pH TANAH pH tanah sangat penting untuk

advertisement
pH TANAH
pH tanah sangat penting untuk diketahui sebab dapat menjadi indikator
ketersediaan unsur hara, adanya unsur beracun, ketersediaan unsur mikro,
mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Oleh karena itu,
pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pengaruh,
salah satunya adalah derajat kemasaman tanah. Untuk mengetahui derajat
kemasaman tanah dapat dilakukan dengan mengukur pH tanah.
Pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman menghendaki pH tertentu,
dan sangat jarang menemukan pH tanah yang sesusai dengan kebutuhan
tanaman. Tetapi pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah, karena tanah
memiliki sanggaan (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran
asam basa dengan garamnya
Pada tanah dengan pH < 4,5 atau sangat masam, maka dalam sistem tanah
akan terjadi perubahan kimia, yaitu aluminium (Al) menjadi lebih larut dan
beracun untuk tanaman, dan sebagian besar hara tanaman menjadi kurang
tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih larut
dan beracun.
Gambar 2. Ketersediaan unsur hara berdasarkan pH tanah
Konsep Kemasaman Tanah
Kemasaman tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang
mengindikasikan reaksi tanah. Reaksi Tanah (pH) menunjukkan sifat
kemasaman atau banyaknya konsentrasi ion H+ dalam tanah, dan alkalinitas
tanah atau banyaknya konsentrasi ion OH- dalam tanah. Tanah bereaksi netral
jika ber pH 7,0. Jika pH tanah > 7,0 merupakan tanah bereaksi basa atau
disebut tanah alkali. jika pH tanah lebih rendah dari 7,0 disebut tanah masam.
Gambar 2. Derajat kemasaman tanah
Kriteria kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam enam kategori berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5
Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 - 5,5
Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 - 6,5
Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 - 7,5
Agak Alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 - 8,5
Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
Kedua kondisi ekstrem, yaitu: terlalu asam dan terlalu basa merupakan kondisi
yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan
tetapi, ada beberapa reaksi kimia di alam yang terjadi dalam kondisi pH netral.
Faktor Penyebab Terjadinya Kemasaman Tanah
Air Hujan
Air hujan memiliki pH rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung
bahan pencemar pada dasarnya adalah air distilasi. Air hujan ini yang dalam
kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH sekitar 5,6 karena
pelarutan karbon dioksida di dalam air.
H20 = CO2 = H2CO3 = H+ + HCO3- = 2H+ + CO3
Ketika air hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon dioksida,
maka konsentrasi ion hidrogen yang dihasilkan menyebabkan pH 5,6.
Respirasi Akar
Proses respirasi akar menyebabkan tanaman menghasilkan karbon dioksida
(CO2 karena selama periode pertumbuhan aktif, akar dapat menyebabkan
konsentrasi karbon dioksida yang tinggi beberapa kali dibanding CO2 atmosfer
sehingga terjadi peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air tanah
dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau pH menjadi lebih
rendah.
Pupuk
Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah,
namun. Pada tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion
hidrogen. Pupuk modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber
nitrogen, akan tetapi oksidasi ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen
sehingga menyebabkan pengasaman tanah.
NH4+ + 2O2 = NO3- + 2H+ +H2O
Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan setiap molekul ammonium
teroksidasi.
Monocalcium fosfat yang sering digunakan sebagai salah satu komponen
pupuk juga menjadi faktor penyebab terjadinya proses pengasaman tanah
(meskipun lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis
dalam air membentuk fosfat bikalsium dan Asam fosfat. Asam fosfat
terdisosiasi sangat cepat seiring dengan peningkatan pH dari 3,0 menjadi
lebih dari 7.0.
Ca(H2PO4)2 + H2O = CaHPO4 + H3PO4
H3PO4 = H+ + H2PO4- = 2H+ + HPO42- + PO43Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga tersebut akan terlarut pada pH di atas
netral, sehingga tidak termasuk faktor penyebab pengasaman tanah. Akan
tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah terlarut dalam kisaran pH tanah
asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah.
Ketika pupuk fosfor diberikan dalam lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi
dalam tanah sehingga terjadi nilai pH yang sangat rendah didekat pupuk
tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara bertahap menyebar ke dalam
tanah sekitar lokasi pupuk.
Faktor Reaksi Oksidasi yang Menghasilkan Ion Hidrogen
Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat
menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Salah satu reaksi pengasaman
paling efektif adalah oksidasi sulfur anorganik. Belerang biasanya digunakan
jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan, sehingga diperlukan
upaya penurunan pH tanah. Misalnya, reaksi oksidasi pirit yang terjadi pada
tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi dari pirit tanah
tersebut, dimana setiap ion S menghasilkan 2 ion Hidrogen
2FeS2 + 6H2O + 7O2 = 4SO42- + 8H+ + 2Fe(OH)2
Bahan Organik
Berbagai macam bahan organik juga dapat menyebabkan pengasaman tanah.
Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai sumber
bahan organik tersebut. Beberapa tanaman mengandung asam organik dalam
jumlah yang sangat berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil
dekomposisi bahan organik menyebabkan pengasaman tanah.
Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa
rendah juga menyebabkan terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan
organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa kurang
mencukupi kebutuhan mikrobia pendekomposernya, menyebabkan mikrobia
tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari sistem tanah, sehingga
basa-basa tanah seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah maka
menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
Tanaman
Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses
penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran
dengan ion hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
Jenis tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya
adalah tanaman Legumninosa. Selama masa pertumbuhan tanaman
Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation dengan perbandingan yang
tidak seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa
menyerap hara nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis
dengannya. Tanaman non-leguminosa menyerap nitrogen dari sistem tanah
dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan penyerapan
kation-kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion hidrogen,
maka sedikit menyebabkan pengasaman tanah.
Pengaruh Negatif dari Kemasaman Tanah terhadap Tanaman
Kemasaman tanah dapat menyebabkan permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman
Meningkatkan dampak unsur beracun
Penurunan hasil tanaman
Mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan
tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium
Pengukuran pH Tanah
Reaksi tanah atau pH tanah dapat diukur baik dengan menggunakan pelarut
air (pHw) atau bisa juga dengan menggunakan pelarut kalsium klorida (pHCa),
sehingga pH hasil pengukuran akan bervariasi tergantung dari metode pelarut
yang digunakan. Sebagai aturan umum, Nilai pH yang diukur dengan pelarut
kalsium klorida adalah lebih rendah 0,7 satuan unit pH daripada nilai pH yang
diukur dengan pelarut air (Gambar 2).
Ketika laboratorium mengukur pH tanah Anda, maka sangatlah penting
diketahui bahwa mereka menetapkan dengan menggunakan metode pelarut
air atau pelarut kalsium klorida karena hasil penetapan pH dari kedua metode
tersebut akan berbeda.
.
Untuk tanah yang bereaksi asam, pilihan pengelolaan yang paling praktis
adalah menambahkan kapur untuk mempertahankan status pH tanah saat ini
atau meningkatkan pH tanah lapisan atas (top soil)..
Download