Periklanan - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

advertisement
Periklanan (Advertising) sebagai Sarana Komunikasi Marketing
Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan
*
Yulianti*
Yulianti*
Pendahuluan
Perpustakaan adalah pusat sumber informasi.
Perpustakaan menyediakan dan mengolah informasi
Saat ini, perpustakaan dan lembaga informasi lainnya
sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan
informasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi. Bertambahnya jumlah informasi secara
kuantitas menuntut adanya pengolahan, pengelolaan
dan penyebarluasan informasi yang lebih berkualitas
dan tentunya sesuai dengan kebutuhan informasi
masyarakat.
Bagaimana perpustakaan bertahan di tengah
persaingan dunia informasi saat ini? Jawabannya adalah
marketing informasi dan perpustakaan. Perpustakaan
dituntut untuk mampu memasarkan segala sumber
informasi dan layanan yang dimilikinya sehingga
pengguna (masyarakat) sadar, mengetahui dan bahkan
memahami bahwa perpustakaan selalu tersedia untuk
memenuhi segala kebutuhan informasi mereka.
Terkait dengan hal ini, perpustakaan sendiri
harus memahami terlebih dahulu kebutuhan informasi
penggunanya. Kemudian, beranjak dari sana, bergerak
untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna tersebut.
Makalah ini akan membahas mengenai marketing
informasi dan perpustakaan, khususnya terkait dengan
periklanan sebagai salah satu media (tools) marketing.
1. Marketing secara Umum
Philip Kotler (1997:9) mendefinisikan
pemasaran sebagai “social and managerial process
by which individual and groups obtain what they
need and want through creating, offering, and
exchanging products of value with others”. Definisi
lain menurut Chartered Institute of Marketing
(London) pemasaran merupakan “proses manajemen
yang bertanggung jawab atas identifikasi, antisipasi,
dan memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien
dan menguntungkan” (De Saez, 1993 : 1).
Berdasarkan definisi diatas, pemasaran tidak dapat
dilepaskan dari kegiatan manajemen dan fokus utamanya
yaitu pada pemakai/pengguna dengan mengidentifikasi,
mengantisipasi dan pada akhirnya untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Pustakawan Fikom-Universitas Padjadjaran Bandung, Sedang
menyelesaikan Program Magister Ilmu Informasi dan Perpustakaan
*
di Fikom Unpad.
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
Untitled-5 25
Pemasaran sendiri merupakan suatu alat
manajemen yang esensial dalam semua kegiatan usaha
yang menghasilkan produk barang atau jasa. Istilah
ini analogi dari kegiatan bisnis komersil, terutama
perusahaan besar penghasil suatu produk barang
(Mansjur, 2003). Sedangkan Ninis Agustini Damayani
(Damayani, 2008) mengartikan pemasaran sebagai cara
untuk menjangkau audiens, client, customer melalui
berbagai cara/media.
Dunia marketing sendiri saat ini telah
berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terutama
seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Ada banyak strategi dan cara yang beragam dalam
aplikasi marketing, mulai dari yang bersifat manual dan
tradisional sampai yang bersifat modern dan melibatkan
teknologi informasidan media mabru (internet).
2. Marketing Informasi dan Perpustakaan
Often marketing is about changing
perceptions — ours and theirs!
Everyone benefits when we find
out what users really want, and
when we let our community know
everything that a library can do,
in the library or on the Web (Ohio
Library Council)
Pemasaran terkait dengan dunia informasi dan
perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu proses
penganalisisan, perencanaan, penerapan dan pengawasan
program agar terjadi pertukaran nilai dengan pasar yang
ditargetkan demi tujuan perpustakaan. Pemasaran adalah
pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di
perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum.
Pemasaran perpustakaan pada dasarnya merupakan
forum pertukaran informasi antara organisasi
perpustakaan dan konsumen dengan tujuan utama
memberikan informasi tentang produk atau jasa yang
disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk
konsumen untuk berekreasi terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan. Hasil dari proses pemasaran ini
adalah tumbuhnya kesadaran sampai tindakan untuk
memanfaatkannya.
Satu hal yang penting juga adalah bahwa mind set
semua kegiatan marketing informasi dan perpustakaan
adalah user oriented. Semuanya difokuskan kepada
kebutuhan, keinginan dan kepuasan pengguna.
Terkait pemasaran informasi dan perpustakaan,
Ohio Library Council mengatakan bahwa “the key
25
10/28/2009 3:12:57 PM
in ‘process’.” Salah satu bagian penting dari proses
ini adalah perencanaan dan pengkajian (riset). Proses
marketing yang baik memerlukan riset yang berkualitas
dengan tujuan untuk menentukan apa-apa yang harus
diberikan oleh perpustakaan, apa yang sebenarnya
menjadi kebutuhan pengguna dan bagaimana memadukan
keduanya dalam kegiatan yang baik, menarik sehingga
tujuan pemasaran itu tercapai.
Proses marketing informai dan perpustakaan
menurut Ohio Library Council diantaranya menyangkut
beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Know the library — Hal ini terkait dengan
pemahaman mengenai visi dan misi
perpustakaan itu sendiri.
2. Find out about your users —- Siapa pengguna
perpustakaan dan apa sebenarnya yang mereka
inginkan dari perpustakaan.
3. Create product and services that users wants —
Mencari cara dan strategi untuk menyediakan
produk dan layanan yang dibutuhkan oleh
pengguna.
4. Develop a plan of action with promotion strategies
to market selected products to targeted users
with appropriate methods — Menentukan
rencana promosi (pemasaran) dengan metode
yang tepat
5. Be sure library do the it right, establish
measurable goals and evaluate how well you’ve
done — tentukan tujuan yang riil dan dapat
terukur serta selalu mengevaluasi apa-apa yang
telah dilakukan.
6. Start over — setelah satu aksi dilaksanakan
kemudian dievaluasi, maka langkah selanjutnya
adalah melaksanakan aksi selanjutnya yang
lebih baik dan lebih baik lagi.
3. Pra-Marketing Informasi dan Perpustakaan :
Analisis Kebutuhan Informasi Pengguna
Bila dalam dunia pemasaran (berupa barang) dikenal
pembeli adalah raja, maka dalam dunia pemasaran jasa
informasi dan perpustakaan dapat dikatakan bahwa
pengguna adalah raja. Semua strategi layanan yang
dilakukan oleh perpustakaan diberikan untuk pengguna.
Bahkan dalam The Service Triangle (Erwina, 2008)
digambarkan bahwa pengguna perpustakaan adalah
center of services activity.
26
Untitled-5 26
Gambar
Pelayanan perpustakaan bersifat user oriented
Oleh sebab itu, kajian pertama yang perlu dilakukan
adalah mengetahui kebutuhan pengguna (user study).
Dari hasil pengkajian ini akan diketahui kebutuhan
riil pengguna, sehingga perpustakaan dapat menentukan
strategi layanan dengan tepat guna dan sasarannya.
Kajian pengguna ini dimulai dengan mempelajari
lingkungan di sekitar organisasi perpustakaan.
Dalam proses selanjutnya, mempelajari kebutuhan
informasi pengguna merupakan dasar bagi perencanaan
marketing jasa perpustakaan tersebut.
1. Periklanan sebagai Media Pemasaran Informasi
dan Perpustakaan
Secara umum, ada banyak media (tools) dalam
pemasaran, diantaranya adalah :
a. Sales promotion
b. Advertising (periklanan)
c. Direct Sales
d. Personal selling
e. Public relations
Makalah ini hanya akan membahas mengenai
periklanan (advertising) sebagai salah satu media
pemasaran, khususnya dalam bidang informasi dan
perpustakaan.
4.1. Pengertian periklanan
Iklan adalah bagian dari bauran promosi
(promotion mix; Frank Jefkins menyebutkan promotion
mix mencakup personal selling, promosi penjualan dan
publisitas) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran
marketing (marketing mix; Kotler menyebutkan bahwa
bauran marketing terdiri atas 4P yakni product, place,
price dan promotion). Hal ini perlu diketahui mengingat
adanya perbedaan ruang lingkup antara pemasaran
dan promosi. Promosi adalah bagian dari kegiatan
pemasaran. Pemasaran mencakup seluruh proses mulai
dari strategis perencanaan yang dimulai dari identifikasi
kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan penjualan
yang berhasil dari suatu produk/jasa yang ditawarkan.
Sedangkan promosi bertujuan untuk menginformasikan,
mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Dalam pelaksanaan manajemen professional, maka
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
10/28/2009 3:12:57 PM
kedua kegiatan ini sangat menguatkan sebagai kesatuan.
Berikut adalah bagan marketing mix dan promotion mix.
(Kasali, 1995:10)
Marketing mix
Promotion mix
Product
Advertising
Price
Personal selling
Place
Promotion
Sales promotion
Publicity
Iklan adalah bagian dari promosi. Secara sederhana
Kasali (1995:9) mengartikan iklan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Sedangkan pengertian
periklanan sendiri adalah keseluruhan proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan penyampaian iklan.
Sedangkan AMA (American Marketing Association)
mendefinisikan iklan sebagai : “Any paid form of non
personal presentation and promotion of ideas, goods or
services by an identified sponsor”.
Dikaitkan dengan dunia informasi dan perpustakaan,
maka iklan merupakan salah satu proses penyampaian
pesan mengenai perpustakaan serta layanan dan jasa
yang ada didalamnya kepada masyarakat atau khalayak
sasaran yang dilakukan melalui media.
4.2. Periklanan Informasi dan Perpustakaan
sebagai Proses Komunikasi
Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan
komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk
khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran.
Dalam prosesnya, untuk menjalankan fungsi pemasaran,
maka kegiatan periklanan tidak sekedar memberikan
informasi kepada khalayak, namun harus mampu
membujuk khalayak agar berperilaku sedemikian rupa
sesuai tujuan dan misi organisasi.
Terkait dengan komunikasi dalam periklanan,
David Berstein (dalam Jefkins:1997:16) menjelaskan
perlunya penerapan prinsip VIPS, yang terdiri dari
visibilitas, identitas, janji (promise), serta pikiran yang
terarah (singlemindedness). Sebuah iklan haruslah
visible, mudah dilihat dan mudah memikat perhatian.
Identitas pengiklan, produk barang dan jasanya harus
dibuat sejelas mungkin dan tidak tertutup oleh hiasan
yang berlebihan. Janji atau promise organisasi kepada
konsumen harus dibuat sejelas mungkin.
Untuk mencapai semua itu, maka kegiatan periklanan
harus berkonsentrasi sepenuhnya pada tujuan utama
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
Untitled-5 27
dan tidak tergoda untuk mengemukakan hal-hal yang
sesungguhnya tidak perlu (terarah, singlemindedness).
Komunikasi yang efektif dalam sebuah iklan akan
meminimalkan adanya kesalahfahaman. Interaksi antara
gambar dan kata-kata sangat dianjurkan.
Unsur verbal
Symbol-simbol Makna
Kata-kata
Unsur nonverbal
Symbol-simbol
Gambar-gambar
Gb. Interaksi antara kata dan gambar dalam penyampaian
makna (Jefkins: 1997:21)
Dalam perencanaan periklanan dikaitkan dengan
komunikasi, pendekatan DAGMAR ( Defining
Advertising Goals for Measured Advertising Result,
dikembangkan oleh Russel H. Colley dari Association
of national Advertiser New York, 1961), diringkaskan
dalam suatu pernyataan yang mendefinisikan tujuan
periklanan sebagai berikut : (Kasali, 1995:51-52)
“ an advertising goals is a specific communication
task, to be accomplished among a defined audience, in
a given period of time.”
Dalam pendekatan DAGMAR, dikembangkan
suatu metode yang disebut proses komunikasi yang
terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui oleh suatu
produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki,
yaitu berupa tindakan yang diambil konsumen. Model
proses komunikasi (hierarchy of effects model) dapat
digambarkan sebagai berikut
Ketidaksadaran (unaware)
Kesadaran (Aware)
Pemahaman & Citra (Comprehensive and image)
Sikap (attitude)
Tindakan (Action)
Gb. Model efek komunikasi
27
10/28/2009 3:12:57 PM
Terkait dengan periklanan informasi dan
perpustakaan, maka terdapat suatu proses komunikasi
antara organisasi perpustakaan dengan khalayak
penggunanya melalui iklan, mulai dari proses
ketidaksadaran sampai tahap adanya sikap bahkan
tindakan sesuai dengan misi dan tujuan perpustakaan.
4.3. Tujuan dan Manfaat iklan dalam Dunia
Informasi dan Perpustakaan
Pada dasarnya tujuan iklan adalah tidak hanya
menyampaikan informasi tetapi yang lebih penting
adalah mengubah sikap dan perilaku pengguna
sasaran.
Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa
pesan yang ingin disampaikan oleh produsen (dalam
hal ini adalah perpustakaan) kepada khalayak ramai.
Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau
secara fisik oleh produsen melalui siaran televise atau
radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal
besar sekali jumlahnya, bagi produser yang dapat
memanfaatkan kreativitas dalam dunia iklan, strategi
iklan yang tepat dapat menjadi murah.
Iklan merupakan investasi yang menguntungkan.
Mungkin tidak langsung berdampak pada laba, namun
karena sifatnya yang harus diulang-ulang agar tidak
terjadi “putus hubungan” dengan pasar potensial, maka
iklan lebih bersifat investasi, yakni investasi yang
ditanamkan pada benak konsumen.
Minat baca adalah masalah klise yang sering
dibicarakan dalam dunia pengembangan informasi dan
perpustakaan. Melalui iklan, organisasi perpustakaan
dapat memberikan informasi bahkan diharapkan sampai
mengubah perilaku masyarakat menjadi suka membaca
dan merasa butuh untuk membaca.
4.4. Kretaifitas dan Perencanaan Media
Satu hal penting dalam dunia periklanan adalah
kreativitas. Pengerjaan kreatif dalam sebuah iklan
mencakup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau
ide yang dapat mengemukakan strategi dasar dalam
bentuk komunikasi yang efektif. Termasuk pembuatan
judul, perwajahan dan naskah baik untuk iklan media
cetak, tulisan untuk iklan radio maupun storyboards
untuk iklan televisi.
Kasali menyebutkan bahwa dalam pembuatan
iklan, untuk menghasilkan iklan yang baik, selain
harus memperhatikan struktur iklan (headline dan
subheadline), juga menggunakan elemen AICDA yaitu
:
Attention (perhatian)
Interest (minat)
Desire (kebutuhan)
Conviction (rasa percaya)
Action (tindakan)
28
Untitled-5 28
Sebuah iklan harus meliputi semua unsur di atas
untuk bisa mengkomunikasikan pesan dengan efektif.
Sebagai lembaga nonprofit yang mengembangkan jasa
layanan yang secara kasat mata memang tak terlihat
bentuk fisiknya, maka perpustakaan dituntut mampu
menampilkan bentuk iklan yang menarik namun tidak
keluar dari tujuan perpustakaan.
4.5. Media Periklanan
Media periklanan meliputi segenap perangkat yang
dapat memuat atau membawa pesan penjualan kepada
khalayak sasaran.Ragam media tersebut sangat banyak
dikelompokkan.
Di kalangan praktisi periklanan, dikenal istilah
iklan lini atas (above-the-line) dan iklan lini bawah
(below-the-line). Frank Jefkins menyebutkan adanya
pembagian tersebut lebih dikarenakan pengakuan saja
yang didasarkan dari daya penetrasi media tersebut.
Iklan above-the-line jauh lebih dominan. Iklan
jenis ini dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur
pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro
iklan, yakni : pers, radio, televisi, lembaga iklan jasa
luar ruang dan bioskop.
Sedangkan media iklan below-the-line disebut
sebagai media yang tidak member komisi dan pembayaran
sepenuhnya berdasarkan biaya operasional plus sekian
persen keuntungan, diantaranya adalah directmail,
pameran, displays di tempat-tempat penjualan langsung,
selebaran pengumuman. Kassali menambahkan
jenis media ini dengan kalender dan merchandising
schemes.
Bagaimanapun penggunaan bentuk media tertentu
untuk publikasi suatu iklan, biasanya tergantung dari
tujuan iklan itu sendiri. Dalam kenyataannya, tidak ada
satu pun media yang dapat efektif untuk semua jenis
iklan. Misalnya televisi, kurang cocok untuk iklan yang
ingin menampilkan rincian spesifikasi produk mobil.
Bagaimana memilih media yang tepat untuk
beriklan adalah permasalahan tersendiri. Cara yang
paling sering digunakan adalah melihat data kuantitatif
hasil survey dari badan research dalam hal ini data
Nielsen. Data media consumption habit adalah salah
satunya, menggambarkan media mana yang paling
banyak pengkonsumsinya, tetapi data ini terlalu umum
dan selalu sama hasilnya. Hal lain yaitu melihat pola
kompetisi, efisiensi, pendekatan kreatif, budget yang
tersedia yang tentunya semua ini dihubungkan dengan
tujuan beriklan.
Saat ini data kuantitatif harus dilengkapi oleh
analisa yang lebih dalam mengenai pola hidup secara
lebih detail tidak cukup data kuantitaif apalagi hanya
data yang umum. Data-data detail tersebut adalah kondisi
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
10/28/2009 3:12:57 PM
terkini dalam masyarakat dan bagaimana target audience
mengkonsumsi media, kapan mereka mengkonsumsi
media dan lain-lain. Analisa seperti ini dianggap sebagai
analisa kualitatif karena masih belum tersedia survey
lengkap yang dapat digambarkan melalui data kuantitatif.
Perlunya data pendukung ini karena saat ini perubahan
kehidupan masyarakat terjadi sangat cepat, mengikuti
kecepatan teknologi yang sangat cepat berubah terutama
bagi masyarakat di kota-kota besar yang merupakan early
adaptors bagi teknologi ini.
Seorang media planner harus rajin meluangkan
waktu melakukan pengamatan, mencari, bertanya
kebiasaan apa yang terjadi di masyarakat terutama yang
berhubungan dengan media. Ketika program Mama Mia
booming, atau program lainnya, seorang media planner
harus melakukan pengamatan di luar data Nielsen,
seperti apa karakter target audience yang menyukai
program tersebut, apakah mayoritas suka atau masih
ada kontroversi atau bantahan. Media planner juga
harus menelusuri kebiasaan target audience, ambil saja
satu contoh target yang dianggap sempurna mewakili
target audience dan telusuri karaketer serta konsumsi
medianya dan data yang diperoleh digunakan sebagai
justifikasi secara kualitatif.
Mengenai analisa kondisi terkini salah satunya
adalah tingkat kemacetan yang semakin tinggi, apakah
membawa dampak pada pola konsumsi media. Apakah
pola konsumsi internet semakin tinggi, selain kita
mengatakan bahwa internet kebanyakan digunakan di
kantor untuk chatting, email atau update berita, coba
cari fakta baru mengenai internet. Dalam kondisi saat ini
kepada siapakah kita harus menggunakan TV dan kapan,
media print sebaiknya untuk apa. Apakah Kompas masih
mewakili koran nasional, bagaimana dengan koran lokal,
bagaimana kondisi di daerah, begitu pula media lainnya
radio, outdoor dan lain-lain.
Hasil pengamatan ini jangan ragu-ragu disampaikan
kepada klien karena bisa saja menjadi informasi yang
sangat berguna bagi klien dan tentunya bagi media
planner sendiri untuk menentukan media yang akan
digunakan. Salah satu media iklan yang terkenal dan
mudah dijangkau masyarakat saat ini adalah televisi
dan internet.
4.5.1. Media Periklanan di Dunia Informasi dan
Perpustakaan
Terkait dunia perpustakaan dan informasi, maka
jenis media iklan disesuaikan dengan khalayak sasaran,
geografis dan daya jangkau perpustakaan itu sendiri.
Berbagai bentuk media dan sarana promosi yang dapat
digunakan dalam marketing informasi dan perpustakaan
diantaranya adalah :
1.Brosur.
Brosur berisi informasi mengenai keberadaan
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
Untitled-5 29
perpustakaan, waktu dan hari kegiatan perpustakaan,
termasuk koleksi serta semua informasi umum yang
perlu diketahui oleh pengguna.
2. Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai yang efektif mampu
“mendongkrak” nilai jual sebuah perpustakaan.
Perpustakaan memberikan suatu penjelasan kepada
pengguna mengenai penggunaan perpustakaan. Saat
ini pendidikan pengguna telah berkembang dan semua
terlingkup dalam satu konsep literasi informasi.
Secara bebas, literasi informasi diartikan sebagai
adanya pengetahuan akan kesadaran dan kebutuhan
informasi disertai kemampuan untuk mengidentifikasi,
menemukan, mengevaluasi, mengorganisasi dan secara
efektif menciptakan, menggunakan, mengkomunikasikan
informasi untuk mencari solusi atas masalah yang
dihadapi. Literasi juga merupakan bagian dari hak asasi
manusia untuk pembelajaran seumur hidup.
Te r b e n t u k n y a m a s y a r a k a t i n f o r m a s i
dan masyarakat berbasis pengetahuan, tidak saja
membutuhkan infrastruktur (hardware, software,
aplikasi, dan konektivitas/akses) yang handal, dan
regulasi (peraturan) yang mendukung, tetapi juga
sumber daya manusia (SDM) atau brainware dengan
tingkat literasi (melek) media yang memadai dan
kemampuan mengeksplorasi konten (literasi informasi)
untuk menciptakan kemakmuran. Bahkan beberapa
sumber menghubungkan antara tingkat literasi dengan
harapan hidup masyarakat. Ketika seseorang bermaksud
meningkatkan taraf hidupnya, maka dia memerlukan
sesuatu yang lebih dari dirinya yaitu perkembangan diri,
baik ketrampilan, pendidikan atau kinerja yang lebih.
Proses menjadi lebih adalah proses belajar. Kemampuan
untuk dapat belajar secara mandiri akan membuat proses
yang dilalui lebih mudah dengan kemampuan literasi.
Ternyata ada korelasi yang positif antara keduanya,
artinya semakin tinggi tingkat literasi sebuah masyarakat
semakin tinggi pula harapan hidupnya.
3. Pameran
Pameran merupakan salah satu media beriklan
yang efektif. Melalui pameran, perpustakaan dapat
dilihat, dikenal sekaligus bisa digali semua aspeknya.
Pameran juga memungkinkan terjadinya komunikasi
antara perpustakaan dengan pengguna yang jaraknya
jauh dari lokasi perpustakaan.
4. Pamflet
Pamflet berguna untuk memperkenalkan
perpustakaan. Pamflet ditempel di tempat-tempat
umum yang mudah dilihat masyarakat. Sehingga
masyarakat bisa mengenal perpustakaan meskipun
belum mengunjunginya secara fisik.
5.Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku atau cantuman
29
10/28/2009 3:12:58 PM
koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Bibliografi
yang lengkap bisa menjadi modal yang sangat berharga
untuk pengembangan perpustakaan ke depannya.
4.6. Riset Iklan
Riset iklan di sini dimaksudkan untuk mengukur
efektifitas suatu iklan, daya jangkau, efektifitas dan daya
pengaruh pesan iklan, dan lain-lain. Riset perlu dilakukan
untuk mengevaluasi iklan yang sudah dilakukan serta
memperbaiki iklan yang akan dibuat di masa yang
akan datang. Riset ini dilakukan sebelum, pada saat dan
setelah proses perikanan.
Kasali menyebutkan beberapa riset dalam
riset iklan yaitu riset konsumen, riset evaluative, uji
perubahan sikap, uji psikologis, uji gambar, uji naskah
dan lain-lain.
4.7. Iklan Informasi dan Perpustakaan sebagai
ILM
Iklan bagi sector jasa yang tidak mengutamakan
keuntungan secara sepihak seperti iklan yang
dilakukan oleh lembaga pemerintah seperti diantaranya
perpustakaan, sering disebut sebagai iklan layanan
masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini
diartikan oleh Crompton (dalam kassali, 1995:201)
sebagai :
“an announcement for which no charge is made and
which promotes programs, activities, or services of
federal, state; or local government or the programs,
activities; or services of nonprofit organizations and
other announcements regarded as serving community
interest , excluding tune signals, routine weather
announcement, and promotional announcement.”
Sebuah ILM disumbangkan oleh media untuk kepentingan
masyarakat, artinya tanpa menuntut bayaran.
Menurut Ad Council, suatu dewan periklanan di Amerika
Serikat yang memeolpori ILM, kreiteria yang dipakai
untuk menetukan kampanye pelayanan masyarakat
adalah:
•
Non-komersial
•
Tidak bersifat keagamaan
•
Non-politik
•
Berwawasan nasional
•
Diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat
•
Diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau
diterima
•
Dapat diiklankan
•
Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi
sehingga patut memperoleh dukungan media lokal
maupun nasional.
4.8. Periklanan: Segi Positif dan Negatifnya
Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan
30
Untitled-5 30
masyarakat dan ekonomi, yaitu : memperluas alternative
bagi konsumen,iklan yang secara gagah tampil di
hadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang
cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa
perusahaan yang membuatnya bonafid dan produknya
bermutu, selain itu ilan juga membuat orang menjadi
kenal, ingat dan percaya.
Namun di samping itu, ada pula sisi negatifnya dari
iklan. Seorang manajer senior PT.Unilever menyebutkan
beberapa kesan negative dari iklan sebagai berikut :
(Kasali:1995:16)
•
Iklan membuat orang membeli sesuatu yang sebetulnya tidak ia inginkan atau butuhkan
•
Iklan mengakibatkan barang-barang menjadi mahal.
•
Iklan yang baik akan membuat produk yang sebenarnya berkualitas rendah dapat terjual.
Sebagai solusi, maka dalam kegiatan periklanan
ini, produsen pengiklan tidak hanya memikirkan laba dan
keuntungan, tetapi harus memperhatikan semua aspek
seperti budaya, lingkungan masyarakat, daya beli, serta
efek sosial dan lain-lain.
1.
Aplikasi Teknologi Informasi dalam Beriklan
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, periklanan pun berkembang. Saat ini
dunia periklanan sudah merambah ke dunia media baru
(internet) dengan berbagai bentuknya, misalnya melalui
internet dan berbagai media online lainnya. Hal ini
umumnya disebut sebagai new wave marketing.sebuah
gelombang baru untuk marketing, yang mengubah
marketing one to many atau one to one (contohnya direct
selling seperti SPG, CRM) menjadi many to many.
Perpustakaan juga bisa menggunakan sarana
blog sebagai media jejaring social. Pengguna tidak
perlu beranjak dari tempat duduk untuk mencari
informasi di perpustakaan, cukup duduk di depan
meja komputer dengan secangkir kopi, kemudian
ketik alamat perpustakaan yang dituju. Tidak lama
kemudian, komputer menampilkan situs perpustakaan
yang menyapa pengguna dengan “Selamat Datang
di Perpustakaan”. Selanjutnya, pengguna dapat
berkomunikasi dengan pustakawan melalui sarana yang
ada di situs perpustakaan tersebut.
Untuk memberikan layanan on-line, perpustakaan
dapat menggunakan webblog atau blog yang tersedia
di Internet. Blog merupakan situs web sederhana yang
dapat dibuat oleh setiap orang untuk menyimpan dan
mempublikasikan catatan atau tulisannya. Seorang
pengunjung blog dapat memberikan komentar terhadap
tulisan yang ada sehingga terjadi interaksi antara pemilik
dengan pengunjung blog. Pustakawan yang kreatif dapat
membuat blog untuk diri sendiri atau untuk perpustakaan.
Selain itu, pembuatan blog tidak memerlukan biaya
mahal karena banyak penyedia blog memberikan layanan
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
10/28/2009 3:12:58 PM
secara gratis. Biaya yang diperlukan hanya untuk koneksi
ke Internet.
Daftar Pustaka
Gobe, Marck. 2005. Emotional Branding.: Paradigma
Baru untuk Menghubungkan Merek
dengan Pelanggan. Jakarta :
Erlangga.
http://vika17.wordpress.com/2008/04/21/bagaimanamemilih-media-untuk-beriklan/
Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta : Erlangga.
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan :
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management :
Analysis, Planning, Implementation,
and Control. 9 th ed. New Jersey :
Prentice – Hall.
Qalyubi, Sihabbudin.2003.dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab Iain Sunan Kalijaga. Rohman, Asep Saeful. 2006. Pemasaran Jasa
Informasi Di Lembaga Informasi Atau
Perpustakaan. Makalah “Seminar
Pengembangan Kajian Ilmu Informasi
Dan Perpustakaan” . Bandung : JIP Fikom Unpad.
Gambar . Contoh fitur blog di internet
1. Penutup
“Know your costumer” adalah kunci dalam dunia
marketing informasi dan perpustakaan. Kajian pengguna
(user study) merupakan kegiatan dasar dalam dunia
marketing. Setelah diketahui kebutuhan pengguna yang
sesungguhnya, barulah kegiatan marketing dimulai.
Diharapkan, dengan adanya kajian kebutuhan pengguna,
akan membuat kegiatan marketing lebih efektif.
Saez, Eileen Elliott. 2002. Marketing Concepts for Libraries and Information Services. London: Facet Publishing.
Saleh, Abdul Rahman. 2000. Manajemen
Perpustakaan. Bandung: UPI.
Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan. Jakarta: Erlangga.
Periklanan sebagai salah satu media promosi dalam
dunia marketing bisa dilakukan melalui berbagai media,
diantaranya media cetak, elektronik dan bahkan media
baru internet).
Riset marketing perlu dilakukan untuk mengukur tingkat
keberhasilan sebuah terpaan iklan. Riset ini dilakukan
baik sebelum, pada saat ataupun setelah proses iklan
berlangsung.
How your library talks, is up to you! ***
VISI PUSTAKA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009
Untitled-5 31
31
10/28/2009 3:12:58 PM
Download