MINAT BACA PADA MATAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 LAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Sandi Akbar Widodo Universitas Negeri Malang Email : [email protected] Abstrak : Rumusan masalah pada penelitian ini, adalah bagaimana minat baca pada matapelajaran sejarah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Lawang. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui: 1) observasi, 2) wawancara mendalam 3) dokumentasi 4) angket. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Kemudian pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasiSetelah melakukan proses pengolahan data, diketahui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan paparan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa tingkat minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang tergolong dalam ketegori sedang. Presentase siswa yang memiliki minat baca sedang sebesar 60%, sedangkan siswa yang memiliki minat baca tinggi sebesar 35%. Sisanya sebesar 5% mempunyai minat baca rendah. Indikator siswa yang memiliki minat baca sedang antara lain mengunjungi perpustakaan sekolah 2 kali dalam satu minggu, membaca sejarah untuk mempersiapkan materi sejarah yang akan diajarkan besok dan biasanya sekitar 30 menit untuk membaca buku sejarah dalam setiap kali membaca. Untuk indikator minat baca siswa yang tergolong dalam kategori tinggi, dilihat dari intensitas mereka dalam berkunjung perpustakaan yaitu antara 2 sampai 3 kali perminggu. Siswa memiliki waktu khusus untuk membaca buku sejarah lebih dari 30 menit. Selain itu mereka juga memanfaatkan buku sejarah yang ada di perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori minat baca rendah, kunjungan ke perpustakaan yang hanya 1 kali dalam seminggu dan intensitas membaca yang tidak lebih dari 15 menit. Kata kunci: minat baca, siswa, matapelajaran sejarah Membaca sebagai proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu (Oka, 1983:17). Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam belajar sebagian besar ditunjang oleh minat baca. Budaya gemar membaca yang tinggi merupakan cermin kemajuan suatu bangsa. Bangsa atau masyarakat yang maju akan selalu menempatkan kebiasaan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta masyarakat yang senang membaca. Suwandi (1992:50) mengungkapkan minat sebagai suatu perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu hal, maka ia akan berusaha lebih keras untuk belajar. Masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar. Dalam masyarakat yang membaca dan belajar, buku-buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang sangat penting. Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya terus-menerus memberikan pemahaman dan apresiasi kepada siswa akan pentingnya peningkatan aktivitas dan kegemaran membaca bagi siswa terhadap prestasi belajarnya di sekolah. Sekarang ini harus diakui bahwa minat membaca yang diwujudkan dengan aktivitas membaca buku dikalangan siswa umumnya masih rendah. Alasan klasik yang sering mengemuka adalah bahwa membaca belum membudaya di kalangan masyarakat, khususnya pelajar. Sebagian besar pelajar menganggap aktivitas membaca adalah merupakan aktivitas yang membosankan atau membuat jemu dan lelah terutama membaca buku-buku pejaran termasuk pelajaran sejarah. Pelajaran sejarah merupakan salah satu matapelajaran yang diajarkan di sekolah mulai dari SD, SMP, SMA. Sejarah sebagi ilmu adalah suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan ceritera yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis bedasarkan azaz-azaz periodisasi dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah (Sjamsudin, 1996:15). Dalam mempelajari sejarah, membaca merupakan suatu hal yang sangat penting guna mengetahui tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi. Merupakan hal yang mustahil apabila mempelajari sejarah tanpa ada proses membaca. Seorang siswa dapat memutuskan untuk mempelajari sejarah dengan berbagai alasan. Diantara alasan-alasan itu ialah suatu rasa ingin tahu yang iseng mengenai masa lampau keluarga atau tempat tinggal, hasrat untuk menerangkan kepada diri sendiri mengenai asal-usul budaya, suatu minat patriotik kepada asal usul negeri kita, kehendak ingin mengetahui latar belakang sosial dan suasana intelektual seorang tokoh atau bahkan dengan membaca buku sejarah dapat memperoleh nilai pada saat ulangan (Gottschalk, 1975:118). Dari hasil observasi awal yang dilakukan 4 Oktober 2011 dengan metode wawancara terhadap Ibu Sukesi selaku guru matapelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Lawang didapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPS ketika diminta untuk membaca meteri sejarah, siswa nampak kurang antusias. Sikap kurang antusias ini membuktikan bahwa minat baca siswa terhadap materi sejarah kurang. Lebih lanjut lagi, dari hasil wawan cara didapatkan bahwa kurang antusiasnya siswa untuk membaca materi sejarah dikarenakan oleh materi yang terlalu panjang dan membosankan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa minat baca sangat penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang maksimal faktor minat baca harus sangat diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Tinggi rendah minat baca siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimana salah satunya adalah lingkungan sekolah tempat mereka balajar. Peranan sekolah sangat menentukan minat baca siswa. Diantaranya kebijakan sekolah, peran guru, juga perpustakaan dalam upaya peningkatan minat baca siswa. Kinerja peran guru dalam meningkatkan minat baca anak harus dimulai dari dirinya sendiri. Hal ini mengandung bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidik di sekolah, guru melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran, dan latihan. Semua kegiatan tersebut sangat terkait dengan upaya peningkatan minat anak-anak melalui keteladanan, penciptaan lingkungan, pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar, dan melatih para siswa untuk membaca. Minat dalam belajar berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong anak untuk giat membaca. Anak yang berminat atau sikapnya senang kepada pelajaran akan tampak mendorong terus untuk tekun membaca, berbeda dengan anak sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau membaca tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terakit dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. METODE Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2005:5), menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Rancangan penelitian adalah kualitatif deskriptif karena peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan dengan kata-kata secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Adapun yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah sesuai dengan fokus yang diteliti. Yang akan peneliti deskripsikan di dalam penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian yaitu tentang minat baca siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Lawang. HASIL DAN PEMBAHASAN Minat Baca Siswa Kelas XI IPS pada Matapelajaran Sejarah Membaca merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Tarigan (1986:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, dan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata tulis. Karena dengan membaca siswa dapat memperoleh pengetahuan dari buku yang dibaca. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pemberian angket minat baca, siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang memiliki minat baca yang berfariasi pada matapelajaran. Minat baca siswa kelas XI IPS 1 Lawang dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah Untuk mengetahui tinggi rendahnya minta baca siswa digunakan angket minat baca siswa pada materi sejarah. Angket minat diberikan kepada 20 siswa kelas XI IPS yang tiap kelas diambil 2 siswa yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi dan 2 siswa yang memiliki nilai paling rendah. Data angket minat baca siswa disajikan pada Tebel 1 Tabel 1 Minat Baca Siswa Berdasarkan Angket Skor Motivasi 1,00 – 1,75 1,76 – 2,50 2,51 – 3,25 3,26 – 4,00 Kategori Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Σ Siswa 1 12 7 - Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa siswa yang dikategorikan memiliki minat baca rendah 1 orang, minat baca sedang 12 dan siswa yang dikategorikan memiliki minat baca tinggi berjumlah 7 orang. Adapun data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Indikator siswa yang memiliki minat baca tinggi adalah: rajin mengunjungi perpustakaan sekolah, rajin mencari berbagai koleksi pustaka, kemanapun pergi selalu membawa bahan bacaan, rajin meminjam buku-buku perpustakaan, selalu mencari koleksi pustaka meskipun tidak ada tugas dari guru, waktu yang disediakan atau digunakan untuk membaca buku-buku yang dimiliki, dan selalu akses terhadap buku-buku atau sumber yang lain seperti internet (Bafadal, 2001). Berdasarkan hasil penelitian dari 20 objek yang diwawancara dan diberi angket diperoleh data bahwa minat baca siswa tersebut sedang. Minat baca siswa tersebut dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori minat baca tinggi, sedang dan rendah. Dari hasil analisis data pengukuran minat baca dengan menggunakan angket, 20 siswa dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu siswa yang memiliki minat baca rendah 1 orang, minat baca sedang 12 dan siswa yang dikategorikan memiliki minat baca tinggi berjumlah 7 orang. Berdasarkan hasil temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat baca siswa kelas XI IPS masuk dalam kategori sedang. Siswa yang mempunyai minat baca sedang pada umumnya intensitas mereka berkunjung ke perpustakaan sekolah kira-kira 2 kali dalam seminggu. Selain itu mereka biasanya membaca sejarah untuk mempersiapkan materi sejarah yang akan diajarkan besok dan biasanya sekitar 30 menit untuk membaca buku sejarah dalam setiap kali membaca. Siswa kadang-kadang juga memanfaatkan internet untuk mencari materi sejarah pada saat melakukan diskusi atau mengerjakan tugas. Sementara siswa yang memiliki minat baca tinggi biasanya dilihat dari intensitas mereka dalam berkunjung perpustakaan yaitu antara 2-3 kali perminggu. Ada siswa yang memiliki waktu khusus untuk membaca buku sejarah lebih dari 30 menit. Pada waktu akan menghadapi ulangan siswa bisa mempergunakan waktu sekitar 2 jam bahkan lebih untuk memperdalam materi. Selain itu mereka juga memanfaatkan buku sejarah yang ada di perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar, sekeda mencari jawaban tugas dari guru atau meminjam buku secara individu maupun kolektif untuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa yang memiliki minat baca yang tinggi pada matapelajaran sejarah bersedia membaca buku tidak semata-mata untuk memperoleh nilai yang bagus saat ulangan, tetapi untuk menambah pengetahuan sejarah. Untuk siswa baca siswa yang tergolong dalam kategori rendah pada matapelajaran sejarah, dapat dilihat dari kunjungan ke perpustakaan yang hanya 1 kali dalam seminggu dan intensitas membaca yang tidak lebih dari 15 menit dan berbagai alasan yang membuat mereka kurang tertarik dengan buku sejarah. Mereka membaca buku sejarah semata-mata untuk menghadapi ulangan dan mengerjakan tugas dengan harapan memperoleh nilai yang bagus. Membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Begitu pula dengan para siwa, membaca merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga hasil belajar. Karena dengan membaca membuat mereka menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi dimana hal tersebut sangat dibutuhkan dalam mempelajari sejarah. Akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa lebih banyak siswa yang membaca sejarah hanya berorientasi pada hasil ulangan. Siswa hanya membaca materi sejarah dari buku teks agar bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dalam ulangan. Di perpustakaan SMA Negeri 1 Lawang terdapat banyak buku-buku teks sejarah baik dari Buku Sekolah Elektronik (BSE) (print out) maupun dari penerbitpenerbit lain. Selain buku teks tersebut, juga terdapat buku-buku sejarah yang dapat digunakan sebagi buku referensi. Apabila dimanfaatkan dengan baik oleh siswa tentunya dapat memperdalam, memperluas, dan memperjelas materi pelajaran sejarah yang didapat di dalam kelas. Namun masih sedikit siswa yang memanfatkan buku- buku tersebut. Dari data aktifitas siswa di perpustakaan yang terhitung bulan Desember sampai dengan bulan April, data peminjaman buku siswa kelas XI IPS menunjukkan jumlah rendah dibandingkan dengan siswa kelas XI Bahasa dan XI IPA. Akan tetapi intensitas kunjungan perpustakaan masih biasa dikatakan bersaing dengan kelas XI IPA meskipun tertinggal cukup jauh dari kelas XI Bahasa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa tingkat minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang tergolong dalam ketegori sedang. Presentase siswa yang memiliki minat baca sedang sebesar 60%, sedangkan siswa yang memiliki minat baca tinggi sebesar 35%. Sisanya sebesar 5% mempunyai minat baca rendah. Indikator siswa yang memiliki minat baca sedang antara lain mengunjungi perpustakaan sekolah 2 kali dalam satu minggu, membaca sejarah untuk mempersiapkan materi sejarah yang akan diajarkan besok dan biasanya sekitar 30 menit untuk membaca buku sejarah dalam setiap kali membaca. Untuk indikator minat baca siswa yang tergolong dalam kategori tinggi, dilihat dari intensitas mereka dalam berkunjung perpustakaan yaitu antara 2 sampai 3 kali perminggu. Siswa memiliki waktu khusus untuk membaca buku sejarah lebih dari 30 menit. Pada waktu akan menghadapi ulangan siswa bisa mempergunakan waktu sekitar 2 jam bahkan lebih untuk memperdalam materi. Selain itu mereka juga memanfaatkan buku sejarah yang ada di perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori minat baca rendah, dapat dilihat dari kunjungan ke perpustakaan yang hanya 1 kali dalam seminggu dan intensitas membaca yang tidak lebih dari 15 menit dan berbagai alasan yang membuat mereka kurang tertarik dengan buku sejarah. Saran Untuk meningkatkan minat baca siswa pada matapelajaran sejarah khususnya di SMA Negeri 1 Lawang Kelas XI IPS, maka peneliti menyarankan agar guru dan sekolah terus memberikan dorongan dan menumbuhkan minat baca siswa terutama pada mata pelajaran sejarah. Selain itu menyediakan sumber bacaan sejarah yang dapat membangkitkan minat baca siswa dan didukung dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca para siswa. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia Moleong. L. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Suwandi, Ihsan. 1992. Teknik Bimbingan Tesstig Memahami Individu dengan Menggunakan Tes. Malang: Proyek OPF IKIP Malang Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Membaca Berbagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.