DownloadBangun Perbatasan, Indonesia

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Bangun Perbatasan, Indonesia-Malaysia Reaktivasi BTA
Tarakan, 24 Maret 2017 – Pemerintah Indonesia mengaktifkan kembali Perundingan Review
Border Trade Agreement (BTA) antara Indonesia dan Malaysia. Reaktivasi ini merupakan upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara di perbatasan. Hal tersebut ditegaskan Direktur
Perundingan Bilateral Ni Made Ayu Marthini pada pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor)
Perdagangan Perbatasan di Tarakan, Kalimantan Utara, kemarin, Kamis (23/3).
“Revisi BTA Indonesia-Malaysia merupakan hal yang sangat penting dilakukan kedua negara,
karena BTA yang ditandatangani pada 1970 sudah tidak dapat mengakomodasi aktivitas
perdagangan perbatasan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia,” tegas Made.
Perundingan Review BTA antara Indonesia dan Malaysia terakhir dilaksanakan pada 2011 yang
masih menyisakan beberapa isu yang harus diselesaikan oleh kedua negara. Rencananya Review
BTA 1970 Indonesia-Malaysia akan dilaksanakan pada 6-7 April 2017 di Lombok, Indonesia.
Hasil Rakor Perdagangan Perbatasan yang diperoleh telah mendapat masukan siginifikan dari
berbagai pihak, baik dari Kementerian/Lembaga terkait maupun Pemerintah Daerah yang memiliki
wilayah perbatasan dengan Malaysia.
Rakor dihadiri narasumber Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan dan empat
narasumber lainnya dari Kementerian/Lembaga terkait, antara lain dari Direktorat Perjanjian
Hukum dan Kewilayahan Kementerian Luar Negeri, Direktorat Impor Kementerian Perdagangan,
Direktorat Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kementerian Dalam Negeri, dan Pusat Kebijakan
Pendapatan Negara Kementerian Keuangan.
Rakor ini merupakan forum penting untuk melibatkan semua pihak dalam pengambilan kebijakan,
khususnya dalam perumusan posisi runding Indonesia dalam perundingan Review BTA pada 1970
antara Indonesia-Malaysia agar tidak terdapat kesenjangan antara realitas dan kebutuhan yang
terjadi di daerah dengan pengambil kebijakan di pusat.
“Diperlukan komitmen semua pihak (koordinasi Pusat dan Daerah) agar permasalahanpermasalahan di perbatasan yang meliputi transportasi, logistik, sarana dan prasarana, dan lainlain, dapat teratasi. Dengan demikian, barang-barang kebutuhan pokok di perbatasan dapat
tersedia dengan jumlah yang cukup dengan harga yang wajar,” tutur Made.
Narasumber dari Kementerian Dalam Negeri Fani Panjaitan menyatakan pemerintah Indonesia
telah memberikan konsep awal revisi Border Criss Agreement. "Revisi Border Cross Agreement
(BCA) itu diharapkan dapat berjalan simultan dengan perundingan review BCA yang
ditandatangani pada 1967,” ujar Fani Panjaitan.
Sekilas Mengenai Perundingan BTA Indonesia-Malaysia
Perundingan Working Group Review BTA telah dilaksanakan sebanyak dua kali pada 21-22 Juli
2009 di Bandung, Indonesia, dan 8-9 Desember 2011 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pada pertemuan Joint Trade and Investment Committee (JTIC) ke-2 di Jakarta, Indonesia dan
Malaysia sepakat melakukan reaktivasi Working Group of BTA untuk memperbaharui Border Trade
Agreement (BTA) 1970. Perundingan Working Group of BTA ke-3 akan dilaksanakan pada 6-7 April
2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Enam artikel yang memerlukan pembahasan dan klarifikasi lebih lanjut yaitu Article III (Scope), IV
(Border Pass), V (Threshold Value for Border Trade), VI (Cooperation), VIII (General Exceptions and
Security Exceptions), dan IX (Relation to Other Agreements).
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ni Made Ayu Marthini
Direktur Perundingan Bilateral
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3523459/021-3858189
Email: [email protected]
Download