Angkasa Pura Siap Berbagi Hasil Parkir Kendaraan

advertisement
MAMMINASATA
B6
JUMAT, 18 MARET 2011
Angkasa Pura Siap Berbagi
Hasil Parkir Kendaraan
Bagi hasil parkir pesawat
belum disepakati.
MAROS — PT Angkasa Pura I menyatakan siap berbagi hasil uang
parkir kendaraan bermotor dengan
Pemerintah Kabupaten Maros. Tapi
pengelola Bandar Udara Hasanuddin itu masih menolak membagi
hasil pajak parkir pesawat.
General Manager PT Angkasa
Pura I Rachman Safrie mengatakan
pihaknya siap menaati Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pajak Parkir Kendaraan. Mulai Januari 2011, Angkasa Pura
akan menyerahkan sekitar 30 persen hasil parkir kendaraan bermo-
tor di bandara.
“Konsekuensinya, tarif parkir
akan naik menjadi Rp 4.000 per
jam, dari tarif lama Rp 2.500 per
jam,” kata Rachman, dalam pertemuan dengan Komisi Gabungan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Maros, kemarin.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura
meminta penundaan pemberlakuan
bagi hasil pajak parkir kendaraan
bermotor itu hingga 1 April 2011.
Dalam rapat dengan DPRD kemarin, Angkasa Pura belum bersedia memenuhi tuntutan bagi hasil
pajak parkir pesawat sebesar Rp
5.000 per penumpang. Alasannya,
pajak parkir pesawat tidak dijelaskan dalam aturan perpajakan.
Lagi pula, menurut Rachman,
PT Angkasa Pura I cabang Sulawesi Selatan tidak berwenang memutuskan permintaan pajak parkir pesawat. Sesuai dengan Undang-Undang Penerbangan, kata
Rachman, “Itu wewenang pimpinan pusat dan kementerian.” Pada
kesempatan itu, Rachman hanya
bisa berjanji akan menyampaikan
tuntutan pemerintah dan DPRD
Maros ke Jakarta.
Pada bagian lain, Rachman mengatakan, Angkasa Pura I siap menyalurkan dana kewajiban sosial
perusahaan untuk pembinaan lingkungan di Maros. Jumlahnya antara
Rp 500 juta dan Rp 1,5 miliar.
Sebagian anggota dan pimpinan
DPRD Maros menyatakan tidak
puas atas penjelasan Angkasa Pura.
Ketua Komisi Bidang Anggaran
dan Pembangunan DPRD Andi Husain Rasul mengatakan Dewan
akan terus menuntut bagi hasil pajak pelayanan jasa penumpang pesawat udara sebesar Rp 5.000 per
penumpang. Tanpa itu,“Kami kehilangan potensi dana Rp 6 miliar per
tahun,”kata Andi.
Kalaupun permintaan itu harus
mendapat persetujuan pemerintah
pusat, menurut Andi, DPRD dan
Pemerintah Kabupaten Maros siap
membicarakannya. “Kenapa bandara di Semarang, Kendari, dan
Gorontalo bisa, sedangkan bandara
di Maros ini tidak bisa?”kata Andi.
Kepala Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Maros Mahmud Usman mengatakan Angkasa Pura harus memberikan ruang kepada daerah dalam menggali pendapatan
daerah dari bandara.“Apa pun bentuknya,”kata dia.
Angkasa Pura, menurut Mahmud, juga wajib memenuhi semua
peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah daerah bersama Dewan. Selain membayar pajak parkir
pesawat Rp 5.000 per penumpang,
kata dia, Angkasa Pura wajib membagi hasil tarif kargo Rp 200 per kilogram, pajak reklame, pajak restoran, dan pajak air tanah.“Tidak ada
lagi alasan untuk menunda.”
● JUMADI
SAHRUL (TEMPO)
suara warga
Provinsi Persoalkan Reklamasi Losari
“Izin usaha pengelolaan lingkungan/usaha pemantauan lingkungan tidak cocok.”
Tanggapan dari Facebook
“Capek deh, melihat para pemimpin berkelahi, berebut lahanlahan proyek. Rakyat tidak mampu mengendalikan mereka,
mungkin tsunami yang bisa mengendalikan mereka.”
-Lapar Komunitas dan Friend
“Penguasa diadu pengusaha, adu nyali menuju 2014?”
-Amiruddin Ambo Enre
Stop Bisnis Narkoba di Penjara
Aparat di lembaga pemasyarakatan adalah pegawai terlatih,
sehingga seharusnya tahu tentang cara pengawasan.
Pedagang Pasar Tradisional Limbung berunjuk rasa di kantor Camat Bajeng, Gowa, kemarin.
Tanggapan dari Facebook
Pedagang Pasar Limbung Menolak
Digusur
GOWA — Rencana Pemerintah Kabupaten Gowa menggusur pedagang di
Pasar Tradisional Limbung mendapat perlawanan. Menurut para pedagang, selain sudah lama menempati
pasar itu, mereka selalu membayar
aneka pungutan kepada aparat.
“Kami juga bayar retribusi. Kalau
digusur, kami akan menjual ke mana
lagi?”kata seorang pedagang bernama Daeng Kamma saat berunjuk rasa di kantor Camat Bajeng, Gowa,
kemarin.
Menurut pedagang, petugas telah
beberapa kali meminta mereka meninggalkan pasar ini. Namun pedagang tidak mempedulikan permintaan itu. Alasannya, lokasi Pasar
Limbung sangat strategis dan selalu
ramai pengunjung.
Sebaliknya, menurut pedagang,
lokasi pengganti yang disediakan
pemerintah tidak layak menjadi pasar. “Tempatnya di dalam, jalannya
sempit,” kata Kamma. “Dulu kami
pernah coba menggunakan lokasi
itu.Tapi jualan kami tidak laku,”kata pedagang lainnya.
Karena itu, para pedagang menyatakan siap berhadapan dengan aparat jika rencana penggusuran itu dipaksakan.
Camat Bajeng Irwan Hamidin mengatakan penggusuran itu merupakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Gowa. Pasalnya, di bekas lokasi
Pasar Limbung akan dibangun taman kota.
Meski begitu, Irwan berjanji menyampaikan tuntutan pedagang ke-
pada Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo. Soalnya, hanya bupati yang berwenang membatalkan rencana penggusuran.“Saya mengerti keluhan pedagang yang pernah menjual di dalam. Memang pengunjungnya kurang.
Tapi itu hanya sementara,”ujar Irwan.
Kepala Dinas Perdagangan Gowa
Abdul Kahar Atjo mengatakan pedagang Pasar Limbung akan dipindahkan ke tempat yang tidak jauh
dari tempat jualan lama.“Kami bangunkan mereka los. Tinggal bayar
saja,”ujar Kahar.
Kahar menambahkan, relokasi
pedagang bertujuan agar mereka lebih teratur. Tempat berjualan saat
ini, kata dia, sudah tidak sehat lagi.
“Tumpukan sampah di mana-mana,” katanya. ● SAHRUL
“Lagu lama...”
-Bhisma Lonk
“Di dalam Rutan para tahanan bebas-bebas saja memakai
narkoba. Kalau tidak percaya, Tanya saja langsung pada orangorang yang pernah merasakan hidup di dalam sana. Apalagi kalau
Rutan yang di Bolangi?para tahanan NARKOBA menjadi RAJA.
Aparat di lembaga juga kadang-kadang memakai narkoba bersama
para tahanan, biar lancar toh urusan bisnisnya.”
-Asyri Faizal
“Negeri ini pelan tapi pasti menjadi ‘surga’ narkoba, apalagi
ada lembaga pemasyarakatan narkoba?”
-Amruddin Ambo Enre
“Ya, gimana lagi?namanya juga penjara?namanya juga penjara?penuh dengan orang-orang jahat. Kalau gak jahat mah gak
bakalan di penjara?hehehe.”
-Yunuz Muhammad
Kunjungi laman Facebook di [email protected].
Diskusi dan komentar terpilih akan dimuat di Koran Tempo Makassar. Sampaikan juga komentar Anda melalui SMS ke 0811936687
atau e-mail: [email protected]
Download