PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI TEGAL PANGGUNG KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Adiza Belva Hendrakusuma NIM 13108244011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2017 i ii iii iv MOTTO “Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong. Pendidikan adalah proses menyalakan api pikiran.” (W. B. Yeats) v PERSEMBAHAN Seiring rasa syukur kepada Allah, SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikanku kasih sayang sekaligus mengajarkan betapa besar arti perjuangan dan pengorbanan. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta 3. Agama, Nusa, dan Bangsa vi PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI TEGAL PANGGUNG KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Adiza Belva Hendrakusuma NIM 13108244011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dengan menggunakan media pop-up. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 21 siswa. Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap tindakan dan observasi, dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk menjamin validitas data, maka digunakan teknik triangulasi sumber. Dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan media pop-up, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok, dimana setiap kelompok mendapatkan buku pop-up yang berbeda-beda. Setiap siswa memperoleh lembar kerja siswa yang sesuai dengan materi pada media pop-up. Kemudian, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, yaitu pada kondisi awal pratindakan hasil belajar rata-rata kelas sebesar 64,28 dengan persentase ketuntasan sebesar 42,86%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I diperoleh hasil belajar rata-rata kelas sebesar 73,46 dengan persentase ketuntasan sebesar 71% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II diperoleh hasil belajar rata-rata kelas sebesar 80,47 dengan persentase kelulusan 80,95%. Hal ini berarti bahwa target penelitian untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yaitu 75% siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up mendapatkan nilai ≥ 70. Kata kunci: media pop-up, hasil belajar IPS SD vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wata’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan Menggunakan Media Pop-Up pada Siswa Kelas VB SD Negeri Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama, bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor UNY yang telah memberikan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dekan FIP UNY yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Wakil Dekan I FIP UNY yang telah memberikan kelncaran administrasi dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ketua Jurusan PPSD yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Mujinem, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. viii 6. Ibu Purwanti Handayani, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegal Panggung yang telah berkenan memberikan izin penelitian dan membantu dalam pengumpulan data-data penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Marmo Gupito, S.Pd., selaku wali kelas VB SD Negeri Tegal Panggung yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menjadi kolaborator dalam penelitian ini. 8. Seluruh siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, atas kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian. 9. Sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang senantiasa memberikan semangat, dorongan, dan doa. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Amin. Penulis Adiza Belva Hendrakusuma ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 7 C. Batasan Masalah ............................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 7 E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 10 A. Tinjuan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ........................................ 10 1. Pengertian IPS SD ....................................................................................... 10 2. Tujuan Pembelajaran IPS SD ...................................................................... 11 3. Pentingnya Pembelajaran IPS SD ................................................................ 13 4. Ruang Lingkup IPS SD ............................................................................... 14 B. Tinjauan Hasil Belajar ...................................................................................... 15 1. Pengertian Hasil Belajar .............................................................................. 15 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................................... 18 C. Tinjauan Media Pembelajaran Pop-Up ............................................................ 20 1. Pengertian Media Pembelajaran .................................................................. 20 2. Manfaat Media Pembelajaran ...................................................................... 22 x 3. Ciri-Ciri Media Pembelajaran...................................................................... 23 4. Macam-Macam Media Pembelajaran .......................................................... 25 5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ...................................................... 26 6. Jenis-Jenis Media Pembelajaran IPS SD ..................................................... 27 7. Pengertian Pop-Up....................................................................................... 28 8. Manfaat Media Pop-Up ............................................................................... 29 9. Kelebihan Media Pop-up ............................................................................. 30 10. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pop-up ........................................... 31 11. Jenis-Jenis Teknik Pembuatan Pop-Up ....................................................... 32 D. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar .................................................... 33 E. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 35 F. Kerangka Pikir .................................................................................................. 35 G. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 36 H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 39 A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 39 B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................ 39 C. Setting Penelitian .............................................................................................. 40 D. Model Penelitian............................................................................................... 41 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 43 F. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 44 G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 45 H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ....................................................................... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47 A. Hasil Penelitian................................................................................................. 47 1. Deskripsi Pratindakan .................................................................................. 47 2. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 49 B. Pembahasan ...................................................................................................... 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 80 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82 LAMPIRAN .......................................................................................................... 84 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pikir..................................................................................... 36 Gambar 2. Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart ........................................ 41 Gambar 3. Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama Siklus I ................................. 54 Gambar 4. Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua Siklus II................................... 57 Gambar 5. Presentasi Kelompok Pertemuan Pertama Siklus II ............................ 65 Gambar 6. Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua Siklus II................................... 69 Gambar 7. Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa ........................ 76 Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Belum Tuntas Siswa .................... 77 xii DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Ulangan Tengah Semester .............................. 4 Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V ...................... 15 Tabel 3. Kisi-Kisi Butir Soal Post-Test Siklus I & Siklus II ................................ 45 Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Ulangan Tengah Semester IPS Kelas V ................... 48 Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Siklus I & Siklus II ................................................. 49 Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Pertama Siklus I ......................... 55 Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Kedua Siklus I ............................ 58 Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ......................................................... 59 Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Pertama Siklus II ........................ 66 Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Kedua Siklus II ........................ 70 Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 72 Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Pratindakan ke Siklus I ............................... 74 Tabel 13. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II. ................................... 75 Tabel 14. Peningkatan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, & Siklus II ............... 75 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. RPP Siklus I ...................................................................................... 84 Lampiran 2. Lembar Soal Post-Test Pertemuan Pertama Siklus I ........................ 99 Lampiran 3. Lembar Soal Post-Test Pertemuan Kedua Siklus I........................... 100 Lampiran 4. RPP Siklus II .................................................................................... 103 Lampiran 5. Lembar Soal Post-Test Pertemuan Pertama Siklus II ....................... 118 Lampiran 6. Lembar Soal Post-Test Pertemuan Kedua Siklus II ......................... 120 Lampiran 7. Surat Keterangan Validasi Ahli Media............................................. 122 Lampiran 8. Contoh Hasil Post-Test Pertemuan Pertama Siklus I ....................... 125 Lampiran 9. Contoh Hasil Post-Test Pertemuan Kedua Siklus I .......................... 127 Lampiran 10. Contoh Hasil Post-Test Pertemuan Pertama Siklus II .................... 133 Lampiran 11. Contoh Hasil Post-Test Pertemuan Kedua Siklus II....................... 137 Lampiran 12. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta ......... 141 Lampiran 13. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ...................... 142 Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian dari SD Tegal Panggung ................... 143 Lampiran 15. Foto Dokumentasi........................................................................... 145 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa, karena melalui pendidikan dapat mencetak generasi yang cerdas, terampil, dan berkepribadian. Kecerdasan yang harus dimiliki suatu bangsa tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan interpersonal. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 menyebutkan bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang ada di Indonesia diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, pemerintah mewajibkan pendidikan formal bagi warga negara meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan tingkat dasar selama enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun, yang bertujuan memberikan bekal ilmu dan kemampuan dasar. Melalui pendidikan dasar, diharapkan siswa memperoleh bekal 1 di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan untuk menghadapi tantangan kehidupan bermasyarakat yang selalu mengalami perubahan. Guru memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Keberhasilan pendidikan sebuah bangsa dapat dilihat dari keberhasilan guru dalam mengembangkan potensi siswa. Menurut Moh Uzer Usman (2006: 9) peran guru adalah sebagai pengelola kelas, fasilitator, demonstrator, mediator, dan evaluator, sehingga sebagai pengelola kelas guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan guru lebih banyak memposisikan diri sebagai fasilitator, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam menggali dan memecahkan masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari. Mata pelajaran yang ada di jenjang sekolah dasar terdiri dari Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang bertujuan membentuk siswa agar memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan sosialnya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial dan humaniora, yang memiliki tujuan agar siswa memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalahmasalah sosial dalam rangka pembinaan menjadi warga negara yang baik. Pada 2 jenjang pendidikan dasar, mata pelajaran IPS menjadi sangat penting, karena usia sekolah dasar merupakan usia yang tepat dalam menanamkan dan membentuk sikap peduli sosial di lingkungannya. Dalam proses pembelajaran IPS, guru lebih mudah dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Dengan menggunakan media pembelajaran, dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran dan membangkitkan antusiasme dan peran aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011: 15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, serta penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Guru sebagai komunikator yang menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa memiliki peran penting dalam tercapaianya keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian, media pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam pemahaman terkait materi yang disampaikan guru. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik akan menjadi faktor penting dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi, pada kenyataannya guru masih jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. 3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Gupito, selaku wali kelas V SD Negeri Tegal Panggung pada tanggal 17 Oktober 2016, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum optimal dan terbilang rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata mata pelajaran lain. Hal ini terlihat dari hasil nilai Ulangan Tengah Semester Ganjil dengan nilai rata-rata kelas sebesar 64,28 dari keseluruhan siswa yang berjumlah 21 siswa. SD Negeri Tegal Panggung memiliki batas nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Dari jumlah siswa kelas V sebanyak 21 siswa terdapat 12 siswa atau sebesar 57,14 % yang belum mencapai KKM dan terdapat 9 siswa atau sebesar 42,86 % yang telah mencapai KKM. Oleh karena itu, nilai rata-rata kelas tersebut masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Apabila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, hasil belajar mata pelajaran IPS masih lebih rendah, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata UTS Mata Pelajaran IPS dan Mata Pelajaran Lain di Kelas V SD Negeri Tegal Panggung No. Mata Pelajaran Rata-Rata Nilai Ujian Tengah Semester 1. Ilmu Pengetahuan Alam 78,63 2. Matematika 75,3 3. Ilmu Pengetahuan Sosial 64,28 4. Bahasa Indonesia 73,40 Dari hasil observasi di kelas V SD Negeri Tegal Panggung pada tanggal 12, 13, 17 Oktober 2016, dapat diketahui beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya rata-rata hasil belajar IPS, seperti pembelajaran tidak menggunakan media yang inovatif, penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan hanya terpaku pada buku pelajaran. Kegiatan belajar mengajar kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran 4 lebih menarik apabila menggunakan media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator. Menurut Sabuda (dalam Aditya Dewa Kusuma, 2013: 8) mengatakan bahwa buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik. Mulai dari gambar yang terlihat memiliki tampilan tiga dimensi dan kinetik, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser dapat bergerak sehingga dapat membentuk seperti benda aslinya. Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku cerita ilustrasi biasa adalah pembaca seperti menjadi bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka memiliki andil ketika membuka halaman buku tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran pop-up dapat membantu siswa dalam menerima materi yang disampaikan guru, menarik perhatian siswa dan meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan penggunaan media pop-up dalam proses pembelajaran, karena media pop-up dapat memperbaiki proses pembelajaran IPS. Hal ini berdampak positif pada peningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta. Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan solusi alternatif untuk mengefektifkan proses pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari 64,28 menjadi 70 sebagai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam hal ini, media pembelajaran pop-up dipilih 5 untuk meningkatkan hasil belajar IPS terutama pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia. Pemilihan media pembelajaran berbentuk pop-up di atas mengingat bahwa usia sekolah dasar dengan rentan usia 7-12 tahun memasuki tahap operasional konkret dalam berpikir. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia sekolah dasar, siswa akan lebih mudah memahami dan menerima materi pelajaran dengan menggunakan media yang konkret. Pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia yang terdiri dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran, karena siswa hanya dapat membayangkan terkait materi tersebut dan guru mengalami kesulitan dalam menghadirkan langsung benda konkret, seperti pakaian adat, tarian tradisional, senjata khas, dan rumah adat. Media pop-up yang dimaksud berupa miniatur wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan keragaman suku dan kebudayaan Indonesia dengan efek dua dimensi. Dengan menggunakan media pop-up tersebut, guru dapat memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa), sehingga siswa memperoleh gambaran yang konkret dari materi yang disampaikan. Selain itu, media pop-up tersebut dapat meningkatkan antusiasme dan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta membantu siswa untuk mengenal bentuk benda yang asli dari materi yang disampaikan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan Menggunakan Media Pop-Up Pada 6 Siswa Kelas V SD Negeri Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1. Pada waktu pembelajaran IPS, guru tidak menggunakan media pembelajaran pop-up. 2. Pada waktu pembelajaran IPS, siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. 3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai KKM. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan pembatasan masalah pada rata-rata hasil belajar IPS siswa belum mencapai KKM, karena belum menggunakan media pembelajaran yang membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Dari hal tersebut, peneliti akan memperbaiknya melalui penggunaan media pop-up pada pembelajaran IPS pada siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan media pop-up pada siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta?” 7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan media pop-up pada siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan informasi mengenai berbagai hal yang berkaiatan dengan penggunaan media pop-up sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa di sekolah dasar. b. Hasil penelitian ini memperkuat teori dari Azhar Arsyad (2011: 15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. 2) Sebagai bahan informasi tentang penggunaan media pembelajaran pop-up untuk meningkatkan hasil belajar IPS. 8 3) Sebagai bahan masukkan untuk petimbangan dalam pemilihan media pembelajaran sebelum pelaksanaan proses pembelajaran IPS. b. Manfaat bagi siswa 1) Mempermudah pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran IPS terutama pada materi Keragaman Suku dan Budaya di Indonesia secara konkret. 2) Meningkatkan peran aktif dan rasa antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terutama pada materi Keragaman Suku dan Budaya di Indonesia. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPS SD IPS SD adalah nama mata pelajaran yang membahas hubungan antara peserta didik dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana peserta didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat yang dihadapkan pada berbagai permasalahan sosial di lingkungannya. Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2008:1) mengemukakan bahwa secara mendasar pengajaran IPS di SD berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Sapriya (2009: 20) mengemukakan bahwa IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang diintegrasikan dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains serta berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan IPS di sekolah dasar memiliki peran dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai media pelatihan bagi siswa agar menjadi warga negara yang baik. Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1998: 1) mengemukakan bahwa IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Jadi, berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang merupakan 10 integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial dan mengkaji terkait fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar agar siswa menguasai pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap sebagai bekal siswa untuk menghadapi permasalahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Tujuan Pembelajaran IPS SD Pembelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial yang terjadi di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecah masalah sosial tersebut. Sapriya (2009: 157) mengemukakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan warga negara Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam hidup di masyarakat, baik dalam masyarakat lokal, nasional, maupun masyarakat dunia. Hal ini senada dengan Ahmad Susanto (2014: 10) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah, adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 11 Arah mata pelajaran IPS dilatar belakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat, karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisi terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis. Ahmad Susanto (2014: 33) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di SD secara umum, sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Memperoleh gambaran tentang suatu daerah/lingkungan sendiri. Mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia. Memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia. Menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan. Mengetahui kebutuhan hidup. Mampu merasakan sebuah kemajuan khususnya teknologi mutakhir. Mampu berkomunikasi, bekerja sama dan bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya. Memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya. Memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67), mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. b. c. d. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS di SD adalah memberikan bekal kepada siswa berupa ilmu 12 pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan agar siswa mampu mengembangkan potensi diri dalam kehidupan bermasyarakat, serta membantu pembentukan pribadi siswa agar menjadi warga nergara yang baik dan berbudaya, peka, serta peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. 3. Pentingnya Pembelajaran IPS SD Dengan mempelajari IPS di SD, siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berfikir kritis dan rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa sekolah dasar belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS, siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Menurut Hidayati (2002: 16) alasan penting mempelajari IPS di sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut. a. b. c. Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan kemampuan yang dimiliki yang telah dimiliki mejadi lebih bermakna. Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. Agar siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD sangatlah penting, karena usia sekolah dasar merupakan usia yang tepat dalam menanamkan sikap peduli terhadap masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Melaui pembelajaran IPS di SD, guru dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengenal dan mempelajari 13 masyarakat yang beraneka ragam sebagai bekal siswa dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan bermsyarakat di kemudian hari. 4. Ruang Lingkup IPS SD Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan menyebutkan bahwa standar kompetensi lulusan (SKL) pada mata pelajaran IPS SD adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya. Memahami sejarah kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten, kota dan provinsi. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kota, kabupaten, dan provinsi. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Memahami perkembangan wilayah Indonesia sosial di Asia Tenggara serta benua-benua. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP, 2009: 19) menyebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a. b. c. d. Manusia, tempat, dan lingkungan. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. Sistem sosial dan budaya. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Berdasarkan ruang lingkup tersebut dapat dikembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas V 14 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut. Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menghargai berbagai peninggalan 1.1 Menghargai makna peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu, Budha, nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan dan Islam di Indonesia. alam dan suku bangsa serta 1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah kegiatan ekonomi di Indonesia. pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. 1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya. 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan ruang lingkup materi pada Standar Kompetensi 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu, Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia dengan Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. B. Tinjauan Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Proses belajar memiliki suatu tujuan, tujuan dalam belajar merupakan hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran berkat tindakan guru, yang meliputi perubahan kemampuan pada siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar menjadi 15 sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2009: 22). Soedijarto (Purwanto, 2010: 46) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Asep Jihad & Abdul Haris (2008: 14) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Purwanto (2010: 49) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. a. Ranah Kognitif Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Bloom (Purwanto, 2010: 50) membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan hasil belajar tersebut, yaitu: 1) kemampuan menghafal (C1) merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak yang digunakan untuk merespon suatu masalah, 16 2) kemampuan pemahaman (C2) merupakan kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta, 3) kemampuan penerapan (C3) merupakan kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus, dan sebagainya yang digunakan untuk memecahkan masalah, 4) kemampuan analisis (C4) merupakan kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur, 5) kemampuan sintesis (C5) merupakan kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam kesatuan, dan 6) kemampuan evaluasi (C6) merupakan kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. b. Ranah Afektif. Krathwohl (Purwanto, 2010: 51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat, yaitu: 1) penerimaan adalah kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya, 2) partisipasi adalah kesediaan memberikan respon dengan berpartisipasi, 3) penilaian adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut, 4) organisasi adalah kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku, dan 5) internalisasi adalah menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari. c. Ranah Psikomotorik Simpson (Purwanto, 2010: 53) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam, yaitu: 1) persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain, 2) kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan, 3) gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan, 4) gerakan terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh, 5) gerakan kompleks adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat, dan 17 6) kreativitas adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal. Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian dari tujuan pendidikan yang diperoleh peserta didik dari pengalaman-pengalaman belajarnya dan ditandai dengan perubahanperubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik ke arah yang lebih baik. Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran IPS pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia. 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Dimyati & Mudjiono (2002: 10) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang berasal dari luar siswa adalah peranan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas seperti penggunaan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas. Clark (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2001: 39) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut Slameto (2003: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Di dalam faktor intern akan dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu: 1) faktor jasmaniah, yang terdiri dari: 18 a) kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit, karena proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguangangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya. b) cacat tubuh, adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan, seperti buta, tuli, patah kaki, dan lumpuh. 2) faktor psikologis, yang terdiri dari: a) inteligensi, adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengn cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b) perhatian, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun sematamata tertuju kepada suatu obyek, sehingga untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan yang dapat menyebabkan ia tidak lagi suka belajar. c) minat, dapat diartikan dengan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, sehingga apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. d) motivasi, dapat diartikan suatu penggerak pada diri individu dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai dan besarnya motivasi yang dimiliki individu akan sangat berpengaruh terhadap kualitas tingkah laku yang ditampilkan. b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi: 1) keluarga, merupakan lingkungan pertama dari anak dimana di keluarga anak memperoleh pendidikan pertama, sehingga kondisi keluarga yang baik akan mempengaruhi perkembangan dan hasi belajar anak, selain itu suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, hubungan dengan orang tua, dan bimbingan orang tua sangatlah berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar anak. 2) sekolah, faktor di sekolah yang memperngaruhi hasil belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. 3) masyarakat, lingkungan masyarakat di sekitar rumah peserta didik juga berpengaruh terhadap hasil belajarnya, hal ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 19 Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor rohani, sedangkan faktor ekstern meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini, salah satu faktor ekstern yaitu sekolah, terutama penggunaan media pembelajaran pop-up untuk meningkatkan hasil belajar IPS. C. Tinjauan Media Pembelajaran Pop-up 1. Pengertian Media Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan edukatif dimana terjadi interaksi antara siswa dan guru. Kegiatan pembelajaran memiliki nilai edukatif dikarenakan guru mengarahkan siswa secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam proses pengajaran agar materi yang disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Pembelajaran yang efektif dan banyak diminati siswa diperlukan media atau alat bantu pembelajaran yang dipilih secara tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikansebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata mediator. Dengan istilah mediator, media 20 menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, siswa dan isi pelajaran. Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad, 2011: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi meteri pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, form, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Oleh karena itu, apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Burden dan Byrd (Ahmad Susanto, 2014: 313) mendefinisikan bahwa media pembelajaran sebagai alat yang menyediakan fungsi-fungsi pembelajaran dalam pendidikan terutama dalam mengantarkan informasi dari sumber ke penerima, yang dapat memfasilitasi dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Bambang Warsita (2008: 123) mengatakan bahwa media dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu, alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids), seperti OHP/OHT, film bingkai (slide), foto, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya, dan lingkungan belajar siswa yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Sadiman dkk (Ahmad Susanto, 2014: 314) yang mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah 21 segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Berdasarkan pernyataan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang berupa fisik digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran guna memperoleh proses belajar yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan media pembelajaran, maka interaksi guru dan siswa akan lebih interaktif serta dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terutama materi keanekaragaman suku dan budaya Indonesia. 2. Manfaat Media Pembelajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut. a. b. c. d. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan demonstrasi. Azhar Arsyad (2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan 22 media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Ahmad Susanto (2014: 322) mengemukakan bahwa tujuan diterapkannya media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut. a. b. c. d. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga kativitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lainlain. Berdasarkan penjelasan di atas yang dikaitkan dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam menerima dan menyerap materi pelajaran yang diberikan guru serta menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, efisien, dan efektif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terutama materi keanekaragaman suku dan budaya Indonesia. 3. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Menurut Arsyad Azhar (2005: 6), ciri-ciri umum yang terkandung dalam media, adalah sebagai berikut. a. b. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera. Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat 23 c. d. e. f. g. dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio dan televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape, video recorder). Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Gerlach & Ely (Azhar Arsyad, 2011: 12) mengemukakan tiga ciri media sebagai berikut. a. b. c. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya dengan kamera atau video kamera dapat direproduksi sesuai yang diperlukan dengan mudah dan tanpa mengenal waktu. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Tranformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu beberapa menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri suatu media dapat dilihat dari kemampuan media untuk merekontruksi kembali dan memanipulasi suatu peristiwa, sehingga dapat digunakan setiap saat sesuai dengan 24 kebutuhan. Selain itu, media memiliki kemampuan untuk menyamakan informasi yang diterima siswa di berbagai tempat yang berbeda. 4. Macam-Macam Media Pembelajaran Leshin, Pollock, dan Reigeluth (Azhar Arsyad, 2011: 36) mengemukakan bahwa media dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu: a. b. c. d. e. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, field trip). Media berbasis buku cetak (buku, penuntun, buku latihan). Media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, slide). Media berbasis audio-visual (video, film). Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext). Djamarah (Ahmad Susanto, 2014: 317) menyebutkan bahwa berdasarkan jenisnya media pembelajaran dapat dikelompokkan, sebagai berikut. a. b. c. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti tape recorder. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Azhar Arsyad (2011: 29) mengemukakan bahwa berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audiovisual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Adapun penjelasannya sebagai berikut. a. b. Teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Teknologi audio-visual, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis 25 c. d. dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Teknologi berbasis komputer, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Pada media yang dihasilkan dari teknologi berbasis komputer, informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetak atau visual. Teknologi gabungan, adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi, baik media pembelajaran berbasis cetak, visual, audio-visual, komputer, maupun berbasis manusia. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, guru diharapkan mampu melakukan inovasi dalam penyampaian isi atau pesan pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efisien dan efektif. 5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapatkan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media antara lain motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan pengulangan, dan penerapan (Azhar Arsyad, 2011: 72). John Jarolimek (Hidayati, 2002: 121) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menentukan pemilihan media, sebagai berikut. a. b. c. d. e. Tujuan instruksional yang akan dicapai. Tingkat usia dan kematangan anak. Kemampuan baca anak. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran. Keadaan atau latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak. 26 Azhar Arsyad (2011: 75) mengemukakan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Praktis, luwes, dan bertahan. Guru terampil dalam menggunakannya. Pengelompokkan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya untuk kelompok kecil atau perseorangan. Mutu teknis, pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Basuki Wibawa dan Farida Mukti 1992: 67) mengatakan bahwa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. Tujuan Karakteristik siswa Alokasi waktu Ketersediaan Efektivitas Kompatibilitas Biaya Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kriteriakriteria dalam pemilihan media yang akan digunakan oleh guru, antara lain sesuai dengan tujuan pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Pemilihan media yang sesuai kriteria, dapat memudahkan siswa dalam menerima materi yang diberikan guru, sehingga akan berpengaruh positif pada meningkatnya hasil belajar siswa. 6. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Ahmad Susanto (2014: 327) mengemukakan bahwa jenis-jenis media pembelajaran, antara lain media berbasis visual, media berbasis audiovisual, media berbasis komputer, media berbasis edutaiment, dan film animasi. 27 Sedangkan Hidayati (2002: 113) menyebutkan bahwa macam-macam ragam dan bentuk media pembelajaran, sebagai berikut. a. b. c. d. Media yang tidak diproyeksikan, berupa gambar diam, bahan-bahan grafis serta model dan realita. Media yang diproyeksikan, contohnya slide, film, televisi, OHP, tape recorder, dan sebagainya. Media audio, contohnya radio dan rekaman. Sistem Multi Media berupa gabungan dari satu jenis media yang disusun berdasarkan atas topik tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat bahwa jenis media pembelajaran sangatlah beragam dan bermacam-macam yang hal ini dapat memotivasi guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mendorong peran aktif siswa dan antusiasme siswa terhadap mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media yang tidak diproyeksikan, yaitu media pop-up. 7. Pengertian Pop-Up. Joko D. Muktiono (2003: 65) mengemukakan bahwa pop-up book adalah sebuah buku yang memiliki tampilan gambar yang bisa ditegakkan serta membentuk obyek-obyek yang indah dan dapat bergerak atau memberi efek yang menakjubkan. Sedangkan, Dzuanda (Nila Rahmawati, 2014: 4) mengemukakan bahwa pop up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Menurut Bluemel dan Taylor (Nila Rahmawati, 2014: 4) pengertian popup book adalah sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan 28 interaksinya melalui penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk, roda atau putarannya. Sabuda (Aditya Dewa Kusuma, 2013) mengemukakan bahwa buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai dari gambar yang terlihat memiliki tampilan tiga dimensi dan kinetik, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser dapat bergerak sehingga dapat membentuk seperti benda aslinya. Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku cerita ilustrasi biasa adalah pembaca seperti menjadi bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka memiliki andil ketika membuka halaman buku tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa popup book adalah media pembelajaran yang memiliki unsur 3 dimensi dan dapat bergerak ketika halaman dibuka yang disertai dengan ilustrasi gambar yang lebih menarik dan bisa ditegakkan. Media pop-up book dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, karena siswa memiliki andil dan dapat mengeksplorasi pengalaman-pengamalan belajar ketika membuka halaman buku tersebut 8. Manfaat Media Pop-Up Dzuanda (Nila Rahmawati, 2014: 4) mengemukakan bahwa manfaat dari media pop-up book, adalah sebagai berikut. a. b. c. d. Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan memperlakukannya dengan baik. Mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop-up memiliki bagian yang halus sehingga memberikan kesempatan untuk orang tua untuk duduk bersama dengan putra-putri mereka dan menikmati cerita (mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak) Mengembangkan kreativitas anak. Merangsang imajinasi anak. 29 e. f. Menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda (pengenalan benda). Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan anak terhadap membaca. Bluemel dan Taylor (Nila Rahmawati, 2014: 4) menyebutkan bahwa beberapa kegunaan media pop-up, sebagai berikut. a. b. c. Untuk mengembangkan kecintaan anak muda terhadap buku dan membaca. Bagi peserta didik anak usia dini untuk menjebatani hubungan antara situasi kehidupan nyata dan simbol yang mewakilinya. Bagi siswa yang lebih tua dapat berguna untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Dari beberapa pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa media pop-up dapat meningkatkan kecintaan siswa terhadap buku dan menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda. 9. Kelebihan Media Pop-Up Anggi Nur Cahyani (2014: 23) menjelaskan kelebihan pop-up dalam bentuk buku cerita yaitu dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik dibandingkan dengan buku cerita pada umumnya. Inovasi lain yang dimiliki buku pop-up, seperti gambar yang dapat bergerak, berubah bentuk, bahkan dapat mengeluarkan bunyi dapat membuat anak-anak terkesan untuk membuka setiap halamannya dan mengikuti alur ceritanya. Selain itu, melalui pop-up, dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan melalui cerita ilustrasi. Sedangkan, Van Dyk (Na’ilatun Ni’mah, 2014: 22) mengemukakan bahwa kelebihan dari media pop-up dalam pemebelajaran, adalah sebagai berikut. a. b. Membuat pembelajaran lebih efektif, interaktif, dan mudah diingat. Menyediakan umpan pembelajaran, karena bagi siswa ilustrasi visual dapat menggambarkan konsep abstrak menjadi jelas. 30 c. d. e. f. Membantu siswa dalam mendokumentasi, meneliti, dan memberikan pengalaman mengenai lingkungan sekitar. Menyediakan pengalaman baru dan menambah pengalaman tentang aktivitas sehari-hari. Menghibur dan menarik perhatian siswa. Memberikan pengalaman langsung atau kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi saat menggunakan pop-up dalam proses pembelajaran. Surakhmad (1998: 17) yang mengemukakan bahwa sistem belajar siswa aktif akan lebih efektif jika diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, artinya sistem belajar mengajar yang menekankan pada keaktifan siswa secara fisik, intelektual, emosional untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, semakin baik aktivitas belajar siswa, maka semakin baik hasil belajar siswa tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media pop-up dapat menunjukkan objek secara lebih utuh dan terlihat seperti nyata, sehingga siswa lebih mudah mengilustrasikan materi yang disampaikan guru. Selain itu, pembelajaran akan lebih efektif dan interaktif, karena siswa terlibat dalam penggunaan media pop-up, yang hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 10. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pop-Up a. Bukalah media pop-up dengan hati-hati b. Lihat daftar isi untuk menemukan provinsi yang ingin kamu pelajari c. Bukalah halaman provinsi yang ingin kamu pelajari dan perhatikan pop-up yang terbentuk. d. Bagian tengah merupakan rumah adat provinsi yang sedang kamu pelajari 31 e. Terdapat pop-up berbentuk laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian adat provinsi yang sedang kamu pelajari f. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan senjata tradisional untuk menemukan keterangan terkait senjata tradisional provinsi yang sedang kamu pelajari g. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan rumah adat untuk menemukan keterangan terkait rumah adat provinsi yang sedang kamu pelajari h. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan pakaian adat untuk menemukan keterangan terkait pakaian adat provinsi yang sedang kamu pelajari i. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan tarian daerah untuk menemukan keterangan terkait tarian daerah provinsi yang sedang kamu pelajari j. Bukalah buku kecil pada bagian bawah pop-up untuk menemuka keterangan terkait suku, bahasa, lagu daerah, dan peta provinsi yang sedang kamu pelajari k. Baca dan amati dengan seksama keterangan pada setiap lipatan kecil untuk memudahkanmu menemukan jawaban yang sedang kamu cari 11. Jenis-Jenis Teknik Pembuatan Pop-Up Sabuda (Aditya Dewa Kusuma, 2013: 9) menyebutkan bahwa terdapat beberapa macam teknik pop-up, diantaranya sebagai berikut. a. b. c. d. Transformations, yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potonganpotongan pop-up yang disusun secara vertikal. Volvelles, yaitu bentuk tampilan yang menggunakan unsur lingkaran dalam pembuatannya. Peepshow, yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalaman dan perspektif. Pull-tabs, yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan gambaran baru. 32 e. f. Carousel, yaitu teknik yang didukung dengan tali, pita atau kancing yang apabila dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang kompleks. Box and Cylinder, yaitu gerakan sebuah kubus atau tabung yang bergerak naik dari tengah halaman ketika halaman dibuka. Berdasarkan pendapat ahli di atas, terdapat beberapa teknik dalam pembuatan pop-up. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pembuatan volvelles, pull-tabs, serta box and cylinder. D. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar Menurut Conny R. Semiawan (1999: 63) karakteristik yang diharapkan pada cara pembelajaran untuk anak SD, adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. Programnya disusun fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan individual anak. Tidak dilakukan secara monoton dan verbalistik, tetapi disajikan secara variatif melalui banyak aktivitas seperti eksperimen, praktek, observasi langsung, permainan, dan sejenisnya. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai proses mental dan perseptual. Utami Munandar (1999: 4) mengemukakan bahwa masa usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua fase, sebagai berikut. 1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 9 tahun. 2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar usia 10 sampai 12-13 tahun Lebih lanjut, Utami Munandar (1999: 4) mengemukakan beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini, sebagai berikut. 1. a. b. c. d. Sifat khas masa kelas-kelas rendah, sebagai berikut. Ada korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah. Sikap tunduk kepada peraturan permainan yang tradisional. Ada kecenderungan memuji diri sendiri. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan. 33 e. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. f. Pada masa ini, anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. 2. Sifat khas masa kelas-kelas tinggi, sebagai berikut. a. Minat kepada kehidupan praktis konkret sehari-hari, kecenderungan membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. b. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar. c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat terhadap prestasi sekolah. f. Di dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Syamsudin dkk (2004: 87) mengemukakan bahwa sifat khas kelas tinggi sekolah dasar, sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. Ingin tahu, ingin belajar, realistis. Timbul minat kepada pelajaran khusus. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Anak suka membentuk kelompok sebaya atau peer group untuk bermain bersama dan mereka membuat peraturan sendiri di dalam kelompok. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik antara siswa kelas rendah dengan siswa kelas tinggi. Pada masa kelas tinggi, siswa memiliki sifat khas, antara lain perhatiannya lebih tertuju terhadap kehidupan sehari-hari yang konkret, realistis dan praktis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan memiliki minat pada mata pelajaran tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian kelas V SD yang termasuk ke dalam kelas tinggi. Dengan menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, siswa diharapkan lebih mudah memahami materi pembelajaran, berperan 34 aktif, dan memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik. E. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Adiza Belva Hendrakusuma, Septi Rohni Undari, Wildan Isnaini Yahya, Neng Sa’adah, dan Imas Widowati yang berjudul “POBUNDO (Pop-up Budaya Indonesia): sebagai Media Pembelajaran Berbasis Kebudayaan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” F. Kerangka Pikir Proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Tegal Panggung masih berpusat pada guru dan belum menggunakan media pembelajaran yang variatif, sehingga siswa mengalami kesulitan menerima materi yang disampaikan guru terutama pada materi Keragaman Suku dan Budaya di Indonesia. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias pada mata pelajaran IPS, yang berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tegal Panggung. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa sebagai subjek pendidikan memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dan relevan, sehingga siswa lebih antusias dalm mengikuti proses pembelajaran IPS dan diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Usia siswa kelas V SD memasuki tahap operasional konkret, dimana siswa lebih mudah menerima materi pembelajaran yang bersifat konkret. Selain itu, 35 siswa kelas V SD termasuk dalam golongan kelas tinggi yang memiliki sifat khas, yaitu lebih tertuju pada suatu hal yang konkret, realistis, dan praktis. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Penggunaan media pembelajaran pop-up, akan memberikan pengetahuan secara konkret dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Gambar 1. Kerangka Pikir G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, maka peneliti membuat suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: penggunaan media pop-up dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. 36 H. Definisi Operasional Variabel 1. Hasil belajar adalah suatu pencapaian dari tujuan pendidikan yang diperoleh peserta didik dari pengalaman-pengalaman belajarnya dan ditandai dengan perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik ke arah yang lebih baik. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil perubahan kemampuan kognitif yang dicapai dari suatu kegiatan pembelajaran yang diukur dengan tes. Perubahan kognitif yang dicapai pada penelitian ini meliputi tingkat kemampuan C1 (menghafal), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan) pada mata pelajaran IPS materi Keragaman Suku dan Budaya Indonesia. 2. Media pop-up adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka. Terdapat beberapa jenis teknik pembuatan pop-up seperti transformations, volvelles, peepshow, pull-tabs, carousel, box and cylinder. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis teknik pembuatan volvelles, pull-tabs, serta box and cylinder. Langkah-langkah dalam penggunaan media pop-up, adalah sebagai berikut. a. Bukalah media pop-up dengan hati-hati. b. Lihat daftar isi untuk menemukan provinsi yang ingin kamu pelajari. c. Bukalah halaman provinsi yang ingin kamu pelajari dan perhatikan popup yang terbentuk. 37 d. Bagian tengah merupakan rumah adat provinsi yang sedang kamu pelajari. e. Terdapat pop-up berbentuk laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian adat provinsi yang sedang kamu pelajari. f. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan senjata tradisional untuk menemukan keterangan terkait senjata tradisional provinsi yang sedang kamu pelajari. g. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan rumah adat untuk menemukan keterangan terkait rumah adat provinsi yang sedang kamu pelajari. h. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan pakaian adat untuk menemukan keterangan terkait pakaian adat provinsi yang sedang kamu pelajari. i. Bukalah lipatan kecil yang bertuliskan tarian daerah untuk menemukan keterangan terkait tarian daerah provinsi yang sedang kamu pelajari. j. Bukalah buku kecil pada bagian bawah pop-up untuk menemuka keterangan terkait suku, bahasa, lagu daerah, dan peta provinsi yang sedang kamu pelajari. k. Baca dan amati dengan seksama keterangan pada setiap lipatan kecil untuk memudahkanmu menemukan jawaban yang sedang kamu cari 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Wina Sanjaya (2011: 26) menjelaskan bahwa PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Jasa Ungguh Muliawan (2010: 1) mengemukakan bahwa PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas yang biasanya dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah dan atau di tempat ia mengajar untuk tujuan penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian berdasarkan suatu masalah yang terjadi di kelas yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melakukan perbaikan dan penyempurnaan terkait hasil belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung dengan menggunakan media pop-up. B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 21 anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan. Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan data 39 bahwa rata-rata hasil belajar IPS siswa belum mencapai KKM dan terdapat 12 siswa atau sebesar 57,14% yang belum tuntas dan 9 siswa atau sebesar 42,86% yang sudah tuntas. Sedangkan objek penelitian pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung dengan menggunakan media pop-up pada materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. C. Setting Penelitian Setting Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di dalam ruang kelas dengan menggunakan sistem kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 7 siswa. Siswa akan duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masingmasing. Setiap kelompok mendapatkan media pop-up yang berbeda-beda. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing siswa. Setiap kelompok memiliki bahan diskusi yang berbeda dengan kelompok lainnya. Guru berkeliling pada saat kegiatan diskusi kelompok. Setelah itu, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan kelompok lain mendengarkan. Guru melakukan konfirmasi kepada siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang dipresentasikan. Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan di kelas VB SD Negeri Tegal Panggung yang beralamatkan di Jalan Tegal Panggung No. 41, Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta pada bulan November-Desember 2016. Lokasi sekolah ini berada di tengah perkotaan dan berbatasan dengan Sungai Code. 40 D. Model Penelitian Kurt Lewin (Suharsimi Arikunto, 2010: 131) mengemukakan bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok, yaitu perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut kemudian dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart. Kemmis & Mc Taggart memandang komponen sebagai langkah dalam siklus sehingga mereka menyatukan dua komponen, yaitu tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Begitu berlangsungnya suatu tindakan dilakukan, tahap observasi juga harus dilakukan sesegera mungkin. Hasil dari pengamatan kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi (Suharsimi Arikunto, 2010: 131). Model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut. Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 20) 41 Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan dalam pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut. a. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan pengamatan proses belajar mengajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung, Yogyakarta. Dari hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar diperoleh suatu permasalahan, yaitu guru belum menggunakan media pembelajaran secara optimal sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. Dari masalah tersebut, maka peneliti dalam tahap perencanaan ini dapat membuat sebuah perencanaan, yaitu: 1) menentukan materi pelajaran IPS yang akan diteliti, yaitu keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, 2) menentukan indikator pembelajaran, 3) membuat RPP tentang materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia dengan menggunakan media pop-up, 4) mempersiapkan media pop-up yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS, 5) mempersiapkan lembar kerja siswa tentang materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, 6) mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa selama pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up, dan 7) mempersiapkan soal tes yang akan diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan. b. Tindakan (Acting) dan Observasi (Observing) 42 Pada tahap ini, tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi, tindakan yang dilakukan bersifat dinamis dan tidak tetap, sehingga dapat berubah menyesuaikan kondisi yang ada. Selama proses pembelajaran IPS, guru mengajar dengan menggunakan RPP yang telah disusun dan peneliti mengamati kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up tersebut sekaligus melakukan dokumentasi. Hal yang perlu dicatat dalam kegiatan observasi adalah proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja maupun tidak sengaja, situasi tempat dan tindakan, dan kendala yang dihadapi. c. Refleksi (Reflecting) Data yang diperoleh dari hasil test dianalisis, kemudian peneliti bersama guru IPS melakukan refleksi berupa diskusi. Diskusi bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, prosedur, masalah yang timbul, dan hasil dari tindakan. Dari hasil analisis tersebut, akan ditemukan kekurangan atau penyebab kurang berhasilnya suatu siklus sehingga perlu dilakukan perencanaan dan tindakan berikutnya. Penelitian akan dihentikan apabila hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS telah meningkat atau lebih baik. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 185) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data dapat diartikan sebagai 43 cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, seperti melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Peneliti tidak akan memperoleh data yang akurat atau sesuai standar yang ditetapkan apabila peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan data. Sedangkan Sugiyono (2009: 308) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Adapun, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui tes. Suharsimi Arikunto (2010: 193) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengalami perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah mengambil tindakan pada materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Pada penelitian ini, tes yang diberikan di akhir pertemuan pada setiap siklus digunakan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan media pop-up pada aspek kognitif yang sesuai indikator pembelajaran. Materi yang digunakan pada siklus I, yaitu tentang keragaman suku bangsa di Indonesia dan materi yang digunakan pada siklus II, yaitu keragaman budaya di Indonesia. 44 Tabel 3. Kisi-Kisi Butir Soal Post Test Siklus I & Siklus II Kompetensi Indikator Nomor Soal Dasar C1 C2 C3 1.4 Menghargai 1.4.1 Menyebutkan nama 1, 2, 4, 6, 7, 11, 14 keragaman suku suku yang ada di bangsa dan Indonesia 10, 13, 15 budaya di Indonesia 1.4.2 Menunjukkan suku 17, 18, pada peta/provinsi beberapa suku bangsa 19 yang ada di Indonesia 1.4.3 Menjelaskan sikap 3, 8, 12 menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia 1.4.4 Mengidentifikasi sikap menghargai antar suku yang ada di Indonesia 1.4.5 Menyebutkan nama pakaian adat yang ada di Indonesia 1.4.6 Menyebutkan nama senjata tradisional yang ada di Indonesia 1.4.7 Menyebutkan nama rumah adat yang ada di Indonesia 1.4.8 Menyebutkan nama tarian adat yang ada di Indonesia 1.4.9 Menjelaskan sikap saling menghormati kebudayaan yang ada di Indonesia 1.4.10 Mengidentifikasi sikap saling menghormati kebudayaan yang ada di Indonesia G. Teknik Analisis Data 5, 9 16, 20 7, 17 1,3,10,14,16 19 5, 9, 11 2, 13, 18 6 4, 20 8, 12, 15 Suharsimi Arikunto (2006: 239) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas terdapat dua klasifikasi kelompok data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti 45 menganalisis data kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis hasil tes peningkatan hasil belajar siswa. Data penelitian kuantitatif dianalisis secara deskripsi dengan penyajian tabel dan persentase yang dideskripsikan dan diambil kesimpulan terkait masing-masing komponen dan indikator berdasarkan kriteria yang ditentukan. Tes yang digunakan untuk analisis hasil belajar siswa berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal pada setiap siklus. Pada pertemuan pertama siklus I, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 8 soal dan pertemuan kedua siklus I, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 12 soal. Kemudian, pada pertemuan pertama siklus II, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 10 soal dan pertemuan kedua siklus II, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 10 soal, dengan perhitungan, sebagai berikut: Skor = (jumlah soal yang dijawab benar : jumlah soal seluruhnya) X 100 H. Kriteria Keberhasilan Tindakan Penelitian ini dikatakan berhasil jika 75% siswa yang mengikuti pembelajarn IPS menggunakan media pop-up dinyatakan memenuhi KKM, yaitu ≥ 70. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilaksanakan sebelum mengadakan penelitian untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum tindakan. Peneliti menggunakan hasil ulangan tengah semester sebagai data awal sebelum melakukan tindakan. Penelitian ini dimulai dengan observasi dan wawancara dengan guru kelas V. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa permasalahan di kelas yang menyebabkan rendahnya rata-rata hasil belajar IPS, seperti guru belum menggunakan media pembelajaran yang inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan hanya terpaku dengan buku pelajaran, siswa kurang memperhatikan guru dalam proses pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Hal ini menyebabkan siswa lebih mudah bosan dan mengantuk pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersbut. Adapaun data awal sebelum tindakan, adalah sebagai berikut. 47 Tabel 4.Rekapitulasi Hasil Ulangan Tengah Semester IPS Siswa Kelas V No Nama Nilai Keterangan 1. ADK 2. ADT 3. ADD 4. BYU 5. ARY 6. RGL 7. ELA 8. FBY 9. KRS 10. LTF 11. MCL 12. EDO 13. MUA 14. PRI 15. WLD 16. VRD 17. FTR 18. MRA 19. STY 20. AZZ 21. VNA Rata-Rata Nilai KKM Nilai Tertinggi Nilai Terendah Siswa Tuntas Persentase Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas Persentase Siswa Belum Tuntas 65 80 80 70 65 65 55 80 70 70 60 45 75 60 40 50 80 65 80 50 45 64,28 70 80 40 9 42,86% 12 57,14% Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas V sebesar 64,28, dengan rincian siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 42,86% sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 12 siswa atau 57,14%. Nilai tertinggi sebesar 80 sedangkan nilai terendah sebesar 40. Terdapat 12 siswa yang belum mencapai KKM dikarenakan belum optimalnya penggunaan media dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan 48 tindakan dengan menggunakan media pop-up. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, terutama pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia. B. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Setiap selesai pertemuan siklus I dan II dilaksanakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pop-up. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 November 2016. Sementara siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 November dan 1 Desember 2016. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Siklus keSiklus I Siklus II Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II Hari / Tanggal Materi Pembelajaran Rabu, Membahas tentang materi suku yang ada di 23 November 2016 Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera Kamis, Membahas tentang materi suku yang ada di 24 November 2016 Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Rabu, Membahas tentang materi kebudayaan yang 30 November 2016 ada di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera Kamis, Membahas tentang materi kebudayaan yang 1 Desember 2016 ada di Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Prosedur penelitian dalam penetitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap perencanaan, tahap tindakan dan observasi, dan tahap refleksi. Tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus. Deskripsi hasil penelitian pada siklus I dan siklus II, yaitu sebagai berikut. 49 a. Deskripsi Penelitian Siklus I 1) Perencanaan Siklus I Tahap perencanaan siklus I merupakan tindak lanjut dari permasalahan yang ditemukan oleh peneliti saat observasi pra tindakan di kelas V. Dalam tahap ini, peneliti bersama guru melakukan diskusi dalam merencanakan tindakan yang dilakukan untuk menangani masalah rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V. Langkah-langkah dalam merencanakan tindakan tersebut, adalah sebagai berikut. a) Menentukan Waktu Pelaksanaan Tindakan Peneliti bersama guru melakukan diskusi dalam menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan. Waktu yang disepakati untuk melaksanakan tindakan pada siklus I yaitu pada tanggal 23 November 2016 pada jam keempat (pukul 09.00-10.10) dan tanggal 24 November 2016 pada jam keempat (pukul 09,00-10.00). b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti berkonsultasi pada guru kelas terkait desain pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah berkonsultasi dengan guru kelas maka disepakati bahwa materi yang diajarkan pada siklus I adalah materi Suku Bangsa di Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama membahas pokok bahasan tentang suku bangsa yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, sedangkan pada pertemuan kedua membahas pokok bahasan tentang suku bangsa yang ada di Pulau Sulawesi, Bali&Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. 50 c) Menyiapkan Lembar Post Test Peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data berupa soal post test yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Lembar post test ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang memuat materi tentang Suku Bangsa di Indonesia. d) Diskusi Bersama Guru Terkait Penggunaan Media Pop-up Peneliti melakukan penjelasan kepada guru terkait penggunaan media popup dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam langkahlangkah pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada tahap ini, guru melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 November 2016 pukul 09.0010.10 dan 24 November 2016 pukul 09.00-10.10. Adapun deskripsi pada setiap pertemuannya, adalah sebagai berikut. a) Pertemuan Pertama Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 November 2016 jam keempat pukul 09.00-10.10 yang berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa PGSD menjadi observer. Pada pertemuan ini sub pokok bahasan yang dipelajari adalah suku bangsa yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 51 Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru mempersiapkan media pop-up yang digunakan. Guru membagikan kartu nomor persensi kepada setiap siswa. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kemudian, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai asal daerah siswa. Beberapa siswa ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai. Kegiatan Inti Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi mengenai keragaman suku bangsa yang ada di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk memperdalam materi. Selanjutnya, guru mulai menunjukkan media pop-up yang digunakan dan menjelaskan cara penggunaan media pop-up tersebut. Pada pembelajaran ini, guru menggunakan metode diskusi kelompok. Pertama, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok dengan cara berhitung. Siswa pun duduk dengan satu kelompoknya. Kelompok 1 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Jawa, kelompok 2 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Sumatera, dan kelompok 3 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Kalimantan. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan pokok bahasan yang ada di setiap kelompok. Guru dan peneliti berkeliling untuk memantau penggunaan media pop-up yang dilakukan siswa. Setelah selesai 52 mengerjakan LKS, setiap kelompok menunjuk perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah kelompok 1 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Jawa. Perwakilan kelompok 1 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Jawa dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Kelompok kedua yang melakukan presentasi adalah kelompok 2 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Sumatera. Perwakilan kelompok 2 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selanjutnya, kelompok ketiga yang melakukan presentasi adalah kelompok 3 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Kalimantan. Perwakilan kelompok 3 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Kalimantan dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. 53 Gambar 3. Diskusi Kelompok Pertemuan Pertama Siklus I Kegiatan Akhir Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait materi apa saja yang sudah dipelajari. Kemudian, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 8 soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal post-test, guru menyuruh siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari di rumah. Kemudian, guru menutup pembelajaran dengan salam Adapun hasil belajar IPS siswa pada pertemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut. 54 Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Pertama Siklus I No Nama Nilai Keterangan 1. ADK 87,5 Tuntas 2. ADT 87,5 Tuntas 3. ADD 87,5 Tuntas 4. BYU 75 Tuntas 5. ARY 75 Tuntas 6. RGL 75 Tuntas 7. ELA 62,5 Belum Tuntas 8. FBY 87,5 Tuntas 9. KRS 75 Tuntas 10. LTF 75 Tuntas 11. MCL 62,5 Belum Tuntas 12. EDO 62,5 Belum Tuntas 13. MUA 87,5 Tuntas 14. PRI 75 Tuntas 15. WLD 50 Belum Tuntas 16. VRD 62,5 Belum Tuntas 17. FTR 87,5 Tuntas 18. MRA 75 Tuntas 19. STY 87,5 Tuntas 20. AZZ 62,5 Belum Tuntas 21. VNA 62,5 Belum Tuntas b) Pertemuan Kedua Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016 jam keempat pukul 09.00-10.10 yang berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa PGSD menjadi observer. Pada pertemuan ini, sub pokok bahasan yang dipelajari adalah suku bangsa yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan media pop-up yang digunakan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kesiapa siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru 55 memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru menyampaikan materi yang dipelajari hari ini dan tujuan pembelajaran yang dicapai. Kegiatan Inti Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi mengenai keragaman suku bangsa yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.. Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk memperdalam materi. Pada pembelajaran ini, guru masih menggunakan metode diskusi kelompok. Pertama, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. Siswa pun duduk dengan satu kelompoknya. Kelompok 1 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Bali & Nusa Tenggara, kelompok 2 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Sulawesi, dan kelompok 3 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Maluku & Papua. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan pokok bahasan yang ada di setiap kelompok. Guru dan peneliti berkeliling untuk memantau penggunaan media pop-up yang dilakukan siswa. Setelah selesai mengerjakan LKS, setiap kelompok menunjuk perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah kelompok 1 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Bali & Nusa Tenggara. Perwakilan kelompok 1 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang 56 tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Kelompok kedua yang melakukan presentasi adalah kelompok 2 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Sulawesi. Perwakilan kelompok 2 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Sulawesi dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selanjutnya, kelompok ketiga yang melakukan presentasi adalah kelompok 3 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Maluku & Papua. Perwakilan kelompok 3 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Maluku & Papua dan suku yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Gambar 4. Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua Siklus I 57 Kegiatan Akhir Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait materi apa saja yang sudah dipelajari. Kemudian, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 12 soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal post-test, guru menyuruh siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari di rumah. Kemudian, guru menutup pembelajaran dengan salam. Adapun rekapitulasi hasil belajar IPS siswa pada pertemuan kedua siklus I, adalah sebagai berikut. Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Kedua Siklus I No Nama Nilai Keterangan 1. ADK 75 Tuntas 2. ADT 75 Tuntas 3. ADD 75 Tuntas 4. BYU 75 Tuntas 5. ARY 75 Tuntas 6. RGL 92 Tuntas 7. ELA 58 Belum Tuntas 8. FBY 83 Tuntas 9. KRS 75 Tuntas 10. LTF 67 Belum Tuntas 11. MCL 83 Tuntas 12. EDO 58 Belum Tuntas 13. MUA 83 Tuntas 14. PRI 58 Belum Tuntas 15. WLD 50 Belum Tuntas 16. VRD 67 Belum Tuntas 17. FTR 83 Tuntas 18. MRA 75 Tuntas 19. STY 83 Tuntas 20. AZZ 83 Tuntas 21. VNA 50 Belum Tuntas 58 Dari hasil post test yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan jumlah 8 soal pilihan ganda dan pertemuan kedua dengan jumlah 12 soal menunjukkan bahwa ketuntasan nilai IPS siswa kelas V pada siklus I sebesar 71%, yang artinya terdapat 15 siswa yang sudah tuntas dan terdapat 6 siswa atau sebesar 29% yang belum tuntas dengan hasil rata-rata nilai kelas sebesar 73,46. Adapun rekapitulasi hasil belajar IPS siswa kelas V pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I Nama Nilai RataPertemuan Pertemuan Rata Nilai 1 2 1. ADK 87,5 75 81,25 2. ADT 87,5 75 81,25 3. ADD 87,5 75 81,25 4. BYU 75 75 75 5. ARY 75 75 75 6. RGL 75 92 83,5 7. ELA 62,5 58 60,25 8. FBY 87,5 83 85,25 9. KRS 75 75 75 10. LTF 75 67 71 11. MCL 62,5 83 72,75 12. EDO 62,5 58 60,25 13. MUA 87,5 83 85,25 14. PRI 75 58 66,5 15. WLD 50 50 50 16. VRD 62,5 67 64,75 17. FTR 87,5 83 85,25 18. MRA 75 75 75 19. STY 87,5 83 85,25 20. AZZ 62,5 83 72,75 21. VNA 62,5 50 56,25 Rata-Rata Nilai 74,40 72,52 73,46 Nilai Tertinggi 87,5 92 85,25 Nilai Terendah 50 50 50 Siswa Tuntas 14 14 15 Persentase Siswa Tuntas 67% 67% 71% Siswa Belum Tuntas 7 7 6 No 59 Keterangan Rata-Rata Nilai Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Persentase Siswa Belum Tuntas 33% 33% 29% 3) Refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk membahas hal-hal yang menjadi hambatan dan kekurangan pada siklus I. Hal ini sangat penting untuk memperbaiki tindakan sebelumnya. Guru telah berusaha melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP, namun pada kenyataan kondisi di dalam kelas berbeda dengan yang diperkirakan. Peneliti bersama guru melakukan diskusi terkait hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Adapun beberapa kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I, adalah sebagai berikut. a) Guru kurang menyiapkan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dimana pembelajaran IPS dilakukan setelah jam istirahat, sehingga masih banyak siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran. b) Guru kurang bisa mengkondisikan siswa pada proses pembentukan kelompok, sehingga terjadi kegaduhan. c) Guru kurang mendampingi siswa dalam proses diskusi kelompok. d) Terdapat beberapa siswa yang masih malu untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya. e) Persentase siswa yang tuntas belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu sebesar 71% sehingga perlu dilanjutkan siklus II. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya, adalah sebagai berikut. a) Guru melakukan pembagian kelompok dengan berhitung. 60 b) Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif bertanya dan menjawab. c) Guru berkeliling untuk memberikan pendampingan pada saat diskusi kelompok b. Deskripsi Penelitian Siklus II 1) Perencanaan Siklus II Tahap perencanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki sesuai dengan refleksi tindakan pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I, maka kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II, adalah sebagai berikut. a) Menentukan Waktu Pelaksanaan Tindakan Peneliti bersama guru melakukan diskusi dalam menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan. Waktu yang disepakati untuk melaksanakan tindakan pada siklus II yaitu pada tanggal 30 November 2016 pada jam keempat (pukul 09.00-10.10) dan tanggal 1 Desember 2016 pada jam keempat (pukul 09,00-10.00). b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti berkonsultasi pada guru kelas terkait desain pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah berkonsultasi dengan guru kelas maka disepakati bahwa materi yang diajarkan pada siklus II adalah materi Keragaman Budaya di Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama membahas pokok bahasan tentang kebudayaan yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, 61 sedangkan pada pertemuan kedua membahas pokok bahasan tentang kebudayaan yang ada di Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. c) Menyiapkan Lembar Post Test Peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data berupa soal post test yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Lembar post test ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang memuat materi tentang Kebudayaan di Indonesia. d) Diskusi Bersama Guru Terkait Hasil Refleksi Peneliti bersama guru melakukan perubahan dalam proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, guru memberikan reward, motivasi, dan penguatan positif kepada setiap siswa agar berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Pada saat awal kegiatan pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan lebih tegas. Selain itu, guru memberikan pendampingan dan perhatian kepada seluruh siswa saat diskusi kelompok menggunakan media pop-up. e) Dokumentasi Peneliti mempersiapkan kamera untuk mempermudah dalam mendokumentasikan aktivitas pembelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pedoman perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 62 30 November 2016 pukul 09.00-10.10 dan 1 Desember 2016 pukul 09.00-10.10. Adapun deskripsi pada setiap pertemuannya, adalah sebagai berikut. a) Pertemuan Pertama Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 November 2016 jam keempat pukul 09.00-10.10 yang berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa PGSD menjadi observer. Pada pertemuan ini sub pokok bahasan yang dipelajari adalah kebudayaan yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru mempersiapkan media pop-up yang akan digunakan. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan menegur siswa yang membuat kegaduhan. Kemudian, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai pakaian adat. Beberapa siswa ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan Inti Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi mengenai kebudayaan yang ada di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk memperdalam materi. Guru memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya dan menjawab. Kemudian, guru 63 menunjukkan media pop-up yang akan digunakan dan menjelaskan cara penggunaan media pop-up tersebut. Pada pembelajaran ini, guru menggunakan metode diskusi kelompok. Pertama, guru membagi siswa menjadi tiga kelompok dengan cara berhitung. Peneliti ikut membantu mengkondisikan siswa. Guru memberikan teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan. Siswa pun duduk dengan satu kelompoknya. Kelompok 1 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Jawa, kelompok 2 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Sumatera, dan kelompok 3 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Kalimantan. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan pokok bahasan yang ada di setiap kelompok. Guru dan peneliti berkeliling untuk memantau penggunaan media pop-up yang dilakukan siswa. Guru memberikan pendampingan kepada seluruh kelompok saat proses mengerjakan LKS dan diskusi kelompok menggunakan media pop-up. Setelah selesai mengerjakan LKS, setiap kelompok menunjuk perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah kelompok 1 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Jawa. Perwakilan kelompok 1 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Jawa dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan 64 konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Kelompok kedua yang melakukan presentasi adalah kelompok 2 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Sumatera. Perwakilan kelompok 2 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selanjutnya, kelompok ketiga yang melakukan presentasi adalah kelompok 3 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Kalimantan. Perwakilan kelompok 3 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Kalimantan dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru memberikan reward berupa tepuk tangan kepada setiap perwakilan kelompok. Gambar 5. Presentasi Kelompok Pertemuan Pertama Siklus I 65 Kegiatan Akhir Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait materi apa saja yang sudah dipelajari. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Kemudian, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 10 soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal post-test, guru menyuruh siswa untuk membaca terkait materi kebudayaan di pulau-pulau yang belum dipelajari pada pertemuan hari ini. Kemudian, guru menutup pembelajaran dengan salam. Adapun rekapitulasi hasil belajar IPS siswa kelas V pada pertemuan pertama siklus II, adalah sebagai berikut. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Pertama Siklus II No Nama Nilai Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. ADK ADT ADD BYU ARY RGL ELA FBY KRS LTF MCL EDO MUA PRI WLD VRD FTR MRA STY AZZ 80 80 80 70 70 100 60 90 90 80 80 60 100 90 60 70 80 80 90 80 66 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 21. VNA 60 Belum Tuntas b) Pertemuan Kedua Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2016 jam keempat pukul 09.00-10.10 yang berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2x35 menit. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa PGSD menjadi observer. Pada pertemuan ini sub pokok bahasan yang dipelajari adalah kebudayaan yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru mempersiapkan media pop-up yang akan digunakan. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan menegur siswa yang membuat kegaduhan. Kemudian, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan Inti Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi mengenai kebudayaan yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Setelah menjelaskan materi, guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk memperdalam materi. Guru memberikan pujian kepada siswa yang aktif bertanya dan menjawab. Kemudian, guru menunjukkan media pop-up yang akan digunakan dan menjelaskan cara penggunaan media pop-up tersebut. 67 Pada pembelajaran ini, guru menggunakan metode diskusi kelompok. Pertama, guru menyuruh siswa untuk berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Peneliti ikut membantu mengkondisikan siswa. Guru memberikan teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan. Siswa pun duduk dengan satu kelompoknya. Kelompok 1 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Bali & Nusa Tenggara, kelompok 2 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Sulawesi, dan kelompok 3 mendapatkan media pop-up tentang Pulau Maluku & Papua. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan pokok bahasan yang ada di setiap kelompok. Guru dan peneliti berkeliling untuk memantau penggunaan media pop-up yang dilakukan siswa. Guru memberikan pendampingan kepada seluruh kelompok saat proses mengerjakan LKS dan diskusi kelompok menggunakan media pop-up. Setelah selesai mengerjakan LKS, setiap kelompok menunjuk perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah kelompok 1 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Bali & Nusa Tenggara. Perwakilan kelompok 1 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Bali & Nusa Tenggara dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. 68 Kelompok kedua yang melakukan presentasi adalah kelompok 2 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Sulawesi. Perwakilan kelompok 2 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Sulawesi dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selanjutnya, kelompok ketiga yang melakukan presentasi adalah kelompok 3 yang mendapatkan pop-up tentang Pulau Maluku & Papua. Perwakilan kelompok 3 membacakan hasil diskusi, yaitu nama-nama provinsi yang ada di Pulau Maluku & Papua dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat yang berasal dari setiap provinsi tersebut. Siswa yang tidak sedang presentasi di depan kelas, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi temannya. Kemudian, guru melakukan konfirmasi dengan siswa lainnya terkait hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Guru memberikan reward berupa tepuk tangan kepada setiap perwakilan kelompok. Gambar 6. Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua Siklus II 69 Kegiatan Akhir Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait materi apa saja yang sudah dipelajari. Guru memberikan pujian kepada siswa yang berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Kemudian, guru memberikan soal post-test yang berjumlah 10 soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai pada pertemuan tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal post-test, guru . Guru memberikan tugas rumah, yaitu mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan. Adapun rekapitulasi hasil belajar IPS siswa pada pertemuan kedua siklus II, adalah sebagai berikut. Tabel 10.Rekapitulasi Hasil Belajar Pertemuan Kedua Siklus II No Nama Nilai Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. ADK ADT ADD BYU ARY RGL ELA FBY KRS LTF MCL EDO MUA PRI WLD VRD FTR MRA STY AZZ VNA 90 100 90 80 80 80 70 90 90 80 90 70 80 80 60 80 90 90 90 80 70 70 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari hasil post test yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan jumlah 10 soal pilihan ganda dan pertemuan kedua dengan jumlah 10 soal menunjukkan bahwa ketuntasan nilai IPS siswa kelas V pada siklus II sebesar 80,95%, yang artinya terdapat 17 siswa yang sudah tuntas dan terdapat 4 siswa atau sebesar 19,05% yang belum tuntas dengan hasil rata-rata nilai kelas sebesar 80, 47. Adapun hasil belajar IPS kelas V pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. 71 Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II Nama Nilai RataPertemuan Pertemuan Rata Nilai 1 2 1. ADK 80 90 85 2. ADT 80 100 90 3. ADD 80 90 85 4. BYU 70 80 75 5. ARY 70 80 75 6. RGL 100 80 90 7. ELA 60 70 65 8. FBY 90 90 90 9. KRS 90 90 90 10. LTF 80 80 80 11. MCL 80 90 85 12. EDO 60 70 65 13. MUA 100 80 90 14. PRI 90 80 85 15. WLD 60 60 60 16. VRD 70 80 75 17. FTR 80 90 85 18. MRA 80 90 85 19. STY 90 90 90 20. AZZ 80 80 80 21. VNA 60 70 65 Rata-Rata Nilai 78,57 82,38 80,47 Nilai Tertinggi 100 100 90 Nilai Terendah 60 60 60 Siswa Tuntas 17 20 17 Persentase Siswa Tuntas 80,95% 95% 80,95 Siswa Belum Tuntas 4 1 4 Persentase Siswa Belum 19,05% 5% 19,05 Tuntas No Keterangan Rata-Rata Nilai Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas 3) Refleksi Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari siklus II terlihat peningkatan baik pada aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Pada aspek kognitif, hasil post-test pada siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Pada siklus II dapat dilihat hasil nilai rata-rata kelas sebesar 80,47 dengan jumlah 72 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 80,95% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 19,05%, sedangkan pada siklus I dapat dilihat hasil nilai rata-rata kelas sebesar 73,46 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 71% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 29%. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dan guru merasa tindakan sudah cukup dan akan diberhentikan, karena lebih dari 75% siswa yang mengikuti pembelajarn IPS menggunakan media pop-up dinyatakan memenuhi KKM. B. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dimana guru berperan sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting) dan tahap pengamatan (observing), serta tahap refleksi (reflecting). Dalam pembahasan ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan media pop-up. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan media pop-up dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tegal Panggung. Untuk lebih detailnya, dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini. 73 Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Pratindakan ke Siklus I Nama Nilai Pratindakan Keterangan Siklus I Keterangan 1. ADK 65 81,25 Tuntas Belum Tuntas 2. ADT 80 Tuntas 81,25 Tuntas 3. ADD 80 Tuntas 81,25 Tuntas 4. BYU 70 Tuntas 75 Tuntas 5. ARY 65 75 Tuntas Belum Tuntas 6. RGL 65 83,5 Tuntas Belum Tuntas 7. ELA 55 60,25 Belum Tuntas Belum Tuntas 8. FBY 80 Tuntas 85,25 Tuntas 9. KRS 70 Tuntas 75 Tuntas 10. LTF 70 Tuntas 71 Tuntas 11. MCL 60 72,75 Tuntas Belum Tuntas 12. EDO 45 60,25 Belum Tuntas Belum Tuntas 13. MUA 75 Tuntas 85,25 Tuntas 14. PRI 60 66,5 Belum Tuntas Belum Tuntas 15. WLD 40 50 Belum Tuntas Belum tuntas 16. VRD 50 64,75 Belum Tuntas Belum Tuntas 17. FTR 80 Tuntas 85,25 Tuntas 18. MRA 65 75 Tuntas Belum Tuntas 19. STY 80 Tuntas 85,25 Tuntas 20. AZZ 50 72,75 Tuntas Belum Tuntas 21. VNA 45 56,25 Belum Tuntas Belum Tuntas Total Nilai 1350 1542,75 Rata-Rata Nilai 64,28 73,46 Nilai Tertinggi 80 85,25 Nilai Terendah 40 50 Siswa Tuntas 9 15 Persentase Siswa 42,86% 71% Tuntas Siswa Belum Tuntas 12 6 Persentase Siswa 57,14% 29% Belum Tuntas No 74 Tabel 13. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Nama Nilai Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan 1. ADK 81,25 Tuntas 85 Tuntas 2. ADT 81,25 Tuntas 90 Tuntas 3. ADD 81,25 Tuntas 85 Tuntas 4. BYU 75 Tuntas 75 Tuntas 5. ARY 75 Tuntas 75 Tuntas 6. RGL 83,5 Tuntas 90 Tuntas 7. ELA 60,25 65 Belum Tuntas Belum tuntas 8. FBY 85,25 Tuntas 90 Tuntas 9. KRS 75 Tuntas 90 Tuntas 10. LTF 71 Tuntas 80 Tuntas 11. MCL 72,75 Tuntas 85 Tuntas 12. EDO 60,25 65 Belum Tuntas Belum Tuntas 13. MUA 85,25 Tuntas 90 Tuntas 14. PRI 66,5 85 Tuntas Belum Tuntas 15. WLD 50 60 Belum tuntas Belum Tuntas 16. VRD 64,75 75 Tuntas Belum Tuntas 17. FTR 85,25 Tuntas 85 Tuntas 18. MRA 75 Tuntas 85 Tuntas 19. STY 85,25 Tuntas 90 Tuntas 20. AZZ 72,75 Tuntas 80 Tuntas 21. VNA 56,25 65 Belum Tuntas Belum Tuntas Rata-Rata Nilai 73,46 80,47 Nilai Tertinggi 85,25 90 Nilai Terendah 50 60 Siswa Tuntas 15 17 Persentase Siswa 71% 80,95% Tuntas Siswa Belum Tuntas 6 4 Persentase Siswa 29% 19,05% Belum Tuntas No Tabel 14. Peningkatan Hasil Belajar dari Pratindakan, Siklus I & Siklus II Pratindakan Siklus I Siklus II Total Skor 1350 1542,75 1690 Rata-Rata 64,28 73,46 80,47 Skor Tertinggi 80 85,25 90 Skor Terendah 40 50 60 Jumlah Siswa Tuntas 9 15 17 Persentase Siswa Tuntas 42,86% 71% 80,95% 75 Gambar 7. Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II 100,00% 90,00% 80,95% 80,00% 71% 70,00% 60,00% 50,00% Pratindakan 42,86% Siklus I 40,00% Siklus II 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Pratindakan Siklus I Siklus II Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Siswa Belum Tuntas Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 57,14% Pratindakan Siklus I 29% Siklus II 19,05% Pratindakan Siklus I Siklus II Dari tabel dan diagram di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Tegal Panggung pada pratindakan sebesar 64,28 dengan persentase ketuntasan sebesar 42,86%. Hasil ketuntasan tersebut masih jauh dari sebuah ketuntasan pembelajaran minimal, yaitu 75% siswa yang mengkuti pembelajaran sudah mencapai KKM. Menurut teori Mastery 76 Learning, pembelajaran tuntas dapat diukur dari performance peserta didik dalam setiap unit sudah mencapai 75%. Pada pratindakan, pembelajaran IPS di kelas V belum menggunakan media pop-up dalam menyampaikan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa lebih mudah bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan berdampak pada penerimaan materi yang disampaikan guru. Setelah diberikan sebuah tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar, yaitu rata-rata hasil belajar sebesar 73,46 dengan persentase ketuntasan sebesar 71%. Pada siklus I, guru telah menggunakan media pop-up dalam menyampaikan materi pembelajaran. Akan tetapi, guru belum secara tegas mengkondisikan dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru kurang memberi pendampingan pada saat kegiatan diskusi kelompok. Kemudian, masih ditemukan siswa yang belum konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, membuat kegaduhan di dalam kelas, dan kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab. Penelitian dilanjutkan dengan melaksanakan tindakan pada siklus II, karena ketuntasan pada siklus I belum mencapai ketuntasan minimal, yaitu sebesar 75%. Dari beberapa kekurangan pada siklus I, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk merencanakan sebuah perubahan dan refleksi untuk dilakukan pada siklus I, seperti guru melakukan pendampingan kepada setiap kelompok pada saat diskusi kelompok, guru lebih memancing siswa untuk aktif dalam kegiatan tanya jawab, guru memberikan reward bagi siswa yang berani 77 menyampaikan pendapat, guru lebih mempertegas pada pengkondisian siswa dalam pembentukan kelompok dan saat memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan dari hasil belajar siklus II ditemukan empat siswa yang belum tuntas, yaitu Ella dengan nilai 65, Edo dengan nilai 65, Wulandari dengan nilai 60, dan Vina dengan skor 65. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, baik faktor intern,seperti psikologis maupun faktor ekstern, seperti keluarga. Hal ini sesuai dengan Slameto (2003: 54) yang mengatakan terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Akan tetapi, hasil belajar keempat siswa tersebut selalu mengalami peningkatan dari hasil belajar pratindakan, siklus I, maupun ke siklus II. Pada pembelajaran siklus II telah dilakukan beberapa perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Guru lebih tegas dalam memeriksa kesiapan siswa dan menegur siswa yang membuat kegaduhan. Selain itu, guru memberikan reward kepada siswa yang berani menyampaikan pendapat dan aktif dalam kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan diskusi kelompok, guru telah memberikan pendampingan pada setiap kelompok. Setelah diberikan sebuah tindakan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu rata-rata hasil belajar sebesar 80,47 dengan persentase ketuntasan sebesar 80,95%. Hal ini sesuai dengan Hamalik (Azhar Arsyad, 2011: 15) yang mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, serta dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa. 78 Berdasarkan dari hasil penelitian oleh Riani Astuti yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Media Pop-Up Siswa Kelas III SD Negeri Gembongan Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2014/2015” menjelaskan bahwa penggunaan media pop-up dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Akan tetapi, dari dua penelitian ini diaplikasikan pada mata belajaran yang berbeda, Riani Astuti melakukan penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 79 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan media pop-up, yang terdiri dari buku pop-up Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku & Papua. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. Siswa menggunakan media pop-up saat diskusi kelompok, dimana setiap kelompok mendapatkan satu buku pop-up. Pada setiap buku pop-up berisikan materi tentang suku bangsa dan kebudayaan seperti pakaian adat, senjata tradisional, rumah adat, dan tarian adat. Kemudian, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dengan media popup, guru dapat memvisualisasikan materi yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga siswa memperoleh gambaran yang lebih konkret dari materi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan media pop-up dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri Tegal Panggung. Hal ini dapat dilihat pada siklus I rata-rata nilai kelas sebesar 73,46 dimana terdapat 15 siswa atau sebesar 71% yang sudah mencapai KKM, kemudian pada siklus II rata-rata nilai kelas sebesar 80,47 dimana terdapat 17 siswa atau sebesar 80,95% yang sudah mencapai KKM. Dengan demikian, persentase jumlah siswa yang sudah tuntas telah mencapai target penelitian, yaitu 75% siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan media pop-up mencapai nilai KKM, yaitu ≥ 70. 80 B. Saran Bagi Guru Dalam pembelajaran IPS terutama pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia, guru sebaiknya menggunakan media pop-up dalam menyampaikan materi pelajaran. 81 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group Aditya Dewa kusuma. (2013). Perancangan Buku Pop-Up Cerita Rakyat Bledhug Kuwu. Skripsi.FBS-UNNES Anggi Nur Cahyani. (2014). Pengembangan Modul Berbasis Pop Up Book pada Materi Alat-alat Optik untuk Siswa SMPLB-B (Tunarungu) Kelas VIII. Skripsi. Saintek-UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Conny R. Semiawan. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh. (1998). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Depdikbud. Hidayati. (2002). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Program DII-PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Jasa Ungguh Muliawan. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta: Gava Media. Joko D. Muktiono (2003). Aku Cinta Buku. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kusuma Wijaya dan Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Permata Puri Media. Moh. Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 82 Nila Rahmawati. (2014). Pengaruh Media Pop-Up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun di TK Putera Harapan Surabaya. Diakses pada web ejournal.unesa.ac.id pada tanggal 7 November 2016 pukul 11.21 Na’ilatun Ni’mah. (2014). Efektivitas Penggunaan Media Pop Up dalam Pengajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Mertoyudan Magelang. Skripsi. FBS-UNY. Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saefudin Azwar. (1998). Tes Prestasi: Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suhasimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. ______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syamsudin dkk. (2004). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Utami Munandar. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Winarno Surakhmad. (1982). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yatna Supriatna. 2008. Meningkatkan Prestasi Pembelajaran IPS. Diakses pada faizalnizbah.blogspot.co.id 83 Lampiran RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Dasar : SD Negeri Tegal Panggung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Pokok : Keragaman Suku Bangsa di Indonesia Kelas :V Alokasi Waktu : 2 x 2 jam pelajaran (2X35 Menit) A. Standar Kompetensi 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu, Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. B. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. C. Indikator 1.4.1 Menyebutkan nama suku yang ada di Indonesia 1.4.2 Menunjukkan suku pada peta/provinsi beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia 1.4.3 Menjelaskan sikap menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia 1.4.4 Mengidentifikasi sikap menghargai antar suku yang ada di Indonesia D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui media pop-up siswa dapat menyebutkan nama suku yang ada di Indonesia.dengan benar 2. Melalui media pop-up, siswa dapat menunjukkan suku pada peta/provinsi yang ada di Indonesia dengan benar. 3. Melalui kegiatan berdiskusi siswa dapat menyebutkan sikap menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia dengan tepat. 4. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan sikap menghargai antar suku yang ada di Indonesia dengan tepat. 84 5. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi sikap menghargai antar suku yang ada di Indonesia dengan tepat. E. Materi Ragam Suku Bangsa di Indonesia F. Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 No. Kegiatan 1. Awal Alokasi Waktu 10 menit Deskripsi Kegiatan 1. Guru membuka pembelajaran. 2. Salah satu siswa memimpin berdoa. 3. Guru menanyakan kabar siswa sambil memeriksa mengikuti kesiapan proses siswa dalam pembelajaran dan melakukan presensi kehadiran siswa. 4. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya; “Siapa yang berasal dari Suku Jawa, Sumatera, Madura?” 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini siswa akan belajar suku bangsa yang berasal dari Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 2. Inti 50 menit 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait nama dan persebaran suku bangsa yang ada di Indonesia, terutama pada Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab. 3. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 siswa. 4. Setiap kelompok mendapat satu media 85 pop-up antara lain yaitu: pop-up pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. 5. Siswa mendengarkan perintah dan petunjuk penggunaan media pop-up yang dijelaskan oleh guru. 6. Setiap siswa mendapatkan LKS yang sama dalam satu kelompok. 7. Siswa mengerjakan LKS dengan menggunakan media pop-up, sementara guru memberikan bimbingan ketika diperlukan. 8. Guru berkeliling pada saat kegiatan diskusi kelompok. 9. Setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dengan maju ke depan kelas. 10. Kelompok yang tidak maju, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang maju. 11. Setelah seluruh kelompok membacakan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberi kelengkapan jawaban. 12. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia 13. Siswa bertanya diberikan terkait kesempatan untuk hal belum yang dimengerti siswa oleh guru. 14. Siswa bersama guru menarik kesimpulan pembelajaran dengan kegiatan bertanya jawab. 86 15. Guru memberikan soal evaluasi 3. Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi 10 menit pembelajaran. 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam. Pertemuan 2 No. Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 1. Awal 1. Guru membuka pembelajaran. 2. Salah satu siswa memimpin berdoa. 3. Guru menanyakan kabar siswa sambil memeriksa mengikuti kesiapan pelajaran 10 menit siswa dan dalam melakukan presensi kehadiran siswa. 4. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya; “Siapa yang berasal dari Suku Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, Maluku & Papua ?” 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini siswa akan belajar suku bangsa yang berasal dari Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, dan Maluku & Papua. 2. Inti 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait nama dan persebaran suku bangsa yang ada di Indonesia, terutama pada Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, dan Maluku & Papua. 87 50 menit 2. Siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab. 3. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 siswa. 4. Setiap kelompok mendapat satu media pop-up antara lain yaitu: pop-up pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara dan Maluku & Papua.. 5. Siswa mendengarkan perintah dan petunjuk penggunaan media pop-up yang dijelaskan oleh guru. 6. Setiap siswa mendapatkan LKS yang sama dalam satu kelompok. 7. Siswa mengerjakan LKS dengan menggunakan media pop-up, sementara guru memberikan bimbingan ketika diperlukan. 8. Guru berkeliling pada saat kegiatan diskusi kelompok 9. Setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dengan maju ke depan kelas. 10. Kelompok yang tidak maju, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang maju. 11. Setelah seluruh kelompok membacakan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberi kelengkapan jawaban. 12. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia 88 13. Siswa diberikan bertanya terkait kesempatan untuk hal belum yang dimengerti siswa oleh guru. 14. Siswa bersama guru menarik kesimpulan pembelajaran dengan kegiatan bertanya jawab. 15. Guru memberikan soal evaluasi 3. Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi 10 menit pembelajaran. 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam. G. Metode Pembelajaran Metode : Diakusi, Tanya Jawab, dan Ceramah H. Media dan Sumber Belajar Media Buku Pop-Up Sumber belajar: Buku paket BSE Ilmu Pengetahuan Sosial V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat. Pusat Perbukuan Departemen Nasional tahun 2008 I. Penilaian 1. Kognitif Nilai Akhir = Jumlah Soal Benar X 100 Jumlah Total Soal 2. Afektif Aspek yang diamati Visual Activity Indikator Skor 1 1. Siswa mengamati guru ketika mendemonstrasikan media Pop-Up 89 2 3 4 Oral Activity 2. Siswa memperhatikan perintah dan petunjuk guru dalam menggunakan media Pop-Up 3. Siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab 4. Siswa aktif menyampaikan pendapat Listening Activity 5. Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan guru 6. Siswa mendengarkan teman yang sedang presentasi di depan kelas Writing 7. Siswa sungguhActivity sungguh mengerjakan LKS 8. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru Mental 9. Siswa berani Activity menanggapi pendapat teman 10. Siswa berani mengemukakan pendapat di Emotional 11. Siswa bersemangat Activity dalam mengikuti pelajaran 12. Siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran Keterangan Skor: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat Baik No. 1. 2. 3. 4. 5. Rentang Skor X > (M+1,5 S) (M+0,5 S) < X < (M+1,5 S) (M-0,5 S) < X < (M+0,5 S) (M-1,5 S) < X < (M-0,5 S) X < (M-1,5 S) > 63 50-63 36-49 22-35 < 21 90 Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Sangat Kurang (SK) J. Kriteria Keberhasilan 91 Lampiran 1. Ringkasan Materi Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta orang terdiri atas berbagai suku bangsa. Jumlah suku bangsa di Indonesia ± 320 suku yang tersebar di berbagai daerah. Dari berbagai suku bangsa ada yang jumlah penduduknya besar, adapula yang hanya sedikit. Di antara suku bangsa itu adalah suku bangsa Jawa yang mendiami beberapa daerah pedalaman di Indonesia. Diperkirakan jumlah mereka tinggal sedikit. Bahkan, ada beberapa sukuyang hanya terdiri atas beberapa ratus orang saja. Selain kekayaan alamnya yang berlimpah, adanya keanekaragamansuku bangsa di Indonesia menjadikan negara kita kaya akan budaya yangharus tetap dipertahankan kelestariannya. Suku bangsaatau etnis adalah suatu kesatuan masyarakat atas dasarkesamaan budaya, bahasa, dan tempat tinggal. Misalnya, suku yang disebut suku bangsa Sunda adalah orang-orang yang tinggal di Jawa Barat.Mereka memiliki bahasa serta adat istiadat Sunda. Suku bangsa Rejang adalah orang-orang yang tinggal di Bengkulu, berbahasa dan beradat istiadat Bengkulu. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bangsabangsadi seluruh dunia. Berbagai suku bangsa dengan ciri khas masing-masing, tersebar diberbagai pulau. Bahkan, dalam satu pulau saja kadang-kadang terdapat berbagai suku bangsa.Di Sumatra terdapat suku bangsa Aceh, Gayo, Batak, Minangkabau,Mentawai, dan sebagainya. Di Jawa ada suku Sunda, Jawa, dan Madura.Di Bali ada suku bangsa Bali. Di Nusa Tenggara ada suku Sasak, Sumbawa,Bima, Flores, Alor, Roti, dan sebagainya. Di Kalimantan terdapat sukubangsa Dayak, Banjar, Ngaju, Punan, Kayan, dan sebagainya. Di Sulawesiada suku bangsa Mandar, Toraja, Bugis, Makassar, Minahasa, Sangir,Talaud, dan sebagainya. Di Maluku terdapat suku bangsa Ambon, Alifuru,dan sebagainya. Di Irian Jaya (Papua) terdapat suku bangsa Asmat, Dani, Melayu Irian, dan sebagainya. 92 Lampiran 2. Soal Post-Test Pertemuan Pertama Soal Postest Pertemuan 1 1. Suku Betawi tinggal di wilayah ... a. Jakarta b. Yogyakarta c. Jawa Tengah d. Jawa Timur 2. Contoh sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. Hanya bermain dengan teman yang satu suku b. Tidak mengejek teman yang berbeda suku c. Menjauhi teman yang berbeda suku d. Berkelahi dengan teman yang berbeda suku 3. Suku yang mendiami wilayah Sumatera Barat adalah ... a. Suku Jawa b. Suku Sunda c. Suku Toraja d. Suku Minangkabau 4. Suku Batak terdapat di wilayah ... a. Sumatera Utara b. Yogyakarta c. Jakarta d. Jawa Timur 5. Suku yang tinggal di Pulau Kalimantan adalah ... a. Suku Madura b. Suku Dayak c. Suku Mentawai d. Suku Asmat 6. Bondan berasal dari Provinsi Jawa Barat. Dia merupakan suku ... a. Suku Toraja 93 b. Suku Tengger c. Suku Sunda d. Suku Betawi 7. Suku Tengger tinggal di wilayah ... a. Jawa Timur b. Jakarta c. Lampung d. Gorongtalo 8. Di bawah ini suku yang tinggal di Pulau Jawa, kecuali ... a. Suku Dayak b. Suku Badui c. Suku Jawa d. Suku Sunda Pertemuan Kedua Soal Postest Pertemuan 2 1. Suku Toraja tinggal di Pulau ... a. Papua b. Jawa c. Bali d. Sulawesi 2. Manfaat dari sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. Menciptakan permusuhan b. Memutus tali persaudaraan c. Mudah terpecah belah d. Memperkuat persatuan dan kesatuan 3. Suku Asmat tinggal di Pulau ... a. Jawa b. Madura c. Papua d. Sumatera 94 4. i. Budi menjenguk teman yang berbeda suku yang sedang sakit. ii. Andi mengejek teman yang berasal dari daerah lain. iii. Santi menolong teman yang sedang kesusahan meskipun berbeda suku. Pernyataan di atas yang termasuk contoh sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. i dan ii b. ii dan iii c. i, ii, dan iii d. i dan iii 5. Akibat sikap tidak menghargai perbedaan suku, kecuali ... a. terjadi perpecahan b. menciptakan permusuhan c. hidup akan menjadi damai d. mudah diadu domba 6. Jika kita tidak saling menghormati antar suku bangsa maka akan berakibat kecuali... a. Timbul permusuhan antar suku b. Persatuan dan kesatuan tidak terjamin c. Perang antar suku d. Memperkokoh persatuan dan kesatuan 7. Suku Bugis tinggal di Provinsi ... a. Jawa Tengah b. Papua c. Kalimantan Timur d. Sulawesi Selatan 8. i) gotong royong ii) perang suku iii) melayat iv) saling menghormati Dari pernyataan di atas, sikap yang menunjukkan persatuan dan kesatuan antar suku adalah ... 95 a. i, ii dan iii b. ii, iii, dan iv c. i, iii, dan iv d. ii dan iii 9. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a. Suku Toraja b. Suku Madura c. Suku Bugis d. Suku Bali 10. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a Suku Dani b. Suku Ambon 96 c. Suku Dayak d. Suku Banjar 11. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a. Suku Ambon b. Suku Bima c. Suku Asmat d. Suku Kenyah 12. Domi berasal dari Suku Asmat, Budi berasal dari Suku Betawi. Sikap yang seharusnya dimiliki Domi dan Budi adalah ... a. Merasa suku daerahnya paling bagus b. Saling mengejek antar suku c. Saling menghormati antar suku d. Tidak mau berteman karena berbeda suku 97 Lampiran 3. LKS Nama: Nomor Absen: Lembar Kerja Siswa (LKS) Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Petunjuk pengerjaan LKS: 1. Amati media pop-up yang kelompokmu dapatkan! 2. Tuliskan informasi nama suku dalam setiap provinsi pada tabel dibawah ini! Nama Pulau : ....................................... No. Provinsi Nama Suku 98 Lampiran 4. Kunci Jawaban Pertemuan Pertama Siklus I 1. A. Jakarta 2. B. Tidak mengejek teman yang berbeda suku 3. D. Suku Minangkabau 4. A. Sumatera Utara 5. B. Suku Dayak 6. C. Suku Sunda 7. A. Jawa Timur 8. A. Suku Dayak Pertemuan Kedua Siklus I 1. D. Sulawesi 2. D. Memperkuat persatuan dan kesatuan 3. C. Papua 4. D. i dan iii 5. C. Hidup akan menjadi damai 6. D. Memperkokoh persatuan dan kesatuan 7. D. Sulawesi Selatan 8. C. i, iii, dan iv 9. D. Suku Bali 10. A. Suku Dani 11. A. Suku Ambon 12. C. Saling menghormati antar suku 99 Lampiran RPP Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Dasar : SD Negeri Tegal Panggung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Pokok : Keragaman Budaya di Indonesia Kelas :V Alokasi Waktu : 2 x 2 jam pelajaran (2X35 Menit) I. Standar Kompetensi 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu, Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. J. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. K. Indikator 1.4.1 Menyebutkan nama pakaian adat yang ada di Indonesia 1.4.2 Menyebutkan nama senjata tradisional yang ada di Indonesia 1.4.3 Menyebutkan nama tarian adat yang ada di Indonesia 1.4.4 Menyebutkan nama rumah adat yang ada di Indonesia 1.4.5 Menunjukkan sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia 1.4.6 Menjelaskan sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia 1.4.7 Mengidentifikasi sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia L. Tujuan Pembelajaran 6. Melalui media pop-up siswa dapat menyebutkan nama pakaian adat yang ada di Indonesia.dengan benar 7. Melalui media pop-up siswa dapat menyebutkan nama senjata tradisional yang ada di Indonesia.dengan benar 8. Melalui media pop-up siswa dapat menyebutkan nama tarian adat yang ada di Indonesia.dengan benar 100 9. Melalui media pop-up siswa dapat menyebutkan nama rumah adat yang ada di Indonesia.dengan benar 10. Melalui kegiatan berdiskusi siswa dapat menyebutkan sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia dengan tepat. 11. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia dengan tepat. 12. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi sikap menghormati keragaman budaya di Indonesia dengan tepat. M. Materi Ragam Budaya di Indonesia N. Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 No. Kegiatan 1. Awal Alokasi Waktu 10 menit Deskripsi Kegiatan 6. Guru membuka pembelajaran. 7. Salah satu siswa memimpin berdoa. 8. Guru menanyakan kabar siswa sambil memeriksa kesiapan mengikuti proses siswa dalam pembelajaran dan melakukan presensi kehadiran siswa. 9. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya; “Siapa yang pernah melihat tari gambyong?” 10. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini siswa akan belajar tentang kebudayaan yang berasal dari Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 2. Inti 50 menit 16. Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama pada Pulau Jawa, Sumatera, dan 101 Kalimantan. 17. Siswa dan guru melakukan tanya jawab. 18. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 siswa. 19. Setiap kelompok mendapat satu media pop-up antara lain yaitu: pop-up pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. 20. Siswa mendengarkan perintah dan petunjuk penggunaan media pop-up yang dijelaskan oleh guru. 21. Setiap siswa mendapatkan LKS yang sama dalam satu kelompok. 22. Siswa mengerjakan LKS dengan menggunakan media pop-up, sementara guru memberikan bimbingan ketika diperlukan. 23. Guru berkeliling pada saat kegiatan diskusi kelompok. 24. Setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dengan maju ke depan kelas. 25. Kelompok yang tidak maju, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang maju. 26. Setelah seluruh kelompok membacakan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberi kelengkapan jawaban. 27. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sikap menghargai keragaman kebudayaan di Indonesia 28. Siswa diberikan 102 kesempatan untuk bertanya terkait hal yang belum dimengerti siswa oleh guru. 29. Siswa bersama guru menarik kesimpulan pembelajaran dengan kegiatan bertanya jawab. 30. Guru memberikan soal evaluasi 3. Penutup 4. Siswa bersama guru melakukan refleksi 10 menit pembelajaran. 5. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 6. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam. Pertemuan 2 No. Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 1. Awal 6. Guru membuka pembelajaran. 7. Salah satu siswa memimpin berdoa. 8. Guru menanyakan kabar siswa sambil memeriksa mengikuti kesiapan pelajaran 10 menit siswa dan dalam melakukan presensi kehadiran siswa. 9. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya; “Siapa yang pernah melihat tari pendet ?” 10. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa hari ini siswa akan belajar kebudayaan yang berasal dari Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, dan Maluku & Papua. 2. Inti 16. Siswa mendengarkan penjelasan guru 103 50 menit terkait kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama pada Pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara, dan Maluku & Papua. 17. Siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab. 18. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 siswa. 19. Setiap kelompok mendapat satu media pop-up antara lain yaitu: pop-up pulau Sulawesi, Bali & Nusa Tenggara dan Maluku & Papua.. 20. Siswa mendengarkan perintah dan petunjuk penggunaan media pop-up yang dijelaskan oleh guru. 21. Setiap siswa mendapatkan LKS yang sama dalam satu kelompok. 22. Siswa mengerjakan LKS dengan menggunakan media pop-up, sementara guru memberikan bimbingan ketika diperlukan. 23. Guru berkeliling pada saat kegiatan diskusi kelompok 24. Setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi dengan maju ke depan kelas. 25. Kelompok yang tidak maju, mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang maju. 26. Setelah seluruh kelompok membacakan hasil diskusi, guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberi kelengkapan jawaban. 104 27. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia 28. Siswa diberikan bertanya terkait kesempatan untuk hal belum yang dimengerti siswa oleh guru. 29. Siswa bersama guru menarik kesimpulan pembelajaran dengan kegiatan bertanya jawab. 30. Guru memberikan soal evaluasi 3. Penutup 4. Siswa bersama guru melakukan refleksi 10 menit pembelajaran. 5. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 6. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam. O. Metode Pembelajaran Metode : Diakusi, Tanya Jawab, dan Ceramah P. Media dan Sumber Belajar Media Buku Pop-Up Sumber belajar: Buku paket BSE Ilmu Pengetahuan Sosial V, karangan Reny Yuliati dan Ade Munajat. Pusat Perbukuan Departemen Nasional tahun 2008 I. Penilaian 3. Kognitif Nilai Akhir = Jumlah Soal Benar X 100 Jumlah Total Soal 4. Afektif Aspek yang Indikator Skor 1 105 2 3 4 diamati Visual Activity Oral Activity 1. Siswa mengamati guru ketika mendemonstrasikan media Pop-Up 2. Siswa memperhatikan perintah dan petunjuk guru dalam menggunakan media Pop-Up 3. Siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab 4. Siswa aktif menyampaikan pendapat Listening Activity 5. Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan guru 6. Siswa mendengarkan teman yang sedang presentasi di depan kelas Writing 7. Siswa sungguhActivity sungguh mengerjakan LKS 8. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru Mental 9. Siswa berani Activity menanggapi pendapat teman 10. Siswa berani mengemukakan pendapat di Emotional 11. Siswa bersemangat Activity dalam mengikuti pelajaran 12. Siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran Keterangan Skor: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat Baik 106 107 Lampiran 1. Ringkasa Materi Keanekaragaman Budaya di Indonesia Negara Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya daerah. Kebudayaan masing-masing daerah mempunyai ciri khas yang membedakan daerah satu dengan yang lainnya. Perbedaan budaya dapat memperkaya kebudayaan nasional. Dengan mempelajari kebudayaan daerah, persatuan dan kesatuan bangsa dapat diperkokoh. Keanekaragaman budaya daerah yang kita miliki hendaknya dijadikan sumber kemajuan bangsa. Hal itu sesuai dengan semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”. Budaya atau kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan akalbudi manusia yang berhubungan erat dengan alam sekitarnya dan dipergunakan untuk ketenangan hidup. Keadaan alam dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kebudayaan setempat. Itulah sebabnya lahir keanekaragaman budaya di negara kita. Selain budaya asli Indonesia, ada pula budaya asing, yaitu kebudayaan yang berasal dari negara lain. Masuknya budaya asing, baik melalui pergaulan ataupun perkembangan teknologi, harus kita, pelajari secara cermat. Tujuannya supaya kita dapat mengambil hal-hal yang baik dari budaya asing itu. Di samping itu, budaya asing harus disesuaikan dengan kepribadian bangsa serta nilai-nilai luhur Pancasila. Keragaman budaya di Indonesia tercermin dari bermacam-macam pakaian adat, rumah adat, senjata tradisional, dan tarian adat. Kebudayaan yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia disebut kebudayaan daerah. Setiap kebudayaan daerah memiliki ciri tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya. Meskipun demikian, kita masih dapat mengenal ciri-ciri kebudayaan, baik daerah maupun nasional yang ada di Indonesia. A. Beberapa ciri kebudayaan daerah adalah sebagai berikut. 1. Sifatnya kedaerahan 2. Adanya bahasa, seni, rumah, pakaian, atau senjata yang khas 3. Memiliki adat kebiasaan 4. Adanya peninggalan sejarah 5. Adanya unsur kepercayaan (di luar agama). 108 B. Beberapa ciri-ciri kebudayaan nasional adalah sebagai berikut. 1. Mencerminkan nilai luhur dan kepribadian bangsa 2. Kebudayaan daerah yang diakui secara nasional 3. Adanya unsur-unsur pemersatu bangsa. 4. Menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita mengakui adanya perbedaan dengan kesadaran yang tulus. Kita juga mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kita harus dapat menunjukkan sikap menerima keragaman kebudayaan di masyarakat. Sikap menerima itu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan, perbuatan, tingkah laku, dan tutur bahasa. Sebagai bangsa Indonesia yang baik, justru kita harus berbangga. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya itu merupakan kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kebiasaan bergotong royong dan kerja bakti di masyarakat sangat baik. Kita bersama-sama bekerja demi kepentingan masyarakat. Seluruh masyarakat ikut serta. Lampiran 2. Soal Post-Test Pertemuan Pertama Soal Post Test Pertemuan I 1. Senjata tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Barat adalah ... a. Panah b. Kujang c. Clurit d. Golok 2. Tari Serimpi berasal dari Provinsi ... a. Sumatera Utara b. Lampung c. Kalimantan Tengah d. Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Golok merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... a. DKI Jakarta b. Sulawesi Selatan c. Gorongtalo 109 d. Papua Barat 4. Salah satu sikap menghormati keanekaragaman kebudayaan adalah ... a. Mengejek kebudayaan dari daerah lain b. Tidak mengganggu perayaan upacara adat dari daerah lain c. Menganggap kebudayaan daerah sendiri yang paling baik d. Mencela pertunjukkan keduyaan dari daerah lain 5. Rumah adat dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah a. Jabu Bolon b. Joglo c. Rumah Gadang d. Rumah Lamin 6. Keris merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... a. Nusa Tenggara Barat b. Kalimantan Barat c. Kalimantan Timur d. Jawa Tengah 7. Tari Jaipong dan Merak berasal dari Provinsi ... a. Sumatera Barat b. Jawa Timur c. Sulawesi Tenggara d. Jawa Barat 8. Pria Yogyakarta memakai pakaian adat berupa tutup kepala, yang seing disebut ... a. Blangkon b. Sabe-Sabe c. Giwang d. Kupluk 9. Senjata tradisional yang dimiliki Andi adalah Clurit. Maka, Andi berasal dari Provinsi ... a. Papua Barat b. Sulawesi Tenggara 110 c. Jawa Timur d. Maluku Utara 10. Menghormati budaya daerah lain dapat diwujudkan melalui sikap ... a. Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri b. Menjelek-jelekkan budaya daerah lain c. Tidak mau mempelajari budaya daerah lain d. Tidak mau menonton pertunjukkan budaya daerah lain Pertemuan Kedua Soal Post Test Pertemuan II 1. Santi sedang menari Tarian Pendet. Santi berasal dari Pulau ... a. Sumatera b. Jawa c. Kalimantan d. Bali 2. Ikat kepala yang digunakan oleh pria Bali disebut ... a. Udeng b. Blangkon c. Caping d. Kebaya 3. Keragaman budaya yang ada di Indonesia sebaiknya ... a. Dijaga agar terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa b. Dihapus karena menghambat kemajuan bangsa c. Dipermasalahkan karena dapat menimbulkan pertikaian d. Dihilangkan agar tidak terjadi permusuhan 4. Rumah adat yang berasal dari Provinsi Papua Barat adalah ... a. Hanoi b. Bangsa Kencono d. Limas d. Tambai 5. Rumah adat yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan adalah ... a. Rumah Limas 111 b. Rumah Kotak c. Rumah Lingkaran d. Rumah Segitiga 6. Akibat apabila kita tidak saling menghormati kebudayaan daerah lain adalah ... a. Timbul permusuhan b. Mempererat persaudaraan c. Meningkatkan rasa saling menyayangi d. Memperkokoh persatuan dan kesatuan 7. Rencong merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... a. Jawa Tengah b. Lampung c. Aceh d. Kalimantan Selatan 8. i. ikut menonton pertunjukan kebudayaan dari daerah lain ii. mencela pakaian adat dari derah lain iii. mencoret-coret rumah adat dari daerah lain iv. membantu perayaan adat dari daerah lain Dari pernyataan di atas yang menunjukkan sikap menghormati budaya daerah lain adalah... a. i dan iii b. i dan iv c. ii dan iii d. i dan ii 9. Busur dan panah merupakan senjata tradisional dari Pulau ... a. Jawa b. Bali c. Sumatera d. Papua 10. Tarian yang berasal dari Pulau Bali adalah ... a. Tari Serimpi 112 b. Tari Gambyong c. Tari Kecak d. Tari Jaipong Lampiran 3. LKS Nama: Nomor Absen: Lembar Kerja Siswa (LKS) Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Petunjuk pengerjaan LKS: 1. Amati media pop-up yang kelompokmu dapatkan! 2. Tuliskan informasi nama suku dalam setiap provinsi pada tabel dibawah ini! Nama Pulau : ....................................... No. Nama Provinsi Rumah Pakaian Senjata Tarian Adat Adat 113 Tradisional Adat Lampiran 4. Kunci Jawaban Pertemuan Pertama Siklus II 1. B. Kujang 2. D. Daerah Istimewa Yogyakarta 3. A. DKI Jakarta 4. B. Tidak mengganggu perayaan upacara adat dari daerah lain 5. B. Joglo 6. D. Jawa Tengah 7. D. Jawa Barat 8. A. Blangkon 9. C. Jawa Timur 10. A. Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri Pertemuan Kedua Siklus II 1. D. Bali 2. A. Udeng 3. A. Dijaga agar terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa 4. A. Hanoi 5. A. Rumah Limas 6. A. Timbul Permusuhan 7. C. Aceh 8. C. ii dan iii 9. D. Papua 10. C. Kecak 114 Lampiran Soal Post Test Nama: Nomor Absen: Soal Postest Pertemuan 1 1. Suku Betawi tinggal di wilayah ... a. Jakarta b. Yogyakarta c. Jawa Tengah d. Jawa Timur 2. Contoh sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. Hanya bermain dengan teman yang satu suku b. Tidak mengejek teman yang berbeda suku c. Menjauhi teman yang berbeda suku d. Berkelahi dengan teman yang berbeda suku 3. Suku yang mendiami wilayah Sumatera Barat adalah ... a. Suku Jawa b. Suku Sunda c. Suku Toraja d. Suku Minangkabau 4. Suku Batak terdapat di wilayah ... a. Sumatera Utara b. Yogyakarta c. Jakarta d. Jawa Timur 5. Suku yang tinggal di Pulau Kalimantan adalah ... a. Suku Madura b. Suku Dayak c. Suku Mentawai d. Suku Asmat 6. Bondan berasal dari Provinsi Jawa Barat. Dia merupakan suku ... a. Suku Toraja b. Suku Tengger c. Suku Sunda d. Suku Betawi 115 7. Suku Tengger tinggal di wilayah ... a. Jawa Timur b. Jakarta c. Lampung d. Gorongtalo 8. Di bawah ini suku yang tinggal di Pulau Jawa, kecuali ... a. Suku Dayak b. Suku Badui c. Suku Jawa d. Suku Sunda 116 Nama: Nomor Absen: Soal Postest Pertemuan 2 1. Suku Toraja tinggal di Pulau ... a. Papua b. Jawa c. Bali d. Sulawesi 2. Manfaat dari sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. Menciptakan permusuhan b. Memutus tali persaudaraan c. Mudah terpecah belah d. Memperkuat persatuan dan kesatuan 3. Suku Asmat tinggal di Pulau ... a. Jawa b. Madura c. Papua d. Sumatera 4. i. Budi menjenguk teman yang berbeda suku yang sedang sakit. ii. Andi mengejek teman yang berasal dari daerah lain. iii. Santi menolong teman yang sedang kesusahan meskipun berbeda suku. Pernyataan di atas yang termasuk contoh sikap menghargai perbedaan suku adalah ... a. i dan ii b. ii dan iii c. i, ii, dan iii d. i dan iii 5. Akibat sikap tidak menghargai perbedaan suku, kecuali ... a. terjadi perpecahan b. menciptakan permusuhan c. hidup akan menjadi damai d. mudah diadu domba 6. Jika kita tidak saling menghormati antar suku bangsa maka akan berakibat kecuali... a. Timbul permusuhan antar suku b. Persatuan dan kesatuan tidak terjamin c. Perang antar suku d. Memperkokoh persatuan dan kesatuan 7. Suku Bugis tinggal di Provinsi ... a. Jawa Tengah 117 b. Papua c. Kalimantan Timur d. Sulawesi Selatan 8. i) gotong royong ii) perang suku iii) melayat iv) saling menghormati Dari pernyataan di atas, sikap yang menunjukkan persatuan dan kesatuan antar suku adalah ... a. i, ii dan iii b. ii, iii, dan iv c. i, iii, dan iv d. ii dan iii 9. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a. Suku Toraja b. Suku Madura c. Suku Bugis d. Suku Bali 118 10. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a Suku Dani b. Suku Ambon c. Suku Dayak d. Suku Banjar 11. Dari gambar peta di atas, suku yang tinggal di wilayah tersebut adalah ... a. Suku Ambon b. Suku Bima c. Suku Asmat d. Suku Kenyah 12. Domi berasal dari Suku Asmat, Budi berasal dari Suku Betawi. Sikap yang seharusnya dimiliki Domi dan Budi adalah ... a. Merasa suku daerahnya paling bagus b. Saling mengejek antar suku c. Saling menghormati antar suku d. Tidak mau berteman karena berbeda suku 119 Nama: Nomor Absen: Soal Post Test Pertemuan I 1. Senjata tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Barat adalah ... a. Panah b. Kujang c. Clurit d. Golok 2. Tari Serimpi berasal dari Provinsi ... a. Sumatera Utara b. Lampung c. Kalimantan Tengah d. Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Golok merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... a. DKI Jakarta b. Sulawesi Selatan c. Gorongtalo d. Papua Barat 4. Salah satu sikap menghormati keanekaragaman kebudayaan adalah ... a. Mengejek kebudayaan dari daerah lain b. Tidak mengganggu perayaan upacara adat dari daerah lain c. Menganggap kebudayaan daerah sendiri yang paling baik d. Mencela pertunjukkan keduyaan dari daerah lain 5. Rumah adat dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah a. Jabu Bolon b. Joglo c. Rumah Gadang d. Rumah Lamin 6. Keris merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... 120 a. Nusa Tenggara Barat b. Kalimantan Barat c. Kalimantan Timur d. Jawa Tengah 7. Tari Jaipong dan Merak berasal dari Provinsi ... a. Sumatera Barat b. Jawa Timur c. Sulawesi Tenggara d. Jawa Barat 8. Pria Yogyakarta memakai pakaian adat berupa tutup kepala, yang seing disebut ... a. Blangkon b. Sabe-Sabe c. Giwang d. Kupluk 9. Senjata tradisional yang dimiliki Andi adalah Clurit. Maka, Andi berasal dari Provinsi ... a. Papua Barat b. Sulawesi Tenggara c. Jawa Timur d. Maluku Utara 10. Menghormati budaya daerah lain dapat diwujudkan melalui sikap ... a. Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri b. Menjelek-jelekkan budaya daerah lain c. Tidak mau mempelajari budaya daerah lain d. Tidak mau menonton pertunjukkan budaya daerah lain 121 Nama: Nomor Absen: Soal Post Test Pertemuan II 1. Santi sedang menari Tarian Pendet. Santi berasal dari Pulau ... a. Sumatera b. Jawa c. Kalimantan d. Bali 2. Ikat kepala yang digunakan oleh pria Bali disebut ... a. Udeng b. Blangkon c. Caping d. Kebaya 3. Keragaman budaya yang ada di Indonesia sebaiknya ... a. Dijaga agar terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa b. Dihapus karena menghambat kemajuan bangsa c. Dipermasalahkan karena dapat menimbulkan pertikaian d. Dihilangkan agar tidak terjadi permusuhan 4. Rumah adat yang berasal dari Provinsi Papua Barat adalah ... a. Hanoi b. Bangsa Kencono d. Limas d. Tambai 5. Rumah adat yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan adalah ... a. Rumah Limas b. Rumah Kotak c. Rumah Lingkaran d. Rumah Segitiga 6. Akibat apabila kita tidak saling menghormati kebudayaan daerah lain adalah ... a. Timbul permusuhan b. Mempererat persaudaraan 122 c. Meningkatkan rasa saling menyayangi d. Memperkokoh persatuan dan kesatuan 7. Rencong merupakan senjata tradisional yang berasal dari Provinsi ... a. Jawa Tengah b. Lampung c. Aceh d. Kalimantan Selatan 8. i. ikut menonton pertunjukan kebudayaan dari daerah lain ii. mencela pakaian adat dari derah lain iii. mencoret-coret rumah adat dari daerah lain iv. membantu perayaan adat dari daerah lain Dari pernyataan di atas yang menunjukkan sikap menghormati budaya daerah lain adalah... a. i dan iii b. i dan iv c. ii dan iii d. i dan ii 9. Busur dan panah merupakan senjata tradisional dari Pulau ... a. Jawa b. Bali c. Sumatera d. Papua 10. Tarian yang berasal dari Pulau Bali adalah ... a. Tari Serimpi b. Tari Gambyong c. Tari Kecak d. Tari Jaipong 123 Lampiran Hasil Belajar Siswa 124 125 126 Lampiran Validasi Media 127 128 129 Lampiran Surat Izin Penelitian Dinas Kota Yogyakarta 130 Lampiran Surat Keterangan Penelitian 131 Lampiran Surat Izin Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan 132 Lampiran Dokumentasi Foto 133