ISSN 1412‐ 1026 %励 2地御 r二 ″″r2θ銘 Kepadatan vector demam berdarah dengue Manfaat bronkodilator inhalasi ipratropium btomide Tn.,,#[llfl'ft tls,{i:,l'3il,e spi ne Tinjauan kasus manajemen konflik bidang kesehatan Pemeliharaan kaki pada penderita diabetes Gangguan fungsi kortikal luhur Asuhan keperawatan asupan nutilsi parental Deteksi kepekaan pendengaran dengan mengenalkan aneka suara Ref Ieks r.sfLg, spastisitas llf ldan ISSN 1412-1026 JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 2 Nomor I April 2002 Te it tiga kali pada bulan April, Agustus dan Desember. Berisi gagasan konseptual dan lusil penelitian original yang rclevan dengan bidang kesehatan. kedokteran, ilmu kedoktcran dasar di Indoncsia. ISSN 14l2.-l(t26. Ketua Penluntitrg Dr. Svahrul. SpS Wakil Ketua Pen-t"u Dr M ArdalasPenr'.unting Prof Dr. &. Triyono KSB, SpR (Unair Sttabqta)- nting SpOG Ahli Dr (Ilnair S{rubqw)- Prof. DR. Dr Rusdi Lansrrldin, M.Med.Sc, SpS-K (LIGM logwltarra). Prof DR Pranawa, SpPD, Nef tudhrvarr lbrahim, SpB (Unsiah), kof. Dr. TMA. Chalik. DGO (hyiah), Dr. Istanul Badiri, MS, SpPA (Ur.rydr). DR. Ahmad Farhan Hamis, MS (Unsyiah),h. Djamhur Martas Soebrata, Dr. Yusuf Misbach, SpS-K (ail Jakarta), Dt. Uqbal Mustafa, SpAn-K. KIC. SccM ({/1 Jakarta), Prof. Dr. Sidarta llyas, SpM-K (lll Jakarta). Dt. Faisal Baraas, SplP-K (Ill Jokano), DR. Kushansupcni. M *, (UI Jakarta\, Dr. Renindra Ananda Aman, SpBS (U/ T. Malmur Mohd. Zein, SKM Jakarra), MS (Ilnsltiah). Dr. Abdul Aziz" SpM (Unsyidh). Dt. Eof. Dr. Mohd. Nadjib Dahlan Lubis (I/SI/ Medan). Prof. Dr. dr. Mamali Harchap (USlt Me.lon)- Ptof. Ih. Harul Al-Ras]ad (USU Medan). Dr. Mukhtar Ritonga. MS (USU Med<or), Dr. Guntu Bumi Nasution, SpF ((.t51/ lutedon), Dr. Iskandar Japardi. SpBS (IISU Medan)- Pmf. Dr. (/rqr"r), Dr. Ichmn, SpTHT (Unryiah), Dr. T.Fanzal FaAht\ SpB (Unsyiah), Dr. Rusli A11., SpTIIT (Uns.viah), Dr Armla Effendy, MS (Ur,s],,ai). Drg. Zaki Mubarali, MS (Uasyiai) Dr. M. Sidqi Anrvar, SpA (Ilnsvioh\,Dn Kanini Hasballah, Achnrad Garli. SpKK (Unsyiah) (t/rslair), Dr. Ibrahim Puteh, SpJ Pc[Iunting Pchksana Dr. Krisna W Sucipto. SpPD Dr. Rus Munandar- SpJP Dr. Sitti Hajar. SpKK Dr. Sulasmi. MHSM Adli. PhD Ih.M. \'ani. M.Kcs. PKK Dr. Azlaruddin. SpBO Dr. Lukas Sanrrn- SpPA Dr. Iskandar Zakaria, SpR Pclaksana Tata Usaha Drs Yatasrif. Drs Abdul Azrs Drs. Zainal Abidin. Eka Sari. STP. Bakhtiar. SH Bagian Promosi Drg. Saifuddin Ishak. M.Kcs. Drh. Azmunir, M.Yc & Tatr Usala : Fakultas Kedoktcran Univcrsitas Syiah Kuala Darussalam - Banda Acch 231 I l, Tclp. 065152053,54327, Fax. O65l -52053. Langganar setahun Rp. 50.000.- (lcrmasuk ongkos kirim) Uarg dapat dikirim dengan pos wesel kc rhmat Tata Us$a atau ditrartret ke rekening BNI 46 cabang Darussalam Banda Acah No. 005.622991.901 a/n JKS. Alamat Penyuoting JT BNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA diterbilkan olch Fakultas Kcdolteran Univcrsitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Penasehat : Rektor Unirersitas Syiah Kuala, Pcmbina : Dctan Fakultas Kedokteran Universitas Sviah Kuala. Terbit pertama kali pada tahun 1987 dcnganjudul MEDISINA. Peoyunting menerima zumbangan tulisaD tang belum pcrnah ditcrbitkan dalanr nredia lain. Naskah diketik di atas kertas HVS kuatto gan& sepanjary lebih 20 halaDan (lebih lanjut silahlian baca petunjuk). Nastah lang masuli dievaluasi dan disunting untuk Lceragaman format, istilah dan tata cara lainnl a. spasi Ixlt'k di P.r.bkrn Srnb.r Cipu kF U.d.r! Isi dilurr.-ErunE F$rb l,.rftralln ISSN 1412-1026 JKS Jurnal Kedokteran SYiah Kuala Lblume 2 Nomor I APril 2002 llalaman I - 64 ︲ t l︲ ” μ応 押 m ﹄ c ak s ai u 凛 ぼ F lm ︲ i Deltsr l3l Potun uk Perullsan Arflkol Ponolltian 1. Kopadatian vecior demam berdarah Amw dengue 1-1 Etrendy bromide 2. Manfaat bronkodilator inhalasi ipratropaum pada pondorita sindrom pasca tuberculosis paru (SOPT) Abclul Gani Puleh. Azhar faniung 3- Urtikaria pigmentosa 5 - 10 11 -14 sltli Hajar 4. The managernent tumors of the spine (a literature and cases reported) Azharuddin study 15 -2O Tlnt uen Pustaka 5. 6. Tinjauan kasus manajemon konflik bidang Saifuddin lshek Pomeliharaan kaki pada penderita kesehatan diabetes 21 -27 29-33 Azhai Gani m m ヨ c n ´﹂ n ■ luhur 7. Gangguan fungsi kortikal Syahrul 8. Asuhan kepere[ratan pada pasien yang mendapal nutrisi pe.€ntral 35-39 aasupan 41 - 44 aneka 45 ' 48 Munadi 9. Deteksi Kepekaan pendengaran dengan mengenalkan suara den bunyi sejak dini *minan 10. Refleks regang otot dan spastisitas 49 -57 lmGn 11. Kalsium darah distribusi, aksi metanolik, pengaturan Perubahan abnormalnya Sakd,bh : ) dan 59-64 Sqkliah, Kalsiun dorah Kalsium darah distribusi, aksi metabolik, pengaturan, dan perubahan abnormalnya Sakdiah Abstrak. Kalsium darah merupatan fraksi kecil kalsium hrbuh dengan beranekaragam makna biokimia penting. Terdapat seluruhnya daiam plasma, kalsium darah umumnya berada sebagai fraksi terion. Dalam kesetimbangan dinamis dengan fraksi ekstrasel dan kalsium tulang pengatumn kadar dan meubolisme kalsium dilakukan di bawah kendali hormonal kelenjar tiroid, kelenju paratiroid dan ginjal. Melayani fungsi umum dan esensial seluruh sel, kalsium sangat penting dalam pemeliharaan stnrkur dan fungsi transpor membran biologi, penghantaran impuls syaraf, dan kontraksi otot s€rta pembekuan darah. Pengaturan permeabilitas membrane dan kapilel sekesi hormone hipofis4 dm mekanisme kerja hormone peptida, pembebasan amilase dari kelenjar parotis dan aktivitgas enzim teftentu juga membutuhkan kalsium. Dangan sejumtah makna bilogis penting tersebut, Abnormalitas metabolisme kalsium darah selain menggambarkan abnormalitas sejumlah organ yang te*ail denga.n pengaturannya juga dapat membawa dampak umum yang berbahaya bagi kenormalan fungsi seluruh sel dan organ. (,1(J 2002;2 :57-621 Kao kunci :kalsium danh, oaimn ektrasel, tulang, hormone, membran biologi. Abstrrct. Is minor part of calcium oontent in the body that has many biochemical functions those are very importanl. Dssolved entirely as ionic fractions in piasm& blood calcium level conslitutes a dynamic equilibrium with calcium in the extrac€llular fluid and in the bone. Its level and meabolism were sfictly rcgulated in certain level under a hormonal system resulted by interaction of at least three organs, parathyroid and thyroid glands and kidneys. Serving such general and essential functions for all cell metabolism, calcium is very imporlant in maintaining structure and transport function ofbiological membranes, conduction of impules in the nerves, muscle contraction and blood coagulation Calcium ion also play import nt role in control on permeability of membranes and capillaries, secretion of some hypophysal hormones, releasing amylase from parolid gland and activities of some eizymes. With those number of important biological function, abnormality in blood calcium level, therefore, not only r€present such abnormalities of organs which are involved in calcium regulation in the body, but a.lso can bring negative impacts on normal function ofcells and related organs. (JKS 2002;2 :57-63) Key word : blood calchtm, extracelfular.fltttd, hone, hormone, biological membrane. Pendahuluan Dalam dunia kesehatan, pengetahuan tentang susunan darah, baik kualitatif m8upun kuantitatif, mempunyai arti yang sangat penting. Pada individu sehat, komposisi di dalam darahnya berada dalam batas-batas tertentu fan dipertahankan secara dinamis. Penyimpangan kadar zat tertentu di dalam darah memberikan gambaran tentang metabolisme dan fungsi jaringan yang tersebut atau berhubungan dengan etsresinya ' Salah safu zat penlusun darah yang perubahan kadarnya dari batas normal dapat dipergunakan untuk mengetahui keterdapatan penyakit tertentu di dalam tubuh adalah kalsium darah'? kadar kalsium darah berhubungan erat dengan metabolisme kalsium kalsium dan vitamin D serta keleniar tiroid dan oaratiroid'. bldtdt dolah Doten llogian Biokm@ Fahthot Lcdoktercot akan zal Unbuttll6 Syiah Kaala oengan demikian, perubahan abnormal kadar kalsium darah akan menggambarkan adanya gangguan pada metabolisme ion kalsium, vitamin D, lungsi kelenjar tiroid dan paratitorid atau penyakit tertentu pada organ yang metabolismenyara. Pengukuran kadar kalsium darah perlu dilakukan pada ibu hamil untuk menghindari terjadinya paralisis postpartus, dan pada wanita postmenopause untuk menghindari te{adinya osteoporosis t. Makalah menguraikan secarir ringkas mengenai distribusi, metabolik, pengaturan, dan perubahan abnormal kadar kalsium darah, salah satu zat penyusun darah yang bemilai diagnosis pada manusia. ini aksi Kalsium dalam tubuh Kalsium merupakan salah satu kation utama yang berperan dalam tubuh selain natrium dan JURNAL KEDOKII:RAN SYIAH KU4I-4 l'ohme 2 Nonor kalium, Dengan jumlah sekitar 1,5-2,0o/o dari berat badan, kalsium merupakan unsur terbanyak nomor lima didalam tubuh d'. Sekitar 99% kalsium tubuh terdapat dalam tulang dan gigi. Sisanya terdapat di dalam darah, cairan ekstra sel berbagai jaringan lunaku. Konsentrasi kalsium tulang relative konstan dan hanya sekitar l% daripadanya yang dapat secara bebas bertukar dengan kalsium cairan ekstrasel'. Dikatakan bahwa kalsium darah dan cairan ekstrasel berada daiam keseimbangan dinamis dengan kalsium tulang'. Distribusi kalsium darah Menutut Hawk et al.e, kalsium darah seluruhnya terdapat dalam plasma sehingga hasil penentuan kadar kalsium serum atau plasma darah yang sudah diberi heparin dinyatakan sebagai kalsium darah. Normalnya, plasma atau serum darah mengandung kalsium sebear 5 miliekuivalen per liter (mEq/L) darah, yang setara dengan 9-11 miligram per desiliter 'n. Flukuasinya tidak akan melebihi 109ir 1'r. Kalsium dalam plasma atau serum darah terdapat dalam tiga bentuk, yaitu kalsium yang berikatan dengan protein, kalsium yang merupakan kompleks terlarut, dan ion kalsium bebas '2" Kurang dari 50% kalsium plasma berada dalam bentuk ion, 40-50oh teikat pada protein pada protein, dan sisanya berada sebagai senyawaan kompleks dengan bikarbonat, fosfat, sitrat, dan anion lainl'n. Distribusi rata-rata ftaksi kalsium darah dapat dilihat pada Tabel I Kalsium plasma terion dikontrol oleh system hormone, dapat berperan melalui membrane kapiler, dan secara fisiologi sangat penting karena perubahan kadamya akan menyebabkan berubahnya kepekaan neuromuskulus dan berbagai proses biokimia tubuh yang melibatkan kalsiuma. adapun kalsium plasma yang tidak terion secara fisiologi bersifat Iembam dan trdak dapat berfungsi melalui membrane kapiler, kecuali yang berikatan dengan zat lain plasma dan cairan intraselT. Aksi metabolik kalsium Peran kalsium di dalam tubuh vertebrata dapat dibagi atas dua bagian, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi serta mengatur proses tubuh tertentuir. Kalsium melayani fungsr umum dan esensial seluruh sel sehingga pengaturann ya diperlukan dalam pemeliharaan 60 I April 2002 struktur dan fungsi transport pada membrane biologir". Kalsium yang beredar dalam cairan tubuh dan jarin gan diperlukan dalam proses penghantaran impuls sarall kontraksi otot normal, pembekuan darah, dalam proses pengaturan permeabilitas dinding dan kapiler'. Pengaturan fungsi penghantaraa normal dan kepekaan neuromuskulus, pengaktifan enzim tertentu serta pengaturan berbagai coordinator metabolic yang berupa hormone peptide, juga membutuhkan kalsium 5 ro r7. Keberadaan ino kalsium dalam cairan ekstrasel intrasel sangat penting untuk mempertaiankan struLlur organ dan berbagai peristiwa metabolik sel. Bersama adenosin monofosfat siklis (cAMP), kalsium berperan penting dalam prmes pemindahan ion organik melalui membrane sel, eksositosis, adhesi sel dan komunikasi intrasel, pembebasan transmitter syaraf pada pertemuan sinap, sekresi beberapa hormon hipofisa, pembebasan amilase seluler dan kelenjar parotis, pengaturen aktrvitas isositrat dehidrogenase, fosfolirase kinase dan fosfofruktokinase serta kerja berbagai hormon pada rorgan sasarannya masing-masingl'. dan dan sel sel Pengaturan kadar kalsium darah Kadar kalsium plasma dipertahankan secara mantap dan dinamis sepanjang mekanisme pengaturannya normal dan cadangan kalsium di dalam tulang masih mencukupi. Homeostasis kalsium dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui pertukaran ion antara cairan ekstrasel dengan fraksi kalsium tulang yang labil, dan melalui perantaraan hormone paratiroid yang mengatur degradasi dan mobilisasi mineral organic tulang yang stabil t8. Fakor yang terlfuat dalam proses ini adalah hormone paratiroid, vitamin D, kalsitonin, protein dan fosfat plasma,serta keseimbangan asam-basa cairan tubuhl''. Homeostasis kalsium merupakan hasil kerjasama berbagai organ, yaitu usus, ginjal, kelenjar tiroid dan paratioid'. a. llormon paratiroid Hormon paratiroid (PTH) merupakan polipeptida dengan 84 asam amino yang segera mengembalikan kadar kalsium darah ke batas normalnya jika terjadi penurunan kadar kalsium akibat berkurang atau tidak adanya kalsium yang diserap melalui ususi'. Hal ini dilakukan Sa*lliah, Ka lsiu m .larah engan cara membolisasi tulang. Hormone ini rempengaruhi pengangktan kalsium pada rlang, ginjal dan usus kecil melalui perantaraan Jenilat siklase '. seperti diperlihatkan pada ambarl (lampiran 2) erikatannya PTH dengan reseptornya pada mengaktifkan ermukaan membrane (II). Pengaktifan denilat siklase adenilat siklase renyebabkan kadar 3',5'-AMP intrasel reningkat (lII) sehingga senyawa ini lepas dari inase dan mengaktilkan kinase tersebut (lV). elanjutnya tedadi peningkatan fosfolirasi rbrtract protein (V), yang merupakan bagian ystem transport aktif kalsium dalam tulang dan injal'. Selain pada tulang dan ginjal, PTH juga tempengaruhi metabolisme gig:., lensa, elenjar susu dan kelenjar ludah, serta hatir'. lormon paratiroid bereaksi pada tulang dengan ara meningkatkan laju pelarutan tulang dan rcmobilisasi kalsium tulang ke dalam cairan kshasel. Akan tetapi, peristiwa biokimia di awah pengaruh PTH yang menyebabkan :sorpsi tulang belum jelas. Hormone paratiroid arangkali mengaktifkan resorpsi tulang dengan ekefa langsung pada osteobias, yang emudian secara sekunder memicu osteoklas. )engan adaya PTH osteoklas mengalamai eningkatan kecepatan sintesis RN, penahanan likosamin dan leusin serta pengeluaran olagenase, o(ofosfat, asam fosfatidar, ialuronidase, sitrat, magnesium, osteokalsin, idroksiprolin, dan katepsin". rda ginjal, PTH bekerja meningkatkan absorbsi kalsrum dan mengurangi penyerapan ,sfat anorganik dari fi ltrate glomerulus tubulus ,hingga sebagtan besar fosfat akan dikeluarkan Hormon paratiroid juga meningkatkan :mbentukan vitamin D grnjal yang bekeqa :dapenyerapan kalsium usus. Dengan hormone langsurtg ini berpenganrh 'mikian, guna usus mempermudah lyerapan kalsium''. stem pengeluaran PTH teqladi secara sositosis dan diatur oleh kadar kalsium sma sehingga merupakan sebuah mekanisme rpan balik autoregulatoris yang sangat sien12. Kondisi hiperkaisimea menahan rlepasan kalsitonin dari kelenjar tiroid untuk :ncegah pengeluaran PTH, sedangkan pkalsimea mengingkatkan pengeluaran sel' '. di da H-r.re. kecil b. Vitamin D Turunan vitamin D yang berperan dalam pengaturan kadar kalsium plasma adalah 1,25- dihidroksi kolekalsiferol (1,25-DHCC). Senyawa ini meningkatkan penyerapan kalsium di usus dengan p€rantaraan protein pengikat kalsium dan enzim kalsium dependenATPasel'. Vitamin D3 (125-DHCC) juga berpengaruh pada metabolisme tulang dan pemeliharaan kalsium di grnjalq". Scnyawa ini mempermudah dan merangsang difusi kalsium ke dalam sel melalui protein pengikat kalsium kalmodulin, dan transeta pengangkutan kalsium ke basolateral melalui kalbindin'?'. Vitamin D mempengaruhi osteoblas melalui dua lintasan, yaitu lintasan genom dan lintasan nongenom. Lintasan genom mempengaruhi osteoblas dengan merangsang biosintesis matriks dengan meningkatkan pembentukan osteopontin dan osteokalsin, sedangkan lintasan nongenom mempengaruhi osteoblas dengan merangsang perubahan membran. Masuknya kalsium tedadi melalui alur kalsiurn yang peka terhadap tegangan membrandan perubahan pola fosfolirasi protein osteoblas". Pengaruh vitamin terhadap kemampuan lipid D osteoblas memelihara kesehatan tulang ini ditentukan oleh kemampuannya mempertahankan kadar kalsium dan fosfat ekstrasel yang cukup agar dapt dideposisi dalam matriks tulang'3. c. Kalsitonin Kalsitonin berperan menurunkan kadar kalsium plasma jika melampaui batas normalnya dengan cara menurunkar permeablias sel untuk melepaskan kalsium, tetapi tidak meningkatkan deposisi mineral tulang. Seperti hormone paratiroid, sekesi kalsitonin juga diatur oleh kadar kalsium plasma. Secara fisiologi, kerja kalsitonin saling terkait dengan keqja vitamin D hormone paratiroid sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2" (lampiran 3) dan jika kadar kalsium plasma turun di bawah normal, tubuh akan memicu sekresi hormone paratiroid, menghambat pelepasan kalsitonin dan mengakti{kan vitamin D untuk meningka&an penyerapan kalsium dan memobiUsasi tulang sampai kadar kalsium darah meningkat normal kembali. Sebaliknya, kadar kalsium meningkat di atas normal, jika maka pelepasan kalsitonrn dirangsang, JURNAL KEDOKTI;RAN SYIAH KllALA {1thme 2 Nomor I April 2002 pengaktifan vitarnin D ditingkatkan, sedangkan pelepasan hormon paratiroid dihambafo d. Fosfat dan keseirnbangan Sebagian besar kalsium piasma terikat pada protein, Jika kadar protein plasma berkurang, maka konsentrasi kalsium total juga berkurang". Mekanisme pengaturan metabolisme dan fosfat (POo') saling berhubungan terbalik sehingga peningkatan bermakna kadar total plasma akan menurunkan kalsium plasma. Sebalikny4 asupan dan kadar kalsium plasma yang meningkat akan mempengaruhi metabolisme fosfatlt'. Penurunan kadar kalsium darah tidak hanya disebabkan oleh sedikitnya kalsium di dalam diet, tetapi juga perbandingan kalsium/fosfat diet 'u. Kadar kalsium plasma lebih mudah dipengaruhi oleh kadar fbsfat diet daripada kadar kalsium diet'7. Pakan yang cukup kalsium tetapi relatif tinggi fosfat dapat menimbulkan hiperfosfatemia dan secara tidak langsung menyebabkan hrpokalsimea". Ini tedadi karena aktifitas a l-hidroksr lase, yaitu enzim yang mengkatalisis pembentukan 1,25-DHCC dikendalikan oleh fosfat". Hiperfosfatemia akan menghambat allivitas enzim tersebut sehingga pembentukan i,25-DHCC menurun. Akibat yang lain adalah rnenurunnya absorbsi kalsium dari usus$. Menurut Calvo dan Park", peningkatan foslal serum mempunyai pengaruh fisiologi yang berbahaya sehingga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kandungan kalsium makanaq khususnya pada daerah dengan asupan kalsium rendah. Salah satu penyebab ketidakseimbangan Ca/P adalah lebih banyaknya fosfat di dalam makanan daripada kalsium. Asupan Ca,{P yang diharapkan adalah 1: 1, kecuali untuk bay sampai berumur 6 bulan sebesar 1,3 dan untuk bayi berumur 6-i2 bulan sebesar 1,2. Peningkatan kadar total fosfat makanan terjadi akibat meningkattrya penggunaar zat tambahan berfosfat dan meningkatnya konsumsi makanan jadi mengandung zat tambahan tersebut. Akhirakhir ini, kecenderungan konsumsi makanan jadi atau siap saji yang mengandung fosfat semakin tinggi" . Pengaruh keseimbangan asam-basa darah terhadap kadar kalsium plasma bergantung pada derajat ionisasi ion bikarbonat(HClO,) dan ion hydrogen(Hl, yakni senyawa buffer utama pada plasma dan cairan ekstrasel yang lain. Hubungan antara kadar kalsium dengan kadar ion hydrogen, bikarbonat dan fosfat plasma tergamhar oleh persamaan berikut ini: [ca2-) lHCq- ][PO42- ] lH.l =1(′ ιψ ) Dengan demikjan, kadar kalsium akan turun jika kadar ion bikarbonat dan fosfat meningkal namun akan meningkatjika kadar ion hydrogen meningkat'u. Perubahan abnormal kadar kalsium plasma Perubahan kalsium plasma dari kadar normal terbagi atas dua keadaan, yaitu hiperkalsimea dan hipokalsimea. Keadaan hiperkalsimea atau meningkatnya kadar kalsium plasma dapat ditemukan pada pemberian vitamin D yang berlebihan; tumor paratiroid, karsinoma nrlang, bronkus dan endometrium; multiple mieioma serta sarkodiosis. Hiperkalsimea dapat juga terjadi pada hiperparatiroid sekunder (glornerulonefritrs konis, hipogenesis ginjal, riketsia dan osteomalasia), steatorea, kehamilan, laktasi, idiopatik infan serta pada intoksikasi alkali'. Hipokalsimea, yaitu penurunan kadar kalsium plasma dari nilai normal, ditemukan pada keadaan hipoparatiroidisme , pseudohipoparatiroidisme, defisiensi vitamin D, steatorea, kelaparaa, nefrosis, nefritis, tetanus maternal, tetani neonatus, serta pada keadaan pankreatiti s akut'8. Turunnya kadar kalsium plasma di bawah batas terendah krsaran normal akan memacu kelenjar paratiroid meningkatkan sekesinyax3'. Hormon yang dihasilkan memulihkan kadar kalsium cairan ekstrasel menjadi normal dengan beke{a Iangsung merangsang sistem kalsitriol pada mukosa usus untuk meningkatkan absorbsi kalsiumll'z8. Hipokalsimea -yang berlangsurtg lama akan mengakibatkan tulang mengalami pengeroposan atau osteoporosis4r" yang apabila melanjut dapat berkembang menjadi osteodistrofi fibrosa-. SaMiah, Kalsiun daruh Kesimpulan Dari latar belakang dan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ; 1. Kalsium merupakan logam nomor lima 2. 3. terbesar dalam tubuh dengan beranekaragam fungsi metabolic dan struktur yang esensial. Fraksi kalsium tulang dan janngan tubuh yang lain berada dalam kesetimbangan dinamis dengan kalsium darah dan dipertahankan secara dtnamis. Kadar kalsium darah merupakan parameter darah yang dipertahankan secara dinamis sekitar 5 mEq/L atau 9-1 mgldt untuk menjamin kelangsungan metabolisme dan fungsi normal jaringan tubuh yang terkait dengan metabolisme kalsium. Homeostasis kalsium melibatkan kerja normal yang saiing terkait antara tulang, ginjal, usus, kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid. hipokalsimae Hiperkalsimea merupakan dua keadaan dengan perubahan kadar kalsium darah yang dapat te4adi primer atau sekunder, yangjika berlangsung lama akan menimbulkan gangguan pada metabolisme dan fimgsi janngan tubuh. I L Brunner, F. and W.D. Stain. 1995. 5. dan D.ftrr Pust k* l. Baron, D.N. 1991 . Kapita Seleka Patologi Klinik (A chemical pathology). Short texbook of Dteiemahkan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. oleh P. Adrianto dan J. Gunawan. Edisi ke-4. EGC, Jakana. Duncan, R.J. and K.W.Prasse. 1986. Veterinary Laboratory Medicine. 2d ed. Iowa State university Press, Iowa Gan, S., R. Setiabudi, U. Syamsuddin, dan Z.S. Bustami. 1987. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-3. Bagian Farmakologi FK UI, Jakarta. I987. Calcium Nutr. AN old problcm revisted. J. 125: 1978S-95S. 12. West, E.S. and W.R. Todd. 1959. Textbook of Biochemistry. 2d ed. The Macmillan Co , New York. 13. Frutton, J.S. and S. Simmonds. 1961. General Biochemistry.2 ed. John Willey and Sons Inc., New York 14. Guyton, A.C. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedoktcran Bagtzn 2. edisi ke-5. Ditorjemahkan oleh A. Dharma dan P. Lukamto, E.G.C., Jakarta. 15. Wilson, 8.D., K.H. Fisher, and P.A. Garcia. t979. Principle Nurition. 4s ed. John Willey and Sons, New York. 16. Catcott, E.J. l9g. Feline Medicine and Sufgey (A textbook reference work). I 4. - Homeosiasis ld ed. Amedcan Publication Inc.. Califomia. 17. Waish, E.O'F. 1961 . An Iltroduction to Biochemistry. The English Univenity Press Ltd., London. 18. Cantarrow, A. and M. Trumper. Biochemistry. 6'h ed. W.B. 1962. Chemical Saunders Co., Philadelphia -London. 19. Bauleu, E.E. and P.A. Kelly. 1990. Hormones from Molecules to Dis€as€. Hermann publisb. In Arts and Science Chapman ard Hall New, London. 1984. Patophysiolory in Function. Little Brown and Co., Boston-Toronto. 21. Wasserman, R.H. and C.s Fullmer 1995. Vitamin D and htestium (lalcium Transport: facts, speculation and hypothesis. J.Nutr. 125: 2033S-37S. 20. bullock, .L. and P.P. rosendahi. 22. Khoury. R.S., J. Weber, and M.C, Farach{arson. 1995. Vitamin D metabolites modulate osteoblast activity by Caz' influx-independeat genomic and Ca2- influxdependent nongenomic palhmay. J. Nutr. 125:16993-1703S. 23. Holick, M.F. 1996. Vitamin D and bone health. J. Nutr. 126: I l59S{4S. 24. Montgomery, R., R.L. Dryer. T.W. Conway and A.A.Spector. 1977 Biochemistry: a case oriented approach 2d ed. The C.V. Mosby Co.. St. Louis. 25. Martin, D.W. 1987. Air dan Mineral dalam Biokimia S. (Harper's Review of Biochemistry). Diteryemahkan oleh Darmawan. Edisi ke-20. E.G.C., Jakarta. 26. Jubb. K.V F.. P.C. Kennedy and N Palmer. Pathology of Domestic Animals. 4m ed. Academic ke-4. Erlangga , Jakarta. 27. Calvo, M.S. and Y.K. Park. 1996. Changing Phosphorus Content in of the US diet: potential for adverse effec8 on bone. J. Nutr 126: I I685-805. ,l986. 28. Coles. E.H. Veterinary Clinical Parhology. 4s Myono, 1994. Sedikit Kebutuhannya tetapi Sebukit Manfaatnya . ParwseaNo.59: l9-20. banks, W.J. 1993. Applied Veterinary Histology. 3'd ed. Mossby Year Book, Tomnto. winamo, F.G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Bondy, K.J. and L. Rosenberg. 1974. Metabolism Endocrinology of Disease. W.B. Saunders and Co.. Philadelphiq USA. Anwar, F. 1987. Analisis Zat Gzi. Departemen Kesehstan Republik lndonesia, Jakarta. Hawk, P.8., B.U Oscar ans W.H. Summerson. 1954. . ll'd Press Inc., Orlando, San Diego. ed. W.B. Saunders Co. New York. 29. Capen, C.C. 1991. Parathyroid glands and calcium regulating hormohes in Pathology of Domestic Animals (Jubb, K.V.F., P.C, Kennedy, and N. Pslmer, editor). Academic Press lnc., Orlando.San Diego. ed. McGraw- 30. Palmer, N. 1991. Bones and Joints in Pathology of 10. Swenson, M.J. 1970. Minerals (Duke's Physiology of Domestic Animals (Jubb, K.V.F.. P.C. Kennedy. and N Palmer, editor). Academic Press Inc., Odando Practical Physiology Chemistry Hill Book Co., Toronto. USA. Domestic Animals) 8u ed. Comell University Press, Comell. USA. - San Diego. JUIINAL KEDOKT'EMN SYIAH Lampiran KI|AM lblume 2 Normtr I April 2002 I Tabel 1. Distribusi rata-rata kalsiurn darah Konsentrasi(mEq/L) Fraksi Kalsium b Bentukion bebas c Yang tc五 kat pada protcin ―Albumin 2,66 ‐Globulin d Scbagai kompleks tcrlarut dengan: ‐Bikarbonat ‐Sitrat ‐Fosfat ‐Anion iain 0,34 1,40 0,32 0,14 0,12 0,02 Sulnbcri SwensOn:。 Lampiran 2. ATP R E S E P T O R ATP BP 3',5'‐ AMP Gambar l Urutan mekanisme kerja hormone paratiroid pada tulang dan ginjal. BP : protein pengikat kalsium, AMP = adenosine monofosfat. Lampiran 3 ▼ ′ lca24]PLASMA HORMON PARATROID KLASIFIKASI TULANG ▲ ▼ KALSITONN MOBILISASI TULANG ヽ 、、ヽ ヽ、ヽ ヽ、ヽ Ica2・ ″ IPLASMA´ l usus VrrAMIN D(│、 25‐ (OH)2 Dl) Gambar 2 Pengatllran Keseimbangan kalsium darah oleh homon parattrold,kalsitonin,dan vitamin D24