AR_0176

advertisement
ANALISIS PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT
DI EMPAT KABUPATEN PROVINSI RIAU
Oleh : Ismon Zakya
Balitbang Provinsi Riau
Kredit Usaha rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi
yang didukung oleh fasilitas penjaminan untuk usaha produktif (Peraturan Menteri Keuangan
No. 135.PMK.05/2008). Kredit Usaha rakyat di Indonesia mulai diluncurkan oleh Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 5 Nopember 2007.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan kepada UMKM dan Koperasi yang
memiliki kemampuan untuk mengembalikan dan yang bergerak di sektor usaha produktif
antara lain; pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan
simpan pinjam. Tujuan pelaksanaan program KUR adalah menningkatkan akses kredit
pembiayaan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani kepada Lembaga Keuangan
Perbankan.
Pada tahun 2013 Balitbang Provinsi Riau bekerjasama dengan Pusat Penelitian
Industri dan Perkotaan Universitas Riau mengadakan kajian tentang ‘Kajian Dampak
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pengentasan Kemiskinan di Empat
Kabupaten Provinsi Riau’. Salah satu tujuannya adalah menganalisis perkembangan
penyaluran KUR di Provinsi Riau. Kajian dilaksanakan di Provinsi Riau dengan mengambil
4 lokasi yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak dan Kota
Pekanbaru. Perkembangan penyaluran KUR yang diteliti mulai tahun 2007-2012. Metode
pengumpulan data melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder dari Bank
Indonesia dan Bank Pelaksana KUR di Provinsi Riau, sedang perkembangan data
dikumpulkan melalui survey UMKM yang dilakukan di lapangan.
Analisis data adalah deskriptif dengan menggambarkan variabel-variabel
perkembangan usaha dari penerima atau debitur KUR. Sedangkan dampak penyaluran KUR
terhadap penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan analisis perbandingan indikator
kemiskinan pada saat sebelum menerima KUR dan setelah menerima KUR dengan
menggunakan statistik imfrensial dengan menggunakan uji beda.
Realisasi penyaluran kredit melalui KUR di Riau sampai dengan Nopember 2012
mencapai Rp. 2,954 T, atau sebesar 3,17 persen dari total realisasi KUR Indonesia yang
mencapai Rp. 93,220 T. Jumlah debitur KUR pada semua sektor usaha di Riau sampai
dengan Nopember 2012 sebanya 123.904 UMKM. Riau merupakan daerah nomor 7 (tujuh)
terbesar dalam realisasi KUR di Indonesia.
Pola penyaluran KUR di Riau dilakukan melalui Pola KUR langsung (individu) dan
KUR linkage melalui lembaga perantara LMK UED-SP dan koperasi yang sudah
dikembangkan di Riau. Karakeristik debitur KUR dilihat dari umur, dimana pengguna KUR
didominasi oleh pengusaha yang berumur 20-40 tahun diatas 50% untuk Kabupaten Rokan
Hulu, Kampar dan Kota Pekanbaru, sedangkan di Kabupaten Siak terbesar pengusaha
berumur 41-65 tahun (66,67%). Dilihat dari pendidikan terakhir, debitur KUR dari 4
Kabupaten didominasi oleh tamatan SMA, SMP, SD.
Sektor ekonomi memberikan informasi mengenai penggunaan dana KUR dibagi
menjadi 18 sektor usaha. Yaitu pertanian, perikanan, pertambangan, industri pengolahan,
listrik gas dan air, konstruksi, perdagangan, penyediaan akomodasi, transportasi, perantara
keuangan, usaha persewaan, adm. Pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa
kemasyarakatan, jasa perorangan, badan internasional, lainnya. Untuk Kabupaten Rokan
Hulu, Kampar dan Siak di dominasi oleh sektor pertanian dengan presentase Kabupaten
Rokan Hulu (60%), Kampar (80%) dan Siak (84,44%). Untuk Kota Pekanbaru penggunaan
dana KUR didominasi oleh sektor perdagangan dengan kontribusi 74,9% dan 11,1 %
digunakan oleh jasa perseorangan.
Penggunaan modal yang digunakan oleh UMKM dari setiap sumber modal terdiri dari
modal bantuan pemerintah, modal bantuan swasta, modal perbankan yang menunjukkan
kecendrungan meningkat antara sebelum menerima KUR dibanding saat survey dilakukan.
Hal ini menunjukkan volume usaha yang semakin meningkat. Kenaikan yang sangat
signifikan berasal dari modal perbankan dengan jumlah maksimum meningkat dari Rp.
150.000.000 menjadi Rp. 1.000.000.000. Jumlah omset usaha debitur KUR Langsung
meningkat dari Rp. 150.000.000 sebelum KUR menjadi Rp. 300.000.000 pada saat survey
dilakukan.
Dampak penyaluran KUR dapat dilihat pada pengembangan usaha debitur yaitu
perkembangan izin usaha, peningkatan penggunaan tenaga kerja, peningkatan besaran modal
usaha UMKM, peningkatan omset usha, perluasan cakupan pemasaran,dan pengembanan
jalinan kemitraan usaha.
Dalam penanggulangan kemiskinan terdapat 4 KK debitur KUR dalam kategori
miskin, dengan adanya penyaluran KUR maka 4 KK yang tergolong miskin dapat
ditanggulangi dan berkurang menjadi 0 KK.
Dari hasil kajian direkomendasikan bahwa perlu peningkatan status hukum UED-SP
(Usaha Ekonomi Desa - Simpan Pinjam) sebagai lembaga keuangan mikro di pedesaan agar
dapat menjadi mitra penyaluran dana KUR melalui pola linkage sehingga penyaluran dana
KUR semakin luas
Sumber
Balitbang Riau. 2013. Kajian Dampak Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
pengentasan kemiskinan di empat Kabupaten Provinsi Riau. Pekanbaru: Balitbang
Riau (ISZA)
Download