PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MI AL-HUSNA JURANG MANGU TANGGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan oleh: SAIFUDDIN NIM 208018300013 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRAK Saifuddin,NIM: 208018300013. Skripsi. Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu Tangsel. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar agar siswa kelas V di MI Al-Husna mencapai KKM. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, tahap observasi, refeksi, dan keputusan. Siklus pertama dilakukan 3x pertemuan, sedangkan pada siklus kedua dilakukan 2x pertemuan.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al-husna Jurang Mangu Tangsel tahun pelajaran2013/2014. Hasil penelitian adalah. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar sebesar 75%. Siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal 70. Dari hasil penelitian pada siklus I siswa yang sudah mencapai KKM sebesar58%, dengan skor rata-rata 6,96 dan pada siklus II hasil belajar meningkat sebesar 88,5% dengan skor rata-rata 10,62 jadi peningkatanya yakni 30%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep keterampilan diskusi siswa dapat meningkat melalui penerapan media gambar. Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, keterampilan diskusi, media gambar. i ABSTRACT Saifuddin, NIM: 208018300013. Thesis. Speaking Skills Improvement by Using Media in Learning Indonesian Image Class V MI Al-Husna Canyons Mangu Tangsel. Government Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2015. This research aims to improve speaking skills using media images to fifth grade students at MI Al-Husna reached KKM. The method used in this research is using classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation phase, refeksi, and decisions. The first cycle is done 3x meeting, while the second cycle is done 2x pertemuan.Subjek in this study were students of class V MI Al-Husna Canyons Mangu Tangsel years pelajaran2013 / 2014. Results of the study are. Indicators of success in the study of completeness study visits by 75%. Students who achieve the minimum completeness criteria 70. From the results of the study in the first cycle of students who have reached KKM sebesar58%, with an average score of 6.96 and the second cycle learning outcomes increased by 88.5% with an average score of 10, 62 so peningkatanya namely 30%. Based on these results it can be concluded that student learning outcomes in the concept of student discussion skills can be improved through the application of image media. Keywords: classroom action research, discussion skills, media images. ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Al-husna” ini selesai ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan trimakasih kepada semua pihak yang sangat tulus telah memberikan dukungan dan motivasi dalam segi apapun , terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Fauzan, MA., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 3. Dra. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, dorongan dan ilmu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah begitu banyak memberikan ilmunya kepada penulis. 5. Ucapan terima kasih dan penghormataan serta penghargaan yang istimewa untuk kedua orang tua penulis yang tercinta. Karyaku ini ku persembahkan untuk orang-orang yang selalu hidup di jiwaku Ayah tercinta (Wardi) dan Almarhum Bunda tersayang (Roisyah), yang tak kenal lelah memberikan kasih sayang, motivasi serta dukungan baik dalam moril, materil maupun sepiritual demi keberhasilan putra-putrimu dalam mewujudkan cita-cita dalam mencapai ridho-Nya. Kalianlah orang pertama yang melekat dihati ananda. Semaoga kalian termasuk orang-orang yang selalu dirindukan setiap iii anak manusia, dan amal kalian diterima oleh Allah serta menjadi ahli surga. Amin 6. Teman seperjuangan bimbingan Abu Musal yang berama-sama berjuang dalam suka dan duka mengerjakan skripsi ini, akhirnya skripsi ini bisa diselesaikan. 7. Sahabat-sahabat tersayangku Mustofa Lutfi, Purwa Hendra, Abu Musal, Hilda Amalia Putri, Khoironi, Sri Mulyani, Rina Faradita, Desi Rosmayanti, Lailatul Musyarofah, Fatihatul Mahasin, Mukhlis, Ahmad Yani, Zulfia Zahra, Aryadini, Umi Atiyah, Fitriani Rifah yang telah banyak membantu dan memberikan inspirasi, kebersamaan dan hari-hari indah bersama kalian yang tak pernah terlupakan. 8. Teman-teman tercinta Mahasiwa/i UIN khususnya teman-teman satu angkatan Jurusan Pendidkan Guru Ibtidaiyah angkatan 2008 yang slalu membantu untuk ikut mendo’akan penulis serta memberikan motivasi agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang banyak membantu dan memberikan dorongan. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik, doa dan harapan yang dihaturkan dari semua pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasanpahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat membangun dari berbagai pihak tetap penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Wassalamualaikum Wr.Wb Jakarta, 7 Juli 2015 Penulis iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ......................................................................................................... i ABSTRACT ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ..................................................................................... ....... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ......... BAB I. x PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2 C. Batasan Masalah ......................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3 BAB II. KAJIAN TEORI A. Hakekat Keterampilan Berbicara ............................................... 4 1. Pengertian Keterampilan Berbicara ..................................... 4 2. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara ...................................... 6 3. Karakteristik Keterampilan Berbicara .................................. 18 4. Guna Keterampilan Berbicara .............................................. 20 B. Media ........................................................................................... 20 1. Pengertian Media .................................................................. 20 2. Media Gambar .................................................................... 23 a. Pengertian Media Gambar ............................................. 23 b. Manfaat Media Gambar ................................................ 24 v c. Syarat-syarat Media Gambar ......................................... 24 d. Teknik Penggunaan Media Gambar .............................. 24 e. Pemeliharaan Media Gambar ....................................... 25 f. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar .................. 26 C. Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................. 26 1. Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran .............................. 28 2. Teori Pembelajaran ................................................................ 28 3. Jenis-Jenis Pembelajaran ....................................................... 29 D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 31 E. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33 B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan SiklusPenelitian ........................................................................... 33 1. Metode Penelitian ................................................................. 33 2. Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian ..... 34 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ....................... 34 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 35 E. Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 35 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 37 G. Data dan Sumber Data ................................................................ 37 H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data .................................. 38 1. Instrument Tes ...................................................................... 38 2. Instrumen Nontes ................................................................. 38 a. Catatan Lapangan .......................................................... 38 b. Wawancara .................................................................... 38 c. Lembar Observasi ......................................................... 38 I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39 J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.............................. 40 1. Analisis Data ........................................................................ 40 vi 2. a. Aktivitas Guru ............................................................... 40 b. Aktivitas Siswa ............................................................. 41 c. Hasil Belajar .................................................................. 41 Interpretasi Data ................................................................... 41 K. Pengembangan Perencanaan Tindakan....................................... 43 1. Perencanaan ....................................................................... .. 43 2. Pelaksanaan....................................................................... ... 43 3. Pengamatan .......................................................................... 43 4. Refleksi ................................................................................ 43 5. Penilaian ............................................................................... 44 BAB IV.DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah............................................................ 45 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu ...... 44 2. Visi dan Misi .......................................................................... 45 3. Sarana dan Prasarana .............................................................. 46 a. Fasilitas Sekolah ............................................................. 46 b. Waktu Pembelajran......................................................... 47 c. Keadaan Guru ................................................................. 47 B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan ..... 48 1. Siklus 1 .................................................................................. 49 a. Tahap Perencanaan ........................................................ 49 b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 50 c. Tahap Observasi ............................................................ 51 d. Tahap Refleksi ............................................................... 54 e. Keputusan ...................................................................... 58 2. Siklus 2 .................................................................................. 60 a. Tahap Perencanaan ........................................................ 60 b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 60 c. Tahap Observasi ............................................................ 61 vii d. Tahap Refleksi ............................................................... 65 C. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 69 D. Pembahasan ................................................................................. 71 BAB V 1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ........... 71 2. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran ............ 73 3. Deskripsi Hasil Pembelajaran .............................................. 75 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan........................................................................................... 76 B. Saran ................................................................................................. 76 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Tahapan Intervensi Tindakan ........................................... 35 Tabel 1.2 : Teknik Pengumpulan Data ............................................... 40 Tabel 1.3 : Klasifikasi Aktifitas Guru ................................................. 41 Tabel 1.4 : Tabel Pembobotan Penilaian ............................................ 42 Tabel 1.5 : Tabel Diskusi Kelompok .................................................. 44 Tabel 2.1 : Sarana dan Prasarana ........................................................ 46 Tabel 2.2 : Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu Tahun Pelajaran 2013-2014 ...................... 48 Tabel 2.3 : Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu ...... 51 Tabel 2.4 : Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat Pre-test .............................................................................. 52 Tabel 2.5 : Hasil Pre-Test ................................................................... 56 Tabel 2.6 : Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat Post-Test ........................................................................... 59 Tabel 2.7 : Hasil Post-Test .................................................................. 62 Tabel 3.1 : Aktivitas Guru Selama Porses Pembelajaran Saat Post Test ........................................................................... 72 Tabel 3.2 : Hasil Post-Test Diskusi Kelompok I ................................ 65 Tabel 3.3 : Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu . 68 Tabel 3.4 : Hasil Pretest di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu ..... 69 Tabel 3.5 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran ..................................................................... ix 71 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas .................................. Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Tindakan Siswa Selama Proses .... 34 Pembelajaran yang Sesuai dengan KBM Pada Pertemuan Pertama dan Kedua ........................................................... x 72 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap proses pembelajaran selalu melibatkan pendidik dan peserta didik, maka diperlukan hubungan timbal balik yang baik antara guru dan keduanya sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas pembelajaran melibatkan kemampuan fisik, kemampuan mental, dan kemampuan sosial. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD(Sekolah Dasar) dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) pada salah satu SK(Standar Kompetensi) untuk siswa kelas V Semester satu khususnya aspek berbicara adalah sebagai berikut; mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara. Dalam hal ini dijabarkan ke dalam “KD (Kompetensi Dasar) yaitu menceritakan hasil pengamatan dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar" Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Masalah yang dihadapi adalah rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah KKM (65), pembelajaran keterampilan berbicara di MI AlHusna kurang maksimal,guru cenderung lebih dominan pada pembelajaran teori kebahasaan, maka keterampilan berbicara belum tercapai secara optimal, terbukti siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi cerita dan sebagainya. Kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan kembali isi ceritanya disebabkan karena daya imajinasi siswa untuk menangkap penjelasan guru secara menyeluruh masih rendah sehingga cerita yang disampaikan guru tidak dapat diceritakan kembali sepenuhnya oleh siswa. Oleh karena itu, guru mengembangkan media pembelajaran melelui penggunaan media gambar cerita dengan maksud agar siswa dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan imajinasinya yang akhirnya siswa dapat mengungkapkan kembali isi cerita. 1 2 Penggunaan gambar cerita merupakan alat bantu (media) agar pembelajaran tidak terkesan monoton. Dengan media ini diharapkan anak terangsang untuk menggunakan daya indera pendengarannya secara maksimal untuk menyimak cerita guru. Setelah anak menyimak cerita guru, daya imajinasi anak akan muncul selaras dengan alur dan tokoh cerita guru, dan akhirnya anak mempunyai kemampuan menceritakan kembali sesuatu yang telah diceritakan oleh gurunya dan juga dapat mengadopsi perilaku positif dari tokoh cerita. Kemampuan anak untuk menceritakan kembali isi cerita merupakan modal dasar anak dalam melatih aspek keterampilan berbicara. Siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara, karena tidak dipergunakannya alat peraga atau gambar yang membuat siswa tertarik untuk mempelajarinya. Siswa juga kurang menguasai keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena itu, penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara melalui media gambar perlu dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dengan media gambar, peneliti mengangkat judul ini yaitu: “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V MI Al-husna” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan rendahnya kemampuan berbicara yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut. 1. Rata-rata hasil belajar siswa dibawah KKM (65) 2. Pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah dasar MI-Al-husna kurang maksimal. 3. Siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi cerita dan sebagainya. 3 C. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih terfokus pada pokok masalah perlu dilakukan pembatasan masalah. Skripsi ini hanya dibatasi pada pembahasan upaya untuk meningkatkan kemampuan bercerita atau berbicara melalui penggunaan media gamabar cerita. Gambar cerita yang dimaksudkan di sini adalah terdiri dari beberapa gambar seri yang apabila dirangkai akan mempunyai sebuah makna cerita. Upaya tersebut dilakukan oleh peneliti dikelas V smester ganjil di MI Al-husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan. D. Rumusan Masalah Berdasakan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI AlHusnaTanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia bagi siswa V MI Al-HusnaTanggerang Selatan . F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik, khususnya keterampilan berbicara meningkat. 2. Guru Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat. 3. Kepala Sekolah Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari pemerintah agar media tersebut dapat digunakan. BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Tarigan mengungkapkan bahasa“berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”1 Sebagai peluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audiblej) dan kelihatan (visible)yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. selanjutnya Burhan Nurgiyantoro menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan berbahasa kedua setelah menyimak bunyi-bunyi bahasa tersebut. Selain pendapat tersebut, Brown menyatakan bahwa berbicara sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara lisan. Hal senada juga diungkapkan oleh Lee yang menyatakan bahwa berbicara adalah suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, isi, hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dipahamai oleh orang lain. Hal ini berarti berbicara dapat diartikan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat menyampaikan sesuatu pada orang lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah kemampuan menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh pendengarnya.2 Berbicara selalu ada hubungannya dengan aspek mendengar, karena siswa dapat berbicara setelah mendengar lebih dahulu. Penerapan aspek berbicara dalam pendekatan linguistik kontrastif dimulai dari pengajaran cakapan (diskusi,dialog)struktur kalimat tanya yang digunakan oleh guru selalu dibandingkan dengan B1, juga berbentuk struktur kalimat tannya. 1 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013) h. 193 2 Ibid., h. 104 4 5 Penerapan latihan berbicara dengan cara menafsiri atau menceritakan gambar atau benda, juga dapat memperlancar pengajaran berbicara. Gambar seri dapat memudahkan para siswa berbicara daripada gambar tunggal. Benda tiruan atau benda sebenarnya dapat dijadikan bahan pengajaran berbicara. Apalagi benda-benda sebenarnya itu siswa dapat memegang atau memiliki satu persatu.3 Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan materi saja, tetapi peserta didik mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat berkomunikasi. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya suatu kemampuan yang dimiliki sesorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada didalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antar penutur dan mitra tutur. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi arikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasa, serta perasaan4. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tandayang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik.5 3 Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif,(Jakarta: Bulan Bintang,1980) h.209-210 4 Tarigan, 1983:14 5 Lisdiana Kurniasih. Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari 2013, pukul . 14.00 WIB 6 2. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis berbicara. Antara lain diskusi, pidato (menjelaskan, menghibur), ceramah dan sebagainya. Jenis-jenis keterampilan berbicara tersebut adalah: a. Diskusi Diskusi berasal dari kata latin “discutere” , yang berarti bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang tereatur dan terarah, baik kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai masalah.6 Diskusi juga diartikan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir kelompok.7 Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka,mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara tukar-menukar informasi untuk memcahkan masalah. Pada hakekatnya diskusi ialah percakapan dalam bentuk lanjut.8 Metode diskusi ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai aternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Diskusi yang baik adalah bukan semata timbul dari peran guru. Akan tetapi lebih dapat apabila timbul darimurid setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya. Tetapi dalam hal ini guru/dosen dapat pula membrikan arahan kepada peserta didik dalam memperoleh tema/ masalah yang tepat untuk didiskusikan, yang sebelumnya peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari, memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik diskusi.9 6 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1988), h.37 7 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, (Bandung: Angkasa,1993), h. 36 8 Djago Tarigan. H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), h.128 9 Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (bandung: Alfabeta, 2013), h. 24 7 Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok antara lain (1) memungkinkan adanya interaksi antara siswa dan guru, juga antara siswa dan siswa, (2) guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru dipelajarinya, seperti menilai pemahaman meraka apakah mereka salah mengerti atau bisa terhadap konsep baru tersebut.Persoalan yang tepat untuk didiskusikan (1) menarik perhatian siswa, (2) sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3) memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, (4) pada umumnya tidak mencari jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan. Metode diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila siswa telah memiliki pengalaman atau konsep dasar tentang masalah yang akan didiskusikan. Maka metode ceramah dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori atau konsep sebelum diskusi dilaksanakan. 1. Prasyarat diskusi Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. a) Konsep dasar untuk pemecahan masalah dalam diskusi telah dipahami oleh siswa b) Pokok-pokok masalah/kasus yang kan dibahas harus jelas. c) Peran guru adalah membingbing diskusi, bukan memberi ceramah. 2. Sikap peserta diskusi Ada beberapa hal yang hrus dipatuhi oleh para peserta diskusi agar diskusi berhasil, yakni: a) Perhatian terfokus pada diskusi, artinya seluruh peserta perhatiannya harus terpusat pada masalah yang didiskusikan. b) Tidak ada yang bicara sendiri atau diskusi kecil, kecuali mereka yang diberi kesempatan untuk berbicara, dan semua harus memperhatikan dengan sepenuh hati kepada yang sedang diberi kesempatan untuk berbicara. c) Menghargai pendapat orang lain walaupun mungkin pendapatnya berbeda atau bahkan bertolak belakangdengan pendapatnya. d) Mau mendengar orang lain, tidak hanya mau didengar orang lain. e) Tidak memotong pembicaraan orang lain, kecuali dalam keadaan ang 8 sangat terpaksa, karena pembicaraan sudah keluar dari fokus pembicaraan.10 3. Pimpinan Diskusi Pemimpin diskusi dalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Peran pemimpin diskusi adalah sebagai pengatur jalannya diskusiagar lancar, dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada anggota kelompok tertentu, menjaga agar berbicara menurut giliran tidak serempak, menjaga pembicaraantidak dikuasai oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara, membuka kesempatan bagi orangorang tertentu (pemalu, penakut) untuk mengemukakan pendapatnya, mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota. Sebagai dingding penangkis artinya pemimpin diskusi menerima pertanyan, pernyataanatau komentar dari anggota, kemudain melemparkan kembali kepada anggota. 4. Mengelola Kelompok Diskusi Agar diskusi berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan efisien, diperlukan pengelolan sebaik-bainya, yang paling tidak berupa langkahlangkah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. a) Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk memilih teman mereka dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan slah satu nil;ai kewarganegaraan yaitu kebebasan berkelompok. Di samping itu apabila mereka memilih sendri dimungkinkan mereka sedang saling mengenal dengan baik dan akan berkerja sama dengan sebaik-bainya. Banyakanya anggota dalam satu kelompok memaang tidak ada aturan yang pasti. Tetapi perlu diingat apabila anggota kelompok terlalu banyak kurang efektif, bahkan dimungkinkan ada beberapa anggota anggota kelompok yang hanya sekedar menumpang nama saja. 10 Ibid., h.32 9 b) Pengaturan Tempat Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup ahnya menampung sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama/ diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain. Mereka supaya memilih sendri ketua kelompok mereka secara musyawarah. Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada adpat disiasati agar mereka mencari tempat yang dirasa kondusif untuk berdiskusi. Diberikan kesempatan secara bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi kelompok dengan sebaik-baiknya. c) Pelaksanaan Diskusi Kelompok Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok, guru menjelakan dahulu permsalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak guru harus menjelaskan terlebih dahulu tema yang mereka akan diskusikan, sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka diskusikan. Siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing-masing segera kembali ke kelas, untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian.sedangkan kelompok yang belum/sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien yang bertugas memberikan sanggahan pertanyaan, atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini guru bisa bertinak sebagai moderator. Adapun hamabatan dalam diskusi antaralain. 1) Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar belakang yang bermacam-macam ada yang rajin dan ada yang malas, ada yang pendiam dan ada yang banyak bicara dan sebagainya. 2) Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta ketuanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulutentang bagian tema yang harus mereka sajikan, sehingga mereka ada kemantapan dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya. 10 3) Hambatan dari media, sarana prasarana. Penataan ruangan diupayakan sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain, juga tempat duduk pemimpin diskusi, biasa melihat semua peserta diskusi, sehingga lebih komunikatif. Beberapa upaya guru agar diskusi berhasil Ada beberapa yang harus dilakukan dan diupayakan gutu, agar diskusi berhasil dengan baik, yaitu: 1) Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik. 2) Guru harus menetapkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. 3) Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya.11 5. Manfaat diskusi 1) Diberikan bila siswa telah memliki konsep atau pengalaman terhadap bahan yang akan didiskusikan, oleh karean itu sebelum diskusi guru hendaknya telah memberikan penjelasan tentang bahan yang akan didiskusikan. 2) Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. 3) Melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah. 4) Melatih siswa mengahadapi masalah secara berkelompok, berpikir bersama memecahkan masalah yang mereka hadapi. 6. Kelemahan metode diskusi 1) Tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. 2) Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang bhelum poernah dipelajari sebelumnya. 3) Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. 4) Tidak semua topik dapat dijadikan poko diskusi, tetapi hanya beberapa hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 11 Ibid., h. 30 11 5) Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak. 6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, biasanya sulit untuk membatasi pokokmasalahnya. 7) Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya. 8) Jumlah siswa didalam kelas yang teralalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. 7. Usaha mengatasi kelemahan metode diskusi 1) Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. 2) Agar tidak menimbulkan “kelompok-isme”, ada baiknya bila untuk setiap diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompokkelompokbaru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok. 3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari kejadian sehari-hari di sekitar sekolah. 4) Mengusahakan penyesuaian dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi. 5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.12 Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah partisipan atau pendengar. Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandanganya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan pembicaraan informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumya telah dislidiki dengan teliti oleh para peserta diskusi. 1) Menentukan topik dan tujuan Sebelum seminar dialaksanakan, perlu ditentukan terlebih dahulu topik atau masalah yang akan diseminarkan. 12 Ibid., h. 34-37 12 2) Penentuan waktu dan tempat Waktu seminar sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau nasional, umpamanya : Bulan bahasa, Hari Ibu, Hari Pendidikan Nasiaonal. Jika seminar itu bersekala kecil penentuan waktu perlu diperhatikan, sehingga dapat dihadiri oleh beberapa peserta. 3) Persiapan fasilitas Segala kebutuhan dan kelancran seminar sebaiknya dipersiapkan sebaikbaiknya. b. Pidato Pidato adalah berbicara didepan umum, jika bersifat ilmiah disebut ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis yang digunakan untuk berpidato, bila dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato. Manfaat teks pidato antara lain: a) Dapat menyampaikan gagasan dengan tertib, teratur dan lancar. b) Dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar. c) Dapat menghindari kealpaan. d) Memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan Cara menyusun teks pidato yaitu: a) Bagian awal Berisi ucapan salam, ucapan penghormatan kepada hadirin, ucapan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penegasan bahwa persoalan yang disampaikan memang penting, penyampaian latar belakang masalah. Dan tanpa menonjolkan subjektivitas. b) Bagian isi atau tubuh teks, berisi suatu ulasan yang ingin disampaikan si pemidato. c) Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan. Berdasarkan tujuanya, pidato tidak ditunjukan untuk mengarahkan audien untuk memahami sungguh-sungguh masalah yang disampaikan. Pidato bertujuan 13 menyampaikan ide berkenaan dengan suatu isu kepada hadirin, dalam masa yang sama meyakinkan para hadirin tersebut melalui cara pembawaan pidato. Pemidato mestilah memahami tujuan pidato ini terlebih dahulu. Pidato adalah berbicara dimuka umum dengan tujuan memberikan tambahan ilmu pengetahuan atau untuk mengajak para pendengar berpikir atau bertindak seperti dinasehatkan oleh orang yang berpidato. Maksud dan tujuan pidato dibagi menjadi dua yaitu: a) Maksud umum 1) Mendorong Tujuan sebuah komposisi dikatakan mendorong bila pembicara berusaha untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik, serta menunjukan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi-reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan ilham atau membangkitkan emosi para pendengar. 2) Meyakinkan Bila pembeicara berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap mental atau intelektual para pendengar, maka komposisi itu bertujuan untuk meyakinkan. Komposisi ini biasanya disertai dengan bukti-bukti, faktor-faktor dan contoh-contohyang kongkrit. 3) Berbuat atau Bertindak Berbuat atau bertindak dilakukan apabila pembicara menghendaki berbagi macam tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar. 4) Memberitahukan Memberitahukan adalah bila pembicara ingin menyampaikan sesuatu pada pendengar agar mereka mengerti tentang suatu hal. 5) Menyenangkan Humor merupakan alat yang penting dalam penyajian pidato atau ceramah. b) Maksud khusus Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang 14 diharapkan dari para pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya. Tujuan khusus itu merupaka suatu hal yang diharapkan untuk dikerjakan atau dirasakan, diyakini, dimengerti atau disenangi oleh para pendengar. c. Ceramah Ceramah adalah suatu cara keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Seperti halnya dalam pidato, dalam ceramah pun alat utama dalam keterampilan berbicara.13 Ceramah juga dapat diartikan bahwa pidato dihadapan para pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Pidato dan ceramah merupakan suatu sarana komunikasi yang berfungsi menyampaikan suatu informasi secara langsung, tetapi antara pidato dan ceramah memiliki beberapa perbedan, yaitu pidato disampaikan untuk suatu tujuan yang penting sedangkan pada ceramah disampaikan pada pengajaran. Dalam ceramah memiliki ciri khas, yaitu: a) Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para pendengar, biasanya disampaikan pada orang yang memiliki keahlian atau dianggap ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu. b) Terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa dialog, tanya jawab, diskusi dan sebagainya. c) Dapat digunakan alat bantu untuk memperjelas uraian, seperti over head projector (OHP), lembar peragaan, gambar, dan sebagainya14. Ada respons dari pendengar mengenai materi yang disampaikan dalam ceramah. Selain memiliki ciri khas dalam ceramah, ceramah atau metode ceramah juga memiliki keunggulan a) Kelemahan Metode Ceramah Materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, hanya poin-poin khusus saja. Dapat memberi semangat para pendengar untuk belajar karena hanya menyediakan alat pendengaran dan pemahaman saja. 13 Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67 Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67 14 15 b) Kelemahan Metode Ceramah Karena jumlah pendengar relatif banyak, penceramah cenderung mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana si pendengar dapat memahami materi yang disampaikan. Dalam metode ceramah ini siswa cenderung hanya menjelaskan penjelasaan penceramah, tanpa ada timbal balik. c) Perbedaan antara Pidato dan Ceramah Pada ceramah terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, sedangkan pidato bersifat satu arah. Pidato bertujuan mempengaruhi pendengar, meyakinkan para pendengar, sedangkan ceramah bertujuan untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan para pendengar. Pidato disampaikan secara resmi, sedangkan ceramah disampaikan tidak secara resmi. Pidato bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau informasi, sedangkan cermah bertujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan. 3. KarakteristikKeterampilan Berbicara Keterampilan berbicara mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan keterampilan lainya karakteristik tersebut adalah: a. a) Penyajian Lisan Peranan Pidato Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa dan berhasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat mengubah sejarahyang dapat mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.15 Hitler dalam keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsanya ke kedalam api peperangan dengan menimbulkan kesengsaraan yang sekian besarnya 15 Gorys Keraf, Komposisi, ( Flores: Nusa Indah, 2004), hal.358 16 kepada umat manusia. Tetapi disamping itu dapat pula dicatat pengaruh tokohtokoh penting, yang sanggup membawa kedamaian manusia berkat kemahiran bicaranya. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian berbicara menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya. b) Metode Penyajian Oral Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dua hal: pertama, dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan komposisi tertulis tidak diperhatikan. Kedua, dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang harus diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu. Dalam komposisi menulis pembaca bebas memilih mana yang dianggapnya paling menarik, sedangkan bagian lain dapat ditunda. Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal empat macam metode penyajian lisan, yaitu: 1) Metode Impromptu (serta-merta): metode impromptu adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. 2) Metode Menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode tadi di atas 3) Metode Naskah: metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato. 4) Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah): metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah. Dalam kenyataan metode-metode di atas dapat digabungkan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Paling sering adalah menggabungkan antara metode naskah dengan metode ekstemporan. c) Menentukan Maksud dan Topik Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan pada hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau 17 pendengar reaksi itu akan lebih jelas kalau diketahui pula bahwa ada maksud tertentu yang akan dicapai oleh pembicara atau pengarang. Suatu uraian yang disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang jelas melalui topik tadi. Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainya. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar dari tema uraian dan wujud dari tema itu sediri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. d) Menganalisis Situasi dan Pendengar Sering kali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu presentasi oralnya berlangsung. Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar yangakan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahui pendengar mana yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum iya menganalisis pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum. e) Penyesuaian Diri Bagaimana setiap pembicara akan merasa kekhawatiran sebelum menyampaikan uraiannya. Pembicara yang berpengalaman akan menghadapi situasi dengan melakukan dua hal: pertama, ia akan menyiapkan dan mempelajari topik pembicaraan dengan sebaik-baiknya, dan kedua, mengadakan kosentrasi kepada kebutuhan pendengar, sehingga nilai informasinya tidak diragukan. Atau dengan kata lain pembicara menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya dengan kebutuhan dan situasi yang ada pada pendengar sendiri. f) Penyusunan Bahan Seperti sudah dikemukakan diatas penyusunan bahan melalui tiga tahap yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan 18 secara mendetail. Dalam hubungan ini tidak akan diadakan uraian lebih lanjut mengenai ketiga tahap itu, karena prosedur tekniknya sama dengan komposisi tertulis. g) Penyajian Lisan Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan melalui langkah di atas, khususnya latihan oral. Latihan oral ini dianggap begitu penting sehingga pada zaman klasik yunani latin, para orator biasanya mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya di depan suatu massa. Namun latihan-latihan pendahuluan (langkah ketujuh) tetap diperlukan untuk membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat. b. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.16 Gaya bahasa merupakan gaya bahasa yang retorik, yaitu penggunaan katakata dalam bicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Ada sekitar 60 buah gaya bahasa yang termasuk kedalam empat kelompok masing-masing akan dibahas dalam bab-bab berikut: a) Metafora Suatau gaya bahasa seringkali menambahkan kekuatan pada suatu kalimat. Metafora misalnya, dapat menolong seoarang pembicara melukiskan suatu gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras. Metafora ialah pemakain kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648). Metafora ialah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, dan tersusun rapi. 16 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 4 19 b) Depersonifikasi Biasanya gaya bahasa depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat pengandaian yang secara eksplisit memanfaatkan kata kalaudan sejenisnya sebagai penjelas gagasan atau harapan. c) Alegori Alegori bersal dari bahasa yunani allegorein yang berarti „berbicara secara kias‟ diturunkan dari allos „yang lain + agoreuen „berbicara‟. Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang; merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan. Febal dan parabel merupakan alegori-alegori singkat febal adalah alegori, yang di dalamnya binatang-binatang berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Parabel (cerita yang berkaiatan dengan kitab suci) juga merupakan alegori singkat yang mengandung pengajaran moral dan kebenaran.17 d) Hiperbola Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandungpernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukuranya dan sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu atau situasi untuk memeperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. e) Epizeukis Epizeukis adalah gaya bahasa berulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. f) Sinekdoke Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai nama pengganti nama keseluruhanya, atau sebaliknya (Moeliono, 1984 : 3)Kata sinekdoke berasal dari bahasa yunani synekdechesthai (syn „dengan‟+ex „keluar‟ + dechesthai „mengambil,menerima‟) yang secara kalamiah berarti „menyediakan atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan‟. 17 Ibid.,h. 24 20 g) Epanalepsis Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa yang berupa perulangan kata pertama dari baris, klausa atau kalimat menjadi terakhir. 4. Guna Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbicara yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai guru, wartawan, jaksa, dan penceramah.18 Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang sangat erat kaitannya.Berbicara bersifat produktif,sedangkan mendengarkan bersifat reseftif.Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis reseftif tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif.Dalam suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan komunikasi. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang,misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara, guru dan wartawan.19 B. Media 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Mc. Luhan, media adalah sarana yang disebut pula channel, karena hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, 18 Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, (Lindaaja.wordpress.com) Ibid,. 19 21 mendengar dan melihatdalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.Kemudian telah banyak pakar dan organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi20. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku tape recorder, kaset, vidio kamera, vidio recorder, filem, slide (gambar bingkai) foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (Natioanal Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.21 Jadi media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedimikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Gagne menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Menurut Heinich, media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan 20 Arief S. Sadiman, dkk,Media Pendidikan,(jakarta: cv RajawaliPers, 2010) h.6 Arief S. Sadiman, dkk.,Ibid., h.7 21 22 penerima pesan (a receiver) Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan resistensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi, dan evaluasi. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20 alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme.22 Penglihatan merupakan indera manusia yang mempunyai kemampuan paling besar untuk menghayati dunia di sekitar manusia. Berbagai penelitian telah mendukung pernyataan tersebut, walaupun tidak ada kesepakatan umum tentang berapa besar distribusi indera penglihatan bila dibandingkan dengan indera lain mengingat banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi. Kita menggunakan mata untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda, atau hal yang menarik perhatian. Kenyataan ini mempunyai arti penting untuk keperluan belajar mengajar. Kemampuan penglihatan ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan strategi latihan dalam mengembangkan bahan pembelajaran. Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong 22 Arif Sadiman,Loc.Cit., h. 7 23 terjadinya proses belajar pada dirinya dan media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru dengan kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak-anak dapat lebih mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa menggunakan media.Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Media Gambar a. Pengertian Media Gambar Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, gambar dalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi diatas bidang yang tidak transparan.23Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan,dan foto. Gambar merupakan media fisual yang pentingdan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia.Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripadayang diungkapkan oleh kata-kata.24Guru dapat menggunakan gambar untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasanya lebih konkret daripada bila diuraikan mengunakan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik.25 23 M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2000) h.322 24 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada,2008) hal.85-89 25 M. Subana, Loc.Cit.,h.322 24 b. Manfaat Media Gambar Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah: a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, b) Mempermudah pengertian/pemahaman siswa, c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, d) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, kita dapat memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil sehingga dapat diamati, e) Menyingkat suatu uraian.26 c. Syarat-syarat Media Gambar Agar tujuan pengunaan media gambar dapat tercapai, gambar harus memenuhi syarat-syarat: a) Bagus, jelas, menarik, dan mudah dipahami, b) Cocok dengan materi pembelajaran, c) Benar dan otentik, d) Sesuai dengan tingkat umur/kemampuan siswa, e) Walaupun tidak mutlak sebaiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya, f) Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran objek yang sebenarnya, g) Agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukan hal yang sedang melakukan perbuatan, h) Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial. d. Teknik Penggunaan Media Gambar a) Sebelum menggunakan gambar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) Pengetahuan apa yang hendak diperlihatkan pada siswa melalui gambar? 26 Ibid.,h. 322 25 2) Persoalan apa yang hendak dijawab melalui gambar? 3) Kegiatan kreatif apa yang hendak dibina oleh gambar? 4) Reaksi emosional apa yang hendak ditimbulkan oleh gambar? 5) Apakah gambar itu membawa siswa menuju penyelidikan lebih lanjut? 6) Adakah media lain yang lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan?27 b) Dalam mengguanakan gambar, tunjukkanlah hal yang perlu diperhatikan siswa. Hal yang harus dikemukakan: 1) Apa yang harus dicapai siswa dalam gambar itu? 2) Siswa harus mengerti bagaimana mempelajari gambar itu? 3) Bagaimana siswa menilai gambar? 4) Bagaimana siswa memberikan kritik terhadap gambar? 5) Bagaimana hubungan gambar dengan materi pembelajaran? c) Bila gambar terlalu luas isinya, berikan seri-seri gambar yang mempunyai urutan logis. d) Ketika memperhatikan gambar, mungkin timbul persoalan apakah siswa dapat melihat gambar atau tidak. e. Pemeliharaan Media Gambar Pemeliharaan gambar sangat penting. Hal ini bertujuan agar kualitas gambar tetap baik, tidak sobek atau kotor, dan dapat dipakai untuk beberapa kali kegiatan pembelajaran sehingga meringankan pekerjaan guru. Gambar pada lembaran kertas (HVS) dapat dijilid menjadi sebuah kumpulan gambar dan disusun berdasarkan urutan penyajian materi pembelajaran. Agar mudah mencari gambar yang diperlukan, buku kumpulan itu harus dilengkapi dengan daftar isi (indeks). Sebaiknya buku kumpulan itu disimpan di tempat yang aman.28 27 Ibid., h. 323 Ibid., h. 324 28 26 f. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar a) Kelebihan 1) Gambar mudah diproleh pada buku, majalah, koran, album, foto, dan sebagainya. 2) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata. 3) Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan. 4) Gambar relatif murah. 5) Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu. b) Kelemahan 1) Karena berdimensi dua, gambar sukar untik melukiskan bentuk sebenarnya (yang berdimensi tiga). 2) Gambar tidak dapat melihatkan gerak seperti halnya gambar hidup. 3) Siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan isi gambar. 29 C. Pembelajaran Bahasa Indonesia Belajar adalah perubahan yang secara relatif dan berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu perubahan-berubahan terjadi karena pengalaman.30 Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, 29 Ibid.,h. 325 Zikrni Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi Brother‟s, 2008) hal.82 30 27 bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Skiner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Chaplin dalam Dictionari of Psychology membatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.31 Bertolak dari berbagai dari definisi yang telah diutrakan tadi secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil penglaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengrtian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa melayu.32 Bahasa adalah pendukung kebudayaan bangsa pemilik bahasa itu. Makin bertambah tinggi kebudayaan bangsa itu, makin maju bahasanya. Bahasa Indonesia ialah satu-satunya bahasa baru, yang dalam waktu empat puluh tahun, dari cita-cita bahasa persatuan, sesungguhnya menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi yang bukan saja dipakai dalam administrasi pemerintahan, dalam perdagangan, dalam masa media tetapi juga dalam sekolah dari sekolah rendah hingga kepada perguruan tinggi.33 31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,(bandung: PT Remaja rosdakarya, 2003) hal.89- 90 32 33 h.21 Broto, Loc.Cit., h.17 Harimurti Kridalaksana, Seminar Bahasa Indonesia 1968, (Jakarta: Nuasa Indah,1971) 28 1. Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran a. Pembelajaran Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi. Seorang psikologi pendidikan mendefinisikan pembelajaran lebih padat lagi sebagai “sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. 34 b. Pengajaran Pengajaran adalah menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari cara melakukan sesuatu, memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu, menyimpan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham. Memandu dan memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar, menetapkan kondisi-kondisi pembelajaran. Perbedaan pembelajaran dan pengajaran adalah fokus pada guru adalah pengajaran berfokus mengajar atau transfer kompetensi. Pembelajaran adalah bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau memandu atau membimbing siswa dalam kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa sebagai bawahan atau dianggap tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu arah). 2. Teori Belajar Banyak Psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu (stimulus atau S). Dengan reaksi tertentu ( respon atau R). Sementara itu, ada yang menyatakan bahwa belajar secara sederhana memang dapat terjadi secara asosiatif S/R seperti itu, tetapi dalam proses belajar yang rumit, kompleks, persepsi serta pengertian akan situasi secara keseluruhan (Gestalt) lebih memegang peranan. Selain itu, belajar tidak semata-mata merupakan suatu akibat dari kondisi dalam lingkungan 34 seperti pada model-model Classical Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,(Jakarta: Pearson Education, Inc, 2007), h. 8, cet. V dan 29 InstrumentalConditioning, tetapi bisa juga terjadi karena mencontoh perilaku yang terjadi disekitarnya. Model yang terakhir ini telah banyak dibahas dan disebut sebagai observational learning (dikembangkan oleh Albert Bandura) atau modelling.35 Bedasarkan uraian diatas,ternyata pemanfaatan media pembelajaran harus mempunyai landasan teori tentang belajar. Karena teori-teori ini dapat memberi penjelasan tentang proses belajar dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui proses belajar, media yang dimanfaatkan dapat memberi kemungkinan kepada siswa belajar secara efektif dan efisien. Karena belajar merupakan proses yang rumit dan kompleks serta banyak variabel yang mempengaruhi, maka perlu kiranya kita mengetahui juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik terhadap proses maupun hasil belajar.36 3. Jenis-jenis Belajar Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Berikut ini adalah bentuk dari jenis-jenis belajar: 1. Belajar Abstrak Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalahmasalah yang tidak nyata. 2. Belajar Keterampilan Belajar Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otakotak/neuromuscular. 35 Zikrni Neni, Loc.Cit., h.82 Yudhi Munadi, Loc.Cit., h.24 36 30 3. Belajar Sosial Belajar Sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial. 4. Belajar Pemecahan Masalah Belajar Pemecahan Masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. 5. Belajar Rasional Belajar Rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsepkonsep. 6. Belajar Kebiasaan Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. 7. Belajar Apresiasi Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judegment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa(affechtive skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu. 8. Belajar Pengetahuan Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Tujuannya ialah agar siswa 31 memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.37 D. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah penelitan yang dilakukan oleh: a. Penulis Masri, 809018300686, jurusan PGMI, yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas V MI Al-Karmaniyah. Isi dari skripsi ini adalahuntuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa indonesia dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas V. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui diskusi kelompok mengalami penigkatan, peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 64,5% dan siklus II dengan nilai rata-rata 69,73. Peningkatan selisih dari siklus I dan siklus II 5,26. Hasil keterampilan berbicara melalui diskusi kelompok dikategorikan baik. b. Penulis Siti Komariah, 1811018300062, jurusan PGMI yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai pada Siswa Kelas 3 MI Miftahul Khair Tanggerang. Penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa dengan teknik cerita berantai dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat pada siklus I rata-rata keterampilan berbicara siswa sebesar 13,36 dengan presentase 60,25% sedangkan pada siklus II rata-rata keterampilan berbicara siswa sebesar 15,30 dengan presentase 75% mengalami peningkatan sebesar 14,75% sehingga dapat memenuhi KKM yaitu 70. Berdasarkan penelitian tersebut dibuktikan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara siswa melalui teknik cerita berantai layak dan dapat digunakan untuk diterapkan di sekolah karena memberikan hasil yang baik khususnya dalam keterampilan berbicara. 37 Muhibbin Syah, Loc.Cit., h.122- 124 32 c. Penulis Dina Sakinah, 1110013000005, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTS Nur Asysyafi‟iyah Ciputat. Penelitian ini berisi tentang mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar, metode yang digunakan adalah PTK. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa terahadap keterampilan menulis karangan deskripsi melalui media gambar, pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 72,98%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 84,96% (nilai KKM 75) peningkatan juga terjadi pada antusiasme dan motivasi siswa terahadap dalam mengikuti pembelajaran, tangguang jawab, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikit : 1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan 2. Penggunaan media gambar hasil belajar siswa sesuai dengan nilai KKM dan siswa berani berbicara di depan kelas. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober semester I (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014. Adapun tempat yang dijadikan penelitian adalah MI AlHusna Jurang Mangu Tanggerang Selatan. B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesioanal.1 Senada dengan pendapat penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2) Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.2 PTK atau Classroom Action Research (CAR) Adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan ...”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif oleh guru bidang studidi sekolah oleh pembelajaran bersamapeneliti dan guru bidang studi secara bergantian. Demikian pulaobservasi dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian tersebut. 1 Ruswandi Hermawan, Dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, Cet.ke1, 2007) 2 Wijaya Kusumah, dkk., Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Malta Printindo, 2009), h. 9. 33 34 Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Fokus pembelajaran tersebut adalah: 2. Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian Perencanaan Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas3 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas VMI Al-husna, Jurang Mangu Tanggerang Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. 3 h.16. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 35 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia MI Al-husna. Peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang studi Bahasa Indonesiaberperan sebagai pengajar dan peneliti dan guru Bahasa Indonesia berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. E. Tahapan Intervensi Tindakan Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, yaitu: Tabel 1.1Tahapan Intervensi Tindakan Kegiatan Pendahuluan a. Datang ke sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian. b. Konsultasi dengan guru Bahasa Indonesia pada tempat yang akan dilaksanakannya penelitian. Melakukan survei memperoleh gambaran lapangan untuk kondisi sekolah. Survei dilakukan dengan mewawancarai guru bidang studi mengetahui Bahasa Indonesia permasalahan yang untuk ada di sekolah, mengetahui penggunaan metode belajar mengajar yang ditampilkan di dalam kelas, serta mengetahui fasilitas yang ada di sekolah. 1. Siklus I Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis dan merumuskan masalah c. Menyiapkan rencana pembelajaran yang 36 menerapkan media pembelajaran d. Menyiapkan LKS e. Menyiapkan instrument (tes, lembar observasi, catatan lapangan) f. Melakukan uji coba instrument g. Menyusun kelompok belajar siswa 2. Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. a. Melakukan pretes, penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Memberikan perlakuan berupa media pembelajaran c. Ketika proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenai kegiatan pembelajaran guru dan siswa. d. Melakukan postes untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkannya model media gambar 3. Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian b. Melakukan diskusi dengan guru Bahasa Indonesia untuk membahas tentang kendala atau kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan 37 pada saat siklus selanjutnya b. Menganalisis temuan saat melakukan pengamatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. c. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. 5. Penilaian Sikap : Inisiatif mengajukan pertanyaan Kelancaran dalam berpendapat Santun dalam memberi usul/saran Keberanian menyampaikan ide/gagsan F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dihentikan apabila: 1. Aktivitas pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar mencapai 75% sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. 2. 75% hasil belajar belajar keterampilan berbicara siswa mencapai nilai KKM 65. G. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, tes hasil belajar pada siklus akhir. Sumber data pada penelitian ini adalah populasi. 38 H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari program tindakannya dan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen, diantaranya: 1. Instrument Tes Tes adalah merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Seperangkat rangsangan (stimulus) yang di berikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka.4 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan dan bentuk tulisan atau dalam bentuk perbuatan.5 Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada konsep lingkungan maka instrument yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Pilihan ganda adalah bentuk soal yang dibuat dalam option/pilihan. Soal terdiri atas pernyataan yang tidak lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Hanya satu jawaban yang benar (kunci jawaban) selebihnya adalah distractor (pengecoh). 2. Instrument Nontes dalam instrument nontes yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melaukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan media gambar. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.6 wawancara dilakukan dengan guru 4 Wijaya KusumahLoc.Cit., h.78. Nana Sudjana,Penilaian Hasil Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,1991) 5 h. 35. 6 Rochiati Wiriatnadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 117. 39 Bahasa Indonesia pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Wawancara dilakukan untuk mengungkap kebiasaan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar yang didapat oleh siswa serta cara guru dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur maupun tidak terstruktur, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Wawancara Terstrutur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.7 c. Lembar Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner slalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.8 Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator media gambar I. Teknik Pengumpulan Data Data yang telah diperoleh diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian diinterprestasikan dan disajikan secara actual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian. 7 Ruswandi Hermawan,Loc.Cit. h. 162 Ibid., h. 203 8 40 Tabel 1.2 Teknik Pengumpulan Data Instrument Catatan Lapangan Wawancara Tes Lembar Observasi Kegiatan Pengumpulan Data Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, hal yang diamati berupa kondisi siswa selama proses pembelajaran menggunakan media gambar. Dilaksanakan pendahuluan setelah proses pembelajaran denga media gambar pada konsep Lingkungan. Postest diberikan setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada setiap siklus. Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, hal yang diamati aktivitas siswa yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran dan catatan lapangan. 1. Analisis Data Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data kemampuan bercerita siswa di depan kelas, sedangkan data kualitatif meliputi kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Analisis data dilakukan setiap akhir pertemuan sesuai dengan prosedur analisis berikut ini. a. Aktivitas Guru Pengolahan untuk mengukur tingkat keefektifan guru selama pembelajaran dioalah secara kualitatif langsung melalui pensekoran dalam sekala ordinal. 41 Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang, cukup, baik dan baik sekali,9 seperti pada tabel berikut ini. Tabel 1.3 Klasifikasi Aktifitas Guru Skor 4 3 2 1 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang b. Aktifitas Siswa Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran kuantitatif dibagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Data untuk mengukur kegiatan siswa slama pembelajaran dioalah setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktivitas siswa. c. Hasil Belajar Pengolahan data untuk aspek kognitif siswa diolah secara kuantitatif langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi lima kategori ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. 2. Interpretasi Data Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu a. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung presentase tiap kategori untuk stiap tindakan yang dilakukan oleh observer dan menghitung presentase dari pengamat. 9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010) Cet. Kedua, h.234 42 Presentase Aktifitas guru Presentase Aktivitas Siswa b. Menganalisis jurnal kesan dengan mengemlompokan kesan pendapat siswa ke dalam klompok komentar positif dan negatif. Kemudian dihitung jumlah frekuensinya dan langkah selanjutnya dipresentasikan. Presentase c. Mengkriteria penilaian kemampuan bicara yang berbrntuk lisan. Kriteria yang dijadikan pedoman adalah (1) Inisiatif mengajukan pertanyaan ( tepat, agak tepat, tidak tepat), (2) Kelancaran dalam berpendapat (lancar, agak lancar, tidak lancar), (3) Santun dalam memberi usul/saran (sopan, agak sopan, tidak sopan), (4) Keberanian menyampaikan ide/gagsan (berani, agak berani, tidak berani). Adapun kriteria penilaian yang diberikanadalah sebagai berikut. Tabel 1.4 Tabel Pembobotan Penilaian No Aspek Deskripsi Kriteria Bobot 1. Inisiatif mengajukan pertanyaan a. Tepat b. Agak tepat c. Tidak tepat 3 2 1 2. Kelancaran dalam berpendapat a. Lancar b. Agak lancar b. Tidak lancar 3 2 1 3. Santun dalam memberi usul/saran a. Sopan b. Agak sopan c. Tidak sopan 3 2 1 4. Keberanian menyampaikan ide/gagsan a. Berani b. Agak berani c. Tidak berani 3 2 1 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan presentasenya yaitu: 43 Rata-rata perolehan skor (M) Presentase K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi-strategi upaya perbaikan siklus berikutnya. Tahapan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu: 1. Perencanaan a. Hasil reflektif dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan refleksi siklus sebelumnya. 2. Pelaksanaan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang disusun dengan perbaikan. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan untuk mengumpulkan dan sesuai dengan instrumen yang telah disusun. 4. Refleksi Menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksi dari data penelitian yang diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakanyang telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian ini dicukupkan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan. 44 5. Penilaian A. Diskusi kelompok kecil Tabel 1.5 No Nama siswa Penilaian A* Keterangan : A* : Inisiatif mengajukan pertanyaan B* : Kelancaran dalam berpendapat C* : Santun dalam memberi usul/saran D* : Keberanian menyampaikan ide/gagsan B* C* D* BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-HusnaJurang Mangu Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. MI Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998. Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan AlQuran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m². Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang ada di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi: a. Aqidah Akhlak b. Quran Hadits c. Fiqih d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan e. Bahasa Arab 2. Visi dan Misi Visi : Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang Selatan Indikator Meningkatnya pengembangan kurikulum. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) yang professional. 45 46 Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu kelembagaan. Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami. Misi : a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional. c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif. d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan. e. Melaksanakan Pengembangan Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan. f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian. g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel. h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami. 3. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI Al-Husna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya : 1. Fasilitas Sekolah a. Sarana/Ruang Penunjang Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana No Jenis Sarana Ada, Kondisi Baik Tidak Ada Kurang Keterangan 1. Ruang Kepala Sekolah Baik - - Jumlah = 1 2. Ruang wakil Kepsek Baik - - - 3. Ruang Guru Baik - - Jumlah= 1 47 4. RuanTata Usaha Baik - - Jumlah= 1 5. Ruang Perpustakaan Baik - - Jumlah= 1 6. Ruang UKS Baik - - Jumlah= 1 7. Mushallah Baik - - Jumlah= 1 8. Ruang keamanan Baik - - Jumlah = 1 9. Lapangan upacara Baik - - Jumlah = 1 10. Ruang tamu Baik - - Jumlah = 1 11. Kantin Baik - - Jumlah = 1 12. Toilet,WC,Jumlah Baik - - Jumlah=6 13. Laboratorium Bahasa Baik Jumlah= 1 14. Gudang Baik Jumlah= 1 b. Prasarana No Jenis Keberadaan Fungsi Ada Tidak Ada Baik Tidak baik 1. Instalasi air ada - Baik - 2. Jaringan listrik ada - Baik - 3. Jaringan telepon ada - Baik - 4. Internet ada - Baik - Ket 2. Waktu Pembelajaran Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari, dengan ketentuan sebagai berikut : Hari Senin = 06.30 – 17.00 Hari Selasa = 06.30 – 17.00 Hari Rabu = 06.30 – 17.00 Hari Kamis = 06.30 – 17.00 Hari Jum’at = 06.30 – 17.00 3. Keadaan Guru Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang Mangu dilihat pada tabel berikut: 48 Tabel 2.2 Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu Tahun Pelajaran 2013-2014 No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 Anizar Sutanto M.Pd Ariyani Ummu S.Pd Purwa Hendra S.Pd Yahya Maulana S.Pd Devi Herlina S.Pd Feny Aprilia S.Pd Rio Triatmoko S.Pd 8 9 10 Ahmad Yani S.Ag Iin Yuanita S.Pd Hartomo Susanto S.Pd Bidang Tugas Kepala Sekolah Waka Bid. Kurikulum Waka Bid. Kesiswaan Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MI Al-Husna Jurang Mangu kelas V sebanyak 29 orang. Pelaksanaan pretest yang dilakukan pada hari Senin, 1 Oktober 2013. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Al-husna Jurang Mangu masih menganut model pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak nampak. Pembelajaran juga cenderung sedikit membosankan. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran dimulai terdapat siswa yang mengobrol bahkan berlari-larian dikelas dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, sehingga kemungkinan besar mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan (di bawah KKM). 49 Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan media gambar merupakansalah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 45 orang siswa secara heterogen. Sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan mempunyai semangat dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran seperti ini siswa dapat serius tapi juga menggembirakan serta tidak ada siswa yang merasa jenuh serta mengobrol pada saat pembelajaran dimulai. Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran menggunkan media gambar, hasil belajar Bahasa Indonesia, dan aktivitas siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus ini adalah 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 35 menit. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencaan ini adalah mendiskusikan skenario pembelajaran yang dibuat oleh peneliti kepada guru bidang studi Bahasa Indonesia, adapun peneliti berperan sebagai praktisi dan guru mata pelajaran berperan sebagai peneliti. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan tugas-tugas guru mata pelajaran yang berperan sebagai peneliti pada saat penelitian, kegiatan ini dimaksudkan agar peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang diajarkan sebagai media siswa, menyiapkan instrument (tes, lembar observasi, catatan lapangan, dan jurnal harian siswa), dan kemudian melakukan uji instrument. 50 b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 3 Oktober 2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini. Proses pembelajarannya diawali dengan melaksanakan pretes selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sebelum pembelajaran dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar Kemudian dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa ataupun siswa bisa mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu guru menyajikan materi menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahanya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa secara keseluruhan yang mana guru memulai dengan menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu dan guru juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menginstruksiskan siswa untuk membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Dilanjutkan dengan memberikan tugas agar setiap kelompok mendiskusikan tentang materi dan untuk mempersiapkan menjawab soal (tes) yang akan diberikan oleh guru, setelah itu siswa diberikan soal latihan yang dikerjakan sendiri-sendiri. Tahap selanjutnya guru menghitung skor nilai hasil tes, tim yang mendapatkan nilai tertinggi akan diberi penghargaan yaitu dengan mengumumkan kelompok terbaik nilainya, sehingga bisa memberikan motivasi agar terus aktif dalam belajar dan meningkat hasil belajarnya khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk membangkitkan semangat kepada kelompok yang kurang nilainya. Berdasarkan proses siklus I di atas diakhiri dengan melakukan postes, tujuannya adalah mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan kompetensi tertentu seperti apa yang telah dirumuskan dalam indikator ketercapaian belajar. 51 c. Tahap Observasi Hasil observasi pada pertemuan pertama, suasana dikelas masih belum teratur sehingga terdengar suara ribut dari masing-masing kelompok, dikarenakan mereka masih bingung dengan proses pembelajaran tersebut. Seluruh aktivitas yang terjadi di kelas guru mata pelajaran mengobservasi atau mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar sekaligus mengamati aktivitas siswa, dengan melihat hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diberikan pretes dan postes. Table 2.3 AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PRE-TEST No. Aspek yang Diamati 1. a. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar Prilaku siswa yag tidak sesuai dengan PBM Melakukan pekerjaan lain b. c. a. b. c. 2. Jumlah Presentase Keterangan 18 62,06% Baik 18 62,06% Baik 15 51,72% Cukup 5 17,24% Sangat Baik Mengobrol dengan temannya 9 31,03% Baik Mengganggu teman 3 10,34% Sangat Baik Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 52 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM >80% = Sangt Kurang (E) 60%-79,99% = Kurang (D) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Baik (B) 00%-19,99% = Sangat Baik (A) Presentase Aktivitas Siswa Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut: a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06% b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06% c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72% d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24% e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03% f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34% Tabel 2.4 AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST NO. ASPEK YANG DIAMATI I 1. 2. PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi II A. 3. 4. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan media gambar NILAI 1 2 3 4 √ √ √ √ 53 B. 5. 6. 7. 8. C. 9. 10. D. 11. 12. III 13. 14. Pendekatan/Strategi Pembelajaran Memperagakan berbicara menggunakan media gambar Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar Mengulas kembali materi yang telah dipelajari Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media gambar Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penilaian Proses Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENUTUP Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran Keterangan 4 = Sangat Baik (SB) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D) 0 = Sangat Kurang (E) Kategori Penilaian >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 54 Presentase Aktivitas Guru = 73,21 % = B (Baik) Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: o Siswa mulai menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar o Siswa menyukai metode media gambar karena dengan metode ini siswa mengetahui nilai/skor kemajuan dirinya sendiri o Dalam mengerjakan tugas kelompok semua siswa merasa ikut berpartisipasi dalam mengeluarkan pendapat/pandangannya dan terjadi kerjasama setiap anggota d. Tahap Refleksi Pada siklus I, terdiri dari empat pertemuan yang dilakukan secara keseluruhan siswa telah berperan aktif selama proses pembelajaran. Akan tetapi ada sedikit siswa yang pasif. Berdasarkan pembelajaran yang sudah dilakukan dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang berperan sebagai praktisi dan observer atau peneliti menganalisis atau merenungi sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan kegiatan belajar Bahasa Indonesia melalui media gambar yang telah dilakukan menggambarkan banyak kendala yang masih muncul di kelas pada saat pemberian tindakan sehingga ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki: 55 No. 1 Tindakan Penyajian Materi 2 Kerja Kelompok 3 Kuis 4 Perhitungan Skor 5 Kekurangan Ada beberapa penjelasan yang masih belum dimengerti oleh siswa Siswa tidak melakukan diskusi sungguhsungguh Siswa masih merasa malu untuk mengungkapkan gagasan atau pendapat Hanya beberapa siswa yang aktif memimpin diskusi Hasil belajar menunjukkan masih banyaknya nilai rendah yang tidak mencapai (KKM) yaitu 70 Siswa kesulitan dalam menghitung skor kemajuan Penghargaan Kurang tim menariknya reward yang diberikan oleh guru Perbaikan Guru harus menjelaskan secara perlahan agar siswa dapat mengerti/memahami materi yang disampaikan. Guru harus lebih aktif memantau siswa agar tidak ada kesempatan siswa untuk berkativitas lain selain proses belajar. Memotivasi siswa agar terbentuknya sikap percaya diri dalam mengungkapkan pendapat Guru selalu memotivasi siswa untuk melakukan diskusi bersama dengan teman sekelompoknya Guru harus lebih teliti dalam membangun tingkat pemahaman siswa. Guru selalu berinteraksi lagi dengan siswa dalam menjelaskan semua materi Guru mengarahkan dan membimbing siswa secara bertahap untuk menghitung skor kemajuan mereka Guru harus menyiapkan reward yang lebih menarik, agar siswa merasa lebih termotivasi lagi. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I, peneliti merasa penelitian ini harus diteruskan ke siklus II karena merasa masih banyak siswa yang mendapatkan nilainya di bawah KKM sehingga belum terjadi 56 peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun demikian siswa terlihat merespons ketika belajar dengan menggunakan media gambar karena baru diterapkan metode tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Proses perbaikan akan dilaksanakan pada siklus II mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan. Tabel 2.5 HASIL PRE-TEST DISKUSI KELOMPOK 1 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR A* 2 3 2 2 2 Penilaian B* C* 2 1 3 3 2 1 3 3 1 2 D* 1 3 2 3 1 Jumlah 6 12 7 11 6 D* 1 3 2 2 1 Jumlah 6 7 7 6 6 D* 2 3 2 3 2 Jumlah 7 8 6 11 7 DISKUSI KELOMPOK 2 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa A* 2 1 2 1 2 Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah Penilaian B* C* 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 DISKUSI KELOMPOK 3 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana A* 2 2 2 2 2 Penilaian B* C* 2 1 1 2 2 1 3 3 1 2 guna 57 DISKUSI KELOMPOK 4 No Nama siswa 1. 2. 3. 4. 5 Penilaian A* B* 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra C* 1 1 1 2 2 D* 2 1 2 2 1 Jumlah 6 6 6 8 7 DISKUSI KELOMPOK 5 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa A* 2 2 2 2 2 Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana Penilaian B* C* 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 D* 3 2 2 3 1 Jumlah 9 7 7 10 6 D* 2 2 2 2 Jumlah 7 6 7 8 DISKUSI KELOMPOK 6 No 1. 2. 3. 4. Nama siswa A* 2 1 2 2 Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul Keterangan aspek yang dinilai : A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan B* =Kelancaran dalam berpendapat C* = Santun dalam memberi usul/saran D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan Keterangan skor aspek yang dinilai : Inisiatif mengajukan pertanyaan : Penilaian B* C* 2 1 1 2 1 2 2 2 58 Tepat =3 Kurang Tepat =2 Tidak Tepat =1 Kelancaran dalam berpendapat: Lancar =3 Kurang Lancar =2 Tidak Lancar =1 Santun dalam memberi usul/saran : Sopan =3 Kurang Sopan =2 Tidak Sopan =1 Keberanian dan Semangat: Berani =3 Kurang Berani =2 Tidak Berani =1 e. Keputusan Berdasarkan data hasil pre-tes di atas, sebelas siswa memperoleh skor 6, sepuluh siswa memperoleh skor 7, tiga siswa memperoleh skor 8, satu siswa memperoleh skor 9, satu siswa memperoleh skor 10, satu siswa memperoleh 11, dan satu siswa memperoleh skor 12. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yakni 100 adalah siswa yang memperoleh skor 12. Untuk siswa yang mendapat skor terendah yakni 6, mendapat nilai 40. Sedangkan besar nilai KKM Jadi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah siswa yang mendapat skor kurang dari 8, yakni sebanyak 24 siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II. 59 Table 2.6 Hasil Pre-test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NAMA Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul Rata-rata Pretes 40 100 50 90 40 40 50 50 40 40 50 60 40 90 50 40 40 40 50 60 70 50 50 80 40 50 40 50 60 53,44 60 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Diharapkan setelah proses pembelajaran siswa mencapai indikator yang telah ditentukan. Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan terhadap hasil belajar pada materi mengungkapkan pikiran pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara dengan menggunakan media gambar. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 17 Oktober 2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini. Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di siklus II agak sedikit berbeda dengan pertemuan pertama di siklus I. Hal ini dilakukan atas kesepakatan peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, tujuannya agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan belajar Bahasa Indonesia. Kegiatan belajar pada siklus II ini diawali dengan melakukan pre-tes selama 15 menit. Kemudian sebelum guru menyampaikan materi maka siswa di intruksikan untuk membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Dialnjutkan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran dan menjelaskan indikator pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengenai pembelajaranbahasa indonesia. Setelah itu guru menyajikan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok yang sudah dibuat yang bertujuan agar saling bertanya apabila ada materi yang sulit dipahami. Selanjutnya guru memberikan 61 soal kuis, soal tersebut dikerjakan sendiri-sendiri artinya tidak boleh bekerjasama. Kemudian guru memberikan skor dan skor tim tertinggi mendapatkan reward dan diumumkan di depan kelas sehingga meningkatkan semangat belajar siswa. Proses pembelajaran siklus II diakhiri dengan melakukan postes siklus II. c. Tahap Observasi Pada tahap observasi, berbeda pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II yaitu terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang membuat siswa semakin antusias untuk belajar dan saling berdiskusi tentang materi yang belum dimengerti, kemajuan lain yang diperoleh siswa adalah siswa berkemampuan rendah sudah mulai bertanya kepada teman kelompoknya yang berkemampuan sedang maupun tinggi sehingga mereka terlihat terbiasa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran melalui pembelajaran dengan menggunakan media gambar sekaligus mengamati aktivitas siswa, dan memantau hasil pretes dan postes, kemudian mengobservasi kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan sesuai observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Hasil wawancara dengan siswa siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif. Terjadi peningkatan tindakan siswa kelas V MI Al-Husna. Pada siklus I mula-mulanya siswa masih malu-malu untuk mengajukan gagasan atau saran, saat siklus II siswa tersebut merasa percaya diri dalam memberikan gagasan atau berbicara untuk kelompoknya. Dan terjadi peningkatan tindakan interaksi antara guru dengan siswa. 62 Tabel 2.7 AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN POST-TEST No. Aspek yang Diamati 1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru b. Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar c. Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 2. Prilaku siswa yag tidak sesuai dengan PBM a. Melakukan pekerjaan lain b. Mengobrol dengan temannya c. Mengganggu teman Jumlah Presentase Keterangan 28 96,55% Sangat Baik 23 79,31% Baik 29 100% Sangat Baik 3 3 1 10,34% 10,34% 3,44% Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM >80% = Sangt Kurang (E) 60%-79,99% = Kurang (D) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Baik (B) 00%-19,99% = Sangat Baik (A) Presentase Aktivitas Siswa 63 Presentase Aktivitas Guru = = 91,95 = A ( Sangat Baik ) Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut: a) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 96,55% b) Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar 79,31% c) Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 100% d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34% e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34% f) Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44% Tabel 3.1 AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST NILAI NO. ASPEK YANG DIAMATI 1 2 3 4 I 1. 2. PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi √ √ II A. 3. 4. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ √ B. 5. Pendekatan/Strategi Pembelajaran Memperagakan berbicara menggunakan media gambar Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar 6. 7. √ √ √ 64 8. Mengulas kembali materi yang telah dipelajari √ C. 9. 10. D. 11. 12. III 13. 14. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media gambar Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penilaian Proses Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENUTUP Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang 0 = kurang Sekali √ √ √ Kategori Penilaian >80% √ √ Keterangan 4 √ = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Presentase Aktivitas Guru = = = 91,07% = A (sangat baik) 65 d. Tahap Refleksi Pada siklus II, tampak siswa mampu belajar mandiri, lebih kondusif dan turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang sulit bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok mulai dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya yang lain. Pada siklus II ini, sudah bisa dikatakan efektif, hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang sudah mulai terbiasa belajar secara berkelompok maupun individu dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan banyak perbaikan pada siklus I maka pada siklus II terjadi hasil yang sangat memuaskan. Segala kekurangan yang ada di siklus I telah dapat diatasi dengan perbaikan yang dilakukan saat tahap perencanaan. Tabel 3.2 HASIL POST-TEST DISKUSI KELOMPOK 1 No 1. 2. 3. 4. 5 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR Penilaian A* B* C* 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 KELOMPOK 2 Nama siswa Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah A* 3 3 2 2 3 Penilaian B* C* 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 D* 1 3 2 3 3 Jumlah 9 12 10 11 12 D* 3 2 3 3 3 Jumlah 12 11 10 11 12 66 KELOMPOK 3 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana A* 3 3 2 3 2 Penilaian B* C* 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 D* 3 3 3 3 3 Jumlah 12 12 10 11 8 D* 3 3 3 3 3 Jumlah 11 11 11 12 9 D* 3 3 2 3 1 Jumlah 12 10 11 12 6 D* 1 3 1 3 Jumlah 7 11 10 12 KELOMPOK 4 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra A* 2 3 3 3 2 Penilaian B* C* 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 KELOMPOK 5 No 1. 2. 3. 4. 5 Nama siswa Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana A* 3 3 3 3 2 Penilaian B* C* 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 KELOMPOK 6 No 1. 2. 3. 4. Nama siswa Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul A* 2 3 3 3 Penilaian B* C* 2 2 2 3 3 3 3 3 67 Keterangan aspek yang dinilai : 1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan 2 = Kelancaran dalam berpendapat 3 = Santun dalam memberi usul/saran 4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan Keterangan skor aspek yang dinilai : Inisiatif mengajukan pertanyaan Tepat =3 Kurang Tepat =2 Tidak Tepat =1 Kelancaran dalam berpendapat : Lancar =3 Kurang Lancar =2 Tidak Lancar =1 Santun dalam memberi usul/saran Sopan =3 Kurang Sopan =2 Tidak Sopan =1 Keberanian menyampaikan ide/gagasan: Berani =3 Kurang Berani =2 Tidak Berani =1 Peneliti dan observer menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II diperoleh gambaran dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada proses penelitian sudah baik karena dibuktikan dengan tingginya hasil belajar siswa yaitu di atas nilai KKM. Jadi peneliti merasa subjek penelitian sudah tercapai sesuai dengan indikator pembelajaran dan sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga penelitian dihentikan di siklus II. Berdasarkan data post-test diatas, satu siswa memperoleh skor 6, satu siswa memperoleh skor 7, satu siswa memperoleh skor 8, dua siswa memperoleh skor 9, 68 lima siswa memperoleh skor 10, sembilan siswa memperoleh skor 11, dan sepuluh siswa memperoleh skor 12. Banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah nilai KKM atau mendapat skor kuarang dari 8 adalah seabnyak 2 orang siswa Table 3.3 Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NAMA Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul Rata-rata Pretes 70 100 80 90 100 100 90 80 90 100 100 100 80 90 60 90 90 90 100 70 100 80 90 100 40 50 90 80 100 86,20 69 C. Pemeriksa keabsahan Data Hasil siklus I Table 3.4 Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NAMA Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul Rata-rata Pretes 40 100 50 90 40 40 50 50 40 40 50 60 40 90 50 40 40 40 50 60 70 50 50 80 40 50 40 50 60 53,44 70 Hasil siklus II Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NAMA Abdul Aziz Adji Akbar Amira Kaleela Anaka Irsa Azriel FR Banin Ramiza Dias Fadillah Dinda Syifa Dini Kamila Fatimah afifah Ghaida Afra Haikal Akbar Izzati Sabrina Karimah Kirana Muhammad Imarul Muhammad Kamal Muhammad Rizki Muhammad Vaza Nabila Azzahra Rifqi Nur Hadi Riri Khairunisa Rosyad A Salman Alfansi Shabrina Farhana Sofil Syahinaz Tiram Agiya Qila Khusnul Rata-rata Pretes 70 100 80 90 100 100 90 80 90 100 100 100 80 90 60 90 90 90 100 70 100 80 90 100 40 50 90 80 100 86,20 1) Kesimpulan Dari hasil pre-test dan post-test di atas, yaitu mengalami peningkatan dari hasil pre-test 53,44 dan hasil post-test 86,20 sebesar 32,76. Dengan demikian, dari hasil penelitian ini peneliti menyatakan bahwa ada 71 peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berbicara siswa melalui pemanfaatan media gambar antra pre-test dan nilai pos-test. D. Pembahasan 1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa selama proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua mengalami peningkatan. Tabel 3.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN No. Aspek yang Diamati 1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar Prilaku siswa yag tidak sesuai dengan PBM Melakukan pekerjaan lain Mengobrol dengan temannya Mengganggu teman a. b. c. 2. a. b. c. Presentase Pertemuan 1 Presentase Pertemuan 2 62,06% 100% 62,06% 78,12% 51,72% 93,75% 17,24% 31,03% 10,34% 6,25% 9,37 3,12% Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM 72 >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran keterampilan berbicara pada pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa yang sesuai dengan pelajaran adalah 58,61% dengan kategori “cukup”. Banyak siswa yang belum berani maju kedepan kelas untuk berbicara. Hal ini desebabkan rasa gugup dan takut, ada pula yang malu-malu. Hanya 19,53% dari siswa yang beraktivitas tidak sesuai dengan pembelajaran. Dan ini masuk kategori “sangat baik”. Hal ini terjadi karena pada saat proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa melakukan aktivitas lain. Akan tetapi presentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi. Walaupun demikian, harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut. Tujuan pertama memperbaiki pertemuan I adalah meninjau kecenderungan peningkatan aktivitas siswa dalam struktur kebahasaan dan keberanian siswa untuk berbicara didepan kelas. Kemudian, peneliti pun mengadakan tindakan perbaikan pada pertemuan II. Dalam grafik, dapat dilihat adanya peningkataan aktivitas siswa sebesar 33,40%, dimana rata-rata presentase pada pertemuan I 58,55% dan rata-rata presentase pertemuan II 91,95% 120 100 80 pertemuan I 60 pertemuan II 40 20 0 kategori a kategori b kategori c Gambar 2.1 Grafik perbandingan tindakan siswa selama proses pembelajaran yang sesuai dengan KBM pada pertemuan pertama dan kedua 73 2. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran Hasil observasi yang dilakukan oleh obsever (rekan sejawat)terhadap tingkah laku gurudalam mengajar menunjukan bahwa guru telah melaksanakan tugas dengan baikserta berhasil menggunakan media gambar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Berikut hasil penilaian aktifitas guru pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Tabel 3.6 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN NO. ASPEK YANG DIAMATI I 1. 2. II A. 3. 4. PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/StrategiPemebelajaran Melaksanakan pemebelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakn pembelajaran secara runtun Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajran Menggunakan media gambar Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media B. 5. 6. 7. 8. C. 9. 10. NILAI Pertemuan 1 Pertemuan 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 74 D. 11. 12. III 13. 14. Penilaian Peroses dan Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar bselar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENUTUP Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran 3 4 3 4 3 3 3 4 Keterangan 4 = Sangat Baik (SB) 2 = Cukup (C) 3 = Baik (B) 1 = Kurang (K) Kategori Penilaian >80% = Sangat Baik (AB) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Presentase aktifitas Guru (pre-tes) = = = 73,21% = B (Baik) Presntase aktifitas Guru (post-tes) = = =91,07% =A (Sangat Baik) Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan presentase skor aktifitas yang dilakukan oleh guru sebesar 17,86%. Dari presentase ratarata73,21% menjadi 91,07%. Peningktan tersebut terjadi pada beberapa aspek, 75 diantra aspek tersebut adalah pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran. Dimana dalam hal ini peneliti memanfaatkan media gambar (foto) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara didepan kelas. 3. Deskripsi Jurnal Siswa Jurnal siswa berisi enam pertanyaan berkaitan dengan proses pembelajaran, yang harus diisi oleh setiap siswa. Jawaban atau komentar dari siswa tersebut dikelompokan kedalam komentar positif dan negatif. Hasil jurnal siswa yang telah diisi oleh seluruh siswa, yaitu 29 siswa, secara keseluruhan berkomentar positif terhadap pembelajaran Terampil Berbicara Melalui Media Gambar. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas V MI Al-Husna Tanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yakni mengalami peningkatan dari satu pertemuan kepertemuan berikutnya. Peningkatan tersebut sebesar 32,76% berupa hasil pada siklus I 53,44% dan siklus II 86,20%. Peneliti menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (classroom action research) sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi guru saat proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam peningkatkan keterampilan berbicara siswa, dengan menggunakan media gambar siswa masingmasing diharapkan menjadi pendorong semangat dan keberanian siswa dalam berbicara. Dan pada saatnya siswa diharap bisa lebih terampil berbicar. Bukan saja media gambar tiga dimensi yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, tetapi media gambar dua dimensi pun dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. B. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan saran berikut: 1. Siswa Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik, khususnya keterampilan berbicara meningkat. 2. Guru Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat. 3. Kepala Sekolah Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari pemerintah agar media tersebut dapat digunakan. 76 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010 Arsad Mukti, Midar G, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1991 Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif, Jakarta: Bulan Bintang,1980 Brown, Douglas, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Jakarta: Pearson Education, Inc, 2007 Guntur, Henry, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, Bandung: Angkasa,1993 _________, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa, 2009 H.G. Tarigan, Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Hermawan, Ruswandi, dkk., Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, Bandung:UPI Press, 2007 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013 Madrasah Keraf, Gorys, Komposisi, Flores: Nusa Indah, 2004 Kridalaksana, Harimurti, Seminar Bahasa Indonesia 1968, Jakarta: Nuasa Indah,1971 Kurniasih, Lisdiana, Hakikat Pengembangan Keterampilan Berbicara, Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari 2013, pukul . 14.00 WIB Kusumah, Wijaya, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Malta Printindo, 2009 Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, Lindaajja.wordpress.com. Diakses Selasa, 5, maret, 2013, pukul 07.00 WIB. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada press, Cet.1, 2008 77 78 Neni, Zikri, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, Cet.2, 2008 Sardiman, Arief, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 4, 1996 Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, Cet.1, 2000 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2008 Sudjana, Nana, Penilaian Rosdakarya,1991 Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Taniredja, Tukiran dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, bandung: Alfabeta, 2013 LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran A.I : Instrumen Tes (Hasil Belajar) 1. Lembar Instrumen 2. Kisi-kisi Instrmen Uji Coba Penelitian 3. Tes Uji Coba 4. Lembar Pretes 5. Lembar Postes 6. Aktivitas Guru Pre-Test 7. Aktivitas Guru Post-Test 8. Aktivitas Siswa Pre-Test 9. Aktivitas Siswa Post-Test Lampiran A.2 : Instrumen Non Tes 1. Profil Sekolah 2. Absensi Siswa 3. Wawancara Guru Pra Penelitian 4. Wawancara Siswa 5. Daftar Nama Kelompok 6. Catatan Lapangan LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN Lampiran B.I : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Uji Referensi 3. Riwayat Hidup LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Gambar Nama Sekolah Tahun Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Siklus : MI Al-Husna : 2013/2014 : V/I : Berbicara :I Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian sebagai berikut: SB : sangat baik, skor 5 B : baik, skor 4 C : cukup, skor 3 K : kurang, skor 2 SK : sangat kurang, skor 1 No Aspek Yang Diamati Terlaksana Ya 1 Kualitas pengembangan indikator 2 Kualitas pengembengan materi 3 Kualitas pengembangan sekenario pembelajaran Ketepatan pemilihan media/alat bantu Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas Apresiasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Motivasi) Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai Penjelasan metode pembelajaran media Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Teknik penyampaian materi Pengelolaan kegiatan pembelajaran kooperatif Tidak SB B Nilai C KET K SK 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Dengan metode pembelajaran media gambar Membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan media gambar Keterampilan bertanya - Kejelasan substansi pertanyaan - Pemberian acuan - Teknik menuntun - Pemberian kesempatan berpikir - Pemindahan giliran (distribusi) - Mengembangkan ide - Sambutan dan antusias terhadap jawaban siswa Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapan pendapat Mengamati kesuliatan dan kemajuan belajar siswa Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaian materi Kemampuan memberikan evaluasi yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Merangkum kembali bahan pelajaran yang disampaikan Keterampilan memberikan kesimpulan Keterampilan menutup pelajaran Jakarta, ............2013 Pengamat (..........................................................) KISI-KISI INSTRUMEN Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara. No Kompetensi Indikator Pertanyaan dasar No Aspek Soal yang diukur 1 2.1 Menanggapi suatu Menjelas 1. Menyebutkan persoalan atau peristiwa masalah atau siapa tokoh dan memberikan saran peristiwa utama dalam pemecahanya dengan dalam cerita cerita tersebut. memperhatikan pilihan dongeng kata dan santun dengan runtun berbahasa. 2. Menentukan 1,2 C1 3,4,5 C3 6,7,8 C3 9 C1 10,11 C2 12,13 C1 14 C3 15 C3 tempat dan kejadian. 3. Menganalisis watak pada tokoh cerita tersebut. 4. Menyebutkan judul dari cerita tersebut 5. Mencontohkan sikap positif dari tokoh tersebut. 2 2.2 Menceritakan hasil Menjelaskan pengamatan/kunjungan pokok pokok isi pokok dengan bahasa yang hal yang dalam gambar runtun, baik, dan benar. diamati. tersbut. 1. Menjelaskan 2. Menentukan judul yg tepat pada gambar 3. Menganalisis kegiatan apa sajakah pada gambar. 4. Menyebutkan 16,17 C1 18,19 C3 20,21,22 C3 23,24 C1 25 C2 tanda baca dalam yang ada dalam isi cerita. 3 2.3 berwawancara Menyusun 1. Menetukan sederhana dengan nara daftar tema,tokoh sumber (petani, pertnyaan yang dapat pedagang, nelayan, untuk diwawancarai. karyawan, dll.) dengan wawancara memperhatikan pilihan sesuai dengan kalimat tanya kata dan santun topik serta yang tepat. berbahasa. menggunakan 3. Menyebutkan klaimat tanya kata tanya yang benar. dalam 2. Menetukan wawancara. Melakukan 4. Menganalisis kegiatan sifat dari berwawancara tokoh. berdasarkan daftar pertanyaan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun. Nilai: Nama : Kelas : Jawablah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut? a. Putri c. Putra b. Petani d. Penduduk desa 2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut? a. Seekor buaya c. Seekor katak b. Seekor sapi d. Seekor ikan 3. Dimana petani itu tinggal ? a. Sumatra c. Kalimantan b. Sulawesi d. Jawa 4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan? a. Menjaring c. Menjala b. Memancing d. Meracuni 5. Dimana petani mendapatkan ikan? a. Sungai c. Danau b. Laut d. Rawa 6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari petani tersebut? a. Pemalas c. Sungguh-sungguh b. Patuh d. Rajin 7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut? a. Jahat c. Protagonis b. Pemalas d. Nakal 8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi dia mempunyai watak yang.? a. Antagonis c. Baik b. Jahat d. Sopan 9. Apa judul dari cerita tersebut? a. Petani dan keluarganya c. Petani yang melanggar janjinya b. Asal-usul danau toba d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra 10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut? a. Jahat, nakal, dan baik c. Jahat, tekun, dan baik b. Baik, ulet, dan tekun d. Tekun, baik, dan jahat 11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut? a. Ayah yang Baik c. Tidak menepati janji b. Penyabar d. Jujur 12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini? a. Petani pergi dari rumah c. Pedagang membawa kain b. Nelayan membawa jaring d. Petani pergi kesawah 13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya? a. Sawah c. Setiap kampung b. Kebun d. Kota 14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut? a. Pedagang yang sombong c. Pedagang yang jujur b. Pedagang yang jahat d. Pedagang yang tidak jujur 15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang? a. Berdagang c. Mencangkul b. Memancing d. Berkebun 16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat tersebut. a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.) b. Tanda titik (.) d. Tanda tanya (?) 17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca yang tepat. a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.) b. Tanda tanya (?) d. Tanda koma (,) 18. Apakah tema dari wawancara tersebut? a. Membaca c. Mengarang b. Mendongeng d. Menulis 19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut? a. Kak Kusumo c. Pak Guru b. Kak Seto d. Pak Tani 20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu gunakan adalah? a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng. b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng. c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng. d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng 21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan hal tersebut adalah. a. Dimana Kak Kusumo mendongeng b. Apa sajakah kendala mendongeng c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng d. Di mana Kak Kusumo mendongeng. 22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah a. Dimana Kak Kusumo mendongeng b. Apa sajakah kendala mendongeng c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng d. apa manfaat dari mendongeng. 23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara? a. Apa, siapa dan karena b. Bagaimana, kapan dan semestinya c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan 24. Apa manfaat dari wawancara a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara c. Untuk memastikan pewawancara d. Untuk memberikan pertanyaan 25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo? a. Suka mendongeng b. Suka Menulis c. Suka mengarang d. Suka menggambar Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur Dengan Guru Kelas IV Nama : Purwa Hendra Setiato S.Pd Jabatan : Guru Kelas V Hari / Tanggal : Kamis, 5 September 2013 Tempat : MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan Daftar Pertanyaan: 1. Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas? 2. Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? 3. Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM Bahasa Indonesia? 4. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? 5. Materi apa yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil ulangan siswa selalu rendah? Jurang Mangu, September 2013 Interviewee Purwa Hendra Setiato S.Pd Interviewer Saifuddin CATATAN LAPANGAN Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna Hari/Tanggal : Kegiatan : Bahasa Indonesia Siklus : Satu Pelajaran ke- : I – III Indikator Kegiatan siswa Uraian Terdapat siswa di kelas V Siswa masih kurang memahami langkahlangkah belajar menggunakan media gambar Siswa mendiskusikan tugas kelompok Guru berperan sebagai fasilitator dalam Kegiatan guru kegiatan praktikum dan diskusi dengan cara berkeliling kelas dan memantau proses pembelajaran berlangsung Interaksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan tugas kelompok Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran Saling memberikan pendapat kepada siswa yang lain Interaksi siswa dengan guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa menanyakan tentang tugas yang diberikan oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa saja yang harus ditulis dalam lembar kegiatan kelompok. Salah seorang siswa dari tiap-tiap kelompok aktif bertnya kepada guru. Jenis pertnyaan atau penugasan yang Membuat laporan tentang gambar dilakukan siswa Sumber belajar yang digunakan Sumber belajar menggunakan buku paket Bahasa Indonesia BSE terbitan dari pemerintah Lamanya waktu Buku Erlangga Penggunaan waktu pada proses belajar mengajar sudah cukup karena sudah direncanakan sebelumya. LAMPIRAN A Wawancara Siswa Pra Penelitian 1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia? 2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu? Menyenangkan atau membosankan? 3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia? 4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau tidak memuaskan (dibawah KKM)? 5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media gambar? Lampiran 1 LEMBAR INSTRUMEN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DISKUSI KELOMPOK 1 No Nama siswa 1. Abdul Aziz 2. Adji Akbar 3. Amira Kaleela 4. Anaka Irsa 5 Azriel FR A* Penilaian B* C* D* Jumlah DISKUSI KELOMPOK 2 No Nama siswa A* 1. Banin Ramiza 2. Dias Fadillah 3. Dinda Syifa 4. Dini Kamila 5 Fatimah afifah Penilaian B* C* D* Jumlah DISKUSI KELOMPOK 3 No Nama siswa A* 1. Ghaida Afra 2. Haikal Akbar 3. Izzati Sabrina 4. Karimah 5 Kirana Penilaian B* C* D* Jumlah DISKUSI KELOMPOK 4 No Nama siswa Penilaian A* B* 1. Muhammad Imarul 2. Muhammad Kamal 3. Muhammad Rizki 4. Muhammad Vaza 5 Nabila Azzahra C* D* Jumlah DISKUSI KELOMPOK 5 No Nama siswa A* 1. Rifqi Nur Hadi 2. Riri Khairunisa Penilaian B* C* D* Jumlah 3. Rosyad A 4. Salman Alfansi 5 Shabrina Farhana DISKUSI KELOMPOK 6 No Nama siswa A* 1. Sofil 2. Syahinaz 3. Tiram Agiya 4. Qila Khusnul Keterangan aspek yang dinilai : A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan B* = Kelancaran dalam berpendapat C* = Santun dalam memberi usul/saran D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan Keterangan skor aspek yang dinilai : Inisiatif mengajukan pertanyaan Tepat =3 Agak Tepat =2 Tidak Tepat =1 Kelancaran dalam berpendapat: Lancar =3 Agak Lancar =2 Tidak Lancar =1 Santun dalam memberi usul/saran : Sopan =3 : Penilaian B* C* D* Jumlah Agak Sopan =2 Tidak Sopan =1 Keberanian dan Semangat: Berani =3 Agak Berani =2 Tidak Berani =1 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan presentasenya yaitu : Rata-rata perolehan sekor (M) Peresentase = Daftar Nama Kelompok 1-6 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 - Abdul Aziz - Banin Ramiza - Ghaida Afra - Adji Akbar - Dias Fadillah - Haikal Akbar - Amira Kaleela - Dinda Syifa - Izzati Sabrina - Anaka Irsa - Dini Kamila - Karimah - Azriel FR - Fatimah afifah - Kirana Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 - Muhammad Imarul - Rifqi Nur Hadi - Sofil - Muhammad Kamal - Riri Khairunisa - Syahinaz - Muhammad Rizki - Rosyad A - Tiram Agiya - Muhammad Vaza - Salman Alfansi - Qila Khusnul - Nabila Azzahra - Shabrina Farhana Lanjutan Lampiran 2 A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. MI Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998. Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan AlQuran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m². Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang ada di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi: a. Aqidah Akhlak b. Quran Hadits c. Fiqih d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan e. Bahasa Arab 2. Visi dan Misi Visi : Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang Selatan Indikator Meningkatnya pengembangan kurikulum. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) yang professional. Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu kelembagaan. Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami. Misi : a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional. c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif. d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan. e. Melaksanakan Pengembangan Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan. f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian. g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel. h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami. 3. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI AlHusna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya : 1. Fasilitas Sekolah a. Sarana/Ruang Penunjang Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana No 1. Jenis Sarana Ruang Kepala Sekolah Ada, Kondisi Baik Baik Tidak Ada Kurang - - Keterangan Jumlah = 1 2. Ruang wakil Kepsek Baik - - - 3. Ruang Guru Baik - - Jumlah= 1 4. RuanTata Usaha Baik - - Jumlah= 1 5. Ruang Perpustakaan Baik - - Jumlah= 1 6. Ruang UKS Baik - - Jumlah= 1 7. Mushallah Baik - - Jumlah= 1 8. Ruang keamanan Baik - - Jumlah = 1 9. Lapangan upacara Baik - - Jumlah = 1 10. Ruang tamu Baik - - Jumlah = 1 11. Kantin Baik - - Jumlah = 1 12. Toilet,WC,Jumlah Baik - - Jumlah=6 13. Laboratorium Bahasa Baik Jumlah= 1 14. Gudang Baik Jumlah= 1 b. Prasarana No Jenis Keberadaan Fungsi Ada Tidak Ada Baik Tidak baik 1. Instalasi air ada - Baik - 2. Jaringan listrik ada - Baik - 3. Jaringan telepon ada - Baik - 4. Internet ada - Baik - Ket 2. Waktu Pembelajaran Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari, dengan ketentuan sebagai berikut : Hari Senin = 06.30 – 17.00 Hari Selasa = 06.30 – 17.00 Hari Rabu = 06.30 – 17.00 Hari Kamis = 06.30 – 17.00 Hari Jum’at = 06.30 – 17.00 3. Keadaan Guru Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang Mangu dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu Tahun Pelajaran 2013-2014 No. Nama Bidang Tugas 1 Anizar Sutanto M.Pd Kepala Sekolah 2 Ariyani Ummu S.Pd Waka Bid. Kurikulum 3 Purwa Hendra S.Pd Waka Bid. Kesiswaan 4 Yahya Maulana S.Pd Guru 5 Devi Herlina S.Pd Guru 6 Feny Aprilia S.Pd Guru 7 Rio Triatmoko S.Pd Guru 8 Ahmad Yani S.Ag Guru 9 Iin Yuanita S.Pd Guru 10 Hartomo Susanto S.Pd Guru Lanjutan Lampiran 2 Absensi Siswa di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu No. NAMA 1 Abdul Aziz 2 Adji Akbar 3 Amira Kaleela 4 Anaka Irsa 5 Azriel FR 6 Banin Ramiza 7 Dias Fadillah 8 Dinda Syifa 9 Dini Kamila 10 Fatimah afifah 11 Ghaida Afra 12 Haikal Akbar 13 Izzati Sabrina 14 Karimah 15 Kirana 16 Muhammad Imarul 17 Muhammad Kamal 18 Muhammad Rizki 19 Muhammad Vaza 20 Nabila Azzahra 21 Rifqi Nur Hadi 22 Riri Khairunisa 23 Rosyad A 24 Salman Alfansi 25 Shabrina Farhana 26 Sofil 27 Syahinaz 28 Tiram Agiya 29 Qila Khusnul Lanjutan Lampiran 3 Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur Dengan Guru Kelas IV Nama : Purwa Hendra Setiato S.Pd Jabatan : Guru Kelas V Hari / Tanggal : Kamis, 5 September 2013 Tempat : MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan Daftar Pertanyaan: 1. Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas? 2. Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? 3. Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM Bahasa Indonesia? 4. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? 5. Materi apa yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil ulangan siswa selalu rendah? Jurang Mangu, September 2013 Interviewee Purwa Hendra Setiato S.Pd Interviewer Saifuddin Lanjutan Lampiran 4 Wawancara Siswa Pra Penelitian 1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia? 2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu? Menyenangkan atau membosankan? 3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia? 4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau tidak memuaskan (dibawah KKM)? 5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media gambar? Daftar Nama Kelompok 1-6 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 - Abdul Aziz - Banin Ramiza - Ghaida Afra - Adji Akbar - Dias Fadillah - Haikal Akbar - Amira Kaleela - Dinda Syifa - Izzati Sabrina - Anaka Irsa - Dini Kamila - Karimah - Azriel FR - Fatimah afifah - Kirana Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 - Muhammad Imarul - Rifqi Nur Hadi - Sofil - Muhammad Kamal - Riri Khairunisa - Syahinaz - Muhammad Rizki - Rosyad A - Tiram Agiya - Muhammad Vaza - Salman Alfansi - Qila Khusnul - Nabila Azzahra - Shabrina Farhana Lampiran 10 CATATAN LAPANGAN Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna Hari/Tanggal : Kegiatan : Bahasa Indonesia Siklus : Satu Pelajaran ke- : I – III Indikator Kegiatan siswa Uraian Terdapat siswa di kelas V Siswa masih kurang memahami langkahlangkah belajar menggunakan media gambar Siswa mendiskusikan tugas kelompok Guru berperan sebagai fasilitator dalam Kegiatan guru kegiatan praktikum dan diskusi dengan cara berkeliling kelas dan memantau proses pembelajaran berlangsung Interaksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan tugas kelompok Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran Saling memberikan pendapat kepada siswa yang lain Interaksi siswa dengan guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa menanyakan tentang tugas yang diberikan oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa saja yang harus ditulis dalam lembar kegiatan kelompok. Salah seorang siswa dari tiap-tiap kelompok aktif bertnya kepada guru. Jenis pertnyaan atau penugasan yang Membuat laporan tentang gambar dilakukan siswa Sumber belajar yang digunakan Sumber belajar menggunakan buku paket Bahasa Indonesia BSE terbitan dari pemerintah Lamanya waktu Buku Erlangga Penggunaan waktu pada proses belajar mengajar sudah cukup karena sudah direncanakan sebelumya. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Gambar Nama Sekolah Tahun Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Siklus : MI Al-Husna : 2013/2014 : V/I : Berbicara :I Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian sebagai berikut: SB : sangat baik, skor 5 B : baik, skor 4 C : cukup, skor 3 K : kurang, skor 2 SK : sangat kurang, skor 1 No Aspek Yang Diamati Terlaksana Ya 1 Kualitas pengembangan indikator 2 Kualitas pengembengan materi 3 Kualitas pengembangan sekenario pembelajaran Ketepatan pemilihan media/alat bantu Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas Apresiasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Motivasi) Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai Penjelasan metode pembelajaran media Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Teknik penyampaian materi Pengelolaan kegiatan pembelajaran kooperatif Tidak SB B Nilai C KET K SK 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Dengan metode pembelajaran media gambar Membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan media gambar Keterampilan bertanya - Kejelasan substansi pertanyaan - Pemberian acuan - Teknik menuntun - Pemberian kesempatan berpikir - Pemindahan giliran (distribusi) - Mengembangkan ide - Sambutan dan antusias terhadap jawaban siswa Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapan pendapat Mengamati kesuliatan dan kemajuan belajar siswa Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaikan Keterampilan memberikan kegiatan tindak lanjut setelah penyampaian materi Kemampuan memberikan evaluasi yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Merangkum kembali bahan pelajaran yang disampaikan Keterampilan memberikan kesimpulan Keterampilan menutup pelajaran Jakarta, ............2013 Pengamat (..........................................................) Lampiran 1 kisi kisi KISI-KISI INSTRUMEN Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara. No Kompetensi Indikator Pertanyaan dasar No Aspek Soal yang diukur 1 2.1 Menanggapi suatu Menjelas 1. Menyebutkan persoalan atau peristiwa masalah atau siapa tokoh dan memberikan saran peristiwa utama dalam pemecahanya dengan dalam cerita cerita tersebut. memperhatikan pilihan dongeng kata dan santun dengan runtun berbahasa. 2. Menentukan 1,2 C1 3,4,5 C3 6,7,8 C3 9 C1 10,11 C2 12,13 C1 14 C3 tempat dan kejadian. 3. Menganalisis watak pada tokoh cerita tersebut. 4. Menyebutkan judul dari cerita tersebut 5. Mencontohkan sikap positif dari tokoh tersebut. 2 2.2 Menceritakan hasil Menjelaskan pengamatan/kunjungan pokok pokok isi pokok dengan bahasa yang hal yang dalam gambar runtun, baik, dan benar. diamati. tersbut. 1. Menjelaskan 2. Menentukan judul yg tepat pada gambar 3. Menganalisis 15 C3 16,17 C1 18,19 C3 20,21,22 C3 23,24 C1 25 C2 kegiatan apa sajakah pada gambar. 4. Menyebutkan tanda baca dalam yang ada dalam isi cerita. 3 2.3 berwawancara Menyusun 1. Menetukan sederhana dengan nara daftar tema,tokoh sumber (petani, pertnyaan yang dapat pedagang, nelayan, untuk diwawancarai. karyawan, dll.) dengan wawancara memperhatikan pilihan sesuai dengan kalimat tanya kata dan santun topik serta yang tepat. berbahasa. menggunakan 3. Menyebutkan klaimat tanya kata tanya yang benar. dalam 2. Menetukan wawancara. Melakukan 4. Menganalisis kegiatan sifat dari berwawancara tokoh. berdasarkan daftar pertanyaan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun. Lampiran 3 lembar uji coba Nama : Nilai: Kelas : Jawablah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut? a. Putri c. Putra b. Petani d. Penduduk desa 2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut? a. Seekor buaya c. Seekor katak b. Seekor sapi d. Seekor ikan 3. Dimana petani itu tinggal ? a. Sumatra c. Kalimantan b. Sulawesi d. Jawa 4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan? a. Menjaring c. Menjala b. Memancing d. Meracuni 5. Dimana petani mendapatkan ikan? a. Sungai c. Danau b. Laut d. Rawa 6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari petani tersebut? a. Pemalas c. Sungguh-sungguh b. Patuh d. Rajin 7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut? a. Jahat c. Protagonis b. Pemalas d. Nakal 8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi dia mempunyai watak yang.? a. Antagonis c. Baik b. Jahat d. Sopan 9. Apa judul dari cerita tersebut? a. Petani dan keluarganya c. Petani yang melanggar janjinya b. Asal-usul danau toba d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra 10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut? a. Jahat, nakal, dan baik c. Jahat, tekun, dan baik b. Baik, ulet, dan tekun d. Tekun, baik, dan jahat 11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut? a. Ayah yang Baik c. Tidak menepati janji b. Penyabar d. Jujur 12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini? a. Petani pergi dari rumah c. Pedagang membawa kain b. Nelayan membawa jaring d. Petani pergi kesawah 13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya? a. Sawah c. Setiap kampung b. Kebun d. Kota 14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut? a. Pedagang yang sombong c. Pedagang yang jujur b. Pedagang yang jahat d. Pedagang yang tidak jujur 15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang? a. Berdagang c. Mencangkul b. Memancing d. Berkebun 16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat tersebut. a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.) b. Tanda titik (.) d. Tanda tanya (?) 17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca yang tepat. a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.) b. Tanda tanya (?) d. Tanda koma (,) 18. Apakah tema dari wawancara tersebut? a. Membaca c. Mengarang b. Mendongeng d. Menulis 19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut? a. Kak Kusumo c. Pak Guru b. Kak Seto d. Pak Tani 20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu gunakan adalah? a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng. b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng. c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng. d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng 21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan hal tersebut adalah. a. Dimana Kak Kusumo mendongeng b. Apa sajakah kendala mendongeng c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng d. Di mana Kak Kusumo mendongeng. 22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah a. Dimana Kak Kusumo mendongeng b. Apa sajakah kendala mendongeng c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng d. apa manfaat dari mendongeng. 23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara? a. Apa, siapa dan karena b. Bagaimana, kapan dan semestinya c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan 24. Apa manfaat dari wawancara a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara c. Untuk memastikan pewawancara d. Untuk memberikan pertanyaan 25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo? a. Suka mendongeng b. Suka Menulis c. Suka mengarang d. Suka menggambar Lampiran 4 HASIL PRE-TEST KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DISKUSI KELOMPOK 1 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Abdul Aziz 2 2 1 1 6 2. Adji Akbar 3 3 3 3 12 3. Amira Kaleela 2 2 1 2 7 4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11 5 Azriel FR 2 1 2 1 6 DISKUSI KELOMPOK 2 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Banin Ramiza 2 2 1 1 6 2. Dias Fadillah 1 1 2 3 7 3. Dinda Syifa 2 2 1 2 7 4. Dini Kamila 1 1 2 2 6 5 Fatimah afifah 2 1 2 1 6 DISKUSI KELOMPOK 3 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Ghaida Afra 2 2 1 2 7 2. Haikal Akbar 2 1 2 3 8 3. Izzati Sabrina 2 2 1 2 6 4. Karimah 2 3 3 3 11 5 Kirana 2 1 2 2 7 Penilaian A* B* C* D* DISKUSI KELOMPOK 4 No Nama siswa Jumlah 1. Muhammad Imarul 2 1 1 2 6 2. Muhammad Kamal 2 2 1 1 6 3. Muhammad Rizki 2 1 1 2 6 4. Muhammad Vaza 2 2 2 2 8 5 Nabila Azzahra 2 2 2 1 7 DISKUSI KELOMPOK 5 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Rifqi Nur Hadi 2 2 2 3 9 2. Riri Khairunisa 2 1 2 2 7 3. Rosyad A 2 2 1 2 7 4. Salman Alfansi 2 2 3 3 10 5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6 DISKUSI KELOMPOK 6 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Sofil 2 2 1 2 7 2. Syahinaz 1 1 2 2 6 3. Tiram Agiya 2 1 2 2 7 4. Qila Khusnul 2 2 2 2 8 Keterangan aspek yang dinilai : A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan B* = Kelancaran dalam berpendapat C* = Santun dalam memberi usul/saran D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan Keterangan skor aspek yang dinilai : Inisiatif mengajukan pertanyaan Tepat =3 Agak Tepat =2 Tidak Tepat =1 Kelancaran dalam berpendapat: Lancar =3 Agak Lancar =2 Tidak Lancar =1 Santun dalam memberi usul/saran : Sopan =3 : Agak Sopan =2 Tidak Sopan =1 Keberanian dan Semangat: Berani =3 Agak Berani =2 Tidak Berani =1 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan presentasenya yaitu : Rata-rata perolehan sekor (M) Peresentase = Lampiran 5 HASIL POST-TEST KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DISKUSI KELOMPOK 1 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Abdul Aziz 2 3 3 1 9 2. Adji Akbar 3 3 3 3 12 3. Amira Kaleela 2 3 3 2 10 4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11 5 Azriel FR 3 3 3 3 12 KELOMPOK 2 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Banin Ramiza 3 3 3 3 12 2. Dias Fadillah 3 3 3 2 11 3. Dinda Syifa 2 3 2 3 10 4. Dini Kamila 2 3 3 3 11 5 Fatimah afifah 3 3 3 3 12 KELOMPOK 3 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Ghaida Afra 3 3 3 3 12 2. Haikal Akbar 3 3 3 3 12 3. Izzati Sabrina 2 2 3 3 10 4. Karimah 3 3 2 3 11 5 Kirana 2 1 2 3 8 KELOMPOK 4 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Muhammad Imarul 2 3 3 3 11 2. Muhammad Kamal 3 2 3 3 11 3. Muhammad Rizki 3 2 3 3 11 4. Muhammad Vaza 3 3 3 3 12 5 Nabila Azzahra 2 2 2 3 9 KELOMPOK 5 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Rifqi Nur Hadi 3 3 3 3 12 2. Riri Khairunisa 3 2 2 3 10 3. Rosyad A 3 3 3 2 11 4. Salman Alfansi 3 3 3 3 12 5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6 KELOMPOK 6 No Nama siswa A* Penilaian B* C* D* Jumlah 1. Sofil 2 2 2 1 7 2. Syahinaz 3 2 3 3 11 3. Tiram Agiya 3 3 3 1 10 4. Qila Khusnul 3 3 3 3 12 Keterangan aspek yang dinilai : 1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan 2 = Kelancaran dalam berpendapat 3 = Santun dalam memberi usul/saran 4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan Keterangan skor aspek yang dinilai : Inisiatif mengajukan pertanyaan Tepat =3 Agak Tepat =2 Tidak Tepat =1 Kelancaran dalam berpendapat : Lancar =3 Agak Lancar =2 Tidak Lancar =1 Santun dalam memberi usul/saran Sopan =3 Agak Sopan =2 Tidak Sopan =1 Keberanian menyampaikan ide/gagasan: Berani =3 Agak Berani =2 Tidak Berani =1 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan presentasenya yaitu : Rata-rata perolehan sekor (M) Peresentase = Lampiran 6 AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST NO. ASPEK YANG DIAMATI I 1. 2. PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi II A. 3. 4. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan media gambar B. 5. Pendekatan/Strategi Pembelajaran Memperagakan berbicara menggunakan media gambar Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar Mengulas kembali materi yang telah dipelajari 6. 7. 8. C. 9. 10. D. 11. 12. III 13. 14. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media gambar Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penilaian Proses Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENUTUP Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran NILAI 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan 4 = Sangat Baik (SB) 3 = Baik (B) 2 = Cukup (C) 1 = Kurang (D) 0 = Sangat Kurang (E) Kategori Penilaian >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Presentase Aktivitas Guru = 73,21 % = B (Baik) Lampiran 7 Lembar Aktivitas Guru Post-Test AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST NILAI NO. ASPEK YANG DIAMATI 1 2 3 4 I 1. 2. PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi √ √ II A. 3. 4. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ √ B. 5. Pendekatan/Strategi Pembelajaran Memperagakan berbicara menggunakan media gambar Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar Mengulas kembali materi yang telah dipelajari 6. 7. 8. √ √ √ √ C. 9. 10. D. 11. 12. III 13. 14. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media gambar Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penilaian Proses Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENUTUP Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup pembelajaran Keterangan √ √ √ √ √ √ 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang 0 = kurang Sekali Kategori Penilaian >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Presentase Aktivitas Guru = = = 91,07% = A (sangat baik) lampiran 8 Aktivitas Siswa Pre-Test AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN PRE-TEST No. Aspek yang Diamati 1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru b. Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar c. Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 2. Prilaku siswa yag tidak sesuai dengan PBM a. Melakukan pekerjaan lain b. Mengobrol dengan temannya c. Mengganggu teman Jumlah Presentase Keterangan 18 62,06% Baik 18 62,06% Baik 15 51,72% Cukup 5 9 3 17,24% 31,03% 10,34% Sangat Baik Baik Sangat Baik Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM >80% = Sangt Kurang (E) 60%-79,99% = Kurang (D) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Baik (B) 00%-19,99% = Sangat Baik (A) Presentase Aktivitas Siswa Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut: a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06% b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06% c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72% d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24% e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03% f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34% Lampiran 9 Aktivitas Siswa Post-Test AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN POST-TEST No. Aspek yang Diamati 1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru b. Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar c. Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 2. Prilaku siswa yag tidak sesuai dengan PBM a. Melakukan pekerjaan lain b. Mengobrol dengan temannya c. Mengganggu teman Jumlah Presentase Keterangan 28 96,55% Sangat Baik 23 79,31% Baik 29 100% Sangat Baik 3 3 1 10,34% 10,34% 3,44% Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM >80% = Sangat Baik (A) 60%-79,99% = Baik (B) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Kurang (D) 00%-19,99% = Sangat Kurang (E) Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM >80% = Sangt Kurang (E) 60%-79,99% = Kurang (D) 40%-59,99% = Cukup (C) 20%-39,99% = Baik (B) 00%-19,99% = Sangat Baik (A) Presentase Aktivitas Siswa Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut: a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 96,55% b) Siswa yang berkerjasama dengan kelompoknya sebanyak 79,31% c) Siswa yang berani maju ke depan kelas untuk bercerita sebanyak 100% d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34% e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34% f) Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44% RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP ) Nama Sekolah :MI Al Husna Jurang Mangu Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Smester : V / I (satu) Standar Kompetensi : 2 Berbicra Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara Waktu : 2 X 35 menit BERBICARA A. Kompetensi Dasar 2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa B. Indikator Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita rakyat Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat terjadi Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan Siswa dapat menceritkan cerita rakyat Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani D. Materi Pokok Teks cerita rakyat E. Pengalaman Belajar Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi : - Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari - Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : - Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan terhadap suatu persoalan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : - Memperagakan berbicara menggunakan media gambar - Memberikan pertanyaan berdasarkan media gambar - Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar - Mengulas kembali materi yang telah dipelajari Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan F. Metode/Sumber Belajar Metode : Tanya jawab, diskusi, penugasan Sumber Belajar : Gambar, teks, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5 G. Penilaian Indiktor Pencapaian Siswa dapat mendengarkan penjelasan Siswa dapat menanggapi pertanyaan Siswa dapat menanggapi cerita rakyat Siswa dapat menceritakan kembali cerita rakyat Teknik Penilaian Lisan Tertulis Bentuk Instrumen Lembar penilaian produk Contoh Instrumen Mencritakan kembali cerita rakyat Tuliskan lah hal-hal penting dari penjelasan soal cerita FORMAT KRITERIA PENILAIAN Produk No 1. Aspek Konsep Kriteria skor Tepat 3 Kurang tepat 2 Tidak tepat 1 Performasi No Aspek 1. 2. 3. 4. Kriteria skor Inisiatif mengajukan Tepat 3 pertanyaan Kurang tepat 2 Tidak tepat 1 Kelancaran dalam Lancar 3 berpendapat Kurang lancar 2 Tidak lancar 1 Santun dalam memberi Sopan 3 usul/saran Kurang sopan 2 Tidak sopan 1 Keberanian menyampaikan Berani 3 ide/gagsan Kurang berani 2 Tidak berani 1 Lembar Penilaian No Nama siswa A* 1. Abdul Aziz 2. Adji Akbar 3. Amira Kaleela 4. Anaka Irsa 5 Azriel FR Mengetahui Guru kelas V Purwa Hendra Setiato S.Pd Penilaian B* C* D* Jumlah Tanggerang, 8 Oktober 2013 Peneliti Saifuddin RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP ) Nama Sekolah :MI Al Husna Jurang Mangu Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Smester : V / I (satu) Standar Kompetensi : 2 Berbicra Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara Waktu : 2 X 35 menit BERBICARA H. Kompetensi Dasar 2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa I. Indikator Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita rakyat Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat terjadi J. Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan Siswa dapat menceritkan cerita rakyat Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani K. Materi Pokok Teks cerita rakyat L. Pengalaman Belajar Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi : - Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari - Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : - Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan terhadap suatu persoalan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : - Memperagakan berbicara menggunakan media gambar - Menjawab pertanyaan berdasarkan media gambar - Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar - Mengulas kembali materi yang telah dipelajari Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan M. Metode/Sumber Belajar Metode : Tanya jawab, diskusi, penugasan Sumber Belajar : Gambar, teks, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5 N. Penilaian Indiktor Pencapaian Siswa dapat mendengarkan penjelasan Siswa dapat menanggapi pertanyaan Siswa dapat menanggapi cerita rakyat Siswa dapat menceritakan kembali cerita rakyat Teknik Penilaian Lisan Tertulis Bentuk Instrumen Lembar penilaian produk Contoh Instrumen Mencritakan kembali cerita rakyat Tuliskan lah hal-hal penting dari penjelasan soal cerita FORMAT KRITERIA PENILAIAN Produk No 1. Aspek Konsep Kriteria skor Tepat 3 Kurang tepat 2 Tidak tepat 1 Performasi No Aspek 1. 2. 3. 4. Kriteria skor Inisiatif mengajukan Tepat 3 pertanyaan Kurang tepat 2 Tidak tepat 1 Kelancaran dalam Lancar 3 berpendapat Kurang lancar 2 Tidak lancar 1 Santun dalam memberi Sopan 3 usul/saran Kurang sopan 2 Tidak sopan 1 Keberanian menyampaikan Berani 3 ide/gagsan Kurang berani 2 Tidak berani 1 Lembar Penilaian No Nama siswa A* 1. Abdul Aziz 2. Adji Akbar 3. Amira Kaleela 4. Anaka Irsa 5 Azriel FR Mengetahui Guru kelas V Purwa Hendra Setiato S.Pd Penilaian B* C* D* Jumlah Tanggerang, 15 Oktober 2013 Peneliti Saifuddin DAFTAR RIWAYAT HIDUP Saifuddin, anak dari pasangan Bpk. Wardi dan Ibu. Hlm. Roisyah ini dilahirkan di Pemalang, pada tanggal 05 November 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara ini menyelesaikan pendidikan strata 1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta (2008-2014). Pendidikan formal yang pernah ditempuh antara lain : TK. Pertiwi Karang Sari, SD Negeri 01 Karang Sari (1995-2001), MTs Miftahul Ulum Karang Sari (2001-2004), dan MA Al-asadiyah Banjarnegara (2004-2007). Dan saat ini sedang menempuh program S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.