kontribusi persepsi siswa terhadap kegiatan merespon dalam

advertisement
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN
MERESPON DALAM PEMBELAJARAN
Rizky Andana Pohan
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Jalan. Garu II No. 93 Medan
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bervariasinya data mengenai kegiatan siswa merespon pada saat
pembelajaran berlangsung di kelas. Kegiatan merespon merupakan bagian dari bidang
pengembangan belajar yang menjadi salah satu fokus pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK).
Persepsi siswa merupakan faktor yang diduga mempengaruhi kegiatan merespon dalam
pembelajaran. Dengan diketahuinya gambaran kegiatan merespon, serta faktor-faktor yang diduga
berkontribusi seperti persepsi siswa, hal ini akan menjadi bagian dari analisis kebutuhan siswa (need
assessment) oleh Guru BK.. Dugaan adanya keterkaitan persepsi siswa terhadap kegiatan merespon
dalam pembelajaran, maka perlu dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini yang akan dijadikan need
assessment dalam penyusunan program BK. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan,
karena belum adanya temuan penelitian yang menunjukkan seberapa besar kontribusi persepsi siswa
terhadap kegiatan merespon dalam pembelajaran serta implikasinya dalam BK.Penelitian ini
merupakan jenis deskriptif korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA
Negeri 8 Padang yang berjumlah 480 orang, sampel berjumlah 218 orang, yang dipilih dengan teknik
proportionalstratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala model Likert. Data
dianalisis dengan statistik deskriptif dan regresi sederhana. Temuan penelitian memperlihatkan
bahwa: (1) persepsi siswa tentang kegiatan merespon berada pada kategori positif, (2) kegiatan
merespon dalam pembelajaran berada pada kategori tinggi, (3) terdapat kontribusi persepsi siswa
terhadap kegiatan merespon sebesar 7.2% (R= 0.268, signifikansi 0.000). Implikasi hasil penelitian
tersebut dapat dijadikan sebagai analisis kebutuhan siswa untuk pembuatan program pelayanan BK.
Kata kunci: presepsi siswa, aktivitas merespon, program BK
Abstract
In counceling education, responding activity is very essential to know students’ preceptions which
leads to need assesement undertaken by councelors. Due to there is a close relationship between
responding activity and students’ preception in designing counceling program, this research aims to
investigate the contribution of students’ preception in responding counceling learning and the
implication of students’ preception in counceling program. Correlational descriptive was used to
achive the objective of the research. The population of the research was 480 students of grade XI and
XII of state senior high school SMAN 8 Padang. There were 218 students were chosen by applying
proportional stratified random sampling.Likert model was used as the instrument of the research.
After analyzing the data, the data analysis showed; 1) students’ preception of counceling learning was
positive, 2) students’ preception of counceling was high and 3) there is a great contribution of
students’ preception in responding counceling learning with 7.2% (R= 0.268, signifikansi 0.000. The
result of the research will be implied as need assesement analysis in counceling program designing.
Keywords: students’ preception, responding, counceling program
1. Pendahuluan
Nomor 20 Tahun 2003 merumuskan bahwa
Pendidikan nasional mempunyai tujuan
pendidikan dilaksanakan secara sadar dan
mulia
mencerdaskan
terencana dengan enam fokus bidang
kehidupan bangsa. Undang-Undang (UU)
pengembangan yaitu: kekuatan spritual
yaitu
untuk
54
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
keagamaan,
pengendalian
diri,
menggunakan teknik menanya sebagai
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
salah
keterampilan. Usaha sadar dan terencana
mendapatkan pengetahuan. Alquran Surat
sudah
Al-An’am Ayat 76-79 menerangkan bahwa
semestinya
dipahami
dan
satu
cara
untuk
Nabi
utama pendidikan. Kesadaran tersebut akan
pengetahuan
menumbuhkan jiwa belajar aktif dalam diri
semesta
siswa. Salah satu indikator keaktifan dalam
kemudian menanya, sampai benar-benar
belajar adalah kemampuan siswa untuk
menemukan adanya Tuhan sesungguhnya
merespon segala bentuk interaksi yang
yaitu Allah SWT (Az-Zuhaili, 2010:495).
terjadi pada saat pembelajaran.
Selanjutnya, Marbach-Ad dan Sokolove
Kegiatan merespon merujuk pada tiga
(2000:192)
bentuk kegiatan belajar yaitu: menanya,
pengetahuan yang baik dimulai dengan
menjawab pertanyaan, dan mengemukakan
respon yang baik oleh siswa. Beberapa
pendapat (Prayitno dkk., 2002:5). Hal
paparan tersebut menjadi tanda betapa
tersebut terlihat pada alur pembelajaran
pentingnya
dalam pengembangan Kurikulum 2013
pembelajaran.
dengan
Begitu
pendekatan
ilmiah
scientific.
kegiatan
Pada
merespon
mulai
dasar
dilaksanakan oleh siswa sebagai sasaran
pendekatan
Ibrahim
paling
mengenai
dimulai
merekonstruksi
Pencipta
dengan
mengamati,
menyatakan
kegiatan
pentingnya
bahwa
merespon
kegiatan
dalam pembelajaran;
alam
dalam
merespon
namun beberapa
menjadi salah satu tolok ukur kemajuan
temuan penelitian menunjukkan hal yang
belajar,
berbeda.
yang dimulai dari mengamati,
Temuan
beberapa
menanya, mencobakan, mengasosiasikan
menunjukkan
dan mengkomunikasikan (Permendikbud
tingkat kelas, semakin sedikit pula siswa
Nomor 81A Tahun 2013).
menanya pada saat pembelajaran (Good
Lebih dari empat puluh tahun yang lalu
dalam Marbach dan Sokolove, 2000:855).
Carner
pendidikan
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
menyarankan bahwa guru hendaknya fokus
beberapa Mahasiswa UPI yang salah
memperhatikan
seorang
pembelajaran,
pakar
respon
salah
bahwa
penelitian
semakin
tinggi
siswa
dalam
satunya menyebutkan bahwa dari seluruh
satunya
adalah
pertanyaan
yang
muncul
pada
saat
menanya (Marbach-Ad dan Sokolove,
pembelajaran, sekitar 95% berasal dari
2000:192). Magnesia (dalam Hosman,
guru, sisanya 5% saja yang diungkapakan
2014:217) menyatakan bahwa keberhasilan
oleh siswa (Widodo dalam Navtalie,
belajar dengan mengatakan adalah 70%.
2014:2). Penelitian Daharnis dkk. (2014)
Sokrates pada zaman Yunani kuno juga
mendeskripsikan keadaan belajar Siswa
55
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
SMA se Sumatera Barat, menunjukkan
sangat kuat untuk melakukan sesuatu
bahwa
dalam
(Siagian, 2004:101). Persepsi yang positif
pembelajaran secara rata-rata masih berada
perlu terus dibina dan dikembangkan untuk
pada kategori sedang. Hasil analisis AUM
dapat meningkatkan respon siswa dalam
PTSDL Semester I Tahun Pembelajaran
pembelajaran.
2014/2015 pada salah satu kelas di SMA
Bimbingan
dan
Negeri 8 Padang
merupakan
bagian
kegiatan
merespon
menunjukkan bahwa
Konseling
(BK)
integral
dalam
48% siswa masih mengalami masalah
pendidikan adalah upaya memfasilitasi
dalam
siswa
kegiatan
merespon.
Hal
ini
dalam
rangka
tercapainya
menunjukkan bahwa kegiatan merespon
perkembangan yang utuh dan optimal
yang dilakukan oleh siswa, masih menjadi
dengan fokus pribadi mandiri dan mampu
masalah
mengendalikan diri (Prayitno, 2013:85).
yang
nyata
dalam
proses
pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 111
Kegiatan merespon merupakan bagian dari
Tahun 2014 bahwa pelayanan BK di
proses kegiatan belajar (Dunkin dan Biddle
sekolah melaksanakan pembinaan pada
dalam Garton dkk., 1999:11). Kegiatan
bidang pengembangan
belajar dipengaruhi oleh beberapa variabel
belajar, dan karier. Kegiatan merespon
yaitu: presage variables dan context
merupakan bagian dari bidang belajar yang
variables (Elliot dkk., 1996:21). Kegiatan
menjadi salah satu fokus pelayanan BK.
merespon menjadi salah satu bagian dari
Dengan diketahuinya gambaran kegiatan
process variables yang dipeangaruhi oleh
merespon, serta faktor-faktor yang diduga
variabel karakteristik siswa. Karakteristik
mempengaruhinya yaitu kepercayaan diri
siswa
seperti:
dan persepsi siswa. Hal ini akan menjadi
motivasi, kelas sosial, tingkat aspirasi,
bagian dari analisis kebutuhan (need
persepsi, kepercayaan diri, sikap, dll
assessment) pelayanan BK di sekolah.
(Nirwana, 2003:1). Beberapa variabel yang
Berdasarkan uraian di atas, terlihat adanya
diduga mempengaruhi kegiatan merespon
keterkaitan kepercayaan persepsi siswa
dalam pembelajaran adalah persepsi.
secara berkontribusi terhadap kegiatan
Persepsi merupakan salah satu variabel
merespon dalam pembelajaran. Namun,
yang termasuk dalam karakteristik siswa
bagaimana besar kecilnya kontribusi faktor
(Elliot
meliputi
1996:21).
hal
sosial,
Patut
diduga
tersebut, maka perlu dilakukan penelitian.
faktor
yang
Hal inilah yang menjadi dasar penelitian
mendorong siswa untuk merespon, karena
dilakukan, karena belum adanya temuan
di dalam persepsi terkandung motif yang
penelitian yang menunjukkan seberapa
persepsi
dkk.,
berbagai
pribadi,
merupakan
56
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
besar kontribusi persepsi siswa terhadap
terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
kegiatan merespon dalam pembelajaran
data
serta implikasinya dalam pelayanan BK.
analisis regresi linier sederhana.Analisis
2. Metode
data
Penelitian ini terdiri dari dua variabel,
program SPSS versi 17.00.
yaitu satu variabel bebas dan terikat.
3. Hasil dan Pembahasan
Variabel bebas adalah persepsi siswa
A. Persepsi
tentang kegiatan merespon. Sedangkan
dengan
deskripsi
dibantu
data,
dengan
Siswa
maupun
menggunakan
tentang
Kegiatan
Merespon
variabel terikat adalah kegiatan merespon
Berdasarkan hasil analisis data penelitian,
dalam
bahwa
pembelajaran.
menggunakan
metode
Penelitian
secara
rata-rata
keseluruhan
linier
persepsi siswa tentang kegiatan merespon
sederhana yang bertujuan untuk menguji
berada pada kategori positif. Berdasarkan
kontribusi
terhadap
pencapaian pada masing-masing indikator
kegiatan merespon dalam pembelajaran.
diketahui bahwa semua indikator berada
Penarikan sampel penelitian dilakukan
pada kategori positif. Siswa memiliki
dengan
persepsi yang positif tentang kegiatan
kepercayaan
teknik
regresi
ini
diri
proportional
random
sampling dari populasi sebanyak 480 siswa
merespon
yang terbagi dalam 16 kelas. Kemudian
mengetahui, mengenali, membedakan, dan
besaran sampel dihitung dari rumus Slovin
mengelompokkan secara objektif mengenai
sehingga
aspek-aspek tujuan dan manfaat kegiatan
didapatkan
jumlah
sampel
dikarenakan
siswa
mampu
sebanyak 218 siswa.
merespon dalam pembelajaran (Chaplin,
Langkah selanjutnya adalah penyusunan
1981:358; Sarwono, 2012:86). Pada tahap
instrumen penelitian untuk masing-masing
mengenali terlihat pada item Nomor 7
variabel berdasarkan grand theory. Setelah
“Bertanya dapat meningkatkan rasa ingin
penyusunan instrumen selesai dilakukan,
tahu dalam belajar”, bahwa secara rata-rata
selanjutnya divalidasi oleh tiga orang
siswa telah memiliki persepsi yang positif.
pakar/ahli.
dan
Siswa
dan
merespon
diperbaiki
Setelah
sesuai
divalidasi
dengan
saran
mampu
mempersepsi
dengan
baik
kegiatan
bukanlah
masukan para ahli, selanjutnya dilakukan
merupakan suatu proses yang terjadi secara
uji coba intrumen di lapangan untuk
tiba-tiba.
melihat validitas dan reliabilitas instrumen.
menempuh pendidikan sedikitnya sepuluh
Setelah intrumen valid dan reliabel, maka
tahun, hal ini tentunya tidak asing lagi
dilakukanlah
dari
dengan kegiatan merespon. Pada saat
sampel yang telah ditetapkan. Setelah data
mencapai puncak pendidikan menengah,
pengumpulan
data
57
Siswa
SMA
yang
telah
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
persepsi Siswa SMA tentang kegiatan
yang dimaksud bahwa perhatian dan
merespon
harapan
dapat
dinyatakan
sudah
terhadap
kegiatan
merespon
terbentuk secara utuh. Keutuhan persepsi
merupakan suatu hal mutlak yang harus
itu dapat dilihat dari capaian indikator
dikuasai siswa, untuk sampai pada persepsi
penelitian yang positif mengenai tujuan
yang paling dalam mengenai kegiatan
dan manfaat kegiatan merespon dalam
merespon
pembelajaran.
proses pembelajaran harapan siswa adalah
Keutuhan persepsi siswa tentang manfaat
nilai yang baik, pada indikator penelitian,
kegiatan merespon terlihat pada item
hal tersebut terungkap bahwa tujuan
pernyataan instrumen Nomor 6, 10, 11, 12,
kegiatan merespon capaian siswa berada
13, 15, 16, dan 17 dengan capaian rata-rata
pada kategori positif. Hal ini terlihat pada
positif. Secara utuh siswa telah menyadari
item instrumen Nomor 1, 3 dan 5 bahwa
manfaat kegiatan merespon adalah untuk
secara rata-rata siswa telah memiliki
dirinya
persepsi yang positif dan menyadari tujuan
sendiri
tanpa
menghiraukan
dalam
pembelajaran.
anggapan-anggapan negatif dari dalam
merespon
maupun luar dirinya mengenai kegiatan
menambah pengetahuan dan nilai dalam
merespon. Untuk sampai pada keutuhan
pembelajaran. Dengan kata lain adanya
persepsi itu tentu tidak hanya melalui
tujuan siswa yang baik dalam merespon
proses
merupakan wujud dari sebuah proses
inderawi
namun
lebih
dalam
secara
langsung
Pada
dapat
melibatkan proses mental. Hal tersebut
persepsi (Sarwono, 2012:101).
tersebut sesuai dengan pendapat Sternberg
Proses pembentukan persepsi yang cukup
(2008:105) yang mengemukakan bahwa
panjang tentu di dalamnya ada beberapa
persepsi individu tentang sesuatu bukan
faktor yang mempengaruhi salah satunya
hanya berasal dari tindakan mental, namun
adalah kebutuhan (Wade dan Tavris,
melibatkan proses yang panjang dimulai
2007:228). Siswa dalam belajar tentunya
dari
mengorganisasikan,
menyadari betapa pentingnya memahami
sampai pada memahami respon melalui
dan menguasai materi pelajaran. Menanya
tangkapan indera
adalah
mengenali,
yang diterima
dari
solusi
awal
mengatasi
lingkungan sekitar.
ketidaktahuan,
Berdasarkan rata-rata capaian persepsi
adalah solusi awal memastikan kebenaran
siswa tentang kegiatan merespon yang
pengetahuan
positif, memberikan gambaran berikutnya
mengemukakan pendapat adalah solusi
bahwa kedalaman persepsi penting untuk
dari
dicapai (Sternberg, 2008:112). Kedalaman
sesuatu dari dalam diri siswa.
58
keinginan
menjawab
yang
untuk
pertanyaan
dimiliki,
dan
menyampaikan
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
Apabila rasa keingintahuan yang tinggi
atau Konselor sebagai suatu proses analisis
terhadap materi pelajaran ada dalam diri
kebutuhan siswa. Analisis kebutuhan inilah
siswa, maka siswa memerlukan cara untuk
yang kemudian dijadikan Guru BK atau
mencapainya
Konselor
salah
satunya
dengan
sebagai
bahan
pembuatan
merespon. Semakin siswa menganggap
program BK. Sehingga, Guru BK atau
merespon itu penting dan menjadikannya
Konselor
sebagai suatu kebutuhan dalam belajar,
persepsi siswa positif siswa mengenai
maka
siswa
kegiatan merespon. Jika hal ini dilakukan
mempersepsikan kegiatan merespon itu
secara berkesinambungan, maka siswa
secara positif (Wispe dan Dambrean dalam
akan merasakan dampak yang nyata bagi
Wade dan Tavris, 2007:228). Berdasarkan
penguasaan materi pelajarannya di kelas.
hasil penelitian ini juga dapat dipahami
Adanya need assessment menjadi suatu
sebuah konsep bahwa, siswa memiliki
indikator yang menunjukkan bahwa Guru
persepsi yang positif tentang kegiatan
BK atau Konselor dalam melaksanakan
merespon dikarenakan perasaan butuh dan
tugasnya telah sesuai dengan prinsip-
ekspektasi
yang
prinsip pelayanan BK (Prayitno dkk.,
pentingnya
merespon
akan
semakin
mudah
tinggi
mengenai
mengembangkan
dapat
2013:8). Merujuk pada penelitian Afnibar
memahami dan menguasai materi pelajaran
(2011) secara konkret beberapa layanan
lebih dalam.
yang dapat digunakan oleh Guru BK atau
Hal
tersebut
instrumen
untuk
mampu
tergambar
Nomor
8
pada
yaitu:
item
Konselor untuk mengubah persepsi siswa
“Saya
menjadi lebih positif antara lain: layanan
mengajukan pertanyaan untuk menguji
informasi,
guru” dengan rata-rata capaian sedang. Hal
orientasi, maupun penguasaan konten.
ini perlu menjadi perhatian khusus Guru
Layanan-layanan
BK
didukung oleh materi-materi yang sesuai
atau
Konselor
untuk
mengubah
penempatan
tersebut
tentunya
persepsi siswa mengenai peranan guru
dengan
dalam proses pembelajaran. Terlepas dari
pendekatan-pendekatan pembelajaran yang
item tersebut secara umum Guru BK atau
relevan.
Konselor mempunyai peranan penting
B. Kegiatan
untuk dapat mengembangkan, mengubah
kegiatan
penyaluran,
merespon
Merespon
dengan
dalam
Pembelajaran
persepsi siswa menjadi semakin positif
Hasil analisis data penelitian menunjukkan
mengenai
bahwa
kegiatan
merespon
dalam
secara
rata-rata
keseluruhan
pembelajaran. Dengan demikian, data hasil
kegiatan merespon dalam pembelajaran
penelitian ini dapat dijadikan Guru BK
berada pada kategori tinggi. Berdasarkan
59
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
pencapaian
masing-masing
indikator
dalam proses pembelajaran di kelas (Elliot
diketahui bahwa semua indikator yaitu
dkk., 1996:414).
menanya, menjawab, dan mengemukakan
Proses pembelajaran di kelas merupakan
pendapat berada pada kategori tinggi. Hasil
suatu proses
ini memberikan gambaran bahwa kegiatan
Proses belajar itu dimulai dari persiapan
merespon di SMA Negeri 8 Padang sedikit
untuk ke sekolah, ketika belajar di sekolah
lebih baik jika dibandingkan dengan
maupun setelah pulang sekolah (Prayitno
keadaan rata-rata kegiatan merespon Siswa
dkk., 2002:5). Pada instrumen penelitian
SMA se Sumatera Barat yang berada pada
item Nomor 4, 5, 10, dan 14 dengan
ketegori sedang (Daharnis dkk., 2014).
capaian rata-rata tinggi terlihat berjalannya
Keadaan seperti ini merupakan hal yang
proses pra pembelajaran di sekolah. Siswa
sangat baik, ini menjadi tanda bahwa alur
memiliki
pembelajaran yang pertama mengamati
datang
kemudian yang kedua menanya sesuai
keraguan dan keinginan untuk memastikan
dengan
dalam
kebenaran yang dimiliki maupun usaha
pengembangan Kurikukulum 2013 telah
dalam mempelajari banyak sumber belajar
berjalan
dengan
lainnya.
Nomor
81A
pendekatan
baik
(Permendikbud
awal
sebelum
sekolah
ditandai
adanya
Indikasi
berjalannya
proses
pembelajaran di sekolah mengacu pada
pembelajaran yang baik ditandai dengan
item instrumen Nomor 3, 5, 8, 10, 13, dan
adanya interaksi aktif antara guru dengan
16 dengan rata-rata capaian tinggi.
siswa, siswa dengan siswa, maupun dengan
Item-item tersebut menggambarkan dengan
lingkungan. Hal tersebut dapat terlihat
jelas respon siswa pada saat pembelajaran
pada beberapa item pernyataan yang
yaitu: menanya, menjawab pertanyaan, dan
berkaitan
mengemukakan
dengan
2013).
pengetahuan
Proses
mencari
Tahun
ilmiah
ke
yang berkesinambungan.
memanfaatkan
kesempatan
pendapat.
Berdasarkan
menanya,
paparan tersebut dapat dipahami bahwa
menjawab, dan mengemukakan pendapat
kegiatan merespon benar-benar menjadi
yaitu, item Nomor 1, 2, 6, 7, 11, dan 12
indikasi
yang secara rata-rata berada pada kategori
pembelajaran. Pada saat belajar di kelas
tinggi. Ini menjadi tanda bahwa siswa telah
siswa telah mempersiapkan diri untuk
berusaha untuk dapat merespon pada
menanyakan, menjawab pertanyaan, dan
proses pembelajaran. Capaian kegiatan
mengemukakan pendapat terhadap apa
merespon yang tinggi pada penelitian ini
yang telah dipelajarinya di rumah. Namun,
merupakan
terciptanya
apabila siswa tidak memberikan respon
suasana interaksi yang aktif dan bermakna
pada saat pembelajaran di kelas berarti ada
suatu
untuk
dan
indikasi
60
keberhasilan
ketiga
proses
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
indikasi telah terjadi masalah pada alur
Secara nyata diharapkan Guru BK atau
proses pembelajaran.
Konselor dapat memfokuskan pada bidang
Berdasarkan data penelitian ini, capaian
pengembangan belajar.
kegiatan merespon berada pada kategori
C. Kontribusi Persepsi Siswa terhadap
tinggi. Meskipun demikian item instrumen
Kegiatan
Nomor
Pembelajaran
15
yaitu,
“Mengemukakan
Merespon
dalam
pendapat untuk menyanggah orang lain”
Hasil
perlu menjadi perhatian khusus oleh Guru
persepsi
BK maupun guru mata pelajaran. Capaian
signifikan terhadap kegiatan merespon
sedang pada item ini menjadi indikasi
dalam pembelajaran. Temuan ini diperoleh
masih adanya keraguan dalam diri siswa
berdasarkan rangkaian analisis data yang
bahwa menyanggah pendapat merupakan
menunjukkan bahwa kontribusi persepsi
hal yang kurang tepat dalam pembelajaran.
siswa terhadap kegiatan merespon dalam
Keadaan-keadaan seperti inilah yang harus
pembelajaran
tetap
persepsi siswa merupakan salah satu faktor
menjadi
perhatian
untuk
terus
penelitian
siswa
menunjukkan
bahwa
berkontribusi
secara
sebesar
yang
proses pembelajaran.
merespon dalam pembelajaran.
Siswa harus terus dibiasakan dalam proses
Merujuk pada hasil penelitian ini dapat
pembelajaran dengan baik dimulai dari
dipahami bahwa, semakin posistif persepsi
sebelum,
pasca
siswa, maka semakin tinggi kegiatan
pembelajaran. Baiknya proses ini maka
merespon dalam pembelajaran. Hal ini
akan mendorong siswa untuk lebih aktif
menjadi bukti bahwa persepsi siswa sangat
memberikan
Data
menentukan tinggi rendahnya kegiatan
penelitian ini mempermudah Guru BK atau
merespon dalam pembelajaran. Hal ini
Konselor
juga sesuai dengan kesimpulan temuan
maupun
respon
dalam
di
kelas.
membuat
analisis
kegiatan
kebutuhan mengenai kegiatan merespon
penelitian
dalam pembelajaran. Selanjutnya, data
menyatakan
analisis kebutuhan akan dijadikan program
berhubungan langsung dengan perilaku
pelayanan BK di sekolah.
belajarnya pada saat pembelajaran.
Melalui penyusunan program yang sesuai
Berdasarkan
dengan analisis kebutuhan siswa, Guru BK
dipahami bahwa begitu berpengaruhnya
atau
dapat
persepsi dalam menetukan keberhasilan
meningkatkan
kegiatan merespon dalam pembelajaran.
kegiatan merespon dalam pembelajaran.
Aktifnya siswa merespon merupakan salah
Konselor
mengembangkan
diharapkan
dan
61
Nirwana
terhadap
Artinya,
ditingkatkan dan dikembangkan dalam
sedang,
berkontribusi
7.2%.
bahwa
paparan
(2013:163)
yang
“Persepsi
siswa
tersebut,
dapat
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
satu
indikasi
positif
yang
sebesar 52.7%, sebagian siswa lainnya
itu,
untuk
memiliki persepsi sangat positif tentang
meningkatkan kegiatan merespon dalam
yaitu sebesar 35.3%, selanjutnya 11%
pembelajaran, maka persepsi siswa terlebih
memiliki persepsi cukup positif, dan 0.9%
dahulu yang harus diubah menjadi lebih
siswa memiliki persepsi tidak positif
positif.
dimilikinya.
Oleh
Hal
pendapat
persepsi
sebab
tersebut
Sarwono
sesuai
dengan
mengenai
kegiatan
merespon
dalam
(2012:86)
bahwa
pembelajaran. Lebih rinci dapat dilihat
persepsi merupakan tahap awal siswa
pada Tabel 12.
dalam
B. Deskripsi Data Kegiatan Merespon
menginterpretasikan
sesuatu.
Persepsi ini pula selanjutnya yang secara
dalam Pembelajaran
langsung mempengaruhi perilaku (Siagian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan
2004:100).
Persentase Kegiatan Merespon
Analisis data dilakukan dengan dengan
dalam Pembelajaran (Y) Berdasarkan
deskripsi data dan regresi linier sederhana.
Ketegori (n=218)
A. Deskripsi data persepsi siswa tentang
kegiatan merespon
Hasil pengumpulan dan pengolahan data
melalui instrumen persepsi siswa tentang
kegiatan merespon dari keseluruhan
sampel (responden) berjumlah 218 siswa,
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi
Tabel 13 di atas memperlihatkan bahwa
Frekuensi dan
sebagian besar kegiatan merespon berada
Persentase Persepsi Siswa tentang
pada kategori yang tinggi yaitu sebesar
Kegiatan Merespon (X2) Berdasarkan
57.3%, pada kategori sedang sebesar 27%,
Kategori (n= 218)
kemudian kategori sangat tinggi sebesar
12% dan terakhir berada pada kategori
rendah yaitu sebesar 3.7%.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan
Tabel 11 di atas memperlihatkan bahwa
metode
Kolmogorov-
Smirnov. Jika Asymp. Sig. atau P-value >
sebagian besar siswa memiliki persepsi
dari 0.05 (taraf signifikansi), maka data
positif tentang kegiatan merespon yaitu
berasal dari populasi yang berdistribusi
62
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
normal.Hasil uji normalitas data nilai
sedangkansisanya92.8%
Asymp.
dijelaskanolehvariabel lain.
Sig.
persepsi
siswa
tentang
kegiatan merespon sebesar 0.095, dan
4. Kesimpulan
kegiatan merespon dalam pembelajaran
Secara rata-rata persepsi siswa tentang
sebesar 0.386. Berarti kedua data variabel
kegiatan merespon berada pada kategori
penelitian berdistribusi normal.
positif, begitu juga dengan kegiatan siswa
b. Uji Linieritas
merespon dalam pembelajaran berada pada
Berdasarkan hasil uji linieritas, didapatkan
kategori tinggi. Selanjutnya, Persepsi siswa
hasil bahwa hubungan persepsi siswa
memberikan kontribusi secara signifikan
dengan
terhadap
kegiatan
merespon
dalam
kegiatan
merespon
dalam
pembelajaran linier denganFhitung (17.012)
pembelajaran yaitu sebesar 7.2% (R=
> Ftabel (3.89).
0.268 R2= 0.072, dan signifikansi 0.000).
D. Kontribusi Persepsi Siswa terhadap
Artinya,
Kegiatan
Merespon
dalam
apabila
persepsi
siswa
ditingkatkan menjadi lebih positif, maka
Pembelajaran
kegiatan merespon dalam pembelajaran
Hasil analisis kontribusi persepsi siswa
akan meningkat menjadi lebih tinggi, atau
terhadap
sebaliknya apabila persepsi siswa kurang
kegiatan
merespon
dalam
pembelajaran dapat dilihatpadaTabel 3.
positif, maka akan mengakibatkan kegiatan
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Regresi
merespon dalam pembelajaran semakin
Sederhana Persepsi Siswa (X2)
rendah.
terhadapKegiatan Merespon dalam
Temuan penelitian menunjukkan bahwa
Pembelajaran (Y)
terdapat
kontribusi
secara
signifikan
persepsi siswa terhadap kegiatan merespon
dalam pembelajaran. Untuk mengubah
persepsi siswa tentang kegiatan merespon
Pada Tabel 3 dapatdilihat bahwa nilai R
menjadi lebih positif dapat diupayakan
sebesar 0.268 yang menunjukkan koefisien
melalui Guru BK atau Konselor dengan
regresi antara persepsi siswa terhadap
memberikan beberapa jenis layanan antara
kegiatan merespon dalam pembelajaran,
dengantarafsignifikan
0,000.
Nilai
lain: layanan informasi, layanan orientasi,
R
dan penguasaan konten. Layanan format
Square (R2) sebesar 0.072, ini berarti 7.2%
variasi
merespon
tinggi
rendahnya
dalam
klasikal memberikan informasi kepada
kegiatan
siswa
pembelajaran
manfaat
dan
tujuan
kegiatan merespon secara utuh, sekaligus
dapatdijelaskanoleh persepsi siswa tentang
kegiatan
mengenai
melatih
merespon,
63
siswa
untuk
terampil
dalam
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
Barat.
Padang:
Lembaga
Penelitian Universitas Negeri
Padang.
Garton, B. L. dkk. (1999). “Learning
Styles,
Teaching
Performance, and Student
Achievement: A relational
study”. Journal
of
Agricultural
Education,
(Online), Vol. 40, No. 3,
(http://citeseerx.ist.psu.edu/mes
sages/,
diakses 6 April
2015).
Hosman, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad
21:
Kunci sukses implementasi
kurikulum 2013. Jakarta:
Ghalia
Indonesia.
Marbach-Ad, G. dan Sokolove, P. G.
(2000). “Can Undergraduate
Biology Students Learn to Ask
Higher Level Questions?”.
Journal of Research in Science
Teaching, (Online), Vol.37,
No.
8,
(854-870),
(http://onlinelibrary.wiley.com/
, diakses 24 Februari 2015).
Marbach-Ad, G. dan Sokolove, P. G.
(2000). “Good Science Begin
With Good
Questions”.
Journal of College Science
Teaching, (Online), Vol. 30,
No.
3,
(http://wiki.biologyscholars.org
/, diakses 24 Februari 2015).
Navtalie, A. (2014). “Penerapan Question
Formulating Tehnique dalam
Upaya
Meningkatkan
Keterampilan Bertanya Siswa
Pada Pembelajaran Sistem
Imun”.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Bandung:
Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Nirwana, H. (2003). “Hubungan Tingkat
Aspirasi dan Persepsi Tentang
Belajar dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa SMU yang
Berlatar Belakang Budaya
merespon. Secara berkesinambungan hal
ini akan mengubah persepsi siswa tentang
kegiatan merespon dalam pembelajaran
menjadi lebih positif.
Guru mata pelajaran dapat mengubah
persepsi siswa tentang kegiatan merespon
menjadi
membuka
lebih
positif
kesempatan
juga
dengan
seluas-luasnya
kepada siswa untuk merespon dalam
proses pembelajaran. Guru mata pelajaran
dapat memberikan penguatan sebanyakbanyaknya kepada siswa, sehingga secara
langsung
persepsi
mengenai
berdampak
siswa
pada
menjadi
kegiatan
perubahan
lebih
positif
merespon
dalam
pembelajaran.
Daftar Isi
Afnibar.
(2011). “Model Pelayanan
Konseling
Format
Klasikal
dalam
Kegiatan
Belajar Siswa”. Disertasi tidak
diterbitkan.
Padang:
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
Alizamar. (2012). “Model Pendekatan
Kelompok
dalam
Pengembangan
Kegiatan
Belajar Mahasiswa”. Disertasi
tidak diterbitkan. Padang:
Program
Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
Az-Zuhaili, W. (2010). Tafsir Al-Wasith:
Al- fatihah – at-taubah 1.
Terjemahan oleh Muhtadi,
dkk. Jakarta: Gema Insani.
Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap
Psikologi.
Terjemahan
oleh
Kartini
Kartono.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Daharnis dkk. (2014). Model Program
Pengembangan
Kegiatan
Belajar Siswa SMA Sumatera
64
Vol 2, No. 1 November, Th. 2016
Minangkabau dan Batak”.
Disertasi tidak diterbitkan.
Malang: Program Pascasarjana
Universitas
Negeri
Malang.
Prayitno. (2013). Konseling Integritas.
Padang: UNP.
Prayitno dkk. (2002). Seri Latihan
Keterampilan
Belajar.
Jakarta: Dirjen Dikti PPMPT
Depdiknas.
Sarwono, S. W. (2012). Pengantar
Psikologi Umum.
Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Siagian, S. P. (2004). Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Wade, C. dan Tavris, C. (2007). Psikologi
Edisi
Ke 9. Terjemahan
oleh Benedictene Widyasinta.
Jakarta: Erlangga.
65
Download