BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Manajemen risiko yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh tiap perusahaan agar dapat mengelola berbagai risiko yang dihadapi perusahaan serta mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Melalui penerapan Enterprise Risk Management dalam perusahaan, proses manajemen risiko dapat dijalankan dalam tiap-tiap divisi dan unit kerja serta mendukung pencapaian tujuan perusahaan dalam bidang strategis, operasional, pelaporan, serta kepatuhan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan aktivitas manajemen risiko PT Pos Indonesia (Persero) dengan berdasarkan standar COSO: Enterprise Risk Management - Integrated Framework, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) PT Pos Indonesia (Persero) belum memiliki kesiapan yang cukup untuk menjalankan Enterprise Risk Management secara terintegrasi dalam perusahaan. Hal ini terbukti dari adanya beberapa permasalahan seperti budaya sadar risiko dan pemahaman proses manajemen risiko yang masih rendah, proses identifikasi risiko yang belum dapat didokumentasikan secara real-time, serta belum berjalannya proses self-assessment risiko dalam tiap-tiap unit kerja dan unit bisnis perusahaan. 97 PT Pos Indonesia (Persero) telah membentuk Tim Penyusunan Corporate Risk Profile PT Pos Indonesia yang akan mengatasi masalah-masalah tersebut dengan melakukan workshop dan pelatihan manajemen risiko untuk seluruh manajemen unit kerja dalam PT Pos Indonesia (Persero) agar tiap-tiap unit kerja memahami pentingnya penerapan manajemen risiko korporasi, perannya dalam proses manajemen risiko tersebut, serta memahami bagaimana proses manajemen risiko harus dilakukan oleh tiap-tiap unitnya. 2) Kedelapan komponen dalam COSO: Enterprise Risk Management – Integrated Framework telah berjalan dalam proses manajemen risiko PT Pos Indonesia (Persero) walaupun belum terstruktur dengan baik serta terdapat banyak kekurangan dan kelemahan didalamnya. 3) PT Pos Indonesia (Persero) sudah menjalankan beberapa program manajemen risiko sederhana seperti penghitungan Internal Rate of Return (IRR) dan Cost-Benefit Analysis (CBA) dalam melakukan analisis investasi, menjalankan seminar dan pelatihan mengenai manajemen risiko, serta penyusunan daftar risiko korporasi. 4) Proses manajemen risiko yang dijalankan PT Pos Indonesia (Persero) masih belum cukup memadai dalam mengelola berbagai risiko-risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Hal ini disebabkan karena proses yang berjalan belum terstruktur dengan baik sesuai dengan peraturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, aktivitas manajemen risiko PT Pos Indonesia 98 (Persero) masih berfokus pada beberapa risiko saja seperti Risiko Counterparty, Risiko Hukum, serta Risiko Keuangan. Risiko aktivitas operasional sehari-hari kurang dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan baik kebijakan unit kerja maupun korporasi. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang meliputi: 1) Keterbatasan ruang lingkup penelitian yang hanya menyertakan satu unit bisnis PT Pos Indonesia (Persero) yaitu bisnis sektor jasa keuangan sebagai obyek penelitian. 2) Peneliti tidak mendapatkan daftar kejadian dan risiko (Risk Register) yang dihadapi oleh sektor jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero) karena selama penelitian dilakukan daftar berbagai kejadian dan risiko tersebut masih dalam proses penyusunan yang dilakukan melalui workshop dan pelatihan Manajemen Risiko Korporasi PT Pos Indonesia (Persero). Daftar tersebut nantinya akan digabungkan dengan daftar berbagai kejadian dan risiko yang dihadapi oleh divisi dan unit kerja lain menjadi Corporate Risk Profile PT Pos Indonesia (Persero). 3) Peneliti tidak menyertakan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi sebagai narasumber penelitian karena keterbatasan akses dan waktu yang dimiliki oleh narasumber. 99 5.3 Saran dan Rekomendasi Berdasarkan berbagai temuan yang didapatkan pada saat penelitian, peneliti memberikan saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1) Meningkatkan budaya sadar risiko bagi seluruh pegawai dan pihak-pihak dalam PT Pos Indonesia (Persero). Memiliki pemahaman mengenai pentingnya penerapan manajemen risiko dalam setiap divisi dan unit kerja perusahaan menjadi salah satu langkah awal berjalannya manajemen risiko yang luas dan efektif dalam perusahaan. Tindakan nyata yang dapat dilakukan meliputi: a) Memajang berbagai poster atau spanduk yang mempromosikan pentingnya manajemen risiko dijalankan oleh setiap divisi dan unit kerja dalam perusahaan. Berbagai poster dan spanduk tersebut dapat dipajang dalam bangunan kantor pada lokasi-lokasi yang strategis dan banyak dilalui oleh pegawai. b) Mendistribusikan buku, artikel, atau bacaan ringan mengenai manajemen risiko yang terpadu ke seluruh pegawai perusahaan untuk meningkatkan kepedulian pegawai atas risiko yang dihadapi oleh unit kerjanya dan perusahaan secara keseluruhan. c) Mencantumkan penyusunan daftar risiko dan self-assessment risiko dalam job description manajer atau vice president tiap-tiap bagian atau unit kerja dalam perusahaan. 2) Meningkatkan kompetensi manajemen risiko para pegawainya secara kreatif. Beberapa cara yang dapat dijalankan meliputi: 100 a) Membuat panduan atau langkah-langkah proses manajemen risiko dalam bentuk video sehingga menarik untuk dipelajari dan mudah dipahami. b) Menyertakan faktor pengetahuan dan kompetensi mengenai manajemen risiko sebagai salah satu pertimbangan atau kriteria seleksi dalam kenaikan jabatan manajemen perusahaan. c) Mengadakan mendatangkan seminar atau knowledge tokoh ternama yang sharing sukses dengan menjalankan manajemen risiko dalam perusahaannya. Perusahaan perlu membenahi pemahaman yang salah bahwa praktek manajemen risiko merupakan pemborosan biaya perusahaan serta bahwa semakin banyak risiko yang teridentifikasi maka dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Justru dengan semakin banyaknya risiko yang mampu diidentifikasi dan dikelola maka akan semakin rendah kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian yang tidak terduga. 3) Menjalankan sistem insentif dan sanksi secara disiplin. PT Pos Indonesia (Persero) dapat menyertakan poin pengelolaan risiko dalam penilaian kinerja tiap-tiap divisi dan unit kerja dalam perusahaan. Hal ini nantinya akan mempengaruhi pemberian bonus dan insentif bagi divisi dan unit kerja terkait, dimana divisi atau unit kerja yang telah memiliki daftar risiko dan menjalankan self-assessment risiko mendapatkan bonus atau insentif yang lebih besar. Divisi dan unit kerja yang belum menjalankan 101 proses self-assessment risiko akan mendapatkan himbauan dan peringatan dari top management perusahaan. 4) Mengembangkan software identifikasi risiko perusahaan. PT Pos Indonesia (Persero) dapat mengembangkan software ataupun sistem informasi berbasis web yang dapat diakses oleh pihak yang memiliki otoritas dalam setiap divisi atau unit kerjanya. Software atau sistem tersebut berfungsi seperti database risiko perusahaan serta terdapat bagian khusus yang berfungsi untuk mengembangkan dan mengoperasikannya setiap hari. Sistem tersebut memungkinkan tiap-tiap divisi atau unit kerja untuk melakukan updating atau pemutakhiran daftar risiko kapan saja dan dari mana saja asalkan terhubung dengan jaringan perusahaan. 102