1 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL YANG DIVARIASIKAN DENGAN MEDIA BELAJAR PHOTOVOICE DI SMP NEGERI 1 BANJARANGKAN Oleh : Ni Nyoman Bende Sulastri [email protected] / Banjarangkan, Klungkung FKIP BIOLOGI UNMAS DENPASAR 2013 ABSTRAK Kegiatan belajar disekolah yang menggunakan metode yang berpusat pada guru dan komunikasi searah menyebabkan siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif sehingga terkesan membosankan dan berdampak pada prestasi belajar siswa yang rendah. Lingkungan merupakan media belajar yang dekat dengan siswa. Masalah-masalah aktual yang terjadi di lingkungan hidup dapat dibawa ke dalam kelas dengan menggunakan media belajar photovoice yang merupakan metode yang menggabungkan antara fotografi dengan aksi sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VII2 SMP N 1 Banjarangkan pada tahun ajaran 2012/2013 dalam materi kerusakan lingkungan, menggabungkan CTL dengan photovoice merupakan solusi yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian ini, yakni meningkatkan prestasi belajar siswa. CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilaksanakan dengan metode PTK yang terdiri dari dua siklus dengan masing-masing tahapan yaitu refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/observasi, dan refleksi. Masing-masing siklus terdapat tiga kali pertemuan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari refleksi awal melalui tes prasiklus yakni rata-rata kelas (M) 64,32 dengan daya serap (DS) 64,32% serta ketuntasan belajar (KB) yaitu 29,73%. Pada siklus I nilai M sebesar 71,49, DS sebesar 71,49% dan KB sebesar 48,65%. Dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan M sebesar 11,15%, DS 11,15%, dan KB 63,64%. Kemudian setelah diadakan siklus II untuk menyempurnakan siklus I, diperoleh M sebesar 88,78 dengan DS sebesar 88,78%, dan KB sebesar 94,59%. Persentase peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah M 24,18 dengan DS sebesar 24,18% dan KB sebesar 94,43%. Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh rata-rata kelas sebesar 102,46 yang tergolong dalam klasifikasi positif. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi dan metode alternatif dalam proses pembelajaran IPA Biologi selanjutnya. Kata Kunci : Prestasi belajar, model pendekatan kontekstual/CTL, media belajar photovoice 2 PENDAHULUAN Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang adalah aktivitas belajar yang terkesan monoton dan kurang mampunya menghubungkan antara yang dipelajari dan cara menggunakan pengetahuan itu sehingga berdampak terhadap prestasi belajar mereka di sekolah. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka. Untuk itu, pendekatan yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu, akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan bernuansa lain kepada siswa. Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kelas VII2 SMP Negeri 1 Banjarangkan terhadap guru IPA Biologi dan siswa menyatakan penyampaian informasi pembelajaran hanya berpusat kepada guru dan kurangnya guru memanfaatkan lingkungan nyata sebagai media belajar, sehingga membuat proses pembelajaran di kelas menjadi membosankan dan siswa pasif karena kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Hal itu berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam dunia nyata dan rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah yang dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa hanya 68,32, sementara kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran IPA adalah 75,00. Pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukurannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Pembelajaran yang aktif ditandai adanya serangkaian kegiatan terencana yang melibatkan peserta didik secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi (Wahyudin, 2012). Menggunakan lingkungan sebagai media belajar bukan berarti guru harus mengajak siswa belajar di luar kelas, tetapi guru dapat membawa lingkungan ke dalam kelas dengan cara menampilkan foto sebagai media belajarnya. Metode yang menggabungkan fotografi dengan kegiatan belajar mengajar dikenal dengan media belajar photovoice. Salah satu inovasi pembelajaran kontekstual/CTL (Contextual Teacher and Learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa’ud, 2008). Selain itu, Erawati (2010) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa CTL mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka permasalahan penelitian apakah penerapan metode kontekstual yang divariasaikan media belajar photovoice dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII2? Dan bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII2 melalui penerapan pendekatan kontekstual yang divariasaikan dengan media belajar photovoice dan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. 3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Didalam PTK terdapat 4 tahapan pada masing-masing siklusnya, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi (Kunandar, 2008). Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banjarangkan yang beralamatkan di Jalan Lettu Ida Bagus Puja, Desa Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Penelitian dimulai tanggal 4 Maret 2013 sampai 25 April 2013 pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penentuan bulan, tanggal, dan jam penelitian akan disesuaikan pada kalender pendidikan sekolah. Berdasarkan pengamatan dan pertimbangan yang diberikan oleh guru pamong yang menyatakan bahwa kelas VII2 merupakan kelas yang nilai rata-ratanya masih dibawah KKM, maka kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VII2 yang berjumlah 37 orang, yang terdiri atas 21 orang perempuan dan 19 orang laki-laki. METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian menggunakan RPP dan LKS sebagai perangkat pembelajaran yang divalidasi dengan menggunakan validasi isi atau content validity atau sering pula dinamakan validasi kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak di ukur. Uji validasi isi dilakukan dengan meminta pertimbangan dari teman sejawat dan tenaga ahli yakni dosen pembimbing serta guru bidang studi di sekolah sesuai dengan materi yang ada. Sedangkan tes prestasi belajar divalidasi uji realibilitas dan uji validitas dengan menggunakan analisis butir soal yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya beda soal dengan hasil validasi tingkat kesukaran dan daya beda soal mencapai ≥0,3 yang masuk dalam klasifikasi diterima, sehingga semua soal yang divalidasi dapat digunakan dalam penelitian ini (Surapranata, 2004). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang dalam satu siklusnya akan dilakukan tiga kali pertemuan. Dua pertemuan untuk menyampaikan materi dan satu pertemuan untuk melaksanakan evaluasi melalui tes tulis di akhir siklus. Berikut adalah rencana tahapan PTK yang dilakukan: • Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal, dilaksanakan wawancara dengan guru Biologi yang mengajar serta beberapa siswa di kelas VII2 SMP N 1 Banjarangkan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan metode pembelajaran yang selama ini dipakai. Sehingga akan diketahui startegi yang cocok dilakukan untuk mengatasi kendalakendala yang dialami oleh siswa maupun guru. • Siklus I Sesuai dengan bagan diatas, terdapat 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. 1. Pada tahap perencanaan tindakan, persiapan yang dilakukan antara lain : Bersama-sama dengan guru mata pelajaran melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 4 Mengembangkan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan dua kali pertemuan pada siklus I. Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS Photovoice) dan instrumen yang digunakan dalam proses pembelajaran Menyususn alat evaluasi pembelajaran. 2. Pada tahap pelaksanaan tindakan I, menerapkan pembelajaran kontekstual yang divariasikan dengan media pembelajaran photovoice berdasarkan perencanaan tindakan. 3. Pada tahap evaluasi/observasi I, melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan secara kontinu untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi belajar siswa dan hambatan/kendala yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan observasi dan monitoring perilaku atau respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, dilakukan bersama guru bidang studi dan dibantu oleh teman sejawat. 4. Tahap refleksi I dilakukan setelah proses pembelajaran pada siklus I berlangsung dengan pemberian tes tertulis pada siswa. Jadi ini diperlukan untuk mengkaji kekurangan dan kendala dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I sebagai acuan untuk menyempurnakan siklus II yang dilaksanakan melalui 4 tahapan yang sama yang lebih disempurnakan lagi guna meningkatkan pencapaian berikutnya. Analisis Data Prestasi belajar kognitif siswa menyangkut rata-rata kelas (M), daya serap siswa (DS), dan ketuntasan belajar (KB) serta persentase peningkatan M, DS dan KB dan data respon siswa dianalisis dengan menggunakan skala likert dengan menggunakan rumus-rumus yang bersumber dari Nurkencana & Sunartana (1983) yang kemudian dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian maka hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang berupa rata-rata kelas (M), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB). • Refleksi Awal Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VII2 SMP N 1 Banjarangkan masih berpusat pada guru dan penggunaan media belajar yang kurang menarik serta kurang mampunya siswa menerapkan pengetahuan yang didapatkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, hal itu menyebabkan siswa terlihat bosan dan kurang berinteraksi saat mengikuti pelajaran sehingga berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Setelah melakukan tes prasiklus pada tanggal 4 Maret 2013, tabel 4.1 menyatakan data prestasi belajar awal siswa kelas VII2. Hasil analisis data yang terdapat dalam tabel 4.1, diperoleh M sebesar 64,32, DS sebesar 64,32%, dan KB sebesar 29,73%. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila M ≥ 75, DS sebesar ≥ 75%, dan KB ≥ 85%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII2 belum 5 mencapai nilai yang diharapkan. Sehingga model pembelajaran CTL yang divariasikan dengan media belajar photovoice untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII2 penting diterapkan. • Siklus I Pelaksanaan siklus I diawali dengan tahapan perencanaan tindakan I, dibawah persetujuan guru pamong menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang dirancang, yaitu menyiapkan materi yang dibelajarkan pada siklus I, RPP berbasis CTL, LKS Photovoice Berbasis CTL, power point untuk menampilkan foto-foto yang terkait dengan materi, dan tes evaluasi prestasi belajar kognitif siswa berupa 20 soal pilihan ganda yang sudah tervalidasi. Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013 dengan tiga buah indikator sebagai tujuan pembelajaran, yakni: 1) Membuat tulisan untuk mengenalkan jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan, hewan langka yang dilindungi, 2) Memprediksi hubungan anatara populasi penduduk dengan kebutuhan air bersih dan udara bersih, 3) Memprediksi hubungan antara populasi penduduk dengan kebutuhan pangan. Pertemuan kedua pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2013, terdiri dari dua buah indikator, yakni: 1) Memprediksi hubungan antara populasi penduduk dengan ketersediaan pangan, dan 2) Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk terhadap kerusakan lingkungan. Dan pertemuan ketiga pada siklus I tanggal 18 Maret 2013, dilaksanakan tes prestasi belajar kognitif siswa secara tertulis sesuai materi yang telah diajarkan sebelumnya. Kemudian hasil dari tes dijadikan acuan untuk melanjutkan ke siklus II. Pada tahap observasi/pengamatan pada siklus I, dibantu oleh guru pamong dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pada tahap pengamatan ditemukan sebagian siswa tampak kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan penerapan metode CTL yang divariasikan dengan media belajar photovoice. Siswa terbiasa belajar dengan metode ceramah yang berpusat pada guru sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan menggunakan pengetahuan yang didapatkannya. Hal tersebut terlihat pada hasil analisis data prestasi belajar siswa siklus I pada tabel 4.1 yang menunjukan bahwa prestasi belajar siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah. Sebagai refleksi dari siklus I, diperolah hasil dari proses pembelajaran secara kognitif menunjukan bahwa 51,35% siswa mendapat nilai dibawah KKM, yakni <75 dan 48,65% siswa mendapat nilai ≥75. Hal tersebut berarti sebagian siswa belum menunjukan peningkatan prestasi belajar yang diinginkan. Berdasarkan hasil observasi dan masukan dari para observer, dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu ditingkatkan pada siklus selanjutnya antara lain: lebih meningkatkan perhatian saat proses belajar dilakukan, lebih meningkatkan rasa keingintahuan, lebih meningkatkan kinerja dalam kelompok, berani mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pendapat teman dan lebih berani mengekspresikan diri. Diakhir pembelajaran juga diberikan tugas tentang materi yang telah dipelajari, serta menyampaikan rencana pembelajaran pada siklus II. 6 • Siklus II Pada siklus II, menyiapkan dengan lebih menyempurnakan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, yakni menyiapkan materi yang dibelajarkan pada siklus II, RPP berbasis CTL, menyusun LKS Photovoice Berbasis CTL yang didalamnya lebih banyak memuat foto dan memperjelas cara pengerjaan LKS, power point untuk menampilkan fotofoto yang terkait dengan materi yang ditampilkan lebih menarik dari sebelumnya, dan tes evaluasi prestasi belajar kognitif siswa berupa 20 soal pilihan ganda yang sudah tervalidasi sebelumnya. RPP, LKS, print out power point, dan tes evaluasi prestasi belajar siswa berturut-turut selengkapnya terdapat pada lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4. Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 April 2013 yang terdiri dari dua buah indikator, yakni: 1) Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan serta upaya mengatasinya, dan 2) menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara dan tanah kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya. Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 April 2013 dengan satu buah indikator, yakni: mengusulkan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dan pertemuan ketiga pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 dengan memberikan tes prestasi belajar kognitif kepada siswa dan dilanjutkan dengan pengisisan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Saat melakukan observasi/pengamatan siklus II bersama guru pamong dan teman sejawat, sudah mulai terlihat ketertarikan siswa pada metode yang digunakan dalam penelitian ini dibandingkan pembelajaran pada siklus I. Setiap siswa terlihat antusias mengikuti pelajaran, bekerja sama dengan teman, aktif dan kritis dalam mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang peneliti ataupun kelompok lain ajukan. Hal tersebut terlihat pada hasil analisis data prestasi belajar siswa siklus II pada tabel 4.1 yang menunjukan adanya peningkatan dari hasil tes sebelumnya. Selanjutnya sebagai refleksi dari siklus II, hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran menunjukan bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai ≥ 75 yaitu sebesar 94,59%, dan nilai ≤ 75 sebesar 5,41%. Hal tersebut berbanding lurus dengan hasil pengamatan pada siklus II. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa kelas VII2. Sehingga penelitian dapat dihentikan. Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Peningkatan dari Prasiklus ke Siklus I, dan Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Tanda + Menunjukan Adanya Peningkatan Peningkatan (%) Siklus 1. 2. 3. Variabel Prasiklus M DS (%) KB (%) 64,32 64,32 29,73 I II 71,49 71,49 48,65 88,78 88,78 94,59 Pra ke siklus I 11,15 11,15 63,64 Siklus I ke siklus II 24,18 24,18 94,43 Ket + + + 7 Dari tabel 4.1 dapat dilihat data yang diperoleh pada pra siklus menunjukan prestasi belajar yang rendah dengan M = 64,32, DS = 64,32%, dan KB = 29,73%. Setelah diberi perlakuan pada pelaksanaan siklus I sebagian siswa masih kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan metode pendekatan CTL yang divariasikan dengan media belajar photovoice yang peneliti terapkan. Siswa tampak bingung menghubungkan kejadian nyata yang ditampilkan dalam foto dengan materi yang dipelajari. Hasil analisis data pada siklus I menunjukan M = 71,49, DS = 71,49%, dan KB = 48,65%, meskipun telah mengalami peningkatan dari pra siklus namun peningkatan tersebut kurang memenuhi standar yang ditentukan dalam penelitian ini, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Dalam penelitiannya Puspawati (2007) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual mampu membangun interaksi atau imbal balik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa, dimana pembelajaran kontekstal mengarahkan siswa belajar lebih aktif dan memungkinkan siswa mengingat materi yang dipelajari agar tujuan dan keberhasilan belajar tercapai. Setelah dilakukan perlakuan yang lebih sempurna, ada siklus II, jika dilihat dari tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa penelitian dalam siklus II ini berhasil karena nilai yang didapatkan telah memenuhi indikator penelitian dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dari siklus I yaitu dengan M = 88,78, DS sebesar 88,78% dan KB sebesar 94,59%. Peningkatan prestasi belajar siswa dari pra siklus ke siklus I menunjukan M = 11,15%, DS = 11,15%, dan KB = 63,64%, serta peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II dengan M = 24,18%, DS = 24,18%, dan KB = 94,43%. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa P E R S E N T A S E 100% Pra Siklus ke Siklus I 50% Siklus I ke Siklus II 0% M DS KB VARIABEL Gambar 4.1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Gambar 4.2 menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar masing-masing siswa antara pra siklus, siklus I, dan siklus II secara keseluruhan. N I L A I 90 70 PRETEST 50 SIKLUS I 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 SIKLUS 2 SISWA Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 8 Respon Siswa terhadap Pembelajaran Data respon siswa dikumpulkan lewat angket yang terdiri dari 24 item pernyataan, 7 item pernyataan negatif serta 17 item pernyataan positif dengan 5 pilihan jawaban yang masing-masing memiliki skor, berdasarkan tabel 4.2 diperoleh rata-rata respon siswa kelas VII2 terhadap pembelajaran sebesar 102,46 yang termasuk ke dalam klasifikasi positif. Tabel 4.2 Analisis Data Respon Siswa terhadap Pembelajaran No. Pernyataan (a) 1+ 2+ 3+ 4+ 5+ 67+ 8+ 9+ 10111213+ 14+ 15+ 16+ 1718+ 19+ 20+ 21+ 2223+ 24JML (∑) ∑ x skor ∑ Total Rata-Rata Keterangan: 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3791 102,46 Skor Pernyataan Positif 2 3 4 (b) 0 9 28 0 2 35 0 0 7 0 1 20 0 5 27 0 2 30 0 2 14 0 2 15 0 1 5 0 0 18 0 1 21 0 0 18 0 1 25 0 2 31 0 1 19 0 0 17 0 1 8 0 30 338 0 90 1352 5 1 2 0 0 30 16 5 5 21 20 31 19 15 19 11 4 17 20 28 261 1305 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 4 Skor Pernyataan Negatif 3 4 5 (b) 9 23 4 8 25 4 10 24 3 9 21 6 15 22 0 1 14 22 1 10 26 53 139 65 159 556 325 kolom (a) menyatakan nomor pernyataan dengan penggolongan tanda + sebagai pernyataan bernilai positif dan tanda – sebagai pernyataan bernilai negatif, kolom (b) dan (c) menyatakan banyaknya pernyataan baik pernyataan positif maupun negatif dari siswa. Bobot skor positif: STS (Sangat Tidak Setuju) = 1, TS (Tidak Setuju) = 2, R (Ragu-Ragu) = 3, S (Setuju) = 4, dan SS (Sangat Setuju) = 5, sedangkan untuk bobot skor pernyataan negatif, skor terbalik. 9 Setelah dilakukan analisis klasifikasi data respon berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dua orang siswa dengan presentase 5,41% berada dalam katagori sangat positif dan 35 orang siswa dengan presentase 94,59% berada dalam katagori positif. Tabel 4.3 Klasifikasi Data Respon Siswa terhadap Pembelajaran CTL yang Divariasikan dengan Media Belajar Photovoice No 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Sangat Positif Positif Cukup Positif Kurang Positif Sangat Kurang Positif Interval 108 ≤ X 84 ≤ X < 108 60 ≤ X < 84 36 ≤ X < 60 X < 36 Jumlah Siswa 2 35 0 0 0 Presentase 5,41 94,59 0 0 0 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pendekatan CTL yang divariasikan dengan media belajar photovoice terhadap materi kerusakan lingkungan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII2 SMP N 1 Banjarangkan Tahun Ajaran 2012/2013. CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam kehidupan seharihari. CTL juga tidak harus dibelajarkan di luar kelas, guru bisa memanfaatkan lingkungan nyata sebagai media belajar dengan cara membawa masalah yang terjadi dilingkungan sekitar dengan menggunakan media belajar photovoice. Saran Disarankan kepada Guru SMP N 1 Banjarangkan untuk mencoba menerapkan pendekatan kontekstual yang divariasikan dengan media belajar photovoice sebagai alternatif pembelajaran Biologi agar dapat memotivasi siswa untuk menerapkan pengetahuan yang didapatkannya terhadap kehidupan nyata serta dapat melatih siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan belajar secara mandiri sehingga kegiatan belajar di kelas menjadi lebih aktif, kritis dan menyenangkan. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si selaku pembimbing I, kepada Bapak Drs. I Made Diarta, M.Si selaku pembimbing II, Bapak Drs. I Gede Suratnaya selaku Kepala Sekolah, Guru Bidang Studi IPA kelas VII Bapak Nyoman Arsana, S.Pd, siswa kelas VII2 SMP N 1 Banjarangkan, dan semua pihak yang telah membantu dan tak dapat saya sebutkan satu per satu. Tidak ada rangkaian kata indah yang mampu mewakili perasaan saya terhadap kalian, tanpa kalian penelitian ini akan lebih jauh dari kata sempurna. 10 DAFTAR PUSTAKA Erawati, L. M. N. (2010). Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan menggunakan Stategi Pemanfaatan Lingkungan Siswa untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi dalam Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Siswa Kelas VIIIA SMP Widyasakti Denpasar Tahun Ajaran 2010/2011 (Skripsi). Universitas Mahasaraswati, Denpasar. Kunandar. (2008) . Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Edisi Revisi. Jagakarsa : PT RajaGrafindo Persada Nurkencana, W. & Sunartana, P. P. N. (1983). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional Sa’ud, U. S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta Bandung