalimat yang keliru dalam penulisan. (b) Dalam pemberian soal kurang memperhtikan gambar, sehingga kurang jelas yang mengakibatkan salah cetak. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 29 8. Materi Lembar Kerja Siswa (LKS) Pokok bahasan yang akan dibahas dalam LKS adalah funsi, sebagai berikut: a) Relasi (1).Membahas pengertian relasi melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. (2).Membahas pengertian relasi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan: (a) Diagram panah (b) Diagram cartesius (c) Dengan himpunan pasangan berurutan b) Fungsi dan koresponden satu-satu (1).Membahas pengertian fungsi dan koresponden-korespondenya, seperti daerah asal, daerah kawan, dan daerah hasil. (2).Membahas fungsi dalam bentuk diagrm panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan. (3).Menentukan banyaknya pemetaan yang memungkinkan dari dua himpunan yang banyak anggotanya. (4).Membahas pengertian korespondensi satu-satu. (5).Menyelesaikan soal cerita yang berakitan dengan fungsi. Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011 30 c) Menentukan nilai fungsi (1).Mencari dan menghitung banyaknya nilai fungsi. (2).Menyusun tabel fungsi. (3).Menghitung nilai perubahan fungsi, jika variabel berubah. (4).Menentukan nilai fungsi, jika nilai dan data fungsi diketahui Pengembangan Lembar Kerja..., Susilowati, FKIP UMP, 2011