3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data & Literatur Data-data yang didapat oleh penulis berasal dari mengikuti (berlatih, ambil bagian) suatu organisasi Aikido, browsing internet, melakukan online survey, membaca buku dan wawancara beberapa narasumber (pelatih dan beberapa senior di dojo Aikido). 2.2 Data Umum tentang Aikido 2.2.1 Sejarah Aikido Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気, prana) individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji: • 合 - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan • 気 - ki - roh, energi kehidupan • 道 - dō - jalan, cara Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba (14 Desember 1883-26 April 1969), yang diformulasikannya sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Banyak bagiannya berasal dari ilmu beladiri Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo. Pengajaran Aikido saat ini telah dapat ditemukan di seluruh belahan dunia dan dalam beberapa aliran, dengan penafsiran dan penekanan yang berbeda-beda atas ajaran Ueshiba. Namun, kesemuanya tetap mewarisi berbagi teknik yang sama, dan 4 sebagian besar tetap mempertahankan keperdulian terhadap aspek keselamatan bagi pihak yang menyerang. Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. 2.2.2 Tehnik Aikido Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan, bantingan. Sementara teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan. Falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki, membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat golongkan sebagai beladiri kuncian dan pergumulan (grappling). Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik). Dalam Aikido, kompetisi yang sesungguhnya adalah dalam pertarungan yang sebenarnya, pialanya adalah nyawa kita sendiri. Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu dan Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan. 5 Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (style) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama lebih menekankan tekniktekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage). Pendiri Aikido, Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid harus “menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa takut.” 2.2.3 Sistem Tingkatan Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu (mudansha, tidak memiliki dan) untuk tingkat dasar dan Shodan (yūdansha, memiliki dan = ahli) untuk tingkat mahir. Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Adapula dojo yang menerapkan sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu. Tingkat Sabuk Warna Tipe kyū Putih Mudansha shodan Hitam Yūdansha 6 2.2.4 Biografi Morihei Ueshiba Morihei Ueshiba (植芝 盛平 Ueshiba Morihei, lahir di Tanabe, Wakayama, Jepang, 14 Desember 1883 – meninggal di Iwama, Ibaraki, 26 April 1969 pada umur 85 tahun) adalah pendiri seni bela diri Jepang Aikido. Di kalangan murid aikido (aikidoka), ia dipanggil Kaiso (Pendiri), atau Osensei (Guru Besar). Keponakannya yang bernama Noriaki Inoue menjadi pendiri seni bela diri shin'ei taido yang serupa dengan aikido. Morihei Ueshiba dilahirkan pada tahun 1883 sebagai putra keluarga petani di Tanabe, Prefektur Wakayama. Ia bersekolah di Sekolah Menengah Tanabe (sekarang Sekolah Menengah Pertama-Atas Negeri Tanabe Prefektur Wakayama) namun tidak tamat. Setelah sempat bekerja di kantor pajak, ia membuka toko grosir alat-alat tulis. Sambil berdagang, ia belajar seni bela diri kitō-ryū dan kenjutsu shinkage-ryū. Sewaktu mengikuti wajib militer, ia ikut serta dalam Perang Rusia-Jepang. Sekitar waktu itu pula, ia belajar mendalami seni bela diri yagyū shingan-ryū di dojo pimpinan Masakatsu Nakai. Setelah selesai wajib militer, Ueshiba pindah ke Hokkaido untuk menjadi petani perintis yang membuka lahan pertanian di Desa Shirataki, Distrik Monbetsu (sekarang Engaru, Hokkaido). Sambil juga bertugas sebagai penyuluh pertanian di desa para perintis, ia mengundang Takeda Sōkaku untuk mengajarinya belajar Daitō-ryū Aiki-jūjutsu. Ueshiba kembali ke kampung halaman pada tahun 1917 setelah mendengar ayahnya dalam keadaan kritis. Setelah itu, ia menjadi pemeluk Oomoto, dan pindah ke Ayabe di Kyoto. Dojo bernama Ueshiba Juku dibukanya pada tahun 1919. Sekitar tahun 1922, Wanisaburo Deguchi menamakan bela diri yang diciptakan Ueshiba sebagai Aikibudō. Bersama Noriaki Inoue, ia mengajarkan seni bela diri tersebut di kalangan penganut Oomoto. Pada Februari 1924, ia berangkat ke luar negeri sebagai pengawal Wanisaburo Deguchi ke Mongolia untuk menggantikan Noriaki Inoue yang sakit keras. 7 Setelah pindah ke Tokyo pada 1926, Ueshiba bersama Noriaki mengajarkan Aikibudō kepada tokoh-tokoh militer dan usahawan. Di antara muridnya terdapat Laksamana Madya Masayasu Asano dan Laksamana Isamu Takeshita dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Setelah terjadi Peristima Oomoto, Aikibudō memisahkan diri dari Oomoto. Atas usaha sendiri, Ueshiba mendirikan bela diri Kōbukai (皇武会?). Setelah berganti nama beberapa kali, dojo bernama Kōbukan dibukanya tahun 1931 di Shinjuku, Tokyo. Pada 1940, Yayasan Kobukan (Isamu Takeshita menjabat direktur pertama) mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang. Pada 9 Februari 1948, seni bela diri yang dirintisnya diganti nama menjadi Aikikai (Aikibudō diteruskan oleh Noriaki Inoue). Pada 1969, Ueshiba meninggal dunia, dan dimakamkan di Tanabe, Wakayama. 2.2.5 Qi Qi (Hanzi: 氣, Kanji: 気) atau lebih sering dieja sebagai chi atau ch'i (dalam Romanisasi gaya Wade-Giles) atau ki (dalam ejaan Romaji bahasa Jepang) adalah sebuah konsep dasar budaya Tionghoa. Qi dipercayai adalah bagian dari semua makhluk hidup sebagai semacam "kekuatan hidup" atau "kekuatan spiritual". Kata ini seringkali diterjemahkan sebagai "aliran energi" atau secara harafiah sebagai "udara" atau "nafas". 2.2.6 Hakama Hakama (袴) adalah pakaian luar tradisional Jepang yang dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Dipakai sebagai pakaian bagian bawah, hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal seperti upacara minum teh, pesta pernikahan, dan seijin shiki. Anak laki-laki mengenakannya sewaktu merayakan Shichi-Go-San. Montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan setelan baju pengantin pria tradisional. 8 Di kalangan olahraga bela diri tradisional seperti kendo, aikido, dan kyūdō, hakama dipakai oleh pria dan wanita. Ketika tidak sedang bergulat, pesumo mengenakan kimono dan hakama ketika tampil di muka umum. Di kalangan Shinto, setelan kimono dan hakama adalah pakaian resmi kannushi dan miko. 2.3 Data Umum tentang e-learning 2.3.1 Pembelajaran Elektronik Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Electronic learning disingkat Elearning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. Elearning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. 9 2.3.2 Plus Minus E-learning Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulangulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : 1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir 2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya 3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. 2.3.3 Sejarah dan Perkembangan E-learning E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. 10 Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut: (1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi. (2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. (3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. (4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil. 2.3.4 E-learning 2.0 Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi internet 11 (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning. Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE) 2.4 Data Umum tentang Simbolisme 2.4.1 Bambu Bambu mempresentasikan jiwa dari musim panas, tetapi karena bambu adalah tanaman yang selalu bisa hidup di musim apapun, ia diibaratkan sebagai seorang pemuda dengan sifat baik yang sempurna. Bambu memiliki integritas yang lurus sekaligus flesibilitas, mempunyai keseimbangan yang sempurna antara keanggunan dan kekuatan, atau yin dan yang. Ketika badai datang, bamboo akan ikut membengkok sesuai arah angin, lalu ketika badai reda, ia akan kembali berdiri dengan tegak dan lurus seperti sedia kala. Bambu juga melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Bambu adalah tanaman yang simple, tidak menghasilkan bunga ataupun buah. Chen Pan Chiao membandingkan dirinya dengan tanaman bamboo dan berkata, “Aku tidak akan menumbuhkan bunga agar aku tidak akan menggoda kupu-kupu dan lebah untuk menggangguku.” Isi batang bambu yang kosong menggambarkan kerendahan hati. Seorang bijak pernah berkata, “Bambu, yang mengerti akan kerendah hatian dengan mengosongkan hatinya dan tidak mengisinya dengan keangkuhan, adalah guruku.” Selain itu, bambu juga melambangkan penghormatan kepada leluhur dan orang yang lebih tua. Ranting muda yang berada di tangkai bagian atas tidak akan tumbuh pada sudut yang sama dengan ranting yang lebih tua. Agar ranting yang lebih tua bisa mendapatkan sinar matahari. Ketika tangkai-tangkai muda baru tumbuh dari tanah, mereka berada di bawah bayangan teduh dari ranting yang lebih tua. 12 Melambangkan bahwa yang lebih muda menghormati yang lebih tua sama halnya yang lebih tua melindungi yang lebih muda. 2.4.2 Sakura Sakura melambangkan pendidikan, cinta dan kecantikan juga kefanaan dari kehidupan karena jangka waktu mekar sakura yang singkat. Sakura yang berguguran adalah metafora untuk para prajurit yang gugur dengan berani di medan perang. Konotasi ini juga menghubungkan sakura dengan samurai. Keistimewaan sakura sangat terkai erat dengan tradisi kesatriaan Jepang. Menjadi symbol dari integritas dan kemurnian, sakura melambangkan kesatriaan itu sendiri. Karena sakura gugur pada saat keadaannya paling indah, sakura adalah representasi dari kehebatan samurai. Karena samurai adalah orang yang tidak bercela yang membawa kebaikan-kebaikan yang terhormat seperti kemurnian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian, keberanian dan kepercayaan dan merelakan nyawanya hilang di medan perang pada saat ia di puncak masa mudanya. Di Jepang, ada pepatah yang mengatakan “Hana wa sakura gi, hito wa Bushi” yang artinya bahwa, “Bunga yang terbaik adalah sakura, laki-laki yang terbaik adalah seorang samurai.” Sakura adalah bunga yang rentan dan indah, yang ditiup oleh angin sebelum ia layu, yang kecantikannya tidak tersentuh, merepresentasikan kematian yang paling mulia, jauh dari kebumian dan kekotoran. Simbol dari lencana samurai adalah sakura yang diorientasikan ke arah matahari terbit, sebagai symbol dari pengabdian hidup mereka. 2.4.3 Air Air melambangkan kemurnian dan kesuburan. Seringkali diibaratkan sebagai sumber kehidupan. Air juga melambangkan sirkulasi, pemurnian, refleksi, fleksibilitas, kelahiran dan kehidupan. Dalam ajaran Taoisme, air diibaratkan sebagai aspek dari kebijaksanaan. Maksudnya adalah, air mengambil bentuk dari wadahnya dan bergerak dengan tidak melawan arah. Air juga dapat bertransformasi dari bentuk cair, padat dan gas. 13 Air di dalam botol bisa menjadi pasif dan diam, tapi jika tidak berwadah, air bisa merubuhkan pohon dan dinding. Air juga bisa menyuburkan dan menstimulasi pertumbuhan 2.4.4 Koi Di Jepang, ikan koi sering dikatikan dengan kualitas dari seorang pria. Konon koi dikabarkan berenang naik menentang arus air terjun dengan berani, dan jika tertangkap, ia akan berbaring tanpa gemetar di atas papan pemotongan menunggu pisau seperti seorang samurai ketika menghadapi pedang. Cerita ini berasal dari legenda Cina yang menceritakan bahwa seekor ikan koi yang berhasil memanjat air terjun pada suatu tempat yang disebut gerbang naga (di sungai kuning) akan berubah menjadi naga. Berdasarkan dari legenda itu, koi menjadi symbol dari aspirasi, ketenangan, keberanian dan kemajuan. Ikan koi begitu erat kaitannya dengna kualitas seorang lelaki sehingga di Jepang, mereka memasang bendera berbentuk ikan koi pada hari anak laki-laki, dengan harapan agar anak laki-laki mereka memiliki kualitas-kualitas yang dimiliki ikan koi. Tindakan koi yang berenang naik ke atas air terjun juga mengibaratkan manusia yang menjalani kehidupan dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup tanpa rasa takut. 2.5 Hasil Online Survei Beberapa kesimpulan dari hasil online survei, antara lain : • 54,5% responden tertarik belajar bela diri Aikido • 61% responden pernah mengalami tindakan kekerasan (dipalak, dibully, dilecehkan secara seksual dan ada juga yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga). • Responden yang tertarik pada Aikido berkata mereka tertarik pada Aikido karena menurut mereka Aikido tidak kasar, unik dan tidak bersifat offensive dan anggun juga bisa untuk membela diri. 14 • Responden yang tidak tertarik pada Aikido berkata mereka tidak tertarik pada Aikido karena mereka tidak ada waktu untuk mempelajarinya, tidak tahu di mana komunitasnya, mahal biaya pelatihannya, kurang pengetahuan tentang Aikido, tidak suka berolah raga dan sudah mempelajari bela diri lain. 2.6 Hasil Wawancara dengan Gana Murti Sensei (Dan 4, pendiri Institut Aikido Indonesia, pendiri MMA Indonesia), Senpai Imam Budiharto(Dan 2) dan Senpai Siang Leng(Kyu 1): • Aikido adalah bela diri paling efektif untuk menghadapi senjata tajam dan ruang sempit. • Gana sensei mendalami Aikido karena Aikido memiliki filosofi yang bagus yaitu untuk mengalahkan diri sendiri (menekan ego manusia). Karena menurutnya, musuh terbesar manusia adalah egonya. • Salah satu ciri khas aikido di IAI adalah menjadikan dojo sebagai tempat untuk memupuk persaudaraan. Teknik tidak lebih penting dibandingkan persaudaraan. • Aikido itu hanya salah satu bagian dari kehidupan manusia, jadi tidak boleh 'mendominasi' apalagi mengeleminasi sisi-sisi lain kehidupan seseorang yang lebih besar. 2.7 Produk Pembanding Belum ada produk sejenis yang beredar. Yang bisa penulis temukan adalah animasi edukasi dalam bentuk 3D untuk seni bela diri lain selain Aikido dengan judul Human Weapon Computer Animation Demonstrations. 15 Gambar 2.1 Screenshots animasi edukasi: Human Weapon Computer Animation Demonstrations 2.8 Target Target primer dalam animasi edukasi Aikido ini adalah masyarakat usia 13 tahun sampai dengan 24 tahun, pria dan wanita, kelas menengah keatas, menyukai animasi, humor dan tinggal di kota besar. Sedangkan target sekunder untuk animasi edukasi Aikido adalah pria dan wanita, usia 25 sampai dengan 35 tahun, kelas menengah ke atas dan tinggal di kota besar. 2.9 Faktor Pendukung dan Penghambat 2.9.1 - Faktor Pendukung: Tingkat kejahatan di kota-kota besar cukup tinggi, sehingga banyak orang yang ingin belajar cara mempertahankan diri dengan bela diri. - Penulis berlatih Aikido sekitar kurang lebih 2 tahun sehingga cukup mengerti tentang Aikido dan teknik-tekniknya. - e-learning Aikido ini dibuat dengan animasi dan diberi unsur humor dan karakterkarakter yang unik sehingga membuat para audien kerasan menyimaknya. - Belum ada yang membuat animasi edukasi 2D tentang Aikido 16 - Mengajarkan Aikido dalam bentuk animasi edukasi lebih mudah dimengerti daripada membaca buku yang mengajarkan Aikido - Bagi para audien yang tidak tertarik pada Aikido karena tidak tahu tempat latihannya, karena malas, keberatan membayar biaya pelatihan atau karena tidak ada waktu untuk latihan dapat menyimak animasi edukasi ini yang pastinya lebih murah, mudah dimengerti dan menarik. 2.9.2 Keterbatasan Faktor Penghambat: daya tangkap audien. Agar audien bisa mengingat dan mempraktekkan tehnik-tehnik yang diajarkan, para audien harus mencoba dan berlatih juga dengan teman. Berlatih tehnik-tehnik yang diajarkan sehingga reflek tercipta dengan sendirinya. Sehingga ada kemungkinan disampaikan tidak bisa dpraktekan secara maksimal. pesan yang ingin