M EGAPOLITAN 4 SENIN, 7 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Parkir Jalanan Dihapus Bertahap Pengendara kendaraan bermotor sebenarnya bersedia parkir dalam gedung asalkan pengelola menjamin keamanan kendaraan. SELAMAT SARAGIH U NTUK mencegah kendaraan bermotor memenuhi badan jalan sehingga mengganggu pergerakan lalu lintas di Ibu Kota yang sangat padat, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI memutuskan menghapus parkir on street (parkir pinggir jalan). Sebelum ketentuan itu diberlakukan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran Dishub DKI terlebih dahulu mengumpulkan seluruh pemilik/pengelola gedung parkir. Infrastruktur harus siap sebelum peraturan diterapkan. Hasil survei menunjukkan daya tampung parkir off street jauh lebih besar jika dibandingkan dengan parkir on street. Di Jalan Gajah Mada, misalnya, kapasitas parkir on street sekitar 580 mobil, sedangkan daya tampung parkir off street mencapai 6.233 mobil dan 4.564 sepeda motor. dan pemilik gedung parkir di sepanjang ruas jalan protokol. Mereka diminta menyiapkan lahan parkir yang layak agar pengendara bersedia masuk dan parkir di sana. Belum lagi kapasitas parkir di dalam gedung Jalan Hayam Wuruk sebanyak 3.522 mobil dan 1.022 motor. Jalan Hayam Wuruk dengan Jalan Gajah Mada hanya dipisahkan jalur bus khusus Trans-Jakarta. Namun, pengendara lebih senang memarkir kendaraannya di pinggir jalan. Alasannya, selain lebih dekat ke tempat tujuan, biaya parkir lebih sedikit daripada di dalam gedung. Di pihak lain, infrastruktur gedung parkir kurang nyaman. “Seperti di Jalan HOS Cokroaminoto depan Taman Menteng, Jakarta Pusat. Setelah parkir on street dilarang, pemilik kendaraan mengeluhkan parkir off street. Ini menjadi evaluasi kami dalam penghapusan parkir on street di lokasi lain,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, di Jakarta, kemarin Menurut Pristono, UPT Perparkiran Dishub DKI telah memanggil sejumlah pengelola Kumuh Keluhan pengendara ke Dishub DKI antara lain ruang parkir dalam gedung kumuh, tidak tertib, dan keamanannya tidak terjamin. Bahkan ada pengendara yang melaporkan perbuatan asusila di gedung parkir sekitar Taman Menteng. “Kami sudah memanggil pengelola gedung parkir di Taman Menteng. Kami meminta mereka memperbaiki dan menata ruang parkir, memasang lampu, serta meningkatkan keamanan.” Saat ini, jajaran Dishub DKI terlihat sibuk menyiapkan rambu-rambu larangan parkir di sejumlah jalan protokol. Di beberapa lokasi seperti di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Utara, bahkan sudah dipasang. Pengguna jalan yang hendak makan-minum di restoran sepanjang jalan tersebut diarahkan ke halaman gedung atau ruang parkir Samsat Jakarta Utara. Dishub DKI menargetkan semua rambu telah terpasang tahun ini. Menurut Pristono, untuk menghapus parkir on street dibutuhkan waktu. Semua sarana pendukung harus disiapkan terlebih dahulu. Setelah itu baru dilakukan penegakan hukum oleh satgas gabungan bentukan Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya. “Parkir on street sangat kompleks. Kental faktor premanisme,” imbuhnya. Parkir on street yang segera dihapus antara lain sepanjang Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, seputar Melawai, Jalan Pemuda, dan Jalan Tendean. Wakil Gubernur DKI Prijanto mendukung penghapusan parkir pinggir jalan. (J-1) [email protected] Masyarakat Terganggu dengan SMS Tawaran Kredit MI/PANCA SYURKANI DEMO BURUH: Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin. Para buruh menuntut pemerintah segera mengesahkan RUU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). BANK Indonesia (BI) mengaku telah menerima sekitar 9.000 laporan pengaduan nasabah yang merasa terganggu dengan maraknya penawaran produk kredit tanpa agunan (KTA) melalui layanan pesan singkat (SMS). “Sejak dibuka hotline pengaduan SMS khusus untuk KTA tanggal 26 Januari lalu oleh BI, sudah ada sekitar 9.000 SMS pengaduan yang masuk. Sebagian besar mengenai KTA,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi A Johansyah ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin. Difi mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 85% SMS berisi keluhan Ribuan Buruh Tuntut Jaminan Sosial SEKITAR lima ribu buruh berdemonstrasi menuntut jaminan sosial berupa jaminan pensiun dan jaminan kesehatan bagi seluruh buruh Indonesia. Demonstrasi diawali dengan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia untuk kemudian bergerak menuju Istana Merdeka. Setelah berorasi di depan Istana sekitar 1 jam, mereka kemudian menuju Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk langsung menyelenggarakan Kongres dan Musyawarah Nasional (Munas) Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) 2011. Dalam aksi itu, mereka membawa sejumlah poster dan spanduk, di antaranya ‘Pensiun Kami Layak’ dan ‘Buruh Miskin Dilarang Sakit’. “Aksi ini menuntut pemerintah menjalankan jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan gratis bukan saja buruh, melainkan juga untuk seluruh rakyat Indonesia,” kata Nyumarno FSPMI cabang Bekasi kepada Media Indonesia, kemarin. Saat berjalan kaki menuju Istana, para demonstran menutup sebagian besar ruas Jalan MH Thamrin. Akibatnya, arus lalu lintas dari arah Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana jadi tersendat. Bahkan, saat mendekati pusat perbelanjaan Sarinah, ribuan buruh menutup total jalur lambat dan jalur cepat. Polisi yang mengawal aksi pun terlihat kewalahan mengatur arus lalu lintas. Agar kendaraan tak tersendat, kendaraan umum pun dialihkan masuk ke jalur bus khusus. Para buruh ini datang dari sejumlah sentra produksi, seperti dari Cakung, Tangerang, dan Bekasi. Nyumarno menegaskan bahwa FSPMI menganggap jaminan sosial, terutama pensiun, merupakan hak seluruh warga masyarakat, tidak hanya milik pegawai negeri. “Gerakan ini didukung 62 elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, buruh tani, dan sebagainya selain dari FSPMI,” ujarnya. Selesai berdemo di Istana, massa bergerak untuk munas di Kelapa Gading. Munas tersebut rencananya akan dihadiri sekitar 10.000 buruh dengan mengundang Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, perwakilan buruh internasional. Untuk menghibur peserta panitia mengundang penyanyi Iwan Fals sebagai bintang tamu. (*/J-2) masyarakat yang merasa terusik dengan gencarnya penawaran produk KTA oleh bank asing. Bahkan, sebanyak 4.400 SMS di antaranya menyertakan nama bank serta pengirim SMS. Pihaknya mengindikasikan bank-bank asing yang bersangkutan menggunakan jasa pihak ketiga (outsourcing) untuk memasarkan produk tersebut. “Contohnya ada SMS yang menawarkan dana ekspres dari bank asing tanpa nyebut nama banknya,” aku Difi. Ia menyayangkan perilaku pihak pemasaran bank asing yang saking gencarnya sehingga meresahkan masyarakat, karena seharusnya mereka berpegang pada etika pemasaran yang baik dan memberikan Contohnya ada SMS yang menawarkan dana ekspres dari bank asing tanpa nyebut nama banknya.” Difi A Johansyah Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia edukasi kepada konsumen sebelum menawarkan produk yang dimaksud. Padahal, di negara asal bank asing tersebut aturan mengenai kerahasiaan konsumen sangat dihormati. “Anehnya di Indonesia kok mereka malah bablas?” Masyarakat umumnya merasa terganggu karena SMS berisi penawaran itu masuk ke telepon seluler mereka tidak mengenal waktu. Kadang SMS masuk pada tengah malam sehingga mengganggu waktu istirahat mereka. “Memang paling menyebalkan kalau malam hari terima SMS (penawaran) seperti itu. Dipikir dari siapa yang penting, ternyata hanya tawaran kredit,” ujar Anggi,26, salah satu penerima SMS. Harus waspada Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat agar mewaspadai tawaran SMS itu. Bukan tidak mungkin, ada unsur penipuan saat menindaklanjuti tawaran kredit itu. “Polanya sama seperti pe- nipuan voucer pulsa, ‘mama minta pulsa’, atau orang yang bisa bantu masuk sebuah instansi,” kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum PMJ AKB M Fadhil Imran. Kepala Satuan Kejahatan dan Tindak Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum PMJ AKB Nico Afinta mengatakan pihaknya sampai saat ini memang belum menerima aduan adanya penipuan terkait SMS itu. “Kami imbau masyarakat waspada dan hati-hati, lebih baik ikuti prosedur dengan melakukan pinjaman melalui lembaga pembiayaan yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan melalui perorangan,” tandasnya. (Atp/FD/J-2) Tertib Lalu Lintas di Jalan Daan Mogot P OLRES Tangerang menjadikan Jalan Daan Mogot Km 22-24 sebagai proyek percontohan tertib lalu lintas untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran di kawasan itu. Kawasan tertib lalu lintas (KTL) tersebut mulai berlaku hari ini. “Terhitung Senin (7/1) kami menerjunkan tim khusus untuk menyosialisasikan KTL kepada pengguna kendaraan yang melintas di Jalan Daan Mogot dari Km 22 hingga Km 24,” jelas Kasatlantas Polres Metropolitan Tangerang Kompol Firman Darmansyah, kemarin. Jalan Daan Mogot Km 22-24 dijadikan proyek percontohan karena memiliki volume kendaraan, pelanggaran, serta kecelakaan merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan jalan-jalan lain di kawasan Kota Tangerang. Tiga jalan lainnya yang tergolong rawan kecelakaan dan pelanggaran di Kota Tangerang, yakni Jalan Gatot Subroto, Jalan KH Hasyim Ashari, dan perempatan Ciledug. Jalan Daan Mogot Km 22-24, Batuceper, merupakan jalan penghubung antara Tangerang dan Jakarta MI/TRI HANDIYATNO RAWAN KECELAKAAN: Kendaraan bermotor melintas di Jalan Raya Daan Mogot Km 22, Tangerang, Banten, kemarin. Di ruas Jalan Raya Daan Mogot Km 22 ini sering terjadi kecelakaan kendaraan bermotor. Barat. Pada 2009 tercatat 53 kasus kecelakaan lalu lintas di kawasan itu, dengan rincian empat orang tewas, 19 luka berat, dan 53 luka ringan. Tahun lalu, terjadi 63 kasus kecelakaan lalu lintas dengan korban jiwa sembilan orang, 27 luka berat, serta 73 luka ringan. KTL berlaku bagi semua jenis kendaraan mulai dari roda dua hingga roda empat maupun kendaraan berat. “Kami berharap KTL dapat menyadarkan masyarakat agar tertib berlalu lintas,” terangnya. Sebelum memberlakukan KTL di kawasan itu, Satlantas Polres Metropolitan Tangerang telah mendirikan pos di Km 22, menata infrastruktur, menutup jalan berlubang, mengefektifkan lampu pengatur lalu lintas serta menata rambu dan marka jalan. “Setelah Polisi Lalu Lintas Tangerang memasang neon boks dan umbul-umbul di Km 22-24, saya dan teman-teman pengendara sepeda motor menjadi lebih berhati-hati. Kami yang setiap hari pulang malam sangat terbantu atas lampu dan rambu-rambu itu,” ujar Asep Jalaludin, kemarin. Masalah rambu-rambu dan penerangan menjadi salah satu yang tidak kalah penting dalam menyukseskan KTL di Jalan Daan Mogot. Firman Darmansyah mengakui memang banyak rambu lalu lintas tertutup ranting pohon. Sebagian marka jalan juga buram. “Ranting yang menutup rambu akan dipangkas dan marka jalan dicat kembali.” Ia menyatakan sudah berkoordinasi dengan instansi samping, meliputi dinas perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja, dinas pekerjaan umum, dinas pertamanan, badan perencanaan dan jasa marga. Bersama instansi tersebut, Firman yakin dapat mengatasi masalah angkot yang mengetem tidak pada tempatnya, pangkalan ojek di badan jalan, marka terhapus, pedagang di pinggir jalan serta penyeberang yang tidak menggunakan jembatan. Selain itu, yang menjadi masalah adalah parkir tidak pada tempatnya, kendaraan melawan arus, pengendara tidak menggunakan helm, kendaraan roda dua melaju di jalur tengah, dan sepeda motor tidak menyalakan lampu. “Pelanggaranpelanggaran tersebut akan kami tertibkan,” tukasnya. (*/SM/J-1)