peningkatan keterampilan berbicara dengan

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MI
AL-HUSNA JURANG MANGU TANGGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan
oleh:
SAIFUDDIN
NIM 208018300013
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Saifuddin,NIM: 208018300013. Skripsi. Peningkatan Keterampilan
Berbicara dengan Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu Tangsel. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
dengan menggunakan media gambar agar siswa kelas V di MI Al-Husna
mencapai KKM. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan, tahap observasi, refeksi, dan keputusan. Siklus
pertama dilakukan 3x pertemuan, sedangkan pada siklus kedua dilakukan 2x
pertemuan.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al-husna Jurang
Mangu Tangsel tahun pelajaran2013/2014.
Hasil penelitian adalah. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat
dari ketuntasan belajar sebesar 75%. Siswa yang mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal 70. Dari hasil penelitian pada siklus I siswa yang sudah
mencapai KKM sebesar58%, dengan skor rata-rata 6,96 dan pada siklus II hasil
belajar meningkat sebesar 88,5% dengan skor rata-rata 10,62 jadi peningkatanya
yakni 30%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada konsep keterampilan diskusi siswa dapat meningkat melalui penerapan
media gambar.
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, keterampilan diskusi, media gambar.
i
ABSTRACT
Saifuddin, NIM: 208018300013. Thesis. Speaking Skills Improvement by Using
Media in Learning Indonesian Image Class V MI Al-Husna Canyons Mangu
Tangsel. Government Elementary School Teacher Education Department, Faculty
of Science and Teaching Tarbiyah, State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, in 2015.
This research aims to improve speaking skills using media images to fifth grade
students at MI Al-Husna reached KKM. The method used in this research is using
classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of
planning, implementation, observation phase, refeksi, and decisions. The first
cycle is done 3x meeting, while the second cycle is done 2x pertemuan.Subjek in
this study were students of class V MI Al-Husna Canyons Mangu Tangsel years
pelajaran2013 / 2014.
Results of the study are. Indicators of success in the study of completeness study
visits by 75%. Students who achieve the minimum completeness criteria 70. From
the results of the study in the first cycle of students who have reached KKM
sebesar58%, with an average score of 6.96 and the second cycle learning
outcomes increased by 88.5% with an average score of 10, 62 so peningkatanya
namely 30%. Based on these results it can be concluded that student learning
outcomes in the concept of student discussion skills can be improved through the
application of image media.
Keywords: classroom action research, discussion skills, media images.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT dan shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah skripsi yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas V MI Al-husna” ini selesai ditulis untuk memenuhi salah
satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan trimakasih kepada semua pihak yang sangat tulus telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam segi apapun , terutama kepada:
1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Fauzan, MA., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
3.
Dra. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu, dorongan dan ilmu untuk membimbing penulis dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah begitu
banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
5.
Ucapan terima kasih dan penghormataan serta penghargaan yang istimewa
untuk kedua orang tua penulis yang tercinta. Karyaku ini ku persembahkan
untuk orang-orang yang selalu hidup di jiwaku Ayah tercinta (Wardi) dan
Almarhum Bunda tersayang (Roisyah), yang tak kenal lelah memberikan
kasih sayang, motivasi serta dukungan baik dalam moril, materil maupun
sepiritual demi keberhasilan putra-putrimu dalam mewujudkan cita-cita
dalam mencapai ridho-Nya. Kalianlah orang pertama yang melekat dihati
ananda. Semaoga kalian termasuk orang-orang yang selalu dirindukan setiap
iii
anak manusia, dan amal kalian diterima oleh Allah serta menjadi ahli surga.
Amin
6.
Teman seperjuangan bimbingan Abu Musal yang berama-sama berjuang
dalam suka dan duka mengerjakan skripsi ini, akhirnya skripsi ini bisa
diselesaikan.
7.
Sahabat-sahabat tersayangku Mustofa Lutfi, Purwa Hendra, Abu Musal,
Hilda Amalia Putri, Khoironi, Sri Mulyani, Rina Faradita, Desi Rosmayanti,
Lailatul Musyarofah, Fatihatul Mahasin, Mukhlis, Ahmad Yani, Zulfia Zahra,
Aryadini, Umi Atiyah, Fitriani Rifah yang telah banyak membantu dan
memberikan inspirasi, kebersamaan dan hari-hari indah bersama kalian yang
tak pernah terlupakan.
8.
Teman-teman tercinta Mahasiwa/i UIN khususnya teman-teman satu
angkatan Jurusan Pendidkan Guru Ibtidaiyah angkatan 2008 yang slalu
membantu untuk ikut mendo’akan penulis serta memberikan motivasi agar
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu yang banyak membantu dan memberikan
dorongan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik, doa dan harapan yang
dihaturkan dari semua pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
mendapatkan balasanpahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap
semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun skripsi
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat
membangun dari berbagai pihak tetap penulis harapkan untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, 7 Juli 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .........................................................................................................
i
ABSTRACT .......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ....... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... .........
BAB I.
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
2
C. Batasan Masalah .........................................................................
3
D. Rumusan Masalah ......................................................................
3
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
3
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Hakekat Keterampilan Berbicara ...............................................
4
1.
Pengertian Keterampilan Berbicara .....................................
4
2.
Jenis-jenis Keterampilan Berbicara ......................................
6
3.
Karakteristik Keterampilan Berbicara .................................. 18
4.
Guna Keterampilan Berbicara .............................................. 20
B. Media ........................................................................................... 20
1.
Pengertian Media .................................................................. 20
2.
Media Gambar .................................................................... 23
a.
Pengertian Media Gambar ............................................. 23
b.
Manfaat Media Gambar ................................................ 24
v
c.
Syarat-syarat Media Gambar ......................................... 24
d.
Teknik Penggunaan Media Gambar .............................. 24
e.
Pemeliharaan Media Gambar ....................................... 25
f.
Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar .................. 26
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................. 26
1. Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran .............................. 28
2. Teori Pembelajaran ................................................................ 28
3. Jenis-Jenis Pembelajaran ....................................................... 29
D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 31
E. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan
SiklusPenelitian ........................................................................... 33
1.
Metode Penelitian ................................................................. 33
2.
Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian ..... 34
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ....................... 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 37
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 37
H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data .................................. 38
1.
Instrument Tes ...................................................................... 38
2.
Instrumen Nontes ................................................................. 38
a.
Catatan Lapangan .......................................................... 38
b.
Wawancara .................................................................... 38
c.
Lembar Observasi ......................................................... 38
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.............................. 40
1.
Analisis Data ........................................................................ 40
vi
2.
a.
Aktivitas Guru ............................................................... 40
b.
Aktivitas Siswa ............................................................. 41
c.
Hasil Belajar .................................................................. 41
Interpretasi Data ................................................................... 41
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan....................................... 43
1.
Perencanaan ....................................................................... .. 43
2.
Pelaksanaan....................................................................... ... 43
3.
Pengamatan .......................................................................... 43
4.
Refleksi ................................................................................ 43
5.
Penilaian ............................................................................... 44
BAB IV.DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah............................................................ 45
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu ...... 44
2. Visi dan Misi .......................................................................... 45
3. Sarana dan Prasarana .............................................................. 46
a. Fasilitas Sekolah ............................................................. 46
b. Waktu Pembelajran......................................................... 47
c. Keadaan Guru ................................................................. 47
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan ..... 48
1. Siklus 1 .................................................................................. 49
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 49
b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 50
c. Tahap Observasi ............................................................ 51
d. Tahap Refleksi ............................................................... 54
e. Keputusan ...................................................................... 58
2. Siklus 2 .................................................................................. 60
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 60
b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 60
c. Tahap Observasi ............................................................ 61
vii
d. Tahap Refleksi ............................................................... 65
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 69
D. Pembahasan ................................................................................. 71
BAB V
1.
Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ........... 71
2.
Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran ............ 73
3.
Deskripsi Hasil Pembelajaran .............................................. 75
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
: Tahapan Intervensi Tindakan ...........................................
35
Tabel 1.2
: Teknik Pengumpulan Data ...............................................
40
Tabel 1.3
: Klasifikasi Aktifitas Guru .................................................
41
Tabel 1.4
: Tabel Pembobotan Penilaian ............................................
42
Tabel 1.5
: Tabel Diskusi Kelompok ..................................................
44
Tabel 2.1
: Sarana dan Prasarana ........................................................
46
Tabel 2.2
: Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna
Jurang Mangu Tahun Pelajaran 2013-2014 ......................
48
Tabel 2.3
: Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu ......
51
Tabel 2.4
: Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat
Pre-test ..............................................................................
52
Tabel 2.5
: Hasil Pre-Test ...................................................................
56
Tabel 2.6
: Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat
Post-Test ...........................................................................
59
Tabel 2.7
: Hasil Post-Test ..................................................................
62
Tabel 3.1
: Aktivitas Guru Selama Porses Pembelajaran Saat
Post Test ...........................................................................
72
Tabel 3.2
: Hasil Post-Test Diskusi Kelompok I ................................
65
Tabel 3.3
: Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu .
68
Tabel 3.4
: Hasil Pretest di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu .....
69
Tabel 3.5
: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses
Pembelajaran .....................................................................
ix
71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
: Model Penelitian Tindakan Kelas ..................................
Gambar 4.1
: Grafik Perbandingan Tindakan Siswa Selama Proses ....
34
Pembelajaran yang Sesuai dengan KBM Pada Pertemuan
Pertama dan Kedua ...........................................................
x
72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap proses pembelajaran selalu melibatkan pendidik dan peserta
didik, maka diperlukan hubungan timbal balik yang baik antara guru dan
keduanya
sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas
pembelajaran melibatkan kemampuan fisik, kemampuan mental, dan kemampuan
sosial.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD(Sekolah Dasar) dan MI
(Madrasah Ibtidaiyah) pada salah satu SK(Standar Kompetensi) untuk siswa kelas
V
Semester
satu
khususnya
aspek
berbicara
adalah
sebagai
berikut;
mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan
menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
Dalam hal ini dijabarkan ke dalam “KD (Kompetensi Dasar) yaitu menceritakan
hasil pengamatan dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar"
Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan
salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki
dan dikuasai oleh seseorang. Masalah yang dihadapi adalah rata-rata hasil belajar
siswa masih dibawah KKM (65), pembelajaran keterampilan berbicara di MI AlHusna kurang maksimal,guru cenderung lebih dominan pada pembelajaran teori
kebahasaan, maka keterampilan berbicara belum tercapai secara optimal, terbukti
siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang
percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi cerita
dan sebagainya.
Kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan kembali isi ceritanya
disebabkan karena daya imajinasi siswa untuk menangkap penjelasan guru secara
menyeluruh masih rendah sehingga cerita yang disampaikan guru tidak dapat
diceritakan
kembali
sepenuhnya
oleh
siswa.
Oleh
karena
itu,
guru
mengembangkan media pembelajaran melelui penggunaan media gambar cerita
dengan maksud agar siswa dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan
imajinasinya yang akhirnya siswa dapat mengungkapkan kembali isi cerita.
1
2
Penggunaan
gambar
cerita
merupakan
alat
bantu
(media)
agar
pembelajaran tidak terkesan monoton. Dengan media ini diharapkan anak
terangsang untuk menggunakan daya indera pendengarannya secara maksimal
untuk menyimak cerita guru. Setelah anak menyimak cerita guru, daya imajinasi
anak akan muncul selaras dengan alur dan tokoh cerita guru, dan akhirnya anak
mempunyai kemampuan menceritakan kembali sesuatu yang telah diceritakan
oleh gurunya dan juga dapat mengadopsi perilaku positif dari tokoh cerita.
Kemampuan anak untuk menceritakan kembali isi cerita merupakan modal dasar
anak dalam melatih aspek keterampilan berbicara.
Siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya keterampilan berbicara, karena tidak dipergunakannya alat peraga atau
gambar yang membuat siswa tertarik untuk mempelajarinya. Siswa juga kurang
menguasai keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Karena itu, penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara melalui
media gambar perlu dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
siswa. Dengan media gambar, peneliti mengangkat judul ini yaitu:
“Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media
Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V MI Al-husna”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang
timbul
berkaitan dengan rendahnya kemampuan
berbicara
yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Rata-rata hasil belajar siswa dibawah KKM (65)
2. Pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah dasar MI-Al-husna kurang
maksimal.
3. Siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang
percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi
cerita dan sebagainya.
3
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih terfokus pada pokok
masalah perlu dilakukan pembatasan masalah. Skripsi ini hanya dibatasi pada
pembahasan upaya untuk meningkatkan kemampuan bercerita atau berbicara
melalui penggunaan media gamabar cerita. Gambar cerita yang dimaksudkan di
sini adalah terdiri dari beberapa gambar seri yang apabila dirangkai akan
mempunyai sebuah makna cerita. Upaya tersebut dilakukan oleh peneliti dikelas
V smester ganjil di MI Al-husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasakan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan
media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI AlHusnaTanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia bagi
siswa V MI Al-HusnaTanggerang Selatan .
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik,
khususnya keterampilan berbicara meningkat.
2. Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan
media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan
keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat.
3. Kepala Sekolah
Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari
pemerintah agar media tersebut dapat digunakan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif. Tarigan mengungkapkan bahasa“berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”1 Sebagai
peluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu
sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audiblej) dan kelihatan (visible)yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. selanjutnya Burhan
Nurgiyantoro menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan berbahasa kedua
setelah menyimak bunyi-bunyi bahasa tersebut. Selain pendapat tersebut, Brown
menyatakan bahwa berbicara sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa
yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara lisan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Lee yang menyatakan bahwa berbicara
adalah suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, isi, hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dipahamai oleh orang lain. Hal ini berarti berbicara dapat diartikan sebagai salah
satu keterampilan berbahasa yang bersifat menyampaikan sesuatu pada orang lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah kemampuan
menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu
agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh pendengarnya.2
Berbicara selalu ada hubungannya dengan aspek mendengar, karena siswa
dapat berbicara setelah mendengar lebih dahulu. Penerapan aspek berbicara dalam
pendekatan
linguistik
kontrastif
dimulai
dari
pengajaran
cakapan
(diskusi,dialog)struktur kalimat tanya yang digunakan oleh guru selalu
dibandingkan dengan B1, juga berbentuk struktur kalimat tannya.
1
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar (Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013) h. 193
2
Ibid., h. 104
4
5
Penerapan latihan berbicara dengan cara menafsiri atau menceritakan
gambar atau benda, juga dapat memperlancar pengajaran berbicara. Gambar seri
dapat memudahkan para siswa berbicara daripada gambar tunggal. Benda tiruan
atau benda sebenarnya dapat dijadikan bahan pengajaran berbicara. Apalagi
benda-benda sebenarnya itu siswa dapat memegang atau memiliki satu persatu.3
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik harus menguasai
keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran
keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan materi saja, tetapi
peserta didik mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai
alat berkomunikasi.
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif. Artinya suatu kemampuan yang dimiliki sesorang untuk
menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang
ada didalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti
mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi
agar terjadi kegiatan komunikasi antar penutur dan mitra tutur.
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
arikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan
pikiran, gagasa, serta perasaan4. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tandayang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan
(visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis, semantik dan linguistik.5
3
Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar
Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif,(Jakarta: Bulan Bintang,1980) h.209-210
4
Tarigan, 1983:14
5
Lisdiana Kurniasih. Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari
2013, pukul . 14.00 WIB
6
2. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai
jenis berbicara. Antara lain diskusi, pidato (menjelaskan, menghibur), ceramah
dan sebagainya. Jenis-jenis keterampilan berbicara tersebut adalah:
a. Diskusi
Diskusi berasal dari kata latin “discutere” , yang berarti bertukar pikiran.
Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan
berdiskusi. Diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang tereatur
dan terarah, baik kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan,
kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai masalah.6 Diskusi juga diartikan
suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir
kelompok.7
Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara verbal dan tatap muka,mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara
tukar-menukar informasi untuk memcahkan masalah. Pada hakekatnya diskusi
ialah percakapan dalam bentuk lanjut.8
Metode diskusi ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai aternatif pemecahan atas sesuatu masalah.
Diskusi yang baik adalah bukan semata timbul dari peran guru. Akan tetapi lebih
dapat apabila timbul darimurid setelah memahami masalah dan situasi yang
dihadapinya. Tetapi dalam hal ini guru/dosen dapat pula membrikan arahan
kepada peserta didik dalam memperoleh tema/ masalah yang tepat untuk
didiskusikan, yang sebelumnya peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari,
memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik diskusi.9
6
Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, 1988), h.37
7
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, (Bandung:
Angkasa,1993), h. 36
8
Djago Tarigan. H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa), h.128
9
Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (bandung:
Alfabeta, 2013), h. 24
7
Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok antara
lain (1) memungkinkan adanya interaksi antara siswa dan guru, juga antara siswa
dan siswa, (2) guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru
dipelajarinya, seperti menilai pemahaman meraka apakah mereka salah mengerti
atau bisa terhadap konsep baru tersebut.Persoalan yang tepat untuk didiskusikan
(1) menarik perhatian siswa, (2) sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3)
memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, (4) pada
umumnya tidak mencari jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan
pertimbangan dan perbandingan.
Metode diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila siswa telah memiliki
pengalaman atau konsep dasar tentang masalah yang akan didiskusikan. Maka
metode ceramah dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori atau konsep
sebelum diskusi dilaksanakan.
1.
Prasyarat diskusi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi
kelompok maupun diskusi kelas.
a) Konsep dasar untuk pemecahan masalah dalam diskusi telah dipahami
oleh siswa
b) Pokok-pokok masalah/kasus yang kan dibahas harus jelas.
c) Peran guru adalah membingbing diskusi, bukan memberi ceramah.
2.
Sikap peserta diskusi
Ada beberapa hal yang hrus dipatuhi oleh para peserta diskusi agar diskusi
berhasil, yakni:
a) Perhatian terfokus pada diskusi, artinya seluruh peserta perhatiannya
harus terpusat pada masalah yang didiskusikan.
b) Tidak ada yang bicara sendiri atau diskusi kecil, kecuali mereka yang
diberi kesempatan untuk berbicara, dan semua harus memperhatikan
dengan sepenuh hati kepada yang sedang diberi kesempatan untuk
berbicara.
c) Menghargai pendapat orang lain walaupun mungkin pendapatnya
berbeda atau bahkan bertolak belakangdengan pendapatnya.
d) Mau mendengar orang lain, tidak hanya mau didengar orang lain.
e) Tidak memotong pembicaraan orang lain, kecuali dalam keadaan ang
8
sangat
terpaksa, karena pembicaraan sudah keluar dari fokus
pembicaraan.10
3.
Pimpinan Diskusi
Pemimpin diskusi dalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar
diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Peran pemimpin diskusi adalah sebagai
pengatur jalannya diskusiagar lancar, dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada anggota kelompok tertentu, menjaga agar berbicara menurut
giliran tidak serempak, menjaga pembicaraantidak dikuasai oleh orang-orang
tertentu yang gemar berbicara, membuka kesempatan bagi orangorang tertentu
(pemalu, penakut) untuk mengemukakan pendapatnya, mengatur pembicaraan
agar didengar oleh semua anggota. Sebagai dingding penangkis artinya pemimpin
diskusi menerima pertanyan, pernyataanatau komentar dari anggota, kemudain
melemparkan kembali kepada anggota.
4.
Mengelola Kelompok Diskusi
Agar diskusi berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan
efisien, diperlukan pengelolan sebaik-bainya, yang paling tidak berupa langkahlangkah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
a) Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk
memilih teman mereka dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan slah satu nil;ai
kewarganegaraan yaitu kebebasan berkelompok. Di samping itu apabila
mereka memilih sendri dimungkinkan mereka sedang saling mengenal dengan
baik dan akan berkerja sama dengan sebaik-bainya.
Banyakanya anggota dalam satu kelompok memaang tidak ada aturan
yang pasti. Tetapi perlu diingat apabila anggota kelompok terlalu banyak
kurang efektif, bahkan dimungkinkan ada beberapa anggota anggota kelompok
yang hanya sekedar menumpang nama saja.
10
Ibid., h.32
9
b) Pengaturan Tempat
Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup ahnya menampung sejumlah
anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan
leluasa bekerja sama/ diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain.
Mereka supaya memilih sendri ketua kelompok mereka secara musyawarah.
Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada adpat disiasati agar mereka mencari
tempat yang dirasa kondusif untuk berdiskusi. Diberikan kesempatan secara
bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi
kelompok dengan sebaik-baiknya.
c) Pelaksanaan Diskusi Kelompok
Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok, guru
menjelakan dahulu permsalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak guru
harus menjelaskan terlebih dahulu tema yang mereka akan diskusikan,
sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka
diskusikan.
Siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah
diskusi
kelompok,
masing-masing
segera
kembali
ke
kelas,
untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian.sedangkan
kelompok yang belum/sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka
berperan sebagai audien yang bertugas memberikan sanggahan pertanyaan,
atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok
penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok
mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini guru bisa bertinak
sebagai moderator.
Adapun hamabatan dalam diskusi antaralain.
1) Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar
belakang yang bermacam-macam ada yang rajin dan ada yang malas, ada
yang pendiam dan ada yang banyak bicara dan sebagainya.
2) Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta
ketuanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulutentang
bagian tema yang harus mereka sajikan, sehingga mereka ada kemantapan
dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya.
10
3) Hambatan dari media, sarana prasarana. Penataan ruangan diupayakan
sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain, juga tempat
duduk pemimpin diskusi, biasa melihat semua peserta diskusi, sehingga
lebih komunikatif.
Beberapa upaya guru agar diskusi berhasil
Ada beberapa yang harus dilakukan dan diupayakan gutu, agar diskusi
berhasil dengan baik, yaitu:
1) Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari
peserta didik.
2) Guru harus menetapkan dirinya sebagai pemimpin diskusi.
3) Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai
pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya.11
5.
Manfaat diskusi
1) Diberikan bila siswa telah memliki konsep atau pengalaman terhadap
bahan yang akan didiskusikan, oleh karean itu sebelum diskusi guru
hendaknya telah memberikan penjelasan tentang bahan yang akan
didiskusikan.
2) Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.
3) Melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
4) Melatih siswa mengahadapi masalah secara berkelompok, berpikir
bersama memecahkan masalah yang mereka hadapi.
6.
Kelemahan metode diskusi
1) Tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab
tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.
2) Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang bhelum poernah
dipelajari sebelumnya.
3) Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
menonjol.
4) Tidak semua topik dapat dijadikan poko diskusi, tetapi hanya beberapa
hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
11
Ibid., h. 30
11
5) Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak.
6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan
buah pikiran mereka, biasanya sulit untuk membatasi pokokmasalahnya.
7) Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan
pendapatnya.
8) Jumlah siswa didalam kelas yang teralalu besar akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
7.
Usaha mengatasi kelemahan metode diskusi
1) Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, misalnya
lima orang murid setiap kelompok.
2) Agar tidak menimbulkan “kelompok-isme”, ada baiknya bila untuk setiap
diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompokkelompokbaru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota
kelompok.
3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat
diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari
kejadian sehari-hari di sekitar sekolah.
4) Mengusahakan penyesuaian dengan berat topik yang dijadikan pokok
diskusi.
5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik
yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.12
Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah partisipan
atau pendengar. Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli
yang ditunjuk untuk mengemukakan pandanganya dari berbagai segi mengenai
suatu masalah. Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan
pembicaraan informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumya telah dislidiki
dengan teliti oleh para peserta diskusi.
1) Menentukan topik dan tujuan
Sebelum seminar dialaksanakan, perlu ditentukan terlebih dahulu topik
atau masalah yang akan diseminarkan.
12
Ibid., h. 34-37
12
2) Penentuan waktu dan tempat
Waktu seminar sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah
atau nasional, umpamanya : Bulan bahasa, Hari Ibu, Hari Pendidikan Nasiaonal.
Jika seminar itu bersekala kecil penentuan waktu perlu diperhatikan, sehingga
dapat dihadiri oleh beberapa peserta.
3) Persiapan fasilitas
Segala kebutuhan dan kelancran seminar sebaiknya dipersiapkan sebaikbaiknya.
b.
Pidato
Pidato adalah berbicara didepan umum, jika bersifat ilmiah disebut
ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis yang digunakan untuk berpidato, bila
dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato. Manfaat teks pidato antara
lain:
a)
Dapat menyampaikan gagasan dengan tertib, teratur dan lancar.
b) Dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar.
c)
Dapat menghindari kealpaan.
d) Memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan
Cara menyusun teks pidato yaitu:
a)
Bagian awal
Berisi ucapan salam, ucapan penghormatan kepada hadirin, ucapan puji
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penegasan bahwa persoalan yang
disampaikan memang penting, penyampaian latar belakang masalah. Dan tanpa
menonjolkan subjektivitas.
b) Bagian isi atau tubuh teks, berisi suatu ulasan yang ingin disampaikan si
pemidato.
c)
Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan.
Berdasarkan tujuanya, pidato tidak ditunjukan untuk mengarahkan audien
untuk memahami sungguh-sungguh masalah yang disampaikan. Pidato bertujuan
13
menyampaikan ide berkenaan dengan suatu isu kepada hadirin, dalam masa yang
sama meyakinkan para hadirin tersebut melalui cara pembawaan pidato. Pemidato
mestilah memahami tujuan pidato ini terlebih dahulu.
Pidato adalah berbicara dimuka umum dengan tujuan memberikan
tambahan ilmu pengetahuan atau untuk mengajak para pendengar berpikir atau
bertindak seperti dinasehatkan oleh orang yang berpidato.
Maksud dan tujuan pidato dibagi menjadi dua yaitu:
a)
Maksud umum
1) Mendorong
Tujuan sebuah komposisi dikatakan mendorong bila pembicara berusaha
untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan
yang kurang baik, serta menunjukan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi-reaksi
yang diharapkan adalah menimbulkan ilham atau membangkitkan emosi para
pendengar.
2) Meyakinkan
Bila pembeicara berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap
mental atau intelektual para pendengar, maka komposisi itu bertujuan untuk
meyakinkan. Komposisi ini biasanya disertai dengan bukti-bukti, faktor-faktor
dan contoh-contohyang kongkrit.
3) Berbuat atau Bertindak
Berbuat atau bertindak dilakukan apabila pembicara menghendaki berbagi
macam tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar.
4) Memberitahukan
Memberitahukan adalah bila pembicara ingin menyampaikan sesuatu pada
pendengar agar mereka mengerti tentang suatu hal.
5) Menyenangkan
Humor merupakan alat yang penting dalam penyajian pidato atau ceramah.
b) Maksud khusus
Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang
14
diharapkan dari para pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.
Tujuan khusus itu merupaka suatu hal yang diharapkan untuk dikerjakan atau
dirasakan, diyakini, dimengerti atau disenangi oleh para pendengar.
c.
Ceramah
Ceramah adalah suatu cara keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Seperti halnya dalam pidato,
dalam ceramah pun alat utama dalam keterampilan berbicara.13
Ceramah juga dapat diartikan bahwa pidato dihadapan para pendengar,
mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Pidato dan ceramah merupakan
suatu sarana komunikasi yang berfungsi menyampaikan suatu informasi secara
langsung, tetapi antara pidato dan ceramah memiliki beberapa perbedan, yaitu
pidato disampaikan untuk suatu tujuan yang penting sedangkan pada ceramah
disampaikan pada pengajaran. Dalam ceramah memiliki ciri khas, yaitu:
a)
Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas
pengetahuan para pendengar, biasanya disampaikan pada orang yang
memiliki keahlian atau dianggap ahli dalam bidang atau disiplin ilmu
tertentu.
b) Terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa
dialog, tanya jawab, diskusi dan sebagainya.
c)
Dapat digunakan alat bantu untuk memperjelas uraian, seperti over head
projector (OHP), lembar peragaan, gambar, dan sebagainya14. Ada respons
dari pendengar mengenai materi yang disampaikan dalam ceramah. Selain
memiliki ciri khas dalam ceramah, ceramah atau metode ceramah juga
memiliki keunggulan
a)
Kelemahan Metode Ceramah
Materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, hanya poin-poin khusus
saja. Dapat memberi semangat para pendengar untuk belajar karena hanya
menyediakan alat pendengaran dan pemahaman saja.
13
Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67
Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67
14
15
b) Kelemahan Metode Ceramah
Karena jumlah pendengar relatif banyak, penceramah cenderung
mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana si pendengar dapat
memahami materi yang disampaikan. Dalam metode ceramah ini siswa cenderung
hanya menjelaskan penjelasaan penceramah, tanpa ada timbal balik.
c)
Perbedaan antara Pidato dan Ceramah
Pada ceramah terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan
pendengar, sedangkan pidato bersifat satu arah. Pidato bertujuan mempengaruhi
pendengar, meyakinkan para pendengar, sedangkan ceramah bertujuan untuk
menjelaskan atau memperluas pengetahuan para pendengar.
Pidato disampaikan secara resmi, sedangkan ceramah disampaikan tidak
secara resmi. Pidato bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau informasi,
sedangkan cermah bertujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan.
3.
KarakteristikKeterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan
keterampilan lainya karakteristik tersebut adalah:
a.
a)
Penyajian Lisan
Peranan Pidato
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu
kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu
sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir
berbicara dengan mudah dapat menguasai massa dan berhasil memasarkan
gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat
manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat
mengubah sejarahyang dapat mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu
bangsa.15
Hitler dalam keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsanya ke
kedalam api peperangan dengan menimbulkan kesengsaraan yang sekian besarnya
15
Gorys Keraf, Komposisi, ( Flores: Nusa Indah, 2004), hal.358
16
kepada umat manusia. Tetapi disamping itu dapat pula dicatat pengaruh tokohtokoh penting, yang sanggup membawa kedamaian manusia berkat kemahiran
bicaranya. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan
suatu tingkat kebudayaan lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian
berbicara menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil
kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
b) Metode Penyajian Oral
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah
komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan
sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dua hal: pertama, dalam
penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan
hadirin, sedangkan komposisi tertulis tidak diperhatikan. Kedua, dalam penyajian
lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus
didahulukan mana yang harus diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu.
Dalam komposisi menulis pembaca bebas memilih mana yang dianggapnya
paling menarik, sedangkan bagian lain dapat ditunda.
Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal empat macam metode
penyajian lisan, yaitu:
1) Metode Impromptu (serta-merta):
metode impromptu adalah metode
penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat.
2) Metode Menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode tadi di atas
3) Metode Naskah: metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau
pidato-pidato.
4) Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah): metode ini sangat dianjurkan
karena merupakan jalan tengah.
Dalam kenyataan metode-metode di atas dapat digabungkan untuk
mencapai hasil yang lebih baik. Paling sering adalah menggabungkan antara
metode naskah dengan metode ekstemporan.
c)
Menentukan Maksud dan Topik
Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan
pada hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau
17
pendengar reaksi itu akan lebih jelas kalau diketahui pula bahwa ada maksud
tertentu yang akan dicapai oleh pembicara atau pengarang. Suatu uraian yang
disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang jelas melalui topik
tadi.
Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainya. Topik dan tujuan pertama-tama
merupakan persoalan dasar dari tema uraian dan wujud dari tema itu sediri, dan
kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan
dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi.
d) Menganalisis Situasi dan Pendengar
Sering kali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu
pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar
belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu
presentasi oralnya berlangsung.
Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar
yangakan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahui pendengar mana yang
akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum iya menganalisis
pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data
umum.
e)
Penyesuaian Diri
Bagaimana setiap pembicara akan merasa kekhawatiran sebelum
menyampaikan uraiannya. Pembicara yang berpengalaman akan menghadapi
situasi dengan melakukan dua hal: pertama, ia akan menyiapkan dan mempelajari
topik pembicaraan dengan sebaik-baiknya, dan kedua, mengadakan kosentrasi
kepada kebutuhan pendengar, sehingga nilai informasinya tidak diragukan. Atau
dengan kata lain pembicara menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya dengan
kebutuhan dan situasi yang ada pada pendengar sendiri.
f)
Penyusunan Bahan
Seperti sudah dikemukakan diatas penyusunan bahan melalui tiga tahap
yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan
18
secara mendetail. Dalam hubungan ini tidak akan diadakan uraian lebih lanjut
mengenai ketiga tahap itu, karena prosedur tekniknya sama dengan komposisi
tertulis.
g) Penyajian Lisan
Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan
melalui langkah di atas, khususnya latihan oral. Latihan oral ini dianggap begitu
penting sehingga pada zaman klasik yunani latin, para orator biasanya
mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya di depan suatu
massa. Namun latihan-latihan pendahuluan (langkah ketujuh) tetap diperlukan
untuk membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.
b. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal
tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara singkat penggunaan
gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.16
Gaya bahasa merupakan gaya bahasa yang retorik, yaitu penggunaan katakata dalam bicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak
dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator
atau ahli pidato.
Ada sekitar 60 buah gaya bahasa yang termasuk kedalam empat kelompok
masing-masing akan dibahas dalam bab-bab berikut:
a)
Metafora
Suatau gaya bahasa seringkali menambahkan kekuatan pada suatu kalimat.
Metafora misalnya, dapat menolong seoarang pembicara melukiskan suatu
gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras. Metafora ialah pemakain
kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648).
Metafora ialah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, dan
tersusun rapi.
16
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 4
19
b) Depersonifikasi
Biasanya gaya bahasa depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat
pengandaian yang secara eksplisit memanfaatkan kata kalaudan sejenisnya
sebagai penjelas gagasan atau harapan.
c)
Alegori
Alegori bersal dari bahasa yunani allegorein yang berarti „berbicara secara
kias‟ diturunkan dari allos „yang lain + agoreuen „berbicara‟.
Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang;
merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah
objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan.
Febal dan parabel merupakan alegori-alegori singkat febal adalah alegori,
yang di dalamnya binatang-binatang berbicara dan bertingkah laku seperti
manusia. Parabel (cerita yang berkaiatan dengan kitab suci) juga merupakan
alegori singkat yang mengandung pengajaran moral dan kebenaran.17
d) Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandungpernyataan yang
berlebih-lebihan jumlahnya, ukuranya dan sifatnya dengan maksud memberi
penekanan pada suatu atau situasi untuk memeperhebat, meningkatkan kesan dan
pengaruhnya.
e)
Epizeukis
Epizeukis adalah gaya bahasa berulangan yang bersifat langsung, yaitu
kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
f)
Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai nama
pengganti nama keseluruhanya, atau sebaliknya (Moeliono, 1984 : 3)Kata
sinekdoke berasal dari bahasa yunani synekdechesthai (syn „dengan‟+ex „keluar‟
+ dechesthai „mengambil,menerima‟) yang secara kalamiah berarti „menyediakan
atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan‟.
17
Ibid.,h. 24
20
g) Epanalepsis
Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa yang berupa perulangan kata
pertama dari baris, klausa atau kalimat menjadi terakhir.
4.
Guna Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi
dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang
keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbicara yang
dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai guru, wartawan, jaksa, dan
penceramah.18
Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa
lisan
yang sangat
erat
kaitannya.Berbicara
bersifat
produktif,sedangkan
mendengarkan bersifat reseftif.Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa,
keterampilan berbahasa jenis reseftif tampak banyak mendukung pemerolehan
bahasa jenis produktif.Dalam suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa
jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-sama guna mencapai
tujuan komunikasi.
Keterampilan
berbahasa
bermanfaat
dalam
melakukan
interaksi
komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat
yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa
yang dimiliki oleh seseorang,misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara,
guru dan wartawan.19
B. Media
1.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Mc. Luhan,
media adalah sarana yang disebut pula channel, karena hakekatnya media telah
memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,
18
Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, (Lindaaja.wordpress.com)
Ibid,.
19
21
mendengar dan melihatdalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini
dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.Secara harfiah
kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi kata tersebut
digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.Kemudian telah banyak
pakar dan organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi20.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku tape recorder,
kaset, vidio kamera, vidio recorder, filem, slide (gambar bingkai) foto, gambar,
grafik, televisi, dan computer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional (Natioanal Education Association/NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.21 Jadi media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedimikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Gagne menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contoh-contohnya.
Menurut Heinich, media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
20
Arief S. Sadiman, dkk,Media Pendidikan,(jakarta: cv RajawaliPers, 2010) h.6
Arief S. Sadiman, dkk.,Ibid., h.7
21
22
penerima pesan (a receiver) Heinich mencontohkan media ini seperti film,
televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur.
Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika
membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar,
model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit,
motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan resistensi belajar siswa.
Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang
dipakainya
orang
kurang
memperhatikan
aspek
disain,
pengembangan
pembelajaran (instruction) produksi, dan evaluasi.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan
abad ke-20 alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan
digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio
visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan
pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk
menghindari verbalisme.22
Penglihatan merupakan indera manusia yang mempunyai kemampuan
paling besar untuk menghayati dunia di sekitar manusia. Berbagai penelitian telah
mendukung pernyataan tersebut, walaupun tidak ada kesepakatan umum tentang
berapa besar distribusi indera penglihatan bila dibandingkan dengan indera lain
mengingat banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi.
Kita menggunakan mata untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda, atau
hal yang menarik perhatian. Kenyataan ini mempunyai arti penting untuk
keperluan belajar mengajar. Kemampuan penglihatan ini harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam merencanakan strategi latihan dalam mengembangkan bahan
pembelajaran.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
22
Arif Sadiman,Loc.Cit., h. 7
23
terjadinya proses belajar pada dirinya dan media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak
didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu diucapkan oleh guru dengan kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian anak-anak dapat lebih mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa
menggunakan media.Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
2.
Media Gambar
a.
Pengertian Media Gambar
Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, gambar dalah tiruan barang
(orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual
dua dimensi diatas bidang yang tidak transparan.23Gambar secara garis besar
dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan,dan foto. Gambar merupakan
media fisual yang pentingdan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat
mengganti kata verbal, mengkonkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan
manusia.Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripadayang diungkapkan oleh
kata-kata.24Guru dapat menggunakan gambar untuk memberi gambaran tentang
sesuatu sehingga penjelasanya lebih konkret daripada bila diuraikan mengunakan
kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam
bentuk yang lebih realistik.25
23
M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia,
2000) h.322
24
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung
Persada,2008) hal.85-89
25
M. Subana, Loc.Cit.,h.322
24
b.
Manfaat Media Gambar
Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah:
a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa,
b) Mempermudah pengertian/pemahaman siswa,
c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih
mudah memahami apa yang dimaksud,
d) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, kita dapat
memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil sehingga
dapat diamati,
e) Menyingkat suatu uraian.26
c.
Syarat-syarat Media Gambar
Agar tujuan pengunaan media gambar dapat tercapai, gambar harus
memenuhi syarat-syarat:
a) Bagus, jelas, menarik, dan mudah dipahami,
b) Cocok dengan materi pembelajaran,
c) Benar dan otentik,
d) Sesuai dengan tingkat umur/kemampuan siswa,
e) Walaupun tidak mutlak sebaiknya gambar menggunakan warna yang
menarik sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk
mengamatinya,
f)
Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran objek yang
sebenarnya,
g) Agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukan
hal yang sedang melakukan perbuatan,
h) Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam
kehidupan sosial.
d.
Teknik Penggunaan Media Gambar
a) Sebelum menggunakan gambar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Pengetahuan apa yang hendak diperlihatkan pada siswa melalui
gambar?
26
Ibid.,h. 322
25
2) Persoalan apa yang hendak dijawab melalui gambar?
3) Kegiatan kreatif apa yang hendak dibina oleh gambar?
4) Reaksi emosional apa yang hendak ditimbulkan oleh gambar?
5) Apakah gambar itu membawa siswa menuju penyelidikan lebih lanjut?
6) Adakah media lain yang lebih tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan?27
b) Dalam mengguanakan gambar, tunjukkanlah hal yang perlu diperhatikan
siswa. Hal yang harus dikemukakan:
1) Apa yang harus dicapai siswa dalam gambar itu?
2) Siswa harus mengerti bagaimana mempelajari gambar itu?
3) Bagaimana siswa menilai gambar?
4) Bagaimana siswa memberikan kritik terhadap gambar?
5) Bagaimana hubungan gambar dengan materi pembelajaran?
c) Bila gambar terlalu luas isinya, berikan seri-seri gambar yang mempunyai
urutan logis.
d) Ketika memperhatikan gambar, mungkin timbul persoalan apakah siswa
dapat melihat gambar atau tidak.
e.
Pemeliharaan Media Gambar
Pemeliharaan gambar sangat penting. Hal ini bertujuan agar kualitas
gambar tetap baik, tidak sobek atau kotor, dan dapat dipakai untuk beberapa kali
kegiatan pembelajaran sehingga meringankan pekerjaan guru.
Gambar pada lembaran kertas (HVS) dapat dijilid menjadi sebuah
kumpulan gambar dan disusun berdasarkan urutan penyajian materi pembelajaran.
Agar mudah mencari gambar yang diperlukan, buku kumpulan itu harus
dilengkapi dengan daftar isi (indeks). Sebaiknya buku kumpulan itu disimpan di
tempat yang aman.28
27
Ibid., h. 323
Ibid., h. 324
28
26
f.
Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar
a) Kelebihan
1) Gambar mudah diproleh pada buku, majalah, koran, album, foto, dan
sebagainya.
2) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata.
3) Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
4) Gambar relatif murah.
5) Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu.
b) Kelemahan
1) Karena berdimensi dua, gambar sukar untik melukiskan bentuk
sebenarnya (yang berdimensi tiga).
2) Gambar tidak dapat melihatkan gerak seperti halnya gambar hidup.
3) Siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan isi gambar. 29
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Belajar adalah perubahan yang secara relatif dan berlangsung lama pada
prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah
satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar
membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu
terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif
bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini
nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa
mendatang (potential behavior). Oleh karena itu perubahan-berubahan terjadi
karena pengalaman.30
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh
karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
29
Ibid.,h. 325
Zikrni Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi
Brother‟s, 2008) hal.82
30
27
bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru.
Skiner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational
Psychology: The Teaching-learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif.
Chaplin dalam Dictionari of Psychology membatasi dengan dua macam
rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan
keduanya: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus.31
Bertolak dari berbagai dari definisi yang telah diutrakan tadi secara umum
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil penglaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengrtian itu perlu
diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai
proses belajar.
Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa
melayu.32 Bahasa adalah pendukung kebudayaan bangsa pemilik bahasa itu.
Makin bertambah tinggi kebudayaan bangsa itu, makin maju bahasanya. Bahasa
Indonesia ialah satu-satunya bahasa baru, yang dalam waktu empat puluh tahun,
dari cita-cita bahasa persatuan, sesungguhnya menjadi bahasa kebangsaan dan
bahasa resmi yang bukan saja dipakai dalam administrasi pemerintahan, dalam
perdagangan, dalam masa media tetapi juga dalam sekolah dari sekolah rendah
hingga kepada perguruan tinggi.33
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,(bandung: PT Remaja rosdakarya, 2003) hal.89-
90
32
33
h.21
Broto, Loc.Cit., h.17
Harimurti Kridalaksana, Seminar Bahasa Indonesia 1968, (Jakarta: Nuasa Indah,1971)
28
1.
Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
a.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang
suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi.
Seorang psikologi pendidikan mendefinisikan pembelajaran lebih padat lagi
sebagai “sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman”. 34
b.
Pengajaran
Pengajaran adalah menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari
cara melakukan sesuatu, memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu,
menyimpan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham. Memandu dan
memfasilitasi
pembelajaran,
memungkinkan
pembelajar
untuk
belajar,
menetapkan kondisi-kondisi pembelajaran.
Perbedaan pembelajaran dan pengajaran adalah fokus pada guru adalah
pengajaran berfokus mengajar atau transfer kompetensi. Pembelajaran adalah
bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau
memandu atau membimbing siswa dalam kompetensi tertentu yang ditentukan
dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan
siswa sebagai bawahan atau dianggap tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu
arah).
2.
Teori Belajar
Banyak Psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang
asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu (stimulus atau
S). Dengan reaksi tertentu ( respon atau R). Sementara itu, ada yang menyatakan
bahwa belajar secara sederhana memang dapat terjadi secara asosiatif S/R seperti
itu, tetapi dalam proses belajar yang rumit, kompleks, persepsi serta pengertian
akan situasi secara keseluruhan (Gestalt) lebih memegang peranan.
Selain itu, belajar tidak semata-mata merupakan suatu akibat dari kondisi
dalam
lingkungan
34
seperti
pada
model-model
Classical
Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,(Jakarta: Pearson
Education, Inc, 2007), h. 8, cet. V
dan
29
InstrumentalConditioning, tetapi bisa juga terjadi karena mencontoh perilaku
yang terjadi disekitarnya. Model yang terakhir ini telah banyak dibahas dan
disebut sebagai observational learning (dikembangkan oleh Albert Bandura) atau
modelling.35
Bedasarkan uraian diatas,ternyata pemanfaatan media pembelajaran harus
mempunyai landasan teori tentang belajar. Karena teori-teori ini dapat memberi
penjelasan tentang proses belajar dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui
proses belajar, media yang dimanfaatkan dapat memberi kemungkinan kepada
siswa belajar secara efektif dan efisien. Karena belajar merupakan proses yang
rumit dan kompleks serta banyak variabel yang mempengaruhi, maka perlu
kiranya kita mengetahui juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik
terhadap proses maupun hasil belajar.36
3. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek
materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku
yang diharapkan. Berikut ini adalah bentuk dari jenis-jenis belajar:
1. Belajar Abstrak
Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalahmasalah yang tidak nyata.
2. Belajar Keterampilan
Belajar Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otakotak/neuromuscular.
35
Zikrni Neni, Loc.Cit., h.82
Yudhi Munadi, Loc.Cit., h.24
36
30
3. Belajar Sosial
Belajar Sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah
sosial.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar Pemecahan Masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan
teliti.Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
5. Belajar Rasional
Belajar Rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).Tujuannya ialah untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsepkonsep.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.Tujuannya adalah agar siswa
memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat
dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.
7. Belajar Apresiasi
Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judegment) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa(affechtive skills) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan
mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Tujuannya ialah agar siswa
31
memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan
tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam
mempelajarinya.37
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah
penelitan yang dilakukan oleh:
a. Penulis Masri, 809018300686, jurusan PGMI, yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok
Pada Siswa Kelas V MI Al-Karmaniyah. Isi dari skripsi ini adalahuntuk
mengetahui keterampilan berbicara bahasa indonesia dengan metode diskusi
kelompok pada siswa kelas V. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui diskusi
kelompok mengalami penigkatan, peningkatan tersebut dapat dilihat melalui
siklus yang telah dilakukan. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 64,5% dan
siklus II dengan nilai rata-rata 69,73. Peningkatan selisih dari siklus I dan
siklus II 5,26. Hasil keterampilan berbicara melalui diskusi kelompok
dikategorikan baik.
b. Penulis Siti Komariah, 1811018300062, jurusan PGMI yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai pada
Siswa Kelas 3 MI Miftahul Khair Tanggerang. Penelitian ini menunjukan
bahwa keterampilan berbicara siswa dengan teknik cerita berantai dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat pada siklus I rata-rata keterampilan
berbicara siswa sebesar 13,36 dengan presentase 60,25% sedangkan pada
siklus II rata-rata keterampilan berbicara siswa sebesar 15,30 dengan
presentase 75% mengalami peningkatan sebesar 14,75% sehingga dapat
memenuhi KKM yaitu 70. Berdasarkan penelitian tersebut dibuktikan bahwa
pembelajaran keterampilan berbicara siswa melalui teknik cerita berantai
layak dan dapat digunakan untuk diterapkan di sekolah karena memberikan
hasil yang baik khususnya dalam keterampilan berbicara.
37
Muhibbin Syah, Loc.Cit., h.122- 124
32
c. Penulis Dina Sakinah, 1110013000005, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Deskripsi melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTS Nur Asysyafi‟iyah Ciputat. Penelitian ini berisi tentang mengetahui peningkatan
keterampilan menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar,
metode yang digunakan adalah PTK. Hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa terahadap keterampilan menulis
karangan deskripsi melalui media gambar, pada siklus I nilai rata-rata siswa
sebesar 72,98%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 84,96%
(nilai KKM 75) peningkatan juga terjadi pada antusiasme dan motivasi siswa
terahadap dalam mengikuti pembelajaran, tangguang jawab, dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikit :
1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan
2. Penggunaan media gambar hasil belajar siswa sesuai dengan nilai KKM dan
siswa berani berbicara di depan kelas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober semester I (ganjil) tahun
pelajaran 2013/2014. Adapun tempat yang dijadikan penelitian adalah MI AlHusna Jurang Mangu Tanggerang Selatan.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus
Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih propesioanal.1
Senada dengan pendapat penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2)
Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.2
PTK atau Classroom Action Research (CAR) Adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan
pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan ...”, yang
dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan
secara kolaboratif oleh guru bidang studidi sekolah oleh pembelajaran
bersamapeneliti dan guru bidang studi secara bergantian. Demikian pulaobservasi
dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian tersebut.
1
Ruswandi Hermawan, Dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, (Bandung:
UPI PRESS, Cet.ke1, 2007)
2
Wijaya Kusumah, dkk., Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Malta
Printindo, 2009), h. 9.
33
34
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus.
Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang
diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan
telah tercapai.
Fokus pembelajaran tersebut adalah:
2. Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas3
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VMI Al-husna, Jurang Mangu
Tanggerang Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
3
h.16.
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
35
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia
MI Al-husna. Peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan
mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang studi Bahasa
Indonesiaberperan sebagai pengajar dan peneliti dan guru Bahasa Indonesia
berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus,
yaitu:
Tabel 1.1Tahapan Intervensi Tindakan
Kegiatan Pendahuluan
a. Datang ke sekolah yang akan dijadikan
subjek penelitian.
b. Konsultasi dengan guru Bahasa Indonesia
pada tempat yang akan dilaksanakannya
penelitian.
Melakukan
survei
memperoleh
gambaran
lapangan
untuk
kondisi
sekolah.
Survei dilakukan dengan mewawancarai guru
bidang
studi
mengetahui
Bahasa
Indonesia
permasalahan
yang
untuk
ada
di
sekolah, mengetahui penggunaan metode
belajar mengajar yang ditampilkan di dalam
kelas, serta mengetahui fasilitas yang ada di
sekolah.
1. Siklus I Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis dan merumuskan masalah
c. Menyiapkan rencana pembelajaran
yang
36
menerapkan media pembelajaran
d. Menyiapkan LKS
e. Menyiapkan
instrument
(tes,
lembar
observasi, catatan lapangan)
f. Melakukan uji coba instrument
g. Menyusun kelompok belajar siswa
2. Tindakan
Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
a. Melakukan
pretes,
penelitian
untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Memberikan
perlakuan
berupa
media
pembelajaran
c. Ketika proses pembelajaran berlangsung
dilakukan
observasi
mengenai
kegiatan
pembelajaran guru dan siswa.
d. Melakukan postes untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkannya model
media gambar
3. Pengamatan
a. Mengumpulkan data penelitian
b. Melakukan diskusi dengan guru Bahasa
Indonesia untuk membahas tentang kendala
atau kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
4. Refleksi
a. Menganalisis data yang diperoleh untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan
37
pada saat siklus selanjutnya
b. Menganalisis
temuan
saat
melakukan
pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan
dari proses pembelajaran yang berlangsung
dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
5. Penilaian
Sikap :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
Kelancaran dalam berpendapat
Santun dalam memberi usul/saran
Keberanian menyampaikan ide/gagsan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dihentikan apabila:
1. Aktivitas pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan
media
gambar
mencapai
75%
sesuai
dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
2. 75% hasil belajar belajar keterampilan berbicara siswa mencapai nilai
KKM 65.
G. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan
kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data
tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, tes hasil
belajar pada siklus akhir. Sumber data pada penelitian ini adalah populasi.
38
H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil
dari program tindakannya dan dilakukan dengan menggunakan beberapa
instrumen, diantaranya:
1. Instrument Tes
Tes adalah merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.
Seperangkat rangsangan (stimulus) yang di berikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor
angka.4 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan dan bentuk
tulisan atau dalam bentuk perbuatan.5 Untuk mengetahui penguasaan konsep
siswa pada konsep lingkungan maka instrument yang digunakan adalah tes tertulis
dalam bentuk pilihan ganda. Pilihan ganda adalah bentuk soal yang dibuat dalam
option/pilihan. Soal terdiri atas pernyataan yang tidak lengkap, kemungkinan
jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Hanya satu jawaban yang benar
(kunci jawaban) selebihnya adalah distractor (pengecoh).
2. Instrument Nontes
dalam instrument nontes yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra
peneliti yang melaukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek
penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat
proses pembelajaran dengan menerapkan media gambar.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam
kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.6 wawancara dilakukan dengan guru
4
Wijaya KusumahLoc.Cit., h.78.
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,1991)
5
h. 35.
6
Rochiati Wiriatnadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 117.
39
Bahasa Indonesia pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan
yang ada di sekolah. Wawancara dilakukan untuk mengungkap kebiasaan yang
dilakukan oleh guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar yang
didapat oleh siswa serta cara guru dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di
kelas.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur maupun tidak
terstruktur, antara lain adalah sebagai berikut:
1) Wawancara Terstrutur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.7
c.
Lembar Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner slalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.8
Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa
yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator media
gambar
I. Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah diperoleh diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan
logisnya, kemudian diinterprestasikan dan disajikan secara actual dan sistematis
dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
7
Ruswandi Hermawan,Loc.Cit. h. 162
Ibid., h. 203
8
40
Tabel 1.2 Teknik Pengumpulan Data
Instrument
Catatan Lapangan
Wawancara
Tes
Lembar Observasi
Kegiatan Pengumpulan Data
Dilaksanakan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, hal yang
diamati berupa kondisi siswa selama
proses pembelajaran menggunakan
media gambar.
Dilaksanakan pendahuluan setelah
proses pembelajaran denga media
gambar pada konsep Lingkungan.
Postest
diberikan
setiap
akhir
pembelajaran dengan menggunakan
media gambar pada setiap siklus.
Dilaksanakan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, hal yang
diamati aktivitas siswa yang muncul
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul
peneliti
menganalisis
data, menganalisis
merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran dan catatan lapangan.
1. Analisis Data
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif meliputi data kemampuan bercerita siswa di depan kelas, sedangkan
data kualitatif meliputi kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
Analisis data dilakukan setiap akhir pertemuan sesuai dengan prosedur analisis
berikut ini.
a. Aktivitas Guru
Pengolahan untuk mengukur tingkat keefektifan guru selama pembelajaran
dioalah secara kualitatif langsung melalui pensekoran dalam sekala ordinal.
41
Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang, cukup,
baik dan baik sekali,9 seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3
Klasifikasi Aktifitas Guru
Skor
4
3
2
1
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
b. Aktifitas Siswa
Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif
dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran kuantitatif dibagi
menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang. Data untuk mengukur kegiatan siswa slama pembelajaran dioalah
setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktivitas
siswa.
c. Hasil Belajar
Pengolahan data untuk aspek kognitif siswa diolah secara kuantitatif
langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan
dibagi menjadi lima kategori ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang.
2. Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan
fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah
dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
a. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung
presentase tiap kategori untuk stiap tindakan yang dilakukan oleh observer dan
menghitung presentase dari pengamat.
9
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010) Cet. Kedua,
h.234
42
Presentase Aktifitas guru
Presentase Aktivitas Siswa
b. Menganalisis jurnal kesan dengan mengemlompokan kesan pendapat siswa ke
dalam klompok komentar positif dan negatif. Kemudian dihitung jumlah
frekuensinya dan langkah selanjutnya dipresentasikan.
Presentase
c. Mengkriteria penilaian kemampuan bicara yang berbrntuk lisan. Kriteria yang
dijadikan pedoman adalah (1) Inisiatif mengajukan pertanyaan ( tepat, agak
tepat, tidak tepat), (2) Kelancaran dalam berpendapat (lancar, agak lancar,
tidak lancar), (3) Santun dalam memberi usul/saran (sopan, agak sopan, tidak
sopan), (4) Keberanian menyampaikan ide/gagsan (berani, agak berani, tidak
berani). Adapun kriteria penilaian yang diberikanadalah sebagai berikut.
Tabel 1.4
Tabel Pembobotan Penilaian
No
Aspek
Deskripsi Kriteria
Bobot
1.
Inisiatif mengajukan
pertanyaan
a. Tepat
b. Agak tepat
c. Tidak tepat
3
2
1
2.
Kelancaran dalam berpendapat
a. Lancar
b. Agak lancar
b. Tidak lancar
3
2
1
3.
Santun dalam memberi
usul/saran
a. Sopan
b. Agak sopan
c. Tidak sopan
3
2
1
4.
Keberanian menyampaikan
ide/gagsan
a. Berani
b. Agak berani
c. Tidak berani
3
2
1
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan
presentasenya yaitu:
43
Rata-rata perolehan skor (M)
Presentase
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan
berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun
strategi-strategi upaya perbaikan siklus berikutnya.
Tahapan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu:
1.
Perencanaan
a.
Hasil reflektif dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b.
Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
c.
Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan refleksi
siklus sebelumnya.
2.
Pelaksanaan
Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang disusun
dengan perbaikan.
3.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan untuk mengumpulkan
dan sesuai dengan instrumen yang telah disusun.
4.
Refleksi
Menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksi dari data penelitian yang
diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakanyang
telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik dari siklus
sebelumnya. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan
maka penelitian ini dicukupkan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil
dilaksanakan.
44
5.
Penilaian
A. Diskusi kelompok kecil
Tabel 1.5
No
Nama siswa
Penilaian
A*
Keterangan :
A* : Inisiatif mengajukan pertanyaan
B* : Kelancaran dalam berpendapat
C* : Santun dalam memberi usul/saran
D* : Keberanian menyampaikan ide/gagsan
B*
C*
D*
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-HusnaJurang Mangu
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum
berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
MI Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan AlQuran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan
dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m².
Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat
menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang
ada di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi:
a. Aqidah Akhlak
b. Quran Hadits
c. Fiqih
d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan
e. Bahasa Arab
2. Visi dan Misi
Visi :
Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang
Selatan
Indikator

Meningkatnya pengembangan kurikulum.

Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan) yang professional.
45
46

Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif

Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan

Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun
non akademik

Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu
kelembagaan.

Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya
lingkungan madrasah yang islami.
Misi :
a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum
b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional.
c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif.
d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan.
e. Melaksanakan
Pengembangan
Peningkatan
Standar
Ketuntasan
dan
Kelulusan.
f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian.
g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel.
h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami.
3. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI
Al-Husna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya :
1. Fasilitas Sekolah
a. Sarana/Ruang Penunjang
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sarana
Ada, Kondisi
Baik
Tidak
Ada
Kurang
Keterangan
1.
Ruang Kepala Sekolah
Baik
-
-
Jumlah = 1
2.
Ruang wakil Kepsek
Baik
-
-
-
3.
Ruang Guru
Baik
-
-
Jumlah= 1
47
4.
RuanTata Usaha
Baik
-
-
Jumlah= 1
5.
Ruang Perpustakaan
Baik
-
-
Jumlah= 1
6.
Ruang UKS
Baik
-
-
Jumlah= 1
7.
Mushallah
Baik
-
-
Jumlah= 1
8.
Ruang keamanan
Baik
-
-
Jumlah = 1
9.
Lapangan upacara
Baik
-
-
Jumlah = 1
10.
Ruang tamu
Baik
-
-
Jumlah = 1
11.
Kantin
Baik
-
-
Jumlah = 1
12.
Toilet,WC,Jumlah
Baik
-
-
Jumlah=6
13.
Laboratorium Bahasa
Baik
Jumlah= 1
14.
Gudang
Baik
Jumlah= 1
b. Prasarana
No
Jenis
Keberadaan
Fungsi
Ada
Tidak Ada
Baik
Tidak baik
1.
Instalasi air
ada
-
Baik
-
2.
Jaringan listrik
ada
-
Baik
-
3.
Jaringan telepon
ada
-
Baik
-
4.
Internet
ada
-
Baik
-
Ket
2. Waktu Pembelajaran
Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari,
dengan ketentuan sebagai berikut :
Hari Senin
=
06.30 – 17.00
Hari Selasa
=
06.30 – 17.00
Hari Rabu
=
06.30 – 17.00
Hari Kamis
=
06.30 – 17.00
Hari Jum’at
=
06.30 – 17.00
3. Keadaan Guru
Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang
Mangu dilihat pada tabel berikut:
48
Tabel 2.2
Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu
Tahun Pelajaran 2013-2014
No.
Nama
1
2
3
4
5
6
7
Anizar Sutanto M.Pd
Ariyani Ummu S.Pd
Purwa Hendra S.Pd
Yahya Maulana S.Pd
Devi Herlina S.Pd
Feny Aprilia S.Pd
Rio Triatmoko S.Pd
8
9
10
Ahmad Yani S.Ag
Iin Yuanita S.Pd
Hartomo Susanto S.Pd
Bidang Tugas
Kepala Sekolah
Waka Bid. Kurikulum
Waka Bid. Kesiswaan
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MI Al-Husna Jurang Mangu
kelas V sebanyak 29 orang. Pelaksanaan pretest yang dilakukan pada hari Senin, 1
Oktober 2013. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung
maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Al-husna Jurang Mangu masih
menganut model pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran yang
berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak nampak. Pembelajaran juga
cenderung sedikit membosankan. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran
dimulai terdapat siswa yang mengobrol bahkan berlari-larian dikelas dan kelihatan
sekali mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa
dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, sehingga
kemungkinan besar mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan (di bawah
KKM).
49
Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas maka peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan media gambar
merupakansalah satu
tipe dari model
pembelajaran
kooperatif
dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 45 orang siswa secara heterogen. Sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan
mempunyai semangat dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran seperti ini siswa
dapat serius tapi juga menggembirakan serta tidak ada siswa yang merasa jenuh
serta mengobrol pada saat pembelajaran dimulai.
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran
menggunkan media gambar, hasil belajar Bahasa Indonesia, dan aktivitas siswa.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus ini adalah 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 35
menit. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengungkapkan pikiran,
pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan
menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencaan ini adalah mendiskusikan
skenario pembelajaran yang dibuat oleh peneliti kepada guru bidang studi Bahasa
Indonesia, adapun peneliti berperan sebagai praktisi dan guru mata pelajaran
berperan sebagai peneliti. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan tugas-tugas guru
mata pelajaran yang berperan sebagai peneliti pada saat penelitian, kegiatan ini
dimaksudkan agar peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan
materi yang diajarkan sebagai media siswa, menyiapkan instrument (tes, lembar
observasi, catatan lapangan, dan jurnal harian siswa), dan kemudian melakukan
uji instrument.
50
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 3 Oktober
2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk
membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini.
Proses pembelajarannya diawali dengan melaksanakan pretes selama 15
menit, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sebelum
pembelajaran dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah-langkah
proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar Kemudian dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan
tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa ataupun siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.
Setelah itu guru menyajikan materi menanggapi suatu persoalan atau peristiwa
dan memberikan saran pemecahanya dengan memperhatikan pilihan kata dan
santun berbahasa secara keseluruhan yang mana guru memulai dengan
menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu dan guru
juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya guru menginstruksiskan siswa untuk membuat kelompok yang terdiri
dari 4-5 siswa. Dilanjutkan dengan memberikan tugas agar setiap kelompok
mendiskusikan tentang materi dan untuk mempersiapkan menjawab soal (tes)
yang akan diberikan oleh guru, setelah itu siswa diberikan soal latihan yang
dikerjakan sendiri-sendiri. Tahap selanjutnya guru menghitung skor nilai hasil tes,
tim yang mendapatkan nilai tertinggi akan diberi penghargaan yaitu dengan
mengumumkan kelompok terbaik nilainya, sehingga bisa memberikan motivasi
agar terus aktif dalam belajar dan meningkat hasil belajarnya khususnya pada
pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk membangkitkan semangat kepada
kelompok yang kurang nilainya.
Berdasarkan proses siklus I di atas diakhiri dengan melakukan postes,
tujuannya adalah mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan kompetensi
tertentu seperti apa yang telah dirumuskan dalam indikator ketercapaian belajar.
51
c. Tahap Observasi
Hasil observasi pada pertemuan pertama, suasana dikelas masih belum
teratur sehingga terdengar suara ribut dari masing-masing kelompok, dikarenakan
mereka masih bingung dengan proses pembelajaran tersebut. Seluruh aktivitas
yang terjadi di kelas guru mata pelajaran mengobservasi atau mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar sekaligus mengamati aktivitas
siswa, dengan melihat hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diberikan pretes
dan postes.
Table 2.3
AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
PRE-TEST
No.
Aspek yang Diamati
1.
a.
Aktivitas siswa selama
mengikuti PBM
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
Siswa mencatat pokok maslah
dalam media gambar
Siswa memperagakan
berbicara menggunakan media
gambar
Prilaku siswa yag tidak
sesuai dengan PBM
Melakukan pekerjaan lain
b.
c.
a.
b.
c.
2.
Jumlah
Presentase
Keterangan
18
62,06%
Baik
18
62,06%
Baik
15
51,72%
Cukup
5
17,24%
Sangat Baik
Mengobrol dengan temannya
9
31,03%
Baik
Mengganggu teman
3
10,34%
Sangat Baik
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
52
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
>80%
= Sangt Kurang (E)
60%-79,99% = Kurang (D)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Baik (B)
00%-19,99% = Sangat Baik (A)
Presentase Aktivitas Siswa
Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:
a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06%
b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06%
c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72%
d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24%
e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03%
f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34%
Tabel 2.4
AKTIVITAS GURU
SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST
NO.
ASPEK YANG DIAMATI
I
1.
2.
PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
II
A.
3.
4.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran
Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan media gambar
NILAI
1 2 3 4
√
√
√
√
53
B.
5.
6.
7.
8.
C.
9.
10.
D.
11.
12.
III
13.
14.
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Memperagakan berbicara menggunakan media
gambar
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media
gambar
Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media gambar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Penilaian Proses Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
PENUTUP
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup pembelajaran
Keterangan
4
= Sangat Baik (SB)
3
= Baik (B)
2
= Cukup (C)
1
= Kurang (D)
0
= Sangat Kurang (E)
Kategori Penilaian
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99%
= Baik (B)
40%-59,99%
= Cukup (C)
20%-39,99%
= Kurang (D)
00%-19,99%
= Sangat Kurang (E)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
54
Presentase Aktivitas Guru
= 73,21 %
= B (Baik)
Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir
siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
o Siswa mulai menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar
o Siswa menyukai metode media gambar karena dengan metode ini siswa
mengetahui nilai/skor kemajuan dirinya sendiri
o Dalam mengerjakan tugas kelompok semua siswa merasa ikut berpartisipasi
dalam mengeluarkan pendapat/pandangannya dan terjadi kerjasama setiap
anggota
d. Tahap Refleksi
Pada siklus I, terdiri dari empat pertemuan yang dilakukan secara
keseluruhan siswa telah berperan aktif selama proses pembelajaran. Akan tetapi
ada sedikit siswa yang pasif. Berdasarkan pembelajaran yang sudah dilakukan
dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang berperan sebagai praktisi dan
observer atau peneliti menganalisis atau merenungi sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I.
Pelaksanaan kegiatan belajar Bahasa Indonesia melalui media gambar yang
telah dilakukan menggambarkan banyak kendala yang masih muncul di kelas
pada saat pemberian tindakan sehingga ada beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki:
55
No.
1
Tindakan
Penyajian
Materi
2
Kerja
Kelompok




3
Kuis
4
Perhitungan
Skor
5

Kekurangan
Ada
beberapa
penjelasan yang
masih
belum
dimengerti oleh
siswa
Siswa
tidak
melakukan
diskusi sungguhsungguh
Siswa
masih
merasa
malu
untuk
mengungkapkan
gagasan
atau
pendapat
Hanya beberapa
siswa yang aktif
memimpin
diskusi
Hasil
belajar
menunjukkan
masih banyaknya
nilai rendah yang
tidak
mencapai
(KKM) yaitu 70
 Siswa kesulitan
dalam
menghitung skor
kemajuan
Penghargaan  Kurang
tim
menariknya
reward
yang
diberikan
oleh
guru
Perbaikan
 Guru harus menjelaskan
secara perlahan agar siswa
dapat mengerti/memahami
materi yang disampaikan.
 Guru harus lebih aktif
memantau siswa agar tidak
ada kesempatan siswa untuk
berkativitas lain selain proses
belajar.
 Memotivasi
siswa
agar
terbentuknya sikap percaya
diri dalam mengungkapkan
pendapat
 Guru selalu memotivasi
siswa
untuk
melakukan
diskusi bersama dengan
teman sekelompoknya
 Guru harus lebih teliti dalam
membangun
tingkat
pemahaman siswa.
 Guru selalu berinteraksi lagi
dengan
siswa
dalam
menjelaskan semua materi
 Guru
mengarahkan
dan
membimbing siswa secara
bertahap untuk menghitung
skor kemajuan mereka
 Guru harus menyiapkan
reward yang lebih menarik,
agar siswa merasa lebih
termotivasi lagi.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I,
peneliti merasa penelitian ini harus diteruskan ke siklus II karena merasa masih
banyak siswa yang mendapatkan nilainya di bawah KKM sehingga belum terjadi
56
peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun
demikian siswa terlihat merespons ketika belajar dengan menggunakan media
gambar karena baru diterapkan metode tersebut dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Proses
perbaikan
akan
dilaksanakan
pada
siklus
II
mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan.
Tabel 2.5
HASIL PRE-TEST
DISKUSI KELOMPOK 1
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
A*
2
3
2
2
2
Penilaian
B* C*
2
1
3
3
2
1
3
3
1
2
D*
1
3
2
3
1
Jumlah
6
12
7
11
6
D*
1
3
2
2
1
Jumlah
6
7
7
6
6
D*
2
3
2
3
2
Jumlah
7
8
6
11
7
DISKUSI KELOMPOK 2
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
A*
2
1
2
1
2
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
Penilaian
B* C*
2
1
1
2
2
1
1
2
1
2
DISKUSI KELOMPOK 3
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
A*
2
2
2
2
2
Penilaian
B* C*
2
1
1
2
2
1
3
3
1
2
guna
57
DISKUSI KELOMPOK 4
No Nama siswa
1.
2.
3.
4.
5
Penilaian
A* B*
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
C*
1
1
1
2
2
D*
2
1
2
2
1
Jumlah
6
6
6
8
7
DISKUSI KELOMPOK 5
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
A*
2
2
2
2
2
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
Penilaian
B* C*
2
2
1
2
2
1
2
3
2
1
D*
3
2
2
3
1
Jumlah
9
7
7
10
6
D*
2
2
2
2
Jumlah
7
6
7
8
DISKUSI KELOMPOK 6
No
1.
2.
3.
4.
Nama siswa
A*
2
1
2
2
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
Keterangan aspek yang dinilai :
A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan
B* =Kelancaran dalam berpendapat
C* = Santun dalam memberi usul/saran
D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan
Keterangan skor aspek yang dinilai :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
:
Penilaian
B* C*
2
1
1
2
1
2
2
2
58
Tepat
=3
Kurang Tepat
=2
Tidak Tepat
=1
Kelancaran dalam berpendapat:
Lancar
=3
Kurang Lancar
=2
Tidak Lancar
=1
Santun dalam memberi usul/saran :
Sopan
=3
Kurang Sopan
=2
Tidak Sopan
=1
Keberanian dan Semangat:
Berani
=3
Kurang Berani
=2
Tidak Berani
=1
e. Keputusan
Berdasarkan data hasil pre-tes di atas, sebelas siswa memperoleh skor 6,
sepuluh siswa memperoleh skor 7, tiga siswa memperoleh skor 8, satu siswa
memperoleh skor 9, satu siswa memperoleh skor 10, satu siswa memperoleh 11,
dan satu siswa memperoleh skor 12. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yakni
100 adalah siswa yang memperoleh skor 12. Untuk siswa yang mendapat skor
terendah yakni 6, mendapat nilai 40. Sedangkan besar nilai KKM Jadi siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM adalah siswa yang mendapat skor kurang dari 8,
yakni sebanyak 24 siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan
penelitian tindakan kelas ini ke siklus II.
59
Table 2.6
Hasil Pre-test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
Rata-rata
Pretes
40
100
50
90
40
40
50
50
40
40
50
60
40
90
50
40
40
40
50
60
70
50
50
80
40
50
40
50
60
53,44
60
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari
siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman
wawancara, dan tes. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam tiga kali
pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Diharapkan
setelah proses pembelajaran siswa mencapai indikator yang telah ditentukan.
Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan
terhadap hasil belajar pada materi mengungkapkan pikiran pendapat, perasaan,
fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan menceritakan hasil
pengamatan, atau berwawancara dengan menggunakan media gambar.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 17 Oktober
2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk
membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini.
Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di siklus II agak sedikit berbeda dengan
pertemuan pertama di siklus I. Hal ini dilakukan atas kesepakatan peneliti dengan
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, tujuannya agar siswa tidak merasa jenuh
dan bosan belajar Bahasa Indonesia. Kegiatan belajar pada siklus II ini diawali
dengan melakukan pre-tes selama 15 menit. Kemudian sebelum guru
menyampaikan materi maka siswa di intruksikan untuk membuat kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang. Dialnjutkan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan menjelaskan indikator pembelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan mengenai pembelajaranbahasa indonesia. Setelah itu guru menyajikan
materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok yang sudah dibuat yang bertujuan agar saling
bertanya apabila ada materi yang sulit dipahami. Selanjutnya guru memberikan
61
soal kuis, soal tersebut dikerjakan sendiri-sendiri artinya tidak boleh bekerjasama.
Kemudian guru memberikan skor dan skor tim tertinggi mendapatkan reward dan
diumumkan di depan kelas sehingga meningkatkan semangat belajar siswa. Proses
pembelajaran siklus II diakhiri dengan melakukan postes siklus II.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, berbeda pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran
siklus II yaitu terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat
dilihat dari pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang membuat
siswa semakin antusias untuk belajar dan saling berdiskusi tentang materi yang
belum dimengerti, kemajuan lain yang diperoleh siswa adalah siswa
berkemampuan rendah sudah mulai bertanya kepada teman kelompoknya yang
berkemampuan sedang maupun tinggi sehingga mereka terlihat terbiasa
mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru mata pelajaran
mengobservasi proses pembelajaran melalui pembelajaran dengan menggunakan
media gambar sekaligus mengamati aktivitas siswa, dan memantau hasil pretes
dan postes, kemudian mengobservasi kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan
sesuai observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Hasil wawancara dengan siswa siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan
perubahan yang positif. Terjadi peningkatan tindakan siswa kelas V MI Al-Husna.
Pada siklus I mula-mulanya siswa masih malu-malu untuk mengajukan gagasan
atau saran, saat siklus II siswa tersebut merasa percaya diri dalam memberikan
gagasan atau berbicara untuk kelompoknya. Dan terjadi peningkatan tindakan
interaksi antara guru dengan siswa.
62
Tabel 2.7
AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
POST-TEST
No.
Aspek yang Diamati
1. Aktivitas siswa selama
mengikuti PBM
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
b. Siswa mencatat pokok maslah
dalam media gambar
c. Siswa memperagakan
berbicara menggunakan media
gambar
2. Prilaku siswa yag tidak
sesuai dengan PBM
a. Melakukan pekerjaan lain
b. Mengobrol dengan temannya
c. Mengganggu teman
Jumlah
Presentase
Keterangan
28
96,55%
Sangat Baik
23
79,31%
Baik
29
100%
Sangat Baik
3
3
1
10,34%
10,34%
3,44%
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
>80%
= Sangt Kurang (E)
60%-79,99% = Kurang (D)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Baik (B)
00%-19,99% = Sangat Baik (A)
Presentase Aktivitas Siswa
63
Presentase Aktivitas Guru =
= 91,95
= A ( Sangat Baik )
Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 96,55%
b) Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar 79,31%
c) Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 100%
d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34%
e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34%
f)
Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44%
Tabel 3.1
AKTIVITAS GURU
SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST
NILAI
NO.
ASPEK YANG DIAMATI
1
2
3
4
I
1.
2.
PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
√
√
II
A.
3.
4.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran
Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
√
B.
5.
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Memperagakan berbicara menggunakan media
gambar
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media
gambar
Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar
6.
7.
√
√
√
64
8.
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
√
C.
9.
10.
D.
11.
12.
III
13.
14.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media gambar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Penilaian Proses Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
PENUTUP
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup pembelajaran
= Sangat Baik
3
= Baik
2
= Cukup
1
= kurang
0
= kurang Sekali
√
√
√
Kategori Penilaian
>80%
√
√
Keterangan
4
√
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Presentase Aktivitas Guru =
=
= 91,07%
= A (sangat baik)
65
d. Tahap Refleksi
Pada siklus II, tampak siswa mampu belajar mandiri, lebih kondusif dan
turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang sulit bekerjasama dalam
mengerjakan tugas kelompok mulai dapat bekerja sama dengan teman
kelompoknya yang lain.
Pada siklus II ini, sudah bisa dikatakan efektif, hal tersebut dapat dilihat
dari siswa yang sudah mulai terbiasa belajar secara berkelompok maupun individu
dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan banyak perbaikan pada siklus I
maka pada siklus II terjadi hasil yang sangat memuaskan. Segala kekurangan yang
ada di siklus I telah dapat diatasi dengan perbaikan yang dilakukan saat tahap
perencanaan.
Tabel 3.2
HASIL POST-TEST
DISKUSI KELOMPOK 1
No
1.
2.
3.
4.
5
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
Penilaian
A* B* C*
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
KELOMPOK 2
Nama siswa
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
A*
3
3
2
2
3
Penilaian
B* C*
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
D*
1
3
2
3
3
Jumlah
9
12
10
11
12
D*
3
2
3
3
3
Jumlah
12
11
10
11
12
66
KELOMPOK 3
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
A*
3
3
2
3
2
Penilaian
B* C*
3
3
3
3
2
3
3
2
1
2
D*
3
3
3
3
3
Jumlah
12
12
10
11
8
D*
3
3
3
3
3
Jumlah
11
11
11
12
9
D*
3
3
2
3
1
Jumlah
12
10
11
12
6
D*
1
3
1
3
Jumlah
7
11
10
12
KELOMPOK 4
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
A*
2
3
3
3
2
Penilaian
B* C*
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2
KELOMPOK 5
No
1.
2.
3.
4.
5
Nama siswa
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
A*
3
3
3
3
2
Penilaian
B* C*
3
3
2
2
3
3
3
3
2
1
KELOMPOK 6
No
1.
2.
3.
4.
Nama siswa
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
A*
2
3
3
3
Penilaian
B* C*
2
2
2
3
3
3
3
3
67
Keterangan aspek yang dinilai :
1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan
2 = Kelancaran dalam berpendapat
3 = Santun dalam memberi usul/saran
4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan
Keterangan skor aspek yang dinilai :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
Tepat
=3
Kurang Tepat
=2
Tidak Tepat
=1
Kelancaran dalam berpendapat :
Lancar
=3
Kurang Lancar
=2
Tidak Lancar
=1
Santun dalam memberi usul/saran
Sopan
=3
Kurang Sopan
=2
Tidak Sopan
=1
Keberanian menyampaikan ide/gagasan:
Berani
=3
Kurang Berani
=2
Tidak Berani
=1
Peneliti dan observer menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran
pada siklus II diperoleh gambaran dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
pada proses penelitian sudah baik karena dibuktikan dengan tingginya hasil
belajar siswa yaitu di atas nilai KKM. Jadi peneliti merasa subjek penelitian sudah
tercapai sesuai dengan indikator pembelajaran dan sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga penelitian dihentikan di siklus II.
Berdasarkan data post-test diatas, satu siswa memperoleh skor 6, satu siswa
memperoleh skor 7, satu siswa memperoleh skor 8, dua siswa memperoleh skor 9,
68
lima siswa memperoleh skor 10, sembilan siswa memperoleh skor 11, dan
sepuluh siswa memperoleh skor 12. Banyak siswa yang memperoleh nilai
dibawah nilai KKM atau mendapat skor kuarang dari 8 adalah seabnyak 2 orang
siswa
Table 3.3
Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
Rata-rata
Pretes
70
100
80
90
100
100
90
80
90
100
100
100
80
90
60
90
90
90
100
70
100
80
90
100
40
50
90
80
100
86,20
69
C. Pemeriksa keabsahan Data
Hasil siklus I
Table 3.4
Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
Rata-rata
Pretes
40
100
50
90
40
40
50
50
40
40
50
60
40
90
50
40
40
40
50
60
70
50
50
80
40
50
40
50
60
53,44
70
Hasil siklus II
Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
NAMA
Abdul Aziz
Adji Akbar
Amira Kaleela
Anaka Irsa
Azriel FR
Banin Ramiza
Dias Fadillah
Dinda Syifa
Dini Kamila
Fatimah afifah
Ghaida Afra
Haikal Akbar
Izzati Sabrina
Karimah
Kirana
Muhammad Imarul
Muhammad Kamal
Muhammad Rizki
Muhammad Vaza
Nabila Azzahra
Rifqi Nur Hadi
Riri Khairunisa
Rosyad A
Salman Alfansi
Shabrina Farhana
Sofil
Syahinaz
Tiram Agiya
Qila Khusnul
Rata-rata
Pretes
70
100
80
90
100
100
90
80
90
100
100
100
80
90
60
90
90
90
100
70
100
80
90
100
40
50
90
80
100
86,20
1) Kesimpulan
Dari hasil pre-test dan post-test di atas, yaitu mengalami peningkatan dari
hasil pre-test 53,44 dan hasil post-test 86,20 sebesar 32,76. Dengan
demikian, dari hasil penelitian ini peneliti menyatakan bahwa ada
71
peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berbicara siswa melalui
pemanfaatan media gambar antra pre-test dan nilai pos-test.
D. Pembahasan
1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa selama proses pembelajaran
dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua mengalami peningkatan.
Tabel 3.5
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
No.
Aspek yang Diamati
1.
Aktivitas siswa selama
mengikuti PBM
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
Siswa mencatat pokok maslah
dalam media gambar
Siswa memperagakan
berbicara menggunakan media
gambar
Prilaku siswa yag tidak
sesuai dengan PBM
Melakukan pekerjaan lain
Mengobrol dengan temannya
Mengganggu teman
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
Presentase
Pertemuan 1
Presentase
Pertemuan 2
62,06%
100%
62,06%
78,12%
51,72%
93,75%
17,24%
31,03%
10,34%
6,25%
9,37
3,12%
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
72
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
keterampilan berbicara pada pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa
yang sesuai dengan pelajaran adalah 58,61% dengan kategori “cukup”. Banyak
siswa yang belum berani maju kedepan kelas untuk berbicara. Hal ini desebabkan
rasa gugup dan takut, ada pula yang malu-malu.
Hanya 19,53% dari siswa yang beraktivitas tidak sesuai dengan
pembelajaran. Dan ini masuk kategori “sangat baik”. Hal ini terjadi karena pada
saat proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa melakukan aktivitas
lain. Akan tetapi presentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi.
Walaupun demikian, harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut.
Tujuan pertama memperbaiki pertemuan I adalah meninjau kecenderungan
peningkatan aktivitas siswa dalam struktur kebahasaan dan keberanian siswa
untuk berbicara didepan kelas. Kemudian, peneliti pun mengadakan tindakan
perbaikan pada pertemuan II. Dalam grafik, dapat dilihat adanya peningkataan
aktivitas siswa sebesar 33,40%, dimana rata-rata presentase pada pertemuan I
58,55% dan rata-rata presentase pertemuan II 91,95%
120
100
80
pertemuan I
60
pertemuan II
40
20
0
kategori a
kategori b
kategori c
Gambar 2.1
Grafik perbandingan tindakan siswa selama proses pembelajaran
yang sesuai dengan KBM pada pertemuan pertama dan kedua
73
2. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran
Hasil observasi yang dilakukan oleh obsever (rekan sejawat)terhadap
tingkah laku gurudalam mengajar menunjukan bahwa guru telah melaksanakan
tugas dengan baikserta berhasil menggunakan media gambar dalam meningkatkan
keterampilan berbicara siswa. Berikut hasil penilaian aktifitas guru pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Tabel 3.6
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
NO.
ASPEK YANG DIAMATI
I
1.
2.
II
A.
3.
4.
PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
KEGIATAN INTI PELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran
Menunjukan penguasaan materi
Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan
Pendekatan/StrategiPemebelajaran
Melaksanakan pemebelajaran sesuai
dengan kompetensi (tujuan) yang
akan dicapai
Melaksanakn pembelajaran secara
runtun
Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan
alokasi
waktu
yang
direncanakan.
Pemanfaatan
Sumber
Belajar/Media Pembelajran
Menggunakan media gambar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
B.
5.
6.
7.
8.
C.
9.
10.
NILAI
Pertemuan 1 Pertemuan 2
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
2
4
3
74
D.
11.
12.
III
13.
14.
Penilaian Peroses dan Hasil
Belajar
Memantau kemajuan belajar bselar
selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan)
PENUTUP
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup pembelajaran
3
4
3
4
3
3
3
4
Keterangan
4 = Sangat Baik (SB)
2 = Cukup (C)
3 = Baik (B)
1 = Kurang (K)
Kategori Penilaian
>80%
= Sangat Baik (AB)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Presentase aktifitas Guru (pre-tes)
=
=
= 73,21%
= B (Baik)
Presntase aktifitas Guru (post-tes)
=
=
=91,07%
=A (Sangat Baik)
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan presentase
skor aktifitas yang dilakukan oleh guru sebesar 17,86%. Dari presentase ratarata73,21% menjadi 91,07%. Peningktan tersebut terjadi pada beberapa aspek,
75
diantra aspek tersebut adalah pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran.
Dimana dalam hal ini peneliti memanfaatkan media gambar (foto) untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara didepan kelas.
3. Deskripsi Jurnal Siswa
Jurnal siswa berisi enam pertanyaan berkaitan dengan proses pembelajaran,
yang harus diisi oleh setiap siswa. Jawaban atau komentar dari siswa tersebut
dikelompokan kedalam komentar positif dan negatif. Hasil jurnal siswa yang telah
diisi oleh seluruh siswa, yaitu 29 siswa, secara keseluruhan berkomentar positif
terhadap pembelajaran Terampil Berbicara Melalui Media Gambar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar
dalam pembelajaran bahasa indonesia pada
siswa kelas V MI Al-Husna
Tanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yakni mengalami peningkatan
dari satu pertemuan kepertemuan berikutnya. Peningkatan tersebut sebesar
32,76% berupa hasil pada siklus I 53,44% dan siklus II 86,20%.
Peneliti menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (classroom
action research) sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi guru saat
proses
pembelajaran.
Perencanaan
pembelajaran
dalam
peningkatkan
keterampilan berbicara siswa, dengan menggunakan media gambar siswa masingmasing diharapkan menjadi pendorong semangat dan keberanian siswa dalam
berbicara. Dan pada saatnya siswa diharap bisa lebih terampil berbicar. Bukan
saja media gambar tiga dimensi yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa, tetapi media gambar dua dimensi pun dapat meningkatkan keterampilan
berbicara siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan saran berikut:
1. Siswa
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik,
khususnya keterampilan berbicara meningkat.
2. Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan
media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan
keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat.
3. Kepala Sekolah
Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari
pemerintah agar media tersebut dapat digunakan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010
Arsad Mukti, Midar G, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,
Jakarta: Erlangga, 1991
Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar
Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif, Jakarta: Bulan
Bintang,1980
Brown, Douglas, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Jakarta: Pearson
Education, Inc, 2007
Guntur, Henry, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, Bandung:
Angkasa,1993
_________, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa, 2009
H.G. Tarigan, Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa
Hermawan, Ruswandi, dkk., Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar,
Bandung:UPI Press, 2007
Hindun,
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013
Madrasah
Keraf, Gorys, Komposisi, Flores: Nusa Indah, 2004
Kridalaksana, Harimurti, Seminar Bahasa Indonesia 1968, Jakarta: Nuasa
Indah,1971
Kurniasih, Lisdiana, Hakikat Pengembangan Keterampilan Berbicara,
Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari 2013,
pukul . 14.00 WIB
Kusumah, Wijaya, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Malta
Printindo, 2009
Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, Lindaajja.wordpress.com.
Diakses Selasa, 5, maret, 2013, pukul 07.00 WIB.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada press, Cet.1, 2008
77
78
Neni, Zikri, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi
Brother’s, Cet.2, 2008
Sardiman, Arief, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 4, 1996
Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,
Cet.1, 2000
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2008
Sudjana, Nana, Penilaian
Rosdakarya,1991
Hasil
Belajar
Mengajar,
Bandung:
Remaja
Taniredja, Tukiran dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,
bandung: Alfabeta, 2013
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran A.I : Instrumen Tes (Hasil Belajar)
1. Lembar Instrumen
2. Kisi-kisi Instrmen Uji Coba Penelitian
3. Tes Uji Coba
4. Lembar Pretes
5. Lembar Postes
6. Aktivitas Guru Pre-Test
7. Aktivitas Guru Post-Test
8. Aktivitas Siswa Pre-Test
9. Aktivitas Siswa Post-Test
Lampiran A.2 : Instrumen Non Tes
1. Profil Sekolah
2. Absensi Siswa
3. Wawancara Guru Pra Penelitian
4. Wawancara Siswa
5. Daftar Nama Kelompok
6. Catatan Lapangan
LAMPIRAN B
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Lampiran B.I : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Uji Referensi
3. Riwayat Hidup
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan
Media Gambar
Nama Sekolah
Tahun Pelajaran
Kelas/ Semester
Materi Pokok
Siklus
: MI Al-Husna
: 2013/2014
: V/I
: Berbicara
:I
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian
sebagai berikut:
SB : sangat baik,
skor 5
B : baik,
skor 4
C : cukup,
skor 3
K : kurang,
skor 2
SK : sangat kurang, skor 1
No
Aspek Yang Diamati
Terlaksana
Ya
1
Kualitas pengembangan indikator
2
Kualitas pengembengan materi
3
Kualitas pengembangan sekenario
pembelajaran
Ketepatan pemilihan media/alat
bantu
Mengkondisikan kesiapan siswa
dan kesiapan kelas
Apresiasi
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Membangkitkan rasa ingin tahu
siswa (Motivasi)
Menyampaikan tujuan/indikator
yang ingin dicapai
Penjelasan metode pembelajaran
media
Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
Teknik penyampaian materi
Pengelolaan kegiatan
pembelajaran kooperatif
Tidak SB B
Nilai
C
KET
K SK
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Dengan metode pembelajaran
media gambar
Membimbing siswa dalam proses
pembelajaran dengan media
gambar
Keterampilan bertanya
- Kejelasan substansi pertanyaan
- Pemberian acuan
- Teknik menuntun
- Pemberian kesempatan
berpikir
- Pemindahan giliran (distribusi)
- Mengembangkan ide
- Sambutan dan antusias
terhadap jawaban siswa
Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan
mengungkapan pendapat
Mengamati kesuliatan dan
kemajuan belajar siswa
Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut setelah
penyampaian materi
Kemampuan memberikan evaluasi
yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
Merangkum kembali bahan
pelajaran yang disampaikan
Keterampilan memberikan
kesimpulan
Keterampilan menutup pelajaran
Jakarta, ............2013
Pengamat
(..........................................................)
KISI-KISI INSTRUMEN
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan
dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
No
Kompetensi
Indikator
Pertanyaan
dasar
No
Aspek
Soal
yang
diukur
1
2.1 Menanggapi suatu
 Menjelas
1. Menyebutkan
persoalan atau peristiwa
masalah atau
siapa tokoh
dan memberikan saran
peristiwa
utama dalam
pemecahanya dengan
dalam cerita
cerita tersebut.
memperhatikan pilihan
dongeng
kata dan santun
dengan runtun
berbahasa.
2. Menentukan
1,2
C1
3,4,5
C3
6,7,8
C3
9
C1
10,11
C2
12,13
C1
14
C3
15
C3
tempat dan
kejadian.
3. Menganalisis
watak pada
tokoh cerita
tersebut.
4. Menyebutkan
judul dari
cerita tersebut
5. Mencontohkan
sikap positif
dari tokoh
tersebut.
2
2.2 Menceritakan hasil
 Menjelaskan
pengamatan/kunjungan
pokok pokok
isi pokok
dengan bahasa yang
hal yang
dalam gambar
runtun, baik, dan benar.
diamati.
tersbut.
1. Menjelaskan
2. Menentukan
judul yg tepat
pada gambar
3. Menganalisis
kegiatan apa
sajakah pada
gambar.
4. Menyebutkan
16,17
C1
18,19
C3
20,21,22
C3
23,24
C1
25
C2
tanda baca
dalam yang
ada dalam isi
cerita.
3
2.3 berwawancara
 Menyusun
1. Menetukan
sederhana dengan nara
daftar
tema,tokoh
sumber (petani,
pertnyaan
yang dapat
pedagang, nelayan,
untuk
diwawancarai.
karyawan, dll.) dengan
wawancara
memperhatikan pilihan
sesuai dengan
kalimat tanya
kata dan santun
topik serta
yang tepat.
berbahasa.
menggunakan
3. Menyebutkan
klaimat tanya
kata tanya
yang benar.
dalam
2. Menetukan
wawancara.
 Melakukan
4. Menganalisis
kegiatan
sifat dari
berwawancara
tokoh.
berdasarkan
daftar
pertanyaan
dengan
menggunakan
pilihan kata
yang tepat dan
bahasa yang
santun.
Nilai:
Nama :
Kelas :
Jawablah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut?
a. Putri
c. Putra
b. Petani
d. Penduduk desa
2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut?
a. Seekor buaya
c. Seekor katak
b. Seekor sapi
d. Seekor ikan
3. Dimana petani itu tinggal ?
a. Sumatra
c. Kalimantan
b. Sulawesi
d. Jawa
4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan?
a. Menjaring
c. Menjala
b. Memancing
d. Meracuni
5. Dimana petani mendapatkan ikan?
a. Sungai
c. Danau
b. Laut
d. Rawa
6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari
petani tersebut?
a. Pemalas
c. Sungguh-sungguh
b. Patuh
d. Rajin
7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah
sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut?
a. Jahat
c. Protagonis
b. Pemalas
d. Nakal
8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi
dia mempunyai watak yang.?
a. Antagonis
c. Baik
b. Jahat
d. Sopan
9. Apa judul dari cerita tersebut?
a. Petani dan keluarganya
c. Petani yang melanggar janjinya
b. Asal-usul danau toba
d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra
10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut?
a. Jahat, nakal, dan baik
c. Jahat, tekun, dan baik
b. Baik, ulet, dan tekun
d. Tekun, baik, dan jahat
11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut?
a. Ayah yang Baik
c. Tidak menepati janji
b. Penyabar
d. Jujur
12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini?
a. Petani pergi dari rumah
c. Pedagang membawa kain
b. Nelayan membawa jaring
d. Petani pergi kesawah
13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya?
a. Sawah
c. Setiap kampung
b. Kebun
d. Kota
14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut?
a. Pedagang yang sombong
c. Pedagang yang jujur
b. Pedagang yang jahat
d. Pedagang yang tidak jujur
15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang?
a. Berdagang
c. Mencangkul
b. Memancing
d. Berkebun
16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat
tersebut.
a. Tanda seru (!)
c. Tanda titik (.)
b. Tanda titik (.)
d. Tanda tanya (?)
17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca
yang tepat.
a. Tanda seru (!)
c. Tanda titik (.)
b. Tanda tanya (?)
d. Tanda koma (,)
18. Apakah tema dari wawancara tersebut?
a. Membaca
c. Mengarang
b. Mendongeng
d. Menulis
19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut?
a. Kak Kusumo
c. Pak Guru
b. Kak Seto
d. Pak Tani
20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu
gunakan adalah?
a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng.
b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng.
c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng.
d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng
21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan
hal tersebut adalah.
a. Dimana Kak Kusumo mendongeng
b. Apa sajakah kendala mendongeng
c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng
d. Di mana Kak Kusumo mendongeng.
22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah
a. Dimana Kak Kusumo mendongeng
b. Apa sajakah kendala mendongeng
c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng
d. apa manfaat dari mendongeng.
23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara?
a. Apa, siapa dan karena
b. Bagaimana, kapan dan semestinya
c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa
d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan
24. Apa manfaat dari wawancara
a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal
b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara
c. Untuk memastikan pewawancara
d. Untuk memberikan pertanyaan
25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo?
a. Suka mendongeng
b. Suka Menulis
c. Suka mengarang
d. Suka menggambar
Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur
Dengan Guru Kelas IV
Nama
: Purwa Hendra Setiato S.Pd
Jabatan
: Guru Kelas V
Hari / Tanggal
: Kamis, 5 September 2013
Tempat
: MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan
Daftar Pertanyaan:
1.
Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas?
2.
Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?
3.
Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM Bahasa
Indonesia?
4.
Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?
5.
Materi apa yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil ulangan siswa
selalu rendah?
Jurang Mangu, September 2013
Interviewee
Purwa Hendra Setiato S.Pd
Interviewer
Saifuddin
CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna
Hari/Tanggal
:
Kegiatan
: Bahasa Indonesia
Siklus
: Satu
Pelajaran ke-
: I – III
Indikator
Kegiatan siswa
Uraian

Terdapat siswa di kelas V

Siswa masih kurang memahami langkahlangkah belajar menggunakan media
gambar

Siswa mendiskusikan tugas kelompok
Guru berperan sebagai fasilitator dalam
Kegiatan guru
kegiatan praktikum dan diskusi dengan
cara berkeliling kelas dan memantau proses
pembelajaran berlangsung
Interaksi antar siswa

Siswa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya dalam menyelesaikan
tugas kelompok

Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa
cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran

Saling memberikan pendapat kepada siswa
yang lain
Interaksi siswa dengan guru

Siswa berinteraksi dengan guru selama
pembelajaran berlangsung. Siswa
menanyakan tentang tugas yang diberikan
oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa
saja yang harus ditulis dalam lembar
kegiatan kelompok.

Salah seorang siswa dari tiap-tiap
kelompok aktif bertnya kepada guru.
Jenis pertnyaan atau penugasan yang
Membuat laporan tentang gambar
dilakukan siswa
Sumber belajar yang digunakan

Sumber belajar menggunakan buku paket
Bahasa Indonesia BSE terbitan dari
pemerintah

Lamanya waktu
Buku Erlangga
Penggunaan waktu pada proses belajar
mengajar sudah cukup karena sudah
direncanakan sebelumya.
LAMPIRAN A
Wawancara Siswa
Pra Penelitian
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu? Menyenangkan
atau membosankan?
3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau tidak
memuaskan (dibawah KKM)?
5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media gambar?
Lampiran 1
LEMBAR INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
DISKUSI KELOMPOK 1
No
Nama siswa
1.
Abdul Aziz
2.
Adji Akbar
3.
Amira Kaleela
4.
Anaka Irsa
5
Azriel FR
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
DISKUSI KELOMPOK 2
No
Nama siswa
A*
1.
Banin Ramiza
2.
Dias Fadillah
3.
Dinda Syifa
4.
Dini Kamila
5
Fatimah afifah
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
DISKUSI KELOMPOK 3
No
Nama siswa
A*
1.
Ghaida Afra
2.
Haikal Akbar
3.
Izzati Sabrina
4.
Karimah
5
Kirana
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
DISKUSI KELOMPOK 4
No Nama siswa
Penilaian
A* B*
1.
Muhammad Imarul
2.
Muhammad Kamal
3.
Muhammad Rizki
4.
Muhammad Vaza
5
Nabila Azzahra
C*
D*
Jumlah
DISKUSI KELOMPOK 5
No
Nama siswa
A*
1.
Rifqi Nur Hadi
2.
Riri Khairunisa
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
3.
Rosyad A
4.
Salman Alfansi
5
Shabrina Farhana
DISKUSI KELOMPOK 6
No
Nama siswa
A*
1.
Sofil
2.
Syahinaz
3.
Tiram Agiya
4.
Qila Khusnul
Keterangan aspek yang dinilai :
A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan
B* = Kelancaran dalam berpendapat
C* = Santun dalam memberi usul/saran
D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan
Keterangan skor aspek yang dinilai :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
Tepat
=3
Agak Tepat
=2
Tidak Tepat
=1
Kelancaran dalam berpendapat:
Lancar
=3
Agak Lancar
=2
Tidak Lancar
=1
Santun dalam memberi usul/saran :
Sopan
=3
:
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
Agak Sopan
=2
Tidak Sopan
=1
Keberanian dan Semangat:
Berani
=3
Agak Berani
=2
Tidak Berani
=1
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan
presentasenya yaitu :
Rata-rata perolehan sekor (M)
Peresentase
=
Daftar Nama Kelompok 1-6
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
-
Abdul Aziz
-
Banin Ramiza
-
Ghaida Afra
-
Adji Akbar
-
Dias Fadillah
-
Haikal Akbar
-
Amira Kaleela
-
Dinda Syifa
-
Izzati Sabrina
-
Anaka Irsa
-
Dini Kamila
-
Karimah
-
Azriel FR
-
Fatimah afifah
-
Kirana
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
-
Muhammad Imarul
-
Rifqi Nur Hadi
-
Sofil
-
Muhammad Kamal
-
Riri Khairunisa
-
Syahinaz
-
Muhammad Rizki
-
Rosyad A
-
Tiram Agiya
-
Muhammad Vaza
-
Salman Alfansi
-
Qila Khusnul
-
Nabila Azzahra
-
Shabrina Farhana
Lanjutan Lampiran 2
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum
berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. MI
Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan AlQuran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan
dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh
Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m².
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat
menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang ada
di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi:
a. Aqidah Akhlak
b. Quran Hadits
c. Fiqih
d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan
e. Bahasa Arab
2. Visi dan Misi
Visi :
Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang
Selatan
Indikator

Meningkatnya pengembangan kurikulum.

Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan) yang professional.

Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif

Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan

Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non
akademik

Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu
kelembagaan.

Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya
lingkungan madrasah yang islami.
Misi :
a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum
b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional.
c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif.
d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan.
e. Melaksanakan Pengembangan Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan.
f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian.
g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel.
h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami.
3. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI AlHusna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya :
1. Fasilitas Sekolah
a. Sarana/Ruang Penunjang
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana
No
1.
Jenis Sarana
Ruang Kepala Sekolah
Ada, Kondisi
Baik
Baik
Tidak
Ada
Kurang
-
-
Keterangan
Jumlah = 1
2.
Ruang wakil Kepsek
Baik
-
-
-
3.
Ruang Guru
Baik
-
-
Jumlah= 1
4.
RuanTata Usaha
Baik
-
-
Jumlah= 1
5.
Ruang Perpustakaan
Baik
-
-
Jumlah= 1
6.
Ruang UKS
Baik
-
-
Jumlah= 1
7.
Mushallah
Baik
-
-
Jumlah= 1
8.
Ruang keamanan
Baik
-
-
Jumlah = 1
9.
Lapangan upacara
Baik
-
-
Jumlah = 1
10.
Ruang tamu
Baik
-
-
Jumlah = 1
11.
Kantin
Baik
-
-
Jumlah = 1
12.
Toilet,WC,Jumlah
Baik
-
-
Jumlah=6
13.
Laboratorium Bahasa
Baik
Jumlah= 1
14.
Gudang
Baik
Jumlah= 1
b. Prasarana
No
Jenis
Keberadaan
Fungsi
Ada
Tidak Ada
Baik
Tidak baik
1.
Instalasi air
ada
-
Baik
-
2.
Jaringan listrik
ada
-
Baik
-
3.
Jaringan telepon
ada
-
Baik
-
4.
Internet
ada
-
Baik
-
Ket
2. Waktu Pembelajaran
Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari,
dengan ketentuan sebagai berikut :
Hari Senin
=
06.30 – 17.00
Hari Selasa
=
06.30 – 17.00
Hari Rabu
=
06.30 – 17.00
Hari Kamis
=
06.30 – 17.00
Hari Jum’at
=
06.30 – 17.00
3. Keadaan Guru
Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang Mangu
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu
Tahun Pelajaran 2013-2014
No.
Nama
Bidang Tugas
1
Anizar Sutanto M.Pd
Kepala Sekolah
2
Ariyani Ummu S.Pd
Waka Bid. Kurikulum
3
Purwa Hendra S.Pd
Waka Bid. Kesiswaan
4
Yahya Maulana S.Pd
Guru
5
Devi Herlina S.Pd
Guru
6
Feny Aprilia S.Pd
Guru
7
Rio Triatmoko S.Pd
Guru
8
Ahmad Yani S.Ag
Guru
9
Iin Yuanita S.Pd
Guru
10
Hartomo Susanto S.Pd
Guru
Lanjutan Lampiran 2
Absensi Siswa di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu
No.
NAMA
1
Abdul Aziz
2
Adji Akbar
3
Amira Kaleela
4
Anaka Irsa
5
Azriel FR
6
Banin Ramiza
7
Dias Fadillah
8
Dinda Syifa
9
Dini Kamila
10
Fatimah afifah
11
Ghaida Afra
12
Haikal Akbar
13
Izzati Sabrina
14
Karimah
15
Kirana
16
Muhammad Imarul
17
Muhammad Kamal
18
Muhammad Rizki
19
Muhammad Vaza
20
Nabila Azzahra
21
Rifqi Nur Hadi
22
Riri Khairunisa
23
Rosyad A
24
Salman Alfansi
25
Shabrina Farhana
26
Sofil
27
Syahinaz
28
Tiram Agiya
29
Qila Khusnul
Lanjutan Lampiran 3
Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur
Dengan Guru Kelas IV
Nama
: Purwa Hendra Setiato S.Pd
Jabatan
: Guru Kelas V
Hari / Tanggal
: Kamis, 5 September 2013
Tempat
: MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan
Daftar Pertanyaan:
1.
Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas?
2.
Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia?
3.
Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM
Bahasa Indonesia?
4.
Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?
5.
Materi apa
yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil
ulangan siswa selalu rendah?
Jurang Mangu, September 2013
Interviewee
Purwa Hendra Setiato S.Pd
Interviewer
Saifuddin
Lanjutan Lampiran 4
Wawancara Siswa
Pra Penelitian
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu?
Menyenangkan atau membosankan?
3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau
tidak memuaskan (dibawah KKM)?
5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media
gambar?
Daftar Nama Kelompok 1-6
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
-
Abdul Aziz
-
Banin Ramiza
-
Ghaida Afra
-
Adji Akbar
-
Dias Fadillah
-
Haikal Akbar
-
Amira Kaleela
-
Dinda Syifa
-
Izzati Sabrina
-
Anaka Irsa
-
Dini Kamila
-
Karimah
-
Azriel FR
-
Fatimah afifah
-
Kirana
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
-
Muhammad Imarul
-
Rifqi Nur Hadi
-
Sofil
-
Muhammad Kamal
-
Riri Khairunisa
-
Syahinaz
-
Muhammad Rizki
-
Rosyad A
-
Tiram Agiya
-
Muhammad Vaza
-
Salman Alfansi
-
Qila Khusnul
-
Nabila Azzahra
-
Shabrina Farhana
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN
Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna
Hari/Tanggal
:
Kegiatan
: Bahasa Indonesia
Siklus
: Satu
Pelajaran ke-
: I – III
Indikator
Kegiatan siswa
Uraian

Terdapat siswa di kelas V

Siswa masih kurang memahami langkahlangkah belajar menggunakan media
gambar

Siswa mendiskusikan tugas kelompok
Guru berperan sebagai fasilitator dalam
Kegiatan guru
kegiatan praktikum dan diskusi dengan
cara berkeliling kelas dan memantau proses
pembelajaran berlangsung
Interaksi antar siswa

Siswa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya dalam menyelesaikan
tugas kelompok

Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa
cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran

Saling memberikan pendapat kepada siswa
yang lain
Interaksi siswa dengan guru

Siswa berinteraksi dengan guru selama
pembelajaran berlangsung. Siswa
menanyakan tentang tugas yang diberikan
oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa
saja yang harus ditulis dalam lembar
kegiatan kelompok.

Salah seorang siswa dari tiap-tiap
kelompok aktif bertnya kepada guru.
Jenis pertnyaan atau penugasan yang
Membuat laporan tentang gambar
dilakukan siswa
Sumber belajar yang digunakan

Sumber belajar menggunakan buku paket
Bahasa Indonesia BSE terbitan dari
pemerintah

Lamanya waktu
Buku Erlangga
Penggunaan waktu pada proses belajar
mengajar sudah cukup karena sudah
direncanakan sebelumya.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan
Media Gambar
Nama Sekolah
Tahun Pelajaran
Kelas/ Semester
Materi Pokok
Siklus
: MI Al-Husna
: 2013/2014
: V/I
: Berbicara
:I
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian
sebagai berikut:
SB : sangat baik,
skor 5
B : baik,
skor 4
C : cukup,
skor 3
K : kurang,
skor 2
SK : sangat kurang, skor 1
No
Aspek Yang Diamati
Terlaksana
Ya
1
Kualitas pengembangan indikator
2
Kualitas pengembengan materi
3
Kualitas pengembangan sekenario
pembelajaran
Ketepatan pemilihan media/alat
bantu
Mengkondisikan kesiapan siswa
dan kesiapan kelas
Apresiasi
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Membangkitkan rasa ingin tahu
siswa (Motivasi)
Menyampaikan tujuan/indikator
yang ingin dicapai
Penjelasan metode pembelajaran
media
Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
Teknik penyampaian materi
Pengelolaan kegiatan
pembelajaran kooperatif
Tidak SB B
Nilai
C
KET
K SK
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Dengan metode pembelajaran
media gambar
Membimbing siswa dalam proses
pembelajaran dengan media
gambar
Keterampilan bertanya
- Kejelasan substansi pertanyaan
- Pemberian acuan
- Teknik menuntun
- Pemberian kesempatan
berpikir
- Pemindahan giliran (distribusi)
- Mengembangkan ide
- Sambutan dan antusias
terhadap jawaban siswa
Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan
mengungkapan pendapat
Mengamati kesuliatan dan
kemajuan belajar siswa
Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut setelah
penyampaian materi
Kemampuan memberikan evaluasi
yang sesuai dengan indikator yang
ingin dicapai
Merangkum kembali bahan
pelajaran yang disampaikan
Keterampilan memberikan
kesimpulan
Keterampilan menutup pelajaran
Jakarta, ............2013
Pengamat
(..........................................................)
Lampiran 1 kisi kisi
KISI-KISI INSTRUMEN
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan
dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.
No
Kompetensi
Indikator
Pertanyaan
dasar
No
Aspek
Soal
yang
diukur
1
2.1 Menanggapi suatu
 Menjelas
1. Menyebutkan
persoalan atau peristiwa
masalah atau
siapa tokoh
dan memberikan saran
peristiwa
utama dalam
pemecahanya dengan
dalam cerita
cerita tersebut.
memperhatikan pilihan
dongeng
kata dan santun
dengan runtun
berbahasa.
2. Menentukan
1,2
C1
3,4,5
C3
6,7,8
C3
9
C1
10,11
C2
12,13
C1
14
C3
tempat dan
kejadian.
3. Menganalisis
watak pada
tokoh cerita
tersebut.
4. Menyebutkan
judul dari
cerita tersebut
5. Mencontohkan
sikap positif
dari tokoh
tersebut.
2
2.2 Menceritakan hasil
 Menjelaskan
pengamatan/kunjungan
pokok pokok
isi pokok
dengan bahasa yang
hal yang
dalam gambar
runtun, baik, dan benar.
diamati.
tersbut.
1. Menjelaskan
2. Menentukan
judul yg tepat
pada gambar
3. Menganalisis
15
C3
16,17
C1
18,19
C3
20,21,22
C3
23,24
C1
25
C2
kegiatan apa
sajakah pada
gambar.
4. Menyebutkan
tanda baca
dalam yang
ada dalam isi
cerita.
3
2.3 berwawancara
 Menyusun
1. Menetukan
sederhana dengan nara
daftar
tema,tokoh
sumber (petani,
pertnyaan
yang dapat
pedagang, nelayan,
untuk
diwawancarai.
karyawan, dll.) dengan
wawancara
memperhatikan pilihan
sesuai dengan
kalimat tanya
kata dan santun
topik serta
yang tepat.
berbahasa.
menggunakan
3. Menyebutkan
klaimat tanya
kata tanya
yang benar.
dalam
2. Menetukan
wawancara.
 Melakukan
4. Menganalisis
kegiatan
sifat dari
berwawancara
tokoh.
berdasarkan
daftar
pertanyaan
dengan
menggunakan
pilihan kata
yang tepat dan
bahasa yang
santun.
Lampiran 3 lembar uji coba
Nama :
Nilai:
Kelas :
Jawablah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut?
a. Putri
c. Putra
b. Petani
d. Penduduk desa
2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut?
a. Seekor buaya
c. Seekor katak
b. Seekor sapi
d. Seekor ikan
3. Dimana petani itu tinggal ?
a. Sumatra
c. Kalimantan
b. Sulawesi
d. Jawa
4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan?
a. Menjaring
c. Menjala
b. Memancing
d. Meracuni
5. Dimana petani mendapatkan ikan?
a. Sungai
c. Danau
b. Laut
d. Rawa
6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari
petani tersebut?
a. Pemalas
c. Sungguh-sungguh
b. Patuh
d. Rajin
7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah
sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut?
a. Jahat
c. Protagonis
b. Pemalas
d. Nakal
8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi
dia mempunyai watak yang.?
a. Antagonis
c. Baik
b. Jahat
d. Sopan
9. Apa judul dari cerita tersebut?
a. Petani dan keluarganya
c. Petani yang melanggar janjinya
b. Asal-usul danau toba
d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra
10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut?
a. Jahat, nakal, dan baik
c. Jahat, tekun, dan baik
b. Baik, ulet, dan tekun
d. Tekun, baik, dan jahat
11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut?
a. Ayah yang Baik
c. Tidak menepati janji
b. Penyabar
d. Jujur
12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini?
a. Petani pergi dari rumah
c. Pedagang membawa kain
b. Nelayan membawa jaring
d. Petani pergi kesawah
13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya?
a. Sawah
c. Setiap kampung
b. Kebun
d. Kota
14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut?
a. Pedagang yang sombong
c. Pedagang yang jujur
b. Pedagang yang jahat
d. Pedagang yang tidak jujur
15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang?
a. Berdagang
c. Mencangkul
b. Memancing
d. Berkebun
16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat
tersebut.
a. Tanda seru (!)
c. Tanda titik (.)
b. Tanda titik (.)
d. Tanda tanya (?)
17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca
yang tepat.
a. Tanda seru (!)
c. Tanda titik (.)
b. Tanda tanya (?)
d. Tanda koma (,)
18. Apakah tema dari wawancara tersebut?
a. Membaca
c. Mengarang
b. Mendongeng
d. Menulis
19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut?
a. Kak Kusumo
c. Pak Guru
b. Kak Seto
d. Pak Tani
20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu
gunakan adalah?
a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng.
b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng.
c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng.
d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng
21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan
hal tersebut adalah.
a. Dimana Kak Kusumo mendongeng
b. Apa sajakah kendala mendongeng
c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng
d. Di mana Kak Kusumo mendongeng.
22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah
a. Dimana Kak Kusumo mendongeng
b. Apa sajakah kendala mendongeng
c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng
d. apa manfaat dari mendongeng.
23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara?
a. Apa, siapa dan karena
b. Bagaimana, kapan dan semestinya
c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa
d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan
24. Apa manfaat dari wawancara
a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal
b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara
c. Untuk memastikan pewawancara
d. Untuk memberikan pertanyaan
25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo?
a. Suka mendongeng
b. Suka Menulis
c. Suka mengarang
d. Suka menggambar
Lampiran 4
HASIL PRE-TEST
KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
DISKUSI KELOMPOK 1
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Abdul Aziz
2
2
1
1
6
2.
Adji Akbar
3
3
3
3
12
3.
Amira Kaleela
2
2
1
2
7
4.
Anaka Irsa
2
3
3
3
11
5
Azriel FR
2
1
2
1
6
DISKUSI KELOMPOK 2
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Banin Ramiza
2
2
1
1
6
2.
Dias Fadillah
1
1
2
3
7
3.
Dinda Syifa
2
2
1
2
7
4.
Dini Kamila
1
1
2
2
6
5
Fatimah afifah
2
1
2
1
6
DISKUSI KELOMPOK 3
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Ghaida Afra
2
2
1
2
7
2.
Haikal Akbar
2
1
2
3
8
3.
Izzati Sabrina
2
2
1
2
6
4.
Karimah
2
3
3
3
11
5
Kirana
2
1
2
2
7
Penilaian
A* B*
C*
D*
DISKUSI KELOMPOK 4
No Nama siswa
Jumlah
1.
Muhammad Imarul
2
1
1
2
6
2.
Muhammad Kamal
2
2
1
1
6
3.
Muhammad Rizki
2
1
1
2
6
4.
Muhammad Vaza
2
2
2
2
8
5
Nabila Azzahra
2
2
2
1
7
DISKUSI KELOMPOK 5
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Rifqi Nur Hadi
2
2
2
3
9
2.
Riri Khairunisa
2
1
2
2
7
3.
Rosyad A
2
2
1
2
7
4.
Salman Alfansi
2
2
3
3
10
5
Shabrina Farhana
2
2
1
1
6
DISKUSI KELOMPOK 6
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Sofil
2
2
1
2
7
2.
Syahinaz
1
1
2
2
6
3.
Tiram Agiya
2
1
2
2
7
4.
Qila Khusnul
2
2
2
2
8
Keterangan aspek yang dinilai :
A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan
B* = Kelancaran dalam berpendapat
C* = Santun dalam memberi usul/saran
D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan
Keterangan skor aspek yang dinilai :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
Tepat
=3
Agak Tepat
=2
Tidak Tepat
=1
Kelancaran dalam berpendapat:
Lancar
=3
Agak Lancar
=2
Tidak Lancar
=1
Santun dalam memberi usul/saran :
Sopan
=3
:
Agak Sopan
=2
Tidak Sopan
=1
Keberanian dan Semangat:
Berani
=3
Agak Berani
=2
Tidak Berani
=1
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan
presentasenya yaitu :
Rata-rata perolehan sekor (M)
Peresentase
=
Lampiran 5
HASIL POST-TEST
KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
DISKUSI KELOMPOK 1
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Abdul Aziz
2
3
3
1
9
2.
Adji Akbar
3
3
3
3
12
3.
Amira Kaleela
2
3
3
2
10
4.
Anaka Irsa
2
3
3
3
11
5
Azriel FR
3
3
3
3
12
KELOMPOK 2
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Banin Ramiza
3
3
3
3
12
2.
Dias Fadillah
3
3
3
2
11
3.
Dinda Syifa
2
3
2
3
10
4.
Dini Kamila
2
3
3
3
11
5
Fatimah afifah
3
3
3
3
12
KELOMPOK 3
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Ghaida Afra
3
3
3
3
12
2.
Haikal Akbar
3
3
3
3
12
3.
Izzati Sabrina
2
2
3
3
10
4.
Karimah
3
3
2
3
11
5
Kirana
2
1
2
3
8
KELOMPOK 4
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Muhammad Imarul
2
3
3
3
11
2.
Muhammad Kamal
3
2
3
3
11
3.
Muhammad Rizki
3
2
3
3
11
4.
Muhammad Vaza
3
3
3
3
12
5
Nabila Azzahra
2
2
2
3
9
KELOMPOK 5
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Rifqi Nur Hadi
3
3
3
3
12
2.
Riri Khairunisa
3
2
2
3
10
3.
Rosyad A
3
3
3
2
11
4.
Salman Alfansi
3
3
3
3
12
5
Shabrina Farhana
2
2
1
1
6
KELOMPOK 6
No
Nama siswa
A*
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
1.
Sofil
2
2
2
1
7
2.
Syahinaz
3
2
3
3
11
3.
Tiram Agiya
3
3
3
1
10
4.
Qila Khusnul
3
3
3
3
12
Keterangan aspek yang dinilai :
1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan
2 = Kelancaran dalam berpendapat
3 = Santun dalam memberi usul/saran
4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan
Keterangan skor aspek yang dinilai :
Inisiatif mengajukan pertanyaan
Tepat
=3
Agak Tepat
=2
Tidak Tepat
=1
Kelancaran dalam berpendapat :
Lancar
=3
Agak Lancar
=2
Tidak Lancar
=1
Santun dalam memberi usul/saran
Sopan
=3
Agak Sopan
=2
Tidak Sopan
=1
Keberanian menyampaikan ide/gagasan:
Berani
=3
Agak Berani
=2
Tidak Berani
=1
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan
presentasenya yaitu :
Rata-rata perolehan sekor (M)
Peresentase
=
Lampiran 6
AKTIVITAS GURU
SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST
NO.
ASPEK YANG DIAMATI
I
1.
2.
PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
II
A.
3.
4.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran
Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan media gambar
B.
5.
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Memperagakan berbicara menggunakan media
gambar
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media
gambar
Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
6.
7.
8.
C.
9.
10.
D.
11.
12.
III
13.
14.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media gambar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Penilaian Proses Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
PENUTUP
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup pembelajaran
NILAI
1 2 3 4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
4
= Sangat Baik (SB)
3
= Baik (B)
2
= Cukup (C)
1
= Kurang (D)
0
= Sangat Kurang (E)
Kategori Penilaian
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99%
= Baik (B)
40%-59,99%
= Cukup (C)
20%-39,99%
= Kurang (D)
00%-19,99%
= Sangat Kurang (E)
Presentase Aktivitas Guru
= 73,21 %
= B (Baik)
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Guru Post-Test
AKTIVITAS GURU
SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST
NILAI
NO.
ASPEK YANG DIAMATI
1
2
3
4
I
1.
2.
PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
√
√
II
A.
3.
4.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran
Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
√
B.
5.
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Memperagakan berbicara menggunakan media
gambar
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media
gambar
Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
6.
7.
8.
√
√
√
√
C.
9.
10.
D.
11.
12.
III
13.
14.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media gambar
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Penilaian Proses Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
PENUTUP
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup pembelajaran
Keterangan
√
√
√
√
√
√
4
= Sangat Baik
3
= Baik
2
= Cukup
1
= kurang
0
= kurang Sekali
Kategori Penilaian
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Presentase Aktivitas Guru =
=
= 91,07%
= A (sangat baik)
lampiran 8 Aktivitas Siswa Pre-Test
AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
PRE-TEST
No.
Aspek yang Diamati
1. Aktivitas siswa selama
mengikuti PBM
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
b. Siswa mencatat pokok maslah
dalam media gambar
c. Siswa memperagakan
berbicara menggunakan media
gambar
2. Prilaku siswa yag tidak
sesuai dengan PBM
a. Melakukan pekerjaan lain
b. Mengobrol dengan temannya
c. Mengganggu teman
Jumlah
Presentase
Keterangan
18
62,06%
Baik
18
62,06%
Baik
15
51,72%
Cukup
5
9
3
17,24%
31,03%
10,34%
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
>80%
= Sangt Kurang (E)
60%-79,99% = Kurang (D)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Baik (B)
00%-19,99% = Sangat Baik (A)
Presentase Aktivitas Siswa
Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:
a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06%
b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06%
c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72%
d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24%
e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03%
f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34%
Lampiran 9 Aktivitas Siswa Post-Test
AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
POST-TEST
No.
Aspek yang Diamati
1. Aktivitas siswa selama
mengikuti PBM
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
b. Siswa mencatat pokok maslah
dalam media gambar
c. Siswa memperagakan
berbicara menggunakan media
gambar
2. Prilaku siswa yag tidak
sesuai dengan PBM
a. Melakukan pekerjaan lain
b. Mengobrol dengan temannya
c. Mengganggu teman
Jumlah
Presentase
Keterangan
28
96,55%
Sangat Baik
23
79,31%
Baik
29
100%
Sangat Baik
3
3
1
10,34%
10,34%
3,44%
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM
>80%
= Sangat Baik (A)
60%-79,99% = Baik (B)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Kurang (D)
00%-19,99% = Sangat Kurang (E)
Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM
>80%
= Sangt Kurang (E)
60%-79,99% = Kurang (D)
40%-59,99% = Cukup (C)
20%-39,99% = Baik (B)
00%-19,99% = Sangat Baik (A)
Presentase Aktivitas Siswa
Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:
a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 96,55%
b) Siswa yang berkerjasama dengan kelompoknya sebanyak 79,31%
c) Siswa yang berani maju ke depan kelas untuk bercerita sebanyak 100%
d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34%
e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34%
f)
Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44%
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
Nama Sekolah
:MI Al Husna Jurang Mangu
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Smester
: V / I (satu)
Standar Kompetensi
: 2 Berbicra
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta
secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan,
menceritakan
hasil
pengamatan,
atau
berwawancara
Waktu
: 2 X 35 menit
BERBICARA
A. Kompetensi Dasar
2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran
pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa
B. Indikator

Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita
rakyat

Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat
terjadi

Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun
C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menceritkan cerita rakyat
Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani
D. Materi Pokok

Teks cerita rakyat
E. Pengalaman Belajar

Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi :

-
Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
-
Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat
Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
-
Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan
terhadap suatu persoalan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
-
Memperagakan berbicara menggunakan media gambar
-
Memberikan pertanyaan berdasarkan media gambar
-
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar
-
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
-
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
F. Metode/Sumber Belajar

Metode
: Tanya jawab, diskusi, penugasan

Sumber Belajar
:
Gambar,
teks,
Bahasa
Indonesia
Membuatku Cerdas 5
G. Penilaian
Indiktor Pencapaian
 Siswa dapat mendengarkan penjelasan
 Siswa dapat menanggapi pertanyaan
 Siswa dapat menanggapi cerita rakyat
 Siswa dapat menceritakan kembali
cerita rakyat
Teknik
Penilaian
 Lisan
 Tertulis
Bentuk
Instrumen
Lembar
penilaian
produk
Contoh
Instrumen
 Mencritakan
kembali cerita
rakyat
 Tuliskan lah
hal-hal penting
dari penjelasan
soal cerita
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
 Produk
No
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
skor
 Tepat
3
 Kurang tepat
2
 Tidak tepat
1
 Performasi
No Aspek
1.
2.
3.
4.
Kriteria
skor
Inisiatif mengajukan

Tepat
3
pertanyaan

Kurang tepat
2

Tidak tepat
1
Kelancaran dalam

Lancar
3
berpendapat

Kurang lancar
2

Tidak lancar
1
Santun dalam memberi

Sopan
3
usul/saran

Kurang sopan
2

Tidak sopan
1
Keberanian menyampaikan

Berani
3
ide/gagsan

Kurang berani
2

Tidak berani
1
 Lembar Penilaian
No
Nama siswa
A*
1.
Abdul Aziz
2.
Adji Akbar
3.
Amira Kaleela
4.
Anaka Irsa
5
Azriel FR
Mengetahui
Guru kelas V
Purwa Hendra Setiato S.Pd
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
Tanggerang, 8 Oktober 2013
Peneliti
Saifuddin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
Nama Sekolah
:MI Al Husna Jurang Mangu
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Smester
: V / I (satu)
Standar Kompetensi
: 2 Berbicra
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta
secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan,
menceritakan
hasil
pengamatan,
atau
berwawancara
Waktu
: 2 X 35 menit
BERBICARA
H. Kompetensi Dasar
2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran
pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa
I.
Indikator

Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita
rakyat

Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat
terjadi

J.
Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menceritkan cerita rakyat
Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani
K. Materi Pokok

Teks cerita rakyat
L. Pengalaman Belajar

Kegiatan awal
Apersepsi dan Motivasi :

-
Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
-
Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat
Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
-
Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan
terhadap suatu persoalan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
-
Memperagakan berbicara menggunakan media gambar
-
Menjawab pertanyaan berdasarkan media gambar
-
Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar
-
Mengulas kembali materi yang telah dipelajari
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
-
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
M. Metode/Sumber Belajar

Metode
: Tanya jawab, diskusi, penugasan

Sumber Belajar
:
Gambar,
teks,
Bahasa
Indonesia
Membuatku Cerdas 5
N. Penilaian
Indiktor Pencapaian
 Siswa dapat mendengarkan penjelasan
 Siswa dapat menanggapi pertanyaan
 Siswa dapat menanggapi cerita rakyat
 Siswa dapat menceritakan kembali
cerita rakyat
Teknik
Penilaian
 Lisan
 Tertulis
Bentuk
Instrumen
Lembar
penilaian
produk
Contoh
Instrumen
 Mencritakan
kembali cerita
rakyat
 Tuliskan lah
hal-hal penting
dari penjelasan
soal cerita
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
 Produk
No
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
skor
 Tepat
3
 Kurang tepat
2
 Tidak tepat
1
 Performasi
No Aspek
1.
2.
3.
4.
Kriteria
skor
Inisiatif mengajukan

Tepat
3
pertanyaan

Kurang tepat
2

Tidak tepat
1
Kelancaran dalam

Lancar
3
berpendapat

Kurang lancar
2

Tidak lancar
1
Santun dalam memberi

Sopan
3
usul/saran

Kurang sopan
2

Tidak sopan
1
Keberanian menyampaikan

Berani
3
ide/gagsan

Kurang berani
2

Tidak berani
1
 Lembar Penilaian
No
Nama siswa
A*
1.
Abdul Aziz
2.
Adji Akbar
3.
Amira Kaleela
4.
Anaka Irsa
5
Azriel FR
Mengetahui
Guru kelas V
Purwa Hendra Setiato S.Pd
Penilaian
B* C*
D*
Jumlah
Tanggerang, 15 Oktober 2013
Peneliti
Saifuddin
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saifuddin, anak dari pasangan Bpk. Wardi dan Ibu. Hlm. Roisyah ini dilahirkan di
Pemalang, pada tanggal 05 November 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara
ini menyelesaikan pendidikan strata 1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta (2008-2014). Pendidikan
formal yang pernah ditempuh antara lain : TK. Pertiwi Karang Sari, SD Negeri 01
Karang Sari (1995-2001), MTs Miftahul Ulum Karang Sari (2001-2004), dan MA
Al-asadiyah Banjarnegara (2004-2007). Dan saat ini sedang menempuh program
S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Download