Tekfin sebagai Daya Ungkit Usaha Ultra Mikro

advertisement
Tekfin sebagai Daya Ungkit Usaha Ultra Mikro
oleh Riko Depari
Anggota Asosiasi FinTech Indonesia
dan Managing Director HaloMoney.co.id
Pemerintah Indonesia bertekad untuk menjadikan pemerataan ekonomi sebagai fokus utama
pembangunan. Komitmen ini salah satunya diwujudkan melalui penguatan akses rakyat dalam
mendapatkan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemerintah bahkan telah memberikan subsidi
bunga untuk KUR serta mengalokasikan anggaran bagi usaha ultra mikro sebesar Rp2,5 triliun demi
mendukung kemandirian usaha rakyat.
KUR diyakini berpotensi besar untuk mengakselerasi perekonomian nasional. Berbeda dari kredit mikro
yang membandrol bunga hingga 18 persen per tahun, bunga KUR hanya sekitar 9 persen per tahun. Tahun
depan bahkan bunganya akan turun lagi menjadi 7 persen. Sementara kredit macet atau non performing
loan (NPL) terbukti hanya mencapai 0,37 persen.
Namun demikian, belakangan ini penyaluran KUR selalu di bawah target. Data Kementerian Koperasi dan
UKM (Kemenkop) menunjukkan bahwa realisasi penyaluran KUR baru mencapai Rp 94,4 triliun atau 94,4
persen dari target penyaluran sebesar Rp 100 triliun di tahun 2016. Sementara pada tahun 2017 ini,
pemerintah menaikkan target penyaluran KUR menjadi sebesar Rp 110 triliun.
Tantangan Penyaluran KUR
Gubernur Bank Indonesia (BI) akhir tahun lalu menyatakan bahwa penyaluran KUR masih banyak
ditujukan untuk nasabah lama perbankan. Wajar jika bank ingin mengurangi risiko dan biaya,
konsekuensinya adalah menyalurkan kredit lagi-lagi kepada nasabah lama. Regulasi perbankan pun
membuatnya sulit bergerak lebih gesit dalam menjangkau kelompok UKM baru. Padahal, pemerintah
berharap KUR bisa menjaring nasabah baru sehingga bisa memunculkan pengusaha-pengusaha UKM
baru. Dengan demikian, perekonomian pun dapat bergulir lebih cepat.
Saat ini, perbankan masih menjadi penyalur utama KUR, dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi
penyalur terbesar dengan nilai total Rp 69,4 triliun, menyusul Bank Mandiri yang menyalurkan Rp 13,3
triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan Rp 10,3 triliun dan sisanya didistribusikan oleh bank
pembangunan daerah (BPD).
Sekitar 40 persen KUR dialokasikan untuk sektor produksi, diantaranya pertanian, kehutanan dan
perikanan. Sisanya disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran. Masih lebih kecilnya penyaluran
KUR pada sektor produksi disebabkan karena tingginya faktor risiko, sehingga penyalur KUR kerap sulit
untuk memberikan pinjaman. Lebih jauh, banyak dari mereka tidak bisa melakukan pinjaman karena
tidak memiliki jaminan.
KUR dan Inovasi Layanan
Layanan tekfin dapat menjadi salah satu solusi bagi penyaluran KUR. Ruang lingkup tekfin yang tidak
mengenal batasan ruang dan waktu, mengingat proses penawaran dilakukan secara digital, dapat
membantu penyalur KUR untuk menyentuh pasar UKM yang belum bankable dengan lebih mudah dan
efisien.
Disiapkan oleh
Ini karena layanan tekfin didukung digital marketing yang dapat memasarkan produk keuangan,
termasuk KUR, sesuai dengan target sasaran yang diinginkan. Selain itu, layanan tekfin juga memiliki
pengembangan sistem informasi teknologi (IT) yang begitu canggih dan ramah pengguna sehingga
memungkinkan proses pengumpulan data (data capture), know-your-customer (KYC) dan automation
untuk mengunggah dokumen penunjang maupun tanda tangan elektronik (digital signature) secara lebih
mudah dan cepat.
Kolaborasi antara perbankan dengan tekfin telah sering digaungkan, baik oleh pelaku usaha maupun
regulator. Program KUR dapat menjadi salah satu bentuk nyata kolaborasi ini dimana bank penyalur
dapat bekerjasama dengan pelaku usaha tekfin yang bergerak di layanan pembiayaan (lending), maupun
yang memfasilitasi pembandingan produk-produk keuangan, atau pun agregator untuk menyentuh pasar
baru yang diharapkan oleh pemerintah. Agar dapat berjalan tanpa hambatan, kerjasama ini pun harus
didukung oleh pemerintah dan regulator, baik OJK maupun BI.
Jika berhasil berjalan, penyaluran KUR melalui layanan tekfin bisa dianggap sebagai terobosan baru bagi
pemerintah untuk mengatasi kondisi perekonomian yang belakangan ini banyak dikeluhkan lesu.
Potensi Tekfin dalam Layanan Kredit Lainnya
Dengan kemampuan merambah berbagai sektor dan segmen nasabah, tekfin memiliki potensi besar
dalam mendukung layanan penyaluran kredit di Indonesia. Hal ini terbukti dari semakin berkembangnya
usaha tekfin di layanan pembiayaan dengan berbagai skema mulai dari peer to peer lending hingga
crowdfunding.
Ada pula pelaku usaha tekfin yang menyediakan fasilitas standby loan atau revolving kredit yang berfungsi
layaknya kartu kredit sebagai alat pembayaran resmi dan sah untuk mendukung transaksi pembelian
online dan di marketplace. Bunga yang diberikan sama dengan bunga kartu kredit, dengan kemudahan
mencicil hingga 12-bulan dari tanggal pembelian.
Bagi nasabah yang ingin leluasa dalam mencari produk keuangan terbaik, seperti kartu kredit, kredit
tanpa agunan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), asuransi, kredit kendaraan bermotor bahkan produk
investasi, bisa mengunjungi situs-situs pembanding (comparison website) yang memberikan berbagai tips
untuk memilih produk yang sesuai dengan profil dan kebutuhan nasabah.
Inovasi-inovasi layanan tekfin ini, diharapkan dapat mendukung tekad pemerintah untuk membuka akses
kepada masyarakat secara lebih luas.
Disiapkan oleh
Download